SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
1. PROFIL KH AHMAD DAHLAN
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH. Ahmad
Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara
yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan
yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara
Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut ialah
Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad
Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung
Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH.
Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan).
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini,
Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam,
seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang
kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun
1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat
berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai
Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan
Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad
Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan,
Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai
Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir
Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai
Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah.
Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo -
organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan
pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya terasa
sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini
menyarankan agar Kiai Dahlan membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan
didukung oleh organisasi yang bersifat permanen. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menghindari nasib seperti pesantren tradisional yang terpaksa tutup bila kiai pemimpinnya
meninggaldunia. Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan mendirikan sebuah
organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330).
Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah
beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
2
2. Tujuan Dari Organisasi Muhammadiyah Dengan Upaya Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa
Salah satu tujuan negara yang mendasar yaitu ”mencerdaskan kehidupan bangsa” merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam konteks pemahaman
yang demikian, organisasi Muhammadiyah sebagai bagian integral dari masyarakat, memiliki
tanggung jawab dan komitmen yang sama, untuk tercapainya tujuan negara yang demikian
mulia tersebut. Sebab, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan saja akan berimplikasi
pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia, tetapi juga akan meningkatkan
kemampuan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global dalam kehidupan bangsa-
bangsa yang semakin berat. Persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar telah berketetapan untuk menjadikan gerakan pendidikan sebagai
basis dan media dakwahnya, dan merupakan bentuk amal usaha nyata kepada masyarakat dan
bangsa Indonesia. Dalam pandangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten
Pekalongan, dan pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam bentuk Politeknik,
memiliki arti yang sangat strategis, mengingat hal ini luar biasa, serta adanya kebutuhan riil
tenaga profesional pada bidang-bidang yang berbasis teknologi. Berdasarkan kerangka
pemikiran tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan,
dengan senantiasa memohon Ridho Allah SWT mendirikan Politeknik Muhammadiyah
Pekalongan (PTM) dengan tujuan menyiapkan tenaga profesional (Ahli Madya) dibidang
teknologi yang memiliki kualitas profesional, beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia
sehingga diharapkan dapat menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Pada tahun 2005 Politeknik Muhammadiyah mulai berdiri. Politeknik Muhammadiyah
Pekalongan pertama kali berada di Jl. Ahmad Yani 277 - 278 Pencongan Kecamatan
Wiradesa Kabupaten Pekalongan dengan menempati komplek Gedung Kopindo.
Kepemimpinan pertama di bawah Drs. H. Mukhozin, M.Ag serta di bantu Pembantu I
(Akademik) bapak Khoirul Anam ST, Pembantu Direktur II (Sumber Daya Manusia dan
keuangan) Edy Hidayatno ST, dan Pembantu Direktur III (kemahasiswaan) Imam Rosyadi
SE. Serta di bantu Kepala Biro Administrasi (Wisnu Resdianto S,Pi), BAU (Akhmad
Pujiono ST) dan Bendahara (Dewi khasna Hanie SE) Kemudian pada tahun 2007 pindah di
Jl. Raya Pahlawan No.10 Desa Gejlik Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dengan
memiliki tiga program studi, yaitu Teknik Otomotif, Teknik Elektro, dan Manajemen
Informatika.
1.Prinsip berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah
Maksud dan tujuan didirikan Muhammadiyah sebagai gerakan reformasi keagamaan tidak
terlepas dari pandangan Muhammadiyah tentang kedudukan dan fungsi Al Qur’an dan As
Sunnah, akal dan tata kehidupan sosial. Upaya Muhammadiyah menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam yang bersumber pada Al qu’an, As Sunnah, akal dan realitas kehidupan
sosial, utamanya dibidang pendidikan, maka Muhammadiyah merumuskan tujuan
pendidikannya, yang dikenal dengan Perumusan Pakajangan sebagai berikut : tujuan
3
pendidikan pengajaran Muhammadiyah ialah membentuk manusia Muslim, berakhlak mulia,
cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat. (M.Yunan Yusuf, 2000:11)
2.Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam konteks prinsip amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan
pendidikan Muhammadiyah dapat dimaknai bahwa suruhan untuk berbuat baik serta
mencegah perbuatan jahat merupakan salah satu esensi pendidikan islam.
Dengan menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan
pendidikan Muhammadiyah berarti penyelenggaraannya berupaya mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang taat kepada ajaran agama islam dan menjadi muslim
seutuhnya yang sadar akan lingkungan baik dalam hubungannya dengan Alloh sebagai
pemberi hidup maupun hubungan dengan sesamanya dan lngkungan alam sekitarnya.
3.Prinsip integrasi ilmu pengetahuan
Pergerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan mengalami transformasi dari waktu ke
waktu seiring dengan tuntutan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitasnya. Hal ini
terjadi karena Muhammadiyah sebagai persyarikatan memiliki sifat terbuka terhadap dunia di
luar lingkungannya yang menjadikanlembaga pendidikannya selalu respon terhadap setiap
perkembangan. Dalam hal ini Muhammadiyah memiliki sistem pendidikan sendiri yang
berbeda dengan sistem pendidikan islam pada umumnya, yakni dengan menganut sistem
pendidikan yang berpola sekolah negeri yang menggabungkan antara identitas
keMuhammadiyahan berdasarkan pada Alqu’ran dan Sunnah Nabi SAW. Dengan pendidikan
umum yang berorientasi pada science, maka itulah ciri khas sistem pendidikan
Muhammadiyah.
4.Prinsip keberpihakan pada kaum dhuafa
Keberpihakan Muhammadiyah kepada kaum dhuafa dapat diartikan bahwa pendidikan
Muhammadiyah menganut prinsip emansipator. Artinya, pendidikan yang diselenggarakan
Muhammadiyah berupa memberikan pemerataan kesempatan untuk memperoleh layanan
pendidikan yang bermutu yang di dalamnya terdapat dua hal pokok. Pertama, ekualitas,
berarti bahwa setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh pendidikan
tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan sejenisnya. Oleh karena
itu, pendidikan harus untuk semua orang. Kedua, aksebilitas, maksudnya setiap orang tanpa
memandang asal-usulnya mempunyai akses yang sama terhadap pendidikan pada semua
jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.
5.Prinsip semangat pengabdian
Semangat pengabdian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan amar ma’ruf nahi
munkar berazazkan islam yang bersumber kepada Alqur’an dan As Sunnah ditunjukannya
melalui usaha-usaha penjabaran maksud dan tujuan organisasi.
Salah satu pengabdian Muhammadiyah kepada masyarakat dan bangsa sejak didirikan pada
tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan adalah ingin menggembirakan orang dalam mengamalkan
ajaran islam yang membuahkan kesejukan dan kegembiraan bukan kegelisahan.
4
Hal ini menunjukan bahwa sejak awal berdirinya organisasi Muhammadiyah telah
diinternalisasikan agar para kader Muhammadiyah mau bekerja keras melanjutkan
perjuangan untuk membesarkan organisasi ini dengan baik.
6.Prinsip tajdid
Tajdid Muhammadiyah dibidang pendidikan lebih dititikberatkan pada upaya meningkatkan
kualitas proses pendidikan dan membangun sistem pendidikan yang integratif.
Prinsip tajdid pendidikan Muhammadiyah diantarnya, setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5 ayat 1) dan
setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat
1).
7.Prinsip demokrasi
Dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi Muhammadiyah lebih cenderung pada upaya
pemberdayaan masyarakat melalui sektor pendidikan serta sosial keagamaan dan ekonomi.
Muhammadiyah beorientasi menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuan pada
peserta didik mengenai hak dan kewajiban serta peran warga negara dalam masyarakat
demokratis.
3. Bagaimana organisasi muhammadiyah dalam menyikapi tradisi masyarakat yang
masih merak dilakukan, terutama yang bersifat religi purba
Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku
bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya. Suku bangsa
Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut
antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya
dari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya
agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir. Mereka yang
berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik dan sosial
budaya yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya dari luar.
Tata cara islamisasi melalui media perdagangan dapat dilakukan secara lisan dengan jalan
mengadakan kontak secara langsung dengan penerima, serta dapat pula terjadi dengan lambat
melalui terbentuknya sebuah perkampungan masyarakat muslim terlebih dahulu. Para
pedagang dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri, berkumpul dan menetap, baik untuk
sementara maupun untuk selama-lamanya, di suatu daerah, sehingga terbentuklah suatu
perkampungan pedagang muslim. Dalam hal ini orang yang bermaksud hendak belajar agama
Islam dapat datang atau memanggil mereka untuk mengajari penduduk pribumi.
Selain itu, penyebaran agama Islam dilakukan dgn cara perkawinan antara pedagang muslim
dgn anak-anak dari orang-orang pribumi, terutama keturunan bangsawannya. Dengan
perkawinan itu, terbentuklah ikatan kekerabatan dgn keluarga muslim.
Media seni, baik seni bangunan, pahat, ukir, tari, sastra, maupun musik, serta media lainnya,
dijadikan pula sebagai media atau sarana dalam proses islami
5
Agama Islam juga membawa perubahan sosial dan budaya, yakni memperhalus dan
memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian antara adat dan syariah di berbagai
daerah di Indonesia selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan
mengalami proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses islamisasi di
berbagai tempat di Indonesia dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh rakyat
setempat, sehingga kehidupan keagamaan masyarakat pada umumnya menunjukkan unsur
campuran antara Islam dengan kepercayaan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan oleh
penyebar Islam karena di Indonesia telah sejak lama terdapat agama (Hindu-Budha) dan
kepercayaan animisme.
Pada umumnya kedatangan Islam dan cara menyebarkannya kepada golongan bangsawan
maupun rakyat umum dilakukan dengan cara damai, melalui perdagangan sebagai sarana
dakwah oleh para mubalig atau orang-orang alim. Kadang-kadang pula golongan bangsawan
