SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 224
Fakultas Hukum




           PENOLOGI
               Dosen Pengampu
          Bpk Gatot Sugiharto SH., MH.,




                 www.sesukakita.wordpress.com   1
Pengertian Penologi ?
Penologi diambil dari asal kata
“Penal”yang artinya Hukuman/pidana
dan “Logos” yang artinya Ilmu
pengetahuan, jadi Penologi berarti Ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang
perkembangan pidana/pemidanaan atau
penghukuman.
                             Sutharland

         memperluas pengertian penology ini mencakup
         juga tentang kebijakan penalisasi serta usaha-
         usaha pengendalian kejahatan baik represif
         maupun prefentif.
                      www.sesukakita.wordpress        2
                               .com
Obyek studi Penologi.

Obyek studi Penologi meliputi:
• Jenis pidana;
  (peraturan/kebijakan)
• Tujuan pemidanaan; (pelaku)
• Efektifitas pemidanaan;
  (masyarakat)
• Dampak pemidanaan;(pelaku)
           www.sesukakita.wordpress.com   3
Hukum Pidana

 Apa ?     Perbuatan Apa yang dikatakan
           Tindak pidana

                                              Hukum Pidana
                                                 Materiil
 Siapa ?       Siapa Yang dapat
               dikatakan sebagai Pelaku




 Bagaimana ?         Bagaimana Cara
                     Memproses               Hukum Pidana
                     pelaku jika                Formil
                     terjadi tindak
                     pidana

                  www.sesukakita.wordpress           4
                           .com
Posisi Penologi dalam Hukum
           Pidana.

Penologi              Masuk Rumpun
                      Hukum Pidana


                 Hukum Pidana



                    Rumpun
      Penologi                     Kriminologi
                  Hukum Pidana


                  Victimologi
                  www.sesukakita.wordpress       5
                            .com
Kriminologi


Mengapa ?      Mengapa manusia
               Melakukan
               Kejahatan/Tindak pidana



Bagaimana ?       Bagaimana Cara
                  Menanggulanginya
                  Melalui Kebijakan
                  Kriminal (Criminal
                  Policy)


Kriminologi    IP yang mempelajari tentang
               seluk beluk kejahatan dan
               upaya penanggulangannya
              www.sesukakita.wordpress       6
                       .com
Viktimologi


Siapa                                   Mengapa Korban
korban?                                 Perlu di Lindungi


          Bagaimana Caranya
          Melindungi Korban



Victimologi= IP yangmempelajari
tentang korban
             www.sesukakita.wordpress                7
                      .com
Penologi

     Apa Tindakan yang tepat
      Untuk memperlakukan
             pelaku


      Bagaimana Tindakan perlakuan
      terhadap korban itu dapat berlaku
      Efektif

   IP Tentang
 Perkembangan
Pemidanaan dan
    kebijakan
  pemidanaan

            www.sesukakita.wordpress      8
                     .com
POSISI PENOLOGI DALAM PROSES KEBIJAKAN PUBLIK


                Social Welfare
                   Policy

                                                          Posisi
                                                        Penologi
                                                           dan
Social Policy                                          Victimologi
                                       Posisi
                                    Kriminologi
                                                                      Goal
                  Social                                             SW/SD
                 Defence
                  Policy
                                                        Formulasi


                                             Penal       Aplikasi


                 Criminal                               Eksekutif
                  Policy

                                           Non Penal

                                 www.sesukakita.wordpress                    9
                                          .com
Posisi Penologi dalam hukum
pidana sangat strategis, karena
penologi sangat menentukan
berhasilnya pemberian sanksi
kepada pelaku. Sanksi apa
yang tepat untuk pelaku ? serta
bagaimana pelaksanaannya
dalam hukum pidana menjadi
sasaran ilmu penology.
           www.sesukakita.wordpress   10
                    .com
RESTORATIF JUSTICE MODEL                                        RETRIBUTIF JUSTICE
                                                                                 MODEL
1.Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seseorang       Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran terhadap
terhadap orang lain, dan diakui sebagai konflik.           Negara, hakekat konflik dari kejahatan dikaburkan dan
                                                           ditekan.
1.Titik perhatian pada pemecahan masalah                   Perhatian diarahkan pada penentuan kesalahan pada masa
pertanggungjawaban dan kewajiban pada masa depan.          lalu (sesuatu yang sudah terjadi)
1.sifat normative dibangun atas dasar dialog negosiasi.    Hubungan Para pihak bersifat perlawanan, melalui proses
                                                           yang teratur dan bersifat normative.
1.Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak,           Penerapan penderitaan untuk penjeraan dan pencegahan
rekonsiliasi dan restorasi sebagai tujuan utam.
1.keadilan dirumuskan sebagai hibungan hak, dinilai atas   Keadilan dirumuskan dengan kesengajaan dan dengan
dasar hasil.                                               proses.
1.Sasaran perhatian pada perbaikan kerugian social         Kerugian social yang satu digantikan oleh yang lain
1.masyarakat merupakan fasilitator didalam proses          Masyarakat berada pada garis samping dan ditampilkan
restorative.                                               secara abstrak oleh Negara
1.Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik       Aksi diarahkan dari Negara pada pelaku tindak pidana,
dalam masalah maupun penyelesaian hak-hak dan              korban harus pasif
kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk
bertanggungjawab.
1.Pertanggungjawaban sipelaku dirumuskan sebagai           Pertanggungjawaban sipelaku tindak pidana dirumuskan
dampak pemahaman terhadap perbuatan dan untuk              dalam rangka pemidanaan.
membantu memutuskan yang terbaik.
1.Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh,         Tindak pidana dirumuskan dalam terminology hukum yang
moral, social dan ekonomis                                 bersifat teoritis dan murni tanpa dimensi moral, social dan
                                                           ekonomi.
                                       www.sesukakita.wordpress                                                  11
1.stigma dapat dihapus melalui tindakan restoratif  Stigma kejahatan tak dapat dihilangkan
                                                .com
Teori Pemidanaan


    www.sesukakita.wordpress   12
             .com
George B Volt

menyebutkan teori adalah bagian dari
 suatu penjelasan yang yang muncul
manakala seseorang dihadapkan pada
 suatu gejala yang tidak dimengerti.


Artinya teori bukan saja sesuatu yang
penting tetapi lebih dari itu karena di
sangat dibutuhkan dalam rangka
mencari jawaban akademis.
              www.sesukakita.wordpress    13
                       .com
Teori Tujuan pemidanaan dalam
leteratur disebutkan berbeda-beda
namun secara subtansi sama.

Teori-teori tujuan pemidanaan tersebut pada
umumnya ada 3 (tiga) teori yang sering di gunakan
dalam mengkaji tentang tujuan permidanaan yaitu:

         Teori Retributif (absolute)
          Teori Relatif (Teori Tujuan)

          Teori integrative (gabungan )
                      www.sesukakita.wordpress      14
                               .com
Prof.
dalam bukunya
“Lembaga

                       MULADI
Pidana
bersyarat”
terbitan Alumni
Bandung




  memberikan nama yang berbeda yaitu:
       Teori Retributif,
       Teori Teleologis,
       dan Retributif-teleologis.
  Pada subtansinya sama dengan teori
  diatas.
                  www.sesukakita.wordpress   15
                           .com
Teori Retributif (Absolut)
•   Teori ini dianggap teori tertua dalam teori tujuan
    pemidanaan.
•   Teori Retributif memandang bahwa pemidanaan
    merupakan pembalasan atas kesalahan yang telah
    dilakukan. Jadi teori ini berorientasi pada perbuatan
    dan terjadinya perbuatan itu sendiri
•   Teori retributive mencari dasar pemidanaan dengan
    memandang masa lampau ( melihat apa yang telah
    dilakukan oleh pelaku)
•   Menurut teori ini pemidanaan diberikan karena
    dianggap sipelaku pantas menerimanya demi
    kesalahanya sehingga pemidanaan menjadi retribusi
    yang adil dari kerugian yang telah diakibatkan.
•   Oleh karena ituwww.sesukakita.wordpresssecara moral.
                     teori ini dibenarkan                   16
                            .com
Karl O Cristiansen Mengidentifikasi lima cirri
pokok dari teori retributif, yaitu (diambil dari
Buku “Some Consideration on the possibility of a
rational criminal policy)

  • Tujuan pemidanaan hanyalah sebagai
    pembalasan (The purpose of punishment is
   just retribution)
  • Pembalasan adalah tujuan utama dan
    didalamnya tidak mengandung sarana-sarana
    untuk tujuan lain seperti kesejahteraan
    masyarakat (Just retribution is the
   ultimate aim, and not in itself to any other
   aim, as for instance social welfare which
   from this point of view is without any
   significance whatsoever)
               www.sesukakita.wordpress      17
                        .com
• Kesalahan moral sebagai satu-satunya sayart
  untuk pemidanaan (Moral guilt is the only
  qualification for punishment)
• Pidana harus sesuai dengan kesalahan dengan
  pelaku (The Penalty shall proportional to the
  moral quilt of the offenders)
• Pidana melihat kebelakang, ia sebagai
  pencelaan yang murni dan bertujuan tidak
  untuk memperbaiki, mendidik dan
  meresosialisasi pelaku (Punishmentpoint into
  the past, it is pure reproace, and it purpose is
  not into improve, correct, educate or
                www.sesukakita.wordpress             18
  resocializethe offender)
                         .com
Nigel Walker. Menjelaskan bahwa ada
dua golongan penganut teori retributive
yaitu:
Teori retributif Murni: yang memandang
bahwa pidana harus sepadan dengan
kesalahan.
Dan Teori retributif Tidak Murni



             www.sesukakita.wordpress   19
                      .com
Nigel Walker.


Menjelaskan bahwa ada dua
golongan penganut teori
retributive yaitu:
     Teori retributif Murni: yang
     memandang bahwa pidana harus
     sepadan dengan kesalahan.

     Teori retributif Tidak Murni
          www.sesukakita.wordpress   20
                   .com
Teori retributif Tidak Murni:
    yang mana teori ini masih
    dipecah menjadi dua lagi yaitu:

•     Penganut Teori Retributif terbatas (The Limiting
      Retribution). Yang berpandangan bahwa pidana
      tidak harus sepadan dengan kesalahan. Yang lebih
      penting adalah keadaan yang tidak menyenangkan
      yang ditimbulkan oleh sanksi dalam hukum pidana
      itu harus tidak melebihi batas-batas yang tepat
      untuk penetapan kesalahan pelanggaran.
•     Penganut teori retributive distribusi (retribution
      in distribution). Penganut teori ini tidak hanya
      melepaskan gagasan bahwa sanksi dalam hukum
      pidana harus dirancang dengan pandangan pada
      pembalasan, namun juga gagasan bahwa harus ada
      batas yang tepat dalam retribusi pada beratnya
                    www.sesukakita.wordpress           21
      sanksi                 .com
Terhadap pertanyaan tentang sejauh manakah
pidana perlu diberikan kepada pelaku
kejahatan, teori ini menjelaskan sebagai
berikut:

 • Bahwa dengan pidana tersebut akan memuaskan
   perasaan balas dendam korban, baik perasaan adil
   bagi dirinya sendiri, temannya dan keluarganya.
 • pidana dimaksudkan untuk memberikan
   peringatan kepada pelaku kejahatan dan anggota
   masyarakat, bahwa setiap ancaman yang
   merugikan akan diberi imbalan yang setimpal.
 • Pidana dimaksudkan untuk emnunjukkan adanya
   kesebandingan antara kejahatan dengan ancaman
   pidananya.
                 www.sesukakita.wordpress         22
                          .com
Teori Relatif (Tujuan)

 Teori ini berporos pada
 tiga tujuan utama
 pemidanaan yaitu:




Preventif,                         Reformatif.
             Deterrence,
               www.sesukakita.wordpress      23
                        .com
Tujuan Preventif:
pemidanaan adalah untuk
melindungi masyarakat
dengan menempatkan pelaku
kejahatan terpisah dari suatu
masyarakat.
         www.sesukakita.wordpress   24
                  .com
Tujuan Deterrence (menakuti):
adalah untuk menimbulkan rasa
takut melakukan kejahatan. Tujuan
ini dibagi dalam tiga yaitu:
• Tujuan yang bersifat individual yaitu
  dimaksudkan agar pelaku menjadi jera
  untuk melakukan kejahatan kembali.
• Tujuan Yang bersifat Publik yaitu agar
  masyarakat lain takut melakukan
  kejahatan.
• Tujuan jangka panjang yaitu agar dapat
  memelihara keajegan sikap
  masyarakat terhadap pidana.
            www.sesukakita.wordpress   25
                     .com
Tujuan Reformatif (Perubahan):
adalah untuk merubah pola pikir
masyarakat yang awalnya tidak takut
menjadi takut untuk melakukan
kejahatan.

           www.sesukakita.wordpress   26
                    .com
Teori Relatif
konsepnya adalah:
• Teori Relatif memandang bahwa pemidanaan bukan sebagai
  pembalasan atas kesalahan pelaku, tetapi sebagai sarana
  mencapai tujuan yang bermanfaat untuk melindungi masyarakat
  menuju kesejahteraan.
• Dalam teori ini munculah tujuan pemidanaan sebagai sarana
  pencegahan, baik pencegahan khusus yang ditujukan pada
  pelaku maupun pencegahan umum yang ditujukan pada
  masyarakat.
• Menurut teori ini bahwa pidana bukan sekedar untuk
  melakukan pembalasan kepada orang yang telah melakukan
  kejahatan, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan yang lebih
  bermanfaat
• Pidana ditetapkan bukan karena ada orang yang melakukan
                       www.sesukakita.wordpress               27
  kejahatan tetapi agar orang jangan melakukan kejahatan.
                                 .com
Menurut Karl O Cristiansen ada
beberapa ciri pokok dari teori
relatif yaitu:

 • Tujuan pemidanaan adalah pencegahan (The
   purpose of Punishment is prevention)
 • Pencegahan bukan sebagai tujuan akhir tapi
   hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan
   yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan
   masyarakat.(Prevention is not a final aim, but
   a means to a more suprems aim, e.g. social
   welfare)

               www.sesukakita.wordpress             28
                        .com
• Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang
  dapat dipersalahkan kepada pelaku saja,
  misalnya kesengajaan atau kelalaian yang
  memenuhi sayarat untuk adanya pidana.(Only
  Breaches of the law which are imputable to the
  perpetrator as intent or negligence qualify for
  punishment)
• Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuan
  sebagai alat pencegahan kejahatan.(the penalty
  shall be determined by its utility as an
  instrument for the prevention of crime)
• Pidana melihat kedepan, atau bersifat
  prospektif. (The Punishment is Prospenctive)
                  www.sesukakita.wordpress          29
                           .com
Teori Integratif (Gabungan)
Pemidanaan
mengandung                                   karakter reltif
karakter                                     terletak pada
retributivis                                 tujuan kritik
                     Teori ini               moral tersebut
sejauh            bercorak ganda:            adalah suatu
pemidanaan
                                             reformasi atau
dilihat sebagai                              perubahan
suatu kritik                                 perilaku
moral                                        siterpidana
terhadap                                     dikemudian hari.
tindakan yang
salah,            www.sesukakita.wordpress               30
                           .com
Sehingga dengan konsep
    gabungan ini maka teori
    integrative menganggap
  pemidanaan sebagai unsure
   penjeraan dibenarkan tetapi
tidak mutlak dan harus memiliki
tujuan untuk membuat si pelaku
 dapat berbuat baik dikemudian
              hari.
          www.sesukakita.wordpress   31
                   .com
JENIS SANKSI DALAM
   HUKUM PIDANA


     www.sesukakita.wordpress   32
              .com
Sanksi pada dasarnya
dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
     Sanksi Pidana
      Sanksi Tindakan
masing-masing memiliki prinsip dan tujuan masing-
masing sesuai dengan teori serta filosofis yang
dipahaminya. sehingga ditingkat ide dasar keduanya
memiliki perbedaan yang fundamental. Keduanya
bersumber pada ide dasar yang berbeda. Sanksi pidana
bersumber pada ide dasar “ mengapa diadakan
pemidanaan?” sedangkan sanksi tindakan bertolak pada
ide dasar: “ Untuk www.sesukakita.wordpress
                   apa diadakan pemidanaan”
                            .com
                                                   33
Kalau dilihat dari pertanyaan yang
mendasari kedua sanksi tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa:

 • Sanksi pidana memiliki pertanyaan
   filosofis yang harus dijawab yang
   tentunya akan melihat persoalan mundur
   kebelakang.
 • Sedangkan sanksi tindakan memiliki
   pertanyaan praktis yang harus dijawab
   dengan melihat kedepan apa yang harus
   dilakukan.
             www.sesukakita.wordpress   34
                      .com
Perbedaan antara sanksi pidana dan sanksi tindakan
                  SANKSI PIDANA                             SANKSI TINDAKAN
        Filsafat yang mendasarinya adalah         Filsafat yang mendasarinya adalah
        Filsafat indeterminisme yaitu sejatinya   Filsafat Determinisme yaitu mengatakan
        manusia itu memiliki kehendak bebas.      bahwa keadaan hidup dan perilaku
                                                  manusia, baik perorangan maupun
                                                  sebagai       kelompok         masyarakat
                                                  ditentukan oleh factor-faktor fisik,
                                                  geografis, biologis, psikologis, sosiologis,
                                                  ekonomis dan keagamaan yang ada.
        Teori yang mendasari adalah teori         Teori yang mendasari         adalah    teori
        absolute.                                 Teleleologis atau Relatif
        Bersifat  reaktif     terhadap   suatu    Bersifat antisipatif    terhadap      pelaku
        kejahatan                                 kajahatan
        Fokus sanksi pidana tertuju pada          Focus sanksi tindakan terarah pada
        perbuatan    salah    seorang lewat       upaya memberi pertolongan pada pelaku
        pengenaan penderitaan (agar yang          agar dia berubah
        bersangkutan menjadi jera)
        Lebih dititik beratkan pada upaya         Menitikberatkan      pada             upaya
        pembalasan                                memulihkan kehidupan sosial
        Tujuannya memberi penderitaan atau        Tujuannya        untuk             memberi
        pencelaan                                 pendidikan/mendidik
        Bentuknya adalah      hukuman    badan    Bentuknya      adalah     Rehabilitasi,
        (penjara, mati dll)                       Pengawasan, pencabutan hak tertentu dll.
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi pidana berorientasi pada pengenaan35
                              www.sesukakita.wordpress
 penderitaan pada pelaku sedangkan sanksi tindakan berorientasi pada perlindungan
                                         .com
                                      masyarakat.
Kedudukan Sanksi Pidana dan
Sanksi Tindakan dalam Sistem
Pemidanaan Menurut Undang-
           Undang
Pada bagian ini secara khusus akan
mengkaji dua hal yaitu:


     kecenderungan sanksi pidana dijadikan sebagai “Sanksi
     Primadona”
     sanksi tindakan sebagai kebijakan penal yang terabaikan.

                  www.sesukakita.wordpress               36
                           .com
Sanksi pidana sebagai sanksi Primadona.
Sanksi Tindakan sebagai kebijakan penal yang
terabaikan.
  Kebijakan legislasi yang tercermin kedalam produk
  perundang-undangan selama ini banyak memberikan
  kesan lebih mengutamakan sanksi pidana dalam
  sistem pemidanaan.
                 20 perundang-undangan yang
                 pernah saya teliti tak terdapat
                 satupun perundang-undangan
                      tersebut yang tidak
                  menggunakan sanksi pidana.

                      www.sesukakita.wordpress        37
Solehudin,SH.M.H.              .com
Bentuk-bentuk sanksi pidana yang
banyak diterapkan adalah pidana
penjara, kurungan dan denda,
sedangkan pidana mati hanya terdapat
pada beberapa perundang-undangan
saja seperti Undang-undang Narkotika,
psikotropika Dll.

              www.sesukakita.wordpress   38
                       .com
Pencantuman jenis pidana dapat
 diidentifikasikan dalam setiap perundang-
 undangan pidana, baik yang berkualifikasi
tindak pidana umum maupun tindak pidana
 khusus. Demikian juga bentuk perundang-
    undangan yang subsatnsinya adalah
     perundang-undangan administrasi
    contohnya perlindungan konsumen,
                pabean, dsb.
             www.sesukakita.wordpress   39
                      .com
Dari kenyataan tersebut diatas ternyata
  bahwa sanksi pidana selama ini dalam
produk kebijakan legislasi masih dijadikan
             “sanksi utama”.
  Karena banyaknya produk perundang-
  undangan pidana yang memuat sanksi
   pidana menunjukkan bahwa tingkat
   pemahaman para legislator terhadap
 masalah-masalah pidana dan pemidanaan
             masih terbatas.
             www.sesukakita.wordpress
                      .com
                                        40
Pemahman legislator mengenai jenis
sanksi pidana masih banyak
dipengaruhi oleh pandangan lama yang
menegaskan bahwa setiap orang yang
telah melakukan kejahatan harus
dibalas dengan pidana yang setimpal.

           www.sesukakita.wordpress   41
                    .com
Dari jumlah 20 perundang-
undangan yang diteliti oleh
Sholehudin ternyata hanya
ada 5 undang-undang yang
memuat sanksi pidana dan
sanksi tindakan.




Sanksi tindakan sebagai kebijakan
penal yang terabaikan.
          www.sesukakita.wordpress   42
                   .com
Perkembangan

Ada kecenderungan bahwa sanksi tindakan
tidak hanya dikenakan pada orang (person)
tetapi juga kepada koorporasi (rechtperson)
sebagai subyek hukum pidana.


      Bukti




Minimnya perundang-undangan yang memakai sanksi
tindakan sebagai sistem pemidanaan maka hal ini
mengindikasikan bahwa sanksi tindakan sebagai
kebijakan penal yang terabaikan.
                   www.sesukakita.wordpress     43
                           .com
DOUBLE TRACK SYSTEM DAN
  SINGLE TRACK SYSTEM



       www.sesukakita.wordpress   44
                .com
Dalam perkembangan pidana dan pemidanaan
pada aliran moderen, sistem pemidanaan mulai
berorientasi pada pelaku dan perbuatan (daad-
dader straafrecht) jenis sanksi yang diterapkan
bukan hanya sanksi pidana tetapi juga meliputi
sanksi tindakan.
Pengakuan terhadap kesetaraan antara sanksi
pidana dan sanksi tindakan inilah yang
merupakan hakekat asasi atau ide dasar konsep
                www.sesukakita.wordpress      45
Double track system. .com
Double track system adalah Konsep
yang menganut kedua-duanya, yakni
sanksi pidana dan sanksi tindakan.
Double track system tidak sepenuhnya
menganut salah satu diantara
keduannya. Sistem dua jalur ini
menempatkan dia jenis sanksi tersebut
dalam kedudukan yang setara.
            www.sesukakita.wordpress   46
                     .com
Penekanan pada kesetaraan antara
sanksi pidana dan sanksi tindakan
dalam kerangka double track system,
sesungguhnya terkait dengan fakta
bahwa unsure pencelaan/
penderitaan (lewat sanksi pidana)
dan unsure pembinaan (lewat sanksi
tindakan) sama-sama penting.
           www.sesukakita.wordpress   47
                    .com
Paham filsafat yang mengakui
kesetaraan antara sanksi pidana dan
tindakan adalah filsafat
Eksistensialisme dari Albert
Camus. Camu smengakui justifikasi
punishment (pidana) bagi seorang
pelanggar, karena punishment
merupakan konsekuensi logis dari
kebebasan yang disalahgunakan
pelaku kejahatan.
           www.sesukakita.wordpress
                    .com
                                      48
Dari sudut pandang ide dasar double track
system, kesetaraan kedudukan sanksi pidana
dan sanksi tindakan sangat bermanfaat
untuk memaksimalkan penggunaan kedua
sanksi tersebut secara tepat dan
proporsional. Sebab kebijakan sanksi yang
integral dan seimbang, selain menghindari
penerapan sanksi yang fragmentaristik
(pada saknsi pidana) juga menjamin
keterpaduan sistem sanksi yang bersifat
              www.sesukakita.wordpress   49
individual dan fungsional.
                       .com
HUKUMAN DALAM HUKUM
    PIDANA ISLAM



      www.sesukakita.wordpress   50
               .com
Sebelum lebih jauh membahas mengenai
hukuman dalam hukum pidana islam ini terlebih
dahulu perlu disampaikan pengertian hukuman
menurut hukum pidana islam. Hukuman dalam
bahasa arab disebut dengan “Uqubah” lafadz
Uqubah memiliki arti mengiringinya dan datang
dibelakangnya. Dalam pengerian yang agak
mirip dan mendekati pengertian istilah yaitu
artinya membalasnya sesuai dengan apa yang
dilakukanya.
               www.sesukakita.wordpress    51
                        .com
Dari pengertian diatas maka dapat dirangkaikan
bahwa sesuatu disebut sebagai hukuman karena
ia mengiringi perbuatan dan dilaksanakan
sesudah perbuatan itu dilakukan.

Sedangkan pengertian yang kedua dapat
dipahami bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai
hukuman karena merupakan balasan terhadap
perbuatan yang menyimpang yang telah
dilakukannya.
                www.sesukakita.wordpress     52
                         .com
Tujuan Hukuman dalam
Hukum Pidana Islam
Tujuan utama dari penetapan dan
penerapan hukuman dalam syariat islam
adalah sebagai berikut:

          Pencegahan




    Perbaikan dan pendidikan


                  www.sesukakita.wordpress   53
                           .com
Pencegahan

Pengertian pencegahan adalah menahan orang
yang berbuat jarimah agar ia tidak mengulangi
perbuatan jarimahnya. Atau agar ia tidak terus
menerus melakukan jarimah tersebut.
Disamping mencegah pelaku , pencegahan juga
mengandung arti mencegah orang lain selain
pelaku agar tidak ikut-ikutan melakukan jarimah,
sebab ia bisa mengetahui bahwa hukuman yang
dikenakan kepada pelaku juga akan dikenakan
terhadap orang lain.
                www.sesukakita.wordpress     54
                         .com
Oleh karena tujuan hukuman adalah pencegahan
maka besarnya hukuman harus sesuai dan cukup
mampu mewujudkan tujuan tersebut, tidak boleh
kurang atau lebih dari batas yang diperlukan,
dengan demikian terdapat prinsip keadilan dalam
menjatuhkan hukuman.

Dilihat Dari uraian diatas maka jelaslah bahwa
tujuan yang pertama itu , efeknya adalah untuk
kepentingan masyarakat, sebab dengan
tercegahnya pelaku dari perbuatan jarimah maka
masyarakat akan tenang, aman, tenteram dan
                 www.sesukakita.wordpress     55
damai.                    .com
Namun demikian, tujuan yang pertama
ini juga memiliki efek terhadap pelaku,
sebab tidak dilakukannya jarimah itu
kembali maka pelaku akan selamat dari
hukuman yang telah ditentukan.

  Pelaksanaan
                                         contoh
  Hukuman yang
  dilakukan dimuka
  umum
              www.sesukakita.wordpress            56
                       .com
Perbaikan dan pendidikan


Tujuan yang kedua dari penjatuhan hukuman
ini adalah mendidik pelaku jarimah agar ia
menjadi orang yang baik dan menyadari
kesalahannya.
        Disini terlihat bagaimana perhatian islam
        terhadap diri pelaku. Dengan adanya
        hukuman ia menjadi menyadari akan
        kesalahannya dan dengan harapan
        mendapatkan ridho dari Allah SWT.
                   www.sesukakita.wordpress     57
                        .com
Disamping kebaikan pribadi pelaku, syariat
islam dalam menjatuhi hukuman juga bertujuan
membentuk masyarakat yang baik yang diliputi
oleh rasa saling menghormati dan mencintai
antara sesama anggota masyarakat yang lain.
Serta membuat pelaku menjadi manusia yang
penyabar, pengampun. Karena dalam syariat
islam terdapat pengampunan korban yang dapat
merubah hukuman bagi sipelaku, contohnya
qishos.
               www.sesukakita.wordpress   58
                        .com
Syarat-Syarat Hukuman
dalam Hukum Pidana Islam


 Agar hukuman itu diakui
 keberadaannya maka harus
 dipenuhi tiga syarat, syarat
 tersebut adalah sebagai
 berikut:


            www.sesukakita.wordpress   59
                     .com
1. Hukuman harus ada dasarnya dari syara’

                 Asas



             Legalitas
Hukum dianggap punya dasar (Syari’iyah) apabila ia
didasarkan kepada sumber-sumber syara seperti
Algur’an, As-Sunah, Ijma, atau undang-undang yang
diterapkan oleh lembaga yang berwenang (ulil amri)
seperti dalam hukuman ta’jir (Hukuman yang bersifat
pendidikan)
                  www.sesukakita.wordpress            60
                           .com
Dengan adanya persyaratan
tersebut maka seorang hakim tidak
boleh menjatuhkan hukuman atas
dasar pemikiranya sendiri walaupun
ia berkeyakinan bahwa hukuman
tersebut lebih baik dan lebih utama
dari pada hukuman yang telah
ditetapkan oleh syara.
            www.sesukakita.wordpress   61
                     .com
Syariat islam mebagi hukuman
menjadi tiga bagian yaitu:

• Hudud (Zina, (qadzaf / penuduhan
  zina),minum-minuman keras,
  pencurian, harobah atau
  perampokan,riddah atau murtad dan
  pemberontakan.
• Qishash (hukuman yang seimbang)
  contohnya pembunuhan sengaja dan
  penganiayaan.
• Ta’jir (hukuman yang bersfat
  pendidikan)
             www.sesukakita.wordpress   62
                      .com
Untuk hukuman Hudud dan Qishash merupakan
hukuman-hukuman yang telah ditentukan oleh syara,
hakim tidak boleh mengganti keluar dari ketentuan
syara,
misalnya orang mencuri, hukumannya potong tangan
maka hakim tidak boleh dengan hukuman lain selain
potong tangan.
Sedangkan ta’jir hukuman yang ditentukan oleh ulil
amri (pemimpin). Jadi kewenangan hakim sangat luas
untuk menentukan piliha hukuman ta’jir mulai yang
paling ringan yaitu berupa peringatan sampai yang
paling berat yaitu hukuman mati
                 www.sesukakita.wordpress        63
                          .com
2.Hukuman harus Bersifat Pribadi.
               Asas


          Personalitas
Dalam hal ini berarti hukuman harus bersifat
perorangan. Ini mengandung arti bahwa hukuman
harus dijatuhkan kepada orang yang telah
melakukan tindak pidana dan tidak mengenai
orang lain yang tidak bersalah. Syarat ini
merupakan salah satu dasar prinsip yang
ditegakkan oleh syariat islam dan ini telah
dibicarakan berkaitan dengan masalah
                 www.sesukakita.wordpress    64
pertanggungjawaban. .com
3. Hukuman harus Berlaku Umum.

                Asas
     (Aquality Before The Law)

Ini berarti hukuman harus berlaku untuk
semua orang tanpa adanya diskriminasi,
apapun pangkat dan jabatannya dan
kedudukanya.

               www.sesukakita.wordpress   65
                        .com
Didalam hukum pidana Islam, persamaan yang
sempurna itu hanya terdapat dalam hukuman Had dan
qishash, karena kesuanya merupakan merupakan
hukuman yang telah ditetukan oleh syara. Setiap orang
yang melakukan jarimah Hudud seperti Zina, pencurian
dan sebagainya, akan dihukum sesuai dengan hukuman
yang sesuai dengan jarimah yang dilakukannya.
Untuk hukuman ta’jir untuk kadar persamaan hukuman
tentu tidak dipersamakan keran hakim memiliki
kewenangan luas untuk memilih hukuman yang tepat
yang sifatnya mendidik.

                  www.sesukakita.wordpress         66
                           .com
Hukuman Menurut Hukum
Pidana Islam (Jinayah)

Hukuman dalam hukum pidana
islam dapat dibagi kepada
beberapa bagian dengan
meninjaunya dari beberapa segi.
Dalam hal ini ada lima
penggolongan yaitu.


             www.sesukakita.wordpress   68
                      .com
Ditinjau dari segi pertalian antara satu
hukuman dengan hukuman yang lain. Dalam
hal ini hukuman dapat dibagi menjadi 4 bagian
yaitu:
•   Hukuman Pokok (Uqubah Ashliyah) Yaitu hukuman yang
    ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai
    hukuman yang asli,
    Contohnya: hukuman qishosh untuk jarimah pembunuhan,
    Hukuman Dera 100 x untuk jarimah Zina, atau hukuman
    potong tangan untuk jarimiah pencurian.
•   Hukuman pengganti (Uqubah Badaniyah), Yaitu
    hukuman yang menggantikan hukuman pokok, apabila
    hukuman pokok tidak dapat dilaksanakan karena alasanyang
    sah.
    Contohnya. Hukuman Diat sebagai hukuman pengganti
    hukuman Qishosh. Sesungguhnya had itu juga merupakan
    hukuman pokok yaitu untuk pembunuhan menyerupai
    sengaja atau kekeliruan, akan tetapi juga menjadi hukuman
                    www.sesukakita.wordpress               69
    pengganti untuk hukuman.comqishosh.
• Hukuman Tambahan (Uqubah Taba’iyah), yaitu hukuman
  yang mengikuti hukuman pokok tanpa memerlukan
  keputusan hakim secara tersendiri.
  Contohnya. Larangan menerima warisan bagi orang yang
  membunuh orang yang akan diwarisinya (orang tua
  membunuh anaknya sendiri), sebagai tambahan untuk
  hukuman Qishosh atau diat.
  Contoh Selain itu hukuman pencabutan hak untuk menjadi
  saksi bagi orang yang telah melakukan jarimah Qadzab
  (menuduh zina), disamping hukuman pokokya yaitu jilid
  (dera) 80 kali.
• Hukuman Pelengkap (Uqubah Takmiliyah) Yaitu hukuman
  yang mengikuti hukuman pokok dengan syarat harus
  mendapat keputuan tersendiri dari hakim. Dan syarat inilah
  yang membedakan dengan hukuman tambahan.
  Contohnya. Seperti mengalungkan tangan pencuri yang telah
  dipotong dilehernyawww.sesukakita.wordpress                70
                              .com
Ditinjau dari segi kekuasaan hakim dalam
menentukan berat ringannya hukuman, maka
hukuman dapat dibagi menjadi dua bagian. Yaitu:

•   Hukuman yang mempunyai satu batas, artinya tidak ada
    batas tertinggi dan batas terendah,
    Contohnya. Hukuman Jilid (dera) sebagai hukuman had
    (delapan puluh kali atau seratus kali) dalam hal ini hakim
    tidak berwenang untuk menambah atau mengurangi karena
    hukuman itu hanya hanya satu macam saja.
•   Hukuman yang mempunyai dua batas, yaitu batas tertnggi
    dan batas terendah. Dalam hal ini hakim diberi kewenangan
    dan kebebasan untuk memilih hukuman yang sesuai antara
    kedua batas tersebut,
    Contohnya.seperti hukuman penjara atau jilid pada jarimah-
    jarimah ta’jir.
                    www.sesukakita.wordpress              71
                             .com
Ditinjau dari segi keharusan untuk memutuskan
    dengan hukuman tersebut, hukuman dapat
    dibagi menjadi dua bagian yaitu:

•     Hukuman yang telah ditentukan (Uqubah
      Muqaddarah), yaitu hukuman yang jenis dan
      kadarnya telah ditentukan oleh syara’ dan hakim
      berkewajiban untuk memutuskan tanpa mengurangi,
      menambah, atau menggantinya dengan hukuman
      yang lain. Ulil amri tidak berhak untuk
      menggugurkannya.
•     Hukuman yang belum ditentukan (Uqubah Ghair
      Muqaddarah), yaitu hukuman yang diserahkan kepada
      hakim untuk memilih jenisnya dari sekumpulan
      hukuman hukuman yang ditetapkan oleh syara’ dan
      menentukan jumlahnya untuk kemudian disesuaikan
      dengan perbuatan pelakunya.
                       www.sesukakita.wordpress       72
                           .com
Ditinjau dari segi tempat dilakukanya
hukuman maka hukuman dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:


 •   Hukuman badan (Uqubah badanyah), yaitu
     hukuman yang dikenakan atas badan manusia,
     seperti hukuman mati, jilid (dera) dan penjara.

 •   Hukuman Jiwa (Uqubah Nafsiyah) yaitu
     hukuman yang dikenakan atas jiwa manusia,
     bukannya atas badannya, seperti ancaman,
     peringatan, atau teguran.
                  www.sesukakita.wordpress             73
                           .com
Ditinjau dari segi macamnya jarimah yang
diancamkan hukuman, hukuman dapat dibagi
kepada empat bagian, yaitu sebagai berikut:


•   Hukuman Hudud, yaitu hukuman yang
    ditetapkan atas jarimah-jarimah hudud.
•   Hukuman Qishash dan diat, yaitu hukuman
    yang ditetapkan atas jarimah qishash dan diat.
•   Hukuman Kifarat, yaitu hukuman yang
    ditetapkan untuk sebagaian jarimah qishash dan
    diat dan beberapa jarimah ta’jir.
•   Hukuman ta’zir, yaitu hukuman yang
    ditetapkan untuk jarimah-jarimah ta’zir.
                www.sesukakita.wordpress      74
                         .com
Hukuman-hukuman untuk jarimah hudud.
Hukum hudud adalah hukuman-hukuman yang
ditetapkan untuk jarimah-jarimah hudud, jarimah
hudud ada tujuh macam yaitu:

            –   Zina
            –   Qadzaf (menuduh zina)
            –   Minum-minuman keras
            –   Pencurian
            –   Hirabah (Perampokan)
            –   Riddah (murtad) dan
            –   Pemberontakan
                www.sesukakita.wordpress     75
                         .com
Keterangan/ Penjelasan:




       www.sesukakita.wordpress   76
                .com
Hukuman Zina
Syariat islam telah menetapkan tiga jenis hukuman untuk jarimah
zina yaitu: Dera (Jilid), Pengasingan, Rajam.



• Hukuman Dera seratus kali dan pengasingan
  ditetapkan untuk pelaku zina yang keduanya ghoir
  muhshan (Belum menikah)
• Hukuman rajam bagi pelaku zina yang keduanya
  Muhshan (menikah)
• Kalau pelakunya yang satu ghoir muhshan dan satunya
  muhshan maka yang muhshan dirajan dan yang ghoir
  muhshan di dera(jilid) dan diasingkan.
                  www.sesukakita.wordpress         77
                             .com
Dasarnya.
QS. An-Nuur: ayat 2 yang Artinya:
  “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina
  maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
  kali dera, dan janganlah beas kasihan kepada keduanya
  mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,jika
  kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
  hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan
  oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.”
• dan HR. Jam’ah kecuali Al Bukhari dan An-Nasa’i.
  “Jejeka dan gadis hukumannya jilid seratus kali dan
  pengasinganselama satu tahun”
• Dalam Hadist lain. Diriwayatkan sama dengan diatas:
  “Dan janda dengan duda hukumannya jilid seratus kali
  dan rajam”        www.sesukakita.wordpress         78
                          .com
Hukuman untuk jarimah
Qadzaf (penuduhan zina)


• Hukuman untuk jarimah qadzaf dalam
  syariat islam ada dua yaitu:
      −Hukuman pokok, yaitu jilid
      −Hukuman Tambahan; yaitu pencabutan
       hak untuk menjadi saksi

            www.sesukakita.wordpress        79
                     .com
• Jarimah qadzaf ini biasanya dilakukan oleh
  seseorang yang iri serta tidak senang dengan
  orang lain sehingga dia elakukan sesuatu yang
  dapat menjatuhkan harga diri orang lain, oleh
  karena ini adalah tindakan yang tidak jujur
  maka syariat islam mencabut hak kejujurannya
  untuk menjadi saksi atau tidak diakui
  kejujurannya.
• Jilid untuk pelaku Qadzaf berbeda dengan zina
  yang jumlahnya hanya delapan puluh kali
  cambukan

               www.sesukakita.wordpress     80
                        .com
Dasarnya. QS. An-Nuur ayat 4.
• “dan orang-orang yang menuduh wanita-
  wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan
  mereka tidak mendatangkan empat saksi,
  maka deralah mereka (yang menuduh itu)
  delapan puluh kali, dan janganlah kamu
  terima kesaksian mereka buat selama-
  lamanya. Dan mereka itulah orang-orang
  yang fasik”
• Hal ini yang belum dapat saya temukan
  apakah benar hanya laki-laki yang menuduh
  zina yang demikian itu.
             www.sesukakita.wordpress    81
                      .com
Hukuman Minum-Minuman
Keras

• Hukuman untuk minum minuman keras
  adalah jilid atau dera sebanyak delapan
  puluh kali dera.
• Menurut Imam Syafii, berpendapan bahwa
  80 kali jilid tersebut 40 kali jilid termasuk
  had sedangkan 40 kali adalah ta’zir yang
  hanya dijatuhkan oleh hakim kalau
  dipandang perlu oleh hakim.


               www.sesukakita.wordpress           82
                        .com
• Larangan untuk minum-minuman keras ada dalam
  QS. Al-Maidah ayat 90.
• “hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
  (minuman) khamr, judi, (berkorban untuk)
  berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
  perbuatan yang keji termasuk perbuatan syaiton.
  Maka jauhilah perbuatan-itu agar kamu mendapat
  keberuntungan”
• Sedangkan untuk hukumannya tercantum dalam
  hadist Nabi SAW HR.Ahmad.
• “dari Abdullah Ibn’amr ia berkata: telah
  bersabda Rasullulah Saw” barang siapa yang
  meminum khamr maka jilidlah ia, apabila ia
  mengulanginya, maka jilidlah ia, apabila
  mengulangi lagi jilidlah ia.”
               www.sesukakita.wordpress        83
                        .com
Hukuman Untuk Jarimah
Pencurian
• Jarimah pencurian diancam dengan
  hukuman potong tangan.
• Para fuqaha telah sepakat, bahwa dalam
  pengertian tangan termasuk juga kaki.
• Apabila seseorang melakukan pencurian
  untuk yang pertama kalinya maka tangan
  kanannya yang dipotong, dan jika mencuri
  kembali untuk kedua kalinya maka kaki
  kirinya yang dipotong.
              www.sesukakita.wordpress       84
                       .com
• Dasarnya QS Al-Maidah ayat 38 yang
  artinya:
“laki-laki yang mencuri dan perempuan
  yang mencuri, potonglah tangan
  keduannya (sebagai) pembalasan bagi
  apa yang mereka kerjakan dan sebagai
  siksaan dari Allah, dan Allah maha
  perkasa lagi maha Bijaksana”


            www.sesukakita.wordpress   85
                     .com
Hukuman Untuk jarimah
Perampokan.

    Syariat Islam menetapkan empat macam
    hukuman untuk tindak pidana perampokan
    (Hirabah) yaitu:
•   Hukuman mati;
•   Hukuman mati dan salib;
•   Hukuman potong tangan dan kaki serta;
•   hukuman pengasingan.
               www.sesukakita.wordpress      86
                        .com
• Dasarnya QS. Al-Maidah ayat 33 yang
  artinya:
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-
  orang yang memerangi Allah dan Rasulnya
  dan membuat kerusakan di muka bumi,
  hanyalah mereka itu dibunuh atau di salib,
  dipotong tangan dan kaki mereka dengan
  bertimbal balik, atau dibuang dari negeri
  (tempat kediamaanya) yang demikian itu
  (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka
  di dunia, dan di akherat mereka peroleh
  siksaan yang besar”.
• Hukuman mati, dijatuhkan kepada
  perampok apabila disertai dengan
  pembunuhan.  www.sesukakita.wordpress     87
                        .com
• Hukuman mati disalib dijatuhkan kepada
  perampok yang membunuh serta merampas
  harta bendanya, dijatuhkan atas
  pembunuhan dan percurian harta.

• Hukuman potong tangan dan kaki dijatuhkan
  kepada perampok yang hanya mengambil
  hartanya saja tanpa melakukan pembunuhan.

• Hukuman pengasingan dilakukan kepada
  perampok (pengganggu keamanan) yang
  tidak mengambil harta dan tidak membunuh
  tetapi hanya menakut-nakuti saja.
  Yangtujuannya untuk mencari popularitas
  untuk dirinya sendiri.
              www.sesukakita.wordpress       88
                       .com
Hukuman Untuk jarimah
Riddah (Murtad)

•Jarimah riddah diancam dengan dua
 jenis hukuman:
          –hukuman Pokok, yaitu
           Hukuman mati:
          –Hukuman tambahan yaitu
           penyitaan harta bendanya.
            www.sesukakita.wordpress
                     .com
                                       89
• Hukuman mati bagi orang yang murtad
  didasarkan pada hadist nabi Saw. HR
  Bukhari. Yang artinya:
  “dari Ibn Abbas ra, ia berkata: Telah
  bersabda RasullAllah Saw: “barang siapa
  mengganti agamannya maka bunuhlah ia”

• Dalam hal penyitaa harta ini banyak sekali
  perbedaan pendapat namun ada pendapat
  yang kuat yaitu mengatakan bahwa harta
  yang disita hanya sebatas harta yang
  diperoleh setelah dia murtad sedangkan
  harta sebelumnya diserahkan kepada ahli
  warisnya yang masih muslim.
               www.sesukakita.wordpress        90
                        .com
Hukuman Untuk jarimah
Pemberontakan.
Hukuman untuk jarimah pemberontakan adalah
hukuman mati. Hal ini didasarkan pada Firman Allah
dalam Surah Al Hujuraat ayat 9 yang artinya: “dan jika
ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang,
maka damaikanlah antara keduannya. Jika salah satu dari
kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang
lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu,
sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah: jika
golongan itu telah kembali (kepad perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduannya dengan adil dan berlaku
adilah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.”
                 www.sesukakita.wordpress             91
                          .com
Yang lebih tegas tentang hukuman bagi
jarimah pemberontakan adalah terdapat
dalam hadist nabi Saw HR. Muslim. Yang
artinya” Dari Arfajah ibn syuraih ia
berkata: saya mendengar Rasulullah saw
bersabda:”barang siapa yang dating kepeda
kamu sekalian, sedangkan kalian telah
sepakat kepada seorang pemimpin, untuk
memecah belah belah kelompok kalian,
maka bunuhlah dia”.

             www.sesukakita.wordpress   92
                      .com
Hukuman-hukuman untuk
jarimah Qishash dan diat.
Qishash dan diat itu ada lima
macam yaitu:

•   pembunuhan sengaja,
•   Pembunuhan menyerupai
    sengaja,
•   Pembunuhan karena kesalahan,
    (tidak sengaja)
•   Penganiayaan sengaja,
•   penganiayaan karena kesalahan
    (tidak sengaja)
             www.sesukakita.wordpress   93
                  .com
Hukuman-hukuman yang
diancamkan terhadap
jarimah-jarimah tersebut
adalah sebagai berikut:

• Qishash
• Diat
• Kifarat (membebaskan seorang
  hamba yang mukmin)
• Hilangnya hak waris dan hak
  wasiat. www.sesukakita.wordpress
                   .com
                                   94
Hukuman Qishash


Pengertian qishash sebagaimana
dikemukakan oleh Muhammad abu zahrah adalah
sebagai berikut: Qishash adalah memberikan
hukuman kepada pelaku perbuatan persis seperti
apa yang dilakukan terhadap korban.


               www.sesukakita.wordpress      95
                        .com
• Qishash didasarkan kepada Firman Allah Swt
   dalam surah Al-Baqarah ayat 178-179: yang
   artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan
atas kamu qishas berkenan dengan orang-orang yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita.
Maka barang siapa yang mendapat suatu permaafan
dari saudaranya, hendaklah yang dimaafkan
membayar(diat) kepada yang memberi maaf dengan
cara yang baik pula. Yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari tuhan kamu dan suatu rahmat.
Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu,
maka baginya siksa yang amat pedih. Dan dalam
qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu96
                   www.sesukakita.wordpress
bertaqwa.”                  .com
Hukuman qiashash ini berlaku untuk jarimah-
jarimah pembunuhan sengaja dan
penganiayaan sengaja. Baik dalam
pembunuhan maupun penganiayaan korban
maupun walinya diberi wewenang untuk
memberikan ampunan terhadap pelaku apabila
ada pengampunan maka hukuman qishash bisa
gugur dan diganti dengan hukuman diat.

             www.sesukakita.wordpress    97
                      .com
Hukuman diat
Diat adalah hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan dan
penganiayaan menyerupai sengaja dan tidak sengaja. Ketentuan ini
didasarkan kepada Firman Allah Swt dalam surah An-Nisaa’ ayat 92
yang artinya:
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin
(yang lain) kecuali kerena tersalah (tidak sengaja): dan barang siapa
membunuh orang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat yang diserahkan kepada keluarganya (orang yang terbunuh itu),
kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah”

Meskipun bersifat hukuman, namun diat merupakan harta yang
diberikan kepada korban atau keluarganya, bukan kepada
berbendaharaan Negara dalam hal ini diat hamper mirip dengan ganti
kerugian.
                         www.sesukakita.wordpress                 98
                                  .com
Hukuman Kifarat
• Hukuman kifarat dijatuhkan atas pembunuhan
  karena kekeliruan (tidak sengaja) dan
  menyerupai sengaja.
• Adapun hukumannya adalah membebaskan
  seorang hamba yang mukmin. Apabila tidak
  mampu maka hukumannya diganti dengan
  puasa dua bulan berturut-turut. Hal ini
  didasarkan kepada firman Allah Swt dalam
  surah An-Nisaa’ ayat 92: yang
  artinya:”…Barang siapa yang tidak
  memperolehnya ia (si pembunuh)berpuasa dua
  bulan berturut-turut, sebagai cara taubat
  kepada Allah. Dan adalah Allah maha
                www.sesukakita.wordpress       99
  mengetahui lagi maha.combijaksana”.
Hukuman Pencabutan hak
waris dan wasiat.


