2. Masuknya Agama Islam di Indonesia
Sekitar abad ke-7 dan ke-8 Indonesia sudah ada
pedagang-pedagang dari India (Gujarat), Arab dan Persia.
Mereka berdagang di Indonesia dengan memperdagangkan
rempah-rempah dan emas. Pada waktu itu Selat Malaka
merupakan tempat yang paling ramai di Nusantara, maka
dari itu Selat Malaka berperan sebagai pintu gerbang ke
lautan Nusantara. Sambil menunggu angin musim yang
baik, para pedagang asing tersebut melakukan interaksi
dengan penduduk setempat, selain menjalin hubungan
dagang, para pedagang asing membawa ajaran Islam
beserta kebudayaannya sehingga semakin lama ajaran dan
kebudayaan Islam berpengaruh terhadap penduduk
setempat. Pada awalnya pengaruh Islam hanya
berkembang di daerah-daerah pantai, namun lambat laun
berkembang di wilayah pedalaman. Ada beberapa
pendapat yang menyatakan tentang masuknya Islam ke
Indonesia.
3. • Pendapat tersebut antara lain :
– Masuknya Islam ke Indonesia antara abad 7 dan 8,
buktinya pada abad 7 dan 8 telah terdapat
perkampungan Islam di sekitar Malaka.
– Islam masuk ke Indonesia pada abad 11, buktinya Nisan
Fatimah binti Maimun di desa Leran (Gresik) Jawa Timur
yang berangka tahun 1082
– Islam masuk ke Indonesia pada abad 13, buktinya :
• Batu nisan Sultan Malik Al Saleh berangka tahun
1297
• Catatan Marcopolo tahun 1292 yang menyatakan
bahwa penduduk Perlak telah memeluk agama Islam
• Catatan Ibnu Batutah tahun 1345 -1346 yang
menyatakan bahwa penguasa Samudra Pasai
menganut paham Syafi’i
4. • Catatan Ma Huan menyatakan pada abad 15
masyarakat di Pantai Utara Jawa Timur telah
memeluk agama Islam
• Summa Oriental karya dari Tome Pires tentang
penyebaran Islam meliputi
Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga kepulauan
Maluku
5. Pembawa Islam ke Indonesia
Sebelum pengaruh islam masuk ke
Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat
kontak-kontak dagang, baik dari
Arab, Persia, India dan China. Islam secara
akomodatif, akulturasi, dan sinkretis merasuk
dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan
China. Melalui perdagangan itulah Islam
masuk ke kawasan Indonesia. Dengan
demikian bangsa Arab, Persia, India dan china
punya nadil melancarkan perkembangan islam
di kawasan Indonesia.
6. – Gujarat (India)
Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam
dengan bukti-bukti antara lain:
o Ukiran batu nisan gaya Gujarat.
o Adat istiadat dan budaya India islam.
– Persia
Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan
beberapa bukti antara lain:
o Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
o Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
o Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
7. – Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di
pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara
lain:
o Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa
Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan
Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya,
sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka..
o Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di
lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan
islam.
8. – China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan,
Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ), mengenalkan islam di
pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti
antar lain :
o Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
o Beberapa makam China muslim.
o Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke
Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan
cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan
sosial yang penuh toleransi (Umar kayam:1989)
9. Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
– Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angin muson (6 bulan), pedagang
mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari
perkawinan itulah terjadi interaksi social yang
menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
– Pembentukan masyarakat Islam
Dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan
bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van
Leur).
10. – Gerakan Dakwah
Melalui dua jalur yaitu:
• Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan
pendekatan Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-
lambang budaya).
• Pendidikan pesantren melalui sistem pendidikan
Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri
sebagai murid.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas
pesantrean lebih intens keberagamannya, dan memiliki
hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan
darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya hubungan
“ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren
memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang
punggung dalam melawan kolonial.
11. Peranan Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran agama islam ialah dengan
cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para
pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga
para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi
agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan
dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek
dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya.
Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan
jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di
dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan
pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.
12. Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh
Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai
tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah
orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya
seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.
Karena dekat dengan kalangan istana, mereka
kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang
dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti
berikut.
13. 1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali
yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan
menyiarkan Islam di sekitar Gresik.
Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di
Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan
perancang pembangunan Masjid Demak.
3. Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan
Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya.
Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
14. 4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan
Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban,Lasem,dan
Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
5. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid
Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah.
Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan
agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan
setempat.
6. Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar
Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan
Maluku. Menyiarkan agama dengan metode
bermain.
15. 7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di
Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan.
Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus
8. Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di
lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan
Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan
Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang
pemimpin berjiwa besar.
16. Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia
Dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat
pemerintahan, yaitu:
– Kerajaan Islam di Sumatera
• Kesultanan Perlak (abad ke-9 - abad ke-13)
• Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13- abad ke-16)
• Kesultanan Malaka (abad ke-14- abad ke-17)
• Kesultanan Aceh (abad ke-16- 1903)
• Kesultanan Inderapura (abad ke-16- abad 18)
• Kerajaan Pasaman Kehasilan Kalam (abad ke-16 – ke
18)
• Kerajaan Melayu Jambi
• Kesultanan Johor-Riau
17. – Kerajaan Islam di Jawa
• Kesultanan Demak (1500 - 1550)
• Kesultanan Banten (1524 - 1813)
• Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
• Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
• Kesultanan Cirebon (sekitar abad ke-16)
– Kerajaan Islam di Maluku
• Kesultanan Ternate (1257 - ..... )
• Kesultanan Tidore (1110 - 1947)
• Kesultanan Jailolo
• Kesultanan Bacan
• Kesultanan Lolota
18. • Kerajaan Tanah Hitu (1470 – 1682 )
• Kerajaan Iha
• Kerajaan Honimoa/ Siri Sori
• Kerajaan Huamual
– Kerajaan Islam di Sulawesi
• Kesultanan Gowa (awal abad ke-16 - 1667?)
• Kesultanan Buton (1332 - 1911)
• Kesultanan Bone (abad 17)
– Kerajaan Islam di Kalimantan
• Kesultanan Pasir (1516)
• Kesultanan Banjar (1526-1905)
• Kesultanan Kotawaringin
• Kerajaan Pagatan (1750)
19. • Kesultanan Sambas (1675)
• Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
• Kesultanan Berau (1400)
• Kesultanan Sambaliung (1810)
• Kesultanan Gunung Tabur (1820)
• Kesultanan Pontianak (1771)
• Kerajaan Tidung
• Kesultanan Bulungan(1731)
– Kerajaan Islam di Papua
• Kerajaan Waigeo
• Kerajaan Misool/Lilinta (marga Dekamboe)
• Kerajaan Salawati(marga Arfan)
• Kerajaan Sailolof/Waigama (marga Tafalas)
• Kerajaan Fatagar/(marga Uswanas)
20. • Kerajaan Rumbati (marga Bauw)
• Kerajaan Atiati (marga Kerewaindżai)
• Kerajaan Sekar (marga Rumgesan)
• Kerajaan Patipi
• Kerajaan Arguni
• Kerajaan Wertuar (marga Heremba)
• Kerajaan Kowiai/Kerajaan Namatota
• Kerajaan Aiduma
• Kerajaan Kaimana