Dokumen menjelaskan audit siklus pendapatan perusahaan yang meliputi aktivitas penjualan kredit, tunai, retur dan penyesuaian serta sistem informasi akuntansi dan tujuan audit terkait setiap aktivitas. Dibahas pula faktor-faktor risiko, strategi audit, dan aktivitas pengendalian internal untuk mencegah salah saji dalam transaksi penjualan kredit.
1. AUDIT SIKLUS PENDAPATAN
1. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN::
1. SIFAT SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang
dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam
dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam
bentuk kas.
bentuk kas.
Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan
Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan
adalah
adalah
1.Penjualan kredit yaitu penjualan yang dilakukan dengan
1.Penjualan kredit yaitu penjualan yang dilakukan dengan
hutang
hutang
2.Penerimaan kas yaitu penagihan piutang dan penjualan
2.Penerimaan kas yaitu penagihan piutang dan penjualan
tunai
tunai
3.Penyesuaian penjualan yaitu potongan, retur penjualan dan
3.Penyesuaian penjualan yaitu potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga serta piutang tak tertagih (penyisihan dan
pengurangan harga serta piutang tak tertagih (penyisihan dan
penghapusan)
penghapusan)
2. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI YANG
MEMBENTUK SIKLUS PENDAPATAN
1. Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari prosedur :
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur persetujuan kredit
3. Prosedur pengiriman barang
4. Prosedur penagihan
5. Prosedur pencatatan piutang
6. Prosedur pencatatan penadapatan penjualan kredit
7. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual.
3. 2. Sistem penjualan tunai, yang terdiri dari jaringan prosedur :
1. Prosedur order penjualan,
2. Prosedur penerimaan kas
3. Prosedur penyerahan barang
4. Prosedur pencatatan penerimaan kas
5. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai
6. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual
4. 3. Sistem retur penjualan, yang terdiri dari prosedur :
1. Prosedur penerimaan barang
2. Prosedur pencatatan piutang usaha
3. Prosedur pencatatan retur penjualan
4. Sistem pencadangan kerugian piutang, yang terdiri dari
prosedur :
1. Prosedur pembuatan bukti memorial
2. Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang
5. Sistem penghapusan piutang, yang terdiri dari prosedur :
1. Prosedur pembuatan bukti memorial
2. Prosedur pencatatan penghapusan piutang
5. Akun-Akun Pendapatan yang Terkait:
• Transaksi Pendapatan : • Debet: • Kredit:
– Penjualan Kredit – Piutang Us aha – Penjualan
– Harga Pokok Penjualan – Persediaan
– Penerimaan Kas – Kas – Piutang Usaha
– Potongan Penjualan
– Retur Penjualan dan – Retur dan Rabat – Piutang Usaha
Potongan Lain lain Penjualan
(rabat)
– Pencadangan / – Biaya Kerugian Piutang – Cadangan
Penyisihan Kerugian Kerugian Piutang
Piutang
– Penghapusan Piutang – Cadangan /Penyisihan – Cadangan /
Kerugian Piutang Penyisihan
Kerugian Piutang
6. 2. Tujuan Audit Siklus Pendapatan ::
2. Tujuan Audit Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan
Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan
bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan
bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan
keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus
keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus
pendapatan
pendapatan
KELOMPOK TUJUAN AUDIT TERHADAP TUJUAN AUDIT
ASERSI GOLONGAN TRANSAKSI TERHADAP SALDO AKUN
Keberadaan 1. Transaksi penjualan kredit dan 1. Menekankan apakah
atau keterjadian tunai mencerminkan produk / Saldo piutang dagang
barang yang diserahkan / dikirim
yang tercatat menggam
kepada customer / pelanggan
selama periode yang diaudit. barkan jumlah yang
harus dibayar
2. Transaksi penerimaan kas yang pelanggan pada tanggal
tercatat menggambarkan kas neraca.
yang diterima selama periode,
baik yang berasal dari penjualan
tunai maupun penjualan kredit
7. KELOMPOK TUJUAN AUDIT TERHADAP TUJUAN AUDIT
ASERSI GOLONGAN TRANSAKSI TERHADAP SALDO AKUN
3. Transaksi adjustment
penjualan mencerminkan
penguranagan penjualan
karena retur penjualan,
pencadangan kerugian
piutang dan penghapusan
piutang yang diotorisasi
selama periode yang diaudit.
Kelengkapan 1. Semua transaksi 1. Menekankan
penjualan, penerimaan apakah seluruh
tunai dari penagihan saldo Piutang
dan penjualan tunai, usaha yang
adjustment terhadap semestinya
penjualan yang terjadi tercantum dalam
selama periode yang lap keu sudah
diaudit telah dicatat. benarbenar dicatat
dan disajikan pada
tanggal neraca.
8. KELOMPOK TUJUAN AUDIT TERHADAP TUJUAN AUDIT TERHADAP
ASERSI GOLONGAN TRANSAKSI SALDO AKUN
Hak dan 1. Entitas memiliki hak atas 1. Piutang usaha pada
Kewajiban piutang usaha dan kas tanggal neraca
sebagai hasil dari mencerminkan klaim
transaksi dalam siklus resmi entitas kepada
pendapatan. customers.
Penilaian 1. Semua transaksi 1. Apakah piutang usaha
atau alokasi penjualan dan adjustment mencerminkan klaim
penjualan telah dicatat yang baik pada tanggal
dalam jurnal, diringkas, neraca dan sesuai
dengan jumlah buku
dan diposting ke dalam pembantu piutang.
akun yang benar.
2. Cadangan kerugian
piutang mencerminkan
estimasi yang masuk akal
tentang perbedaan antara
jumlah piutang bruto
dengan nilai piutang usaha
bersih yang dapat
direalisasikan.
9. KELOMPOK ASERSI TUJUAN AUDIT TUJUAN AUDIT
TERHADAP GOLONGAN TERHADAP SALDO AKUN
TRANSAKSI
Penyajian dan 1. menghimpun bukti Piutang usaha diidentifikasi
Pengungkapan apakah transaksi dan dan diklasifikasi dengan
saldo yang tercatat telah semestinya dalam neraca.
tepat diklasifikasikan,
Pengungkapan memadai
dijelaskan, dan
telah dibuat berkaitan
diungkapkan dalam dengan piutang usaha yang
neraca digadaikan atau dijaminkan.
2. Rincian transaksi
penjualan dan adjusment
penjualan mendukung
penyajian angka
penjualan dan piutang
usaha dalam laporan
keuangan, baik
klasifikasinya maupun
pengungkapannya.
10. 3. Materialitas
Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena
dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas
dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi
penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap neraca.
Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah
sajikan asersi siklus pendapatan yaitu :
menyatakan pendapatan yang terlalu tinggi dan menyatakan
terlalu tinggi kas atau piutang kotor
terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih.