Pencabutan hak waris dan
hak wasiat merupakan
hukuman tambahan,
disamping hukuman pokok
untuk tindak pidana
pembunuhan.

            www.sesukakita.wordpress   100
                     .com
Hukuman untuk jarimah
   ta’zir
Hukuman ta’zir, seperti yang dikemukakan oleh Imam Al-
     Mawardi adalah sebagai berikut: Ta’zir adalah
     hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan
     dosa (maksiat) yang hukumannyabelum ditetapkan
     oleh syara.

Jarimah ta’zir jumlahnya sangat banyak, kerena mencakup
      semua perbuatan maksiat yang hukumannya belum
      ditentukan oleh syara dan diserahkan kepada ulil
      amri untuk mengaturnya. Jadi intinya jarimah yang
      tidak diatur dalam syara seperti :Hukuman kawalan,
      Hukuman hukuman pengucilan dan lain sebagainya.
                       www.sesukakita.wordpress            101
                             .com
Hukuman/Pidana Menurut
Hukum Positif

Kitab Undang-Undang Hukum
   Pidana (KUHP)/(Wvs) telah
   menetapkan jenis-jenis pidana
   sebagaimana yang disebutkan
   dalampasal 10 KUHP yang
   mana didalam pasal tersebut
   diatur dua jenis pidana yaitu:
   Pidana Pokok dan Pidana
   tambahan. www.sesukakita.wordpress   102
                     .com
Pidana pokok terdiri dari empat jenis
pidana sedangkan pidana tambahan
terdiri dari tiga jenis pidana.


 Pidana Pokok meliputi:         Pidana Tambahan
                                  meliputi:
 • Pidana Mati                  • Pencabutan beberapa hak-
                                  hak tertentu
 • Pidana Penjara
                                • perampasan barang-
                                  barang tertentu
 • Pidana Kurungan;
                                • pengumuman putusan
                                  hakim
 • Pidana Denda.
                   www.sesukakita.wordpress             103
                            .com
Namun KUHP yang sekarang masih
berlaku sebenarnya sudah sering sekali
akan dilakukan revisi, namun sampai
sekarang ternyata hasil revisi tersebut
masih terjadi kontroversi sehingga
belum dapat di sahkan menjadi KUHP
baru yang berjiwa asli Indonesia.

             www.sesukakita.wordpress   104
                      .com
Sebagai perbandingan jenis
hukuman antara KUHP sekarang
dengan beberapa RUU KUHP maka
akan disampaikan jenis-jenis pidana
menurut RUU KUHP.
Jenis-jenis Pidana menurut pasal
304 Rancangan KUHP tim
pengkajian tahun 1982/1983 yaitu
sebagai berikut:
            www.sesukakita.wordpress   105
                     .com
Jenis-jenis Pidana menurut pasal
    304 Rancangan KUHP tim
    pengkajian tahun 1982/1983 yaitu
    sebagai berikut:
Ayat (1). Pidana Pokok adalah:
         Ke-1. Pidana Pemasyarakatan;
         Ke-2. Pidana Tutupan;
         Ke-3. Pidana Pengawasan;
         Ke-4. Pidana Denda.
Ayat (2) Urutan pidana pokok diatas menentukan berat ringannya pidana.
Ayat (3) Pidana tambahan adalah:
         Ke-1.Pencabutan hak-hak tertentu;
         Ke-2. Perampasan barang-barang tertentu dan tagihan;
         Ke-3. Pengumuman Putusan hakim;
         Ke-4. Pembayaran Ganti kerugian;
         K-5. Pemenuhan kewajiban Adat.
Ayat (4). Pidana Mati merupakan pidana pokok yang bersifat khusus.
                         www.sesukakita.wordpress                 106
                                  .com
Dalam RUU KUHP baru hasil
  penyempurnaan tim intern departemen
  Kehakiman disebutkan sebagai berikut:
  Pasal 68
Pidana pokok terdiri dari:
    Pidana Penjara;
    Pidana tertutup;
    Pidana Pengawasan;
    Pidana Denda;
    Pidana kerja social.
Urutan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menentukan berat
      ringannya pidana.
Pasal 69
Pidana mati merupakan pidana pokok yang bersifat khusus.
Pasal 70
Pidana tambahan Pemenuhan kewajiban adaptterdiri atas:
    Pencabutan hak tertentu;
    Perampasan barang-barang tertentu dan atau tagihan;
    Pengumuman putusan hakim
    Pembayaran ganti kerugian;
                           www.sesukakita.wordpress                  107
                                  .com
Ad. Pidana Mati

Yang menarik untuk dipahami
adalah pidana mati bahwa yang
dalam RUU disebut sebagai pidana
pokok yang bersifat khusus.
Penerapan pidana mati dalam
praktek sering menimbulkan
kontroversi diantara yang setuju
dengan yang tidak.

             www.sesukakita.wordpress   108
                      .com
Bagaimanapun pendapat yang tidak setuju adanya
pidana mati, namun kenyataan yuridis formal
pidana mati memang ada dan dibenarkan.
Setidaknya kurang lebih 15 orang telah dijatuhi
pidana mati kerena melakukan tindak pidana.
Untuk lebih lanjut membahas mengenai hukuman
mati ini, maka akan lebih baik kalau melihat RUU
KUHP sebagai Ius Constituendum. Hal-hal yang
perlu di ketahui antara lain sebagai berikut:
Pidana mati dilaksanakan oleh regu tembak
dengan menembak terpidana sampai mati;

                www.sesukakita.wordpress    109
                         .com
• Pidana mati dilaksanakan oleh regu tembak dengan
  menembak terpidana sampai mati;
  Pelaksanaan pidana mati tidak dilakukan di muka
  umum;

• Pidana mati tidak dapat dijatuhkan kepada anak
  dibawah umur delapan belas tahun;

• Pelaksanaan pidana mati pada wanita hamil atau
  orang sakit jiwa, ditunda sampai wanita tersebut
  melahirkan atau orang yang sakit jiwa tersebut.

• Pidana mati baru dapat dilaksanakan setelah ada
  persetujuan dari presiden;
  Pelaksanaan pidana mati dapat ditunda dengan
  masa percobaan selama sepuluh tahun, jika:
  Reaksi masyarakat www.sesukakita.wordpress tidak terlalu
                     terhadap terpidana                  110
  besar;                     .com
• Terpidana menunjukkan rasa menyesal dan
  ada harapan untuk memperbaiki,
  Kedudukan terpidana dalam penyertaan
  tindak pidana tidak terlalu penting;
  Ada alasan yang meringankan.

• Jika terpidana selama percobaan
  menunjukkan sikap dan perbuatan yang
  terpuji, maka pidana mati dapat diubah
  menjadi pidana seumur hidup atau pidana
  penjara paling lama dua puluh tahun
  dengan keputusan menteri kehakiman.
                www.sesukakita.wordpress    111
                         .com
Jika terpidana selama percobaan tidak
menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji
serta tidak ada harapan untuk memperbaiki
maka, pidana mati dapat dilakukan atas
perintah jaksa agung;

Jika setelah permohonan grasi ditolak,
pelaksanaan pidana mati tidak dilaksanakan
selama sepuluh tahun bukan karena terpidana
melarikan diri maka pidana mati tersebut dapat
diubah menjadi pidana seumur hidup dengan
keputusan menteri kehakiman.
                www.sesukakita.wordpress   112
                         .com
Dari ketentuan tersebut dapat
dilihat bahwa dalam RUU KUHP
terjadi pengenduran, memang
hal ini seharusnya terjadi karena
Ius Constituendum harus lebih
baik dari Ius Konstitutum.

           www.sesukakita.wordpress   113
                    .com
Ad. Pidana Penjara

Pidana penjara merupakan jenis
pidana yang dalam undang-undang
ditentukan maksimal umum dan
minimal umum, maksimal umum
seperti yang diatur dalam KUHP
adalah 15 tahun dan minimal umum
adalah 1 hari.


             www.sesukakita.wordpress   114
                      .com
Pidana penjara sebagaimana diatur
dalam RUU KUHP yaitu sebagai
berikut:
 • Pidana penjara dijatuhkan untuk seumur hidup atau untuk
   waktu tertentu. Waktu tertentu dijatuhkan paling lama 15
   tahun dan paling singkat 1 hari , kecuali ditentukan minimum
   khusus;
 • Jika dapat dipilih antara pidana mati dan pidana penjara
   seumur hidup; atau jika ada pemberatan pidana yang dijatuhi
   pidana penjara lima belas tahun berturut-turut,maka pidana
   penjara dapat dijatuhkan untuk waktu dua puluh tahun
   berturut-turu;
 • Jika terpidana seumur hidup telah menjalani pidana kurang
   sepuluh tahun pertama dengan berkelakuan baik, menteri
   kehakiman dapat mengubah sisa pidana tersebut menjadi
   pidana penjara lpaling lama lima belas tahun.
 • Pelepasan bersyarat;
                       www.sesukakita.wordpress              115
                                .com
Sistem Pelaksanaan
 Hukuman Penjara




    www.sesukakita.wordpress   116
             .com
Ada lima sistem pelaksanaan
hukuman penjara yang dikenal
dalam hukum pidana yaitu:


•   Sistem Pensylvania
•   Sistem Anborn/silent system
•   Sistem Irlandia
•   Sistem Elmira
•   sistem Osborne
            www.sesukakita.wordpress   117
                     .com
Sistem Pensylvania.


Dalam sistem ini orang yang dijatuhi
  hukuman penjara, menjalani
  hukuman secara terasing dalam
  sel. Terhukum tidak boleh
  berkontak dengan orang lain
  kecuali dengan penjaga sel.


              www.sesukakita.wordpress   118
                       .com
Sistem Anborn

Dalam sistem ini terhukum hanya
  waktu malam saja ditutup
  sendirian dalam sel, sedangkan
  pada siang hari boleh bekerja
  dengan bersama-sama tetapi
  dilarang bicara, oleh karena itu
  dikenal juga dengan silent
  system

               www.sesukakita.wordpress   119
                        .com
Sistem Irlandia

Sistem ini termasuk sistem yang
   progresif, mula-mula dijalankan
   secara keras setelah terhukum
   berlaku baik hukumannya
   berangsur-angsur dikurangi.



              www.sesukakita.wordpress   120
                       .com
Tingkatan pelaksanaan
hukuman tersebut yaitu:
  • Tingkat Probation.
    Ditingkat ini terhukum diasingkan dalam sel siang
    dan malam hari selama waktu tergantung pada
    kelakuan terhukum.
  • Tingkat Publik work preson.
    Ditingkat ini terhukum dipindahkan ketempat lain
    dan diwajibkan bekerja bersama-sama dengan yang
    lain.
    Dibagi dalam 4 kelas mulai kelas terendah
    berangsur-angsur naik setelah mendapatkan
    sertifikat.
  • Tingkat Ticket of live (tiket meninggalkan penjara)
    Terhukum dibebaskan dengan perjanjian, dan diberi
    tiket. Yaitu suatu tiket yang menerangkan bahw ia
    boleh meninggalkan penjara dengan perjanjian.
                   www.sesukakita.wordpress         121
                            .com
Sistem Elmira.
Didirikan bagi terhukum yang berumur dibawah
    30 tahun diberi nama Reformatuwri,
    maksudnya sebagai tempat memperbaiki
    terhukum menjadi anggota masyarakat yang
    berguna.
Dalam sistem ini hukuman dilalui beberapa
    tingkatan. Titik beratnya pada usaha
    perbaikan terhukum. Kepada terhukum
    diberikan pendidikan dan pekerjaan yang
    bermanfaat sedangkan lamanya hukuman
    tidak ditetapkan hakim, jadi ditentukan
    tergantung kelakuan terhukum dalam
    penjara.
                 www.sesukakita.wordpress      122
                          .com
Sistem Orborne

Disebut Osborne karena
   ditemukan oleh Thomas
   Moot asborne. Sistem ini
   memakai dasar self
   government artinya atas,
   bagi dan dari para
   terhukum dalam penjara.

             www.sesukakita.wordpress   123
                      .com
Ad. Pidana Kurungan
  Ini merupakan hukuman yang lebih ringan dari
  hukuman penjara, hal ini diatur dalam pasal 18
  sampai 29 KUHP. Minimal umum untuk hukuman
  kurungan adalah 1 hari (pasal 18 ayat(1)) dan
  maksimal umum adalah 1 tahun tetapi kurungan
  dapat ditambah menjadi 1 tahun 4 bulan jika:
• terjadi perbarengan perbuatan pidana;
• pengulangan perbuatan pidana;
• sebagaimana diatur dalam pasal 52 (pekerjaan
  istimewa bagi pegawai negeri) dan 52a.(kejahatan
                     www.sesukakita.wordpress        124
  menggunakan bendera Indonesia)
                              .com
Apa bedanya Pidana
Kurungan dengan
Pidana Penjara ?

      www.sesukakita.wordpress   125
               .com
Hukuman kurungan memiliki perbedaan
dengan hukuman penjara yaitu:

• Hukuman penjara dapat dijalankan dalam
  penjara dimana saja, sedangkan hukuman
  kurungan hanya boleh dilaksanakan di dalam
  penjara dimana dia diputuskan oleh hakim;
• orang yang dihukum penjara bekerja lebih
  berat disbanding dengan orang yang
  menjalani hukuman kurungan;
• orang yang dihukum kurungan memiliki hak
  pestol yaitu hak untuk memperbaiki
  keadaanya dengan biaya sendiri sedangkan
  kalau penjara tidak.
                  www.sesukakita.wordpress     126
                           .com
Ad.Pidana Tutupan

Pidana tutupan ada beberapa bentuk
dalam undang-undang diluar KUHP,
misalnya penutupan seluruh atau
sebagian perusahaan milik terpidana,
pidana tata tertib yang bisa meliputi
penempatan perusahaan siterhukum,
kewajiban pembayaran uang jaminan.
Dan lain –lain hal ini seperti diatur
dalam UUTPE (undang-undang tindak
pidana Ekonomi)
                www.sesukakita.wordpress   127
                         .com
Ad. Pidana Pengawasan.
Pidana pengawasan
merupakan jenis pidana
baru yang belum diatur
dalam KUHP sekarang,
namun dalam RUU KUHP
sudah mulai dimasukkan.
Pidana pengawasan tidak
dapat begitu saja dilakukan
, namun harus memenuhi
beberapa persyaratan.
             www.sesukakita.wordpress   128
                      .com
Adapaun hal-hal yang perlu
mendapat perhatian adalah sebagai
berikut:

 • Pidana pengawasan dapat dijatuhkan kepada
   terdakwa yang melakukan tindak pidana yang
   dinacam dengan pidana penjara tujuh tahun;
 • dapat dijatuhkan kepada terdakwa mengingat
   keadaan pribadi dan perbuatannya, dengan syarat-
   syarat:
    • terpidana tidak akan melakukan tindak pidana; dan
    • terpidana dalam waktu tertentu yang lebih pendek dari
      masa pidana pengawasan, harus mengganti seluruh atau
      sebagaian kerugian yang timbul oleh tindak pidana yang
      dilakukan, serta
    • terpidana harus melakukan perbuatanatau tidak
      melakukan perbuatan tertentu, tanpa mengurangi
      kemerdekaan beragama dan kemerdekaan berpolitik.
                        www.sesukakita.wordpress               129
                                 .com
• Pengawasan dapat dilakukan oleh
  pejabat Pembina dari departemen
  kehakiman yang dapat dimintakan
  bantuan kepada pemerintah daerah,
  lembaga social atau orang lain;
• pejabat Pembina dapat mengusulkan
  kepada hakim pengawas untuk
  memperpanjang pengawasanapabila
  terpidana melanggar hukum. Namun
  jika terpidana berkelakuan baik maka
  dapat diperpendek masa
  pengawasannya.
               www.sesukakita.wordpress   130
                        .com
Ad. Pidana Tambahan


Pidana tambahan yang diatur
dalam KUHP sekarang masih
sangat sempit sehingga dalam
RUU pidana tambahan ini
menjadi luas sekali


            www.sesukakita.wordpress   131
                     .com
Namun yang menarik untuk disimak
diantaranya adalah:

Pidana Perampasan barang-barang tertentu
dan atau tagihan
Pidana tambahan ini dapat
dijatuhkan tanpa dijatuhkannya
pidana pokok , artinya dapat berdiri
sendiri, dalam hal ancaman pidana
penjara tidak lebih dari tujuh tahun
atau karena terpidana hanya
dikenakan hukuman tindakan.
                www.sesukakita.wordpress   132
                         .com
Pidana Pengumuman
putusan hakim
Jenis pidana tambahan ini juga
termasuk jenis pidana baru yang
mana diperintahkan supaya putusan
hakim dapat diumumkan maka
ditetapkan cara-cara melaksanakan
perintah tersebut dalam jumlah biaya
pengumuan yang ditanggung oleh
terpidana.
               www.sesukakita.wordpress   133
                        .com
Pemenuhan Kewajiban
adat
Beberapa hal dapat dikemukakan
berkaitan dengan pidana tambahan ini,
dalam putusan dapat ditetapkan
pemenuhan adapt setempat, utamanya
jika tindak pidana yang dilakukan
menurut adapt setempat seseorang
patut dipidana walaupun perbuatan
tersebut tidak diatur dalam undang-
undang.
              www.sesukakita.wordpress   134
                       .com
GABUNGAN HUKUMAN
  MENURUT HUKUM
 POSITIF DAN HUKUM
   PIDANA ISLAM


   www.sesukakita.wordpress   135
            .com
Menurut teori
hukum pidana

  Terdapat tiga teori
  mengenai gabungan
  hukuman yaitu:
Teori berganda,
Teori penyerapan,
dan Teori campuran.


              www.sesukakita.wordpress   136
                       .com
Teori berganda.
Menurut ini pelaku mendapat semua
  hukuman yang ditetapkan untuk tiap-
  tiap tindak pidana yang dilakukan.
  Kelemahan teori ini terletak pada
  banyaknya hukuman yang dijatuhkan.
  Hukuman penjara misalnya adalah
  hukuman sementara, tetapi apabila
  digabung-gabungkan maka akan menjadi
  hukuman seumur hidup.
              www.sesukakita.wordpress   137
                       .com
Teori Penyerapan

Menurut teori ini hukuman yang lebih berat
   dapat menyerap (menghapuskan)
   hukuman yang lebih ringan.
Contohnya: Hukuman penjara 10 tahun dan
   Hukuman penjara 3 tahun maka yang
   dipakai adalah hukuman yang berat
   sehingga hukuman tiga tahun diserat
   dengan hukuman yang lebih berat.
Kelemahan teori ini adalah kurangnya
   keseimbangan antara hukuman yang
   dijatuhkan dengan banyaknya jarimah
   yang dilakukan, sehingga hukuman
   terkesan demikian ringan.
                   www.sesukakita.wordpress   138
                       .com
Teori campuran
Teori ini merupakan campuran dari teori
   berganda dengan penyerapan. Teori ini
   dimaksudkan untuk menghilangkan
   kelemahan-kelemahan yang terdapat
   dalam kedua teori tersebut.
Menurut teori campuran hukuman-hukuman
   bisa digabungkan, asal hasil gabungan itu
   tidak melebihi batas tertentu, sehingga
   dengan demikian akan hilanglah kesan
   berlebihan dalam penjatuhan hukuman.


                   www.sesukakita.wordpress    139
                            .com
Dalam Hukum Pidana
Indonesia

 Dalam hukum pidana
 Indonesia ada beberapa
 teori yang dianut
 berkaitan dengan
 gabungan hukuman ini.
 Teori-teori tersebut
 adalah sebagai berikut:
            www.sesukakita.wordpress   140
                     .com
Teori Penyerapan Biasa
Menurut teori ini, yang terdapat dalam
   pasal 63 KUHP hanya satu aturan pidana
   yang diterapkan yaitu hukuman yang
   peling berat hukuman pokoknya,
   apabila suatu perbuatan diancam
   dengan beberapa aturan pidana.
Contohnya: orang membunuh dengan
   menembak dibelakang kaca, jadi
   tindakkanya adalah membunuh (pasal
   339)dan merusak barang (pasal 406)
   maka yang diterapkan adalah pasal 339.

                 www.sesukakita.wordpress   141
                          .com
Teori Penyerapan Keras

 Menurut teori ini, dalam hal
 gabungan perbuatan nyata yang
 diancam dengan hukuman pokok
 yang sejenis, hanya satu
 hukuman saja yang dijatuhkan,
 dan hukuman bisa diberatkan
 dengan tambahan sepertiga
 dari maksimum hukuman
 terberat.  www.sesukakita.wordpress   142
                     .com
Teori Berganda yang
dikurangi
Teori ini hampir sama dengan teori
   penyerapan keras yang bersumber dari
   pasal 65 dan 66 KUHP. Menurut teori ini
   yang tercantum dalam pasal 65 ayat(2),
   semua hukuman dapat dijatuhkan, tetapi
   jumlah keseluruhannya tidak boleh
   melebihi batas maksimum umum ditambah
   sepertiganya. Bedanya dengan teori
   penyerapan keras adalah dalam teori ini
   tidak perlu adanya hukuman pokok yang
   sejenis.
                 www.sesukakita.wordpress    143
                          .com
Teori Berganda Biasa

Menurut teori ini, semua hukuman dijatuhkan
   tanpa dikurangi. Ini dianut dalam pasal 70
   ayat (1) yang berbunyi: Jika ada gabungan
   secara yang termaksud dalam pasal 65 dan
   66 antara pelanggaran dengan kejahatan,
   atau antara pelanggaran dengan pelanggaran
   maka dijatuhkan hukuman bagi tiap-tiap
   pelanggaran itu dengan tidak dikurangi.
Untuk pelanggaran maka hukuman kurungan
   tidak boleh lebih dari satu tahun empat
   bulan dan kurungan pengganti tidak boleh
   dari delapan bulan.
                 www.sesukakita.wordpress       144
                          .com
Dalam Hukum Pidana Islam


Dalam Hukum pidana Islam, teori
   tentang bergandanya hukuman
   sudah dikenal oleh para Fuqaha,
   tetapi teori tersebut dibatasi
   dengan dua teori yang lain yaitu:
   Teori saling Melengkapi (At
   Tadakhul) dan Penyerapan (Al-
   Jabb)       www.sesukakita.wordpress   145
                        .com
Teori Saling melengkapi
(At- Tadakhul)

  Menurut teori ini, ketika terjadi
  gabungan perbuatan maka
  hukuman-hukumannya saling
  melengkapi (memasuki), sehingga
  karenanya semua perbuatan
  tersebut hanya dijatuhi satu
  hukuman, seperti kalau seseorang
  melakukan saru jarimah.
              www.sesukakita.wordpress   146
                       .com
Teori ini didasarkan atas dua
pertimbangan:

• Meskipun jarimah yang dilakukan berganda, tetapi semuanya
  itu jenisnya sama. Maka sudah sepantasnya kalau pelaku
  hanya dikenakan satu macam hukuman saja. Contohnya
  pencurian yang berulang-ulang.

