Penataan ulang kurikulum mencakup penataan ulang mata pelajaran agama, PPKn, dan bahasa Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar peserta didik memiliki karakter yang kuat dan memiliki kemampuan yang relevan dengan tuntutan zaman.
1. RANCANGAN PENATAAN ULANG
KURIKULUM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
2. LANDASAN
Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Prioritas 2: Pendidikan
3) Metodologi: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa
pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan
terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir
Nasional pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum sekolah dasar dan menengah
sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada
2014;
5) Kurikulum: Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum
tingkat nasional, daerah, dan sekolah sehingga dapat mendorong penciptaan
hasil didik yang mampu menjawab kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan
nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan (diantaranya
dengan mengembangkan model link and match);
4. Penataan Ulang
Islam Text
Kristen
Khong Pendidikan Katolik
hucu
Agama
Hindu
Buddha
5. HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA
• Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang
bersumber dari Kitab Suci setiap agama, yang dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta berakhlak mulia/budi pekerti luhur,
menghormati dan menghargai semua manusia dengan
segala persamaan dan perbedaannya.
6. FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
AGAMA
• Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu
menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter
dan antarumat beragama.” (PP No.55 Tahun 2007
Pasal 2 ayat 1)
• Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. (PP No.55 Tahun 2007
Pasal 2 ayat 2)
7. ARAH PENATAAN ULANG PENDIDIKAN AGAMA
• Bersumber dari Kitab Suci setiap Agama.
• Memerhatikan dan mengedepankan pendidikan akhlak mulia;
• Memberi warna pada pendidikan karakter bangsa,
kewirausahaan, dan ekonomi kreatif;
• Memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menyikapi arus globalisasi secara positif dan
proporsional;
• Konsisten dan tetap menjadi parameter perkembangan politik,
ekonomi, sosial, budaya, keadilan gender, multikultural,
kearifan lokal, dan lainnya;
• Membahas isu-isu kontemporer.
8. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA
Islam Al Quran-Al Hadits, Aqidah, Akhlak, Fikih, dan Sejarah Peradaban
Islam
Kristen Allah dan Karya Nya, dan Nilai-nilai Kristiani
Pribadi Siswa, Yesus Kristus, Gereja, dan Hidup
Katolik
bermasyarakat
Hindu Kitab Suci, Tatwa, Susila, Acara, dan Sejarah Agama Hindu
Keyakinan (Saddha), Sila, Samadhi, dan Panna; Tripitaka
Buddha (Tipitaka); dan Sejarah
Khonghucu Keimanan, Perilaku Jun Zi , Tata Ibadah, Kitab Suci, dan Sejarah
Suci
9.
10. Penataan Ulang PPKn
• Mengubah nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
• Menempatkan mata pelajaran PPKn sebagai bagian utuh dari kelompok mata
pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan
• Mengorganisasikan SK-KD dan indikator PPKn secara nasional dengan memperkuat
nilai dan moral Pancasila; nilai dan norma UUD NRI Tahun 1945; nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika; serta wawasan dan komitmen Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Memantapkan pengembangan peserta didik dalam dimensi: (1) pengetahuan
kewarganegaraan; (2) sikap kewarganegaraan; (3) keterampilan kewarganegaraan;
(4) keteguhan kewarganegaraan; (5) komitmen kewarganegaraan; dan (6)
kompetensi kewarganegaraan.
• Mengembangkan dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik PPKn yang berorientasi pada pengembangan karakter peserta
didik sebagai warganegara yang cerdas dan baik secara utuh.
