SlideShare verwendet Cookies, um die Funktionalität und Leistungsfähigkeit der Webseite zu verbessern und Ihnen relevante Werbung bereitzustellen. Wenn Sie diese Webseite weiter besuchen, erklären Sie sich mit der Verwendung von Cookies auf dieser Seite einverstanden. Lesen Sie bitte unsere Nutzervereinbarung und die Datenschutzrichtlinie.
SlideShare verwendet Cookies, um die Funktionalität und Leistungsfähigkeit der Webseite zu verbessern und Ihnen relevante Werbung bereitzustellen. Wenn Sie diese Webseite weiter besuchen, erklären Sie sich mit der Verwendung von Cookies auf dieser Seite einverstanden. Lesen Sie bitte unsere unsere Datenschutzrichtlinie und die Nutzervereinbarung.
Veröffentlicht am
Manusia dewasa ini mengalami kebingungan dalam membuat ukuran tentang kepribadian. Banyak orang mengukur kepribadian dari ketampanan-kecantikan, harta, taqdir fisik seperti bentuk bibir, jenis rambut, golongan darah, tanggal lahir, dan sebagainya. Bagi yang mengukur kepribadian dari fisik, ini tampak jelas dari bagaimana manusia mengidolakan para artis televisi dan menjadikannya acuan dalam bersikap dan penampilan. Bagi yang mengukur kepribadian dari taqdir lain seperti zodiak, golongan darah, bentuk bibir, terlihat dari betapa digemarinya ramalan-ramalan atau prediksi2 yang ada di media cetak dan elektronik. Seluruh penilaian tadi pasti akan berujung pada kekeliruan. Sebab Allah SWT Dzat yang menciptakan dan akan menghisab kita tidak menghisab kita dari taqdir fisik maupun harta, tetapi dari hati dan amal perbuatan kita. Lalu bagaimana semestinya kepribadian diukur? Ada dua komponen yang bisa digunakan untuk mengukur kepribadian: 1. Aqliyah (pola pikir) 2.Nafsiyah (pola sikap). Lebih jelasnya, simak saja presentasi berikut:
Download font yg dibutuhkan disini: https://goo.gl/paMOxI
Sie haben diese Folie bereits ins Clipboard „“ geclippt.
Loggen Sie sich ein, um Kommentare anzuzeigen.