• Meskipun perbuatan-perbuatan yang dilakukan berganda dan
  berbeda-beda macamnya, namun hukumannya bias saling
  melengkapi, dan cukup satu hukuman saja untuk melindungi
  kepentingan yang sama. Misalnya seseorang yang makan
  bangkai, darah, dan daging babi, cukup dijatuhi satu
  hukuman, karena hukuman-hukuman tersebut dijatuhkan
  untuk mencapai tujuan, yaitu melindungi kesehatan dan
  kepentingan perseorangan dan juga masyarakat.

                     www.sesukakita.wordpress         147
                              .com
Teori Penyerapan (Al-Jabb)
Pengertian penyerapan menurut syariat
   islam adalah cukup untuk menjatuhkan
   satu hukuman saja, sehingga hukuman-
   hukuman yang lain tidak perlu
   dijatuhkan. Hukuman dalam kontek ini
   tidak lain adalah hukuman mati, dimana
   pelaksanaannya dengan sendirinya
   menyerap hukuman-hukuman yang lain.

Namun dalam kalangan Fuqaha masih terjadi
  perdebatan tentang dimana wilayah
  berlakunya, apakah mencakup semua
  jarimah ataukan tidak.
                www.sesukakita.wordpress    148
                         .com
LEMBAGA
PEMASYARAKATAN DALAM
  PERSPEKTIF SISTEM
   PERADILAN PIDANA


    www.sesukakita.wordpress   149
             .com
Sistem Peradilan Pidana
Indonesia
 Secara sederhana sistem peradilan
    pidana atau yang sering disebut
    dengan (Criminal justice system)
    dapat dipahami suatu usaha untuk
    memehami serta menjawab
    pertanyaan apa tugas hukum pidana
    didalam masyarakat dan bukan
    sekedar bagaimana hukum pidana
    didalam undang-undang dan
    bagaimana hakim menerapkannya.
              www.sesukakita.wordpress   150
                       .com
Di Indonesia sistem peradilan pidana setelah
berlakunya undang-undang nomor 8 tahun
1981 tentang hukum acara pidana mempunyai
empat komponen atau sub sistem yaitu:



   •   Sub   sistem kepolisian
   •   Sub   sistem kejaksaan
   •   Sub   sistem pengadilan
   •   Dan   sub sistem pemasyarakatan.

                  www.sesukakita.wordpress     151
                           .com
Tujuan sistem peradilan pidana menurut
Prof Muladi dapat dikategorikan
sebagai:
   • Tujuan jangka pendek, apabila yang
     hendak dicapai resosialisasi dan
     rehabilitasi pelaku tindak pidana;
   • dikategorikan sebagai tujuan jangka
     menengah, apabila yang hendak dituju
     lebih luas yakni pengendalian dan
     pencegahan kejahatan dalam konteks
     politik criminal (Criminal policy)
   • Tujuan jangka panjang , apabila yang
     hendak dicapai adalah kesejahteraan
                   (Social Welfare)
     masyarakat www.sesukakita.wordpress
                         .com
                                            152
Mekanisme Sistem Peradilan
Pidana
Sistem ini mulai bekerja sejak adanya
   laporan/atau aduan dari masyarakat
   tentang terjadinya tindak pidana dari
   masyarakat. Setelah itu polisi
   melakukan proses selanjutnya
   (penagkapan dan penyelidikan dan
   penydsidikan) selanjutnya pelaku
   diteruskan ke lembaga kejaksaan,
   pemngadilan lalu dijatuhi putusan dan
   terakhir pada pemasyarakatan.
               www.sesukakita.wordpress    153
                        .com
SISTEM PERADILAN PIDANA


                              SUB SISTEM
                              SPP

 In   Kasus     Polisi         JPU            PN         LP
 P
 ut


Ou            Penyelidik     Penuntuta     Pemeriksaa   Eksekusi
t              an dan            n          n perkara     dan
Put                          Membuat                    pembinaa
              Penyidikan                     pidana        n
                               SP3




                             MASYARAKAT




                         www.sesukakita.wordpress                  154
                                  .com
CCM dan DPM

Dalam bukunya yang berjudul The
limits of the Criminal Sanction,
Herbert L. Packer. Menyebutkan ada
dua model dalam proses peradilan
pidana (Two models of the criminal
process) yaitu : Crime Control Model
dan Due Process Model.


               www.sesukakita.wordpress   155
                        .com
Proses peradilan pidana menandaskan
dirinya pada hukum pidana. Kedua proses
ini berlainan cara kerjanya, akan tetapi
mengakui pentingnya seperangkat hukum
tertulis, tetapi fokusnya pada peraturan
yang berbeda.

Kedua model tersebut diatas memiliki
perbedaan dalam melakukan proses
penyelesaian kasus/perkara pidana mulai
dari proses penangkapan sampai orang itu
dinyatakan bersalah.
              www.sesukakita.wordpress
                       .com
                                       156
Karateristik CCM dan DPM
Karateristik dari CCM adalah
efisiensi yang mana proses criminal itu
bekerja yaitu cepat tangkap dan
cepat adili (Asas Presumtion of Quilt)
sedangkan DPM memiliki karateristik
adalah perlindungan hak-hak tersangka,
untuk menentukan kesalahan harus
melalui suatu persidangan (Asas
Presumtion of Inocene).
                www.sesukakita.wordpress   157
                         .com
Dalam kenyataannya dua model ini
sangat mempengaruhi hukum
acara pidana Indonesia, yaitu
karateristik DPM menonjol pada
KUHAP Indonesia dengan
dilindunginya hak-hak tersangka
dan terdakwa, namun dalam
bekerjanya KUHAP, maka
menggunakan CCM yang
ditonjolkan dalam praktek.
          www.sesukakita.wordpress   158
                   .com
Posisi Lembaga
Pemasayarakatan dalam SPP
Lembaga Pemasyarakatan sebagai lembaga pembinaan,
    posisinya sangat strategis dalam merealisasikan
    tujuan akhir dari SPP, yaitu Rehabilitasi dan
    resosialisasi pelanggar hukum, bahkan sampai pada
    penanggulangan kejahatan (Supresion of crime).
    Keberhasilan dan kegagalan pembinaan yang
    dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan akan
    memberikan kemungkinan-kemungkinan penilaian
    yang dapat bersifat positif maupun negative.
Penilaian itu positif manakala pembinaan nara pidana
    mencapai hasil maksimal, yaitu bekas nara pidana
    menjadi warga masyarakat yang taat pada hukum.
Sedangkan penilaian itu negative manakala, bekas nara
    pidana yang pernah dibina itu menjadi penjahat
    kembali (Residivis) www.sesukakita.wordpress
                                 .com
                                                        159
GAGASAN SISTEM
PEMASYARAKATAN




    www.sesukakita.wordpress   160
             .com
Dasar Hukum sistem
Kepenjaraan:
 • Wetboek Van Strafrecht Voor Nederlandsch Indie
   (KUHP) Stbl 1915 No. 732 Jo 1917 No.497 Jo UU No. 1
   Th. 1946 Jo UU No. 73 Th. 1958 dan berdasarkan pasal
   II Aturan peralihan UUD 1945 (sekarang Pasal I Aturan
   Peralihan) serta Pasal I Peraturan Presiden No.2 Th 1945
   tanggal 10 Oktober 1945
 • Gstichten Reglemen (Reglemen Penjara )Stbl . 1917 No
   708;
 • Dwangopvoeding Regeling (DOR) Stbl. 1917 No. 741;
 • Voorwaardelijke Invrerijheidstelling (V.I) Stbl. 1917 No.
   749;
 • Regeling Voorwaardelijke Veroordeling Stbl. 1926 No.
   487.

   Dari sekian peraturan,khususnya dalam KUHP terdapat
   sistem kepenjaraan yang kita kenal itu adalah
   merupakan pelaksanaan dari pasal 29 KUHP.
                       www.sesukakita.wordpress                161
                                .com
SISTEM KEPENJARAAN

       Tujuannya
                                  Memperlakukan Nara
                                  Pidana Sedemikian
                                  rupa
Siterhukum     Dengan cara yang
menjadi jera   tidak
dan dapat      manusiawi(berupa                 Pada tempat
bertobat       penyiksaan dan
               hukuman-hukuman
                                                tertentu yang
menyadari      badan lainnya)                   dinamakan
kesalahannya                                    bangunan
                 Sistem yang
                 dipakai adalah                 penjara
                 sistem
 Harapannya      perlakuan
                     www.sesukakita.wordpress           162
                               .com
Tujuan Lebih luas sistem
Kepenjaraan:


tujuannya adalah untuk “Melindungi
masyarakat dari segala bentuk
kejahatan”



              www.sesukakita.wordpress   163
                       .com
Sebagaimana telah diuraikan diawal bahwa
seseorang yang telah dijatuhi pidana
penjara, kemudian dengan sistem
perlakuan yang diharapkan terhukum
dapat tobat dan jera dan jika ia kembali
ke masyarakat maka tidak akan kembali
melakukan kejahatan lagi.

 Inilah yang dimaksud dengan melindungi
masyarakat dari segala bentuk kejahatan
yang merupakan politik criminal
pemerintah terhadap usaha pengurangan
kejahatan.     www.sesukakita.wordpress 164
                    .com
Oleh sebab itu didalam sistem
kepenjaraan perlakuan terhadap anak
didik dilaksanakan dengan sangat
tidak manusiawi dan tidak kenal
perikemanusiaan, namun hal ini dapat
dimaklumi, karena di dalam sistem
kepenjaraan mengandung prinsip
bahwa para nara pidana merupakan
obyek semata-mata.

            www.sesukakita.wordpress   165
                     .com
Kembali kepada tujuan semula dari pidana
penjara yang maksudnya adalah untuk melindungi
masyarakat dari segala bentuk kejahatan.
Tetapi pertanyaannya”

 • apakah memang demikian kenyataannya ?
 • apakah masyarakat sudah terlindungi dari
   kejahatan?
 • dan apakah mantan nara pidana yang sudah
   kembali kemasyarakat tidak akan
   melakukan kejahatan lagi?
 • Singkatnya apakah mereka dapat dijamin
   untuk tidak menjadi residivist ?
               www.sesukakita.wordpress   166
                        .com
Dari pertanyaan-pertanyaan yang
ada itu dan apabila kita
hubungkan dengan gambaran
perlakuan terhadap para
narapidana tadi, kemungkinan
besar pertanyaan tadi tidak
terjawab dengan kata “Ya”
bahkan keadaanya justru
sebaliknya.
          www.sesukakita.wordpress   167
                   .com
Kegagalan Sistem Kepenjaraan
   Penyebabnya ?

Sistem Itu sendiri               Mengapa ?
Tujuan dari sistem kepenjaraan    Karena secara
(sistem perlakuan) terhadap       konseptual sistem
narapidana atau anak didiknya
adalah menghendaki agar para
                                  kepenjaraan justru
nara pidana menyadari bahwa       bertentangan dengan
perbuatan yang pernah             tujuan yang dianutnya.
dilakukan itu adalah salah dan
bertentangan dengan hukum
yang berlaku serta dilarang
                                        Dengan sistem
agama yang dianutnya. Dan               perlakuan yang tidak
apabila mereka sudah mau
menyadari maka mereka akan              manusiawai justru akan
merasa tobat.                           menimbulkan dampak
                         www.sesukakita.wordpress         168
                                  .com
                                        buruk
Petugas Penjara           Masyarakat karena stigma


                   Balas dendam
                                                   Nara Pidana
Lingkaran setan


                                                Kembali
     Residivis    Apa dampak buruknya ?
                                                melakukan
                                                Tindak pidana


 Stigma baru
                    Diproses dalam
                    SPP menjadi Nara
                    pidana Kembali
                     www.sesukakita.wordpress            169
                              .com
Itulah sebabnya mengapa dikatakan
secara konsepsional sistem kepenjaraan
bertentangan dengan tujuan yang
dianutnya, disatu pihak sistem
kepenjaraan bertujuan untuk membuat
jera para nara pidana, namun dilain pihak
tujuan pidana penjara tidak akan tercapai
dengan cara memperlakukan mereka
dengan cara tidak manusiawi.

Dengan istilah lain dapat dikatakan bahwa
“jera” buka merupakan jalan untuk
membuat parawww.sesukakita.wordpress
               nara pidana menjadi tobat.
                                       170
                   .com
Disamping hal tersebut diatas, kegagalan dari
sistem kepenjaraan yang menganut prinsip-
prinsip “kepenjeraan” masih ada lagi factor
lain yang ikut terlibat didalamnya yaitu:

• sistem kepenjaraan diterapkan tanpa disertai
  dengan proses-proses kepenjaraan (tidak
  adanya pentahapan perlakuan terhadap nara
  pidana yang sudah benar-benar menunjukkan
  rasa tobatnya) walaupun pada saat itu sudah
  dikenal adanya lembaga V.I. (Pelepasan
  Bersarat) namun cara pemberiannya dilakukan
  dengan cara tidak konsisten.
• sistem perlakuan yang diterapkan sifatnya
  kurang mendidik para nara pidana, tapi hanya
  untuk mengisi www.sesukakita.wordpress
                 waktu .com
                         belaka;            171
• sikap apriori dan prejudice masyarakat terhadap
  nara pidana lebih menambah kegagalan dari
  sistem kepenjaraan dengan memberikan cap
  bahwa penjara itu adalah “sekolah tinggi
  kejahatan”;

• dalam penerapan sistem kepenjaraan tidak
  memperhitungkan atau tidak mengikut sertakan
  partisipasi masyarakat dalam sistem
  perlakuannya (terlalu bersifat individual);

• Re educatie dan resosialisasi saebagai jiwa dari
  sistem kepenjaraan di dalam penerapannya
  justru sama sekali tidak mencerminkan jiwa dari
  sistem kepenjaraan itu sendiri.

                www.sesukakita.wordpress        172
                         .com
Walaupun demikian, untuk mengatasi
kegagalan sebagaimana telah disebutkan
diatas, jauh sebelum dikemukakannya
konsepsi pemasyarakatan sebagai
pengganti dari sistem kepenjaraan, pada
tahun 1955 masih diusahakan perbaikan-
perbaikan terhadap pelaksanaan sistem
kepenjaraan tersebut. Hal ini terbukti
dengan diselenggarakannya konferensi
para direktur dan pemimpin kepenjaraan
di sarangan.
            www.sesukakita.wordpress   173
                     .com
Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
Bahroedin Soerjobroto, sebagai
seorang praktisi kepenjaraan pada
konferensi tersebut ditunjuk untuk
memberi preadviesnya. Dalam
preadvisnya yang berjudul “ masalah-
masalah disekitar pelaksanaan
hukuman hilang kemerdekaan dan
penutupan-penutupan lainnnya
dipenjara” mengatakan:

           www.sesukakita.wordpress   174
                    .com
“ bahwa orang-orang yang oleh
hakim dijatuhi hukuman hilang
kemerdekaan yang harus segera
dijalankan, maka yang selalu menjadi
perhatian bagi siterhukum adalah
adalah kepentingan keluarganya dan
kepentingan dirinya sendiri. Oleh
karena itu dalam memperlakukan
siterhukum ke 2 hal tersebut harus
selalu diperhatikan. Selain daripada
yang telah dikemukakan diatas yang
harus mendapatkan perhatian adalah
penghidupan keluarga dari seseorang
yang terhukum”.
           www.sesukakita.wordpress   175
                    .com
Oleh beliau dikemukakan lebih
jauh, bahwa dibeberapa Negara
maju soal mengenai penghidupan
keluarga dari seorang yang
dihukum hilang kemerdekaan
menjadi “Zoorg” bagi pemerintah.

          www.sesukakita.wordpress   176
                   .com
Gagasan (Konsepsi)
 Pemasyarakatan




    www.sesukakita.wordpress   177
             .com
Sejak tahun 1945 atau tepatnya setelah
perang dunia kedua, perlakuan terhadap
nara pidana mendapat perhatian khusus
dari kalangan dunia internasioanal, karena
dalam perlakuan tersebut berdasarkan
pada perikemanusiaan, sehingga tercipta
“standart minimum Rules for the
treatment of prisoner,” dan
berkembanglah teori-teori daru dalam
sistem pembinaan narapidana.

              www.sesukakita.wordpress   178
                       .com
Teori-teori lama seperti retributive
punishment dan sebaginya memang lebih
mudah untuk direseptir bahkan secara
langsung dapat meresap pada rasa dan
rasio masyarakat, karena pada umumnya
jika ada pelanggaran hukum secara
spontan hanya ditanggapi dari segi
negatifnya saja, sedangkan teori
rehabilitasi dan resosialisasi dinegara
manapun tentu lebih sukar untuk
langsung bisa diterima.
            www.sesukakita.wordpress   179
                     .com
Karena biasa orang baru berpikir
mencari jalan untuk
merehabilitasi sesudah merasa
puas bahwa sipelanggar hukum itu
sudah betul-betul menunjukkan
tobat dan memang oleh yang
berwenang telah dianggap cukup
hukumannya yang sifatnya
retributif.
           www.sesukakita.wordpress   180
                    .com
Di Indonesia hal yang telah diuraikan
diatas tadi,oleh warga masyarakatnya
memang sangat dirasakan, karena sebagai
Negara yang sudah merdeka, dan juga
sebagai Negara hukum, maka dalam hal
pelanggaran hukum khususnya sipelanggar
huum (nara pidana) harus juga mendapat
perlindungan hukum dari Negara dalam
rangka mengembalikan mereka ke dalam
masyarakat sebagai warga masyarakat
yang baik.
             www.sesukakita.wordpress   181
                      .com
Dengan dasar membela dan mempertahankan
“hak asasi manusia” pada suatu Negara hukum
(sipelanggar hukum harus juga mendapat
perlindungan hukum), maka oleh SAHARDJO
S.H. (Menteri kehakiman pada saat itu) pada
tanggal 5 juli 1963 telah dikemukakan suatu
gagasan “SISTEM PEMASYARAKATAN”
sebagai tujuan dari pidana penjara, yang
diucapkan pada pidatonya yang berjudul “Pohon
Beringan Pengayoman” pada penganugerahan
gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang ilmu
Hukum Universitas Indonesia

               www.sesukakita.wordpress    182
                        .com
Untuk mengetahui lebih lanjut ide
yang disampaikan oleh beliau yaitu
ada prinsip-prinsip pokok sistem
pemasyarakatan yang
disampaiakan yaitu:


           www.sesukakita.wordpress   183
                    .com
A. Orang-orang yang tersesat
diayomi juga, dengan memberikan
kepadanya bekal hidup sebagai warga
yang baik dan berguna dalam
masyarakat.
 Jelas bahwa yang dimaksud disini adalah masyarakat
     Indonesia yang menuju ketata masyarakat yang adil
     dan makmur,
 Bekal hidup bukan hanya berupa financial dan material
     tetapi yang lebih penting adalah mentaln fisik
     (kesehatan) keahlian, keterampilan, hingga orang
     mempunyai kemauan dan kemampuan yang potensial
     dan efektif untuk menjadi warga yang baik, tidak
     melanggar hukum lagi dan berguna dalam
     oembangunan bangsa.
                    www.sesukakita.wordpress        184
                             .com
B. Menjatuhi pidana bukan tindakan
 balas dendam dari Negara


Maka tidak boleh ada penyiksaan
  terhadap nara pidana baik yang
  berupa tindakan (treatment),
  ucapan, cara perawatan ataupun
  penempatan. Satu-satunya derita
  yang dialami nara pidana hendaknya
  hanya dihilangkan kemerdekaanya.

               www.sesukakita.wordpress   185
                        .com
C. Tobat tidak dapat dicapai dengan
penyiksaan, melainkan dengan
bimbingan.
 Maka kepada nara pidana harus ditanamkan
    pengertian mengenai norma-norma hidup
    dan kehidupan, serta diberi kesempatan
    untuk merenungkan perbuatannya yang
    lamapu. Nara pidana dapat diikut sertakan
    dalam kegiatan-kegiatan social untuk
    menumbuhkan rasa hidup kemasyarakatan.


                 www.sesukakita.wordpress       186
                          .com
E. Negara tidak berhak membuat
seseorang lebih buruk/lebih jahat
daripada sebelum ia masuk lembaga

 Untuk itu perlu ada pemisahan antara:
   •   Yang recidivist dan yang bukan
   •   Yang tindak pidana berat dan ringan
   •   Macam tindak pidana yang dilakukan
   •   Dewasa, dewasa muda dan anak-anak
       (LPK dewasa muda di sukamiskin)
   •   Laki-laki dan wanita
   •   Orang terpidana dan orang
       tahanan/titipan.
                   www.sesukakita.wordpress   187
                        .com
E. Selama kehilangan kemerdekaan
bergerak,narapidana harus dikenalkan
dengan masyarakat dan tidak boleh
diasingkan daripadanya.
Adapun yang dimaksud sebenarnya adalah tidak
   diasingkan secara “culture” bahwa mereka
   secara bertahap akan dibimbing diluar
   lembaga (ditengah-tengah masyarakat) itu
   merupakan kebutuhan dalam proses
   pemasyarakatan. Dan memang sistem
   pemasyarakatan didasarkan pada pembinaan
   yang “community centered” serta
   berdasarkan interaktivitas dan inter-
   disiplinair approarch antara unsure-unsur
   pegawai, masyarakat dan nara pidana.
                  www.sesukakita.wordpress   188
                        .com
F. Pekerjaan yang diberikan kepada
nara pidana tidak boleh bersifat
mengisi waktu, atau hanya
diperuntukkan kepentingan jawatan
atau kepentingan Negara sewaktu
saja.

Pekerjaan harus satu dengan pekerjaan
   di masyarakat dan untuk ditujukan
   kepada pembangunan nasional. Maka
   harus ada integrasi pekerjaan
   narapidana dengan pembangungan
   nasional.    www.sesukakita.wordpress   189
                      .com
G. Bimbingan dan didikan harus
berdasarkan pancasila.
Maka pendidikan dan bimbingan itu harus berisikan
    asas-asas yang tercantum didalamnya.
Kepada nara pidana harus diberikan pendidikan agama
    serta diberi kesempatan untuk melaksanakan
    ibadahnya. Harus ditanamkan jiwa
    kegotongroyongan, jiwa toleransi, jiwa kekeluargaan
    juga kekeluargaan antar bangsa-bangsa.
Kepada nara pidana juga harus ditanamkan rasa
    persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan
    Indonesia, musyawarah untuk mencapai mufakat
    yang positif.


                     www.sesukakita.wordpress             190
                              .com
H. Tiap orang adalah manusia dan
harus diperlakukan sebagai manusia
meskipun ia telah tersesat

Tidak boleh ditunjukkan kepada narapidana
   bahwa ia itu penjahat. Sebaliknya ia harus
   merasa bahwa ia dipandang dan diperlakukan
   sebagai manusia.
Maka petugas pemasyarakatan tidak boleh
   memakai kata-kata yang dapat menyinggung
   narapdana khususnya yang berkaitan dengan
   perbuatannya yang telah lampau yang telah
   menyebabkan ia masuk lembaga. Segala
   bentuk “label” yang negative hendaknya
   sedapat mungkin dihapuskan.
                 www.sesukakita.wordpress       191
                          .com
I. Nara pidana hanya dijatuhi pidana
kehilangan kemerdekaan

Maka perlu diusahakan supaya narapidana
   mendapat mata pencaharian untuk
   kelangsungan hidup keluarganya menjadi
   tanggungjawabnya, dengan disediakan
   pekerjaan ataupun dimungkinkan bekerja
   dan diberi upah untuk pekerjaanya.
Sedangkan untuk pemuda dan anak-anak
   hendaknya disediakan lembaga pendidikan
   (sekolah) yang diperlukan ataupun yang
   diberi kesemoatan kemungkinan untuk
   mendapat pendidikan diluar lembaga.
                www.sesukakita.wordpress     192
                         .com
Apabila disimpulkan apa yang disampaikan oleh
Sahardjo bahwa pemasyarakatan itu sebagai
tujuan dari pidana penjara, dalam tahun 1964
dalam konferensi dinas direktorat
Pemasyarakatan hal tersebut telah dirubah
menjadi suatu sistem pemasyarakatan.
Untuk lebih jelasnya, dimana semenjak tahun
1955 arah dari perlakuan terhadap orang-
orang hukuman hilang kemerdekaan dan
penutupan adalah “Re –educatie” dan “Re-
Socialicatie”, dan dalam tahun 1963 telah
dirubah sehingga menjadi pemasyarakatan
sebagai tujuan dari pidana penjara, maka
dalam tahun 1964 hal tersebut dinyatakan
                    www.sesukakita.wordpress    193
pula sebagai “Sistem Pembinaan”
                             .com
Dari perubahan-perubahan pemikiran tentang
nara pidana diatas, ada hal yang sangat
disayangkan, yakni perubahan-perubahan tadi
yang bermaksud mulia tidak sekaligus disertai
dengan perubahan landasan hukumnya. Dengan
kata lain walaupun sistem kepenjaraan telah
diganti dengan sistem pemasyarakatan akan
tetapi landasan hukumnya masih tetapjaman
hindia Belanda, yaitu berlandaskan Gestichten
Reglement Stbl. 1971 No 708 yang seharusnya
menjadi dasar hukum bagi sistem kepenjaraan.
Sehingga sistem pemasyarakatan pada saat itu
tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
              www.sesukakita.wordpress   194
                       .com
SISTEM
PEMASYARAKATAN



   www.sesukakita.wordpress   195
            .com
Ide Pemasyarakatan sebagaimana dicita-
citakan oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia pada akhirnya pada tahun 1995
disahkan satu instrument yang penting
dalam rangka pemasyarakatan yaitu
disahkannya Undang-undang Nomor 12
Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
dalam Lambaran Negara Nomor 77
Tahun 1995.


            www.sesukakita.wordpress   196
                     .com
Pokok-pokok isi dari undang-
  undang tersebut adalah
 Undang-undang nomor 12 tahun 1995
 tersebut lahir atas pertimbangan bahwa:

• perlakuan terhadap warga binaan
  Pemasyarakatan berdasarkan sistem
  kepenjaraan tidak sesuai dengan sistem
  pemasyarakatan berdasarkan pancasila dan
  UUD 1945 yang merupakan bagian akhir dai
  sistem pemidanaan;



               www.sesukakita.wordpress      197
                        .com
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum
PENOLOGI] Fakultas Hukum

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanFenti Anita Sari
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaRatri nia
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..yudikrismen1
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologihudaaja
 
P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..yudikrismen1
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipyudikrismen1
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 

Was ist angesagt? (20)

Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Hukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di IndonesiaHukum Pidana Militer di Indonesia
Hukum Pidana Militer di Indonesia
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
aliran kriminologi
aliran kriminologialiran kriminologi
aliran kriminologi
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologi
 
P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
 

Andere mochten auch

Power motivation training
Power motivation trainingPower motivation training
Power motivation trainingAbdillah Mt
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Bab 1 tesis judi biasa usu
Bab 1 tesis judi biasa usuBab 1 tesis judi biasa usu
Bab 1 tesis judi biasa usumariamstpl
 
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerPerlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerAbdillah Mt
 
Hukum peradilan-militer
Hukum peradilan-militerHukum peradilan-militer
Hukum peradilan-militerArif Budiman
 
Cara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebookCara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebookAbdillah Mt
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasaelsaref
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerDiana Amelia Bagti
 
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakPenegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakCandra Putra
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKsayidmuhfaldy
 
4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaanSyaiful Anam
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahWinarto Winartoap
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanBagoes Prasetya
 

Andere mochten auch (15)

Power motivation training
Power motivation trainingPower motivation training
Power motivation training
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Viktimologi
ViktimologiViktimologi
Viktimologi
 
Bab 1 tesis judi biasa usu
Bab 1 tesis judi biasa usuBab 1 tesis judi biasa usu
Bab 1 tesis judi biasa usu
 
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai WhistleblowerPerlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
Perlindungan Saksi & Korban Sebagai Whistleblower
 
Hukum peradilan-militer
Hukum peradilan-militerHukum peradilan-militer
Hukum peradilan-militer
 
Cara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebookCara merubah nama pada alamat facebook
Cara merubah nama pada alamat facebook
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
 
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anakPenegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
Penegakkan hukum terhadap kejahatan yang dilakukan oleh anak
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan4 Pilar kebangsaan
4 Pilar kebangsaan
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
Matakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaanMatakuliah ketenagakerjaan
Matakuliah ketenagakerjaan
 

Ähnlich wie PENOLOGI] Fakultas Hukum

KRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptxKRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptxhaniekusuma
 
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdfsistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdfyulianmuhtadin
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiRifan Adriansyah
 
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019Donna Wibiananda Suryaman
 
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Donna Wibiananda Suryaman
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktMimi Mimi
 
Philosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessPhilosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessAhmad Marzuki
 
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...NovitaHerlissha
 
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptxKRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptxarisirawan7
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...yosua mickel
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...yosua mickel
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsidanianggara
 
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxV- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxPDTIFemale
 
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...Muh Agus Priyetno
 
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...Muh Agus Priyetno
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...Muhammad Frayogi
 

Ähnlich wie PENOLOGI] Fakultas Hukum (20)

KRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptxKRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptx
 
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdfsistemperadilanpidana-181029144128.pdf
sistemperadilanpidana-181029144128.pdf
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologi
 
Mph mahatma
Mph mahatmaMph mahatma
Mph mahatma
 
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019
Business Ethic Csr Risk management. Universitas Mercu Buana. 2019
 
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019Business ethic csr risk management. UMB. 2019
Business ethic csr risk management. UMB. 2019
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
Makalah Hukum Pidana: Sifat Melawan Hukum dalam Perbuatan Pidana dan Pertangg...
 
Philosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessPhilosophical ethics and business
Philosophical ethics and business
 
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
2, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and ...
 
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptxKRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
KRIMINOLOGI Dr Aris Irawan 11.pptx
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, Ethical Decision Maki...
 
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
BE & GG, Yosua Mickel Tumbelaka 55116120147, Hapzi Ali, ETIKA BISNIS DAN IMPL...
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
 
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxV- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
 
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
 
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
BE & GG, Muh Agus Priyetno, Prof Dr Ir Hapzi, Philosophical Ethics and Busine...
 
Pengertian Kriminologi
Pengertian KriminologiPengertian Kriminologi
Pengertian Kriminologi
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
 