• Mengembangkan dan menerapkan berbagai model penilaian proses pembelajaran
dan hasil belajar PPKn
11. Hakikat PPKn
• Kesadaran sebagai warga negara (civic literacy),
• Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan
(civic engagement),
• Kemampuan berpartisipasi sebagai warga
negara (civic skill and participation),
• Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge),
• Partisipasi kewarganegaraan secara
bertanggung jawab (civic participation and civic
responsibility),
12. SBG PENDIDIKAN NILAI, MORAL
DAN KEWARGANEGARAAN
KHAS INDONESIA
(Filosofis, Yuridis, Pedagogis)
AKSEPTABLE KARENA
SBG NOMENKLATUR
PERNAH DIGUNAKAN
DALAM pkn SEBAGAI
SEBELUMNYA
NAMA JENIS MENURUT
PADA ERA UU 2/1989
(Sosiologis-Yuridis) PPKn UU 20/2003
(Yuridis)
DIDUKUNG OLEH KAJIAN SBG WAHANA PENGEMBANGAN
AKADEMIS DISIPLIN KEILMUAN WATAK DAN PERADABAN
PIPS-PKn BANGSA SESUAI Ps 3 UU 20/2003
(Filosofis-Pedagogis) (Filosofis-Yuridis)
Alasan Perubahan PKn menjadi PPKn
13. PKn (2006) PPKn (2012)
Pendidikan
“Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan bertujuan bertujuan untuk mengembangkan
untuk membentuk peserta peserta didik menjadi manusia
didik menjadi manusia yang Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air,
memiliki rasa kebangsaan yang dijiwai oleh nilai-nilai
dan cinta tanah air Pancasila dan UUD 1945”
(Substansi Penjelasan pasal 37 UU
(diadopsi dari Penjelasan pasal 20/2003 yang direvitalisasi dengan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
37 UU 20/2003)
14. LINGKUP/SUBSTANSI UTAMA PKn PPKn
PPKn -2012
PKn-2006 RUANG LINGKUP
1. Pancasila, sebagai dasar negara
RUANG LINGKUP dan pandangan hidup bangsa
1. Persatuan dan Kesatuan 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar
bangsa yang menjadi landasan
2. Norma, hukum dan konstitusional kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
peraturan
bernegara
3. Hak asasi manusia 3. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai
4. Kebutuhan warga negara wujud keberagaman kehidupan
5. Konstitusi Negara bermasyarakat, berbangsa, dan
6. Kekuasan dan Politik bernegara dalam keberagaman yang
7. Pancasila kohesif dan utuh
8. Globalisasi 4. Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai bentuk final
Negara Republik Indonesia
15. DIAGRAM KETERKAITAN
RUANG LINGKUP PPKn
PANCASILA
NEGARA KESATUAN
REPUBLIK
INDONESIA
UNDANG-UNDANG
BHINNEKA TUNGGAL DASAR
IKA 1945
16.
17. Mengapa Berubah
HASIL KAJIAN KOMPETENSI BAHASA INDONESIA
• Standar Isi mata pelajaran Bahasa Indonesia (Lampiran
Permendiknas 22/2006) pada dasarnya sudah mampu
meningkatkan keterampilan peserta didik berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan.
• Berdasarkan hasil kajian terhadap dokumen dan pelaksanaan
serta perbandingan dengan beberapa kurikulum negara lain ada
beberapa hal yang perlu disempurnakan, seperti (a) cakupan
kompetensi dasar (KD) ada yang telah dijabarkan secara panjang
lebar tetapi ada pula yang masih terbatas, (b) urutan sajian KD
belum semuanya tertata dengan baik, dan (c) gradasi beberapa
KD belum tersusun secara jelas dan logis, baik antarsemester,
antarkelas, maupun antarjenjang dan juga jumlah KD masih
terlalu banyak.
• Berdasarkan hasil kajian terhadap pelaksanaan, pemahaman guru
dalam memahami dan menjabarkan standar isi juga bervariasi
karena kurangnya penjelasan dan rambu-rambu pelaksanaan.
18. TUJUAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
• Memahami dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat berpikir, berekspresi, dan berkomunikasi
• Meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia.
• Meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia.
• Meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia
(memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional,
dan global).
19. SATUAN RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP
PENDIIDIKAN LAMA BARU
SD 1. MENDENGARKAN 1. MENYIMAK
2. BERBICARA 2. BERBICARA
3. MEMBACA 3. MEMBACA
4. MENULIS 4. MENULIS
Catt : aspek sastra telah terintegrasi Catt : aspek sastra telah terintegrasi
ke dalam 4 keterampilan di ke dalam 4 keterampilan di atas
atas
SMP 1. MENDENGARKAN KEMAMPUAN BERBAHASA
2. BERBICARA 1.MENYIMAK
3. MEMBACA 2.BERBICARA
4. MENULIS 3.MEMBACA
4.MENULIS
dan
1. MENDENGARKAN KEMAMPUAN BERSASTRA
2. BERBICARA 1.MENYIMAK
SMA
3. MEMBACA 2.BERBICARA
4. MENULIS 3.MEMBACA
4.MENULIS
Catt : Judul Kemampuan Berbahasa dan
Kemampuan Bersastra tidak muncul Catt: Judul Kemampuan Berbahasa dan
sehingga terkesan terjadi pengulangan Kemampuan Bersastra dimunculkan agar jelas
aspek, padahal kompetensinya berbeda kompetensi apa yang akan dicapai
(kompetensi kebahasaan dan kesastraan)
20. PERUBAHAN
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
• Menata kembali kompetensi sesuai dengan arah
pengembangan aspek (reseptif : mendengarkan dan
membaca, produktif : berbicara dan menulis)
• Menata kembali tingkat kesulitan kompetensi sesuai dengan
tingkat perkembangan usia.
