Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap pemasaran kewirausahaan pada UMKM sektor pengrajin seni lukis di Kota Bekasi.
2. Hasil penelitian menunjukkan kreativitas dan inovasi berpengaruh positif terhadap pemasaran kewirausahaan. Variabel yang paling berpengaruh adalah inovasi.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran vari
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN (UMKM SEKTOR PENGRAJIN SENI LUKIS KOTA BEKASI)
1. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP PEMASARAN
KEWIRAUSAHAAN
(UMKM SEKTOR PENGRAJIN SENI LUKIS KOTA BEKASI)
Rolando Rafa Wijaya, SE. 19214788
rolandowijaya11@gmail.com
Dr. Aris Budi Setyawan, SE., MM
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of creativity and innovation on
entrepreneurial marketing of painting craftsmen in SMEs in Bekasi City. The data used in this
study are primary data and secondary data. Primary data is obtained from the results of
questionnaires and interviews regarding the painting business while secondary data is
obtained from literature studies, data from the Central Bureau of Statistics and the Ministry of
Cooperative SMEs. Analysis using descriptive analysis of Partial Least Square using data
management software SmartPLS 3.0.
SMEs The artisan of painting in the City of Bekasi is one of the Micro, Small and
Medium Enterprises that contributes domestic products and absorbs a large workforce. The
category in the business of painting is the creative industry, painting works produced by
artisans in the city of Bekasi have created very high prices because painting has a
characteristic in creating unique and creative ideas.
The results of research carried out on SMEs in the art sector of painters in the city of
Bekasi that used the variables of creativity and innovation showed a positive effect on
entrepreneurial marketing and the most dominant variable affecting entrepreneurial marketing
was innovation because it had a lower p-value value.
Keywords: creativity, innovation and Entrepreneurial Marketing.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia usaha
saat ini, banyak timbul persaingan bisnis
yang semakin kompetitif terutama UMKM
(usaha mikro kecil menengah) adalah salah
satu pendorong pertumbuhan
perekonomian indonesia. UMKM sebagai
sektor ekonomi masyarakat kecil dengan
skala lokal, sumber daya lokal dan proses
produksi sederhana yang produknya dijual
secara luas telah mampu membuat UMKM
mampu bergerak diera globalisasi dan
teknologi, namun kekhawatiran terhadap
ekonomi pasar telah menjadi bukti
menakutkan bagi para pelaku usaha di
indonesia. Penyebabnya adalah lemahnya
daya saing industri lokal, yang juga
dikhawatirkan akan menurunkan potensi
pengusaha lokal dan beberapa UMKM.
Pengembangan serta pemberdayaan
UMKM adalah langkah yang strategis
mempunyai peranan besar dalam
menambah lapangan pekerjaan untuk
mengurangi angka pengangguran, UMKM
sangat berperan dalam menyerap banyak
tenaga kerja yang masih mengganggur.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
mempunyai peranan yang sangat penting di
Indonesia selama ini pada dasarnya sektor
UMKM. Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) mendapat perhatian besar dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Karena UMKM memberi sumbangsih yang
signifikan dalam mengatasi masalah
2. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
pengangguran dan mengurangi angka
kemiskinan.
Kota bekasi memiliki UMKM
kerajinan tangan seni lukisan yang baik
hasil kerajinan tangan para seniman atau
pengerajin di Kota Bekasi mampu
menghasilkan nilai harga jual yang tinggi,
namun pada tahun 2016 berdasarkan data
Kementrian Koperasi dan UKM 2016
mencatat industri kreatif kerajinan tangan
di Kota Bekasi mengalami kesulitan
pemasaran, hal ini berdampak pada
kerjainan seni lukis yang berjumlah 223
unit usaha masih mengalami kesulitan
pemasaran sebesar 28,20%. Kesulitan
pemasaran ini akan berdampak pada
pendapatan usaha pengerajin seni lukis
yang dimaana harus bertindak dala
memerankan usahanya sendiri agar tidak
mengalami kemunduran atau kegagaalan
dalam usahanya.
Jumlah unit usaha UMKM seni lukis
atau kerajinan tangan lukisan sebanyak 223
menunjukan yang dimana unit usaha ini
lebih sedikit dibandingkan dengan usaha
kerjaninan batik 226, kerajinan batu 321
dan kerajinan anyaman bambu 359 unit
usaha. Tingkat kesulitan usaha yang
dialami pengrajin dalam pemasaran yaitu
pengrajin lukisan dengan tingkat kesulitan
28.20%, kerajinan batik 3%, kerajinan batu
20.50% dan kerajinan anyaman bambu
sebesar 19.43%. tingginya kesulitan
pemsaran yang dialami oleh pengrajin seni
lukis debanding dengan pengrajin lainnya,
menurut MASSRICH usaha kerajinan seni
lukisan untuk penjualan barang-barang seni
dunia menurun untuk pertama kalinya sejak
tahun 2012. The European Fine Art
Foundation (TEAFAF) mencatat,
penurunan ini terjadi akibat pelemahan
transaksi dari wilayah Asia termasuk
Indonesia yang disebabkan oleh
melemahnya pertumbuhan ekonomi di
kawasan itu.
TEAFAF menyebutkan bahwa
penurunan transaksi juga disebabkan
menurunnya minatnya konsumen terhadap
seni lukis. Hal ini diungkapkan oleh
TEAFAF dalam laporan tahunan 2015,
dalam laporannya seperti yang dikutip
Bloomberg, TEAFAF menyebutkan total
transaksi benda seni lukis dunia tahun 2015
bernilai US 63,8 miliar. Jumlah ini turun
7% dibandingkan dengan tahun 2014 yang
tercatat sebesar US 68,2 miliayar
(https/kontan.co.id/news/internasional/pas-
arbendaseni terpangkas/11/03/2016).
Penurunan minat konsumen di dunia
dalam terhadap seni lukis menuntut para
pelaku UMKM pengrajin seni lukis dalam
sumber daya manusia merupakan faktor
yang ikut terlibat secara langsung dalam
menjalankan kegiatan usaha dan berperan
penting meningkatkan Usaha Kecil dan
Menengah (UMKM), untuk mendapatkan
sesuatu yang berbeda dan mendapatkan
produk yang dapat bersaing karna saat ini
persaingan sangat ketat maka seniman seni
lukis harus melakukan kreativitas yang
menghasilkan sesuatu gagasan unik, istilah
kreativitas bersumber dari kata inggris to
create yang didapat diterjemahkan dalam
bahasa indonesia dengan istilah mencipta
yang berarti menciptakan atau membuat,
biasanya kreativitas akan memunculkan
inovasi yaitu kemampuan untuk
memperbarui hal-hal yang telah ada.
(Damajanti, 2013) menyatakan bahwa
faktor universal bagi kreativitas adalah
kebaruan (novelty) dan kebaruan
membutuhkan keaslian (originality). Untuk
menghasilkan gagasan – gagasan kreatif
seseorang dapat diketahui melalui ciri- ciri
kreatif yang muncul dalam dirinya, ciri –
ciri tersebut yaitu : fluency, flexibility,
orginality, elaboration. (Kauffman 2008).
Proses kreativitas sering dikaitkan dengan
seni, seni yang sudah ada sejak awal
keberadaan manusia. Homo sapiens, nenek
moyang yang paling awal yaitu manusia
Cro-Magnon (33.000-10.000SM),
membuat lukisan. (Soedarso,2007).
3. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengenatuhi gambaran variabel
kreativitas, inovasi dan pemasaran
Kewiraushaan UMKM Sektor
Pengrajin Seni Lukis di Kota Bekasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara
kreativitas dan inovasi terhadap
pemasaran kewiraushaan UMKM
Sektor Pengrajin Seni Lukis di Kota
Bekasi.
3. Untuk mengetahui Variabel apa yang
paling berpengaruh dominan terhadap
pemasaran kewiraushaan UMKM
Sektor Pengrajin Seni Lukis di Kota
Bekasi?
Kerangka Penelitian
Hipotesis
H01 : Tidak terdapat pengaruh
kreativitas secara signifikan
terhadap pemasaran
kewirausahaan usaha UMKM
Sektor Pengrajin Seni Luis Kota
Bekasi.