PENOLOGI] Fakultas Hukum

  • 1. Fakultas Hukum PENOLOGI Dosen Pengampu Bpk Gatot Sugiharto SH., MH., www.sesukakita.wordpress.com 1
  • 2. Pengertian Penologi ? Penologi diambil dari asal kata “Penal”yang artinya Hukuman/pidana dan “Logos” yang artinya Ilmu pengetahuan, jadi Penologi berarti Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perkembangan pidana/pemidanaan atau penghukuman. Sutharland memperluas pengertian penology ini mencakup juga tentang kebijakan penalisasi serta usaha- usaha pengendalian kejahatan baik represif maupun prefentif. www.sesukakita.wordpress 2 .com
  • 3. Obyek studi Penologi. Obyek studi Penologi meliputi: • Jenis pidana; (peraturan/kebijakan) • Tujuan pemidanaan; (pelaku) • Efektifitas pemidanaan; (masyarakat) • Dampak pemidanaan;(pelaku) www.sesukakita.wordpress.com 3
  • 4. Hukum Pidana Apa ? Perbuatan Apa yang dikatakan Tindak pidana Hukum Pidana Materiil Siapa ? Siapa Yang dapat dikatakan sebagai Pelaku Bagaimana ? Bagaimana Cara Memproses Hukum Pidana pelaku jika Formil terjadi tindak pidana www.sesukakita.wordpress 4 .com
  • 5. Posisi Penologi dalam Hukum Pidana. Penologi Masuk Rumpun Hukum Pidana Hukum Pidana Rumpun Penologi Kriminologi Hukum Pidana Victimologi www.sesukakita.wordpress 5 .com
  • 6. Kriminologi Mengapa ? Mengapa manusia Melakukan Kejahatan/Tindak pidana Bagaimana ? Bagaimana Cara Menanggulanginya Melalui Kebijakan Kriminal (Criminal Policy) Kriminologi IP yang mempelajari tentang seluk beluk kejahatan dan upaya penanggulangannya www.sesukakita.wordpress 6 .com
  • 7. Viktimologi Siapa Mengapa Korban korban? Perlu di Lindungi Bagaimana Caranya Melindungi Korban Victimologi= IP yangmempelajari tentang korban www.sesukakita.wordpress 7 .com
  • 8. Penologi Apa Tindakan yang tepat Untuk memperlakukan pelaku Bagaimana Tindakan perlakuan terhadap korban itu dapat berlaku Efektif IP Tentang Perkembangan Pemidanaan dan kebijakan pemidanaan www.sesukakita.wordpress 8 .com
  • 9. POSISI PENOLOGI DALAM PROSES KEBIJAKAN PUBLIK Social Welfare Policy Posisi Penologi dan Social Policy Victimologi Posisi Kriminologi Goal Social SW/SD Defence Policy Formulasi Penal Aplikasi Criminal Eksekutif Policy Non Penal www.sesukakita.wordpress 9 .com
  • 10. Posisi Penologi dalam hukum pidana sangat strategis, karena penologi sangat menentukan berhasilnya pemberian sanksi kepada pelaku. Sanksi apa yang tepat untuk pelaku ? serta bagaimana pelaksanaannya dalam hukum pidana menjadi sasaran ilmu penology. www.sesukakita.wordpress 10 .com
  • 11. RESTORATIF JUSTICE MODEL RETRIBUTIF JUSTICE MODEL 1.Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seseorang Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran terhadap terhadap orang lain, dan diakui sebagai konflik. Negara, hakekat konflik dari kejahatan dikaburkan dan ditekan. 1.Titik perhatian pada pemecahan masalah Perhatian diarahkan pada penentuan kesalahan pada masa pertanggungjawaban dan kewajiban pada masa depan. lalu (sesuatu yang sudah terjadi) 1.sifat normative dibangun atas dasar dialog negosiasi. Hubungan Para pihak bersifat perlawanan, melalui proses yang teratur dan bersifat normative. 1.Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak, Penerapan penderitaan untuk penjeraan dan pencegahan rekonsiliasi dan restorasi sebagai tujuan utam. 1.keadilan dirumuskan sebagai hibungan hak, dinilai atas Keadilan dirumuskan dengan kesengajaan dan dengan dasar hasil. proses. 1.Sasaran perhatian pada perbaikan kerugian social Kerugian social yang satu digantikan oleh yang lain 1.masyarakat merupakan fasilitator didalam proses Masyarakat berada pada garis samping dan ditampilkan restorative. secara abstrak oleh Negara 1.Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik Aksi diarahkan dari Negara pada pelaku tindak pidana, dalam masalah maupun penyelesaian hak-hak dan korban harus pasif kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk bertanggungjawab. 1.Pertanggungjawaban sipelaku dirumuskan sebagai Pertanggungjawaban sipelaku tindak pidana dirumuskan dampak pemahaman terhadap perbuatan dan untuk dalam rangka pemidanaan. membantu memutuskan yang terbaik. 1.Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh, Tindak pidana dirumuskan dalam terminology hukum yang moral, social dan ekonomis bersifat teoritis dan murni tanpa dimensi moral, social dan ekonomi. www.sesukakita.wordpress 11 1.stigma dapat dihapus melalui tindakan restoratif Stigma kejahatan tak dapat dihilangkan .com
  • 12. Teori Pemidanaan www.sesukakita.wordpress 12 .com
  • 13. George B Volt menyebutkan teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada suatu gejala yang tidak dimengerti. Artinya teori bukan saja sesuatu yang penting tetapi lebih dari itu karena di sangat dibutuhkan dalam rangka mencari jawaban akademis. www.sesukakita.wordpress 13 .com
  • 14. Teori Tujuan pemidanaan dalam leteratur disebutkan berbeda-beda namun secara subtansi sama. Teori-teori tujuan pemidanaan tersebut pada umumnya ada 3 (tiga) teori yang sering di gunakan dalam mengkaji tentang tujuan permidanaan yaitu: Teori Retributif (absolute) Teori Relatif (Teori Tujuan) Teori integrative (gabungan ) www.sesukakita.wordpress 14 .com
  • 15. Prof. dalam bukunya “Lembaga MULADI Pidana bersyarat” terbitan Alumni Bandung memberikan nama yang berbeda yaitu: Teori Retributif, Teori Teleologis, dan Retributif-teleologis. Pada subtansinya sama dengan teori diatas. www.sesukakita.wordpress 15 .com
  • 16. Teori Retributif (Absolut) • Teori ini dianggap teori tertua dalam teori tujuan pemidanaan. • Teori Retributif memandang bahwa pemidanaan merupakan pembalasan atas kesalahan yang telah dilakukan. Jadi teori ini berorientasi pada perbuatan dan terjadinya perbuatan itu sendiri • Teori retributive mencari dasar pemidanaan dengan memandang masa lampau ( melihat apa yang telah dilakukan oleh pelaku) • Menurut teori ini pemidanaan diberikan karena dianggap sipelaku pantas menerimanya demi kesalahanya sehingga pemidanaan menjadi retribusi yang adil dari kerugian yang telah diakibatkan. • Oleh karena ituwww.sesukakita.wordpresssecara moral. teori ini dibenarkan 16 .com
  • 17. Karl O Cristiansen Mengidentifikasi lima cirri pokok dari teori retributif, yaitu (diambil dari Buku “Some Consideration on the possibility of a rational criminal policy) • Tujuan pemidanaan hanyalah sebagai pembalasan (The purpose of punishment is just retribution) • Pembalasan adalah tujuan utama dan didalamnya tidak mengandung sarana-sarana untuk tujuan lain seperti kesejahteraan masyarakat (Just retribution is the ultimate aim, and not in itself to any other aim, as for instance social welfare which from this point of view is without any significance whatsoever) www.sesukakita.wordpress 17 .com
  • 18. • Kesalahan moral sebagai satu-satunya sayart untuk pemidanaan (Moral guilt is the only qualification for punishment) • Pidana harus sesuai dengan kesalahan dengan pelaku (The Penalty shall proportional to the moral quilt of the offenders) • Pidana melihat kebelakang, ia sebagai pencelaan yang murni dan bertujuan tidak untuk memperbaiki, mendidik dan meresosialisasi pelaku (Punishmentpoint into the past, it is pure reproace, and it purpose is not into improve, correct, educate or www.sesukakita.wordpress 18 resocializethe offender) .com
  • 19. Nigel Walker. Menjelaskan bahwa ada dua golongan penganut teori retributive yaitu: Teori retributif Murni: yang memandang bahwa pidana harus sepadan dengan kesalahan. Dan Teori retributif Tidak Murni www.sesukakita.wordpress 19 .com
  • 20. Nigel Walker. Menjelaskan bahwa ada dua golongan penganut teori retributive yaitu: Teori retributif Murni: yang memandang bahwa pidana harus sepadan dengan kesalahan. Teori retributif Tidak Murni www.sesukakita.wordpress 20 .com
  • 21. Teori retributif Tidak Murni: yang mana teori ini masih dipecah menjadi dua lagi yaitu: • Penganut Teori Retributif terbatas (The Limiting Retribution). Yang berpandangan bahwa pidana tidak harus sepadan dengan kesalahan. Yang lebih penting adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh sanksi dalam hukum pidana itu harus tidak melebihi batas-batas yang tepat untuk penetapan kesalahan pelanggaran. • Penganut teori retributive distribusi (retribution in distribution). Penganut teori ini tidak hanya melepaskan gagasan bahwa sanksi dalam hukum pidana harus dirancang dengan pandangan pada pembalasan, namun juga gagasan bahwa harus ada batas yang tepat dalam retribusi pada beratnya www.sesukakita.wordpress 21 sanksi .com
  • 22. Terhadap pertanyaan tentang sejauh manakah pidana perlu diberikan kepada pelaku kejahatan, teori ini menjelaskan sebagai berikut: • Bahwa dengan pidana tersebut akan memuaskan perasaan balas dendam korban, baik perasaan adil bagi dirinya sendiri, temannya dan keluarganya. • pidana dimaksudkan untuk memberikan peringatan kepada pelaku kejahatan dan anggota masyarakat, bahwa setiap ancaman yang merugikan akan diberi imbalan yang setimpal. • Pidana dimaksudkan untuk emnunjukkan adanya kesebandingan antara kejahatan dengan ancaman pidananya. www.sesukakita.wordpress 22 .com
  • 23. Teori Relatif (Tujuan) Teori ini berporos pada tiga tujuan utama pemidanaan yaitu: Preventif, Reformatif. Deterrence, www.sesukakita.wordpress 23 .com
  • 24. Tujuan Preventif: pemidanaan adalah untuk melindungi masyarakat dengan menempatkan pelaku kejahatan terpisah dari suatu masyarakat. www.sesukakita.wordpress 24 .com
  • 25. Tujuan Deterrence (menakuti): adalah untuk menimbulkan rasa takut melakukan kejahatan. Tujuan ini dibagi dalam tiga yaitu: • Tujuan yang bersifat individual yaitu dimaksudkan agar pelaku menjadi jera untuk melakukan kejahatan kembali. • Tujuan Yang bersifat Publik yaitu agar masyarakat lain takut melakukan kejahatan. • Tujuan jangka panjang yaitu agar dapat memelihara keajegan sikap masyarakat terhadap pidana. www.sesukakita.wordpress 25 .com
  • 26. Tujuan Reformatif (Perubahan): adalah untuk merubah pola pikir masyarakat yang awalnya tidak takut menjadi takut untuk melakukan kejahatan. www.sesukakita.wordpress 26 .com
  • 27. Teori Relatif konsepnya adalah: • Teori Relatif memandang bahwa pemidanaan bukan sebagai pembalasan atas kesalahan pelaku, tetapi sebagai sarana mencapai tujuan yang bermanfaat untuk melindungi masyarakat menuju kesejahteraan. • Dalam teori ini munculah tujuan pemidanaan sebagai sarana pencegahan, baik pencegahan khusus yang ditujukan pada pelaku maupun pencegahan umum yang ditujukan pada masyarakat. • Menurut teori ini bahwa pidana bukan sekedar untuk melakukan pembalasan kepada orang yang telah melakukan kejahatan, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan yang lebih bermanfaat • Pidana ditetapkan bukan karena ada orang yang melakukan www.sesukakita.wordpress 27 kejahatan tetapi agar orang jangan melakukan kejahatan. .com
  • 28. Menurut Karl O Cristiansen ada beberapa ciri pokok dari teori relatif yaitu: • Tujuan pemidanaan adalah pencegahan (The purpose of Punishment is prevention) • Pencegahan bukan sebagai tujuan akhir tapi hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan masyarakat.(Prevention is not a final aim, but a means to a more suprems aim, e.g. social welfare) www.sesukakita.wordpress 28 .com
  • 29. • Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada pelaku saja, misalnya kesengajaan atau kelalaian yang memenuhi sayarat untuk adanya pidana.(Only Breaches of the law which are imputable to the perpetrator as intent or negligence qualify for punishment) • Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuan sebagai alat pencegahan kejahatan.(the penalty shall be determined by its utility as an instrument for the prevention of crime) • Pidana melihat kedepan, atau bersifat prospektif. (The Punishment is Prospenctive) www.sesukakita.wordpress 29 .com
  • 30. Teori Integratif (Gabungan) Pemidanaan mengandung karakter reltif karakter terletak pada retributivis tujuan kritik Teori ini moral tersebut sejauh bercorak ganda: adalah suatu pemidanaan reformasi atau dilihat sebagai perubahan suatu kritik perilaku moral siterpidana terhadap dikemudian hari. tindakan yang salah, www.sesukakita.wordpress 30 .com
  • 31. Sehingga dengan konsep gabungan ini maka teori integrative menganggap pemidanaan sebagai unsure penjeraan dibenarkan tetapi tidak mutlak dan harus memiliki tujuan untuk membuat si pelaku dapat berbuat baik dikemudian hari. www.sesukakita.wordpress 31 .com
  • 32. JENIS SANKSI DALAM HUKUM PIDANA www.sesukakita.wordpress 32 .com
  • 33. Sanksi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: Sanksi Pidana Sanksi Tindakan masing-masing memiliki prinsip dan tujuan masing- masing sesuai dengan teori serta filosofis yang dipahaminya. sehingga ditingkat ide dasar keduanya memiliki perbedaan yang fundamental. Keduanya bersumber pada ide dasar yang berbeda. Sanksi pidana bersumber pada ide dasar “ mengapa diadakan pemidanaan?” sedangkan sanksi tindakan bertolak pada ide dasar: “ Untuk www.sesukakita.wordpress apa diadakan pemidanaan” .com 33
  • 34. Kalau dilihat dari pertanyaan yang mendasari kedua sanksi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: • Sanksi pidana memiliki pertanyaan filosofis yang harus dijawab yang tentunya akan melihat persoalan mundur kebelakang. • Sedangkan sanksi tindakan memiliki pertanyaan praktis yang harus dijawab dengan melihat kedepan apa yang harus dilakukan. www.sesukakita.wordpress 34 .com
  • 35. Perbedaan antara sanksi pidana dan sanksi tindakan SANKSI PIDANA SANKSI TINDAKAN Filsafat yang mendasarinya adalah Filsafat yang mendasarinya adalah Filsafat indeterminisme yaitu sejatinya Filsafat Determinisme yaitu mengatakan manusia itu memiliki kehendak bebas. bahwa keadaan hidup dan perilaku manusia, baik perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat ditentukan oleh factor-faktor fisik, geografis, biologis, psikologis, sosiologis, ekonomis dan keagamaan yang ada. Teori yang mendasari adalah teori Teori yang mendasari adalah teori absolute. Teleleologis atau Relatif Bersifat reaktif terhadap suatu Bersifat antisipatif terhadap pelaku kejahatan kajahatan Fokus sanksi pidana tertuju pada Focus sanksi tindakan terarah pada perbuatan salah seorang lewat upaya memberi pertolongan pada pelaku pengenaan penderitaan (agar yang agar dia berubah bersangkutan menjadi jera) Lebih dititik beratkan pada upaya Menitikberatkan pada upaya pembalasan memulihkan kehidupan sosial Tujuannya memberi penderitaan atau Tujuannya untuk memberi pencelaan pendidikan/mendidik Bentuknya adalah hukuman badan Bentuknya adalah Rehabilitasi, (penjara, mati dll) Pengawasan, pencabutan hak tertentu dll. Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi pidana berorientasi pada pengenaan35 www.sesukakita.wordpress penderitaan pada pelaku sedangkan sanksi tindakan berorientasi pada perlindungan .com masyarakat.
  • 36. Kedudukan Sanksi Pidana dan Sanksi Tindakan dalam Sistem Pemidanaan Menurut Undang- Undang Pada bagian ini secara khusus akan mengkaji dua hal yaitu: kecenderungan sanksi pidana dijadikan sebagai “Sanksi Primadona” sanksi tindakan sebagai kebijakan penal yang terabaikan. www.sesukakita.wordpress 36 .com
  • 37. Sanksi pidana sebagai sanksi Primadona. Sanksi Tindakan sebagai kebijakan penal yang terabaikan. Kebijakan legislasi yang tercermin kedalam produk perundang-undangan selama ini banyak memberikan kesan lebih mengutamakan sanksi pidana dalam sistem pemidanaan. 20 perundang-undangan yang pernah saya teliti tak terdapat satupun perundang-undangan tersebut yang tidak menggunakan sanksi pidana. www.sesukakita.wordpress 37 Solehudin,SH.M.H. .com
  • 38. Bentuk-bentuk sanksi pidana yang banyak diterapkan adalah pidana penjara, kurungan dan denda, sedangkan pidana mati hanya terdapat pada beberapa perundang-undangan saja seperti Undang-undang Narkotika, psikotropika Dll. www.sesukakita.wordpress 38 .com
  • 39. Pencantuman jenis pidana dapat diidentifikasikan dalam setiap perundang- undangan pidana, baik yang berkualifikasi tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus. Demikian juga bentuk perundang- undangan yang subsatnsinya adalah perundang-undangan administrasi contohnya perlindungan konsumen, pabean, dsb. www.sesukakita.wordpress 39 .com
  • 40. Dari kenyataan tersebut diatas ternyata bahwa sanksi pidana selama ini dalam produk kebijakan legislasi masih dijadikan “sanksi utama”. Karena banyaknya produk perundang- undangan pidana yang memuat sanksi pidana menunjukkan bahwa tingkat pemahaman para legislator terhadap masalah-masalah pidana dan pemidanaan masih terbatas. www.sesukakita.wordpress .com 40
  • 41. Pemahman legislator mengenai jenis sanksi pidana masih banyak dipengaruhi oleh pandangan lama yang menegaskan bahwa setiap orang yang telah melakukan kejahatan harus dibalas dengan pidana yang setimpal. www.sesukakita.wordpress 41 .com
  • 42. Dari jumlah 20 perundang- undangan yang diteliti oleh Sholehudin ternyata hanya ada 5 undang-undang yang memuat sanksi pidana dan sanksi tindakan. Sanksi tindakan sebagai kebijakan penal yang terabaikan. www.sesukakita.wordpress 42 .com
  • 43. Perkembangan Ada kecenderungan bahwa sanksi tindakan tidak hanya dikenakan pada orang (person) tetapi juga kepada koorporasi (rechtperson) sebagai subyek hukum pidana. Bukti Minimnya perundang-undangan yang memakai sanksi tindakan sebagai sistem pemidanaan maka hal ini mengindikasikan bahwa sanksi tindakan sebagai kebijakan penal yang terabaikan. www.sesukakita.wordpress 43 .com
  • 44. DOUBLE TRACK SYSTEM DAN SINGLE TRACK SYSTEM www.sesukakita.wordpress 44 .com
  • 45. Dalam perkembangan pidana dan pemidanaan pada aliran moderen, sistem pemidanaan mulai berorientasi pada pelaku dan perbuatan (daad- dader straafrecht) jenis sanksi yang diterapkan bukan hanya sanksi pidana tetapi juga meliputi sanksi tindakan. Pengakuan terhadap kesetaraan antara sanksi pidana dan sanksi tindakan inilah yang merupakan hakekat asasi atau ide dasar konsep www.sesukakita.wordpress 45 Double track system. .com
  • 46. Double track system adalah Konsep yang menganut kedua-duanya, yakni sanksi pidana dan sanksi tindakan. Double track system tidak sepenuhnya menganut salah satu diantara keduannya. Sistem dua jalur ini menempatkan dia jenis sanksi tersebut dalam kedudukan yang setara. www.sesukakita.wordpress 46 .com
  • 47. Penekanan pada kesetaraan antara sanksi pidana dan sanksi tindakan dalam kerangka double track system, sesungguhnya terkait dengan fakta bahwa unsure pencelaan/ penderitaan (lewat sanksi pidana) dan unsure pembinaan (lewat sanksi tindakan) sama-sama penting. www.sesukakita.wordpress 47 .com
  • 48. Paham filsafat yang mengakui kesetaraan antara sanksi pidana dan tindakan adalah filsafat Eksistensialisme dari Albert Camus. Camu smengakui justifikasi punishment (pidana) bagi seorang pelanggar, karena punishment merupakan konsekuensi logis dari kebebasan yang disalahgunakan pelaku kejahatan. www.sesukakita.wordpress .com 48
  • 49. Dari sudut pandang ide dasar double track system, kesetaraan kedudukan sanksi pidana dan sanksi tindakan sangat bermanfaat untuk memaksimalkan penggunaan kedua sanksi tersebut secara tepat dan proporsional. Sebab kebijakan sanksi yang integral dan seimbang, selain menghindari penerapan sanksi yang fragmentaristik (pada saknsi pidana) juga menjamin keterpaduan sistem sanksi yang bersifat www.sesukakita.wordpress 49 individual dan fungsional. .com
  • 50. HUKUMAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM www.sesukakita.wordpress 50 .com
  • 51. Sebelum lebih jauh membahas mengenai hukuman dalam hukum pidana islam ini terlebih dahulu perlu disampaikan pengertian hukuman menurut hukum pidana islam. Hukuman dalam bahasa arab disebut dengan “Uqubah” lafadz Uqubah memiliki arti mengiringinya dan datang dibelakangnya. Dalam pengerian yang agak mirip dan mendekati pengertian istilah yaitu artinya membalasnya sesuai dengan apa yang dilakukanya. www.sesukakita.wordpress 51 .com
  • 52. Dari pengertian diatas maka dapat dirangkaikan bahwa sesuatu disebut sebagai hukuman karena ia mengiringi perbuatan dan dilaksanakan sesudah perbuatan itu dilakukan. Sedangkan pengertian yang kedua dapat dipahami bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai hukuman karena merupakan balasan terhadap perbuatan yang menyimpang yang telah dilakukannya. www.sesukakita.wordpress 52 .com
  • 53. Tujuan Hukuman dalam Hukum Pidana Islam Tujuan utama dari penetapan dan penerapan hukuman dalam syariat islam adalah sebagai berikut: Pencegahan Perbaikan dan pendidikan www.sesukakita.wordpress 53 .com
  • 54. Pencegahan Pengertian pencegahan adalah menahan orang yang berbuat jarimah agar ia tidak mengulangi perbuatan jarimahnya. Atau agar ia tidak terus menerus melakukan jarimah tersebut. Disamping mencegah pelaku , pencegahan juga mengandung arti mencegah orang lain selain pelaku agar tidak ikut-ikutan melakukan jarimah, sebab ia bisa mengetahui bahwa hukuman yang dikenakan kepada pelaku juga akan dikenakan terhadap orang lain. www.sesukakita.wordpress 54 .com
  • 55. Oleh karena tujuan hukuman adalah pencegahan maka besarnya hukuman harus sesuai dan cukup mampu mewujudkan tujuan tersebut, tidak boleh kurang atau lebih dari batas yang diperlukan, dengan demikian terdapat prinsip keadilan dalam menjatuhkan hukuman. Dilihat Dari uraian diatas maka jelaslah bahwa tujuan yang pertama itu , efeknya adalah untuk kepentingan masyarakat, sebab dengan tercegahnya pelaku dari perbuatan jarimah maka masyarakat akan tenang, aman, tenteram dan www.sesukakita.wordpress 55 damai. .com
  • 56. Namun demikian, tujuan yang pertama ini juga memiliki efek terhadap pelaku, sebab tidak dilakukannya jarimah itu kembali maka pelaku akan selamat dari hukuman yang telah ditentukan. Pelaksanaan contoh Hukuman yang dilakukan dimuka umum www.sesukakita.wordpress 56 .com
  • 57. Perbaikan dan pendidikan Tujuan yang kedua dari penjatuhan hukuman ini adalah mendidik pelaku jarimah agar ia menjadi orang yang baik dan menyadari kesalahannya. Disini terlihat bagaimana perhatian islam terhadap diri pelaku. Dengan adanya hukuman ia menjadi menyadari akan kesalahannya dan dengan harapan mendapatkan ridho dari Allah SWT. www.sesukakita.wordpress 57 .com
  • 58. Disamping kebaikan pribadi pelaku, syariat islam dalam menjatuhi hukuman juga bertujuan membentuk masyarakat yang baik yang diliputi oleh rasa saling menghormati dan mencintai antara sesama anggota masyarakat yang lain. Serta membuat pelaku menjadi manusia yang penyabar, pengampun. Karena dalam syariat islam terdapat pengampunan korban yang dapat merubah hukuman bagi sipelaku, contohnya qishos. www.sesukakita.wordpress 58 .com
  • 59. Syarat-Syarat Hukuman dalam Hukum Pidana Islam Agar hukuman itu diakui keberadaannya maka harus dipenuhi tiga syarat, syarat tersebut adalah sebagai berikut: www.sesukakita.wordpress 59 .com
  • 60. 1. Hukuman harus ada dasarnya dari syara’ Asas Legalitas Hukum dianggap punya dasar (Syari’iyah) apabila ia didasarkan kepada sumber-sumber syara seperti Algur’an, As-Sunah, Ijma, atau undang-undang yang diterapkan oleh lembaga yang berwenang (ulil amri) seperti dalam hukuman ta’jir (Hukuman yang bersifat pendidikan) www.sesukakita.wordpress 60 .com
  • 61. Dengan adanya persyaratan tersebut maka seorang hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman atas dasar pemikiranya sendiri walaupun ia berkeyakinan bahwa hukuman tersebut lebih baik dan lebih utama dari pada hukuman yang telah ditetapkan oleh syara. www.sesukakita.wordpress 61 .com
  • 62. Syariat islam mebagi hukuman menjadi tiga bagian yaitu: • Hudud (Zina, (qadzaf / penuduhan zina),minum-minuman keras, pencurian, harobah atau perampokan,riddah atau murtad dan pemberontakan. • Qishash (hukuman yang seimbang) contohnya pembunuhan sengaja dan penganiayaan. • Ta’jir (hukuman yang bersfat pendidikan) www.sesukakita.wordpress 62 .com
  • 63. Untuk hukuman Hudud dan Qishash merupakan hukuman-hukuman yang telah ditentukan oleh syara, hakim tidak boleh mengganti keluar dari ketentuan syara, misalnya orang mencuri, hukumannya potong tangan maka hakim tidak boleh dengan hukuman lain selain potong tangan. Sedangkan ta’jir hukuman yang ditentukan oleh ulil amri (pemimpin). Jadi kewenangan hakim sangat luas untuk menentukan piliha hukuman ta’jir mulai yang paling ringan yaitu berupa peringatan sampai yang paling berat yaitu hukuman mati www.sesukakita.wordpress 63 .com
  • 64. 2.Hukuman harus Bersifat Pribadi. Asas Personalitas Dalam hal ini berarti hukuman harus bersifat perorangan. Ini mengandung arti bahwa hukuman harus dijatuhkan kepada orang yang telah melakukan tindak pidana dan tidak mengenai orang lain yang tidak bersalah. Syarat ini merupakan salah satu dasar prinsip yang ditegakkan oleh syariat islam dan ini telah dibicarakan berkaitan dengan masalah www.sesukakita.wordpress 64 pertanggungjawaban. .com
  • 65. 3. Hukuman harus Berlaku Umum. Asas (Aquality Before The Law) Ini berarti hukuman harus berlaku untuk semua orang tanpa adanya diskriminasi, apapun pangkat dan jabatannya dan kedudukanya. www.sesukakita.wordpress 65 .com
  • 66. Didalam hukum pidana Islam, persamaan yang sempurna itu hanya terdapat dalam hukuman Had dan qishash, karena kesuanya merupakan merupakan hukuman yang telah ditetukan oleh syara. Setiap orang yang melakukan jarimah Hudud seperti Zina, pencurian dan sebagainya, akan dihukum sesuai dengan hukuman yang sesuai dengan jarimah yang dilakukannya. Untuk hukuman ta’jir untuk kadar persamaan hukuman tentu tidak dipersamakan keran hakim memiliki kewenangan luas untuk memilih hukuman yang tepat yang sifatnya mendidik. www.sesukakita.wordpress 66 .com
  • 67. Hukuman Menurut Hukum Pidana Islam (Jinayah) Hukuman dalam hukum pidana islam dapat dibagi kepada beberapa bagian dengan meninjaunya dari beberapa segi. Dalam hal ini ada lima penggolongan yaitu. www.sesukakita.wordpress 68 .com
