2. KELOMPOK 5
1. Samuel Tegar Eka Putra
2. Mega Mawarni
3.Kartika Sari
4. Kurniati Ramadanita
5. Shelsilia Tiara
6. Octhafiyadi
7. Muhammad Fawaz (pau pau)
3. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM
PERIODIK UNSUR (SPU)
Sistem periodik adalah suatu tabel berisi
identitas unsur-unsur yang dikemas secara
berkala dalam bentuk periode dan golongan
berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya.
Robert Boyle adalah orang pertama yang
memberikan tentang definisi bahwa unsur
adalah suatu zat yang tidak dapat lagi dibagi-
bagi menjadi dua zat atau lebih dengan cara
kimia. Sejak itu orang dapat menyimpulkan
bahwa unsur-unsur mempunyai sifat yang jelas
dan ada kemiripan diantara sifat-sifat unsur itu.
4. 1. PENGELOMPOKKAN UNSUR
MENURUT ANTOINE LAVOISIER
Setelah Boyle memberi penjelasan
tentang konsep unsur, Lavoiser pada tahun
1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur.
Lavoiser membagi unsur-unsur dalam unsur
logam dan non logam. Pada waktu itu baru
dikenal kurang lebih 33 unsur.
Pengelompokan ini merupakan metode
paling sederhana , dilakukan.
Pengelompokan ini masih sangat sederhana
karena antara unsur – unsur logam sendiri
masih banyak perbedaan.
5. PERBEDAAN LOGAM DAN NON LOGAM
Logam
Berwujud padat pada suhu kamar (250),
kecuali raksa (Hg)
Mengkilap jika digosok
Merupakan konduktor yang baik
Dapat ditempa atau direnggangkan
Penghantar panas yang baik
6. Non Logam
Ada yang berupa zat padat, cair, atau gas pada
suhu kamar
Tidak mengkilap jika digosok, kecuali intan
(karbon)
Bukan konduktor yang baik
Umumnya rapuh, terutama yang berwujud
padat
Bukan penghantar panas yang baik
7. Ternyata, selain unsur logam dan non-logam, masih
ditemukan beberapa unsur yang memiliki sifat logam dan
non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon,
antimon, dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi
unsur logam dan non-logam masih memiliki kelemahan.
KELEBIHAN & KEKURANGAN Unsur Menurut Antoine
Lavoisier
(+) KELEBIHAN :
Sudah Mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat
kima, sehingga bisa dijadikan referensi bagi
ilmuwan setelahnya
(-) KELEMAHAN :
Pengelompokannya masih terlalu umum
8. 2. PENGELOMPOKKAN UNSUR MENURUT
JOHANN WOLFGANG DOBEREINER
Dobereiner adalah orang pertama
menemukan hubungan antara sifat unsur
dengan massa atom relatifnya. Unsu-unsur
dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat-
sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga
unsur, sehingga disebut triade. Di
dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-
sifat yang berada di antara unsur ke-1 dan
ke-3 dan memiliki massa atom sama dengan
massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.
10. KELEBIHAN & KEKURANGAN Pengelompokkan
Unsur Menurut Johann Wolfgang Dobereiner
(+) KELEBIHAN :
+ Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip massa
atom (Ar) unsur yang kedua (Tengah) merupakan
massa atom rata -rata di massa atom unsur pertama
dan ketiga
(-) KEKURANGAN
– Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain
yang tidak termasuk dalam kelompok Triade padahal
sifatnya sama dengan unsur di dalam kelompok
triade tersebut.
11. 3. PENGELOMPOKAN UNSUR MENURUT
CHANCOURTOIS
Pada tahun 1862, ahli geologi Prancis,
Alexander Beguyer de Chancourtois,
mengelompokkan unsur-unsur kimia
berdasarkan kenaikan berat atom. Dia
merumuskan bahwa berat atom = 7 + 16n; n
= urutan unsur.
12. 4. HUKUM OKTAF NEWLANDS
J. Newlands adalah ilmuwan dari Inggris ia merupakan orang
pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan
penemuanya yang di sebut hukum oktaf.
Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.
Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip
dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat
yang sama berulang pada setiap unsur ke delapan dalam
susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music.
Hukum oktaf newlands berlaku untuk unsur-unsur ringan.
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di
ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur.
Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa
atomnya sangat besar.
13. 5. SISTEM PERIODIK MENDELEEV
Pada tahun 1869 seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri
Ivanovich mendeleev, dalam pengamatan 63 unsur yang
sudah dikenalnya, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur
adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika
unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya,
maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev
menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat
dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Lajur-lajur
horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya, disebut priode daftar periodik
Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872.
Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur
yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang
massanya lebih kecil.
kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni
meramalkan unsur beseerta sifat-sifatnya.
14. 6. SISTEM PERIODIK MODERN DARI HENRY
G. MOSELEY
Pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley
melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur
menggunakan sinar-X.
Ia menyimpulkan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa
atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha
tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom
berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.
Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom
unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik
modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev,
yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom
dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur
vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan
sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan.
Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8
golongan B (IB – VIIIB).
15. 7. PENGELOMPOKAN UNSUR MENURUT
SEABORG
Pada tahun 1940, Glenn Seaborg berhasil
menemukan unsur transuranium yaitu unsur
dengan nomor atom 94-102. Ia memecahkan
penempatan unsur-unsur tersebut dengan
membuat baris baru sehingga tabel periodik
modern berubah.
16. 1. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom
dan menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar
diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan
cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan
sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas
cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke
atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode,
semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil.
Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan
jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit
terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti
terhadap elektron terluar semakin kuat.
17. 2. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di
luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung
mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi
seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan
elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
suatu atom di namakan energi ionisasi. Dalam
suatu periode semakin banyak elektron dan
proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan
inti semakin besar (jari-jari kecil) Akibatnya,
elektron sukar lepas sehingga energi untuk
melepas elektron semakin besar. Hal ini berarti
energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik
elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya
semakain besar). Akibatnya, energi untuk
18. Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin
ke bawah makin kecil, karena elektron terluar akin
jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga
elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada
umumnya makin ke kanan makin besar, karena
makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi
yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi
ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan
VI A.
19. 3. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi
keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap elektron
dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke
bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah.
Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan
makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode
dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga
kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan
harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
20. 4. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi
lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel
panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan
dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan
batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system
periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan
bukan logam menunjukkan sifat ganda.
21. 5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena
makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan
logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada
kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen).
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula
kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga
golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
22. 6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila
suatu atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan
elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan
dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak
stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan
lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya
bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik
inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik
elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom
semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron