SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 41
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BA B II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Ekslusif
1. Pengertian ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan gararn-gararn an-organik yang disekresi oleh kelenjar mamae
ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI ekslusif
adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan
tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bu lan, bayi
mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI
sampai bayi berumur dua tahun. (Hubertin: 2004)
ASI ekslusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
terbaik. Masa lompatan pertumbuhan otak adalah 0-6 bulan, bahkan sampai
dua tahun. Jika bayi mengalami kekuran gan gizi besi pada masa
ini, pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 % dan
untuk pertumbuhan bayi, asupan terpenting adalah nutrisi (Utami
Roesli : 2008:45)
Mengapa pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam
bulan dan bukan empat bulan? Pertama, dari hasil penelitian jumlah
komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam
bulan. Namun pada kenyataannya, 60% bayi belum berumur empat bulan
sudah mendapat tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur
enam bulan, sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus
bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga
sehingga memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung
masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori
pori dalarn usus bayi itu akan tertutup rapat setelah bayi berumur enarn bulan.
Dengan demikian, usus bayi setelah berumur enam bulan mampu
menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa
anak yang menyusu ASI sampai enam bulan jauh lebih sehat dari
bayi yang menyusu ASI hanya sampai empat bulan, dan frekuensi
terkena diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama
enam bulan akan merangsang hormon prolaktin secara terus menerus
sehingga memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan sampai ba
yi
berurnur dua tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar
dari stress yang berkepanjangan.

2. Manfaat Pemberian ASI
Pemberian ASI memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun
bayinya.
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) Komposisi yang sesuai
Air susu ibu mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Tidak ada jenis air susu jenis lain yang memiliki
komposisi seperti ASI. Banyak orang tua yang memberi air susu
dari spesies lain untuk bayi. Namun tidak mungkin membuat air
susu sapi atau air susu lainnya menjadi seperti ASI.
2) Tidak memerlukan persiapan
Air susu ibu selalu segar, murni, dan siap untuk diminum,
tidak

perlu

untuk

melakukan

persiapan.

Oleh

karenanya,

pemaparan terhadap kontaminasi dar i luar dapat dihindai.
3) Hangatnya sesuai untuk bayi
Air susu ibu selalu memiliki suhu yang paling baik untuk
bayi. Anda tidak perlu merebusnya dan memastikan suhunya tepat
untuk bayi.
4) Kontaminasi minuman
Air susu ibu besifat steril. Oleh karenanya aman bag i
bayi. Bebeapa studi membuktikan dan menunjukan bahwa
kejadian

infeksi

pernapasan

sepeti

flu,

dan

infeksi

gastointestinal (diare) jarang tejadi pada bayi yang menerima
ASI.
5) Bersifat anti alergi
Air susu ibu mengandung anti-body dibandinghan protein lain
sepeti makanan dan potein dari susu sapi. Anti-body ini
berguna untuk menghalangi pen yerapan bahan makanan
beracun atau besifat alergi pada saat bayi tidak memiliki
respon tehadap kekebalan usus.
6) Petahanan melewati infeksi
Air susu ibu mengandung beberapa faktor anti mikroba (agen
yang menghalangi invasi) yang memiliki peran penting dalam
melawan infeksi pada bayi.
7) Hubungan ibu dan anak yang sehat
Air susu ibu sangat baik sekali dalam membangun interaksi
ibu dan anak yang sehat. Bayi yang menerima ASI merniliki kontak
yang dekat dan hangat dengan ibunya yang sudah melahirkan.
Dibandingkan dengan kehangatan air ketuban (air yang menjadi
tempat

bayi

berenang

di

dalam

perut

ibunya)

yang

menyelimutinya dan baru saja ditinggalkan". Menyusui bayi akan
membeikan kepuasan dan rasa pemenuhan kebutuhan. Demikian
halnya dengan bayi yang mendapat kepuasan dan kesenangan.
(Suraj Gupte: 2004:86-87)
8) Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi yang optimal. baik
kuantitas dan kualitasnya
Air susu ibu mahluk mamalia adalah spesifi k spesies
disesuaikan untuk tumbuh kembang anak nya masing-masing.
Komposisi ASI isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang
banyak mengandung karbohidrat atau ³nasi" dan lernak. Jadi, sekali
menyusu, bayi bisa mendapat nasi dan air.
9) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kesehatan bayi
Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu yang cukup
banyak. Daya tahan ibu akan cepat menurun. sedangkan daya
tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya
daya tahan tubuh dari Ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh
bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASl
akan dilindungi oleh daya tahan tubuh yang terdiri atas zat
hidup, misalnya daya tahan tubuh. Berikut in i adalah contoh
penyakit yang dapat mengenai bayi, diantaranya.
a) Muntah dan mencret
(1) Di Amerika Serikat, 400 bayi meninggal per tahun
akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya tidak disusui.
(2) Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada
bayi susu formula. (Vic: 1989)
(3) Mencret 17 kali lebih banyak pada bayi susu formula
b) Penyakit akibat saluran pemapasan
(1) Kematian akibat penyakit saluran pernapasan 2-5 kali lebih
banyak pada bayi susu formula. (Cunningham: 1991)
(2) Enam kali terjadi lebih sering pada bayi susu formula.
(Howwie: 1990)
c) Kanker pada anak (Limfoma maligna, Hodgkin, Leukimia,
Neuroblastoma).
Sekitar 6-8 kali lebih terjadi pada bayi susu formula.
(Davis: 1998, Benner Daniels 2002, Svanborg: 2003)
d) Sepsis dan meningitis
Sekitar 18 kali dan 4 kali lebih tinggi pada bayi susu
formula. (Ashraf: 1991)
10) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan bayi
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kecerdasan
anak;
a) Faktor genetis : kecerdasan yang diturunkan dari orang tua.
b) Faktor lingkungan : faktor ini dapat ditingkatkan melalui asuh,
asah dan asih.
11) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak.
(Utami Roesli: 2008;41)
b. Manfaat ASI bagi ibu
Manfaat pemberian ASI bagi ibu yang dikutip oleh Utami Roesli
(2008: 64-67) adalah sebagai berikut ;
1) Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mamma)
Peneliti dari Inggris mengevaluasi hubungan antara terjadinya
kanker dan menyusui. Penelitian ini melibatkan hampir 4.000
orang dewasa yang disurvei dari tahun 1937-1939. Menyusui
mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi,
alergi, dan automunitas pada bayi. (Martin R. Middleton N, Gunnell
D, Owen C, Smith G: 2005)
2) Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker
rahim (Ca Endometrium)
Penelitian besar di Italia pada 1.031 wanita yang mengidap
kaknker indung telur ephithelial dibandingkan dengan 2.411
perempuan dengan kondisi non-neoplastic akut vang tidak beresiko
menderita kanker indung telur. Hasilnya menunjukan tren terbaik
terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan
durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui. (Chiaffarin o
F, Pellucchi E, Parazzini F, Fransceschi S, Motella M,
Ramazzotti V, La Vecchia: 2005).
Untuk menentukan hubungan antara menyusui dengan kanker
rahim, rumah sakit di Jepang membandingkan perempuan dengan
kanker rahim (155) dengan kontrol (96). Resiko kanker rahim
lebih besar pada perempuan yang tidak pernah menyusui.
(Okamura C. Terada Y, Murakami T, Sato S, Aoki D, Jobo T,
Okamura K. Yaeghasi N: 2006)
3) Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis)
Penelitian

mengindikasikan

bahwa

perempuan

dengan

banyak anak dan periode menyusui yang panjang mempunyai
kapadatan mineral tuang yang lebih tinggi atau sama. Dan resiko
patah lebih rendah atau sama dibandingkan dengan yang tidak
pernah melahirkan dan menyusui. (Karlson MK, Ahlborg HG,
Karlson C: 2005)
4) Mengurangi resiko "Rheumatoid Arthritis"
Penelitian dilakukan pada 121.700 perempuan. Perempuan
yang menyusui lebih sebentar beresiko yang lebih tinggi menderita
Rheumatoid Arthritis. (Karlson EW : 2004)
5) Metode KB paling aman
Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di
Nigeria untuk mengetahui dampak menyusui dengan jarak
kelahiran anak secara alami. Jarak kelahiran anak lebih
panjang pada ibu yang menyusui secara ekslusif dari pada
yang tidak.

(Egbounu I, Ezechukwu CC, Shukwuka JO,

Ikechebelu JL: 2005)
6) Mengurangi resiko diabetes maternal
Menyusui mengurangi resiko diabetes pada ibu dalam
hidupnya nanti. Lebih lama durasi menyusuinya, lebih rendah
resikonya

menderrita

diabetes.

