SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
MAKALAH KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA (TARIAN LULO)
MAKALAH
KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA
(TARIAN LULO)
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunian_Nya
akhirnya tugas individu membuat karya ilmiah yang berjudul KEBUDAYAAN DAERANG
SULAWESI TENGGARA (TARI LULO) yang saya buat dapat terselesaikan sebagaimana
waktu yang harapkan.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah yang saya buat ini masih banyak kekurangan,
kekeliruan, dan kesalahan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan tugas ini.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.. ii
Daftar Isi.. iii
BAB I : PENDAHULUAN.. 1
1.1 Latarbelakang. 1
1.2 Tujuan. 2
BAB II : RUMUSAN MASALAH. 3
BAB III : TRI ARGUMENTASI. 4
BAB IV : PEMBAHASAN.. 5
4.1 Pemahaman Tentang Tari Lulo. 5
4.2 Cara menari Lulo. 5
4.3 Perkembangan Tari Lulo. 6
BAB V : PENUTUP. 7
5.1 Kesimpulan. 7
5.2 Kritik dan Saran. 8
Bibliography. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Budaya atau kesenian Lulo merupakan kesenian daerah suku Tolaki yang menjadi khasanah
yang memperkaya budaya Sulawesi Tenggara. Sebagai kesenian daerah, Lulo juga telah
menjadi salah satu atribut budaya yang membedakan Sultra dengan daerah lain. Menurut M.
Oktrisman Balagi Kepala Bidang Pesona Seni Budaya Badan Pariwisata dan Kebudayaan
Sultra, tarian lulo menggambarkan kebersamaan masyarakat Tolaki dalam keberagaman
dengan meninggalkan sekat yang membedakan kaya dan miskin serta status sosial lainnya.
Jika menelusuri awal munculnya kesenian lulo menurut Trisman, mungkin bisa dilihat dari
bagaimana memakna gerakan-gerakan lulo itu sendiri saat ini. Pada zaman dahulu,
masyarakat suku Tolaki yang notabene mengkonsumsi sagu dan beras dalam memenuhi
kebutuhan konsumsinya, sering menggunakan teknik menghentakkan kaki untuk
menghaluskan rumbia menjadi sagu yang bisa dimakan dan menggunakan teknik yang sama
dalam melepaskan bulir padi dari tangkainya. Kebiasaan ini kemudian dilakukan secara terus-
menerus dan secara bergotong royong agar prosesnya lebih cepat. Dari kebiasaan inilah
masyarakat menemukan gerakan-gerakan yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni
tari yang kini kita kenal dengan sebutan Tarian Lulo. Pada awalnya, tari ini diadakan dalam
rangka pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara-acara khusus lainnya. Tujuannya adalah
sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan tidak jarang juga dimanfaatkan sebagai
ajang untuk mencari jodoh. Namun pada perkembangannya, tarian ini juga diadakan ketika
ada pejabat atau tamu penting yang datang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dalam tarian ini, dihadirkan penari-penari cantik yang mendampingi sekaligus membimbing
para pejabat atau tamu penting untuk ikut serta menari.
Tari lulo juga dapat dikatakan sebagai olahraga malam, karena setelah kita melakukan tari
lulo, badan kita menjadi segar.
1.2 Tujuan
Agar kita mengetahui kebudayaan Sulawesi Tenggara.
Agar kita mengetahui bahwa di Indonesia sangat beragam seni budayanya
Agar kita ketahui apa tari lulo itu ?
1.3 Rumusan masalah.
Belakangan ini banyak terjadi perkelahian dan perselisihan ketika orang-orang atau anak-
anak muda sedang menari lulo. Sehingga akibatnya, Tari Lulo sudah jarang dilakukan pada
malam ketika acara perkawinan. Padahal, Tari Lulo sangat nikmat dilakukan pada malam
hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada tiga pendapat orang-orang mengenai Tari Lulo, yaitu :
Menurut M. Oktrisman Balagi Kepala Bidang Pesona Seni Budaya Badan Pariwisata dan
Kebudayaan Sultra, tarian lulo menggambarkan kebersamaan masyarakat Tolaki dalam
keberagaman dengan meninggalkan sekat yang membedakan kaya dan miskin serta status
sosial lainnya.
Menurut Trisman, bahwa Lulo mampu bertahan karena upaya masyarakat dan pemerintah
yang terus melakukan inovasi gerakan lulo. Lulo dikembangkan dengan adaptasi konsep dan
variasi gerakan. Lima dasar gerakan lulo yaitu Lulo biasa, lulo pata-pata, Moleba (lompat-
lompat), Pinetabe (penghormatan), dan lulo Hada (monyet) semakin disesuaikan dan dikreasi
gerakannya agar tetap lebih up to date sesuai dengan perkembangan waktu.
Menurut Trisman, yang terpenting dari proses menjaga dan melestarikan tarian tradisional
lulo adalah harapan bahwa tarian lulo merupakan mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki
adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam
menjalankan aktifitas kesehariannya. Selalu bersatu, bergotong royong dan saling tolong-
menolong “samaturu, medulu ronga mepokoaso”.
2.1 Pemahaman Tentang Tari Lulo
Dahulu kala, ketika Tari Lulo menjadi sarana untuk mencari jodoh, terdapat tata atur yang
sangat ketat. Ketika akan masuk ke dalam arena tarian misalnya, para penari harus masuk
dari depan dan tidak diperbolehkan masuk dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak
calon pasangan untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan wanita,
hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan dengan wanita. Jadi, seorang pria tidak
diperbolehkan mengajak seorang wanita yang sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini
untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalah pahaman ketika tarian berlangsung. Ada juga
aturan lain yang cukup menarik untuk diketahui, seperti ketika terjadi penolakan dari calon
pasangan. Apabila seorang pria yang mencari pasangan ditolak oleh si wanita, maka pria
tersebut dikenai denda adat, yaitu seekor kerbau ditambah dua lembar sarung (toloa). Akan
tetapi, denda ini tidak berlaku sebaliknya kepada pihak wanita. Seiring perjalanan waktu, tata
atur yang berlaku dalam tarian ini sudah mulai ditinggalkan. (Mardiati, 2012)
2.2 Cara menari Lulo
Tari Lulo memiliki gerakan yang sederhana dan teratur, sehingga memberikan kemudahan
bagi siapa saja untuk melakukannya. Tari Lulo dilakukan dengan saling bergenggaman
tangan, melangkahkan kaki dua kali ke kiri, dua kali ke kanan, ke depan dan belakang sambil
menghentakkan kaki mengikuti irama musik memberikan nilai seni tersendiri bagi mereka
yang melakukannya. Di samping itu ada yang perlu diperhatikan dalam tarian lulo ini seperti
posisi tangan saat bergandengan tangan, untuk pria posisi telapak tangan di bawah menopang
tangan wanita. Ini dilakukan supaya gerakan tari bisa berjalan secara harmonis, dan bagian
atas tubuh wanita tidak tersentuh oleh pasangannya ketika menari. Selain itu merupakan
wujud simbolisasi dari kedudukan, peran, etika kaum pria dan wanita dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya, tarian ini dilakukan dengan gerakan yang teratur dan berputar dalam
satu lingkaran. (Mardia, 2000)
2.3 Perkembangan Tari Lulo
Seiring perkembangan waktu, kesenian lulo sendiri ikut mengalami perkembangan. Hadirnya
hiburan lain dalam masyarakat modern seperti diskotik, pub, dan konser-konser musik
dengan penampilan artis-artis lokal maupun nasional tidak membuat kesenian Lulo
ditinggalkan masyarakat. Melainkan lulo semakin saja tumbuh subur dengan iklimnya sendiri
bahkan dengan gaya dan caranya yang khas. Saat ini Tarian Lulo sendiri telah mengalami
proses penyesuaian dalam berbagai bentuk. Lulo yang dulunya hanya dilakukan dengan
mengikuti irama alat musik tradisional seperti gong telah berubah dengan menggunakan alat
musik elektornik electone atau organ. Di tengah perkembangan peradaban yang terus melaju
membentang membentuk simpul modernisasi zaman dengan segala hal yang dibuatnya
memukau, lulo ternyata mampu bertahan dan tidak kehilangan pesona. Tidak hanya itu Lulo
pun terus tumbuh dengan geliatnya yang kuat mengikuti lajur ngilu perkembangan massa.
Hal ini dijelaskan Trisman, bahwa Lulo mampu bertahan karena upaya masyarakat dan
pemerintah yang terus melakukan inovasi gerakan lulo. Lulo dikembangkan dengan adaptasi
konsep dan variasi gerakan. Lima dasar gerakan lulo yaitu Lulo biasa, lulo pata-pata, Moleba
(lompat-lompat), Pinetabe (penghormatan), dan lulo Hada (monyet) semakin disesuaikan dan
dikreasi gerakannya agar tetap lebih up to date sesuai dengan perkembangan waktu. Menurut
Trisman, yang terpenting dari proses menjaga dan melestarikan tarian tradisional lulo adalah
harapan bahwa tarian lulo merupakan mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki adalah
masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam
menjalankan aktifitas kesehariannya. Selalu bersatu, bergotong royong dan saling tolong-
menolong “samaturu, medulu ronga mepokoaso”. (Mardiati, 2012)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Tari lulo adalah salah satu kebudayaan Sulawesi Tenggara. Tari lulo merupakan tempat
pencarian jodoh, teman, dan merupakan olaraga malam. Tari Lulo dapat dilakukan semua
umur, dari anak-anak sampai orang tua. Tari Lulo juga dapat mempererat tali silaturahmi
antara sesama.
3.2 Kritik dan Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat saya perlukan untuk memperbaiki karya ilmiah
yang saya buat ini, karena sesungguhnya karya ilmiah yang saya buat ini sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik dalam bentuk tulisan
maupun dari sisi lain.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

