SlideShare a Scribd company logo
1 of 93
PERSENTASI PAK II
1 . A r i y a P e r d a n a S o e l i s t y o ( 4 2 0 1 3 1 4 0 3 1 )
2 . P r i m a ( 4 2 0 1 3 1 4 0 2 0 )
3 . R i d h o Z i a S u h a y a ( 4 2 0 1 3 1 4 0 5 0 )
4 . R u s d i m a n ( 4 2 0 1 3 1 4 0 4 4 )
5 . K h a i r u l R a m a d h a n ( 4 2 0 1 3 1 4 0 5 9 )
6 . M a w a r d i ( 4 2 0 1 3 1 4 0 2 4 )
Persedian
(Invetory)
K E L O M P O K 4
D O S E N P E M B I M B I N G T H E R E S I A S I W I K , S E , M M
A.Pengertian dan klasifikasi
persedian
Persedian adalah barang – barang yang dimilki untuk
dijual kembali atau dugunakan untuk memproduksi
barang-barang yang akan dijual.Persedian ini akan
berubah menjadi HPP ( Cost of good sold ) yang
merupakan elemen biaya yang paling besar.Pada
perusahaan perdagangan persedian merupakan barang
yang dibeli dari perusahaan lain yang sementara untuk
sementara disimpan untuk selanjutnya dijual kembali
tanpa diolah.
B. Pengaruh kesalahan
Pencatan Persedian
Persedian barang dagang disebut dengan persedian
Barang Dagangan.Pada perusahaan Manufaktur ,
Persedian terdiri dari bahan baku dan penolong yang
akan diolah menjadi produk jadi sehingga disebut
persedian bahan baku dan penolong ( Direct material
invetory ) . Persedian bahan baku yang telah diolah
tetapi sampai dengan akhir tahun belum selesai
sehingga disebut persedian barang dalam proses (
goods in proses inventory ) dan barang yang telah jadi
diproses tetapi belum terjual yang disebut persedian
barang jadi ( Fisnished goods Inventory ) .
Sebagaimana Telah disebutkan dimuka bahwa persedian
merupakan elemen yang cukup besar , bahkan untuk
perusahaan tertentu merupakan elemen terbesar dari aktiva
perusahaan.
C. PENETUAN KUANTITAS PERSEDIAAN
Penghitungan fisik persediaan
Untuk menentukan nilai persediaan barang yang akurat
yang akan di laporkan pada laporkan keuangan, perusahaan
harus melakukan perhitunga secara fisik barang yang
tersedia di gudang.
Perhitungan fisik persediaan juga bermanfaat untuk
mencegah kecurangan atau pencurian yang dilakukan oleh
karyawan.
Elemen Persedian Pada Perhitungan Fisik
Nilai persedian dipengaruhi oleh ketepatan dalam
menghitung persedian secara fisik .Prinsip utama dalam
menghitung persedian secara fisik dalah semua persedian
yang menjadi hak milik perusahaan harus dimasukkan
kedalam penghitungan fisik. Berikut adalah masalah
masalah yang berkaitan dengan elemen persedian yang
perlu dipertimbangkan dalam menghitung fisik
persedian.
 Persedian dalam perjalanan .Barang – barang yang
pada tanggal neraca masih dalam perjalanan
menimbulkan masalah apakah barang sudah menjadi
haknya atau belum.
Pada dasarnya ada dua cara pengriman yang lazim
digunakan dalam praktek adalah……
 FOB Shipping point ( Frangko gudang penjual)
Dalam Fob shipping point hak atas barang berpindah
kepada pembeli pada saat barang diserahkan perusahaan
pengangkutan .menurut ketentuan ini barang yang masih
dalam perjalanan harus dihitung dalam perhitungan fisik
persedian.
 FOB Destination Point ( Frangko gudang Pembeli)
Dalam Fob destination hak atas barang berpindah kepada
pembeli pada saat barang diterima oleh pembeli
Dalam ketentuan ini barang yang masih dalam perjalanan
tidak boleh dimasukan dalam perhitungan fisik pesedian
• Barang konsinyasi .Barang barang yang dititipkan kepada
pihak lain masih menjadi hak milik penitip sampai barang
tersebutbterjual.
Barang – barang yang diproduksi berdasarkan kontrak yang
telah disepakati sebelumnya,walaupaun belum dikirim
kepada pemesan tetapi hak atas barang berpindah ketangan
pemesan sehingga harus dikeluarkan dari penghitungan
fisik persedian.
D. Sistem pencatan persedian
 Sistem Periodik