Berdasarkan

penelitian

Harvard pada 83.585 ibu di Nurses' Health Study (NHS) dan
74.418 ibu di NHS II, diketahui menyusui mengurangi resiko
ibu dari diabetes sebanyak 15%. (Stube AM, Rich Edwars.
Willett WC : 2005)
7) Mengurangi stress dan gelisah
Penelitian membandingkan respon emosi dari 84 perempuan
yang menguasai ekslusif. 99 perempuan yang menggunakan susu
formula, dan 33 perempuan yang sehat yang tidak melahirkan.
Ibu yang menyusui lebih banyak memiliki mood positif, peristiwa
positif, dan kejadian stress lebih rendah dari pada ibu yang
menggunakan susu formula. Ibu yang Menyusui merniliki tingkat
depresi dan kemarahan yang lebih rendah dari pada ibu dengan susu
formula. (Goer MW: 200-5)
8) Berat badan lebih cepat kembali normal
Penelitian di Bazilia pada 405 perempuan selama 6-9 bulan
setelah

melahirkan

untuk

membuktikan

hubungan

antara

pengurangan berat badan dan menyusui. Perempuan yang
kelebihan berat badan 20% dan menyusui 30 hari, setiap bulan
berat badannya berkurang antara 0,44 kg. Terdapat hubungan
antara menyusui dengan penurunan berat badan setelah melahirkan,
waktu menyusui yang lebih lama memberikan kontribusi yang
lebih banyak untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan.
(Kac G, Benicio MHDA. Velazquez Mendelez G, Valente JG,
Sruchiner CG: 2004)
Menyusui setidaknya sampai enam bulan mengurangi
kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim,
kanker

indung

telur.

Perlindungan

terhadap

kanker

payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui
akan 20-30% terhindar dari kanker payudara.
Berdasakan 43 penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu
menyusui dan 97.000 tidak menyusui, kemungkinan kejadian
kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui
lebih dari dua tahun, ibu akan 59% lebih jarang menderita kanker
payudara.

3. Pemberian ASI
Ibu-ibu yang akan menyusui bayinya tentu harus mengetahui tentang
persiapan yang harus dilakukan dan cara -cara menyusui yang
benar, supaya kegiatan laktasi ini bisa berjalan dengan baik.
a. Mempersiapkan pemberian ASI
Cara terbaik dalam pemberian ± pemberian ASI adalah
dengan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak banyak
menghadapi

banyak

permasalahan.

Hygiene

perorangan

dan

kesejahteraan yang normal sangat penting. Seperti menjaga
kebersihan tangan dan kuku, jari tangan ibu, atau orang lain yang akan
merawat bayi juga harus ditekan. Puting susu tidak boleh
digunakan seba gai ganjal di balik BH untuk menghentikan pembatasan
ASI. Bantalan disposable ini sudah tersedia untuk keperluan ini dan
dapat dikenakan dalam waktu relatif singkat jika perembesan
ASI menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang
tidak menghalangi pemberian ASI. Jika gaun yang dikenakan harus
dinaikan dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini
tentunya tidak mengenakan dan pada bagian ba wah pa kaian
semacam ini bisa terdapat lokia. BH khusus untuk laktasi yang
bersih dan dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang
siang serta malam harinya untuk memberikan kenyamanan dan
mencegah statis air susu pada daerah-daerah payudara yang
tergantung. Jika ibu memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat
menggunakan alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH
untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya bisa diturunkan
sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali
setelah ibu selesai menyusui.
Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang
satu dan rumah sakit yang lainnya. Namun, selama puting berada dalam
keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan cara mengusapnya
memakai air yang steril ataukah dibersihkan secara khusus
dengan larutan pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap
kerak atau air susu yang mengering dan setiap bekas krim/salep yang
dioleskan sebelumnya harus dibersihkan dengan hati-hati. Larutan
alkohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena
dapat membuat puting menjadi kering dan mudah pecah -pecah.
Bayi harus berada dalam keadaan bersih; tangan, mata, hidung,
pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi
disusui. Perhatian terhadap semua detail ini akan membantu
mengurangi kemungkinan infeksi pada payudara dan menghindari
komplikasi lainnya.
b. Cara menyusui bayi
Ibu harus menyusui bergantian diantara dua payudara. Namun,
satu buah dada harus disusukan sampai dianggap habis air
susunya kemudian ke payudara yang lainnya. Bila payudara pertama
yang disusui masih ada air susunya, hendaknya dikeluarkan
dengan memasase payudara ke arah puting susu sampai payudara
tidak mengeluarkan air susu lagi. Hal ini untuk memperlancar
pengeluaran air susu berikutnya dan pengeluaran beri kut akan
lebih banyak. Demikian halnya pada payudara kedua. Bila tedapat
sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu tetapi bila masih banyak
biakan saja dan untuk menyusui berikutnya dimulai pada payudara
yang mengandung sisa ASI sebelumnya. (Hubetin: 2004 : 52)
Adapun urutan tindakan menyusui adalah sebagai berikut :
1) Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan
peralatan sepeti kapas, air hangat, handuk kecil, dan penopang
kaki ibu. Siapkan semua sesuai dengan kebutuhan.
2) Baringkan bayi di atas bantal dengan ba ik sehingga posisi
bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu behadapan dan
bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikan kepalanya agar tidak
terjadi pemuntiran leher dan punggung bay i harus lurus (tidak
membungkuk).
3) Setelah bayi siap menyusu masukan putting susu sampai daerah
areola mamae masuk k e mulut bayi . pastikan bayi mengisap
dengan benar dan biarkan bayi bersandar kearah ibu. Jaga agar
posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan
menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan
sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi
tidak tertekan pada buah dada ibu.
4) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga
memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. Air susu
keluar dengan lancar dan puting susu tidak lecet. Bila posisi tidak
benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman
yang membahayakan ibu dan bayi.
5) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian
pada kedua payudara sehingga mempertahankan ASI tetap
diproduksi seimbang pada kedua payudara. Bila menghadapi
masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tata
laksana ASI sehingga segera mendapatkan pemecahannya
karena bila produksi AS I mengelami penekanan, produksinya
akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali.
6) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan
sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri untuk
menjaga kelembapan.
7) Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur. sendawakan bayi dengan
meletakkan bayi terlungkup kemudian punggun
gnya ditepuk-tepuk
secara perlahan atau bayi ditidurkan terlungkup di pangkuan dan
tepuk punggung bayi. (Hubertin: 2004; 56 -61)
Setelah mengetahui cara

menyusui dan urutan tindakan

menyusui, sebaiknya seorang ibu menyusui harus mengetahui apakah
dia sudah menyusui dengan benar atau belum? Dan untuk mengetahui
hal ini ibu tersebut harus mengetahui tanda-tandanya, antara lain
sebagai berikut:
1) Tanda-tanda menyusui yang benar
a) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir melipat ke luar,
b) Dagu dan hidungnya menempel payudara:
c) Dia telah memasukkan sebanyak Mungkin bagian areola ke
mulutnya;
d) Dia menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar
berhenti sesaat;
e) Dia menelannya secara teratur;
f) Puting susu ibu terasa nyaman setelah beberapa kali
susuan pertama.
2) Tanda-tanda menyusui yang tidak benar
a) Kepala bayi tidak lurus dengan badannya;
b) Dia menyusu hanya pada puting susu, tidak men
yusu pada areola
dengan puting susu masuk jauh ke bagian belakang mulutnya;
c) Bayi menyusu dengan ringan, cepat dan gugup, tidak menyusu
secara sungguh-sungguh dan teratur,
d) Pipinya berkerut ke arah dalam atau terdengar suara "cikcik";
e) Ibu tidak mendengar bayi menelan secara teratur setelah
produksi ASI meningkat. (Kathryn: 2005: 91)

4. Pengelompokkan ASI
Menurut Hubertin (2004: 25) produksi ASI berbeda dalam kadar
komposisi. Ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan bayi untuk
berkembang dari hari ke hari. Dari berbagai unsur kebutuhan yang sangat
berbeda. Di bawah ini akan diuraikan berba gai stadium ASI serta
komposisinya.
a. Air Susu Ibu (ASI) stadium I
Air Susu Ibu (ASI) stadium I adalah kolostrum. Kolostrum
merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari
hari ke-l sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi
kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel -sel
hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir
segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
mendapat ASI pada minggu ke-1 fasesnya berwarna hitam
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah anti-body yang siap
melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan
protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi
kolostrum menjadi paket ataupun padat sehingga bayi lebih lama
merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.
Kandungan hidrat arang dalarn kolostrum lebih rendah dibanding
ASI matur. Ini disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama
masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori
dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrrum (dalam bentuk
cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc).
Mineral terutama natrium, kalium dan klorida dalam kolostrum
lebih tinggi dibanding susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak
lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit.
Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan
lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih

mengolah
kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang
mencerna kolesterol.
Karena adanya tipsin inhibitor, hidrolis protein di dalam usus
bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena
dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan
terhambat sehingga tidak menimbulkan alergi. Kekebalan bayi
bertambah dengan volume kolostrum yang meningkat, akibat isapan
bayi baru lahir terus menerus. Hal ini mengharuskan bayi segera setelah
lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara.
agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak
kalah penting adalah adanya refleks let-down pada ibu untuk
merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak.
b. Air Susu Ibu (ASI) stadium II
Air Susu Ibu (ASI) stadium II ada lah ASI peralihan. ASI ini
diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-l0. Komposisi protein makin
rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, dan jumlah
volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan
terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah
beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini. pengeluaran ASI
mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara
sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah
kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
c. Air Susu Ibu (ASI) stadium III
ASI Stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi pada
hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi rnulai dikenalkan
dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang
lunak. kemudian padat dan makanan yang biasa sesuai dengan umur
bayi. Telur akan lebih aman bila diberi setelah satu tahun karena sistem
pencernaan bayi telah siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan oleh
jenis, proteinnya.
Masa kritis pemberian ASI adalah pada bulan kedua bagi
ibu yang harus kembali bekerja. Biasanya ibu mulai melatih dengan
memberi pengenalan susu buatan. Hal ini merupakan tindakan yang
keliru karena dengan memberi pengenalan pada susu buatan berarti
akan mulai terjadi penekan produksi ASI. Keadaan ini dapat dengan
ibu tetap harus lebih sering memberikan ASI dan mengosongkan
payudara dengan melakukan pengurutan tiap kali sehabis menyusui.
Pengosongan

payudara

setiap

kali

menyusui

akan

terus

merangsang hormon prolaktin yang membantu memproduksi ASI
menjadi lebih banyak dan dapat menyimpan sisa ASI n dalam lemari
ya
pendingin. Dengan metode ini, bayi tidak pernah kekurangan ASI
walaupun ibu pergi bekerja.
5. Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui
Masa laktasi tidak dapat dipisahkan dari masa kehamilan dan
persalinan. Apabila kedua masa ini dilalui dengan sehat berarti masa
laktasi tidak terlalu berat untuk memenuhinya. Pertumbuhan pada tiap
tahap perkembangan akan saling mempengaruhi.
Nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangan
bayi yang harus dilakukan sejak awal kehamilan
Berdasarkan kenyataan yang ada. kelompok ma syarakat dengan
keadaan ekonomi yang kurang tepat menyusui dengan baik dan bayi dapat
tumbuh dan berke mbang walau hanya mendapat ASI saja sampai
bayi berumur enam bulan. Hal ini dapat terjadi disebabkan kebutuhan
protein dalam ASI diambil dari tubuh ibu sendiri dari berbagai cadangan
zat gizi untuk pemenuhan pembentukan AS I, terutama dengan lemak
ibu. Dernikian juga kadar lemak dari diet ibu yang kurang pada masa
laktasi tidak terlalu memberi pengaruh komposisi lemak pada ASI
sehingga kornposisi lemak dalam ASI akan sama dengan komposisi lemak
dalam depot ibu (cadangan lemak ibu di bawah kulit) akan diambil.
Kurang karbohidrat, sedikit berpengaruh pada kadar laktosa ASI, hanya
volume ASI akan berkurang bila ibu diet rendah kalori sehingga selama
menyusui tidak dibenarkan menurunkan berat badan. Vitamin sangat
dipengaruhi oleh diet ibu sehingga sangat perlu bagi ibu hamil atau
menyusui untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya.
Kekurangan mineral pada diet ibu memberi dampak kecil terhadap mineral
ASI. Kebutuhan mineral akan diambil dari depot ibu yang juga akan
berdampak bi la kekurangan dalam waktu yang lama.
Jadi, asupan nutrisi pada ibu menyusui perlu diperhatikan dengan
baik. Dan porsi makanan yang paling banyak dimakan oleh ibu menyusui
adalah :
a.

Karbohidrat komplek, seperti nasi. roti dan sereal;

b. Sayur-sayuran;
c.

Daging, tahu, tempe, ikan laut, atau ikan tawar;

d. Buah segar, yogurt rendah lemak, kue kering asin sebagai snack;
e.

Susu
Berlawanan dengan kepercayaan um um, tidak ada makanan atau

komposisi tertentu dija min bisa meningkatkan volume ASI, tetapi
kekurangan cairan bisa bepengaruh negatif terhadap produksi air susu
dan menjadikan ibu merasa kelelahan. Pada orang dewasa sehat
disarankan minum air antara enam hingga delapan gelas per hari. Ibu
menyusui tidak dianjurkan memaksakan di ri minum air disaat tidak
sedang merasa haus. Tetapi harus diingat pada saat ibu merasa haus,
ibu mungkin akan sedikit mengalami dehidrasi. Jika air seni
berwarna kuning tua atau ibu mengalami kesulitan buang air besar,
mungkin ibu belum mendapatkan cukup cairan. (Kathryn: 2005; 172)
Jadi kebutuhan nutrisi selama menyusui harus diberikan secara
adekuat, kekurangan dalam waktu sesaat tidak terlalu mempengaruhi
kualitas ASI karena masih dapat dipengaruhi oleh cadangan lemak
dari tubuh ibu, tetapi kekurangan dalam waktu yang lama dan cadangan
tubuh ibu habis akan memberikan dampak kepada ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Upaya menurunkan berat badan
pada masa laktasi akan merugikan ibu dan bayinya. (Hubertin: 2004; 9)
6. Cara menyusui yang baik dan benar
a. Melekat dengan baik
Dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar,
bibir bawah bayi membuka keluar, areola bagian atas ibu tampak
lebih banyak.
b. Posisi benar
Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi
lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya dan badan bayi dekat
ke ibunya.
c. Menghisap dengan efektif
Bayi menghisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya
terdengar suara menelan (NTBS DFA PHP ± II. 2005).
7. 10 Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu
a. Bayi mendapatkan nutrisi terbaik
Air susu setiap spsies, makhluk hidup yang menyusui itu
berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan
menyusui anaknya. Jadi, ASI dirancang sedemikian rupa untuk
bayi manusia. Melalui proses menyusui, bayi akan mendapatkan ASI
sebagai nutrisi terbaik yang dibutuhkan karena ASI memenuhi
komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Dibanding dengan susu formula, ASI mengandung kebutuhan
nutrien yang lebih lengkap dengan kualitas, kuantitas, dan komposisi
ideal untuk pertumbuhan dan kesehatan, kesehatan dan kecerdasan bayi.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi di dalam rahim, secara alami mendapat zat kekebalan
tubuh dari ibunya melalui tali plasenta, tetapi zat kekebalan ini
akan cepat menurun setelah lahir. Sementara itu, kemampuan
bayi untuk membuat pertahanan tubuhnya sendiri masih lemah.
Kesenjangan ini bisa diatasi bila bayi mendapatkan ASI.
ASI di hari-hari pertama mengandung colostrum yang hampir
tidak ditemukan dalam susu formula. Colostrum adalah zat antibodi
aktif yang sangat diperlukan untuk daya tahan tubuh.
c. Meningkatkan kecerdasan anak
Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan
otak. Faktor utarna yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi dan
anak adalah nutrisi atau gizi yang diterimanya.
ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga dapat menunjang
perkembangan kognitifnya. Perkembangan otak paling pesat terjadi
pada usia 0 - 2 atau 3 tahun, dimana volume otak akan mencapai
80%. Karenanya, pemberian ASI sangat dibutuhkan pada masa ini.
Walaupun otak telah mengalami perkembangan yang pesat pada masa
ini, bukan berarti bahwa perkembangan otak berhenti sampai disitu
saja. Volume otak akan terus berkembang hingga usia 12 tahun.
d. Dasar perkembangan kepribadian anak
Menyusui bayi akan memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa
aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan
ibunya. la menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi
jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam
kehamilan. Kondisi tersebut merupakan dasar bagi perkembangan
emosi yang hangat pada diri anak. Melalui proses menyusui, anak
akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang
-orang
di sekitarnya.
e. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat ke
mbalinya
rahim ke bentuk semula
Saat bayi rnenghisap puting susu ibu, kelenjar pituitary akan
terstimulasi untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin guna
merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terpancar
keluar. Hormon oksitosin juga akan merangsang kontraksi otot polos
rahim berikut pembuluh darahnya. Efek ini akan bekerja maksimal
jika setelah persalinan, ibu langsung menyusui bayinya. Dengan
begitu, penyempitan pembuluh darah yang terbuka saat persalinan
bisa dipercepat. Hal ini jelas berdampak positif, karena perdarahan di
rahim akibat persalinan akan cepat terhenti. Otot-otot rahim yang
mengkerut secara otomatis akan menyebabkan pembuluh darah
yang terbuka menjadi terjepit sehingga perdarahan akan segera
terhenti.
f. Mencegah anemia defisiensi zat besi
Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih
cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia
pada ibu akan berkurang. Berhentinya pendarahan setelah persalinan
akan mengurangi terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah
yang menyebabkan anemia pada ibu.
g. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
Dengan menyusui, cadangan lemak dalarn tubuh ibu yang memang
disiapkan

sebagai

sumber

energi

selarna

kehamilan

akan

digunakan sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan
lemak tersebut akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu
pun akan terjadi lebih cepat.
h. Menunda kesuburan
Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah
sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan.
Kemungkinan untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99%.
Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu bayi belum
diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan, dan ibu
belum mengalami menstruasi
i.

Menimbulkan perasaan dibutuhkan
Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu
dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan
memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.

j.

Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
Penelitian mernbuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak
menyusui secara eksklusif.

B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian
adalah benar atau berguna. Misalnya ketika seseorang mencicipi
masakan yang baru dikenalnya, la akan mendapatkan pengetahuan
tentang

bentuk,

rasa

dan

aroma

masakan

tersebut.

(www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)
Pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan
aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan observasi
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut
juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang
dapat melukiskan objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa
didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang
kali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk pemimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi

dengan

sendirinya.

(www.wikipedia.org/wiki.

diakses

tanggal 15 Januari 2011)
Selain pengetahuan empiris, ada juga pengetahuan yang didapatkan
melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak
menekan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2, bukan didapatkan melalui
pengalaman atau pengamatan empiris, melalui sebuah pemikiran logis
atau akal budi. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari
2011)
Pengetahuan adalah k umpulan dari pengalaman -pengalaman dan
pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam
suatu bangunan yang teratur. (Hadi: 2001; 2)
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman
seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya

seseorang yang

menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah
sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya. Rasa sakit
akan menyebabkan seseorang bertindak pasif atau aktif dengan tahapan
tahapannya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)
Pengetahuan di atas digunakan oleh individu sebagai dasar
pembentukan perilaku, penelitian Rogers mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam anti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu;
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus;
c. Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi;
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru;
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo: 2003)
Adapun

demikian

dari

penelitian

selanjutnya

Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahaptahap di atas.
2. Macam-Macam Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan
atau tahu bahwa, pengetahuan atau bagaimana dan pengetahuan atau
tahu tentang dapat ditambahkan satu lagi jenis pengetahuan yang
serumpun dengan itu pengetahuan atau tahu mengapa.
a. Tahu bahwa
Pengetahuan tahu bahwa adalah pengetahuan tentang informasi
tertentu tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa itu atau itu
memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang
benar. Jenis pengetahuan itu disebut juga pengetahuan teoritis,
pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkatan yang tidak
begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan
dalam mengumpulkan informasi atau data tertentu. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai
informasi akurat melebihi orang lain.
b. Tahu tentang/akan/mengenai
Yang dimaksud dengan jenis pengetahuan ini adalah sesuatu
yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau
seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi secara
langsung pada objeknya. Oleh karena itu, sering disebut sebagai
pengetahuan

berdasarkan

pengenalan,

ciri -ciri

pengetahuan

model ini adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai tingkat objektivitas yang cukup tinggi;
2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya
karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat
langsung dengan objek;
3) Bersifat singular yaitu hanya berkaitan dengan barang atau
ojek khusus.
c. Tahu mengapa
Biasanya jenis pengetahuan berkaitan dengan "pengetahuan
bahwa" hanya saja "tahu mengapa" jauh lebih mendalam dan
serius, karena berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini merupakan
pengetahuan tertinggi dan mendalam sekaligus juga merupakan
pengetahuan ilmiah. (Notoatmodjo: 2003; 21)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu :
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau
tidaknya

dan terpecahkan tidaknya

suatu masalah tergantung
kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orangorang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang
mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang baik dan sebaliknya.
b. Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan
pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau
meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspekaspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang
berkembang. Pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan
yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
melalui pola tertentu. (Notoatmodjo: 2003;

18). Jadi tingkat

pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh
tingkat pendidikan.
c. Pengalaman
Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO,
menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu salah satunya disebabkan karena a danya pemikiran dan
perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian
seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang
lain. (Notoatmodjo: 2003; 143)
d. Informasi
Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan
bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang
memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan
konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam
aktivitas

sosial

dimana

media

massa

ini

nantinya

akan

mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi
kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau
menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem,
keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai
tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 102)
Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi
boolet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan
poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide,
dan film serta papan (billboard). (Notoatmodjo: 2003; 99)
e. Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa
yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk,
maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa
yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin: 2002; 130) .
f.

Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur
tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan menerima informasi.

g. Sosial budaya
Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok
etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.
h. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonominya
baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan
masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga
dengan status ekonomi rendah.

C. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya

adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui
penelititan yang akan dilakukan (Notoatmodjo. 2005).
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang ASI eksklusif, maka
peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut.
Kerangka konsep
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan seseorang

Pengetahuan ibu

antara lain :

tentang :

1. Umur

Umur

2. Pendidikan

1. Pengertian ASI
eksklusif

3. Pengalaman

2. Manfaat ASI
Factor eksternal antara

eksklusif
3. Cara pemberian ASI

lain :

eksklusif

1. Lingkungan
2. Social ekonomi

Diteliti

Tidak diteliti

Baik
Cukup
Kurang
2. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
diamati atau diteliti perlu sekali, variabel-variabel tersebut diberi batasan
atau definisi operasianal.
Defnisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran

atau

pengamanan

terhadap

variabel-variabel

yang

bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,
2006).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 2.1
Definisi Operasional
Sub

Definisi

Variabel

Variabel

Operasional

Skala
Ordinal

Alat
Ukur
Kuisioner

Kategori

Pengetahuan

Segala

Baik

ibu tentang

sesuatu yang

76 % - 100 %

ASI

diketahui

Cukup

Eksklusif

oleh seorang

56 % - 75 %

ibu

Kurang

mengenai

< 55 %

ASI
Eksklusif
Manfaat

Menambah

Ordinal

Koisioner

Baik

ASI

kekebalan

76 % - 100 %

Eksklusif

pada bayi

Cukup

dan tidak

56 % - 75 %

perlu biaya

Kurang
< 55 %
Cara

Saat

Ordinal

Kuisioner

Baik

pemberian

menyusui

76 % - 100 %

ASI

putting

Cukup

Eksklusif

harus masuk

56 % - 75 %

ke mulut

Kurang

bayi

< 55 %

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Noto Atmodjo, 2005:70).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan Ibu
tentang ASI eksklusif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan
sekarang (sedang terjadi) (Arikunto; 2006: 10).
Adapun peristiwa yang digambarkan pada penelitian ini adalah
gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian AS I Eksklusif di Desa
Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur Tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto; 2006: 130).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu
menyusui di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten
Cianjur yang berjumlah 206 orang (F/II/Gizi/PKM NLD: 2010).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto;
2006: 131).
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Bersedia menjadi responden;
b. lbu yang memberikan ASI eksktusif;
c. Bisa baca dan tulis dalam bahasa indonesia.
3. Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random
Sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan propabilitas
yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen di
seleksi secara acak (Notoatmodjo; 2005: 85).

C. Besarnya Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
1. Besar sample
Sampel dalam penelitian ini diamhil dengan rumus proporsi
menurut Arikunto yaitu "bilamana populasi homogaen sekedar ancer-ancer
maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 maka jumlah dapat diambil
antara 10-15 atau 20-25%". (Arikunto; 2006: 134).
Jadi besar sample yang di ambil adalah 10 % dari populasi 206 bayi
yaitu 21 bayi. Dan untuk antisipasi terjadinya mising data/kesalahan
data maka sample ditambah 10 % menjadi 28 dari jumlah bayi menurut
mardalis 2000.
2. Cara pengambilan sample
Cara pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan
teknik Stratified random sampling, di mana setiap unit atau anggota
mempunyai karaktistik bersipat heterogen. Hal ini di fokukan dengan
cara mengidentifikasi dan besarnya populasi. Cara pengambilan sampel
menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel sebagian
responden dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih sebagai sampel. (Notoatmodjo; 2005: 85).
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
1. Ibu yang memberikan ASI eksklusif;
2. Ibu yang bersedia menjadi responden;
3. Ibu yang bisa membaca dan menulis.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kertamukti Kecamatan
Haur Wangi Kabupaten Cianjur pada tanggal ««««««««.. 2011.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik
wawancara (interview), yaitu suatu medote yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari responden yang menjadi objek penelitian atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (faca to face).
Jadi data tersebut dapat diperoleh langsung dari responden melalui suatu
pertemuan atau percakapan.
2. Instrumen Penelitian
Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam
kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen koesioner yaitu
sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda
ceklist ( ¥ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih benar atau salah.

F. Teknik Analisis Data
Tahapan proses analisa dalam penelitian ini adalah:
1. Editing Data
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui
pembagian koisioner dengan tujuan mencetak kembali apakah hasilnya
sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal
ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat dibaca
serta relevan.
2. Coding data
Merupakan kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan
menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam
melakukan tabulasi dan anilisis data. Jawaban yang benar diberi
nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
3. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk
(data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini
meliputi:
1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat
sesuai kebutuhan;
2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban. Dan
hasil angket yang telah diisi ditabulasi dan diberi skor yaitu:
a) Yang menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor l;
b) Yang tidak menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor
0.
Berdasarkan skor tabulasi kemudian diprosentasikan dengan
menggunakan rumus:
P=

௫
௬

100%

Keterangan :
P

: Prosentase

X

: Skor yang didapat

Y

: Skor yang diharapkan

Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan
tingkat pengetahuan yaitu :

Baik

: 75%- 1 00 %

Cukup

: 55 % - 7 4 %

Kurang baik

: < 55%
(Arikunto; 2006).
Rumus untuk menentukan kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner pada
responden yaitu
Jumlah. jawaban yang benar X 100 %
Jumlah Seluruh soal

G. Etika Penelitian
Sebelum responden diberikan kuesioner yang harus diisi, maka peneliti
harus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dengan
membuat informed concent.
Adapun hak-hak responden yang harus dilindungi menurut American
Nurse Association (ANA) antara lain:
1. Kerelaan diri untuk menjadi responden;
2. Kebebasan sendiri tidak ada unsur paksaan;
3. Tanpa identitas dan dijaga kerahasiaannya;
4. Perlakuan yang wajar;
5. Terlindung dari ketidaknyamanan dan hal-hal yang membahayakan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)Pebri Adi
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitiankikyutami
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaJoni Iswanto
 
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balita
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balitaasupan gizi yang baik untuk bayi dan balita
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balitanovieRD
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakasep nababan
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Chrysmada Dewa Kusuma
 
X gizi seimbang bayi dan balita
X gizi seimbang bayi dan balitaX gizi seimbang bayi dan balita
X gizi seimbang bayi dan balitaJonefi
 
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doctoniarifin1
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaAgnescia Sera
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)muhammad husni
 

Was ist angesagt? (18)

makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
makanan anak Prasekolah (Gizi dan Diet)
 
1
11
1
 
Bab 1 agama
Bab 1 agamaBab 1 agama
Bab 1 agama
 
Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467Jpkeperawatandd150467
Jpkeperawatandd150467
 
Gizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balitaGizi seimbang bayi & balita
Gizi seimbang bayi & balita
 
Proposal Penelitian
Proposal PenelitianProposal Penelitian
Proposal Penelitian
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balita
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balitaasupan gizi yang baik untuk bayi dan balita
asupan gizi yang baik untuk bayi dan balita
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani da...
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
X gizi seimbang bayi dan balita
X gizi seimbang bayi dan balitaX gizi seimbang bayi dan balita
X gizi seimbang bayi dan balita
 
Makanan bergizi dan seimbang untuk anak
Makanan bergizi dan seimbang untuk anakMakanan bergizi dan seimbang untuk anak
Makanan bergizi dan seimbang untuk anak
 
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
123 slide.org makalah gizi balita bayi.doc
 
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6
 
Gizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balitaGizi pada bayi & balita
Gizi pada bayi & balita
 
1000 hari pertumbuhan yang menentukan
1000 hari pertumbuhan yang menentukan1000 hari pertumbuhan yang menentukan
1000 hari pertumbuhan yang menentukan
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
 

Ähnlich wie ASI EKSLUSIF

KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxmutiaramedika2
 
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiManfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiKebayoran Baru
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaMJM Networks
 
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Warung Bidan
 
leaflet asi eksklusif.docx
leaflet asi eksklusif.docxleaflet asi eksklusif.docx
leaflet asi eksklusif.docxObhieTj
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilnunasf
 
Tujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayiTujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayifadzan
 
Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Warnet Raha
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psihkdt
 

Ähnlich wie ASI EKSLUSIF (20)

KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
 
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayiManfaat asi bagi ibu dan bayi
Manfaat asi bagi ibu dan bayi
 
Asi ekslusif
Asi ekslusifAsi ekslusif
Asi ekslusif
 
Jajanan sehat sap
Jajanan sehat sapJajanan sehat sap
Jajanan sehat sap
 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delna
 
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusifSap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
 
Referatasi presentation1
Referatasi presentation1Referatasi presentation1
Referatasi presentation1
 
leaflet asi eksklusif.docx
leaflet asi eksklusif.docxleaflet asi eksklusif.docx
leaflet asi eksklusif.docx
 
Sap asi eklusif
Sap asi eklusifSap asi eklusif
Sap asi eklusif
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamilManajemen asuhan kebidanan ibu hamil
Manajemen asuhan kebidanan ibu hamil
 
Tujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayiTujuan pemberian nutrisi bayi
Tujuan pemberian nutrisi bayi
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)
 
Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psi
 
Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)Makalah agama tentang asi (2)
Makalah agama tentang asi (2)
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mehr von Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASI EKSLUSIF

  • 1. BA B II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Ekslusif 1. Pengertian ASI Ekslusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan gararn-gararn an-organik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bu lan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun. (Hubertin: 2004) ASI ekslusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Masa lompatan pertumbuhan otak adalah 0-6 bulan, bahkan sampai dua tahun. Jika bayi mengalami kekuran gan gizi besi pada masa ini, pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 % dan untuk pertumbuhan bayi, asupan terpenting adalah nutrisi (Utami Roesli : 2008:45) Mengapa pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan dan bukan empat bulan? Pertama, dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
  • 2. apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam bulan. Namun pada kenyataannya, 60% bayi belum berumur empat bulan sudah mendapat tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur enam bulan, sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori pori dalarn usus bayi itu akan tertutup rapat setelah bayi berumur enarn bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah berumur enam bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa anak yang menyusu ASI sampai enam bulan jauh lebih sehat dari bayi yang menyusu ASI hanya sampai empat bulan, dan frekuensi terkena diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama enam bulan akan merangsang hormon prolaktin secara terus menerus sehingga memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan sampai ba yi berurnur dua tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar dari stress yang berkepanjangan. 2. Manfaat Pemberian ASI Pemberian ASI memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun bayinya.
  • 3. a. Manfaat ASI bagi bayi 1) Komposisi yang sesuai Air susu ibu mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tidak ada jenis air susu jenis lain yang memiliki komposisi seperti ASI. Banyak orang tua yang memberi air susu dari spesies lain untuk bayi. Namun tidak mungkin membuat air susu sapi atau air susu lainnya menjadi seperti ASI. 2) Tidak memerlukan persiapan Air susu ibu selalu segar, murni, dan siap untuk diminum, tidak perlu untuk melakukan persiapan. Oleh karenanya, pemaparan terhadap kontaminasi dar i luar dapat dihindai. 3) Hangatnya sesuai untuk bayi Air susu ibu selalu memiliki suhu yang paling baik untuk bayi. Anda tidak perlu merebusnya dan memastikan suhunya tepat untuk bayi. 4) Kontaminasi minuman Air susu ibu besifat steril. Oleh karenanya aman bag i bayi. Bebeapa studi membuktikan dan menunjukan bahwa kejadian infeksi pernapasan sepeti flu, dan infeksi gastointestinal (diare) jarang tejadi pada bayi yang menerima ASI.
  • 4. 5) Bersifat anti alergi Air susu ibu mengandung anti-body dibandinghan protein lain sepeti makanan dan potein dari susu sapi. Anti-body ini berguna untuk menghalangi pen yerapan bahan makanan beracun atau besifat alergi pada saat bayi tidak memiliki respon tehadap kekebalan usus. 6) Petahanan melewati infeksi Air susu ibu mengandung beberapa faktor anti mikroba (agen yang menghalangi invasi) yang memiliki peran penting dalam melawan infeksi pada bayi. 7) Hubungan ibu dan anak yang sehat Air susu ibu sangat baik sekali dalam membangun interaksi ibu dan anak yang sehat. Bayi yang menerima ASI merniliki kontak yang dekat dan hangat dengan ibunya yang sudah melahirkan. Dibandingkan dengan kehangatan air ketuban (air yang menjadi tempat bayi berenang di dalam perut ibunya) yang menyelimutinya dan baru saja ditinggalkan". Menyusui bayi akan membeikan kepuasan dan rasa pemenuhan kebutuhan. Demikian halnya dengan bayi yang mendapat kepuasan dan kesenangan. (Suraj Gupte: 2004:86-87)
  • 5. 8) Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi yang optimal. baik kuantitas dan kualitasnya Air susu ibu mahluk mamalia adalah spesifi k spesies disesuaikan untuk tumbuh kembang anak nya masing-masing. Komposisi ASI isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang banyak mengandung karbohidrat atau ³nasi" dan lernak. Jadi, sekali menyusu, bayi bisa mendapat nasi dan air. 9) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kesehatan bayi Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu yang cukup banyak. Daya tahan ibu akan cepat menurun. sedangkan daya tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya daya tahan tubuh dari Ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASl akan dilindungi oleh daya tahan tubuh yang terdiri atas zat hidup, misalnya daya tahan tubuh. Berikut in i adalah contoh penyakit yang dapat mengenai bayi, diantaranya. a) Muntah dan mencret (1) Di Amerika Serikat, 400 bayi meninggal per tahun akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya tidak disusui. (2) Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada bayi susu formula. (Vic: 1989) (3) Mencret 17 kali lebih banyak pada bayi susu formula
  • 6. b) Penyakit akibat saluran pemapasan (1) Kematian akibat penyakit saluran pernapasan 2-5 kali lebih banyak pada bayi susu formula. (Cunningham: 1991) (2) Enam kali terjadi lebih sering pada bayi susu formula. (Howwie: 1990) c) Kanker pada anak (Limfoma maligna, Hodgkin, Leukimia, Neuroblastoma). Sekitar 6-8 kali lebih terjadi pada bayi susu formula. (Davis: 1998, Benner Daniels 2002, Svanborg: 2003) d) Sepsis dan meningitis Sekitar 18 kali dan 4 kali lebih tinggi pada bayi susu formula. (Ashraf: 1991) 10) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan bayi Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak; a) Faktor genetis : kecerdasan yang diturunkan dari orang tua. b) Faktor lingkungan : faktor ini dapat ditingkatkan melalui asuh, asah dan asih. 11) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak. (Utami Roesli: 2008;41) b. Manfaat ASI bagi ibu Manfaat pemberian ASI bagi ibu yang dikutip oleh Utami Roesli (2008: 64-67) adalah sebagai berikut ;
  • 7. 1) Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mamma) Peneliti dari Inggris mengevaluasi hubungan antara terjadinya kanker dan menyusui. Penelitian ini melibatkan hampir 4.000 orang dewasa yang disurvei dari tahun 1937-1939. Menyusui mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi, alergi, dan automunitas pada bayi. (Martin R. Middleton N, Gunnell D, Owen C, Smith G: 2005) 2) Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker rahim (Ca Endometrium) Penelitian besar di Italia pada 1.031 wanita yang mengidap kaknker indung telur ephithelial dibandingkan dengan 2.411 perempuan dengan kondisi non-neoplastic akut vang tidak beresiko menderita kanker indung telur. Hasilnya menunjukan tren terbaik terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui. (Chiaffarin o F, Pellucchi E, Parazzini F, Fransceschi S, Motella M, Ramazzotti V, La Vecchia: 2005). Untuk menentukan hubungan antara menyusui dengan kanker rahim, rumah sakit di Jepang membandingkan perempuan dengan kanker rahim (155) dengan kontrol (96). Resiko kanker rahim lebih besar pada perempuan yang tidak pernah menyusui. (Okamura C. Terada Y, Murakami T, Sato S, Aoki D, Jobo T, Okamura K. Yaeghasi N: 2006)
  • 8. 3) Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis) Penelitian mengindikasikan bahwa perempuan dengan banyak anak dan periode menyusui yang panjang mempunyai kapadatan mineral tuang yang lebih tinggi atau sama. Dan resiko patah lebih rendah atau sama dibandingkan dengan yang tidak pernah melahirkan dan menyusui. (Karlson MK, Ahlborg HG, Karlson C: 2005) 4) Mengurangi resiko "Rheumatoid Arthritis" Penelitian dilakukan pada 121.700 perempuan. Perempuan yang menyusui lebih sebentar beresiko yang lebih tinggi menderita Rheumatoid Arthritis. (Karlson EW : 2004) 5) Metode KB paling aman Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di Nigeria untuk mengetahui dampak menyusui dengan jarak kelahiran anak secara alami. Jarak kelahiran anak lebih panjang pada ibu yang menyusui secara ekslusif dari pada yang tidak. (Egbounu I, Ezechukwu CC, Shukwuka JO, Ikechebelu JL: 2005) 6) Mengurangi resiko diabetes maternal Menyusui mengurangi resiko diabetes pada ibu dalam hidupnya nanti. Lebih lama durasi menyusuinya, lebih rendah resikonya menderrita diabetes. Berdasarkan penelitian Harvard pada 83.585 ibu di Nurses' Health Study (NHS) dan
  • 9. 74.418 ibu di NHS II, diketahui menyusui mengurangi resiko ibu dari diabetes sebanyak 15%. (Stube AM, Rich Edwars. Willett WC : 2005) 7) Mengurangi stress dan gelisah Penelitian membandingkan respon emosi dari 84 perempuan yang menguasai ekslusif. 99 perempuan yang menggunakan susu formula, dan 33 perempuan yang sehat yang tidak melahirkan. Ibu yang menyusui lebih banyak memiliki mood positif, peristiwa positif, dan kejadian stress lebih rendah dari pada ibu yang menggunakan susu formula. Ibu yang Menyusui merniliki tingkat depresi dan kemarahan yang lebih rendah dari pada ibu dengan susu formula. (Goer MW: 200-5) 8) Berat badan lebih cepat kembali normal Penelitian di Bazilia pada 405 perempuan selama 6-9 bulan setelah melahirkan untuk membuktikan hubungan antara pengurangan berat badan dan menyusui. Perempuan yang kelebihan berat badan 20% dan menyusui 30 hari, setiap bulan berat badannya berkurang antara 0,44 kg. Terdapat hubungan antara menyusui dengan penurunan berat badan setelah melahirkan, waktu menyusui yang lebih lama memberikan kontribusi yang lebih banyak untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan. (Kac G, Benicio MHDA. Velazquez Mendelez G, Valente JG, Sruchiner CG: 2004)
  • 10. Menyusui setidaknya sampai enam bulan mengurangi kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui akan 20-30% terhindar dari kanker payudara. Berdasakan 43 penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu menyusui dan 97.000 tidak menyusui, kemungkinan kejadian kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui lebih dari dua tahun, ibu akan 59% lebih jarang menderita kanker payudara. 3. Pemberian ASI Ibu-ibu yang akan menyusui bayinya tentu harus mengetahui tentang persiapan yang harus dilakukan dan cara -cara menyusui yang benar, supaya kegiatan laktasi ini bisa berjalan dengan baik. a. Mempersiapkan pemberian ASI Cara terbaik dalam pemberian ± pemberian ASI adalah dengan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak banyak menghadapi banyak permasalahan. Hygiene perorangan dan kesejahteraan yang normal sangat penting. Seperti menjaga kebersihan tangan dan kuku, jari tangan ibu, atau orang lain yang akan merawat bayi juga harus ditekan. Puting susu tidak boleh digunakan seba gai ganjal di balik BH untuk menghentikan pembatasan
  • 11. ASI. Bantalan disposable ini sudah tersedia untuk keperluan ini dan dapat dikenakan dalam waktu relatif singkat jika perembesan ASI menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang tidak menghalangi pemberian ASI. Jika gaun yang dikenakan harus dinaikan dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini tentunya tidak mengenakan dan pada bagian ba wah pa kaian semacam ini bisa terdapat lokia. BH khusus untuk laktasi yang bersih dan dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang siang serta malam harinya untuk memberikan kenyamanan dan mencegah statis air susu pada daerah-daerah payudara yang tergantung. Jika ibu memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat menggunakan alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya bisa diturunkan sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali setelah ibu selesai menyusui. Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang satu dan rumah sakit yang lainnya. Namun, selama puting berada dalam keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan cara mengusapnya memakai air yang steril ataukah dibersihkan secara khusus dengan larutan pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap kerak atau air susu yang mengering dan setiap bekas krim/salep yang dioleskan sebelumnya harus dibersihkan dengan hati-hati. Larutan