11. 4. Risiko Bawaan
Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan
asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang terlalu
tinggi dan menyatakan terlalu tinggi kas atau piutang kotor atau
terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih
Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus
pendapatan:
Volume transaksi penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang
tinggi.
Penentuan waktu pengakuan pendapatan berkaitan dengan standar akuntansi
yang ambigu, dilakukan estimasi, dan kompleksitas perhitungan
Mengklasifikasikan piutang sebagai piutang lancar atau tidak lancar karena sifat
penagihannya.
Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang sangat diminati
Adanya potensi terjadi manipulasi dalam transaksi penyesuaian penjualan untuk
menutupi korupsi
12. 5. STRATEGI AUDIT
Tingginya risiko bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan
memprio-ritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus
pendapatan untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Risiko
pengendalian asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian
dan pengalokasian yang berkaitan dengan transaksi dan rekening siklus
pendapatan dapat dikurangi secara signifikan. Strategi audit yang sering
dipakai adalah Pendekatan Tingkat Risiko Pengendalian yang Ditetapkan
Lebih Rendah (Low Assesed Level Of Control Risk)
Dalam strategi pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan
lebih rendah, auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian.
Jadi apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat
baik dan dapat mencegah serta mendeteksi salah saji, maka auditor perlu
menguji kelayakan keyakinannya tersebut
Untuk asersi hak dan kewajiban, dan pelaporan dan pengungkapan, auditor
menggunakan primarily substantive approach. Pada strategi ini auditor lebih
banyak melakukan pengujian substantif
13. 6. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern :
1.Strategi Primarily Substantive Approach
2.Lower Assesed Level Of Control Risk
Pemahaman terhadap Struktur Pengendalian Intern klien
dilakukan dengan :
1.melaksanakan penelaahan pengalaman terdahulu dengan
klien,
2.wawancara dengan pihak manajemen dan personel yang
terkait,
3.inspeksi data-data manual, dan
4.observasi aktivitas dan kegiatan dalam siklus pendapatan.
Metode Pemahaman Struktur Pengendalian Intern :
kuesioner, flowchart dan narasi deskriptif
14. 7. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN - TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Aktivitas pengendalian sistem penjualan kredit diperlukan untuk menghindari
kemungkinan adanya salah saji dalam transaksi-transaksi yang terkait dengan
pendapatan
Secara Umum aktivitas pengendalian yang dapat mencegah terjadinya salah saji
dalam siklus pendapatan antara lain adalah: (Kekuatan Pengendalian Intern)
1.Pemisahan Fungsi === Terdapat pemisahan antara fungsi penjualan,
penyimpanan, pengiriman, penagihan, dan pencatat piutang dagang
2.Akses Terhadap Aktiva ===Kartu piutang diselenggarakan oleh karyawan
yang tidak memiliki akses terhadap kas
3.Otorisasi===Penggunaan dokumen yang telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
Penjualan kredit disetujui sebelum dilakukan pengiriman barang
Pesanan penjuaian memiliki persetujuan
Memo kredit memiliki persetujuan
15. 4. Pengeluaran barang yang hanya didasarkan pada dokumen yang terkait
seperti surat order pengiriman.
5. Pencatatan===Setiap pencatatan yang harus dilandasi oleh dokumen
sumber (faktur penjualan) dan dokumen pendukung yang lengkap.
Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan penggunaannya diawasi.
Dokumen pengiriman bernomor urut.
Secara periodik dilakukan klasifikasi umur piutang
Secara periodik diiakukan rekonsiliasi antara rekening pembantu
piutang dagang dengan rekening kontrolnya.
16. PEMBAHASAN AKTIVITAS PENGENDALIAN -
TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
Pembahasan mengenai aktivitas pengendalian
dimulai dengan :
1.Identifikasi berbagai dokumen dan catatan
yang digunakan dalam pengolahan transaksi.
2.Pembahasan mengenai fungsi-fungsi yang
terlibat dalam sistem penjualan kredit
3.Prosedur penjualan kredit
4.Bagan alir (Flowchart)
17. 1. Identifikasi berbagai dokumen dan catatan yang digunakan dalam
pengolahan transaksi (Tergantung dari jenis usaha )
Dalam transaksi penjualan kredit, dibagi atas dua yaitu :
1.Dokumen Sumber (source documents), yaitu dokumen yang dipakai sebagai dasar
pencatatan ke dalam catatan akuntansi.
2.Dokumen Pendukung (corroborating documents), yaitu dokumen yang
membuktikan validitas terjadinya transaksi.
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Penjualan Kredit Faktur Penjualan Surat Order Pengiriman
Surat Muat (bill of loading)
DOKUMEN :
1.Order pelanggan
2.Order penjualan
3.Dokumen pengiriman
4.Faktur penjualan atau sales invoice
CATATAN AKUNTANSI
1.Jurnal penjualan
2.Buku pembantu piutang dagang
3.File transaksi penjualan (pada sistem EDP)
18. a. Order pelanggan, yaitu suatu permintaan barang dagang yang
dilakukan oleh konsumen atau pelanggan. Permintaan tersebut
dapat dilakukan melalui telepon, surat (mail order), alat
elektronik atau akses komputer pelanggan ke komputer
perusahaan, melalui salesman, atau cara lainnya.
b. Order penjualan, yaitu formulir yang digunakan sebagai
dasar pemrosesan intern atas order pelanggan. Dokumen ini
mencatat deskripsi, kuantitas, dan informasi lain mengenai
barang yang dipesan pelanggan. Dokumen ini sering
digunakan untuk menunjukkan telah adanya persetujuan
penjualan secara kredit atas pelanggan yang bersangkutan dan
otorisasi pengiriman barang.
19. c. Dokumen pengiriman, yaitu dokumen yang disiapkan pada saat
pengiriman yang mengindikasikan deskripsi barang dagang, kuantitas
yang dikirimkan, tanggal pengiriman, dan data lain yang relevan.
Dokumen aslinya dikirimkan kepada pelanggan sedangkan beberapa
tembusannya disimpan perusahaan. Pengiriman barang dagang kadang
dilakukan oleh perusahaan jasa pengiriman. Dalam hal ini, maka
dokumen pengiriman berfungsi sebagai bill of lading, yaitu suatu
kontrak tertulis antara pengangkut dan penjual (perusahaan) mengenai
penerimaan dan pengiriman barang.
d. Faktur penjualan atau sales invoice, yaitu dokumen yang
mengindikasikan data-data penting mengenai suatu penjualan. Data-
data tersebut meliputi deskripsi dan kuantitas barang yang dijual,
tanggal penjualan, harga jual termasuk biaya pengangkutan dan
asuransi, dan data relevan lainnya. Dokumen ini digunakan untuk
menagih pelanggan dan berfungsi juga sebagai dokumen dasar
penjurnalan penjualan.
