SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap
manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia.
Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan
pendidikan.
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam
dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu
siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan
telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan
pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi
tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam
berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes
bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi
pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara,
angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar,
teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan
psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah
kognitif.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes
dan non tes?
2. Apa saja jenis tes dan non tes?
3. Apa saja manfaat tes dan non tes?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan teknik tes
dan non tes?
5. Bagaimana analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes
dan non tes dalam evaluasi pendidikan?
6. Bagaimana contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non
tes?
2
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan
teknik penilaian tes dan non tes.
2. Untuk mengetahui jenis tes dan non tes.
3. Untuk mengetahui manfaat tes dan non tes.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan
teknik tes dan non tes.
5. Untuk mengetahui analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan
teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan.
6. Untuk mengetahui contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes
dan non tes.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan Menggunakan Teknik Penilaian Tes dan
Non Tes.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keaadaan
sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha, 2003 :1).
Tujuan evaluasi di antaranya adalah pertama, dilihat dari pendekatan proses.
Kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan dalam segitiga
sebagaimana dikemukakan oleh David McKay sebagai berikut :
(Julian Stanley dan Kenneth D Hopkins, 1978 : 6)
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan antara tujuan
pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan
akan mengarahkan bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang
seharusnya dilaksanakan, sekaligus merupakan kerangka acuan untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan proses belajar
mengajar juga berkepentingan akan adanya perumusan tujuan yang baik, dan
prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Evaluasi memiliki dua kepentingan yakni untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah tercapai dengan baik dan juga untuk memperbaiki serta
mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu
ciri dari pendidik professional. Karena pendidik professional dituntut untuk
Educational
Objectives
Evaluation
Procedures
Learning
Experiences
4
mampu menyusun rencana belajar mengajar, mengorganisasikan, menata,
mengendalikan, membimbing dan membina proses belajar mengajar secara
relevan, evisien, dan efektif, menilai program dan hasil belajar, dan mendiagnosis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses belajar bagi dapat
disempurnakannya proses belajar mengajar selanjutnya.
Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan
merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming,
organizing, actuating, controlling dan evaluating. Jika semua fungsi manajemen
tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa dalam
pelaksanaan program terjadi penyimpangan maka tujuan tidak akan tercapai.
Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa
dengan evaluasi, yaitu measurement (pengukuran) yang berarti proses untuk
menentukan luas atau kuantitas sesuatu (GW Brown, 1957 : 1). Hasil suatu
pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan jalan
membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau patokan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian pendidikan patokan itu dapat berupa
batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai, atau rata-rata
nilai yang diperoleh oleh kelompok. Sebagai contoh, peserta didik yang
memperoleh skor tujuh (7), dapat berarti memiliki nilai rendah apabila
dibandingkan dengan rata-rata kelompok yang memiliki nilai delapan (8), tetapi
nilai tersebut dikatakan tinggi jika dibandingkan dengan standar nilai kelulusan
yang misalnya hanya memerlukan nilai lima (5).
Selain pengukuran, ada pula istilah assessment (penaksiran). Pengertian
assessment tidak sampai ke tahap evaluasi, melainkan sekedar mengukur dan
mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran.
Yang ketiga adalah tes dan non tes (penggunaan alat pengukuran) : tes
adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang
harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik
mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau
testee yang lain (Suryabrata, 1983 : 22). Sedangkan yaitu non tes adalah teknik
evaluasi yang tidak menggunakan perangkat soal yang harus dikerjakan oleh
5
peserta didik. Teknik-teknik non tes juga menempati kedudukan yang penting
dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang berhubungan
dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap mata
pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku
atau sikapnya dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak mungkin dievaluasi
dengan menggunakan tes sebagai alat pengukurnya.
2.2. Jenis Tes dan Non Tes.
Secara umum, tes dibedakan berdasarkan obyek pengukurannya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar
(achievement test) (Thoha, 2003 : 44-46). Tes dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa
penggolongan tes itu dilakukan. Pertama, penggolongan tes berdasarkan
fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/ kemajuan belajar peserta didik,
dibedakan menjadi tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan
tes sumatif. Kedua, penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin
diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu tes
intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar.
Ketiga, penggolongan tes berdasarkan jumlah orang yang mengikuti tes, tes dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes individual dan tes kelompok.
Keempat, penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan, tes dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu power test dan speed test. Kelima,
penggolongan berdasarkan bentuk respon, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu verbal test dan nonverbal test. Keenam, penggolongan tes
berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban apabila,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes tertulis (pencil and paper
test), dan tes lisan. Ketujuh, tes dibedakan berdasarkan tingkatnya terdiri dari tes
standard an nonstandard.
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau “ujian masuk”.
Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes
digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari
sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes seleksi merupakan
6
materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh
calon peserta didik. Isi materi terdiri atas butir-butir soal yang cukup sulit.
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran
yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal
adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta
didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.
Tes akhir sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting
sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi materi tes
akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting.
Tes diagnostik adalah tes yang dirancang khusus untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan konsep atau miskonsepsi yang berada di dalam diri peserta
didik sehingga dapat segera dideteksi sedini mungkin oleh guru untuk diberikan
bantuan atau terapi yang tepat agar tidak terjadi kesulitan belajar yang lebih besar
di kemudian hari (Suwarto, 2013 : v).
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui,
sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah-
tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan
pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya
disebut dengan “Ulangan Harian”.
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan
istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) atau Ujian
Akhir Semester (UAS) dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau
mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua
siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes
sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir
soal tes formatif.
7
Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
Tes sikap yaitu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predis posisi atau
kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dnegan tujuan mengungkapkan
ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya
bicara, cara berpakaian, nada suara, dan lain-lain.
Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan
tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
Tes individu yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang
testee saja, sedangkan tes kelompok yakni tes di mana tester berhadapan dengan
lebih dari satu orang testee.
Power test yakni tes di mana waktu yang disediakan bagi testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, sedangkan speed test yakni tes di mana
waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Tes verbal adalah tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang
dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara
tertulis, sedangkan antonimnya nonverbal test yakni tes yang menghendaki respon
(jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan
berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi respon yang dikehendaki muncul dari
testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Tes tulis, yang dibedakan menjadi dua, yaitu tes obyektif (terstruktur) dan
tes subyektif (uraian). Tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir yang
dapat dijawab dengan memilih alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi
jawaban yang benar dengan beberapa perkataan/simbol (Suwarto, 2013 : 34).
Sedangkan tes subyektif adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang memiliki
jawaban berupa uraian.
Tes obyektif sendiri dibedakan lagi menjadi beberapa, yaitu short-answer
objective items yang berfungsi mengukur kemampuan hafalan/ingatan, completion
8
test (melengkapi soal yang rumpang/kosong), true-false test yaitu tes yang
itemnya mengandung statement yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar
dan salah, multiple choice test, dan test bentuk matching.
Tes lisan yaitu tes yang dilaksanakan secara lisan.
Tes standar adalah tes yang disusun oleh tim ahli atau lembaga khusus
berdasarkan standar tertentu sehingga memiliki validitas tinggi dan
memungkinkan untuk diterapkan secara nasional. Misalnya Ujian Nasional.
Tes non standar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik dan belum
tersusun dengan baik, sehingga validitas dan reliabilitasnya belum dapat
dipertanggunggjawabkan.
Sedangkan evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan
peserta didik tanpa menguji (non tes) dibedakan menjadi beberapa, yaitu
observasi, angket (kuisioner), wawancara, sosiometri, otobiografi, dan inventory
(DCM).
Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam
bentuk check list atau skala penilaian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan
data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas,
interaksi, dan kecakapan sosial.
Pada dasarnya, kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner dapat diketahui
tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.
Angket dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun
penilaian terhadap pendidik.
Wawancara (interview) secara umum dapat diartikan sebagai cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan
tanya jawab lisan secara sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara,
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan hanya alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu
pada tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara adalah pertemuan antarpribadi
9
yang dilakukan secara informal antara seorang atau sejumlah murid dengan
seorang dewasa untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan
informal mengenai beberapa hal.
Sosiometri adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan data mengenai
hubungan sosial dan tingkah laku individu. Melalui teknik ini dapat diperoleh data
tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial,
dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui
tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam
lingkungannya (Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 46).
Otobiografi (riwayat hidup) adalah gambaran tentang keadaan seseorang
selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka
subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. Otobiografi ini biasanya berisi
tentang kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut,
kedudukan anak di dalam keluarga misalnya anak kandung atau anak tiri beserta
data-data yang berkaitan dengan anak peserta didik lainnya. Selain itu, di samping
dokumen yang memuat data-data mengenai peserta didik, dokumen juga memuat
informasi mengenai peserta didik, seperti informasi mengenai nama, tempat
