Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada bayi postmatur yang lahir setelah usia kehamilan melebihi 42 minggu.
2. Beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul pada bayi postmatur adalah gangguan pola napas, kekurangan atau kelebihan cairan, serta kekurangan gizi dan resiko infeksi.
3. Tindakan keperawatan yang diberikan mel
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA
“BAYI POSTMATUR”
A. KONSEP MEDIK
1. Defenisi
Postmatur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu,
dihitung berdasarkan rumus naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.
Postmaturitas adalah suatu keadaan dimana bayi lahir setelah usia kehamilan
melebihi 42 minggu.
Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari
pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan
( postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman
mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney Helen,2007)
2. Penyebab
Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah faktor
hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah
cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor ini
adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu.
3. Patofisiologi
Sirkulasi uteroplasenta
berkurang sampai 50
%
Reabsorpsi meningkat
Volume air ketuban
juga berkurang
Keburuhan cairan
janin kurang
Defisit voleme cairan
Produksi hormon progesteron kurang
Rangsangan uterus kurang
Uterus kurang dapat berkontraksi
Ketidakmampuan uterus mengeluarkan janin
Kehamilan yang lama lebih dari 42 minggu
Post matur
Kadar estrogen dan
laktogen plasenta
menurun
Terjadi arteri spiralis
plasenta
Fungsi plasenta menurun
Gangguan suplai oksigen
dan nutrisi
Gangguan oksigenasi
2. dan gangguan nutrisi
4. Gejala
Gambaran fisik bayi postmatur :
Panjangnya cukup umur, tetapi berat badannya rendah sehingga tampak kurus
Matang, berada dalam keadaan siaga
Lemak dibawah kulitnya sedikit sehingga kulit pada lengan dan tungkainya
tampak menggelambir
Kulitnya kering dan mengelupas
Kuku jari kaki dan kuku jari tangannya panjang
Kuku jari kaki, kuku jari tangan dan pusarnya berwarna kehijauan atau
kecoklatan karena mekonium (tinja pertama bayi)
Tanda-tanda bayi postmatur
Biasanya lebih berat dari bayi matur
Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
Kuku panjang
Rambut kepala agak tebal
Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
5. Komplikasi
Hipoglikemia, karena cadangan energi pada saat bayi dilahirkan sangat rendah
dan bahkan akan rendah lagi jika pasokan oksigen selama persalinan juga
rendah
Sindroma aspirasi mekonium
Hipovolemia
Asidosis
Indrom gawat napas
Hipoglikemia
Hipofungsi adrenal.
3. 6. Penatalaksanaan
Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya
Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi placenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat
Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan servik, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa aminotomi
Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim, terdapat
hipertensi, preklampsi dan kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
atau pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu, maka ibu harus dirawat dirumah
sakit.
Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada insufisiensi
placenta dengan keadaan placenta belum matang, pembukaan yang belum
lengkap, persalinan lama dan terjadi tanda gawat janin atau pada primigravida
tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsi, hipertensi menahun, anak
berharaga (infer) dan kesalahan letak janin
Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi; janin postmatur kadang-kadang besar dan kemungkinan
disproporsi sefalo pelvik
4. B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Aktivitas / istrahat
Sirkulasi
Pernapasan
Makanan dan cairan
Eliminasi
b. Pengelompokan Data
Data subyektif
Data obyektif
5. c. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Kehamilan yang lama
Lebih dari 42 minggu
Kadar estrogen dan
laktogen plasenta
menurun
Terjadi arteri spiralis
plasenta
Fungsi plasenta menurun
Kebutuhan janin akan
oksigen kurang
gangguan pola napas tak
efektif
Gangguan pola napas
tidak efektif
Kehamilan yang lama
Lebih dari 42 minggu
Kadar estrogen dan
laktogen plasenta
menurun
Terjadi arteri spiralis
plasenta
Fungsi plasenta menurun
Suplay nutrisi dari
plasenta menurun
Kebutuhan nutrisi janin
kurang
Gangguan pemenuhan
keb. nutrisi
Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
6. Kehamilan yang lama
lebih dari 42 minggu
Janin lama dalam
kandungan
Fungsi plasenta
berkurang
]
Sistem imun janin
berkurang
Mudah
Resiko tinggi terhadap
infeksi
2. Diagnosa keperawatan
a. Df
b. Dfd
c. Dfdfd
3. Prioritas masalah
4. Rencana keperawatan
DASAR DATA PENGKAJIAN
Test
Postur
Square window
Rekoil lengan
Sudut popoliteal
Tanda skarf
Tumit sampai telinga
Pengkajian Umum
Dengan menggunakan timbangan elektronik
Ukur panjang dan lingkar kepala secara periodik
Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum
Gambarkan adanya deformitas yang nyata
Gambarkan adanya tanda distress
Pengkajian Pernapasan
Gambarka bentuk dada (barrel,cembung), kesimetrisan, adanya insisi, selang dada
Gambarkan penggunaan otot aksesori ; pernapasan cuping hidung atau substernal,
interkostal
Tentukan frekuensi dan keteraturan pernapasan
7. Gambarkan tanngisan bila tidak di intubasi
Pengkajian Kardiovaskular
Tentukan frekuensi dan irama jantung
Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya murmur
Gambarkan warna bayi; sianosis, pucat, pletora
Tentukan tekanan darah
Pengkajian Gastrointestinal
Tentukan adanya distensi abdomen
Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah
Palpasi garis tepi hati
Gambarkan jumlah warna dan konsistensi feces
Pengkajian Genitourinaria
Gambarkan adanya abnormalitas genitalia
Gambarkan jumlah, warna, pH, dan berat jenis urine
Periksa berat badan
8. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
Pola napas tak efektif sehubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskuler, penurunan
energi, dan keletihan
Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan sehubungan dengan karakteristik
fisiologis imatur dari bayi preterm dan atau imaturitas atau penyakit
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan
mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau penyakit
Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan pertahanan imunologi yang kurang
Nyeri sehubungan dengan prosedur, diagnosis, tindakan
9. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
Pola napas tak efektif sehubungan dengan imaturitas paru dan neuromuskuler, penurunan
energi, dan keletihan
Tujuan : Pasien menunjukan pola oksigenisasi yang adekuat
K/H : 1. Frekuensi dan pola napas dalam batas yang sesuai dengan usia dan
berat badan
2. Oksigenisasi jaringan adekuat
Intervensi : - Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal, tempatkan
pada posisi telungkup
- Hindari hiperekstensi leher
- Lakukan perkusi, vibrasi, dan drainase postural sesuai ketentuan
- Observasi adanya tanda-tanda distress pernapasan
Rasional : - Posisi ini Menghasilkan perbaikan oksigenisasi, pemberian
makan ditoleransi dan lebih baik untuk mengatur pola tidur
- Akan dapat mengurangi diameter trakea
- Untuk memudahkan drainase sekret
- Untuk mengetahui tanda-tanda distres pernapasan yang dialami
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan
mencerna nutrisi karena imaturitas dan atau penyakit
Tujuan : Pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat
K/H : 1. Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat
2. Bayi menunjukan penambahan berat badan yang mantap
Intervensi : - Pertahankan cairan parenteral atau nutrisi parenteral total
sesuai instruksi
- Pantau adanya tanda-tanda intoleransi terhadap terapi parenteral total
- Susukan bayi pada payudara ibu bila penghisapan kuat serta menelan
dan refleks muntah ada
- Bantu ibu mengeluarkan ASI
Rasional : - Agar cairan parenteral atau nutrisi parenteral yang
dibutuhkan terpenuhi
- Agar
- Untuk meminimalkan resiko aspirasi
- Untuk menciptakan dan mempertahankan laktasi sampai bayi dapat
menyusu bayi
10. Resiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan sehubungan dengankarakteristik
fisiologis imatur dari bayi preterm dan atau imaturitas atau penyakit
Tujuan : Pasien menunjukan status hidrasi adekuat
K/H : Bayi menunjukan bukti homeostasis
Intervensi : - Kaji status hidrasi
- Atur cairan parenteral dengan ketat
- Hindari pemberian cairan hipertonik
- Pantau keluaran urine dan nilai laboratorium
Rasional : - Untuk mengetahui adanya tanda-tanda kemungkinan
terjadinya dehidrasi
- Untuk menghindari dehidrasi, hidrasi berlebihan, atau ekstravasasi
- Untuk mencegah beban berlebihan pada ginjal imatur dan vena yang
rapuh
- Untuk bukti dehidrasi atau hidrasi berlebihan
11. DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Klinis keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Donna L. Wong. EGC. Jakarta. 2003
Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Edisi 2. Prof.Dr Rustam Mochtar, MPH. Jakarta. EGC. 1998
http///.Indonesia Indonesia.com.