SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
Nama Kelompok :
•DWI REXY A.            ( 05 )
•KHAMALAT AZIZATUL U.   ( 15 )
•M.MUNIF                ( 19 )
•RISFA JENIA A.         ( 26 )
•ROQI A.D.D             ( 28 )
•WAHYU DURROTUR R.      ( 34 )


XI IPA 4
TEORI KINETIK GAS
   Teori kinetik gas adalah teori yang
    menggunakan tinjuan tentang gaya dan
    energi antara partikel – partikel untuk
    menerangkan sifat – sifat zat
   Gas ideal adalah suatu gas yang diidealkan
    oleh manusia. Pada kenyataanya, gas ideal
    tersebut tidak ada di permukaan bumi.


PENGERTIAN TEORI KINETIK GAS
n    Gas ideal terdiri atas partikel – partikel ( atom – atom
     maupun melekul – molekul ) dalamjumlah yang besar sekali
     Partikel – partikel tersebut senantiasa bergerak, arahnya
     sembarang
k    Partikel –partikel tersebut tersebar merata dalam ruang yang
     sempit
e    Jarak antara partikel jauh lebih besar daripada ukuran partikel
     sehingga ukuran partikel biasanya diabaikan, diameter
     partikel 2,5 x 10-10 m, sedangkan jarak antar partikel 3 x 10-19
     m.
r    Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain,
     kecuali bila terjadi tumbukan
j    Tumbukan antar partikel dengan partikel ataupun antara
     partikel dengan dinding, terjadi secara lenting sempurna;
     partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding
     dianggap licin dan tegar
a
    Asumsi / Anggapan Gas Ideal
     Hukum – hukum newton tentang gerak berlaku
SIFA T GA S UMUM
 Gas  mudah berubah bentuk dan
  volumenya.
 Gas dapat digolongkan sebagai
  fluida, hanya kerapatannya jauh
  lebih kecil.
   Ada tiga besaran yang saling
    berhubungan dalam pembahasan keadaan
    gas . Besaran besaran tersebut ialah
    Tekanan (P) , Volume (V) dan temperatur
    mutlak (T)




Persamaan umum gas ideal
 “Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup
  ( tidak bocor ) dijaga konstan, maka tekanan gas
  berbanding terbalik dengan volumenya“
 Secara sistematik, pernyataan diatas dapat ditulis:




      PV = konstan atau P1V1 = P2V2

•   Dengan:
     • P = Tekanan (N/m2 = Pa)
     • V = Volume    ( m3)
HUKUM BOYLE
   “Apabila tekanan gas yang berada dalam
    bejana tertutup dipertahankan konstan,
    maka gas sebanding dengan suhu
    mutlaknya”
    V≈T
                                 =

         = Konstan


HUKUM CHARLES
HUKUM GAY LUSSAC
Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas
 yang berada dalam bejana tertutup
 dipertahankan konstan, maka tekanan gas
 sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas
 yang berada dalam dua keadaan seimbang yang
 berbeda pada volume konstan, diperoleh
 persamaan sebagai berikut
                    P1 =      P2
                     T1........T2
Keterangan:
 T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
 T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
 p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
 p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
 Hubungan P & V : Hk Boyle
  Pada T konstan, volume sejumlah tertentu gas berbanding
  terbalik dengan tekanannya PV = konstan
 Hubungan T & V : Hk Charles
 Pada P konstan, volume sejumlah gas sebanding dengan
  suhunya 
    V = konstan x T
 Hubungan mol (n) & V : Hk Avogadro
 Pada P & T tetap, volume gas tergantung pada jumlah
  molnya  V = konstan x n
 Hipotesis Avogadro: volume gas pada T & P yang sama
  sebanding dengan jumlah molnya.
PV = nRT = Nk BT
                                  N
                               n=
 P = Tekanan gas [N.m-2]          NA
 V = Volume gas [m3]
 n = Jumlah mol gas [mol]
 N = Jumlah partikel gas
 NA = Bilangan Avogadro =
 R = Konstanta umum gas = 8,314 J.mol-1 K-1
 kB = Konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J.K-1
Persamaan mutlak gas [K] Gas Ideal
 T = Temperatur Keadaan
ENERGI TOTAL (U) DAN
KECEPATAN (v) GAS IDEAL
Ek = 3KT/2
U = N Ek = 3NKT/2
v = √(3 K T/m) = √(3P/r)

dengan:
Ek = energi kinetik rata-rata tiap partikel gas
ideal
U = energi dalam gas ideal = energi total
gas ideal
v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal
m = massa satu mol gas
p = massa jenis gas ideal
Dari persarnaan gas ideal PV = nRT, dapat
di jabarkan:
•Pada (n, T) tetap, ( isotermik)
berlaku Hukum Boyle: PV = C
•Pada (n, V) tetap, ( isokhorik)
berlaku Hukum Gay-Lussac: P/T=C
•Pada (n,P) tetap, ( isobarik )
berlaku Hukum Gay-Lussac: V/T= C
•Pada n tetap, berlaku Hukum
Boyle-Gay-Lussac: PV/T=C
C = konstan
HUBUNGAN TEKANAN DENGAN
 KELAJUAN

      Tekanan yang dikenakan oleh suatu gas
       adalah akibat tumbukan molekul-molekul
       pada dinding batas.
kelajuan molekul gas, v
-- terdiri daripada komponen-komponen kelajuan dalam arah x, y
dan z ⇒ vx, vy, vz
                                                        z

                                                               v


                                                                vz


                                    x                   vy          vx    y



                              2              2          2          2
Diketahui bahwa:              v     = vx         + vy        + vz
                          2              2       2 ½
atau          v = (vx             + vy       + vz )                      (1)
Kelajuan rata-rata pangkat dua ialah

                       (                                 )
                                                                      2
                   2           2               2     2         Σ vi
                  v = vx + vy + vz                           =            (2)
                                                                 N
di mana N = bilangan molekul
              2            2           2
Anggaplah v x = v y = v z

          ∴       2
                  v = 3vx
                                   2
                                           ⇒
                                                    2
                                                   v x = 1 v2             (3)
                                                         3

(sama juga bagi vy dan vz)
Andaikan satu molekul gas yang bermassa m, bergerak dalam
   sebuah kubus dengan laju vx yang searah dengan sumbu x .
   Molekul ini menumbuk dinding kanan dan memantul balik denagn
   laju –vx .




Tekanan Gas Pada Dinding
Perubahan momentum pada dinding kanan untuk satu tumbukan=
mv x – (– m v x ) = 2 mv x
Misalkan ukuran kubus itu dengan sisi l. Bagi setiap tumbukan,
molekul akan bergerak sejauh 2l (pergi dan balik) dalam selang
waktu ∆t.
Menurut Hukum Newton II, gaya ialah perubahan momentum per
satuan waktu
             Perubahan momentum
       F =
                    waktu

             2mv x
         =
              ∆t
                      2
           2mv x                            2l
         =                (kerana ∆t =         )
             2l                             vx
                  2
           mv x
         =
            l
                           2            2
             F   mv x            mv x
      P =      =               =
             A    l3              V
(A = luas dinding, V = volume kubus)
Andaikan dalam kubus itu ada N molekul dan tumbukan berlaku ke
semua arah dengan laju rata-rata v x , v y dan v z , maka
                       2                       2                       2
              Nm v x                  Nm v y                  Nm v z
       Px =                ;   Py =                ;   Pz =
                V                          V                    V
                2          2    2
Dari (3), v x       = vy = vz =       1
                                      3
                                          v 2 jika Px = Py = Pz = P

                                Nm v 2
          ∴                P =
                                 3V
                                 1
atau                        PV =   Nm v 2                     (4)
                                 3
                                  1
atau                        PV =    nMv 2                           (5)
                                  3
di mana n = N/NA dan M = mNA = jisim molar
2
v disebut laju rata-rata pangkat dua. Oleh kerana ia hanya
bergantung kepada suhu, maka pada suhu tetap,
                 PV = konstan ⇒ Hukum Boyle
z                         Tinjau N buah partikel suatu gas
                               ideal dalam kotak, masing-
         
                               masing dengan kecepatan:
             A
                 y                                   j        ˆ
                                   v1 = v x1i + v y1 ˆ + v z1 k
                                            ˆ
                           ˆ         j         ˆ
                 v2 = v x 2i + v y 2 ˆ + v z 2 k



 x                                ………….



Tekanan Gas Ideal
ˆ       ˆ       ˆ
    Kecepatan partikel mula2: v = v x i + v y j + v z k
    Kecepatan partikel setelah menumbuk dinding kanan
     (asumsi: tidak ada tumbukan antar partikel):
                ˆ       j      ˆ
        v ′ = vxi − v y ˆ + vz k
    Perubahan momentum partikel:
                                            ∆p = mv ′ − mv = −2mv y ˆ
                                                                    j
    Selang waktu partikel tsb dua kali menumbuk dinding
     kanan:
                  2
             ∆t =
                 vy
     Besarnya momentum yg diberikan partikel pada dinding
     kanan tiap satuan waktu:
Tinjau 1 partikelp ...mv
                ∆    2                            2           2
                                                           mv y
                                        =
                                                  y
                                                      ˆ=
                                                      j           ˆ
                                                                  j
                                   ∆t        2             
Bagaimana dengan N partikel ?
    Besarnya momentum total yg diberikan N buah
     partikel pada dinding kanan tiap satuan waktu:
      ∆p m 2
      ∆t
         =
           
               (      2             2
                                     )
             v y1 + v y 2 + ... + v yN ˆ
                                       j

    Tekanan gas pada dinding kanan:
         ∆p
     P=     =
              m 2
         A∆t A
                     (                     )
                 v y1 + v y 2 + ... + v yN =
                          2             2    mN 2
                                             V
                                               vy

  Tetapi v 2 = v 2 + v 2 + v 2      dan v 2 = v 2 = v 2
                  x     y     z            x     y     z
  sehingga 2       1
              vy = v2
                    3
                                     1 Nm 2
                                P=       v
                                     3 V
1 Nm 2
                    P=     v
Dari persamaan         3 V
dan persamaan gas ideal PV = nRT = Nk BT
dapat diperoleh hubungan T = 1 3 mv 2 k B          atauv 2 = 3k B T m


                   2 1 2        2
sehingga     T=           mv  =    EK
                  3k B  2     3k B


                     Energi kinetik translasi partikel gas
Temperatur Gas Ideal
Energi Dalam Gas Ideal
                                                 1      3
                                               N  mv 2  = Nk BT
Dari hubungan terakhir di atas dapat dituliskan 2
                                                        2
yaitu energi kinetik gas, yg juga merupakan energi total dan
energi dalam gas
           3         3
       U = Nk BT = nRT
           2         2
Perbandingan dengan eksperimen ?
                                         ∂U               CV =
                                                                 3
                                                                   nR
Kapasitas kalor pada volume tetap: CV =  ∂T                    2
                                            V
                                                                 5
atau kapasitas kalor pd tekanan tetap: C P = CV + nR        C P = nR
                                                                 2

Perbandingan CP dan CV adalah suatu konstanta: γ = C P = 5 = 1,67
                                                       CV     3
    Kontribusi tambahan pada energi kinetik translasi
      (thd sub-x, y dan z) diasosiasikan dengan energi
      kinetik rotasi (thd sb-x dan z) dan energi kinetik
      vibrasi (thd sb-y):
           1       1
E rotasi = I xω x + I z ω z2
                2

           2       2         Ix = Iz : momen inersia thd sb x & z
           1       1
E vibrasi = Kη + Mη 2 K : Konstanta “pegas”
                2
                         
            2      2         M : Massa tereduksi m1 dan m2


    Energi (kinetik) total gas diatomik:
      Etotal = ( Etranslasi ) + ( E rotasi ) + ( E vibrasi )
                 1          1            1           7
              =  3x k B T  +  2 x k BT  +  2 x k BT  = k BT
                 2          2            2           2
   Asas Ekipartisi Energi: untuk tiap derajat kebebasan
      yang energinya berbanding dengan kuadrat variabel
      bebasnya, energi rata-ratanya adalah 1/2 kBT
     Jadi untuk molekul gas diatomik:
       7         7
  U=     Nk B T = nRT
       2         2
      ∂U   7                         9                CP 9
Cv =      = nR    ; C P = C v + nR =   nR   ;   γ =     = ≅ 1,29
      ∂T V 2                         2                CV 7



Asas Ekipartisi gas diatomik, γ ≈ 1,40 !
 Dari tabel, hasil eksperimen utk
                                  Energi
1
   Bagi 1 molekul:     ek =     mv 2
                              2
                             1                            (6)
   Bagi N molekul:     Ek   = Nm v 2
                             2
   Bagi NA molekul (1 mol) :            1         1
                                 Ek =     NAmv 2 = Mv 2   (7)
                                        2         2

   Hubungan tekanan dan volume dengan energi kinetik
   Dari (6),           PV = 1 Nm v 2
                            3
                            2 1    2
                      =        Nm v 
                            3 2     
                                 2
               ∴       PV    =     Ek            (8)
                                 3




ENERGI KINETIK RATA-RATA
Untuk gas ideal, PV = nRT. Substitusikan dalam persamaan (8):
                                        2
                     nRT =                Ek
                                        3
                          3
          ∴          Ek =   nRT                            (9)
                          2
Latihan: Buktikan bahwa

                     (v )
                                                   1

                       2
                            1
                                2         3RT        2

                                    =         
                                          M 
Akar dari laju rata-rata pangkat dua v 2 , disebut vrms.
ANIMASI TEORI KINETIK GAS
    Silahkan klik data yang ada di bawah ini
      untukmelihat animasi teori kinetik gas



              teori kinetik gas.swf
TERMODINAMIKA
   Termodinamika adalah ilmu yang
    mempelajari hubungan antara
    kalor(panas) dengan usaha
      Dalam termodinamika , sistem
    didefinisikan sebagai segala sesuatu atau
    kumpulan benda yang ditinjau dan
    diperhatikan. Sementara segala sesuatu
    diluar sistem disebut lingkungan.




TERMODINAMIKA
TIGA MACAM SISTEM


1. SISTEM TERBUKA:
    Ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungannya.
    Misal : lautan, tumbuh-tumbuhan

2. SISTEM TERTUTUP
3. SISTEM TERISOLASI : terjadi pertukaran massa sistem
   Ada pertukaran energi tetapi TIDAK
   TIDAK lingkungannya.
   dengan
           ada pertukaran massa dan energi sistem dengan
   Misalnya: Green House ada pertukaran kalor tetapi tidak terjadi
   lingkungan. dengan lingkungan.
   pertukaran kerja
   Misalnya: Tabung gas yang terisolasi.
SIFAT PEMBATAS

Pembatas adiabatik: tidak ada
pertukaran kalor antara sistem dan
lingkungan
Pembatas tegar: tidak ada kerja baik
dari sistem terhadap lingkungan
ataupun dari lingkungan terhadap
sistem
Hukum Ke I

 Pernyataan tentang kekekalan energi dalam
 sistem:
             ∆U = Q – W
        Perubahan energi dalam (∆U) sistem =
        kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem
      dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh
                        sistem.

 Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0
 tidak ada perubahan energi dalam.
Contoh soal:
Kalor sebanyak 1000 J ditambahkan ke sistem sementara
kerja dilakukan pada (terhadap) sistem sebesar 500 J.
Berapa perubahan energi dalam sistem?


Jawab = ∆U = Q – W = ( + 1000 K ) – (-500 J) = 1500 J.



Perhatikan bahwa HK 1 dalam bentuk ∆U = Q – W
Q positip : KALOR DITAMBAHKAN KE SISTEM
Q negatip: KALOR DILEPASKAN OLEH SISTEM
W positip KERJA DILAKUKAN OLEH SISTEM
W negatip KERJA DILAKUKAN PADA SISTEM
PERSAMAAN GAS IDEAL

PV = nRT
U=(3/2) nRT
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan
(dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap
sistem.    Jika  kalor   diterapkan  kepada    gas    yang
menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan
dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas
ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume
akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil
kali tekanan dengan perubahan volumenya.
                   W = p∆V= p(V2 – V1)
Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral
tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai
Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p – V. jika
perubahan tekanan dan volume gas dinyatakan dalam
bentuk grafik p – V, usaha yang dilakukan gas merupakan
luas daerah di bawah grafik p – V. hal ini sesuai dengan
operasi integral yang ekuivalen dengan luas daerah di
bawah grafik.
Usaha Luar
Gas dikatakan melakukan
usaha apabila volume gas
bertambah besar (atau
mengembang) dan V2 >
V1. sebaliknya, gas
dikatakan menerima usaha
(atau usaha dilakukan
terhadap gas) apabila
volume gas mengecil atau
V2 < V1 dan usaha gas
bernilai negatif.
   Energi dalam gas berkaitan dengan suhu
    gas tersebut dan merupakan sifat
    mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas
    tidak melakukan atau menerima usaha,
    gas tersebut dapat memiliki energi yang
    tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
    tersebut yang hanya dapat ditinjau secara
    mikroskopik.



Energi Dalam
untuk gas diatomik


 energi dalam gas sebanding dengan suhu
  mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan
  suhu gas akan menyebabkan perubahan
  energi dalam gas. Secara matematis,
  perubahan energi dalam gas dinyatakan
  sebagai :
 untuk gas monoatomik




untuk gas diatomik
   Dimana ∆U adalah perubahan energi
    dalam gas, n adalah jumlah mol
    gas, R adalah konstanta umum gas (R =
    8,31 J mol−1 K−1, dan ∆Tadalah perubahan
    suhu gas (dalam kelvin).
Diagram PV untuk rangkaian proses
   yang berbeda
Suatu gas ideal mula-mula suhunya 400K, tekanan
   2x104 Pa dan volumenya 0.001 m3.
Gas dikompresi secara perlahan pada tekanan konstan
   ditekan sehingga volumenya menjadi separuh
   semula.
Kemudian kalor ditambahkan ke gas sementara volume
  diatur tetap konstan sehingga suhu dan tekanan naik
  sampai suhu sama dengan suhu mula-mula.
Sistem kemudian diekspansi pada suhu tetap sehingga
    volumenya sama dengan mula-mula
DIAGRAM P-V
Kerja yang dilakukan gas         P
untuk proses dari (P1, V1)       P1
ke (P2, V2) adalah Luas
bagian kurva yang diarsir

                                 P2

P (105 N/m2)

                                               V2   V
4                                         V1


2




         1                   5   V (m3)
Diagram PV untuk 4 proses dasar




    V1            V2      V

P
P         Proses Isokhorik ∆ U = Q, W = 0


                 Proses Isotermal W = W = nRT2ln (V2/V1)
                      Proses Isobarik Q = P(V −V1)


     V1                   V
                     V2 Proses Adiabatik W = - ∆ U
Proses Isotermik

   Suatu sistem dapat mengalami proses
    termodinamika dimana terjadi perubahan-
    perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses
    yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan,
    proses ini dinamakan proses isotermik. Karena
    berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
    perubahan energi dalam (∆U = 0) dan
    berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
    diberikan sama dengan usaha yang dilakukan
    sistem (Q = W).
 Proses isotermik dapat digambarkan dalam
 grafik p – V




Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat
 dinyatakan sebagai :


Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal
 gas.
 Jikagas melakukan proses termodinamika
 dalam volume yang konstan, gas
 dikatakan melakukan proses isokhorik.
 Karena gas berada dalam volume konstan
 (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha
 (W = 0) dan kalor yang diberikan sama
 dengan perubahan energi dalamnya. Kalor
 di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas
 pada volume konstan QV.
                  QV = ∆U



Proses Isokhorik
Proses Isobarik
   Jika gas melakukan proses termodinamika
    dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
    dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas
    berada dalam tekanan konstan, gas melakukan
    usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan
    sebagai kalor gas pada tekanan konstanQp.
    Berdasarkan hukum I termodinamika, pada
    proses isobarik berlaku

   Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan
    energi dalam sama dengan kalor yang diserap
    gas pada volume konstan
 Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
    W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat
  dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
  diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan
  energi (kalor) yang diserap gas pada volume
  konstan (QV).
Proses Adiabatik
 Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk
  (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem
  (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas
  sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula
  mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1
  dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan
  dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha
  yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai




Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan
  kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume
  konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ
  > 1).
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p –
V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p –
V pada proses isotermik namun dengan
kelengkungan yang lebih curam.
KALOR JENIS GAS
 Suhu  suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi
  yang bermacam-macam. Volumenya
  dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau
  kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut
  kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang
  diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu
  satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah
  berlainan. Dengan kata lain suatu gas
  mempunyai bermacam-macam kapasitas panas.
  Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti
  praktis yaitu :
- Kapasitas panas pada volume konstan.
- Kapasitas panas pada tekanan konstan.
Kapasitas panas gas ideal pada tekanan
konstan selalu lebih besar dari pada
kapasitas panas gas ideal pada volume
konstan, dan selisihnya sebesar konstanta
gas umum         (universil) yaitu : R = 8,314
J/mol K.
                  cp - cv = R
 cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas
ideal pada             tekanan konstan.
 cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas
ideal pada volume konstan.
Hukum Ke II
                                                  ENTROPI :
                                                  DERAJAT
                                                  KETIDAKATURAN
   HK I kekekalan energi
   HK II menyatakan arah reaksi sistem.
   HK II dapat dinyatakan dalam berbagai
     bentuk.
       Kalor mengalir secara alami dari benda
          panas ke benda dingin; kalor tidak
      mengalir secara spontan dari benda dingin
                            ke panas

Banyak proses yang irreversible:
1) Campurkan kopi dan gula lalu kocok,
   keduanya menyatu akan tetapi
   seberapapun anda kocok kembali
   keduanya tidak memisah lagi.
2) Pecahan gelas tidak kembali ke bentuk
   utuhnya.
  Proses alamiah cenderung menuju
ketidakteraturan (entropi maximum)!
Mesin Pemanas


HK II : Pada suatu mesin,tidak mungkin
kalor yang diterima mesin diubah semuanya
menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang
oleh mesin.
 Reservoir panas              Efisiensi: η=    W = 1 −Qo
       Qi
                                                      Qi
                                               Qi

                   W




     Qo
Reservoir dingin
MESIN PENDINGIN



                       Merupakan kebalikan
                       dari mesin pemanas.
Reservoir panas

      Q2


                       Q1=kalor masuk tandon (resevoir)
                   W   Q2=kalor keluar tandon
                       W= kerja yang ditambahkan ke sistem
                              W+Q2 =Q1

     Q1
Reservoir dingin
Mesin Carnot (Ideal)
Menurut Carnot siklus mesin pemanas harus reversibel(dapat
balik) dan tidak terjadi perubahan entropi. Ini adalah idealisasi
karena kenyataannya kalor tidak seluruhnya diubah menjadi
kerja (ada yang hilang dalam bentuk gesekan/turbulensi)
                                                 Efisiensi (n) mesin bergantung
                                               pada selisih suhu kedua reservoir :

More Related Content

What's hot

Turunan parsial (pertemuan iv)
Turunan parsial (pertemuan iv)Turunan parsial (pertemuan iv)
Turunan parsial (pertemuan iv)FKIP UHO
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Osilasi tergandeng
Osilasi tergandengOsilasi tergandeng
Osilasi tergandengkyu manda
 
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarik
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarikTermodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarik
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarikjayamartha
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Nurfaizatul Jannah
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-irina mirda
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)Mahammad Khadafi
 
Hukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaHukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaFKIP UHO
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 
Soal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsanSoal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsanrohmatul ifani
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKAlichor ch
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanMutiara_Khairunnisa
 

What's hot (20)

Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Turunan parsial (pertemuan iv)
Turunan parsial (pertemuan iv)Turunan parsial (pertemuan iv)
Turunan parsial (pertemuan iv)
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Osilasi tergandeng
Osilasi tergandengOsilasi tergandeng
Osilasi tergandeng
 
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarik
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarikTermodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarik
Termodinamika (1 - 2) c koefisien_muai_volume_isobarik
 
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
Makalah Gas Tidak Ideal (Real Gas)
 
Handout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-iHandout listrik-magnet-i
Handout listrik-magnet-i
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Hukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaHukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamika
 
Ppt fisika modern
Ppt fisika modernPpt fisika modern
Ppt fisika modern
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 
Hukum Termodinamika
Hukum TermodinamikaHukum Termodinamika
Hukum Termodinamika
 
Soal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsanSoal termodinamika serta pembahsan
Soal termodinamika serta pembahsan
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
 

Similar to Termodinamika teori kinetik gas

Similar to Termodinamika teori kinetik gas (20)

Teori kinetik gas (smt2) i ipa
Teori kinetik gas (smt2) i ipa Teori kinetik gas (smt2) i ipa
Teori kinetik gas (smt2) i ipa
 
Fisika statistik
Fisika statistikFisika statistik
Fisika statistik
 
TEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GASTEORI KINETIK GAS
TEORI KINETIK GAS
 
10)teori kinetik gas
10)teori kinetik gas10)teori kinetik gas
10)teori kinetik gas
 
Kinetika Reaksi _ RPS.pptx
Kinetika Reaksi _ RPS.pptxKinetika Reaksi _ RPS.pptx
Kinetika Reaksi _ RPS.pptx
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Teori_Kinetik_Gas.ppt
Teori_Kinetik_Gas.pptTeori_Kinetik_Gas.ppt
Teori_Kinetik_Gas.ppt
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Hukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-iHukum termodinamika-i
Hukum termodinamika-i
 
Materi8
Materi8Materi8
Materi8
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
Teori_Kinetik_Gas.ppt
Teori_Kinetik_Gas.pptTeori_Kinetik_Gas.ppt
Teori_Kinetik_Gas.ppt
 
Memadu Gerak
Memadu GerakMemadu Gerak
Memadu Gerak
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Teori kinetik gas
Teori kinetik gasTeori kinetik gas
Teori kinetik gas
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxsarimuliati80
 
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfYudhi45820
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNssuser419260
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docriska190321
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRazefZulkarnain1
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsihninikwidarsih44
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxbubblegaming431
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAkhyar33
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docxLK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
LK 1 - 5T Keputusan Pemimpin Berdampak.docx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdfAksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Isu Perundungan di Satuan Pendidikan.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptxMODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
MODUL 7 MANAJEMEN KUALITAS (11) (2).pptx
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Termodinamika teori kinetik gas

  • 1. Nama Kelompok : •DWI REXY A. ( 05 ) •KHAMALAT AZIZATUL U. ( 15 ) •M.MUNIF ( 19 ) •RISFA JENIA A. ( 26 ) •ROQI A.D.D ( 28 ) •WAHYU DURROTUR R. ( 34 ) XI IPA 4
  • 3. Teori kinetik gas adalah teori yang menggunakan tinjuan tentang gaya dan energi antara partikel – partikel untuk menerangkan sifat – sifat zat  Gas ideal adalah suatu gas yang diidealkan oleh manusia. Pada kenyataanya, gas ideal tersebut tidak ada di permukaan bumi. PENGERTIAN TEORI KINETIK GAS
  • 4. n Gas ideal terdiri atas partikel – partikel ( atom – atom maupun melekul – molekul ) dalamjumlah yang besar sekali Partikel – partikel tersebut senantiasa bergerak, arahnya sembarang k Partikel –partikel tersebut tersebar merata dalam ruang yang sempit e Jarak antara partikel jauh lebih besar daripada ukuran partikel sehingga ukuran partikel biasanya diabaikan, diameter partikel 2,5 x 10-10 m, sedangkan jarak antar partikel 3 x 10-19 m. r Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila terjadi tumbukan j Tumbukan antar partikel dengan partikel ataupun antara partikel dengan dinding, terjadi secara lenting sempurna; partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar a Asumsi / Anggapan Gas Ideal Hukum – hukum newton tentang gerak berlaku
  • 5. SIFA T GA S UMUM  Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.  Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh lebih kecil.
  • 6. Ada tiga besaran yang saling berhubungan dalam pembahasan keadaan gas . Besaran besaran tersebut ialah Tekanan (P) , Volume (V) dan temperatur mutlak (T) Persamaan umum gas ideal
  • 7.  “Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup ( tidak bocor ) dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya“  Secara sistematik, pernyataan diatas dapat ditulis: PV = konstan atau P1V1 = P2V2 • Dengan: • P = Tekanan (N/m2 = Pa) • V = Volume ( m3) HUKUM BOYLE
  • 8. “Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka gas sebanding dengan suhu mutlaknya” V≈T = = Konstan HUKUM CHARLES
  • 9. HUKUM GAY LUSSAC Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut  P1 = P2 T1........T2 Keterangan: T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K) T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K) p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2) p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
  • 10.  Hubungan P & V : Hk Boyle  Pada T konstan, volume sejumlah tertentu gas berbanding terbalik dengan tekanannya PV = konstan  Hubungan T & V : Hk Charles  Pada P konstan, volume sejumlah gas sebanding dengan suhunya  V = konstan x T  Hubungan mol (n) & V : Hk Avogadro  Pada P & T tetap, volume gas tergantung pada jumlah molnya  V = konstan x n  Hipotesis Avogadro: volume gas pada T & P yang sama sebanding dengan jumlah molnya.
  • 11. PV = nRT = Nk BT N n= P = Tekanan gas [N.m-2] NA V = Volume gas [m3] n = Jumlah mol gas [mol] N = Jumlah partikel gas NA = Bilangan Avogadro = R = Konstanta umum gas = 8,314 J.mol-1 K-1 kB = Konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J.K-1 Persamaan mutlak gas [K] Gas Ideal T = Temperatur Keadaan
  • 12. ENERGI TOTAL (U) DAN KECEPATAN (v) GAS IDEAL Ek = 3KT/2 U = N Ek = 3NKT/2 v = √(3 K T/m) = √(3P/r) dengan: Ek = energi kinetik rata-rata tiap partikel gas ideal U = energi dalam gas ideal = energi total gas ideal v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal m = massa satu mol gas p = massa jenis gas ideal
  • 13. Dari persarnaan gas ideal PV = nRT, dapat di jabarkan: •Pada (n, T) tetap, ( isotermik) berlaku Hukum Boyle: PV = C •Pada (n, V) tetap, ( isokhorik) berlaku Hukum Gay-Lussac: P/T=C •Pada (n,P) tetap, ( isobarik ) berlaku Hukum Gay-Lussac: V/T= C •Pada n tetap, berlaku Hukum Boyle-Gay-Lussac: PV/T=C C = konstan
  • 14. HUBUNGAN TEKANAN DENGAN KELAJUAN  Tekanan yang dikenakan oleh suatu gas adalah akibat tumbukan molekul-molekul pada dinding batas. kelajuan molekul gas, v -- terdiri daripada komponen-komponen kelajuan dalam arah x, y dan z ⇒ vx, vy, vz z v vz x vy vx y 2 2 2 2 Diketahui bahwa: v = vx + vy + vz 2 2 2 ½ atau v = (vx + vy + vz ) (1)
  • 15. Kelajuan rata-rata pangkat dua ialah ( ) 2 2 2 2 2 Σ vi v = vx + vy + vz = (2) N di mana N = bilangan molekul 2 2 2 Anggaplah v x = v y = v z ∴ 2 v = 3vx 2 ⇒ 2 v x = 1 v2 (3) 3 (sama juga bagi vy dan vz)
  • 16. Andaikan satu molekul gas yang bermassa m, bergerak dalam sebuah kubus dengan laju vx yang searah dengan sumbu x . Molekul ini menumbuk dinding kanan dan memantul balik denagn laju –vx . Tekanan Gas Pada Dinding
  • 17. Perubahan momentum pada dinding kanan untuk satu tumbukan= mv x – (– m v x ) = 2 mv x Misalkan ukuran kubus itu dengan sisi l. Bagi setiap tumbukan, molekul akan bergerak sejauh 2l (pergi dan balik) dalam selang waktu ∆t. Menurut Hukum Newton II, gaya ialah perubahan momentum per satuan waktu Perubahan momentum F = waktu 2mv x = ∆t 2 2mv x 2l = (kerana ∆t = ) 2l vx 2 mv x = l 2 2 F mv x mv x P = = = A l3 V (A = luas dinding, V = volume kubus)
  • 18. Andaikan dalam kubus itu ada N molekul dan tumbukan berlaku ke semua arah dengan laju rata-rata v x , v y dan v z , maka 2 2 2 Nm v x Nm v y Nm v z Px = ; Py = ; Pz = V V V 2 2 2 Dari (3), v x = vy = vz = 1 3 v 2 jika Px = Py = Pz = P Nm v 2 ∴ P = 3V 1 atau PV = Nm v 2 (4) 3 1 atau PV = nMv 2 (5) 3 di mana n = N/NA dan M = mNA = jisim molar
  • 19. 2 v disebut laju rata-rata pangkat dua. Oleh kerana ia hanya bergantung kepada suhu, maka pada suhu tetap, PV = konstan ⇒ Hukum Boyle
  • 20. z Tinjau N buah partikel suatu gas ideal dalam kotak, masing-  masing dengan kecepatan: A y j ˆ v1 = v x1i + v y1 ˆ + v z1 k ˆ ˆ j ˆ v2 = v x 2i + v y 2 ˆ + v z 2 k x …………. Tekanan Gas Ideal
  • 21. ˆ ˆ ˆ  Kecepatan partikel mula2: v = v x i + v y j + v z k  Kecepatan partikel setelah menumbuk dinding kanan (asumsi: tidak ada tumbukan antar partikel): ˆ j ˆ v ′ = vxi − v y ˆ + vz k  Perubahan momentum partikel: ∆p = mv ′ − mv = −2mv y ˆ j  Selang waktu partikel tsb dua kali menumbuk dinding kanan: 2 ∆t =  vy Besarnya momentum yg diberikan partikel pada dinding kanan tiap satuan waktu: Tinjau 1 partikelp ...mv ∆ 2 2 2 mv y = y ˆ= j ˆ j ∆t 2 
  • 22. Bagaimana dengan N partikel ?  Besarnya momentum total yg diberikan N buah partikel pada dinding kanan tiap satuan waktu: ∆p m 2 ∆t =  ( 2 2 ) v y1 + v y 2 + ... + v yN ˆ j  Tekanan gas pada dinding kanan: ∆p P= = m 2 A∆t A ( ) v y1 + v y 2 + ... + v yN = 2 2 mN 2 V vy  Tetapi v 2 = v 2 + v 2 + v 2 dan v 2 = v 2 = v 2 x y z x y z  sehingga 2 1 vy = v2 3 1 Nm 2 P= v 3 V
  • 23. 1 Nm 2 P= v Dari persamaan 3 V dan persamaan gas ideal PV = nRT = Nk BT dapat diperoleh hubungan T = 1 3 mv 2 k B atauv 2 = 3k B T m 2 1 2 2 sehingga T=  mv  = EK 3k B  2  3k B Energi kinetik translasi partikel gas Temperatur Gas Ideal
  • 24. Energi Dalam Gas Ideal 1  3 N  mv 2  = Nk BT Dari hubungan terakhir di atas dapat dituliskan 2   2 yaitu energi kinetik gas, yg juga merupakan energi total dan energi dalam gas 3 3 U = Nk BT = nRT 2 2 Perbandingan dengan eksperimen ?  ∂U  CV = 3 nR Kapasitas kalor pada volume tetap: CV =  ∂T  2  V 5 atau kapasitas kalor pd tekanan tetap: C P = CV + nR C P = nR 2 Perbandingan CP dan CV adalah suatu konstanta: γ = C P = 5 = 1,67 CV 3
  • 25. Kontribusi tambahan pada energi kinetik translasi (thd sub-x, y dan z) diasosiasikan dengan energi kinetik rotasi (thd sb-x dan z) dan energi kinetik vibrasi (thd sb-y): 1 1 E rotasi = I xω x + I z ω z2 2 2 2 Ix = Iz : momen inersia thd sb x & z 1 1 E vibrasi = Kη + Mη 2 K : Konstanta “pegas” 2  2 2 M : Massa tereduksi m1 dan m2  Energi (kinetik) total gas diatomik: Etotal = ( Etranslasi ) + ( E rotasi ) + ( E vibrasi )  1   1   1  7 =  3x k B T  +  2 x k BT  +  2 x k BT  = k BT  2   2   2  2
  • 26. Asas Ekipartisi Energi: untuk tiap derajat kebebasan yang energinya berbanding dengan kuadrat variabel bebasnya, energi rata-ratanya adalah 1/2 kBT  Jadi untuk molekul gas diatomik: 7 7 U= Nk B T = nRT 2 2  ∂U  7 9 CP 9 Cv =   = nR ; C P = C v + nR = nR ; γ = = ≅ 1,29  ∂T V 2 2 CV 7 Asas Ekipartisi gas diatomik, γ ≈ 1,40 ! Dari tabel, hasil eksperimen utk Energi
  • 27. 1 Bagi 1 molekul: ek = mv 2 2 1 (6) Bagi N molekul: Ek = Nm v 2 2 Bagi NA molekul (1 mol) : 1 1 Ek = NAmv 2 = Mv 2 (7) 2 2 Hubungan tekanan dan volume dengan energi kinetik Dari (6), PV = 1 Nm v 2 3 2 1 2 =  Nm v  3 2  2 ∴ PV = Ek (8) 3 ENERGI KINETIK RATA-RATA
  • 28. Untuk gas ideal, PV = nRT. Substitusikan dalam persamaan (8): 2 nRT = Ek 3 3 ∴ Ek = nRT (9) 2 Latihan: Buktikan bahwa (v ) 1 2 1 2  3RT  2 =    M  Akar dari laju rata-rata pangkat dua v 2 , disebut vrms.
  • 29. ANIMASI TEORI KINETIK GAS  Silahkan klik data yang ada di bawah ini untukmelihat animasi teori kinetik gas teori kinetik gas.swf
  • 31.
  • 32. Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor(panas) dengan usaha Dalam termodinamika , sistem didefinisikan sebagai segala sesuatu atau kumpulan benda yang ditinjau dan diperhatikan. Sementara segala sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. TERMODINAMIKA
  • 33. TIGA MACAM SISTEM 1. SISTEM TERBUKA: Ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungannya. Misal : lautan, tumbuh-tumbuhan 2. SISTEM TERTUTUP 3. SISTEM TERISOLASI : terjadi pertukaran massa sistem Ada pertukaran energi tetapi TIDAK TIDAK lingkungannya. dengan ada pertukaran massa dan energi sistem dengan Misalnya: Green House ada pertukaran kalor tetapi tidak terjadi lingkungan. dengan lingkungan. pertukaran kerja Misalnya: Tabung gas yang terisolasi.
  • 34. SIFAT PEMBATAS Pembatas adiabatik: tidak ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungan Pembatas tegar: tidak ada kerja baik dari sistem terhadap lingkungan ataupun dari lingkungan terhadap sistem
  • 35. Hukum Ke I Pernyataan tentang kekekalan energi dalam sistem: ∆U = Q – W Perubahan energi dalam (∆U) sistem = kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem. Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0 tidak ada perubahan energi dalam.
  • 36. Contoh soal: Kalor sebanyak 1000 J ditambahkan ke sistem sementara kerja dilakukan pada (terhadap) sistem sebesar 500 J. Berapa perubahan energi dalam sistem? Jawab = ∆U = Q – W = ( + 1000 K ) – (-500 J) = 1500 J. Perhatikan bahwa HK 1 dalam bentuk ∆U = Q – W Q positip : KALOR DITAMBAHKAN KE SISTEM Q negatip: KALOR DILEPASKAN OLEH SISTEM W positip KERJA DILAKUKAN OLEH SISTEM W negatip KERJA DILAKUKAN PADA SISTEM
  • 37. PERSAMAAN GAS IDEAL PV = nRT U=(3/2) nRT
  • 38. Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya. W = p∆V= p(V2 – V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p – V. jika perubahan tekanan dan volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik p – V, usaha yang dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah grafik p – V. hal ini sesuai dengan operasi integral yang ekuivalen dengan luas daerah di bawah grafik. Usaha Luar
  • 39. Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah besar (atau mengembang) dan V2 > V1. sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas) apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas bernilai negatif.
  • 40. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik. Energi Dalam
  • 41. untuk gas diatomik  energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas dinyatakan sebagai :  untuk gas monoatomik untuk gas diatomik
  • 42. Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆Tadalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
  • 43. Diagram PV untuk rangkaian proses yang berbeda Suatu gas ideal mula-mula suhunya 400K, tekanan 2x104 Pa dan volumenya 0.001 m3. Gas dikompresi secara perlahan pada tekanan konstan ditekan sehingga volumenya menjadi separuh semula. Kemudian kalor ditambahkan ke gas sementara volume diatur tetap konstan sehingga suhu dan tekanan naik sampai suhu sama dengan suhu mula-mula. Sistem kemudian diekspansi pada suhu tetap sehingga volumenya sama dengan mula-mula
  • 44. DIAGRAM P-V Kerja yang dilakukan gas P untuk proses dari (P1, V1) P1 ke (P2, V2) adalah Luas bagian kurva yang diarsir P2 P (105 N/m2) V2 V 4 V1 2 1 5 V (m3)
  • 45. Diagram PV untuk 4 proses dasar V1 V2 V P P Proses Isokhorik ∆ U = Q, W = 0 Proses Isotermal W = W = nRT2ln (V2/V1) Proses Isobarik Q = P(V −V1) V1 V V2 Proses Adiabatik W = - ∆ U
  • 46. Proses Isotermik  Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan- perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).
  • 47.  Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai : Dimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
  • 48.  Jikagas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV. QV = ∆U Proses Isokhorik
  • 49. Proses Isobarik  Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstanQp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku  Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
  • 50.  Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai W = Qp − QV Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).
  • 51. Proses Adiabatik  Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).
  • 52. Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
  • 53. KALOR JENIS GAS  Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai arti praktis yaitu : - Kapasitas panas pada volume konstan. - Kapasitas panas pada tekanan konstan.
  • 54. Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas panas gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas umum (universil) yaitu : R = 8,314 J/mol K. cp - cv = R cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan. cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.
  • 55. Hukum Ke II ENTROPI : DERAJAT KETIDAKATURAN HK I kekekalan energi HK II menyatakan arah reaksi sistem. HK II dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk. Kalor mengalir secara alami dari benda panas ke benda dingin; kalor tidak mengalir secara spontan dari benda dingin ke panas Banyak proses yang irreversible: 1) Campurkan kopi dan gula lalu kocok, keduanya menyatu akan tetapi seberapapun anda kocok kembali keduanya tidak memisah lagi. 2) Pecahan gelas tidak kembali ke bentuk utuhnya. Proses alamiah cenderung menuju ketidakteraturan (entropi maximum)!
  • 56. Mesin Pemanas HK II : Pada suatu mesin,tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Reservoir panas Efisiensi: η= W = 1 −Qo Qi Qi Qi W Qo Reservoir dingin
  • 57. MESIN PENDINGIN Merupakan kebalikan dari mesin pemanas. Reservoir panas Q2 Q1=kalor masuk tandon (resevoir) W Q2=kalor keluar tandon W= kerja yang ditambahkan ke sistem W+Q2 =Q1 Q1 Reservoir dingin
  • 58. Mesin Carnot (Ideal) Menurut Carnot siklus mesin pemanas harus reversibel(dapat balik) dan tidak terjadi perubahan entropi. Ini adalah idealisasi karena kenyataannya kalor tidak seluruhnya diubah menjadi kerja (ada yang hilang dalam bentuk gesekan/turbulensi) Efisiensi (n) mesin bergantung pada selisih suhu kedua reservoir :