Ha1 : Ada pengaruh kreativitas secara
signifikan terhadap pemasaran
kewirausahaan usaha UMKM
Sektor Pengrajin Seni Luis Kota
Bekasi.
H02 : Tidak terdapat pengaruh inovasi
secara signifikan terhadap
pemasaran kewirausahaan usaha
UMKM Sektor Pengrajin Seni
Luis Kota Bekasi.
Ha2 : Ada pengaruh inovasi secara
signifikan terhadap pemasaran
kewirausahaan usaha UMKM
Sektor Pengrajin Seni Luis Kota
Bekasi.
TELAAH PUSTAKA
UKM
Badan Pusat Statistik (BPS)
memberikan definisi UKM berdasarkan
jumlah tenaga kerja Usaha kecil merupaka
entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga
kerja 5 sampai dengan 19 orang. Sedangkan
usaha menengah merupakan entitas usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 sampai
dengan 99 orang.
Kreativitas
Menurut (Suryana, 2013:11)
menyatakan bahwa kreativitas adalah “
Berfikir sesuatu yang baru”. Kreativitas
sebagai kemampuan untuk mengembangkn
ide-ide baru dan untuk menemukan cara-
cara baru dalam memecahkan persoalan
dalam menghadapi peluang”. Krativitas
merupakan suatu topik yang relevan tidak
hanya bagi wirausaha yang baru memulai,
tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis
pada umumnya. Kreativitas sumber penting
dalam penciptaan daya saing untuk semua
organisasi yang peduli terhadap growth
(pertumbuhan) dan change (perubahan).
Dimensi Kreativitas
Rhodes (Munandar, 2012)
mengatakan kreativitas dapat di definisikan
kedalam empat dimensi sebagai four P’s
Creativity, yaitu dimensi person, process
Product, dan press sebagai berikut:
4. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
1. Dimensi Person
Adalah upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada
individu atau person dari individu yang
dapat disebut kreatif.
2. Dimensi Proces
Adalah upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada proses
berfikir sehingga memunculkan ide-
ide unik dan kreatif.
3. Dimensi Product
Merupakan upaya mendefinisikan
kreativitas yang berfokus pada produk
atau apa yang dihasilkan oleh individu
baik sesuatu yang baru/ original atau
sebuah elaborasi atau penggabungan
yang inovatif.
4. Dimensi Press
Pendekatan kreativitas yang menekan
faktor press atau dorongan, baik
dorongan internal (diri sendiri berupa
keinginan dan hasrat untuk mencipta
atau bersibuk diri secara kreatif),
maupun dorongan eksternal dan
lingkungan sosial dan psikologis.
Inovasi
Menurut (Soegooto, Dedi S, dkk,
2014) inovasi merupakan suatu proses
untuk mengubah kesempatan menjadi ide
yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari
sekedar ide yang baik. Suatu gagasan murni
memegang peranan penting dan fikiran
yang kreatif mengembangkan menjadi
gagasan berharga. Meski demikian terdapat
terdapat perbedaan antara sebuah ide yang
timbul semata dari spekulasi dan ide yang
merupakan hasil pemikiran, riset,
pengalaman dan kerja yang disempurnakan.
Dengan demikian inovasi adalah suatu
kombinasi visi untuk mempertahankan
konsep melalui implementasi.
Dimensi inovasi
Dalam konsepsi inovasi. Dimensi
tersebut menyangkut hasil pemecah
masalah yang terdapat dalam perusahaan
meliputi : batasan konsep inovasi yang
begitu luas (Sutarno, 2012), menyebutkan
sejumlah dimensi
1. Inovasi produk
Inovasi produk akan menciptakan
berbagai desain produk, sehingga
meningkatkan alternatif pilihan,
meningkatkan manfaat atau nilai yang
diterima oleh pelanggan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas
produk sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan. Perusahaan dapat
melakukan berbagai inovasi dengan
membuat berbagai macam desain
produk baru dan menambah nilai guna
suatu barang, selain itu perusahaan
juga dapat melakukan inovasi dalam
bidang inovasi produk seperti pada
barang, jasa, ide dari tempat.
2. Inovasi manajemen
Inovasi manajemen adalah inovasi
dalam proses pengaturan organisasi.
Langkah pertama adalah menghasilkan
ide perubahan mengenai produk atau
proses. Dalam beberapa kasus muncul
dari observasi masalah sekarang atau
masa depan. Seperti pada proses kerja
proses produksi, tata kelola, keuangan
pemasaran seperti proses pembayaran
dll. Inovasi sangat penting bagi sebuah
perusahaan. Inovasi manajemen juga
merupakan salah satu dampak dari
perubahan teknologi yang cepat.
Kemajuan teknologi yang cepat dan
tingginya tingkat persaingan menuntut
setiap perusahaan untuk terus menerus
melakukan inovasi yang pada akhirnya
akan meningkatkan keunggulan
bersaing pada perusahaan tersebut.
Kewirausaan
Menurut Zimmerer dalam buku
(Suryana, 2013:2), kewirausahaan
(Entrepereneurship) adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability), dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup dan cara memperoleh peluang
5. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
dengan berbagai risiko yang mungkin
dihadapinya. Kewirausahaan merupakan
suatu disiplin ilmu tersendeiri, memiliki
proses sistematis. Orang yang mampu
menciptakan bisnis baru, dan orang yang
biasanya langsung berhadapan dengan
risiko mampu mengidentifikasikan dalam
mencapai keberhasilan. Wirausaha mampu
mengidentifikasikan berbagai kesepakatan,
dan mencurahkan seluruh sumber daya
yang ia miliki untuk mengubah kesempatan
itu suatu yang menguntungkan.
Kewirausahaan adalah hasil dari suatu
disiplin, proses sistematis penerapan
kreativitas dan keinovasian dalam
memenuhi peluang dipasar.
Teori Populasi
1.Bagi Pemilik UMKM Pengrajin
Seni Lukis Di Wilayah Kota Bekasi
Bagi pelaku usaha UMKM pengrajin
seni lukis di wilayah Kota Bekasi,
disarankan terus menciptakan ide-ide
kreatif dan baru dalam produk lukisan agar
menciptakan peluang dipasar dan pemilik
UMKM diharapkan bisa berinovasi dengan
mengikuti perkembangan teknologi untuk
memasarkan produknya. Sehingga, produk
lukisan dapat bersaing dipasar dan akan
terus meningkatkan kpendapatan
keuntungan yang diinginkan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk meneliti dengan objek-objek yang
lebih luas. Selain melihat kekurangan yang
ada di UMKM pengrajin seni luki yang ada
diwilayah Kota Bekasi, serta dapat
memperbaiki UMKM pengrajin seni lukis
diwilayah Kota Bekasi dan menemukan
objek yang belum menerapkan Kreativitas
dan Inovasi pada Pemasaran
Kewirausahaan dan penelitian
selanjanjutnya diharapkan untuk mengubah
cara teknik pengambilan sampel yang lebih
effisien dengan menggunakan teknik
sampel probability sampling dengan teknik
simple random sampling dengan cara
menggunakan software microsoft excel
dengan menginput nomor daftar responden
secara acak menggunakan fungsi RAND
yang ada pada microsoft excel.
Sampel
Menurut Sugiyono (2014:81) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi, jadi sampel
adalah sekelompok atau sebagian dari
populasi.
Teknik Pengambilan Sampling
Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk memilih sampel dari
populasi. Setiap metode pengambilan
sampel memiliki tujuan yang sama yaitu
memberikan kesempatan untuk
menentukan unsur atau anggota populasi
untuk dimasukan kedalam sampel. Menurut
Sugiyono (2014:84), bentuk metode
pengambilan sampel ada dua yaitu untuk
populasi diketahui (Probability Sampling)
dan untuk populasi tidak diketahui (Non
Probability Sampling).
