SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Nama              :AHMAD HAKIM

No.Reg            :5215083416

Prodi             :Pend Teknik Elektronika (regular)

Tugas             :1,2,dan 3

TUGAS I
   1. Nama Blog          : Kelompokg-metodologipenelitian.blogspot.com
      Ketua              : Muhammad Marzuki
      Anggota            : Ahmad Hakim
                           Fahmi Imansyah
                           Hilman Arafah
                           Satrio Iman P
         Jurnal


Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elektronika Pada Mata
                                         Kuliah Elektronika 1
                                                      Chairiah
         Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2009)
                                                 Arum Setyowati
                                         Dosen Teknik Elektro FT-UNJ
                                                   Ahmad Hakim
                      Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008)


         This research intent to make media by use of flash's animations program 8 deep i.
         Electronics college eyes at Elektro's tech majors Jakarta Country University. Method that
         is used is Laboratory Experiment with material that is made among those: Transistor job,
         Transistor    diffraction,   Transistor     series,   Transistor     characteristic,    Transistors
         Substantiating series, Analyse Transistors Substantiating Series. Aim makes this media it
         is subject to be help college student to study Electronics basic.


         Kata kunci : Elektronika dasar, belajar aktif, media pelajaran, hasil belajar.


   Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I      1
Penelitian ini bertujuan untuk membuat media dengan menggunakan program animasi

     flash 8 dalam mata kuliah Elektronika I dijurusan teknik Elektro Universitas Negeri

     Jakarta. Metode yang dipakai adalah Eksperimen Laboratorium dengan materi yang

     dibuat diantaranya: Kerja Transistor, Bias Transistor, Rangkaian Transistor, Karakteristik

     Transistor, Rangkaian Penguat Transistor, Analisa Rangkaian Penguat Transistor. Media

     ini dibuat Tujuannya adalah untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip–prinsip

     dasar Elektronika.




     Latar Belakang                                 2.      Komponen strategi

     Proses   Pembelajaran       merupakan          3.      Komponen bahan ajar

     rangkaian      kegiatan suatu lembaga          4.      Komponen evaluasi

     pendidikan      formal   maupun    non         5.      Serta komponen penunjang lainya

     formal. Proses pembelajaran tersebut                  Media       merupaka   bagian    dari

     mempengaruhi peserta didik dalam                      komponen       bahan   ajar     untuk

     mencapai tujuan pendidikan yang                       menyampaikan materi kepada peserta

     telah ditetapkan. Dalam proses ini                    didik, maka harus dibuat media yang

     diperlukan      sejumlah    komponen                  interaktif agar peserta didik bisa

     diantaranya:                                          dengan baik menerima materi yang

1.   Komponen tujuan pembelajaran                          diajarkan




2                         Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
Belajar pada hakikatnya merupakan                           itu dapat tercapai.tujuan tercapai

    salah satu bentuk tingkah laku                              apabila siswa memperoleh hasil

    individu dalam usahanya memenuhi                            belajar      seperti     yang     diharapkan

            Kajian Teori                                        dalam proses belajar mengajar. Hasil

    Hakikat Belajar dan Hasil                                   belajar itu dapat diukur dengan

    Belajar                                                     angka-angka              yang          bersifat

    kebutuhan hidup dalam mencapai                              pasti,tetapi     mungkin        saja    hanya

    tujuan tertentu. Arif Sadiman belajar                       dapat       diamati       karena       berupa

    sebagai mutu proses yang Kompleks                           perbuatan tingkah laku.

    yang terjadi pada semua orang dan                           Untuk melihat sejauh mana taraf

    berlangsung seumur hidup, salah                             keberhasilan           siswa,     diperlukan

    satu tanda bahwa seseorang telah                            informasi yang didukung oleh data

    belajar adalah adanya perubahan                             yang       objektif     tentang    indicator-

    tingkah laku dalam dirinya baik                             indikator perubahan prilaku pribadi

    bersifat pengetahuan, keterampilan,                         siswa perubahan prilaku dan pribadi

    maupun nilai dan sikap.                                     siswa inilah yang disebut hasil

             Tujuan       proses       belajar                  belajar.

    mengajar adalah materi yang ada                                 Kualitas      pembelajaran          sangat

    dapat dimengerti dengan baik oleh                           erat kaitannya dengan guru dalam

    guru dan siswa sebagai subyek                               mengelola dan menyajikan ilmu

    belajar.Semua       usaha      dikerahkan                   pengetahuan. Guru dituntut untuk

    untuk      meningkatkan         efektifitas                 kreatif,     yaitu kemampuan untuk

    proses belajar mengajar agar tujuan                         menciptakan situasi belajar agar



Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I            3
lebih baik. Salah satunya adalah                        Berdasarkan uraian diatas, maka

    dengan memilih media pembelajaran                       untuk      meningkatkan   daya   ingat

    yang tepat bagi siswa sehingga siswa                    siswa dalam hal penyampaian materi

    mendapat situasi belajar yang efektif.                  perlu ada perubahan, guru dapat

    Seperti    yang     diterangkan     oleh                menyajikan materi pelajaran dengan

    pendapat Usman yang dikutip oleh                        menggunakan media pembelajaran

    Sri Rejeki, “Dalam menciptakan                          berupa alat peraga. Sehingga siswa

    kondisi belajar mengajar sedikitnya                     akan       mendapat   suasana     dan

    ditentukan oleh lima variabel, yaitu:                   pengalaman yang baru dalam belajar.

    (1) menarik minat dan perhatian

    siswa, (2) melibatkan siswa secara

    aktif, (3) membangkitkan motivasi

    siswa, (4) prinsip individualitas, serta

    (5) peragaan dalam pengajaran.”1

    Oleh      karena    itu    guru    dapat

    menggunakan alat peraga sebagai

    media pembelajaran, karena dengan

    alat   peraga      siswa   akan    lebih

    termotivasi        untuk      mengikuti

    pelajaran yang sedang berlangsung.

    Dengan demikian proses kegiatan

    belajar mengajar jadi lebih efektif.




4                         Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
Perumusan Masalah
    “Bagaimana         pembuatan        media                   mempelajari prinsip-prinsip           dasar

    pembelajaran interaktif yang dapat                          elektronika      pada      mata      kuliah

    membantu          pemahaman         dalam                   Elektronika I”



         Kegiatan Penelitian


    Adapun           kegiatan       Penelitian
                                                               Dengan               mempertimbangkan
    diantaranya :
                                                               perumusan masalah maka penulis
    1.       Dengan        adanya       media
                                                               membatasi pembuatan media dalam
    pembelajran          yang        interaktif
                                                               mata kuliah Elektronika I dalam hal:
    diharapkan         dapat        membantu
                                                               1.        Kerja Transistor
    mahasiswa dalam memahami prinsip
                                                               2.        Bias Transistor
    dasar Elektronika.
                                                               3.        Rangkaian Transistor
    2.       Dapat     digunakan      sebagai
                                                               4.        Karakteristik Transistor
    bahan ajar dosen dalam matakulian
                                                               5.        Rangkaian                  Penguat
    Elektronika Dasar
                                                               Transistor
    3.       Sebagai bahan kajian
                                                               6.        Analisa Rangkaian Penguat
    penelitian selanjutnya.
                                                               Transistor
    Pembatasan Masalah
           Kelebihan Media


    Kelebihan-kelebihan yang dimiliki                               1. Media ini dapat digunakan

    media diantara lain:                                                 pada komputer Pentium II

                                                                         dengan spesifikasi minimal

Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I         5
prosesor 333MHz, Hardisk 5                                 pengguna dapat mengetahui

           Giga, RAM 128 MB, VGA                                      perkembangan

           dengan resolusi 800 x 600.                                 pemahamannya.

       2. Lama proses belajar dapat                            4. Media dapat dijalankan tanpa

           disesuaikan                 dengan                         meginstal program terlebih

           kecepatan     belajar    masing-                           dahulu.

           masing siswa.                                       5. Media           dapat      digunakan

       3. Media     dilengkapi         dengan                         secara mandiri dimanapun

           Pretest dan Evaluasi sehingga                              dan kapanpun.




         Keterbatasan Penelitian
    Penelitian dalam pembuatan media                           2. Keterbatasan waktu, tenaga,

    ini memiliki beberapa kelebihan                                   kemampuan,       sumber,    dan

    diantaranya:                                                      biaya      yang dimiliki    oleh

       1. Materi yang diberikan pada                                  peneliti       untuk       dapat

           media         terbatas        pada                         menghasilkan produk yang

           rangkaian      transistor    yang                          sempurna.

           tidak mencakup semua materi                         3. Terbatasnya fasilitas untuk

           yang    ada      pada       kuliah                         mengembangkan produk.

           Elektronika I.