  • 12. alkohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena dapat membuat puting menjadi kering dan mudah pecah -pecah. Bayi harus berada dalam keadaan bersih; tangan, mata, hidung, pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi disusui. Perhatian terhadap semua detail ini akan membantu mengurangi kemungkinan infeksi pada payudara dan menghindari komplikasi lainnya. b. Cara menyusui bayi Ibu harus menyusui bergantian diantara dua payudara. Namun, satu buah dada harus disusukan sampai dianggap habis air susunya kemudian ke payudara yang lainnya. Bila payudara pertama yang disusui masih ada air susunya, hendaknya dikeluarkan dengan memasase payudara ke arah puting susu sampai payudara tidak mengeluarkan air susu lagi. Hal ini untuk memperlancar pengeluaran air susu berikutnya dan pengeluaran beri kut akan lebih banyak. Demikian halnya pada payudara kedua. Bila tedapat sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu tetapi bila masih banyak biakan saja dan untuk menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang mengandung sisa ASI sebelumnya. (Hubetin: 2004 : 52) Adapun urutan tindakan menyusui adalah sebagai berikut : 1) Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan sepeti kapas, air hangat, handuk kecil, dan penopang kaki ibu. Siapkan semua sesuai dengan kebutuhan.
  • 13. 2) Baringkan bayi di atas bantal dengan ba ik sehingga posisi bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu behadapan dan bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikan kepalanya agar tidak terjadi pemuntiran leher dan punggung bay i harus lurus (tidak membungkuk). 3) Setelah bayi siap menyusu masukan putting susu sampai daerah areola mamae masuk k e mulut bayi . pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar kearah ibu. Jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi tidak tertekan pada buah dada ibu. 4) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. Air susu keluar dengan lancar dan puting susu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman yang membahayakan ibu dan bayi. 5) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi seimbang pada kedua payudara. Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tata laksana ASI sehingga segera mendapatkan pemecahannya
  • 14. karena bila produksi AS I mengelami penekanan, produksinya akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali. 6) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri untuk menjaga kelembapan. 7) Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur. sendawakan bayi dengan meletakkan bayi terlungkup kemudian punggun gnya ditepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan terlungkup di pangkuan dan tepuk punggung bayi. (Hubertin: 2004; 56 -61) Setelah mengetahui cara menyusui dan urutan tindakan menyusui, sebaiknya seorang ibu menyusui harus mengetahui apakah dia sudah menyusui dengan benar atau belum? Dan untuk mengetahui hal ini ibu tersebut harus mengetahui tanda-tandanya, antara lain sebagai berikut: 1) Tanda-tanda menyusui yang benar a) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir melipat ke luar, b) Dagu dan hidungnya menempel payudara: c) Dia telah memasukkan sebanyak Mungkin bagian areola ke mulutnya; d) Dia menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar berhenti sesaat; e) Dia menelannya secara teratur;
  • 15. f) Puting susu ibu terasa nyaman setelah beberapa kali susuan pertama. 2) Tanda-tanda menyusui yang tidak benar a) Kepala bayi tidak lurus dengan badannya; b) Dia menyusu hanya pada puting susu, tidak men yusu pada areola dengan puting susu masuk jauh ke bagian belakang mulutnya; c) Bayi menyusu dengan ringan, cepat dan gugup, tidak menyusu secara sungguh-sungguh dan teratur, d) Pipinya berkerut ke arah dalam atau terdengar suara "cikcik"; e) Ibu tidak mendengar bayi menelan secara teratur setelah produksi ASI meningkat. (Kathryn: 2005: 91) 4. Pengelompokkan ASI Menurut Hubertin (2004: 25) produksi ASI berbeda dalam kadar komposisi. Ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan bayi untuk berkembang dari hari ke hari. Dari berbagai unsur kebutuhan yang sangat berbeda. Di bawah ini akan diuraikan berba gai stadium ASI serta komposisinya. a. Air Susu Ibu (ASI) stadium I Air Susu Ibu (ASI) stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-l sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi
  • 16. kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel -sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 fasesnya berwarna hitam Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah anti-body yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi paket ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Kandungan hidrat arang dalarn kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc). Mineral terutama natrium, kalium dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi dibanding susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah
  • 17. kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang mencerna kolesterol. Karena adanya tipsin inhibitor, hidrolis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yang meningkat, akibat isapan bayi baru lahir terus menerus. Hal ini mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara. agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah adanya refleks let-down pada ibu untuk merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak. b. Air Susu Ibu (ASI) stadium II Air Susu Ibu (ASI) stadium II ada lah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-l0. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini. pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
  • 18. c. Air Susu Ibu (ASI) stadium III ASI Stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi pada hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi rnulai dikenalkan dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang lunak. kemudian padat dan makanan yang biasa sesuai dengan umur bayi. Telur akan lebih aman bila diberi setelah satu tahun karena sistem pencernaan bayi telah siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan oleh jenis, proteinnya. Masa kritis pemberian ASI adalah pada bulan kedua bagi ibu yang harus kembali bekerja. Biasanya ibu mulai melatih dengan memberi pengenalan susu buatan. Hal ini merupakan tindakan yang keliru karena dengan memberi pengenalan pada susu buatan berarti akan mulai terjadi penekan produksi ASI. Keadaan ini dapat dengan ibu tetap harus lebih sering memberikan ASI dan mengosongkan payudara dengan melakukan pengurutan tiap kali sehabis menyusui. Pengosongan payudara setiap kali menyusui akan terus merangsang hormon prolaktin yang membantu memproduksi ASI menjadi lebih banyak dan dapat menyimpan sisa ASI n dalam lemari ya pendingin. Dengan metode ini, bayi tidak pernah kekurangan ASI walaupun ibu pergi bekerja.
  • 19. 5. Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui Masa laktasi tidak dapat dipisahkan dari masa kehamilan dan persalinan. Apabila kedua masa ini dilalui dengan sehat berarti masa laktasi tidak terlalu berat untuk memenuhinya. Pertumbuhan pada tiap tahap perkembangan akan saling mempengaruhi. Nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangan bayi yang harus dilakukan sejak awal kehamilan Berdasarkan kenyataan yang ada. kelompok ma syarakat dengan keadaan ekonomi yang kurang tepat menyusui dengan baik dan bayi dapat tumbuh dan berke mbang walau hanya mendapat ASI saja sampai bayi berumur enam bulan. Hal ini dapat terjadi disebabkan kebutuhan protein dalam ASI diambil dari tubuh ibu sendiri dari berbagai cadangan zat gizi untuk pemenuhan pembentukan AS I, terutama dengan lemak ibu. Dernikian juga kadar lemak dari diet ibu yang kurang pada masa laktasi tidak terlalu memberi pengaruh komposisi lemak pada ASI sehingga kornposisi lemak dalam ASI akan sama dengan komposisi lemak dalam depot ibu (cadangan lemak ibu di bawah kulit) akan diambil. Kurang karbohidrat, sedikit berpengaruh pada kadar laktosa ASI, hanya volume ASI akan berkurang bila ibu diet rendah kalori sehingga selama menyusui tidak dibenarkan menurunkan berat badan. Vitamin sangat dipengaruhi oleh diet ibu sehingga sangat perlu bagi ibu hamil atau menyusui untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya. Kekurangan mineral pada diet ibu memberi dampak kecil terhadap mineral
  • 20. ASI. Kebutuhan mineral akan diambil dari depot ibu yang juga akan berdampak bi la kekurangan dalam waktu yang lama. Jadi, asupan nutrisi pada ibu menyusui perlu diperhatikan dengan baik. Dan porsi makanan yang paling banyak dimakan oleh ibu menyusui adalah : a. Karbohidrat komplek, seperti nasi. roti dan sereal; b. Sayur-sayuran; c. Daging, tahu, tempe, ikan laut, atau ikan tawar; d. Buah segar, yogurt rendah lemak, kue kering asin sebagai snack; e. Susu Berlawanan dengan kepercayaan um um, tidak ada makanan atau komposisi tertentu dija min bisa meningkatkan volume ASI, tetapi kekurangan cairan bisa bepengaruh negatif terhadap produksi air susu dan menjadikan ibu merasa kelelahan. Pada orang dewasa sehat disarankan minum air antara enam hingga delapan gelas per hari. Ibu menyusui tidak dianjurkan memaksakan di ri minum air disaat tidak sedang merasa haus. Tetapi harus diingat pada saat ibu merasa haus, ibu mungkin akan sedikit mengalami dehidrasi. Jika air seni berwarna kuning tua atau ibu mengalami kesulitan buang air besar, mungkin ibu belum mendapatkan cukup cairan. (Kathryn: 2005; 172) Jadi kebutuhan nutrisi selama menyusui harus diberikan secara adekuat, kekurangan dalam waktu sesaat tidak terlalu mempengaruhi kualitas ASI karena masih dapat dipengaruhi oleh cadangan lemak
  • 21. dari tubuh ibu, tetapi kekurangan dalam waktu yang lama dan cadangan tubuh ibu habis akan memberikan dampak kepada ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan bayi. Upaya menurunkan berat badan pada masa laktasi akan merugikan ibu dan bayinya. (Hubertin: 2004; 9) 6. Cara menyusui yang baik dan benar a. Melekat dengan baik Dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar, areola bagian atas ibu tampak lebih banyak. b. Posisi benar Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya dan badan bayi dekat ke ibunya. c. Menghisap dengan efektif Bayi menghisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan (NTBS DFA PHP ± II. 2005). 7. 10 Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu a. Bayi mendapatkan nutrisi terbaik Air susu setiap spsies, makhluk hidup yang menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan menyusui anaknya. Jadi, ASI dirancang sedemikian rupa untuk bayi manusia. Melalui proses menyusui, bayi akan mendapatkan ASI
  • 22. sebagai nutrisi terbaik yang dibutuhkan karena ASI memenuhi komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Dibanding dengan susu formula, ASI mengandung kebutuhan nutrien yang lebih lengkap dengan kualitas, kuantitas, dan komposisi ideal untuk pertumbuhan dan kesehatan, kesehatan dan kecerdasan bayi. b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi di dalam rahim, secara alami mendapat zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui tali plasenta, tetapi zat kekebalan ini akan cepat menurun setelah lahir. Sementara itu, kemampuan bayi untuk membuat pertahanan tubuhnya sendiri masih lemah. Kesenjangan ini bisa diatasi bila bayi mendapatkan ASI. ASI di hari-hari pertama mengandung colostrum yang hampir tidak ditemukan dalam susu formula. Colostrum adalah zat antibodi aktif yang sangat diperlukan untuk daya tahan tubuh. c. Meningkatkan kecerdasan anak Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utarna yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi dan anak adalah nutrisi atau gizi yang diterimanya. ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga dapat menunjang perkembangan kognitifnya. Perkembangan otak paling pesat terjadi pada usia 0 - 2 atau 3 tahun, dimana volume otak akan mencapai 80%. Karenanya, pemberian ASI sangat dibutuhkan pada masa ini.
  • 23. Walaupun otak telah mengalami perkembangan yang pesat pada masa ini, bukan berarti bahwa perkembangan otak berhenti sampai disitu saja. Volume otak akan terus berkembang hingga usia 12 tahun. d. Dasar perkembangan kepribadian anak Menyusui bayi akan memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. la menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam kehamilan. Kondisi tersebut merupakan dasar bagi perkembangan emosi yang hangat pada diri anak. Melalui proses menyusui, anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang -orang di sekitarnya. e. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat ke mbalinya rahim ke bentuk semula Saat bayi rnenghisap puting susu ibu, kelenjar pituitary akan terstimulasi untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin guna merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terpancar keluar. Hormon oksitosin juga akan merangsang kontraksi otot polos rahim berikut pembuluh darahnya. Efek ini akan bekerja maksimal jika setelah persalinan, ibu langsung menyusui bayinya. Dengan begitu, penyempitan pembuluh darah yang terbuka saat persalinan bisa dipercepat. Hal ini jelas berdampak positif, karena perdarahan di rahim akibat persalinan akan cepat terhenti. Otot-otot rahim yang
