SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 85
Downloaden Sie, um offline zu lesen
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. D DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN: BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA(BPH)
DI RUANG KEMUNING LANTAI II BEDAH ORTHOPEDI
RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
Disusun Oleh :
LA ODE EKO PURWANTO
NIM : 13.13.1109
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
RAHA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:
“Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem
Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai
II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan
penguji.
Raha, 30 Juni 2016
Pembimbing
FITRIA MARFI, S.Kep., Ns
NIDN : 3401018901
Mengetahui :
Direktur Akper Pemkab Muna
S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP.19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 30 Juni 2016
Dewan Penguji
1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….)
2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....)
3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
Tanggal, 30 Juni 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP.19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 30 Juni 2016
Dewan Penguji
1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….)
2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....)
3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
Tanggal, 30 Juni 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP.19800212 200312 2 006
iii
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
AKADEMI KEPERAWATAN
Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 30 Juni 2016
Dewan Penguji
1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….)
2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....)
3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna
Tanggal, 30 Juni 2016
Direktur Akper Pemkab Muna
S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep
NIP.19800212 200312 2 006
iv
ABSTRAK
Latar belakang, Menurut catatan medical record Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari – Desember 2015 didapatkan
bahwa kasus Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) menempati urutan kelima atau terdapat 12
(11,62%) kasus dari 104 kasus penyakit. BPH merupakan masalah yang sangat memerlukan
perhatian dan penatalaksanaan yang sangat komprehensif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan karena dampaknya yang sangat berpengaruh
pada kualitas hidup seseorang.
Tujuan, Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)
dengan pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Metode Telaahan, Metode yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode
analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan tehnik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi kepustakan dan
pemeriksaan fisik.
Hasil, Pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. A mulai Tanggal 01 Maret sampai dengan 03
Maret 2016 di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung ditemukan empat diagnosa keperawatan yaitu, nyeri akut berhubungan dengan
spasme kandung kemih, gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada
kandung kemih, defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas, dan
ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien.
Setelah dilakukan evaluasi selama tiga hari dari empat diagnosa keperawatan atau masalah yang
ditemukan, hanya terdapat dua masalah yang teratasi, tetapi masalah keperawatan yang lain sudah
menunjukan perubahan. Hal ini terjadi karena beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu
yang berbeda-beda dalam proses penyembuhan.
Kesimpulan, Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan BPH, perawat harus
menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien
serta dalam melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan
lainnya.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D
dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di
Ruang Bedah Ortopedi Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III
Keperawatan pada Akper Pemkab Muna.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulisa dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ibu dr. Ayi Djembarani, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan waktu dan
kesempatan penulis untuk praktek di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Santhy, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Muna sekaligus yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
3. Ibu Dewi Tita Agustina, S.Kep., Ns., selaku penguji lahan ujian praktek beserta
perawat di Ruang Ortopedi yang telah memberikan bimbingan dan
arahanselama melakukan Asuhan Keperawatan dalam pengambilan kasus.
4. Bapak Almawin Susen, S.Kep., Ns., Mes selaku penguji institusi ujian praktek
di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan
asuhan keperawatan kepada klien selama pelaksanaan ujian praktek.
5. Ibu Fitria Marfi, S.Kep., Ns selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan mengarahkan
penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
vi
6. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruang Bedah Ortopedi
Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung yang telah memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja sama dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya.
7. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna
yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Tn. D beserta keluarganya yang telah bersedia menerima penulis dan mau
bekerjasama dengan penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Orang tuaku tercinta Ayahanda Suparno dan Ibunda Isra, saudaraku Eri dan Evi
dan seluruh keluarga yang tidak putus-putusnya memberikan doa, motivasi,
harapan dan dorongan baik moril maupun materi selama mengikuti pendidikan.
10. Rekan-rekan Angkatan XIII dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang turut memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya guna
mengembangkan dunia keperawatan, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktivitas
kita untuk kemaslahatan. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.
Raha, 30 Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
DAFTAR BAGAN .....................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Ruang Lingkup Pembahasan .............................................
C. Tujuan Penulisan................................................................
D. Manfaat Penulisan..............................................................
E. Metode Telaahan ...............................................................
F. Waktu Pelaksanan .............................................................
G. Tempat Pelaksanan ...........................................................
H. Sistematika Telaahan ........................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN :
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH).
A. Konsep Dasar .................................................................... 9
1. Pengertian ................................................................... 9
2. Anatomi dan Fisiologi.................................................. 10
3. Etiologi ........................................................................ 17
4. Patofisiologi ................................................................
5. Tanda dan Gejala..........................................................
6. Pemeriksaan Penunjang ............................................... 23
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
xii
xiii
1
3
3
4
5
5
5
5
7
7
8
10
10
11
11
viii
7. Penatalaksanaan Medis................................................. 25
8. Komplikasi.................................................................... 32
9. Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/Pola
Fungsi Sistem Tubuh Terhadap Kebutuhan Klien
Sebagai Makhluk Holistic ............................................ 33
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan............... 35
1. Pengkajian.................................................................... 35
2. Diagnosa Keperawatan .............................................. 50
3. Perencanaan ................................................................ 51
4. Implementasi ............................................................... 61
5. Evaluasi .......................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus................................................................... 63
1. Pengkajian ................................................................... 63
2. Diagnosa Keperawatan ............................................... 81
3. Perencanaan ................................................................ 84
4. Implementasi dan Evaluasi ......................................... 88
5. Catatan Perkembangan................................................. 92
B. Pembahasan ....................................................................... 102
1. Pengkajian ................................................................... 102
2. Diagnosa Keperawatan................................................ 114
3. Perencanaan................................................................. 117
4. Implementasi............................................................... 118
5. Evaluasi.......................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ........................................................................ 122
B. Rekomendasi......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
11
12
12
13
13
20
21
24
24
25
25
39
42
46
51
51
52
53
55
55
56
58
59
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Sepuluh penyakit besar yang dirawat di Ruang Kemuning
Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Hasan Sadikin Bandung .........................................................
Perencanaan Perubahan Pola Eliminasi Urine .......................
Perencanaan Nyeri Akut .........................................................
Perencanaan Resiko Kekurangan Volume Cairan ...............
Perencanaan Resiko Infeksi ....................................................
Perencanaan Ansietas .............................................................
Pola Aktivitas Sehari-Hari Tn. D ...........................................
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn. D .................................
Analisa Data ...........................................................................
Perencanaan ...........................................................................
Implementasi dan Evaluasi .....................................................
Catatan Perkembangan ...........................................................
2
21
22
22
23
23
32
34
37
42
46
49
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Sistem Perkemihan ......................................................... 8
xi
DAFTAR SINGKATAN
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
GCS : Glassgow Coma Scale
ICS : Intercosta
ROM : Range of Motion
NaCl : Natrium Clorida
ADH : Anti Diuretik Hormon
VIP : Vasoaktif Intestinal Polipeptida
BPH : Benigna Prostate HIperplasia
BAK : Buang Air Kecil
RS : Rumah Sakit
PQRST : Paliative, Quality, Region, Scala, Timing
MARS
CRT
JVP
IVP
SOAP
ISK
MNAM
LUTS
RSCM
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Magister Administrasi Rumah Sakit
Capillary Refille Rate
Jugularis Vena Pressure
Intra Vena Pressure
Subjektif, Objektif, Analisa, Perencanaan
Infeksi Saluran Kencing
Multi National Aging Men
Lower Urinary Tract Symptom
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 2 : Materi
Lampiran 3 : Leaflet
Lampiran 4 : Lembar Konsul
Lampiran 5 : Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang timbul adalah gangguan sistem
perkemihan yang merupakan penyebab utama morbilitas dan mortalitas.
Penyakit yang paling sering menyerang sistem perkemihan adalah Benigna
Prostat Hiperplasia (BPH) yang merupakan pembesaran progresif dari kelenjar
prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine atau
urethra. BPH biasa ditemukan pada usia kira-kira 45 tahun sehingga diatas
umur 80 tahun 80% menderita kelainan ini dengan gejala pada penyakit khas
sulit untuk buang air kecil (Rendy dan Margareth, 2012).
Dampak yang paling sering terjadi akibat retensi urine adalah
pembentukan batu. Komplikasi lainnya seperti retensi bekuan darah, ISK,
ejakulasi retrogard, impotensi, inkontinensia dan striktur uretra (Grace dan
Borley, 2007).
Berdasarkan survey dari Multi National Aging Men (MNAM) yang
dilakukan di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa lebih dari 14.000 pria
usia 50-80 tahun mengalami masalah seksual akibat BPH. Prevalensi dan
kejadian BPH di Amerika Serikat terus meningkat dan peningkatan jumlah
insiden ini akan terus berlangsung sampai beberapa dekade mendatang
(Sampekalo, Monoarfa dan Salem, 2013).
Di dunia, hampir 30 juta pria menderita BPH. Pada usia 40 tahun sekitar
40%, usia 60-70 tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun
mencapai 90%. Di Indonesia, BPH merupakan penyakit tersering kedua setelah
2
batu saluran kemih. Diperkirakan sekitar 5 juta pria usia diatas 60 tahun
menderita LUTS (Lower Urinary Tract Symptom) oleh karena BPH. Di RSCM
ditemukan 423 kasus BPH dan Rumah Sakit Sumber Waras ditemukan
sebanyak 617 kasus pada tahun yang sama (Sampekalo, Monoarfa dan Salem,
2013).
Menurut data yang diperoleh dari rekam medik Ruang Kemuning Lantai
II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung
dalam kurun waktu 1 tahun yaitu mulai dari Januari – Desember 2015 yaitu
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1 . Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kemuning Lantai II Bedah
Orthopedi di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Periode Bulan Januari –
Desember 2015
No Jenis penyakit Jumlah Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Fraktur Tibia
Tumor Ginjal
Tumor Kulit (Scuamosa cell cancer)
Post LE
BPH
Retensi Urine (BSK)
Hipospadia
Hidronefrosis
Tumor Rectum
Cholelithiasis
20
15
13
12
12
10
10
9
7
6
17,22
13,31
11,38
11,62
11,62
8,62
8,62
7,64
5,32
4,85
Total 104 100
Sumber : Rekam medik di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung (Januari – Desember 2015).
Berdasarkan Tabel 1. di atas bahwa kasus BPH merupakan kasus urutan
kelima dengan jumlah pasien 12 orang dengan presentase 11,62%. Mengingat
dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat suatu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Keperawatan pada
Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat
Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah
Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
3
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi
permasalahan hanya pada Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan
Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang
Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam menerapkan
Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem
Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning
Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin
Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada
klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat
Hiperplasia (BPH).
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah pada klien dengan gangguan sistem perkemihan :
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan klien
dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia
(BPH).
d. Penulis mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan klien dengan
gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).
4
e. Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan
gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).
f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan sampai dengan
mengevaluasi klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna
Prostat Hiperplasia (BPH).
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini adalah:
1. Pihak Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan kepada rumah sakit untuk mengambil langkah
kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
khususnya penerapan proses perawatan pada pasien dengan kasus gangguan
sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi bahan bacaan untuk mengembangkan pengetahuan tentang asuhan
keperawatan bagi klien dengan kasus gangguan sistem perkemihan :
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).
3. Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai bahan pendamping bagi studi kasus selanjutnya dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem perkemihan : Benigna
Prostat Hiperplasia (BPH).
4. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
5
E. Metode Telaahan
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini
yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode
pengumpulan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
1. Observasi yaitu mengamati kondisi pasien dalam pelayanan asuhan
keperawatan secara bio, psiko, sosio, dan spiritual.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan komunikasi lisan secara
langsung pada klien, keluarga, perawat, serta tenaga kesehatan lainya.
3. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan
fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
4. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan
status klien melalui catatan medis.
5. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber melalui bahan atau buku-buku
literatur yang dapat dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang
berhubungan dengan masalah klien (Setiadi, 2012).
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 01 Maret sampai dengan 04
Maret 2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kemuning Lantai II Bedah
Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telaahan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 4 (empat) BAB dengan
sistematika sebagai berikut :
6
1. Bab I : Pendahuluan meliputi latar belakang, ruang lingkup pembahasan,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu pelaksanaan,
tempat pelaksanaan dan sistematika telaahan.
2. Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) meliputi tinjauan teoritis
yang menguraikan tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi
fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan medik, komplikasi, dan dampak masalah terhadap
perubahan struktur/pola fungsi tubuh tertentu terhadap kebutuhan sebagai
mahluk holistik serta tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
3. Bab III : Tinjauan kasus dan pembahasan meliputi pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat
Hiperplasia (BPH) yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi serta catatan perkembangan.
Sedangkan pembahasan berisikan kesenjangan antara teori dan kasus yang
dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, pelaksanaan dan evaluasi.
4. Bab IV : Kesimpulan dan rekomendasi meliputi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan formulasi saran atau rekomendasi yang optimal terhadap
masalah yang ditemukan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BENIGNA
PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Benigna Prostat Hiperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan karena hiperplasia beberapa atau semua komponen
prostat meliputi jaringan kelenjar/atau jaringan fibromuskuler yang
menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Padila, 2012).
Benigna Prostat Hiperplasia adalah pembesaran progresif dari
kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan
urine atau urethra (Rendy dan Margareth, 2012).
Benigna Prostat Hiperplasia adalah suatu kondisi yang sering terjadi
sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat (Nurarif
dan Kusuma, 2013).
Dari tiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa BPH
adalah pembesaran jinak kelenjar prostat yang sering terjadi sebagai hasil
dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat dan dapat menyebabkan
obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra).
8
2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
a. Anatomi Sistem Perkemihan
Adapun anatomi pada sistem perkemihan dapat dilihat pada Gambar
1. di bawah ini :
Gambar 1 . Anatomi Sistem Perkemihan (Smeltzer dan Bare, 2002)
Sistem perkemihan terdiri dari:
1) Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang
terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati.
Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub ginjal
kiri terletak setinggi iga kesebelas (Wilson dan Price, 2006).
2) Ureter
Uretra meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul
yang akan mentransport urine ke pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung
9
dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar pertama pembuangan
urine. Ureter membentang pada posisi retroperitoneal untuk memasuki
kandung kemih di dalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan
uretrovesikalis (Potter & Perry, 2006).
3) Vesika urinaria (VU)
Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak
disebelah anterior tepat dibelakang ospubis. Sebagian besar dinding
kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan muskulus
destrusor (Smeltzer dan Bare, 2002).
4) Urethra
Urine keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari
tubuh melalui meatus uretra. Meatus urinarius terletak di antara labia
minora, di atas vagina dan di bawah klitoris. Pada pria terletak pada
ujung distal penis (Potter dan Perry, 2006).
b. Fisiologi Sistem Perkemihan
Fungsi ginjal yang dikutip dalam Wilson dan Price (2006) di
bedakan menjadi dua yaitu fungsi ekskresi dan non ekskresi, antara lain:
1) Fungsi Ekskresi
a) Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 mosmol dengan
mengubah-ubah ekskresi air.
b) Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah-
ubah ekskresi Na+.
c) Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit
individu dalam rentang normal.
10
d) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein
(terutama urea, asam urat dan kreatinin).
2) Fungsi non ekskresi
a) Menghasilkan dan mengaktifkan hormon: rennin, eritropoetin,
menghasilkan 1,25-dihidroksi vitamin D3 dan prostaglandin :
sebagian besar adalah vasodilator, dan melindungi dari kerusakan
iskemik ginjal.
b) Degradasi hormon polipeptida.
c) Mengaktifkan insulin, hormon pertumbuhan, ADH, dan hormon
gastrointestinal (gastrin, polipeptida intestinal vasoaktif [VIP]).
3. Etiologi
Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan keseimbangan
testosteron esterogen karena produksi testosteron menurun dan terjadi
konversi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adiposa diperifer
(Nurarif dan Kusuma, 2013).
3. Patofisiologi
BPH terjadi pada umur yang semakin tua (> 45 tahun) dimana fungsi
testis sudah menurun. Akibat penurunan fungsi testis ini menyebabkan
ketidakseimbangan hormon testosteron dan dehidrotestosteron sehingga
memacu pertumbuhan/pembesaran prostat. Tonjolan biasanya terdapat pada
lobus lateralis dan lobus medius, tetapi tidak mengenai bagian posterior dari
pada lobus medialis, yaitu bagian yang dikenal sebagai lobus posterior, yang
sering merupakan tempat berkembangnya karsinoma.
11
Apabila yang bertambah terutama unsur kelenjar, maka warnanya
kuning kemerahan, berkonsistensi lunak dan berbatas tegas dengan jaringan
prostat yang terdesak, yang berwarna putih keabu-abuan dan padat (Rendy
dan Margareth, 2012).
5. Tanda dan Gejala
Dikutip dalam Padila (2012), tanda dan gejala yang sering terjadi
pada BPH dengan derajat yang berbeda adalah:
a. Gejala Obstruktif yaitu hesistansi (memulai kencing yang lama disertai
mengejan), intermitency (terputus-putusnya aliran kencing), terminal
dribling (menetesnya urine pada akhir kencing), pancaran lemah dan rasa
tidak puas setelah berakhirnya BAK
b. Gejala Iritatif yaitu urgency (perasaan ingin BAK yang sulit ditahan),
frekuensi penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada
malam hari (nocturia) dan pada siang hari serta disuria (nyeri pada waktu
kencing).
6. Pemeriksaan Penunjang
Dikutip dalam Nugroho (2011), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan yaitu : BNO IVP, Transrektal ultrasonography – prostate, lab :
rutin persiapan operasi, PSA dan biopsi jarum bila ada kecurigaan pada
colok dubur atau PSA > 10.
7. Penatalaksanaan Medis
Dikutip dalam Williams & Wilkins (2008), adapun penatalaksanaan
medis untuk BPH antara lain :
12
a. Orkiektomi menurunkan produksi androgen.
b. Prostatektomi radikal untuk lesi setempat yang tidak bermetastasis.
c. Terapi radiasi untuk meringankan nyeri akibat penyebaran ke tulang.
d. Kemoterapi.
8. Komplikasi
Dikutip dalam Grace dan Borley (2007), komplikasi yang bisa terjadi
yaitu : retensi bekuan darah, infeksi saluran kencing, ejakulasi retrogard,
impotensi, inkontinensia dan striktur uretra.
9. Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/Pola Fungsi Sistem
Tubuh Tertentu Terhadap Kebutuhan Sebagai Makhluk Holistic.
Dikutip dalam Smeltzer dan Bare (2002), dampak masalah yang dapat
ditimbulkan dari penyakit BPH ini adalah:
a. Sistem Perkemihan
Klien dengan BPH terjadinya retensio urine, oliguri bahkan sampai
terjadi anuria, juga dapat terjadi peningkatan frekuensi BAK pada siang
dan malam hari.
b. Sistem Kardiovaskuler
Pada klien dengan BPH terjadi peregangan pada vesika urinaria yang
menyebabkan nyeri. Pada keadaan nyeri adrenergik dirangsang keluar
sehingga meningkatkan tekanan nadi dan tekanan darah.
c. Sistem Reproduksi
Cenderung ditemukan adanya disfungsi seksual akibat karena adanya
perubahan pola eliminasi dan adanya rasa nyeri pada klien. Pada tahap
lanjut dapat juga terjadi penurunan libido dan impotensi.
13
d. Sistem Persarafan
Adanya distensi kandung kemih akan mendesak sel-sel saraf di vesika
urinaria sehingga merangsang pengeluaran zat-zat kimia dan merangsang
reseptor nyeri yang pada akhirnya dapat menimbulkan nyeri pada klien.
e. Sistem Pernapasan
Distensi kandung kemih yang maksimal menyebabkan peningkatan
volume intra abdomen sehingga menyebabkan penekanan pada rongga
thorak, klien merasa sesak dan meningkatnya frekuensi pernapasan.
f. Sistem Integumen
Terjadinya peningkatan ureum dalam darah sehingga menyebabkan
pruritus pada klien dan dapat juga terjadi edema.
B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian asuhan
keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada
pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya (Asmadi, 2008).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data secara sistematis guna menentukan status kesehatan
klien saat ini (Asmadi, 2008).
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah aktivitas perawat dalam mengumpulkan
informasi tentang klien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan
fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).
14
1) Biodata
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian, nomor register, dan diagnosa medik (Setiadi, 2012).
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien (Setiadi, 2012).
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sebelum Masuk Rumah Sakit
Merupakan keluhan yang dialami oleh klien sebelum masuk rumah
sakit sampai akhirnya meminta bantuan ke pelayanan kesehatan.
Pada umumnya pasien dengan BPH akan mengalami nyeri saat
berkemih dan terputus-putus serta harus mengedan sehingga pasien
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan secepatnya.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian. Pada
umumnya keluhan utama klien dengan BPH adalah nyeri.
