SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 173
MOSFET ,[object Object],Gambar 1. Struktrur fisik transistor NMOS jenis enhancement
[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 2. Transistor NMOS jenis enhancement dengan tegangan positif pada gate
[object Object],Gambar 3. Transistor NMOS dengan  v GS  > V t  dengan tegangan  v DS  terpasang Konduktansi kanal sebanding dengan  v GS  – v t Arus i D  sebanding dengan  v GS  – v t .
Gambar 4. Karakteristik i D  – v DS  dari MOSFET MOSFET bekerja seperti resistansi linier yang dikendalikan oleh  v GS. Untuk  v GS   ≤ V t ,  resistansinya tidak terhingga, dan harganya menurun jika  v GS  melebihi  V t .  Jadi, agar MOSFET terkonduksi harus ada kanal induksi. Dengan bertambahnya  v GS   melebihi  V t   meningkatkan kemampuan kanal, oleh karena itu MOSFET jenis ini disebut MOSFET ‘enchancement-type’. Arus yang meninggalkan source ( i s ) sama dengan arus yang memasuki drain ( i D ), jadi arus gate  i G  = 0
[object Object],Gambar 5. Cara kerja transistor NMOS jenis enhancement dengan meningkatnya  v DS
Gambar 6. Hubungan  i D  dengan  v DS   pada transistor NMOS jenis enhancement yang beroperasi dengan  v GS  > V t v DSsat  = v GS  - V t
Gambar 7. Kenaikan v DS  penyebabkan kanal menyempit
[object Object],[object Object],[object Object],Medan listrik  E(x)  menyebabkan muatan elektron dq bergerak ke arah drain dengan kecepatan:
Hubungan  i D  - v DS Gambar 8. Penurunan karakterisitk  i D  – v DS  pada transistor NMOS
Walaupun dievaluasi pada titik tertentu, arus  i  harus konstan pada semua titik di sepanjang kanal.  i  harus sama dengan arus dari source ke drain dan berlawan arah dengan arus dari drain ke source  (i D ) Harga arus pada ujung daerah trioda atau permulaan daerah jenuh dapat diperoleh dengan menggantikan  v DS =v GS  – V t   µ n C ox  disebut parameter transkonduktansi proses. Dituliskan sebagai  k n ’  dan mempunyai dimensi A/V 2   k n ’  =  µ n C ox
Jadi arus drain sebanding dengan perbandingan lebar kanal dan panjang kanal, yang disebut ‘ aspect ratio ’ dari MOSFET MOSFET kanal-p MOSFET kanal- p  jenis ’ enchancement ’ (PMOS), dibuat pada substrate jenis  n  dengan daerah  p +   pada drain dan source. Cara kerjanya sama dengan NMOS hanya saja  v GS , v DS   dan  V t  negatif.
Complementary MOS atau CMOS Gambar 9. Rangkaian terintegrasi CMOS Pada teknologi CMOS, transistor NMOS diimplementasiikan langsung pada substrate jenis  p , sedangkan transistor PMOS dibuat pada  n-well . Kedua divais diisolasi satu dengan lainnya dengan oksida yang tebal sebagai insulator.
[object Object],[object Object],Gambar 10. Lambang MOSFET kanal n jenis enhancement Pada FET kanal  n : drain selalu positif dibandingkan dengan source
Gambar 11(b) Karakteristik i D  – v DS  untuk divais dengan  k n ’ (W/L) = 1.0mA/v 2 Gambar 11(a) MOSFET kanal n jenis enhancement
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jika  v DS  cukup kecil,  v DS 2  dapat diabaikan. r DS  adalah resistansi linier yang dikendalikan oleh  v GS . Jika  v GS  = V GS , maka V OV   : gate-to-source overdrive volltage
Batas antara daerah trioda dan daerah jenuh: v DS  = v GS  – V t Arus  i D  pada keadaan jenuh Pada keadaan jenuh: arus  i D  tidak tergantung dari tegangan drain,  v DS arus  i D   ditentukan oleh tegangan gate,  v GS MOSFET menjadi sebuah sumber arus ideal yang harganya dikendalikan oleh  v GS Catatan: ini adalah model rangkaian ekivalen sinyal besar Pada batas antara daerah trioda dan daerah jenuh: MOSFET bekerja di daerah jenuh jika: v GS   ≥ V t (induced channel) v GD  ≤ V t (pinched-off channel) v DS  ≥ v GS  – V t (pinched-off channel) Jadi MOSFET kanal –n jenis ‘ enhancement ’ bekerja pada daerah jenuh jika  v GS  lebih besar dari  V t   dan tegangan drain tidak lebih kecil dari tegangan gate melebihi  V t   volt
Gambar 12. karakteristik i D  - v GS  transistor NMOS jenis enhancement pada keadaan jenuh (V t  = 1 V dan k n ’(W/L) = 1,0 mA/v 2
Gambar 13. Rangkaian ekivalen model sinyal besar dari NMOS pada daerah jenuh
Gambar 14. Level relatif tegangan terminal transistor NMOS yang beroperasi pada daerah trioda dan daerah jenuh.
Resistansi keluaran pada keadaan jenuh Gambar 15. Kenaikan v DS  melebihi v DSsat  yang menyebabkan titik ‘pinch-off’ sedikit menjauh dari drain v DS  naik melebihi  v DSsat , titik ‘pinched-off’ dari kanal bergeser menjauhi drain menuju source, sehingga ada daerah ‘depletion’ antara drain dan ujung kanal. Akibatnya panjang kanal akan berkurang. Keadaan ini disebut ‘channel-length modulation’ Karena  i D  berbanding terbalik dengan panjang kanal, maka  i D  naik dengan naiknya  v DS . Untuk menghitung ketergantungan i D  pada v DS  pada keadaan jenuh, ganti L dengan (L –  Δ L)
Diasumsikan ( Δ L/L) << 1 Jika  Δ L sebanding dengan v DS  : Δ L =  λ ’v DS λ ’ parameter teknologi proses dengan dimensi µm/V
Gambar 15. Efek  v DS  pada  i D   pada daerah jenuh Ektrapolasi garis lurus pada kurva karakteristik  i D  – v DS   akan memotong sumbu  v DS  pada titik  v DS  = - 1/ λ  ≡ -V A . v A  = 1/ λ Untuk suatu proses tertentu, V A  sebanding dengan panjang kanal L. V A  =  V A ’L V A ’ = 5 – 50 V/µm
Gambar 17. Model rangkaian sinyal besar dari MOSFET kanal -n  pada keadaan jenuh dengan adanya resistansi  r o   Catatan: divais dengan kanal yang lebih pendek lebih terpengaruh dengan efek ‘channel-length modulation’.
‘ Channel-length modulation’ menyebabkan adanya resistansi keluaran (tidak  ∞),  r o Dimana  I D  adalah arus drain tanpa memperhitungkan ‘channel-length modulation’ Resistansi keluaran berbanding terbalik dengan arus bias dc,  I D
[object Object],Gambar 18. MOSFET kanal p jenis enhancement
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],v GS , V t  dan  v DS   negatif µ p  = 0,25 – 0,5 µ n Untuk bekerja di daerah jenuh: v DS   ≤  v GS  – V t (pinched-off channel) v GS , V t ,  λ   dan  v DS  negatif
Agar transistor  PMOS  bekerja, tegangan gate harus dibuat lebih rendah dari tegangan source sedikitnya sebesar  |V t |.  Untuk bekerja di daerah trioda, tegangan drain harus lebih besar dari tegangan gate minimal sebesar  |V t |,  jika tidak,  PMOS  bekerja di daerah jenuh. Gambar 19. Level relatif tegangan terminal transistor PMOS yang beroperasi pada daerah trioda dan daerah jenuh.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Efek dari  V SB  pada kanal dinyatakan dengan perubahan  V t V t0  = tegangan ambang untuk  V SB  = 0 φ f  = parameter fisik; biasanya  2 φ f  = 0,6 V γ = parameter proses pembuatan q = 1,6 x 10 -19  C N A  = konsentrasi doping ε S  = permitivitas silikon = 11,7  ε 0  = 11,7 x 8,854 x 10 -12
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Summary Transistor NMOS: Simbol ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Model rangkaian ekivalen sinyal besar dimana Tegangan ambang:
Parameter proses: Konstanta: ε 0  = 8,854 x 10 -12  F/m ε OX  = 3,9  ε 0  =  3,45 x 10 -11  F/m ε S  = 11,7  ε 0  = 1,04 x 10 -10  F/m q  = 1,602 x 10 -19  C
Transistor PMOS Simbol: ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Untuk bekerja di daerah jenuh: Untuk MOSFET di daerah trioda dengan  v DS  sangat kecil:
[object Object],[object Object],Rancanglah rangkaian seperti pada gambar di samping ini sehingga transistor bekerja pada  I D  = 0,4 mA dan  V D  = +0,5 V. Transistor NMOS mempunyai  V t  = 0,7 V,  μ n C OX  = 100  μ A/V 2 ,  L  = 1 μ m dan  W  = 32  μ m. Abaikan pengaruh channel-length modulation ( λ  = 0) Gambar 20. Contoh soal
Jawab: V D  = 0, 5 V >  V G   -> NMOS bekerja pada daerah jenuh. V GS  – V t  = V OV ;  I D   = 0,4 mA = 400  μ A;  μ n C OX  = 100  μ A/V 2  dan  W/L  = 32/1 V OV  = 0,5V V GS  = V t  + V OV  = 0,7 + 0,5 = 1,2 V V G  = 0  -> V S  = - 1,2 V Untuk mendapatkan  V D  = +0,5 V:
Rancang rangkaian seperti gambar 21 untuk mendapatkan arus  I D   = 80  μ A. Cari harga  R  dan tegangan DC  V D . Transistor NMOS mempunyai  V t   = 0,6 V,  μ n C OX  = 200  μ A/V 2 ,  L  = 0,8  μ m dan  W  = 4 μ . (asumsikan  λ =0)   Gambar 21. Contoh soal
Jawab: V DG  = 0  ->V D  = V G  dan FET bekerja di daerah jenuh
Rancanglah rangkaian pada gambar 22 agar tegangan drain = 0,1V. Berapakah resistansi antara drain dan source pada titik kerja ini ?  V t  = 1 V dan  k n ’(W/L)  = 1 mA/V 2 . Gambar 22. Contoh soal
Jawab: V D  = V G  – 4,9 V dan  V t  = 1 V -> MOSFET bekerja di daerah trioda. Jadi arus  I D  :
Analisa rangkaian pada gamabr 23(a) untuk  menentukan tegangan di semua node dan arus di semua cabang. Diketahui  V t  = 1 V dan  k n ’(W/L)  = 1 mA/V 2 . (asumsikan  λ  = 0) Gambar 23. Rangkaian contoh soal
Gambar 23 (b) Rangkaian dengan analisis terinci Jawab: Karena arus gate = 0, tegangan gate:
V G  > 0   -> transistor NMOS bekerja. Asumsikan transistor bekerja di daerah jenuh. V G   = 5 V V S  = I D   x  R S  =  I D  (mA)  x 6 k Ω  = 6  I D V GS  = V G  – V S  = 5 – 6 I D Karena  V D  > V G  – V t , transistor bekerja di daerah jenuh
Rancang rangkaian seperti pada gambar 24 sehingga transistor bekerja di daerah jenuh dengan  I D  = 0,5 mA dan  V D  = +3 V. Transistor  PMOS  jenis ‘enchancement’ mempunyai  V t  = -1 V dan  k p ’(W/L)  = 1 mA/V 2 . Asumsikan  λ  = 0. Berapa harga terbesar  R O  agar tetap bekerja di daerah jenuh? Gambar 24 Contoh soal
I D  = 0,5 mA dan  k p ’W/L  = 1 mA/V 2  maka: V OV  = -1 V  (untuk  PMOS V t  negatif) V GS  = V t  + V OV  = - 1 – 1 = - 2 V V S  =+5 V  ->  V G   = +3 V V G  = +3 V dapat diperoleh dengan memilih harga  R G1  dan  R G2 .  Salah satu kemungkinan  R G1  = 2 M Ω  dan  R G2   = 3 M Ω Bekerja pada mode jenuh:  V D  harus lebih besar dari  V G  sebanyak  |V t | V Dmax = 3 + 1 = 4 V R D  = 4/0,5 = 8 k Ω Jawab: MOSFET bekerja di daerah jenuh:
Gambar 25. Rangkaian contoh soal
Transistor  NMOS  dan  PMOS  mempunyai kesesuaian dengan  k n ’(W/L) = k p ’(W/L)  = 1 mA/V 2 ,  V tn  = -V tp  = 1 V. Asumsikan  λ  = 0 untuk kedua transistor. Carilah arus drain  i DN  dan  i DP  dan  v O  untuk  v I  = 0 V, +2,5V dan -2,5V Jawab: Gambar (b) menunjukkan bila  v I  = 0V. Kedua transistor ‘ matched ’ dan bekerja pada  |V GS |  = 2,5V ->  v O  = 0V Jadi  Q N  dan  Q P  bekerja dengan  |V GD |  = 0 V -> bekerja pada daerah jenuh. I DN  = I DP  = ½ x 1 x (2,5 – 1) 2  = 1,125 mA Gambar  (c) menunjukkan bila  v I  = 2,5V. Transistor  Q P  mempunyai  V GS  = 0 V -> ‘cutoff’ ->  v O   negatif ->  V GD   >  V t   -> bekerja pada daerah trioda. I DN  = k n ’ (W n /L n )(V GS  – V t )V DS   = 1[(2,5 – (-2,5) – 1][v O  – (-2,5)] I DN  (mA) = (0 – v O )/10 (k Ω ) I DN   = 0,244 mA ; v O  = -2,44 V V DS  = -2,44 – (-2,5) = 0,06 V Gambar (d) menunjukkan bila  v I   = -2,5 V. Kasus ini kebalikan dari kasus gambar (c). Transistor  Q N  akan ‘cutoff’ ->  I DN  = 0.  Q P  bekerja pada daerah trioda dengan  I DP = 2,44 mA dan  v O  =+2,44 V
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],Gambar 26(a) Struktur dasar rangkaian penguat ‘common source’ (b) Grafik yang digunakan untuk menentukan karakteristik transfer penguat pada gambar (a)
Gambar 26(c) Karakteristik transfer penguat pada titik kerja Q
[object Object],[object Object],Secara kuantitatif,rangkaian bekerja sebagai berikut: v I  = v GS . Untuk  v I  < V t   -> transistor ‘cutoff’,  i D  = 0,  v O  = v DS  =  V DD .  Transistor bekerja pada titik A. v I  > V t  -> transistor ‘on’,  i D   meningkat,  v O  menurun. Karena  v O  bermula dengan harga yang tinggi, transistor bekerja dalam keadaan jenuh. Keadaan ini ditunjukkan oleh garis beban antara titik A dan B.  Untuk titik Q tertentu,  V IQ  =V GS  dan  V OQ  = V DSQ  serta arus =  I DQ .
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Faktor penguatan: Cara memilih titik kerja. V DSQ  harus lebih kecil dari  V DD   dan lebih besar dari  V OB  sehingga dapat mengakomodasi harga simpangan maksimum dan simpangan minimum dari tegangan keluaran. Jika  V DSQ  terlalu dekat dengan  V DD , harga simpangan maksimum sinyal keluaran akan ‘terpotong’ (clipped off). Pada keadaan ini dikatakan penguat tidak mempunyai cukup ‘ headroom ’. Jika  V DSQ  terlalu dekat dengan batas trioda, harga simpangan minimum sinyal keluaran akan terdistorsi. Pada keadaan ini dikatakan penguat tidak mempunyai cukup ‘ legroom ’.
Gambar 27. Dua garis beban dan titik kerjanya. Titik  Q 1  terlalu dekat dengan  V DD , dan titik  Q 2  terlalu dekat dengan batas daerah trioda.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jadi penguatan tegangan sebanding dengan harga  R D ,  parameter transkonduktansi  k n ’ =  μ n C OX , ‘aspect ratio’  dari transistor  W/L , dan tegangan ‘overdrive’ pada titik bias  V OV  = V IQ  – V t Pada titik Q:  v I  = V IQ  dan  v O  = V OQ, V IQ  – V t  = V OV , jadi  Pada titik ujung daerah jenuh: V OB  =V IB  – V t   Daerah trioda, segmen BC v I   ≥ V t  dan v O  ≤ v I  - V t
Untuk  v O  yang kecil, MOSFET bekerja sebagai resistansi  r DS   (yang harganya ditentukan oleh  v I ). Biasanya  r DS  << R D , jadi
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],Tegangan overdrive  V OV : Jadi MOSFET harus bekerja pada: V GS  = V t  + V OV  = 1,816 V
Penguatan tegangan pada titik kerja ini: A V  = - 18 x 1 x (1,816 – 1) = -14,7 V/V Dipasangkan sinyal masukan gelombang segitiga, v i   = 150 mV (peak-to-peak) yang ditumpangkan pada tegangan bias dc  V GSQ  = 1,816 V seperti pada gambar di bawah ini Gambar 28. Contoh soal
