SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Download to read offline
TUGAS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN
 DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT TELEPON




       Nama     : Albertus Rianto Suryanigrat, ST
       NPM      : 0906496163
       E-Mail   : ryanmesin@yahoo.com




           DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
            UNIVERSITAS INDONESIA
                  JAKARTA
                     2010
Kata Pengantar


       Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan dalam pembuatan tugas kegiatan
perkuliahanan Design untuk Manufaktur dan Perakitan sebagai bagian dari kegiatan kuliah
semester tiga program pascasarjana di departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia.
       Kegiatan mata kuliah Design untuk Manufaktur dan Perakitan adalah kegiatan yang mana
mempunyai tujuan umum agar mahasiwa mampu mengambil data, memilah informasi,
penerapkan ilmu pengetahuan hingga memperoleh ketrampilan yang terkandung dalam semua
kegiatan yang pernah dijalankan. Didalam kegiatan Design untuk Manufaktur dan Perakitan
terdapat banyak kegiatan diluar perkuliahan yang mana membuat mahasiwa akan lebih
memperoleh sensitifitas dalam mendesign suatu produk yang sering kita jumpai dalam dinamika
kehidupan sehari-hari.
       Untuk tujuan keilmuan, Design untuk Manufaktur dan Perakitan akan membuat
mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dalam berbagai aspaek permasalahan teknik
perancangan dan produksi. Banyak metode pemilihan tabel yang sempat dipelajari hingga cara
melakukan kegiatan dalam pemilihan yang benar.
       Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Hendri DS Budiono, M.Eng.
atas bimbingan dan perhatiannya selama ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih juga atas
kerjasamanya untuk semua rekan mahasiswa sarjana dan pascasarjana Universitas Indonesia atas
segala motifasi dan kerjasamanya selama pembuatan tugas DFMA ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan MEPPO-BPPT yang membantu dalam kegiatan
pengambilan data primer.
       Demikian yang dapat kami sampaikan dan atas kesalahan yang pernah penulis lakukan
baik didalam masa perkuliahan ataupun bahasa penulisan laporan yang tidak berkenan dan telah
menyingung, penulis haturkan maaf yang sedalam-dalamnya. Tidak ada gading yang tak retak,
walaupun penulis telah berusaha tetap saja masih banyak kekurangan dimana-mana.




   Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
   Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                  2
DAFTAR ISI


Kata Pengantar     ……………………………………………………………………….. 2
Daftar isi         ……………………………………………………………………….. 3
Pendahuluan        ……………………………………………………………………….. 4
       Latar belakang masalah         ……………………………………………….. 4
       Pengembangan suatu produk      ……………………………………………….. 6
       DFMA pada suatu produk         ……………………………………………….. 10
       Daftar Pustaka                 ……………………………………………….. 11
Produk design for manual assembly     ……………………………………………….. 12
       Latar belakang masalah pada manual assembly       ………………………. 12
       Implementasi DFMA untuk manual Assembly           ………………………. 14
       Analisa DFMA untuk proses manual assembly         ………………………. 16
       Daftar Pustaka    ………………………………………………………………. 17
Electrical Connection and Wire Harness Assembly          ………………………. 18
       Latar belakang masalah pada wiring Assembly       ………………………. 18
       Implementasi DFMA untuk wiring Assembly pada suatu produk      ………. 22
       Analisa DFMA untuk proses wiring Assembly         ………………………. 23
       Daftar Pustaka    ………………………………………………………………. 24
Product Design for high speed automatic assembly and robot assembly   ………. 25
       Latar belakang masalah pada automatic assembly    ………………………. 25
       Impelmentasi DFMA untuk Automatic Assembly pada suatu produk ………. 26
       Analisa DFMA untuk proses Automatic Assembly      ………………………. 28
       Daftar Pustaka    ………………………………………………………………. 30




   Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
   Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      3
I        PENDAHULUAN

A        LATAR BELAKANG MASALAH


Industri Telekomunikasi di dunia sangat berkembang pesat dan untuk memenuhi
kebutuhan pasar, banyak produk yang dituntut untuk memiliki 4 kriteria standar, yakni :
    1. High Quality Product
    2. High Speed Manufacturing
    3. Low Production Cost
    4. Enviroment Friendly
Untuk memenuhi High Speed Manufacturing dan Low Production Cost maka diperlukan
suatu design yang mempertimbangkan pada proses manufaktur dan perakitan ( DFMA).
Fungsi dari penerapan DFMA untuk sebuah produk adalah :
[ 3 ] http://www.nea.gov.sg/cms/sei/PSS25slides.pdf

    a. Memenuhi kebutuhan pasar
         Produk Panasonic telah memiliki 20% penguasaan pasar lokal pesawat
         telekomunikasi mengunakan kabel jenis standar. Selain untuk penggunaaan
         pada sistem komunikasi PSTN, produk ini juga digunakan untuk komunikasi
         internal lokal. [ 1 ] http://panasonic.net/ir/annual/2010/pdf/panasonic_ar2010_e.pdf
    b. Memenuhi kwalitas yang sama pada setiap hasil produk yang beredar
         PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, Tbk memiliki standart ISO 9001, ISO
         140001- Sertifikat OSHAS 18001 [ 4 ] http://panasonic.co.id
    c. Mengurangi harga untuk proses manufaktur
         PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Jln.Raya Bogor Km. 29 Jakarta
         Indonesia adalah salah satu anggota dan pusat kajian kegiatan IMDIA
         (Indonesia Mould and Dies Industrial Associate) yang beranggotakan industri
         manufaktur yang berbasis pada penggunaan design mould and dies untuk
         memenuhi kebutuhan pasarnya. IMDIA adalah proyek peningkatan kompetensi
         designer Mould and Dies di Indonesia sebagai bagian dari kerjasama Indonesia
         dengan Jepang (JeTRO). [ 5 ] http://www.imdia.or.id/indonesian/profile/index.html
    d. Mengurangi harga untuk proses perakitan


    Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
    Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                     4
Harga untuk proses perakitan bisa ditekan diantaranya dengan 7 cara, yakni :
   •   Meningkatkan jumlah volume per satuan waktu
       Dengan jumlah volume yang banyak, maka kegiatan DFMA akan lebih bermanfaat
       kontribusinya.
       Dengan volume produk yang dihasilkan meningkat, akan membuat biaya perakitan per
       produk menjadi turun.

   •   Design yang mudah untuk dirakit
       Part yang dirakit sedemikian rupa bisa dirakit oleh semua orang
       Part yang dirakit diupayakan hanya membutuhkan satu orang saja
       Tidak ada part yang terpasang tersembunyi yang cukup melelahkan
       Tidak ada part yang dipasang yang akan membahayakan seorang perakit dan tooling

   •   Meminimalkan panjang line perakitan (Level Assembly)
       Produk yang dihasilkan akan lebih cepat keluar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
       Mengurangi resiko traffic jump pada line produksi yang menghambat proses lain nya ( Efek
       Domino ).
       Dapat mendistribusikan SDM dan SDF secara pararel dengan demikian akan memudahkan
       Quality Assurance dan Maintanace Mesin bekerja.

   •   Penanganan part yang sedikit
       Dengan demikian biaya untuk gudang, pengiriman barang, dan penanganan vendor juga
       menjadi berkurang.
   •   Waktu Perakitan yang singkat
   •   Jam Orang Kerja yang efektif dan lebih effisien
       Perakit diharapkan bekerja dengan mudah tanpa masalah saat menjalankan fungsinya

   •   Standarisasi produk
       Mempunyai banyak pilihan dalam memilih supplier dan mampu mengurangi harga part itu
       sendiri sebagai produk massa.




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                      5
B        PENGEMBANGAN SUATU PRODUK


Produk yang akan dibahas dalam studi kasus ini adalah design pada gagang telepon
dengan merk dan pabrikan yang sama. Perbedaan yang paling mendasar dan nampak
dari luar adalah pengunaan baut untuk menyatukan kedua casing pada produk lama.
Sementara produk yang lebih baru ( Panasonic type KX-TS3MXW ) hanya mengunakan
sarana pengikat pada casing itu sendiri.