  • 68. Ditinjau dari segi pertalian antara satu hukuman dengan hukuman yang lain. Dalam hal ini hukuman dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu: • Hukuman Pokok (Uqubah Ashliyah) Yaitu hukuman yang ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai hukuman yang asli, Contohnya: hukuman qishosh untuk jarimah pembunuhan, Hukuman Dera 100 x untuk jarimah Zina, atau hukuman potong tangan untuk jarimiah pencurian. • Hukuman pengganti (Uqubah Badaniyah), Yaitu hukuman yang menggantikan hukuman pokok, apabila hukuman pokok tidak dapat dilaksanakan karena alasanyang sah. Contohnya. Hukuman Diat sebagai hukuman pengganti hukuman Qishosh. Sesungguhnya had itu juga merupakan hukuman pokok yaitu untuk pembunuhan menyerupai sengaja atau kekeliruan, akan tetapi juga menjadi hukuman www.sesukakita.wordpress 69 pengganti untuk hukuman.comqishosh.
  • 69. • Hukuman Tambahan (Uqubah Taba’iyah), yaitu hukuman yang mengikuti hukuman pokok tanpa memerlukan keputusan hakim secara tersendiri. Contohnya. Larangan menerima warisan bagi orang yang membunuh orang yang akan diwarisinya (orang tua membunuh anaknya sendiri), sebagai tambahan untuk hukuman Qishosh atau diat. Contoh Selain itu hukuman pencabutan hak untuk menjadi saksi bagi orang yang telah melakukan jarimah Qadzab (menuduh zina), disamping hukuman pokokya yaitu jilid (dera) 80 kali. • Hukuman Pelengkap (Uqubah Takmiliyah) Yaitu hukuman yang mengikuti hukuman pokok dengan syarat harus mendapat keputuan tersendiri dari hakim. Dan syarat inilah yang membedakan dengan hukuman tambahan. Contohnya. Seperti mengalungkan tangan pencuri yang telah dipotong dilehernyawww.sesukakita.wordpress 70 .com
  • 70. Ditinjau dari segi kekuasaan hakim dalam menentukan berat ringannya hukuman, maka hukuman dapat dibagi menjadi dua bagian. Yaitu: • Hukuman yang mempunyai satu batas, artinya tidak ada batas tertinggi dan batas terendah, Contohnya. Hukuman Jilid (dera) sebagai hukuman had (delapan puluh kali atau seratus kali) dalam hal ini hakim tidak berwenang untuk menambah atau mengurangi karena hukuman itu hanya hanya satu macam saja. • Hukuman yang mempunyai dua batas, yaitu batas tertnggi dan batas terendah. Dalam hal ini hakim diberi kewenangan dan kebebasan untuk memilih hukuman yang sesuai antara kedua batas tersebut, Contohnya.seperti hukuman penjara atau jilid pada jarimah- jarimah ta’jir. www.sesukakita.wordpress 71 .com
  • 71. Ditinjau dari segi keharusan untuk memutuskan dengan hukuman tersebut, hukuman dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: • Hukuman yang telah ditentukan (Uqubah Muqaddarah), yaitu hukuman yang jenis dan kadarnya telah ditentukan oleh syara’ dan hakim berkewajiban untuk memutuskan tanpa mengurangi, menambah, atau menggantinya dengan hukuman yang lain. Ulil amri tidak berhak untuk menggugurkannya. • Hukuman yang belum ditentukan (Uqubah Ghair Muqaddarah), yaitu hukuman yang diserahkan kepada hakim untuk memilih jenisnya dari sekumpulan hukuman hukuman yang ditetapkan oleh syara’ dan menentukan jumlahnya untuk kemudian disesuaikan dengan perbuatan pelakunya. www.sesukakita.wordpress 72 .com
  • 72. Ditinjau dari segi tempat dilakukanya hukuman maka hukuman dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: • Hukuman badan (Uqubah badanyah), yaitu hukuman yang dikenakan atas badan manusia, seperti hukuman mati, jilid (dera) dan penjara. • Hukuman Jiwa (Uqubah Nafsiyah) yaitu hukuman yang dikenakan atas jiwa manusia, bukannya atas badannya, seperti ancaman, peringatan, atau teguran. www.sesukakita.wordpress 73 .com
  • 73. Ditinjau dari segi macamnya jarimah yang diancamkan hukuman, hukuman dapat dibagi kepada empat bagian, yaitu sebagai berikut: • Hukuman Hudud, yaitu hukuman yang ditetapkan atas jarimah-jarimah hudud. • Hukuman Qishash dan diat, yaitu hukuman yang ditetapkan atas jarimah qishash dan diat. • Hukuman Kifarat, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk sebagaian jarimah qishash dan diat dan beberapa jarimah ta’jir. • Hukuman ta’zir, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk jarimah-jarimah ta’zir. www.sesukakita.wordpress 74 .com
  • 74. Hukuman-hukuman untuk jarimah hudud. Hukum hudud adalah hukuman-hukuman yang ditetapkan untuk jarimah-jarimah hudud, jarimah hudud ada tujuh macam yaitu: – Zina – Qadzaf (menuduh zina) – Minum-minuman keras – Pencurian – Hirabah (Perampokan) – Riddah (murtad) dan – Pemberontakan www.sesukakita.wordpress 75 .com
  • 75. Keterangan/ Penjelasan: www.sesukakita.wordpress 76 .com
  • 76. Hukuman Zina Syariat islam telah menetapkan tiga jenis hukuman untuk jarimah zina yaitu: Dera (Jilid), Pengasingan, Rajam. • Hukuman Dera seratus kali dan pengasingan ditetapkan untuk pelaku zina yang keduanya ghoir muhshan (Belum menikah) • Hukuman rajam bagi pelaku zina yang keduanya Muhshan (menikah) • Kalau pelakunya yang satu ghoir muhshan dan satunya muhshan maka yang muhshan dirajan dan yang ghoir muhshan di dera(jilid) dan diasingkan. www.sesukakita.wordpress 77 .com
  • 77. Dasarnya. QS. An-Nuur: ayat 2 yang Artinya: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah beas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” • dan HR. Jam’ah kecuali Al Bukhari dan An-Nasa’i. “Jejeka dan gadis hukumannya jilid seratus kali dan pengasinganselama satu tahun” • Dalam Hadist lain. Diriwayatkan sama dengan diatas: “Dan janda dengan duda hukumannya jilid seratus kali dan rajam” www.sesukakita.wordpress 78 .com
  • 78. Hukuman untuk jarimah Qadzaf (penuduhan zina) • Hukuman untuk jarimah qadzaf dalam syariat islam ada dua yaitu: −Hukuman pokok, yaitu jilid −Hukuman Tambahan; yaitu pencabutan hak untuk menjadi saksi www.sesukakita.wordpress 79 .com
  • 79. • Jarimah qadzaf ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang iri serta tidak senang dengan orang lain sehingga dia elakukan sesuatu yang dapat menjatuhkan harga diri orang lain, oleh karena ini adalah tindakan yang tidak jujur maka syariat islam mencabut hak kejujurannya untuk menjadi saksi atau tidak diakui kejujurannya. • Jilid untuk pelaku Qadzaf berbeda dengan zina yang jumlahnya hanya delapan puluh kali cambukan www.sesukakita.wordpress 80 .com
  • 80. Dasarnya. QS. An-Nuur ayat 4. • “dan orang-orang yang menuduh wanita- wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama- lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik” • Hal ini yang belum dapat saya temukan apakah benar hanya laki-laki yang menuduh zina yang demikian itu. www.sesukakita.wordpress 81 .com
  • 81. Hukuman Minum-Minuman Keras • Hukuman untuk minum minuman keras adalah jilid atau dera sebanyak delapan puluh kali dera. • Menurut Imam Syafii, berpendapan bahwa 80 kali jilid tersebut 40 kali jilid termasuk had sedangkan 40 kali adalah ta’zir yang hanya dijatuhkan oleh hakim kalau dipandang perlu oleh hakim. www.sesukakita.wordpress 82 .com
  • 82. • Larangan untuk minum-minuman keras ada dalam QS. Al-Maidah ayat 90. • “hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamr, judi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan yang keji termasuk perbuatan syaiton. Maka jauhilah perbuatan-itu agar kamu mendapat keberuntungan” • Sedangkan untuk hukumannya tercantum dalam hadist Nabi SAW HR.Ahmad. • “dari Abdullah Ibn’amr ia berkata: telah bersabda Rasullulah Saw” barang siapa yang meminum khamr maka jilidlah ia, apabila ia mengulanginya, maka jilidlah ia, apabila mengulangi lagi jilidlah ia.” www.sesukakita.wordpress 83 .com
  • 83. Hukuman Untuk Jarimah Pencurian • Jarimah pencurian diancam dengan hukuman potong tangan. • Para fuqaha telah sepakat, bahwa dalam pengertian tangan termasuk juga kaki. • Apabila seseorang melakukan pencurian untuk yang pertama kalinya maka tangan kanannya yang dipotong, dan jika mencuri kembali untuk kedua kalinya maka kaki kirinya yang dipotong. www.sesukakita.wordpress 84 .com
  • 84. • Dasarnya QS Al-Maidah ayat 38 yang artinya: “laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduannya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah, dan Allah maha perkasa lagi maha Bijaksana” www.sesukakita.wordpress 85 .com
  • 85. Hukuman Untuk jarimah Perampokan. Syariat Islam menetapkan empat macam hukuman untuk tindak pidana perampokan (Hirabah) yaitu: • Hukuman mati; • Hukuman mati dan salib; • Hukuman potong tangan dan kaki serta; • hukuman pengasingan. www.sesukakita.wordpress 86 .com
  • 86. • Dasarnya QS. Al-Maidah ayat 33 yang artinya: “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang- orang yang memerangi Allah dan Rasulnya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka itu dibunuh atau di salib, dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamaanya) yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akherat mereka peroleh siksaan yang besar”. • Hukuman mati, dijatuhkan kepada perampok apabila disertai dengan pembunuhan. www.sesukakita.wordpress 87 .com
  • 87. • Hukuman mati disalib dijatuhkan kepada perampok yang membunuh serta merampas harta bendanya, dijatuhkan atas pembunuhan dan percurian harta. • Hukuman potong tangan dan kaki dijatuhkan kepada perampok yang hanya mengambil hartanya saja tanpa melakukan pembunuhan. • Hukuman pengasingan dilakukan kepada perampok (pengganggu keamanan) yang tidak mengambil harta dan tidak membunuh tetapi hanya menakut-nakuti saja. Yangtujuannya untuk mencari popularitas untuk dirinya sendiri. www.sesukakita.wordpress 88 .com
  • 88. Hukuman Untuk jarimah Riddah (Murtad) •Jarimah riddah diancam dengan dua jenis hukuman: –hukuman Pokok, yaitu Hukuman mati: –Hukuman tambahan yaitu penyitaan harta bendanya. www.sesukakita.wordpress .com 89
  • 89. • Hukuman mati bagi orang yang murtad didasarkan pada hadist nabi Saw. HR Bukhari. Yang artinya: “dari Ibn Abbas ra, ia berkata: Telah bersabda RasullAllah Saw: “barang siapa mengganti agamannya maka bunuhlah ia” • Dalam hal penyitaa harta ini banyak sekali perbedaan pendapat namun ada pendapat yang kuat yaitu mengatakan bahwa harta yang disita hanya sebatas harta yang diperoleh setelah dia murtad sedangkan harta sebelumnya diserahkan kepada ahli warisnya yang masih muslim. www.sesukakita.wordpress 90 .com
  • 90. Hukuman Untuk jarimah Pemberontakan. Hukuman untuk jarimah pemberontakan adalah hukuman mati. Hal ini didasarkan pada Firman Allah dalam Surah Al Hujuraat ayat 9 yang artinya: “dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduannya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah: jika golongan itu telah kembali (kepad perintah Allah), maka damaikanlah antara keduannya dengan adil dan berlaku adilah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” www.sesukakita.wordpress 91 .com
  • 91. Yang lebih tegas tentang hukuman bagi jarimah pemberontakan adalah terdapat dalam hadist nabi Saw HR. Muslim. Yang artinya” Dari Arfajah ibn syuraih ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw bersabda:”barang siapa yang dating kepeda kamu sekalian, sedangkan kalian telah sepakat kepada seorang pemimpin, untuk memecah belah belah kelompok kalian, maka bunuhlah dia”. www.sesukakita.wordpress 92 .com
  • 92. Hukuman-hukuman untuk jarimah Qishash dan diat. Qishash dan diat itu ada lima macam yaitu: • pembunuhan sengaja, • Pembunuhan menyerupai sengaja, • Pembunuhan karena kesalahan, (tidak sengaja) • Penganiayaan sengaja, • penganiayaan karena kesalahan (tidak sengaja) www.sesukakita.wordpress 93 .com
  • 93. Hukuman-hukuman yang diancamkan terhadap jarimah-jarimah tersebut adalah sebagai berikut: • Qishash • Diat • Kifarat (membebaskan seorang hamba yang mukmin) • Hilangnya hak waris dan hak wasiat. www.sesukakita.wordpress .com 94
  • 94. Hukuman Qishash Pengertian qishash sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad abu zahrah adalah sebagai berikut: Qishash adalah memberikan hukuman kepada pelaku perbuatan persis seperti apa yang dilakukan terhadap korban. www.sesukakita.wordpress 95 .com
  • 95. • Qishash didasarkan kepada Firman Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 178-179: yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu qishas berkenan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu permaafan dari saudaranya, hendaklah yang dimaafkan membayar(diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang amat pedih. Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu96 www.sesukakita.wordpress bertaqwa.” .com
  • 96. Hukuman qiashash ini berlaku untuk jarimah- jarimah pembunuhan sengaja dan penganiayaan sengaja. Baik dalam pembunuhan maupun penganiayaan korban maupun walinya diberi wewenang untuk memberikan ampunan terhadap pelaku apabila ada pengampunan maka hukuman qishash bisa gugur dan diganti dengan hukuman diat. www.sesukakita.wordpress 97 .com
  • 97. Hukuman diat Diat adalah hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan menyerupai sengaja dan tidak sengaja. Ketentuan ini didasarkan kepada Firman Allah Swt dalam surah An-Nisaa’ ayat 92 yang artinya: “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain) kecuali kerena tersalah (tidak sengaja): dan barang siapa membunuh orang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (orang yang terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah” Meskipun bersifat hukuman, namun diat merupakan harta yang diberikan kepada korban atau keluarganya, bukan kepada berbendaharaan Negara dalam hal ini diat hamper mirip dengan ganti kerugian. www.sesukakita.wordpress 98 .com
  • 98. Hukuman Kifarat • Hukuman kifarat dijatuhkan atas pembunuhan karena kekeliruan (tidak sengaja) dan menyerupai sengaja. • Adapun hukumannya adalah membebaskan seorang hamba yang mukmin. Apabila tidak mampu maka hukumannya diganti dengan puasa dua bulan berturut-turut. Hal ini didasarkan kepada firman Allah Swt dalam surah An-Nisaa’ ayat 92: yang artinya:”…Barang siapa yang tidak memperolehnya ia (si pembunuh)berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah maha www.sesukakita.wordpress 99 mengetahui lagi maha.combijaksana”.
  • 99. Hukuman Pencabutan hak waris dan wasiat. Pencabutan hak waris dan hak wasiat merupakan hukuman tambahan, disamping hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan. www.sesukakita.wordpress 100 .com
  • 100. Hukuman untuk jarimah ta’zir Hukuman ta’zir, seperti yang dikemukakan oleh Imam Al- Mawardi adalah sebagai berikut: Ta’zir adalah hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa (maksiat) yang hukumannyabelum ditetapkan oleh syara. Jarimah ta’zir jumlahnya sangat banyak, kerena mencakup semua perbuatan maksiat yang hukumannya belum ditentukan oleh syara dan diserahkan kepada ulil amri untuk mengaturnya. Jadi intinya jarimah yang tidak diatur dalam syara seperti :Hukuman kawalan, Hukuman hukuman pengucilan dan lain sebagainya. www.sesukakita.wordpress 101 .com
  • 101. Hukuman/Pidana Menurut Hukum Positif Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)/(Wvs) telah menetapkan jenis-jenis pidana sebagaimana yang disebutkan dalampasal 10 KUHP yang mana didalam pasal tersebut diatur dua jenis pidana yaitu: Pidana Pokok dan Pidana tambahan. www.sesukakita.wordpress 102 .com
  • 102. Pidana pokok terdiri dari empat jenis pidana sedangkan pidana tambahan terdiri dari tiga jenis pidana. Pidana Pokok meliputi: Pidana Tambahan meliputi: • Pidana Mati • Pencabutan beberapa hak- hak tertentu • Pidana Penjara • perampasan barang- barang tertentu • Pidana Kurungan; • pengumuman putusan hakim • Pidana Denda. www.sesukakita.wordpress 103 .com
  • 103. Namun KUHP yang sekarang masih berlaku sebenarnya sudah sering sekali akan dilakukan revisi, namun sampai sekarang ternyata hasil revisi tersebut masih terjadi kontroversi sehingga belum dapat di sahkan menjadi KUHP baru yang berjiwa asli Indonesia. www.sesukakita.wordpress 104 .com
  • 104. Sebagai perbandingan jenis hukuman antara KUHP sekarang dengan beberapa RUU KUHP maka akan disampaikan jenis-jenis pidana menurut RUU KUHP. Jenis-jenis Pidana menurut pasal 304 Rancangan KUHP tim pengkajian tahun 1982/1983 yaitu sebagai berikut: www.sesukakita.wordpress 105 .com
  • 105. Jenis-jenis Pidana menurut pasal 304 Rancangan KUHP tim pengkajian tahun 1982/1983 yaitu sebagai berikut: Ayat (1). Pidana Pokok adalah: Ke-1. Pidana Pemasyarakatan; Ke-2. Pidana Tutupan; Ke-3. Pidana Pengawasan; Ke-4. Pidana Denda. Ayat (2) Urutan pidana pokok diatas menentukan berat ringannya pidana. Ayat (3) Pidana tambahan adalah: Ke-1.Pencabutan hak-hak tertentu; Ke-2. Perampasan barang-barang tertentu dan tagihan; Ke-3. Pengumuman Putusan hakim; Ke-4. Pembayaran Ganti kerugian; K-5. Pemenuhan kewajiban Adat. Ayat (4). Pidana Mati merupakan pidana pokok yang bersifat khusus. www.sesukakita.wordpress 106 .com
  • 106. Dalam RUU KUHP baru hasil penyempurnaan tim intern departemen Kehakiman disebutkan sebagai berikut: Pasal 68 Pidana pokok terdiri dari: Pidana Penjara; Pidana tertutup; Pidana Pengawasan; Pidana Denda; Pidana kerja social. Urutan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menentukan berat ringannya pidana. Pasal 69 Pidana mati merupakan pidana pokok yang bersifat khusus. Pasal 70 Pidana tambahan Pemenuhan kewajiban adaptterdiri atas: Pencabutan hak tertentu; Perampasan barang-barang tertentu dan atau tagihan; Pengumuman putusan hakim Pembayaran ganti kerugian; www.sesukakita.wordpress 107 .com
  • 107. Ad. Pidana Mati Yang menarik untuk dipahami adalah pidana mati bahwa yang dalam RUU disebut sebagai pidana pokok yang bersifat khusus. Penerapan pidana mati dalam praktek sering menimbulkan kontroversi diantara yang setuju dengan yang tidak. www.sesukakita.wordpress 108 .com
  • 108. Bagaimanapun pendapat yang tidak setuju adanya pidana mati, namun kenyataan yuridis formal pidana mati memang ada dan dibenarkan. Setidaknya kurang lebih 15 orang telah dijatuhi pidana mati kerena melakukan tindak pidana. Untuk lebih lanjut membahas mengenai hukuman mati ini, maka akan lebih baik kalau melihat RUU KUHP sebagai Ius Constituendum. Hal-hal yang perlu di ketahui antara lain sebagai berikut: Pidana mati dilaksanakan oleh regu tembak dengan menembak terpidana sampai mati; www.sesukakita.wordpress 109 .com
  • 109. • Pidana mati dilaksanakan oleh regu tembak dengan menembak terpidana sampai mati; Pelaksanaan pidana mati tidak dilakukan di muka umum; • Pidana mati tidak dapat dijatuhkan kepada anak dibawah umur delapan belas tahun; • Pelaksanaan pidana mati pada wanita hamil atau orang sakit jiwa, ditunda sampai wanita tersebut melahirkan atau orang yang sakit jiwa tersebut. • Pidana mati baru dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari presiden; Pelaksanaan pidana mati dapat ditunda dengan masa percobaan selama sepuluh tahun, jika: Reaksi masyarakat www.sesukakita.wordpress tidak terlalu terhadap terpidana 110 besar; .com
  • 110. • Terpidana menunjukkan rasa menyesal dan ada harapan untuk memperbaiki, Kedudukan terpidana dalam penyertaan tindak pidana tidak terlalu penting; Ada alasan yang meringankan. • Jika terpidana selama percobaan menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji, maka pidana mati dapat diubah menjadi pidana seumur hidup atau pidana penjara paling lama dua puluh tahun dengan keputusan menteri kehakiman. www.sesukakita.wordpress 111 .com
  • 111. Jika terpidana selama percobaan tidak menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji serta tidak ada harapan untuk memperbaiki maka, pidana mati dapat dilakukan atas perintah jaksa agung; Jika setelah permohonan grasi ditolak, pelaksanaan pidana mati tidak dilaksanakan selama sepuluh tahun bukan karena terpidana melarikan diri maka pidana mati tersebut dapat diubah menjadi pidana seumur hidup dengan keputusan menteri kehakiman. www.sesukakita.wordpress 112 .com
  • 112. Dari ketentuan tersebut dapat dilihat bahwa dalam RUU KUHP terjadi pengenduran, memang hal ini seharusnya terjadi karena Ius Constituendum harus lebih baik dari Ius Konstitutum. www.sesukakita.wordpress 113 .com
  • 113. Ad. Pidana Penjara Pidana penjara merupakan jenis pidana yang dalam undang-undang ditentukan maksimal umum dan minimal umum, maksimal umum seperti yang diatur dalam KUHP adalah 15 tahun dan minimal umum adalah 1 hari. www.sesukakita.wordpress 114 .com
  • 114. Pidana penjara sebagaimana diatur dalam RUU KUHP yaitu sebagai berikut: • Pidana penjara dijatuhkan untuk seumur hidup atau untuk waktu tertentu. Waktu tertentu dijatuhkan paling lama 15 tahun dan paling singkat 1 hari , kecuali ditentukan minimum khusus; • Jika dapat dipilih antara pidana mati dan pidana penjara seumur hidup; atau jika ada pemberatan pidana yang dijatuhi pidana penjara lima belas tahun berturut-turut,maka pidana penjara dapat dijatuhkan untuk waktu dua puluh tahun berturut-turu; • Jika terpidana seumur hidup telah menjalani pidana kurang sepuluh tahun pertama dengan berkelakuan baik, menteri kehakiman dapat mengubah sisa pidana tersebut menjadi pidana penjara lpaling lama lima belas tahun. • Pelepasan bersyarat; www.sesukakita.wordpress 115 .com
  • 115. Sistem Pelaksanaan Hukuman Penjara www.sesukakita.wordpress 116 .com
  • 116. Ada lima sistem pelaksanaan hukuman penjara yang dikenal dalam hukum pidana yaitu: • Sistem Pensylvania • Sistem Anborn/silent system • Sistem Irlandia • Sistem Elmira • sistem Osborne www.sesukakita.wordpress 117 .com
  • 117. Sistem Pensylvania. Dalam sistem ini orang yang dijatuhi hukuman penjara, menjalani hukuman secara terasing dalam sel. Terhukum tidak boleh berkontak dengan orang lain kecuali dengan penjaga sel. www.sesukakita.wordpress 118 .com
  • 118. Sistem Anborn Dalam sistem ini terhukum hanya waktu malam saja ditutup sendirian dalam sel, sedangkan pada siang hari boleh bekerja dengan bersama-sama tetapi dilarang bicara, oleh karena itu dikenal juga dengan silent system www.sesukakita.wordpress 119 .com
  • 119. Sistem Irlandia Sistem ini termasuk sistem yang progresif, mula-mula dijalankan secara keras setelah terhukum berlaku baik hukumannya berangsur-angsur dikurangi. www.sesukakita.wordpress 120 .com
  • 120. Tingkatan pelaksanaan hukuman tersebut yaitu: • Tingkat Probation. Ditingkat ini terhukum diasingkan dalam sel siang dan malam hari selama waktu tergantung pada kelakuan terhukum. • Tingkat Publik work preson. Ditingkat ini terhukum dipindahkan ketempat lain dan diwajibkan bekerja bersama-sama dengan yang lain. Dibagi dalam 4 kelas mulai kelas terendah berangsur-angsur naik setelah mendapatkan sertifikat. • Tingkat Ticket of live (tiket meninggalkan penjara) Terhukum dibebaskan dengan perjanjian, dan diberi tiket. Yaitu suatu tiket yang menerangkan bahw ia boleh meninggalkan penjara dengan perjanjian. www.sesukakita.wordpress 121 .com
  • 121. Sistem Elmira. Didirikan bagi terhukum yang berumur dibawah 30 tahun diberi nama Reformatuwri, maksudnya sebagai tempat memperbaiki terhukum menjadi anggota masyarakat yang berguna. Dalam sistem ini hukuman dilalui beberapa tingkatan. Titik beratnya pada usaha perbaikan terhukum. Kepada terhukum diberikan pendidikan dan pekerjaan yang bermanfaat sedangkan lamanya hukuman tidak ditetapkan hakim, jadi ditentukan tergantung kelakuan terhukum dalam penjara. www.sesukakita.wordpress 122 .com
  • 122. Sistem Orborne Disebut Osborne karena ditemukan oleh Thomas Moot asborne. Sistem ini memakai dasar self government artinya atas, bagi dan dari para terhukum dalam penjara. www.sesukakita.wordpress 123 .com
  • 123. Ad. Pidana Kurungan Ini merupakan hukuman yang lebih ringan dari hukuman penjara, hal ini diatur dalam pasal 18 sampai 29 KUHP. Minimal umum untuk hukuman kurungan adalah 1 hari (pasal 18 ayat(1)) dan maksimal umum adalah 1 tahun tetapi kurungan dapat ditambah menjadi 1 tahun 4 bulan jika: • terjadi perbarengan perbuatan pidana; • pengulangan perbuatan pidana; • sebagaimana diatur dalam pasal 52 (pekerjaan istimewa bagi pegawai negeri) dan 52a.(kejahatan www.sesukakita.wordpress 124 menggunakan bendera Indonesia) .com
  • 124. Apa bedanya Pidana Kurungan dengan Pidana Penjara ? www.sesukakita.wordpress 125 .com
  • 125. Hukuman kurungan memiliki perbedaan dengan hukuman penjara yaitu: • Hukuman penjara dapat dijalankan dalam penjara dimana saja, sedangkan hukuman kurungan hanya boleh dilaksanakan di dalam penjara dimana dia diputuskan oleh hakim; • orang yang dihukum penjara bekerja lebih berat disbanding dengan orang yang menjalani hukuman kurungan; • orang yang dihukum kurungan memiliki hak pestol yaitu hak untuk memperbaiki keadaanya dengan biaya sendiri sedangkan kalau penjara tidak. www.sesukakita.wordpress 126 .com
  • 126. Ad.Pidana Tutupan Pidana tutupan ada beberapa bentuk dalam undang-undang diluar KUHP, misalnya penutupan seluruh atau sebagian perusahaan milik terpidana, pidana tata tertib yang bisa meliputi penempatan perusahaan siterhukum, kewajiban pembayaran uang jaminan. Dan lain –lain hal ini seperti diatur dalam UUTPE (undang-undang tindak pidana Ekonomi) www.sesukakita.wordpress 127 .com
  • 127. Ad. Pidana Pengawasan. Pidana pengawasan merupakan jenis pidana baru yang belum diatur dalam KUHP sekarang, namun dalam RUU KUHP sudah mulai dimasukkan. Pidana pengawasan tidak dapat begitu saja dilakukan , namun harus memenuhi beberapa persyaratan. www.sesukakita.wordpress 128 .com
  • 128. Adapaun hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut: • Pidana pengawasan dapat dijatuhkan kepada terdakwa yang melakukan tindak pidana yang dinacam dengan pidana penjara tujuh tahun; • dapat dijatuhkan kepada terdakwa mengingat keadaan pribadi dan perbuatannya, dengan syarat- syarat: • terpidana tidak akan melakukan tindak pidana; dan • terpidana dalam waktu tertentu yang lebih pendek dari masa pidana pengawasan, harus mengganti seluruh atau sebagaian kerugian yang timbul oleh tindak pidana yang dilakukan, serta • terpidana harus melakukan perbuatanatau tidak melakukan perbuatan tertentu, tanpa mengurangi kemerdekaan beragama dan kemerdekaan berpolitik. www.sesukakita.wordpress 129 .com
  • 129. • Pengawasan dapat dilakukan oleh pejabat Pembina dari departemen kehakiman yang dapat dimintakan bantuan kepada pemerintah daerah, lembaga social atau orang lain; • pejabat Pembina dapat mengusulkan kepada hakim pengawas untuk memperpanjang pengawasanapabila terpidana melanggar hukum. Namun jika terpidana berkelakuan baik maka dapat diperpendek masa pengawasannya. www.sesukakita.wordpress 130 .com
  • 130. Ad. Pidana Tambahan Pidana tambahan yang diatur dalam KUHP sekarang masih sangat sempit sehingga dalam RUU pidana tambahan ini menjadi luas sekali www.sesukakita.wordpress 131 .com