V GS  terletak antara 1,741 V dan 1,891 V. Arus  I D  pada : v GS  = 1,741  ->  i D = ½ x 1 x (1,741 – 1) 2  = 0,275 V v GS  = 1,816 ->  i D = ½ x 1 x (1,816 – 1)2 = 0,333 V v GS  = 1,891 ->  i D = ½ x 1 x (1,891 – 1)2 = 0,397 V Catatan: perbedaan pada arah negatif = (0,333 – 0,275) = 0,058 mA dan perbedaan pada arah positif = (0,397 – 0,333) = 0,064 mA. Perbedaan ini tidak sama karena kurva i D  – v GS  tidak linier sempurna. Tegangan keluaran pada:  v GS   = 1,741 ->  i D = 0,275 V  ->  v O  = 10 – 0,275 x 18 = 5,05 V v GS  = 1,891 ->  i D = 0,397 V ->  v O  = 10 – 0,397 x 18 = 2,85 V Jadi perbedaan pada arah positif = 1,05 V, sedangkan perbedaan pada arah negatif = 1,15 V yang diakibatkan karena ketidaklinieran karakteristik transfer. Distorsi non linier  v O   dapat dikurangi dengan mengurangi amplitudo sinyal masukan. Catatan: pilihlah titik kerja di tengah-tengah daerah jenuh, agar terjamin transistor tetap bekerja di daerah jenuh dan distorsi non linier bisa diminimalkan.
Gambar 28 (b). Contoh soal
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Harga  I D   tergantung dari harga  V t , C OX , dan  W/L   V t   dan  μ n  tergantung pada suhu.  Jadi jika harga  V GS  tetap, harga  I D  sangat tergantung dari suhu. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 29. Penggunaan fixed bias pada jenis divais yang sama.
Bias dengan menetapkan  V GS  dan menghubungkan sebuah resistansi pada source Gambar 30. Pemberian tegangan bias tetap, V G  dan sebuah resistor pada source. (a). Rangkaian dasar (b). Pengurangan perubahan pada I D
Gambar 30(a) menunjukkan salah satu cara pemberian bias untuk MOSFET diskrit yaitu dengan memberikan tegangan dc pada gate,  V G ,  dan sebuah resistansi pada source. V G  = V GS  + R S I D Jika  V G  >> V GS , I D  ditentukan oleh  V G  dan  R S . Jika  V G  tidak terlalu besar dibandingkan  V GS , resistor  R S  memberikan umpan balik negatif.yang berperan untuk menstabilkan harga  I D . Pada persamaan di atas: V G  konstan -> jika  I D  naik ->  V GS  harus turun ->  I D  akan turun. Jadi  R S   bekerja untuk menjaga kestabilan  I D . R S  disebut degeneration resistance.
Contoh implementasi teknik ini: Gambar 30(c) Implementasi praktis dengan menggunakan satu catu daya (d) Penggunakan kapasitor coupling, C C  antara sumber sinyal ke gate (e) Implementasi praktis dengan dua catu daya
Rangkaian pada gambar 30(c) mendapatkan tegangan  V G  dari sebuah catu daya  V DD   melalui sebuah pembagian tegangan ( R G1   dan  R G2 ) Karena  i G  = 0,  R G1  dan  R G2  dapat dipilih besar sekali (orde M Ω ), sehingga MOSFET nampak mempunyai resistansi masukan yang besar. Jadi sumber sinyal dapat terhubung ke gate melalui kapasitor penghubung ( coupling capacitor ), seperti terlihat pada gambar 30(d). Kapasitor  C C1  mem-blok dc sehingga memungkinkan untuk menghubungkan sinyal  vsig  ke masukan penguat tanpa mengganggu titik bias dc dari MOSFET. Harga  C C1   dipilih cukup besar sehingga dapat dianggap sebagai hubung singkat untuk semua frekuensi sinyal yang diinginkan. R D   dipilih sebesar mungkin untuk memperoleh penguatan yang besar tetapi cukup kecil untuk memungkinkan simpangan sinyal pada drain dengan menjaga MOSFET tetap dalam keadaan jenuh.
Rangkaian pada gambar 30(e) adalah contoh pemakaian dua catu daya untuk memberikan bias pada MOSFET. Rangkaian ini adalah implementasi dari persamaan di atas dengan menggantikan  V G   dengan  V ss . R G  membuat ‘ground’ dc pada gate dan memberikan resistansi masukan yang tinggi yang dapat dihubungkan ke sumber sinyal yang akan terhubung ke gate melalui sebuah kapasitor penghubung.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 31, Rangkaian contoh soal
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],Gambar 32. Bias menggunakan resistor umpan balik drain-ke-gate Resistor  R G  (orde M Ω ) menyebabkan tegangan dc pada gate ( V G ) sama dengan tegangan dc pada drain ( V D ) V GS  = V DS  = V DD  – R D I D V DD  = V GS  + R D I D Jika  I D   meningkat ->  V GS  akan menurun ->  I D  menurun.  Jadi umpan balik negatif melalui  R G  akan menjaga kestabilan harga  I D .
[object Object],Gambar 33 (a) Pemberian bias dengan menggunakan sumber arus tetap Bias seperti pada gambar 33(a) biasa digunakan pada MOSFET yang diskrit.  R G   (dalam orde M Ω ) membuat ground dc pada gate.  R D   akan membuat tegangan dc pada drain pada harga tertentu yang memungkinkan simpangan sinyal keluaran yang diinginkan dengan menjaga MOSFET tetap dalam keadaan jenuh.
Gambar 33(b) Implementasi sumber arus konstan dengan ‘current mirror’. Intinya adalah transistor  Q 1  yang drain-nya dihubungkan ke gate-nya sehingga bekerja pada daerah jenuh. Dengan asumsi  λ   = 0
Arus drain  Q 1  dicatu oleh  V DD  melalui resistor  R . Arus melalui dianggap sebagai arus rujukann,  I REF . Dengan harga parameter dari  Q 1  dan  I REF  yang diinginkan, kedua persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung harga  R. Pada transistor  Q 2 , harga  V GS  sama dengan  V GS  pada  Q 1 ,   Asumsikan bekerja pada daerah jenuh, arus drain yang sama dengan arus rujukan akan: Jadi perbandingan antara arus  I  dan arus rujukan sebanding dengan ‘aspect ratio’ dari  Q 1  dan  Q 2 . Rangkaian ini dikenal dengan ‘ current mirror ’
Cara kerja dan model sinyal kecil Gambar 34. Konsep rangkaian yang digunakan untuk mempelajari cara kerja MOSFET sebagai penguat sinyal kecil
[object Object],[object Object],Asumsikan   λ  = 0 V D  = V DS  = V DD  – R D I D Agar bekerja pada daerah jenuh: V D  > V GS  –V t Arus sinyal pada terminal drain v GS  = V GS  + v gs
[object Object],[object Object],Jika keadaan ini terpenuhi, maka   i D  ≈ I D  + i d Parameter yang menghubungkan  i d  dan  v gs  adalah transkonduktansi dari MOSFET ( g m )
Gambar 35. Cara kerja sinyal kecil dari penguat MOSFET jenis enhancement g m  adalah koefisien arah dari karakteristik  i D  – v GS  pada titik bias atau titik kerja.
Penguatan tegangan Komponen sinyal dari tegangan drain Pengutan tegangan: Tanda negatif menunjukkan bahwa  v d   berbeda fasa 180 ° dengan  v gs
Gambar 36. Tegangan total  v GS   dan  v D  untuk rangkaian pada gambar 34 Agar MOSFET selalu bekerja di daerah jenuh: Harga minimum dari  v D  harus lebih kecil dari  v G , minimum sebesar  V t Harga maksimum dari  v D  harus lebih kecil dari  V DD
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],Gambar 37(a). Model sinyal kecil untuk MOSFET dengan mengabaikan ‘channel length modulation’ (b) Memasukkan pengaruh ‘channel length modulation’
[object Object],Dilihat dari sisi sinyal, MOSFET berperan sebagai sumber arus yang dikendalikan oleh tegangan (VCCS) dengan sinyal masukan  v gs  antara gate dan source dan menghasilkan arus  g m v sg   antara drain dan source. Resistansi masukan sangat tinggi (ideal:  ∞); resistansi keluaran juga sangat tinggi (asumsikan: ∞) Gambar 37(a) adalah model rangkaian pengganti MOSFET untuk sinyal kecil. Dalam analisis sinyal kecil: semua sumber tegangan dc diganti dengan hubung singkat dan semua sumber arus dc diganti dengan hubung terbuka. Pada gambar 37(a) diasumsikan arus drain pada keadaan jenuh tidak tergantung dari tegangan drain. Kenyataannya arus drain tergantung dari tegangan drain. Hubungan ini dinyatakan dengan adanya resistansi antara drain dan source.
V A  =  1 / λ Model rangkaian yang lebih akurat terlihat pada gambar 34(b). Catatan: g m  dan  r o  tergantung pada titik bias dc dari MOSFET
[object Object],g m  sebanding dengan  k n ’= μ n C OX  dan perbandingan  W/L . Jadi untuk mendapatkan  g m  yang besar, divais harus pendek dan lebar. g m  juga sebanding dengan  V OV  = V GS  – V t  . Catatan: jika V GS  dinaikkan -> mengurangi simpangan tegangan sinyal pada drain.
Contoh soal: Gambar 39 Contoh soal rangkaian penguat Gambar 39(a) menunjukkan sebuah penguat MOSFET CS yang mempunyai bias umpan balik drain ke gate. Sinyal input,  v i  dihubungkan ke gate melalui kapasitor yang besar. Sinyal keluaran pada drain dihubungkan ke beban  R L  melalui sebuah kapasitor besar lainnya. Transistor mempunyai  V t  = 1,5 V,  k n ’(W/L)  = 0,25 mA/V 2  dan  V A  = 50 V. Hitunglah penguatan tegangan sinyal kecil, resistansi masukan dan sinyal masukan maksimum. Anggap kapasitor penghubung cukup besar sehingga akan menjadi hubung singkat untuk frekuensi sinyal yang diinginkan
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Gambar (b) : rangkaian pengganti sinyal kecil dari penguat. Kapasitor penghubung diganti dengan hubung singkat, dan catu daya dc diganti dengan hubung singkat ke ground. Karena  R G  besar sekali (10 M Ω ), arus yang melewatinya dapat diabaikan.
v o   ≈ - g m v gs  (R D //R L //r o ) v gs  = v i A v  = v o /v i  = - g m (R D //R L //r o )   = - 0,725(10//10//47) = -3,3 V/V Gambar 39(b) Model rangkaian pengganti
[object Object],[object Object],[object Object],Catatan: pada arah negatif, amplitudo sinyal masukan:  v GSmin   = 4,4 – 0,34 = 4,06 V lebih besar dari  V t ,  jadi transistor tetap ‘ on ’
Model Rangkaian Ekivalen T Gambar 39 Model rangkaian pengganti T untuk MOSFET
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 40(a): jika ada  r o   di antara drain dan source. Gambar 40(b): model T alternatif dimana sumber arus yang dikendalikan tegangan  (VCCS)  diganti dengan sumber arus yang dikendalikan arus  (CCCS)
Pemodelan ‘Body effect’ Pada MOSFET body effect terjadi bila substrate tidak dihubungkan dengan source. Untuk kanal  n ,substrate akan dihubungkan dengan ground, sedangkan source tidak terhubung dengan ground, sehingga ada tegangan  v bs  antara substrate dan source. Pada kondisi ini substrate beperan seperti gate kedua atau  backgate  untuk MOSFET. Jadi sinyal  v bs  akan menambah sebuah komponen pada arus drain,  g mb v bs . g mb  disebut transkonduktansi body. i D  tergantung dari  V t  dan  V t  tergantung dari  V BS . g mb  =  χ g m Harga  χ  biasanya antara 0,1 – 0, 3
Gambar 41(b) adalah model sinyal kecil NMOS yang dipakai jika substrate tidak dihubungkan dengan source. Untuk PMOS, modelnya sama seperti di atas, hanya yang dipakai  |V GS |, |V t |, |V OV |, |V A |, |V SB |, | γ |, | λ | dan menggantikan  k n ’  dengan  k p ’.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Transistor PMOS Semua persamaan untuk NMOS dapat dipakai untuk PMOS dengan menggunakan  |V GS |, |V t |, |V OV |, |V A |,  | V SB |, | γ |, | λ |  dan menggantikan  μ n  dengan  μ p .
Model rangkaian pengganti sinyal kecil tanpa body effect (| V SB | = 0) Model rangkaian pengganti sinyal kecil tanpa body effect (| V SB |  ≠  0)
[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 42. Struktur dasar rangkaian penguat diskrit yang menggunakan MOSFET
Parameter Karakteristik Penguat Rangkaian: ,[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],Rangkaian pengganti A.
B C
Persamaan:
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Jika  R L   = 10 k Ω  dihubungkan dengan keluaran penguat:
Dari rangkaian pengganti A:  Dari rangkaian pengganti A:
[object Object],Gambar 43. Rangkaian penguat ‘common source’ Sinyal yang akan diperkuat adalah tegangan masukan  v sig , yang mempunyai resistansi masukan  R sig . C C1   berfungsi untuk memblok dc dari sinyal masukan, sehingga tidak mengganggu bias dc. Kapasitor ini disebut ‘ coupling capacitor ’ Bila sumber sinyal dapat memberikan jalur dc ke ‘ground’, gate dapat dihubungkan langsung dengan sumber tegangan. Dalam hal ini  R G  dan  C C 1  dapat dihilangkan
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 43(b). Rangkaian ekivalen penguat untuk analisis sinyal kecil Penguat ini bersifat unilateral. Oleh karena itu  R in  tidak tergantung dari  R L , jadi  R in  = R i . Dan  R out  tidak tergantung dari  R sig , jadi  R out  = R o . Analisis:
Penguatan menyeluruh dari sumber sinyal sampai beban: Untuk menentukan resistansi keluaran penguat,  v sig  di-set = 0. Jadi  v sig  dihubung singkat. r o  >> R D   ->  pengaruh  r o  dalam penguatan tegangan sedikit berkurang dan adanya penurunan pada  R out
Gambar 43(c) Model sinyal kecil MOSFET yang diterapkan langsung pada rangkaian yang memakai simbol MOSFET.
[object Object],Gambar 44(a) Penguat ‘common source’ dengan resistansi R s  pada source
Gambar 44(b): Transistor diganti dengan rangkaian pengganti model T Untuk rangkaian yang mempunyai resistansi yang terhubung source, rangkaian pengganti yang digunakan adalah rangkaian pengganti model T, karena resistansi source akan tampak seri dengan. 1 /g m R in  = R i  = R G
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],R S  mengurangi  i d   dengan faktor (1 +  g m R S )
R S  mengurangi penguatan tegangan dengan faktor (1+ g m R D )  -> ‘source degeneration resistance’ Penguatan dari gate ke drain adalah perbandingan antara resistansi total pada drain, ( R D //R L ), dengan resistansi total pada source [(1/ g m ) +  R S ]
Penguat Common-Gate Gambar 45 (a) Rangkaian penguat ‘common gate’
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 45(b) Rangkaian ekivalen sinyal kecil untuk rangkaian pada gambar 45(a) Karena rangkaian adalah unilateral:  R in  tidak tergantung dari  R L dan  R in  = R i . Karena  g m  pada orde 1 mA/V, resistansi masukan dari penguat CG relatif rendah (pada orde 1 k Ω ) dan jauh lebih rendah  dibandingkan dengan resistansi masukan pada penguat CS. Selanjutnya kehilangan sinyal yang cukup besar terjadi pada ‘coupling’ sinyal ke masukan penguat CG, karena