• Menata kembali penyebaran kompetensi agar tidak berulang
• Menajamkan kembali rumusan kompetensi agar lebih jelas.
• Mencantumkan judul Kemampuan Berbahasa dan
Kemampuan bersastra yang masing-masing terdiri atas 4
aspek agar lebih jelas.
• Menambah KD untuk jenjang SD :
a. membiasakan sikap membaca yang benar
b. membiasakan sikap menulis yang benar.
21. • Menyederhanakan tuntutan sumber belajar yang sulit agar kompetensi
tetap dimiliki siswa.
misalnya : membaca puisi dari buku antologi puisi --
membaca puisi dari berbagai sumber
• Menambah KD “mengandaikan diri sebagai ….(tokoh atau profesi
tertentu). Hal ini dimaksudkan untuk melatih daya imajinasi dan empati
siswa
• Mencantumkan jumlah buku yang wajib dibaca siswa untuk tiap jenjang
(hasil kesepakatan dengan kelompok sastrawan)
SD : 12 buku (6 buku sastra dan 6 buku nonsastra)
SMP : 24 buku (12 buku sastra dan 12 buku nonsastra)
SMA : 30 buku (15 buku sastra dan 15 buku nonsastra)
• Hasil membaca buku sastra dan nonsastra harus diujikan dalam
berbagai bentuk (laporan, komentar, meringkas, menceritakan
kembali, dll)
22.
23. PENATAAN ULANG MATEMATIKA
TUJUAN PENATAAN ULANG
1. Memantapkan pelaksanaan kurikulum matematika dengan
menggunakan pendekatan belajar aktif
2. Memberi penguatan kompetensi matematika: pemahaman
konsep, representasi dan penafsiran, penalaran dan
pembuktian, pemecahan masalah, komunikasi, dan
menghargai matematika dan kegunaan matematika
3. Mengintegrasikan pendidikan karakter, ekonomi kreatif dan
kewirausahaan, dan konten-koten lain dalam kurikulum
matematika
24. Mengapa berubah
1. Implementasi kurikulum matematika belum
konsisten, efektif, efisien, dan berkualitas sesuai SNP
2. bervariasinya pemahaman SK dan KD, perumusan ke
dalam indikator, dan implementasinya dalam
pembelajaran dan penilaian (didukung hasil studi
TIMSS, PISA). Pembelajaran kurang memperhatikan
unsur representasi, penalaran, penafsiran, dan
pemecahan masalah, selain unsur pemahaman
konsep, dan pembuktian, yang tercermin dari silabus
dan RPP, serta instrumen penilaian
25. RUANG
SKKD 2006 USULAN SKKD 2012
LINGKUP
Bilangan Bilangan
Geometri dan pengukuran Geometri dan pengukuran
Pengolahan data/Statistika dan
Isi Peluang Pengolahan data/Statistika dan Peluang
Aljabar Aljabar
Trigonometri Trigonometri
Kalkulus Kalkulus
Pemahaman Konsep Pemahaman
Komunikasi dan Penalaran Representasi dan Penafsiran
Proses Penalaran dan Pembuktian
Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah
Menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan; Disiplin, konsisten, dan taat azas;
Berpikir logis, berpikir analitis, sintesis dan evaluatif
kritis, alternatif, kreatif, inovatif, serta dapat
rasa ingin tahu, perhatian, minat menjelaskan pemikirannya dan kemampuan
Sikap belajar, sikap ulet, percaya diri bekerjasama untuk memecahkan masalah.
26. Ruang lingkup SKKD 2006 Usulan SKKD 2012
Jurusan IPA: Jurusan IPA:
Penjurusan di menggunakan SK- menggunakan SK-KD/Kurikulum matematika
SMA KD/Kurikulum matematika IPA Level A
Jurusan IPS: Jurusan IPS:
menggunakan SK- dapat memilih SK-KD/Kurikulum matematika
KD/Kurikulum matematika IPS level B atau level A
Jurusan Bahasa:
menggunakan SK-KD/ Jurusan Bahasa:
Kurikulum matematika Bahasa dapat memilih SK-KD/Kurikulum matematika
level C, level B, atau level A
PERUBAHAN YANG DILAKUKAN
•Menyelaraskan kata kerja antarSK-KD
•Memperbaiki rumusan SK-KD agar lebih jelas
•Menggabung KD-KD yang terlalu kecil
•Mengurangi KD
•Menambah KD baru sesuai dengan rumusan SK
•Mengakomodasi hasil studi PISA dan TIMSS