Pada sistem ini persedian barang tidak diikuti mutasi
masuk keluarnya barang sehingga besarnya [persedian
barang dapat diketahui dengan cara secara fisik barang
digudang.
 Sistem Perpetual
Dalam sistem ini baik jumlah penjualan maupun biaya pokok
penjualan akan dicatat setiap penjualan .cara demikian dapat
dilakukan karena informasi tentang persedian diikuti mutasi
masuknya keluarnya dalam sebuah buku pembantu persedian.
 Metode Penetapan Harga Pokok Persedian menurut Sistem
Periodik.
Salah satu masalah yang paling penting dalam menentukan harga
pokok persedian timbul ketika unit barang tertentu yang sama
dibeli pada harga pokok perunit yang berlainan selama peride
tertentu.
Metode harga pokok rata – rata
Metode harga pokok rata – rata yang kadang disebut juga
metode rata-rata tertimbang didasarkan atas asumsi
bahwa harga pokok harus kependapatan menurut harga
rata-rata tertimbang per unit dari barang yang dijual.
 Perbandingan metode penetapan harga pokok
persedian .
ketiga metode penetapan / penilaian harga pokok
persedian dalam sistem periodik didasarkan atas asumsi
yang berbeda beda mengengenai arus harga pokok
barang.
Penggunaan metode Fifo
Dalam periode inflasi atau harga terus menanjak penggunaan
metode fifo akan menghasilkan jumlah laba kotor yang lebih
dibandingkan dengan bila digunakan kedua metode lainnya.
 Penggunaan metode Lifo
Dalam periode ini dimana harga – harga naik penggunaan metode Lifo
akan menghasilkan jumlah yang lebih kecil untuk persedian pada akhir
periode, jumlah harga pokok penjualan yang lebih tinggi
Dan jumlah laba kotor yang lebih rendah pada kedua metode lainnya.
 Penggunaan metode harga
pokok rata-rata
Metode harga pokok rata – rata untuk penetapan peredian
dapat dikatakan dalam suatu pengetrian sebagai kompromi
antara fifo dan lifo .Pengaruh dari kenaikan harga dirata-
rata baik untuk menetukan laba kotor maupun harga pokok
perunit.
 Pemilihan Metode penetapan harga
pokok persedian
Perbandingan ketiga metode penetapan harga pokok
persedian
Menurut sistem persedian periodik seperti yang diuraikan
dalam bab-bab terdahulu Perkiraan persedian barang dagang
pada awal periode akuntansi mencerminkan barang yang
masih ada pada tanggal itu.
Pembelian barang dicatat dalam perkiraan penjualan.
Hpp ditentukan tidak ditentukan untuk setiap penjualan
sebaliknya pada akhir periode akuntansi ketika dilkukan
perhitungan persedian fisik .
Dengan sistem persedian perpetual semua kenaikan
dan penurunan kas.perkiraan persedian barang dagang pada
awal periode barang dagang pada awal periode akuntansi
mencerminkan barang yang masih ada pada tanggal itu
Akuntansi dan Pelaporan Persedian
Menurut sistem Perpetual
 Metode penerapan harga pokok persedian
menurut sistem perpetual
 Metode masuk pertama Keluar Pertama ( Fifo )
 Metode Harga pokok rata rata
Sistem persedian prepetual yang terotomatisasi
Penilaian Persedian selain harga
pokok
Harga pokok adalah dasar utama bagi penilaian
persedian .tetapi dalam situasi tertentu persedian bisa
dinilai selain daripada harga pokok .dua situasi semacam
itu timbul manakal
 Harga pokok mata persedian pengganti lebih rendah
daripada harga pokok yang dijual
 persedian tidak dapat dijual pada harga jual normal
karena ketidak sempurnaan.
1. Locom ( Lower of cost or market)
Jika harga pasar suatu mata persedian lebih rendah dari
pada harga pokoknya.
Altenatife lain dalam menilai persedian pada harga pokok adalah
menggunakan Metode mana yang terendah antara harga pook
atau harga pasar.
2. Penilaian pada nilai bersih yang dapat direalisasikan
barang yang cacat atau rusak dan barang – barang dapat dijual