tinggal, tempat dan tanggal lahir, tingkat jenjang pendidikan, rata-rata penghasilan
setiap bulan, berkerja dalam bidang apa dan sebagainya yang berhubungan dengan
informasi-informasi mengenai orang tua peserta didik.
Inventory (daftar cek masalah) merupakan salah satu alat yang dipakai
untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung
menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau
memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang
(Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 68).
2.3. Manfaat Tes dan Non Tes.
Searah dengan tujuannya, secara umum pembuatan tes dan non tes memiliki
manfaat, di antaranya untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir
terutama melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa
lisan. Selain itu tes juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
10
didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, mendiagnosis
kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil pengajaran, mengetahui hasil
belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik belajar, dan
mendorong guru agar mengajar lebih baik (Mardapi, 2004 : 72). Sedangkan
berdasarkan macam-macamnya,tes dan non tes memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Tes seleksi bermanfaat untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki
peserta didik, yang mana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk
meramalkan kemampuan peserta didik sehingga untuk ke depannya dia
bisa dibimbing atau di arahkan ke jurusan yang sesuai dengan
kemampuannya.
2. Tes formatif bertujuan untuk pembinaan dan perbaikan proses belajar
mengajar. Sehingga setelah dilaksanakannya tes formatif, perlu
dilakukan tindak lanjut yaitu jika materi yang diteskan itu telah dikuasai
dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan
yang baru, namun jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka
sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu
diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh
peserta didik, hal ini sering disebut remidial.
3. Tes sumatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara
menyeluruh, mengujikan materi secara menyeluruh juga selama satu
semester. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang
materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan (Mardapi, 2004
:72).
4. Manfaat tes diagnostik adalah untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi peserta didik, termasuk kesalah pemahaman konsep. Tes
diagnosis dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar
peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu (Suwarto, 2013 : 94).
5. Manfaat tes standar adalah untuk membandingkan tes belajar dengan
pembawaan individual atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi
peserta didik dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu
atau kelompok, membandingkan prestasi peserta didik berbagai sekolah
11
atau kelas, serta mempelajari perkembangan peserta didik dalam suatu
periode atau waktu tertentu (Arikunto, 1984 : 113)
6. Manfaat tes non standar adalah untuk melaksanakan tes-tes yang bersifat
realistik seperti tes formatif dan tes diagnostik yang memang dirancang
sesuai dengan keaadaan peserta didik serta proses belajar mengajar pada
suatu tingkat dan lembaga tertentu yang memang tidak dapat
distandardisasikan.
7. Secara umum, tes obyektif dan subyektif memiliki fungsi yang sama
yaitu untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran tertentu hanya saja tekniknya berbeda.
8. Tujuan tes lisan adalah untuk menilai kemampuan memecahkan
masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat,
kemampuan menggunakan bahasa lisan, serta kemampuan
mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan.
9. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan
kecakapan sosial.
10. Kuisioner bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dapat juga digunakan
sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik.
11. Tujuan wawancara adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak.
12. Sosiometri bertujuan untuk memperoleh data tentang situasi hubungan
sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah
hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui
tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang
dalam lingkungannya
13. Tujuan mempelajari riwayat hidup adalah dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang
dinilai. untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu
dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah
12
yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah
yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non
Tes.
1. Tes subyektif memiliki kelebihan di antaranya mudah disiapkan dan
disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
untung-untungan, mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang baik,
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan
maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri, serta dapat
diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang
diteskan (Arikunto, 2001 : 163). Selain itu kelebihan menggunakan tes
subyektif adalah melatih peserta didik untuk memilih fakta yang
relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat
diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh dan
tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik, dan evaluatif
(Thoha, 2003 :56). Keunggulan tes subyektif diungkapkan oleh Walstad
dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu guru, peserta didik, dan tes
itu sendiri. Kelebihan itu adalah (1) tes uraian mempunyai potensi yang
besar untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik yang lebih tinggi;
(2) para peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih, menyiapkan,
dan menyajikan gagasan di dalam kata-kata mereka sendirisebagai
jawaban atas pertanyaan uraian; (3) guru mempunyai kesempatan untuk
melihat peserta didiknya membuat jawaban dan tidak hanya memilih
jawaban yang terbaik dari empat atau lima pilihan yang ditetapkan,
seperti pada tes pilihan ganda; (4) tes uraian juga lebih baik untuk tes
prestasi yang kompleks berhubungan dengan aplikasi konsep, analisis
permasalahan, atau evaluasi keputusan (Walstad, 2006 : 6).
Karena dalam tes subyektif ini peserta didik diberi kebebasan memilih
dan menentukan jawaban maka hal tersebut berakibat pada timbulnya
variasi jawaban yang berakibat pula pada variasi tingkat kebenaran dan
kesalahan yang pada akhirnya berakibat pada subyektifitas penilai.
13
Sehingga tes subyektif memiliki beberapa kelemahan, yaitu kadar
validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana
dari pengetahuan peserta didik yang betul-betul telah dikuasai, kurang
representatif dalam hal mewakili seluruh bahan pelajaran yang akan
dites karena soalnya terbatas, cara memeriksanya banyak dipengaruhi
oleh unsur – unsur subyektif, pemeriksaannya lebih sulit sebab
membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai, serta
waktu waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada
orang lain. Selain itu kelemahan yang lain adalah bahan yang diujikan
relatif sedikit sehingga cukup sulit mengukur penguasaan peserta didik
terhadap keseluruhan kurikulum, soal jenis subyektif ini bila digunakan
secara terus-menerus dapat berakibat peserta didik belajar secara
untung-untungan, ia hanya mempelajari soal-soal yang sering
dikeluarkan, materi yang jarang keluar tidak pernah dibaca, variasi
jawaban terlalu banyak menyebabkan banyaknya tingkat kebenaran
sehingga tidak ada kata multak dalam menetapkan criteria benar atau
salah, pemberian skor jawaban tiadak reliable sebab ada faktor-faktor
lain yang berpengaruh seperti tulisan peserta didik, kelelahanan penilai,
situasi saat penilaian, dan sebagainya, membutuhkan banyak waktu
untuk memeriksanya, sulit mendapatkan soal yang memiliki validitas
dan reliabilitas tinggi, serta sulit mendapatkan soal yang memiliki
standar nasional maupun regional. Oleh karena itu, dalam
penggunaannya tes jenis ini memiliki beberapa kekhususan, yaitu
diterapkan jika jumlah peserta yang diuji relaif sedikit, waktu
penyusunan soal terbatas, biaya dan tenaga untuk menggandakan soal
tidak memadai, waktu untuk pemeriksaan hasil cukup panjang, tes
dilaksanakan untuk mengukur kemampuan berfikir analitik, sintetik,
dan efaluatif, serta pendidik ingin mengukur kemampuan dan kekayaan
bacaan peserta didik.
2. Tes obyektif memiliki kelebihan di antaranya lebih representatif
mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur
tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun
14
guru, lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi,
pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain, dalam pemeriksaan tidak
ada unsur subyektif yang mempengaruhi (Arikunto, 2001 :164). Tes
obyektif juga memiliki kelebihan yang lain, yaitu dapat dijawab dengan
cepat sehingga memungkinkan peserta didik untuk menjawab sejumlah
besar pertanyaan dalam satu periode tes, akibatnya materi tes yang
diberikan dapat mencakup hampir sebagian besar daripada bahan
pelajaran yang diberikan, dengan demikian maka prestasi yang dicapai
peserta didik betul-betul memberi gambaran yang representatif tentang
penguasaan materi oleh peserta didik karena tes obyektif terdiri dari
butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang telah
tersedia atau mengisi dengan beberapa perkataan atau simbol. Selain itu
reliabilitas skor yang diberikan dapat dijamin sepenuhnya karena butir-
butir soal pada tes obyektif hanya memiliki satu jawaban yang dapat
diterima, sehingga oleh siapa dan kapan pun diberi skor, maka skornya
tetap sama.
Kekurangan yang dimiliki tes obyektif adalah persiapan untuk
menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya banyak
dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain,
soal-soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi,
banyak kesempatan untuk main untung-untungan, serta kerjasama antar
peserta didik dalam mengerjakan soal tes lebih terbuka (Arikunto, 2001
:165). Untuk mengurangi kemungkinan peserta didik memilih jawaban
secara untung-untungan dapat diminimalisasi dengan cara memberitahu
peserta didik tentang rumus-rumus scoring untuk tiap-tiap jenis butir, di
mana pilihan yang salah akan mengurangi skor yang diperoleh
(Suwarto, 2013 : 35)
3. Kelebihan tes lisan adalah dapat digunakan untuk menilai kepribadian
dan kemampuan penguasaan kemampuan peserta didik secara tersirat
maupun tersurat dengan akurat dan jelas karena dilakukan secara face
15
to face. Kelemahan yang dimiliki adalah timbulnya ketegangan dapat
menyebabkan obyektifitas hasil dan terganggunya konsentrasi peserta
didik yang dapat mempengaruhi jawaban yang disampaikan peserta
didik, selain itu tes ini memerlukan waktu yang lebih lama.
4. Tes tindakan memiliki keuntungan di antaranya cocok untuk mengukur
aspek psikomotor dan pendidik dapat mengamati langsung respon
tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan kelemahannya
adalah terjadinya kesalahahpahaman dalam menerima perintah
sehingga menimbulkan kesalahan pula pada respon tindakannya, selain
itu juga membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.5. Penerapan Penggunaan Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi Pendidikan
1. Tes Subyektif
2. Tes Obyektif
a. Benar-Salah
1. Tubuh jamur ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian
besar tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). (b)
2. Monera disebut juga kelompok makhluk hidup eukariotik. (s) →
prokariotik
3. Daur hidup jamur mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin
(gametofit) dan tak kawin (sporofit), disebut metagenesis. (b)
4. Charles darwin adalah pengembang metode sistem tata nama ganda.
(bapak taksonomi). (s) → carolus linnaeus
5. Tata cara pemberian nama makhluk hidup dikenal dengan istilah atau
sistematika. (s) → binomial nomenklatur.
1. Tuliskan persamaan reaksi dari reaksi zat berikut dan beri namanya!
a. 2-butanol + larutan Kalium dikromat dalam suasana asam
b. 2-etoksi propana + HI
2. Senyawa A dengan rumus molekul C5H12O mempunyai sifat sebagai berikut:
a. bereaksi dengan logam Na membentuk gas hidrogen
b. bereaksi dengan larutan Kalium Permanganat dalam suasana asam membentuk
senyawa B, bila reaksi berlangsung terus senyawa B menjadi senyawa C yang
dapat memerahkan kertas lakmus.
Tentukan nama dan rumus struktur senyawa B tersebut.
16
b. Jawaban Singkat
c. Menjodohkan
1
Psikologi
perkembangan
a
Psikologi yang menganalisis tentang tindakan dan
tingkah laku negatif dan kejahatan yang dibuat
oleh manusia.
2 Psikologi kriminal b
Suatu ilmu yang mempelajari interaksi sosial dan
hubungan sosial antara individu dan kelompok
3
Psikologi abnormal
c
Yang menguraikan sedikit tentang kegiatan
manusia dan pola belajar serta situasi pendidikan
4
Psikologi
pendidikan
d
Menguraikan tentang kegiatan psikis manusia
mulai dari ia lahir sampai dewasa dan usia lanjut
serta membahas tingkah lakunya pada setiap
periode perkembangan.
5 Psikologi umum e
Psikologi yang khusus mempelajari dan
menguraikan ketidaknormalan psikis yang terjadi
pada individu.
Lengkapi pernyataan dan pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang
menurut anda benar!
1. Dorongan utama untuk mengikuti dan mencontoh orang lain yang
dianggapnya pantas disebut dengan………..
2. Interaksi sosial yang anggotanya lebih dari satu dan ada interaksi
face to face antar anggotanya disebut……..
3. Kecendrungan untuk meniru orang lain biasanya disebut…………..
4. Hubungan yang terjadi antar anggota kelompok karena adanya faktor
kesamaan perasaan yang alamiah dan bersifat kekal disebut
dengan…..
5. Sesuatu yang di anggap baik dan benar disebut……..
17
d. Pilihan Ganda
1. Diketahui matriks 