Untuk menjaga agar kehilangan kekuatan sinyal tetap kecil, resistansi sinyal,  R sig   harus kecil.
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
R sig   >> 1/ g m , jadi  Gambar 45(c). Penguat common gate dicatu dengan sinyal masukan
[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 46(a) Penguat ‘common drain’ atau ‘source follower Karena drain berfungsi sebagai ground dari sinyal, maka tidak ada  R D.   Sinyal masukan dihubungkan ke gate MOSFET melalui  C C1  dan keluaran pada source MOSFET dihubungkan ke resistor beban  R L  melalui  C C2 .
Karena  R L  terhubung seri dengan terminal source, maka rangkaian pengganti model T yang digunakan, seperti yang terlihat pada gambar 46(b)  Gambar 46(b) Rangkaian pengganti sinyal kecil
Biasanya  r o   >> 1/ g m , sehingga penguatan tegangan hubung terbuka dari gate ke source,  A vo , hampir sama dengan satu (unity). Jadi tegangan pada source mengikuti tegangan pada gate. Oleh karena itu rangkaian ini juga disebut ‘source follower’. Pada rangkaian diskrit,  r o  >>R L ,  jadi:
Penguatan tegangan menyeluruh: G v  mendekati satu untuk  R G >>R sig ,  r o >> 1/ g m  dan  r o >>R L Gambar 46(c) analisis rangkaian yang dilakukan langsung pada rangkaian source follower
Gambar 46(d) Rangkaian untuk menentukan resistansi keluaran  R out
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Ringkasan dan Perbandingan Karakteristik Penguat DIskrit MOS Satu Tingkat Common Source
Common Source dengan Resistansi Source r o  diabaikan:
Common Gate r o  diabaikan:
Common-Drain atau Source Follower
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
CMOS Digital Logic Inverter Gambar 47 Inverter CMOS Inverter CMOS terdiri dari 2 jenis MOSFET enchancement yang ‘matched’,  Q N  dari jenis  – n dan  Q P   dari jenis  –p . Body dari masing-masing transistor dihubungkan ke masing-masing source sehingga tidak ada ‘body-effect’
Cara Kerja Rangkaian ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 48 menunjukkan keadaan ketika  v i  = V DD , terlihat kurva karakteristik untuk  Q N  dengan  v GSN  = V DD  ( i D  = i  dan  v DSN  = v O .) Pada kurva karakteristik  Q N  ditumpangkan kurva beban, yaitu kurva  i D  – v SD  dari  Q P   untuk kasus  v SGP  = 0 V. Karena  v SGP  < | V t |, kurva beban merupakan garis lurus horizontal dengan level arus hampir nol. Titik kerja adalah perpotongan antara kedua kurva. Terlihat bahwa tegangan keluaran hampir nol ( < 10 mV) dan arus yang melalui kedua divais juga hampir nol. Ini berarti disipasi daya pada rangkaian kecil sekali (< 1  μ W) Catatan: walaupun  Q N  bekerja dengan arus hampir nol dan tegangan drain-source juga nol, titik kerja berada pada segmen yang tajam pada kurva karakteristik  i D  –  v DS . Sehingga  Q N  menyediakan jalur beresistansi rendah antara terminal keluaran dan ground. Besarnya resistansi tersebut adalah Gambar 48(c) menunjukkan rangkaian ekivalen dari inverter jika masukan tinggi. v O   ≡ V OL  = 0 V dan disipasi daya = 0
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 49 menunjukkan keadaan ketika  v i  = 0 V. Karakteristik  i D  – v DS  nya hampir merupakan garis lurus horizontal dengan level arus hampir nol. Kurva beban adalah karakteristik  i D  – v SD  dari divais kanal –p dengan  v SGP  = V DD . Terlihat pada gambar, pada itik kerja tegangan keluaran hampir sama dengan  V DD  ( 10 mV lebih rendah dari  V DD ) dan arus yang melalui kedua divais juga hampir nol. Ini berarti disipasi daya pada rangkaian kecil sekali (< 1  μ W) Di sini  Q P  menyediakan jalur beresistansi rendah antara terminal keluaran dan catu dc  V DD . Besarnya resistansi tersebut adalah Gambar 49(c) menunjukkan rangkaian ekivalen dari inverter jika masukan rendah. v O   ≡ V OH  = V DD  dan disipasi daya = 0 Q N  disebut juga ‘ pull down ’ divais karena dapat menarik arus beban yang relatif besar, sehingga menarik tegangan keluaran turun menuju nol Q P   disebut juga ‘ pull up ’ divais karena dapat memberikan  arus beban yang relatif besar, sehingga menarik tegangan keluaran naik menuju  V DD
Kesimpulan: 1.Tegangan keluaran adalah 0 dan  V DD , jadi simpangan sinyal maksimum  -> noise margin yang lebar. 2. Disipasi daya statik untuk kedua keadaan sama dengan nol 3. Ada jalur antara terminal keluaran dengan ground (pada keadaan keluaran rendah) dan dengan  V DD  (pada keadaan keluaran tinggi). Jalur beresistansi rendah ini menjamin bahwa tegangan keluaran 0 V dan  V DD  tidak tergantung harga perbandingan  W / L  atau parameter divais lainnya. Resistansi keluaran yang rendah membuat inverter kurang sensitif terhadap efek derau dan gangguan lainnya. 4. Divais pull-up dan pull-down memberikan inverter kemampuan ‘driving’ yang tinggi pada kedua keadaan. 5. Resistansi masukan inverter adalah tidak terhingga ( i G  = 0). Jadi inverter dapat men-drive sejumlah inverter sejenis tanpa berkurangnya level sinyal, tetapi akan mempengaruhi kecepatan waktu perubahan (switching time).
The Voltage Transfer Characteristic Untuk  Q N Untuk  Q P Inverter CMOS biasanya dirancang untuk mempunyai  V tn  = | V tp | =  V t  dan  k n ’ (W/L) n  = k p ’ (W/L) p .
Catatan:  μ p  = 0,3 – 0,5  μ n , jadi untuk membuat  k’(W/L)  kedua divais sama, maka lebar divais kanal –p dibuat dua atau tiga kali lebar divais kanal –n. Dengan  k’(W/L)  kedua divais sama maka inverter akan mempunyai karakteristik transfer yang simetris dan kemampuan current-driving yang sama untuk kedua arah (pull-up dan pull-down) Dengan  Q N  dan  Q P   ‘matched’, inverter CMOS mempunyai VTC seperti pada gambar 50. Seperti yang terlihat, kurva VTC mempunyai 5 segmen yang berhubungan dengan kombinasi mode operasi yang berbeda.dari  Q N  dan  Q P . Segmen BC:  Q N  dan  Q P  bekerja pada daerah jenuh. Karena resistansi keluaran pada keadaan jenuh yang terbatas diabaikan, maka inverter mempunyai penguatan tidak terhingga pada segmen ini. Dari sifat simetris, segmen vertikal terjadi pada  v I  = V DD /2  dan batas-batasnya adalah  v O (B) = V DD /2 + V t  dan  v O (C) = V DD /2 - V t
Gambar 50. Voltage Transfer Characteristic dari Inverter CMOS
Selain  V OL  dan  V OH , ada dua titik lagi pada kurva yang menentukan ‘noise margin’ dari inverter, yaitu,  V IL  dan  V IH . Kedua titik ini didefinisikan sebagai titik di mana penguatan sama dengan satu. Untuk menentukan  V IH :  Q N   pada daerah trioda dan  Q P  pada daerah jenuh. V IL   dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga diperoleh persamaan simetris:
Noise margin dapat ditentukan sebagai berikut: Jadi, VTC yang simetris menghasilkan noise margin yang sama.  Jika  Q N   dan  Q P  tidak matched, VTC tidak akan simetris dan noise margin tidak akan sama.
Operasi dinamik Kecepatan operasi sebuah sistem digital ditentukan oleh waktu tunda propagasi dari gerbang logika yang digunakan untuk membuat sistem tersebut. Karena inverter adalah gerbang logika dasar dari teknologi IC digital, waktu tunda propagasi inverter merupakan parameter dasar dalam menentukan karakteristik teknologi IC.  ,[object Object],[object Object],[object Object]
(c) Trayektori dari titik kerja bila input menuju level tinggi dan kapasitor dikosongkan (discharge) melalui  Q N (d) Rangkaian ekivalen selama kapasitor dikosongkan. Pada gambar 51(a) kapasitor  C  merupakan jumlah kapasitor dalam  Q N  dan  Q P , kapasitor kawat interkoneksi antara keluaran inverter dan masukan dari gerbang logika lainnya dan kapasitor masukan total dari beban ini. Asumsikan inverter mempunyai masukan pulsa ideal (waktu naik dan turun sama dengan nol) dan inverter simetris.
Gambar 51(c) menunjukkan trayektori titik kerja pada saat pulsa masukan naik dari  V OL = 0 V ke  V OH  = V DD  pada waktu t = 0. Pada saat t = 0-, tegangan keluaran sama dengan  V DD  dan kapasitor terisi (charged) sampai tegangan  V DD . Pada t = 0,  v I  naik menuju  V DD   -> Q P  ‘off’. Dari sini rangkaian ekivalen seperti pada gambar 50(d) dengan harga awal  v O  = V DD . Jadi titik kerja pada t = 0+ adalah titik E, dimana  Q N  pada keadaan jenuh dan mengalirkan arus yang besar. Ketika  C  dikosongkan, arus pada  Q N   tetap konstan sampai  v O  = V DD  – V t  (titik F). Sebutkan bagian selang pengosongan ini  t PHL1 : Setelah titik F,  Q N  bekerja pada daerah trioda sehingga arus sama dengan
Bagian selang pengosongan ini dapat dinyatakan sebagai: Ganti  i DN  dengan persamaan sebelumnya dan susun kembali persamaan diferensial, diperoleh: Untuk mendapatkan komponen waktu tunda  t PHL  pada saat  v O  menurun dari ( V DD  – V t ) ke titik 50%,  v O  =   V DD /2, intregrasikan kedua sisi persamaan. Sebutlah komponen waktu tunda ini  t PHL2 . Gunakan
Jadi: Jumlahkan kedua komponen  t PHL , maka diperoleh: Biasanya V t   ≈ 0,2 V DD . maka Dengan cara yang sama akan diperoleh t PLH : Waktu tunda propagasi sama dengan harga rata-rata dari  t PHL  dan  t PLH
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Gambar 52.Kurva arus-tegangan masukan pada inverter CMOS
Pada saat inverter CMOS berpindah posisi, arus mengalir melalui hubungan seri  Q N   dan  Q P . Gambar 52 menunjukkan arus sebagai fungsi dari tegangan v I . Arus mencapai puncaknya pada tegangan ambang perpindahan (switching threshold),  V th  = v I  = v O  =   V DD /2. Arus ini menyebabkan disipasi daya dinamik dalam inverter CMOS. Tetapi, komponen yang lebih penting dari disipasi daya dinamik adalah dari arus yang mengalir pada  Q N  dan  Q P   pada saat inverter diberi beban sebuah kapasitor  C . Perhatikan gambar 51(a): Pada t = 0-,  v O  = V DD  dan energi yang tersimpan pada kapasitor adalah ½  V DD 2 . Pada t = 0,  v I  naik menuju  V DD , Q P  ‘off’ dan  Q N  ‘on’. Transistor  Q N  mengosongkan kapasitor, dan pada akhir selang pengosongan, tegangan kapasitor akan berkurang menuju nol. Jadi selama selang pengosongan, energi  ½V DD 2   hilang dari kapasitor C dan didisipasikan pada transistor  Q N . Pada setengah perioda lainnya ketika  v I  turun menuju nol. Transistor  Q N   ‘off’ dan  Q P  ‘on’ dan mengisi kapasitor. Arus yang dicatu oleh  Q P  pada  C  adalah  i  yang datang dari catu daya  V DD . Jadi energi yang diambil dari catu daya selama perioda pengisian:
Q  = muatan yang disuplai ke kapasitor. Q = CV DD Jadi energi yang diambil dari catu daya sama dengan  CV DD 2 . Pada akhir selang pengisian, tegangan kapasitor akan menjadi  V DD , jadi energi yang tersimpan pada kapasitor menjadi ½ CV DD 2  Selama selang pengisian, setengah energi yang diambil dari catu daya,  ½ CV DD 2 , didisipasikan pada  Q P . Dari penjelasan di atas terlihat pada setiap perioda ½ CV DD 2 , didisipasikan pada  Q N  dan ½ CV DD 2  didisipasikan pada  Q P . Jika inverter berpindah kondisi dengan kecepatan  f  siklus per detik, maka disipasi daya dinamik: Frekuensi kerja berkaitan dengan waktu tunda propagasi. Makin rendah waktu tunda propagasi, makin tinggi frekuensi kerja rangkaian dan makin tinggi disipasi daya pada rangkaian. Salah satu nilai yang mengukur kualitas rangkaian adalah delay-power product ( DP )
DP = P D t p   [joule] DP  biasanya konstan untuk rangkaian digital dengan teknologi tertentu dan dapat dipakai untuk membandingkan teknologi yang berbeda. Makin kecil harga  DP  makin efektif teknologi yang digunakan. DP  adalah energi yang didisipasikan pada satu siklus kerja. Jadi untuk CMOS dimana hampir semua disipasi daya adalah dinamik,  DP = CV DD 2 .
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Tegangan ambang gerbang Titik pada VTC dimana  v I  = v O
Arus perpindahan dan daya disipasi Noise margin Untuk divais yang ‘matched’, yaitu Waktu tunda propagasi Untuk  V t   ≈ 0,2  V DD
MOSFET Jenis ‘Depletion’ Gambar 53(a):Lambang MOSFET jenis ‘depletion’ Gambar 53(b) Lambang MOSFET jenis ‘depletion’ dengan substrate terhubung ke source
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
MOSFET jenis ‘depletion’ dapat bekerja dalam mode ‘enchancement’ dengan memasangkan tegangan v GS  positif dan dalam mode ‘depletion’ dengan memasangkan v GS  negatif. Karakteristik i D  – v DS  nya mirip dengan karakteristik i D  – v DS  hanya kanal –n jenis ‘depletion’  mempunyai V t  negatif. Gambar 54(a) Transistor dengan polaritas arus dan tegangan seperti yang tertera
Gambar 54(b) karakteristik  i D  – v DS
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
Gambar 54(c) menunjukkan karakteristik i D  – v DS  pada keadaan jenuh baik dalam mode kerja ‘depletion’ dan ‘enchancement’. Karakteristik arus – tegangan dari MOSFET jenis ‘depletion’ sama seperti karakteristik MOSFET jenis ‘enchancement’, hanya untuk MOSFET kanal –n jenis ‘depletion’ V t  negatif. Dan harga I D  mencapai jenuh pada v GS  = 0 MOSFET jenis ‘depletion’ dapat dibuat pada chip yang sama seperti divais jenis ‘enchancement’. Transistor PMOS jenis ‘depletion’ mempunyai cara kerja seperti NMOS hanya saja semua tegangannya mempunyai polaritas yang berlawanan dengan tegangan pada NMOS. Dan pada divais kanal –p arus mengalir dari source ke drain.
Gambar 55 Level tegangan relatif pada terminal transistor NMOS jenis depletion
Gambar 56. Sketsa karakteristik i D  – v DS  untuk transistor MOSFET jenis depletion dan enhancement