dengan harga dibawah harga pokok harus dinilai pada nilai bersih
yang dapat direalisasikan.
• Penilaian mana yang terendah antara
harga pokok atau harga pasar
Estimasi harga jual dikurangi semua biaya disposisi
langsung seperti komisi penjualan
1. Penyajian persediaan barang dagang dalam neraca
Dalam Neraca persedian barang dagang biasanya disajikan
langsung dibawah piutang usaha.
2. Mengestimasikan harga pokok persedian
dalam praktek suatu jumlah persedian mungkin diperlukan
untuk membuat perhitungan rugi-laba apabila tidak praktis
atu tidak mungkin untuk mengadakan perhitingan fisik
atau menyelenggarakan catatn persedian prepetual.
• Tujuan direalisasikan adalah……………
Dalam penetapan harga pokok persedian digunakan secara
luas oleh perusahaan eceran khususnya toko serba ada.
4. Metode laba kotor untuk pengestimasian
persedian
metode ini menggunakan suatu estimasi laba kotor yang
direalisasikan selama periode bersangkutan. guna
mengetimsikan persedian pada akhir periode.
3. Metode eceran untuk penetapan harga
pokok persedian
SEKIAN DARI
KAMI
TRIMA KASIH
Penlaian dan pelaporan
investasi sementara
Dimisalkan pada tanggal 31 des 2002, PT buah memiliki
sejumlah sekuritas saham sebagai investasi sementara dengan
komposisi berikut :
SAHAM HARGA PEROLEHAN HARGA PASAR
Saham biasa PT nanas 50.000.000 48.500.000
Saham biasa PT anggur 23.000.000 21.500.000
Saham biasa PT apel 11.000.000 10.500.000
Jumlah 84.000.000 80.500.000
Dengan menggunakan metode harga terendah antara
keseluruhan harga, maka nilai yang kita pilih adalah
berdasarkan harga pasar yaitu Rp. 80.500.000.
Investasi sementara di catat dalam pembukuan, sebesar
harga perolehannya. Dan jika pelaporan investasi
sementara akan dilaporkan pada harga terendah, maka
harga dalam pembukuan harus dikurangi supaya menjadi
sebesar harga pasar
• Jurnal untuk mencatat pengurangan nilai dari harga
perolehan menjadi harga pasar adalah sebagaiberikut:
kerugian investasi sementara
belum direalisasi 3.500.000
Cadangan penurunan nilai
investasi sementara 3.500.000
Contoh penyajian perkiraan investasi sementara di
neraca:
Aktiva lancar: 50.050.000
investasi sementara 84.000.000
cadangan penurunan nilai
investasi sementara (3.500.000)
80.500.000
Bagian dua
Investasi sementara untuk Saham ( stock)
Sahamm adalah bukti-bukti pemilik atas turut andil dalam
penyetoran modal pada perusahaan .
Sebab-sebab yang membedakan saldo kas perusahaan dan menurut
laporan bank :
1. Elemen yang dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi
belum dicatat oleh bank, seperti :
a. Setoran dalam perjalanan
b. Setoran yang diterima bank pada akhir bulan, tetapi
dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya
c. Uang tunai yang tidak disetor ke bank
2. Elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan, tetapi
belum dicatat oleh perusahaan, seperti :
a. Jasa Giro
b. Penagihan wesel oleh bank
3. Elemen yang di catat oleh perusahaan, tetapi belum
dicatat oleh bank, seperti :
a. Cek yang beredar
b. Cek-cek yang sudah ditulis dan dicatat sebagai
pengeluaran, tetapi belum diserahkan kepada pihak
lain
4. Elemen yang sudah dicatat sebagai pengeluaran oleh
bank, tetapi perusahaan belum mencatat, seperti :
a. Cek kosong
b. Biaya jasa bank
c. Bunga atas overdraf (saldo kredit kas)
Penyajian Kas Di Neraca
Kas yang belum dibatasi penggunaannya
disajikan sebagai bagian dari aktiva lancar.
Jika sudah dibatasi penggunaannya,
misalnya untuk membayar utang, membayar
dividen, maka harus dipisahkan, tidak
disajikan sebagai elemen aktiva lancar, tetapi
dikelompokkan ke dalam aktiva lain.
TERIMAKASIH
0 2 C L A S S A A C C O U N T I N G S E C T O R P U B L I C
P E N G N T A R A K U N T A N S I I I

More Related Content

What's hot

Akuntansi " persediaan "
Akuntansi " persediaan "Akuntansi " persediaan "
Akuntansi " persediaan "Wirodat Az
 
Laporan persediaan barang dagang
Laporan persediaan barang dagangLaporan persediaan barang dagang
Laporan persediaan barang dagangAmanda Sabila
 
Akm pt 3-Kartu persediaan
Akm pt 3-Kartu persediaanAkm pt 3-Kartu persediaan
Akm pt 3-Kartu persediaanPijey Pi'sboy
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangHan Ahsan
 
Akuntansi Persediaan Barang Dagangan
Akuntansi Persediaan Barang DaganganAkuntansi Persediaan Barang Dagangan
Akuntansi Persediaan Barang DaganganSeptiana Ulum
 
Membukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanMembukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanAmanda Sabila
 
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...Kanaidi ken
 
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing Training
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing TrainingInventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing Training
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing TrainingKanaidi ken
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanfredi_umby
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaanirawan260809
 
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi Training
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi TrainingInventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi Training
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi TrainingKanaidi ken
 
Metode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikMetode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikAmanda Sabila
 
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja LangsungBiaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja LangsungRama danil
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaanAnisa Muvit
 
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)Tri Yani
 

What's hot (20)

Persediaan Barang Dagangan
Persediaan Barang Dagangan Persediaan Barang Dagangan
Persediaan Barang Dagangan
 
Akuntansi " persediaan "
Akuntansi " persediaan "Akuntansi " persediaan "
Akuntansi " persediaan "
 
Laporan persediaan barang dagang
Laporan persediaan barang dagangLaporan persediaan barang dagang
Laporan persediaan barang dagang
 
Akm pt 3-Kartu persediaan
Akm pt 3-Kartu persediaanAkm pt 3-Kartu persediaan
Akm pt 3-Kartu persediaan
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagangKelompok 5 ppt persediaan barang dagang
Kelompok 5 ppt persediaan barang dagang
 
Akuntansi Persediaan Barang Dagangan
Akuntansi Persediaan Barang DaganganAkuntansi Persediaan Barang Dagangan
Akuntansi Persediaan Barang Dagangan
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 
Membukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaanMembukukan mutasi persediaan
Membukukan mutasi persediaan
 
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...
Inventory, EOQ & FIFO, LIFO _ Materi Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGE...
 