4
1-
1
2
A ,





 

y
2
3
yx
B , dan 






1
2
3
7
C . Apabila B – A = Ct
,
dan Ct
= transpose matriks C, maka nilai x.y = ….
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. 30
2. Diketahui matriks 






5
0
2
3
A ,







1
1-
y
x
B , dan 






5
1-
15-
0
C , At
adalah
transpose dari A. Jika At
. B = C maka nilai 2x + y = ….
a. – 4
b. – 1
c. 1
d. 5
e. 7
3. Matriks X berordo ( 2 x 2 ) yang memenuhi 











1
3
2
4
X
4
2
3
1 adalah ….
a. 





4
5-
5
6-
b. 





5
6-
4
5
c. 





5
5-
4
6-
d. 





1
2-
3-
4
e. 





8-
10-
10-
12
4. Diketahui matriks 






5
2
3
1
A , 






4
2-
1
3
B , dan P(2x2). Jika matriiks A x P = B, maka
matriks P adalah ….
a. 





10
18-
8-
13
b. 





2
8-
7-
21
c. 





10-
18
8
13-
d. 





2-
8
7
21-
e. 





12
6
14
5
Soal Ujian Nasional tahun 2005
5. Diketahui hasil kali matriks 

















7
3
9
16
d
b
c
a
2
3
1
4 . Nilai a + b + c + d = ….
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
18
e. Melengkapi
Yang dimaksud dengan hadits, adalah suatu berita tentang (1)…, (2)
…, dan (3) … yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kalimat yang sering digunakan untuk menyandarkan berita kepada
nabi secara langsung adalah (4) …, sedangkan penyandaran yang
tidak langsung adalah (5) … .
3. Non Tes
a. Observasi
Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat pedoman
observasi langsung adalah sebagai berikut :
 terlebih dulu lakukan observasi langsung terhadap suatu proses
tingkah laku.
 setelah diketahui, penilai menentukan segi-segi mana dari
perilaku tersebut yang akan diamati sehubungan dengan
keperluannya.
 tentukan bentuk observasi tersebut.
Mata pelajaran : PKn
Kelas/Semester : IV/Genap
Indikator : Mengindahkan kepentingan orang lain
No Perilaku yang diamati Hasil pengamatan
1 2 3 4 5
1 Mengganggu teman di kelas
2 Kataatan peserta didik terhadap peraturan
sekolah
3 Menunaikan tugas kelompok
Keterangan
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
19
b. Kuisioner
c. Wawancara
Memperoleh informasi mengenai cara belajar siswa dirumah
Bentuk :Bebas
Responden :Siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi
Nama siswa :……………….
Kelas :……………….
Jenis kelamin :……………….
Pertanyaan Jawaban siswa Komentar dan
kesimpulan hasil
wawancara
1. Kapan dan berapa lama anda
belajar dirumah?
2. Bagaimana anda
mempersiapkan diri untuk
balajar secara efektif?
3. Seandainya anda mengalami
kesulitan dalam
mempelajarinya, usaha apa
yang anda lakukan untuk
mengatasi kesulitan tersebut?
20
d. Sosiometri
Siswa diminta untuk menuliskan 3 nama teman yang disenanginya di
kelas. Dengan urutan dari atas adalah yang paling disenangi.
e. Otobiografi
DAFTAR ISIAN SOSIOMETRI
Nama : …………………………………. (L/P)
Kelas : ………………………………….
Tanggal : ………………………………….
Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok.
Pilihan I : ………………………………….
Alasan : ………………………………….
Pilihan II : ………………………………….
Alasan : ………………………………….
Pilihan III : ………………………………….
Alasan : ………………………………….
21
f. Inventory
2.6. Contoh Penerapan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non Tes
1. Tes Subyektif
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal subyektif
adalah soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan,
dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif, soal tidak
mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan,
pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban
serta pedoman penilaiannya, diusahakan agar pertanyaannya bervariasi
antara “jelaskan” “mengapa” “seberapa jauh” agar dapat diketahui lebih
jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan, rumusan soal dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba, ditegaskan model
jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan
tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik.
22
Menurut Suwarto (2013 : 60), pertimbangan secara umum untuk
membuat tes subyektif adalah : (1) memberikan waktu dan berpikir yang
cukup untuk memprsiapkan tes uraian, (2) pertanyaan harus ditulis sehingga
akan menunjukkan jenis penilaian yang akan diukur, (3) menetapkan suatu
kerangka kerja dalam domain kerja peserta didik, (4) menunjukkan faktor-
faktor yang dapat memajukan penilaian suatu jawaban, (5) jangan
memberikan pertanyaan oposional, (6) pergunakan sejumlah pertanyaan
yang banyak yang mewajibkan jawaban singkat, (7) jangan memulai
pertanyaan uraian dengan kata-kata seperti : daftar/urutkan, siapa, apa,
apakah, (8) sesuaikan panjang jawaban dan kompleksitas pertanyaan serta
jawaban terhadap tingkat kematangan peserta didik, (9) gunakan jenis
pertanyaan yang menarik (pertanyaan menunjukkan kenyataan yang ada),
(10) menyiapkan sebuah kunci scoring, (11) melarang digunakannya tes
uraian dalam pelajaran yang tidak dapat dijadikan pedoman obyektif yang
memuaskan, (12) merumuskan pertanyaan yang akan memberikan jalan
keluar, serta (13) menunjukkan estimasi batas waktu rata-rata untuk setiap
pertanyaan.
Penilaian tes subyektif tidak tergantung pada jawaban yang diberikan
peserta didik saja, namun juga pada berbagai hal yang berkaitan dengan
pihak-pihak yang berlaku sebagai pemeriksa yang memeriksa dan menilai
jawaban tersebut, dan juga pada metode penilaian yang diterapkan. Oleh
karena itu, penilaian pada tes subyektif ini pun juga dipengaruhi oleh
subyektifitas penilai, karena adanya variasi jawaban dari peserta didik. Oleh
karena itu, dalam memberikan penilaian terhadap hasil tes subyektif,
pendidik harus menerapkan metode penilaian yang tepat dengan membuat
pedoman penilaian (rubrik), penilaian difokuskan pada aspek-aspek
penilaian yang penting dan signifikan, tidak membiarkan hal-hal personal
memengaruhi pemberian nilainya, serta menerapkan standar yang seragam
pada semua jawaban. Ada dua metode yang dapat dikembangkan untuk
menilai ujian subyektif, yaitu metode analisis dan metode global (Suwarto,
2013 : 61). Dalam metode analisis, model penilaian jawaban disusun secara
detail dengan pemberian poin-poin pada setiap jawaban. Poin pada masing-
23
masing soal dapat ditentukan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
menjawab soal, tingkat kerumitan, serta penekanan pada isi yang dibahas
pada suatu soal secara garis besar. Sedangkan dalam metode global yang
disebut juga sebagai metode holistik atau metode rating, pendidik atau
penilai memberi nilai dengan cara memberi pendapat mengenai jawaban
secara global (keseluruhan) terlepas dari beragamnya skala nilai yang
digunakan. Contohnya, seorang guru bisa memberi nilai “bagus”, “rata-
rata”, maupun “kurang”.
a. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode analisis
1. Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur
mekanis presisi!
2. Jelaskan fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat
ukur mekanis presisi!
3. Sebutkan kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur
mekanis presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan!
No. Kriteria Skor Skor Maks
1. Siswa menyebutkan 7 alat dan bahan yang diperlukan
untuk merawat alat ukur mekanis presisi
Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 alat dan bahan
yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis
presisi
Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 alat dan bahan
yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis
presisi
10
5-7
2-4
10
2. Siswa menyebutkan 5 fungsi dan penggunaan alat
dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi
Siswa menyebutkan 3-4 fungsi dan penggunaan alat
dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi
Siswa menyebutkan 1-2 fungsi dan penggunaan alat
dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi
10
6-8
2-4
10
3. Siswa menyebutkan 7 kerugian – kerugian yang
ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak
10
24
dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan
Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 kerugian –
kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis
presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah
digunakan
Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 kerugian –
kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis
presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah
digunakan
5-7
2-4
10
JUMLAH 30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (10)
𝑋 100
b. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode global
Nomor
Soal
No.
Absen
Nama
Siswa
Tes Tulis
KRITERIA
Bagus Rata-rata Kurang
1 1
2
3
2 1
2
3
3 1
2
3
2. Tes Obyektif
Untuk penilaian pada tes obyektif tidak terlalu rumit jika dibandingkan
dengan penilaian pada tes subyektif. Selain reliabilitas penskorannya
lebih terjamin, waktu serta pelaksanaan penilaiannya pun lebih efektif
dan efisien. Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk tes obyektif
di antaranya adalah dengan penerapan sistem denda dan sistem tanpa
denda. Penerapan sistem denda memiliki kelebihan mengurangi
kemungkinan siswa untuk berspekulasi kemungkinan siswa
berspekulasi dalam menjawab soal, namun kelemahan dalam sistem
25
denda ini adalah adanya kemungkinan siswa memperoleh skor negatif.
Sebaliknya, sistem tanpa denda memiliki kelebihan tidak adanya skor
negatif, dan kekurangannya adanya kemungkinan siswa menjawab soal
secara untung-untungan.
Sistem denda :
Sk = skor yang diperoleh siswa, B = jumlah jawaban benar, S = jumlah
jawaban salah.
Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Rizqiana dapat menjawab
dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15
butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Rizqiana
adalah 80-15 = 65.
Sistem tanpa denda :
Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Yogi dapat menjawab dengan
benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir
soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Yogi adalah 80.
3. Non tes
Untuk penilaian non tes dapat dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya :
a. Penilaian menggunakan skala
No. Pernyataan
Skala
1 2 3 4 5
1
Rumah sebaiknya dirawat
kebersihannya setiap hari
2
Kebersihan rumah menjadi tanggung
jawab semua anggota keluarga
3
Ruang kelas perlu dijaga
kebersihannya setiap hari
4
Kebersihan ruang kelas menjadi
tanggung jawab setiap anggota kelas
5
Setiap siswa sebaiknya melaksanakan
tugas piket dengan penuh rasa
tanggung jawab
Sk=B-S
Sk=B
26
6
Anak yang lalai melaksanakan tugas
piket harus menggantinya pada waktu
lain
7
Ketua kelas tidak perlu melaksanakan
tugas piket karena sudah bertugas
mengatur kegiatan kelas
KETERANGAN
1 : sangat tidak setuju
2 : tidak setuju
3 : kurang setuju
4 : setuju
5 : sangat setuju
b. Angket (Kuisioner)
Nama : ………………………..
Kelas : ………………………..
Petunjuk Pengisian angket!
Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi
tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.
1. Air minum di keluargamu berasal dari ....
a. sumur
b. kemasan
c. hujan
d. sungai
2. Air mandi di keluargamu berasal dari ....
a. sumur
b. kemasan
c. hujan
d. sungai
3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....
a. orang tua
b. pembantu
c. kakak
27
d. saya sendiri
4. Tempat tidurmu dirapikan oleh ....
a. orang tua
b. pembantu
c. kakak
d. saya sendiri
5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh ....
a. orang tua
b. pembantu
c. saudara
d. seluruh anggota keluarga
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, pendidik memerlukan penilaian menggunakan
teknik tes dan non tes untuk memperoleh angka-angka hasil penilaian. Hasil
penilaian itulah yang akan diberi perlakuan berupa pengukuran dengan
menggunakan perbandingan berupa rerata kelas maupun standar ketuntasan
minimal (SKM). Dari hasil pengukuran itulah pendidik dapat melakukan evaluasi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika hasilnya kurang baik
maka perlu adanya perbaikan pada komponen yang dirasa kurang, bila hasilnya
sudah baik maka dapat dipertahankan atau mungkin dimaksimalkan.
Dalam pelaksanaannya baik teknik penilaian menggunakan tes maupun
tanpa tes tentu memiliki fungsinya masing-masing. Karena perbedaan fungsi
itulah masing-masing teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing, sehingga pendidik harus memenuhi 7 standar ketrampilan dalam
memilih metode penilaian yang cocok, yaitu terampil memilih metode penilaian
paling tepat yang dibutuhkan dan pemahaman tentang keputusan yang harus
diambil dengan mempertimbangkan hasil penilaian, guru harus terampil dalam
mengembangkan metode penilaian yang tepat untuk keputusan instruksional, guru
harus terampil dalam mengelola, mencetak, dan menafsirkan hasil penilaian,
terampil melaksanakan uji scoring, guru harus terampil dalam menggunakan hasil
penilaian untuk membuat keputusan mengenai individu siswa, perencanaan
pengajaran, pengembangan kurikulum, dan perbaikan sekolah, guru harus
terampil dalam mengembangkan prosedur penilaian untuk murid yang valid yang
menggunakan penilaian murid, guru harus dapat berkomunikasi dengan baik
kepada siswa, orang tua, masyarakat awam, dan pendidik lainnya untuk
menginfirmasikan hasil belajar siswa, guru harus terampil dalam mengenali
metode penilaian yang tidak etis, ilegal, dan sebaliknya yang tidak pantas dan
penggunaan informasi penilaian.
29
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Brown, GW dan Edwin Wondt. 1957. Essentials of Educational Evaluation. New
York : Holt Rinehart and Winston.
Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta : Program
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurhidayah & Indreswari, H. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test (Buku
Penunjang Perkuliahan). Malang : Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.
Stanley, J.C dan Hopkins, K.D. 1978. Educational and Psychological
Measurement and Evaluation. New Delhi : Prentice Hall of India Private
Limited.
Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta :
Andi Offset.
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran : Panduan
Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Thoha, M.C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Walstad, W.B. 2006. Testing for Depth of Understanding in Economics Ussing
Essay Questions. Journal of Economic Education. Washington : Winter

More Related Content

What's hot

Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
Nia Piliang
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektif
Nurul Hidayah
 