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Ishardi Nassogi
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)noussevarenna
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
Analisa rangkaian fet
Analisa rangkaian fetAnalisa rangkaian fet
Analisa rangkaian fetd_bilqism26
 
Teknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan TinggiTeknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan Tinggipipinpurwanto
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingampas03
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiNurFauziPamungkas
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistorbaehaqi alanawa
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"Varilia Wardani
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisimeko_dp
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
 

Was ist angesagt? (20)

Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
Modulasi frekuensi dan modulasi phase (Fm dan Pm)
 
Mosfet
MosfetMosfet
Mosfet
 
Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)Resonansi listrik (rlc)
Resonansi listrik (rlc)
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Analisa rangkaian fet
Analisa rangkaian fetAnalisa rangkaian fet
Analisa rangkaian fet
 
Teknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan TinggiTeknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan Tinggi
 
Laporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik diodaLaporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik dioda
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keying
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan TinggiTugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
Tugas Kelompok 1 Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi
 
Soal soal adc 2
Soal soal adc 2Soal soal adc 2
Soal soal adc 2
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritPengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskrit
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 

Ähnlich wie MOSFET

Prinsipkerja jfet1
Prinsipkerja jfet1Prinsipkerja jfet1
Prinsipkerja jfet1Naila Adiba
 
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistor
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistorTeori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistor
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistordzikri nur husna husna
 
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.pptMadeSudana9
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus SearahSumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searahpipinpurwanto
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searahSimon Patabang
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarKevin Maulana
 
Karakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanKarakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanRohman Rohman
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCSri Rahayu
 
Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2Eno Sastrodiharjo
 
Rangkaian dioda dan regulator
Rangkaian dioda dan regulatorRangkaian dioda dan regulator
Rangkaian dioda dan regulatorFirda Purbandari
 

Ähnlich wie MOSFET (20)

Prinsipkerja jfet1
Prinsipkerja jfet1Prinsipkerja jfet1
Prinsipkerja jfet1
 
Jfet
JfetJfet
Jfet
 
Jfet
JfetJfet
Jfet
 
Jfet
JfetJfet
Jfet
 
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistor
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistorTeori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistor
Teori dasar-mosfet-metal-oxide-semiconductor-field-effect-transistor
 
03. bab 4
03. bab 403. bab 4
03. bab 4
 
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt
383765800-bab-V-transistor-efek-medan-ppt.ppt
 
Fet2
Fet2Fet2
Fet2
 
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus SearahSumber Tegangan Tinggi Arus Searah
Sumber Tegangan Tinggi Arus Searah
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasar
 
06rangkaiandioda
06rangkaiandioda06rangkaiandioda
06rangkaiandioda
 
Karakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_RohmanKarakteristik Transistor_Rohman
Karakteristik Transistor_Rohman
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2Narasi device semikonduktor 2
Narasi device semikonduktor 2
 
Pertemuan 31
Pertemuan 31Pertemuan 31
Pertemuan 31
 
Rangkaian dioda dan regulator
Rangkaian dioda dan regulatorRangkaian dioda dan regulator
Rangkaian dioda dan regulator
 
Kapasitor 1
Kapasitor 1Kapasitor 1
Kapasitor 1
 
Kapasitor 1
Kapasitor 1Kapasitor 1
Kapasitor 1
 

Mehr von saeful_4h13

Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
 
Uni junction transistor
Uni junction transistorUni junction transistor
Uni junction transistorsaeful_4h13
 
Pengukuran transistor ea
Pengukuran transistor eaPengukuran transistor ea
Pengukuran transistor easaeful_4h13
 
Teknik pengukuran transistor ea
Teknik pengukuran transistor eaTeknik pengukuran transistor ea
Teknik pengukuran transistor easaeful_4h13
 
Teknik pengukuran transistor
Teknik pengukuran transistorTeknik pengukuran transistor
Teknik pengukuran transistorsaeful_4h13
 
Pengukuran Transistor
Pengukuran TransistorPengukuran Transistor
Pengukuran Transistorsaeful_4h13
 

Mehr von saeful_4h13 (8)

M uas
M uasM uas
M uas
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
Uni junction transistor
Uni junction transistorUni junction transistor
Uni junction transistor
 
Pengukuran transistor ea
Pengukuran transistor eaPengukuran transistor ea
Pengukuran transistor ea
 
Teknik pengukuran transistor ea
Teknik pengukuran transistor eaTeknik pengukuran transistor ea
Teknik pengukuran transistor ea
 
Teknik pengukuran transistor
Teknik pengukuran transistorTeknik pengukuran transistor
Teknik pengukuran transistor
 
Pengukuran Transistor
Pengukuran TransistorPengukuran Transistor
Pengukuran Transistor
 