menjadikan Islam sebagai alat politik untuk mempertahankan atau mencapai kedudukannya,
terutama dalam mewujudkan suatu kerajaan Islam.
Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu
wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media da’wah dengan sebelumnya
mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam
pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia dihadapan Allah
dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.
Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti
nasyid sudah ada diIndonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga
diberikan nilai-nilai Islam
Saluran dan cara Islamisasi yang lain juga dapat melalui kesenian seperti seni bagunan, seni
tari, seni pahat atau seni ukir, seni musik, dan seni sastra. Hasil-haasil pertumbuhan dan
perkembangan Islam di Indonesia antara lain mesjid-mesjid kuno Demak, Sendang Dhuwur
Agung Kasepuhan di Cirebon, mesjid Agung Banten, BaiturraBeberapa mesjid kuno seni
bangunannya mirip candi, menyerupai bangunan meru pada jaman Indonesia-Hindu. Ukiran-
ukiran seperti mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mimbar dan mustaka mengingatkan
pada perlambangan meru. Beberapa ukiran pada mesjid kuno diambil dari dunia tumbuh-
tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu dan mengingatkan kepada pola-pola ukiran
yang telah dikenal pada candi Pranbanan dan beberapa candi lainnya.
Selai itu, pada pintu gerbang, baik di keraton-keraton maupun di makam orang-orang yang
dianggap keramat yang berbentuk candi bentar, kori Agung, jelas menunjukkkan corak pintu
gerbang yang dikenal sebelum Islam. Demikian pula nisan-nisan kubur di daerah Troloyo,
Tuban, Madura, Demak, Kudus, Cirebon, Banten, menunjukkan unsur-unsur seni ukir dan
perlambangan pra-Islam. Di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra terdapat beberapa nisan
kubur yang lebih menunjukkan unsur seni Indonesia pra-Hindu dan pra-Islam.
Saluran dan cara Islamisasi melalui seni bangunan dan seni ukir sesuai pula dengan saluran
dan cara melalui seni tari, seni musik, sastra dan yang lainnya. Dalam upacara-upacara
6
keagamaan, seperti Maulid Nabi sering dipertunjukkan seni tari dan atau musik tradisional,
misalnya gamelan yang disebut sekaten yang terdapat di keraton Cirebon dan Yogyakarta
dibunyikan pada perayaan Grebeg Maulud. Diantara seni yang terkenal sebagai saluran
Islamisasi yaitu wayang. Menurut cerita, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang. Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah saat pertunjukan
wayang namun beliau Cuma meminta penonton untuk ikut mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari Mahabarata dan Ramayana, namun sedikit
demi sedikit nama tokohnya diganti dengan pahlawan Islam. Nama panah Kalimasada, suatu
senjata paling ampuh, dalam lakon wayang dihubungkan dengan kalimat syahadat, ucapan
yang berisi pengakuan kepada Allah dan Nabi Muhammad. Kalimat syahadat merupakan
tiang utama dari lima rukun Islam.
Islamisasi melalui satra juga dilakukan secara sedikit demi sedikit seperti terbuki dalam
naskah-naskah lama masa peralihan kepercayaan yang ditulis dalam bahasa dan huruf daerah,
misalnya primbon-primbon abad ke-16 yang antara lai disusun oleh Sunan Bonang
Yang paling terkenal adalah seni pertunjukan wayang. Dimana semua tokoh-tokoh Hindu
dalam pewayangan diganti namanya dengan istilah Islam. Hal ini yang dilakukan oleh Sunan
Kalijaga. Selain itu juga bisa melalui seni kaligrafi, seni ukir dan seni bangunan.
4.
5. PROSES ISLAMISASI DAPAT DILAKUKAN MELALUI MEDIA SENI
1 . P r o s e s I s l a m i s a s i d i I n d o n e s i a
Proses persebaran Islam di Indonesia berlangsung lancar relatif damai. Kelancaran ini
dikarenakan syarat-syarat untuk memeluk Islam tidaklah sukar. Seseorang dianggap telah
menjadi muslim bila ia mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu pengakuan bahwa “tidak
ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Upacara-upacara dalam
Islam juga cenderung lebih sederhana daripada upacara dalam agama Hindu atau Buddha.
Salah satu bukti Islam mudah diterima adalah ketika raja Ternate yang nonmuslim tidak
keberatan ketika sejumlah rakyatnya memeluk Islam. Bukti lainnya dalah adanya makam
bangsawan Majapahit yang beragama Islam. Menurut catatan Tome Pires, kaum bangsawan
Hindu-Buddha di Jawa masuk Islam dengan sukarela tanpa paksaan. Penyebaran Islam
disampaikan sesuai dengan adat dan tradisi pribumi Indonesia. Islam juga tidak mengenal
pengkastaan dan menganggap derajat manusia itu sama.
Faktor lain yang mengakibatkan Islam berkembang adalah keruntuhan Majapahit. Akan
tetapi, tidak selamanya proses persebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, berlangsung
damai. Menurut Tome Pires, para pedagang asing yang muslim menetap dan membuka
pemukiman tersendiri di sejumlah pelabuhan; selanjutnya pemukiman tersebut dijadikan
kubu pertahanan mereka dalam menjalankan roda perdagangannya. Setelah kekuatan mereka
dirasakan kuat, mereka kemudian menyerang bandar-bandar bersangkutan untuk dikuasai.
Cara-cara kekerasan seperti ini terjadi, misalnya, di bandar-bandar Demak dan Jepara.
7
Sedangkan, proses pengislaman secara damai dilakukan di pantai utara Jawa Timur, seperti di
Tuban dan Gresik. Kedudukan kaum pedagang ini menarik sejumlah penguasa Indonesia
untuk menikahkan anak gadisnya dengan mereka. Sebelum menikah, si gadis menjadi
muslim dahulu. Perkawinan ini lalu membentuk keluarga muslim yang berkembang menjadi
masyarakat muslim. Beberapa tokoh penting (raja dan para ulama atau wali Islam)
melakukan perkawinan jenis ini.Raden Rahmat (Sunan Ampel) menikah dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jatidengan Puteri Kawunganten, Raja Majapahit Brawijaya V
menikahi seorang puteri Campa yang muslim yang kelak menurunkan Raden Patah, raja
Demak pertama. Bahkan di antara para wali ada yang pernah berdagang pada masa mudanya.
MenurutBabad Gresik, Sunan Giri pada masa mudanya adalah anak angkat Nyai Gede
Pinatih, seorang pedagang wanita Cina yang kaya di Gresik. Giri muda pernah pergi ke
Kalimantan Selatan untuk urusan bisnis. Sunan Bayat atau Ki Gede Pandang Arang pernah
pula bekerja pada wanita penjual beras. Sunan Kalijaga pernah pula berjualan alang-alang.
Selain melalui perkawinan, jalur kesenian digunakan oleh para wali dalam proses islamisasi.
Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan. Tokoh Wali
Sanga yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Kisah yang dipentaskan
dikutip dari kakawin Mahabharata atau Ramayanapeninggalan masa Hindu-Buddha yang
kemudian disisipi nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan, sang dalang tidak meminta upah
melainkan mengajak penonton untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Tidak ketinggalan, jalur pendidikan pun ditempuh dalam islamisasi ini. Para ulama
mendirikan pondok-pondok pesantren (pesantrian) yang terbuka bagi siapa pun untuk belajar
menjadi santri. Setelah selesai belajar di pesantren, mereka kembali ke daerah asal dan
berdakwah mengajarkan Islam atau disuruh guru mereka menyiarkan Islam di daerah lain.
Tak jarang, orang-orang jebolan pesantren ini tinggal di rumah-rumah para pedagang.
Bahkan, seringkali dari mereka yang menjadi pengurus harta (bendahara) kaum pedagang
sekaligus memimpin usaha dagang tuan rumah mereka. Kaum ulama yang mendirikan
pesantren antara lain: Raden Rahmat di Ampel, dekat Surabaya dan Raden Paku di Giri.
Beberapa lulusan Sunan Giri diundang ke Maluku untuk mengajarkan Islam di sana.
2 . P e r a n a n P a r a W a l i d a l a m I s l a m i s a s i
Penyebar Islam yang terkenal di Indonesia, khususnya Jawa, disebut Wali Sanga. Wali ini
merupakan adalah dewan mubalig di Jawa yang berbasis di Demak sebagai pusat kegiatan
politik dan agama Islam. Tiap wali tersebut pernah menjadi imam pada waktu shalat
berjamaah di Masjid Agung Demak. Apabila salah satu anggota dewan wali ini wafat, ia akan
digantikan oleh wali lainnya berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan
panggantinya mempunyai tugas penyiaran agama Islam di Pulau Jawa. Mereka dipanggil
dengan sebutan “sunan”, yang berasal dari kata “susuhunan”, kata bagi orang yang
terpandang di masyarakat.
a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
8
Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia (Iran), kemudian berkedudukan di Gresik, Jawa
Timur, dan dikenal sebagai Susuhunan atau Sunan Gresik, meninggal pada 1419 M. Ia yang
diduga menyebarkan Islam di Jawa ketika Majapahit masih memerintah. Ia dikenal dengan
nama Maulana Magribi/Syekh Magribi karena diduga berasal dari Magribi, Afrika Utara.
Diperkirakan Sunan Gresik lahir sekitar pertengahan tahun 1350. Setelah dewasa ia menikah
dengan seorang putri bangsawan ternama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa
yang telah menganut Islam (isteri Raja Brawijaya V Majapahit). Dakwahnya yang simpatik
dan arif menyebabkan penduduk lebih cepat menerima Islam.
b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
Sunan Ampel (Ngampel), berkedudukan di Ampel Denta di Giri, dekat Surabaya; dan
dikabarkan berasal dari Campa, Vietnam (sama dengan ibunya Raden Patah). Nama aslinya
adalah Raden Rahmat, putra Maulana Malik Ibrahim dari Dewi Candrawulan. Raden
Rahmat dikenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa dan penerus cita-cita serta
perjuangan ayahnya dan mendirikan pesantren di Ampel Denta di Jawa Timur. Ia berhasil
mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga dai atau ahli kotbah (mubalig) yang akan
disebar ke seluruh Jawa. Di antara pemuda yang dididik adalah Raden Paku (Sunan Giri),
Raden Fatah (Sultan Demak), Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan
Drajat), serta Maulana Ishak yang pernah diutus mengislamkan rakyat di daerah Blambangan.
Sunan Ampel cukup berpengaruh di kalangan istana Majapahit, bahkan isterinya pun berasal
dari kalangan istana. Ia tercatat sebagai peletak dasar penyebaran politik Islam ke Nusantara.
Ia juga ikut andil dalam mendirikan Masjid Agung Demak tahun 1479 bersama wali-wali
yang lain. Pada awal islamisasi di Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat
menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri,
selamatan, sesajen, dan sebagainya tetap hidup dalam Islam. Namun, wali-wali yang lain
berpendapat, untuk sementara kebiasaan tersebut dibiarkan saja karena masyarakat sulit
meninggalkannya secara serentak. Akhirnya Sunan Ampel setuju. Ia juga menyetujui ketika
Sunan Kalijaga dalam usaha menarik penganut Hindu dan Buddha, mengusulkan agar adat-
istiadat Jawa diberi warna Islam. Namun Sunan Ampel tetap khawatir adat-istiadat dan
berbagai upacara ritual Islam kelak menjadibid’ah. Sunan Ampel wafat tahun 1481 dan
dimakamkan di Surabaya.
c. Sunan Bonang
Nama aslinya Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Arti makhdum adalah ulama besar yang
harus dihormati. Ia putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Dewi Candrawati.
Sunan ini berkedudukan di Bonang, dekat Tuban. Sunan Bonang dianggap sebagai
pencipta gending untuk mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah
belajar Islam di Pasai (Aceh) ia kembali ke Tuban, Jawa Timur untuk mendirikan pondok
pesantren. Santri-santri yang belajar kepadanya datang dari berbagai pelosok Nusantara.
Dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan Jawa.
Ia menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwahnya. Lagu gamelan wayang
9
berisikan pesan-pesan ajaran agama Islam. Setiap bait diselingi ucapan syahadatain (ucapan
dua kalimat syahadat). Kemudian dikenal dengan istilah sekatenan.
Dalam kegiatan dakwahnya Sunan Bonang menjadikan pesantrennya sebagai basis
pendidikan agama Islam secara khusus dan mendalam. Catatan pendidikannya kemudian
dibukukan dalam buku Suluk Sunan Bonang atau Primbon Sunan Bonang. Buku ini sekarang