  • 24. mengkerut secara otomatis akan menyebabkan pembuluh darah yang terbuka menjadi terjepit sehingga perdarahan akan segera terhenti. f. Mencegah anemia defisiensi zat besi Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang. Berhentinya pendarahan setelah persalinan akan mengurangi terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu. g. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil Dengan menyusui, cadangan lemak dalarn tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi selarna kehamilan akan digunakan sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu pun akan terjadi lebih cepat. h. Menunda kesuburan Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan. Kemungkinan untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99%. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan, dan ibu belum mengalami menstruasi
  • 25. i. Menimbulkan perasaan dibutuhkan Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya. j. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium Penelitian mernbuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif. B. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian adalah benar atau berguna. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, la akan mendapatkan pengetahuan
  • 26. tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011) Pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk pemimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi dengan sendirinya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011) Selain pengetahuan empiris, ada juga pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2, bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melalui sebuah pemikiran logis atau akal budi. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)
  • 27. Pengetahuan adalah k umpulan dari pengalaman -pengalaman dan pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. (Hadi: 2001; 2) Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif atau aktif dengan tahapan tahapannya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011) Pengetahuan di atas digunakan oleh individu sebagai dasar pembentukan perilaku, penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam anti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu; b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus; c. Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi; d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru; e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo: 2003)
  • 28. Adapun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahaptahap di atas. 2. Macam-Macam Pengetahuan Pengetahuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan atau tahu bahwa, pengetahuan atau bagaimana dan pengetahuan atau tahu tentang dapat ditambahkan satu lagi jenis pengetahuan yang serumpun dengan itu pengetahuan atau tahu mengapa. a. Tahu bahwa Pengetahuan tahu bahwa adalah pengetahuan tentang informasi tertentu tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa itu atau itu memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan itu disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkatan yang tidak begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan dalam mengumpulkan informasi atau data tertentu. Seseorang yang mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai informasi akurat melebihi orang lain. b. Tahu tentang/akan/mengenai Yang dimaksud dengan jenis pengetahuan ini adalah sesuatu yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi secara langsung pada objeknya. Oleh karena itu, sering disebut sebagai
  • 29. pengetahuan berdasarkan pengenalan, ciri -ciri pengetahuan model ini adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai tingkat objektivitas yang cukup tinggi; 2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat langsung dengan objek; 3) Bersifat singular yaitu hanya berkaitan dengan barang atau ojek khusus. c. Tahu mengapa Biasanya jenis pengetahuan berkaitan dengan "pengetahuan bahwa" hanya saja "tahu mengapa" jauh lebih mendalam dan serius, karena berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini merupakan pengetahuan tertinggi dan mendalam sekaligus juga merupakan pengetahuan ilmiah. (Notoatmodjo: 2003; 21) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu : a. Intelegensi Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung
  • 30. kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orangorang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. b. Pendidikan Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspekaspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 18). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. c. Pengalaman Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena a danya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian
  • 31. seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. (Notoatmodjo: 2003; 143) d. Informasi Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 102) Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi boolet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard). (Notoatmodjo: 2003; 99) e. Kepercayaan Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin: 2002; 130) .
  • 32. f. Umur Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima informasi. g. Sosial budaya Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya. h. Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonominya baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah. C. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui penelititan yang akan dilakukan (Notoatmodjo. 2005). Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang ASI eksklusif, maka peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut.
  • 33. Kerangka konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Pengetahuan ibu antara lain : tentang : 1. Umur Umur 2. Pendidikan 1. Pengertian ASI eksklusif 3. Pengalaman 2. Manfaat ASI Factor eksternal antara eksklusif 3. Cara pemberian ASI lain : eksklusif 1. Lingkungan 2. Social ekonomi Diteliti Tidak diteliti Baik Cukup Kurang
  • 34. 2. Definisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti perlu sekali, variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasianal. Defnisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 2.1 Definisi Operasional Sub Definisi Variabel Variabel Operasional Skala Ordinal Alat Ukur Kuisioner Kategori Pengetahuan Segala Baik ibu tentang sesuatu yang 76 % - 100 % ASI diketahui Cukup Eksklusif oleh seorang 56 % - 75 % ibu Kurang mengenai < 55 % ASI Eksklusif Manfaat Menambah Ordinal Koisioner Baik ASI kekebalan 76 % - 100 % Eksklusif pada bayi Cukup dan tidak 56 % - 75 % perlu biaya Kurang < 55 %
  • 35. Cara Saat Ordinal Kuisioner Baik pemberian menyusui 76 % - 100 % ASI putting Cukup Eksklusif harus masuk 56 % - 75 % ke mulut Kurang bayi < 55 % Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu konsep pengertian tertentu (Noto Atmodjo, 2005:70). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif.
  • 36. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) (Arikunto; 2006: 10). Adapun peristiwa yang digambarkan pada penelitian ini adalah gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian AS I Eksklusif di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur Tahun 2011. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto; 2006: 130). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu menyusui di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur yang berjumlah 206 orang (F/II/Gizi/PKM NLD: 2010). 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto; 2006: 131). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : a. Bersedia menjadi responden; b. lbu yang memberikan ASI eksktusif;
  • 37. c. Bisa baca dan tulis dalam bahasa indonesia. 3. Cara pengambilan sampel Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random Sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan propabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen di seleksi secara acak (Notoatmodjo; 2005: 85). C. Besarnya Sampel dan Cara Pengambilan Sampel 1. Besar sample Sampel dalam penelitian ini diamhil dengan rumus proporsi menurut Arikunto yaitu "bilamana populasi homogaen sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 maka jumlah dapat diambil antara 10-15 atau 20-25%". (Arikunto; 2006: 134). Jadi besar sample yang di ambil adalah 10 % dari populasi 206 bayi yaitu 21 bayi. Dan untuk antisipasi terjadinya mising data/kesalahan data maka sample ditambah 10 % menjadi 28 dari jumlah bayi menurut mardalis 2000. 2. Cara pengambilan sample Cara pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan teknik Stratified random sampling, di mana setiap unit atau anggota mempunyai karaktistik bersipat heterogen. Hal ini di fokukan dengan
  • 38. cara mengidentifikasi dan besarnya populasi. Cara pengambilan sampel menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel sebagian responden dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. (Notoatmodjo; 2005: 85). Kriteria inklusi penelitian ini adalah: 1. Ibu yang memberikan ASI eksklusif; 2. Ibu yang bersedia menjadi responden; 3. Ibu yang bisa membaca dan menulis. D. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur pada tanggal ««««««««.. 2011. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik wawancara (interview), yaitu suatu medote yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden yang menjadi objek penelitian atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (faca to face). Jadi data tersebut dapat diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan.
  • 39. 2. Instrumen Penelitian Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen koesioner yaitu sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda ceklist ( ¥ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih benar atau salah. F. Teknik Analisis Data Tahapan proses analisa dalam penelitian ini adalah: 1. Editing Data Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui pembagian koisioner dengan tujuan mencetak kembali apakah hasilnya sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat dibaca serta relevan. 2. Coding data Merupakan kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan anilisis data. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
  • 40. 3. Tabulating Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk (data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini meliputi: 1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat sesuai kebutuhan; 2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban. Dan hasil angket yang telah diisi ditabulasi dan diberi skor yaitu: a) Yang menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor l; b) Yang tidak menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor 0. Berdasarkan skor tabulasi kemudian diprosentasikan dengan menggunakan rumus: P= ௫ ௬ 100% Keterangan : P : Prosentase X : Skor yang didapat Y : Skor yang diharapkan Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan tingkat pengetahuan yaitu : Baik : 75%- 1 00 % Cukup : 55 % - 7 4 % Kurang baik : < 55% (Arikunto; 2006).
  • 41. Rumus untuk menentukan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner pada responden yaitu Jumlah. jawaban yang benar X 100 % Jumlah Seluruh soal G. Etika Penelitian Sebelum responden diberikan kuesioner yang harus diisi, maka peneliti harus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dengan membuat informed concent. Adapun hak-hak responden yang harus dilindungi menurut American Nurse Association (ANA) antara lain: 1. Kerelaan diri untuk menjadi responden; 2. Kebebasan sendiri tidak ada unsur paksaan; 3. Tanpa identitas dan dijaga kerahasiaannya; 4. Perlakuan yang wajar; 5. Terlindung dari ketidaknyamanan dan hal-hal yang membahayakan.