Bebas
BebasBebas
Bebas
 

MOSFET

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. Gambar 4. Karakteristik i D – v DS dari MOSFET MOSFET bekerja seperti resistansi linier yang dikendalikan oleh v GS. Untuk v GS ≤ V t , resistansinya tidak terhingga, dan harganya menurun jika v GS melebihi V t . Jadi, agar MOSFET terkonduksi harus ada kanal induksi. Dengan bertambahnya v GS melebihi V t meningkatkan kemampuan kanal, oleh karena itu MOSFET jenis ini disebut MOSFET ‘enchancement-type’. Arus yang meninggalkan source ( i s ) sama dengan arus yang memasuki drain ( i D ), jadi arus gate i G = 0
  • 5.
  • 6. Gambar 6. Hubungan i D dengan v DS pada transistor NMOS jenis enhancement yang beroperasi dengan v GS > V t v DSsat = v GS - V t
  • 7. Gambar 7. Kenaikan v DS penyebabkan kanal menyempit
  • 8.
  • 9. Hubungan i D - v DS Gambar 8. Penurunan karakterisitk i D – v DS pada transistor NMOS
  • 10. Walaupun dievaluasi pada titik tertentu, arus i harus konstan pada semua titik di sepanjang kanal. i harus sama dengan arus dari source ke drain dan berlawan arah dengan arus dari drain ke source (i D ) Harga arus pada ujung daerah trioda atau permulaan daerah jenuh dapat diperoleh dengan menggantikan v DS =v GS – V t µ n C ox disebut parameter transkonduktansi proses. Dituliskan sebagai k n ’ dan mempunyai dimensi A/V 2 k n ’ = µ n C ox
  • 11. Jadi arus drain sebanding dengan perbandingan lebar kanal dan panjang kanal, yang disebut ‘ aspect ratio ’ dari MOSFET MOSFET kanal-p MOSFET kanal- p jenis ’ enchancement ’ (PMOS), dibuat pada substrate jenis n dengan daerah p + pada drain dan source. Cara kerjanya sama dengan NMOS hanya saja v GS , v DS dan V t negatif.
  • 12. Complementary MOS atau CMOS Gambar 9. Rangkaian terintegrasi CMOS Pada teknologi CMOS, transistor NMOS diimplementasiikan langsung pada substrate jenis p , sedangkan transistor PMOS dibuat pada n-well . Kedua divais diisolasi satu dengan lainnya dengan oksida yang tebal sebagai insulator.
  • 13.
  • 14. Gambar 11(b) Karakteristik i D – v DS untuk divais dengan k n ’ (W/L) = 1.0mA/v 2 Gambar 11(a) MOSFET kanal n jenis enhancement
  • 15.
  • 16. Jika v DS cukup kecil, v DS 2 dapat diabaikan. r DS adalah resistansi linier yang dikendalikan oleh v GS . Jika v GS = V GS , maka V OV : gate-to-source overdrive volltage
  • 17. Batas antara daerah trioda dan daerah jenuh: v DS = v GS – V t Arus i D pada keadaan jenuh Pada keadaan jenuh: arus i D tidak tergantung dari tegangan drain, v DS arus i D ditentukan oleh tegangan gate, v GS MOSFET menjadi sebuah sumber arus ideal yang harganya dikendalikan oleh v GS Catatan: ini adalah model rangkaian ekivalen sinyal besar Pada batas antara daerah trioda dan daerah jenuh: MOSFET bekerja di daerah jenuh jika: v GS ≥ V t (induced channel) v GD ≤ V t (pinched-off channel) v DS ≥ v GS – V t (pinched-off channel) Jadi MOSFET kanal –n jenis ‘ enhancement ’ bekerja pada daerah jenuh jika v GS lebih besar dari V t dan tegangan drain tidak lebih kecil dari tegangan gate melebihi V t volt
  • 18. Gambar 12. karakteristik i D - v GS transistor NMOS jenis enhancement pada keadaan jenuh (V t = 1 V dan k n ’(W/L) = 1,0 mA/v 2
  • 19. Gambar 13. Rangkaian ekivalen model sinyal besar dari NMOS pada daerah jenuh
  • 20. Gambar 14. Level relatif tegangan terminal transistor NMOS yang beroperasi pada daerah trioda dan daerah jenuh.
  • 21. Resistansi keluaran pada keadaan jenuh Gambar 15. Kenaikan v DS melebihi v DSsat yang menyebabkan titik ‘pinch-off’ sedikit menjauh dari drain v DS naik melebihi v DSsat , titik ‘pinched-off’ dari kanal bergeser menjauhi drain menuju source, sehingga ada daerah ‘depletion’ antara drain dan ujung kanal. Akibatnya panjang kanal akan berkurang. Keadaan ini disebut ‘channel-length modulation’ Karena i D berbanding terbalik dengan panjang kanal, maka i D naik dengan naiknya v DS . Untuk menghitung ketergantungan i D pada v DS pada keadaan jenuh, ganti L dengan (L – Δ L)
  • 22. Diasumsikan ( Δ L/L) << 1 Jika Δ L sebanding dengan v DS : Δ L = λ ’v DS λ ’ parameter teknologi proses dengan dimensi µm/V
  • 23. Gambar 15. Efek v DS pada i D pada daerah jenuh Ektrapolasi garis lurus pada kurva karakteristik i D – v DS akan memotong sumbu v DS pada titik v DS = - 1/ λ ≡ -V A . v A = 1/ λ Untuk suatu proses tertentu, V A sebanding dengan panjang kanal L. V A = V A ’L V A ’ = 5 – 50 V/µm
  • 24. Gambar 17. Model rangkaian sinyal besar dari MOSFET kanal -n pada keadaan jenuh dengan adanya resistansi r o Catatan: divais dengan kanal yang lebih pendek lebih terpengaruh dengan efek ‘channel-length modulation’.
  • 25. ‘ Channel-length modulation’ menyebabkan adanya resistansi keluaran (tidak ∞), r o Dimana I D adalah arus drain tanpa memperhitungkan ‘channel-length modulation’ Resistansi keluaran berbanding terbalik dengan arus bias dc, I D
  • 26.
  • 27.
  • 28. Agar transistor PMOS bekerja, tegangan gate harus dibuat lebih rendah dari tegangan source sedikitnya sebesar |V t |. Untuk bekerja di daerah trioda, tegangan drain harus lebih besar dari tegangan gate minimal sebesar |V t |, jika tidak, PMOS bekerja di daerah jenuh. Gambar 19. Level relatif tegangan terminal transistor PMOS yang beroperasi pada daerah trioda dan daerah jenuh.
  • 29.
  • 30. Efek dari V SB pada kanal dinyatakan dengan perubahan V t V t0 = tegangan ambang untuk V SB = 0 φ f = parameter fisik; biasanya 2 φ f = 0,6 V γ = parameter proses pembuatan q = 1,6 x 10 -19 C N A = konsentrasi doping ε S = permitivitas silikon = 11,7 ε 0 = 11,7 x 8,854 x 10 -12
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Model rangkaian ekivalen sinyal besar dimana Tegangan ambang:
  • 36. Parameter proses: Konstanta: ε 0 = 8,854 x 10 -12 F/m ε OX = 3,9 ε 0 = 3,45 x 10 -11 F/m ε S = 11,7 ε 0 = 1,04 x 10 -10 F/m q = 1,602 x 10 -19 C
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40. Untuk bekerja di daerah jenuh: Untuk MOSFET di daerah trioda dengan v DS sangat kecil:
  • 41.
  • 42. Jawab: V D = 0, 5 V > V G -> NMOS bekerja pada daerah jenuh. V GS – V t = V OV ; I D = 0,4 mA = 400 μ A; μ n C OX = 100 μ A/V 2 dan W/L = 32/1 V OV = 0,5V V GS = V t + V OV = 0,7 + 0,5 = 1,2 V V G = 0 -> V S = - 1,2 V Untuk mendapatkan V D = +0,5 V:
  • 43. Rancang rangkaian seperti gambar 21 untuk mendapatkan arus I D = 80 μ A. Cari harga R dan tegangan DC V D . Transistor NMOS mempunyai V t = 0,6 V, μ n C OX = 200 μ A/V 2 , L = 0,8 μ m dan W = 4 μ . (asumsikan λ =0) Gambar 21. Contoh soal
  • 44. Jawab: V DG = 0 ->V D = V G dan FET bekerja di daerah jenuh
  • 45. Rancanglah rangkaian pada gambar 22 agar tegangan drain = 0,1V. Berapakah resistansi antara drain dan source pada titik kerja ini ? V t = 1 V dan k n ’(W/L) = 1 mA/V 2 . Gambar 22. Contoh soal
  • 46. Jawab: V D = V G – 4,9 V dan V t = 1 V -> MOSFET bekerja di daerah trioda. Jadi arus I D :
  • 47. Analisa rangkaian pada gamabr 23(a) untuk menentukan tegangan di semua node dan arus di semua cabang. Diketahui V t = 1 V dan k n ’(W/L) = 1 mA/V 2 . (asumsikan λ = 0) Gambar 23. Rangkaian contoh soal
  • 48. Gambar 23 (b) Rangkaian dengan analisis terinci Jawab: Karena arus gate = 0, tegangan gate:
  • 49. V G > 0 -> transistor NMOS bekerja. Asumsikan transistor bekerja di daerah jenuh. V G = 5 V V S = I D x R S = I D (mA) x 6 k Ω = 6 I D V GS = V G – V S = 5 – 6 I D Karena V D > V G – V t , transistor bekerja di daerah jenuh
  • 50. Rancang rangkaian seperti pada gambar 24 sehingga transistor bekerja di daerah jenuh dengan I D = 0,5 mA dan V D = +3 V. Transistor PMOS jenis ‘enchancement’ mempunyai V t = -1 V dan k p ’(W/L) = 1 mA/V 2 . Asumsikan λ = 0. Berapa harga terbesar R O agar tetap bekerja di daerah jenuh? Gambar 24 Contoh soal
  • 51. I D = 0,5 mA dan k p ’W/L = 1 mA/V 2 maka: V OV = -1 V (untuk PMOS V t negatif) V GS = V t + V OV = - 1 – 1 = - 2 V V S =+5 V -> V G = +3 V V G = +3 V dapat diperoleh dengan memilih harga R G1 dan R G2 . Salah satu kemungkinan R G1 = 2 M Ω dan R G2 = 3 M Ω Bekerja pada mode jenuh: V D harus lebih besar dari V G sebanyak |V t | V Dmax = 3 + 1 = 4 V R D = 4/0,5 = 8 k Ω Jawab: MOSFET bekerja di daerah jenuh:
  • 52. Gambar 25. Rangkaian contoh soal
  • 53. Transistor NMOS dan PMOS mempunyai kesesuaian dengan k n ’(W/L) = k p ’(W/L) = 1 mA/V 2 , V tn = -V tp = 1 V. Asumsikan λ = 0 untuk kedua transistor. Carilah arus drain i DN dan i DP dan v O untuk v I = 0 V, +2,5V dan -2,5V Jawab: Gambar (b) menunjukkan bila v I = 0V. Kedua transistor ‘ matched ’ dan bekerja pada |V GS | = 2,5V -> v O = 0V Jadi Q N dan Q P bekerja dengan |V GD | = 0 V -> bekerja pada daerah jenuh. I DN = I DP = ½ x 1 x (2,5 – 1) 2 = 1,125 mA Gambar (c) menunjukkan bila v I = 2,5V. Transistor Q P mempunyai V GS = 0 V -> ‘cutoff’ -> v O negatif -> V GD > V t -> bekerja pada daerah trioda. I DN = k n ’ (W n /L n )(V GS – V t )V DS = 1[(2,5 – (-2,5) – 1][v O – (-2,5)] I DN (mA) = (0 – v O )/10 (k Ω ) I DN = 0,244 mA ; v O = -2,44 V V DS = -2,44 – (-2,5) = 0,06 V Gambar (d) menunjukkan bila v I = -2,5 V. Kasus ini kebalikan dari kasus gambar (c). Transistor Q N akan ‘cutoff’ -> I DN = 0. Q P bekerja pada daerah trioda dengan I DP = 2,44 mA dan v O =+2,44 V
  • 54.
  • 55.
  • 56. Gambar 26(c) Karakteristik transfer penguat pada titik kerja Q
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60. Faktor penguatan: Cara memilih titik kerja. V DSQ harus lebih kecil dari V DD dan lebih besar dari V OB sehingga dapat mengakomodasi harga simpangan maksimum dan simpangan minimum dari tegangan keluaran. Jika V DSQ terlalu dekat dengan V DD , harga simpangan maksimum sinyal keluaran akan ‘terpotong’ (clipped off). Pada keadaan ini dikatakan penguat tidak mempunyai cukup ‘ headroom ’. Jika V DSQ terlalu dekat dengan batas trioda, harga simpangan minimum sinyal keluaran akan terdistorsi. Pada keadaan ini dikatakan penguat tidak mempunyai cukup ‘ legroom ’.
  • 61. Gambar 27. Dua garis beban dan titik kerjanya. Titik Q 1 terlalu dekat dengan V DD , dan titik Q 2 terlalu dekat dengan batas daerah trioda.
  • 62.
  • 63. Jadi penguatan tegangan sebanding dengan harga R D , parameter transkonduktansi k n ’ = μ n C OX , ‘aspect ratio’ dari transistor W/L , dan tegangan ‘overdrive’ pada titik bias V OV = V IQ – V t Pada titik Q: v I = V IQ dan v O = V OQ, V IQ – V t = V OV , jadi Pada titik ujung daerah jenuh: V OB =V IB – V t Daerah trioda, segmen BC v I ≥ V t dan v O ≤ v I - V t
  • 64. Untuk v O yang kecil, MOSFET bekerja sebagai resistansi r DS (yang harganya ditentukan oleh v I ). Biasanya r DS << R D , jadi
  • 65.
  • 66.
  • 67. Penguatan tegangan pada titik kerja ini: A V = - 18 x 1 x (1,816 – 1) = -14,7 V/V Dipasangkan sinyal masukan gelombang segitiga, v i = 150 mV (peak-to-peak) yang ditumpangkan pada tegangan bias dc V GSQ = 1,816 V seperti pada gambar di bawah ini Gambar 28. Contoh soal
  • 68. V GS terletak antara 1,741 V dan 1,891 V. Arus I D pada : v GS = 1,741 -> i D = ½ x 1 x (1,741 – 1) 2 = 0,275 V v GS = 1,816 -> i D = ½ x 1 x (1,816 – 1)2 = 0,333 V v GS = 1,891 -> i D = ½ x 1 x (1,891 – 1)2 = 0,397 V Catatan: perbedaan pada arah negatif = (0,333 – 0,275) = 0,058 mA dan perbedaan pada arah positif = (0,397 – 0,333) = 0,064 mA. Perbedaan ini tidak sama karena kurva i D – v GS tidak linier sempurna. Tegangan keluaran pada: v GS = 1,741 -> i D = 0,275 V -> v O = 10 – 0,275 x 18 = 5,05 V v GS = 1,891 -> i D = 0,397 V -> v O = 10 – 0,397 x 18 = 2,85 V Jadi perbedaan pada arah positif = 1,05 V, sedangkan perbedaan pada arah negatif = 1,15 V yang diakibatkan karena ketidaklinieran karakteristik transfer. Distorsi non linier v O dapat dikurangi dengan mengurangi amplitudo sinyal masukan. Catatan: pilihlah titik kerja di tengah-tengah daerah jenuh, agar terjamin transistor tetap bekerja di daerah jenuh dan distorsi non linier bisa diminimalkan.
  • 69. Gambar 28 (b). Contoh soal
  • 70.
  • 71. Gambar 29. Penggunaan fixed bias pada jenis divais yang sama.
  • 72. Bias dengan menetapkan V GS dan menghubungkan sebuah resistansi pada source Gambar 30. Pemberian tegangan bias tetap, V G dan sebuah resistor pada source. (a). Rangkaian dasar (b). Pengurangan perubahan pada I D
  • 73. Gambar 30(a) menunjukkan salah satu cara pemberian bias untuk MOSFET diskrit yaitu dengan memberikan tegangan dc pada gate, V G , dan sebuah resistansi pada source. V G = V GS + R S I D Jika V G >> V GS , I D ditentukan oleh V G dan R S . Jika V G tidak terlalu besar dibandingkan V GS , resistor R S memberikan umpan balik negatif.yang berperan untuk menstabilkan harga I D . Pada persamaan di atas: V G konstan -> jika I D naik -> V GS harus turun -> I D akan turun. Jadi R S bekerja untuk menjaga kestabilan I D . R S disebut degeneration resistance.
  • 74. Contoh implementasi teknik ini: Gambar 30(c) Implementasi praktis dengan menggunakan satu catu daya (d) Penggunakan kapasitor coupling, C C antara sumber sinyal ke gate (e) Implementasi praktis dengan dua catu daya
  • 75. Rangkaian pada gambar 30(c) mendapatkan tegangan V G dari sebuah catu daya V DD melalui sebuah pembagian tegangan ( R G1 dan R G2 ) Karena i G = 0, R G1 dan R G2 dapat dipilih besar sekali (orde M Ω ), sehingga MOSFET nampak mempunyai resistansi masukan yang besar. Jadi sumber sinyal dapat terhubung ke gate melalui kapasitor penghubung ( coupling capacitor ), seperti terlihat pada gambar 30(d). Kapasitor C C1 mem-blok dc sehingga memungkinkan untuk menghubungkan sinyal vsig ke masukan penguat tanpa mengganggu titik bias dc dari MOSFET. Harga C C1 dipilih cukup besar sehingga dapat dianggap sebagai hubung singkat untuk semua frekuensi sinyal yang diinginkan. R D dipilih sebesar mungkin untuk memperoleh penguatan yang besar tetapi cukup kecil untuk memungkinkan simpangan sinyal pada drain dengan menjaga MOSFET tetap dalam keadaan jenuh.
  • 76. Rangkaian pada gambar 30(e) adalah contoh pemakaian dua catu daya untuk memberikan bias pada MOSFET. Rangkaian ini adalah implementasi dari persamaan di atas dengan menggantikan V G dengan V ss . R G membuat ‘ground’ dc pada gate dan memberikan resistansi masukan yang tinggi yang dapat dihubungkan ke sumber sinyal yang akan terhubung ke gate melalui sebuah kapasitor penghubung.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82. Gambar 33(b) Implementasi sumber arus konstan dengan ‘current mirror’. Intinya adalah transistor Q 1 yang drain-nya dihubungkan ke gate-nya sehingga bekerja pada daerah jenuh. Dengan asumsi λ = 0
  • 83. Arus drain Q 1 dicatu oleh V DD melalui resistor R . Arus melalui dianggap sebagai arus rujukann, I REF . Dengan harga parameter dari Q 1 dan I REF yang diinginkan, kedua persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung harga R. Pada transistor Q 2 , harga V GS sama dengan V GS pada Q 1 , Asumsikan bekerja pada daerah jenuh, arus drain yang sama dengan arus rujukan akan: Jadi perbandingan antara arus I dan arus rujukan sebanding dengan ‘aspect ratio’ dari Q 1 dan Q 2 . Rangkaian ini dikenal dengan ‘ current mirror ’
  • 84. Cara kerja dan model sinyal kecil Gambar 34. Konsep rangkaian yang digunakan untuk mempelajari cara kerja MOSFET sebagai penguat sinyal kecil
  • 85.
  • 86.
  • 87. Gambar 35. Cara kerja sinyal kecil dari penguat MOSFET jenis enhancement g m adalah koefisien arah dari karakteristik i D – v GS pada titik bias atau titik kerja.
  • 88. Penguatan tegangan Komponen sinyal dari tegangan drain Pengutan tegangan: Tanda negatif menunjukkan bahwa v d berbeda fasa 180 ° dengan v gs
  • 89. Gambar 36. Tegangan total v GS dan v D untuk rangkaian pada gambar 34 Agar MOSFET selalu bekerja di daerah jenuh: Harga minimum dari v D harus lebih kecil dari v G , minimum sebesar V t Harga maksimum dari v D harus lebih kecil dari V DD
  • 90.
  • 91.
  • 92.
  • 93. V A = 1 / λ Model rangkaian yang lebih akurat terlihat pada gambar 34(b). Catatan: g m dan r o tergantung pada titik bias dc dari MOSFET
  • 94.
  • 95. Contoh soal: Gambar 39 Contoh soal rangkaian penguat Gambar 39(a) menunjukkan sebuah penguat MOSFET CS yang mempunyai bias umpan balik drain ke gate. Sinyal input, v i dihubungkan ke gate melalui kapasitor yang besar. Sinyal keluaran pada drain dihubungkan ke beban R L melalui sebuah kapasitor besar lainnya. Transistor mempunyai V t = 1,5 V, k n ’(W/L) = 0,25 mA/V 2 dan V A = 50 V. Hitunglah penguatan tegangan sinyal kecil, resistansi masukan dan sinyal masukan maksimum. Anggap kapasitor penghubung cukup besar sehingga akan menjadi hubung singkat untuk frekuensi sinyal yang diinginkan
  • 96.
  • 97. v o ≈ - g m v gs (R D //R L //r o ) v gs = v i A v = v o /v i = - g m (R D //R L //r o ) = - 0,725(10//10//47) = -3,3 V/V Gambar 39(b) Model rangkaian pengganti
  • 98.
  • 99. Model Rangkaian Ekivalen T Gambar 39 Model rangkaian pengganti T untuk MOSFET
  • 100.
  • 101. Gambar 40(a): jika ada r o di antara drain dan source. Gambar 40(b): model T alternatif dimana sumber arus yang dikendalikan tegangan (VCCS) diganti dengan sumber arus yang dikendalikan arus (CCCS)
  • 102. Pemodelan ‘Body effect’ Pada MOSFET body effect terjadi bila substrate tidak dihubungkan dengan source. Untuk kanal n ,substrate akan dihubungkan dengan ground, sedangkan source tidak terhubung dengan ground, sehingga ada tegangan v bs antara substrate dan source. Pada kondisi ini substrate beperan seperti gate kedua atau backgate untuk MOSFET. Jadi sinyal v bs akan menambah sebuah komponen pada arus drain, g mb v bs . g mb disebut transkonduktansi body. i D tergantung dari V t dan V t tergantung dari V BS . g mb = χ g m Harga χ biasanya antara 0,1 – 0, 3
  • 103. Gambar 41(b) adalah model sinyal kecil NMOS yang dipakai jika substrate tidak dihubungkan dengan source. Untuk PMOS, modelnya sama seperti di atas, hanya yang dipakai |V GS |, |V t |, |V OV |, |V A |, |V SB |, | γ |, | λ | dan menggantikan k n ’ dengan k p ’.
  • 104.
  • 105. Model rangkaian pengganti sinyal kecil tanpa body effect (| V SB | = 0) Model rangkaian pengganti sinyal kecil tanpa body effect (| V SB | ≠ 0)
  • 106.
  • 107.
  • 108.
  • 109.
  • 110.
  • 111. B C
  • 113.
  • 114. Jika R L = 10 k Ω dihubungkan dengan keluaran penguat:
  • 115.
  • 116. Dari rangkaian pengganti A: Dari rangkaian pengganti A:
  • 117.
  • 118.
  • 119. Gambar 43(b). Rangkaian ekivalen penguat untuk analisis sinyal kecil Penguat ini bersifat unilateral. Oleh karena itu R in tidak tergantung dari R L , jadi R in = R i . Dan R out tidak tergantung dari R sig , jadi R out = R o . Analisis:
  • 120. Penguatan menyeluruh dari sumber sinyal sampai beban: Untuk menentukan resistansi keluaran penguat, v sig di-set = 0. Jadi v sig dihubung singkat. r o >> R D -> pengaruh r o dalam penguatan tegangan sedikit berkurang dan adanya penurunan pada R out
  • 121. Gambar 43(c) Model sinyal kecil MOSFET yang diterapkan langsung pada rangkaian yang memakai simbol MOSFET.
  • 122.
  • 123. Gambar 44(b): Transistor diganti dengan rangkaian pengganti model T Untuk rangkaian yang mempunyai resistansi yang terhubung source, rangkaian pengganti yang digunakan adalah rangkaian pengganti model T, karena resistansi source akan tampak seri dengan. 1 /g m R in = R i = R G
  • 124.
  • 125. R S mengurangi penguatan tegangan dengan faktor (1+ g m R D ) -> ‘source degeneration resistance’ Penguatan dari gate ke drain adalah perbandingan antara resistansi total pada drain, ( R D //R L ), dengan resistansi total pada source [(1/ g m ) + R S ]
  • 126. Penguat Common-Gate Gambar 45 (a) Rangkaian penguat ‘common gate’
  • 127.
  • 128. Gambar 45(b) Rangkaian ekivalen sinyal kecil untuk rangkaian pada gambar 45(a) Karena rangkaian adalah unilateral: R in tidak tergantung dari R L dan R in = R i . Karena g m pada orde 1 mA/V, resistansi masukan dari penguat CG relatif rendah (pada orde 1 k Ω ) dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan resistansi masukan pada penguat CS. Selanjutnya kehilangan sinyal yang cukup besar terjadi pada ‘coupling’ sinyal ke masukan penguat CG, karena
  • 129. Untuk menjaga agar kehilangan kekuatan sinyal tetap kecil, resistansi sinyal, R sig harus kecil.
  • 130.
  • 131. R sig >> 1/ g m , jadi Gambar 45(c). Penguat common gate dicatu dengan sinyal masukan
  • 132.
  • 133.
  • 134. Karena R L terhubung seri dengan terminal source, maka rangkaian pengganti model T yang digunakan, seperti yang terlihat pada gambar 46(b) Gambar 46(b) Rangkaian pengganti sinyal kecil
  • 135. Biasanya r o >> 1/ g m , sehingga penguatan tegangan hubung terbuka dari gate ke source, A vo , hampir sama dengan satu (unity). Jadi tegangan pada source mengikuti tegangan pada gate. Oleh karena itu rangkaian ini juga disebut ‘source follower’. Pada rangkaian diskrit, r o >>R L , jadi:
  • 136. Penguatan tegangan menyeluruh: G v mendekati satu untuk R G >>R sig , r o >> 1/ g m dan r o >>R L Gambar 46(c) analisis rangkaian yang dilakukan langsung pada rangkaian source follower
  • 137. Gambar 46(d) Rangkaian untuk menentukan resistansi keluaran R out
  • 138.
  • 139. Ringkasan dan Perbandingan Karakteristik Penguat DIskrit MOS Satu Tingkat Common Source
  • 140. Common Source dengan Resistansi Source r o diabaikan:
  • 141. Common Gate r o diabaikan:
  • 143.
  • 144. CMOS Digital Logic Inverter Gambar 47 Inverter CMOS Inverter CMOS terdiri dari 2 jenis MOSFET enchancement yang ‘matched’, Q N dari jenis – n dan Q P dari jenis –p . Body dari masing-masing transistor dihubungkan ke masing-masing source sehingga tidak ada ‘body-effect’
  • 145.
  • 146. Gambar 48 menunjukkan keadaan ketika v i = V DD , terlihat kurva karakteristik untuk Q N dengan v GSN = V DD ( i D = i dan v DSN = v O .) Pada kurva karakteristik Q N ditumpangkan kurva beban, yaitu kurva i D – v SD dari Q P untuk kasus v SGP = 0 V. Karena v SGP < | V t |, kurva beban merupakan garis lurus horizontal dengan level arus hampir nol. Titik kerja adalah perpotongan antara kedua kurva. Terlihat bahwa tegangan keluaran hampir nol ( < 10 mV) dan arus yang melalui kedua divais juga hampir nol. Ini berarti disipasi daya pada rangkaian kecil sekali (< 1 μ W) Catatan: walaupun Q N bekerja dengan arus hampir nol dan tegangan drain-source juga nol, titik kerja berada pada segmen yang tajam pada kurva karakteristik i D – v DS . Sehingga Q N menyediakan jalur beresistansi rendah antara terminal keluaran dan ground. Besarnya resistansi tersebut adalah Gambar 48(c) menunjukkan rangkaian ekivalen dari inverter jika masukan tinggi. v O ≡ V OL = 0 V dan disipasi daya = 0
  • 147.
  • 148. Gambar 49 menunjukkan keadaan ketika v i = 0 V. Karakteristik i D – v DS nya hampir merupakan garis lurus horizontal dengan level arus hampir nol. Kurva beban adalah karakteristik i D – v SD dari divais kanal –p dengan v SGP = V DD . Terlihat pada gambar, pada itik kerja tegangan keluaran hampir sama dengan V DD ( 10 mV lebih rendah dari V DD ) dan arus yang melalui kedua divais juga hampir nol. Ini berarti disipasi daya pada rangkaian kecil sekali (< 1 μ W) Di sini Q P menyediakan jalur beresistansi rendah antara terminal keluaran dan catu dc V DD . Besarnya resistansi tersebut adalah Gambar 49(c) menunjukkan rangkaian ekivalen dari inverter jika masukan rendah. v O ≡ V OH = V DD dan disipasi daya = 0 Q N disebut juga ‘ pull down ’ divais karena dapat menarik arus beban yang relatif besar, sehingga menarik tegangan keluaran turun menuju nol Q P disebut juga ‘ pull up ’ divais karena dapat memberikan arus beban yang relatif besar, sehingga menarik tegangan keluaran naik menuju V DD
  • 149. Kesimpulan: 1.Tegangan keluaran adalah 0 dan V DD , jadi simpangan sinyal maksimum -> noise margin yang lebar. 2. Disipasi daya statik untuk kedua keadaan sama dengan nol 3. Ada jalur antara terminal keluaran dengan ground (pada keadaan keluaran rendah) dan dengan V DD (pada keadaan keluaran tinggi). Jalur beresistansi rendah ini menjamin bahwa tegangan keluaran 0 V dan V DD tidak tergantung harga perbandingan W / L atau parameter divais lainnya. Resistansi keluaran yang rendah membuat inverter kurang sensitif terhadap efek derau dan gangguan lainnya. 4. Divais pull-up dan pull-down memberikan inverter kemampuan ‘driving’ yang tinggi pada kedua keadaan. 5. Resistansi masukan inverter adalah tidak terhingga ( i G = 0). Jadi inverter dapat men-drive sejumlah inverter sejenis tanpa berkurangnya level sinyal, tetapi akan mempengaruhi kecepatan waktu perubahan (switching time).
  • 150. The Voltage Transfer Characteristic Untuk Q N Untuk Q P Inverter CMOS biasanya dirancang untuk mempunyai V tn = | V tp | = V t dan k n ’ (W/L) n = k p ’ (W/L) p .
  • 151. Catatan: μ p = 0,3 – 0,5 μ n , jadi untuk membuat k’(W/L) kedua divais sama, maka lebar divais kanal –p dibuat dua atau tiga kali lebar divais kanal –n. Dengan k’(W/L) kedua divais sama maka inverter akan mempunyai karakteristik transfer yang simetris dan kemampuan current-driving yang sama untuk kedua arah (pull-up dan pull-down) Dengan Q N dan Q P ‘matched’, inverter CMOS mempunyai VTC seperti pada gambar 50. Seperti yang terlihat, kurva VTC mempunyai 5 segmen yang berhubungan dengan kombinasi mode operasi yang berbeda.dari Q N dan Q P . Segmen BC: Q N dan Q P bekerja pada daerah jenuh. Karena resistansi keluaran pada keadaan jenuh yang terbatas diabaikan, maka inverter mempunyai penguatan tidak terhingga pada segmen ini. Dari sifat simetris, segmen vertikal terjadi pada v I = V DD /2 dan batas-batasnya adalah v O (B) = V DD /2 + V t dan v O (C) = V DD /2 - V t
  • 152. Gambar 50. Voltage Transfer Characteristic dari Inverter CMOS
  • 153. Selain V OL dan V OH , ada dua titik lagi pada kurva yang menentukan ‘noise margin’ dari inverter, yaitu, V IL dan V IH . Kedua titik ini didefinisikan sebagai titik di mana penguatan sama dengan satu. Untuk menentukan V IH : Q N pada daerah trioda dan Q P pada daerah jenuh. V IL dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga diperoleh persamaan simetris:
  • 154. Noise margin dapat ditentukan sebagai berikut: Jadi, VTC yang simetris menghasilkan noise margin yang sama. Jika Q N dan Q P tidak matched, VTC tidak akan simetris dan noise margin tidak akan sama.
  • 155.
  • 156. (c) Trayektori dari titik kerja bila input menuju level tinggi dan kapasitor dikosongkan (discharge) melalui Q N (d) Rangkaian ekivalen selama kapasitor dikosongkan. Pada gambar 51(a) kapasitor C merupakan jumlah kapasitor dalam Q N dan Q P , kapasitor kawat interkoneksi antara keluaran inverter dan masukan dari gerbang logika lainnya dan kapasitor masukan total dari beban ini. Asumsikan inverter mempunyai masukan pulsa ideal (waktu naik dan turun sama dengan nol) dan inverter simetris.
  • 157. Gambar 51(c) menunjukkan trayektori titik kerja pada saat pulsa masukan naik dari V OL = 0 V ke V OH = V DD pada waktu t = 0. Pada saat t = 0-, tegangan keluaran sama dengan V DD dan kapasitor terisi (charged) sampai tegangan V DD . Pada t = 0, v I naik menuju V DD -> Q P ‘off’. Dari sini rangkaian ekivalen seperti pada gambar 50(d) dengan harga awal v O = V DD . Jadi titik kerja pada t = 0+ adalah titik E, dimana Q N pada keadaan jenuh dan mengalirkan arus yang besar. Ketika C dikosongkan, arus pada Q N tetap konstan sampai v O = V DD – V t (titik F). Sebutkan bagian selang pengosongan ini t PHL1 : Setelah titik F, Q N bekerja pada daerah trioda sehingga arus sama dengan
  • 158. Bagian selang pengosongan ini dapat dinyatakan sebagai: Ganti i DN dengan persamaan sebelumnya dan susun kembali persamaan diferensial, diperoleh: Untuk mendapatkan komponen waktu tunda t PHL pada saat v O menurun dari ( V DD – V t ) ke titik 50%, v O = V DD /2, intregrasikan kedua sisi persamaan. Sebutlah komponen waktu tunda ini t PHL2 . Gunakan
  • 159. Jadi: Jumlahkan kedua komponen t PHL , maka diperoleh: Biasanya V t ≈ 0,2 V DD . maka Dengan cara yang sama akan diperoleh t PLH : Waktu tunda propagasi sama dengan harga rata-rata dari t PHL dan t PLH
  • 160.
  • 161. Pada saat inverter CMOS berpindah posisi, arus mengalir melalui hubungan seri Q N dan Q P . Gambar 52 menunjukkan arus sebagai fungsi dari tegangan v I . Arus mencapai puncaknya pada tegangan ambang perpindahan (switching threshold), V th = v I = v O = V DD /2. Arus ini menyebabkan disipasi daya dinamik dalam inverter CMOS. Tetapi, komponen yang lebih penting dari disipasi daya dinamik adalah dari arus yang mengalir pada Q N dan Q P pada saat inverter diberi beban sebuah kapasitor C . Perhatikan gambar 51(a): Pada t = 0-, v O = V DD dan energi yang tersimpan pada kapasitor adalah ½ V DD 2 . Pada t = 0, v I naik menuju V DD , Q P ‘off’ dan Q N ‘on’. Transistor Q N mengosongkan kapasitor, dan pada akhir selang pengosongan, tegangan kapasitor akan berkurang menuju nol. Jadi selama selang pengosongan, energi ½V DD 2 hilang dari kapasitor C dan didisipasikan pada transistor Q N . Pada setengah perioda lainnya ketika v I turun menuju nol. Transistor Q N ‘off’ dan Q P ‘on’ dan mengisi kapasitor. Arus yang dicatu oleh Q P pada C adalah i yang datang dari catu daya V DD . Jadi energi yang diambil dari catu daya selama perioda pengisian:
  • 162. Q = muatan yang disuplai ke kapasitor. Q = CV DD Jadi energi yang diambil dari catu daya sama dengan CV DD 2 . Pada akhir selang pengisian, tegangan kapasitor akan menjadi V DD , jadi energi yang tersimpan pada kapasitor menjadi ½ CV DD 2 Selama selang pengisian, setengah energi yang diambil dari catu daya, ½ CV DD 2 , didisipasikan pada Q P . Dari penjelasan di atas terlihat pada setiap perioda ½ CV DD 2 , didisipasikan pada Q N dan ½ CV DD 2 didisipasikan pada Q P . Jika inverter berpindah kondisi dengan kecepatan f siklus per detik, maka disipasi daya dinamik: Frekuensi kerja berkaitan dengan waktu tunda propagasi. Makin rendah waktu tunda propagasi, makin tinggi frekuensi kerja rangkaian dan makin tinggi disipasi daya pada rangkaian. Salah satu nilai yang mengukur kualitas rangkaian adalah delay-power product ( DP )
  • 163. DP = P D t p [joule] DP biasanya konstan untuk rangkaian digital dengan teknologi tertentu dan dapat dipakai untuk membandingkan teknologi yang berbeda. Makin kecil harga DP makin efektif teknologi yang digunakan. DP adalah energi yang didisipasikan pada satu siklus kerja. Jadi untuk CMOS dimana hampir semua disipasi daya adalah dinamik, DP = CV DD 2 .
  • 164.
  • 165. Arus perpindahan dan daya disipasi Noise margin Untuk divais yang ‘matched’, yaitu Waktu tunda propagasi Untuk V t ≈ 0,2 V DD
  • 166. MOSFET Jenis ‘Depletion’ Gambar 53(a):Lambang MOSFET jenis ‘depletion’ Gambar 53(b) Lambang MOSFET jenis ‘depletion’ dengan substrate terhubung ke source
  • 167.
  • 168. MOSFET jenis ‘depletion’ dapat bekerja dalam mode ‘enchancement’ dengan memasangkan tegangan v GS positif dan dalam mode ‘depletion’ dengan memasangkan v GS negatif. Karakteristik i D – v DS nya mirip dengan karakteristik i D – v DS hanya kanal –n jenis ‘depletion’ mempunyai V t negatif. Gambar 54(a) Transistor dengan polaritas arus dan tegangan seperti yang tertera
  • 169. Gambar 54(b) karakteristik i D – v DS
  • 170.
  • 171. Gambar 54(c) menunjukkan karakteristik i D – v DS pada keadaan jenuh baik dalam mode kerja ‘depletion’ dan ‘enchancement’. Karakteristik arus – tegangan dari MOSFET jenis ‘depletion’ sama seperti karakteristik MOSFET jenis ‘enchancement’, hanya untuk MOSFET kanal –n jenis ‘depletion’ V t negatif. Dan harga I D mencapai jenuh pada v GS = 0 MOSFET jenis ‘depletion’ dapat dibuat pada chip yang sama seperti divais jenis ‘enchancement’. Transistor PMOS jenis ‘depletion’ mempunyai cara kerja seperti NMOS hanya saja semua tegangannya mempunyai polaritas yang berlawanan dengan tegangan pada NMOS. Dan pada divais kanal –p arus mengalir dari source ke drain.
  • 172. Gambar 55 Level tegangan relatif pada terminal transistor NMOS jenis depletion
  • 173. Gambar 56. Sketsa karakteristik i D – v DS untuk transistor MOSFET jenis depletion dan enhancement