(2) Riwayat keluhan utama
Dikutip dalam Setiadi (2012), keluhan saat pengkajian dapat
dikembangkan dengan menggunakan metode PQRST yaitu:
P : (Provokatif atau Paliatif), yaitu apa penyebabnya,
yang memunculkannya dan yang menguranginya.
15
Q : (Quality/Quantity), yaitu bagaimana rasanya?
R : (Region/Radiation), yaitu dibagian mana hal itu
terjadi, apakah menyebar?
S : (Scale/Severity), yaitu bagaimana intensitasnya,
jika menggunakan skala 1-10 dan bagaimana
pengaruh hal tersebut pada aktivitas.
T : (Timing), yaitu kapan hal itu mulai terjadi, berapa
lamanya terjadinya, bertahap atau tiba-tiba.
c) Riwayat Kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah klien pernah memiliki riwayat penyakit
ISK sebelumnya seperti BAK keluar batu, riwayat operasi, riwayat
alergi terhadap makanan atau penggunaan obat-obatan nefrotosik
serta riwayat penyakit tertentu yang memungkinkan akan
berpengaruh pada kesehatannya sekarang (Setiadi, 2012).
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga mungkin terdapat penyakit
sistem perkemihan, gangguan sistem reproduksi, riwayat penyakit
keganasan/kanker, dan penyakit menular lainnya (Setiadi, 2012)
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dan
didokumentasikan secara persistem yang meliputi :
a) Keadaan Umum
Pada klien dengan BPH biasanya memiliki kondisi yang lemah,
tingkat kesadaran pada umumnya compos mentis, TTV yang dikaji
meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
16
b) Pemeriksaan Persistem
Dikutip dalam Setiadi (2012) pada pengkajian persistem akan
ditemukan hal-hal berikut :
(1) Sistem Pernapasan
Yang perlu dikaji adalah bentuk, kesimetrisan dada, jenis
pernapasan, irama pernapasan, ada retraksi dada atau tidak,
vokal fremitus, frekuensi napas, apakah memakai alat bantu
pernapasan atau tidak, apakah ada sesak napas atau tidak.
(2) Sistem Kardiovaskuler
Yang perlu dikaji adalah apakah ada nyeri dada, bunyi suara
jantung (S1/ S2, irama dan bunyi jantung tambahan),
pengukuran Capillary Refile Rate (CRT normal < 3 detik, tidak
normal > 3 detik), apakah tekanan darah dan nadi normal,
konjungtiva anemis atau tidak.
(3) Sistem Pencernaan
Yang dikaji adalah kesimetrisan, warna, kontur, hidrasi serta
adanya lesi pada bibir. Pada rongga mulut menilai kebersihan,
nyeri menelan, ada mual muntah, kurang nafsu makan. Kaji
abdomen meliputi bentuk, bising usus, bunyi abdomen dan
palpasi ada atau tidaknya nyeri tekan, pembesaran hepar dan
lien, apakah ada distensi dan nyeri tekan pada kandung kemih.
(4) Sistem Persarafan
Yang dikaji adalah : status mental, fungsi intelektual, dan 12
saraf kranial yaitu nervus olfaktorius (N.I), nervus optikus
(N.II), nervus okulomotorius (N.III), nervus trokhlearis (N.IV),
17
nervus trigeminus (N.V), nervus abdusens (N.VI), nervus
fasialis (N.VII), nervus vestibulokokhlearis (N.VIII), nervus
glosofaringeus (N.IX), nervus vagus (N.X), nervus aksesorius
(N.XI) dan nervus hipoglosus (N.XII).
(5) Sistem Perkemihan
Yang perlu dikaji adalah kebersihannya, warna, bau dan
frekuensi BAK, terpasang kateter atau tidak, apakah kandung
kemih membesar atau tidak, ada nyeri tekan atau nyeri saat
berkemih atau tidak, ada gangguan dalam berkemih atau tidak.
(6) Sistem Penginderaan
Pada mata yang dikaji yaitu lapang pandang normal atau tidak,
telinga yang dikaji yaitu ada gangguan pendengaran atau tidak,
hidung yang dikaji yaitu ada gangguan penciuman atau tidak,
mulut yang dikaji fungsi pengecapan untuk membedakan rasa
asam, asin, manis dan pahit, kulit yang dikaji kemampuan
merasakan sensasi panas dan dingin, kasar dan halus serta
tajam dan tumpul.
(7) Sistem Muskuloskeletal
Pengkajian meliputi kepala, vertebra, perut, lulut, kaki dan
kekuatan otot dari ke empat ektremitas.
(8) Sistem Endokrin
Mengkaji adanya pembesaran kelenjar tiroid, ekskresi urine,
polidipsi, polifaghi dan keringat yang berlebihan.
18
(9) Sistem Integumen
Yang dikaji rambut (distribusi rambut, tekstur, kelembaban
dan kebersihan) dan kulit kepala (adanya benjolan atau lesi),
kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban, tekstur,
turgor, krepitasi, udema, dan erupsi) dan kuku (warna, bentuk,
permukaan, lesi, mudah patah dan kebersihannya).
(10)Sistem Reproduksi
Yang dikaji adalah inspeksi rambut pubis, penis, pembesaran
dan kemerahan serta kebersihannya, palpasi ada nyeri tekan.
(11)Sistem Imun
Yang perlu dikaji adalah alergi terhadap cuaca, debu, makanan
dan zat kimia, riwayat tranfusi serta penyakit yang
berhubungan dengan perubahan cuaca.
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
Dikutip dalam Setiadi (2012), pola aktivitas yang perlu dikaji adalah :
a) Nutrisi: Kaji kebiasaan makan, jenis makanan yang disukai dan
tidak disukai, makanan pantangan atau alergi, bagaimana nafsu
makan klien, dan porsi makan (jumlah) serta keluhan yang timbul.
b) Eliminasi BAB dan BAK: Pada pengkajian BAB yang dikaji adalah
frekuensi, waktu, warna, dan konsistensi. Pada pengkajian BAK
yang dikaji adalah frekuensi, waktu, warna dan bau serta adanya
keluhan pada saat BAB atau BAK.
c) Istirahat dan tidur: Kaji waktu istirahat klien sebelum sakit dan saat
sakit, kualitas tidur, jumlah serta keluhan saat istirahat tidur.
19
d) Personal hygiene : Yang dikaji frekuensi mandi, potong kuku, sikat
gigi, mencuci rambut dan keluhan pemenuhan personal hygiene.
e) Aktifitas sehari-hari: Yang dikaji adalah aktifitas yang biasa
dilakukan, frekuensi dan keluhan pemenuhan aktivitas sehari-hari.
5) Data Psikologis
Yang dikaji status emosi, konsep diri (body image, identitas diri, ideal
diri, dan harga diri), pola koping, gaya komunikasi, dan kecemasan.
6) Data Sosial
Interaksi sosial sering terganggu sehubungan dengan terjadinya
perubahan pola eliminasi.
7) Data Spiritual
Perlu dikaji bagaimana aktivitas spiritual klien selama menjalani
perawatan di rumah sakit dan siapa saja yang menjadi pendorong dan
memotivasi bagi kesembuhan klien.
8) Data Seksual
Perlu dikaji mengenai adanya penurunan fungsi seksual sehubungan
dengan proses penyakit. Klien dengan BPH cenderung mengalami
penurunan fungsi seksual karena adanya perubahan pola eliminasi dan
adanya rasa nyeri.
b. Pengelompokan Data
Pengelompokkan data yaitu data dikelompokkan ke dalam data
subjektif yaitu data yang berasal dari klien dan data objektif merupakan
hasil pengamatan perawat selama interview (Asmadi, 2008).
20
c. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan dan menghubungkan
data dengan konsep, teori dan prinsip untuk menentukan masalah
kesehatan klien yang berisi masalah, penyebab, dan data (Setiadi, 2012).
d. Prioritas Masalah
Prioritas masalah disusun berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
Jika diputuskan masalah mana yang dapat diatasi terlebih dahulu
berkaitan erat dengan kebutuhan sadar manusia (Setiadi, 2012).
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah mengidentifikasi masalah kesehatan
klien yang dapat diatasi (ditangani, dikurangi, atau diubah) melalui
intervensi dan manajemen keperawatan (Nursalam, 2008).
Diagnosa yang muncul menurut Doengoes, Moorhouse, dan Geissler
(2000) pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostate
Hiperplasia adalah:
a. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik,
pembesaran prostat, dan pemasangan kateter.
b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih,
infeksi urinaria.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi
ginjal.
d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya
obstruksi dan statis urine.
e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan.
21
3. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu dokumentasi tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi keperawatan (Nursalam,
2008).
Dari diagnosa keperawatan menurut Doengoes, Moorhouse, dan
Geissler (2000) dapat dibuat suatu perencanaan pada klien dengan gangguan
sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia adalah sebagai berikut :
a. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik,
pembesaran prostat, dan pemasangan kateter.
Tujuan : Pola berkemih klien kembali normal.
Kriteria : Klien berkemih dengan jumlah cukup, tidak teraba distensi
kandung kemih, klien terbiasa dengan pemasangan kateter.
Tabel 2. Perencanaan Perubahan Pola Eliminasi Urine
Intervensi Rasional
1) Berikan penjelasan pada klien tentang
indikasi pemasangan kateter.
2) Posisikan selang kateter sehingga
memungkinkan tidak terhambatnya
aliran urine.
3) Observasi intake cairan dan keluaran
urine pada urine bag setiap 24 jam.
4) Jelaskan pada klien bahwa
pemasangan kateter tidak untuk
selamanya.
1) Pengetahuan klien tentang indikasi
dipasangnya kateter akan mendorong
penerimaan perubahan pola
berkemih.
2) Hambatan aliran memungkinkan
urine tertahan dalam kandung kemih
sehingga menyebabkan klien merasa
lebih tidak nyaman.
3) Diharapkan dapat diketahui
kelancaran aliran urine dan dapat
diketahui ada atau tidaknya
gangguan pada fungsi filtrasi.
4) Diharapkan klien dapat beradaptasi
dengan terpasangnya selang kateter.
Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000)
b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih,
infeksi urinaria.
Tujuan : Nyeri hilang/berkurang.
Kriteria : Klien tampak rileks, nyeri berkurang dan skala nyeri 1 (0-10).
22
Tabel 3 . Perencanaan Nyeri Akut
Intervensi Rasional
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karateristik
dan beratnya.
2) Bantu klien untuk mendapatkan
posisi yang nyaman.
3) Anjurkan dan bimbing klien untuk
melakukan teknik relaksasi yaitu
napas dalam.
4) Plester selang drainase pada paha.
5) Kolaborasi untuk pemberian obat
analgetik.
1) Nyeri dan memberikan informasi
tentang kemajuan/perbaikan penyakit,
terjadinya komplikasi dan keefektifan
intervensi.
2) Posisi yang nyaman akan mengurangi
rasa tidak nyaman pada klien.
3) Dengan teknik relaksasi/napas dalam
akan mengurangi ketegangan otot
sehingga stimulus nyeri berkurang.
4) Mencegah penarikan kandung kemih
dan erosi pertemuan penis-skrotal.
5) Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan klien (memblokade
reseptor saraf nyeri).
Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000)
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi
ginjal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan
elektrolit dalam keadaan seimbang
Kriteria: Tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi perifer teraba.,
pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab.
Tabel 4. Perencanaan Resiko Kekurangan Volume Cairan
Intervensi Rasional
1) Pantau haluaran urine dengan hati-
hati tiap jam bila di indikasikan.
2) Pantau tanda-tanda vital, CRT,
membran mukosa oral.
3) Tingkatkan tirah baring posisi
kepala lebih tinggi.
4) Berikan cairan intra vena sesuai
dengan kebutuhan.
1) Diuresis cepat dapat menyebabkan
kekurangan volume cairan karena
ketidak cukupan jumlah natrium
yang diabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2) Mendeteksi dini kecukupan cairran.
3) Menurunkan kerja jantung,
memudahkan homeostatik sirkulasi.
4) Menggantikan kehilangan cairan dan
untuk mencegah hipovolemik.
Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000)
d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya
obstruksi dan statis urine.
Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.
23
Kriteria: Tidak adanya tanda maupun gejala infeksi, leukosit dalam batas
normal (3800-10.600/mm3
) dan tanda-tanda vital dalam batas
normal.
Tabel 5 . Perencanaan Resiko Infeksi
Intervensi Rasional
1) Lakukan perawatan kateter dengan
menggunakan teknik aseptik dan
antiseptik.
2) Informasikan kepada klien dan
keluarga tentang tanda dan gejala
terjadinya infeksi.
3) Pantau suhu tiap 8 jam sekali.
4) Pantau hasil pemeriksaan
laboratorium terutama leukosit.
5) Kolaborasi untuk pemberian
antibiotik.
1) Untuk meminimalkan invasi dari
mikroorganisme.
2) Memberikan pengetahuan pada klien
dan keluarga sehingga klien dan
keluarga dapat mengetahui apabila
terjadi infeksi.
3) Peningkatan suhu merupakan salah
satu indikator terjadinya infeksi.
4) Merupakan salah satu tanda
terjadinya infeksi.
5) Antibiotik dapat membunuh
mikroorganisme secara
farmakologik.
Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000)
e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan.
Tujuan : Ansietas berkurang/hilang.
Kriteria: Tampak rileks, klien menyatakan pengetahuan yang akurat
tentang situasi, klien mengatakan cemas menurun sampai
tingkat dapat ditangani.
Tabel 6 . Perencanaan Ansietas
Intervensi Rasional
1) Bantu klien untuk menyesuaikan
dirinya dengan kehidupan di RS.
2) Diskusikan bersama klien dan keluarga
mengenai kondisi penyakit, proses
penyembuhan dan perawatan klien.
3) Beri penjelasan pada klien dan
keluarga tentang keadaan penyakit,
prosedur pengobatan dan perawatan
selama klien dirawat di RS.
4) Kaji pemahaman klien dan keluarga
mengenai keadaan penyakit, prosedur
pengobatan dan perawatan.
1) Dengan penyesuaian kehidupan di RS
klien akan terbiasa dengan keadaan
lingkungan di RS demi
kesembuhannya.
2) Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman klien dan keluarga
sehingga mengurangi kecemasan.
3) Diharapkan dapat menambah
pengetahuan klien dan keluarga serta
membantu mengurangi kecemasan
pada klien.
4) Dapat diketahui sejauh mana
pemahaman klien & keluarga
sehingga dapat menentukan
intervensi selanjutnya.
24
Lanjutan Tabel 6.
Intervensi Rasional
5) Kaji ulang tingkat kecemasan klien. 5) Dapat diketahui tingkat kecemasan
klien setelah diberikan penjelasan
prosedur pengobatan dan perawatan
Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000)
4. Implementasi
Implementasi adalah suatu tahap dimana perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tugas
selama tahap ini termasuk pendokumentasian pernyataan evaluasi dan revisi
rencana asuhan keperawatan dan intervensi jika perlu (Nursalam, 2008).
Dikutip dalam Nursalam (2008), evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikir yaitu sebagai berikut :
S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan
O : Respon obyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.
A : Analisa ulang atas data subyektif dan data
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon.
Evaluasi pada pasien dengan BPH antara lain sebagai berikut :
a. Apakah perubahan pola eliminasi BAK teratasi ?
b. Apakah nyeri akut teratasi ?
c. Apakah resiko kekurangan volume cairan teratasi ?
d. Apakan resiko infeksi teratasi ?
e. Apakah ansietas teratasi ?
25
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Purwakarta
Tanggal Masuk RS : 26 Februari 2016
Tanggal pengkajian: 01 Maret 2016
No. Medrec : 1514269
Diagnosa Medik : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
26
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. K
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Purwakarta
Hubungan dengan klien : Anak klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sebelum Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan sejak 3 bulan sebelum masuk Rumah
Sakit klien merasakan BAKnya tidak lancar, merasakan nyeri
dan panas pada daerah sekitar kandung kemihnya, lalu klien
berobat ke puskesmas setempat dan mendapatkan pengobatan.
Namun keluhan yang dirasakan klien tidak teratasi. Klien
berobat kembali di puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSUP
dr. Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 26 Februari 2016.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan Utama : Nyeri
(2) Riwayat Keluhan Utama
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 Maret
2016, klien mengeluh nyeri pada kandung kemih, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa
panas, nyeri tersebut dirasakan klien hilang timbul dengan
27
durasi 15 – 30 menit dan menjalar ke daerah perut,
pinggang dan daerah kemaluan dengan skala nyeri sedang
yaitu 6 (0-10). Nyeri dirasakan klien bertambah jika daerah
tersebut ditekan dan berkurang jika klien beristirahat.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut klien sejak + 10 tahun yang lalu sesudah BAK
masih ada keinginan untuk BAK lagi. Klien mengatakan tidak
memeriksakan diri ke dokter ataupun rumah sakit. Klien hanya
menjalani pengobatan alternatif. Klien tidak merokok dan
minum alkohol.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut klien dan keluarga didalam keluarganya tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan, penyakit
keganasan maupun penyakit menular dan tidak adanya anggota
keluarga yang mempunyai riwayat alergi baik makanan, obat-
obatan maupun bahan kimia.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah
b) Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E4 M6 V5)
c) TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit
P : 18x/menit
S : 36,8 0
C
28
d) Pemeriksaan Persistem
(1) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat penggunaan otot-otot
bantu pernapasan, bentuk dada simetris, ekspansi paru
simetris, getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri,
suara perkusi paru resonan, pada auskultasi terdengar suara
vesikuler di semua area paru, frekuensi nafas 18 x/menit.
(2) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda, Jugular Venous Pressure (JVP)
tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger,
Capilarry Refilling Time (CRT) kembali dalam 2 detik,
akral teraba dingin, iktus kordis teraba pada ICS V garis
mid klavikula kiri. Denyut nadi 80 kali/menit. Tekanan
darah 130/80 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar
dullness, S1 dan S2 terdengar murni reguler.
(3) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir kering, gigi tampak kotor, sklera tidak ikterus,
lidah tampak kotor, abdomen datar dengan kontur lembut,
tidak ada keluhan nyeri menelan, bising usus 8 x/menit,
bunyi abdomen timpani, tidak terdapat adanya nyeri tekan
pada daerah abdomen, pada anus tidak terdapat haemorroid.
(4) Sistem Perkemihan
Terpasang kateter, tidak ada distensi kandung kemih,
adanya nyeri tekan pada kandung kemih, tidak teraba
adanya pembesaran ginjal. Tidak terdapat adanya nyeri
29
ketuk pada saat perkusi ginjal pada daerah Costae Vertebral
Angel, tidak terdengar adanya bruits sign pada percabangan
aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan). Klien
mengatakan tidak nyaman dengan terpasangnya kateter.
(5) Sistem Endokrin
Klien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit kencing manis.
(6) Sistem Integumen
Rambut dan kulit kepala klien tampak kotor, rambut klien
tidak mudah rontok, kulit berkeringat dan tampak kotor dan
kering, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik, suhu
36,8 0
C, kuku klien tampak panjang dan kotor.
(7) Sistem Persyarafan
(a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat
membedakan bau alkohol dan minyak kayu putih.
(b) Nervus II (Optikus)
Fungsi ketajaman penglihatan klien baik yaitu dapat
membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
(c) Nervus III (Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI
(Abducen)
Klien mampu menggerakan bola matanya ke segala
arah yaitu ke arah bawah, atas, dan samping. Kontriksi
pupil saat diberi cahaya baik, bentuk pupil isokor,
lapang pandang klien tidak mengalami penyempitan.
30
(d) Nervus V (Trigeminus)
Klien dapat menggerakan rahangnya ke arah belakang,
depan, samping kiri, dan kanan.
(e) Nervus VII (Facialis)
Klien dapat mengerutkan dahi dan dapat membedakan
rasa manis dan asin.
(f) Nervus VIII (auditorius)
Fungsi pendengaran klien tidak terganggu dapat
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat
secara spontan.
(g) Nervus IX (Glosofaringeus)
Klien dapat membedakan rasa manis, asam, pahit dan
asin.
(h) Nervus X (Vagus)
Refleks menelan klien baik, dan uvula terletak di
tengah antara palatum mole dengan arkus faring.
(i) Nervus XI (Assesorius)
Klien dapat mengangkat kedua bahu, serta melawannya
ketika diberikan tahanan ringan.
(j) Nervus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya
kearah samping kiri, kanan, belakang, dan depan.
(8) Sistem Reproduksi
Adanya nyeri pada tempat pemasangan kateter dan terjadi
disfungsi seksual.
31
(9) Sistem Penginderaan
(a) Indra Penglihatan
Fungsi penglihatan normal, klien dapat melihat dan
membaca papan nama perawat dengan baik.
(b) Indra Pendengaran
Fungsi pendengaran normal dibuktikan dengan klien
mendengarkan bunyi gesekan kertas pada rambut.
(c) Indra Penciuman
Fungsi penciuman normal, dapat membedakan bau
alkohol, dan bau minyak kayu putih.
(d) Indra Pengecapan
Fungsi pengecapan klien normal, klien dapat
membedakan rasa manis, pahit, asam dan asin.
(e) Indra Perabaan
Klien dapat merasakan nyeri, dingin dan panas.
(10) Sistem Muskuloskeletal
(a) Ekstremitas atas
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas simetris,
klien terpasang infus NaCl 0,9% 20 tts/mnt pada tangan
kiri, kekuatan otot ektremitas atas 5/5.
(b) Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas bawah simetris,
tidak terdapat adanya atrofi otot, tidak terdapat udem
pada kedua ekstremitas, kekuatan otot ektremitas
bawah 5/5.
32
(11) Sistem Imun
Klien tidak memiliki alergi terhadap cuaca, debu, makanan
dan zat kimia, klien belum pernah di tranfusi.
4) Pola Aktifitas Sehari-hari
Tabel 7. Pola Aktivitas Sehari-Hari Tn. D
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat Sakit
1. Nutrisi
a. Makan
1) Jenis
2) Frekuensi
3) Porsi/Jumlah
4) Pantangan
5) Keluhan
b. Minum
1) Jenis
2) Jumlah
3) Pantangan
4) Keluhan
1) Nasi, lauk pauk,
sayur, dan buah.
2) 3 x sehari
3) Dihabiskan
4) Tidak ada pantangan
5) Tidak ada keluhan
1) Air putih, dan teh
2) + 7-8 gelas/hari (+
1400-1600 cc / hari).
3) Tidak ada pantangan
4) Tidak ada keluhan
1) Nasi, lauk pauk, sayur
dan buah-buahan.
2) 3x/hari
3) Dihabiskan
4) Tidak ada pantangan
5) Tidak ada keluhan
1) Air putih
2) Jumlah minum klien +
1 ½ botol Aqua besar /
hari (+1000-1500 cc/
hari.
3) Tidak ada pantangan
4) Tidak ada keluhan
2. Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi
2) Konsistensi
3) Warna
4) Keluhan
b. BAK
1) Frekuensi
2) Jumlah
3) Warna
4) Bau
5) Keluhan
1) 1-2 kali/hari
2) Lembek
3) Kuning
4) Tidak ada
1) 7-8 x/hari
2) 1500-2500 cc/hari
3) Kuning jernih
4) Amoniak
5) Tidak ada keluhan
1) 1 x/hari
2) Lembek
3) Kuning
4) BAB klien dibantu
oleh keluarga dan
perawat.
Pada saat dikaji klien
terpasang kateter
dengan jumlah urine
klien saat dikaji sekitar
+ 1500 cc. Klien
mengatakan merasa
tidak nyaman dengan
terpasangnya kateter
3. Personal Hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
d. Potong kuku
e. Keluhan
1) 1 - 2 x/hari
2) 1 - 2 x/hari
3) Keramas 3x/ minggu
4) Jika sudah panjang
5) Tidak ada keluhan
1) Hanya di lap
menggunakan wash
lap
2) 1x/hari
3) Belum pernah
4) Belum pernah
5) Tidak ada keluhan
4. Pola istirahat tidur
a. Siang
1) Waktu
2) Keluhan
1) 14.00 - 16.00 WIB
2) Tidak ada keluhan
1) 14.00 – 17.00 WIB
2) Tidak ada keluhan
33
Lanjutan Tabel 7.
No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
b. Malam
1) Waktu
2) Keluhan
1) 21.00 – 05.00 WIB
2) Tidak ada keluhan
1) 20.00 – 06.00 WIB
2)Tidak ada keluhan
5. Aktifitas sehari-hari Klien jarang berolahraga
dan menghabiskan
waktunya di rumah saja
bersama cucu-cucunya.
Klien tampak hanya
berbaring di tempat tidur,
segala aktivitas klien
dibantu oleh perawat dan
keluarga
Sumber : Pengkajian di Ruang Kemuning pada Tanggal 01 Maret 2016
5) Data Psikologis
a) Status emosi
Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara
dengan perawat.
b) Konsep diri
(1) Body image / gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota
tubuhnya klien, memperlakukannya dengan sama.
(2) Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas karena dapat
menjadi kepala keluarga yang baik.
(3) Ideal diri
Klien berharap ingin lekas sembuh dan dapat berkumpul
kembali dengan keluarganya di rumah.
(4) Peran diri
Klien tidak merasa perannya terganggu karena klien yakin
semua keluarga dapat menerima keadaan klien sekarang.
34
c) Pola koping
Klien selalu bercerita kepada istrinya, karena menurut klien itu
lebih baik daripada memendam sendiri masalahnya.
d) Gaya Komunikasi
Klien berbicara cukup jelas, klien mampu berkomunikasi dengan
baik secara verbal maupun non verbal.
e) Kecemasan
Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur
perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien dan
merasa khawatir dengan kondisi klien. Expresi wajah klien dan
keluarga tampak cemas, klien dan keluarga selalu bertanya kepada
perawat tentang keadaan klien saat ini.
6) Data Sosial
Klien sangat kooperatif dalam proses perawatan dan pengobatan
penyakitnya.
7) Data Spiritual
Sebelum dirawat klien mengatakan selalu melaksanakan ibadah
sholat 5 waktu, tetapi saat ini klien mengatakan hanya dapat berdoa
untuk kesembuhan penyakitnya.
8) Data Penunjang
Tabel 8. Hasil pemeriksaan laboratorium Tn. D
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
26
Februari
2016
1. Hematologi
a. Hemoglobin
b. Leukosit
c. Hematokrit
d. Trombosi
e. Eritrosit
11,7
7.100
35
232.000
3,76
13 – 18
3,8–10,6
40-52
150-440
4,5 – 6,5
gr/dl
ribu/mm3
%
ribu/mm3
juta/uL
35
Lanjutan Tabel 8.
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
2. Kimia Klinik
a. Ureum
b. Kreatinin
c. Natrium
d. Kalium
e. Glukosa sewaktu
25
0,9
135
5,1
88
15–50
0,6–1,1
135–145
3,6–5,5
< 140
mg/dl
mg/dl
Meq/L
Meq/L
mg/dl
Sumber : Hasil Pengkajian di Ruang Kemuning Tanggal 01 Maret 2016
9) Perawatan dan Pengobatan
a) Perawatan
(1) Pantau TTV
(2) Tirah baring
b) Pengobatan
(1) Infus NaCl 0,9 % 20 tetes/menit.
(2) Ceftriaxon 1 gr/12 jam/ IV berfungsi sebagai antibiotik
(3) Antrain 1 ampul/8 jam/IV berfungsi sebagai analgesik dan
antipiretik.
b. Pengelompokan Data
1) Data Subjektif
a) Klien mengatakan nyeri pada daerah kandung kemih.
b) Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika
klien beristirahat.
c) Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan
terasa panas.
d) Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut,
pinggang dan daerah kemaluan
36
e) Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya
kateter.
f) Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya dibantu keluarga.
g) Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS
hanya di lap menggunakan wash lap.
h) Klien mengatakan menggosok gigi 1x.hari sejak masuk RS.
i) Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS.
j) Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien.
k) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur
perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien.
2) Data Objektif
a) Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan.
b) Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10).
c) Klien terpasang kateter.
d) Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1.500cc dengan
karakteristik kuning jernih.
e) Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor.
f) Gigi klien nampak kotor.
g) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
h) Klien hanya dilap menggunakan wash lap
i) Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering.
j) Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur, segala aktivitas klien
dibantu oleh perawat dan keluarga.
k) Ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas
l) Klien tampak berkeringat dan akral teraba dingin
37
m)Klien berharap ingin lekas sembuh.
n) Klien dan keluarga sering bertanya pada perawat tentang keadaan
klien.
c. Analisa Data
Tabel 9. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan nyeri
pada daerah kandung
kemih
2) Klien mengatakan nyeri
bertambah jika ditekan
dan berkurang jika klien
tiduran dan beristirahat
3) Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
benda tajam dan terasa
panas
4) Klien mengatakan nyeri
tersebut menjalar ke
daerah perut, pinggang
dan daerah kemaluan.
Data Objektif :
1) Klien tampak meringis
jika daerah kandung
kemihnya ditekan
2) Skala nyeri sedang yaitu
6 (0-10).
BPH

Sumbatan saluran pengeluaran
pada kandung kemih

Terakumulasinya urine di vesika
urinaria

Spasme kandung kemih

Mendesak sel-sel saraf di vesika
urinaria

Merangsang pelepasan
histamine, bradikinin, serotonin,
dan prostaglandin

Ditransfer melalui traktus
spinothalamikus

Thalamus

Cortex cerebri lobus parietalis

Nyeri dipersepsikan

Nyeri Akut
Nyeri akut
2. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan
merasa tidak nyaman
dengan terpasangnya
kateter.
Data Objektif :
1) Klien terpasang kateter
2) Jumlah keluaran urine
klien saat dikaji yaitu :
1500cc dengan
karakteristik kuning
jernih.
BPH

Tersumbatnya kandung kemih

Akumulasi urine di vesika
urinaria

Dilakukan pemasangan kateter

Urine keluar melalui selang
kateter

Klien tidak bisa BAK secara
normal

Gangguan eliminasi urine
Gangguan
eliminasi
urine
38
Lanjutan Tabel 9.
No. Data Etiologi Masalah
3. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan
aktivitas sehari-harinya
dibantu keluarga.
2) Klien mengatakan belum
pernah dimandikan sejak
masuk RS hanya dilap
menggunakan wahlap.
3) Klien mengatakan
selama sakit gosok gigi
hanya 1x/hari.
4) Klien mengatakan belum
pernah keramas sejak
masuk RS.
Data Objektif :
1) Rambut dan kulit kepala
klien nampak kotor
2) Gigi klien nampak kotor
3) Kuku klien nampak
panjang dan kotor.
4) Kulit tubuh klien
nampak kotor dan
kering.
5) Klien hanya dilap
menggunakan wash lap
6) Klien tampak hanya
berbaring di tempat
tidur, segala aktivitas
klien dibantu oleh
perawat dan keluarga.
BPH

Tersumbatnya saluran kemih
sehingga terakumulasinya urine
di kandung kemih dan
mendesak sel-sel syaraf sekitar

Nyeri

Keterbatasan aktivitas

Pemenuhan kebutuhan sehari-
hari klien dibantu

Difisit Perawatan Diri
Defisit
perawatan
diri
4. Data Subjektif :
1) Klien dan keluarga
mengatakan khawatir
dengan kondisi klien.
2) Klien dan keluarga
mengatakan tidak tahu
tentang prosedur
perawatan yang
dilakukan terhadap klien.
Data Objektif :
1) Expresi wajah klien dan
keluarga tampak cemas.
2) Klien tampak
berkeringat dan akral
teraba dingin.
3) Klien dan keluarga
selalu bertanya kepada
perawat tentang kondisi
kesehatan klien saat ini.
4) Klien berharap ingin
lekas sembuh.
BPH
↓
Kompleksnya perawatan dan
pengobatan yang diperlukan
↓
Kurangnya informasi bagi klien
dan keluarga
↓
Kurangnya pengetahuan klien
dan keluarga tentang prosedur
pengobatan dan atau perawatan
↓
Stressor
↓
Stress psikologik
↓
Ansietas
Ansietas
39
d. Prioritas Masalah
1) Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih.
2) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih.
3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan
aktivitas.
4) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih yang ditandai
dengan :
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih.
2) Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika
klien tiduran dan beristirahat.
3) Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa
panas.
4) Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang
dan daerah kemaluan.
Data Objektif :
1) Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan.
2) Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10).
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih yang ditandai dengan:
40
Data Subjektif :
Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter.
Data Objektif :
1) Klien terpasang kateter.
2) Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1.500cc dengan
karakteristik kuning jernih.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas
yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga.
2) Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS hanya di
lap menggunakan washlap.
3) Klien mengatakan selama sakit menggosok gigi 1x/hari.
4) Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS.
Data Objektif :
1) Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor.
2) Gigi klien nampak kotor.
3) Kuku klien nampak panjang dan kotor.
4) Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering
5) Klien hanya dilap menggunakan wash lap
6) Kebutuhan sehari-hari klien terlihat dibantu oleh keluarga dan perawat
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
terhadap penyakit klien yang ditandai dengan :
41
Data Subjektif :
1) Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien.
2) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan
dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien.
Data Objektif :
1) Ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas
2) Klien tampak berkeringat dan akral teraba dingin
3) Klien dan keluarga selalu bertanya kepada perawat tentang kondisi
kesehatan klien saat ini.
4) Klien berharap ingin lekas sembuh.
42
3. Perencanaan
Nama : Tn. D Tanggal Masuk : 26 Februari 2016
Umur : 56 Tahun Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016
Jenis Kelamin : Laki-laki No. Medrek : 1514269
Alamat : Purwakarta Diagnosa : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
Tabel 10. Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan dengan
spasme kandung kemih yang ditandai
dengan:
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan masih merasa
nyeri pada daerah kandung kemih
b. Klien mengatakan nyeri
bertambah jika ditekan dan
berkurang jika klien tiduran dan
beristirahat
c. Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk benda tajam dan
terasa panas
d. Klien mengatakan nyeri tersebut
menjalar ke daerah perut,
pinggang dan daerah kemaluan.
Data Objektif :
a. Klien tampak meringis jika
daerah kandung kemihnya
ditekan
b. Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10)
Setelah dilakukan perawatan
selama 3 hari diharapkan nyeri
berkurang, dengan kriteria
evaluasi:
a. Klien mengatakan nyerinya
berkurang
b. Klien dapat beradaptasi
dengan nyerinya
c. Skala nyeri menjadi 1 (dari
0-10)
1. Kaji nyeri, catat lokasi,
karateristik dan beratnya.
2. Ajarkan tehnik relaksasi dan
anjurkan untuk melakukan nafas
dalam bila nyeri muncul.
3. Pertahankan istirahat dengan
posisi yang nyaman bagi klien.
4. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Nyeri dan memberikan informasi
tentang kemajuan/perbaikan
penyakit, terjadinya komplikasi
dan keefektifan intervensi.
2. Tehnik napas dalam dapat
mengurangi ketegangan otot,
mengalihkan perhatian klien dari
rasa nyeri dan mengurangi nyeri.
3. Menghilangkan ketegangan
abdomen dengan posisi yang
terlentang.
4. Analgetik dapat menghambat
pengiriman impuls nyeri ke
korteks serebri sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri.
43
Lanjutan Tabel 10.
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi Rasional
2. Gangguan eliminasi urine
berhubungan dengan sumbatan
saluran pengeluaran pada kandung
kemih yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan merasa tidak
nyaman dengan terpasangnya
kateter.
b. Klien mengatakan sekarang
BAKnya tidak melalui genetalia
lagi melainkan melalui selang.
c. Klien bertanya kepada perawat
apakah BAKnya akan kembali
normal.
Data Objektif :
a. Klien terpasang kateter
b. Jumlah keluaran urine klien saat
dikaji yaitu : 1500cc dengan
karakteristik kuning jernih.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari
klien dapat beradaptasi dengan
pemasangan kateter, dengan
kriteria evaluasi :
a. Klien mengungkapkan
secara verbal dapat
beradaptasi dengan
terpasangnya selang
kateter.
b. Aliran urine dari kateter
lancar
c. Selang kateter tidak
terlipat/dalam keadaan
terfiksasi dengan baik
1. Berikan penjelasan kepada klien
tentang indikasi dilakukan
pemasangan selang kateter.
2. Posisikan selang kateter sehingga
memungkinkan tidak
terhambatnya aliran urine.
3. Observasi intake cairan dan
keluaran urine pada urine bag
setiap 24 jam.
4. Jelaskan kepada klien bahwa
pemasangan kateter tidak untuk
selamanya.
1. Pengetahuan klien tentang indikasi
dipasangnya kateter akan
mendorong penerimaan perubahan
pola berkemih.
2. Hambatan aliran memungkinkan
urine tertahan dalam kandung
kemih sehingga menyebabkan
klien merasa lebih tidak nyaman.
3. Diharapkan dapat diketahui
kelancaran aliran urine dan dapat
diketahui ada atau tidaknya
gangguan pada fungsi filtrasi.
4. Diharapkan klien dapat
beradaptasi dengan terpasangnya
selang kateter.
3. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan adanya keterbatasan aktivitas
yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan kebutuhan
sehari-harinya dibantu keluarga.
b. Klien mengatakan belum pernah
dimandikan sejak masuk RS.
c. Klien mengatakan belum pernah
gosok gigi sejak masuk RS.
d. Klien mengatakan belum pernah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari
personal hygiene klien
terpenuhi dengan kriteria
evaluasi:
a. Kulit klien dalam keadaan
bersih.
b. Gigi klien dalam keadaan
bersih.
c. Keluarga terlibat dalam
pemenuhan personal
hygiene klien.
1. Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene yaitu:
lap badan dengan menggunakan
wash lap, gosok gigi dan gunting
kuku
2. Libatkan keluarga untuk membantu
memenuhi kebutuhan personal
hygiene klien
3. Observasi tanda-tanda vital klien
setelah melakukan aktivitas
personal hygiene.
4. Beri reinforcement positif bila
1. Bantuan yang diberikan dapat
memudahkan terpenuhinya
kebutuhan personal hygiene tanpa
mem-buat klien lemah.
2. Keluarga merupakan support
system bagi klien sehingga klien
termotivasi untuk melakukan
personal hygiene.
3. Tanda-tanda vital merupakan
indikator terjadinya perubahan
status kesehatan.
4. Reinforcement positif dapat
44
Lanjutan Tabel 10.
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi Rasional
keramas sejak masuk RS.
Data Objektif :
a. Rambut dan kulit kepala klien
nampak kotor.
b. Gigi klien nampak kotor.
c. Kuku klien nampak panjang dan
kotor.
d. Kulit tubuh klien nampak kotor
dan kering.
e. Klien hanya dilap menggunakan
wash lap
f. Klien tampak hanya berbaring di
tempat tidur, segala aktivitas
klien dibantu oleh perawat dan
keluarga.
klien mampu melakukan
personal hygiene secara mandiri
sesuai dengan kemampuannya.
meningkatkan harga diri klien
dan memotivasi klien untuk
melakukan kembali aktivitas
sehari-harinya.
4. Ansietas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien
yang ditandai dengan:
Data Subjektif :
a. Klien dan keluarga mengatakan
khawatir dengan kondisi klien.
b. Klien dan keluarga mengatakan
tidak tahu tentang prosedur
perawatan dan pengobatan yang
dilakukan terhadap klien.
Data Objektif :
a. Ekspresi wajah klien dan
keluarga tampak cemas.
b. Tampak berkeringat dan akral
dingin
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
diharapkan pengetahuan klien
dan keluarga tentang keadaan
klien bertambah, dengan
kriteria:
a. Klien dan keluarga tidak
mengeluh merasa khawatir
tentang penyakit klien.
b. Klien dan keluarga secara
verbal mengatakan
mengerti tentang
penjelasan dari perawat.
c. Ekspresi wajah klien
tenang.
1. Bantu klien untuk menyesuaikan
dirinya dengan kehidupan di RS.
2. Diskusikan bersama klien dan
keluarga mengenai kondisi
penyakit, proses penyembuhan
dan perawatan klien.
3. Beri penjelasan pada klien dan
keluarga tentang keadaan
penyakit, prosedur pengobatan
dan perawatan selama klien
dirawat di RS.
4. Kaji pemahaman klien dan
keluarga mengenai keadaan
1. Dengan penyesuaian kehidupan
di RS klien akan terbiasa dengan
keadaan lingkungan di RS demi
kesembuhannya.
2. Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman klien & keluarga
sehingga mengurangi kecemasan.
3. Diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan dapat membantu
mengurangi kecemasan pada
klien.
4. Dapat diketahui sejauh mana
pemahaman klien & keluarga
45
Lanjutan Tabel 10.
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Tujuan Intervensi Rasional
c. Klien dan keluarga tampak lalu
bertanya kepada perawat tentang
kondisi kesehatan klien saat ini
d. Klien berharap ingin lekas
sembuh.
penyakit, prosedur pengobatan
dan perawatan.
5. Kaji ulang tingkat kecemasan
klien.
6. Beri reinforcement positif bila
klien dan keluarga mampu
mengungkapkan pemahamannya
tentang keadaan penyakit,
prosedur pengobatan dan
perawatan.
sehingga dapat menentukan
intervensi selanjutnya.
5. Diharapkan dapat diketahui
tingkat kecemasan klien setelah
diberikan penjelasan tentang
keadaan penyakit, prosedur
pengobatan dan perawatan.
6. Diharapkan motivasi klien
bertambah dan meningkatkan
semangat klien sehingga
mengurangi kecemasan.
46
4. Implementasi dan Evaluasi
Tabel 11. Implementasi dan Evaluasi
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
I Jumat
01/03/2016
07.30
09.35
09.40
09.45
1. Mengkaji lokasi, berat dan tipe nyeri dengan cara melihat ekspresi
wajah klien dan menanyakan kepada klien seperti apa nyeri yang
dirasakan.
Hasil:
Lokasi nyeri pada daerah kandung kemih skala 6 (0-10) tipe nyeri
sedang.
2. Mengajarkan tehnik relaksasi dengan cara klien disuruh menarik
nafas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan-lahan.
Hasil:
Klien dapat melakukan teknik napas dalam dengan cara menarik
napas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan-lahan.
3. Mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler dengan cara
klien diangkat kemudian kepala klien ditinggikan dengan diganjal
menggunakan bantal.
Hasil:
Klien dalam posisi setengah duduk.
4. Mengkolaborasikan pemberian analgetik yaitu antrain1 ampul
dengan cara obat dimasukan dalam spoit kemudian disuntikan
melalui selang infus.
Hasil:
Injeksi antrain1 ampul/IV
Jumat
01/03/2016
13.00 S :
a. Klien mengatakan nyeri pada
daerah kandung kemihnya.
b. Klien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak.
O :
a. Ekspresi wajah nampak
meringis
b. Skala 6 (0-10)
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan
4
II Jumat
01/03/2016
09.55
10.10
10.20
1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tujuan
dari pemasangan selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan
yang berada di dalam kandung kemih.
Hasil :
Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan pemasangan selang
kateter.
2. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak
terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang
kateter sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar.
3. Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine klien dalam 24 jam.
Jumat
01/03/2016
13.15 S :
a. Klien mengatakan berhati-hati
ketika merubah posisinya,
karena selang kateter masih
terpasang.
b. Klien mengatakan tampak
merasa tidak nyaman dengan
terpasangnya selang kateter.
O :
a. Selang kateter masih
terpasang.
b. Tidak terdapat rembesan urine
47
Lanjutan Tabel 11.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
10.30
Hasil :
Intake :
a. Oral : 1000-1500 cc
b. Infus NaCl 0,9 % (20 tetes/mnt) : 1000 cc
Output :
Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih
4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa pemasangan selang
kateter tidak untuk selamanya.
Hasil :
Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan dari perawat.
c. dari selang kateter
d. Selang kateter tidak terlipat
dan aliran urine lancar.
e. Intake cairan dan pengeluaran
urine klien selama 24 jam
yaitu :
Intake :
1) Oral : 1000 - 1500 cc
2) Infus NaCl 0,9 % (20
tetes/mnt) : 1000 cc
Output :
Kateter : 2500 cc,/hari,
kuning jernih
A : Tujuan belum tercapai.
P : Lanjutkan intervensi no 2 dan
3
III Jumat,
01/03/2016
10.45
11.00
11.15
1. Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien yaitu :
a. Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi
b. Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat tidur dengan
menggunakan sabun.
Hasil :
Klien mengatakan badannya lebih segar setelah mandi seka, tubuh
klien bersih dan tercium harum, gigi klien bersih dan tidak tercium
bau mulut.
2. Memberikan reinforcement positif pada klien karena telah memenuhi
kebutuhan personal hygiene meskipun dibantu oleh perawat.
Hasil :
Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan selalu menjaga
kebersihan dirinya sendiri.
3. Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
a. TD : 130/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/mnt
c. R : 18 x/mnt
Jumat,
01/03/2016
13.30 S :
a. Klien dan keluarga
mengatakan mengerti dan
memahami pentingnya
perawatan diri bagi klien.
b. Klien mengatakan merasa
lebih segar setelah hari ini
menggosok gigi dan
dimandikan dengan cara dilap
oleh perawat.
c. Klien mengatakan kukunya
telah digunting dengan
gunting kuku.
d. Klien dan keluarga
mengatakan akan selalu
menjaga kebersihan diri klien.
O:
a. Klien mampu melakukan
48
Lanjutan Tabel 11.
No.
Dx
Hari/
Tanggal
Jam Implementasi
Hari/
Tanggal
Jam Evaluasi
11.30 d. S : 36,5o
C
4. Memfasilitasi klien untuk menggunting kuku di atas tempat tidur.
Hasil :
Kuku klien tampak pendek dan bersih
aktifitas diatas tempat tidur.
b. Kuku klien pendek dan
bersih.
c. Badan klien tampak bersih
dan tercium harum.
d. Gigi klien tampak bersih dan
tidak tercium bau mulut
e. Rambut klien tampak rapi.
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
IV. Jumat
01/03/2016
11.40
11.50
12.00
12.15
1. Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan RS.
Hasil :
Perawat mengorientasikan pada klien tentang keadaan lingkungan
sekitar & keadaan lingkungan rumah sakit.
2. Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien dan keluarga untuk
membahas pengetahuan klien dan keluarga mengenai keadaan
penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang
penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan bagi klien.
3. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakit,
prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS.
Hasil :
Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan dari perawat
tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan.
4. Mengkaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan
penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Hasil :
Klien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang keadaan
penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien.
Jumat
01/03/2016
13.45
S :
a. Klien dan keluarga
mengatakan sudah megetahui
tentang keadaan penyakit,
prosedur pengobatan dan
perawatan pada klien.
b. Klien dan keluarga
mengatakan secara verbal
sudah tidak khawatir lagi
dengan kondisi klien diberi
penjelasan oleh perawat.
O :
a. Ekspresi wajah klien tampak
tenang
b. Klien dan keluarga sudah
tidak bertanya-tanya lagi
kepada perawat tentang
kondisi atau keadaan klien.
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan intervensi
49
5. Catatan Perkembangan
Tabel 12: Catatan Perkembangan
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan Paraf
1. I Sabtu,
02/03/2016
07.30
07.30
08.00
13.00
S :
a. Klien mengatakan nyerinya sudah
terasa berkurang dibandingkan
dengan hari sebelumnya.
b. Klien mengatakan sudah dapat
beradaptasi dengan nyerinya.
O :
a. Klien dapat melakukan perubahan
posisi dengan tidak merasa nyeri.
b. Klien tidak mengeluh nyeri saat
daerah kandung kemihnya ditekan.
c. Tidak terdapat distensi kandung
kemih
d. Klien dapat mendemonstrasikan
teknik relaksasi nafas dalam dan
distraksi saat mengeluh nyeri.
e. Skala nyeri turun menjadi skala
sedang 6 (skala 0-10).
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 3 dan 4
I :
1. Mempertahankan istirahat dengan posisi
semi fowler dengan cara klien diangkat
kemudian kepala klien ditinggikan
dengan diganjal menggunakan bantal.
Hasil:
Klien dalam posisi setengah duduk.
2. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
yaitu antrain1 ampul dengan cara obat
dimasukan dalam spoit kemudian
disuntikan melalui selang infus.
Hasil:
Injeksi antrain1 ampul/IV
Klien mengatakan nyerinya berkurang
Skala nyeri sedang yaitu 5 (0-10).
E : Masalah belum teratasi
2. II Sabtu,
02/03/2016
08.30 S :
a. Klien mengatakan berhati-hati ketika
merubah posisinya karena selang
kateter masih terpasang.
b. Klien mengatakan tampak merasa tidak
nyaman dengan terpasangnya kateter.
O :
a. Selang kateter masih terpasang.
b. Intake cairan dan pengeluaran urine
klien selama 24 jam yaitu :
1) Intake :
a) Oral : 1000-1500 cc
b) Infus NaCl 0,9 % (20 tetest/mnt)
: 1000 cc
2) Output :
Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi no 2 dan 3
50
Lanjutan Tabel 12.
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan Paraf
08.40
09.00
13.30
I :
1. Memposisikan selang kateter sehingga
memungkinkan tidak terhambatnya
aliran urine yaitu dengan cara
membereskan selang kateter sehingga
tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat
dan aliran urine lancar.
2. Mengobservasi intake cairan dan
keluaran urine klien dalam 24 jam.
Hasil :
a. Intake :
1) Oral : 1000-1500 cc
2) Infus NaCl 0,9 % (20 gtt/mnt) :
1000 cc
b. Output :
Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih
E : Masalah belum teratasi
3.
I
Senin
04/03/2016
07.30
08.00
08.15
13.00
S :
a. Klien mengatakan nyerinya sudah
terasa berkurang dibandingkan
dengan hari sebelumnya.
b. Klien mengatakan sudah dapat
beradaptasi dengan nyerinya.
O :
a. Klien dapat melakukan perubahan
posisi dengan tidak merasa nyeri.
b. Klien tidak mengeluh nyeri saat
daerah kandung kemihnya ditekan.
c. Tidak terdapat distensi kandung
kemih
d. Klien dapat mendemonstrasikan
teknik relaksasi napas dalam dan
distraksi saat mengeluh nyeri.
e. Skala nyeri turun menjadi skala 5
(skala 0-10).
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 3 dan 4
I :
1. Mempertahankan istrahat dengan posisi
semi fowler dengan cara klien diangkat
kemudian kepala klien ditinggikan
dengan diganjal menggunakan bantal.
Hasil:
Klien dalam posisi setengah duduk.
2. Mengkolaborasikan pemberian analgetik
yaitu antrain1 ampul dengan cara obat
dimasukan dalam spoit kemudian
disuntikan melalui selang infus.
Hasil:
Injeksi antrain1 ampul/IV
E : Masalah belum teratasi.
51
Lanjutan Tabel 12.
No
NO
DX
Hari/
Tanggal
Jam Catatan Perkembangan Paraf
4. II Sabtu,
02/03/2016
08.30
08.40
13.30
S :
a. Klien mengatakan berhati-hati ketika
merubah posisinya karena selang
kateter masih terpasang.
b. Klien mengatakan tampak merasa tidak
nyaman dengan terpasangnya kateter.
O :
a. Selang kateter masih terpasang.
b. Intake cairan dan pengeluaran urine
klien selama 24 jam yaitu :
1) Intake :
a) Oral : 1000-1500 cc
b) Infus NaCl 0,9 % (20 tetest/mnt)
: 1000 cc
2) Output :
Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi no 2 dan 3
I :
1. Memposisikan selang kateter sehingga
memungkinkan tidak terhambatnya aliran
urine yaitu dengan cara membereskan
selang kateter sehingga tidak terlipat.
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat
dan aliran urine lancar.
2. Mengobservasi intake cairan dan keluaran
urine klien dalam 24 jam.
Hasil :
a. Intake :
1) Oral : 1000-1500 cc
2) Infus NaCl 0,9 % (20 tts/mnt) : 1000
cc
b. Output :
Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih
E : Masalah belum teratasi
B. Pembahasan
Berdasarkan tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan hasil studi
kasus yang penulis lakukan dari tanggal 01 Maret - 04 Maret 2016, maka pada
bab ini dibahas tentang perbandingan antara teoritis dan fakta yang ada, yang
diperoleh penulis sebagai hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn. D
dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang
52
Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung.
Dalam penerapan proses keperawatan dilakukan sebelumnya, maka
penulis akan mengemukakan kesenjangan yang penulis dapatkan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Dalam pengkajian ini penulis melaksanakan sesuai dengan tahapan
yang ada dalam pengkajian tersebut yaitu pengumpulan data, klasifikasi
data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa
keperawatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Data yang dikumpulkan selain diperoleh dari klien sebagai data
primer, juga diperoleh dari pihak lain yang penulis anggap cukup mewakili
dan akurat untuk kelengkapan data (data sekunder), yaitu :
a. Data keluarga klien.
b. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan.
c. Catatan medis klien.
d. Hasil pemeriksaan laboratorium.
e. Klien sendiri.
Dari tinjauan teoritis, data yang bisa didapatkan pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan : benigna prostat hiperplasia (BPH) adalah :
nyeri saat berkemih dan saat kencing terputus-putus dan harus mengedan,
53
perubahan pola BAK, dan kesulitan BAK, mual, muntah, diare, retensi
urine.
Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. D ditemukan data sebagai
berikut : keadaan umum lemah, nyeri pada kandung kemihnya, terpasang
kateter, terdapat distensi kandung kemih, nyeri seperti ditusuk-tusuk serta
terasa panas dan menyebar sampai ke area kemaluan, skala nyeri sedang
yaitu 6 (0-10), segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga dan
ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas.
Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan karena setiap manusia
dalam memberikan respon baik bio, psiko, sosial dan spiritual terhadap
stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karateristik yang didapatkan
berbeda-beda.
2.Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teoritis, masalah keperawatan yang ditemukan pada
pada klien dengan BPH adalah:
a. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi
mekanik, pembesaran prostat, dan pemasangan kateter.
b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung
kemih, infeksi urinaria.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
fungsi ginjal.
d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya
obstruksi dan statis urine.
e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan.
54
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada studi kasus
sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan ditemukan 4
diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih.
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan
aktivitas.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien.
Kesenjangan yang penulis dapatkan adalah beberapa masalah yang
ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus yaitu: resiko kekurangan
volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, dan resiko
infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya obstruksi dan
statis urine sedangkan diagnosa yang ada dalam kasus tetapi tidak di
temukan di teori adalah defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya
keterbatasan aktivitas.
Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Manusia adalah unik, dalam hal ini respon individu terhadap stimulus
masing-masing berbeda satu sama lain.
b. Asuhan keperawatan yang dilakukan hanya 3 hari, sehingga
kemungkinan diagnosa keperawatan yang ada dalam teori belum
muncul dalam kasus atau sudah terlewati pada kasus dan diagnosa yang
muncul dalam kasus.
55
3. Perencanaan
Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun
rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan
masalah yang muncul. Perencanaan disesuaikan dengan privasi atau
kebutuhan klien, situasi dan kondisi serta sarana dan prasaran yang ada
diruangan.
Dalam penyusunan perencanaan, hal-hal yang mendukung adalah:
a. Adanya kerja sama yang baik dengan perawat, klien dan keluarga
sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan
b. Dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat
memperlancar dan menyusun perencanaan.
Perencanaan yang penulis lakukan klien Tn. D pada dasarnya ada
kesenjangan antara teori dan kasus, hal ini terjadi karena tidak semua
diagnosa keperawatan dan perencanaan yang ada dalam teori ada dalam
kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada teori dan muncul pada kasus
pada prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada kasus
penulis berpatokan atau mengacu pada tinjauan teoritis. Sedangkan
diagnosa yang muncul pada kasus dan tidak ada pada teori, penulis
membuat intervensi berdasarkan referensi yang ada dan telah teruji
kebenarannya.
4. Implementasi
Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan faktor pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja
56
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan
dalam setiap tindakan.
Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada
antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. Untuk
mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah
direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut dilaksanakan.
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih. Untuk mengatasi masalah ini perawat
memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana
tindakan tersebut dilaksanakan.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan
aktivitas. Untuk mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan
yang telah direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut
dilaksanakan.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien. Untuk mengatasi masalah ini perawat
memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana
tindakan tersebut dilaksanakan.
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
57
Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan yang
direncanakan selama 3 hari, yang dimulai dari tanggal 01 Maret 2016
sampai dengan tanggal 04 Maret 2016, untuk seluruh tujuan yang telah
ditetapkan belum dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari
empat diagnosa keperawatan, dengan hasil evaluasi sebagai berikut :
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. Setelah
dilakukan perawatan selama 3 hari masalah belum teratasi namun sudah
ada perubahan, dengan kriteria evaluasi: klien mengatakan nyerinya
berkurang, skala nyeri sedang 5 (0-10).
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih. Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari masalah
belum teratasi dengan kriteria evaluasi : masih terpasang kateter, aliran
urine lancar dan kateter tidak terlipat.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan
aktivitas. Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari masalah teratasi
dengan kriteria evaluasi : kulit klien dalam keadaan bersih, gigi klien
dalam keadaan bersih, dan keluarga terlibat dalam pemenuhan personal
hygiene klien.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan
keluarga terhadap penyakit klien. Setelah dilakukan perawatan selama 3
hari masalah teratasi dengan kriteria evaluasi : ekspresi wajah tenang,
klien dan keluarga mengerti dengan proses pengobatan yang akan
dijalani klien.
58
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Kemuning Lantai II Bedah
Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01
Maret sampai 04 Maret 2016 dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai,
maka penulis mengambil kesimpulan :
1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi
pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik pengumpulan data yang
dilakukan adalah wawancara, observasi partisipasi, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi, studi literatur dan kepustakaan.
2. Diagnosa yang muncul pada kasus Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)
yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih.
b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran
pada kandung kemih.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga
terhadap penyakit klien.
3. Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus. Tetapi
untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya
tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis berpatokan
59
pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul pada kasus tidak
ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga membuat intervensi
berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun
sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang
merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja
sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan
dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari
perawat pembimbing.
5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk
menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu pada
tercapainya tujuan yang ditetapkan. Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 3 hari, terdapat dua diagnosa yang teratasi, tetapi 2 diagnosa yang
belum teratasi telah menunjukkan perubahan pada klien.
6. Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang. Dalam mendokumentasikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis
berpatokan kepada tahap-tahap pendokumentasian keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi dan
catatan perkembangan.
B. Rekomendasi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostate
hiperplasia (BPH), penulis menyarankan :
60
1. Untuk Pihak Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang komperhensif
yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan menambah peralatan
dan fasilitas yang memadai untuk menunjang pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2. Untuk Institusi
Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku-buku referensi
yang memadai, yang menyangkut hal-hal terbaru tentang penatalaksanaan
perawatan klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostate
hiperplasia (BPH) serta menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan
praktek keperawatan di rumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan Karya
Tulis Ilmiah dimasa yang akan datang.
3. Untuk Profesi
Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan
asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat
dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik
dengan tim kesehatan lainnya.
4. Bagi penulis sendiri
Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan :
benigna prostate hiperplasia (BPH).
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta.
Doenges, E. M., Moorhouse, F. H. & Geissler, A. M. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Grace, A. P. dan Borley, R. N. (2007). At a glance ilmu bedah. Erlangga : Jakarta.
Nugroho, Taufan., (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan
penyakit dalam. Nuha Medika : Yogyakarta.
Nurarif, H. A. dan Kusuma. H. (2013). Asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC – NOC, Jilid 2. Medi Action Publishing :
Jogjakarta.
Nursalam. (2008). Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktek.
edisi 2. Salemba Medika : Jakarta
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan medikal bedah. Nuha Medika :
Yogyakarta.
Potter & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan
praktik, Edisi 4. EGC : Jakarta.
Rendy, C. M., Margareth., (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit
dalam. Nuha Medika : Yogyakarta.
Sampekalo, G., Monoarfa, A. R., Salem, B., (2013). Angka kejadian LUTS yang
disebabkan oleh BPH di RSUP DR. R. D. Kandou Manado Tahun 2009-
2013. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi : Manado.
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan teori dan
praktek. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Smeltzer, C. S. & Bare, C. B. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah,
Edisi 8, Volume 2. EGC : Jakarta.
William, L.,&Wilkins. (2008).Nursing :memahami berbagai macampenyakit.PermataPuri
Media: JakartaBarat.
Wilson, M. L. & Price, A. S. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit, Edisi 6, Volume 2. EGC : Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI
OLEH :
LA ODE EKO PURWANTO
NIM : 13.13.1109
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB MUNA
2016
RENCANA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Nyeri
Sub pokok bahasan : Manajemen Nyeri
Lokasi : Di Ruang Orthopedi Lantai II RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung
Waktu : 15 Menit
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit diharapkan klien dan
keluarga dapat mengetahui tentang manajemen nyeri.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit klien dan keluarga klien dan
klien dapat :
1. Mengetahui pengertian nyeri.
2. Megetahui pengertian manajemen nyeri
3. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri
4. Menyebutkan cara mengatasi nyeri
5. Menjelaskan teknik-teknik dalam mengatasi nyeri
III. MATERI :
1. Pengertian nyeri
2. Pengertian manajemen nyeri
3. Tujuan manajemen nyeri
4. Cara mengatasi nyeri
5. Teknik-teknik dalam mengatasi nyeri
IV. METODE :
Ceramah dan tanya jawab
V. MEDIA :
Leaflet
VI. KEGIATAN
1. Persiapan pembelajaran
- Menyiapkan materi
- Kesiapan klien dan keluarga
2. Membuka pelajaran
- Menjelaskan cakupan materi yang akan dibahas
- Menjelaskan manfaat mempelajari materi manajemen nyeri
3. Kegiatan inti
Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen nyeri
4. Menutup pembelajaran
- Memberikan/mengajukan pertanyaan kepada keluarga klien
- Membuat kesimpulan
VII. PENILAIAN
1. Prosedur
- Penilaian akhir
2. Jenis
- Lisan
- Praktek
VIII. LAMPIRAN
Materi tentang manajemen nyeri
Bandung, 20 Februari 2016
Penyuluh,
LA ODE EKO PURWANTO
13.13.1109
SATUAN PENYULUHAN
Pokok bahasan : Nyeri
Sub pokok bahasan : Manajemen Nyeri
Lokasi : Di Ruang Orthopedi Lantai 2 RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung
Waktu : 15 Menit
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :
Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit diharapkan klien dan
keluarga dapat mengetahui tentang manajemen nyeri.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit keluarga klien dan klien
dapat :
1. Mengetahui pengertian nyeri
2. Megetahui pengertian manajemen nyeri
3. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri
4. Menyebutkan cara mengatasi nyeri
5. Menjelaskan teknik-teknik dalam mengatasi nyeri
III. MATERI :
1. Pengertian nyeri
2. Pengertian manajemen nyeri
3. Tujuan manajemen nyeri
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN
BPH-ASUHAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primerasadul usud
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Standar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppniStandar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppniFredy Akbar K
 
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di IndonesiaTransplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di IndonesiaVerar Oka
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahStrategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
 
Pemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanPemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanMuhammad Munandar
 
Filosofi calista roy
Filosofi calista royFilosofi calista roy
Filosofi calista royNoviTiara1
 
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanEvaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanbarkah1933
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat pjj_kemenkes
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan pjj_kemenkes
 
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
Konsep  Manajemen dan  Kepemimpinan KeperawatanKonsep  Manajemen dan  Kepemimpinan Keperawatan
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urinePaul_Gl
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Makalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementerMakalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementerMuhidin Ae
 
31801900 manajemen-keperawatan
31801900 manajemen-keperawatan31801900 manajemen-keperawatan
31801900 manajemen-keperawatanEtika LavleeHongki
 

Was ist angesagt? (20)

Model keperawatan primer
Model keperawatan primerModel keperawatan primer
Model keperawatan primer
 
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
Askep anc fisiologis AKPER PEMDA MUNA
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Standar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppniStandar praktikkeperawatan ppni
Standar praktikkeperawatan ppni
 
Timbang terima
Timbang terimaTimbang terima
Timbang terima
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di IndonesiaTransplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia
 
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri RendahStrategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Pemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaanPemeriksaan fisik pencernaan
Pemeriksaan fisik pencernaan
 
Filosofi calista roy
Filosofi calista royFilosofi calista roy
Filosofi calista roy
 
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanEvaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
 
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkanmetode proses keperawatan
 
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
Konsep  Manajemen dan  Kepemimpinan KeperawatanKonsep  Manajemen dan  Kepemimpinan Keperawatan
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
 
Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urine
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Tak halusinasi
Tak halusinasi Tak halusinasi
Tak halusinasi
 
Makalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementerMakalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementer
 
31801900 manajemen-keperawatan
31801900 manajemen-keperawatan31801900 manajemen-keperawatan
31801900 manajemen-keperawatan
 

Andere mochten auch

The top 5 things planners need to know about self-driving vehicles
The top 5 things planners need to know about self-driving vehiclesThe top 5 things planners need to know about self-driving vehicles
The top 5 things planners need to know about self-driving vehiclesChris Hedden
 
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference Services
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference ServicesUnleashing your Power: Basic Training in Library Reference Services
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference ServicesCathay Keough (she, her, hers)
 
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google Analytics
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google AnalyticsОтслеживание эффективности контекстной рекламы. Google Analytics
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google AnalyticsЕвгений Курбанов
 
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at Twitter
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at TwitterNancy Broden, Design Lead of User Growth at Twitter
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at TwitterWomen in Design
 
Dr Chris Stout Getting Better at Private Practice
Dr Chris Stout Getting Better at Private PracticeDr Chris Stout Getting Better at Private Practice
Dr Chris Stout Getting Better at Private PracticeDr. Chris Stout
 
Personal Ingenuity and Emerging Technologies
Personal Ingenuity and Emerging TechnologiesPersonal Ingenuity and Emerging Technologies
Personal Ingenuity and Emerging TechnologiesPaul Schumann
 
Entrepreneurial Insanity
Entrepreneurial InsanityEntrepreneurial Insanity
Entrepreneurial Insanitymahalo
 
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...SlideTeam.net
 
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」feedtailor
 
Adobe Mobile Barcelona 2015
Adobe Mobile Barcelona 2015Adobe Mobile Barcelona 2015
Adobe Mobile Barcelona 2015Claudio Cossio
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaEtika Nurasih
 
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 3652014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365Dan Usher
 
綻放的
綻放的綻放的
綻放的unotour
 
vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後
 vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後 vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後
vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後Recruit Technologies
 

Andere mochten auch (15)

The top 5 things planners need to know about self-driving vehicles
The top 5 things planners need to know about self-driving vehiclesThe top 5 things planners need to know about self-driving vehicles
The top 5 things planners need to know about self-driving vehicles
 
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference Services
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference ServicesUnleashing your Power: Basic Training in Library Reference Services
Unleashing your Power: Basic Training in Library Reference Services
 
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google Analytics
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google AnalyticsОтслеживание эффективности контекстной рекламы. Google Analytics
Отслеживание эффективности контекстной рекламы. Google Analytics
 
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at Twitter
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at TwitterNancy Broden, Design Lead of User Growth at Twitter
Nancy Broden, Design Lead of User Growth at Twitter
 
Dr Chris Stout Getting Better at Private Practice
Dr Chris Stout Getting Better at Private PracticeDr Chris Stout Getting Better at Private Practice
Dr Chris Stout Getting Better at Private Practice
 
TERCERO C
TERCERO CTERCERO C
TERCERO C
 
Personal Ingenuity and Emerging Technologies
Personal Ingenuity and Emerging TechnologiesPersonal Ingenuity and Emerging Technologies
Personal Ingenuity and Emerging Technologies
 
Entrepreneurial Insanity
Entrepreneurial InsanityEntrepreneurial Insanity
Entrepreneurial Insanity
 
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...
3 d pie chart circular puzzle with hole in center process 5 stages style 2 po...
 
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」
第2回 近JASA セミナー 「組み込みの世界に影響を与える エンタープライズiOS」
 
Adobe Mobile Barcelona 2015
Adobe Mobile Barcelona 2015Adobe Mobile Barcelona 2015
Adobe Mobile Barcelona 2015
 
Askep kelompok cempaka
Askep kelompok cempakaAskep kelompok cempaka
Askep kelompok cempaka
 
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 3652014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365
2014-04-05 - SPSPhilly - Getting Started with Office 365
 
綻放的
綻放的綻放的
綻放的
 
vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後
 vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後 vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後
vCenter Operations Management Suite 検証支援プログラム結果報告とその後
 

Ähnlich wie BPH-ASUHAN (20)

Kti AKPER wa runia
Kti AKPER  wa runiaKti AKPER  wa runia
Kti AKPER wa runia
 
Kti wa runia
Kti wa runiaKti wa runia
Kti wa runia
 
Kti karmila
Kti karmilaKti karmila
Kti karmila
 
Kti karmila
Kti karmilaKti karmila
Kti karmila
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Kti mas udin
Kti mas udinKti mas udin
Kti mas udin
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
Kti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludinKti la ode muhammad jamaludin
Kti la ode muhammad jamaludin
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti ita ariani
Kti  ita arianiKti  ita ariani
Kti ita ariani
 
Kti iksan
Kti iksanKti iksan
Kti iksan
 
Kti iksan
Kti iksanKti iksan
Kti iksan
 
Kti israwati
Kti israwatiKti israwati
Kti israwati
 
Kti israwati
Kti israwatiKti israwati
Kti israwati
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Kti la ode safar
Kti la ode safarKti la ode safar
Kti la ode safar
 
Kti tia mariadi
Kti tia mariadiKti tia mariadi
Kti tia mariadi
 
Kti tia mariadi
Kti tia mariadiKti tia mariadi
Kti tia mariadi
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

BPH-ASUHAN

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. D DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA(BPH) DI RUANG KEMUNING LANTAI II BEDAH ORTHOPEDI RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Disusun Oleh : LA ODE EKO PURWANTO NIM : 13.13.1109 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016
  • 2. ii HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”. Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan dewan penguji. Raha, 30 Juni 2016 Pembimbing FITRIA MARFI, S.Kep., Ns NIDN : 3401018901 Mengetahui : Direktur Akper Pemkab Muna S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep NIP.19800212 200312 2 006
  • 3. iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dewan Penguji 1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….) 2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....) 3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....) Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Tanggal, 30 Juni 2016 Direktur Akper Pemkab Muna S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep NIP.19800212 200312 2 006 iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dewan Penguji 1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….) 2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....) 3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....) Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Tanggal, 30 Juni 2016 Direktur Akper Pemkab Muna S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep NIP.19800212 200312 2 006 iii PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN Jln. POROS RAHA-TAMPO KM.6 MOTEWE TELP. 0403-22945 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 30 Juni 2016 Dewan Penguji 1. Fitria Marfi, S.Kep., Ns (………………………….) 2. Almawin Susen, S.Kep., Ns., M.Kes (……………………….....) 3. Harnia, S.Kep., Ns (……………………….....) Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna Tanggal, 30 Juni 2016 Direktur Akper Pemkab Muna S A N T H Y, S. Kep., Ns., M.Kep NIP.19800212 200312 2 006
  • 4. iv ABSTRAK Latar belakang, Menurut catatan medical record Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari – Desember 2015 didapatkan bahwa kasus Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) menempati urutan kelima atau terdapat 12 (11,62%) kasus dari 104 kasus penyakit. BPH merupakan masalah yang sangat memerlukan perhatian dan penatalaksanaan yang sangat komprehensif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan karena dampaknya yang sangat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang. Tujuan, Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) dengan pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode Telaahan, Metode yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan tehnik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi kepustakan dan pemeriksaan fisik. Hasil, Pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. A mulai Tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret 2016 di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung ditemukan empat diagnosa keperawatan yaitu, nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih, gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih, defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas, dan ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. Setelah dilakukan evaluasi selama tiga hari dari empat diagnosa keperawatan atau masalah yang ditemukan, hanya terdapat dua masalah yang teratasi, tetapi masalah keperawatan yang lain sudah menunjukan perubahan. Hal ini terjadi karena beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam proses penyembuhan. Kesimpulan, Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan BPH, perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainnya.
  • 5. v KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Bedah Ortopedi Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”. Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Keperawatan pada Akper Pemkab Muna. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulisa dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu dr. Ayi Djembarani, MARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan waktu dan kesempatan penulis untuk praktek di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. 2. Ibu Santhy, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna sekaligus yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. 3. Ibu Dewi Tita Agustina, S.Kep., Ns., selaku penguji lahan ujian praktek beserta perawat di Ruang Ortopedi yang telah memberikan bimbingan dan arahanselama melakukan Asuhan Keperawatan dalam pengambilan kasus. 4. Bapak Almawin Susen, S.Kep., Ns., Mes selaku penguji institusi ujian praktek di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien selama pelaksanaan ujian praktek. 5. Ibu Fitria Marfi, S.Kep., Ns selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
  • 6. vi 6. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruang Bedah Ortopedi Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja sama dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya. 7. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna yang telah memberikan dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Tn. D beserta keluarganya yang telah bersedia menerima penulis dan mau bekerjasama dengan penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Orang tuaku tercinta Ayahanda Suparno dan Ibunda Isra, saudaraku Eri dan Evi dan seluruh keluarga yang tidak putus-putusnya memberikan doa, motivasi, harapan dan dorongan baik moril maupun materi selama mengikuti pendidikan. 10. Rekan-rekan Angkatan XIII dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya guna mengembangkan dunia keperawatan, kiranya Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb. Raha, 30 Juni 2016 Penulis
  • 7. vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL..................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................. DAFTAR BAGAN ..................................................................................... DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................. B. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................. C. Tujuan Penulisan................................................................ D. Manfaat Penulisan.............................................................. E. Metode Telaahan ............................................................... F. Waktu Pelaksanan ............................................................. G. Tempat Pelaksanan ........................................................... H. Sistematika Telaahan ........................................................ BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH). A. Konsep Dasar .................................................................... 9 1. Pengertian ................................................................... 9 2. Anatomi dan Fisiologi.................................................. 10 3. Etiologi ........................................................................ 17 4. Patofisiologi ................................................................ 5. Tanda dan Gejala.......................................................... 6. Pemeriksaan Penunjang ............................................... 23 i ii iii iv v vii ix x xi xii xiii 1 3 3 4 5 5 5 5 7 7 8 10 10 11 11
  • 8. viii 7. Penatalaksanaan Medis................................................. 25 8. Komplikasi.................................................................... 32 9. Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/Pola Fungsi Sistem Tubuh Terhadap Kebutuhan Klien Sebagai Makhluk Holistic ............................................ 33 B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan............... 35 1. Pengkajian.................................................................... 35 2. Diagnosa Keperawatan .............................................. 50 3. Perencanaan ................................................................ 51 4. Implementasi ............................................................... 61 5. Evaluasi ....................................................................... BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus................................................................... 63 1. Pengkajian ................................................................... 63 2. Diagnosa Keperawatan ............................................... 81 3. Perencanaan ................................................................ 84 4. Implementasi dan Evaluasi ......................................... 88 5. Catatan Perkembangan................................................. 92 B. Pembahasan ....................................................................... 102 1. Pengkajian ................................................................... 102 2. Diagnosa Keperawatan................................................ 114 3. Perencanaan................................................................. 117 4. Implementasi............................................................... 118 5. Evaluasi....................................................................... BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ........................................................................ 122 B. Rekomendasi...................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP 11 12 12 13 13 20 21 24 24 25 25 39 42 46 51 51 52 53 55 55 56 58 59
  • 9. ix DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Sepuluh penyakit besar yang dirawat di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung ......................................................... Perencanaan Perubahan Pola Eliminasi Urine ....................... Perencanaan Nyeri Akut ......................................................... Perencanaan Resiko Kekurangan Volume Cairan ............... Perencanaan Resiko Infeksi .................................................... Perencanaan Ansietas ............................................................. Pola Aktivitas Sehari-Hari Tn. D ........................................... Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tn. D ................................. Analisa Data ........................................................................... Perencanaan ........................................................................... Implementasi dan Evaluasi ..................................................... Catatan Perkembangan ........................................................... 2 21 22 22 23 23 32 34 37 42 46 49
  • 10. x DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Sistem Perkemihan ......................................................... 8
  • 11. xi DAFTAR SINGKATAN RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat GCS : Glassgow Coma Scale ICS : Intercosta ROM : Range of Motion NaCl : Natrium Clorida ADH : Anti Diuretik Hormon VIP : Vasoaktif Intestinal Polipeptida BPH : Benigna Prostate HIperplasia BAK : Buang Air Kecil RS : Rumah Sakit PQRST : Paliative, Quality, Region, Scala, Timing MARS CRT JVP IVP SOAP ISK MNAM LUTS RSCM : : : : : : : : : Magister Administrasi Rumah Sakit Capillary Refille Rate Jugularis Vena Pressure Intra Vena Pressure Subjektif, Objektif, Analisa, Perencanaan Infeksi Saluran Kencing Multi National Aging Men Lower Urinary Tract Symptom Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
  • 12. xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 2 : Materi Lampiran 3 : Leaflet Lampiran 4 : Lembar Konsul Lampiran 5 : Riwayat Hidup
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang timbul adalah gangguan sistem perkemihan yang merupakan penyebab utama morbilitas dan mortalitas. Penyakit yang paling sering menyerang sistem perkemihan adalah Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang merupakan pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine atau urethra. BPH biasa ditemukan pada usia kira-kira 45 tahun sehingga diatas umur 80 tahun 80% menderita kelainan ini dengan gejala pada penyakit khas sulit untuk buang air kecil (Rendy dan Margareth, 2012). Dampak yang paling sering terjadi akibat retensi urine adalah pembentukan batu. Komplikasi lainnya seperti retensi bekuan darah, ISK, ejakulasi retrogard, impotensi, inkontinensia dan striktur uretra (Grace dan Borley, 2007). Berdasarkan survey dari Multi National Aging Men (MNAM) yang dilakukan di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa lebih dari 14.000 pria usia 50-80 tahun mengalami masalah seksual akibat BPH. Prevalensi dan kejadian BPH di Amerika Serikat terus meningkat dan peningkatan jumlah insiden ini akan terus berlangsung sampai beberapa dekade mendatang (Sampekalo, Monoarfa dan Salem, 2013). Di dunia, hampir 30 juta pria menderita BPH. Pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-70 tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 90%. Di Indonesia, BPH merupakan penyakit tersering kedua setelah
  • 14. 2 batu saluran kemih. Diperkirakan sekitar 5 juta pria usia diatas 60 tahun menderita LUTS (Lower Urinary Tract Symptom) oleh karena BPH. Di RSCM ditemukan 423 kasus BPH dan Rumah Sakit Sumber Waras ditemukan sebanyak 617 kasus pada tahun yang sama (Sampekalo, Monoarfa dan Salem, 2013). Menurut data yang diperoleh dari rekam medik Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu 1 tahun yaitu mulai dari Januari – Desember 2015 yaitu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 1 . Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Periode Bulan Januari – Desember 2015 No Jenis penyakit Jumlah Presentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Fraktur Tibia Tumor Ginjal Tumor Kulit (Scuamosa cell cancer) Post LE BPH Retensi Urine (BSK) Hipospadia Hidronefrosis Tumor Rectum Cholelithiasis 20 15 13 12 12 10 10 9 7 6 17,22 13,31 11,38 11,62 11,62 8,62 8,62 7,64 5,32 4,85 Total 104 100 Sumber : Rekam medik di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung (Januari – Desember 2015). Berdasarkan Tabel 1. di atas bahwa kasus BPH merupakan kasus urutan kelima dengan jumlah pasien 12 orang dengan presentase 11,62%. Mengingat dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut maka penulis tertarik untuk membuat suatu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.
  • 15. 3 B. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membatasi permasalahan hanya pada Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) c. Penulis mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). d. Penulis mampu mengaplikasikan tindakan keperawatan klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH).
  • 16. 4 e. Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan sampai dengan mengevaluasi klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1. Pihak Rumah Sakit Sebagai bahan masukan kepada rumah sakit untuk mengambil langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya penerapan proses perawatan pada pasien dengan kasus gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). 2. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan bacaan untuk mengembangkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan bagi klien dengan kasus gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). 3. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai bahan pendamping bagi studi kasus selanjutnya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH). 4. Manfaat Bagi Penulis Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
  • 17. 5 E. Metode Telaahan Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metode analisis deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah : 1. Observasi yaitu mengamati kondisi pasien dalam pelayanan asuhan keperawatan secara bio, psiko, sosio, dan spiritual. 2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan komunikasi lisan secara langsung pada klien, keluarga, perawat, serta tenaga kesehatan lainya. 3. Pemeriksaan fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. 4. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data dan status klien melalui catatan medis. 5. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber melalui bahan atau buku-buku literatur yang dapat dipercaya untuk mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien (Setiadi, 2012). F. Waktu Pelaksanaan Studi kasus ini dilaksanakan mulai tanggal 01 Maret sampai dengan 04 Maret 2016. G. Tempat Pelaksanaan Studi kasus dilaksanakan di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. H. Sistematika Telaahan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 4 (empat) BAB dengan sistematika sebagai berikut :
  • 18. 6 1. Bab I : Pendahuluan meliputi latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan sistematika telaahan. 2. Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) meliputi tinjauan teoritis yang menguraikan tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medik, komplikasi, dan dampak masalah terhadap perubahan struktur/pola fungsi tubuh tertentu terhadap kebutuhan sebagai mahluk holistik serta tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 3. Bab III : Tinjauan kasus dan pembahasan meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi serta catatan perkembangan. Sedangkan pembahasan berisikan kesenjangan antara teori dan kasus yang dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi. 4. Bab IV : Kesimpulan dan rekomendasi meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan dan formulasi saran atau rekomendasi yang optimal terhadap masalah yang ditemukan.
  • 19. 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) A. Konsep Dasar 1. Pengertian Benigna Prostat Hiperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/atau jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Padila, 2012). Benigna Prostat Hiperplasia adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine atau urethra (Rendy dan Margareth, 2012). Benigna Prostat Hiperplasia adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat (Nurarif dan Kusuma, 2013). Dari tiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa BPH adalah pembesaran jinak kelenjar prostat yang sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat dan dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra).
  • 20. 8 2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan a. Anatomi Sistem Perkemihan Adapun anatomi pada sistem perkemihan dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini : Gambar 1 . Anatomi Sistem Perkemihan (Smeltzer dan Bare, 2002) Sistem perkemihan terdiri dari: 1) Ginjal Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan kutub ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas (Wilson dan Price, 2006). 2) Ureter Uretra meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan mentransport urine ke pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung
  • 21. 9 dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar pertama pembuangan urine. Ureter membentang pada posisi retroperitoneal untuk memasuki kandung kemih di dalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan uretrovesikalis (Potter & Perry, 2006). 3) Vesika urinaria (VU) Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak disebelah anterior tepat dibelakang ospubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan muskulus destrusor (Smeltzer dan Bare, 2002). 4) Urethra Urine keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus uretra. Meatus urinarius terletak di antara labia minora, di atas vagina dan di bawah klitoris. Pada pria terletak pada ujung distal penis (Potter dan Perry, 2006). b. Fisiologi Sistem Perkemihan Fungsi ginjal yang dikutip dalam Wilson dan Price (2006) di bedakan menjadi dua yaitu fungsi ekskresi dan non ekskresi, antara lain: 1) Fungsi Ekskresi a) Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 mosmol dengan mengubah-ubah ekskresi air. b) Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubah- ubah ekskresi Na+. c) Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu dalam rentang normal.
  • 22. 10 d) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (terutama urea, asam urat dan kreatinin). 2) Fungsi non ekskresi a) Menghasilkan dan mengaktifkan hormon: rennin, eritropoetin, menghasilkan 1,25-dihidroksi vitamin D3 dan prostaglandin : sebagian besar adalah vasodilator, dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal. b) Degradasi hormon polipeptida. c) Mengaktifkan insulin, hormon pertumbuhan, ADH, dan hormon gastrointestinal (gastrin, polipeptida intestinal vasoaktif [VIP]). 3. Etiologi Dengan bertambahnya usia, akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron esterogen karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adiposa diperifer (Nurarif dan Kusuma, 2013). 3. Patofisiologi BPH terjadi pada umur yang semakin tua (> 45 tahun) dimana fungsi testis sudah menurun. Akibat penurunan fungsi testis ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon testosteron dan dehidrotestosteron sehingga memacu pertumbuhan/pembesaran prostat. Tonjolan biasanya terdapat pada lobus lateralis dan lobus medius, tetapi tidak mengenai bagian posterior dari pada lobus medialis, yaitu bagian yang dikenal sebagai lobus posterior, yang sering merupakan tempat berkembangnya karsinoma.
  • 23. 11 Apabila yang bertambah terutama unsur kelenjar, maka warnanya kuning kemerahan, berkonsistensi lunak dan berbatas tegas dengan jaringan prostat yang terdesak, yang berwarna putih keabu-abuan dan padat (Rendy dan Margareth, 2012). 5. Tanda dan Gejala Dikutip dalam Padila (2012), tanda dan gejala yang sering terjadi pada BPH dengan derajat yang berbeda adalah: a. Gejala Obstruktif yaitu hesistansi (memulai kencing yang lama disertai mengejan), intermitency (terputus-putusnya aliran kencing), terminal dribling (menetesnya urine pada akhir kencing), pancaran lemah dan rasa tidak puas setelah berakhirnya BAK b. Gejala Iritatif yaitu urgency (perasaan ingin BAK yang sulit ditahan), frekuensi penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (nocturia) dan pada siang hari serta disuria (nyeri pada waktu kencing). 6. Pemeriksaan Penunjang Dikutip dalam Nugroho (2011), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu : BNO IVP, Transrektal ultrasonography – prostate, lab : rutin persiapan operasi, PSA dan biopsi jarum bila ada kecurigaan pada colok dubur atau PSA > 10. 7. Penatalaksanaan Medis Dikutip dalam Williams & Wilkins (2008), adapun penatalaksanaan medis untuk BPH antara lain :
  • 24. 12 a. Orkiektomi menurunkan produksi androgen. b. Prostatektomi radikal untuk lesi setempat yang tidak bermetastasis. c. Terapi radiasi untuk meringankan nyeri akibat penyebaran ke tulang. d. Kemoterapi. 8. Komplikasi Dikutip dalam Grace dan Borley (2007), komplikasi yang bisa terjadi yaitu : retensi bekuan darah, infeksi saluran kencing, ejakulasi retrogard, impotensi, inkontinensia dan striktur uretra. 9. Dampak Masalah Terhadap Perubahan Struktur/Pola Fungsi Sistem Tubuh Tertentu Terhadap Kebutuhan Sebagai Makhluk Holistic. Dikutip dalam Smeltzer dan Bare (2002), dampak masalah yang dapat ditimbulkan dari penyakit BPH ini adalah: a. Sistem Perkemihan Klien dengan BPH terjadinya retensio urine, oliguri bahkan sampai terjadi anuria, juga dapat terjadi peningkatan frekuensi BAK pada siang dan malam hari. b. Sistem Kardiovaskuler Pada klien dengan BPH terjadi peregangan pada vesika urinaria yang menyebabkan nyeri. Pada keadaan nyeri adrenergik dirangsang keluar sehingga meningkatkan tekanan nadi dan tekanan darah. c. Sistem Reproduksi Cenderung ditemukan adanya disfungsi seksual akibat karena adanya perubahan pola eliminasi dan adanya rasa nyeri pada klien. Pada tahap lanjut dapat juga terjadi penurunan libido dan impotensi.
  • 25. 13 d. Sistem Persarafan Adanya distensi kandung kemih akan mendesak sel-sel saraf di vesika urinaria sehingga merangsang pengeluaran zat-zat kimia dan merangsang reseptor nyeri yang pada akhirnya dapat menimbulkan nyeri pada klien. e. Sistem Pernapasan Distensi kandung kemih yang maksimal menyebabkan peningkatan volume intra abdomen sehingga menyebabkan penekanan pada rongga thorak, klien merasa sesak dan meningkatnya frekuensi pernapasan. f. Sistem Integumen Terjadinya peningkatan ureum dalam darah sehingga menyebabkan pruritus pada klien dan dapat juga terjadi edema. B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya (Asmadi, 2008). 1. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini (Asmadi, 2008). a. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah aktivitas perawat dalam mengumpulkan informasi tentang klien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).
  • 26. 14 1) Biodata a) Identitas Klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nomor register, dan diagnosa medik (Setiadi, 2012). b) Identitas Penanggung Jawab Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan klien (Setiadi, 2012). 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sebelum Masuk Rumah Sakit Merupakan keluhan yang dialami oleh klien sebelum masuk rumah sakit sampai akhirnya meminta bantuan ke pelayanan kesehatan. Pada umumnya pasien dengan BPH akan mengalami nyeri saat berkemih dan terputus-putus serta harus mengedan sehingga pasien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan secepatnya. b) Riwayat Kesehatan Sekarang (1) Keluhan utama Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian. Pada umumnya keluhan utama klien dengan BPH adalah nyeri. (2) Riwayat keluhan utama Dikutip dalam Setiadi (2012), keluhan saat pengkajian dapat dikembangkan dengan menggunakan metode PQRST yaitu: P : (Provokatif atau Paliatif), yaitu apa penyebabnya, yang memunculkannya dan yang menguranginya.
  • 27. 15 Q : (Quality/Quantity), yaitu bagaimana rasanya? R : (Region/Radiation), yaitu dibagian mana hal itu terjadi, apakah menyebar? S : (Scale/Severity), yaitu bagaimana intensitasnya, jika menggunakan skala 1-10 dan bagaimana pengaruh hal tersebut pada aktivitas. T : (Timing), yaitu kapan hal itu mulai terjadi, berapa lamanya terjadinya, bertahap atau tiba-tiba. c) Riwayat Kesehatan dahulu Untuk mengetahui apakah klien pernah memiliki riwayat penyakit ISK sebelumnya seperti BAK keluar batu, riwayat operasi, riwayat alergi terhadap makanan atau penggunaan obat-obatan nefrotosik serta riwayat penyakit tertentu yang memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatannya sekarang (Setiadi, 2012). d) Riwayat Kesehatan Keluarga Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga mungkin terdapat penyakit sistem perkemihan, gangguan sistem reproduksi, riwayat penyakit keganasan/kanker, dan penyakit menular lainnya (Setiadi, 2012) 3) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dan didokumentasikan secara persistem yang meliputi : a) Keadaan Umum Pada klien dengan BPH biasanya memiliki kondisi yang lemah, tingkat kesadaran pada umumnya compos mentis, TTV yang dikaji meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
  • 28. 16 b) Pemeriksaan Persistem Dikutip dalam Setiadi (2012) pada pengkajian persistem akan ditemukan hal-hal berikut : (1) Sistem Pernapasan Yang perlu dikaji adalah bentuk, kesimetrisan dada, jenis pernapasan, irama pernapasan, ada retraksi dada atau tidak, vokal fremitus, frekuensi napas, apakah memakai alat bantu pernapasan atau tidak, apakah ada sesak napas atau tidak. (2) Sistem Kardiovaskuler Yang perlu dikaji adalah apakah ada nyeri dada, bunyi suara jantung (S1/ S2, irama dan bunyi jantung tambahan), pengukuran Capillary Refile Rate (CRT normal < 3 detik, tidak normal > 3 detik), apakah tekanan darah dan nadi normal, konjungtiva anemis atau tidak. (3) Sistem Pencernaan Yang dikaji adalah kesimetrisan, warna, kontur, hidrasi serta adanya lesi pada bibir. Pada rongga mulut menilai kebersihan, nyeri menelan, ada mual muntah, kurang nafsu makan. Kaji abdomen meliputi bentuk, bising usus, bunyi abdomen dan palpasi ada atau tidaknya nyeri tekan, pembesaran hepar dan lien, apakah ada distensi dan nyeri tekan pada kandung kemih. (4) Sistem Persarafan Yang dikaji adalah : status mental, fungsi intelektual, dan 12 saraf kranial yaitu nervus olfaktorius (N.I), nervus optikus (N.II), nervus okulomotorius (N.III), nervus trokhlearis (N.IV),
  • 29. 17 nervus trigeminus (N.V), nervus abdusens (N.VI), nervus fasialis (N.VII), nervus vestibulokokhlearis (N.VIII), nervus glosofaringeus (N.IX), nervus vagus (N.X), nervus aksesorius (N.XI) dan nervus hipoglosus (N.XII). (5) Sistem Perkemihan Yang perlu dikaji adalah kebersihannya, warna, bau dan frekuensi BAK, terpasang kateter atau tidak, apakah kandung kemih membesar atau tidak, ada nyeri tekan atau nyeri saat berkemih atau tidak, ada gangguan dalam berkemih atau tidak. (6) Sistem Penginderaan Pada mata yang dikaji yaitu lapang pandang normal atau tidak, telinga yang dikaji yaitu ada gangguan pendengaran atau tidak, hidung yang dikaji yaitu ada gangguan penciuman atau tidak, mulut yang dikaji fungsi pengecapan untuk membedakan rasa asam, asin, manis dan pahit, kulit yang dikaji kemampuan merasakan sensasi panas dan dingin, kasar dan halus serta tajam dan tumpul. (7) Sistem Muskuloskeletal Pengkajian meliputi kepala, vertebra, perut, lulut, kaki dan kekuatan otot dari ke empat ektremitas. (8) Sistem Endokrin Mengkaji adanya pembesaran kelenjar tiroid, ekskresi urine, polidipsi, polifaghi dan keringat yang berlebihan.