masih tersimpan di Universitas Leiden Belanda. Sunan Bonang wafat tahun 1525
dimakamkan di Tuban.
d. Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu. Nama
kecilnya Raden Kosim atau Syarifudin. Disebut juga dengan Sunan Sedayukarena
dimakamkan di daerah Sedayu. Menurut silsilah Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dari
istri kedua bernama Dewi Candrawati. Dalam musyawarah para Wali diputuskan, siapa yang
mengganti Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta. Dan pilihan jatuh pada
Sunan Drajat. Ia terkenal dengan kepandaiannya membuat tembang Pangkur. Hal yang
paling menonjol dalam dakwah adalah perhatiannya terhadap masalah sosial. Ia mempunyai
jiwa sosial yang tinggi dan berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat
pertengahan abad ke-16 dimakamkan di Sedayu, Gresik.
e. Sunan Giri
Sunan Giri, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik. Nama kecilnyaRaden
Paku disebut juga Prabu Satmata dan sering dijuluki Sultan Abdul Fakih. Ia putra
Maulana Ishak yang ditugasi Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah
Blambangan. Salah seorang saudaranya adalh Raden Abdul Kadir (Sunan Gunung Jati).
Pendidikannya adalah tamatan pesantren di Pasai (Aceh). Ketika beranjak dewasa, Raden
Paku belajar di Pesantren Ampel Denta. Berkenalan dengan Raden Maulana Makhdum
Ibrahim. Keduanya bersahabatan hingga menunaikan ibadah haji ke Mekah.
Selama di pesantren Pasai, Raden Paku menimba ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf.
Tingkat terakhir adalah ilmu laduni sehingga gurunya menganugerahi gelarAin al-Yaqin dan
masyarakat menyebutnya dengan Raden Ainul Yakin. Sunan Giri sangat berpengaruh
terhadap jalannya roda-roda Kesultanan Demak Bintoro. Setiap keputusannya selalu disetujui
oleh wali-wali lainnya. Sunan Giri wafat tahun 1600, dimakamkan di Bukti Giri, Gresik.
f. Sunan Muria
Nama kecilnya Raden Pratowo sedangkan nama aslinya Raden Umar Said. Ia lebih dikenal
dengan nama Sunan Muria karena kegiatan dakwahnya dilakukan di Gunung Muria (18 km
sebelah Utara Kota Kudus). Sunan Muria dalam berdakwah memilih daerah pelosok terutama
desa terpencil. Sistem dakwah yang disampaikan dengan memberi pendidikan singkat pada
kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat pedesaan. Cara berdakwah selalu dengan
menyisipkan tembang Sinom dan Kinantiyang bernafaskan Islam. Sunan Muria wafat abad
ke-16 dimakamkan di Bukit Muria, Jepara.
g. Sunan Kalijaga
10
Nama aslinya Joko Said, anak Bupati Tuban Raden Tumenggung Wilwatikta. Ibunya
bernama Dewi Nawang Rum, berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak; ia menyebarkan
ajaran Islam melalui pendekatan budaya dan sangat anti kekerasan; ia adalah menantu Sunan
Gunung Jati. Nama kecilnya Raden Mas Syahid (said) dan sering dijuluki Syekh Malaya.
Nama Kalijaga berasal dari Qadizaka (Arab), artinya pelaksana yang suci. Berbeda dengan
wali yang lainnya, Sunan Kalijaga dalam berdakwah selalu berkeliling dari daerah satu ke
daerah lainnya. Isi yang disampaikan sangat intelektual dan nyata. Sehingga banyak
masyarakat yang simpati terhadap Sunan Kalijaga. Karena jasanya dalam berdakwah, Suna
Kalijaga diberi hadiah oleh Raden Fatah sebagai penguasa Kesultanan Demak Bintoro,
berupa sebidang tanah di sebelah tenggara Demak. Tanah tersebut merupakan desa
perdikan (desa yang dibebaskan pajak oleh sultan).
Jabatan yang diberikan kepadanya adalah juru dakwah kerajaan. Sunan Kalijaga sangat
berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti
sekarang ini. Dia mengarang aneka cerita wayang secara Islami, terutama berkaitan dengan
etika atau adab. Berdakwah melalui pertunjukkan wayang kulit inilah, masyarakat banyak
yang tertarik dan masuk Islam. Sunan Kalijaga wafat pada pertengahan abad ke-15,
dimakamkan di Kadilangu, Demak.
h. Sunan Kudus
Nama kecilnya Jafar Sadiq dengan panggilan Raden Undung atau Raden Amir Hajikarena
jasanya memimpin rombongan haji ke Mekah. Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang
menyiarkan Islam ke daerah Jipang, Panolan, dan Blora. Menurut silsilah, Sunan Kudus
masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Ilmunya cukup tinggi dan ahli dalam ilmu fiqih,
tauhid, hadis, tafsir, serta mantiq (logika atau filsafat). Karena itulah ia mendapat julukan
sebagai Wali al-‘ilmi (orang yang ilmunya luas). Sunan Kudus sangat berambisi
menggulingkan Majapahit secara militer, ialah yang sangat menentang ajaran Syekh Siti
Jenar yang cendering mistik; memiliki murid kesayangan yang bernama Arya
Penangsang dari Jipang; namun ia sangat membenci Sunan Prawoto dari Demak. Sunan
Kudus dikenal juga sebagai panglima perang Kesultanan Demak, Bintoro yang tangguh dan
dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi
pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut.
i. Sunan Gunung Jati
Nama lainnya adalah Syekh Nuruddin Ibrahim atau Syarif Hidayatullah, berasal dari
Pasai, Aceh, lalu berkedudukan di Gunung Jati, Banten dan kemudian Cirebon untuk
membentuk dinasti Islam di kedua tempat tersebut; ia menikahi saudara perempuan Sultan
Tranggana. Menurut sumber lokal, nama kecilnya adalah Syarif Hidayatullah yang
merupakan cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Dari perkawinan Prabu Siliwangi
dengan Nyai Subang Larang, lahir dua putra dan satu putri yaitu Raden
Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Senggara. Setelah ibunya wafat Raden
Walangsungsang meninggalkan keraton untuk belajar Agama Islam pada Syekh Datu
11
Kahfi atau Syekh Nurul Jati di Gunung Ngamparan Jati. Dan adik perempuannya Nyai Lara
Santang menyusul belajar agama di tempat yang sama. Setelah tiga tahun menimba ilmu,
keduanya menunaikan ibadah haji. Di Mekah, Nyai Lara Santang mendapat jodoh
yaitu Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), bangsawan Arab dari Bani Hasyim.
Walangsungsang setelah ibadah haji kembali ke Jawa dan menjadi guru di Labuhan,
Pasambangan, Cirebon. Sementara itu Nyai Lara Santang melahirkan anak, diberi nama
Syarif Hidayatullah. Setelah dewasa Hidayatullah memilih berdakwah di Pulau Jawa. Ia
kemudian bersilaturahim kepada Walangsungsang yang bergelarCakrabuana. Setelah
pamannya wafat, Hidayatullah melanjutkan perjuangan pamannya menyebarkan Islam di
Cirebon dan Cirebon menjadi Kesultanan Islam yang bebas dari Pajajaran. Dari Cirebon ia
kemudian menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah Jawa Barat yang belum memeluk
agama Islam, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Di
Banten ia mendirikan kerajaan tahun 1525. Ketika kembali ke Cirebon, Kesultanan Banten
diserahkan kepada putranya, Maulana Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja
Banten. Di tangan raja-raja Banten inilah kerajaan Hindu Pajajaran dapat dikalahkan dan
rakyatnya memeluk Islam. Bahkan, Syarif Hidayatullah menggerakkan penyerangan ke
Sunda Kelapa. Penyerangan itu dipimpin Faletehan (Fatahillah), panglima angkatan perang
Demak. Fatahillah kemudian menjadi menantu Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah
wafat tahun 1570 dimakamkan di daerah Gunung Jati, desa Astana, Cirebon. Maka ia dikenal
dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
j. Para Wali Lainnya
Para wali memegang peranan yang besar dalam penyebaran Islam di Jawa. Dengan kesabaran
dan kearifan, agama Islam disampaikan kepada masyarakat hingga diterima dan cepat
berkembang di Jawa. Di samping Wali Sanga, banyak wali lainnya ikut andil dalam
pengembangan Islam di Jawa, meski sebagian dibunuh dan tidak diakui oleh Wali Sanga,
seperti:
(1) Syekh Subakir;
(2) Sunan Bayat atau Tembayat;
(3) Sunan Geseng;
(4) Syekh Mojoagung;
(5) Syekh Siti Jenar;
(6) Maulana Ishak dari Pasai, Aceh, mengislamkan rakyat Blambangan (Pasuruan dan
sekitarnya) di Jawa Timur bagian timur;
(7) Syekh Jangkung; pernah berniat mendirikan masjid tanpa izin dan oleh Sunan Kudus
akan dihukum mati namun diselamatkan oleh Sunan Kalijaga;
(8) Syekh Maulana; berasal dari Krasak-Malang, dekat Kalinyamat, murid Sunan Gunung
Jati; karena pernah mempermalukan dalam perdebatan tentang ilmu mistik ia dibunuh atas
perintah Sunan Kudus.
12
Dari Pulau Jawa, Islam lalu berkembang ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Islamisasi ke
Kalimantan dilakukan oleh para ulama utusan Demak. Sedangkan Islam di Maluku, Ternate,
dan Tidore disebarkan oleh Sultan Ternate, Zainal Abidin, setelah belajar ke Giri, Jawa
Timur. Makassar diislamkan oleh para mubalig dari Sumatera dan Malaka (Malaysia).
Kemudian, orang Makassar mengislamkan orang Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara
Barat antara tahun 1540-1550. Sementara itu, penduduk Flores di Nusa Tenggara Timur
diislamkan oleh orang Bugis.
Agama Islam masuk ke Nusantara dengan jalur berlainan. Seperti di luar Jawa yakni
Sulawesi, penyebar agama Islam di Sulawesi bernama Dato’ri Bandang. Di Kutai,
Kalimantan Timur penyebar agama Islam adalah Dato Bandang dan Tuang Tunggang.
Peran seorang penghulu di Demak tidak kalah pentingnya dalam penyebaran agama Islam,
melalui pengajaran kepada Sultan Suryanullah. Dan masih banyak lagi tokoh yang berperan
syiar Islam ke seluruh Nusantara.
Proses islamisasi di Nusantara dapat dikatakan relatif mudah. Hubungan secara tidak
langsung antara pedagang muslim antara lain, para mubaligh, ustadz, ahli-ahli tasawuf telah
menerapkan ajarannya melalui kesepakatan perdagangan yang tidak berbelit-belit.
Golongan penerima Islam juga melakukan tindakan yang sama, yakni menyebar ajarannya
pada masyarakat sekitarnya. Bahkan jika ia seorang bangsawan atau pejabat keraton akan
lebih memperlancar jalannya penyebaran tersebut. Berdirinya tempat peribadatan seperti
langgar, masjid, majelis taklim, dan sebagainya digunakan juga sebagai syiar agama Islam.
Seni juga menjadi salah satu saluran proses islamisasi di Nusantara. Cabang-cabang seni
yang lebih mudah penyentuh hati masyarakat sekitar adalah seni bangun, seni pahat, seni
ukir, seni qasidah, dan sebagainya. Bukti-bukti perkembangannya adalah bangunan Masjid
Agung, Demak, Cirebon, Bantem, Banda Aceh yang kemudian menjadi pusat kegiatan syiar
Islam ke daerahnya. Di Keraton Cirebon juga kita temukan seni ukir yang bercorak Islami
yaitu ukiran lafal ayat-ayat Al Qur’an.
6. KETERKAITAN ANTARA KECERDASAN SPRITUAL , DENGAN KECERDASAN
INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL
Menurut Howard Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau
menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan menurut Alfred Binet
dan Theodore Simon, kecerdasan terdiri dari 3 komponen: (1) kemampuan megarahkan
pikiran dan atau tindakan, (2) kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut
telah dilakukan, (3) kemampuan mengkritik diri sendiri.
Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan dengan
mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, menentukan kausalitas, berfikir
abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu. IQ adalah alat kita untuk melakukan
sesuatu letaknya di otak bagian korteks manusia. Kemampuan ini pada awalnya dipandang
13
sebagai penentu keberhasilan sesorang. Namun pada perkembangan terakhir IQ tidak lagi
digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam menentukan keberhasilan manusia. Karena
membuat sempit paradigma tentang keberhasilan, dan juga pemusatan pada konsep ini
sebagai satu satunya penentu keberhasilan individu dirasa kurang memuaskan karena banyak
kegagalan yang dialami oleh individu yang ber IQ tinggi.
Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari kecerdasan seseorang telah
melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang panjang serta mendalam. Daniel Goleman
mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidak puasan manusia jika dirinya hanya
dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi
lain dalam diri manusia yang unik yaitu emosional. Disamping itu Goleman mempopulerkan
pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang
berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas
penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut dalam Danah Zohar dan Ian Marshal.
Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri, motivasi pribadi,
pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. Letak dari kecerdasan emosional ini adalah pada
sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan
baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita
(IQ) secara efektif, karena IQ menentukan sukses hanya 20 persen dan EQ 80 persen.
Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang
mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya
berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah
tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis.
Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara
optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk
mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya denga IQ dan EQ, kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing
kecerdasan lain. Kini tidak cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan
rasional (yang bekerja dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan
emosional agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja,
bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan spiritual agar
ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang
menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas bahwa “SQ merupakan kunci
utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan lainnya”.
B. Konsep Aplikasi IQ, EQ, dan SQ dalam Pembelajaran
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai orang yang sebenarnya memiliki
kemampuan intelektual luar biasa namun gagal karena rendahnya kecerdasan emosi yang
dimiliki. Sebaliknya, sering juga dijumpai orang yang memiliki kemampuan intelektual biasa
saja namun ternyata sukses dalam pekerjaan ataupun dalam hubungan masyarakat. Dua
keadaan tersebut tampaknya perlu dijadikan bahan renungan tentang cara kita “membaca”
14
kecerdasan. Hal ini menjadi penting karena selama ini sistem pendidikan yang ada terlalu
menekankan pentingnya nilai akademik, kecerdasan otak (IQ) saja. Indikatornya adalah
dalam mekanisme pelaksanaan ujian, baik nasional maupun institusional, tolok ukurnya
adalah penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang bersifat remembering dan
recalling.
Jelas ini sangat ironis karena pada dasarnya salah satu kelemahan pendidikan terletak pada
aspek afektif. Banyaknya kasus negatif dalam bidang afektif yang mewarnai dunia
pendidikan seperti pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru terhadap murid, murid laki-
laki terhadap murid perempuan, tawuran pelajar, penyontekan, menurunnya rasa hormat
murid terhadap guru, narkoba, dan lain sebagainya merupakan deretan panjang pelanggaran
dalam bidang afekif.
Kondisi yang demikian ini mengindikasikan bahwa pendidikan telah terjangkit penyakit
klinis yang kronis. Oleh karena itu perlu ada upaya praktis dari seluruh stakeholders dengan
merubah paradigma pendidikan yang intelektual sentris (kognitif) menuju paradigma
pendidikan yang mampu menyeimbangkan dan menyelaraskan dimensi intelektual (kognitif),
dimensi emosional (afektif) dan juga dimensi spiritual. Keseimbangan ketiga dimensi
tersebut diperlukan mengingat dalam mengarungi kehidupan, seseorang tidak hanya cukup
dengan bekal cerdas secara intelektual, namun lemah dalam pengendalian emosi serta hampa
dalam urusan spiritual. Hal ini dikarenakan dalam berhubungan dengan manusia, tidak hanya
dibutuhkan orang yang cerdas secara IQ, tetapi juga dibutuhkan orang yang cerdas secara
emosi. Selain itu, kesuksesan seseorang dalam kehidupan juga tidak hanya ditentukan oleh
seberapa tinggi IQ yang dimiliki, tetapi EQ juga sangat berperan dalam segala sendi
kehidupan. IQ hanya menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan
sukses dalam hidup, sedangkan 80 persen sisanya diisi oleh kekuatan-kekuatan lain, termasuk
kecerdasan emosi.
Kecerdasan intelelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) ini cenderung berkaitan
dengan status manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial (dimensi horisontal)
serta kurang menyentuh persoalan inti kehidupan yang menyangkut fitrah manusia sebagai
makhluk Tuhan (dimensi vertikal). Oleh karena itu, sebagai makhluk yang memiliki sifat
kemanusiaan (nasut) dan juga sifat ketuhanan (lahut), manusia juga memerlukan jenis
kecerdasan lain yang berdimensi vertikal, yang kemudian dikenal dengan sebutan kecerdasan
spiritual (SQ).
Kecerdasan intelektual (IQ) memang penting kehadirannya dalam kehidupan manusia, yaitu
agar manusia mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara efisien dan
efektif. Peran kecerdasan emosional (EQ) juga penting dalam membangun hubungan antar
manusia yang efektif sekaligus perannya dalam meningkatkan kinerja, namun tanpa
kecerdasan spiritual (SQ) yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, maka keberhasilan yang
dicapai hanyalah keberhasilan yang bernuansa duniawi atau kebendaan saja tetapi hampa dan
tanpa makna.
15
SQ ini adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ
diperlukan untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan
secara komprehensif. Hal ini selaras dengan pandangan bahwa jika rasio dan emosi
memberikan kepada manusia keunggulan-keunggulan yang bersifat teknis dan diperlukan
untuk mengarungi kehidupan dunia, maka spiritualitas memberikan makna bagi tindakan-
tindakan manusia.
Uraian di atas membawa kepada sebuah pemahaman bahwa untuk mencapai kesuksesan baik
dalam urusan horisontal (manusia) dan vertikal (Tuhan) diperlukan integrasi antara IQ, EQ,
dan SQ, yang disebut sebagai meta kecerdasan. Lebih lanjut, integrasi dari ketiga macam
kecerdasan tersebut harus berorientasi pada spiritualisme tauhid..
Pengintegrasian IQ, EQ, dan SQ menjadi meta kecerdasan bukan sesuatu hal yang mustahil
karena pada dasarnya di dalam otak manusia telah tersedia komponen anatomis untuk aspek
rasional (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ). Hal ini berarti bahwa secara kodrati
manusia telah disiapkan sedemikian rupa untuk merespons segala macam hal dengan potensi-
potensi yang sudah ada dalam diri manusia.
Bagi seorang pendidik, penemuan para ahli neurosains tentang tersedianya potensi-potensi
tersebut dalam otak manusia tentu menjadi kabar gembira sekaligus tantangan untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang sudah dianugerahkan
oleh Allah SWT. secara optimal. Dengan demikian, maka salah satu tugas besar sebagai
pendidik adalah berusaha membelajarkan para peserta didik untuk dapat mengembangkan
segenap potensi yang dimilikinya.
Upaya untuk mengintegrasikan ketiga potensi kecerdasan tersebut melalui proses
pembelajaran tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki kekhasan
masing-masing. Latar belakang ekonomi, lingkungan sosial, bakat, minat, pengetahuan serta
motivasi antara satu murid dengan murid yang lain tidaklah selalu sama, bahkan cenderung
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan yang mampu memahami
karakteristik peserta didik sehingga lingkungan sekolah benar-benar dapat memberi
kesempatan bagi pengembangan potensi peserta didik agar mencapai titik maksimal. Selain
itu, diperlukan juga kreatifitas dan inovasi dari pendidik agar proses pembelajaran tidak
menjemukan yang tentu saja akan berpengaruh pada prestasi peserta didik tetapi
menyenangkan (enjoyful learning) (EQ), bermakna (meaningful learning) (SQ), dan
menantang atau problematis (problematical learning) (IQ). Dengan pembelajaran seperti ini
diharapkan tercipta manusia-manusia pembelajar yang selalu tertantang untuk belajar
(learning to do, learning to know) (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together
(EQ), serta selalu memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus, hingga pada
akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri yang sesungguhnya (real achievement).
1. IQ (Intelligence Quotients)
Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu,
kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan
16
bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak
dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa
kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ;
seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga.
Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
2. EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan
ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-
lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati)
dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk
menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
3. SQ (Spiritual Quotients)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ)
adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ
tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi
menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada
masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta
menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.
Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah,
demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
4. ESQ (Emotional and Spiritual Quotient)
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan
gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan
spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan
Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat
membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan.
Hubungan IQ, EQ & SQ
IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, orang sering menyebutnya
dengan kemampuan otak kiri. Yaitu keampuan untuk menganalisis, menentukan, memahami,
menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak, berbahasa, memvisualisasikan sesuatu. IQ ini
pada mulanya dipandang sebagai penentu keberhasilan seorang. Namun pada perkembangan
17
IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling dasar untuk menentukan keberhasilan manusia.
Karena ini akan mempersempit paradigm tentang keberhasilan.
EQ (Emosional Quotient) adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan
social, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. EQ memberikan
demensi lain dalam diri
manusia yaitu emosional. Kecerdasan Emosional ini adalah kepekaan social, bagaimana kita
menghormati perbedaan, menerima pendapat orang lain, mengakui kelemahan, bahagia,
marah itupun juga termasuk didalam emosional kita. Penggabungan pemikiran otak kiri (IQ)
dan perasaan otak kanan (EQ) akan membuat keseimbangan didalam diri manusia dengan
baik.
Dalam jangka panjang, kecerdasan emosional ini akan menjadi penentu keberhasilan individu
, relasi dan dalam kepemiminan disbanding dengan kecerdasan intelektual (nalar IQ).
Seorang yang memiliki IQ tinggi tidak bisa dijadikan anutan bahwa dia akan sukses, karena
menurut lembaga survey IQ hanya mempengaruhi 6-20% keberhasilan manusia dan 80%
sisanya EQ kita yang menentukan. Tentang bagaimana kita membangun komunikasi dengan
orang lain, membuat empati sehingga ada kerjasama antara social dengan kita.
SQ adalah pusat dari kecerdasan IQ dan EQ, dimana SQ ini yang akan mengarahkan
kecerdasan yang lain. Mau dibawa kemana kemampuan kita dalam berfikir, mau dibawa
kemana kemampuan kita bersosial. Jika SQ kita tinggi sudah barang tentu kecerdasan IQ dan
EQ kita akan terarah kedalam kebaikan dan membawa manfaat kepada orang lain. Dan jika
sebaiknya SQ kita rendah pengetahuan kita akan membawa dampak buruk pada orang lain.
Sebagai contoh ada teman kita yang nilai rata-ratanya selalu bagus, tingat emosionalnya
selalu bisa diatur dengan baik tetapi SQ dia rendah, maka mungkin saja kecerdasan yang dia
miliki tidak akan membawa dampak baik pada orang lain.