20. e. Jurnal penjualan. Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara
lengkap. Biasanya penjurnalan dilakukan tidak untuk setiap transaksi
penjualan.
Penjurnalan penjualan sering dilakukan dengan metode batch yaitu faktur
penjualan yang terjadi pada suatu hari dikumpulkan dan dijumlahkan,
kemudian dilakukan penjurnalan sekaligus.
f. Buku pembantu piutang dagang yang berisi informasi mengenai pelanggan
dengan siapa transaksi dilakukan (nama pelanggan), berapa saldo piutang
dagang, penerimaan kas dan retur penjualan pelanggan tersebut, dan
pembatasan jumlah piutang dagang atau limit kredit. Dalam sistem PDE atau
pengolahan data elektronis, buku pembantu piutang dagang ini berupa master
file piutang dagang.
g. File transaksi penjualan (pada sistem EDP) yaitu file komputer untuk
transaksi penjualan yang telah terlengkapi. Perusahaan menggunakan file ini
untuk mencetak faktur penjualan dan jurnal penjualan, dan memperbaharui
master file piutang dagang, persediaan dan jurnal umum.
21. h. Daftar harga barang dagangan, yaitu daftar yang berisi
harga yang diijinkan atau terotorisasi untuk setiap barang
dagang yang siap dijual. Pada sistem PDE, harga terotorisasi
ini sudah dimasukkan pada master file komputer perusahaan
seperti yang terdapat di kasa supermarket atau department
store yang besar.
i. Laporan bulanan yaitu dokumen atau laporan yang dikirim
kepada pelanggan mengenai saldo awal piutang dagang atas
setiap pelanggan, transaksi-transaksi yang dilakukan pada
bulan tersebut lengkap dengan tanggal dan jumlah setiap
transaksi, pembayaran kas yang diterima dan memo
kredityang dikeluarkan, serta saldo akhir piutang dagang
pelanggan tersebut
22. 2. Pembahasan mengenai fungsi-fungsi yang terlibat dalam
sistem penjualan kredit
Pemahaman fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus penjualan kredit,
sangat berguna untuk memahami bagaimana audit siklus ini dilaksanakan
Fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi penjualan
kredit meliputi:
•Fungsi penerima order pelanggan.
•Fungsi persetujuan kredit.
•Fungsi pemenuhan order penjualan.
•Fungsi pengiriman barang dagangan.
•Fungsi penagihan pada pelanggan.
•Fungsi pencatat penjualan.
23. Fungsi Penerima Order Pelanggan
Fungsi penerima order pelanggan bertugas untuk menerima order pelanggan.
Permintaan barang dagang oleh pelanggan melalui order pelanggan merupakan
titik awal siklus ini. Fungsi ini harus mengecek layak tidaknya order tersebut
diterima sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan manajemen. Pengecekan
tersebut dapat dilaksanakan dengan cara melacak ada tidaknya nama pelanggan
dalam daftar pelanggan atau dalam master file piutang dagang.
Apabila ada pelanggan baru yang mengirimkan order pelanggan, maka
diperlukan otorisasi dari supervisor dari departemen order penjualan. Otorisasi
ini dimaksudkan untuk mencegah order fiktif baik yang dilakukan karyawan
perusahaan maupun pihak luar. Sebagai contoh pesaing perusahaan dapat
melakukan order fiktif dalam jumlah besar dengan tujuan untuk mengacaukan
manajemen persediaan perusahaan. Atas order pelanggan yang disetujui,
dibuatkan order penjualan. Order penjualan ini digunakan sebagai dasar
pemrosesan intern atas order pelanggan. Disamping itu, or-der penjualan
merupakan titik awal dari audit trail atau jejak audit bukti dokumenter yang
mendukung asersi keberadaan atau keterjadian transaksi penjualan.
24. Fungsi Persetujuan Kredit
Fungsi persetujuan kredit dipegang oleh departemen kredit yang bertugas untuk
menentukan layak tidaknya suatu penjualan kredit dilakukan sesuai kebijakan kredit
dari manajemen. Di samping itu, limit kredit yang diberikan atas setiap pelanggan harus
diperhatikan. Salah satu kesulitan yang ada adalah menentukan kelayakan pemberian
kredit kepada pelanggan baru. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat melakukan
konfirmasi kredibilitas dan bonafiditas pelanggan baru tersebut kepada pihak ketiga.
Cara lain adalah dengan meminta pelanggan mencantumkan NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak) pelanggan baru tersebut.
Persetujuan kredit dapat dinyatakan melalui penandatanganan bagian kredit atas order
penjualan. Setelah itu, order penjualan dikembalikan lagi kepada bagian order
penjualan untuk diproses lebih lanjut. Praktik yang lemah dalam fungsi ini akan
mengakibatkan banyaknya piutang dagang yang tidak dapat ditagih. Oleh karena itu,
pengendalian persetujuan kredit dirancang untuk mengurangi risiko piutang tak
tertagih, Pengendalian persetujuan kredit dapat dijadikan bahan pertimbangan
mengenai wajar tidaknya penentuan jumlah cadangan piutang tak tertagih. Dengan
demikian, pengendalian tersebut dapat mendukung bukti mengenai asersi penilaian
atau pengalokasian saldo piutang dagang bersih.
25. Fungsi Pemenuhan Order Penjualan
Fungsi pemenuhan order penjualan dipegang oleh bagian gudang. Berdasar tembusan
order penjualan dari bagian penjualan atau departemen order penjualan, bagian gudang
mengeluarkan barang dagang sesuai kuantitas dan keterangan lain yang tercantum dalam
order penjualan. Prosedur pengendalian ini dirancang untuk mencegah pengeluaran
barang dagang yang tidak sesuai otorisasi. Salah satu tembusan order penjualan akan di
simpan bagian gudang. Tembusan order penjualan ini dapat digunakan sebagai bukti
bahwa pengeluaran barang gudang telah nyata dilakukan dan berdasar prosedur yang
tepat. Hal ini merupakan salah satu pendukung bukti dokumenter mengenai asersi
keberadaan atau keterjadian.
26. Fungsi Pengiriman Barang Dagang
Fungsi pengiriman barang dagangan harus dipisahkan dari ketiga fungsi sebelumnya.