1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul
Dian Sari
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
Alby Alyubi
 

What's hot (20)

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 
TES URAIAN
TES URAIANTES URAIAN
TES URAIAN
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Rubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalahRubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalah
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Tes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektifTes uraian dan tes objektif
Tes uraian dan tes objektif
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul1. 2. petunjuk penggunaan modul
1. 2. petunjuk penggunaan modul
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind map
 
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaranMakalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
Makalahpengembangan instrumen penilaian pembelajaran
 

Viewers also liked

Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
rizka_pratiwi
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
Beni Herlandy
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
amirafirda
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran
Anang Nazaruddin
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajar
Cuplis Chephy
 
Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
Rachmat Hidayat
 

Viewers also liked (20)

Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tes
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
Penilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuranPenilaian dan pengukuran
Penilaian dan pengukuran
 
Evaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaranEvaluasi p embelajaran
Evaluasi p embelajaran
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran3. bentuk evaluasi pembelajaran
3. bentuk evaluasi pembelajaran
 
1.15 penilaian hasil belajar
1.15  penilaian hasil belajar1.15  penilaian hasil belajar
1.15 penilaian hasil belajar
 
pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur pengelompokkan alat ukur
pengelompokkan alat ukur
 
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIKPANDUAN TEST DIAGNOSTIK
PANDUAN TEST DIAGNOSTIK
 
Tes
TesTes
Tes
 
Perangkat evaluasi
Perangkat evaluasiPerangkat evaluasi
Perangkat evaluasi
 
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harianMateri singkat workshop penulisan soal ulangan harian
Materi singkat workshop penulisan soal ulangan harian
 
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soalTeknik pembuatan kisi-kisi_soal
Teknik pembuatan kisi-kisi_soal
 
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUDTm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
Tm 1 210217 tes pengukuran penilaian evaluasi - Evaluasi Pembelajaran di PAUD
 
Penilaian Pembelajaran
Penilaian PembelajaranPenilaian Pembelajaran
Penilaian Pembelajaran
 
Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas
 
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUDTes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
Tes pengukuran-evaluasi - Evaluasi Pembelajran di PAUD
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
 
Asessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan SoalAsessment, Pembuatan Soal
Asessment, Pembuatan Soal
 

Similar to Makalah Tes dan Nontes

Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
selvyimelia
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Mulyati Rahman
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
mas iwan
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Dx Lupheparentseverafter
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Khaerul Kurniawan
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Kumala Lestari
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
vinaserevina
 

Similar to Makalah Tes dan Nontes (20)

Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
 
Slide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontesSlide analisis butir tes dan nontes
Slide analisis butir tes dan nontes
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Mengembangkan tes sebagai
Mengembangkan tes sebagaiMengembangkan tes sebagai
Mengembangkan tes sebagai
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
Evaluasi pembelajaran ( khaerul syabar 0707674 )
 
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi PembelajaranKonsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
 
pertemuan 7.pptx
pertemuan 7.pptxpertemuan 7.pptx
pertemuan 7.pptx
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docxEVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
 
Konsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaranKonsep pengembangan media pembelajaran
Konsep pengembangan media pembelajaran
 
Konsep pentaksiran bmm
Konsep pentaksiran bmmKonsep pentaksiran bmm
Konsep pentaksiran bmm
 
Makalah tahap evaluasi
Makalah tahap evaluasiMakalah tahap evaluasi
Makalah tahap evaluasi
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
Mengenal Asesmen
Mengenal AsesmenMengenal Asesmen
Mengenal Asesmen
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas

PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (20)

2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas22 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
 
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan CetakanRPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
 
Presentasi Turbin Air
Presentasi Turbin AirPresentasi Turbin Air
Presentasi Turbin Air
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTSLaporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut KelapaPerencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
Perencanaan Poros Pisau Mesin Pemarut Kelapa
 
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
 
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga ListrikRangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
 
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan MikrometerMakalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
 
Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
 

Makalah Tes dan Nontes

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara, angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes? 2. Apa saja jenis tes dan non tes? 3. Apa saja manfaat tes dan non tes? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes? 5. Bagaimana analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan? 6. Bagaimana contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes?
  • 2. 2 1.3. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes. 2. Untuk mengetahui jenis tes dan non tes. 3. Untuk mengetahui manfaat tes dan non tes. 4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes. 5. Untuk mengetahui analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan. 6. Untuk mengetahui contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Dasar Evaluasi Pendidikan Menggunakan Teknik Penilaian Tes dan Non Tes. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keaadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha, 2003 :1). Tujuan evaluasi di antaranya adalah pertama, dilihat dari pendekatan proses. Kegiatan pendidikan secara sederhana dapat digambarkan dalam segitiga sebagaimana dikemukakan oleh David McKay sebagai berikut : (Julian Stanley dan Kenneth D Hopkins, 1978 : 6) Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui hubungan antara tujuan pendidikan, proses belajar mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan akan mengarahkan bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang seharusnya dilaksanakan, sekaligus merupakan kerangka acuan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan proses belajar mengajar juga berkepentingan akan adanya perumusan tujuan yang baik, dan prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses belajar mengajar. Evaluasi memiliki dua kepentingan yakni untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan juga untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar. Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu ciri dari pendidik professional. Karena pendidik professional dituntut untuk Educational Objectives Evaluation Procedures Learning Experiences
  • 4. 4 mampu menyusun rencana belajar mengajar, mengorganisasikan, menata, mengendalikan, membimbing dan membina proses belajar mengajar secara relevan, evisien, dan efektif, menilai program dan hasil belajar, dan mendiagnosis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan proses belajar bagi dapat disempurnakannya proses belajar mengajar selanjutnya. Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controlling dan evaluating. Jika semua fungsi manajemen tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa dalam pelaksanaan program terjadi penyimpangan maka tujuan tidak akan tercapai. Ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk pengertian yang serupa dengan evaluasi, yaitu measurement (pengukuran) yang berarti proses untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu (GW Brown, 1957 : 1). Hasil suatu pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditafsirkan dengan jalan membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penilaian pendidikan patokan itu dapat berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai, atau rata-rata nilai yang diperoleh oleh kelompok. Sebagai contoh, peserta didik yang memperoleh skor tujuh (7), dapat berarti memiliki nilai rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata kelompok yang memiliki nilai delapan (8), tetapi nilai tersebut dikatakan tinggi jika dibandingkan dengan standar nilai kelulusan yang misalnya hanya memerlukan nilai lima (5). Selain pengukuran, ada pula istilah assessment (penaksiran). Pengertian assessment tidak sampai ke tahap evaluasi, melainkan sekedar mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran. Yang ketiga adalah tes dan non tes (penggunaan alat pengukuran) : tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standar atau testee yang lain (Suryabrata, 1983 : 22). Sedangkan yaitu non tes adalah teknik evaluasi yang tidak menggunakan perangkat soal yang harus dikerjakan oleh
  • 5. 5 peserta didik. Teknik-teknik non tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengukurnya. 2.2. Jenis Tes dan Non Tes. Secara umum, tes dibedakan berdasarkan obyek pengukurannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar (achievement test) (Thoha, 2003 : 44-46). Tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. Pertama, penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/ kemajuan belajar peserta didik, dibedakan menjadi tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Kedua, penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu tes intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar. Ketiga, penggolongan tes berdasarkan jumlah orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes individual dan tes kelompok. Keempat, penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu power test dan speed test. Kelima, penggolongan berdasarkan bentuk respon, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu verbal test dan nonverbal test. Keenam, penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban apabila, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes tertulis (pencil and paper test), dan tes lisan. Ketujuh, tes dibedakan berdasarkan tingkatnya terdiri dari tes standard an nonstandard. Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes seleksi merupakan
  • 6. 6 materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon peserta didik. Isi materi terdiri atas butir-butir soal yang cukup sulit. Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Tes akhir sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting. Tes diagnostik adalah tes yang dirancang khusus untuk mengetahui kelemahan-kelemahan konsep atau miskonsepsi yang berada di dalam diri peserta didik sehingga dapat segera dideteksi sedini mungkin oleh guru untuk diberikan bantuan atau terapi yang tepat agar tidak terjadi kesulitan belajar yang lebih besar di kemudian hari (Suwarto, 2013 : v). Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah- tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya disebut dengan “Ulangan Harian”. Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) atau Ujian Akhir Semester (UAS) dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.
  • 7. 7 Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. Tes sikap yaitu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predis posisi atau kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu. Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dnegan tujuan mengungkapkan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, dan lain-lain. Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes individu yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja, sedangkan tes kelompok yakni tes di mana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee. Power test yakni tes di mana waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, sedangkan speed test yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi. Tes verbal adalah tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis, sedangkan antonimnya nonverbal test yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu. Tes tulis, yang dibedakan menjadi dua, yaitu tes obyektif (terstruktur) dan tes subyektif (uraian). Tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan/simbol (Suwarto, 2013 : 34). Sedangkan tes subyektif adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang memiliki jawaban berupa uraian. Tes obyektif sendiri dibedakan lagi menjadi beberapa, yaitu short-answer objective items yang berfungsi mengukur kemampuan hafalan/ingatan, completion
  • 8. 8 test (melengkapi soal yang rumpang/kosong), true-false test yaitu tes yang itemnya mengandung statement yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar dan salah, multiple choice test, dan test bentuk matching. Tes lisan yaitu tes yang dilaksanakan secara lisan. Tes standar adalah tes yang disusun oleh tim ahli atau lembaga khusus berdasarkan standar tertentu sehingga memiliki validitas tinggi dan memungkinkan untuk diterapkan secara nasional. Misalnya Ujian Nasional. Tes non standar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik dan belum tersusun dengan baik, sehingga validitas dan reliabilitasnya belum dapat dipertanggunggjawabkan. Sedangkan evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan peserta didik tanpa menguji (non tes) dibedakan menjadi beberapa, yaitu observasi, angket (kuisioner), wawancara, sosiometri, otobiografi, dan inventory (DCM). Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan kecakapan sosial. Pada dasarnya, kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner dapat diketahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya. Angket dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik. Wawancara (interview) secara umum dapat diartikan sebagai cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara, responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara adalah pertemuan antarpribadi
  • 9. 9 yang dilakukan secara informal antara seorang atau sejumlah murid dengan seorang dewasa untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan informal mengenai beberapa hal. Sosiometri adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku individu. Melalui teknik ini dapat diperoleh data tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam lingkungannya (Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 46). Otobiografi (riwayat hidup) adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. Otobiografi ini biasanya berisi tentang kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak di dalam keluarga misalnya anak kandung atau anak tiri beserta data-data yang berkaitan dengan anak peserta didik lainnya. Selain itu, di samping dokumen yang memuat data-data mengenai peserta didik, dokumen juga memuat informasi mengenai peserta didik, seperti informasi mengenai nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, tingkat jenjang pendidikan, rata-rata penghasilan setiap bulan, berkerja dalam bidang apa dan sebagainya yang berhubungan dengan informasi-informasi mengenai orang tua peserta didik. Inventory (daftar cek masalah) merupakan salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang (Nurhidayah & Indreswari, 1991 : 68). 2.3. Manfaat Tes dan Non Tes. Searah dengan tujuannya, secara umum pembuatan tes dan non tes memiliki manfaat, di antaranya untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa lisan. Selain itu tes juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta
  • 10. 10 didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil pengajaran, mengetahui hasil belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik belajar, dan mendorong guru agar mengajar lebih baik (Mardapi, 2004 : 72). Sedangkan berdasarkan macam-macamnya,tes dan non tes memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Tes seleksi bermanfaat untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, yang mana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan peserta didik sehingga untuk ke depannya dia bisa dibimbing atau di arahkan ke jurusan yang sesuai dengan kemampuannya. 2. Tes formatif bertujuan untuk pembinaan dan perbaikan proses belajar mengajar. Sehingga setelah dilaksanakannya tes formatif, perlu dilakukan tindak lanjut yaitu jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, namun jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, hal ini sering disebut remidial. 3. Tes sumatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh, mengujikan materi secara menyeluruh juga selama satu semester. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan (Mardapi, 2004 :72). 4. Manfaat tes diagnostik adalah untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalah pemahaman konsep. Tes diagnosis dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu (Suwarto, 2013 : 94). 5. Manfaat tes standar adalah untuk membandingkan tes belajar dengan pembawaan individual atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi peserta didik dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok, membandingkan prestasi peserta didik berbagai sekolah
