Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Presentasi kamis
1.
2. SILABUS
• Kompetensi Dasar:
4.1 Menjelaskan pengertian akhlak, persamaan antara
akhlak, etika, moral, dan budi pekerti.
• Materi Pembelajaran: Pengertian dan ruang lingkup akhlak,
persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti.
• Kegiatan Pembelajaran:
Menampilkan gambar dan mendiskusikan pengertian akhlak
dari video yang berkaitan dan persamaan antara akhlak,
etika, moral dan budi pekerti.
Mempresentasikan pengertian akhlak dari video yang
berkaitan dan persamaan antara akhlak, etika, moral dan
budi pekerti.
3. SILABUS
Kompetensi Dasar:
4.2. Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk
akhlak tercela
Materi Pembelajaran: Induk-induk akhlak terpuji dan induk-
induk akhlak tercela
Kegiatan Pembelajaran:
Mempresentasikan tentang induk akhlak terpuji dan akhlak
tercela
Menyebutkan dalil tentang akhlak terpuji dan akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.3. Menjelaskan macam-macam metode peningkatan kualitas
akhlak
Materi Pembelajaran: Macam-macam metode peningkatan
kualitas akhlak
Kegiatan Pembelajaran:
Mempresentasikan macam-macam metode peningkatan kualitas
akhlak
4. SILABUS
Kompetensi Dasar:
4.4. Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas
akhlak dalam kehidupan
Materi Pembelajaran: Metode peningkatan kualitas akhlak
Kegiatan Pembelajaran:
Mendiskusikan drama skenario terkait penerapan metode
peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
Mempraktekkan hasil diskusi terkait penerapan metode
peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
9. Persamaan Akhlak, Etika, Moral, dan
Budi Pekerti
• Etika artinya karakter, kebiasaan, watak, sifat.
• Moral artinya mengenai kesusilaan. Secara istilah
moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang
diterima secara umum.
• Budi pekerti berarti tabiat, akhlak dan watak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara
akhlak, etika, moral dan budi pekerti memiliki
persamaan, yaitu berbentuk perilaku yang sifatnya
netral.
11. Hikmah
Secara bahasa al-hikmah berarti: kebijaksanaan,
pendapat atau pikiran yang bagus,
pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan,
peribahasa (kata-kata bijak), dan Al-Qur’an.
Menurut Al-Maraghi dalam kitab tafsirnya,
menjelaskan al-hikmah sebagai perkataan yang
tepat lagi tegas yang diikuti dengan dalil-dalil
yang dapat menyingkap kebenaran.
12. Keutamaan Hikmah
Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam
melaksanakan dan membela kebenaran ataupun
keadilan.
Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama
yang terus dikembangkan.
Mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan
beragam pendekatan dan bahasan.
Memiliki semangat juang yang tinggi untuk
mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi
munkar.
Senantiasa berpikir positif untuk mencari solusi dari
semua persoalan yang dihadapi.
13. Syaja’ah
• Secara etimologi kata al-syaja’ah berarti
berani
• Syaja’ah dalam kamus bahasa Arab artinya
keberanian atau keperwiraan, yaitu
seseorang yang dapat bersabar terhadap
sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian
menerima musibah atau keberanian
dalam mengerjakan sesuatu.
14. ‘Iffah
• Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya
‘iffu-‘iffah yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang
tidak baik, ‘iffah juga berarti kesucian tubuh.
• Secara terminologis, ‘iffah adalah memelihara kehormatan
diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya.
• Keutamaan ‘iffah:
‘Iffah merupakan akhlak paling tinggi dan dicintai Allah
SWT. Ketika sifat ‘iffah ini sudah hilang dari dalam diri
seseorang, akan membawa pengaruh buruk dalam diri
seseorang, akal sehat akan tertutup oleh nafsu syahwatnya,
ia sudah tidak mampu lagi membedakan mana yang benar
dan salah, mana baik dan buruk, yang halal dan haram.
15. Pengertian
‘Adalah
• Adil menurut bahasa adalah meletakkan sesuatu
pada tempatnya. Adil juga berarti tidak berat
sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang
satu dengan yang lain.
• Berlaku adil adalah memperlakukan hak dan
kewajiban secara seimbang, tidak memihak, dan
tidak merugikan pihak manapun. Adil dapat
berarti tidak berat sebelah serta berarti
sepatutnya, tidak sewenang-wenang.