    Fig.1.2 Produk gagang telepon merk Panasonic jenis KX-TSX dan jenis KX-TS3MXW
                                            (lebih baru)


Setelah mencoba untuk membrake down spare part di dalam produk gagang yang lebih
baru, terdapat banyak perbedaan yang cukup signifikan seperti terlihat pada tabel :


No     Nama Item     Hal yang Diamati    Produk Lama        Produk Baru            Komentar

1      Spaker        Pemasanganya        Mengunakan lem     Mengunakan Baut        Tidak bisa
                                                                                   dibongkar
2      Besi tuang    Kebutuhan           Mengunakan satu    Tanpa mengunakan       Menjaga
                     Material Pemberat   buah ditaruh di    pemberat               Ergonomi
                                         tengah gagang                             produk
3      Wiring        Pemasangannya       Tanpa mengunakan   Dengan diberikan       Mengangu saat
       Pengkabelan                       lajur yang jelas   ruang disebelah kiri   pemasangan
                                                                                   casing



     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                    6
Setelah membrake down semua komponen, didapat 7 komponen utama yang akan
digunakan saat perakitan seperti terlihat di dalam tabel sebagai berikut :




         Fig 1.3 Produk Gagang Telepon type KX-TS3MXW yang sudah di bongkar


 Nama Part                     Material, Geometri             Keterangan
 Casing Utama                  210 x 47 x 40 mm, Berbahan     Terdiri dari 2 bagian yang
                               ABS                            disatukan tanpa baut
 Speaker                       Diam 38mm Tinggi 25mm          Dengan magnet permanen
 Microphone                    Diam 10mm
 Kabel                         Jenis Serabut dgn diam 1mm     Terdiri dari 2 kabel
 Femele Line                   21 x 16 x 12 mm                Terdapat lubang
                                                              ditengahnya
 Baut                          M3 x 10mm                      Disatukan dengan ring
 Casing Tambahan               Berbahan lebih elastis         Untuk meletakan Femele
                               30 x 23 x 20 mm                Line dan Speaker, terdiri
                               28 x 24 x 13 mm                dari 2 bagian yang bisa
                                                              dilepas




   Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
   Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                 7
Faktor Ergonomi


Faktor yang paling penting dalam merubah bentuk produk adalah mempertahankan
spesifikasi produk dari segi Ergonomi yang sudah dikaji dalam mata kuliah
pengembangan produk. Ergonomi yang dimaksud adalah kenyaman kita saat
memegang gagang telepon. Didalam beberapa penelitian Ergonomi terdapat hal yang
sangat signifikan antara hubungan faktor geometri dengan berat benda itu sendiri.
Benda yang mempunyai dimensi yang besar cenderung lebih membutuhkan berat
untuk kenyamanan. Namun perlu di ingat bahwa semakin berat gagang telepon akan
semakin menurunkan kenyamanan pengguna. Berikut ini sebagian data kegiatan kajian
yang sudah diamati secara sederhana :




  Gambar 1.4 Produk Gagang Telepone Jenis KX-TS3 (Produk Lebih Lama) dan KX-
                           TS3MXW (Produk lebih baru)


Dari data yang bisa diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa gagang telepon jenis
KX-TS3 ( Produk Lama ) lebih berat, sekitar 152 gram dengan dimensi 220 mm x
46.5mm. Sementara produk gagang telepon jenis KX-TS3MXW mempunyai berat 112
gram dengan dimensi 210 mm x 47mm. Dalam mengimplementasikan DFMA pada
produk gagang telepone tidak di ijinkan untuk merubah faktor ergonomi sebagai
tuntutan konsumen dan faktor keamanan saat perakitan.



   Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
   Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                     8
C.      IMPLEMENTASI DFMA PADA SUATU PRODUK




     Gambar 1.5 Produk rakitan gagang telepon jenis lebih baru ( kiri ) dan yang lama


Hal yang cukup signifikan dalam inovasi design dari produk lama ke produk yang lebih
baru adalah sebagai berikut :
Meminimalkan part yang dibutuhkan.
Hal ini bisa terlihat didalam produk untuk menghilangkan pemberat telepon dengan satu
buah baut pengingatnya. Selain meminimalkan harga material tambahan, juga
mengurangi waktu proses perakitan.
Membuat orientasi part
Hal ini terlihat di pemasangan kabel yang sudah terdapat alur nya.
Kemudian terlihat lagi di dalam slot pemasangan femele line ke dalam casing yang
memungkinkan tidak akan terjadi kebingungan saat menentukan orientasi pemasangan.
Meminimalkan kerja perakitan
Dengan membuat casing utama menjadi tanpa baut, akan mengurangi waktu
pemasangan.




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                            9
D.      DFMA PADA SUATU PRODUK


Design untuk meng implementasi DFMA yang menurut pendapat saya adalah perlu
dilakukan berdasarkan percobaan untuk merakit ulang adalah :


     1. Spare part berupa speaker yang digunakan untuk mendengar dapat di assembly
        tanpa mengunakan baut. Jadi dengan demikian, Speaker hanya di letakan di
        casing nya yang kemudian casing yang lain akan mengunci nya dengan sendiri
        nya. Sistem ini juga digunakan pada bagian PCB, pada bagian Femele Line,
        Switch, dan bagian yang lainnya.
        Latar belakang permasalahan nya adalah saat penggunaan baut dari logam dan
        Tool berupa alat obeng bermagnet sering tergangu dengan magnet Spaker yang
        lebih kuat. Hal ini tentu akan menambah waktu perakitan dan masalah yang tidak
        perlu.




           Gambar 1.6 Perakitan dengan baut pada speaker bermagnet KX-TS3MXW
                                      (Produk lebih baru)




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                       10
Daftar Pustaka




[ 1 ] Annual Report Panasonic Corporation,
http://panasonic.net/ir/annual/2010/pdf/panasonic_ar2010_e.pdf di download tanggal
16 September 2010


[ 2 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for
Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002.


[ 3 ] Product End of Life Issue, Lee NTU
http://www.nea.gov.sg/cms/sei/PSS25slides.pdf di download tanggal 16 September
2010


[ 4 ] http://panasonic.co.id/web/pid/4461 di download tanggal 16 September 2010


[5] http://www.imdia.or.id/indonesian/profile/index.html di download tanggal 16
September 2010




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                           11
II      PRODUCT DESIGN FOR MANUAL ASSEMBLY


A.      LATAR BELAKANG MASALAH PADA MANUAL ASSEMBLY


Produk ini didesain sebagai produk massa baik mengunakan sistem perakitan manual
ataupun semi automatic. Terdapat beberapa metode perakitan baik dengan ataupun
tanpa bantuan alat maupun permasalahan orientasi. Khusus untuk perakitan dengan
mengunakan baut, dibutuhkan screw semi automatic dengan spesifikasi bermagnet,
sedangkan untuk wiring kabel dibutuhkan manual solder dengan timah dan alat
crimping automatic. Untuk sistem pada wiring nya akan dibahas dalam bab IV. Didalam
produk terdapat beberapa item standar sebagai produk jadi seperti pada speaker,
mikrofon, male/female lan, dan baut ring M3. Sedangkan casing dibuat dengan Injection
Molding berbahan ABS. Sedangkan untuk material casing speaker (Terdiri dari 2
bagian) digunakan material elastomer yang lebih elastis dan dibuat dengan Injection
Molding.




                       Fig.2.1 Casing untuk meletakan Speaker




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      12
Tabel Worksheet Analysis untuk Proses Assembly

 Nama Item/part/activity    No.of    Tool    Alpha   Beta     Geometri        Hand   Hand.   Insert-   Insert-   Total   Min.              Ket
                            Items   Aquire                     (mm)           Code   Time      Ion       Ion     time    Part
                                     time                                             (s)     code      Time      (s)
                                                            Size    Tebal
 1    Casing - Atas            1              360    360      200      25       30    1.95       03       5.2    7.15       0   Base
 2    Speaker                  1              360    360       38      25       30    1.95       03       5.2    7.15       1   Diletakan pada base
 3    Baut ring logam          2       2.9    360      0       10     1.5       11     1.8       00       1.5    12.4       0   Dikencangkan pada base
 4    Reorientasi              1                                                                 61       4.5     4.5       0   Direorientasi
 5    Casing Mikrophone 1      1              360    360       30        20     30    1.95       15       5.5    7.45       0   Casing 1 dijadikan sub base
 6    Femele Line              1              360    360       16        12     30    1.95        2       2.6    4.55       1   Diletakan di Casing 1
 7    Microphone               1              360    180       10         5     21     2.1       10       3.7     5.8       1   Diletakan di Casing 1
 8    Casing Mikrophone 2      1              360    360       28        13     30    1.95       15       5.5    7.45       0   Casing 1 dan 2 di Snap Fit
 9    Reorientasi              1                                                                 61       4.5     4.5       0   Direorientasi
                                                                                                                                Disatukan dgn base (Snap
10 Casing - Bawah              1              360    360      200    47.5       30    1.95       03       5.2    7.15       0   Fit)
                                                                                                                 68.1       4   TOTAL




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                                               13
B.      IMPLEMENTASI DFMA UNTUK MANUAL ASSEMBLY PADA SUATU PRODUK


        Untuk menghindari masalah perakitan dengan baut pada saat perakitan speaker
lebih direkomendasikan menggunakan metode Snap Fit. Hal ini selain mengurangi
jumlah part, tentu akan mengurangi waktu pada saat proses perakitan. Sebagai efek
dari penggunaan metode ini adalah design mold yang lebih sedikit komplek sebagai
bagian dari proses injection molding. Namun karena casing sudah menggunakan
metode ini saat menyatukan kedua casing, saat membuat dudukan femele line maka
harga yang akan ditanggung sebagai perubahan design tidak mengalami perubahan
yang signifikan. Hal ini lebih dari tidak membutuhkan tambahan assesoris lain nya dari
kegiatan Injection Molding yang sebelumnya sudah dilakukan.
        Efek positif lain dengan menggunakan ini adalah tidak dilakukan proses Quality
Assurance untuk pengukuran kepresisian lubang hasil injection mould dan proses
tapping yang cukup membuang banyak waktu. Hal ini tentu sangat menghemat
menggingat produk Panasonic Obria KX-TS3MXW adalah produk massa.