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing Training
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing TrainingInventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing Training
Inventory EOQ; FIFO LIPO_Materi Warehousing Training
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Akuntansi persediaan
Akuntansi persediaanAkuntansi persediaan
Akuntansi persediaan
 
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi Training
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi TrainingInventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi Training
Inventory, EOQ & FIFO LIFO _ Materi Training
 
Metode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikMetode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodik
 
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja LangsungBiaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)
Akuntansi untuk perusahaan dagang (mine)
 

Viewers also liked

Dd akuntansi keuangan 1 bab 4
Dd akuntansi keuangan 1 bab 4Dd akuntansi keuangan 1 bab 4
Dd akuntansi keuangan 1 bab 4Ari Cah Bogares
 
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasiAnalisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasist r.y
 
Ch 8 piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fess
Ch 8   piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fessCh 8   piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fess
Ch 8 piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fessTrisdarisa Soedarto, MPM, MQM
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 

Viewers also liked (7)

Dd akuntansi keuangan 1 bab 4
Dd akuntansi keuangan 1 bab 4Dd akuntansi keuangan 1 bab 4
Dd akuntansi keuangan 1 bab 4
 
Ch06
Ch06Ch06
Ch06
 
7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan7. manajemen persediaan
7. manajemen persediaan
 
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasiAnalisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
Analisis laporan keuangan - analisis aktivitas investasi
 
Ch 8 piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fess
Ch 8   piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fessCh 8   piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fess
Ch 8 piutang, pengantar akuntansi, edisi ke21 warren reeve fess
 
14. manajemen persediaan
14. manajemen persediaan14. manajemen persediaan
14. manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 

Similar to Pengantar Akuntansi - BAB IV

Similar to Pengantar Akuntansi - BAB IV (20)

Agrotekno konsep persediaan
Agrotekno konsep persediaanAgrotekno konsep persediaan
Agrotekno konsep persediaan
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Vital
VitalVital
Vital
 
Akuntansi persediaan ok
Akuntansi persediaan okAkuntansi persediaan ok
Akuntansi persediaan ok
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
 
Rangkuman 6 persediaan
Rangkuman 6 persediaanRangkuman 6 persediaan
Rangkuman 6 persediaan
 
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptxKieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
Kieso - Chapter 8 Inventories (1).pptx
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
 
Persediaan
PersediaanPersediaan
Persediaan
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
 
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruPertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
 
Resume 1 psak 14 persediaan
Resume 1  psak 14 persediaanResume 1  psak 14 persediaan
Resume 1 psak 14 persediaan
 
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptxakuntansi kelompok 5 (1).pptx
akuntansi kelompok 5 (1).pptx
 
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan ManufakturAkuntansi Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Perusahaan Manufaktur
 
BAB 6B PERSEDIAAN.pdf
BAB 6B PERSEDIAAN.pdfBAB 6B PERSEDIAAN.pdf
BAB 6B PERSEDIAAN.pdf
 
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi BiayaKonsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Harga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptxHarga Jual Produk.pptx
Harga Jual Produk.pptx
 
Pertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptxPertemuan 5.pptx
Pertemuan 5.pptx
 

More from rusdiman1

PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOPRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOrusdiman1
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANrusdiman1
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdarusdiman1
 
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIMANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIrusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3rusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARAHAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARArusdiman1
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2rusdiman1
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbukarusdiman1
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIrusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIPengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIrusdiman1
 
Pengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB IPengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB Irusdiman1
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinanrusdiman1
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesiarusdiman1
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesiarusdiman1
 

More from rusdiman1 (20)

PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOPRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
 
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIMANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARAHAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB III
 
Pengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIPengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB II
 
Pengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB IPengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB I
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinan
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 

Recently uploaded

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Pengantar Akuntansi - BAB IV

  • 1. PERSENTASI PAK II 1 . A r i y a P e r d a n a S o e l i s t y o ( 4 2 0 1 3 1 4 0 3 1 ) 2 . P r i m a ( 4 2 0 1 3 1 4 0 2 0 ) 3 . R i d h o Z i a S u h a y a ( 4 2 0 1 3 1 4 0 5 0 ) 4 . R u s d i m a n ( 4 2 0 1 3 1 4 0 4 4 ) 5 . K h a i r u l R a m a d h a n ( 4 2 0 1 3 1 4 0 5 9 ) 6 . M a w a r d i ( 4 2 0 1 3 1 4 0 2 4 ) Persedian (Invetory) K E L O M P O K 4 D O S E N P E M B I M B I N G T H E R E S I A S I W I K , S E , M M
  • 2. A.Pengertian dan klasifikasi persedian Persedian adalah barang – barang yang dimilki untuk dijual kembali atau dugunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.Persedian ini akan berubah menjadi HPP ( Cost of good sold ) yang merupakan elemen biaya yang paling besar.Pada perusahaan perdagangan persedian merupakan barang yang dibeli dari perusahaan lain yang sementara untuk sementara disimpan untuk selanjutnya dijual kembali tanpa diolah.
  • 3. B. Pengaruh kesalahan Pencatan Persedian Persedian barang dagang disebut dengan persedian Barang Dagangan.Pada perusahaan Manufaktur , Persedian terdiri dari bahan baku dan penolong yang akan diolah menjadi produk jadi sehingga disebut persedian bahan baku dan penolong ( Direct material invetory ) . Persedian bahan baku yang telah diolah tetapi sampai dengan akhir tahun belum selesai sehingga disebut persedian barang dalam proses ( goods in proses inventory ) dan barang yang telah jadi diproses tetapi belum terjual yang disebut persedian barang jadi ( Fisnished goods Inventory ) .
  • 4. Sebagaimana Telah disebutkan dimuka bahwa persedian merupakan elemen yang cukup besar , bahkan untuk perusahaan tertentu merupakan elemen terbesar dari aktiva perusahaan. C. PENETUAN KUANTITAS PERSEDIAAN Penghitungan fisik persediaan Untuk menentukan nilai persediaan barang yang akurat yang akan di laporkan pada laporkan keuangan, perusahaan harus melakukan perhitunga secara fisik barang yang tersedia di gudang. Perhitungan fisik persediaan juga bermanfaat untuk mencegah kecurangan atau pencurian yang dilakukan oleh karyawan.
  • 5. Elemen Persedian Pada Perhitungan Fisik Nilai persedian dipengaruhi oleh ketepatan dalam menghitung persedian secara fisik .Prinsip utama dalam menghitung persedian secara fisik dalah semua persedian yang menjadi hak milik perusahaan harus dimasukkan kedalam penghitungan fisik. Berikut adalah masalah masalah yang berkaitan dengan elemen persedian yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung fisik persedian.  Persedian dalam perjalanan .Barang – barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah barang sudah menjadi haknya atau belum.
  • 6. Pada dasarnya ada dua cara pengriman yang lazim digunakan dalam praktek adalah……  FOB Shipping point ( Frangko gudang penjual) Dalam Fob shipping point hak atas barang berpindah kepada pembeli pada saat barang diserahkan perusahaan pengangkutan .menurut ketentuan ini barang yang masih dalam perjalanan harus dihitung dalam perhitungan fisik persedian.  FOB Destination Point ( Frangko gudang Pembeli) Dalam Fob destination hak atas barang berpindah kepada pembeli pada saat barang diterima oleh pembeli Dalam ketentuan ini barang yang masih dalam perjalanan tidak boleh dimasukan dalam perhitungan fisik pesedian • Barang konsinyasi .Barang barang yang dititipkan kepada pihak lain masih menjadi hak milik penitip sampai barang tersebutbterjual.
  • 7. Barang – barang yang diproduksi berdasarkan kontrak yang telah disepakati sebelumnya,walaupaun belum dikirim kepada pemesan tetapi hak atas barang berpindah ketangan pemesan sehingga harus dikeluarkan dari penghitungan fisik persedian. D. Sistem pencatan persedian  Sistem Periodik Pada sistem ini persedian barang tidak diikuti mutasi masuk keluarnya barang sehingga besarnya [persedian barang dapat diketahui dengan cara secara fisik barang digudang.
  • 8.  Sistem Perpetual Dalam sistem ini baik jumlah penjualan maupun biaya pokok penjualan akan dicatat setiap penjualan .cara demikian dapat dilakukan karena informasi tentang persedian diikuti mutasi masuknya keluarnya dalam sebuah buku pembantu persedian.  Metode Penetapan Harga Pokok Persedian menurut Sistem Periodik. Salah satu masalah yang paling penting dalam menentukan harga pokok persedian timbul ketika unit barang tertentu yang sama dibeli pada harga pokok perunit yang berlainan selama peride tertentu.
  • 9. Metode harga pokok rata – rata Metode harga pokok rata – rata yang kadang disebut juga metode rata-rata tertimbang didasarkan atas asumsi bahwa harga pokok harus kependapatan menurut harga rata-rata tertimbang per unit dari barang yang dijual.  Perbandingan metode penetapan harga pokok persedian . ketiga metode penetapan / penilaian harga pokok persedian dalam sistem periodik didasarkan atas asumsi yang berbeda beda mengengenai arus harga pokok barang.
  • 10. Penggunaan metode Fifo Dalam periode inflasi atau harga terus menanjak penggunaan metode fifo akan menghasilkan jumlah laba kotor yang lebih dibandingkan dengan bila digunakan kedua metode lainnya.  Penggunaan metode Lifo Dalam periode ini dimana harga – harga naik penggunaan metode Lifo akan menghasilkan jumlah yang lebih kecil untuk persedian pada akhir periode, jumlah harga pokok penjualan yang lebih tinggi Dan jumlah laba kotor yang lebih rendah pada kedua metode lainnya.
  • 11.  Penggunaan metode harga pokok rata-rata Metode harga pokok rata – rata untuk penetapan peredian dapat dikatakan dalam suatu pengetrian sebagai kompromi antara fifo dan lifo .Pengaruh dari kenaikan harga dirata- rata baik untuk menetukan laba kotor maupun harga pokok perunit.  Pemilihan Metode penetapan harga pokok persedian Perbandingan ketiga metode penetapan harga pokok persedian
  • 12. Menurut sistem persedian periodik seperti yang diuraikan dalam bab-bab terdahulu Perkiraan persedian barang dagang pada awal periode akuntansi mencerminkan barang yang masih ada pada tanggal itu. Pembelian barang dicatat dalam perkiraan penjualan. Hpp ditentukan tidak ditentukan untuk setiap penjualan sebaliknya pada akhir periode akuntansi ketika dilkukan perhitungan persedian fisik . Dengan sistem persedian perpetual semua kenaikan dan penurunan kas.perkiraan persedian barang dagang pada awal periode barang dagang pada awal periode akuntansi mencerminkan barang yang masih ada pada tanggal itu Akuntansi dan Pelaporan Persedian Menurut sistem Perpetual
  • 13.  Metode penerapan harga pokok persedian menurut sistem perpetual  Metode masuk pertama Keluar Pertama ( Fifo )  Metode Harga pokok rata rata Sistem persedian prepetual yang terotomatisasi
  • 14. Penilaian Persedian selain harga pokok Harga pokok adalah dasar utama bagi penilaian persedian .tetapi dalam situasi tertentu persedian bisa dinilai selain daripada harga pokok .dua situasi semacam itu timbul manakal  Harga pokok mata persedian pengganti lebih rendah daripada harga pokok yang dijual  persedian tidak dapat dijual pada harga jual normal karena ketidak sempurnaan.
  • 15. 1. Locom ( Lower of cost or market) Jika harga pasar suatu mata persedian lebih rendah dari pada harga pokoknya. Altenatife lain dalam menilai persedian pada harga pokok adalah menggunakan Metode mana yang terendah antara harga pook atau harga pasar. 2. Penilaian pada nilai bersih yang dapat direalisasikan barang yang cacat atau rusak dan barang – barang dapat dijual dengan harga dibawah harga pokok harus dinilai pada nilai bersih yang dapat direalisasikan. • Penilaian mana yang terendah antara harga pokok atau harga pasar