More Related Content

What's hot

Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Rizqy Putra
 

What's hot (20)

Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
 
Kemuhammadiyahan i
Kemuhammadiyahan iKemuhammadiyahan i
Kemuhammadiyahan i
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara IslamBerpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
Berpikir Kritis, Objektif dan Seimbang secara Islam
 
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya MuhammadiyahSejarah Berdirinya Muhammadiyah
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
 
Masa kejayaan islam ppt
Masa kejayaan islam  pptMasa kejayaan islam  ppt
Masa kejayaan islam ppt
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
 
kemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.pptkemuhammadiyahan.ppt
kemuhammadiyahan.ppt
 
Organisasi islam
Organisasi islamOrganisasi islam
Organisasi islam
 
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
Makalah Pendidikan Agama Islam: Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompe...
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 
Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhirIman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir
 
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinyaAmal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinya
 
Materi Dakwah
Materi DakwahMateri Dakwah
Materi Dakwah
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Sejarah Singkat tentang Muhammadiyah
Sejarah Singkat tentang MuhammadiyahSejarah Singkat tentang Muhammadiyah
Sejarah Singkat tentang Muhammadiyah
 
Materi Syaja'ah (Berani Membela Kebenaran) kelas XI SMK Pendidikan Agama Islam
Materi Syaja'ah (Berani Membela Kebenaran) kelas XI SMK Pendidikan Agama IslamMateri Syaja'ah (Berani Membela Kebenaran) kelas XI SMK Pendidikan Agama Islam
Materi Syaja'ah (Berani Membela Kebenaran) kelas XI SMK Pendidikan Agama Islam
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
AQIDAH ISLAM
AQIDAH ISLAMAQIDAH ISLAM
AQIDAH ISLAM
 

Similar to Profil kh ahmad dahlan

Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v KemuhammadiyahanJawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
Barwhy Poenya
 

Similar to Profil kh ahmad dahlan (20)

KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLANKEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN
 
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxMuhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
2B NABIILAAH SALSABIL.pdf
2B NABIILAAH SALSABIL.pdf2B NABIILAAH SALSABIL.pdf
2B NABIILAAH SALSABIL.pdf
 
Agama Islam kelas 12 - Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Agama Islam kelas 12 - Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia Agama Islam kelas 12 - Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Agama Islam kelas 12 - Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
 
4. bab
4. bab4. bab
4. bab
 
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptxPower point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
Power point _ Sejarah kelahiran IMM.pptx
 
Kmd
KmdKmd
Kmd
 
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v KemuhammadiyahanJawaban aik v Kemuhammadiyahan
Jawaban aik v Kemuhammadiyahan
 
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdfPEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN.pdf
 
Model dan Strategi Pembelajaran Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
Model dan Strategi Pembelajaran  Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...Model dan Strategi Pembelajaran  Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
Model dan Strategi Pembelajaran Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
 
Model dan Strategi Pembelajaran Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
Model dan Strategi Pembelajaran  Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...Model dan Strategi Pembelajaran  Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
Model dan Strategi Pembelajaran Publikasi, Strategi dan Pembelajaran Kh. Ahm...
 
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah
Sejarah Muhammadiyah
 
Fadh ahmad - Peran Gerakan Islam Dalam Pendidikan di indonesia
Fadh ahmad - Peran Gerakan Islam Dalam Pendidikan di indonesiaFadh ahmad - Peran Gerakan Islam Dalam Pendidikan di indonesia
Fadh ahmad - Peran Gerakan Islam Dalam Pendidikan di indonesia
 
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
 
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.pptSejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
Sejarah_Berdirinya_Muhammadiyah.ppt
 
Sejarah - Organisasi Muhammadiyah
Sejarah - Organisasi MuhammadiyahSejarah - Organisasi Muhammadiyah
Sejarah - Organisasi Muhammadiyah
 
Muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
Muhammadiyah dan pemberdayaan perempuanMuhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
Muhammadiyah dan pemberdayaan perempuan
 
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN.pdf
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN.pdfKEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN.pdf
KEPEMIMPINAN K.H AHMAD DAHLAN.pdf
 
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptxAl_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
Al_Islam_dan_Kemuhammadiyahan_Sejarah_Te.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Profil kh ahmad dahlan