Pemisahan ini dimaksudkan untuk mencegah pengiriman barang dagang yang tanpa
otorisasi. Petugas bagian pengiriman harus melakukan pemeriksaan independen sebelum
mengirimkan barang. Pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan bahwa barang yang
diterima dari gudang didukung oleh formulir order penjualan yang telah disetujui, dan
kesesuaian barang yang diterima dengan rincian barang dalam order penjualan. Fungsi
pengiriman juga menyiapkan dan mengisi dokumen pengiriman. Dokumen pengiriman ini
akan dipakai sebagai bukti bahwa barang benarbenar telah dikirimkan. Oleh karena itu,
dokumen ini merupakan salah satu bukti dokumenter untuk mendukung asersi
keberadaan atau keterjadian transaksi penjualan. Perbandingan secara periodik atas arsip
dokumen pengiriman dengan order penjualan dapat menghasilkan bukti mengenai asersi
kelengkapan. Seperti telah dinyatakan dalam bagian tujuan audit, asersi kelengkapan
menyatakan bahwa semua transaksi penjualan, baik secara kredit maupun tunai, yang
terjadi selama periode sudah dicatat. Apabila berdasar pembandingan tersebut, diperoleh
hasil bahwa seluruh dokumen pengiriman didukung oleh order penjualan, maka hal
tersebut mengindikasikan adanya kelengkapan pencatatan transaksi penjualan
27. Fungsi Penagihan Pada Pelanggan
Fungsi penagihan pada pelanggan bertanggung jawab untuk membuat dan
mengirimkan faktur penjualan bernomor urut kepada pelanggan. Penagihan ini harus
dilaksanakan dengan efektif, efisien, dan tepat waktu. Aspek yang penting dalam
penagihan adalah memastikan bahwa:
a. Pelanggan ditagih atas seluruh pengiriman,
b. Tidak ada pengiriman yang sudah ditagih dan dilunasi, tetapi ditagih lagi,
c. Ketepatan jumlah rupiah yang ditagih.
Fungsi ini menerima tembusan dokumen pengiriman barang dagang, kemudian
melakukan pemeriksaan kesesuaian dokumen pengiriman dengan order penjualan
yang disetujui. Fungsi ini harus melakukan pengecekan independen atas penentuan
harga, dan perhitungan matematis setiap faktur penjualan. Pengendalian yang
diterapkan dalam fungsi penagihan pada pelanggan membantu memastikan
ketepatan faktur penjualan yang dipakai untuk mencatat penjualan. Pengendalian
tersebut berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
dan penilaian atau pengalokasian dalam transaksi penjualan
28. Fungsi Pencatat Penjualan
Pengendalian yang diterapkan dalam fungsi ini, antara lain:
a. Pencatatan jurnal penjualan berdasar faktur penjualan yang telah dibandingkan
dengan dokumen pengiriman dan order penjualan.
b. Penjurnalan dilaksanakan berdasar faktur penjualan yang bernomor urut.
c. Penggunaan kode faktur yang berguna untuk mengklasifikasikan rekening.
d. Pengecekan kesesuaian total jumlah rupiah faktur yang diolah, dengan jumlah
yang dicatat.
e. Pemisahan tugas pencatatan dengan fungsifungsi yang lain.
f. Penggunaan bagian perhitungan dalam memberikan kode atau klasifikasi faktur
dan persetujuan yang independen dari supervisor.
g. Pembatasan akses atas fasilitas pencatatan penjualan untuk mencegah
penjurnalan yang tanpa otorisasi.
h. Pengecekan independen secara periodik atas kesesuaian jumlah yang tercantum
dalam buku pembantu piutang dagang, dengan jumlah yang dinyatakan dalam buku besar.
i. Pengiriman laporan pelanggan bulanan.
29. ILUSTRASI PELAKSANAAN PENJUALAN KREDIT
Dalam praktik ada berbagai macam variasi sistem yang digunakan untuk melaksanakan
fungsi penjualan kredit. Di dalam buku ini, dijelaskan sistem penjualan kredit yang sudah
memanfaatkan fasilitas komputer. Pertamatama, order pelanggan diterima oleh pegawai
bagian penerima order. Berdasarkan order pelanggan tersebut, pegawai bagian order
penjualan mengakses secara on-line dengan program tertentu untuk menentukan
persetujuan dan memperoleh informasi bahwa order tersebut tidak melebihi batas kredit
yang disyaratkan. Program yang digunakan secara otomatis mengakses ke persediaan
barang dagangan untuk meyakinkan bahwa barang yang dipesan oleh pembeli ada di
gudang. Bila order tersebut diterima, program komputer akan menampilkan pembuatan
surat order penjualan yang kemudian akan dibuatkan print out-nyn dengan tembusan
sesuai kebutuhan. Bila order di tolak, program komputer akan memberikan alasan
penolakan permintaan dari pelanggan. Tembusan dari order penjualan yang telah disahkan
diserahkan pada bagian gudang untuk menyiapkan barang dan mempersiapkan pengiriman.
Untuk proses pengiriman, dilakukan cek yang independen untuk menentukan kesesuaian
antara barang yang disiapkan dengan order penjualan. Dengan menggunakan terminal on-
line dan program pengiriman, diakses data order penjualan dari penerimaan order dan
memasukkan datadata pengiriman barang. Selanjutnya, komputer akan mentransfer data
tersebut ke dalam data pengiriman barang dan memberi perintah untuk mencetak
dokumen pengiriman barang
30. Bagian penagihan membandingkan antara dokumen pengiriman dan order penjualan.
Bagian penagihan menyusun datadata tersebut secara batch dan mempersiapkan total
batch secara manual. Melalui terminal on-line, diakses data pengiriman dari tiap transaksi
dan digunakan untuk membuat faktur penjualan dengan menggunakan harga yang
terdapat dalam master file harga barang. Bila proses billing telah selesai, program
komputer membukayz/e transaksi penjualan. Bila semua transaksi penjualan telah
diproses, program billing akan membuat perbandingan antara hasil pemrosesan komputer
dengan batch manual yang dibuat oleh pegawai bagian billing. Bila terjadi perbedaan maka
pegawai bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan koreksi sebelum proses
selanjutnya dijalankan. Akhirnya, faktur penjualan dicetak di departemen EDP dan
didistribusikan pada bagianbagian yang membutuhkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada bagan alir berikut ini.
31. BAGAN ALIR - TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT
BAGIAN ORDER PENJUALAN
32.
33.
34.
35.
36.
37. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Review Pendahuluan (Preliminary Review)
Auditor berusaha memahami sistem pengendalian intern dengan mengembangkan
pemahaman atas lingkungan pengendalian klien dan aliran transaksi baik kredit
maupun kas. Tujuan dari review pendahuluan adalah menentukan apakah keyakinan
atas pengendalian intern layak dan membatasi pengujian substantif atas penjualan,
piutang dagang dan penerimaan kas. Bila hasil review pendahuluan disimpulkan
bahwa sistem pengendalian intern perusahaan tidak mencukupi maka dokumentasi
sistem dibatasi pada memorandum yang menggambarkan alasan keputusan untuk
tidak meneruskan pertimbangan atas sistem pengendalian intern. Jika sistem
pengendalian intern mencukupi, auditor meneruskan dengan dokumentasi sistem.