  • 16. Estimasi harga jual dikurangi semua biaya disposisi langsung seperti komisi penjualan 1. Penyajian persediaan barang dagang dalam neraca Dalam Neraca persedian barang dagang biasanya disajikan langsung dibawah piutang usaha. 2. Mengestimasikan harga pokok persedian dalam praktek suatu jumlah persedian mungkin diperlukan untuk membuat perhitungan rugi-laba apabila tidak praktis atu tidak mungkin untuk mengadakan perhitingan fisik atau menyelenggarakan catatn persedian prepetual. • Tujuan direalisasikan adalah……………
  • 17. Dalam penetapan harga pokok persedian digunakan secara luas oleh perusahaan eceran khususnya toko serba ada. 4. Metode laba kotor untuk pengestimasian persedian metode ini menggunakan suatu estimasi laba kotor yang direalisasikan selama periode bersangkutan. guna mengetimsikan persedian pada akhir periode. 3. Metode eceran untuk penetapan harga pokok persedian
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85. Penlaian dan pelaporan investasi sementara Dimisalkan pada tanggal 31 des 2002, PT buah memiliki sejumlah sekuritas saham sebagai investasi sementara dengan komposisi berikut : SAHAM HARGA PEROLEHAN HARGA PASAR Saham biasa PT nanas 50.000.000 48.500.000 Saham biasa PT anggur 23.000.000 21.500.000 Saham biasa PT apel 11.000.000 10.500.000 Jumlah 84.000.000 80.500.000
  • 86. Dengan menggunakan metode harga terendah antara keseluruhan harga, maka nilai yang kita pilih adalah berdasarkan harga pasar yaitu Rp. 80.500.000. Investasi sementara di catat dalam pembukuan, sebesar harga perolehannya. Dan jika pelaporan investasi sementara akan dilaporkan pada harga terendah, maka harga dalam pembukuan harus dikurangi supaya menjadi sebesar harga pasar
  • 87. • Jurnal untuk mencatat pengurangan nilai dari harga perolehan menjadi harga pasar adalah sebagaiberikut: kerugian investasi sementara belum direalisasi 3.500.000 Cadangan penurunan nilai investasi sementara 3.500.000
  • 88. Contoh penyajian perkiraan investasi sementara di neraca: Aktiva lancar: 50.050.000 investasi sementara 84.000.000 cadangan penurunan nilai investasi sementara (3.500.000) 80.500.000
  • 89. Bagian dua Investasi sementara untuk Saham ( stock) Sahamm adalah bukti-bukti pemilik atas turut andil dalam penyetoran modal pada perusahaan .
  • 90. Sebab-sebab yang membedakan saldo kas perusahaan dan menurut laporan bank : 1. Elemen yang dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, tetapi belum dicatat oleh bank, seperti : a. Setoran dalam perjalanan b. Setoran yang diterima bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya c. Uang tunai yang tidak disetor ke bank 2. Elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan, tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti : a. Jasa Giro b. Penagihan wesel oleh bank
  • 91. 3. Elemen yang di catat oleh perusahaan, tetapi belum dicatat oleh bank, seperti : a. Cek yang beredar b. Cek-cek yang sudah ditulis dan dicatat sebagai pengeluaran, tetapi belum diserahkan kepada pihak lain 4. Elemen yang sudah dicatat sebagai pengeluaran oleh bank, tetapi perusahaan belum mencatat, seperti : a. Cek kosong b. Biaya jasa bank c. Bunga atas overdraf (saldo kredit kas)
  • 92. Penyajian Kas Di Neraca Kas yang belum dibatasi penggunaannya disajikan sebagai bagian dari aktiva lancar. Jika sudah dibatasi penggunaannya, misalnya untuk membayar utang, membayar dividen, maka harus dipisahkan, tidak disajikan sebagai elemen aktiva lancar, tetapi dikelompokkan ke dalam aktiva lain.
  • 93. TERIMAKASIH 0 2 C L A S S A A C C O U N T I N G S E C T O R P U B L I C P E N G N T A R A K U N T A N S I I I