  • 131. Namun yang menarik untuk disimak diantaranya adalah: Pidana Perampasan barang-barang tertentu dan atau tagihan Pidana tambahan ini dapat dijatuhkan tanpa dijatuhkannya pidana pokok , artinya dapat berdiri sendiri, dalam hal ancaman pidana penjara tidak lebih dari tujuh tahun atau karena terpidana hanya dikenakan hukuman tindakan. www.sesukakita.wordpress 132 .com
  • 132. Pidana Pengumuman putusan hakim Jenis pidana tambahan ini juga termasuk jenis pidana baru yang mana diperintahkan supaya putusan hakim dapat diumumkan maka ditetapkan cara-cara melaksanakan perintah tersebut dalam jumlah biaya pengumuan yang ditanggung oleh terpidana. www.sesukakita.wordpress 133 .com
  • 133. Pemenuhan Kewajiban adat Beberapa hal dapat dikemukakan berkaitan dengan pidana tambahan ini, dalam putusan dapat ditetapkan pemenuhan adapt setempat, utamanya jika tindak pidana yang dilakukan menurut adapt setempat seseorang patut dipidana walaupun perbuatan tersebut tidak diatur dalam undang- undang. www.sesukakita.wordpress 134 .com
  • 134. GABUNGAN HUKUMAN MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM www.sesukakita.wordpress 135 .com
  • 135. Menurut teori hukum pidana Terdapat tiga teori mengenai gabungan hukuman yaitu: Teori berganda, Teori penyerapan, dan Teori campuran. www.sesukakita.wordpress 136 .com
  • 136. Teori berganda. Menurut ini pelaku mendapat semua hukuman yang ditetapkan untuk tiap- tiap tindak pidana yang dilakukan. Kelemahan teori ini terletak pada banyaknya hukuman yang dijatuhkan. Hukuman penjara misalnya adalah hukuman sementara, tetapi apabila digabung-gabungkan maka akan menjadi hukuman seumur hidup. www.sesukakita.wordpress 137 .com
  • 137. Teori Penyerapan Menurut teori ini hukuman yang lebih berat dapat menyerap (menghapuskan) hukuman yang lebih ringan. Contohnya: Hukuman penjara 10 tahun dan Hukuman penjara 3 tahun maka yang dipakai adalah hukuman yang berat sehingga hukuman tiga tahun diserat dengan hukuman yang lebih berat. Kelemahan teori ini adalah kurangnya keseimbangan antara hukuman yang dijatuhkan dengan banyaknya jarimah yang dilakukan, sehingga hukuman terkesan demikian ringan. www.sesukakita.wordpress 138 .com
  • 138. Teori campuran Teori ini merupakan campuran dari teori berganda dengan penyerapan. Teori ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam kedua teori tersebut. Menurut teori campuran hukuman-hukuman bisa digabungkan, asal hasil gabungan itu tidak melebihi batas tertentu, sehingga dengan demikian akan hilanglah kesan berlebihan dalam penjatuhan hukuman. www.sesukakita.wordpress 139 .com
  • 139. Dalam Hukum Pidana Indonesia Dalam hukum pidana Indonesia ada beberapa teori yang dianut berkaitan dengan gabungan hukuman ini. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut: www.sesukakita.wordpress 140 .com
  • 140. Teori Penyerapan Biasa Menurut teori ini, yang terdapat dalam pasal 63 KUHP hanya satu aturan pidana yang diterapkan yaitu hukuman yang peling berat hukuman pokoknya, apabila suatu perbuatan diancam dengan beberapa aturan pidana. Contohnya: orang membunuh dengan menembak dibelakang kaca, jadi tindakkanya adalah membunuh (pasal 339)dan merusak barang (pasal 406) maka yang diterapkan adalah pasal 339. www.sesukakita.wordpress 141 .com
  • 141. Teori Penyerapan Keras Menurut teori ini, dalam hal gabungan perbuatan nyata yang diancam dengan hukuman pokok yang sejenis, hanya satu hukuman saja yang dijatuhkan, dan hukuman bisa diberatkan dengan tambahan sepertiga dari maksimum hukuman terberat. www.sesukakita.wordpress 142 .com
  • 142. Teori Berganda yang dikurangi Teori ini hampir sama dengan teori penyerapan keras yang bersumber dari pasal 65 dan 66 KUHP. Menurut teori ini yang tercantum dalam pasal 65 ayat(2), semua hukuman dapat dijatuhkan, tetapi jumlah keseluruhannya tidak boleh melebihi batas maksimum umum ditambah sepertiganya. Bedanya dengan teori penyerapan keras adalah dalam teori ini tidak perlu adanya hukuman pokok yang sejenis. www.sesukakita.wordpress 143 .com
  • 143. Teori Berganda Biasa Menurut teori ini, semua hukuman dijatuhkan tanpa dikurangi. Ini dianut dalam pasal 70 ayat (1) yang berbunyi: Jika ada gabungan secara yang termaksud dalam pasal 65 dan 66 antara pelanggaran dengan kejahatan, atau antara pelanggaran dengan pelanggaran maka dijatuhkan hukuman bagi tiap-tiap pelanggaran itu dengan tidak dikurangi. Untuk pelanggaran maka hukuman kurungan tidak boleh lebih dari satu tahun empat bulan dan kurungan pengganti tidak boleh dari delapan bulan. www.sesukakita.wordpress 144 .com
  • 144. Dalam Hukum Pidana Islam Dalam Hukum pidana Islam, teori tentang bergandanya hukuman sudah dikenal oleh para Fuqaha, tetapi teori tersebut dibatasi dengan dua teori yang lain yaitu: Teori saling Melengkapi (At Tadakhul) dan Penyerapan (Al- Jabb) www.sesukakita.wordpress 145 .com
  • 145. Teori Saling melengkapi (At- Tadakhul) Menurut teori ini, ketika terjadi gabungan perbuatan maka hukuman-hukumannya saling melengkapi (memasuki), sehingga karenanya semua perbuatan tersebut hanya dijatuhi satu hukuman, seperti kalau seseorang melakukan saru jarimah. www.sesukakita.wordpress 146 .com
  • 146. Teori ini didasarkan atas dua pertimbangan: • Meskipun jarimah yang dilakukan berganda, tetapi semuanya itu jenisnya sama. Maka sudah sepantasnya kalau pelaku hanya dikenakan satu macam hukuman saja. Contohnya pencurian yang berulang-ulang. • Meskipun perbuatan-perbuatan yang dilakukan berganda dan berbeda-beda macamnya, namun hukumannya bias saling melengkapi, dan cukup satu hukuman saja untuk melindungi kepentingan yang sama. Misalnya seseorang yang makan bangkai, darah, dan daging babi, cukup dijatuhi satu hukuman, karena hukuman-hukuman tersebut dijatuhkan untuk mencapai tujuan, yaitu melindungi kesehatan dan kepentingan perseorangan dan juga masyarakat. www.sesukakita.wordpress 147 .com
  • 147. Teori Penyerapan (Al-Jabb) Pengertian penyerapan menurut syariat islam adalah cukup untuk menjatuhkan satu hukuman saja, sehingga hukuman- hukuman yang lain tidak perlu dijatuhkan. Hukuman dalam kontek ini tidak lain adalah hukuman mati, dimana pelaksanaannya dengan sendirinya menyerap hukuman-hukuman yang lain. Namun dalam kalangan Fuqaha masih terjadi perdebatan tentang dimana wilayah berlakunya, apakah mencakup semua jarimah ataukan tidak. www.sesukakita.wordpress 148 .com
  • 148. LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PERSPEKTIF SISTEM PERADILAN PIDANA www.sesukakita.wordpress 149 .com
  • 149. Sistem Peradilan Pidana Indonesia Secara sederhana sistem peradilan pidana atau yang sering disebut dengan (Criminal justice system) dapat dipahami suatu usaha untuk memehami serta menjawab pertanyaan apa tugas hukum pidana didalam masyarakat dan bukan sekedar bagaimana hukum pidana didalam undang-undang dan bagaimana hakim menerapkannya. www.sesukakita.wordpress 150 .com
  • 150. Di Indonesia sistem peradilan pidana setelah berlakunya undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana mempunyai empat komponen atau sub sistem yaitu: • Sub sistem kepolisian • Sub sistem kejaksaan • Sub sistem pengadilan • Dan sub sistem pemasyarakatan. www.sesukakita.wordpress 151 .com
  • 151. Tujuan sistem peradilan pidana menurut Prof Muladi dapat dikategorikan sebagai: • Tujuan jangka pendek, apabila yang hendak dicapai resosialisasi dan rehabilitasi pelaku tindak pidana; • dikategorikan sebagai tujuan jangka menengah, apabila yang hendak dituju lebih luas yakni pengendalian dan pencegahan kejahatan dalam konteks politik criminal (Criminal policy) • Tujuan jangka panjang , apabila yang hendak dicapai adalah kesejahteraan (Social Welfare) masyarakat www.sesukakita.wordpress .com 152
  • 152. Mekanisme Sistem Peradilan Pidana Sistem ini mulai bekerja sejak adanya laporan/atau aduan dari masyarakat tentang terjadinya tindak pidana dari masyarakat. Setelah itu polisi melakukan proses selanjutnya (penagkapan dan penyelidikan dan penydsidikan) selanjutnya pelaku diteruskan ke lembaga kejaksaan, pemngadilan lalu dijatuhi putusan dan terakhir pada pemasyarakatan. www.sesukakita.wordpress 153 .com
  • 153. SISTEM PERADILAN PIDANA SUB SISTEM SPP In Kasus Polisi JPU PN LP P ut Ou Penyelidik Penuntuta Pemeriksaa Eksekusi t an dan n n perkara dan Put Membuat pembinaa Penyidikan pidana n SP3 MASYARAKAT www.sesukakita.wordpress 154 .com
  • 154. CCM dan DPM Dalam bukunya yang berjudul The limits of the Criminal Sanction, Herbert L. Packer. Menyebutkan ada dua model dalam proses peradilan pidana (Two models of the criminal process) yaitu : Crime Control Model dan Due Process Model. www.sesukakita.wordpress 155 .com
  • 155. Proses peradilan pidana menandaskan dirinya pada hukum pidana. Kedua proses ini berlainan cara kerjanya, akan tetapi mengakui pentingnya seperangkat hukum tertulis, tetapi fokusnya pada peraturan yang berbeda. Kedua model tersebut diatas memiliki perbedaan dalam melakukan proses penyelesaian kasus/perkara pidana mulai dari proses penangkapan sampai orang itu dinyatakan bersalah. www.sesukakita.wordpress .com 156
  • 156. Karateristik CCM dan DPM Karateristik dari CCM adalah efisiensi yang mana proses criminal itu bekerja yaitu cepat tangkap dan cepat adili (Asas Presumtion of Quilt) sedangkan DPM memiliki karateristik adalah perlindungan hak-hak tersangka, untuk menentukan kesalahan harus melalui suatu persidangan (Asas Presumtion of Inocene). www.sesukakita.wordpress 157 .com
  • 157. Dalam kenyataannya dua model ini sangat mempengaruhi hukum acara pidana Indonesia, yaitu karateristik DPM menonjol pada KUHAP Indonesia dengan dilindunginya hak-hak tersangka dan terdakwa, namun dalam bekerjanya KUHAP, maka menggunakan CCM yang ditonjolkan dalam praktek. www.sesukakita.wordpress 158 .com
  • 158. Posisi Lembaga Pemasayarakatan dalam SPP Lembaga Pemasyarakatan sebagai lembaga pembinaan, posisinya sangat strategis dalam merealisasikan tujuan akhir dari SPP, yaitu Rehabilitasi dan resosialisasi pelanggar hukum, bahkan sampai pada penanggulangan kejahatan (Supresion of crime). Keberhasilan dan kegagalan pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan akan memberikan kemungkinan-kemungkinan penilaian yang dapat bersifat positif maupun negative. Penilaian itu positif manakala pembinaan nara pidana mencapai hasil maksimal, yaitu bekas nara pidana menjadi warga masyarakat yang taat pada hukum. Sedangkan penilaian itu negative manakala, bekas nara pidana yang pernah dibina itu menjadi penjahat kembali (Residivis) www.sesukakita.wordpress .com 159
  • 159. GAGASAN SISTEM PEMASYARAKATAN www.sesukakita.wordpress 160 .com
  • 160. Dasar Hukum sistem Kepenjaraan: • Wetboek Van Strafrecht Voor Nederlandsch Indie (KUHP) Stbl 1915 No. 732 Jo 1917 No.497 Jo UU No. 1 Th. 1946 Jo UU No. 73 Th. 1958 dan berdasarkan pasal II Aturan peralihan UUD 1945 (sekarang Pasal I Aturan Peralihan) serta Pasal I Peraturan Presiden No.2 Th 1945 tanggal 10 Oktober 1945 • Gstichten Reglemen (Reglemen Penjara )Stbl . 1917 No 708; • Dwangopvoeding Regeling (DOR) Stbl. 1917 No. 741; • Voorwaardelijke Invrerijheidstelling (V.I) Stbl. 1917 No. 749; • Regeling Voorwaardelijke Veroordeling Stbl. 1926 No. 487. Dari sekian peraturan,khususnya dalam KUHP terdapat sistem kepenjaraan yang kita kenal itu adalah merupakan pelaksanaan dari pasal 29 KUHP. www.sesukakita.wordpress 161 .com
  • 161. SISTEM KEPENJARAAN Tujuannya Memperlakukan Nara Pidana Sedemikian rupa Siterhukum Dengan cara yang menjadi jera tidak dan dapat manusiawi(berupa Pada tempat bertobat penyiksaan dan hukuman-hukuman tertentu yang menyadari badan lainnya) dinamakan kesalahannya bangunan Sistem yang dipakai adalah penjara sistem Harapannya perlakuan www.sesukakita.wordpress 162 .com
  • 162. Tujuan Lebih luas sistem Kepenjaraan: tujuannya adalah untuk “Melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan” www.sesukakita.wordpress 163 .com
  • 163. Sebagaimana telah diuraikan diawal bahwa seseorang yang telah dijatuhi pidana penjara, kemudian dengan sistem perlakuan yang diharapkan terhukum dapat tobat dan jera dan jika ia kembali ke masyarakat maka tidak akan kembali melakukan kejahatan lagi. Inilah yang dimaksud dengan melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan yang merupakan politik criminal pemerintah terhadap usaha pengurangan kejahatan. www.sesukakita.wordpress 164 .com
  • 164. Oleh sebab itu didalam sistem kepenjaraan perlakuan terhadap anak didik dilaksanakan dengan sangat tidak manusiawi dan tidak kenal perikemanusiaan, namun hal ini dapat dimaklumi, karena di dalam sistem kepenjaraan mengandung prinsip bahwa para nara pidana merupakan obyek semata-mata. www.sesukakita.wordpress 165 .com
  • 165. Kembali kepada tujuan semula dari pidana penjara yang maksudnya adalah untuk melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan. Tetapi pertanyaannya” • apakah memang demikian kenyataannya ? • apakah masyarakat sudah terlindungi dari kejahatan? • dan apakah mantan nara pidana yang sudah kembali kemasyarakat tidak akan melakukan kejahatan lagi? • Singkatnya apakah mereka dapat dijamin untuk tidak menjadi residivist ? www.sesukakita.wordpress 166 .com
  • 166. Dari pertanyaan-pertanyaan yang ada itu dan apabila kita hubungkan dengan gambaran perlakuan terhadap para narapidana tadi, kemungkinan besar pertanyaan tadi tidak terjawab dengan kata “Ya” bahkan keadaanya justru sebaliknya. www.sesukakita.wordpress 167 .com
  • 167. Kegagalan Sistem Kepenjaraan Penyebabnya ? Sistem Itu sendiri Mengapa ? Tujuan dari sistem kepenjaraan Karena secara (sistem perlakuan) terhadap konseptual sistem narapidana atau anak didiknya adalah menghendaki agar para kepenjaraan justru nara pidana menyadari bahwa bertentangan dengan perbuatan yang pernah tujuan yang dianutnya. dilakukan itu adalah salah dan bertentangan dengan hukum yang berlaku serta dilarang Dengan sistem agama yang dianutnya. Dan perlakuan yang tidak apabila mereka sudah mau menyadari maka mereka akan manusiawai justru akan merasa tobat. menimbulkan dampak www.sesukakita.wordpress 168 .com buruk
  • 168. Petugas Penjara Masyarakat karena stigma Balas dendam Nara Pidana Lingkaran setan Kembali Residivis Apa dampak buruknya ? melakukan Tindak pidana Stigma baru Diproses dalam SPP menjadi Nara pidana Kembali www.sesukakita.wordpress 169 .com
  • 169. Itulah sebabnya mengapa dikatakan secara konsepsional sistem kepenjaraan bertentangan dengan tujuan yang dianutnya, disatu pihak sistem kepenjaraan bertujuan untuk membuat jera para nara pidana, namun dilain pihak tujuan pidana penjara tidak akan tercapai dengan cara memperlakukan mereka dengan cara tidak manusiawi. Dengan istilah lain dapat dikatakan bahwa “jera” buka merupakan jalan untuk membuat parawww.sesukakita.wordpress nara pidana menjadi tobat. 170 .com
  • 170. Disamping hal tersebut diatas, kegagalan dari sistem kepenjaraan yang menganut prinsip- prinsip “kepenjeraan” masih ada lagi factor lain yang ikut terlibat didalamnya yaitu: • sistem kepenjaraan diterapkan tanpa disertai dengan proses-proses kepenjaraan (tidak adanya pentahapan perlakuan terhadap nara pidana yang sudah benar-benar menunjukkan rasa tobatnya) walaupun pada saat itu sudah dikenal adanya lembaga V.I. (Pelepasan Bersarat) namun cara pemberiannya dilakukan dengan cara tidak konsisten. • sistem perlakuan yang diterapkan sifatnya kurang mendidik para nara pidana, tapi hanya untuk mengisi www.sesukakita.wordpress waktu .com belaka; 171
  • 171. • sikap apriori dan prejudice masyarakat terhadap nara pidana lebih menambah kegagalan dari sistem kepenjaraan dengan memberikan cap bahwa penjara itu adalah “sekolah tinggi kejahatan”; • dalam penerapan sistem kepenjaraan tidak memperhitungkan atau tidak mengikut sertakan partisipasi masyarakat dalam sistem perlakuannya (terlalu bersifat individual); • Re educatie dan resosialisasi saebagai jiwa dari sistem kepenjaraan di dalam penerapannya justru sama sekali tidak mencerminkan jiwa dari sistem kepenjaraan itu sendiri. www.sesukakita.wordpress 172 .com
  • 172. Walaupun demikian, untuk mengatasi kegagalan sebagaimana telah disebutkan diatas, jauh sebelum dikemukakannya konsepsi pemasyarakatan sebagai pengganti dari sistem kepenjaraan, pada tahun 1955 masih diusahakan perbaikan- perbaikan terhadap pelaksanaan sistem kepenjaraan tersebut. Hal ini terbukti dengan diselenggarakannya konferensi para direktur dan pemimpin kepenjaraan di sarangan. www.sesukakita.wordpress 173 .com
  • 173. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Bahroedin Soerjobroto, sebagai seorang praktisi kepenjaraan pada konferensi tersebut ditunjuk untuk memberi preadviesnya. Dalam preadvisnya yang berjudul “ masalah- masalah disekitar pelaksanaan hukuman hilang kemerdekaan dan penutupan-penutupan lainnnya dipenjara” mengatakan: www.sesukakita.wordpress 174 .com
  • 174. “ bahwa orang-orang yang oleh hakim dijatuhi hukuman hilang kemerdekaan yang harus segera dijalankan, maka yang selalu menjadi perhatian bagi siterhukum adalah adalah kepentingan keluarganya dan kepentingan dirinya sendiri. Oleh karena itu dalam memperlakukan siterhukum ke 2 hal tersebut harus selalu diperhatikan. Selain daripada yang telah dikemukakan diatas yang harus mendapatkan perhatian adalah penghidupan keluarga dari seseorang yang terhukum”. www.sesukakita.wordpress 175 .com
  • 175. Oleh beliau dikemukakan lebih jauh, bahwa dibeberapa Negara maju soal mengenai penghidupan keluarga dari seorang yang dihukum hilang kemerdekaan menjadi “Zoorg” bagi pemerintah. www.sesukakita.wordpress 176 .com
  • 176. Gagasan (Konsepsi) Pemasyarakatan www.sesukakita.wordpress 177 .com
  • 177. Sejak tahun 1945 atau tepatnya setelah perang dunia kedua, perlakuan terhadap nara pidana mendapat perhatian khusus dari kalangan dunia internasioanal, karena dalam perlakuan tersebut berdasarkan pada perikemanusiaan, sehingga tercipta “standart minimum Rules for the treatment of prisoner,” dan berkembanglah teori-teori daru dalam sistem pembinaan narapidana. www.sesukakita.wordpress 178 .com
  • 178. Teori-teori lama seperti retributive punishment dan sebaginya memang lebih mudah untuk direseptir bahkan secara langsung dapat meresap pada rasa dan rasio masyarakat, karena pada umumnya jika ada pelanggaran hukum secara spontan hanya ditanggapi dari segi negatifnya saja, sedangkan teori rehabilitasi dan resosialisasi dinegara manapun tentu lebih sukar untuk langsung bisa diterima. www.sesukakita.wordpress 179 .com
  • 179. Karena biasa orang baru berpikir mencari jalan untuk merehabilitasi sesudah merasa puas bahwa sipelanggar hukum itu sudah betul-betul menunjukkan tobat dan memang oleh yang berwenang telah dianggap cukup hukumannya yang sifatnya retributif. www.sesukakita.wordpress 180 .com
  • 180. Di Indonesia hal yang telah diuraikan diatas tadi,oleh warga masyarakatnya memang sangat dirasakan, karena sebagai Negara yang sudah merdeka, dan juga sebagai Negara hukum, maka dalam hal pelanggaran hukum khususnya sipelanggar huum (nara pidana) harus juga mendapat perlindungan hukum dari Negara dalam rangka mengembalikan mereka ke dalam masyarakat sebagai warga masyarakat yang baik. www.sesukakita.wordpress 181 .com
  • 181. Dengan dasar membela dan mempertahankan “hak asasi manusia” pada suatu Negara hukum (sipelanggar hukum harus juga mendapat perlindungan hukum), maka oleh SAHARDJO S.H. (Menteri kehakiman pada saat itu) pada tanggal 5 juli 1963 telah dikemukakan suatu gagasan “SISTEM PEMASYARAKATAN” sebagai tujuan dari pidana penjara, yang diucapkan pada pidatonya yang berjudul “Pohon Beringan Pengayoman” pada penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang ilmu Hukum Universitas Indonesia www.sesukakita.wordpress 182 .com
  • 182. Untuk mengetahui lebih lanjut ide yang disampaikan oleh beliau yaitu ada prinsip-prinsip pokok sistem pemasyarakatan yang disampaiakan yaitu: www.sesukakita.wordpress 183 .com
  • 183. A. Orang-orang yang tersesat diayomi juga, dengan memberikan kepadanya bekal hidup sebagai warga yang baik dan berguna dalam masyarakat. Jelas bahwa yang dimaksud disini adalah masyarakat Indonesia yang menuju ketata masyarakat yang adil dan makmur, Bekal hidup bukan hanya berupa financial dan material tetapi yang lebih penting adalah mentaln fisik (kesehatan) keahlian, keterampilan, hingga orang mempunyai kemauan dan kemampuan yang potensial dan efektif untuk menjadi warga yang baik, tidak melanggar hukum lagi dan berguna dalam oembangunan bangsa. www.sesukakita.wordpress 184 .com
  • 184. B. Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari Negara Maka tidak boleh ada penyiksaan terhadap nara pidana baik yang berupa tindakan (treatment), ucapan, cara perawatan ataupun penempatan. Satu-satunya derita yang dialami nara pidana hendaknya hanya dihilangkan kemerdekaanya. www.sesukakita.wordpress 185 .com
  • 185. C. Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan bimbingan. Maka kepada nara pidana harus ditanamkan pengertian mengenai norma-norma hidup dan kehidupan, serta diberi kesempatan untuk merenungkan perbuatannya yang lamapu. Nara pidana dapat diikut sertakan dalam kegiatan-kegiatan social untuk menumbuhkan rasa hidup kemasyarakatan. www.sesukakita.wordpress 186 .com
  • 186. E. Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk/lebih jahat daripada sebelum ia masuk lembaga Untuk itu perlu ada pemisahan antara: • Yang recidivist dan yang bukan • Yang tindak pidana berat dan ringan • Macam tindak pidana yang dilakukan • Dewasa, dewasa muda dan anak-anak (LPK dewasa muda di sukamiskin) • Laki-laki dan wanita • Orang terpidana dan orang tahanan/titipan. www.sesukakita.wordpress 187 .com
  • 187. E. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak,narapidana harus dikenalkan dengan masyarakat dan tidak boleh diasingkan daripadanya. Adapun yang dimaksud sebenarnya adalah tidak diasingkan secara “culture” bahwa mereka secara bertahap akan dibimbing diluar lembaga (ditengah-tengah masyarakat) itu merupakan kebutuhan dalam proses pemasyarakatan. Dan memang sistem pemasyarakatan didasarkan pada pembinaan yang “community centered” serta berdasarkan interaktivitas dan inter- disiplinair approarch antara unsure-unsur pegawai, masyarakat dan nara pidana. www.sesukakita.wordpress 188 .com
  • 188. F. Pekerjaan yang diberikan kepada nara pidana tidak boleh bersifat mengisi waktu, atau hanya diperuntukkan kepentingan jawatan atau kepentingan Negara sewaktu saja. Pekerjaan harus satu dengan pekerjaan di masyarakat dan untuk ditujukan kepada pembangunan nasional. Maka harus ada integrasi pekerjaan narapidana dengan pembangungan nasional. www.sesukakita.wordpress 189 .com
  • 189. G. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan pancasila. Maka pendidikan dan bimbingan itu harus berisikan asas-asas yang tercantum didalamnya. Kepada nara pidana harus diberikan pendidikan agama serta diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadahnya. Harus ditanamkan jiwa kegotongroyongan, jiwa toleransi, jiwa kekeluargaan juga kekeluargaan antar bangsa-bangsa. Kepada nara pidana juga harus ditanamkan rasa persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan Indonesia, musyawarah untuk mencapai mufakat yang positif. www.sesukakita.wordpress 190 .com
  • 190. H. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia meskipun ia telah tersesat Tidak boleh ditunjukkan kepada narapidana bahwa ia itu penjahat. Sebaliknya ia harus merasa bahwa ia dipandang dan diperlakukan sebagai manusia. Maka petugas pemasyarakatan tidak boleh memakai kata-kata yang dapat menyinggung narapdana khususnya yang berkaitan dengan perbuatannya yang telah lampau yang telah menyebabkan ia masuk lembaga. Segala bentuk “label” yang negative hendaknya sedapat mungkin dihapuskan. www.sesukakita.wordpress 191 .com
  • 191. I. Nara pidana hanya dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan Maka perlu diusahakan supaya narapidana mendapat mata pencaharian untuk kelangsungan hidup keluarganya menjadi tanggungjawabnya, dengan disediakan pekerjaan ataupun dimungkinkan bekerja dan diberi upah untuk pekerjaanya. Sedangkan untuk pemuda dan anak-anak hendaknya disediakan lembaga pendidikan (sekolah) yang diperlukan ataupun yang diberi kesemoatan kemungkinan untuk mendapat pendidikan diluar lembaga. www.sesukakita.wordpress 192 .com
  • 192. Apabila disimpulkan apa yang disampaikan oleh Sahardjo bahwa pemasyarakatan itu sebagai tujuan dari pidana penjara, dalam tahun 1964 dalam konferensi dinas direktorat Pemasyarakatan hal tersebut telah dirubah menjadi suatu sistem pemasyarakatan. Untuk lebih jelasnya, dimana semenjak tahun 1955 arah dari perlakuan terhadap orang- orang hukuman hilang kemerdekaan dan penutupan adalah “Re –educatie” dan “Re- Socialicatie”, dan dalam tahun 1963 telah dirubah sehingga menjadi pemasyarakatan sebagai tujuan dari pidana penjara, maka dalam tahun 1964 hal tersebut dinyatakan www.sesukakita.wordpress 193 pula sebagai “Sistem Pembinaan” .com
  • 193. Dari perubahan-perubahan pemikiran tentang nara pidana diatas, ada hal yang sangat disayangkan, yakni perubahan-perubahan tadi yang bermaksud mulia tidak sekaligus disertai dengan perubahan landasan hukumnya. Dengan kata lain walaupun sistem kepenjaraan telah diganti dengan sistem pemasyarakatan akan tetapi landasan hukumnya masih tetapjaman hindia Belanda, yaitu berlandaskan Gestichten Reglement Stbl. 1971 No 708 yang seharusnya menjadi dasar hukum bagi sistem kepenjaraan. Sehingga sistem pemasyarakatan pada saat itu tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. www.sesukakita.wordpress 194 .com
  • 194. SISTEM PEMASYARAKATAN www.sesukakita.wordpress 195 .com
  • 195. Ide Pemasyarakatan sebagaimana dicita- citakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia pada akhirnya pada tahun 1995 disahkan satu instrument yang penting dalam rangka pemasyarakatan yaitu disahkannya Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dalam Lambaran Negara Nomor 77 Tahun 1995. www.sesukakita.wordpress 196 .com
  • 196. Pokok-pokok isi dari undang- undang tersebut adalah Undang-undang nomor 12 tahun 1995 tersebut lahir atas pertimbangan bahwa: • perlakuan terhadap warga binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem kepenjaraan tidak sesuai dengan sistem pemasyarakatan berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang merupakan bagian akhir dai sistem pemidanaan; www.sesukakita.wordpress 197 .com