                                                                         Hasil Evaluasi




6                        Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk                                    pertemuan.revisi             untuk

    mengetahui media yang telah dibuat.                                  materi    dilakukan        terhadap

    Hasil evaluasi media digambarkan                                     penjelasan      materi        yang

    sebagai berikut:                                                     kurang jelas dan animasi

                                                                         yang kurang sesuai.
        1. Tahap         pertama      evaluasi
                                                                    2. Tahap          kedua         evaluasi
             dilakukan oleh bapak Dr.
                                                                         dilakukan oleh bapak Drs.
             Moch. Sukardjo, M.Pd dosen
                                                                         Chaenudin,      M.Pd.        dosen
             mata kuliah Elektronika I
                                                                         teknologi pendidikan UNJ.
             sebagai ahli materi, Adapun
                                                                         Data yang dihasilkan dari
             evaluasi        mata       kuliah
                                                                         rekapitulasi evaluasi media
             Elektronika I dilakukan pada
                                                                         ditunjukan pada table 5.
             tiap pertemuan selama 6 kali


             Tabel 5.
               Komponen Evaluasi                         Skor                         Keterangan

                         Desain                          80 %                             Baik

                        Prosedur                         60 %                         Kurang Baik

                        Efisiensi                        67 %                         Cukup Baik

                        Efektifitas                      80 %                             Baik



    Dari hasil evaluasi oleh ahli media                         termasuk dalam range Cukup Baik

    diperoleh rata-rata skor keseluruhan                        adapun komentar yang diberikan

    komponen yaitu sebesar             72 %.                    oleh ahli media adalah media yang

    Dalam hal ini kualitas skor tesebut                         dibuat untuk proses pembelajaran.



Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I         7
Kesimpulan

    Pembuatan       media      pembelajaran

    interaktif     prinsip–prinsip       dasar

    Elektronika I dibuat dengan software

    Flash 8 yang memungkinkan dalam

    pembuatan media pembelajaran tidak

    hanya animasi dalam bentuk gambar

    tetapi dalam bentuk audio dan video.

    Media        pembelajaran        interaktif

    prinsip–prinsip dasar Elektronika I

    yang dapat digunakan mahasiswa

    teknik elektro untuk pembelajaran

    mandiri. Tujuannya adalah untuk

    membantu mahasiswa mempelajari

    prinsip–prinsip    dasar    Elektronika




8                        Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2006 Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Azhar, Arsad. 2008 . Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raj.agrafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chattoppadhyay,D,dkk. 1989. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta:UI-Press.

Malvino. 1999. Prinsip-prinsip Elektronik edisi kedua Jakarta: Penerbit Erlangga.

Malvino. 2003 Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Rosela
Karya.

Winkel,W,S.1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.




   Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   9
TUGAS II

Metode apakah yang digunakan? Dan analisa
        Metode yang digunakan adalah mengajar menggunakan media pembelajaran
menggunakan FLASH 8 yang memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran tidak
hanya animasi dalam bentuk gambar tetapi dalam bentuk audio dan video. Media
pembelajaran interaktif prinsip–prinsip dasar Elektronika I yang dapat digunakan mahasiswa
teknik elektro untuk pembelajaran mandiri.




10                       Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
TUGAS III
PROPOSAL SKRIPSI

                                     PROPOSAL SKRIPSI


 PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA
       PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO
     MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR




                                           DiSusun oleh:
                           AHMAD HAKIM                       (5215083416)




        PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
                  JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

  Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   11
FAKULTAS TEKNIK
                        UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
                                    2012

                                 KATA PENGANTAR


       Alhamdulillah,Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Salawat serta salam tercurah
kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat mengajukan proposal skripsi dengan judul ”PERBEDAAN
HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR
INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN
POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR ” harapan penulis agar bisa
selesai tepat pada waktunya amiin. Salawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin besar
kita Nabi Muhammad SAW.

       Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang telah
diperbuat, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.




                                                                      Jakarta, 1 Januari 2012



12                       Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
Penyusun




                                               ABSTRAK




AHMAD HAKIM, Perbedaan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Induktif Dengan
Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Deduktif di SMKN 5 Jakarta Timur. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta. 2008.

          Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar
sub kompetensi Teknik Audio Video antara siswa yang diajar menggunakan pola pikir induktif
dengan siswa yang diajar menggunakan pola pikir deduktif                   di kelas I Program Keahlian
Elektronika SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2012/2013 semester genap.
          Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan populasi terjangkau seluruh
siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta. Sampel penelitian diambil
dengan metode Random Sampling. Jumlah siswa yang diamati adalah 80 orang, 40 siswa sebagai
kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan pola pikir induktif dan 40 siswa
sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan pola pikir deduktif.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian. Koefisien reliabilitas instrumen
dan rata-rata indeks daya pembeda soal. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors
pada kelas eksperimen I didapat nilai L 0 dan pada kelas eksperimen II didapat nilai L 0 . Nilai

keduanya terletak di bawah harga L tabel pada taraf signifikan  . Uji homogenitas hasil belajar
menggunakan uji-T



   Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I     13
Dari hasil analisis pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
sub kompetensi teknik audio video antara siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir
induktif dengan hasil belajar menggunakan pola pikir deduktif.




                                           DAFTAR ISI

ABSTRAK

PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I                 PENDAHULUAN

                      A.      Latar Belakang
                      B.      Identifikasi Masalah
                      C.      Pembahasan Masalah
                      D.      Perumusan Masalah
                      E.      Tujuan Umum Penelitian
                      F.      Manfaat Penelitian

BAB II                LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
                      HIPOTESIS

                       A.      Deskripsi Teoritis
                              1.     Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
                              2.     Hakikat Demonstrasi
                              3.     Hakikat Konsep
                              4.     Hakikat Pola Pikir Induktif
                              5.     Hakikat Pola Pikir Deduktif
                       B.      Kerangka Berpikir
                       C.      Pengajuan Hipotesis

BAB III                       METODOLOGI PENELITIAN

                      A.      Tujuan Penelitian
                      B.      Tempat dan Waktu Penelitian


14                          Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
C.       Metode Penelitian
                       D.       Desain Penelitian
                       E.       Teknik Pengambilan Sampel
                       F.       Teknik Pengumpulan Data
                       G.       Instrument Penelitian
                       H.       Hipotesis Statistik
                       I.       Teknik Analisis Data

BAB IV                          HASIL PENELITIAN

                       A.       Deskripsi Data
                       B.       Pengujian Persyaratan Analisis Data
                       C.       Pengujian Hipotesis
                       D.       Penafsiran Kesimpulan Analisis Data
                       E.       Kesimpulan Pengujian Hipotesis
                       F.       Diskusi

BAB V                  KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

                       A.       Kesimpulan
                       B.       Implikasi
                       C.       Saran




  Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   15
DAFTAR TABEL

1.   Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar
     Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
2.   Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar
     Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
3.   Harga Uji-T
4.   Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal
5.   Harga Krisis L Untuk Uji Lilieforse
6.   Nilai Presentil Untuk Distribusi F




16                    Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
DAFTAR LAMPIRAN
1.        Program Satuan Pelajaran
2.        Spesifikasi Penyusunan Soal Tes
3.        Instrumen Tes Penelitian
4.        Kunci Jawaban
5.        Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
6.        Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
7.        Analisis Reabilitas Alat Ukur
8.        Analisis Validitas Alat Ukur
9.        Analisis Derajat Kesulitan Alat Ukur
10.       Analisis Daya Beda Soal
11.       Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar                                Dengan
          Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif
12.       Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar                                Dengan
          Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif
13.       Perhitungan Kelas dan Interval Kelas
14.       Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi                         Melalui
          Pola Pikir Induktif
15.       Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi                         Melalui
          Pola Pikir Deduktif
16.       Simpangan Baku
17.       Uji Normalitas
18.       Uji Homogenitas
19.       Analisis Data Dengan Uji-T




      Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I       17
LATAR BELAKANG MASALAH

         Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan
manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat
ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang
diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.
       Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen-
komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang
lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran,
kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah.
       Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-sekolah tingkat
Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu
diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan
dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa
untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya.
       Maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar guru harus menentukan metode yang
efektif dan cara peyampaian suatu konsep dari sebuah mata pelajaran agar proses tersebut dapat
berjalan secara efektif agar peserta didik dapat menguasai konsep dengan baik.
       Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses
tersebut guru berperan sebagai pengajar atau pemimpin belajar, sedangkan siswa berperan
sebagai subjek belajar. Di dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menerima informasi




18                        Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
akan tetapi siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan maupun tindakan kelas agar proses
belajar menjadi efektif dan tujuan belajarpun tercapai.
       Guru memiliki peran penting dalam proses belajar.Tujuan belajar mengajar secara umum
adalah untuk mengembangkan kemampuan penguasaan bahan ajar,pengembangan keterampilan,
dan mengembangkan nilai dan sikap yang ada pada siswa.
Siswa berperan sebagai subyek belajar, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak untuk
berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar.Tanpa aktivitas siswa belajar hanyalah
pemberian informasi yang berarti interaksi dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung
dengan baik.
       Guru berperan penting dalam mengusahakan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.Hal ini dapat dilakukan menggunakan upaya menerapkan beberapa metode atau teknik
penyampaian materi pelajaran yang dapat merangsang atau membangkitkan minat belajar siswa
dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
       Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa agar dapat terlibat dalam proses
pembentukan atau pembuktian suatu konsep yaitu dengan metode demonstrasi melakukan
eksperimen siswa dibimbing untuk mengamati objek-objek, kejadian-kejadian kemudian
dihubungkan dengan ngagasan yang dimiliki siswa.
       Dengan metode demonstrasi ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan mengingat
konsep yang telah dipelajarinya serta meningkatkan penalaran dan kemampuan siswa untuk
berpikir secara bebas untuk menemukan masalah dan memecahkanya sendiri.
       Untuk mengetahui keefektifan dari suatu demonstrasi dalam perolehan konsep perlu
diadakan penelitian mana yang lebih efektif antara perolehan konsep melalui pola pikir induktif
dengan konsep pola pikir deduktif.


IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka timbul berbagai pemasalahan,
diantaranya:
       1.       Apakah metode demonstrasi dapat memotifasi siswa belajar?
       2.       Upaya apasaja yang dapat dilakukan guru untuk mengefektifitaskan demonstrasi
                agar dapat mencapai tujuan belajar mengajar?



   Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   19
3.     Apakah berbeda hasil belajar siswa yang melakukan demonstrasi untuk
            memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif?
     4.     Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir induktif dapat
            meningkatkan hasil belajar siswa?
     5.     Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir deduktif dapat
            meningkatkan hasil belajar siswa?
      6.    Apakah demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola
            pikir deduktif dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah?




LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.   DESKRIPSI TEORITIS
1.   Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
            Belajar merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan yang
     lebih baik pada diri individu yang melaksanakan belajar tersebut. Sekolah merupakan
     tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, diharapkan siswa
     dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cara latihan maupun praktek. Sekolah
     menengah kejuruan, banyak mata pelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Baik
     itu berkesinambungan (mata pelajaran lanjutan) ataupun mata pelajaran yang membantu
     proses pemahaman siswa dalam mendalami suatu materi di pelajaran lain.
            Menurut S. Nasution, “Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan
     baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi
     situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses
     belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang
     sudah dipelajari”.
                    “Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
     untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar
     pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang
     dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya.
     Menurut aliran teori belajar modern bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan



20                        Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat
           pengalaman dan latihan”.Menurut Oemar malik
                   Dikatakan pula bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan keseluruhan
           tingkah laku, yaitu terjadinya aspek-aspek tingkah laku Kognitif, Afektif dan
           Psikomotorik. Serta Menurut Miarso, “Belajar adalah kegiatan para siswa, baik itu
           dengan bimbingan guru atau dengan usahanya sendiri sepenuhnya.”2
                   Sehingga dapat disimpulkan definisi belajar tersebut yaitu : belajar merupakan
           usaha memperoleh ilmu, baik itu melalui berlatih maupun dari pengalaman. Dimana
           pengalaman dan proses latihan tersebut dapat merubah tingkah laku secara permanen
           sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Belajar juga selalu meliputi 3 aspek
           yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
                   Tujuan proses belajar mengajar adalah materi yang ada dapat dimengerti dengan
           baik oleh guru dan siswa sebagai subyek belajar.Semua usaha dikerahkan untuk
           meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar agar tujuan itu dapat tercapai.tujuan
           tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan dalam proses
           belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat
           pasti,tetapi mungkin saja hanya dapat diamati karena berupa perbuatan tingkah laku.
           Untuk melihat sejauh mana taraf              keberhasilan siswa, diperlukan informasi yang
           didukung oleh data yang objektif tentang indikator-indikator perubahan prilaku pribadi
           siswa perubahan prilaku dan pribadi siswa inilah yang disebut hasil belajar.
                   Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat
           dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu
           tertentu.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu
           petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
           bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.”
                   Untuk mengetahui meningkat atau tiadaknya suatu proses belajar, maka
           dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
           memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang
           direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur
           dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati.
2
    Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 25.


      Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   21
Setelah hasil belajar siswa meningkat maka mutu sekolah tersebutpun akan
     mengalami peningkatan, Peningkatan mutu pendidikan yang berpusat pada peningkatan
     mutu sekolah merupakan suatu proses yang dinamis, berjangka panjang yang musti
     dilakukan secara sistematis lagi konsisten untuk diarahkan menuju suatu tujuan tertentu.
     Peningkatan mutu sekolah tidak bersifat instan, dengan mengandalkan “aji Bandung
     Bondowoso”, melainkan suatu proses yang harus dilakoni dengan sabar, tahap demi
     tahap, yang terukur dengan arah yang jelas dan pasti. Dalam peningkatan mutu sekolah
     tidak dikenal sesuatu yang gampang segampang teori, seperti yang disitir oleh Kurt
     Lewin: “There is nothing to practical as good as a theory”. Pendapat ini berarti pula,
     bahwa tidak mungkin ada peningkatan mutu sekolah tanpa didasari oleh suatu teori
     (Levin, 2008). Peningkatan mutu sekolah memerlukan teori, namun implementasinya
     tidak akan bisa mulus dan semudah teori yang ada.
2.   Hakikat Demonstrasi
            Demostrasi merupakan salah satu metode yang digunakan pada saat
     mengajar.menurut pendapat knok ”metode adalah kumpulan prinsip terkordinir untuk
     melaksanakan pengajaran” perumusan lain tentang metode adalah suatu proses yang
     digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sering pula diketahui metode adalah cara untuk
     memperoleh langkah maju dengan terncana dan teratur untuk mencapai sebuah tujuan,
     setiap keeadaan yang sadar menggunakan pengetahuan sistematik secara terus menerus
     sambil mengadakan perbaikan terhadap cara tersebut dalam pengajaran mata pelajaran
     Teknik Audio Video.
            Jadi metode merupakan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
     yangtelah dirumuskan.berbagai metode yang umum dilakukan dalam proses belajar
     mengajar yaitu:metode ceramah,Tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain
            Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam
     proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung
     dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.
            Demonstrasi memiliki beberapa kerterbatasan diantaranya pengamatan siswa
     kurang jelas karena mengamati dari jauh, peran siswa terbatas. Apabila salah
     melakukanya metode demonstrasi dapat merusak tujuan pelajaran mata pelajaran Teknik
     Audio Video.

22                      Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
3.       Hakikat Konsep
             Konsep adalah susunan simbol yang menunjukan ciri suatu suatu objek atau peristiwa
         yang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut untuk mengengal suatu konsep
         diantaranya adalah:
                   Nama konsep.
                   Aribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variable konsep.
                   Definisi konsep.
                   Contoh-contoh dan bukan contoh konsep.


             Konsep ada dua yang konkrit dapat ditunjukan bedanya, jadi diperoleh melalui
         pengamatan indera contoh konsep konkrit televisi,radio,antena dan lain-lain.pada taraf
         yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak seperti massa jenis, polaritas pancaran
         dan lain-lain.
4.       Hakikat Pola Pikir Induktif dan Deduktif
             Pola pikir adalah bagaimana cara seseorang menerima informasi dan pola pikir
         seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya.
             Induktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-
         pernyataan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan yang umum yang mencakup
         keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang khusus.
             Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi
         generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah
         keatas menyusun sistem-sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah
         berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai
         generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua
         pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya.
             Pola pikir induktif dalam pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar
         penemuan (Discovery Learning), yang melibatkan proses-proses psikologi analisis
         deskriminatif, abstaksi, dan lain-lain sehingga menunjang kualitas pendidikan sebagai
         bagian dari tugas dan tanggung jawab guru.
             Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran
         inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran

     Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   23
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif
     dimulai    dengan      melakukan        pengamati     terhadap   hal-hal   khusus   dan
     menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa
     dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan
     siswa sendiri.
            Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif
     efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan
     memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa
     melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau
     geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai
     pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
        Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau
     masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam
     membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya
     matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir
     deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang
     berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang
     bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16).
        Deduktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan-
     pernyataan yang umum untuk memperoleh kesimpulan yang khusus yang mencakup
     keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang umum.
        Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah
     pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran
     bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui
     wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
            Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
     pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke
     penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan
     topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus
     dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak
     mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif

24                       Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince
         dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya
         adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”,
         artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran
         sebelumnya.
                  Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif
         dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan
         argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi
         contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji
         pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
                  Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan
         dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan
         secara bergantian.
                  Metode belajar yang digunakan sangatlah menentukan kegiatan hasil belajar
         mengajar dan juga mutu pendidikan disekolah tersebut.
B.       KERANGKA BERPIKIR
                  Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah
         kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya.
         Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat
         mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Hasil
         belajar teknik audio video dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa.
         Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas
         guru untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
                  Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam
         proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung
         dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video.
             Dalam metode demonstrasi terdapat diantaranya dua pola pikir yang berbeda dalam
         pembentukan konsep yaitu pola pikir induktif dan pola pikir deduktif. Pembentukan
         konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi
         dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem-
         sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu

     Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   25
menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya
     merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih
     rendah tingkatnya. Sedangkan pembentukan konsep melalui pola pikir deduktif ditandai
     dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.
     Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan
     berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
     dasarnya.


C.   HIPOTESIS PENELITIAN
            Berdasarkan permasalahan yang diajukan dengan ditunjang oleh kerangka teori
     dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah
     “Terdapat perbedaan antara hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir
     induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir deduktif ”.