METODE PENELITIAN
Objek Penelian
Dalam penelitian skripsi ini objek
yang dilpilih oleh penulis adalah UMKM
(Usaha Kecil dan Menengah) Pengrajin
Seni Lukis, alasan penulis memilih UMKM
Pengrajin Seni Lukis sebagai objek
penelitian adalah karena UMKM Pengrajin
Seni Lukis merupakan usaha yang bernilai
jual tinggi terhadap produknya mulai dari
Rp50.000 sampai ratusan juta.
Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Seni Lukis di Kota Bekasi.
Berdasarkan data sensus ekonomi Badan
Pusat Statitik jumlah usaha Seni Lukis Kota
Bekasi yaitu sebesar 223 unit usaha
UMKM yang tersebar di Kota Bekasi.
Sampel dalam penelitian ini,
penentuan besarnya sampel menggunakan
teknik Nomorgram Harry King (Sugiyono,
2014 : 127-130). Cara menentukan sampel
menggunakan teknik Nomogram Harry
King adalah dengan cara menarik garis
6. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
lurus dari garis sebelah kanan yang
merupakan garis tingkat kesalahan yang
dikehedaki dan akan sampai pada garis di
sebelah kiri yang menunjukan persentase
besarnya sampel. Setelah persentase sampel
diketahui, selanjutnya adalah mengalikan
persentase sampel dengan jumlah populasi
dan faktor pengalian selanjutnya dengan
jumlah populasi dan faktor pengali. Hasil
pengalian selanjutnyaditentukan
pembulatan angka agar lebih memudahkan
peneliti dalam menentukan anggota sampel.
Jumlah populasi dalam penelitian ini
berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun
2016 adalah 223 unit UMKM Seni Lukis di
Kota Bekasi, taraf kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau tingkat
kesalahan 6%, dan faktor pengali dari taraf
kepercayaan 7% adalah 1,195. Perhitungan
besarnya sampel menggunakan Nomogram
Harry King dilakukan dengan cara menarik
gari dari populasi sebesar 223, melewati
taraf kesalahan 7%,
Dari perhitungan dalam penentuan
jumlah sampel penelitian adalah :
n = 223 x (37%) x 1, 195
= 98.59945
= Di bulatkan menjadi 100 orang atau
responden
Teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel menggunakan sampel
probability sampling dengan tenik simple
random sampling yang artinya teknik
pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel dan dilakukan secara cak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut.
Alat Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
2. Analisis Kuantitatif
3. Model Struktural (inner Model)
4. Analisis Gap (Kesenjangan)
5. Uji Asumsi Structural Equation Model
Model Pengukuran
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah tidak suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Suatu instrument valid akan
memiliki tingkat validitas yang tinggi,
sebaiknya jika kevalidan suatu instrument
rendah maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tersebut kurang valid.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah angka indeks yang
menunjukan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama. Uji reabilitas merupakan tingkat
kehandalan suatu instrument penelitian.
Instrumen yang reliabel akan menghasilkan
data yang sama setelah digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten. Suatu
instrumen dikatakan dapat dipercaya bila
instrument yang digunakan mempunyai
koefisien reabilitas yang tinggi. Rumus
untuk menghitung reabilitas adalah dengan
teknik Cronbach Alpha. Ukuran kestabilan
dan konsistensi responden yaitu pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) menjawab hal ini yang berkaitan
dengan kontruk pertanyaan yang
merupakan dimensi orang (person),
dimensi proses (process), dimensi produk
(product), dimensi dorongan (press),
dimensi inovasi produk, dimensi inovasi
manajemen, dan pemasaran
kewirausahaan. Uji reabilitas dilakukan
secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan. Pengukuran yang dilakukan
bebas dari kesalahan dan pengukuran
tersebut konsisten dari waktu ke waktu
dengan menggunakan item-item pada
instrument yang sama. Kriteria pengujian
reabilitas adalah sebagai berikut: suatu
konstruk dikatakan reliabel jika nilai
7. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
cronbach alpha harus > 0,6 dan nilai
composite reliability harus > 0,7.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas Pre-test
Validitas digunakan untuk menguji
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar
(konstruk) pertanyaan untuk mengukur
variabel Kreativitas, Inovasi dan Pemasaran
Kewirausahaan sudah layak atau dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai
pertimbangan r-tabel sigifikan 0,05 dengan
uji 2 sisi. Dengan jumlah data (n) sebanyak,
30, maka didapat r-tabel 0,604.
Tabel Uji Validitas Pre-test
Variabel Item Outer
Loadings
*)
AVE Nilai
Kritis
Keterangan
Kreativitas (X1)
Item1 0,950
0,739 0,6
Valid
Item2 0,945 Valid
Item3 0,825 Valid
Item4 0,821 Valid
Item5 0,885 Valid
Item6 0,917 Valid
Item9 0,787 Valid
Item10 0,769 Valid
INOVASI (X2)
Item1 0,868
0,656 0,6
Valid
Item2 0,822 Valid
Item3 0,775 Valid
Item4 0,723 Valid
Item5 0,867 Valid
Item6 0,863 Valid
Item7 0,807 Valid
Item8 0,739 Valid
PEMASARAN
KEWIRAUSAHAAN
(Y)
Item1 0,878
0,780 0,6
Valid
Item2 0,971 Valid
Item3 0,946 Valid
Item4 0,715 Valid
Sumber : data diolah, 2018.
Berdasarkan uji validitas table di atas
dapat dilihat bahwa nilai Average Variance
Extracted (AVE) dari variabel kreativitas
adalah sebesar 0,739 > 0,5, variabel inovasi
sebesar 0,656> 0,5, variabel pemasaran
kewirausahaan 0,780 > 0,5, dapat dilihat
bahwa nilai-nilai tersebut telah memenuhi
uji validitas (pre-test) karena semua nilai
dari variabel kreativitas, inovasi dan
pemasaran kewirausahaan lebih besar dari
0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa indikator-indikator yang ada pada
penelitian ini dinyatakan valid dan dapat
diterima sebagai pengukur variabel
penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika kuisioner mampu mendapatkan
informasi yang dibutuhkan mengenai
kreativitas, inovasi dan pemasaran
kewirausahaan seperti yang penulis
inginkan.
8. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Uji Reliabilitas Pre-test
Tabel Composite Reliability
Konstruk Variabel
Laten
Composite
Reliability
Nilai Kritis Hasil
KREATIVITAS 0,966 Reliabel
INOVASI 0,938 ≥ 0,7 Reliabel
PEMASARAN
KEWIRAUSAHAAN
0,933 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2018.
Tabel Cronbach Alpha
Konstruk Variabel
Laten
Cronbach
Alpha
Nilai
Kritis
Hasil
KREATIVITAS 0.960 Reliabel
INOVASI 0.924 ≥ 0.6 Reliabel
PEMASARAN
KEWIRAUSAHAAN
0.903 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel bahwa nilai
composite reliability pada variabel
kreativitas sebesar 0,966 > 0,70, inovasi
sebesar 0,938 > 0,70, pemasaran
kewirausahaan sebesar 0,933 > 0,70.
Sedangkan untuk nilai cronbach alpha dari
kreativitas, inovasi, dan pemsaaran
kewirusahaan berturut-turut adalah sebesar
0,960, 0,924, 0,903 semua cronbach alpha
dari tiap variabel > 0,60 sehingga instrumen
dapat dikatakan reliabel.
Analisis Deskripsi Pada Variabel Kenyataan dan Kepentingan
Tabel 4Nilai Rata-Rata Tingkat Kenyataan dan Tingkat Kepentingan
NO Peryataan Kepentingan Kenyataan GAP
1 KR1 4.17 4.33 0.16
2 KR2 4.13 4.2 0.07
3 KR3 4.02 4.26 0.24
4 KR4 4.18 4.33 0.15
5 KR5 4.3 4.15 -0.15
6 KR6 4.1 4.04 -0.06
7 KR7 4.24 4.29 0.05
8 KR8 4.16 4.17 0.01
9 KR9 4.13 4.26 0.13
10 KR10 4.03 4.56 0.53
11 INO1 4.11 4.39 0.28
12 INO2 4.21 4.02 -0.19
13 INO3 3.68 4.24 0.56
14 INO4 4.45 4.06 -0.39
15 INO5 4.16 3.85 -0.31
9. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
NO Peryataan Kepentingan Kenyataan GAP
16 INO6 4.25 4.2 -0.05
17 INO7 4.09 4.2 0.11
18 INO8 4.17 4.16 -0.01
19 PK1 4.22 4.19 -0.03
20 PK2 4.1 4.32 0.22
21 PK3 4.14 4.2 0.06
22 PK4 4.1 4.2 0.1
Rata-rata 4.17 4.33 0.16
Sumber : Data yang diolah dengan program SPSS 25.
Tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai mean yang didapatkan dari hasil
tanggapan responden. Hasil mean gap
untuk tingkat kenyataan adalah sebesar
4.33 dan mean kepentingan sebesar 4.17
atau kenyataan> kepentingan disimpulkan
sangat sesuai.
Nilai rata-rata tingkat kenyataan dan
kepentingan terdiri dari variabel
Kreativitas, Inovasi, dan Pemasaran
Kewirausahaan. Pada variabel Kreativitas
(KR) pada pernyataan kesepuluh
menunjukkan hasil yang sudah baik,
dengan hasil kepentingan sebesar 4,03 pada
kenyataannya sebesar 4,56 dan
menghasilkan gap sebesar 0,53. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa hasil kenyataan
lebih besar dari kepentingan. Artinya,
tingkat kepentingan dari butir motivasi
yang baik dibutuhkan perusahan dianggap
cukup penting oleh pemilik UMKM.
Kenyataannya, perusahaan terdorong
motivasi agar perusahaan menjadi lebih
baik dalam mencapai keberhasilan. Dari hal
ini dapat disimpulkan, bahwa butir motivasi
yang baik dibutuhkan perusahaan dianggap
penting dan kenyataanya sudah dilakukan
oleh pemilik UMKM. Dapat dikatakan
perusahaan terdorong motivasi untuk
mencapai keberhasilan dalam UMKM
pengrajin seni lukis di wilayah Kota Bekasi
sudah baik.
Pada variabel Inovasi (INO)
pernyataan ketiga menunjukkan hasil yang
sudah baik, dengan hasil kepentingan
sebesar 3,68, hasil kenyataan sebesar 4,24
dan gap sebesar 0,56. Hal ini dapat
disimpulkan, hasil kenyataan lebih besar
dari kepentingan. Artinya, tingkat
kepentingan dari butir perusahaan perbarui
teknologi lama dengan baru dalam
perusahaan sangat dibutuhkan dan
dianggap cukup penting oleh pemilik
UMKM. Pada kenyataannya, perusahaan
perbarui teknologi lama dengan baru. Dari
hal ini dapat disimpulkan bahwa butir
perusahaan perbarui teknologi lama dengan
baru sangat dibutuhkan dianggap penting
dan kenyataanya sudah dilakukan oleh
pemilik UMKM. Dapat dikatakan
pengontrolan dan perencanaan biaya
UMKM di Bekasi sudah baik.
Hasil analisis menunjukkan variabel
pemasaran kewirausahaan (PK) pada
pernyataan kedua sudah baik, dengan hasil
kepentingan sebesar 4,1, hasil kenyataan
sebesar 4,32, dan gap sebesar 0,22. Hal ini
dapat disimpulkan, hasil kenyataan lebih
besar dari kepentingan. Artinya, tingkat
kepentingan dari butir perusahaan
menggunakan situs online, sosial media,
aplikasi jual-beli online untuk
meningkatkan iteraksi dengan pasar. yang
dianggap cukup penting oleh pemilik
UMKM. Kenyataannya perusahaan sudah
melakukan pemasaran interaktif dalam
memasarkan produk. Dari hal ini dapat
disimpulkan, bahwa butir perusahaan
menggunakan pemasaran interaktif dalam
meningkatkan interaksi pasar dianggap
penting dan kenyataanya sudah dilakukan
oleh pemilik UMKM. Dapat dikatakan
UMKM pengrajin seni lukis di wilayah
Kota Bekasi sudah menggunakan
pemasaran interaktif seperti situs, online,
10. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
sosial media, aplikasi jual-beli online
secara baik.
Dapat disimpulkan dari hasil analisis
gap bahwa kesuksesan pelaku usaha
UMKM pengrajin seni lukis di wilayah
Kota Bekasi yang ditinjau dari Kreativitas,
Inovasi, dan Pemasaran Kewirausahaan
sudah memiliki tingkat kesesuaian antara
Kenyataan dan Kepentingan UMKM.
Artinya, pengelolaan Kreativitas, Inovasi,
dan Pemasaran Kewirausahaan dari
indikator tersebut sudah sesuai, namun dari
semua hasil gap di atas hanya memperoleh
nilai rata-rata kenyataan sebesar 4,33 dan
nilai rata-rata kepentingan 4,17. Hal itu
disebabkan masih kurangnya pengetahuan
kreativitas, inovasi, dan pemasaran
kewirausahaan. dalam UMKM. Oleh
karena itu, agar diperoleh nilai yang lebih
tinggi, pemilik UMKM diharapkan dapat
meningkatkan kembali kreativitas, inovasi,
dan pemasaran kewirausahaan. dalam
usahanya.
Analisis Grafik Importante Performance
Analysis (IPA)
Dari data penilaian responden
tersebut, selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan metode IPA yang akan
disajikan pada gambar 4.15 grafik
Importante Performance Analysis yaitu
membagi pernyataan yang telah dijawab
oleh responden menjadi 4 wilayah yaitu,
wilayah A,B,C dan D. Dari ke empat
wilayah tersebut, wilayah GAP dengan
tingkat kepentingan yang tinggi, dibawah
ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Sumber : Data yang diolah dengan program SPSS 25.
Gambar
Grafik Importante Performance Analysis (IPA)
Dalam analisis GAP, membagi
pernyataan yang telah dijawab oleh
responden menjadi 4 wilayah yaitu,
wilayah A,B,C dan D. Dari ke empat
wilayah tersebut, wilayah GAP dengan
tingkat kepentingan yang tinggi adalah
wilayah A namun tingkat kenyataanya
rendah dibanding kinerjanya yaitu berkisar
antar 4.20, dengan nilai yaitu berkisar
kepentingan 4,17 sampai 4,45. Hal, ini
menandakan bahwa wilayah tersebut perlu
diperbaiki. Wilayah dengan GAP yang baik
adalah wilayah B dikarenakan pada wilayah
itu seharusnya kepentingan dan kinerja
nyata responden seimbang dan perlu
dipertahankan. Namun, wilayah tersebut
memiliki nilai kenyataan berkisar antara
4,29 sampai 4,33 dengan nilai kepentingan
yaitu 4,18. Hal, ini menandakan bahwa
wilayah tersebut juga termasuk wilayah
yang perlu diperbaiki. Sedangkan untuk
wilayah yang tidak baik adalah wilayah C
dan D. Dikarenakan pada wilayah tersebut
antara kepentingan dan kinerja nyata
A B
C D
11. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
responden tidak seimbang, sehingga perlu
diperbaiki lagi GAP antara kepentingan dan
kinerja nyata responden.
Analisis Model Partial Least Square
(PLS)
Setelah dilakukannya pengujuan hasil
hasil pre-test maka analisis hasil penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan
program SmartPLS 3.0. Teknik analisis
PLS dilakukan untuk menguji variabel
kreativitas, inovasi dan pemasaran
kewirausahaan. Program ini dirancang
untuk mengestimasi persamaan struktural
dengan basis varian. Setiap variabel laten
memiliki masing-masing variabel manifest
(indikator) sesuai dengan penjabaran
operasional variabel yang terdapat di bab
III.
Merancang Model Pengukuran (Outer
Model)
Dalam model pengukuran outer
model dievaluasi berdasarkan convergent,
discriminant validity, composite realibility.
Nilai convergent dilihat dari nilai loading,
nilai tersebut dianggap cukup antara 0,5
sampai 0,6 untuk jumlah variabel laten 3
sampai 7. Nilai discriminant validity dilihat
berdasarkan nilai AVE, jika nilai AVE
tersebut > 0,5, dan nilai composite
reliability yang masih diterima apabila >
0,7. Berikut adalah gambar hasil
permodelan diagram jalur dan tabel
convergent, discriminant validity, dan
composite realibility.