Dokumentasi Sistem
Biasanya, auditor mendokumentasikan pemahaman terhadap sistem pengendalian
intern dengan flowchart, kuesioner dan deskripsi naratif. Flowchart umumnya
menyediakan deskripsi sistem pengendalian intern dengan singkat, inf ormatif dan
tidak ambigu (bias). Flowchart digunakan kalau suatu enritas mempunyai sistem
yang kompleks dan volume transaksi yang diproses besar. Kuesioner didesain untuk
mendeteksi ketidakefisienan. Kuesioner diberikan dengan jawaban Yes, No dan N/A
(Not Appli-cable)
38. Berikut adalah contoh pertanyaan dalam kuesioner transaksi penjualan kredit:
FUNGSI CONTOH PERTANYAAN
Penerima Order Apakah order pelanggan dibandingkan daftar pelanggan yang
Pelanggan telah disetujui?
Apakah diperlukan otorisasi supervisor atas setiap order
pelanggan dari pelanggan yang baru?
Apakah formulir order penjualan disiapkan atas setiap order
pelanggan yang disetujui?
Persetujuan Kredit Apakah pengecekan kredit dilakukan terhadap semua klien
baru? Apakah dalam setiap persetujuan kredit, karyawan
memperhatikan limit kredit pelanggan yang bersangkutan?
Apakah ada otorisasi atau tanda tangan bagian kredit atas setiap
persetujuan kredit?
Pemenuhan Order Apakah formulir order penjualan yang disetujui, disyaratkan
Pelanggan sebelum order dipenuhi dan barang dikeluarkan? Apakah bagian
gudang hanya mengeluarkan barang sesuai kuantitas dan
keterangan lain yang tercantum dalam order penjualan.
Pengiriman Barang Apakah pemeriksaan independen dilakukan atas kesesuaian
Dagangan barang yang diterima dari gudang dengan formulir order
penjualan yang telah disetujui? Apakah dokumen pengiriman
dibuat atas setiap pengiriman?
39. Penagihan pada Apakah dilakukan penandingan atau pengecekan kesesuaian antara
Pelanggan dokumen pengiriman dengan order penjualan yang disetujui?
Apakah dilakukan penandingan faktur penjualan dengan dokumen
pengiriman?
Apakah dilakukan pengecekan independen atas penentuan harga,
dan ketepatan perhitungan matematis setiap faktur penjualan?
Pencatatan Penjualan Apakah jurnal penjualan dicatat berdasar faktur penjualan yang
sesuai dengan dokumen pengiriman dan order penjualan?
Apakah terdapat pengecekan kesesuaian total jumlah rupiah faktur
penjualan yang diolah, dengan jumlah yang dicatat?
Apakah ada pemisahan tugas pencatatan atau penjurnalan penjualan
dengan fungsi yang lain?
Apakah ada pembatasan akses atas pencatatan penjualan?
Apakah ada pengecekan independen secara periodik atas kesesuaian
jumlah yang tercantum dalam buku pembantu piutang dagang dan
dalam jurnal umum?
Apakah laporan pelanggan bulanan dikirimkan kepada pelanggan?
40. Deskripsi Naratif
Menjelaskan kondisi sistem pengendalian intern dalam bentuk
tulisan. Naratif sangat sulit untuk disusun dan dipahami secara
komprehensif. Oleh karena itu, deskripsi naratif biasa
digunakan untuk tahap yang tidak kompleks dan transaksi yang
terkait tidak material, misalnya kas kecil.
Mengevaluasi Bagan Alir Transaksi
Auditor menguji pemahamannya mengenai sistem dengan
melakukan evaluasi bagan alir transaksi. Sebagai contoh,
auditor dapat memilih transaksi penjualan dan melakukan
tracing dari order pelanggan sampai penerimaan kas.
41. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN
Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian
efektivitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Risiko pengendalian ditetapkan untuk setiap asersi laporan keuangan
Ada lima tahap penetapan risiko pengendalian, yaitu:
•Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi.
•Mengidentifikasi pengendalian yang dapat diterapkan untuk
mencegah dan mendeteksi salah saji.
•Menghimpun bukti melalui pengujian pengendalian mengenai
apakah rancangan dan operasi pengendalian adalah efektif.
•Mengevaluasi bukti yang dihimpun.
•Melakukan penetapan atau penilaian risiko pengendalian.
42. Pertimbangan Penentuan Risiko Pengendalian
FUNG SI SALAHSAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN
POTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN
YANG MUNGKIN
Fungsi Penjualan Penentuan data Mengamati
pengolah order dilakukan atas pelanggan ada di daftar pelaksanaan fungsi
pelanggan pelanggan yang pelanggan yang ini
tidak terotorisasi disetujui
Fungsi Penjualan Pengecekan limit kredit Memeriksa bukti
persetujuan dilakukan tanpa pelanggan untuk setiap pengecekan limit
kredit persetujuan kredit penjualan Pengecekan kredit
terhadap pelanggan baru
Fungsi Barang dikeluarkan Adanya order penjualan Mengamati karyawan
pemenuhan dari gudang tanpa yang disetujui untuk gudang, dalam
order penjualan order terotorisasi setiap pengeluaran melaksanakan
barang Pemisahan pemenuhan order
wewenang antara fungsi
pemenuhan order dan
pengiriman barang
43. Fungsi Barang dikirim Pengecekan independen Memeriksa bukti
pengiriman tidak sesuai dengan oleh petugas pengirim pelaksanaan
barang yang dipesan atas kesesuaian barang pengecekan
dagangan dari gudang dengan independen
order penjualan
Fungsi Penagihan Mencocokkan dokumen Mengusut (vouching)
penagihan pada dilakukan atas pengiriman dengan order faktur ke dokumen
pelanggan transaksi fiktif atau penjualan untuk setiap pengiriman dan order
adanya duplikasi faktur penjualan
penagihan
Fungsi pencatat Faktur tidak Adanya pengecekan Menelaah bukti
penjualan dijurnal/ di-posting independen kesesuaian adanya pengecekan
ke rekening jurnal penjualan dan independen
pelanggan Terjadi jumlah di-posting ke
transaksi penjualan rekening pelanggan
fiktif dengan total seluruh
faktur
44. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk
siklus pendapatan dibedakan atas prosedur:
a. Pengujian pengendalian pengiriman barang dagang
b. Pengujian pengendalian penagihan
c. Pengujian pengendalian pencatatan
d. Pengujian pengendalian retur penjualan
45. a. Pengujian Pengendalian Pengiriman Barang Dagang
Tujuan pengujian pengendalian adalah
1.menentukan apakah pengiriman barang dagangan hanya didasarkan pada
order penjualan yang disetujui
2.apakah semua pengiriman barang tercatat dan dilakukan penagihan atas
barang tersebut.