2 akhlak kpd allah
2 akhlak kpd allah2 akhlak kpd allah
2 akhlak kpd allahAgus Candra
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Pptabu hanafie
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxChankDul
 
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahli
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahliKlasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahli
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahlimelatimella
 
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinyaAmal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinyaSchool
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamAli Murfi
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialDini Nur Hanifah
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Haditsade orreo
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaWahiid Sayy'a
 
hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam Ainina Sa'id
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralismeasky M
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasaNiakhairani
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
2 akhlak kpd allah
2 akhlak kpd allah2 akhlak kpd allah
2 akhlak kpd allah
 
Konsep pembelajaran sepanjang hayat
Konsep pembelajaran sepanjang hayatKonsep pembelajaran sepanjang hayat
Konsep pembelajaran sepanjang hayat
 
Pengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD PptPengantar ISBD Ppt
Pengantar ISBD Ppt
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahli
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahliKlasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahli
Klasifikasi kelompok sosial menurut beberapa ahli
 
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinyaAmal usaha muhammadiyah  kedudukan dan fungsinya
Amal usaha muhammadiyah kedudukan dan fungsinya
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
 
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosialMakalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Makalah manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam hakikat dan tujuan pend.islam
hakikat dan tujuan pend.islam
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
Makalah pluralisme
Makalah pluralismeMakalah pluralisme
Makalah pluralisme
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
(konself)
(konself)(konself)
(konself)
 

Ähnlich wie Makalah kebudayaan sulawesi tenggara (20)

Makalah kebudayaan sulawesi tenggara
Makalah kebudayaan sulawesi tenggaraMakalah kebudayaan sulawesi tenggara
Makalah kebudayaan sulawesi tenggara
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Tari dan teater
Tari dan teaterTari dan teater
Tari dan teater
 
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan CirebonSENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
SENI TARI: Perbedaan Tari Topeng Betawi dan Cirebon
 
Tugas elsa
Tugas elsaTugas elsa
Tugas elsa
 
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
3. Pertemuan Ke 3 Seni Tari X Semester 2.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas tik powerpoint lindaaaaa
Tugas tik powerpoint lindaaaaaTugas tik powerpoint lindaaaaa
Tugas tik powerpoint lindaaaaa
 
Makalah tari linda
Makalah tari lindaMakalah tari linda
Makalah tari linda
 
Bab 1 Kelas XII Seni Budaya
Bab 1 Kelas XII Seni BudayaBab 1 Kelas XII Seni Budaya
Bab 1 Kelas XII Seni Budaya
 
Kakak adas
Kakak adasKakak adas
Kakak adas
 
SENI TARI
SENI TARISENI TARI
SENI TARI
 
SENI TARI DAERAH.pptx
SENI TARI DAERAH.pptxSENI TARI DAERAH.pptx
SENI TARI DAERAH.pptx
 
Huja
HujaHuja
Huja
 
1 suro presentasi
1 suro   presentasi1 suro   presentasi
1 suro presentasi
 
Seni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten munaSeni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten muna
 
Seni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten munaSeni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten muna
 
Seni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten munaSeni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten muna
 
1 suro presentasi
1 suro   presentasi1 suro   presentasi
1 suro presentasi
 
Seni tari
Seni tariSeni tari
Seni tari
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah kebudayaan sulawesi tenggara

  • 1. MAKALAH KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA (TARIAN LULO) MAKALAH KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA (TARIAN LULO) Disusun Oleh :
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunian_Nya akhirnya tugas individu membuat karya ilmiah yang berjudul KEBUDAYAAN DAERANG SULAWESI TENGGARA (TARI LULO) yang saya buat dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang harapkan. Kami menyadari bahwa karya ilmiah yang saya buat ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan tugas ini.
  • 3. Daftar Isi KATA PENGANTAR.. ii Daftar Isi.. iii BAB I : PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latarbelakang. 1 1.2 Tujuan. 2 BAB II : RUMUSAN MASALAH. 3 BAB III : TRI ARGUMENTASI. 4 BAB IV : PEMBAHASAN.. 5 4.1 Pemahaman Tentang Tari Lulo. 5 4.2 Cara menari Lulo. 5 4.3 Perkembangan Tari Lulo. 6 BAB V : PENUTUP. 7 5.1 Kesimpulan. 7 5.2 Kritik dan Saran. 8 Bibliography. 10
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Budaya atau kesenian Lulo merupakan kesenian daerah suku Tolaki yang menjadi khasanah yang memperkaya budaya Sulawesi Tenggara. Sebagai kesenian daerah, Lulo juga telah menjadi salah satu atribut budaya yang membedakan Sultra dengan daerah lain. Menurut M. Oktrisman Balagi Kepala Bidang Pesona Seni Budaya Badan Pariwisata dan Kebudayaan Sultra, tarian lulo menggambarkan kebersamaan masyarakat Tolaki dalam keberagaman dengan meninggalkan sekat yang membedakan kaya dan miskin serta status sosial lainnya. Jika menelusuri awal munculnya kesenian lulo menurut Trisman, mungkin bisa dilihat dari bagaimana memakna gerakan-gerakan lulo itu sendiri saat ini. Pada zaman dahulu, masyarakat suku Tolaki yang notabene mengkonsumsi sagu dan beras dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya, sering menggunakan teknik menghentakkan kaki untuk menghaluskan rumbia menjadi sagu yang bisa dimakan dan menggunakan teknik yang sama dalam melepaskan bulir padi dari tangkainya. Kebiasaan ini kemudian dilakukan secara terus- menerus dan secara bergotong royong agar prosesnya lebih cepat. Dari kebiasaan inilah masyarakat menemukan gerakan-gerakan yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni tari yang kini kita kenal dengan sebutan Tarian Lulo. Pada awalnya, tari ini diadakan dalam rangka pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara-acara khusus lainnya. Tujuannya adalah sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan tidak jarang juga dimanfaatkan sebagai ajang untuk mencari jodoh. Namun pada perkembangannya, tarian ini juga diadakan ketika ada pejabat atau tamu penting yang datang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam tarian ini, dihadirkan penari-penari cantik yang mendampingi sekaligus membimbing para pejabat atau tamu penting untuk ikut serta menari. Tari lulo juga dapat dikatakan sebagai olahraga malam, karena setelah kita melakukan tari lulo, badan kita menjadi segar. 1.2 Tujuan Agar kita mengetahui kebudayaan Sulawesi Tenggara. Agar kita mengetahui bahwa di Indonesia sangat beragam seni budayanya Agar kita ketahui apa tari lulo itu ? 1.3 Rumusan masalah. Belakangan ini banyak terjadi perkelahian dan perselisihan ketika orang-orang atau anak- anak muda sedang menari lulo. Sehingga akibatnya, Tari Lulo sudah jarang dilakukan pada malam ketika acara perkawinan. Padahal, Tari Lulo sangat nikmat dilakukan pada malam hari.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN Ada tiga pendapat orang-orang mengenai Tari Lulo, yaitu : Menurut M. Oktrisman Balagi Kepala Bidang Pesona Seni Budaya Badan Pariwisata dan Kebudayaan Sultra, tarian lulo menggambarkan kebersamaan masyarakat Tolaki dalam keberagaman dengan meninggalkan sekat yang membedakan kaya dan miskin serta status sosial lainnya. Menurut Trisman, bahwa Lulo mampu bertahan karena upaya masyarakat dan pemerintah yang terus melakukan inovasi gerakan lulo. Lulo dikembangkan dengan adaptasi konsep dan variasi gerakan. Lima dasar gerakan lulo yaitu Lulo biasa, lulo pata-pata, Moleba (lompat- lompat), Pinetabe (penghormatan), dan lulo Hada (monyet) semakin disesuaikan dan dikreasi gerakannya agar tetap lebih up to date sesuai dengan perkembangan waktu. Menurut Trisman, yang terpenting dari proses menjaga dan melestarikan tarian tradisional lulo adalah harapan bahwa tarian lulo merupakan mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalankan aktifitas kesehariannya. Selalu bersatu, bergotong royong dan saling tolong- menolong “samaturu, medulu ronga mepokoaso”. 2.1 Pemahaman Tentang Tari Lulo Dahulu kala, ketika Tari Lulo menjadi sarana untuk mencari jodoh, terdapat tata atur yang sangat ketat. Ketika akan masuk ke dalam arena tarian misalnya, para penari harus masuk dari depan dan tidak diperbolehkan masuk dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak calon pasangan untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan wanita, hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan dengan wanita. Jadi, seorang pria tidak diperbolehkan mengajak seorang wanita yang sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalah pahaman ketika tarian berlangsung. Ada juga aturan lain yang cukup menarik untuk diketahui, seperti ketika terjadi penolakan dari calon pasangan. Apabila seorang pria yang mencari pasangan ditolak oleh si wanita, maka pria tersebut dikenai denda adat, yaitu seekor kerbau ditambah dua lembar sarung (toloa). Akan tetapi, denda ini tidak berlaku sebaliknya kepada pihak wanita. Seiring perjalanan waktu, tata atur yang berlaku dalam tarian ini sudah mulai ditinggalkan. (Mardiati, 2012) 2.2 Cara menari Lulo Tari Lulo memiliki gerakan yang sederhana dan teratur, sehingga memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk melakukannya. Tari Lulo dilakukan dengan saling bergenggaman tangan, melangkahkan kaki dua kali ke kiri, dua kali ke kanan, ke depan dan belakang sambil menghentakkan kaki mengikuti irama musik memberikan nilai seni tersendiri bagi mereka
  • 6. yang melakukannya. Di samping itu ada yang perlu diperhatikan dalam tarian lulo ini seperti posisi tangan saat bergandengan tangan, untuk pria posisi telapak tangan di bawah menopang tangan wanita. Ini dilakukan supaya gerakan tari bisa berjalan secara harmonis, dan bagian atas tubuh wanita tidak tersentuh oleh pasangannya ketika menari. Selain itu merupakan wujud simbolisasi dari kedudukan, peran, etika kaum pria dan wanita dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, tarian ini dilakukan dengan gerakan yang teratur dan berputar dalam satu lingkaran. (Mardia, 2000) 2.3 Perkembangan Tari Lulo Seiring perkembangan waktu, kesenian lulo sendiri ikut mengalami perkembangan. Hadirnya hiburan lain dalam masyarakat modern seperti diskotik, pub, dan konser-konser musik dengan penampilan artis-artis lokal maupun nasional tidak membuat kesenian Lulo ditinggalkan masyarakat. Melainkan lulo semakin saja tumbuh subur dengan iklimnya sendiri bahkan dengan gaya dan caranya yang khas. Saat ini Tarian Lulo sendiri telah mengalami proses penyesuaian dalam berbagai bentuk. Lulo yang dulunya hanya dilakukan dengan mengikuti irama alat musik tradisional seperti gong telah berubah dengan menggunakan alat musik elektornik electone atau organ. Di tengah perkembangan peradaban yang terus melaju membentang membentuk simpul modernisasi zaman dengan segala hal yang dibuatnya memukau, lulo ternyata mampu bertahan dan tidak kehilangan pesona. Tidak hanya itu Lulo pun terus tumbuh dengan geliatnya yang kuat mengikuti lajur ngilu perkembangan massa. Hal ini dijelaskan Trisman, bahwa Lulo mampu bertahan karena upaya masyarakat dan pemerintah yang terus melakukan inovasi gerakan lulo. Lulo dikembangkan dengan adaptasi konsep dan variasi gerakan. Lima dasar gerakan lulo yaitu Lulo biasa, lulo pata-pata, Moleba (lompat-lompat), Pinetabe (penghormatan), dan lulo Hada (monyet) semakin disesuaikan dan dikreasi gerakannya agar tetap lebih up to date sesuai dengan perkembangan waktu. Menurut Trisman, yang terpenting dari proses menjaga dan melestarikan tarian tradisional lulo adalah harapan bahwa tarian lulo merupakan mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalankan aktifitas kesehariannya. Selalu bersatu, bergotong royong dan saling tolong- menolong “samaturu, medulu ronga mepokoaso”. (Mardiati, 2012)
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan. Tari lulo adalah salah satu kebudayaan Sulawesi Tenggara. Tari lulo merupakan tempat pencarian jodoh, teman, dan merupakan olaraga malam. Tari Lulo dapat dilakukan semua umur, dari anak-anak sampai orang tua. Tari Lulo juga dapat mempererat tali silaturahmi antara sesama. 3.2 Kritik dan Saran Kritik dan saran yang membangun sangat saya perlukan untuk memperbaiki karya ilmiah yang saya buat ini, karena sesungguhnya karya ilmiah yang saya buat ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik dalam bentuk tulisan maupun dari sisi lain.