16. Kedudukan dan keutamaan Adil
• Terciptanya rasa aman dan tentram karena
semua telah merasa diperlakukan dengan baik
• Membentuk pribadi yang melaksanakan
kewajiban dengan baik
• Menciptakan kerukunan dan kedamaian
• Begitu mulianya orang yang berbuat adil
sehingga Allah tidak akan menolak doanya.
17. DALIL AKHLAK TERPUJI
• Hadits yang menganjurkan berakhlak terpuji yaitu :
• َلِئُس َلاَق ُهْنَع ُهللا َي ِض َر َةَْريَرُه يِبَأ ْنَعَع ُ هاَّلل ىهلَص ِ هاَّلل ُلوُسَرِهْيَل
هنَجْال َاسهنال ُل ِخْدُي اَم ِرَثْكَأ ْنَع َمهلَس َوْال ُنْسُح َو ِ هاَّلل ى َوْقَت َلاَقَف َةِقُلُخ
َف َارهنال َاسهنال ُل ِخْدُي اَم ِرَثْكَأ ْنَع َلِئُس َوُمََْال َلاَق
ُج ْرََْال َو-الترمذي رواه
• Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW ditanya
tentang hal apakah yang paling banyak memasukkan orang ke
dalam surga? Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan
akhlak yang baik.’ Lalu beliau ditanya tentang hal apakah yang
paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka? Beliau
menjawab, ‘Lisan dan kemaluan.’ (HR. Turmudzi)
19. Hubbud-dunya
• Hubbu ad Dunya berarti cinta dunia, yaitu
menanggap harta benda adalah segalanya.
Penyakit Hubbu ad Dunya berawal dari
penyakit iman, yang berakar pada persepsi
yang salah bahwa dunia ini adalah tujuan
akhir kehidupan, sehingga akhirat dilupakan.
20. Ciri Ciri Hubbu ad Dunya
• Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan
sebagai sarana mencapai kebahagiaan di akhirat
• Suka mengumpulkan harta benda dengan
menghalalkan segala cara tanpa memperhatikan halal
haramnya
• Kikir, tidak rela sedikitpun hartanya lepas atau
berkurang. Jangankan untuk sedekah, zakat yang
memang wajib saja ia tidak mau.
• Serakah dan rakus serta tamak.
• Tidak mensyukuri nikmat yang sedikit. Maunya nikmat
nikmat yang melimpah.
21. Hasad
• Hasad berarti dengki maksudnya suatu sikap
atau perbuatan yang mencerminkan rasa
marah, tidak suka karena iri. Orang yang
hasud menginginkan kenikmatan yang
diperolah orang lain dan berharap supaya
berpindah kepadanya.
22. Cara Mengobati Penyakit Hasad
• Menanamkan kesadaran bahwasanya sifat
dengki akan membuat seseorang menderita
batin
• Menumbuhkan bahwa sikap dengki akan
mengakibatkan permusuhan yang membawa
petaka
• Senantiasa ingat pada Allah dan meminta
perlindungan kepadaNya agar terhindar dari
bisikan syeitan
23. Kibir/ Ujub
• Secara bahasa, ‘Ujub berasal dari kata “ajaba”
yang artinya kagum, terheran heran, takjub. Al
I’jabu bin Nafsi artinya kagum pada diri sendiri.
Sedangkan takabur berarti berarti sombong atau
berusaha menampakkan keagungan diri.
• Secara istilah dapat kita pahami bahwa ‘ujub
adalah suatu sikap membanggakan diri, dengan
memberiakn suatu penghargaan yang berlebihan
kepada kemampuan diri.
24. Cara Menghindari Takabur ‘Ujub
• Kita harus sadar bahwa ilmu yang kita miliki
sangat sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah
SWT.
• Kita harus sadar bahwa kelebihan pada fisik
kita merupakan annugrah dari Allah dan
sifatnya sementara, yaitu ketika masih muda.
• Kita juga harus ingat bahwa harta yang kita
miliki juga titipan Allah yang harus dijaga dan
digunakan untuk jalan yang benar.
25. Riya’
• Riya’ adalah mengerjakan suatu perbuatan
atau ibadah untuk mendapatkan pujian dari
orang lain, bukan karena Allah SWT semata.
Orang riya’ tidak ikhlas dalam beramal, pamer
dan cari perhatian supaya mendapat pujian,
sanjungan dan pengakuan.
26. • Bentuk-bentuk Riya’ : 1. Riya’ dalam niat
2. Riya’ dalam perbuatan
Cara Menanggulangi Penyakit Riya’
• Memfokuskan niat ibadah hanya untuk Allah
• Hindari sikap memamerkan apa yang kita punya, karena
pada hakikatnya yang kita punya hanyalah milik Allah
• Membiasakan diri bersyukur kepada Allah
• Senantiasa berdzikir kepada Allah dan selalu berlindung
kepada Allah agar kita dijauhkan dari sifat Riya’ dan
sum’ah.
27. DALIL AKHLAK TERCELA
• Dalil yang melarang berakhlak tercela yaitu sebagai
berikut :
َع َن ْوَهْنُت اَم َرِئاَبَك واُبِنَتْجَت ْنِإِِّيَس ْمُكْنَع ْرََِِّكُن ُهْنْمُكِتاَئ
اًمي ِرَك َالخْدُم ْمُكْل ِخْدُن َو
• Artinya : Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara
dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-
dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke
tempat yang mulia (surga). (QS. An Nisa :31)
28. METODE PENINGKATAN AKHLAK
1. Melalui perumpamaan (tamtsil)
2. Melalui keteladanan (uswatun
hasanah)
3. Melalui Latihan dan Pengamalan
4. Melalui Ibrah dan Mau’idah
29. Melalui Perumpamaan
• Usaha peningkatan kualitas akhlak bisa
dilakukan dengan mempelajari perumpamaan
di dalam al-Qur’an, selanjutnya menjadikan
perumpamaan itu sebagai sarana mendidik
akhlak pribadi dan masyarakat. Selain itu, bisa
menguatkan kesan dan pesan yang berkaitan
dengan makna yang tersirat dalam
perupamaan tersebut yang menghadirkan
perasaan religius.
30. Melalui Keteladanan
• Kebutuhan keteladanan sudah menjadi fitrah
setiap orang. Karena itu, setiap pribadi
hendaknya bisa menjadi teladan bagi yang lain
dalam usaha meningkatkan kualitas akhlak.
Rasulullah Saw adalah sosok teladan dalam
kehidupan suami-istri, dalam kesabaran
menghadapi keluarganya, dan dalam
mengarahkan istri-istrinya dengan baik.
31. Melalui Latihan dan Pengamalan
• Harus diketahui, akhlak tidak akan tumbuh
tanpa diajarkan dan dibiasakan. Oleh karena
itu, pengetahuan tentang akhlak selain
sebagai ilmu, secara bertahap juga harus
diikuti secara terus menerus bentuk
pengamalannya, baik di rumah, di sekolah
maupun di masyarakat.
32. Melalui Ibrah dan Mau’idhah
• Ibrah artinya kondisi yang memungkinkan orang bisa
sampai dari pengetahuan yang kongkrit kepada
pengetahuan yang abstrak.
• Peningkatan kualitas akhlak melalui mau’idhah
maksudnya adalah pemberian nasehat dan
pengingatan akan kebaikan dan kebenaran dengan
cara-cara yang baik dan menyentuh
35. 1. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan
pendidikan pertama dan utama bagi
anak. Seorang anak akan bisa tumbuh
dan berkembang menjadi dewasa jika
berada di dalam lingkungan keluarga
yang dibangun berdasarkan takwa
kepada Allah. Peningkatan kualitas
akhlak bisa dilakukan orang tua antara
lain dengan cara membiasakan anak-
anaknya mengingat kebesaran dan
nikmat Allah, merenungi semua
ciptaan-Nya agar bisa berkembang
dengan baik dan senantiasa terjaga
ketauhidannya.
36. Lingkungan
Pendidikan Formal
Lingkungan
Masyarakat
seorang guru haruslah melakukan hal-
hal berikut; membimbing anak
didiknya agar menyembah Allah,
ikhlas, sabar dalam menjalankan
tugas,
Allah menyuruh masyarakat Islam agar berbuat
yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. kewajiban
para tokoh masyarakat untuk menanamkan
keimanan dan sekaligus membiasakan perilaku
terpuji dalam kehidupan masyarakat.