26                      Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
METODOLOGI PENELITIAN
    A.       Tujuan Penelitian
             Tujuan penulis secara umum mengadakan penilitian perbedaan hasil belajar teknik audio
    video mengunakan polapikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan
    polapikir deduktif adalah agar guru dapat menentukan metode yang tepat serta efektif dalam
    mengajar teknik audio video di sekolah menenengah kejuruan.
             Secara khusus,peneelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah ada
    perbedaan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan peserta didik
    yang diajarkan menggunakan pola pikir deduktif sehingga baik guru maupun peserta didik dapat
    menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik.
    B.       Tempat dan Waktu Penelitian
             Penelitian akan dilakukan di SMKN 5 Jakarta Timur tahun ajaran 2012/2013 demikan
    penulis berharap agar dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
    C.       Metode Penelitian
               Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian
    dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok
    pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dan kelompok
    kedua adalah kelompok yang diajar dengan mengunakan pola pikir deduktif dalam mata
    pelajaran teknik audio video.
    D.       Desain Penelitian

             Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu pembelajaran dengan menggunakan
    pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif sebagai variabel
    bebas dan hasil belajar teknik audio video siswa sebagai variabel terikat.


         Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   27
Kelas                      Perlakuan                   Pasca Tes


                      (R)E I                        XE I                        Y


                      (R)E II                       XE II                       Y



     Keterangan:


     EI       : Kelas eksperimen I (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif)

     E II     : Kelas eksperimen II (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif)

     XE I     : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I

     XE II    : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II

     Y        : Tes akhir yang sama pada kedua kelas
     R        : Proses pemilihan subjek secara acak
             Data penelitian diperoleh dari hasil belajar teknik audio video pada kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes.
E.        Teknik Pengambilan Sampel
              Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random
Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, kemudian dilakukan
pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan:
     1. Populasi Target
          Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 5 Jakarta semester
          II tahun ajaran 2012/2013.
     2. Populasi Terjangkau
          Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika
          SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013.
     3. Sampel
          Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak
          (random sampling).
F.        Teknik Pengumpulan Data


28                              Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
1.       Variabel Yang Diteliti
         a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan
                                  pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif.
         b. Variabel terikat: hasil belajar teknik audio video.
2.       Data Penelitian
           Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah
nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik audio video dan teknik elektronika yang
diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi
perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika.
G.       Instrumen Penelitian
     1. Konsep
         Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan
         soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja
         identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar
         teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh
         peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki
         skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total
         adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek
         kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi.
         Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah:
                                                               skor total
                                              Nilai Akhir =
                                                                  4
     2. Hasil Uji Coba Instrumen
         Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih
         dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau
         tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
         soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik.
         a. Pengujian Validitas



     Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   29
Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content
               validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada
               desain pembelajaran.
               Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus3:
                                                              Mp  Mt     p
                                                     pbi =
                                                                St        q
                Keterangan:

                pbi    : Koefisien korelasi biserial

                Mp      : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
                          validitasnya

                Mt      : Rerata skor total

                St      : Standar deviasi dari skor total

                p       : Proporsi siswa yang menjawab benar

                                 banyaknya siswa yang benar
                          (p =                              )
                                    jumlah seluruh siswa

                q       : Proporsi siswa yang menjawab salah
                          (q = 1 – p)
               Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak
               valid (Lampiran 10, hal 117).
          b. Pengujian Reliabilitas
               Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam
               penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu4:

                                                         k  s   pq 
                                                                   2

                                                  r11               
                                                         k  1 
                                                                    s2 
                                                                        


               Keterangan:

3
    Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79.
4
    Ibid., h. 100.

30                                Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
r11     : Reliabilitas tes secara keseluruhan
              p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
              q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
                         (q = 1-p)

                  pq    : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

                 k       : Banyaknya item
               s2        : Varians tes


                 Klasifikasi koefisisen reliabilitas5:
                 r11     : 0,800-1,000       : sangat tinggi

                 r11     : 0,600-0,800       : tinggi

                 r11     : 0,400-0,600       : cukup

                 r11     : 0,200-0,400       : rendah

                 r11     : 0,000-0,200       : rendah sekali


                 Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes.Hal ini
                 berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat
                 dijadikan sebagai alat ukur.


           c. Pengujian Taraf Kesukaran
                 Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal
                 tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung
                 indeks kesukaran adalah6:
                                                                 B
                                                            P
                                                                 JS
                 Keterangan:
                 P           : Indeks Kesukaran
                 B           : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
5
    Ibid., h. 75.
6
    Ibid., h. 208.


      Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   31
JS            : Jumlah seluruh siswa peserta tes




                 Klasifikasi Indeks Kesukaran7:
                 0,00 – 0,29            : Sukar
                 0,30 – 0,69            : Sedang
                 0,70 – 1,00            : Mudah


                 Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata-
                 rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121).
           d. Pengujian Daya Pembeda Soal
                 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
                 yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan
                 menggunakan8:
                                                                    BA BB
                                                   D  PA  PB        
                                                                    JA   JB

                 Keterangan:
                 D        : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda)
                 J        : Jumlah peserta tes
                 JA       : Banyaknya peserta kelompok atas
                 JB       : Banyaknya peserta kelompok bawah
                 BA       : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
                 BB       : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
                               benar
                 PA       : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
                 PB       : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


                 Klsifikasi Daya Pembeda Soal9:


7
    Ibid., h. 210.
8
    Ibid., h. 213.

32                                 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
D < 0,00               : Sangat jelek
               D = 0,00 – 0,19        : Jelek
               D = 0,20 – 0,39        : Cukup
               D = 0,40 – 0,69        : Baik
               D = 0,70 – 1,09        : Baik sekali
               Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara dan rata-rata indeks
               daya pembeda.
H. Hipotesis Statistik
H0 : 1 = 2
H1 : 1  2
Keterangan:
       1 : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika                    siswa
           yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif.
       2 : Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik                     siswa
           yang diajar dengan menggunakan pola pikir deduktif.
I. Teknik Analisis Data
       1. Uji Prasyarat Analisis Data
           a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan  = 0,05
               Hipotesis Statistik:              H0 :  12   2
                                                               2



                                                 H1 :  12   2
                                                               2



               Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah10:
                                                       s12
                                                 F=      2
                                                       s2
               Keterangan:
                s12   : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                        kelas eksperimen I
                 2
                s2    : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                        kelas eksperimen II

9
    Ibid., h. 218.
10
     Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249.


      Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I       33
Kriteria pengujian, terima H0 jika:
                                             F1                        Fhitung  F    1
                                                    n1 1, n2 1                  1  n1 1, n2 1
                                               2                                       2

           b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan  = 0,05
                 Hipotesis Statistik:             H0 : Data berdistribusi normal
                                                  H1 : Data tidak berdistribusi normal
                 Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah11:
                                                        L 0  maks Fz1   Sz1 

                               x1  x                banyaknya z 1 , z 2 ,...,z n yang  z 1
                 dengan z1           dan S( z 1 ) =
                                  s                                    n
                 Keterangan:

                 x       : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika
                           sampel
                 x1      : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample
                 s       : Simpangan baku sampel
                 Fz 1  : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku

                 Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel
       2. Uji Analisis Data
            Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan  = 0,05.
            Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah
            homogen (  12   2 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di
                               2



            kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut12:
                                                                          X1  X 2
                                                             t
                                                                           1   1
                                                                      s      
                                                                           n1 n 2

            dengan



11
     Ibid., h. 446.
12
     Ibid., h. 241.

34                                Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
s
           n 1  1s12  n 2  1s 2
                                     2

                 n1  n 2  2

    derajat kebebasan (dk) = ( n1  n 2  2 )

    Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t     1
                                              1 
                                                2

    Keterangan:

     x1        : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I

     x2        : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II
     n1        : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I

     n2        : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II

    s 12       : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I

    s2
     2         : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II
     s         : Varians gabungan




Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   35
DAFTAR PUSTAKA

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980.
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Wijaya, 1982.
Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989.
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja
Karya, 1989.
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya,
1990.
Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992




36                        Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I   37

More Related Content

What's hot

Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Gita Setiawan
 
Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886
Dewi
 
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&PMEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
Nurimani Yase
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Rzky Mpit
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
nurasiyahnabil
 
Media pengajaran matematika
Media pengajaran matematikaMedia pengajaran matematika
Media pengajaran matematika
Dini Isari
 
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
EKO SUPRIYADI
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
Masriqon Masriqon
 
Model assure dan rph
Model assure dan rphModel assure dan rph
Model assure dan rph
Ryabbi Imp
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
Aisyah Wati
 

What's hot (17)

Strategi pembelajaran berbasis tik
Strategi pembelajaran berbasis  tikStrategi pembelajaran berbasis  tik
Strategi pembelajaran berbasis tik
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
Makalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran MatematikaMakalah Media Pembelajaran Matematika
Makalah Media Pembelajaran Matematika
 
Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886Artikel teti fitria dewi 93886
Artikel teti fitria dewi 93886
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&PMEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
MEDIA PENGAJARAN DALAM P&P
 
Artikel media pembelajaran matematika
Artikel media pembelajaran matematikaArtikel media pembelajaran matematika
Artikel media pembelajaran matematika
 
M5 kb 2 mutimatus sa'adah media pembelajaran
M5 kb 2 mutimatus sa'adah media pembelajaranM5 kb 2 mutimatus sa'adah media pembelajaran
M5 kb 2 mutimatus sa'adah media pembelajaran
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
Rpp Karakter Kls 9 Smt Gasal
Rpp Karakter Kls 9 Smt GasalRpp Karakter Kls 9 Smt Gasal
Rpp Karakter Kls 9 Smt Gasal
 
Media pengajaran matematika
Media pengajaran matematikaMedia pengajaran matematika
Media pengajaran matematika
 
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
Rppsimulasidigitalsmk2013 140805234659-phpapp02
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
 
Model assure dan rph
Model assure dan rphModel assure dan rph
Model assure dan rph
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 

Viewers also liked

Jurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafahJurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafah
Str Balondero
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakim
Str Balondero
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Str Balondero
 
Is managing your business a nightmare
Is managing your business a nightmareIs managing your business a nightmare
Is managing your business a nightmare
SSI_Marketing
 
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 0361.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
Mangkala Nayage
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Str Balondero
 
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
michele de meo
 
WATER STATION MANAGEMENT SUITE
WATER STATION MANAGEMENT SUITEWATER STATION MANAGEMENT SUITE
WATER STATION MANAGEMENT SUITE
SSI_Marketing
 
Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iii
Str Balondero
 

Viewers also liked (20)

Jurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafahJurnal hilman arafah
Jurnal hilman arafah
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakim
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
 
Noiz Cyber Investigation 2011
Noiz Cyber Investigation 2011Noiz Cyber Investigation 2011
Noiz Cyber Investigation 2011
 
Is managing your business a nightmare
Is managing your business a nightmareIs managing your business a nightmare
Is managing your business a nightmare
 
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 0361.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
1.contoh instrumen bahagian a kertas 1 bt 036
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
 
Games Analytics and players segmentation
Games Analytics and players segmentationGames Analytics and players segmentation
Games Analytics and players segmentation
 
Proposal ptk metlit
Proposal ptk metlitProposal ptk metlit
Proposal ptk metlit
 
Delibera consiglio n.5 scioglimento convenzione segreteria
Delibera consiglio n.5 scioglimento convenzione segreteriaDelibera consiglio n.5 scioglimento convenzione segreteria
Delibera consiglio n.5 scioglimento convenzione segreteria
 
Pediatric Trauma Drill PTFD 7 14
Pediatric Trauma Drill PTFD 7 14Pediatric Trauma Drill PTFD 7 14
Pediatric Trauma Drill PTFD 7 14
 
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
Statistical software for Sampling from Finite Populations: an analysis using ...
 
WATER STATION MANAGEMENT SUITE
WATER STATION MANAGEMENT SUITEWATER STATION MANAGEMENT SUITE
WATER STATION MANAGEMENT SUITE
 
Bacaan
BacaanBacaan
Bacaan
 
Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iii
 
Gary Wicks
Gary WicksGary Wicks
Gary Wicks
 
Budaya organisasi
Budaya organisasiBudaya organisasi
Budaya organisasi
 
Экономическая наука сегодня
Экономическая наука сегодняЭкономическая наука сегодня
Экономическая наука сегодня
 
E tika bisnis
E tika bisnisE tika bisnis
E tika bisnis
 
PwC recommendation letter
PwC recommendation letterPwC recommendation letter
PwC recommendation letter
 

Similar to Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAHTugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
janmanendro
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
FKIP UHO
 
Jurnal saiful mukminin
Jurnal saiful mukmininJurnal saiful mukminin
Jurnal saiful mukminin
cahyoguntoro
 
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
cahyoguntoro
 
Bahasa indo
Bahasa indoBahasa indo
Bahasa indo
anirsu
 
Hasil diskusi E learning
Hasil diskusi E learningHasil diskusi E learning
Hasil diskusi E learning
Wifaq Idaini
 

Similar to Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416)) (20)

Jurnal danial
Jurnal danialJurnal danial
Jurnal danial
 
Jurnal metlitadeng2011baru
Jurnal metlitadeng2011baruJurnal metlitadeng2011baru
Jurnal metlitadeng2011baru
 
Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAHTugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
Tugas bahasa ind. jurnal FEBRIANSYAH
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 
Jurnal saiful mukminin
Jurnal saiful mukmininJurnal saiful mukminin
Jurnal saiful mukminin
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
Perbaikan jurnal saiful mukminin 5115072384
 
Bahasa indo
Bahasa indoBahasa indo
Bahasa indo
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Jurnal metlitadeng2011
Jurnal metlitadeng2011Jurnal metlitadeng2011
Jurnal metlitadeng2011
 
Desain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tikDesain pembelajaran berbasis tik
Desain pembelajaran berbasis tik
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia  Untuk Men...
Dampak Pemanfaatan Sistem E-learning Pada PT. Kereta Api Indonesia Untuk Men...
 
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.docBAB I S.D V GUPRES  SIAP PRINT.doc
BAB I S.D V GUPRES SIAP PRINT.doc
 
Ptk 2 sma
Ptk 2 smaPtk 2 sma
Ptk 2 sma
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
tematik sd
tematik sdtematik sd
tematik sd
 
Hasil diskusi E learning
Hasil diskusi E learningHasil diskusi E learning
Hasil diskusi E learning
 

Tugas 1, 2 dan 3 Ahmad Hakim (5215 08 3416))

  • 1. Nama :AHMAD HAKIM No.Reg :5215083416 Prodi :Pend Teknik Elektronika (regular) Tugas :1,2,dan 3 TUGAS I 1. Nama Blog : Kelompokg-metodologipenelitian.blogspot.com Ketua : Muhammad Marzuki Anggota : Ahmad Hakim Fahmi Imansyah Hilman Arafah Satrio Iman P Jurnal Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elektronika Pada Mata Kuliah Elektronika 1 Chairiah Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2009) Arum Setyowati Dosen Teknik Elektro FT-UNJ Ahmad Hakim Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008) This research intent to make media by use of flash's animations program 8 deep i. Electronics college eyes at Elektro's tech majors Jakarta Country University. Method that is used is Laboratory Experiment with material that is made among those: Transistor job, Transistor diffraction, Transistor series, Transistor characteristic, Transistors Substantiating series, Analyse Transistors Substantiating Series. Aim makes this media it is subject to be help college student to study Electronics basic. Kata kunci : Elektronika dasar, belajar aktif, media pelajaran, hasil belajar. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 1
  • 2. Penelitian ini bertujuan untuk membuat media dengan menggunakan program animasi flash 8 dalam mata kuliah Elektronika I dijurusan teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Metode yang dipakai adalah Eksperimen Laboratorium dengan materi yang dibuat diantaranya: Kerja Transistor, Bias Transistor, Rangkaian Transistor, Karakteristik Transistor, Rangkaian Penguat Transistor, Analisa Rangkaian Penguat Transistor. Media ini dibuat Tujuannya adalah untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip–prinsip dasar Elektronika. Latar Belakang 2. Komponen strategi Proses Pembelajaran merupakan 3. Komponen bahan ajar rangkaian kegiatan suatu lembaga 4. Komponen evaluasi pendidikan formal maupun non 5. Serta komponen penunjang lainya formal. Proses pembelajaran tersebut Media merupaka bagian dari mempengaruhi peserta didik dalam komponen bahan ajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang menyampaikan materi kepada peserta telah ditetapkan. Dalam proses ini didik, maka harus dibuat media yang diperlukan sejumlah komponen interaktif agar peserta didik bisa diantaranya: dengan baik menerima materi yang 1. Komponen tujuan pembelajaran diajarkan 2 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 3. Belajar pada hakikatnya merupakan itu dapat tercapai.tujuan tercapai salah satu bentuk tingkah laku apabila siswa memperoleh hasil individu dalam usahanya memenuhi belajar seperti yang diharapkan Kajian Teori dalam proses belajar mengajar. Hasil Hakikat Belajar dan Hasil belajar itu dapat diukur dengan Belajar angka-angka yang bersifat kebutuhan hidup dalam mencapai pasti,tetapi mungkin saja hanya tujuan tertentu. Arif Sadiman belajar dapat diamati karena berupa sebagai mutu proses yang Kompleks perbuatan tingkah laku. yang terjadi pada semua orang dan Untuk melihat sejauh mana taraf berlangsung seumur hidup, salah keberhasilan siswa, diperlukan satu tanda bahwa seseorang telah informasi yang didukung oleh data belajar adalah adanya perubahan yang objektif tentang indicator- tingkah laku dalam dirinya baik indikator perubahan prilaku pribadi bersifat pengetahuan, keterampilan, siswa perubahan prilaku dan pribadi maupun nilai dan sikap. siswa inilah yang disebut hasil Tujuan proses belajar belajar. mengajar adalah materi yang ada Kualitas pembelajaran sangat dapat dimengerti dengan baik oleh erat kaitannya dengan guru dalam guru dan siswa sebagai subyek mengelola dan menyajikan ilmu belajar.Semua usaha dikerahkan pengetahuan. Guru dituntut untuk untuk meningkatkan efektifitas kreatif, yaitu kemampuan untuk proses belajar mengajar agar tujuan menciptakan situasi belajar agar Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 3
  • 4. lebih baik. Salah satunya adalah Berdasarkan uraian diatas, maka dengan memilih media pembelajaran untuk meningkatkan daya ingat yang tepat bagi siswa sehingga siswa siswa dalam hal penyampaian materi mendapat situasi belajar yang efektif. perlu ada perubahan, guru dapat Seperti yang diterangkan oleh menyajikan materi pelajaran dengan pendapat Usman yang dikutip oleh menggunakan media pembelajaran Sri Rejeki, “Dalam menciptakan berupa alat peraga. Sehingga siswa kondisi belajar mengajar sedikitnya akan mendapat suasana dan ditentukan oleh lima variabel, yaitu: pengalaman yang baru dalam belajar. (1) menarik minat dan perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara aktif, (3) membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan dalam pengajaran.”1 Oleh karena itu guru dapat menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran, karena dengan alat peraga siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Dengan demikian proses kegiatan belajar mengajar jadi lebih efektif. 4 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 5. Perumusan Masalah “Bagaimana pembuatan media mempelajari prinsip-prinsip dasar pembelajaran interaktif yang dapat elektronika pada mata kuliah membantu pemahaman dalam Elektronika I” Kegiatan Penelitian Adapun kegiatan Penelitian Dengan mempertimbangkan diantaranya : perumusan masalah maka penulis 1. Dengan adanya media membatasi pembuatan media dalam pembelajran yang interaktif mata kuliah Elektronika I dalam hal: diharapkan dapat membantu 1. Kerja Transistor mahasiswa dalam memahami prinsip 2. Bias Transistor dasar Elektronika. 3. Rangkaian Transistor 2. Dapat digunakan sebagai 4. Karakteristik Transistor bahan ajar dosen dalam matakulian 5. Rangkaian Penguat Elektronika Dasar Transistor 3. Sebagai bahan kajian 6. Analisa Rangkaian Penguat penelitian selanjutnya. Transistor Pembatasan Masalah Kelebihan Media Kelebihan-kelebihan yang dimiliki 1. Media ini dapat digunakan media diantara lain: pada komputer Pentium II dengan spesifikasi minimal Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 5
  • 6. prosesor 333MHz, Hardisk 5 pengguna dapat mengetahui Giga, RAM 128 MB, VGA perkembangan dengan resolusi 800 x 600. pemahamannya. 2. Lama proses belajar dapat 4. Media dapat dijalankan tanpa disesuaikan dengan meginstal program terlebih kecepatan belajar masing- dahulu. masing siswa. 5. Media dapat digunakan 3. Media dilengkapi dengan secara mandiri dimanapun Pretest dan Evaluasi sehingga dan kapanpun. Keterbatasan Penelitian Penelitian dalam pembuatan media 2. Keterbatasan waktu, tenaga, ini memiliki beberapa kelebihan kemampuan, sumber, dan diantaranya: biaya yang dimiliki oleh 1. Materi yang diberikan pada peneliti untuk dapat media terbatas pada menghasilkan produk yang rangkaian transistor yang sempurna. tidak mencakup semua materi 3. Terbatasnya fasilitas untuk yang ada pada kuliah mengembangkan produk. Elektronika I. Hasil Evaluasi 6 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 7. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk pertemuan.revisi untuk mengetahui media yang telah dibuat. materi dilakukan terhadap Hasil evaluasi media digambarkan penjelasan materi yang sebagai berikut: kurang jelas dan animasi yang kurang sesuai. 1. Tahap pertama evaluasi 2. Tahap kedua evaluasi dilakukan oleh bapak Dr. dilakukan oleh bapak Drs. Moch. Sukardjo, M.Pd dosen Chaenudin, M.Pd. dosen mata kuliah Elektronika I teknologi pendidikan UNJ. sebagai ahli materi, Adapun Data yang dihasilkan dari evaluasi mata kuliah rekapitulasi evaluasi media Elektronika I dilakukan pada ditunjukan pada table 5. tiap pertemuan selama 6 kali Tabel 5. Komponen Evaluasi Skor Keterangan Desain 80 % Baik Prosedur 60 % Kurang Baik Efisiensi 67 % Cukup Baik Efektifitas 80 % Baik Dari hasil evaluasi oleh ahli media termasuk dalam range Cukup Baik diperoleh rata-rata skor keseluruhan adapun komentar yang diberikan komponen yaitu sebesar 72 %. oleh ahli media adalah media yang Dalam hal ini kualitas skor tesebut dibuat untuk proses pembelajaran. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 7
  • 8. Kesimpulan Pembuatan media pembelajaran interaktif prinsip–prinsip dasar Elektronika I dibuat dengan software Flash 8 yang memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran tidak hanya animasi dalam bentuk gambar tetapi dalam bentuk audio dan video. Media pembelajaran interaktif prinsip–prinsip dasar Elektronika I yang dapat digunakan mahasiswa teknik elektro untuk pembelajaran mandiri. Tujuannya adalah untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip–prinsip dasar Elektronika 8 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 9. DAFTAR PUSTAKA A.M, Sardiman. 2006 Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Azhar, Arsad. 2008 . Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raj.agrafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Chattoppadhyay,D,dkk. 1989. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta:UI-Press. Malvino. 1999. Prinsip-prinsip Elektronik edisi kedua Jakarta: Penerbit Erlangga. Malvino. 2003 Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Rosela Karya. Winkel,W,S.1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 9
  • 10. TUGAS II Metode apakah yang digunakan? Dan analisa Metode yang digunakan adalah mengajar menggunakan media pembelajaran menggunakan FLASH 8 yang memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran tidak hanya animasi dalam bentuk gambar tetapi dalam bentuk audio dan video. Media pembelajaran interaktif prinsip–prinsip dasar Elektronika I yang dapat digunakan mahasiswa teknik elektro untuk pembelajaran mandiri. 10 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 11. TUGAS III PROPOSAL SKRIPSI PROPOSAL SKRIPSI PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR DiSusun oleh: AHMAD HAKIM (5215083416) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 11
  • 12. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Salawat serta salam tercurah kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat mengajukan proposal skripsi dengan judul ”PERBEDAAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR INDUKTIF DENGAN HASIL BELAJAR TEKNIK AUDIO VIDEO MENGGUNAKAN POLA PIKIR DEDUKTIF DI SMKN 5 JAKARTA TIMUR ” harapan penulis agar bisa selesai tepat pada waktunya amiin. Salawat serta salam semoga tercurah kepada pemimpin besar kita Nabi Muhammad SAW. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang telah diperbuat, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta, 1 Januari 2012 12 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 13. Penyusun ABSTRAK AHMAD HAKIM, Perbedaan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Induktif Dengan Hasil Belajar Teknik Audio Video Menggunakan Pola Pikir Deduktif di SMKN 5 Jakarta Timur. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. 2008. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan hasil belajar sub kompetensi Teknik Audio Video antara siswa yang diajar menggunakan pola pikir induktif dengan siswa yang diajar menggunakan pola pikir deduktif di kelas I Program Keahlian Elektronika SMK Negeri 5 Jakarta tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Penelitian ini menggunakan metode experiment dengan populasi terjangkau seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta. Sampel penelitian diambil dengan metode Random Sampling. Jumlah siswa yang diamati adalah 80 orang, 40 siswa sebagai kelas eksperimen I yaitu proses belajar mengajar menggunakan pola pikir induktif dan 40 siswa sebagai kelas eksperimen II dimana proses belajar mengajar menggunakan pola pikir deduktif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ulangan harian. Koefisien reliabilitas instrumen dan rata-rata indeks daya pembeda soal. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Liliefors pada kelas eksperimen I didapat nilai L 0 dan pada kelas eksperimen II didapat nilai L 0 . Nilai keduanya terletak di bawah harga L tabel pada taraf signifikan  . Uji homogenitas hasil belajar menggunakan uji-T Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 13
  • 14. Dari hasil analisis pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar sub kompetensi teknik audio video antara siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dengan hasil belajar menggunakan pola pikir deduktif. DAFTAR ISI ABSTRAK PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Pembahasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Umum Penelitian F. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 2. Hakikat Demonstrasi 3. Hakikat Konsep 4. Hakikat Pola Pikir Induktif 5. Hakikat Pola Pikir Deduktif B. Kerangka Berpikir C. Pengajuan Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian 14 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 15. C. Metode Penelitian D. Desain Penelitian E. Teknik Pengambilan Sampel F. Teknik Pengumpulan Data G. Instrument Penelitian H. Hipotesis Statistik I. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Pengujian Persyaratan Analisis Data C. Pengujian Hipotesis D. Penafsiran Kesimpulan Analisis Data E. Kesimpulan Pengujian Hipotesis F. Diskusi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 15
  • 16. DAFTAR TABEL 1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 3. Harga Uji-T 4. Wilayah Luas Dibawah Kurva Normal 5. Harga Krisis L Untuk Uji Lilieforse 6. Nilai Presentil Untuk Distribusi F 16 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 17. DAFTAR LAMPIRAN 1. Program Satuan Pelajaran 2. Spesifikasi Penyusunan Soal Tes 3. Instrumen Tes Penelitian 4. Kunci Jawaban 5. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 6. Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 7. Analisis Reabilitas Alat Ukur 8. Analisis Validitas Alat Ukur 9. Analisis Derajat Kesulitan Alat Ukur 10. Analisis Daya Beda Soal 11. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 12. Data Hasil Belajar Teknik Audio Video Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 13. Perhitungan Kelas dan Interval Kelas 14. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Induktif 15. Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Demonstrasi Melalui Pola Pikir Deduktif 16. Simpangan Baku 17. Uji Normalitas 18. Uji Homogenitas 19. Analisis Data Dengan Uji-T Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 17
  • 18. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah dapat menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif dan bertanggung jawab. Kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan yang diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya peningkatan komponen- komponen yang terdapat didalamnya. Komponen tersebut saling terikat erat satu dengan yang lainnya dalam satu sistem. Komponen yang dimaksud meliputi: guru, metode pengajaran, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak hanya diberikan pada sekolah-sekolah tingkat Dasar, Menengah Pertama (SMP), ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi perlu diperhatikan pula pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SMK mulai diberikan dasar pengetahuan dan keterampilan yang memegang peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai dengan bidang keahlian yang diminatinya. Maka dari itu dalam proses belajar dan mengajar guru harus menentukan metode yang efektif dan cara peyampaian suatu konsep dari sebuah mata pelajaran agar proses tersebut dapat berjalan secara efektif agar peserta didik dapat menguasai konsep dengan baik. Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses tersebut guru berperan sebagai pengajar atau pemimpin belajar, sedangkan siswa berperan sebagai subjek belajar. Di dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menerima informasi 18 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 19. akan tetapi siswa harus terlibat dalam berbagai kegiatan maupun tindakan kelas agar proses belajar menjadi efektif dan tujuan belajarpun tercapai. Guru memiliki peran penting dalam proses belajar.Tujuan belajar mengajar secara umum adalah untuk mengembangkan kemampuan penguasaan bahan ajar,pengembangan keterampilan, dan mengembangkan nilai dan sikap yang ada pada siswa. Siswa berperan sebagai subyek belajar, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya proses interaksi belajar mengajar.Tanpa aktivitas siswa belajar hanyalah pemberian informasi yang berarti interaksi dalam proses belajar mengajar tidak berlangsung dengan baik. Guru berperan penting dalam mengusahakan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Hal ini dapat dilakukan menggunakan upaya menerapkan beberapa metode atau teknik penyampaian materi pelajaran yang dapat merangsang atau membangkitkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa agar dapat terlibat dalam proses pembentukan atau pembuktian suatu konsep yaitu dengan metode demonstrasi melakukan eksperimen siswa dibimbing untuk mengamati objek-objek, kejadian-kejadian kemudian dihubungkan dengan ngagasan yang dimiliki siswa. Dengan metode demonstrasi ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan mengingat konsep yang telah dipelajarinya serta meningkatkan penalaran dan kemampuan siswa untuk berpikir secara bebas untuk menemukan masalah dan memecahkanya sendiri. Untuk mengetahui keefektifan dari suatu demonstrasi dalam perolehan konsep perlu diadakan penelitian mana yang lebih efektif antara perolehan konsep melalui pola pikir induktif dengan konsep pola pikir deduktif. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka timbul berbagai pemasalahan, diantaranya: 1. Apakah metode demonstrasi dapat memotifasi siswa belajar? 2. Upaya apasaja yang dapat dilakukan guru untuk mengefektifitaskan demonstrasi agar dapat mencapai tujuan belajar mengajar? Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 19
  • 20. 3. Apakah berbeda hasil belajar siswa yang melakukan demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif? 4. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 5. Apakah demonstrasi dalam perolehan konsep melalui pola pikir deduktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 6. Apakah demonstrasi untuk memperoleh konsep melalui pola pikir dengan pola pikir deduktif dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah? LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. DESKRIPSI TEORITIS 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan yang lebih baik pada diri individu yang melaksanakan belajar tersebut. Sekolah merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara siswa dengan guru, diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuannya dengan cara latihan maupun praktek. Sekolah menengah kejuruan, banyak mata pelajaran yang saling berhubungan satu sama lain. Baik itu berkesinambungan (mata pelajaran lanjutan) ataupun mata pelajaran yang membantu proses pemahaman siswa dalam mendalami suatu materi di pelajaran lain. Menurut S. Nasution, “Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari”. “Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Kegiatan yang dilakukan dalam belajar pada dasarnya adalah proses aktif dari orang yang belajar sehingga terjadi hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi antara diri orang yang belajar dengan lingkungannya. Menurut aliran teori belajar modern bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan 20 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 21. perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.Menurut Oemar malik Dikatakan pula bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan keseluruhan tingkah laku, yaitu terjadinya aspek-aspek tingkah laku Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Serta Menurut Miarso, “Belajar adalah kegiatan para siswa, baik itu dengan bimbingan guru atau dengan usahanya sendiri sepenuhnya.”2 Sehingga dapat disimpulkan definisi belajar tersebut yaitu : belajar merupakan usaha memperoleh ilmu, baik itu melalui berlatih maupun dari pengalaman. Dimana pengalaman dan proses latihan tersebut dapat merubah tingkah laku secara permanen sebagai hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Belajar juga selalu meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Tujuan proses belajar mengajar adalah materi yang ada dapat dimengerti dengan baik oleh guru dan siswa sebagai subyek belajar.Semua usaha dikerahkan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar agar tujuan itu dapat tercapai.tujuan tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar itu dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti,tetapi mungkin saja hanya dapat diamati karena berupa perbuatan tingkah laku. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan siswa, diperlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif tentang indikator-indikator perubahan prilaku pribadi siswa perubahan prilaku dan pribadi siswa inilah yang disebut hasil belajar. Menurut Ngalim Purwanto bahwa, “Hasil belajar adalah potensi, yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan siswa dalam waktu tertentu.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wasty Sumanto bahwa, “Sebagai suatu petumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.” Untuk mengetahui meningkat atau tiadaknya suatu proses belajar, maka dibutuhkan adanya evaluasi. Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk memperbaiki, memperbaharui serta menyempurnakan proses pembelajaran yang sedang direncanakan, sedang berlangsung dan telah berakhir. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti atau hanya dapat diamati. 2 Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 25. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 21
  • 22. Setelah hasil belajar siswa meningkat maka mutu sekolah tersebutpun akan mengalami peningkatan, Peningkatan mutu pendidikan yang berpusat pada peningkatan mutu sekolah merupakan suatu proses yang dinamis, berjangka panjang yang musti dilakukan secara sistematis lagi konsisten untuk diarahkan menuju suatu tujuan tertentu. Peningkatan mutu sekolah tidak bersifat instan, dengan mengandalkan “aji Bandung Bondowoso”, melainkan suatu proses yang harus dilakoni dengan sabar, tahap demi tahap, yang terukur dengan arah yang jelas dan pasti. Dalam peningkatan mutu sekolah tidak dikenal sesuatu yang gampang segampang teori, seperti yang disitir oleh Kurt Lewin: “There is nothing to practical as good as a theory”. Pendapat ini berarti pula, bahwa tidak mungkin ada peningkatan mutu sekolah tanpa didasari oleh suatu teori (Levin, 2008). Peningkatan mutu sekolah memerlukan teori, namun implementasinya tidak akan bisa mulus dan semudah teori yang ada. 2. Hakikat Demonstrasi Demostrasi merupakan salah satu metode yang digunakan pada saat mengajar.menurut pendapat knok ”metode adalah kumpulan prinsip terkordinir untuk melaksanakan pengajaran” perumusan lain tentang metode adalah suatu proses yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu sering pula diketahui metode adalah cara untuk memperoleh langkah maju dengan terncana dan teratur untuk mencapai sebuah tujuan, setiap keeadaan yang sadar menggunakan pengetahuan sistematik secara terus menerus sambil mengadakan perbaikan terhadap cara tersebut dalam pengajaran mata pelajaran Teknik Audio Video. Jadi metode merupakan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu yangtelah dirumuskan.berbagai metode yang umum dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu:metode ceramah,Tanya jawab, demonstrasi dan lain-lain Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video. Demonstrasi memiliki beberapa kerterbatasan diantaranya pengamatan siswa kurang jelas karena mengamati dari jauh, peran siswa terbatas. Apabila salah melakukanya metode demonstrasi dapat merusak tujuan pelajaran mata pelajaran Teknik Audio Video. 22 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 23. 3. Hakikat Konsep Konsep adalah susunan simbol yang menunjukan ciri suatu suatu objek atau peristiwa yang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri berikut untuk mengengal suatu konsep diantaranya adalah:  Nama konsep.  Aribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variable konsep.  Definisi konsep.  Contoh-contoh dan bukan contoh konsep. Konsep ada dua yang konkrit dapat ditunjukan bedanya, jadi diperoleh melalui pengamatan indera contoh konsep konkrit televisi,radio,antena dan lain-lain.pada taraf yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak seperti massa jenis, polaritas pancaran dan lain-lain. 4. Hakikat Pola Pikir Induktif dan Deduktif Pola pikir adalah bagaimana cara seseorang menerima informasi dan pola pikir seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkunganya. Induktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan- pernyataan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan yang umum yang mencakup keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang khusus. Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem-sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya. Pola pikir induktif dalam pembentukan konsep merupakan suatu bentuk belajar penemuan (Discovery Learning), yang melibatkan proses-proses psikologi analisis deskriminatif, abstaksi, dan lain-lain sehingga menunjang kualitas pendidikan sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab guru. Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 23
  • 24. berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri. Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati. Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Deduktif adalah “Penarikan kesimpulan dimulai dengan menyebutkan pernyataan- pernyataan yang umum untuk memperoleh kesimpulan yang khusus yang mencakup keseluruhan dari keseluruhan pernyataan-pernyataan yang umum. Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005). Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif 24 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 25. menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya. Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan. Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian. Metode belajar yang digunakan sangatlah menentukan kegiatan hasil belajar mengajar dan juga mutu pendidikan disekolah tersebut. B. KERANGKA BERPIKIR Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seorang lebih mampu untuk menghadapi situasi dalam hidupnya. Dengan belajar diharapkan individu yang melaksanakan proses belajar yaitu siswa dapat mengembangkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah dipelajari. Hasil belajar teknik audio video dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Diantaranya metode mengajar guru dan lingkungan yang kondusif. Sudah menjadi tugas guru untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Metode demonstrasi merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar dengan metode demonstrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses belajar pada mata pelajaran Teknik Audio Video. Dalam metode demonstrasi terdapat diantaranya dua pola pikir yang berbeda dalam pembentukan konsep yaitu pola pikir induktif dan pola pikir deduktif. Pembentukan konsep melalui pola pikir induktif dimana teori-teori menjadi generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta empiris.Pola pikir induktif bekerja dari bawah keatas menyusun sistem- sistem yang memperhatikan hasil-hasil penelitian yang telah berkali-kali di uji. Lalu Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 25
  • 26. menyusun sistem-sistem yang lebih tinggi tingkatnya sebagai generalisasi dan akhirnya merumuskan suatu terori yang dapat mencakup semua pernyataan-pernyataan yang lebih rendah tingkatnya. Sedangkan pembentukan konsep melalui pola pikir deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya. C. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang diajukan dengan ditunjang oleh kerangka teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah “Terdapat perbedaan antara hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir deduktif ”. 26 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 27. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penulis secara umum mengadakan penilitian perbedaan hasil belajar teknik audio video mengunakan polapikir induktif dengan hasil belajar teknik audio video menggunakan polapikir deduktif adalah agar guru dapat menentukan metode yang tepat serta efektif dalam mengajar teknik audio video di sekolah menenengah kejuruan. Secara khusus,peneelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi apakah ada perbedaan hasil belajar teknik audio video menggunakan pola pikir induktif dengan peserta didik yang diajarkan menggunakan pola pikir deduktif sehingga baik guru maupun peserta didik dapat menguasai materi pelajaran tersebut dengan baik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMKN 5 Jakarta Timur tahun ajaran 2012/2013 demikan penulis berharap agar dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment. Penelitian dilakukan terhadap kelompok-kelompok yang homogen, terdiri atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif dan kelompok kedua adalah kelompok yang diajar dengan mengunakan pola pikir deduktif dalam mata pelajaran teknik audio video. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif sebagai variabel bebas dan hasil belajar teknik audio video siswa sebagai variabel terikat. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 27
  • 28. Kelas Perlakuan Pasca Tes (R)E I XE I Y (R)E II XE II Y Keterangan: EI : Kelas eksperimen I (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif) E II : Kelas eksperimen II (pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif) XE I : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen I XE II : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen II Y : Tes akhir yang sama pada kedua kelas R : Proses pemilihan subjek secara acak Data penelitian diperoleh dari hasil belajar teknik audio video pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari skor tes. E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel penelitian adalah teknik Random Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen dilakukan secara acak, kemudian dilakukan pengamatan terhadap seluruh siswa pada kelas terpilih dengan: 1. Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013. 2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas I Program Keahlian Teknik Elektronika SMKN 5 Jakarta semester II tahun ajaran 2012/2013. 3. Sampel Sampel dipilih dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yang dipilih secara acak (random sampling). F. Teknik Pengumpulan Data 28 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 29. 1. Variabel Yang Diteliti a. Variabel bebas: pembelajaran dengan menggunakan pola pikir induktif dan pembelajaran dengan menggunakan pola pikir deduktif. b. Variabel terikat: hasil belajar teknik audio video. 2. Data Penelitian Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah nilai tes ulangan harian siswa pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik audio video dan teknik elektronika yang diperoleh dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan. Data sekunder adalah nilai praktik gambar siswa dari kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika. G. Instrumen Penelitian 1. Konsep Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika pada kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika adalah tes ulangan harian yang disusun sendiri oleh peneliti. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dan setiap soal memiliki skor 1 untuk jawaban benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah, sehingga jumlah skor total adalah 40 jika semua soal terjawab dengan benar. Instrumen ini didasarkan pada aspek kognitif yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah: skor total Nilai Akhir = 4 2. Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan pada sampel, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. Syarat tes tersebut yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Dari 40 soal yang diuji coba hanya 36 yang memenuhi syarat tes yang baik. a. Pengujian Validitas Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 29
  • 30. Uji validitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah validitas isi (content validity), artinya butir-butir soal disusun sesuai dengan materi dan indikator pada desain pembelajaran. Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus3: Mp  Mt p pbi = St q Keterangan: pbi : Koefisien korelasi biserial Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : Rerata skor total St : Standar deviasi dari skor total p : Proporsi siswa yang menjawab benar banyaknya siswa yang benar (p = ) jumlah seluruh siswa q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Dari hasil uji coba validitas diperoleh 36 soal yang valid dan 4 soal drop atau tidak valid (Lampiran 10, hal 117). b. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas tes menentukan ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi (tes). Dalam penelitian ini reliabilitas tes dihitung dengan menggunkan rumus KR-20 yaitu4:  k  s   pq  2 r11      k  1   s2   Keterangan: 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) h. 79. 4 Ibid., h. 100. 30 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 31. r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)  pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q k : Banyaknya item s2 : Varians tes Klasifikasi koefisisen reliabilitas5: r11 : 0,800-1,000 : sangat tinggi r11 : 0,600-0,800 : tinggi r11 : 0,400-0,600 : cukup r11 : 0,200-0,400 : rendah r11 : 0,000-0,200 : rendah sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen tes.Hal ini berarti koefisien reliabilitas instrumen tersebut tergolong sangat tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai alat ukur. c. Pengujian Taraf Kesukaran Penghitungan taraf kesukaran instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah6: B P JS Keterangan: P : Indeks Kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul 5 Ibid., h. 75. 6 Ibid., h. 208. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 31
  • 32. JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran7: 0,00 – 0,29 : Sukar 0,30 – 0,69 : Sedang 0,70 – 1,00 : Mudah Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran antara 0,13 – 0,80 dan rata- rata indeks kesukaran 0,51 (Lampiran 13, hal 121). d. Pengujian Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah dengan menggunakan8: BA BB D  PA  PB   JA JB Keterangan: D : Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda) J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Klsifikasi Daya Pembeda Soal9: 7 Ibid., h. 210. 8 Ibid., h. 213. 32 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 33. D < 0,00 : Sangat jelek D = 0,00 – 0,19 : Jelek D = 0,20 – 0,39 : Cukup D = 0,40 – 0,69 : Baik D = 0,70 – 1,09 : Baik sekali Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda soal antara dan rata-rata indeks daya pembeda. H. Hipotesis Statistik H0 : 1 = 2 H1 : 1  2 Keterangan: 1 : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir induktif. 2 : Rata-rata hasil sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika teknik siswa yang diajar dengan menggunakan pola pikir deduktif. I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikan  = 0,05 Hipotesis Statistik: H0 :  12   2 2 H1 :  12   2 2 Rumus Uji Fisher yang digunakan adalah10: s12 F= 2 s2 Keterangan: s12 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen I 2 s2 : Varians hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika kelas eksperimen II 9 Ibid., h. 218. 10 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 249. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 33
  • 34. Kriteria pengujian, terima H0 jika: F1  Fhitung  F 1  n1 1, n2 1 1  n1 1, n2 1 2 2 b. Uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dengan taraf signifikan  = 0,05 Hipotesis Statistik: H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Rumus uji Liliefors yang digunakan adalah11: L 0  maks Fz1   Sz1  x1  x banyaknya z 1 , z 2 ,...,z n yang  z 1 dengan z1  dan S( z 1 ) = s n Keterangan: x : Rata-rata hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sampel x1 : Hasil belajar sub kompetensi menguasai gambar teknik elektronika sample s : Simpangan baku sampel Fz 1  : Peluang (z ≤ z 1 ) dan menggunakan daftar distribusi normal baku Kriteria Pengujian, terima H0 jika L 0 < L tabel 2. Uji Analisis Data Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan  = 0,05. Pada penelitian ini, jika kondisi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah homogen (  12   2 ), maka statistik uji yang digunakan untuk melakukan uji rata-rata di 2 kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II adalah sebagai berikut12: X1  X 2 t 1 1 s  n1 n 2 dengan 11 Ibid., h. 446. 12 Ibid., h. 241. 34 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 35. s n 1  1s12  n 2  1s 2 2 n1  n 2  2 derajat kebebasan (dk) = ( n1  n 2  2 ) Kriteria pengujian, tolak H0 jika t > t 1 1  2 Keterangan: x1 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen I x2 : Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II n1 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen I n2 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen II s 12 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen I s2 2 : Varians hasil belajar kelompok eksperimen II s : Varians gabungan Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 35
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1980. Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Wijaya, 1982. Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. A. Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bandung: Mandar Maju, 1989. A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1989. Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remadja Rosda Karya, 1990. Oemar Malik, Metode belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1992 36 Pevote , Vol.4, No.6, September 2009 : 1-7
  • 37. Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Prinsip-Prinsip Dasar Elka Pada Mata Kuliah Elektronika I 37