Hinweis der Redaktion

  1. Transistor dibuat pada bahan dasar jenis p. Dua daerah yang di-dop dengan n + yaitu ‘source’ dan ‘drain’ dibuat di atas bahan dasar ini. Sebuah lapisan tipis (0,02 – 0,1 μ m) silicon dioxide (SiO 2 ) (isolator yang baik) dibuat di atas permukaan bahan dasar antara daerah source dan drain. Logam didepositkan di atas lapisan oxide dan membentuk elektroda ‘gate’. Kontak logam juga dibuat di atas daerah ‘source’ dan ‘drain’ dan juga di bahan dasar (body), Jadi ada 4 terminal: gate (G), source (S), drain (D), dan body (B). Perhatikan bahwa bahan dasar (substrate) membuat pn-junction dengan source dan drain. Pada operasi normal, pn junction ini dijaga agar tetap ‘reverse-biased’. Karena drain lebih positif daripada source, kedua pn-junction akan ‘off’ bila terminal body dihubungkan dengan terminal source. Jadi substrate tidak mempunyai pengaruh pada operasi MOSFET, sehingga MOSFET dapat dianggap sebagai sebuah divais dengan 3 terminal. Arus akan mengalir dari drain ke source melalui kanal (channel). Kanal ini mempunyai panjang (L), antara 1 – 10 μ m, dan lebar (W), antara 2 – 500 μ m. Divais dengan L &lt; 1 μ m, biasanya dipakai pada rangkaian terintegrasi digital yang mempunyai kecepatan tinggi. MOSFET adalah divais yang simetris, artinya source dan drain dapat ditukar-tukar.
  2. Perhatikan gambar di atas: Source dan drain di’ground’ dan gate diberi tegangan positif. Karena source di’ground’ maka ada tegangan antara gate dan source, v GS . Tegangan positif pada gate akan mendesak hole dari substrate di bawah gate (daerah kanal) ke arah substrate sehingga meninggalkan daerah ‘carrier-depletion’. Daerah deplesi diisi oleh ‘bound negative charge’, hal ini disebabkan hole yang dapat menetralkan didesak ke substrate. Dan juga tegangan positif pada gate menarik elektron dari source dan drain ke kanal. Pada saat jumlah elektron yang terkumpul dekat permukaan substrate di bawah gate telah mencukupi, maka terbentuklah daerah n yang menghubungkan source dan drain. Jika tegangan dipasangkan antara drain dan source, maka arus mengalir melalui daerah n ini, dibawa oleh elektron yang bergerak. Jadi daerah n induksi ini membentuk kanal untuk arus mengalir dari drain ke source. Gambar di atas di sebut MOSFET kanal n atau transistor NMOS. Tegangan v GS minimum yang menyebabkan adanya kanal penghubung ini disebut tegangan ambang (threshold voltage), V t . V t untuk FET kanal-n adalah positif. Harga V t dikendalikan pada saat pembuatan, biasanya antara 1 – 3 V. Gate dan body membentuk kapasitor lempeng paralel dengan lapisan oxide sebagai dieletrika kapasitor. Tegangan gate yang positif menyebabkan muatan positif tekumpul pada lempeng atas dan muatan negatif pada lempeng bawah (pada kanal induksi). Jadi medan listrik terbentuk pada arah vertikal. Medan inilah yang mengendalikan jumlah muatan pada kanal, jadi menentukan konduktivitas kanal atau arus yang melalui kanal jika dipasang tegangan v DS .
  3. Dipasang tegangan positif antara drain dan source, v DS kecil (0,1 atau 0,2 V). v DS akan menyebabkan arus i D mengalir melalui kanal n induksi. Arus ini dibawa oleh elektron dari source ke drain. (arah arus berkebalikan dengan arah elektron). Jadi arus i D mengalir dari drain ke source. Besarnya arus i D tergantung dari kerapatan elektron pada kanal yang tergantung dari v GS. Jika v GS melebihi v t makin banyak elektron yang tertarik ke kanal. Kenaikan jumlah muatan pembawa pada kanal dapat dilihat sebagai semakin dalamnya kanal. Akibatnya kanal makin konduktif atau resistansinya semakin berkurang.
  4. v DS dinaikkan,v GS dijaga konstan pada harga lebih besar dari V t . v DS tampak sebagai penurunan tegangan sepanjang kanal, yaitu bila kita berjalan sepanjang kanal dari source ke drain, tegangan meningkat dari 0 ke v DS . Jadi tegangan antara gate dan titik sepanjang kanal menurun dari v GS di source ke v GS – v DS di drain. Karena kedalaman kanal tergantung dari tegangan ini, didapati bahwa kanal tidak lagi uniform, melainkan yang terdalam di sisi source dan yang terdangkal di sisi drain. Dengan naiknya v DS , kanal makin tidak uniform, dan resistansinya meningkat. Jadi kurvanya tidak lagi sebuah garis lurus tetapi melengkung seperti terlihat pada gambar berikutnya.
  5. Jika v DS naik sampai harga yang mengurangi tegangan antara gate dan kanal pada sisi drain sama dengan V t , v GD = V t atau v GS – v DS = V t atau v DS = V GS – V t , kedalaman kanal pada sisi drain hampir 0. Keadaan ini disebut ‘pinched off’. Kenaikan v DS di atas harga ini berefek kecil pada bentuk kanal, dan arus yang melewatinya konstan pada harga untuk v DS = v GS – V t . Pada keadaan ini arus drain menjadi jenuh dan MOSFET dikatakan memasuki daerah kerja jenuh. v DSsat = v GS – V t . Divais bekerja pada daerah jenuh jika v DS ≥ v DSsat . Divais bekerja pada daerah triode jika v DS &lt; v DSsat Gambar (b) menunjukkan keadaan kanal dengan meningkatnya v DS dengan v GS konstan.
  6. Asumsikan tegangan v GS dipasang antara gate dan source. Cara kerja di daerah triode, dimana kanal harus kontinyu, jadi v GD harus lebih besar dari V t atau v DS &lt; v GS – V t . Pada keadaan ini kanal akan seperti pada gambar di atas. Pada MOSFET, gate dan kanal membentuk kapasitor lempeng paralel dengan dioxide sebagai dielectric. Jika kapasitansi per unit luas gate disebut C oX dan ketebalan lapisan dioxide adalah t ox , maka: ε ox adalah permitivitas silikon dioksida. ε ox = 3,9 ε 0 = 3,9 x 8,854 x 10 -12 = 3,45 x 10 -11 F/m t ox ditentukan oleh teknologi pemrosesan yang dipakai untuk membuat MOSFET. Untuk t ox = 10 nm, C ox = 3,45 x 10 -3 F/m 2 atau 3,45 fF/µm 2
  7. Gambar (a): simbol dari MOSFET kanal n jenis enchancement. Dua garis vertikal yang merepresentasikan gate dan kanal menunjukkan bahwa elektroda gate terisolasi dari ‘body’ divais. Polaritas dari substrate jenis p dan kanal n ditunjukkan oleh arah panah pada garis yang menunjukkan ‘body’. Arah panah inipun menunjukkan polaritas dari transistor. Gambar (b): arah panah membedakan antara source dan drain. Gambar (c): jika body dihubungkan dengan source artinya pengaruh body tidak penting dalam rangkaian.
  8. Rangkaian pada gambar dapat digunakan untuk mengukur karakteristik i D – v DS , yang merupakan kumpulan kurva dengan masing-masing mempunyai v GS yang konstan.
  9. Ketidaktergantungan i D pada v DS dalam keadaan jenuh dan resistansi keluaran yang tidak terhingga merupakan keadaan ideal dengan dasar pada saat kanal ‘pinched-off’, kenaikan v DS tidak mempengaruhi keadaan kanal. Kenyataannya, dengan meningkatnya v DS melebihi v DSsat , titik pinched-off dari kanal bergeser menjauhi drain menuju source. Pada gambar terlihat tegangan pada kanal tetap v GS – V t = v DSsat dan tambahan tegangan yang dipasang pada drain tampak sebagai penurunan tegangan pada daerah deplesi yang sempit antara drain dan ujung kanal. Tegangan ini mempercepat elektron yang sampai pada ujung kanal tersapu ke arah drain. Jadi panjang kanal akan berkurang dan keadaan ini disebut ‘channel-length modulation’.
  10. Untuk MOSFET kanal p: tegangan ambang (threshold) V t negatif. Untuk menginduksikan kanal harus dipasang tegangan gate yang lebih kecil dari V t
  11. Gambar (a) menunjukkan struktur dasar penguat MOSFET, rangkaian ‘common source’ atau ‘grounded source’. Terminal masukan: antara gate dan source. Terminal keluaran antara drain dan source. v O = v DS = V DD – R D i D Catatan: diperlukan catu daya dc untuk membuat MOSFET bekerja dan mencatu daya yang diperlukannya. Untuk mendapatkan transfer karakteristik tegangan dari penguat CS, diasumsikan tegangan masukan bervariasi dari 0 sampai V DD.
  12. Gambar (b) menunjukkan kurva karakteristik i D – v DS dari MOSFET yang ditumpangkan pada garis lurus yang merupakan kurva dari persamaan di atas. Garis lurus ini memotong sumbu v DS pada titik V DD dan mempunyai koefisien arah -1/ RD . Garis lurus ini disebut garis beban (load line). Grafik pada gambar (b) dapat dipakai untuk menentukan v O yang sama dengan v DS untuk setiap harga v I yang sama dengan v GS dengan cara mencari perpotongan kurva i D – v DS dengan garis beban
  13. v i harus dijaga tetap kecil untuk menjaga MOSFET bekerja pada daerah linier dari bagian kurva transfer, sehingga menghasilkan tegangan keluaran v o yang sebanding dengan v i. Jadi penguat hampir linier dan v o mempunyai bentuk gelombang yang sama dengan v i .
  14. Perhatikan koefisien arah dari garis beban negatif, jadi CS adalah penguat terbalik (inverting amplifier). Juga jika v i meningkat, sinyal keluaran akan terdistorsi karena MOSFET tidak lagi bekerja di daerah linier dari kurva transfer. Karena tegangan keluaran akan ditumpangkan pada tegangan dc pada drain V OQ atau V DSQ , maka V DSQ harus mempunyai harga yang dapat mengakomodasi tegangan keluaran.
  15. Selain memilih titik kerja, perancang juga harus menentukan harga R D , yang akan mementukan kurva transfer. Jadi akan lebih tepat kalau memilih titik kerja dengan menggunakan rujukan hubungan i D – v DS .
  16. Harga I D tergantung dari harga V t , C OX , dan W/L yang sangat bervariasi pada divais yang mempunya nomor/ jenis yang sama. V t dan μ n tergantung pada suhu. Jadi kalau kita menetapkan harga V GS , harga I D sangat tergantung dari suhu.
  17. Pada persamaan di atas, V G konstan. Jika I D naik, maka V GS harus turun akibatnya I D akan turun. Jadi R S bekerja untuk menjaga kestabilan I D . R S disebut degeneration resistance. Pada gambar (b) terlihat bahwa keefektifan cara ini. Dibandingkan dengan fixed bias, dengan cara ini variasi I D lebih kecil. Dan variasi menurun dengan membuat V G dan R S lebih besar.
  18. Jika I D meningkat V GS akan menurun. Penurunan V GS akan menyebabkan I D menurun. Jadi umpan balik negatif melalui R G akan menjaga kestabilan harga I D . Rangkaian di atas dapat digunakan sebagai penguat CS dengan memasangkan sinyal tegangan masukan pada gate melalui kapasitor penghubung agar tidak mengganggu bias dc.Sinyal keluaran yang diperkuat pada drain dapat dihubungkan dengan bagian lain dari rangkaian juga melalui kapasitor penghubung
  19. Catatan: Untuk MOSFET tertentu, g m sebanding dengan akar dari arus bias dc Untuk I D tertentu, gm sebanding dengan akar dari W/L g m adalah perbandingan arus bias dc dengan setengah V OV
  20. Substrate selalu dihubungkan dengan tegangan paling negatif untuk divais kanal n dan dihubungkan dengan tegangan paling positif untuk divais kanal p.
  21. Pada gambar di atas dipakai pemberian bias dengan arus dc dan tegangan dc di berbagai node (simpul)
  22. Penguat dicatu dengan sebuah sumber sinyal yang mempunyai tegangan hubung terbuka v sig dan resistansi dalam R sig . Parameter ini bisa berupa parameter sinyal sebenarnya atau parameter dari rangkaian ekivalen Th évenin dari rangkaian keluaran dari penguat penguat tingkat sebelumnya pada penguat bertingkat. Demikian juga R L , bisa benar – benar resistansi beban, atau resistansi masukan dari penguat tingkat berikutnya pada penguat bertingkat. Parameter R i , R o , A vo , A is dan G m berkaitan dengan ‘amplifier proper’. Harga – harga ini tidak tergantung dari harga R sig dan R L Untuk penguat nonunilateral, R in mungkin tergantung R L dan R out tergantung R sig. Untuk penguat unilateral R in = R i dan R out = R o Pembebanan penguat pada sumber sinyal ditentukan oleh resistansi masukan R in . Harga R in menentukan arus i i yang ditarik oleh penguat dari sumber sinyal. Hal ini juga menentukan perbandingan sinyal yang akan tampak pada masukan penguat saja.
  23. Ketika mengevaluasi penguatan A v dari harga penguatan hubung terbuka resistansi keluaran yang digunakan R o . Hal ini disebabkan A v berdasarkan pencatuan penguatan dengan sinyal tegangan ideal. Sebaliknya jika mengevaluasi penguatan tegangan keseluruhan G v dari harga penguatan tegangan hubung terbuka menyeluruh G vo resistansi keluaran yang digunakan R out . Hal ini disebabkan G vo berdasarkan pencatuan penguatan dengan v sig yang mempunyai resistansi dalam R sig .
  24. Catatan: bila dipakai rangkaian pengganti model T, r o tidak disertakan, karena akan menyebabkan penguat tidak unilateral (r o akan menghubungkan terminal keluaran dengan terminal masukan. Pengaruh r o tidak terlalu besar pada rangkaian diskrit, tetapi mempunyai pengaruh yang cukup besar pada rangkaian terintegrasi.