Langkah-langkahnya:
1.Pilih sampel dokumen pengiriman secara random dari departemen pengiriman
2.Memeriksa setiap dokumen apakah:
a. Didukung order penjualan yang terotorisasi
b. Sesuai dengan deskripsi/ kuantitas barang, tujuan, dan Iain-lain.
3.Mengusut rincian dalam dokumen pengiriman dengan tembusan dokumen dan
faktur penjualan terkait dari fungsi penagihan
4.Mengusut rincian faktur penjualan terkait ke penjurnalan dalam jurnal penjualan dan
buku pembantu piutang dagang
5.Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan
6.Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui kelima
langkah di atas
46. b. Pengujian Pengendalian Penagihan
Langkah-langkahnya:
1.Pilih sampel faktur penjualan secara random dari
departemen penagihan
2.Memeriksa setiap sampel faktur mengenai harga per unit
tertulis dan bandingkan dengan daftar harga terotorisasi
3.Mengusut rincian dalam faktur penjualan ke dokumen
pengiriman
4.Mengusut rincian dalam faktur penjualan terkait ke
penjurnalan dalam jurnal penjualan dan buku pembantu
piutang dagang
5.Mengusut faktur penjualan ke catatan persediaan
6.Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang
diperoleh melalui kelima langkah di atas
47. c. Pengujian Pengendalian Pencatatan
Bertujuan :
1.untuk menentukan apakah semua detail telah diringkas dan secara periodik
direkonsiliasi
2.secara akurat di-posting ke dalam jurnal penjualan, buku besar piutang, dan
buku besar umum.
Langkah-langkahnya:
1.Menelaah bukti prosedur internal mengenai:
a. Rekonsiliasi ikhtisar penjualan harian dengan total penjurnalan
penjualan oleh personel akuntansi
b.Rekonsiliasi secara periodik total saldo dalam buku pembantu piutang
dagang dengan saldo piutang dagang dalam buku besar
1.Menelaah jurnal penjualan untuk menemukan transaksi yang luar biasa
atau tidak sewajarnya Memeriksa akurasi jurnal penjualan untuk suatu
periode tertentu dan membandingkannya dengan posting ke buku besar
3.Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melalui ketiga langkah di atas
48. PENGUJIAN PENGENDALIAN RETUR PENJUALAN
Langkah-langkahnya:
1. Pilih sampel memo kredit secara random
2. Mengusut rincian memo kredit ke dokumen:
a. Laporan penerimaan
b. Catatan persediaan perpetual
c. Penjurnalan
3. Menelaah daftar memo kredit yang disetujui untuk menemukan
transaksi yang tidak wajar
4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang
diperoleh melalui ketiga langkah di atas.
49. Pengujian ini memfokuskan pada persetujuan dan
pencatatan atas memo kredit.
Kredit memo merupakan dokumen utama dalam pengujian
ini. Melakukan tracing memo kredit ke laporan
penerimaan, pencatatan persedian dan piutang dagang
untuk menentukan apakah barang benar-benar telah
diterima kembali.
Review ke register kredit dilakukan untuk menguji apakah
terjadi kredit yang tidak biasa (misalnya, jumlah kredit
yang besar dapat menjadi signal tidak tertagihnya piutang)
50. PENGUJIAN PENGUMPULAN KAS
Pengumpulan Kas:
1.Mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap slip deposito dan
cek yang diterima
2.Membandingkan uang yang diterima dengan catatan pada deposito
bank
3.Membandingkan cek penerimaan kas dengan catatan pada buku
pembantu piutang
Deposito
1.Membandingkan jurnal penerimaan kas dengan catatan deposito bulanan dari
bank
2.Meneliti penerimaan kas yang belum tercatat dalam laporan bank merupakan
rekening deposit in transit dan akan dimasukkan dalam rekening pada bulan
berikutnya
3.Melakukan tracing dari jurnal penerimaan kas ke dalam posting di buku besar
4.Mendokumentasikan adany a kelemahan y ang dimiliki
51. PENGUJIAN PIUTANG YANG TAK TERTAGIH
Pengendalian pengujian kepatuhan atas piutang dagang yang tidak
tertagih memfokuskan pada apakah penghapusan sudah diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang
Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1.Mengambil sampel jurnal penghapusan piutang dagang (biasanya auditor
mengambil semua data penghapusan piutang bila penghapusan tersebut bukan
peristiwa yang frekuensi tinggi).
2.Melakukan tracing masing-masing jurnal ke memo untuk penghapusan
piutang yang terkait, menguji apakah memo tersebut sudah diotorisasi
semestinya dan membandingkan antara jumlah yang di otorisasi dengan jumlah
yang dicatat.
3.Melakukan tracing dari jurnal ke buku besar.
4.Menelaah semua jurnal penghapusan untuk item-item yang tidak biasa seperti
besarnya jumlah penghapusan dan meneliti apakah terjadi penghapusan ganda
terhadap konsumen yang sama.
5.Mendokumentasikan kelemahan yang ada
52. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN -
TRANSAKSI PENERIMAAN KAS DARI TRANSAKSI
PENJUALAN TUNAI
Aktivitas pengendalian diperlukan dalam sistem penjualan tunai ini
untuk menghindari adanya salah saji material yang disebabkan oleh
lemahnya pengendalian yang ada.
Aktivitas pengendalian dapat dilakukan dalam sistem penjualan
tunai ini untuk mengatasi:
1.Penerimaan kas telah disetor ke bank tetapi belum dicatat dalam
jurnal penerimaan kas.
2.Penerimaan kas telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas tetapi
belum disetor ke bank.
3.Penerimaan kas telah salah diposting.
4.Penerimaan kas dicatat dalam jurnal dengan jumlah yang salah.
5.Pencatatan penerimaan kas dilakukan pada periode akuntansi
yang salah
53. 1. Identifikasi berbagai dokumen dan catatan yang digunakan dalam
pengolahan transaksi (Tergantung dari jenis usaha )
DOKUMEN DAN CATATAN AKUNTANSI
1.Remittance Advice
2.Prelist
3.Kertas perhitungan kas
4.Laporan ringkasan kas harian
5.Slip deposit tervalidasi
6.File transaksi penerimaan kas
7.Jurnal penerimaan kas
54. a. Remittance Advice, yaitu dokumen yang dikirim ke pelanggan
bersama dengan faktur penjualan, untuk dikembalikan bersama
pembayaran. Dokumen ini digunakan untuk mengindikasikan nama
pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah yang dibayarkan.
Kegunaan dokumen ini adalah untuk memungkinkan pendepositan
secara langsung atas uang yang diterima, dan untuk meningkatkan
pengendalian atas penjagaan aset.
b. Prelist, yaitu daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.
c. Kertas perhitungan kas, yaitu daftar kas dan cek dalam register kas.
d. Laporan ringkasan kas harian, yaitu laporan yang menunjukkan
total jumlah kas yang diterima kasir melalui kasa atau melalui pos.