  • 1. 1 1. PROFIL KH AHMAD DAHLAN Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishaq, Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH. Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan). Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta. Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo - organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota. Pelajaran yang diberikannya terasa sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini menyarankan agar Kiai Dahlan membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh organisasi yang bersifat permanen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari nasib seperti pesantren tradisional yang terpaksa tutup bila kiai pemimpinnya meninggaldunia. Saran itu kemudian ditindaklanjuti Kiai Dahlan dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
  • 2. 2 2. Tujuan Dari Organisasi Muhammadiyah Dengan Upaya Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Salah satu tujuan negara yang mendasar yaitu ”mencerdaskan kehidupan bangsa” merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam konteks pemahaman yang demikian, organisasi Muhammadiyah sebagai bagian integral dari masyarakat, memiliki tanggung jawab dan komitmen yang sama, untuk tercapainya tujuan negara yang demikian mulia tersebut. Sebab, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan saja akan berimplikasi pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia, tetapi juga akan meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global dalam kehidupan bangsa- bangsa yang semakin berat. Persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar telah berketetapan untuk menjadikan gerakan pendidikan sebagai basis dan media dakwahnya, dan merupakan bentuk amal usaha nyata kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Dalam pandangan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, dan pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam bentuk Politeknik, memiliki arti yang sangat strategis, mengingat hal ini luar biasa, serta adanya kebutuhan riil tenaga profesional pada bidang-bidang yang berbasis teknologi. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, dengan senantiasa memohon Ridho Allah SWT mendirikan Politeknik Muhammadiyah Pekalongan (PTM) dengan tujuan menyiapkan tenaga profesional (Ahli Madya) dibidang teknologi yang memiliki kualitas profesional, beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia sehingga diharapkan dapat menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Pada tahun 2005 Politeknik Muhammadiyah mulai berdiri. Politeknik Muhammadiyah Pekalongan pertama kali berada di Jl. Ahmad Yani 277 - 278 Pencongan Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan dengan menempati komplek Gedung Kopindo. Kepemimpinan pertama di bawah Drs. H. Mukhozin, M.Ag serta di bantu Pembantu I (Akademik) bapak Khoirul Anam ST, Pembantu Direktur II (Sumber Daya Manusia dan keuangan) Edy Hidayatno ST, dan Pembantu Direktur III (kemahasiswaan) Imam Rosyadi SE. Serta di bantu Kepala Biro Administrasi (Wisnu Resdianto S,Pi), BAU (Akhmad Pujiono ST) dan Bendahara (Dewi khasna Hanie SE) Kemudian pada tahun 2007 pindah di Jl. Raya Pahlawan No.10 Desa Gejlik Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dengan memiliki tiga program studi, yaitu Teknik Otomotif, Teknik Elektro, dan Manajemen Informatika. 1.Prinsip berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Maksud dan tujuan didirikan Muhammadiyah sebagai gerakan reformasi keagamaan tidak terlepas dari pandangan Muhammadiyah tentang kedudukan dan fungsi Al Qur’an dan As Sunnah, akal dan tata kehidupan sosial. Upaya Muhammadiyah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang bersumber pada Al qu’an, As Sunnah, akal dan realitas kehidupan sosial, utamanya dibidang pendidikan, maka Muhammadiyah merumuskan tujuan pendidikannya, yang dikenal dengan Perumusan Pakajangan sebagai berikut : tujuan
  • 3. 3 pendidikan pengajaran Muhammadiyah ialah membentuk manusia Muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat. (M.Yunan Yusuf, 2000:11) 2.Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar Dalam konteks prinsip amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah dapat dimaknai bahwa suruhan untuk berbuat baik serta mencegah perbuatan jahat merupakan salah satu esensi pendidikan islam. Dengan menjadikan amar ma’ruf nahi munkar sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah berarti penyelenggaraannya berupaya mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang taat kepada ajaran agama islam dan menjadi muslim seutuhnya yang sadar akan lingkungan baik dalam hubungannya dengan Alloh sebagai pemberi hidup maupun hubungan dengan sesamanya dan lngkungan alam sekitarnya. 3.Prinsip integrasi ilmu pengetahuan Pergerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan mengalami transformasi dari waktu ke waktu seiring dengan tuntutan perkembangan zaman tanpa kehilangan identitasnya. Hal ini terjadi karena Muhammadiyah sebagai persyarikatan memiliki sifat terbuka terhadap dunia di luar lingkungannya yang menjadikanlembaga pendidikannya selalu respon terhadap setiap perkembangan. Dalam hal ini Muhammadiyah memiliki sistem pendidikan sendiri yang berbeda dengan sistem pendidikan islam pada umumnya, yakni dengan menganut sistem pendidikan yang berpola sekolah negeri yang menggabungkan antara identitas keMuhammadiyahan berdasarkan pada Alqu’ran dan Sunnah Nabi SAW. Dengan pendidikan umum yang berorientasi pada science, maka itulah ciri khas sistem pendidikan Muhammadiyah. 4.Prinsip keberpihakan pada kaum dhuafa Keberpihakan Muhammadiyah kepada kaum dhuafa dapat diartikan bahwa pendidikan Muhammadiyah menganut prinsip emansipator. Artinya, pendidikan yang diselenggarakan Muhammadiyah berupa memberikan pemerataan kesempatan untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu yang di dalamnya terdapat dua hal pokok. Pertama, ekualitas, berarti bahwa setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh pendidikan tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, agama, dan sejenisnya. Oleh karena itu, pendidikan harus untuk semua orang. Kedua, aksebilitas, maksudnya setiap orang tanpa memandang asal-usulnya mempunyai akses yang sama terhadap pendidikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. 5.Prinsip semangat pengabdian Semangat pengabdian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar berazazkan islam yang bersumber kepada Alqur’an dan As Sunnah ditunjukannya melalui usaha-usaha penjabaran maksud dan tujuan organisasi. Salah satu pengabdian Muhammadiyah kepada masyarakat dan bangsa sejak didirikan pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan adalah ingin menggembirakan orang dalam mengamalkan ajaran islam yang membuahkan kesejukan dan kegembiraan bukan kegelisahan.
  • 4. 4 Hal ini menunjukan bahwa sejak awal berdirinya organisasi Muhammadiyah telah diinternalisasikan agar para kader Muhammadiyah mau bekerja keras melanjutkan perjuangan untuk membesarkan organisasi ini dengan baik. 6.Prinsip tajdid Tajdid Muhammadiyah dibidang pendidikan lebih dititikberatkan pada upaya meningkatkan kualitas proses pendidikan dan membangun sistem pendidikan yang integratif. Prinsip tajdid pendidikan Muhammadiyah diantarnya, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5 ayat 1) dan setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1). 7.Prinsip demokrasi Dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi Muhammadiyah lebih cenderung pada upaya pemberdayaan masyarakat melalui sektor pendidikan serta sosial keagamaan dan ekonomi. Muhammadiyah beorientasi menanamkan kesadaran dan membekali pengetahuan pada peserta didik mengenai hak dan kewajiban serta peran warga negara dalam masyarakat demokratis. 3. Bagaimana organisasi muhammadiyah dalam menyikapi tradisi masyarakat yang masih merak dilakukan, terutama yang bersifat religi purba Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya. Suku bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir. Mereka yang berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik dan sosial budaya yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya dari luar. Tata cara islamisasi melalui media perdagangan dapat dilakukan secara lisan dengan jalan mengadakan kontak secara langsung dengan penerima, serta dapat pula terjadi dengan lambat melalui terbentuknya sebuah perkampungan masyarakat muslim terlebih dahulu. Para pedagang dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri, berkumpul dan menetap, baik untuk sementara maupun untuk selama-lamanya, di suatu daerah, sehingga terbentuklah suatu perkampungan pedagang muslim. Dalam hal ini orang yang bermaksud hendak belajar agama Islam dapat datang atau memanggil mereka untuk mengajari penduduk pribumi. Selain itu, penyebaran agama Islam dilakukan dgn cara perkawinan antara pedagang muslim dgn anak-anak dari orang-orang pribumi, terutama keturunan bangsawannya. Dengan perkawinan itu, terbentuklah ikatan kekerabatan dgn keluarga muslim. Media seni, baik seni bangunan, pahat, ukir, tari, sastra, maupun musik, serta media lainnya, dijadikan pula sebagai media atau sarana dalam proses islami
  • 5. 5 Agama Islam juga membawa perubahan sosial dan budaya, yakni memperhalus dan memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian antara adat dan syariah di berbagai daerah di Indonesia selalu terjadi, meskipun kadang-kadang dalam taraf permulaan mengalami proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses islamisasi di berbagai tempat di Indonesia dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh rakyat setempat, sehingga kehidupan keagamaan masyarakat pada umumnya menunjukkan unsur campuran antara Islam dengan kepercayaan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan oleh penyebar Islam karena di Indonesia telah sejak lama terdapat agama (Hindu-Budha) dan kepercayaan animisme. Pada umumnya kedatangan Islam dan cara menyebarkannya kepada golongan bangsawan maupun rakyat umum dilakukan dengan cara damai, melalui perdagangan sebagai sarana dakwah oleh para mubalig atau orang-orang alim. Kadang-kadang pula golongan bangsawan menjadikan Islam sebagai alat politik untuk mempertahankan atau mencapai kedudukannya, terutama dalam mewujudkan suatu kerajaan Islam. Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media da’wah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia dihadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah) dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada diIndonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam Saluran dan cara Islamisasi yang lain juga dapat melalui kesenian seperti seni bagunan, seni tari, seni pahat atau seni ukir, seni musik, dan seni sastra. Hasil-haasil pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain mesjid-mesjid kuno Demak, Sendang Dhuwur Agung Kasepuhan di Cirebon, mesjid Agung Banten, BaiturraBeberapa mesjid kuno seni bangunannya mirip candi, menyerupai bangunan meru pada jaman Indonesia-Hindu. Ukiran- ukiran seperti mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mimbar dan mustaka mengingatkan pada perlambangan meru. Beberapa ukiran pada mesjid kuno diambil dari dunia tumbuh- tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu dan mengingatkan kepada pola-pola ukiran yang telah dikenal pada candi Pranbanan dan beberapa candi lainnya. Selai itu, pada pintu gerbang, baik di keraton-keraton maupun di makam orang-orang yang dianggap keramat yang berbentuk candi bentar, kori Agung, jelas menunjukkkan corak pintu gerbang yang dikenal sebelum Islam. Demikian pula nisan-nisan kubur di daerah Troloyo, Tuban, Madura, Demak, Kudus, Cirebon, Banten, menunjukkan unsur-unsur seni ukir dan perlambangan pra-Islam. Di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatra terdapat beberapa nisan kubur yang lebih menunjukkan unsur seni Indonesia pra-Hindu dan pra-Islam. Saluran dan cara Islamisasi melalui seni bangunan dan seni ukir sesuai pula dengan saluran dan cara melalui seni tari, seni musik, sastra dan yang lainnya. Dalam upacara-upacara
  • 6. 6 keagamaan, seperti Maulid Nabi sering dipertunjukkan seni tari dan atau musik tradisional, misalnya gamelan yang disebut sekaten yang terdapat di keraton Cirebon dan Yogyakarta dibunyikan pada perayaan Grebeg Maulud. Diantara seni yang terkenal sebagai saluran Islamisasi yaitu wayang. Menurut cerita, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah saat pertunjukan wayang namun beliau Cuma meminta penonton untuk ikut mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari Mahabarata dan Ramayana, namun sedikit demi sedikit nama tokohnya diganti dengan pahlawan Islam. Nama panah Kalimasada, suatu senjata paling ampuh, dalam lakon wayang dihubungkan dengan kalimat syahadat, ucapan yang berisi pengakuan kepada Allah dan Nabi Muhammad. Kalimat syahadat merupakan tiang utama dari lima rukun Islam. Islamisasi melalui satra juga dilakukan secara sedikit demi sedikit seperti terbuki dalam naskah-naskah lama masa peralihan kepercayaan yang ditulis dalam bahasa dan huruf daerah, misalnya primbon-primbon abad ke-16 yang antara lai disusun oleh Sunan Bonang Yang paling terkenal adalah seni pertunjukan wayang. Dimana semua tokoh-tokoh Hindu dalam pewayangan diganti namanya dengan istilah Islam. Hal ini yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Selain itu juga bisa melalui seni kaligrafi, seni ukir dan seni bangunan. 4. 5. PROSES ISLAMISASI DAPAT DILAKUKAN MELALUI MEDIA SENI 1 . P r o s e s I s l a m i s a s i d i I n d o n e s i a Proses persebaran Islam di Indonesia berlangsung lancar relatif damai. Kelancaran ini dikarenakan syarat-syarat untuk memeluk Islam tidaklah sukar. Seseorang dianggap telah menjadi muslim bila ia mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu pengakuan bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Upacara-upacara dalam Islam juga cenderung lebih sederhana daripada upacara dalam agama Hindu atau Buddha. Salah satu bukti Islam mudah diterima adalah ketika raja Ternate yang nonmuslim tidak keberatan ketika sejumlah rakyatnya memeluk Islam. Bukti lainnya dalah adanya makam bangsawan Majapahit yang beragama Islam. Menurut catatan Tome Pires, kaum bangsawan Hindu-Buddha di Jawa masuk Islam dengan sukarela tanpa paksaan. Penyebaran Islam disampaikan sesuai dengan adat dan tradisi pribumi Indonesia. Islam juga tidak mengenal pengkastaan dan menganggap derajat manusia itu sama. Faktor lain yang mengakibatkan Islam berkembang adalah keruntuhan Majapahit. Akan tetapi, tidak selamanya proses persebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, berlangsung damai. Menurut Tome Pires, para pedagang asing yang muslim menetap dan membuka pemukiman tersendiri di sejumlah pelabuhan; selanjutnya pemukiman tersebut dijadikan kubu pertahanan mereka dalam menjalankan roda perdagangannya. Setelah kekuatan mereka dirasakan kuat, mereka kemudian menyerang bandar-bandar bersangkutan untuk dikuasai. Cara-cara kekerasan seperti ini terjadi, misalnya, di bandar-bandar Demak dan Jepara.
  • 7. 7 Sedangkan, proses pengislaman secara damai dilakukan di pantai utara Jawa Timur, seperti di Tuban dan Gresik. Kedudukan kaum pedagang ini menarik sejumlah penguasa Indonesia untuk menikahkan anak gadisnya dengan mereka. Sebelum menikah, si gadis menjadi muslim dahulu. Perkawinan ini lalu membentuk keluarga muslim yang berkembang menjadi masyarakat muslim. Beberapa tokoh penting (raja dan para ulama atau wali Islam) melakukan perkawinan jenis ini.Raden Rahmat (Sunan Ampel) menikah dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jatidengan Puteri Kawunganten, Raja Majapahit Brawijaya V menikahi seorang puteri Campa yang muslim yang kelak menurunkan Raden Patah, raja Demak pertama. Bahkan di antara para wali ada yang pernah berdagang pada masa mudanya. MenurutBabad Gresik, Sunan Giri pada masa mudanya adalah anak angkat Nyai Gede Pinatih, seorang pedagang wanita Cina yang kaya di Gresik. Giri muda pernah pergi ke Kalimantan Selatan untuk urusan bisnis. Sunan Bayat atau Ki Gede Pandang Arang pernah pula bekerja pada wanita penjual beras. Sunan Kalijaga pernah pula berjualan alang-alang. Selain melalui perkawinan, jalur kesenian digunakan oleh para wali dalam proses islamisasi. Pertunjukan wayang merupakan salah satu sarana kesenian yang digunakan. Tokoh Wali Sanga yang mahir mementaskan wayang adalah Sunan Kalijaga. Kisah yang dipentaskan dikutip dari kakawin Mahabharata atau Ramayanapeninggalan masa Hindu-Buddha yang kemudian disisipi nilai-nilai Islam. Selesai pertunjukan, sang dalang tidak meminta upah melainkan mengajak penonton untuk mengucapkan kalimat syahadat. Tidak ketinggalan, jalur pendidikan pun ditempuh dalam islamisasi ini. Para ulama mendirikan pondok-pondok pesantren (pesantrian) yang terbuka bagi siapa pun untuk belajar menjadi santri. Setelah selesai belajar di pesantren, mereka kembali ke daerah asal dan berdakwah mengajarkan Islam atau disuruh guru mereka menyiarkan Islam di daerah lain. Tak jarang, orang-orang jebolan pesantren ini tinggal di rumah-rumah para pedagang. Bahkan, seringkali dari mereka yang menjadi pengurus harta (bendahara) kaum pedagang sekaligus memimpin usaha dagang tuan rumah mereka. Kaum ulama yang mendirikan pesantren antara lain: Raden Rahmat di Ampel, dekat Surabaya dan Raden Paku di Giri. Beberapa lulusan Sunan Giri diundang ke Maluku untuk mengajarkan Islam di sana. 2 . P e r a n a n P a r a W a l i d a l a m I s l a m i s a s i Penyebar Islam yang terkenal di Indonesia, khususnya Jawa, disebut Wali Sanga. Wali ini merupakan adalah dewan mubalig di Jawa yang berbasis di Demak sebagai pusat kegiatan politik dan agama Islam. Tiap wali tersebut pernah menjadi imam pada waktu shalat berjamaah di Masjid Agung Demak. Apabila salah satu anggota dewan wali ini wafat, ia akan digantikan oleh wali lainnya berdasarkan musyawarah. Tiap-tiap wali dan panggantinya mempunyai tugas penyiaran agama Islam di Pulau Jawa. Mereka dipanggil dengan sebutan “sunan”, yang berasal dari kata “susuhunan”, kata bagi orang yang terpandang di masyarakat. a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
  • 8. 8 Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia (Iran), kemudian berkedudukan di Gresik, Jawa Timur, dan dikenal sebagai Susuhunan atau Sunan Gresik, meninggal pada 1419 M. Ia yang diduga menyebarkan Islam di Jawa ketika Majapahit masih memerintah. Ia dikenal dengan nama Maulana Magribi/Syekh Magribi karena diduga berasal dari Magribi, Afrika Utara. Diperkirakan Sunan Gresik lahir sekitar pertengahan tahun 1350. Setelah dewasa ia menikah dengan seorang putri bangsawan ternama Dewi Candrawulan, putri pertama Ratu Campa yang telah menganut Islam (isteri Raja Brawijaya V Majapahit). Dakwahnya yang simpatik dan arif menyebabkan penduduk lebih cepat menerima Islam. b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat Sunan Ampel (Ngampel), berkedudukan di Ampel Denta di Giri, dekat Surabaya; dan dikabarkan berasal dari Campa, Vietnam (sama dengan ibunya Raden Patah). Nama aslinya adalah Raden Rahmat, putra Maulana Malik Ibrahim dari Dewi Candrawulan. Raden Rahmat dikenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa dan penerus cita-cita serta perjuangan ayahnya dan mendirikan pesantren di Ampel Denta di Jawa Timur. Ia berhasil mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga dai atau ahli kotbah (mubalig) yang akan disebar ke seluruh Jawa. Di antara pemuda yang dididik adalah Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak), Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), serta Maulana Ishak yang pernah diutus mengislamkan rakyat di daerah Blambangan. Sunan Ampel cukup berpengaruh di kalangan istana Majapahit, bahkan isterinya pun berasal dari kalangan istana. Ia tercatat sebagai peletak dasar penyebaran politik Islam ke Nusantara. Ia juga ikut andil dalam mendirikan Masjid Agung Demak tahun 1479 bersama wali-wali yang lain. Pada awal islamisasi di Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan, sesajen, dan sebagainya tetap hidup dalam Islam. Namun, wali-wali yang lain berpendapat, untuk sementara kebiasaan tersebut dibiarkan saja karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya Sunan Ampel setuju. Ia juga menyetujui ketika Sunan Kalijaga dalam usaha menarik penganut Hindu dan Buddha, mengusulkan agar adat- istiadat Jawa diberi warna Islam. Namun Sunan Ampel tetap khawatir adat-istiadat dan berbagai upacara ritual Islam kelak menjadibid’ah. Sunan Ampel wafat tahun 1481 dan dimakamkan di Surabaya. c. Sunan Bonang Nama aslinya Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Arti makhdum adalah ulama besar yang harus dihormati. Ia putra Sunan Ampel dari perkawinannya dengan Dewi Candrawati. Sunan ini berkedudukan di Bonang, dekat Tuban. Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending untuk mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar Islam di Pasai (Aceh) ia kembali ke Tuban, Jawa Timur untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang belajar kepadanya datang dari berbagai pelosok Nusantara. Dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan Jawa. Ia menggunakan pertunjukan wayang sebagai media dakwahnya. Lagu gamelan wayang
  • 9. 9 berisikan pesan-pesan ajaran agama Islam. Setiap bait diselingi ucapan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat). Kemudian dikenal dengan istilah sekatenan. Dalam kegiatan dakwahnya Sunan Bonang menjadikan pesantrennya sebagai basis pendidikan agama Islam secara khusus dan mendalam. Catatan pendidikannya kemudian dibukukan dalam buku Suluk Sunan Bonang atau Primbon Sunan Bonang. Buku ini sekarang masih tersimpan di Universitas Leiden Belanda. Sunan Bonang wafat tahun 1525 dimakamkan di Tuban. d. Sunan Drajat Sunan Drajat adalah putra Raden Rahmat, berkedudukan di Drajat, dekat Sedayu. Nama kecilnya Raden Kosim atau Syarifudin. Disebut juga dengan Sunan Sedayukarena dimakamkan di daerah Sedayu. Menurut silsilah Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel dari istri kedua bernama Dewi Candrawati. Dalam musyawarah para Wali diputuskan, siapa yang mengganti Sunan Ampel untuk memimpin pesantren Ampel Denta. Dan pilihan jatuh pada Sunan Drajat. Ia terkenal dengan kepandaiannya membuat tembang Pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah adalah perhatiannya terhadap masalah sosial. Ia mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan berorientasi pada kegotong-royongan. Sunan Drajat wafat pertengahan abad ke-16 dimakamkan di Sedayu, Gresik. e. Sunan Giri Sunan Giri, murid Sunan Ampel, berkedudukan di Giri, dekat Gresik. Nama kecilnyaRaden Paku disebut juga Prabu Satmata dan sering dijuluki Sultan Abdul Fakih. Ia putra Maulana Ishak yang ditugasi Sunan Ampel menyebarkan agama Islam di daerah Blambangan. Salah seorang saudaranya adalh Raden Abdul Kadir (Sunan Gunung Jati). Pendidikannya adalah tamatan pesantren di Pasai (Aceh). Ketika beranjak dewasa, Raden Paku belajar di Pesantren Ampel Denta. Berkenalan dengan Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Keduanya bersahabatan hingga menunaikan ibadah haji ke Mekah. Selama di pesantren Pasai, Raden Paku menimba ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Tingkat terakhir adalah ilmu laduni sehingga gurunya menganugerahi gelarAin al-Yaqin dan masyarakat menyebutnya dengan Raden Ainul Yakin. Sunan Giri sangat berpengaruh terhadap jalannya roda-roda Kesultanan Demak Bintoro. Setiap keputusannya selalu disetujui oleh wali-wali lainnya. Sunan Giri wafat tahun 1600, dimakamkan di Bukti Giri, Gresik. f. Sunan Muria Nama kecilnya Raden Pratowo sedangkan nama aslinya Raden Umar Said. Ia lebih dikenal dengan nama Sunan Muria karena kegiatan dakwahnya dilakukan di Gunung Muria (18 km sebelah Utara Kota Kudus). Sunan Muria dalam berdakwah memilih daerah pelosok terutama desa terpencil. Sistem dakwah yang disampaikan dengan memberi pendidikan singkat pada kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat pedesaan. Cara berdakwah selalu dengan menyisipkan tembang Sinom dan Kinantiyang bernafaskan Islam. Sunan Muria wafat abad ke-16 dimakamkan di Bukit Muria, Jepara. g. Sunan Kalijaga
  • 10. 10 Nama aslinya Joko Said, anak Bupati Tuban Raden Tumenggung Wilwatikta. Ibunya bernama Dewi Nawang Rum, berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak; ia menyebarkan ajaran Islam melalui pendekatan budaya dan sangat anti kekerasan; ia adalah menantu Sunan Gunung Jati. Nama kecilnya Raden Mas Syahid (said) dan sering dijuluki Syekh Malaya. Nama Kalijaga berasal dari Qadizaka (Arab), artinya pelaksana yang suci. Berbeda dengan wali yang lainnya, Sunan Kalijaga dalam berdakwah selalu berkeliling dari daerah satu ke daerah lainnya. Isi yang disampaikan sangat intelektual dan nyata. Sehingga banyak masyarakat yang simpati terhadap Sunan Kalijaga. Karena jasanya dalam berdakwah, Suna Kalijaga diberi hadiah oleh Raden Fatah sebagai penguasa Kesultanan Demak Bintoro, berupa sebidang tanah di sebelah tenggara Demak. Tanah tersebut merupakan desa perdikan (desa yang dibebaskan pajak oleh sultan). Jabatan yang diberikan kepadanya adalah juru dakwah kerajaan. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak Islami seperti sekarang ini. Dia mengarang aneka cerita wayang secara Islami, terutama berkaitan dengan etika atau adab. Berdakwah melalui pertunjukkan wayang kulit inilah, masyarakat banyak yang tertarik dan masuk Islam. Sunan Kalijaga wafat pada pertengahan abad ke-15, dimakamkan di Kadilangu, Demak. h. Sunan Kudus Nama kecilnya Jafar Sadiq dengan panggilan Raden Undung atau Raden Amir Hajikarena jasanya memimpin rombongan haji ke Mekah. Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang menyiarkan Islam ke daerah Jipang, Panolan, dan Blora. Menurut silsilah, Sunan Kudus masih keturunan Nabi Muhammad Saw. Ilmunya cukup tinggi dan ahli dalam ilmu fiqih, tauhid, hadis, tafsir, serta mantiq (logika atau filsafat). Karena itulah ia mendapat julukan sebagai Wali al-‘ilmi (orang yang ilmunya luas). Sunan Kudus sangat berambisi menggulingkan Majapahit secara militer, ialah yang sangat menentang ajaran Syekh Siti Jenar yang cendering mistik; memiliki murid kesayangan yang bernama Arya Penangsang dari Jipang; namun ia sangat membenci Sunan Prawoto dari Demak. Sunan Kudus dikenal juga sebagai panglima perang Kesultanan Demak, Bintoro yang tangguh dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut. i. Sunan Gunung Jati Nama lainnya adalah Syekh Nuruddin Ibrahim atau Syarif Hidayatullah, berasal dari Pasai, Aceh, lalu berkedudukan di Gunung Jati, Banten dan kemudian Cirebon untuk membentuk dinasti Islam di kedua tempat tersebut; ia menikahi saudara perempuan Sultan Tranggana. Menurut sumber lokal, nama kecilnya adalah Syarif Hidayatullah yang merupakan cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Dari perkawinan Prabu Siliwangi dengan Nyai Subang Larang, lahir dua putra dan satu putri yaitu Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Senggara. Setelah ibunya wafat Raden Walangsungsang meninggalkan keraton untuk belajar Agama Islam pada Syekh Datu
  • 11. 11 Kahfi atau Syekh Nurul Jati di Gunung Ngamparan Jati. Dan adik perempuannya Nyai Lara Santang menyusul belajar agama di tempat yang sama. Setelah tiga tahun menimba ilmu, keduanya menunaikan ibadah haji. Di Mekah, Nyai Lara Santang mendapat jodoh yaitu Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), bangsawan Arab dari Bani Hasyim. Walangsungsang setelah ibadah haji kembali ke Jawa dan menjadi guru di Labuhan, Pasambangan, Cirebon. Sementara itu Nyai Lara Santang melahirkan anak, diberi nama Syarif Hidayatullah. Setelah dewasa Hidayatullah memilih berdakwah di Pulau Jawa. Ia kemudian bersilaturahim kepada Walangsungsang yang bergelarCakrabuana. Setelah pamannya wafat, Hidayatullah melanjutkan perjuangan pamannya menyebarkan Islam di Cirebon dan Cirebon menjadi Kesultanan Islam yang bebas dari Pajajaran. Dari Cirebon ia kemudian menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah Jawa Barat yang belum memeluk agama Islam, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Di Banten ia mendirikan kerajaan tahun 1525. Ketika kembali ke Cirebon, Kesultanan Banten diserahkan kepada putranya, Maulana Hasanuddin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten. Di tangan raja-raja Banten inilah kerajaan Hindu Pajajaran dapat dikalahkan dan rakyatnya memeluk Islam. Bahkan, Syarif Hidayatullah menggerakkan penyerangan ke Sunda Kelapa. Penyerangan itu dipimpin Faletehan (Fatahillah), panglima angkatan perang Demak. Fatahillah kemudian menjadi menantu Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah wafat tahun 1570 dimakamkan di daerah Gunung Jati, desa Astana, Cirebon. Maka ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. j. Para Wali Lainnya Para wali memegang peranan yang besar dalam penyebaran Islam di Jawa. Dengan kesabaran dan kearifan, agama Islam disampaikan kepada masyarakat hingga diterima dan cepat berkembang di Jawa. Di samping Wali Sanga, banyak wali lainnya ikut andil dalam pengembangan Islam di Jawa, meski sebagian dibunuh dan tidak diakui oleh Wali Sanga, seperti: (1) Syekh Subakir; (2) Sunan Bayat atau Tembayat; (3) Sunan Geseng; (4) Syekh Mojoagung; (5) Syekh Siti Jenar; (6) Maulana Ishak dari Pasai, Aceh, mengislamkan rakyat Blambangan (Pasuruan dan sekitarnya) di Jawa Timur bagian timur; (7) Syekh Jangkung; pernah berniat mendirikan masjid tanpa izin dan oleh Sunan Kudus akan dihukum mati namun diselamatkan oleh Sunan Kalijaga; (8) Syekh Maulana; berasal dari Krasak-Malang, dekat Kalinyamat, murid Sunan Gunung Jati; karena pernah mempermalukan dalam perdebatan tentang ilmu mistik ia dibunuh atas perintah Sunan Kudus.
  • 12. 12 Dari Pulau Jawa, Islam lalu berkembang ke wilayah-wilayah lain di Indonesia. Islamisasi ke Kalimantan dilakukan oleh para ulama utusan Demak. Sedangkan Islam di Maluku, Ternate, dan Tidore disebarkan oleh Sultan Ternate, Zainal Abidin, setelah belajar ke Giri, Jawa Timur. Makassar diislamkan oleh para mubalig dari Sumatera dan Malaka (Malaysia). Kemudian, orang Makassar mengislamkan orang Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat antara tahun 1540-1550. Sementara itu, penduduk Flores di Nusa Tenggara Timur diislamkan oleh orang Bugis. Agama Islam masuk ke Nusantara dengan jalur berlainan. Seperti di luar Jawa yakni Sulawesi, penyebar agama Islam di Sulawesi bernama Dato’ri Bandang. Di Kutai, Kalimantan Timur penyebar agama Islam adalah Dato Bandang dan Tuang Tunggang. Peran seorang penghulu di Demak tidak kalah pentingnya dalam penyebaran agama Islam, melalui pengajaran kepada Sultan Suryanullah. Dan masih banyak lagi tokoh yang berperan syiar Islam ke seluruh Nusantara. Proses islamisasi di Nusantara dapat dikatakan relatif mudah. Hubungan secara tidak langsung antara pedagang muslim antara lain, para mubaligh, ustadz, ahli-ahli tasawuf telah menerapkan ajarannya melalui kesepakatan perdagangan yang tidak berbelit-belit. Golongan penerima Islam juga melakukan tindakan yang sama, yakni menyebar ajarannya pada masyarakat sekitarnya. Bahkan jika ia seorang bangsawan atau pejabat keraton akan lebih memperlancar jalannya penyebaran tersebut. Berdirinya tempat peribadatan seperti langgar, masjid, majelis taklim, dan sebagainya digunakan juga sebagai syiar agama Islam. Seni juga menjadi salah satu saluran proses islamisasi di Nusantara. Cabang-cabang seni yang lebih mudah penyentuh hati masyarakat sekitar adalah seni bangun, seni pahat, seni ukir, seni qasidah, dan sebagainya. Bukti-bukti perkembangannya adalah bangunan Masjid Agung, Demak, Cirebon, Bantem, Banda Aceh yang kemudian menjadi pusat kegiatan syiar Islam ke daerahnya. Di Keraton Cirebon juga kita temukan seni ukir yang bercorak Islami yaitu ukiran lafal ayat-ayat Al Qur’an. 6. KETERKAITAN ANTARA KECERDASAN SPRITUAL , DENGAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL Menurut Howard Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan menurut Alfred Binet dan Theodore Simon, kecerdasan terdiri dari 3 komponen: (1) kemampuan megarahkan pikiran dan atau tindakan, (2) kemampuan mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan, (3) kemampuan mengkritik diri sendiri. Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, menentukan kausalitas, berfikir abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu. IQ adalah alat kita untuk melakukan sesuatu letaknya di otak bagian korteks manusia. Kemampuan ini pada awalnya dipandang
  • 13. 13 sebagai penentu keberhasilan sesorang. Namun pada perkembangan terakhir IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam menentukan keberhasilan manusia. Karena membuat sempit paradigma tentang keberhasilan, dan juga pemusatan pada konsep ini sebagai satu satunya penentu keberhasilan individu dirasa kurang memuaskan karena banyak kegagalan yang dialami oleh individu yang ber IQ tinggi. Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari kecerdasan seseorang telah melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang panjang serta mendalam. Daniel Goleman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidak puasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri manusia yang unik yaitu emosional. Disamping itu Goleman mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut dalam Danah Zohar dan Ian Marshal. Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. Letak dari kecerdasan emosional ini adalah pada sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif, karena IQ menentukan sukses hanya 20 persen dan EQ 80 persen. Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya denga IQ dan EQ, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja, bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan spiritual agar ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan tanpa pamrih yang menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas bahwa “SQ merupakan kunci utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan lainnya”. B. Konsep Aplikasi IQ, EQ, dan SQ dalam Pembelajaran Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dijumpai orang yang sebenarnya memiliki kemampuan intelektual luar biasa namun gagal karena rendahnya kecerdasan emosi yang dimiliki. Sebaliknya, sering juga dijumpai orang yang memiliki kemampuan intelektual biasa saja namun ternyata sukses dalam pekerjaan ataupun dalam hubungan masyarakat. Dua keadaan tersebut tampaknya perlu dijadikan bahan renungan tentang cara kita “membaca”
  • 14. 14 kecerdasan. Hal ini menjadi penting karena selama ini sistem pendidikan yang ada terlalu menekankan pentingnya nilai akademik, kecerdasan otak (IQ) saja. Indikatornya adalah dalam mekanisme pelaksanaan ujian, baik nasional maupun institusional, tolok ukurnya adalah penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang bersifat remembering dan recalling. Jelas ini sangat ironis karena pada dasarnya salah satu kelemahan pendidikan terletak pada aspek afektif. Banyaknya kasus negatif dalam bidang afektif yang mewarnai dunia pendidikan seperti pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru terhadap murid, murid laki- laki terhadap murid perempuan, tawuran pelajar, penyontekan, menurunnya rasa hormat murid terhadap guru, narkoba, dan lain sebagainya merupakan deretan panjang pelanggaran dalam bidang afekif. Kondisi yang demikian ini mengindikasikan bahwa pendidikan telah terjangkit penyakit klinis yang kronis. Oleh karena itu perlu ada upaya praktis dari seluruh stakeholders dengan merubah paradigma pendidikan yang intelektual sentris (kognitif) menuju paradigma pendidikan yang mampu menyeimbangkan dan menyelaraskan dimensi intelektual (kognitif), dimensi emosional (afektif) dan juga dimensi spiritual. Keseimbangan ketiga dimensi tersebut diperlukan mengingat dalam mengarungi kehidupan, seseorang tidak hanya cukup dengan bekal cerdas secara intelektual, namun lemah dalam pengendalian emosi serta hampa dalam urusan spiritual. Hal ini dikarenakan dalam berhubungan dengan manusia, tidak hanya dibutuhkan orang yang cerdas secara IQ, tetapi juga dibutuhkan orang yang cerdas secara emosi. Selain itu, kesuksesan seseorang dalam kehidupan juga tidak hanya ditentukan oleh seberapa tinggi IQ yang dimiliki, tetapi EQ juga sangat berperan dalam segala sendi kehidupan. IQ hanya menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, sedangkan 80 persen sisanya diisi oleh kekuatan-kekuatan lain, termasuk kecerdasan emosi. Kecerdasan intelelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) ini cenderung berkaitan dengan status manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial (dimensi horisontal) serta kurang menyentuh persoalan inti kehidupan yang menyangkut fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan (dimensi vertikal). Oleh karena itu, sebagai makhluk yang memiliki sifat kemanusiaan (nasut) dan juga sifat ketuhanan (lahut), manusia juga memerlukan jenis kecerdasan lain yang berdimensi vertikal, yang kemudian dikenal dengan sebutan kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan intelektual (IQ) memang penting kehadirannya dalam kehidupan manusia, yaitu agar manusia mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara efisien dan efektif. Peran kecerdasan emosional (EQ) juga penting dalam membangun hubungan antar manusia yang efektif sekaligus perannya dalam meningkatkan kinerja, namun tanpa kecerdasan spiritual (SQ) yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran, maka keberhasilan yang dicapai hanyalah keberhasilan yang bernuansa duniawi atau kebendaan saja tetapi hampa dan tanpa makna.
  • 15. 15 SQ ini adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ diperlukan untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan secara komprehensif. Hal ini selaras dengan pandangan bahwa jika rasio dan emosi memberikan kepada manusia keunggulan-keunggulan yang bersifat teknis dan diperlukan untuk mengarungi kehidupan dunia, maka spiritualitas memberikan makna bagi tindakan- tindakan manusia. Uraian di atas membawa kepada sebuah pemahaman bahwa untuk mencapai kesuksesan baik dalam urusan horisontal (manusia) dan vertikal (Tuhan) diperlukan integrasi antara IQ, EQ, dan SQ, yang disebut sebagai meta kecerdasan. Lebih lanjut, integrasi dari ketiga macam kecerdasan tersebut harus berorientasi pada spiritualisme tauhid.. Pengintegrasian IQ, EQ, dan SQ menjadi meta kecerdasan bukan sesuatu hal yang mustahil karena pada dasarnya di dalam otak manusia telah tersedia komponen anatomis untuk aspek rasional (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ). Hal ini berarti bahwa secara kodrati manusia telah disiapkan sedemikian rupa untuk merespons segala macam hal dengan potensi- potensi yang sudah ada dalam diri manusia. Bagi seorang pendidik, penemuan para ahli neurosains tentang tersedianya potensi-potensi tersebut dalam otak manusia tentu menjadi kabar gembira sekaligus tantangan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang sudah dianugerahkan oleh Allah SWT. secara optimal. Dengan demikian, maka salah satu tugas besar sebagai pendidik adalah berusaha membelajarkan para peserta didik untuk dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Upaya untuk mengintegrasikan ketiga potensi kecerdasan tersebut melalui proses pembelajaran tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki kekhasan masing-masing. Latar belakang ekonomi, lingkungan sosial, bakat, minat, pengetahuan serta motivasi antara satu murid dengan murid yang lain tidaklah selalu sama, bahkan cenderung berbeda. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan yang mampu memahami karakteristik peserta didik sehingga lingkungan sekolah benar-benar dapat memberi kesempatan bagi pengembangan potensi peserta didik agar mencapai titik maksimal. Selain itu, diperlukan juga kreatifitas dan inovasi dari pendidik agar proses pembelajaran tidak menjemukan yang tentu saja akan berpengaruh pada prestasi peserta didik tetapi menyenangkan (enjoyful learning) (EQ), bermakna (meaningful learning) (SQ), dan menantang atau problematis (problematical learning) (IQ). Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan tercipta manusia-manusia pembelajar yang selalu tertantang untuk belajar (learning to do, learning to know) (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together (EQ), serta selalu memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus, hingga pada akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri yang sesungguhnya (real achievement). 1. IQ (Intelligence Quotients) Ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan
  • 16. 16 bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar. Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya. 2. EQ (Emotional Quotients) Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya. 3. SQ (Spiritual Quotients) Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya. 4. ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan. Hubungan IQ, EQ & SQ IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, orang sering menyebutnya dengan kemampuan otak kiri. Yaitu keampuan untuk menganalisis, menentukan, memahami, menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak, berbahasa, memvisualisasikan sesuatu. IQ ini pada mulanya dipandang sebagai penentu keberhasilan seorang. Namun pada perkembangan
  • 17. 17 IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling dasar untuk menentukan keberhasilan manusia. Karena ini akan mempersempit paradigm tentang keberhasilan. EQ (Emosional Quotient) adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan social, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. EQ memberikan demensi lain dalam diri manusia yaitu emosional. Kecerdasan Emosional ini adalah kepekaan social, bagaimana kita menghormati perbedaan, menerima pendapat orang lain, mengakui kelemahan, bahagia, marah itupun juga termasuk didalam emosional kita. Penggabungan pemikiran otak kiri (IQ) dan perasaan otak kanan (EQ) akan membuat keseimbangan didalam diri manusia dengan baik. Dalam jangka panjang, kecerdasan emosional ini akan menjadi penentu keberhasilan individu , relasi dan dalam kepemiminan disbanding dengan kecerdasan intelektual (nalar IQ). Seorang yang memiliki IQ tinggi tidak bisa dijadikan anutan bahwa dia akan sukses, karena menurut lembaga survey IQ hanya mempengaruhi 6-20% keberhasilan manusia dan 80% sisanya EQ kita yang menentukan. Tentang bagaimana kita membangun komunikasi dengan orang lain, membuat empati sehingga ada kerjasama antara social dengan kita. SQ adalah pusat dari kecerdasan IQ dan EQ, dimana SQ ini yang akan mengarahkan kecerdasan yang lain. Mau dibawa kemana kemampuan kita dalam berfikir, mau dibawa kemana kemampuan kita bersosial. Jika SQ kita tinggi sudah barang tentu kecerdasan IQ dan EQ kita akan terarah kedalam kebaikan dan membawa manfaat kepada orang lain. Dan jika sebaiknya SQ kita rendah pengetahuan kita akan membawa dampak buruk pada orang lain. Sebagai contoh ada teman kita yang nilai rata-ratanya selalu bagus, tingat emosionalnya selalu bisa diatur dengan baik tetapi SQ dia rendah, maka mungkin saja kecerdasan yang dia miliki tidak akan membawa dampak baik pada orang lain.