1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan makhluk hidup tak bisa lepas dari air. Air merupakan sumber
kehidupan bagi setiap makhluk yang bernyawa. Namun tidak semua jenis air yang
dapat digunakan untuk kehidupan dari makhluk yang berada di alam ini. Air di
alam ini terutama untuk kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting
sekali baik untuk minum, mandi, dan lain-lain. Namun, untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup yang lain memerlukan air yang
bersih
dan
terbebas
dari
bakteri-bakteri
yang
merugikan
bila
kita
mengkonsumsinya (Campbell dkk, 2002).
Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah yang merupakan salah satu
sumber air bersih mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik yang
merupakan
tempat
yang
baik
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan
mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof
merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik
Kualitas air bersih ditentukan oleh faktor-faktor kimia, fisika, maupun
bakteriologis. Faktor-faktor tersebut secara alami maupun karena campur tangan
manusia, misalnya karena pencemaran karena kegiatan pada lingkungan, akan
menentukan kualitas air bersih. Sebagaimana kenyataan bahwa air jernih belum
tentu bersih. Secara alami air bersih yang dihasilkan mata air atau sumur, ternyata
sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae.
Kandungan mikroorganisme dalam air alami sangat berbeda tergantung
pada lokasi dan waktu. Apabila air merembes dan meresap mealalui tanah akan
membawa sebagaian mikroorganisme bagian tanah yang lebih dalam. Air tanah
pada umumnya paling sedikit mengandung mikroorganisme dan air tanah yang
terdapat
pada
bagian
yang
dalam
sekali
hampir
tidak
mengandung
mikroorganisme. Sebaliknya air permukaan sering banyak mengandung
mikroorganisme yang berasal dari tanah dan dari organisme yang terdapat di
danau-danau dan sungai-sungai. Kehadiran mikroba di dalam air akan
mendatangkan keuntungan dan kerugian (Dwijoseputro, 1989).
1
2. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan air bersih?
2. Bagaimanakah persyaratan bakteriologis pada air bersih?
3. Apa sajakah sumber air bersih ?
4. Apakah sumber-sumber pencemaran mikroorganime yang terdapat dalam
air bersih?
5. Apa sajakah jenis-jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air bersih?
6. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan mikroorganisme pada air bersih
terhadap kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian air bersih.
2. Untuk mengetahui persyaratan bakteriologis pada air bersih.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber air bersih.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran mikroorganime yang
terdapat dalam air bersih.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air
bersih.
6. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan mikroorganisme pada air
bersih terhadap kesehatan.
1.4 Metode
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Air Bersih
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun (Tarigan, 1988).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang :
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air , pasal 1 menyebutkan : Air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Menurut Suripin (2002) yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman
(sehat) dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang
segar.
Sedangkan
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih
adalah air yang kita pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak
dan dapat diminum setelah dimasak. Dimana air yang dihasilkan PDAM pun
bukan merupakan air minum yang langsung dapat diminum seperti air minum dari
kemasan melainkan masih pada tingkat air bersih, karena air dari PDAM dapat
kita minum setelah dimasak terlebih dahulu.
2.2 Persyaratan Kualitas Air Bersih
Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan
paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Salain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah
satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan
derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1). Mengingat betapa pentingnya air bersih
3
4. untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan,
yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa, suhu antara 10o – 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air
antara 6,5 – 9,2.
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
Dari uraian diatas menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat
tidaknya kualitas air untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan
persyaratan secara fisik, kimia dan bakteriologi.
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416 tahun 1990 tanggal 3 September 1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. (Terlampir)
Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air,
menurut Suriawiria (1985) terdiri dari:
1. Bakteri
2. Fungi(jamur)
3. Mikroalga
4. Protozoa
5. Virus
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan
APHA). Kualitas air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang
tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77.
Menurut Suriawiria (1985), kualitas tesebut menyangkut:
1. Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
2. Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa
ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.
3. Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen
(penyebab penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.
4
5. 2.3 Sumber Air Bersih
Sumber air bersih, antara lain :
a. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari
sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari
7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk
menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang
tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon
walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini
tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang
memerlukan.
b. Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu
perorangan/
berkelompok/
pemerintah
biasanya
membangun
bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di
saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah
banjir.
c. Air tanah/sumur
Air yang berasal dari dalam tanah, yang diambil dengan cara
pengeboran kemudian disedot menggunakan pompa air. Air ini
mempunyai kondisi dan kandungan kontaminan yang bervariatif
seperti kandungan mangan, besi, nitrat dan nitrit sehingga sulit sekali
dikontrol. Selain itupula air tersebut banyak terkontaminasi oleh
bakteri E-coli yang berasal dari kotoran hewan dan manusia.
d. Air PAM
Air yang diolah perusahaan air minum (PDAM) yang bersumber
dari air sungai ataupun air tanah. Air ini diolah dengan maksud agar
bakteri berbahaya terbunuh dan biasanya untuk dapat membunuh
bakteri digunakan larutan kimia klorin.
5
6. 2.4 Sumber Pencemar Air Bersih
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas
manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah
industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian
segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah
tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan
sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air menjadi
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (PP No. 20/1990 pasal 1, angka 2 dalam Warlina 2004).
Dari definisi dapat diartikan bahwa sumber atau penyebab dari pencemaran air
adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komposisi lain ke dalam air
sehingga menyebabkan air itu tercemar. Dalam istilah sehari-hari benda-benda
tersebut dapat dikatakan sebagai unsur polutan. Pada prakteknya unsur-unsur ini
dapat berupa pembuangan limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah cair
ke dalam badan air (Warlina 2004). Menurut Azwir (2006) polusi air adalah
penyimpangan sifat-sifat air yang normal akibat terkontaminasi oleh material atau
pertikel, dan bukan dari proses pemurnian.
Menurut Warlina (2004) beberapa sumber pencemaran air dikategorikan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
yaitu meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah
tangga dan sebagainya.
2. Sumber kontaminan tidak langsung Sumber tak langsung adalah
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online 2003 dalam Warlina
2004).
Semua pencemaran ini pada dasarnya berasal dari industri, rumah tangga
dan pertanian. Tanah dan air tanah dapat berasal dari aktivitas manusia yang
mengendap dan meresap ke dalam tanah. Sementara di atmosfer kontaminan
berasal dari manusia juga yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan
6
7. asam (Warlina 2004). Untuk mengetahui kontaminan yang ada di dalam badan
air dapat dilakukan pengujian air berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh
standar internasional, standar Nasional, maupun standar dari suatu perusahaan
industri (Azwir 2006).
Menurut wardhana (1995), beberapa komponen pencemar air yang berasal
dari industri, rumah tangga dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai : bahan
buangan yaitu bahan buangan padat, bahan buangan organik dan olahan bahan
makanan, bahan buangan anorganik, bahan buangan cairan berminyak, bahan
buangan berupa gas, dan bahan buangan zat kimia.
Kandungan nutrien dalam air yang meningkat terus-menerus dapat
menyebabakan adanya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah masalah lingkungan hidup
dimana pertumbuhan tanaman air sangat cepat melebihi batas normal
yangdiakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-) pada ekosistem air tawar. Secara
normal konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100
µg/l dan jika melebihi akan menyebabakan ketimpangan ekosistem. Pada keadaan
eutrofik tumbuhan air seperti alga,dan tumbuhan mikro yang berkembang biak
dengan pesat dan menyebabkan oksigen zat terlarut menurun. Kurangnya oksigen
terlarut pada ekosistem air berdampak pada kematian hewan air dan menyebabkan
putusnya rantai makanan.
Sampah organic rumah tangga seperti air comberan, sampah basah
menyebabkan tercemarnya air dan tingkat kebutuhan oksigen meningkat karena
kadar oksigen menurun.
Di dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang kualitas dan pengendalian pencemaran air, mutu air diklasifikasikan
menjadi 4 kelas, yaitu :
1. kelas yang peruntukanya dapat digunakan untuk air baku air minum
2. kelas peruntukannya sebagai sarana dan prasarana rekreasi
3. kelas yang peruntukannya budidaya ikan, peternakan, irigasi dan lainlain yang mutunya sama
4. kelas air yang diperuntukan untuk hal-hal lain (Azwir 2006).
Komponen pencemar ini dapat dilihat atau diamati berdasarkan
pengamatan fisis, secara kimiawi, dan secara biologis. Indikator yang digunakan
7
8. dalam pengamatan ini yaitu pH, konsentrasi ion hidrogen, oksigen terlarut,
kebutuhan oksigen biokimia, dan kebutuhan oksigen kimia (Warlina 2004).
2.5 Mikroorganisme Dalam Air Bersih
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti
lingkungan yang lainnya. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air
terdiri dari :
1. Bakteri
2. Alga biru-hijau
3. Fungi
4. Microalgae
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang
keadaannya sudah kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah
kehidupan, yaitu misalnya yang berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber
mata air dan sebagainya, di dalamnya terdiri dari:
• Bakteri, yaitu :
1. Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang
mampu mengoksidasi senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya,
air sering berubah warna kalau disimpan lama yaitu warna kehitamhitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
2. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus)
yang mampu mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air
disimpan lama akan tercium bau busuk seperti bau telur busuk.
3. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan
kersik), sehingga kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasadjasad yang berwarna hijau, biru atau pun kekuning-kuningan, tergantung
kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
• Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
1. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan
8
9. bantuan energi seperti matahari dan kimia. Contohnya : Thiobacillus,
Nitrosomonas, Nitrobacter.
2. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme
lain. Contohnya antara lain : Saprolegnia sp., Candida albicans,
Trichopnyton rubrum.
• Alga Biru Hijau
Alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti
tumbuhan darat, wujud alga terdiri dari batang yang disebut thallus. Umumnya
alga hidup secara bebas di air atau bersimbiosis dengan jasad lain. Mempunyai
bentuk uniseluler, filamen yang mengelilingi tubuhnya banyak diselimuti
dengan lendir. Merupakan divisi Cyanophyta dengan beberapa kelas yaitu :
Nostocales, Chroococcales, dan Stigonematales, Hydrodictyon.
• Fungi
Hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk filamen atau
serat yang disebut miselia atau hifa. Contoh : Saprolegnia sp., Branchiomyces
sanguinis, Icthyophonus hoferi.
• Mikroalgae
Contoh : Chlorella sp., Pyrodinium bahamense, Trichadesmium erythraeum,
salah satu spesies dari Cyanobacterium, Noctiluca scintillans (satu spesies dari
Dinoflagellata).
2.6 Dampak Pencemar
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni
air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengerusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan
pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali
yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut
menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
9
10. dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan
aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
• Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan
mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu
serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula
disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada
tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara
alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air
limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa
dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan
dahulu.
• Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh
suatu
survey
sumur
dangkal
di
Jakarta.
Banyak
penelitian
yang
mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
• Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
-
air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
-
air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
-
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia
bersangkutan tak dapat membersihkan diri
-
air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne
diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak
terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat
10
11. untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya
Agen
Virus
Rotavirus
Virus Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Bakteri
Vibrio cholera
Escherichia Coli
Enteropatogenik
Salmonella typhi
Salmonella paratyphi
Shigella dysenteriae
Protozoa
Entamuba histolytica
Balantidia coli
Giarda lamblia
Metazoa
Ascaris lumbricoides
Clonorchis sinensis
Diphyllobothrium latum
Taenia saginata/solium
Schistosoma
Sumber : KLH, 2004
Penyakit
Diare pada anak
Hepatitis A
Polio (myelitis anterior acuta)
Cholera
Diare/Dysenterie
Typhus abdominalis
Paratyphus
Dysenterie
Dysentrie amoeba
Balantidiasis
Giardiasis
Ascariasis
Clonorchiasis
Diphylobothriasis
Taeniasis
Schistosomiasis
• Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya
ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga
dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan
menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.
11
12. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
12
13. 2. Air bersih harus memenuhi persyaratan syarat fisik, syarat kimiawi, dan
syarat bakteriologi.
3. Sumber air bersih berasal dari ungai , curah hujan, air tanah/sumur, dan air
PAM.
4. Sumber pencemaran air berasal dari sumber langsung dan sumber tak
langsung.
5. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari bakteri,
alga biru-hijau, fungi, dan microalgae.
6. Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengerusakan hutan akibat hujan asam dsb.
3.2 Saran
Sebagai air yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, air bersih
harus bebas dari jenis mikroorganisme pathogen,
13