  • 11. 11 atau kelas, serta mempelajari perkembangan peserta didik dalam suatu periode atau waktu tertentu (Arikunto, 1984 : 113) 6. Manfaat tes non standar adalah untuk melaksanakan tes-tes yang bersifat realistik seperti tes formatif dan tes diagnostik yang memang dirancang sesuai dengan keaadaan peserta didik serta proses belajar mengajar pada suatu tingkat dan lembaga tertentu yang memang tidak dapat distandardisasikan. 7. Secara umum, tes obyektif dan subyektif memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tertentu hanya saja tekniknya berbeda. 8. Tujuan tes lisan adalah untuk menilai kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, kemampuan menggunakan bahasa lisan, serta kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan. 9. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan kecakapan sosial. 10. Kuisioner bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik. 11. Tujuan wawancara adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. 12. Sosiometri bertujuan untuk memperoleh data tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam lingkungannya 13. Tujuan mempelajari riwayat hidup adalah dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah
  • 12. 12 yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang 2.4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non Tes. 1. Tes subyektif memiliki kelebihan di antaranya mudah disiapkan dan disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan, mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam kalimat yang baik, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri, serta dapat diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diteskan (Arikunto, 2001 : 163). Selain itu kelebihan menggunakan tes subyektif adalah melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh dan tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik, dan evaluatif (Thoha, 2003 :56). Keunggulan tes subyektif diungkapkan oleh Walstad dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu guru, peserta didik, dan tes itu sendiri. Kelebihan itu adalah (1) tes uraian mempunyai potensi yang besar untuk menilai tingkat pemahaman peserta didik yang lebih tinggi; (2) para peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih, menyiapkan, dan menyajikan gagasan di dalam kata-kata mereka sendirisebagai jawaban atas pertanyaan uraian; (3) guru mempunyai kesempatan untuk melihat peserta didiknya membuat jawaban dan tidak hanya memilih jawaban yang terbaik dari empat atau lima pilihan yang ditetapkan, seperti pada tes pilihan ganda; (4) tes uraian juga lebih baik untuk tes prestasi yang kompleks berhubungan dengan aplikasi konsep, analisis permasalahan, atau evaluasi keputusan (Walstad, 2006 : 6). Karena dalam tes subyektif ini peserta didik diberi kebebasan memilih dan menentukan jawaban maka hal tersebut berakibat pada timbulnya variasi jawaban yang berakibat pula pada variasi tingkat kebenaran dan kesalahan yang pada akhirnya berakibat pada subyektifitas penilai.
  • 13. 13 Sehingga tes subyektif memiliki beberapa kelemahan, yaitu kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan peserta didik yang betul-betul telah dikuasai, kurang representatif dalam hal mewakili seluruh bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya terbatas, cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur – unsur subyektif, pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai, serta waktu waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Selain itu kelemahan yang lain adalah bahan yang diujikan relatif sedikit sehingga cukup sulit mengukur penguasaan peserta didik terhadap keseluruhan kurikulum, soal jenis subyektif ini bila digunakan secara terus-menerus dapat berakibat peserta didik belajar secara untung-untungan, ia hanya mempelajari soal-soal yang sering dikeluarkan, materi yang jarang keluar tidak pernah dibaca, variasi jawaban terlalu banyak menyebabkan banyaknya tingkat kebenaran sehingga tidak ada kata multak dalam menetapkan criteria benar atau salah, pemberian skor jawaban tiadak reliable sebab ada faktor-faktor lain yang berpengaruh seperti tulisan peserta didik, kelelahanan penilai, situasi saat penilaian, dan sebagainya, membutuhkan banyak waktu untuk memeriksanya, sulit mendapatkan soal yang memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, serta sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun regional. Oleh karena itu, dalam penggunaannya tes jenis ini memiliki beberapa kekhususan, yaitu diterapkan jika jumlah peserta yang diuji relaif sedikit, waktu penyusunan soal terbatas, biaya dan tenaga untuk menggandakan soal tidak memadai, waktu untuk pemeriksaan hasil cukup panjang, tes dilaksanakan untuk mengukur kemampuan berfikir analitik, sintetik, dan efaluatif, serta pendidik ingin mengukur kemampuan dan kekayaan bacaan peserta didik. 2. Tes obyektif memiliki kelebihan di antaranya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun
  • 14. 14 guru, lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi, pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain, dalam pemeriksaan tidak ada unsur subyektif yang mempengaruhi (Arikunto, 2001 :164). Tes obyektif juga memiliki kelebihan yang lain, yaitu dapat dijawab dengan cepat sehingga memungkinkan peserta didik untuk menjawab sejumlah besar pertanyaan dalam satu periode tes, akibatnya materi tes yang diberikan dapat mencakup hampir sebagian besar daripada bahan pelajaran yang diberikan, dengan demikian maka prestasi yang dicapai peserta didik betul-betul memberi gambaran yang representatif tentang penguasaan materi oleh peserta didik karena tes obyektif terdiri dari butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang telah tersedia atau mengisi dengan beberapa perkataan atau simbol. Selain itu reliabilitas skor yang diberikan dapat dijamin sepenuhnya karena butir- butir soal pada tes obyektif hanya memiliki satu jawaban yang dapat diterima, sehingga oleh siapa dan kapan pun diberi skor, maka skornya tetap sama. Kekurangan yang dimiliki tes obyektif adalah persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain, soal-soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi, banyak kesempatan untuk main untung-untungan, serta kerjasama antar peserta didik dalam mengerjakan soal tes lebih terbuka (Arikunto, 2001 :165). Untuk mengurangi kemungkinan peserta didik memilih jawaban secara untung-untungan dapat diminimalisasi dengan cara memberitahu peserta didik tentang rumus-rumus scoring untuk tiap-tiap jenis butir, di mana pilihan yang salah akan mengurangi skor yang diperoleh (Suwarto, 2013 : 35) 3. Kelebihan tes lisan adalah dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kemampuan penguasaan kemampuan peserta didik secara tersirat maupun tersurat dengan akurat dan jelas karena dilakukan secara face
  • 15. 15 to face. Kelemahan yang dimiliki adalah timbulnya ketegangan dapat menyebabkan obyektifitas hasil dan terganggunya konsentrasi peserta didik yang dapat mempengaruhi jawaban yang disampaikan peserta didik, selain itu tes ini memerlukan waktu yang lebih lama. 4. Tes tindakan memiliki keuntungan di antaranya cocok untuk mengukur aspek psikomotor dan pendidik dapat mengamati langsung respon tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan kelemahannya adalah terjadinya kesalahahpahaman dalam menerima perintah sehingga menimbulkan kesalahan pula pada respon tindakannya, selain itu juga membutuhkan waktu yang lebih lama. 2.5. Penerapan Penggunaan Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi Pendidikan 1. Tes Subyektif 2. Tes Obyektif a. Benar-Salah 1. Tubuh jamur ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) atau sebagian besar tubuh terdiri atas banyak sel (multiseluler). (b) 2. Monera disebut juga kelompok makhluk hidup eukariotik. (s) → prokariotik 3. Daur hidup jamur mengalami pergiliran keturunan antara fase kawin (gametofit) dan tak kawin (sporofit), disebut metagenesis. (b) 4. Charles darwin adalah pengembang metode sistem tata nama ganda. (bapak taksonomi). (s) → carolus linnaeus 5. Tata cara pemberian nama makhluk hidup dikenal dengan istilah atau sistematika. (s) → binomial nomenklatur. 1. Tuliskan persamaan reaksi dari reaksi zat berikut dan beri namanya! a. 2-butanol + larutan Kalium dikromat dalam suasana asam b. 2-etoksi propana + HI 2. Senyawa A dengan rumus molekul C5H12O mempunyai sifat sebagai berikut: a. bereaksi dengan logam Na membentuk gas hidrogen b. bereaksi dengan larutan Kalium Permanganat dalam suasana asam membentuk senyawa B, bila reaksi berlangsung terus senyawa B menjadi senyawa C yang dapat memerahkan kertas lakmus. Tentukan nama dan rumus struktur senyawa B tersebut.
  • 16. 16 b. Jawaban Singkat c. Menjodohkan 1 Psikologi perkembangan a Psikologi yang menganalisis tentang tindakan dan tingkah laku negatif dan kejahatan yang dibuat oleh manusia. 2 Psikologi kriminal b Suatu ilmu yang mempelajari interaksi sosial dan hubungan sosial antara individu dan kelompok 3 Psikologi abnormal c Yang menguraikan sedikit tentang kegiatan manusia dan pola belajar serta situasi pendidikan 4 Psikologi pendidikan d Menguraikan tentang kegiatan psikis manusia mulai dari ia lahir sampai dewasa dan usia lanjut serta membahas tingkah lakunya pada setiap periode perkembangan. 5 Psikologi umum e Psikologi yang khusus mempelajari dan menguraikan ketidaknormalan psikis yang terjadi pada individu. Lengkapi pernyataan dan pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang menurut anda benar! 1. Dorongan utama untuk mengikuti dan mencontoh orang lain yang dianggapnya pantas disebut dengan……….. 2. Interaksi sosial yang anggotanya lebih dari satu dan ada interaksi face to face antar anggotanya disebut…….. 3. Kecendrungan untuk meniru orang lain biasanya disebut………….. 4. Hubungan yang terjadi antar anggota kelompok karena adanya faktor kesamaan perasaan yang alamiah dan bersifat kekal disebut dengan….. 5. Sesuatu yang di anggap baik dan benar disebut……..
  • 17. 17 d. Pilihan Ganda 1. Diketahui matriks        4 1- 1 2 A ,         y 2 3 yx B , dan        1 2 3 7 C . Apabila B – A = Ct , dan Ct = transpose matriks C, maka nilai x.y = …. a. 10 b. 15 c. 20 d. 25 e. 30 2. Diketahui matriks        5 0 2 3 A ,        1 1- y x B , dan        5 1- 15- 0 C , At adalah transpose dari A. Jika At . B = C maka nilai 2x + y = …. a. – 4 b. – 1 c. 1 d. 5 e. 7 3. Matriks X berordo ( 2 x 2 ) yang memenuhi             1 3 2 4 X 4 2 3 1 adalah …. a.       4 5- 5 6- b.       5 6- 4 5 c.       5 5- 4 6- d.       1 2- 3- 4 e.       8- 10- 10- 12 4. Diketahui matriks        5 2 3 1 A ,        4 2- 1 3 B , dan P(2x2). Jika matriiks A x P = B, maka matriks P adalah …. a.       10 18- 8- 13 b.       2 8- 7- 21 c.       10- 18 8 13- d.       2- 8 7 21- e.       12 6 14 5 Soal Ujian Nasional tahun 2005 5. Diketahui hasil kali matriks                   7 3 9 16 d b c a 2 3 1 4 . Nilai a + b + c + d = …. a. 6 b. 7 c. 8 d. 9 e. 10
  • 18. 18 e. Melengkapi Yang dimaksud dengan hadits, adalah suatu berita tentang (1)…, (2) …, dan (3) … yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kalimat yang sering digunakan untuk menyandarkan berita kepada nabi secara langsung adalah (4) …, sedangkan penyandaran yang tidak langsung adalah (5) … . 3. Non Tes a. Observasi Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat pedoman observasi langsung adalah sebagai berikut :  terlebih dulu lakukan observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku.  setelah diketahui, penilai menentukan segi-segi mana dari perilaku tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya.  tentukan bentuk observasi tersebut. Mata pelajaran : PKn Kelas/Semester : IV/Genap Indikator : Mengindahkan kepentingan orang lain No Perilaku yang diamati Hasil pengamatan 1 2 3 4 5 1 Mengganggu teman di kelas 2 Kataatan peserta didik terhadap peraturan sekolah 3 Menunaikan tugas kelompok Keterangan 1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = kadang-kadang 4 = sering 5 = selalu
  • 19. 19 b. Kuisioner c. Wawancara Memperoleh informasi mengenai cara belajar siswa dirumah Bentuk :Bebas Responden :Siswa yang memperoleh prestasi yang tinggi Nama siswa :………………. Kelas :………………. Jenis kelamin :………………. Pertanyaan Jawaban siswa Komentar dan kesimpulan hasil wawancara 1. Kapan dan berapa lama anda belajar dirumah? 2. Bagaimana anda mempersiapkan diri untuk balajar secara efektif? 3. Seandainya anda mengalami kesulitan dalam mempelajarinya, usaha apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
  • 20. 20 d. Sosiometri Siswa diminta untuk menuliskan 3 nama teman yang disenanginya di kelas. Dengan urutan dari atas adalah yang paling disenangi. e. Otobiografi DAFTAR ISIAN SOSIOMETRI Nama : …………………………………. (L/P) Kelas : …………………………………. Tanggal : …………………………………. Kriterium : untuk kegiatan belajar kelompok. Pilihan I : …………………………………. Alasan : …………………………………. Pilihan II : …………………………………. Alasan : …………………………………. Pilihan III : …………………………………. Alasan : ………………………………….
  • 21. 21 f. Inventory 2.6. Contoh Penerapan Penilaian Menggunakan Teknik Tes dan Non Tes 1. Tes Subyektif Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal subyektif adalah soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif, soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan, pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya, diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara “jelaskan” “mengapa” “seberapa jauh” agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan, rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba, ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik.
  • 22. 22 Menurut Suwarto (2013 : 60), pertimbangan secara umum untuk membuat tes subyektif adalah : (1) memberikan waktu dan berpikir yang cukup untuk memprsiapkan tes uraian, (2) pertanyaan harus ditulis sehingga akan menunjukkan jenis penilaian yang akan diukur, (3) menetapkan suatu kerangka kerja dalam domain kerja peserta didik, (4) menunjukkan faktor- faktor yang dapat memajukan penilaian suatu jawaban, (5) jangan memberikan pertanyaan oposional, (6) pergunakan sejumlah pertanyaan yang banyak yang mewajibkan jawaban singkat, (7) jangan memulai pertanyaan uraian dengan kata-kata seperti : daftar/urutkan, siapa, apa, apakah, (8) sesuaikan panjang jawaban dan kompleksitas pertanyaan serta jawaban terhadap tingkat kematangan peserta didik, (9) gunakan jenis pertanyaan yang menarik (pertanyaan menunjukkan kenyataan yang ada), (10) menyiapkan sebuah kunci scoring, (11) melarang digunakannya tes uraian dalam pelajaran yang tidak dapat dijadikan pedoman obyektif yang memuaskan, (12) merumuskan pertanyaan yang akan memberikan jalan keluar, serta (13) menunjukkan estimasi batas waktu rata-rata untuk setiap pertanyaan. Penilaian tes subyektif tidak tergantung pada jawaban yang diberikan peserta didik saja, namun juga pada berbagai hal yang berkaitan dengan pihak-pihak yang berlaku sebagai pemeriksa yang memeriksa dan menilai jawaban tersebut, dan juga pada metode penilaian yang diterapkan. Oleh karena itu, penilaian pada tes subyektif ini pun juga dipengaruhi oleh subyektifitas penilai, karena adanya variasi jawaban dari peserta didik. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian terhadap hasil tes subyektif, pendidik harus menerapkan metode penilaian yang tepat dengan membuat pedoman penilaian (rubrik), penilaian difokuskan pada aspek-aspek penilaian yang penting dan signifikan, tidak membiarkan hal-hal personal memengaruhi pemberian nilainya, serta menerapkan standar yang seragam pada semua jawaban. Ada dua metode yang dapat dikembangkan untuk menilai ujian subyektif, yaitu metode analisis dan metode global (Suwarto, 2013 : 61). Dalam metode analisis, model penilaian jawaban disusun secara detail dengan pemberian poin-poin pada setiap jawaban. Poin pada masing-
  • 23. 23 masing soal dapat ditentukan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk menjawab soal, tingkat kerumitan, serta penekanan pada isi yang dibahas pada suatu soal secara garis besar. Sedangkan dalam metode global yang disebut juga sebagai metode holistik atau metode rating, pendidik atau penilai memberi nilai dengan cara memberi pendapat mengenai jawaban secara global (keseluruhan) terlepas dari beragamnya skala nilai yang digunakan. Contohnya, seorang guru bisa memberi nilai “bagus”, “rata- rata”, maupun “kurang”. a. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode analisis 1. Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis presisi! 2. Jelaskan fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi! 3. Sebutkan kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan! No. Kriteria Skor Skor Maks 1. Siswa menyebutkan 7 alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis presisi Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis presisi Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 alat dan bahan yang diperlukan untuk merawat alat ukur mekanis presisi 10 5-7 2-4 10 2. Siswa menyebutkan 5 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi Siswa menyebutkan 3-4 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi Siswa menyebutkan 1-2 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk merawat alat ukur mekanis presisi 10 6-8 2-4 10 3. Siswa menyebutkan 7 kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak 10
  • 24. 24 dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 kerugian – kerugian yang ditimbulkan jika alat ukur mekanis presisi tidak dirawat dan dikalibrasi setelah digunakan 5-7 2-4 10 JUMLAH 30 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (10) 𝑋 100 b. Contoh penerapan penilaian menggunakan metode global Nomor Soal No. Absen Nama Siswa Tes Tulis KRITERIA Bagus Rata-rata Kurang 1 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 2. Tes Obyektif Untuk penilaian pada tes obyektif tidak terlalu rumit jika dibandingkan dengan penilaian pada tes subyektif. Selain reliabilitas penskorannya lebih terjamin, waktu serta pelaksanaan penilaiannya pun lebih efektif dan efisien. Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk tes obyektif di antaranya adalah dengan penerapan sistem denda dan sistem tanpa denda. Penerapan sistem denda memiliki kelebihan mengurangi kemungkinan siswa untuk berspekulasi kemungkinan siswa berspekulasi dalam menjawab soal, namun kelemahan dalam sistem
  • 25. 25 denda ini adalah adanya kemungkinan siswa memperoleh skor negatif. Sebaliknya, sistem tanpa denda memiliki kelebihan tidak adanya skor negatif, dan kekurangannya adanya kemungkinan siswa menjawab soal secara untung-untungan. Sistem denda : Sk = skor yang diperoleh siswa, B = jumlah jawaban benar, S = jumlah jawaban salah. Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Rizqiana dapat menjawab dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Rizqiana adalah 80-15 = 65. Sistem tanpa denda : Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Yogi dapat menjawab dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Yogi adalah 80. 3. Non tes Untuk penilaian non tes dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya : a. Penilaian menggunakan skala No. Pernyataan Skala 1 2 3 4 5 1 Rumah sebaiknya dirawat kebersihannya setiap hari 2 Kebersihan rumah menjadi tanggung jawab semua anggota keluarga 3 Ruang kelas perlu dijaga kebersihannya setiap hari 4 Kebersihan ruang kelas menjadi tanggung jawab setiap anggota kelas 5 Setiap siswa sebaiknya melaksanakan tugas piket dengan penuh rasa tanggung jawab Sk=B-S Sk=B
  • 26. 26 6 Anak yang lalai melaksanakan tugas piket harus menggantinya pada waktu lain 7 Ketua kelas tidak perlu melaksanakan tugas piket karena sudah bertugas mengatur kegiatan kelas KETERANGAN 1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : kurang setuju 4 : setuju 5 : sangat setuju b. Angket (Kuisioner) Nama : ……………………….. Kelas : ……………………….. Petunjuk Pengisian angket! Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. 1. Air minum di keluargamu berasal dari .... a. sumur b. kemasan c. hujan d. sungai 2. Air mandi di keluargamu berasal dari .... a. sumur b. kemasan c. hujan d. sungai 3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh .... a. orang tua b. pembantu c. kakak
  • 27. 27 d. saya sendiri 4. Tempat tidurmu dirapikan oleh .... a. orang tua b. pembantu c. kakak d. saya sendiri 5. Setiap hari rumahmu dibersihkan oleh .... a. orang tua b. pembantu c. saudara d. seluruh anggota keluarga
  • 28. 28 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dalam dunia pendidikan, pendidik memerlukan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes untuk memperoleh angka-angka hasil penilaian. Hasil penilaian itulah yang akan diberi perlakuan berupa pengukuran dengan menggunakan perbandingan berupa rerata kelas maupun standar ketuntasan minimal (SKM). Dari hasil pengukuran itulah pendidik dapat melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika hasilnya kurang baik maka perlu adanya perbaikan pada komponen yang dirasa kurang, bila hasilnya sudah baik maka dapat dipertahankan atau mungkin dimaksimalkan. Dalam pelaksanaannya baik teknik penilaian menggunakan tes maupun tanpa tes tentu memiliki fungsinya masing-masing. Karena perbedaan fungsi itulah masing-masing teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga pendidik harus memenuhi 7 standar ketrampilan dalam memilih metode penilaian yang cocok, yaitu terampil memilih metode penilaian paling tepat yang dibutuhkan dan pemahaman tentang keputusan yang harus diambil dengan mempertimbangkan hasil penilaian, guru harus terampil dalam mengembangkan metode penilaian yang tepat untuk keputusan instruksional, guru harus terampil dalam mengelola, mencetak, dan menafsirkan hasil penilaian, terampil melaksanakan uji scoring, guru harus terampil dalam menggunakan hasil penilaian untuk membuat keputusan mengenai individu siswa, perencanaan pengajaran, pengembangan kurikulum, dan perbaikan sekolah, guru harus terampil dalam mengembangkan prosedur penilaian untuk murid yang valid yang menggunakan penilaian murid, guru harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada siswa, orang tua, masyarakat awam, dan pendidik lainnya untuk menginfirmasikan hasil belajar siswa, guru harus terampil dalam mengenali metode penilaian yang tidak etis, ilegal, dan sebaliknya yang tidak pantas dan penggunaan informasi penilaian.
  • 29. 29 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Brown, GW dan Edwin Wondt. 1957. Essentials of Educational Evaluation. New York : Holt Rinehart and Winston. Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Nurhidayah & Indreswari, H. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test (Buku Penunjang Perkuliahan). Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Stanley, J.C dan Hopkins, K.D. 1978. Educational and Psychological Measurement and Evaluation. New Delhi : Prentice Hall of India Private Limited. Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Thoha, M.C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Walstad, W.B. 2006. Testing for Depth of Understanding in Economics Ussing Essay Questions. Journal of Economic Education. Washington : Winter