                 Fig.2.2 Telephone Panasonic Jenis Obria KX-TS3MXW




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                       14
Tabel Worksheet Analysis untuk Proses Assembly dengan Modification

    Nama Item/part/activity   No.of    Tool    Alpha   Beta     Geometri        Hand.   Hand.   Insert-   Insert-   Total   Min.              Ket
                              Items   Aquire                     (mm)           Code    Time      Ion       Ion     time    Part
                                       time                                              (s)     code      Time      (s)
                                                              Size    Tebal
1     Casing - Atas              1              360    360      200        25     30     1.95        3       5.2    7.15       0   Base
2     Speaker                    1              360    360       38        25     30     1.95        3       5.2    7.15       1   Diletakan pada base
3     Reorientasi                1                                                                  61       4.5     4.5
4     Casing Microphone 1        1              360    360       30        20     30     1.95       15       5.5    7.45       0   Casing 1 dijadikan sub base
5     Femele Line                1              360    360       12        16     30     1.95        2       2.6    4.55       1   Diletakan di Casing 1
6     Microphone                 1              360    180    φ 10          5     21      2.1       10       3.7     5.8       1   Diletakan di Casing 1
7     Casing Microphone 2        1              360    360       28        13     30     1.95       15       5.5    7.45       0   Casing 1 dan 2 di Snap Fit
                                                                                                                                   Mikropone diletakan di base
8 Reorientasi                    1                                                                  61       4.5      4.5          1
                                                                                                                                   Disatukan dgn base (Snap
9 Casing - Bawah                 1              360    360      200    47.5       30     1.95        3       5.2    7.15       0   Fit)
                                                                                                                    55.7       4   TOTAL




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                                                  15
C.      ANALISA DFMA UNTUK PROSES MANUAL ASSEMBLY


Didalam tabel sebagai hasil analisa DFMA untuk proses manual assembly          terlihat
bahwa terjadi pengurangan waktu yang cukup signifikan yakni dari 68,1 ke 55,7 (12,4
detik) atau sekitar 0.18 persen dari total waktu semula ). Meski demikian perlu dikaji
lebih dalam dalam proses machining yang akan dibahas dalam bab desain for
machining.




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                        16
DAFTAR PUSTAKA




[ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for
Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002.




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      17
III      ELECTRICAL CONNECTION AND WIRE HARNESS ASSEMBLY


A.       LATAR BELAKANG MASALAH PADA WIRING ASSEMBLY


Produk ini didesain sebagai produk massa yang mengunakan sistem perakitan manual
dan semi automatic khusus nya dibagian penyambungan pada wiring kabel. Didalam
system wiring ini terdapat 4 kabel yang mempunyai fungsinya masing-masing.




              Fig.3.1 Wiring Telephone Panasonic Jenis Obria KX-TS3MXW


Kabel tersebut disambungkan ke perangkat berupa speaker, kabel line bentuk female
(Fig.3.2), dan speaker. Kemudian dari kabel Line, kemudian disambungkan ke
rangkaian utama telepon dengan sebuah kabel spiral pipih oleh sepasang kabel line
bentuk male (Fig.3.3). Didalam gagang sendiri terdapat jalur yang sengaja digunakan
untuk lewat kabel agar terpasang dengan sempurna (Fig.3.4). Kemudian yang tidak
kalah pentingnya adalah kabel yang akan disambung dengan jaringan Telepon. Kabel
ini berisi 3 kawat dengan warna yang sudah ditentukan yang pada ujungnya digunakan
sambungan khusus yang kemudian diberi nama RJ45. Sambungan ini kemudian
dihubungkan ke PCB dengan bantuan solder timah. Untuk PCB ini sendiri memiliki 3
interface utama yakni kabel ke line telepon (RJ45) diam1 mm, kabel ke gagang telepon
(Female Line) dengan 3 kawat diam 1 mm, dan Speaker sebuah speaker dengan 2
kawat diam 1mm.

      Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
      Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                    18
Fig.3.2 Kabel Line (Female) pada gagang telepon dan mesin utama




      Fig .3.3 Kabel Line (Male) pada gagang telepon dan mesin utama




                Fig.3.4 Channels Wire pada gagang telepon




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                 19
Fig. 3.5 Line Female ke line kabel telepon ( 2 Wire)


 ID of        Lug         Number         Time per   Total                 Tempat
 Leg          Fastening   of items       lug(sec)   Fastening
              Code        to be                     time
                          fastened                  (sec)
         A           10              2         14          28   Speaker
         B           02              4          6          24   Female Line
         C           10              2         14          28   Microphone
         D           02              4          6          24   Female Line
         E           10              4         14          56   PCB
         F           10              2         14          28   PCB
         G           10              2         14          28   PCB
         H           02              2          6          12   Speaker_Ring Tone
          I          02              2          6          12   RJ45
                                                          240               TOTAL


               Tabel 3.1. Working Sheet Fastening pada wiring diagram




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                             20
Wire ID   Length        Warna
                                                                     FROM                                                                               TO
          (mm)
                                  Con. ID       No.       Termination Type               Preparation*              Cond ID    No.         Termination Type              Preparation*
                                                                                  Activity           Det                                                     Activity             Det

      1        200      Abu-abu   B                   1   Lug                     Cut                       5.2    A                 5    Solder & Sleeve    Cut                         5.2
      2        200      Kuning    B                   2   Lug                     Cut                       5.2    A                 6    Solder & Sleeve    Cut                         5.2
      3            60   Merah     B                   3   Lug                     Cut                       5.2    C                 7    Solder & Sleeve    Cut                         5.2
      4            60   Hitam     B                   4   Lug                     Cut                       5.2    C                 8    Solder & Sleeve    Cut                         5.2
      5        400      Putih     D                   9   Quick con.lugs          Cut & Crimp              12.8    B                10    Quick con.lugs     Cut & Crimp                12.8
      6            60   Abu-abu   E               11      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    D                15    Lug                Cut                         5.2
      7            60   Kuning    E               12      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    D                16    Lug                Cut                         5.2
      8            60   Merah     E               13      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    D                17    Lug                Cut                         5.2
      9            60   Hitam     E               14      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    D                18    Lug                Cut                         5.2
    10             80   Merah     F               19      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    H                21    Lug                Cut                         5.2
    11             80   Hitam     F               20      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    H                22    Lug                Cut                         5.2
    12             35   Abu-abu   G               23      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    I                25    Lug                Cut                         5.2
    13             35   Kuning    G               24      Solder & Sleeve         Cut                       5.2    I                26    Lug                Cut                         5.2
                                                                                  Total Prep.              75.2                                              Total Prep.                75.2



                                                                    Tabel 3.2. Wire Run List untuk design


                                        No.       Activity           Time (s)           Time(min)                                        Ket
                                            1     Preparation                   150.4        2.5066667     Cutting, Crimping, Lug
                                            2     Assembly                        20         0.3333333     Wire Dressing (positioning)
                                            3     Installation                   240                4      Soldering,Quick con.Lugs, Lug
                                            4     Total                         410.4             6.84



                                                                Tabel 3.3 Hasil analisa desain yang sekarang


   Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
   Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                                                                                                     21
B.      IMPLEMENTASI DFMA UNTUK WIRING ASSEMBLY PADA SUATU PRODUK


        Untuk menghindari masalah perakitan pada kebel Line (Fig.6) maka sebaiknya
menggunakan ukuran kabel yang lebih pendek hal ini akan sangat mengurangi resiko
kabel yang rusak karena mengalami proses tekuk.Hal ini tentu juga sangat menghemat
menggingat produk Panasonic Obria KX-TS3MXW adalah produk massa.




                      Lingkaran : Hasil Ikatan 2 kabel



Fig. 3.6 Sistem Wiring yang tidak sempurna pada kabel Line di dalam gagang telepon.




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      22
C.      ANALISA DFMA UNTUK PROSES WIRING ASSEMBLY


Hasil analisa untuk proses wiring telepon pada garis besarnya tidak banyak merubah
sistem pemasangan yang digunakan. Kegiatan DFMA yang dilakukan hanya merubah
ukuran panjang kabel yang memperlukan waktu untuk melingkarkan ke ujung casing
mikrofone     dan tidak dilakukan perubahan bentuk                               lug dan kabelnya. Hal ini lebih
dikarenakan bahwa untuk memasang kabel pada femele line memerlukan ukuran kabel
yang sangat pas untuk dimasukan ke lubang untuk dijepit ( tidak dapat diaplikasikan
kabel pabrikan yang sudah dibuat 2 line)
Analisa penggunaan kabel pabrikan juga cenderung lebih bermasalah terkait
fleksibilitasnya untuk masuk ke line kabel pada gagang yang sudah disiapkan dari segi
desain molding nya.




            No.   Activity       Time (s)           Time(min)                                     Ket
                                            150.4
             1    Preparation                        2.5066667      Cutting, Crimping, Lug
             2    Assembly                    18            0.3     Wire Dressing (positioning)
             3    Installation               240                4   Soldering,Quick con.Lugs, Lug
             4    Total                     410.4          6.83




                             Tabel 3.7 Hasil penerapan DFMA pada wiring




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                 23
DAFTAR PUSTAKA




[ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for
Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      24
IV        PRODUCT DESIGN FOR HIGH SPEED AUTOMATIC ASSEMBLY
          AND ROBOT ASSEMBLY


A.        LATAR BELAKANG MASALAH PADA AUTOMATIC ASSEMBLY


Untuk meningkatkan kebutuhan suatu produk yang dikarenakan tuntutan pasar yang
terus bertambah maka dibutuhkan suatu proses yang cepat. Hal ini dikarenakan agar
produk segera beredar di pasar. Alasan yang mengharuskan proses dilakukan dengan
automatic assembly adalah biaya yang ditanggung lebih kecil dari keuntungan yang
didapat. Di bab sebelumnya yang membahas manual assembly, parameter yang
digunakan untuk menentukan apakah produk signifikan dengan diimplementasikan
DFMA adalah dengan ukuran waktu sedangkan untuk automatic assembly digunakan
parameter harga ( Cost ).




     1.   Casing Microphone 1 ( Orientasi didefinisikan dengan 2 feature utama dengan satu adalah step, 850XX)
     2.   Casing Microphone 2 ( Orientasi didefinisikan dengan 2 feature utama dan satu adalah step, 850XX)
     3.   Speaker ( Beta asymetric on end surface only dan step in external surface, 112XX )
     4.   Femele Line ( Part has no symetric, 861XX)
     5.   Baut Ring M3 ( Part is Beta Symetric dan Part dapat di insert dalam slot 2100XX)
     6.   Speaker ( Beta Symetric step on end surface dan Beta asymetric step on surface only, 052XX)

      Fig.4.1 Beberapa part yang membutuhkan orientasi untuk automatic assembly.



     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                     25
B.      IMPLEMENTASI DFMA UNTUK AUTOMATIC ASSEMBLY PADA SUATU
        PRODUK
              Masalah yang paling mendasar didalam implementasi DFMA adalah
        faktor pemasukan (feeding ) dan orientasi part. Hal ini banyak dipengaruhi harga
        alat automatic system dan waktu jeda antara part datang dan saat part terpasang
        sempurna. Hal yang sangat dibutuhkan di dalam membuat sistem automatic
        adalah design part yang tidak boleh terjadi nest dan tangle saat berada didalam
        feeder. Hal lain nya adalah part yang diorentasi dari segi design sehingga tidak
        ada bias jika terjadi proses inserting. Hal ini terjadi di part mikrofon yang tidak
        terdapat membedakan orientasi dari segi bentuk dilihat dari end surface.
              Sementara untuk proses inserting terjadi beberapa masalah pemasangan
        ketika kedua part harus terpasang sempurna ( Part Secured Immediately ) baik
        dengan screwing pada baut dan snap fit pada saat menyatukan casing mikrofone
        dan casing utama gengam telepone.




              Bag 4 & 7 (casing mikrofon)        Bag 1 (casing bawah)               Bag 8 (casing atas)

                         Fig 4.2. Bagian part yang dipasang dengan Snap Fit




                        femele line(5) – casing mikrofon (4) – mikrofone(6) – casing mikrofon (7)- casing bawah(1)

                           Fig 4.3. Urutan pemasangan pada assembly mikrofone.



     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                         26
Part        Number                               Geometri (mm)                           Five digit                Oriet.      Relat.    Max.        Spesf.    Difficult rating      Cost of
 ID.        of time                                                                      automatic                 Effi.       Feed      basic                 for auto.handling     automatic
No.         operation                                                                    handling code                         cost      feed rate                                   handling
            is carried                                                                                             OE          CR = FC   FM          FR                 DF           per part
            out                                                                                                                + DC
            simultant                                 mm                                                                                 (part/mi              FR<FM        FR>=FM   CF =
                                                                                                                                         n)                                          0.03xDF
    1           2       A  B           C     A/B       A/C       D         L     L/D                3                   4         5        6                            7                8
1                    1 210 47          40    4.47       5.25                          7         1    0    00             0.5       1.5      3.57          40                  25.2       0.756
2                    1                                           38     25      0.658 0         1    0    00             0.4         1     15.79          40                   3.8       0.114
3                    2                                            3     10      3.333 2         1    0    00            0.45       1.5    225.00          40     2.25                         0
4                    1 30 23           20     1.3        1.5                          8         6    3    00            0.05         2      2.50          40                   48          1.44
5                    1 21 16           12    1.31       1.75                          8         4    6    00            0.08         2      5.71          40                   21          0.63
6                    1                                           10     12        1.2 1         2    0    00             0.3         1     45.00          40      1.5                         0
7                    1 28 24           13    1.17      2.154                          8         6    5    00            0.05       2.5      2.68          40                   56          1.68
8                    1 210 47          25    4.47         8.4                         7         1    0    00             0.5       1.5      3.57          40                  25.2       0.756
Two            Relative        Difficult rating for        Cost of             Operation            Figure for      require rate of
Digit          Workhead        auto. insertion             Automatic           cost                 estimatio       assembly FR (per
auto &         cost                                        insertion per                            n               minute)
insert                                                     part                                                          Name of Assembly
code                                        DI             CI=0.06 X DI        (2)*[(8)+(12)]
               WC              FR<60        FR>=60         (Cent)              (Cent)
        9           10                      11                   12                 13                   14
00                         1      1.5                                 0.09            0.846                    1    Casing - Bawah
02                       1.5     2.25                                0.135            0.249                    1    Speaker
39                       1.8      2.7                                0.162            0.324                    1    Baut ring logam
03                         3      4.5                                 0.27             1.71                    1    Casing Microphone 1
02                         2        3                                 0.18             0.81                    1    Femele Line
02                         2        3                                 0.18             0.18                    1    Microphone
02                         2        3                                 0.18             1.86                    1    Casing Microphone 2
01                       1.5     2.25                                0.135            0.891                    1    Casing - Atas

        Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
        Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                                                                                                                    27
C.      ANALISA DFMA UNTUK PROSES AUTOMATIC ASSEMBLY




                  Fig 4.4 Rangkaian Assembly diurutkan dari bawah




          Fig.4.5 Rangkaian pada mikrofon yang cukup rumit untuk di orientasi




     Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
     Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                    28
Fig.4.6 Hanya bagian perakitan speaker dengan baut yang cukup profit untuk di
                          orientasi untuk di otomasi




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                         29
Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                         30
DAFTAR PUSTAKA




[ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for
Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002


[ 2 ] Geoffrey Boothroyd, Assembly Automatic and Product Design, Second Edition,
Taylor and Francis, USA, 2005




Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI
Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163                                      31

More Related Content

What's hot

Program Dinamis - Masalah Stagecoach
Program Dinamis - Masalah StagecoachProgram Dinamis - Masalah Stagecoach
Program Dinamis - Masalah StagecoachIbnu Khayath Farisanu
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiTata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiV-cool Ndayak
 
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Uwes Chaeruman
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSiti Sahati
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptxRajandraNurhadi
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...Muhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

Program Dinamis - Masalah Stagecoach
Program Dinamis - Masalah StagecoachProgram Dinamis - Masalah Stagecoach
Program Dinamis - Masalah Stagecoach
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasiTata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
Tata cara berkomunikasi menggunakan radio komunikasi
 
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KB 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
94 Kebijakan K3 SMK3.pptx
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
4. gas detektor
4. gas detektor4. gas detektor
4. gas detektor
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
Deskripsi jurnal
Deskripsi jurnalDeskripsi jurnal
Deskripsi jurnal
 
Kementerian agama
Kementerian agamaKementerian agama
Kementerian agama
 
Laporan Akhir KP
Laporan Akhir KPLaporan Akhir KP
Laporan Akhir KP
 
Beberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografiBeberapa ukuran dasar demografi
Beberapa ukuran dasar demografi
 
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkun...
 
Penyajian Data ppt
Penyajian Data pptPenyajian Data ppt
Penyajian Data ppt
 

Viewers also liked

Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionAlbertus Rianto
 
Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Shubham Jain
 
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...Sirris
 
Laporan komputasi teknik
Laporan komputasi teknikLaporan komputasi teknik
Laporan komputasi teknikAlbertus Rianto
 
Tugas UTS System Machine Vision
Tugas UTS System Machine VisionTugas UTS System Machine Vision
Tugas UTS System Machine VisionAlbertus Rianto
 
TUGAS BESAR INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTUR
TUGAS BESAR  INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTURTUGAS BESAR  INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTUR
TUGAS BESAR INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTURAlbertus Rianto
 
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses Manufaktur
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses ManufakturTugas besar Integrasi Perancangan dan Proses Manufaktur
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses ManufakturAlbertus Rianto
 
Makalah hybrid car
Makalah hybrid car Makalah hybrid car
Makalah hybrid car Arif Nurhuda
 
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process Plants
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process PlantsMaterial Selection - Challenge for Corrosion Management in Process Plants
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process PlantsValliappan Manickam
 
Flashings Fasteners & Accessories
Flashings Fasteners & AccessoriesFlashings Fasteners & Accessories
Flashings Fasteners & Accessoriesdurolast
 
Material and substrates
Material and substratesMaterial and substrates
Material and substratesdurolast
 
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...baggiojoset
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Material selection of desalination plants
Material selection of desalination plantsMaterial selection of desalination plants
Material selection of desalination plantsWaleed Alyafie
 
Material selection fo aircraft compressor blade
Material selection fo aircraft compressor bladeMaterial selection fo aircraft compressor blade
Material selection fo aircraft compressor bladeAhmad Bamasak
 
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODEL
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODELAIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODEL
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODELReneeHilliard
 

Viewers also liked (16)

Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selection
 
Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.Material selection for microcantilever.
Material selection for microcantilever.
 
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...Sirris materials day 2011   systematic approaches to material selection and l...
Sirris materials day 2011 systematic approaches to material selection and l...
 
Laporan komputasi teknik
Laporan komputasi teknikLaporan komputasi teknik
Laporan komputasi teknik
 
Tugas UTS System Machine Vision
Tugas UTS System Machine VisionTugas UTS System Machine Vision
Tugas UTS System Machine Vision
 
TUGAS BESAR INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTUR
TUGAS BESAR  INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTURTUGAS BESAR  INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTUR
TUGAS BESAR INTEGRASI PERANCANGAN & PROSES MANUFAKTUR
 
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses Manufaktur
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses ManufakturTugas besar Integrasi Perancangan dan Proses Manufaktur
Tugas besar Integrasi Perancangan dan Proses Manufaktur
 
Makalah hybrid car
Makalah hybrid car Makalah hybrid car
Makalah hybrid car
 
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process Plants
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process PlantsMaterial Selection - Challenge for Corrosion Management in Process Plants
Material Selection - Challenge for Corrosion Management in Process Plants
 
Flashings Fasteners & Accessories
Flashings Fasteners & AccessoriesFlashings Fasteners & Accessories
Flashings Fasteners & Accessories
 
Material and substrates
Material and substratesMaterial and substrates
Material and substrates
 
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...
MATERIAL SELECTION CASE STUDY FELT REUSABLE SURFACE INSULATION (FRSI) OF S...
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Material selection of desalination plants
Material selection of desalination plantsMaterial selection of desalination plants
Material selection of desalination plants
 
Material selection fo aircraft compressor blade
Material selection fo aircraft compressor bladeMaterial selection fo aircraft compressor blade
Material selection fo aircraft compressor blade
 
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODEL
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODELAIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODEL
AIRCRAFT TURBOFAN ENGINE MODEL
 

Similar to TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT TELEPON

materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptx
materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptxmateri 2 uji coba kelompok yang sedang.pptx
materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptxaritonangrajagukguk2
 
Tugas Metodologi Penelitian
Tugas Metodologi PenelitianTugas Metodologi Penelitian
Tugas Metodologi PenelitianAlbertus Rianto
 
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerMenggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerMarwan Setiawan
 
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptx
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptxALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptx
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptxRfcUpp
 
contoh skripsi.pdf
contoh skripsi.pdfcontoh skripsi.pdf
contoh skripsi.pdfssusercd5797
 
modul-MASTERCAME-basic-1.pdf
modul-MASTERCAME-basic-1.pdfmodul-MASTERCAME-basic-1.pdf
modul-MASTERCAME-basic-1.pdfBuatNongton2
 
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIPPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIMayangGital
 
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...Deja Lewis
 
Makalah tahapan pendirian industri
Makalah tahapan pendirian industriMakalah tahapan pendirian industri
Makalah tahapan pendirian industriAlens Guna Ganda
 
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhan
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhanKak sistem aplikasi pelaporan keluhan
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhanYoshima Putri
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi
 
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputer
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputerEi003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputer
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputerQiyad N
 
Terms of reference - ETS MPPL E
Terms of reference - ETS MPPL ETerms of reference - ETS MPPL E
Terms of reference - ETS MPPL EAriiqFirandaNaufal
 
Tugas 3 kak 05111640000171
Tugas 3 kak 05111640000171Tugas 3 kak 05111640000171
Tugas 3 kak 05111640000171almas aqmaa
 
1. Konsep dasar design pabrik660.pptx
1. Konsep dasar design pabrik660.pptx1. Konsep dasar design pabrik660.pptx
1. Konsep dasar design pabrik660.pptxNumanSafwatulloh
 
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLKerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLYoshima Putri
 

Similar to TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT TELEPON (20)

materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptx
materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptxmateri 2 uji coba kelompok yang sedang.pptx
materi 2 uji coba kelompok yang sedang.pptx
 
Tugas Metodologi Penelitian
Tugas Metodologi PenelitianTugas Metodologi Penelitian
Tugas Metodologi Penelitian
 
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerMenggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
 
Rekayasa teknik
Rekayasa teknikRekayasa teknik
Rekayasa teknik
 
Penerapan komputer di bidang industri
Penerapan komputer di bidang industriPenerapan komputer di bidang industri
Penerapan komputer di bidang industri
 
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptx
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptxALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptx
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALAT-ALAT BERAT.pptx
 
contoh skripsi.pdf
contoh skripsi.pdfcontoh skripsi.pdf
contoh skripsi.pdf
 
modul-MASTERCAME-basic-1.pdf
modul-MASTERCAME-basic-1.pdfmodul-MASTERCAME-basic-1.pdf
modul-MASTERCAME-basic-1.pdf
 
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSIPPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
PPT SIDANG MAGANG PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI
 
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
 
Makalah tahapan pendirian industri
Makalah tahapan pendirian industriMakalah tahapan pendirian industri
Makalah tahapan pendirian industri
 
desainui.pdf
desainui.pdfdesainui.pdf
desainui.pdf
 
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhan
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhanKak sistem aplikasi pelaporan keluhan
Kak sistem aplikasi pelaporan keluhan
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
 
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputer
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputerEi003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputer
Ei003 menggambar layout-pcb-berbantuan-komputer
 
Terms of reference - ETS MPPL E
Terms of reference - ETS MPPL ETerms of reference - ETS MPPL E
Terms of reference - ETS MPPL E
 
Nota kuliah 6
Nota kuliah 6Nota kuliah 6
Nota kuliah 6
 
Tugas 3 kak 05111640000171
Tugas 3 kak 05111640000171Tugas 3 kak 05111640000171
Tugas 3 kak 05111640000171
 
1. Konsep dasar design pabrik660.pptx
1. Konsep dasar design pabrik660.pptx1. Konsep dasar design pabrik660.pptx
1. Konsep dasar design pabrik660.pptx
 
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPLKerangka Acuan Kerja - MPPL
Kerangka Acuan Kerja - MPPL
 

TUGAS UTS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT TELEPON

  • 1. TUGAS DESIGN UNTUK MANUFAKTUR & PERAKITAN DESAIN PADA PERANGKAT PESAWAT TELEPON Nama : Albertus Rianto Suryanigrat, ST NPM : 0906496163 E-Mail : ryanmesin@yahoo.com DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA 2010
  • 2. Kata Pengantar Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan dalam pembuatan tugas kegiatan perkuliahanan Design untuk Manufaktur dan Perakitan sebagai bagian dari kegiatan kuliah semester tiga program pascasarjana di departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Kegiatan mata kuliah Design untuk Manufaktur dan Perakitan adalah kegiatan yang mana mempunyai tujuan umum agar mahasiwa mampu mengambil data, memilah informasi, penerapkan ilmu pengetahuan hingga memperoleh ketrampilan yang terkandung dalam semua kegiatan yang pernah dijalankan. Didalam kegiatan Design untuk Manufaktur dan Perakitan terdapat banyak kegiatan diluar perkuliahan yang mana membuat mahasiwa akan lebih memperoleh sensitifitas dalam mendesign suatu produk yang sering kita jumpai dalam dinamika kehidupan sehari-hari. Untuk tujuan keilmuan, Design untuk Manufaktur dan Perakitan akan membuat mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dalam berbagai aspaek permasalahan teknik perancangan dan produksi. Banyak metode pemilihan tabel yang sempat dipelajari hingga cara melakukan kegiatan dalam pemilihan yang benar. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Hendri DS Budiono, M.Eng. atas bimbingan dan perhatiannya selama ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih juga atas kerjasamanya untuk semua rekan mahasiswa sarjana dan pascasarjana Universitas Indonesia atas segala motifasi dan kerjasamanya selama pembuatan tugas DFMA ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan MEPPO-BPPT yang membantu dalam kegiatan pengambilan data primer. Demikian yang dapat kami sampaikan dan atas kesalahan yang pernah penulis lakukan baik didalam masa perkuliahan ataupun bahasa penulisan laporan yang tidak berkenan dan telah menyingung, penulis haturkan maaf yang sedalam-dalamnya. Tidak ada gading yang tak retak, walaupun penulis telah berusaha tetap saja masih banyak kekurangan dimana-mana. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 2
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. 2 Daftar isi ……………………………………………………………………….. 3 Pendahuluan ……………………………………………………………………….. 4 Latar belakang masalah ……………………………………………….. 4 Pengembangan suatu produk ……………………………………………….. 6 DFMA pada suatu produk ……………………………………………….. 10 Daftar Pustaka ……………………………………………….. 11 Produk design for manual assembly ……………………………………………….. 12 Latar belakang masalah pada manual assembly ………………………. 12 Implementasi DFMA untuk manual Assembly ………………………. 14 Analisa DFMA untuk proses manual assembly ………………………. 16 Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 17 Electrical Connection and Wire Harness Assembly ………………………. 18 Latar belakang masalah pada wiring Assembly ………………………. 18 Implementasi DFMA untuk wiring Assembly pada suatu produk ………. 22 Analisa DFMA untuk proses wiring Assembly ………………………. 23 Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 24 Product Design for high speed automatic assembly and robot assembly ………. 25 Latar belakang masalah pada automatic assembly ………………………. 25 Impelmentasi DFMA untuk Automatic Assembly pada suatu produk ………. 26 Analisa DFMA untuk proses Automatic Assembly ………………………. 28 Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 30 Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 3
  • 4. I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Industri Telekomunikasi di dunia sangat berkembang pesat dan untuk memenuhi kebutuhan pasar, banyak produk yang dituntut untuk memiliki 4 kriteria standar, yakni : 1. High Quality Product 2. High Speed Manufacturing 3. Low Production Cost 4. Enviroment Friendly Untuk memenuhi High Speed Manufacturing dan Low Production Cost maka diperlukan suatu design yang mempertimbangkan pada proses manufaktur dan perakitan ( DFMA). Fungsi dari penerapan DFMA untuk sebuah produk adalah : [ 3 ] http://www.nea.gov.sg/cms/sei/PSS25slides.pdf a. Memenuhi kebutuhan pasar Produk Panasonic telah memiliki 20% penguasaan pasar lokal pesawat telekomunikasi mengunakan kabel jenis standar. Selain untuk penggunaaan pada sistem komunikasi PSTN, produk ini juga digunakan untuk komunikasi internal lokal. [ 1 ] http://panasonic.net/ir/annual/2010/pdf/panasonic_ar2010_e.pdf b. Memenuhi kwalitas yang sama pada setiap hasil produk yang beredar PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, Tbk memiliki standart ISO 9001, ISO 140001- Sertifikat OSHAS 18001 [ 4 ] http://panasonic.co.id c. Mengurangi harga untuk proses manufaktur PT. Panasonic Manufacturing Indonesia Jln.Raya Bogor Km. 29 Jakarta Indonesia adalah salah satu anggota dan pusat kajian kegiatan IMDIA (Indonesia Mould and Dies Industrial Associate) yang beranggotakan industri manufaktur yang berbasis pada penggunaan design mould and dies untuk memenuhi kebutuhan pasarnya. IMDIA adalah proyek peningkatan kompetensi designer Mould and Dies di Indonesia sebagai bagian dari kerjasama Indonesia dengan Jepang (JeTRO). [ 5 ] http://www.imdia.or.id/indonesian/profile/index.html d. Mengurangi harga untuk proses perakitan Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 4
  • 5. Harga untuk proses perakitan bisa ditekan diantaranya dengan 7 cara, yakni : • Meningkatkan jumlah volume per satuan waktu Dengan jumlah volume yang banyak, maka kegiatan DFMA akan lebih bermanfaat kontribusinya. Dengan volume produk yang dihasilkan meningkat, akan membuat biaya perakitan per produk menjadi turun. • Design yang mudah untuk dirakit Part yang dirakit sedemikian rupa bisa dirakit oleh semua orang Part yang dirakit diupayakan hanya membutuhkan satu orang saja Tidak ada part yang terpasang tersembunyi yang cukup melelahkan Tidak ada part yang dipasang yang akan membahayakan seorang perakit dan tooling • Meminimalkan panjang line perakitan (Level Assembly) Produk yang dihasilkan akan lebih cepat keluar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Mengurangi resiko traffic jump pada line produksi yang menghambat proses lain nya ( Efek Domino ). Dapat mendistribusikan SDM dan SDF secara pararel dengan demikian akan memudahkan Quality Assurance dan Maintanace Mesin bekerja. • Penanganan part yang sedikit Dengan demikian biaya untuk gudang, pengiriman barang, dan penanganan vendor juga menjadi berkurang. • Waktu Perakitan yang singkat • Jam Orang Kerja yang efektif dan lebih effisien Perakit diharapkan bekerja dengan mudah tanpa masalah saat menjalankan fungsinya • Standarisasi produk Mempunyai banyak pilihan dalam memilih supplier dan mampu mengurangi harga part itu sendiri sebagai produk massa. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 5
  • 6. B PENGEMBANGAN SUATU PRODUK Produk yang akan dibahas dalam studi kasus ini adalah design pada gagang telepon dengan merk dan pabrikan yang sama. Perbedaan yang paling mendasar dan nampak dari luar adalah pengunaan baut untuk menyatukan kedua casing pada produk lama. Sementara produk yang lebih baru ( Panasonic type KX-TS3MXW ) hanya mengunakan sarana pengikat pada casing itu sendiri. Fig.1.2 Produk gagang telepon merk Panasonic jenis KX-TSX dan jenis KX-TS3MXW (lebih baru) Setelah mencoba untuk membrake down spare part di dalam produk gagang yang lebih baru, terdapat banyak perbedaan yang cukup signifikan seperti terlihat pada tabel : No Nama Item Hal yang Diamati Produk Lama Produk Baru Komentar 1 Spaker Pemasanganya Mengunakan lem Mengunakan Baut Tidak bisa dibongkar 2 Besi tuang Kebutuhan Mengunakan satu Tanpa mengunakan Menjaga Material Pemberat buah ditaruh di pemberat Ergonomi tengah gagang produk 3 Wiring Pemasangannya Tanpa mengunakan Dengan diberikan Mengangu saat Pengkabelan lajur yang jelas ruang disebelah kiri pemasangan casing Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 6
  • 7. Setelah membrake down semua komponen, didapat 7 komponen utama yang akan digunakan saat perakitan seperti terlihat di dalam tabel sebagai berikut : Fig 1.3 Produk Gagang Telepon type KX-TS3MXW yang sudah di bongkar Nama Part Material, Geometri Keterangan Casing Utama 210 x 47 x 40 mm, Berbahan Terdiri dari 2 bagian yang ABS disatukan tanpa baut Speaker Diam 38mm Tinggi 25mm Dengan magnet permanen Microphone Diam 10mm Kabel Jenis Serabut dgn diam 1mm Terdiri dari 2 kabel Femele Line 21 x 16 x 12 mm Terdapat lubang ditengahnya Baut M3 x 10mm Disatukan dengan ring Casing Tambahan Berbahan lebih elastis Untuk meletakan Femele 30 x 23 x 20 mm Line dan Speaker, terdiri 28 x 24 x 13 mm dari 2 bagian yang bisa dilepas Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 7
  • 8. Faktor Ergonomi Faktor yang paling penting dalam merubah bentuk produk adalah mempertahankan spesifikasi produk dari segi Ergonomi yang sudah dikaji dalam mata kuliah pengembangan produk. Ergonomi yang dimaksud adalah kenyaman kita saat memegang gagang telepon. Didalam beberapa penelitian Ergonomi terdapat hal yang sangat signifikan antara hubungan faktor geometri dengan berat benda itu sendiri. Benda yang mempunyai dimensi yang besar cenderung lebih membutuhkan berat untuk kenyamanan. Namun perlu di ingat bahwa semakin berat gagang telepon akan semakin menurunkan kenyamanan pengguna. Berikut ini sebagian data kegiatan kajian yang sudah diamati secara sederhana : Gambar 1.4 Produk Gagang Telepone Jenis KX-TS3 (Produk Lebih Lama) dan KX- TS3MXW (Produk lebih baru) Dari data yang bisa diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa gagang telepon jenis KX-TS3 ( Produk Lama ) lebih berat, sekitar 152 gram dengan dimensi 220 mm x 46.5mm. Sementara produk gagang telepon jenis KX-TS3MXW mempunyai berat 112 gram dengan dimensi 210 mm x 47mm. Dalam mengimplementasikan DFMA pada produk gagang telepone tidak di ijinkan untuk merubah faktor ergonomi sebagai tuntutan konsumen dan faktor keamanan saat perakitan. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 8
  • 9. C. IMPLEMENTASI DFMA PADA SUATU PRODUK Gambar 1.5 Produk rakitan gagang telepon jenis lebih baru ( kiri ) dan yang lama Hal yang cukup signifikan dalam inovasi design dari produk lama ke produk yang lebih baru adalah sebagai berikut : Meminimalkan part yang dibutuhkan. Hal ini bisa terlihat didalam produk untuk menghilangkan pemberat telepon dengan satu buah baut pengingatnya. Selain meminimalkan harga material tambahan, juga mengurangi waktu proses perakitan. Membuat orientasi part Hal ini terlihat di pemasangan kabel yang sudah terdapat alur nya. Kemudian terlihat lagi di dalam slot pemasangan femele line ke dalam casing yang memungkinkan tidak akan terjadi kebingungan saat menentukan orientasi pemasangan. Meminimalkan kerja perakitan Dengan membuat casing utama menjadi tanpa baut, akan mengurangi waktu pemasangan. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 9
  • 10. D. DFMA PADA SUATU PRODUK Design untuk meng implementasi DFMA yang menurut pendapat saya adalah perlu dilakukan berdasarkan percobaan untuk merakit ulang adalah : 1. Spare part berupa speaker yang digunakan untuk mendengar dapat di assembly tanpa mengunakan baut. Jadi dengan demikian, Speaker hanya di letakan di casing nya yang kemudian casing yang lain akan mengunci nya dengan sendiri nya. Sistem ini juga digunakan pada bagian PCB, pada bagian Femele Line, Switch, dan bagian yang lainnya. Latar belakang permasalahan nya adalah saat penggunaan baut dari logam dan Tool berupa alat obeng bermagnet sering tergangu dengan magnet Spaker yang lebih kuat. Hal ini tentu akan menambah waktu perakitan dan masalah yang tidak perlu. Gambar 1.6 Perakitan dengan baut pada speaker bermagnet KX-TS3MXW (Produk lebih baru) Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 10
  • 11. Daftar Pustaka [ 1 ] Annual Report Panasonic Corporation, http://panasonic.net/ir/annual/2010/pdf/panasonic_ar2010_e.pdf di download tanggal 16 September 2010 [ 2 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002. [ 3 ] Product End of Life Issue, Lee NTU http://www.nea.gov.sg/cms/sei/PSS25slides.pdf di download tanggal 16 September 2010 [ 4 ] http://panasonic.co.id/web/pid/4461 di download tanggal 16 September 2010 [5] http://www.imdia.or.id/indonesian/profile/index.html di download tanggal 16 September 2010 Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 11
  • 12. II PRODUCT DESIGN FOR MANUAL ASSEMBLY A. LATAR BELAKANG MASALAH PADA MANUAL ASSEMBLY Produk ini didesain sebagai produk massa baik mengunakan sistem perakitan manual ataupun semi automatic. Terdapat beberapa metode perakitan baik dengan ataupun tanpa bantuan alat maupun permasalahan orientasi. Khusus untuk perakitan dengan mengunakan baut, dibutuhkan screw semi automatic dengan spesifikasi bermagnet, sedangkan untuk wiring kabel dibutuhkan manual solder dengan timah dan alat crimping automatic. Untuk sistem pada wiring nya akan dibahas dalam bab IV. Didalam produk terdapat beberapa item standar sebagai produk jadi seperti pada speaker, mikrofon, male/female lan, dan baut ring M3. Sedangkan casing dibuat dengan Injection Molding berbahan ABS. Sedangkan untuk material casing speaker (Terdiri dari 2 bagian) digunakan material elastomer yang lebih elastis dan dibuat dengan Injection Molding. Fig.2.1 Casing untuk meletakan Speaker Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 12
  • 13. Tabel Worksheet Analysis untuk Proses Assembly Nama Item/part/activity No.of Tool Alpha Beta Geometri Hand Hand. Insert- Insert- Total Min. Ket Items Aquire (mm) Code Time Ion Ion time Part time (s) code Time (s) Size Tebal 1 Casing - Atas 1 360 360 200 25 30 1.95 03 5.2 7.15 0 Base 2 Speaker 1 360 360 38 25 30 1.95 03 5.2 7.15 1 Diletakan pada base 3 Baut ring logam 2 2.9 360 0 10 1.5 11 1.8 00 1.5 12.4 0 Dikencangkan pada base 4 Reorientasi 1 61 4.5 4.5 0 Direorientasi 5 Casing Mikrophone 1 1 360 360 30 20 30 1.95 15 5.5 7.45 0 Casing 1 dijadikan sub base 6 Femele Line 1 360 360 16 12 30 1.95 2 2.6 4.55 1 Diletakan di Casing 1 7 Microphone 1 360 180 10 5 21 2.1 10 3.7 5.8 1 Diletakan di Casing 1 8 Casing Mikrophone 2 1 360 360 28 13 30 1.95 15 5.5 7.45 0 Casing 1 dan 2 di Snap Fit 9 Reorientasi 1 61 4.5 4.5 0 Direorientasi Disatukan dgn base (Snap 10 Casing - Bawah 1 360 360 200 47.5 30 1.95 03 5.2 7.15 0 Fit) 68.1 4 TOTAL Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 13
  • 14. B. IMPLEMENTASI DFMA UNTUK MANUAL ASSEMBLY PADA SUATU PRODUK Untuk menghindari masalah perakitan dengan baut pada saat perakitan speaker lebih direkomendasikan menggunakan metode Snap Fit. Hal ini selain mengurangi jumlah part, tentu akan mengurangi waktu pada saat proses perakitan. Sebagai efek dari penggunaan metode ini adalah design mold yang lebih sedikit komplek sebagai bagian dari proses injection molding. Namun karena casing sudah menggunakan metode ini saat menyatukan kedua casing, saat membuat dudukan femele line maka harga yang akan ditanggung sebagai perubahan design tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini lebih dari tidak membutuhkan tambahan assesoris lain nya dari kegiatan Injection Molding yang sebelumnya sudah dilakukan. Efek positif lain dengan menggunakan ini adalah tidak dilakukan proses Quality Assurance untuk pengukuran kepresisian lubang hasil injection mould dan proses tapping yang cukup membuang banyak waktu. Hal ini tentu sangat menghemat menggingat produk Panasonic Obria KX-TS3MXW adalah produk massa. Fig.2.2 Telephone Panasonic Jenis Obria KX-TS3MXW Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 14
  • 15. Tabel Worksheet Analysis untuk Proses Assembly dengan Modification Nama Item/part/activity No.of Tool Alpha Beta Geometri Hand. Hand. Insert- Insert- Total Min. Ket Items Aquire (mm) Code Time Ion Ion time Part time (s) code Time (s) Size Tebal 1 Casing - Atas 1 360 360 200 25 30 1.95 3 5.2 7.15 0 Base 2 Speaker 1 360 360 38 25 30 1.95 3 5.2 7.15 1 Diletakan pada base 3 Reorientasi 1 61 4.5 4.5 4 Casing Microphone 1 1 360 360 30 20 30 1.95 15 5.5 7.45 0 Casing 1 dijadikan sub base 5 Femele Line 1 360 360 12 16 30 1.95 2 2.6 4.55 1 Diletakan di Casing 1 6 Microphone 1 360 180 φ 10 5 21 2.1 10 3.7 5.8 1 Diletakan di Casing 1 7 Casing Microphone 2 1 360 360 28 13 30 1.95 15 5.5 7.45 0 Casing 1 dan 2 di Snap Fit Mikropone diletakan di base 8 Reorientasi 1 61 4.5 4.5 1 Disatukan dgn base (Snap 9 Casing - Bawah 1 360 360 200 47.5 30 1.95 3 5.2 7.15 0 Fit) 55.7 4 TOTAL Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 15
  • 16. C. ANALISA DFMA UNTUK PROSES MANUAL ASSEMBLY Didalam tabel sebagai hasil analisa DFMA untuk proses manual assembly terlihat bahwa terjadi pengurangan waktu yang cukup signifikan yakni dari 68,1 ke 55,7 (12,4 detik) atau sekitar 0.18 persen dari total waktu semula ). Meski demikian perlu dikaji lebih dalam dalam proses machining yang akan dibahas dalam bab desain for machining. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA [ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 17
  • 18. III ELECTRICAL CONNECTION AND WIRE HARNESS ASSEMBLY A. LATAR BELAKANG MASALAH PADA WIRING ASSEMBLY Produk ini didesain sebagai produk massa yang mengunakan sistem perakitan manual dan semi automatic khusus nya dibagian penyambungan pada wiring kabel. Didalam system wiring ini terdapat 4 kabel yang mempunyai fungsinya masing-masing. Fig.3.1 Wiring Telephone Panasonic Jenis Obria KX-TS3MXW Kabel tersebut disambungkan ke perangkat berupa speaker, kabel line bentuk female (Fig.3.2), dan speaker. Kemudian dari kabel Line, kemudian disambungkan ke rangkaian utama telepon dengan sebuah kabel spiral pipih oleh sepasang kabel line bentuk male (Fig.3.3). Didalam gagang sendiri terdapat jalur yang sengaja digunakan untuk lewat kabel agar terpasang dengan sempurna (Fig.3.4). Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah kabel yang akan disambung dengan jaringan Telepon. Kabel ini berisi 3 kawat dengan warna yang sudah ditentukan yang pada ujungnya digunakan sambungan khusus yang kemudian diberi nama RJ45. Sambungan ini kemudian dihubungkan ke PCB dengan bantuan solder timah. Untuk PCB ini sendiri memiliki 3 interface utama yakni kabel ke line telepon (RJ45) diam1 mm, kabel ke gagang telepon (Female Line) dengan 3 kawat diam 1 mm, dan Speaker sebuah speaker dengan 2 kawat diam 1mm. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 18
  • 19. Fig.3.2 Kabel Line (Female) pada gagang telepon dan mesin utama Fig .3.3 Kabel Line (Male) pada gagang telepon dan mesin utama Fig.3.4 Channels Wire pada gagang telepon Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 19
  • 20. Fig. 3.5 Line Female ke line kabel telepon ( 2 Wire) ID of Lug Number Time per Total Tempat Leg Fastening of items lug(sec) Fastening Code to be time fastened (sec) A 10 2 14 28 Speaker B 02 4 6 24 Female Line C 10 2 14 28 Microphone D 02 4 6 24 Female Line E 10 4 14 56 PCB F 10 2 14 28 PCB G 10 2 14 28 PCB H 02 2 6 12 Speaker_Ring Tone I 02 2 6 12 RJ45 240 TOTAL Tabel 3.1. Working Sheet Fastening pada wiring diagram Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 20
  • 21. Wire ID Length Warna FROM TO (mm) Con. ID No. Termination Type Preparation* Cond ID No. Termination Type Preparation* Activity Det Activity Det 1 200 Abu-abu B 1 Lug Cut 5.2 A 5 Solder & Sleeve Cut 5.2 2 200 Kuning B 2 Lug Cut 5.2 A 6 Solder & Sleeve Cut 5.2 3 60 Merah B 3 Lug Cut 5.2 C 7 Solder & Sleeve Cut 5.2 4 60 Hitam B 4 Lug Cut 5.2 C 8 Solder & Sleeve Cut 5.2 5 400 Putih D 9 Quick con.lugs Cut & Crimp 12.8 B 10 Quick con.lugs Cut & Crimp 12.8 6 60 Abu-abu E 11 Solder & Sleeve Cut 5.2 D 15 Lug Cut 5.2 7 60 Kuning E 12 Solder & Sleeve Cut 5.2 D 16 Lug Cut 5.2 8 60 Merah E 13 Solder & Sleeve Cut 5.2 D 17 Lug Cut 5.2 9 60 Hitam E 14 Solder & Sleeve Cut 5.2 D 18 Lug Cut 5.2 10 80 Merah F 19 Solder & Sleeve Cut 5.2 H 21 Lug Cut 5.2 11 80 Hitam F 20 Solder & Sleeve Cut 5.2 H 22 Lug Cut 5.2 12 35 Abu-abu G 23 Solder & Sleeve Cut 5.2 I 25 Lug Cut 5.2 13 35 Kuning G 24 Solder & Sleeve Cut 5.2 I 26 Lug Cut 5.2 Total Prep. 75.2 Total Prep. 75.2 Tabel 3.2. Wire Run List untuk design No. Activity Time (s) Time(min) Ket 1 Preparation 150.4 2.5066667 Cutting, Crimping, Lug 2 Assembly 20 0.3333333 Wire Dressing (positioning) 3 Installation 240 4 Soldering,Quick con.Lugs, Lug 4 Total 410.4 6.84 Tabel 3.3 Hasil analisa desain yang sekarang Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 21
  • 22. B. IMPLEMENTASI DFMA UNTUK WIRING ASSEMBLY PADA SUATU PRODUK Untuk menghindari masalah perakitan pada kebel Line (Fig.6) maka sebaiknya menggunakan ukuran kabel yang lebih pendek hal ini akan sangat mengurangi resiko kabel yang rusak karena mengalami proses tekuk.Hal ini tentu juga sangat menghemat menggingat produk Panasonic Obria KX-TS3MXW adalah produk massa. Lingkaran : Hasil Ikatan 2 kabel Fig. 3.6 Sistem Wiring yang tidak sempurna pada kabel Line di dalam gagang telepon. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 22
  • 23. C. ANALISA DFMA UNTUK PROSES WIRING ASSEMBLY Hasil analisa untuk proses wiring telepon pada garis besarnya tidak banyak merubah sistem pemasangan yang digunakan. Kegiatan DFMA yang dilakukan hanya merubah ukuran panjang kabel yang memperlukan waktu untuk melingkarkan ke ujung casing mikrofone dan tidak dilakukan perubahan bentuk lug dan kabelnya. Hal ini lebih dikarenakan bahwa untuk memasang kabel pada femele line memerlukan ukuran kabel yang sangat pas untuk dimasukan ke lubang untuk dijepit ( tidak dapat diaplikasikan kabel pabrikan yang sudah dibuat 2 line) Analisa penggunaan kabel pabrikan juga cenderung lebih bermasalah terkait fleksibilitasnya untuk masuk ke line kabel pada gagang yang sudah disiapkan dari segi desain molding nya. No. Activity Time (s) Time(min) Ket 150.4 1 Preparation 2.5066667 Cutting, Crimping, Lug 2 Assembly 18 0.3 Wire Dressing (positioning) 3 Installation 240 4 Soldering,Quick con.Lugs, Lug 4 Total 410.4 6.83 Tabel 3.7 Hasil penerapan DFMA pada wiring Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 23
  • 24. DAFTAR PUSTAKA [ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002 Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 24
  • 25. IV PRODUCT DESIGN FOR HIGH SPEED AUTOMATIC ASSEMBLY AND ROBOT ASSEMBLY A. LATAR BELAKANG MASALAH PADA AUTOMATIC ASSEMBLY Untuk meningkatkan kebutuhan suatu produk yang dikarenakan tuntutan pasar yang terus bertambah maka dibutuhkan suatu proses yang cepat. Hal ini dikarenakan agar produk segera beredar di pasar. Alasan yang mengharuskan proses dilakukan dengan automatic assembly adalah biaya yang ditanggung lebih kecil dari keuntungan yang didapat. Di bab sebelumnya yang membahas manual assembly, parameter yang digunakan untuk menentukan apakah produk signifikan dengan diimplementasikan DFMA adalah dengan ukuran waktu sedangkan untuk automatic assembly digunakan parameter harga ( Cost ). 1. Casing Microphone 1 ( Orientasi didefinisikan dengan 2 feature utama dengan satu adalah step, 850XX) 2. Casing Microphone 2 ( Orientasi didefinisikan dengan 2 feature utama dan satu adalah step, 850XX) 3. Speaker ( Beta asymetric on end surface only dan step in external surface, 112XX ) 4. Femele Line ( Part has no symetric, 861XX) 5. Baut Ring M3 ( Part is Beta Symetric dan Part dapat di insert dalam slot 2100XX) 6. Speaker ( Beta Symetric step on end surface dan Beta asymetric step on surface only, 052XX) Fig.4.1 Beberapa part yang membutuhkan orientasi untuk automatic assembly. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 25
  • 26. B. IMPLEMENTASI DFMA UNTUK AUTOMATIC ASSEMBLY PADA SUATU PRODUK Masalah yang paling mendasar didalam implementasi DFMA adalah faktor pemasukan (feeding ) dan orientasi part. Hal ini banyak dipengaruhi harga alat automatic system dan waktu jeda antara part datang dan saat part terpasang sempurna. Hal yang sangat dibutuhkan di dalam membuat sistem automatic adalah design part yang tidak boleh terjadi nest dan tangle saat berada didalam feeder. Hal lain nya adalah part yang diorentasi dari segi design sehingga tidak ada bias jika terjadi proses inserting. Hal ini terjadi di part mikrofon yang tidak terdapat membedakan orientasi dari segi bentuk dilihat dari end surface. Sementara untuk proses inserting terjadi beberapa masalah pemasangan ketika kedua part harus terpasang sempurna ( Part Secured Immediately ) baik dengan screwing pada baut dan snap fit pada saat menyatukan casing mikrofone dan casing utama gengam telepone. Bag 4 & 7 (casing mikrofon) Bag 1 (casing bawah) Bag 8 (casing atas) Fig 4.2. Bagian part yang dipasang dengan Snap Fit femele line(5) – casing mikrofon (4) – mikrofone(6) – casing mikrofon (7)- casing bawah(1) Fig 4.3. Urutan pemasangan pada assembly mikrofone. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 26
  • 27. Part Number Geometri (mm) Five digit Oriet. Relat. Max. Spesf. Difficult rating Cost of ID. of time automatic Effi. Feed basic for auto.handling automatic No. operation handling code cost feed rate handling is carried OE CR = FC FM FR DF per part out + DC simultant mm (part/mi FR<FM FR>=FM CF = n) 0.03xDF 1 2 A B C A/B A/C D L L/D 3 4 5 6 7 8 1 1 210 47 40 4.47 5.25 7 1 0 00 0.5 1.5 3.57 40 25.2 0.756 2 1 38 25 0.658 0 1 0 00 0.4 1 15.79 40 3.8 0.114 3 2 3 10 3.333 2 1 0 00 0.45 1.5 225.00 40 2.25 0 4 1 30 23 20 1.3 1.5 8 6 3 00 0.05 2 2.50 40 48 1.44 5 1 21 16 12 1.31 1.75 8 4 6 00 0.08 2 5.71 40 21 0.63 6 1 10 12 1.2 1 2 0 00 0.3 1 45.00 40 1.5 0 7 1 28 24 13 1.17 2.154 8 6 5 00 0.05 2.5 2.68 40 56 1.68 8 1 210 47 25 4.47 8.4 7 1 0 00 0.5 1.5 3.57 40 25.2 0.756 Two Relative Difficult rating for Cost of Operation Figure for require rate of Digit Workhead auto. insertion Automatic cost estimatio assembly FR (per auto & cost insertion per n minute) insert part Name of Assembly code DI CI=0.06 X DI (2)*[(8)+(12)] WC FR<60 FR>=60 (Cent) (Cent) 9 10 11 12 13 14 00 1 1.5 0.09 0.846 1 Casing - Bawah 02 1.5 2.25 0.135 0.249 1 Speaker 39 1.8 2.7 0.162 0.324 1 Baut ring logam 03 3 4.5 0.27 1.71 1 Casing Microphone 1 02 2 3 0.18 0.81 1 Femele Line 02 2 3 0.18 0.18 1 Microphone 02 2 3 0.18 1.86 1 Casing Microphone 2 01 1.5 2.25 0.135 0.891 1 Casing - Atas Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 27
  • 28. C. ANALISA DFMA UNTUK PROSES AUTOMATIC ASSEMBLY Fig 4.4 Rangkaian Assembly diurutkan dari bawah Fig.4.5 Rangkaian pada mikrofon yang cukup rumit untuk di orientasi Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 28
  • 29. Fig.4.6 Hanya bagian perakitan speaker dengan baut yang cukup profit untuk di orientasi untuk di otomasi Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 29
  • 30. Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 30
  • 31. DAFTAR PUSTAKA [ 1 ] Geoffrey Boothroyd, Peter Dewhurst, and Winston Knight, Product Design for Manufacture and Assembly, Second Edition, Marcel Dekker, Inc, USA, 2002 [ 2 ] Geoffrey Boothroyd, Assembly Automatic and Product Design, Second Edition, Taylor and Francis, USA, 2005 Tugas Design For Manufaktur dan Perakitan_Pascasarjana_DTM UI Albertus Rianto Suryaningrat_0906496163 31