Sumber: SmartPLS 3.0, 2018
Gambar Diagram Jalur Hasil Permodelan dengan PLS Algorithm
Berikut adalah hasil tabel convergent,
discriminant validity, dan composite
realibility yaitu:
1. Validitas Konvergen (Convergent
Validity)
Convergent validity dari model
pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi
antara item score/component score dengan
construct score yang dihitung dengan PLS.
Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika
berkorelasi lebih dari 0,70 dengan kontruk
yang ingin diukur. Namun demikian untuk
penelitian tahap awal dari pengembangan
skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai
0,60 dianggap cukup. Berikut adalah hasil
Uji Validitas pada 100 responden
12. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Tabel
Uji Validitas Konvergen
Variabel dan
Indikator
Outer
Loadings
*)
AVE Nilai Kritis Keterangan
Kreativitas
Bakat 0,836
0,660 0,5 Valid
Minat 0,810
Keahlian 0,795
Gagasan 0,818
Wawasan 0,844
Kemampuan 0,808
Konsep 0,837
Persaingan 0,835
Permintaan
konsumen
0,776
Motivasi 0,760
Inovasi
Desai Produk 0,683
Produk terbaru 0,888
0,724 0,5
Valid
Teknologi 0,799
Proses kerja 0,846
Poses produksi 0,876
Tata kelola 0,841
Proses
pembayaran
0,807
Metode
pembayaran
0,884
Pemasaran
Kewirausahaan
Berorientasi
inovasi
0,901
0,768 0,5
Valid
Pemasaran
interaktif
0,950
Pemasaran berita
mulut ke mulut 0,727
Sumber : Data diolah, 2018.
13. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Berdasarkan Tabel menunjukkan
bahwa convergent validity pada nilai outer
loadings variabel Kreativitas seperti bakat,
minat, keahlian, gagasan, wawasan,
kemampuan, konsep, persaingan,
permintaan konsumen dan motivasi > 0,7,
variabel inovasi (desain produk, produk
terbaru, proses kerja, teknologi, proses
produksi, tata kelola, proses pembayaran
dan) memiliki memiliki nilai > 0,7. Dan
untuk variabel pemasaran kewirausahaan,
meningkatkan kemampuan penjualan
produk lukisan dengan berorientasi inovasi,
pemasaran interaktif, pemasaran mulut ke
mulut dan dorongan ide), variabel
pemasaran kewirausahaan memiliki nilai >
0,7. Dengan ini berarti pengukur-pengukur
(manifest variabel) dari suatu konstruk
memiliki korelasi yang tinggi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
indikator-indikator yang ada pada
penelitian ini dinyatakan valid dan dapat
diterima sebagai pengukur variabel
penelitian.
Hasil lain yang digunakan untuk
convergent validity dapat dilihat dari nilai
AVE berdasarkan Tabel dilihat bahwa nilai
Average Variance Extracted (AVE) dari
variabel krativitas adalah sebesar 0,660 >
0,5, variabel inovasi positif sebesar 0,724 >
0,5, dan variabel pemasaran kewirausahaan
adalah sebesar 0,768 > 0,5, dapat dilihat
bahwa nilai-nilai tersebut telah memenuhi
uji validitas konvergen karena semua nilai
dari variabel kreativitas, inovasi, dan
pemasaran kewirausahaan lebih besar dari
0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa indikator-indikator yang ada pada
penelitian ini dinyatakan valid dan dapat
diterima sebagai pengukur variabel
penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika kuisioner mampu mendapatkan
informasi yang dibutuhkan mengenai
kreativitas, inovasi dan pemasaran
kewirausahaan seperti yang penulis
inginkan.
2. Validitas Diskriminan (Discriminant
validity)
Nilai diskriminan berguna untuk
menilai apakah variabel memiliki
discriminan validity yang memadai yaitu
dengan cara membandingkan korelasi
indikator dengan konstrak yang dituju harus
lebih besar dibandingkan korelasi dengan
konstrak yang lain. Pengukuran indikator
refleksif berdasarkan cross loading dengan
variabel latennya kreativitas, inovasi dan
pemasaran kewirausahaan. Jika nilai cross
loading setiap indikator pada variabel
kreativitas, inovasi dan pemasaran
kewirausahaan lebih besar dibandingkan
dengan cross loading pada variabel laten
lainnya maka dikatakan valid.
Tabel Validitas Diskriminan
Cross Loading
Kreativitas Inovasi
Pemasaran
Kewirausahaan
A1 0,836 0,139 0,139
A2 0,810 0,116 0,166
A3 0,795 0,298 0,298
A4 0,818 0,178 0,178
A5 0,844 0,139 0,139
A6 0,808 0,230 0,230
A7 0,837 0,125 0,125
A8 0,835 0,091 0,091
A9 0,776 0,290 0,290
A10 0,760 0,203 0,203
14. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
B1 0,249 0,863 0,351
B2 0,236 0,888 0,356
B3 0,226 0,799 0,411
B4 0,251 0,846 0,495
B5 0,172 0,876 0,368
B6 0,223 0,841 0,468
B7 0,117 0,807 0,359
B8 0,124 0,884 0,361
C1 0,187 0,438 0,901
C2 0,314 0,446 0,950
C3 0,207 0,345 0,727
C4 0,323 0,427 0,910
Sumber : Data diolah, 2018.
Nilai cross loading pada tabel adanya
validitas diskriminan yang baik karena nilai
korelasi indikator terhadap kosntruknya
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
indikator tiap konstruk lain. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa nilai loading
indikator pemasaran kewirausahaan
sebesar 0,950 lebih tinggi dibandingkan
dengan konstrak lain yaitu kreativitas
0,844, inovasi sebesar 0,793. Demikian
untuk indikator C1, C2 dan C4 lebih tinggi
nilai loading pada konstrak dibandingkan
nilai loading ke konstrak lainnya.
Pada indikator B1 nilai loading
terhadap konstrak inovasi sebesar 0,888
lebih tinggi dibandingkan dengan konstrak
lain yaitu kreativitas sebesar 0,236,
pemasaran kewirausahaan sebesar 0,356.
Maka untuk indikator B1 sampai dengan
B8 nilai loading pada konstrak lebih tinggi
dibandigkan dengan nilai loading ke
konstrak lainnya.
Pada indikator C1 nilai loading
terhadap konstruk pemasaran
kewirausahaan sebesar 0,901 lebih besar
jika dibandingkan dengan konstruk lain
yaitu kreativitas sebesar 0,187 dan inovasi
sebesar 0,438. Untuk indikator C1 sampai
C4 nilai loading pada konstrak juga lebih
tinggi jika dibandingkan dengan nilai
loading ke konstrak lainnya. Korelasi yang
lebih tinggi pada konstruknya sendiri
dibanding pada konstruk lainnya dapat
disimpulkan bahwa konstruk laten
memprediksi indikator pada blok mereka
lebih baik dibandingkan pada indikator
blok lainnya atau hal ini berarti bahwa
setiap variabel laten memiliki discriminant
validity yang baik.
3. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan Uji Validitas tahap
selanjutnya adalah menguji Reability
construct. Uji kekonsistenan indikator-
indikator dalam satu variabel laten
dilakukan dengan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dapat diukur dari nilai cronbach
alpha dan nilai composite reliability. Suatu
variabel dapat dinyatakan reliabel atau
memenuhi cronbach alpha apabila
memiliki nilai cronbach alpha > 0.7 dan
nilai composite reliability harus lebih dari
0.7 meskipun 0.6 masih dapat diterima.
Uji Reliabilitas Composite Reliability
Tabel
Uji Reliabilitas
Composite Reliability
Konstruk
Variabel Laten
Composite
Reliability
Nilai Kritis Hasil
Kreativitas 0.951 ≥ 0.7 Reliabel
15. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Inovasi 0.955 ≥ 0.7 Reliabel
Pemasaran
Kewirausahaan
0.929 ≥ 0.7 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2018.
Berdasarkan tabel bahwa nilai
composite reliability pada variabel
kreativitas sebesar 0.951 > 0,70, inovasi
sebesar 0.955 > 0,70, pemasaran
kewirausahaan sebesar 0, 929 > 0,70.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap
indikator-indikator yang ada memiliki nilai
reliabel yang baik. Butir kuisioner
dikatakan reliabel atau andal apabila
jawaban seseorang terhadap kuisioner
adalah konsisten bila ditanya dengan butir
kuesioner tersebut.
Uji Reliabilitas Cronbach Alpha
Tabel
Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha
Konstruk
Variabel Laten
Cronbach Alpha
Nilai Kritis Hasil
Kreativitas 0.943 ≥ 0.7 Reliabel
Inovasi 0.946 ≥ 0.7 Reliabel
Pemasaran
Kewirausahaan 0.896 ≥ 0.7 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2018.
Berdasarkan tabel bahwa nilai
cronbach alpha dari kreativitas, inovasi,
pemasaran kewirausahaan berturut-turut
adalah sebesar 0,943, 0,946 dan 0,896
semua cronbach alpha dari tiap variabel >
0,60.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap
indikator-indikator yang ada memiliki nilai
reliabel yang baik. Butir kuisioner
dikatakan reliabel atau andal apabila
jawaban seseorang terhadap kuisioner
adalah konsisten bila ditanya dengan butir
kuesioner tersebut.
Pengujian Hipotesis
Analisis selanjutnya setelah
melakukan analisis model adalah pengujian
hipotesis, pengujian ini bertujuan untuk
meminimalkan masalah ketidaknormalan
data penelitian sebagai berikut:
1. Uji hepotesis t
Uji hepotesis t dimaksudkan untuk
menguji apakah variabel independen
secara parsial berpengaruh siecara
signifikan terhadap variabel dependen.
Variabel dalam penelitian ini adalah
kreativitas, inovasi terhadap pemasaran
kewirausahaan UMKM sektor pengrajin
seni lukis di Kota Bekasi. Untuk
menguji hipotesis nilai t-statistic yang
dihasilkan oleh output PLS
dibandingkan dengan nilai t tabel. Ouput
PLS merupakan estimasi variabel laten
yang merupakan linier agregat dari
indikator. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Kreativitas
H0 : tidak ada pengaruh antara
kreativitas terhadap
pemasaran kewirausahaan
UMKM sektor pengrajin
seni lukis di Kota Bekasi.
Ha : ada pengaruh antara
kreativitas terhadap
pemasaran kewirausahaan
UMKM sektor pengrajin
seni lukis di Kota Bekasi.
Inovasi
H0 : tidak ada pengaruh antara
inovasi positif terhadap
pemasaran kewirausahaan
16. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
UMKM sektor pengrajin
seni lukis di Kota Bekasi.
Ha : ada pengaruh antara inovasi
terhadap pemasaran
kewirausahaan UMKM
sektor pengrajin seni lukis di
Kota Bekasi.
Dasar Pengambilan Keputusan
dengan tingkat signifikan α = 5% t tabel
= 1,96 adalah sebagai berikut:
Apabila p values < tingkat
signifikan, yaitu kurang dari 0,05
maka hipotesis diterima.
Apabila p values > tingkat
signifikan, yaitu lebih dari 0,05
maka hipotesis ditolak.
2. Pengujian dengan metode
bootstrapping
Hasil pengujian dengan metode
bootstrapping dari analisis PLS sebagai
berikut :
Sumber: SmartPLS 3.0, 2018
Gambar
Diagram Jalur Hasil Permodelan dengan Bootsrapping
Hasil gambar diagram jalur hasil
permodelan dengan bootstrapping,
analisis ini dilakukan dengan
membandingkan nilai T-table dengan
nilai T-statistics yang dihasilkan dari
hasil bootstrapping dalam PLS.
Hipotesis diterima (terdukung) jika nilai
T-statistics lebih tinggi daripada nilai T-
table (1,96) dengan signifikansi level 5%
atau melalui P-Value ɑ=5%, p-val=0,05
(Ghozali dan Latan, 2015).
3. Pengujian model struktural Path
Coefficient
Untuk menilai signifikansi
model prediksi dalam pengujian model
struktural, dapat dilihat dari nilai t-
statistic antara variabel independen ke
variabel dependen dalam tabel Path
Coefficient pada output SmartPLS
dibawah ini :
Tabel 4.24
Hipotesis PLS
Uji Path Coefficient
Original
Sample
(Nilai B)
T-Statistics
(O/STDEV)
P-Value
(Signifikan)
Keterangan
Kreativitas
→ Pemasaran
Kewirausahaan
0,196 2,524 0,012 Signifikan
Inovasi 0,428 4,305 0,000 Signifikan
17. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
→ Pemasaran
Kewirausahaan
Sumber :Data diolah, 2018
Berdasarkan Tabel di atas akan
dijelaskan pengujian hipotesis
sebagai berikut:
Pengujian Hipotesis Kreativitas
terhadap Pemasaran Kewirausahaan
Pengujian hipotesis pertama yaitu
hubungan antara variabel kreativitas
terhadap pemasaran kewirausahaan pada
UMKM pengrajin seni lukis di wilayah
Kota Bekasi menunjukkan nilai koefisen
yang telah memenuhi syarat yaitu
(kolom Original Sample) positif sebesar
0,196, t hitung>t tabel (2,524>1,96), dan
P values<0,05 (0,012<0,05).
Hipotesis pertama berpengaruh
secara parsial yaitu dimana bahwa
kreativitas memiliki pengaruh signifikan
terhadap pemasaran kewirausahaan. Hal
tersebut bila dikaitkan dengan hasil
estimasi variabel kreativitas dan
pemasaran kewirausahaan yaitu P- value
< 0,05 sebesar (0,012<0,05), maka H0
terima dan Ha ditolak seperti pada
gambar tabel diatas, menunjukan bahwa
jika semakin positif inovasi akan tinggi
pula pemasaran kewirausahaan artinya
kreativitas semakin positif maka akan
mempengaruhi pemasaran
kewirausahaan yang menyatakan bahwa
variabel kreativitas secara individual
berpengaruh signifikan terhadap
variabel pemasaran kewirausahaan
pengujian-pengujian diatas dilakukan
dengan menggunakan Partial Least
Square.
Kreativitas dapat meningkatkan
pemasaran kewirausahaan yaitu pada
UMKM pengrajin seni lukis di Kota
Bekasi. Kreativitas dikatakan
berpengaruh terhadap pemasaran
kewirausahaan apabila kemampuan
yang dimiliki pemilik UMKM pengrajin
seni lukis ataupun kemampuan
menciptakan yang dimiliki oleh
karyawan UMKM pengrajin seni lukis
dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan usaha yang dimiliki.
Meningkatnya nilai pemasaran
kewirausahaan yang dipengaruhi oleh
kreativitas dapat dikatakan baik karena
telah mencapai optimasi pada 10
indikator yaitu bakat, minat, keahlian,
gagasan, wawasan, kemampuan,
konsep, persaingan, permintan
konsumen dan motivasi.
Pemilik UMKM dan karyawan
dapat menggali kemampuan dalam
menciptakan produk baru, ide-ide baru
yang bersifat kreatif dan unik yang
belum ada dipasar dengan mengikuti
pelatihan, dengan adanya pelatihan
terhadap pemilik dan karyawan UMKM.
Para pemilik UMKM dapat
mempromosikan usahanya dengan
mengikuti pameran, bazar atau event-
event yang diadakan pemerintah Kota
Bekasi. Selain konsumen dapat melihat
dan mencoba langsung produk UMKM,
pemilik juga dapat meminta kritik dan
saran secara langsung, guna untuk
menambah ilmu agar memperbaiki
kekurangan dan dapat mengembangkan
usahanya.
Meningkatnya pemasaran
kewirausahaan dipengaruhi oleh
kreativitas yang cukup dengan membuat
lukisan yang baru yang belum ada
dipasar yang bersifat unik, kreatif dan
berbeda. Untuk itu, dapat dikatakan
bahwa kreativitas mempengaruhi
pemasaran kewirausahaan UMKM
pengrajin seni lukis di Kota Bekasi.
Pengujian Hipotesis Inovasi
terhadap Pemasaran Kewirausahaan
Pengujian hipotesis kedua yaitu
hubungan antara variabel inovasi
terhadap pemasaran kewirausahaan pada
UMKM pengrajin seni lukis di wilayah
Kota Bekasi menunjukkan nilai koefisen
yang telah memenuhi syarat yaitu
(kolom Original Sample) positif sebesar
0,428, t hitung>t tabel (4,305>0,428),
dan P values<0,05 (0,000<0,05).
18. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Hipotesis kedua menguji secara
parsial dengan menunjukan apakah
variabel inovasi yang dimasukan dengan
model mempunyai pengaruh terhadap
variabel pemasaran kewirausahaan yaitu
p-value< 0,05, berdasarkan tabel uji path
coefficient tabel p-value sebesar
(0,000<0,05) nilai p-value lebih rendah
dari (0,05), maka H0 diterima dan Ha
ditolak menunjukan bahwa jika semakin
positif inovasi akan tinggi pula
pemasaran kewirausahaan artinya
inovasi semakin positif maka akan
mempengaruhi pemasaran
kewirausahaan yang menyatakan bahwa
variabel inovasi secara individual
berpengaruh signifikan terhadap
variabel pemasaran kewirausahaan
pengujian-pengujian diatas dilakukan
dengan menggunakan Partial Least
Square.
Para pelaku usaha menilai bahwa
inovasi dapat meningkatkan pemasaran
kewirausahaan yaitu UMKM. Inovasi
mempunyai dampak positif, inovasi
yang dimiliki oleh pemilik usaha dalam
menciptakan berbagai ide-ide menarik
adalah suatu unsur penting yang dapat
memenuhi peningkatan pemasaran
kewirausahaan.
Pemilik UMKM pengrajin seni
lukis di Kota Bekasi sebagian besar
sudah berinovasi seperti pembuatan
produk baru, dengan desain lukisan yang
unik yang dapat menjadi ciri khas suatu
produk serta menambah alternatif
pilihan jenis lukisan agar konsumen
tidak merasa bosan dengan produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu, dengan cara
berinovasi tersebut, perusahaan dapat
meningkatkan keuntungan dan kepuasan
pelanggan untuk pemasaran
kewirausahaan.
UMKM pengrajin seni lukis di Kota
Bekasi harus membuat inovasi sebagai
bagian mendasar dari UMKM tersebut.
UMKM pengrajin seni lukis
membutuhkan penguatan nilai-nilai
inovasi untuk perubahan dengan
kombinasi ide-ide kreatif yang dapat
disalurkan dalam melakukan Inovasi.
Inovasi dapat menciptakan kesuksesan
dalam usaha sehingga penting juga bagi
UMKM untuk mendorong kinerja
pemasaran kewirausahaan.
Selain itu, pemilik dan karyawan
UMKM juga dapat meningkatkan
pengalaman dengan membuat produk
usaha lukisan yang baru dari hasil
pelatihan. Pemilik UMKM dapat
memanfaatkan teknologi dengan
menggunakan komputer untuk membuat
variasi produk usaha, desain produk
usaha, membuat logo, pemasaran
melalui media sosial atau portal web,
sistem penjualan online hingga
pembayaran menggunakan uang
elektronik.
Penggunaan teknologi informasi
yang digunakan perusahaan seperti
komputer, internet/WifI, e-mail, portal
web, sosial media (Sosmed), dan lainnya
cukup banyak digunakan untuk
mengelola usaha oleh para pemilik
UMKM.
Upaya-upaya yang telah dilakukan
pemilik UMKM yaitu dengan
memanfaatkan teknologi dengan
melakukan penjualan online di portal
web, instagram, dan lainnya serta
melakukan pemasaran seperti pasang
iklan secara online. Pemanfaatan
teknologi maka jarak, informasi maupun
transaksi pembayaran membuat arus
komunikasi menjadi semakin mudah,
cepat menjangkau area yang lebih luas.
Para pelaku usaha UMKM
pengrajin seni lukis menilai bahwa
inovasi yang mencakup penguasaan
teknologi menambah meningkatkan
Inovasi UMKM. Kemampuan
berinovasi akan berkembang apabila
UMKM memaksimalkan kemampuan
akan penguasaan teknologi, menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang
bisa mereka tawarkan ke pasar.
Meningkatnya nilai inovasi yang
dipengaruhi oleh pemasaran
kewirausahaan dapat dikatakan baik
19. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
karena telah mencapai optimasi pada 8
indikator yaitu desain produk, kualitas
produk, proses kerja, proses produksi,
tata kelola, proses pembayaran, metode
pembayaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan tentang Pengaruh Kreativitas
dan Inovasi Terhadap Pemasaran
Kewirausahaan (UMKM Sektor Pengrajin
Seni Lukis Kota Bekasi), maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Gambaran umum mengenai
pemsaran kewirausahaan pada
UMKM pengerajin seni lukis
diwilayah Kota Bekasi dinilai telah
optimal, dimana dengan memiliki
Kreativitas dan Inovasi yang baik
UMKM pengerajin seni lukis dapat
memiliki kemampuan ide-ide
kreatif dan unik dalam menciptakan
produk yang baru dan berbeda
dipasar dikarenakan pemilik dan
karyawan sebagaian besar memiliki
pengalaman, pelatihan dan
pendidikan dengan mayoritas
pemilik dan karyawan UMKM
berpendidikan terakhir
SMA/Sederajat dan S1. Selain
UMKM pengerajin seni lukis
melakukan Inovasi seeperti
penggunaan teknologi informasi
yang digunakan perusahaan sepertu
komputer, internet/Wifi, e-mail,
portal web, sosial media (Sosmed)
dan lainnya cukup banyak
digunakan oleh UMKM pengerajin
seni lukis dalam memaarkan
produknya.
2. Adanya pengaruh signifikan antara
variabel Kreativitas terhadap
Pemasaran Kewirausahaan, Inovasi
terhadap Pemasaran Kewirausahaan
terhadap UMKM pengrajin seni
lukis di wilayah Kota Bekasi.
3. Variabel yang paling dominan
dalam mempengaruhi Pemasaran
Kewirausahaan pada UMKM
pengrajin seni lukis di wilayah Kota
Bekasi adalah variabel inovasi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian
diatas maka peneliti memberi saran sebagai
berikut:
1. Bagi Pemilik UMKM Pengrajin Seni
Lukis Di Wilayah Kota Bekasi
Bagi pelaku usaha UMKM pengrajin
seni lukis di wilayah Kota Bekasi,
disarankan terus menciptakan ide-ide
kreatif dan baru dalam produk lukisan
agar menciptakan peluang dipasar dan
pemilik UMKM diharapkan bisa
berinovasi dengan mengikuti
perkembangan teknologi untuk
memasarkan produknya. Sehingga,
produk lukisan dapat bersaing dipasar
dan akan terus meningkatkan
kpendapatan keuntungan yang
diinginkan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk meneliti dengan objek-objek
yang lebih luas. Selain melihat
kekurangan yang ada di UMKM
pengrajin seni luki yang ada diwilayah
Kota Bekasi, serta dapat memperbaiki
UMKM pengrajin seni lukis diwilayah
Kota Bekasi dan menemukan objek
yang belum menerapkan Kreativitas
dan Inovasi pada Pemasaran
Kewirausahaan dan penelitian
selanjanjutnya diharapkan untuk
mengubah cara teknik pengambilan
sampel yang lebih effisien dengan
menggunakan teknik sampel
probability sampling dengan teknik
simple random sampling dengan cara
menggunakan software microsoft
excel dengan menginput nomor daftar
responden secara acak menggunakan
fungsi RAND yang ada pada microsoft
excel.
20. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
DAFTAR PUSTAKA
Abidillah, W., & Jogiyanto,. M. (2009).
Konsep dan Aplikasi PLS (Partial
Least Square) untuk penelitian
Empris. Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi.
Agusti Ferdinand, (2014). Metode
Penilitian Manajemen. UNDIP,
Semarang.
Andharini Sri Nastiti (2012). “Pemasaran
Kewirausahaan dan Kinerja Usaha
Mikro Kecil dan Menengah”. Jurnal
Ekonomika-Bisnis. Vol. 03 Bulan
Juli.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifudidin. (2000). Reabilitas dan
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Badan Pusat Statistik. (2018). Kota Bekasi
Jumlah Usaha Perdagangan Kota
Bekasi: Diakses melalui
https://bekasikota.bps.go.id/. Pada
tanggal 12 april 2018 Pukul : 13.00
WIB.
Buchari Alma. (2004). Manjemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi
Revisi, Bandung: Penerbit CV.
Alfabeta.
Buchari Alma. (2011). Manjemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi
Revisi, Bandung: Penerbit CV.
Alfabeta.
Burhan Agus M. (2013). Seni Lukis
Indonesia Masa Jepang Sampai
Lekra. Surakarta: UNS PRESS.
Carlo Simulation (2017) “Study an
electronic-mail emocation/adoption
study”. Information Systems
Research, 14, 189-217.
Carson, D., Cromie, S., Mc. Gowan, P.
And Hill, J., (2007). Marketing and
Enterpreneurship in SMEs-AN
Innovative Approach, London:
Prentice Hall.
Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted
P.N. (2000). A Partial Least Square
Latent Variabel Modeling Approach
For Measuring Intercation Effects:
Results From a Monte.
Damanjanti, Irma. (2013). Psikologi Seni.
Bandung: Kiblat Buku Utama
Day, John, Reynald, Pane, Lancaster,
Geodd, (2006). “Entrepreneurship
and The Small to Medium Sized
Enterpries, Management Decision”,
Vol. 44, Issue 5, p.581-587.
Dedi S, Soegoto, dkk. (2014). Pemasaran
Kewirausahaan Industri Kreatif.
Yogyakarta: Deep Publish.
Departemen Perdagangan RI, (2008),
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025: Rencana
Pengembangan Eknomi Kreatif
Indonesia. 2009-2015.
Dhewanto, Wawan, dkk. (2015).
Manajemen Inovasi untuk Usaha
Kecil & Mikro. Bandung: Alfabeta.
Dr. Reniati, S.E., M.Si. (2013). Kreativitas
Organisasi & Inovasi Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Mahendro Nugroho & Yuswar Zainul
Basri. (2009). Ekonomi Kerakyatan:
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Jakarta; Universitas Trisakti.
Drs. Yunus. Muh, M.Si. (2010). Inovasi
Dan Krativitas Dalam Pemasaran.
Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Effendy, Mochtar. (2000). Kewirausahaan
(Entrepreneurship) Tuntutan Untuk
Praktisi. Palembang: AL-Mukhtar.
Fitriati Rachma. (2014). Menguak Daya
Saing UMKM Industri Kreatif,
Sebuah Riset Tindakan Berbasais
21. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Soft Systems Methodology. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Gay, L., R, dan Diehl, P. L, (1992).
“Research Metohds For Business and
Management”. MacMillan
Publishing Company, New York.
Gefen, D. Straub, D., & Bodreau, M.
(2000). Structural equation modeling
and regression. Guidelines for
research practice. Communication of
the Assosation of Information
Systems, 4, 1-80.
Ghozali, Imam dan Latan, Henky. (2015).
Partial Least Square Konsep Teknik
Aplikasi Menggunakan Program
SmartPLS 3.0 (2nd
Edition).
Semarang Badan Penerbit
Universitas Diponogoro.
Ghozali, Imam, (2008). Structural
Equalition Modeling Metode
Alernatif Dengan Partial least Square.
Edisi Kedua. Semarang: Universitas
Diponogoro.
Ghozali, Imam, Henky, Latan. (2015).
Konsep, Teknik Aplikasi
Menggunakan SmartPLS 3.0 Untuk
Penelitian Empiris. BP undip.
Semarang.
Hadiyati Ernani. (2011). “Kreativitas,
Inovasi Berpengaruh Terhadap
Kewirausahaan Usaha Kecil (Studi
Bengkel Las Kecil di Kabupaten
Pujon Malang)”. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Vol. 13No.1,
Maret 2011 8-16.
Hair et al. (2006). Multivariate Data
Analysis 6th
Ed. New Jersey: Parson
Education.
Handi, Irawan. (2004). Indonesia Customer
Statisfication Index. Frontier.
Hills, Gerald, 2008. “Marketing and
Entrepreneurship, Research Ideas and
Opportunnities”. Journl Smes of
Research Marketing and
Entrepreneurship Vol.2 No.4.
https://cnnindonesia.com/ekonomi/201609
111181744-92-24090/bekraf-
ekonomi-kreatif-tembus-rp1000-
triliun. Pertumbuhan ekonomi kreatif
(diakses 24 april 2018).
https://kontan.co.id/news/international/pas
arbendaseniterpangkas/11/03/2016.
Penurunan transaksi benda seni lukis
(diakses 16 april 2018).
Cohen Jacob. (1988). Statistical Power
Analysis for the Behavioral Sciences,
Hilldale, New Jersey, Lawrance
Erbaum Associaties”, Vol. Second
Edition.
Kauffman, J. C. & Stenberg, R. J (2008).
The International HandBook of
Creativity. Cambridge University
Press.
Kasmir. (2010). Kewirausahaan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Keller dan Kotler. (2006). Manajemen
Pemasaran edisi ke 12 Jilid ke 1. PT.
Indeks Gramedia.
Kementrian Koperasi dan UKM. (2018).
Perkembangan UMKM Tahun 2014-
2016 di Indonesia. Jakarta:
KEMENKOP dan UKM.
Kementrian Koperasi dan UKM. (2018).
Undang-Undang No 20 Tahun 2008.
Tentang UMKM. Diakses melalui
https://www.depkop.go.id/. Pada 19
april 2018.
Kotler, Philip, (2008). Manjemen
Pemasaran. Edisi Milenim
diterjemahkan Benyamin Molan, PT.
Prenhallindo, Jakarta.
Larsen, P., and Lewis, A., (2007). How
award-winning SMEs manage the
barries to innovation. Creativity and
Innovation Management, 162 (2),
142 – 151.
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
22. UNIVERSITAS GUNADARMA Oktober 2018
Puspa Titiek, Ida S.Cythia, Alfiandri Dedi,
Taufik Imam. (2011). Dampak
Kekuatan Budaya Indonesia Dalam
Industri Kreatif. Jakarta: PT.
Percetakan Penebar Swadaya.
Rao Purba, (2006). “ Measuring Consumer
Perception Through Factor Analysis,
The Asian Manager”. (Febuary-
March).
Sholihin, Mahfud, Ph. D dan Ratmono Dwi,
Dr. (2013). Analisis SEM-PLS
dengan Warp PLS 3.0 untuk
hubungan Nonliner dalam penelitian
sosial dan bisnis. Penerbit Andi
Offset. Yogyakarta.
Simatupang, Togar., Ekonomi Kreatif:
Menuju Era Kompetisi dan
Persaingan Usaha Ekonomi
Gelombang IV. Institute Teknologi
Bandung.
https://www.slideshare.net/togar/ceta
k-biru-industri-kreatif-jabar. Diakses
15 april 2018).
Soedarso, S.P. (2008). Sejarah
Perkembangan Seni Rupa Modern.
Jakarta: Studio Delapan Puluh
Enterprise bekerja sama dengan
Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Sutarno. (2012). Serba-Serbi Manajemen
Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudrajad, Ahmad (2011). Konsep
Kewirausahaan dan Pendidikan
Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitia
Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitan
Kombinasi (Mixed Metods).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitan
Kombinasi Pemasaran. Edisi 3.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Stokes, D., (2007), “Putting
Entrepreneurship into Marketing,
Journal of Research in Marketing &
Entrepreneurship”, Vol.2, No.1:
Spring 2000.
Thomas W zimmerer, Norman M
Scarbough. (2011). Kewirausahaan
dan Manajemen Usaha Kecil,
Salemba Empat.
Uma Sekaran. (2006). Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4,
Buku 1 Jakarta: Salemba Empat.