  • 30. 18 (9) Sistem Integumen Yang dikaji rambut (distribusi rambut, tekstur, kelembaban dan kebersihan) dan kulit kepala (adanya benjolan atau lesi), kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban, tekstur, turgor, krepitasi, udema, dan erupsi) dan kuku (warna, bentuk, permukaan, lesi, mudah patah dan kebersihannya). (10)Sistem Reproduksi Yang dikaji adalah inspeksi rambut pubis, penis, pembesaran dan kemerahan serta kebersihannya, palpasi ada nyeri tekan. (11)Sistem Imun Yang perlu dikaji adalah alergi terhadap cuaca, debu, makanan dan zat kimia, riwayat tranfusi serta penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca. 4) Pola Aktivitas Sehari-hari Dikutip dalam Setiadi (2012), pola aktivitas yang perlu dikaji adalah : a) Nutrisi: Kaji kebiasaan makan, jenis makanan yang disukai dan tidak disukai, makanan pantangan atau alergi, bagaimana nafsu makan klien, dan porsi makan (jumlah) serta keluhan yang timbul. b) Eliminasi BAB dan BAK: Pada pengkajian BAB yang dikaji adalah frekuensi, waktu, warna, dan konsistensi. Pada pengkajian BAK yang dikaji adalah frekuensi, waktu, warna dan bau serta adanya keluhan pada saat BAB atau BAK. c) Istirahat dan tidur: Kaji waktu istirahat klien sebelum sakit dan saat sakit, kualitas tidur, jumlah serta keluhan saat istirahat tidur.
  • 31. 19 d) Personal hygiene : Yang dikaji frekuensi mandi, potong kuku, sikat gigi, mencuci rambut dan keluhan pemenuhan personal hygiene. e) Aktifitas sehari-hari: Yang dikaji adalah aktifitas yang biasa dilakukan, frekuensi dan keluhan pemenuhan aktivitas sehari-hari. 5) Data Psikologis Yang dikaji status emosi, konsep diri (body image, identitas diri, ideal diri, dan harga diri), pola koping, gaya komunikasi, dan kecemasan. 6) Data Sosial Interaksi sosial sering terganggu sehubungan dengan terjadinya perubahan pola eliminasi. 7) Data Spiritual Perlu dikaji bagaimana aktivitas spiritual klien selama menjalani perawatan di rumah sakit dan siapa saja yang menjadi pendorong dan memotivasi bagi kesembuhan klien. 8) Data Seksual Perlu dikaji mengenai adanya penurunan fungsi seksual sehubungan dengan proses penyakit. Klien dengan BPH cenderung mengalami penurunan fungsi seksual karena adanya perubahan pola eliminasi dan adanya rasa nyeri. b. Pengelompokan Data Pengelompokkan data yaitu data dikelompokkan ke dalam data subjektif yaitu data yang berasal dari klien dan data objektif merupakan hasil pengamatan perawat selama interview (Asmadi, 2008).
  • 32. 20 c. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan mengaitkan dan menghubungkan data dengan konsep, teori dan prinsip untuk menentukan masalah kesehatan klien yang berisi masalah, penyebab, dan data (Setiadi, 2012). d. Prioritas Masalah Prioritas masalah disusun berdasarkan kebutuhan dasar manusia. Jika diputuskan masalah mana yang dapat diatasi terlebih dahulu berkaitan erat dengan kebutuhan sadar manusia (Setiadi, 2012). 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah mengidentifikasi masalah kesehatan klien yang dapat diatasi (ditangani, dikurangi, atau diubah) melalui intervensi dan manajemen keperawatan (Nursalam, 2008). Diagnosa yang muncul menurut Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostate Hiperplasia adalah: a. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat, dan pemasangan kateter. b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih, infeksi urinaria. c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya obstruksi dan statis urine. e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan.
  • 33. 21 3. Perencanaan Perencanaan adalah suatu dokumentasi tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi keperawatan (Nursalam, 2008). Dari diagnosa keperawatan menurut Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) dapat dibuat suatu perencanaan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia adalah sebagai berikut : a. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat, dan pemasangan kateter. Tujuan : Pola berkemih klien kembali normal. Kriteria : Klien berkemih dengan jumlah cukup, tidak teraba distensi kandung kemih, klien terbiasa dengan pemasangan kateter. Tabel 2. Perencanaan Perubahan Pola Eliminasi Urine Intervensi Rasional 1) Berikan penjelasan pada klien tentang indikasi pemasangan kateter. 2) Posisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine. 3) Observasi intake cairan dan keluaran urine pada urine bag setiap 24 jam. 4) Jelaskan pada klien bahwa pemasangan kateter tidak untuk selamanya. 1) Pengetahuan klien tentang indikasi dipasangnya kateter akan mendorong penerimaan perubahan pola berkemih. 2) Hambatan aliran memungkinkan urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menyebabkan klien merasa lebih tidak nyaman. 3) Diharapkan dapat diketahui kelancaran aliran urine dan dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan pada fungsi filtrasi. 4) Diharapkan klien dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter. Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih, infeksi urinaria. Tujuan : Nyeri hilang/berkurang. Kriteria : Klien tampak rileks, nyeri berkurang dan skala nyeri 1 (0-10).
  • 34. 22 Tabel 3 . Perencanaan Nyeri Akut Intervensi Rasional 1) Kaji nyeri, catat lokasi, karateristik dan beratnya. 2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman. 3) Anjurkan dan bimbing klien untuk melakukan teknik relaksasi yaitu napas dalam. 4) Plester selang drainase pada paha. 5) Kolaborasi untuk pemberian obat analgetik. 1) Nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi. 2) Posisi yang nyaman akan mengurangi rasa tidak nyaman pada klien. 3) Dengan teknik relaksasi/napas dalam akan mengurangi ketegangan otot sehingga stimulus nyeri berkurang. 4) Mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis-skrotal. 5) Analgetik dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien (memblokade reseptor saraf nyeri). Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan elektrolit dalam keadaan seimbang Kriteria: Tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi perifer teraba., pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab. Tabel 4. Perencanaan Resiko Kekurangan Volume Cairan Intervensi Rasional 1) Pantau haluaran urine dengan hati- hati tiap jam bila di indikasikan. 2) Pantau tanda-tanda vital, CRT, membran mukosa oral. 3) Tingkatkan tirah baring posisi kepala lebih tinggi. 4) Berikan cairan intra vena sesuai dengan kebutuhan. 1) Diuresis cepat dapat menyebabkan kekurangan volume cairan karena ketidak cukupan jumlah natrium yang diabsorpsi dalam tubulus ginjal. 2) Mendeteksi dini kecukupan cairran. 3) Menurunkan kerja jantung, memudahkan homeostatik sirkulasi. 4) Menggantikan kehilangan cairan dan untuk mencegah hipovolemik. Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya obstruksi dan statis urine. Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.
  • 35. 23 Kriteria: Tidak adanya tanda maupun gejala infeksi, leukosit dalam batas normal (3800-10.600/mm3 ) dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Tabel 5 . Perencanaan Resiko Infeksi Intervensi Rasional 1) Lakukan perawatan kateter dengan menggunakan teknik aseptik dan antiseptik. 2) Informasikan kepada klien dan keluarga tentang tanda dan gejala terjadinya infeksi. 3) Pantau suhu tiap 8 jam sekali. 4) Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terutama leukosit. 5) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik. 1) Untuk meminimalkan invasi dari mikroorganisme. 2) Memberikan pengetahuan pada klien dan keluarga sehingga klien dan keluarga dapat mengetahui apabila terjadi infeksi. 3) Peningkatan suhu merupakan salah satu indikator terjadinya infeksi. 4) Merupakan salah satu tanda terjadinya infeksi. 5) Antibiotik dapat membunuh mikroorganisme secara farmakologik. Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan. Tujuan : Ansietas berkurang/hilang. Kriteria: Tampak rileks, klien menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi, klien mengatakan cemas menurun sampai tingkat dapat ditangani. Tabel 6 . Perencanaan Ansietas Intervensi Rasional 1) Bantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di RS. 2) Diskusikan bersama klien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, proses penyembuhan dan perawatan klien. 3) Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS. 4) Kaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. 1) Dengan penyesuaian kehidupan di RS klien akan terbiasa dengan keadaan lingkungan di RS demi kesembuhannya. 2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien dan keluarga sehingga mengurangi kecemasan. 3) Diharapkan dapat menambah pengetahuan klien dan keluarga serta membantu mengurangi kecemasan pada klien. 4) Dapat diketahui sejauh mana pemahaman klien & keluarga sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya.
  • 36. 24 Lanjutan Tabel 6. Intervensi Rasional 5) Kaji ulang tingkat kecemasan klien. 5) Dapat diketahui tingkat kecemasan klien setelah diberikan penjelasan prosedur pengobatan dan perawatan Sumber : Doengoes, Moorhouse, dan Geissler (2000) 4. Implementasi Implementasi adalah suatu tahap dimana perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008). 5. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini termasuk pendokumentasian pernyataan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan dan intervensi jika perlu (Nursalam, 2008). Dikutip dalam Nursalam (2008), evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikir yaitu sebagai berikut : S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan O : Respon obyektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan. A : Analisa ulang atas data subyektif dan data P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon. Evaluasi pada pasien dengan BPH antara lain sebagai berikut : a. Apakah perubahan pola eliminasi BAK teratasi ? b. Apakah nyeri akut teratasi ? c. Apakah resiko kekurangan volume cairan teratasi ? d. Apakan resiko infeksi teratasi ? e. Apakah ansietas teratasi ?
  • 37. 25 BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Biodata a) Identitas Klien Nama : Tn. D Umur : 56 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : PNS Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia Status : Menikah Alamat : Purwakarta Tanggal Masuk RS : 26 Februari 2016 Tanggal pengkajian: 01 Maret 2016 No. Medrec : 1514269 Diagnosa Medik : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
  • 38. 26 b) Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. K Umur : 35 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Purwakarta Hubungan dengan klien : Anak klien 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sebelum Masuk Rumah Sakit Klien mengatakan sejak 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit klien merasakan BAKnya tidak lancar, merasakan nyeri dan panas pada daerah sekitar kandung kemihnya, lalu klien berobat ke puskesmas setempat dan mendapatkan pengobatan. Namun keluhan yang dirasakan klien tidak teratasi. Klien berobat kembali di puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada tanggal 26 Februari 2016. b) Riwayat Kesehatan Sekarang (1) Keluhan Utama : Nyeri (2) Riwayat Keluhan Utama Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01 Maret 2016, klien mengeluh nyeri pada kandung kemih, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas, nyeri tersebut dirasakan klien hilang timbul dengan
  • 39. 27 durasi 15 – 30 menit dan menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan dengan skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10). Nyeri dirasakan klien bertambah jika daerah tersebut ditekan dan berkurang jika klien beristirahat. c) Riwayat Kesehatan Dahulu Menurut klien sejak + 10 tahun yang lalu sesudah BAK masih ada keinginan untuk BAK lagi. Klien mengatakan tidak memeriksakan diri ke dokter ataupun rumah sakit. Klien hanya menjalani pengobatan alternatif. Klien tidak merokok dan minum alkohol. d) Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut klien dan keluarga didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan, penyakit keganasan maupun penyakit menular dan tidak adanya anggota keluarga yang mempunyai riwayat alergi baik makanan, obat- obatan maupun bahan kimia. 3) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum : Lemah b) Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E4 M6 V5) c) TTV : TD : 130/80 mmHg N : 80x/menit P : 18x/menit S : 36,8 0 C
  • 40. 28 d) Pemeriksaan Persistem (1) Sistem Pernapasan Bentuk hidung simetris, tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu pernapasan, bentuk dada simetris, ekspansi paru simetris, getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri, suara perkusi paru resonan, pada auskultasi terdengar suara vesikuler di semua area paru, frekuensi nafas 18 x/menit. (2) Sistem Kardiovaskuler Konjungtiva merah muda, Jugular Venous Pressure (JVP) tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger, Capilarry Refilling Time (CRT) kembali dalam 2 detik, akral teraba dingin, iktus kordis teraba pada ICS V garis mid klavikula kiri. Denyut nadi 80 kali/menit. Tekanan darah 130/80 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar dullness, S1 dan S2 terdengar murni reguler. (3) Sistem Pencernaan Mukosa bibir kering, gigi tampak kotor, sklera tidak ikterus, lidah tampak kotor, abdomen datar dengan kontur lembut, tidak ada keluhan nyeri menelan, bising usus 8 x/menit, bunyi abdomen timpani, tidak terdapat adanya nyeri tekan pada daerah abdomen, pada anus tidak terdapat haemorroid. (4) Sistem Perkemihan Terpasang kateter, tidak ada distensi kandung kemih, adanya nyeri tekan pada kandung kemih, tidak teraba adanya pembesaran ginjal. Tidak terdapat adanya nyeri
  • 41. 29 ketuk pada saat perkusi ginjal pada daerah Costae Vertebral Angel, tidak terdengar adanya bruits sign pada percabangan aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan). Klien mengatakan tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. (5) Sistem Endokrin Klien mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat penyakit kencing manis. (6) Sistem Integumen Rambut dan kulit kepala klien tampak kotor, rambut klien tidak mudah rontok, kulit berkeringat dan tampak kotor dan kering, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik, suhu 36,8 0 C, kuku klien tampak panjang dan kotor. (7) Sistem Persyarafan (a) Nervus I (Olfaktorius) Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan bau alkohol dan minyak kayu putih. (b) Nervus II (Optikus) Fungsi ketajaman penglihatan klien baik yaitu dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm. (c) Nervus III (Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen) Klien mampu menggerakan bola matanya ke segala arah yaitu ke arah bawah, atas, dan samping. Kontriksi pupil saat diberi cahaya baik, bentuk pupil isokor, lapang pandang klien tidak mengalami penyempitan.
  • 42. 30 (d) Nervus V (Trigeminus) Klien dapat menggerakan rahangnya ke arah belakang, depan, samping kiri, dan kanan. (e) Nervus VII (Facialis) Klien dapat mengerutkan dahi dan dapat membedakan rasa manis dan asin. (f) Nervus VIII (auditorius) Fungsi pendengaran klien tidak terganggu dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat secara spontan. (g) Nervus IX (Glosofaringeus) Klien dapat membedakan rasa manis, asam, pahit dan asin. (h) Nervus X (Vagus) Refleks menelan klien baik, dan uvula terletak di tengah antara palatum mole dengan arkus faring. (i) Nervus XI (Assesorius) Klien dapat mengangkat kedua bahu, serta melawannya ketika diberikan tahanan ringan. (j) Nervus XII (Hipoglosus) Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya kearah samping kiri, kanan, belakang, dan depan. (8) Sistem Reproduksi Adanya nyeri pada tempat pemasangan kateter dan terjadi disfungsi seksual.
  • 43. 31 (9) Sistem Penginderaan (a) Indra Penglihatan Fungsi penglihatan normal, klien dapat melihat dan membaca papan nama perawat dengan baik. (b) Indra Pendengaran Fungsi pendengaran normal dibuktikan dengan klien mendengarkan bunyi gesekan kertas pada rambut. (c) Indra Penciuman Fungsi penciuman normal, dapat membedakan bau alkohol, dan bau minyak kayu putih. (d) Indra Pengecapan Fungsi pengecapan klien normal, klien dapat membedakan rasa manis, pahit, asam dan asin. (e) Indra Perabaan Klien dapat merasakan nyeri, dingin dan panas. (10) Sistem Muskuloskeletal (a) Ekstremitas atas Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas simetris, klien terpasang infus NaCl 0,9% 20 tts/mnt pada tangan kiri, kekuatan otot ektremitas atas 5/5. (b) Ekstremitas bawah Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas bawah simetris, tidak terdapat adanya atrofi otot, tidak terdapat udem pada kedua ekstremitas, kekuatan otot ektremitas bawah 5/5.
  • 44. 32 (11) Sistem Imun Klien tidak memiliki alergi terhadap cuaca, debu, makanan dan zat kimia, klien belum pernah di tranfusi. 4) Pola Aktifitas Sehari-hari Tabel 7. Pola Aktivitas Sehari-Hari Tn. D No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat Sakit 1. Nutrisi a. Makan 1) Jenis 2) Frekuensi 3) Porsi/Jumlah 4) Pantangan 5) Keluhan b. Minum 1) Jenis 2) Jumlah 3) Pantangan 4) Keluhan 1) Nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. 2) 3 x sehari 3) Dihabiskan 4) Tidak ada pantangan 5) Tidak ada keluhan 1) Air putih, dan teh 2) + 7-8 gelas/hari (+ 1400-1600 cc / hari). 3) Tidak ada pantangan 4) Tidak ada keluhan 1) Nasi, lauk pauk, sayur dan buah-buahan. 2) 3x/hari 3) Dihabiskan 4) Tidak ada pantangan 5) Tidak ada keluhan 1) Air putih 2) Jumlah minum klien + 1 ½ botol Aqua besar / hari (+1000-1500 cc/ hari. 3) Tidak ada pantangan 4) Tidak ada keluhan 2. Eliminasi a. BAB 1) Frekuensi 2) Konsistensi 3) Warna 4) Keluhan b. BAK 1) Frekuensi 2) Jumlah 3) Warna 4) Bau 5) Keluhan 1) 1-2 kali/hari 2) Lembek 3) Kuning 4) Tidak ada 1) 7-8 x/hari 2) 1500-2500 cc/hari 3) Kuning jernih 4) Amoniak 5) Tidak ada keluhan 1) 1 x/hari 2) Lembek 3) Kuning 4) BAB klien dibantu oleh keluarga dan perawat. Pada saat dikaji klien terpasang kateter dengan jumlah urine klien saat dikaji sekitar + 1500 cc. Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter 3. Personal Hygiene a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Potong kuku e. Keluhan 1) 1 - 2 x/hari 2) 1 - 2 x/hari 3) Keramas 3x/ minggu 4) Jika sudah panjang 5) Tidak ada keluhan 1) Hanya di lap menggunakan wash lap 2) 1x/hari 3) Belum pernah 4) Belum pernah 5) Tidak ada keluhan 4. Pola istirahat tidur a. Siang 1) Waktu 2) Keluhan 1) 14.00 - 16.00 WIB 2) Tidak ada keluhan 1) 14.00 – 17.00 WIB 2) Tidak ada keluhan
  • 45. 33 Lanjutan Tabel 7. No. Jenis Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit b. Malam 1) Waktu 2) Keluhan 1) 21.00 – 05.00 WIB 2) Tidak ada keluhan 1) 20.00 – 06.00 WIB 2)Tidak ada keluhan 5. Aktifitas sehari-hari Klien jarang berolahraga dan menghabiskan waktunya di rumah saja bersama cucu-cucunya. Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur, segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga Sumber : Pengkajian di Ruang Kemuning pada Tanggal 01 Maret 2016 5) Data Psikologis a) Status emosi Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara dengan perawat. b) Konsep diri (1) Body image / gambaran diri Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota tubuhnya klien, memperlakukannya dengan sama. (2) Identitas diri Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas karena dapat menjadi kepala keluarga yang baik. (3) Ideal diri Klien berharap ingin lekas sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan keluarganya di rumah. (4) Peran diri Klien tidak merasa perannya terganggu karena klien yakin semua keluarga dapat menerima keadaan klien sekarang.
  • 46. 34 c) Pola koping Klien selalu bercerita kepada istrinya, karena menurut klien itu lebih baik daripada memendam sendiri masalahnya. d) Gaya Komunikasi Klien berbicara cukup jelas, klien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal maupun non verbal. e) Kecemasan Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien dan merasa khawatir dengan kondisi klien. Expresi wajah klien dan keluarga tampak cemas, klien dan keluarga selalu bertanya kepada perawat tentang keadaan klien saat ini. 6) Data Sosial Klien sangat kooperatif dalam proses perawatan dan pengobatan penyakitnya. 7) Data Spiritual Sebelum dirawat klien mengatakan selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat ini klien mengatakan hanya dapat berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. 8) Data Penunjang Tabel 8. Hasil pemeriksaan laboratorium Tn. D Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan 26 Februari 2016 1. Hematologi a. Hemoglobin b. Leukosit c. Hematokrit d. Trombosi e. Eritrosit 11,7 7.100 35 232.000 3,76 13 – 18 3,8–10,6 40-52 150-440 4,5 – 6,5 gr/dl ribu/mm3 % ribu/mm3 juta/uL
  • 47. 35 Lanjutan Tabel 8. Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan 2. Kimia Klinik a. Ureum b. Kreatinin c. Natrium d. Kalium e. Glukosa sewaktu 25 0,9 135 5,1 88 15–50 0,6–1,1 135–145 3,6–5,5 < 140 mg/dl mg/dl Meq/L Meq/L mg/dl Sumber : Hasil Pengkajian di Ruang Kemuning Tanggal 01 Maret 2016 9) Perawatan dan Pengobatan a) Perawatan (1) Pantau TTV (2) Tirah baring b) Pengobatan (1) Infus NaCl 0,9 % 20 tetes/menit. (2) Ceftriaxon 1 gr/12 jam/ IV berfungsi sebagai antibiotik (3) Antrain 1 ampul/8 jam/IV berfungsi sebagai analgesik dan antipiretik. b. Pengelompokan Data 1) Data Subjektif a) Klien mengatakan nyeri pada daerah kandung kemih. b) Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien beristirahat. c) Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas. d) Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan
  • 48. 36 e) Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. f) Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya dibantu keluarga. g) Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS hanya di lap menggunakan wash lap. h) Klien mengatakan menggosok gigi 1x.hari sejak masuk RS. i) Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS. j) Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien. k) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien. 2) Data Objektif a) Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan. b) Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10). c) Klien terpasang kateter. d) Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1.500cc dengan karakteristik kuning jernih. e) Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor. f) Gigi klien nampak kotor. g) Kuku klien nampak panjang dan kotor. h) Klien hanya dilap menggunakan wash lap i) Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering. j) Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur, segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga. k) Ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas l) Klien tampak berkeringat dan akral teraba dingin
  • 49. 37 m)Klien berharap ingin lekas sembuh. n) Klien dan keluarga sering bertanya pada perawat tentang keadaan klien. c. Analisa Data Tabel 9. Analisa Data No. Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : 1) Klien mengatakan nyeri pada daerah kandung kemih 2) Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat 3) Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas 4) Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan. Data Objektif : 1) Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan 2) Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10). BPH  Sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih  Terakumulasinya urine di vesika urinaria  Spasme kandung kemih  Mendesak sel-sel saraf di vesika urinaria  Merangsang pelepasan histamine, bradikinin, serotonin, dan prostaglandin  Ditransfer melalui traktus spinothalamikus  Thalamus  Cortex cerebri lobus parietalis  Nyeri dipersepsikan  Nyeri Akut Nyeri akut 2. Data Subjektif : 1) Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. Data Objektif : 1) Klien terpasang kateter 2) Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1500cc dengan karakteristik kuning jernih. BPH  Tersumbatnya kandung kemih  Akumulasi urine di vesika urinaria  Dilakukan pemasangan kateter  Urine keluar melalui selang kateter  Klien tidak bisa BAK secara normal  Gangguan eliminasi urine Gangguan eliminasi urine
  • 50. 38 Lanjutan Tabel 9. No. Data Etiologi Masalah 3. Data Subjektif : 1) Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya dibantu keluarga. 2) Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS hanya dilap menggunakan wahlap. 3) Klien mengatakan selama sakit gosok gigi hanya 1x/hari. 4) Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS. Data Objektif : 1) Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor 2) Gigi klien nampak kotor 3) Kuku klien nampak panjang dan kotor. 4) Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering. 5) Klien hanya dilap menggunakan wash lap 6) Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur, segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga. BPH  Tersumbatnya saluran kemih sehingga terakumulasinya urine di kandung kemih dan mendesak sel-sel syaraf sekitar  Nyeri  Keterbatasan aktivitas  Pemenuhan kebutuhan sehari- hari klien dibantu  Difisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri 4. Data Subjektif : 1) Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien. 2) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan yang dilakukan terhadap klien. Data Objektif : 1) Expresi wajah klien dan keluarga tampak cemas. 2) Klien tampak berkeringat dan akral teraba dingin. 3) Klien dan keluarga selalu bertanya kepada perawat tentang kondisi kesehatan klien saat ini. 4) Klien berharap ingin lekas sembuh. BPH ↓ Kompleksnya perawatan dan pengobatan yang diperlukan ↓ Kurangnya informasi bagi klien dan keluarga ↓ Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur pengobatan dan atau perawatan ↓ Stressor ↓ Stress psikologik ↓ Ansietas Ansietas
  • 51. 39 d. Prioritas Masalah 1) Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. 2) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih. 3) Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. 4) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. 2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih yang ditandai dengan : Data Subjektif : 1) Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih. 2) Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat. 3) Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas. 4) Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan. Data Objektif : 1) Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan. 2) Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10). b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih yang ditandai dengan:
  • 52. 40 Data Subjektif : Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. Data Objektif : 1) Klien terpasang kateter. 2) Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1.500cc dengan karakteristik kuning jernih. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas yang ditandai dengan: Data Subjektif : 1) Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga. 2) Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS hanya di lap menggunakan washlap. 3) Klien mengatakan selama sakit menggosok gigi 1x/hari. 4) Klien mengatakan belum pernah keramas sejak masuk RS. Data Objektif : 1) Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor. 2) Gigi klien nampak kotor. 3) Kuku klien nampak panjang dan kotor. 4) Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering 5) Klien hanya dilap menggunakan wash lap 6) Kebutuhan sehari-hari klien terlihat dibantu oleh keluarga dan perawat d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien yang ditandai dengan :
  • 53. 41 Data Subjektif : 1) Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien. 2) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien. Data Objektif : 1) Ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas 2) Klien tampak berkeringat dan akral teraba dingin 3) Klien dan keluarga selalu bertanya kepada perawat tentang kondisi kesehatan klien saat ini. 4) Klien berharap ingin lekas sembuh.
  • 54. 42 3. Perencanaan Nama : Tn. D Tanggal Masuk : 26 Februari 2016 Umur : 56 Tahun Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016 Jenis Kelamin : Laki-laki No. Medrek : 1514269 Alamat : Purwakarta Diagnosa : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Tabel 10. Perencanaan No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Tujuan Intervensi Rasional 1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih yang ditandai dengan: Data Subjektif : a. Klien mengatakan masih merasa nyeri pada daerah kandung kemih b. Klien mengatakan nyeri bertambah jika ditekan dan berkurang jika klien tiduran dan beristirahat c. Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas d. Klien mengatakan nyeri tersebut menjalar ke daerah perut, pinggang dan daerah kemaluan. Data Objektif : a. Klien tampak meringis jika daerah kandung kemihnya ditekan b. Skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10) Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria evaluasi: a. Klien mengatakan nyerinya berkurang b. Klien dapat beradaptasi dengan nyerinya c. Skala nyeri menjadi 1 (dari 0-10) 1. Kaji nyeri, catat lokasi, karateristik dan beratnya. 2. Ajarkan tehnik relaksasi dan anjurkan untuk melakukan nafas dalam bila nyeri muncul. 3. Pertahankan istirahat dengan posisi yang nyaman bagi klien. 4. Kolaborasi pemberian analgetik 1. Nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan/perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan keefektifan intervensi. 2. Tehnik napas dalam dapat mengurangi ketegangan otot, mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri dan mengurangi nyeri. 3. Menghilangkan ketegangan abdomen dengan posisi yang terlentang. 4. Analgetik dapat menghambat pengiriman impuls nyeri ke korteks serebri sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
  • 55. 43 Lanjutan Tabel 10. No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Tujuan Intervensi Rasional 2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan saluran pengeluaran pada kandung kemih yang ditandai dengan: Data Subjektif : a. Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. b. Klien mengatakan sekarang BAKnya tidak melalui genetalia lagi melainkan melalui selang. c. Klien bertanya kepada perawat apakah BAKnya akan kembali normal. Data Objektif : a. Klien terpasang kateter b. Jumlah keluaran urine klien saat dikaji yaitu : 1500cc dengan karakteristik kuning jernih. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat beradaptasi dengan pemasangan kateter, dengan kriteria evaluasi : a. Klien mengungkapkan secara verbal dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter. b. Aliran urine dari kateter lancar c. Selang kateter tidak terlipat/dalam keadaan terfiksasi dengan baik 1. Berikan penjelasan kepada klien tentang indikasi dilakukan pemasangan selang kateter. 2. Posisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine. 3. Observasi intake cairan dan keluaran urine pada urine bag setiap 24 jam. 4. Jelaskan kepada klien bahwa pemasangan kateter tidak untuk selamanya. 1. Pengetahuan klien tentang indikasi dipasangnya kateter akan mendorong penerimaan perubahan pola berkemih. 2. Hambatan aliran memungkinkan urine tertahan dalam kandung kemih sehingga menyebabkan klien merasa lebih tidak nyaman. 3. Diharapkan dapat diketahui kelancaran aliran urine dan dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan pada fungsi filtrasi. 4. Diharapkan klien dapat beradaptasi dengan terpasangnya selang kateter. 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas yang ditandai dengan: Data Subjektif : a. Klien mengatakan kebutuhan sehari-harinya dibantu keluarga. b. Klien mengatakan belum pernah dimandikan sejak masuk RS. c. Klien mengatakan belum pernah gosok gigi sejak masuk RS. d. Klien mengatakan belum pernah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari personal hygiene klien terpenuhi dengan kriteria evaluasi: a. Kulit klien dalam keadaan bersih. b. Gigi klien dalam keadaan bersih. c. Keluarga terlibat dalam pemenuhan personal hygiene klien. 1. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene yaitu: lap badan dengan menggunakan wash lap, gosok gigi dan gunting kuku 2. Libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene klien 3. Observasi tanda-tanda vital klien setelah melakukan aktivitas personal hygiene. 4. Beri reinforcement positif bila 1. Bantuan yang diberikan dapat memudahkan terpenuhinya kebutuhan personal hygiene tanpa mem-buat klien lemah. 2. Keluarga merupakan support system bagi klien sehingga klien termotivasi untuk melakukan personal hygiene. 3. Tanda-tanda vital merupakan indikator terjadinya perubahan status kesehatan. 4. Reinforcement positif dapat
  • 56. 44 Lanjutan Tabel 10. No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Tujuan Intervensi Rasional keramas sejak masuk RS. Data Objektif : a. Rambut dan kulit kepala klien nampak kotor. b. Gigi klien nampak kotor. c. Kuku klien nampak panjang dan kotor. d. Kulit tubuh klien nampak kotor dan kering. e. Klien hanya dilap menggunakan wash lap f. Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur, segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga. klien mampu melakukan personal hygiene secara mandiri sesuai dengan kemampuannya. meningkatkan harga diri klien dan memotivasi klien untuk melakukan kembali aktivitas sehari-harinya. 4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien yang ditandai dengan: Data Subjektif : a. Klien dan keluarga mengatakan khawatir dengan kondisi klien. b. Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang prosedur perawatan dan pengobatan yang dilakukan terhadap klien. Data Objektif : a. Ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas. b. Tampak berkeringat dan akral dingin Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, diharapkan pengetahuan klien dan keluarga tentang keadaan klien bertambah, dengan kriteria: a. Klien dan keluarga tidak mengeluh merasa khawatir tentang penyakit klien. b. Klien dan keluarga secara verbal mengatakan mengerti tentang penjelasan dari perawat. c. Ekspresi wajah klien tenang. 1. Bantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di RS. 2. Diskusikan bersama klien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, proses penyembuhan dan perawatan klien. 3. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS. 4. Kaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan 1. Dengan penyesuaian kehidupan di RS klien akan terbiasa dengan keadaan lingkungan di RS demi kesembuhannya. 2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien & keluarga sehingga mengurangi kecemasan. 3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat membantu mengurangi kecemasan pada klien. 4. Dapat diketahui sejauh mana pemahaman klien & keluarga
  • 57. 45 Lanjutan Tabel 10. No. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Tujuan Intervensi Rasional c. Klien dan keluarga tampak lalu bertanya kepada perawat tentang kondisi kesehatan klien saat ini d. Klien berharap ingin lekas sembuh. penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. 5. Kaji ulang tingkat kecemasan klien. 6. Beri reinforcement positif bila klien dan keluarga mampu mengungkapkan pemahamannya tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya. 5. Diharapkan dapat diketahui tingkat kecemasan klien setelah diberikan penjelasan tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. 6. Diharapkan motivasi klien bertambah dan meningkatkan semangat klien sehingga mengurangi kecemasan.
  • 58. 46 4. Implementasi dan Evaluasi Tabel 11. Implementasi dan Evaluasi No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi I Jumat 01/03/2016 07.30 09.35 09.40 09.45 1. Mengkaji lokasi, berat dan tipe nyeri dengan cara melihat ekspresi wajah klien dan menanyakan kepada klien seperti apa nyeri yang dirasakan. Hasil: Lokasi nyeri pada daerah kandung kemih skala 6 (0-10) tipe nyeri sedang. 2. Mengajarkan tehnik relaksasi dengan cara klien disuruh menarik nafas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan-lahan. Hasil: Klien dapat melakukan teknik napas dalam dengan cara menarik napas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan-lahan. 3. Mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler dengan cara klien diangkat kemudian kepala klien ditinggikan dengan diganjal menggunakan bantal. Hasil: Klien dalam posisi setengah duduk. 4. Mengkolaborasikan pemberian analgetik yaitu antrain1 ampul dengan cara obat dimasukan dalam spoit kemudian disuntikan melalui selang infus. Hasil: Injeksi antrain1 ampul/IV Jumat 01/03/2016 13.00 S : a. Klien mengatakan nyeri pada daerah kandung kemihnya. b. Klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak. O : a. Ekspresi wajah nampak meringis b. Skala 6 (0-10) A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4 II Jumat 01/03/2016 09.55 10.10 10.20 1. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai tujuan dari pemasangan selang kateter yaitu untuk mengeluarkan cairan yang berada di dalam kandung kemih. Hasil : Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan pemasangan selang kateter. 2. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil : Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar. 3. Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine klien dalam 24 jam. Jumat 01/03/2016 13.15 S : a. Klien mengatakan berhati-hati ketika merubah posisinya, karena selang kateter masih terpasang. b. Klien mengatakan tampak merasa tidak nyaman dengan terpasangnya selang kateter. O : a. Selang kateter masih terpasang. b. Tidak terdapat rembesan urine
  • 59. 47 Lanjutan Tabel 11. No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi 10.30 Hasil : Intake : a. Oral : 1000-1500 cc b. Infus NaCl 0,9 % (20 tetes/mnt) : 1000 cc Output : Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih 4. Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa pemasangan selang kateter tidak untuk selamanya. Hasil : Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan dari perawat. c. dari selang kateter d. Selang kateter tidak terlipat dan aliran urine lancar. e. Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24 jam yaitu : Intake : 1) Oral : 1000 - 1500 cc 2) Infus NaCl 0,9 % (20 tetes/mnt) : 1000 cc Output : Kateter : 2500 cc,/hari, kuning jernih A : Tujuan belum tercapai. P : Lanjutkan intervensi no 2 dan 3 III Jumat, 01/03/2016 10.45 11.00 11.15 1. Memenuhi kebutuhan personal hygiene klien yaitu : a. Memfasilitasi klien untuk menggosok gigi b. Membantu klien untuk mandi seka diatas tempat tidur dengan menggunakan sabun. Hasil : Klien mengatakan badannya lebih segar setelah mandi seka, tubuh klien bersih dan tercium harum, gigi klien bersih dan tidak tercium bau mulut. 2. Memberikan reinforcement positif pada klien karena telah memenuhi kebutuhan personal hygiene meskipun dibantu oleh perawat. Hasil : Klien tampak tersenyum dan mengatakan akan selalu menjaga kebersihan dirinya sendiri. 3. Mengukur tanda-tanda vital klien Hasil : a. TD : 130/80 mmHg b. Nadi : 80 x/mnt c. R : 18 x/mnt Jumat, 01/03/2016 13.30 S : a. Klien dan keluarga mengatakan mengerti dan memahami pentingnya perawatan diri bagi klien. b. Klien mengatakan merasa lebih segar setelah hari ini menggosok gigi dan dimandikan dengan cara dilap oleh perawat. c. Klien mengatakan kukunya telah digunting dengan gunting kuku. d. Klien dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga kebersihan diri klien. O: a. Klien mampu melakukan
  • 60. 48 Lanjutan Tabel 11. No. Dx Hari/ Tanggal Jam Implementasi Hari/ Tanggal Jam Evaluasi 11.30 d. S : 36,5o C 4. Memfasilitasi klien untuk menggunting kuku di atas tempat tidur. Hasil : Kuku klien tampak pendek dan bersih aktifitas diatas tempat tidur. b. Kuku klien pendek dan bersih. c. Badan klien tampak bersih dan tercium harum. d. Gigi klien tampak bersih dan tidak tercium bau mulut e. Rambut klien tampak rapi. A : Tujuan tercapai P : Pertahankan intervensi IV. Jumat 01/03/2016 11.40 11.50 12.00 12.15 1. Membantu klien untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan RS. Hasil : Perawat mengorientasikan pada klien tentang keadaan lingkungan sekitar & keadaan lingkungan rumah sakit. 2. Melakukan diskusi kecil antara perawat, klien dan keluarga untuk membahas pengetahuan klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Hasil : Klien dan keluarga mengatakan tidak begitu mengetahui tentang penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan bagi klien. 3. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan selama klien dirawat di RS. Hasil : Klien dan keluarga tampak menyimak penjelasan dari perawat tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan. 4. Mengkaji pemahaman klien dan keluarga mengenai keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Hasil : Klien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. Jumat 01/03/2016 13.45 S : a. Klien dan keluarga mengatakan sudah megetahui tentang keadaan penyakit, prosedur pengobatan dan perawatan pada klien. b. Klien dan keluarga mengatakan secara verbal sudah tidak khawatir lagi dengan kondisi klien diberi penjelasan oleh perawat. O : a. Ekspresi wajah klien tampak tenang b. Klien dan keluarga sudah tidak bertanya-tanya lagi kepada perawat tentang kondisi atau keadaan klien. A : Tujuan tercapai P : Pertahankan intervensi
  • 61. 49 5. Catatan Perkembangan Tabel 12: Catatan Perkembangan No NO DX Hari/ Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf 1. I Sabtu, 02/03/2016 07.30 07.30 08.00 13.00 S : a. Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya. b. Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya. O : a. Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa nyeri. b. Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya ditekan. c. Tidak terdapat distensi kandung kemih d. Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri. e. Skala nyeri turun menjadi skala sedang 6 (skala 0-10). A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 3 dan 4 I : 1. Mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler dengan cara klien diangkat kemudian kepala klien ditinggikan dengan diganjal menggunakan bantal. Hasil: Klien dalam posisi setengah duduk. 2. Mengkolaborasikan pemberian analgetik yaitu antrain1 ampul dengan cara obat dimasukan dalam spoit kemudian disuntikan melalui selang infus. Hasil: Injeksi antrain1 ampul/IV Klien mengatakan nyerinya berkurang Skala nyeri sedang yaitu 5 (0-10). E : Masalah belum teratasi 2. II Sabtu, 02/03/2016 08.30 S : a. Klien mengatakan berhati-hati ketika merubah posisinya karena selang kateter masih terpasang. b. Klien mengatakan tampak merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. O : a. Selang kateter masih terpasang. b. Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24 jam yaitu : 1) Intake : a) Oral : 1000-1500 cc b) Infus NaCl 0,9 % (20 tetest/mnt) : 1000 cc 2) Output : Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi no 2 dan 3
  • 62. 50 Lanjutan Tabel 12. No NO DX Hari/ Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf 08.40 09.00 13.30 I : 1. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil : Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar. 2. Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine klien dalam 24 jam. Hasil : a. Intake : 1) Oral : 1000-1500 cc 2) Infus NaCl 0,9 % (20 gtt/mnt) : 1000 cc b. Output : Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih E : Masalah belum teratasi 3. I Senin 04/03/2016 07.30 08.00 08.15 13.00 S : a. Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya. b. Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya. O : a. Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa nyeri. b. Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya ditekan. c. Tidak terdapat distensi kandung kemih d. Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi napas dalam dan distraksi saat mengeluh nyeri. e. Skala nyeri turun menjadi skala 5 (skala 0-10). A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi 3 dan 4 I : 1. Mempertahankan istrahat dengan posisi semi fowler dengan cara klien diangkat kemudian kepala klien ditinggikan dengan diganjal menggunakan bantal. Hasil: Klien dalam posisi setengah duduk. 2. Mengkolaborasikan pemberian analgetik yaitu antrain1 ampul dengan cara obat dimasukan dalam spoit kemudian disuntikan melalui selang infus. Hasil: Injeksi antrain1 ampul/IV E : Masalah belum teratasi.
  • 63. 51 Lanjutan Tabel 12. No NO DX Hari/ Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf 4. II Sabtu, 02/03/2016 08.30 08.40 13.30 S : a. Klien mengatakan berhati-hati ketika merubah posisinya karena selang kateter masih terpasang. b. Klien mengatakan tampak merasa tidak nyaman dengan terpasangnya kateter. O : a. Selang kateter masih terpasang. b. Intake cairan dan pengeluaran urine klien selama 24 jam yaitu : 1) Intake : a) Oral : 1000-1500 cc b) Infus NaCl 0,9 % (20 tetest/mnt) : 1000 cc 2) Output : Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih A : Tujuan belum tercapai P : Lanjutkan intervensi no 2 dan 3 I : 1. Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat. Hasil : Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran urine lancar. 2. Mengobservasi intake cairan dan keluaran urine klien dalam 24 jam. Hasil : a. Intake : 1) Oral : 1000-1500 cc 2) Infus NaCl 0,9 % (20 tts/mnt) : 1000 cc b. Output : Kateter : 2500 cc/hari, kuning jernih E : Masalah belum teratasi B. Pembahasan Berdasarkan tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan hasil studi kasus yang penulis lakukan dari tanggal 01 Maret - 04 Maret 2016, maka pada bab ini dibahas tentang perbandingan antara teoritis dan fakta yang ada, yang diperoleh penulis sebagai hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang
  • 64. 52 Kemuning Lantai II Bedah Orthopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Dalam penerapan proses keperawatan dilakukan sebelumnya, maka penulis akan mengemukakan kesenjangan yang penulis dapatkan sebagai berikut : 1. Pengkajian Dalam pengkajian ini penulis melaksanakan sesuai dengan tahapan yang ada dalam pengkajian tersebut yaitu pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Data yang dikumpulkan selain diperoleh dari klien sebagai data primer, juga diperoleh dari pihak lain yang penulis anggap cukup mewakili dan akurat untuk kelengkapan data (data sekunder), yaitu : a. Data keluarga klien. b. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan. c. Catatan medis klien. d. Hasil pemeriksaan laboratorium. e. Klien sendiri. Dari tinjauan teoritis, data yang bisa didapatkan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostat hiperplasia (BPH) adalah : nyeri saat berkemih dan saat kencing terputus-putus dan harus mengedan,
  • 65. 53 perubahan pola BAK, dan kesulitan BAK, mual, muntah, diare, retensi urine. Setelah dilakukan pengkajian pada Tn. D ditemukan data sebagai berikut : keadaan umum lemah, nyeri pada kandung kemihnya, terpasang kateter, terdapat distensi kandung kemih, nyeri seperti ditusuk-tusuk serta terasa panas dan menyebar sampai ke area kemaluan, skala nyeri sedang yaitu 6 (0-10), segala aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga dan ekspresi wajah klien dan keluarga tampak cemas. Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan karena setiap manusia dalam memberikan respon baik bio, psiko, sosial dan spiritual terhadap stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karateristik yang didapatkan berbeda-beda. 2.Diagnosa Keperawatan Pada tinjauan teoritis, masalah keperawatan yang ditemukan pada pada klien dengan BPH adalah: a. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat, dan pemasangan kateter. b. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih, infeksi urinaria. c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya obstruksi dan statis urine. e. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan prosedur pembedahan.
  • 66. 54 Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada studi kasus sebagai hasil analisa dan penetapan masalah keperawatan ditemukan 4 diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut: a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. Kesenjangan yang penulis dapatkan adalah beberapa masalah yang ada dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus yaitu: resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, dan resiko infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif, adanya obstruksi dan statis urine sedangkan diagnosa yang ada dalam kasus tetapi tidak di temukan di teori adalah defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Manusia adalah unik, dalam hal ini respon individu terhadap stimulus masing-masing berbeda satu sama lain. b. Asuhan keperawatan yang dilakukan hanya 3 hari, sehingga kemungkinan diagnosa keperawatan yang ada dalam teori belum muncul dalam kasus atau sudah terlewati pada kasus dan diagnosa yang muncul dalam kasus.
  • 67. 55 3. Perencanaan Pada tahap ini penulis bersama klien dan keluarga menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang muncul. Perencanaan disesuaikan dengan privasi atau kebutuhan klien, situasi dan kondisi serta sarana dan prasaran yang ada diruangan. Dalam penyusunan perencanaan, hal-hal yang mendukung adalah: a. Adanya kerja sama yang baik dengan perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam perencanaan tindakan keperawatan b. Dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat memperlancar dan menyusun perencanaan. Perencanaan yang penulis lakukan klien Tn. D pada dasarnya ada kesenjangan antara teori dan kasus, hal ini terjadi karena tidak semua diagnosa keperawatan dan perencanaan yang ada dalam teori ada dalam kasus. Tetapi untuk diagnosa yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada kasus penulis berpatokan atau mengacu pada tinjauan teoritis. Sedangkan diagnosa yang muncul pada kasus dan tidak ada pada teori, penulis membuat intervensi berdasarkan referensi yang ada dan telah teruji kebenarannya. 4. Implementasi Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang merupakan faktor pendukung berjalannya tahap pelaksanaan adalah kerja
  • 68. 56 sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan. Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada antara lain: a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. Untuk mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut dilaksanakan. b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih. Untuk mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut dilaksanakan. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. Untuk mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut dilaksanakan. d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. Untuk mengatasi masalah ini perawat memberikan tindakan yang telah direncanakan dan semua rencana tindakan tersebut dilaksanakan. 5. Evaluasi Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
  • 69. 57 Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan yang direncanakan selama 3 hari, yang dimulai dari tanggal 01 Maret 2016 sampai dengan tanggal 04 Maret 2016, untuk seluruh tujuan yang telah ditetapkan belum dapat tercapai sesuai dengan harapan. Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari empat diagnosa keperawatan, dengan hasil evaluasi sebagai berikut : a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari masalah belum teratasi namun sudah ada perubahan, dengan kriteria evaluasi: klien mengatakan nyerinya berkurang, skala nyeri sedang 5 (0-10). b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih. Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari masalah belum teratasi dengan kriteria evaluasi : masih terpasang kateter, aliran urine lancar dan kateter tidak terlipat. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari masalah teratasi dengan kriteria evaluasi : kulit klien dalam keadaan bersih, gigi klien dalam keadaan bersih, dan keluarga terlibat dalam pemenuhan personal hygiene klien. d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. Setelah dilakukan perawatan selama 3 hari masalah teratasi dengan kriteria evaluasi : ekspresi wajah tenang, klien dan keluarga mengerti dengan proses pengobatan yang akan dijalani klien.
  • 70. 58 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan yang penulis laksanakan di Ruang Kemuning Lantai II Bedah Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01 Maret sampai 04 Maret 2016 dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan : 1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi partisipasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, studi literatur dan kepustakaan. 2. Diagnosa yang muncul pada kasus Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) yaitu: a. Nyeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih. b. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan sumbatan pengeluaran pada kandung kemih. c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan adanya keterbatasan aktivitas. d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit klien. 3. Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus. Tetapi untuk intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis berpatokan
  • 71. 59 pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga membuat intervensi berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. 4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. 5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan. Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, terdapat dua diagnosa yang teratasi, tetapi 2 diagnosa yang belum teratasi telah menunjukkan perubahan pada klien. 6. Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dalam mendokumentasikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis berpatokan kepada tahap-tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi dan catatan perkembangan. B. Rekomendasi Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostate hiperplasia (BPH), penulis menyarankan :
  • 72. 60 1. Untuk Pihak Rumah Sakit Rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang komperhensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang pelaksanaan asuhan keperawatan. 2. Untuk Institusi Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku-buku referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal terbaru tentang penatalaksanaan perawatan klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostate hiperplasia (BPH) serta menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan di rumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah dimasa yang akan datang. 3. Untuk Profesi Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lainnya. 4. Bagi penulis sendiri Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan : benigna prostate hiperplasia (BPH).
  • 73. DAFTAR PUSTAKA Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta. Doenges, E. M., Moorhouse, F. H. & Geissler, A. M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta. Grace, A. P. dan Borley, R. N. (2007). At a glance ilmu bedah. Erlangga : Jakarta. Nugroho, Taufan., (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan penyakit dalam. Nuha Medika : Yogyakarta. Nurarif, H. A. dan Kusuma. H. (2013). Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC – NOC, Jilid 2. Medi Action Publishing : Jogjakarta. Nursalam. (2008). Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktek. edisi 2. Salemba Medika : Jakarta Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan medikal bedah. Nuha Medika : Yogyakarta. Potter & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik, Edisi 4. EGC : Jakarta. Rendy, C. M., Margareth., (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit dalam. Nuha Medika : Yogyakarta. Sampekalo, G., Monoarfa, A. R., Salem, B., (2013). Angka kejadian LUTS yang disebabkan oleh BPH di RSUP DR. R. D. Kandou Manado Tahun 2009- 2013. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi : Manado. Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan teori dan praktek. Graha Ilmu : Yogyakarta. Smeltzer, C. S. & Bare, C. B. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8, Volume 2. EGC : Jakarta. William, L.,&Wilkins. (2008).Nursing :memahami berbagai macampenyakit.PermataPuri Media: JakartaBarat. Wilson, M. L. & Price, A. S. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6, Volume 2. EGC : Jakarta.
  • 74. SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI OLEH : LA ODE EKO PURWANTO NIM : 13.13.1109 AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB MUNA 2016
  • 75. RENCANA PENYULUHAN Pokok bahasan : Nyeri Sub pokok bahasan : Manajemen Nyeri Lokasi : Di Ruang Orthopedi Lantai II RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Waktu : 15 Menit I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui tentang manajemen nyeri. II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit klien dan keluarga klien dan klien dapat : 1. Mengetahui pengertian nyeri. 2. Megetahui pengertian manajemen nyeri 3. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri 4. Menyebutkan cara mengatasi nyeri 5. Menjelaskan teknik-teknik dalam mengatasi nyeri III. MATERI : 1. Pengertian nyeri 2. Pengertian manajemen nyeri 3. Tujuan manajemen nyeri 4. Cara mengatasi nyeri 5. Teknik-teknik dalam mengatasi nyeri IV. METODE : Ceramah dan tanya jawab V. MEDIA : Leaflet
  • 76. VI. KEGIATAN 1. Persiapan pembelajaran - Menyiapkan materi - Kesiapan klien dan keluarga 2. Membuka pelajaran - Menjelaskan cakupan materi yang akan dibahas - Menjelaskan manfaat mempelajari materi manajemen nyeri 3. Kegiatan inti Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen nyeri 4. Menutup pembelajaran - Memberikan/mengajukan pertanyaan kepada keluarga klien - Membuat kesimpulan VII. PENILAIAN 1. Prosedur - Penilaian akhir 2. Jenis - Lisan - Praktek VIII. LAMPIRAN Materi tentang manajemen nyeri Bandung, 20 Februari 2016 Penyuluh, LA ODE EKO PURWANTO 13.13.1109
  • 77. SATUAN PENYULUHAN Pokok bahasan : Nyeri Sub pokok bahasan : Manajemen Nyeri Lokasi : Di Ruang Orthopedi Lantai 2 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung Waktu : 15 Menit I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui tentang manajemen nyeri. II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Setelah memperoleh pelajaran selama 15 menit keluarga klien dan klien dapat : 1. Mengetahui pengertian nyeri 2. Megetahui pengertian manajemen nyeri 3. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri 4. Menyebutkan cara mengatasi nyeri 5. Menjelaskan teknik-teknik dalam mengatasi nyeri III. MATERI : 1. Pengertian nyeri 2. Pengertian manajemen nyeri 3. Tujuan manajemen nyeri