55. e. Slip deposit tervalidasi, yaitu slip setoran uang ke bank yang
telah divalidasi bank. Dokumen ini digunakan sebagai bukti
bahwa pendepositan telah benar-benar diterima oleh bank.
f. File transaksi penerimaan kas, (dalam sistem EDP), yaitu file
komputer yang digunakan untuk menyimpan data transaksi
penerimaan kas yang tervalidasi.
Apabila data transaksi penerimaan kas dari pelunasan piutang
dimasukkan, maka saldo piutang dalam file master piutang
dagang secara otomatis akan berkurang sejumlah kas yang
diterima.
g. Jurnal penerimaan kas. Jurnal ini sebenarnya tidak hanya
digunakan untuk menjurnal kas dari penjualan tunai atau piutang
dagang, tetapi juga u tuk kas dari sumber penerimaan lainnya
56. 2. Pembahasan mengenai Fungsi -Fungsi dalam Penjualan Tunai
Fungsi yang terlibat dalam pengolahan transaksi penjualan
tunai meliputi:
a.Penerima kas,
b.Pendepositan kas di bank,
c.Pencatat penerimaan kas.
Prosedur pengendalian diterapkan dengan cara:
a.Pengendalian akses
b.Pemisahan tugas penjurnal dan pemosting
c.Pencatatan atau penjualan dilakukan berdasar ikhtisar kas harian
d.Pengecekan independen atas kesesuaian jumlah penjurnalan dan
posting dengan prelist atau dengan ikhtisar kas harian dan slip deposit
tervalidasi
e.Rekonsiliasi bank periodik oleh karyawan yang tidak terlibat
transaksi kas.
60. PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan atau wawancara, observasi, menelaah
dokumen, atau menelaah kembali pengalaman audi-tor pada audit
periode sebelumnya dengan klien tersebut.
Dokumentasi pemahaman dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, flcavcliart, atau memo naratif
61. Berikut adalah contoh pertanyaan dalam kuesioner transaksi penerimaan kas:
FUNGSI CONTOH PERTANYAAN
Penerima Apakah mesin register kas digunakan dalam penjualan melalui
penerimaan kas kasa?
Apakah ada pemeriksaan periodik atas prosedur penggunaan
register kas?
Apakah prelist digunakan dalam penerimaan kas melalui pos?
Pendeposit kas Apakah ada pengecekan independen kesesuaian kas dan cek
di Bank yang diterima dengan prelist dan kertas perhitungan kas?
Apakah kas yang diterima didepositkan ke bank hari itu juga?
Pencatatan Apakah ada pemisahan tugas antara pencatat penerimaan kas
penerimaan dengan pemegang kas?
Apakah ada pengecekan independen kesesuaian jumlah yang
dijurnal, diposting, dan didepositkan dengan ringkasan kas
harian?
Apakah rekonsiliasi bank independen dilakukan secara
periodik?
62. PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN
FUNGSI SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN
POTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN
YANG MUNGKIN
Penerimaan Penjualan tunai Penggunaan mesin Mengamati prosedur
Kas tidak dilakukan register Kas penjualan tunai
melalui register kas
Menerapkan pemeriksaan Pengajuan pertanyaan
predikat atas prosedur kepada supenrisor
penggunaan register kas mengenai hasil
pemeriksaan periodik
Penerimaan kas Pembuatan prelist Mengamati pembuatan
melalui pos hilang sesegera mungkin atas prelist
penerimaan kas melalui
pos
63. Pendepositan Tidak ada kesesuaian Mengadakan pengecekan Memeriksa bukti
kas di Bank antara kas dan cek independen kesesuaian kas mengenai pengecekan
yang diterima dengan dan cek yang diterima independen
prelist dan kertas dengan prelist dan kertas
perhitungan kas perhitungan kas
Kas yang diterima Mengadakan pengecekan Mengulang kembali
tidak didepositkan ke independen atas kesesuaian pengecekan independen
bank hari itu juga slip deposit tervalidasi
dengan ringkasan kas harian
Pencatat Remittance advices Mengadakan pengecekan Memeriksa bukti
Penerimaan tidak sesuai dengan independen kesesuaian mengenai pengecekan
Kas prelist Remittance advices dengan independen
prelist
Beberapa penerimaan Mengadakan pengecekan Mengulang kembali
tidak dicatat independen kesesuaian pengecekan independen
jumlah dijurnal dan
diposting dengan ringkasan
kas harian
Penerimaan diposting Mengirimkan surat Mengamati pengiriman
ke akun pelanggan pernyataan bulanan kepada surat pernyataan bulanan
yang salah pelanggan
64. Pengujian pengendalian penghimpunan kas dan pendepositan ke bank
meliputi enam langkah berikut:
1.Mengendalikan deposit bank (slip setoran dan cek) sebelum dibawa
personel klien ke bank
2.Membandingkan total jumlah rupiah dalam cek dengan total tercantum
dalam slip deposit
3.Membandingkan cek dengan rincian dalam catatan penerimaan kas dan
buku pembantu piutang dagang, serta menilai kewajaran selang waktu
penerimaan kas dan penyetoran ke bank
4.Membandingkan penjurnalan dalam jurnal penerimaan kas dengan
daftar deposit dalam laporan bank bulanan, serta memastikan bahwa
penerimaan kas yang tidak terdaftar dalam laporan bank sudah terdaftar
dalam laporan bank bulan berikutnya
5.Mengusut total dalam jurnal penerimaan kas dengan posting dalam
buku besar
6.Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melalui kelima langkah di atas
65. PERTIMBANGAN AKTIVITAS PENGENDALIAN -
TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN
Transaksi penyesuaian penjualan yang dimaksud di sini meliputi transaksi retur
penjualan dan transaksi penghapusan piutang. Aktivitas pengendalian diperlukan dalam
kedua prosedur ini adalah untuk mencegah adanya kemungkinan salah saji mencakup:
Prosedur retur penjualan:
1.Pemisahan tugas antara fungsi yang berwenang memberi otorisasi transaksi
retur penjualan dengan fungsi yang menangani dan mencatat transaksi tersebut.
2.Penggunaan memo kredit yang diotorisasi oleh pejabat berwenang.
3.Penerimaan barang yang hanya didasarkan pada adanya otorisasi retur
penjualan.
4.Dilakukan perhitungan secara independen atas barang yang diretur.
5.Setiap pencatatan harus dilandasi pada dokumen pendukung yang lengkap
seperti penyesuaian hutang akibat retur penjualan yang didasarkan pada memo
kredit yang telah diotorisasi.
66. Prosedur penghapusan piutang:
1.Pemisahan fungsi antara fungsi operasional dan
fungsi pencatat.
2.Penggunaan bukti memorial yang terotorisasi.
3.Setiap pencatatan harus dilandasi dengan dokumen
sumber dan dokumen pendukung yang lengkap.
4.Pertanggungjawaban semua bukti memorial secara
periodik
67. DOKUMEN DAN CATATAN AKUNTANSI
1.Memo kredit
2.Jurnal retur penjualan
3.Formulir otorisasi piutang tak tertagih
1. Memo kredit, yaitu dokumen yang mengindikasikan
pengurangan pendapatan penjualan karena adanya barang
terjual yang dikembalikan lagi oleh pelanggan, atau karena
pemberian potongan penjualan.
Format dokumen ini mirip dengan faktur penjualan.
Perbedaan utamanya adalah dokumen ini akan mengurangi
saldo piutang dagang, sedang faktur penjualan akan
menambah saldo piutang dagang.
68. 2. Jurnal retur penjualan, jurnal ini digunakan untuk
mencatat dan merekam retur penjualan. Beberapa
perusahaan sering menggabungkan jurnal retur penjualan ke
dalam jurnal penjualan. Jadi, dalam jurnal penjualan sudah
ada kolom pada sisi kredit untuk mencatat retur penjualan
ke dalam jurnal penjualan.
3. Formulir otorisasi piutang tak tertagih. Dokumen ini
hanya dipakai intern dalam perusahaan. Dokumen ini berisi
otorisasi penghapusan piutang dagang dengan mendebet
rugi piutang tak tertagih.
Formulir ini disebut juga memo pengotorisasi penghapusan
piutang
69. Fungsi
Transaksi ini melibatkan fungsi penyesuaian penjualan berikut
ini:
1.Pemberian potongan penjualan
2.Pemberian hak retur penjualan
3.Penghapusan piutang dagang
4.Penetapan cadangan kerugian piutang
70. Pemberian Potongan Penjualan
Pengendalian yang dapat diterapkan adalah adanya otorisasi yang
memadai atas pemberian potongan penjualan, misalnya ada tanda
tangan direktur pemasaran.
Pemberian Hak Retur Penjualan
Pengujian pengendalian dilakukan dengan:
a.Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan retur penjualan.
Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan adanya pemisahan fungsi (operasi,
penyimpanan, dan akuntansi) dan transaksi retur penjualan telah dilaksanakan oleh
lebih dari satu unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern.
b.Mengambil sampel transaksi retur penjualan dari jurnal umum dan melakukan
pemeriksaan terhadap dokumen pendukung.
c.Memeriksa penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban
formulir tersebut.
d.Mengambil sampei memo kredit dan melakukan pengusutan ke dokumen dan
catatan akuntansi.
e.Memeriksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
71. Penghapusan Piutang Dagang
Pengujian pengendalian dilakukan dengan:
a.Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan pernbebanan
kerugian piutang. Dalam pengamatan ini auditor memeriksa perhitungan
umur piutang yang dipakai sebagai dasar penentuan jumlah kerugian piutang
yang dibebankan ke tahun yang diaudit dan persetujuan bukti memorial oleh
manajer yang berwenang.
b.Memeriksa jurnal umum dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
pendukung.
c.Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggung-jawaban pemakaian formulir tersebut.
d.Memeriksa bukti memorial yang disetujui dan melakukan pengusutan ke
dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
72. Penetapan Cadangan Kerugian Piutang
Pengujian pengendalian yang dapat dilakukan:
a.Melakukan penghitungan kembali potongan harga, dan memeriksa apakah
pembayaran dilakukan dalam periode potongan harga.
b.Menginspeksi memo kredit retur penjualan dan melihat apakah ada persetujuan
atau tanda tangan fungsi penjualan. Auditor juga perlu membandingkan memo
tersebut dengan laporan penerimaan untuk memastikan bahwa retur penjualan
hanya diberikan atas setiap barang yang telah benar-benar dikembalikan.
c.Menginspeksi memo pengotorisasi penghapusan piutang dan melihat apakah ada
persetujuan atau tanda tangan direktur keuangan.
d.Mengamati kegiatan penjualan termasuk transaksi penyesuaian penjualan untuk
melihat apakah ada pemisahan tugas yang memadai antara pengotorisasi transaksi,
penyesuaian penjualan dengan pelaksana penerimaan kas, dan pencatat penerimaan
kas.
73. EVALUASI HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN
penaksiran risiko pengendalian dilaksanakan oleh auditor melalui lima tahap berikut
ini:
1.Pertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas pengendalian
intern.
2.Lakukan identiflkasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi entitas.
3.Lakukan identiflkasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji.
4.Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk
menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern.
5.Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian.
Risiko pengendalian masing-masing asersi tergantung risiko pengendalian
transaksi lain yang mempengaruhi transaksi piutang dagang (penjualan
kredit, penerimaan kas, penyesuaian penjualan). Risiko pengendalian
diperoleh auditor berdasar bukti atau hasil pengujian pengendalian. Auditor
terakhir menentukan besarnya risiko deteksi dengan memperhatikan
besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko
pengendalian
74. Komponen Risiko Keberadaa Kelengkapan Hak dan Penilaian/ Penyajian dan
n dan Kewajiban Alokasi Pengungkapan
Keterjadian
Risiko Audit Rendali Rendali Rendali Rendali Rendali
Risiko Bawaan Tinggi Sednng Rendali Tinggi Sedang
Risiko Pengendalian- Rendali Rendali Sedang Sednng Sedang
Transaksi Penjualan
Risiko Pengendalian- Rendali Rendali Rendali Rendali Sendah
Transaksi Penerimaan
Ka;
Risiko Pengendalian- Sedang Rendali Sedang Tinggi Sedang
Penyesuaian Penjualan
Penggabungan Risiko Rendali Sednng Sedang Tinggi Sedang
Pengendalian
Risiko Deteksi yang Sedang Sedang Tinggi Rendnh Sedang
Diterima
75. Pengujian Substantif Saldo Piutang
• Transaksi yang mempengaruhi piutang usaha adalah:
1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customers. Jurnal untuk mencatat
transaki ini adalah:
• Piutang Usaha xx
• Pendapatan penjualan xx
• 2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
• Retur Penjualan xx
• Piutang Usaha xx
• 3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
• Kas xx
• Piutang Usaha xx
• 4. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
• Cadangan Kerugian Piutang xx
• Piutang Usaha xx
76. Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca
berikut ini:
1.Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang
diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha
disajikan di neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian
tidak tertagihnya piutang.
2.Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha,
harus dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang
usaha tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3.Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus
disajikan rinciannya di neraca.
4.Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang)
pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar. Jika
jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang
usaha.
77. Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan piutang usaha.
Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam
neraca.
Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang
dicantumkan di neraca.
Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di
neraca.
Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca.