SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
46
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI
NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID
Dina Dewi SLI1,Setyoadi, 2, Ni Made Widastra3
1, 2, 3 Jurusan Keperawatan, Universitas Brawijaya, Malang
ABSTRACT
Research was done to provide that deep relaxation technique can decrease pain
perception for old man with Arthritis Rheumatoid. The aim of this research was to know the
stage of pain perception before and after give relaxation technique, to know differentiation and
analysis the result of differentiation. This research isquasi experimentwith Time Series Design
method. Using 10 respondents, that was found with accidental sampling. Independent variable
was influence of deep relaxation and dependent variable was decrease pain perception for old
man with Arthritis Rheumatoid.
The result shows that deep relaxation technique was significantly influence of pain
perception Arthritis Rheumatoid patients. Wilcoxon Signed Rank Test show atα =0.05 (p =
0.005 with confidence interval at 95 %,). Based on these facts above, relaxation method is
useful for old man to solve pain problem and for nurses can apply deep relaxation technique to
decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid as independent nursing
intervention.
Keywords: Deep relaxation technique, pain perception, Artritis Reumatoid
PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya taraf
kesehatan dan kesejahteraan, maka
jumlah umat manusia yang mencapai usia
lanjut semakin bertambah. Demikian juga
yang terjadi di Indonesia, angka harapan
hidup untuk penduduk laki-laki 67 tahun
dan wanita 71 tahun. Indonesia berada
dalam transisi demografi, struktur berubah
dari populasi muda (1971), menuju tua
(2020). Berbagai gangguan fisik atau
penyakit muncul pada lansia. Salah satu
diantaranya adalah penyakit persendian
atau artritis. Artritis menempati urutan
pertama (44%) penyakit kronis yang
dialami oleh lansia. Diantara artritis yang
paling banyak adalah artritis reumatoid.
Selanjutnya hipertensi 39%, berkurangnya
pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit
jantung 27%. Gangguan pada persendian
merupakan penyakit yang sering dijumpai
pada lansia, dan termasuk empat penyakit
yang sangat erat hubungannya dengan
proses menua dan respon yang sering
terjadi adalah nyeri (Steglitz, 1954).
Nyeri merupakan respon subyektif
dimana seseorang memperlihatkan tidak
nyaman secara verbal maupun non verbal
atau keduanya, akut maupun kronis
(Engram, 1999). Respon seseorang
terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi,
tingkat kesadaran, latar belakang budaya,
pengalaman masa lalu tentang nyeri dan
pengertian nyeri. Nyeri mengganggu
kemampuan seseorang untuk beristirahat,
konsentrasi dan kegiatan yang biasa
dilakukan (Engram, 1999). Nyeri yang
dialami oleh klien artritis reumatoid
didapatkan skala nyeri rata-rata enam atau
nyeri sedang (National Institute of Nursing
Research, 2005).
Metode penanganan nyeri
mencakup terapi farmakologis dan terapi
non farmakologis. Teknik relaksasi napas
dalam adalah sebuah teknik yang telah
lama diperkenalkan untuk mengatasi nyeri
terutama pada klien yang mengalami nyeri
kronis (Priharjo Robert, 1993). Berbagai
teknik relaksasi dapat dipakai untuk
menciptakan ketenangan dan mengurangi
tekanan supaya klien merasa nyaman dan
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
49
Tabel 3. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sesudah diberikan teknik relaksasi
napas dalam (postest 05, 06, 07, 08)
No. R
Postest
Jumlah
Rata-
rata05 06 07 08
l. 4 4 3 3 14 4,00
2 5 4 4 4 17 4,00
3 3 3 3 3 12 3,00
4 5 4 3 4 16 4,00
5 3 2 2 2 9 2,00
6 5 5 4 3 17 4,00
7 5 5 4 3 17 4,00
8 3 2 2 1 8 2,00
9 2 2 3 1 8 2,00
10 3 2 2 2 9 2,00
Berdasarkan Tabel 3, seperti juga
pada hasil persepsi nyeri pre-test,
didapatkan persepsi nyeri yang berbeda
antara satu responden dengan responden
yang lain setelah empat kali pengukuran
pada postest. Setelah dicari rata-rata
ternyata lima orang (50%) yaitu responden
3, 5, 8, 9, 10 menunjukkan nyeri ringan
(skala 1-3), dan lima orang lagi nyeri
sedang (skala 4-6) yaitu responden 1, 2, 4,
6, 7.
Pengaruh Teknik Relaksasi Napas
Dalam Terhadap Penurunan Persepsi
Nyeri pada Lansia dengan Artritis
Reumatoid
Melihat pengaruh teknik relaksasi
napas dalam terhadap penurunan persepsi
nyeri dengan jalan membandingkan rata-
rata pretest dan rata-rata postest.
Perbedaan yang diperoleh dianalisa
secara statistik deskriptif dan inferensial.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Perbandingan rata rata Pretest dan Postest
No
R
Rata-Rata
Selisih
Pretest Postest
1 5,00 4,00 -1,00
2 5,00 4,00 -1,00
3 4,00 3,00 -1,00
4 5,00 4,00 -1,00
5 3,00 2,00 -1,00
6 6,00 4,00 -2,00
7 6,00 4,00 -2,00
8 3,00 2,00 -1,00
9 3,00 2,00 -1,00
10 3,00 2,00 -1,00
Z Hitung (2.825) > Z tabel (1.645)
Dari Tabel 4, sebelum diuji secara
statistik, analisis secara deskriptif tampak
bahwa dari sepuluh responden semuanya
menunjukkan adanya penurunan skala
nyeri. Responden 1-5 dan responden 8-10
penurunannya masing-masing satu nilai
berarti nyerinya sedikit berkurang,
sedangkan untuk responden 6 dan 7
penurunannya dua nilai yang berarti nyeri
berkurang moderat. Perbandingan hasil
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
47
nyeri berkurang. Selain itu teknik ini dapat
menciptakan kondisi relaks seluruh tubuh.
Kenyataan di lapangan menunjukkan
dalam menangani nyeri pada klien dengan
artritis reumatoid belum banyak
menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
sebagai metode alternatif. Belum
digunakan teknik relaksasi nafas dalam ini
didasarkan alasan belum diketahui
pengaruh dan efektivitasnya dalam
mengatasi nyeri.
Penelitian Sri Rahayu tentang
pengaruh teknik relaksasi terhadap
pengendalian nyeri pada ibu post sectio
caesaria hari I di RSB Muhammadiyah
Malang, didapatkan 53% mengalami
penurunan persepsi nyeri. Dari studi
pendahuluan yang penulis lakukan pada
Panti Wredha Griya Asih Lawang
didapatkan data dari studi dokumentasi, 29
lansia yang semuanya wanita 17 orang
diantaranya pernah mengeluh nyeri pada
persendian oleh karena artritis reumatoid.
Namun yang ditemukan nyeri pada saat itu
hanya sepuluh orang dengan sebaran dua
orang mengalami nyeri berat, lima orang
nyeri sedang dan tiga orang nyeri ringan.
Berdasarkan hal tersebut, dan
sampai saat ini belum ada ditemukan
penelitian tentang,”Pengaruh Teknik
Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia
dengan Artritis Reumatoid”. Peneliti
terdorong untuk mengetahui hal tersebut
melalui penelitian ini, mengingat tanggung
jawab perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada umumnya
dan untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia yaitu kenyamanan pada
khususnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi napas dalam terhadap
penurunan tingkat persepsi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
quasi experiment dengan rancangan
rangkaian waktu (Time Series Design).
Pada design ini dilakukan pretest
sebanyak empat kali yaitu pretest (01 02
03 04), kemudian diberikan perlakuan (X),
dan diakhir postest juga empat kali (05 06
07 08) lagi. Pengukuran yang dimaksud
adalah pengukuran persepsi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid.
Sedangkan perlakuan berupa pemberian
teknik relaksasi nafas dalam. Penelitian ini
untuk mencari hubungan atau pengaruh
sebab akibat dari teknik telaksasi napas
dalam (variabel independen) dan persepsi
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid
(variabel dependen).
Tehnik pengambilan sampel
dengan cara aksidental sampling Kriteria
Inklusi : laKi-laki dan wanita umur 55–90
tahun yang ada di Panti Wredha, Griya
Asih Lawang, klien mengalami nyeri
persendian karena artritis reumatoid, klien
kooperatip/kesadaran baik, klien dapat
berkomunikasi verbal dengan baik..
Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha
Griya Asih Lawang. Waktu penelitian
dimulai tanggal 3 Oktober 2005 sampai
dengan 31 Oktober 2005.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama
satu bulan dimulai tanggal 3 Oktober 2005
sampai dengan 31 Oktober 2005 di Panti
Wredha Gria Asih Lawang. Panti Wredha
Griya Asih Lawang ini dipilih oleh karena
masih dalam wilayah kota Malang, situasi
dan kondisi panti masih alami, nyaman dan
sangat tenang. Disamping juga yang lebih
penting adalah jumlah sampel mengijinkan
untuk dilakukan penelitian. Klien lansia
yang ada di panti, yang pernah mengeluh
nyeri persendian oleh karena artritis
reumatoid sebanyak 17 orang. Dari 17
orang ini didapatkan sepuluh orang
(58,82%) mengalami nyeri selama
penelitian ini berlangsung.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
48
Tabel 1. Karakteristik usia responden
Umur (Th) Frekuensi Persentase
55-74 1 10
75-84 5 50
85-90 4 40
Total 10 100
Berdasarkan Tabel 1, usia
responden yang paling banyak adalah
usia 75-84 tahun sebanyak lima orang
(50%). Jadi nyeri persendian terbanyak
dialami oleh lansia artritis reumatoid umur
75-84 tahun.
Persepsi Nyeri Klien Sebelum Diberikan
Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pretest
01, 02, 03, 04).
Berdasarkan pengukuran dengan
menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sebelum diberikan teknik relaksasi
napas dalam ( pretest 01, 02, 03, 04)
No.R
Pretest
Jumlah
Rata-
rata0l 02 03 04
l. 6 5 5 4 20 5,00
2 6 6 5 4 21 5,00
3 5 4 4 3 16 4,00
4 6 5 5 4 20 5,00
5 4 3 3 3 13 3,00
6 7 7 6 5 25 6,00
7 7 7 6 5 25 6,00
8 3 3 3 2 11 3,00
9 4 3 3 3 13 3,00
10 3 3 3 3 12 3,00
Berdasarkan Tabel 2, sebanyak 10
responden menunjukkan persepsi nyeri
yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari
empat kali pengukuran (pretest 01, 02, 03,
04) skala nyeri pada responden satu
dengan yang lain berbeda-beda. Namun
demikian setelah dirata-ratakan dari empat
kali pengukuran tersebut tampak bahwa
empat orang (responden 5, 8, 9, 10)
menunjukkan nyeri ringan (skala 1-3), dan
enam orang (responden 1, 2, 3, 4, 6, 7)
nyeri sedang (skala 4-6). Ini berarti bahwa
nyeri yang paling sering muncul adalah
nyeri sedang (60%).
Persepsi Nyeri Klien Setelah Diberikan
Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pos test
05, 06, 07, 08)
Dari hasil pengukuran dengan
menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan
hasil sebagai berikut :
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
52
pengaruh yang signifikan antara
pemberian teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan persepsi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini
mendukung teori yang diungkapkan oleh
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002),
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien
lansia dengan artritis reumatoid.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang
responden, empat orang (40%) mengalami
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri
rata-rata setelah pemberian teknik
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang
responden, lima orang (50%) mengalami
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala
nyeri masing-masing responden, semua
responden (100%) mengalami penurunan
persepsi nyeri.
Ada perbedaan hasil pengukuran skala
nyeri sebelum dan sesudah pemberian
teknik relaksasi napas dalam pada lansia
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh
signifikan antara pemberian teknik
relaksasi napas dalam dengan penurunan
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis
reumatoid (p = 0,005).
Berdasarkan hasil penelitian ini,
saran-saran yang peneliti dapat ajukan
disini adalah sebagai berikut : perawat
dalam memberikan pelayanan
keperawatan hendaknya dapat
menerapkan teknik relaksasi napas dalam
sebagai salah satu cara dalam mengatasi
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana
menggunakan teknik relaksasi napas
dalam yang efektif sehingga klien dapat
menggunakan secara langsung sewaktu-
waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
sederhana dan bisa dilakukan secara
mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
reumatoid dengan keluhan nyeri
persendian yang telah melakukan teknik
relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
secara berkesinambungan melakukannya
secara mandiri sampai nyerinya hilang.
Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
waktu lebih panjang. Selain itu dapat
dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
relaksasi napas dalam terhadap klien
dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
kasus-kasus lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
Penerbit Salemba Medika.
Jakarta.
Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
Bedah. Alih Bahasa Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Universitas
Pajajaran. Bandung.
Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
Pedoman Penulisan Laporan
Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
FKUB. Malang.
Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
Terapi & Rehabilitasi Fisik.
Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Gosana, H Frits, 2001.Terapi Latihan Fisik
Penyakit Rematik. Penerbit
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
50
rata-rata pretest dan postest untuk
kesepuluh responden dapat dikatakan
bahwa responden tiga mengalami
penurunan persepsi nyeri dari nyeri
sedang menjadi nyeri ringan, sedangkan
yang lainnya tetap.
Analisa statistik dengan
menggunakan program SPSS for windows
12, dari penghitungan tabel di atas
didapatkan Z hitung (2,825) > Z tabel
(1,645), dengan taraf signifikansi (α) 0,5%.
Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh
signifikan pemberian teknik relaksasi
napas dalam terhadap penurunan persepsi
nyeri pada lansia dengan artritis
rheumatoid
HASIL DAN BAHASAN
Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian didapatkan
nyeri persendian karena artritis reumatoid
dialami oleh responden dengan katagori
usia: 55-74 tahun sebanyak satu orang,
75-84 tahun lima orang, dan 84-90 tahun
empat orang. Priharjo Robert (1993)
menyebutkan bahwa toleransi terhadap
nyeri meningkat sesuai dengan
pertambahan usia, misalnya semakin
bertambah usia seseorang, maka semakin
bertambah pula pemahaman terhadap
nyeri dan usaha untuk mengatasinya. Jadi
bila dikaitkan dengan teori yang
dikemukakan oleh Priharjo Robert itu,
cendrung menunjang teori tersebut, hanya
saja untuk lebih pastinya perlu responden
yang lebih banyak.
Berbagai faktor dapat
mempengaruhi tingkat nyeri diantaranya
usia seseorang. Pada orang tua dikatakan
bahwa toleransi nyeri umumnya
meningkat, disamping itu kemampuan
untuk mengerti dan mengontrol nyeri
berkembang sesuai dengan
perkembangan usia (Priharjo R, 1993).
Pada penelitian ini, dari tabel 5.2.0.2
dibandingkan dengan tabel 5.3.0.3 dalam
hal jumlah pretest dan postest responden
1, 6, 7, dan 9 yang berusia 85-90 tahun
toleransi nyerinya meningkat dibanding
dengan kelompok usia dibawahnya setelah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam.
Karena penurunan skala nyeri berturut-
turut 6, 8, 8, dan 5.
Persepsi Nyeri Klien Sebelum
Diberikan Teknik Relaksasi Napas
Dalam
Dalam kasus artritis reumatoid
akan mengalami gangguan rasa nyaman
nyeri oleh karena adanya proses
pembengkakan atau peradangan pada
daerah persendian. Sehingga akan terjadi
kerusakan jaringan sendi, dan pada
akhirnya supply oksigen terganggu ke atau
pada daerah tersebut. Hal ini
mengakibatkan terjadi metabolisme
anaerob yang menghasilkan asam laktat
yang menimbulkan rasa nyeri (Suddart,
2002).
Responden yang mengeluh nyeri
persendian karena artritis reumatoid yang
didapatkan di Panti Wredha Griya Asih
Lawang, 60% responden merasakan nyeri
sedang (skala 4-6), hal ini dimungkinkan
karena artritis reumatoid tersebut termasuk
nyeri kronis dimana klien sudah pernah
merasakan nyeri sebelumnya atau kumat-
kumatan. Disamping itu respon seseorang
terhadap nyeri satu dengan yang lain tidak
sama atau berbeda-beda karena nyeri
bersifat kompleks, dapat dipengaruhi oleh
faktor fisiologi, psikologi, sosial dan
lingkungan. Pada penelitian ini pengukuran
persepsi nyeri dilakukan dengan
menggunakan skala nyeri 0-10 , dan
memberikan hasil yang berbeda-beda
antar individu. Hal ini kemungkinan karena
perbedaan respon masing-masing individu
terhadap stimulus nyeri yang ada, yang
dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran,
latar belakang budaya, pengertian dan
pengalaman masa lalu tentang nyeri
(Engram, 1999). Dari rata-rata hasil
pengukuran skala nyeri responden yang
paling sering muncul adalah nyeri sedang
(skala 4-6). Hasil ini dapat mendukung
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
51
teori dimana dikatakan rata-rata nyeri klien
dengan artritis reumatoid adalah skala 6
atau nyeri sedang (National Institute of
Nursing Research, 2005).
Persepsi Nyeri Setelah Diberikan Teknik
Relaksasi Napas Dalam
Banyak teknik yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi
pada penelitian ini yang digunakan adalah
teknik relaksasi nafas dalam dan pada
pelaksanaannya dilakukan dengan posisi
yang nyaman, dengan lingkungan yang
tenang. Dari hasil penelitian dalam tabel
5.3.0.3, setelah dilakukan teknik relaksasi
napas dalam 50% responden mengalami
nyeri ringan (skala 1-3), hal ini
dimungkinkan karena pengaruh relaksasi
yang dapat menurunkan ketegangan otot
dan meningkatkan oksigenasi ke jaringan.
Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi
Napas Dalam Terhadap Penurunan
Persepsi Nyeri Pada Klien Dengan
Artritis Reumatoid
Nyeri adalah pengalaman sensori
dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan (Suddarth,
2002). Atau dapat dikatakan bahwa nyeri
adalah suatu rasa tidak nyaman atau tidak
mengenakkan (Priharjo, 1993). Oleh
karena itu setiap orang yang
mendapatkannya menginginkan rasa nyeri
yang mereka rasakan berkurang bahkan
hilang.
Dalam penelitian ini responden
juga menginginkan nyeri yang mereka
rasakan bisa berkurang atau hilang
sehingga mereka bisa merasa nyaman dan
dapat melakukan aktivitas dengan normal.
Oleh karena itu tujuan yang diinginkan dari
asuhan keperawatan klien dengan
gangguan rasa nyaman nyeri adalah klien
merasa nyerinya berkurang atau hilang.
Priharjo Robert (1993) mengungkapkan
bahwa teknik relaksasi napas dalam
merupakan metode yang efektif untuk
menghilangkan nyeri terutama pada klien
yang mengalami nyeri yang sifatnya kronis.
Dengan cara mengistirahatkan
atau relaksasi otot-otot tubuh maka
kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik.
Dengan demikian kebutuhan penggunaan
oksigen di daerah tersebut lebih optimal,
maka metabolisme sel berubah dari
anaerob menjadi aerob sehingga
penimbunan asam laktat tidak terjadi.
Dengan relaksasi nafas dalam
diharapkan ventilasi paru bertambah baik,
tubuh kaya akan oksigen, maka
diharapkan metabolisme dapat berjalan
baik dan otak akan relaksasi, sehingga
impuls nyeri yang diterima akan diolah
dengan baik dan diinterpretasikan
sehingga nyeri berkurang atau hilang
(Priharjo Robert, 1993).
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan semua responden nyerinya
berkurang, hal ini dimungkinkan karena
setiap responden berespon bagus
terhadap relaksasi, sehingga dia dapat
merasakan manfaat relaksasi uintuk
menurunkan nyeri. Dan juga teknik
relaksasi napas dalam ini baru pertama
kali dilakukan. Barbara C. Long (1991),
juga mengatakan bahwa relaks yang
sempurna dapat mengurangi ketegangan
dan kecemasan yang biasanya menyertai
nyeri. Relaksasi juga membantu
mengurangi cemas sehingga mencegah
menghebatnya stimulus nyeri.
Penelitian ini membuktikan adanya
pengaruh pemberian teknik relaksasi
napas dalam terhadap penurunan persepsi
nyeri. Pengujian hipotesa dengan
menggunakan uji statistik nonparametrik
Wilcoxon Signed Ranks Test dengan
derajat kemaknaan α < 0,05, p < 0,05
Setelah dilakukan penghitungan dapat
diketahui bahwa terdapat pengaruh
pemberian teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan persepsi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid dimana Z
hitung (2,825) > Z tabel (1,654),p (0,005) <
α (0,05). Jadi Ho ditolak yang berarti ada
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
52
pengaruh yang signifikan antara
pemberian teknik relaksasi napas dalam
terhadap penurunan persepsi nyeri pada
lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini
mendukung teori yang diungkapkan oleh
Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002),
bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif
untuk mengatasi nyeri, termasuk klien
lansia dengan artritis reumatoid.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
uji statistik deskriptif dan inferensial dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut hasil
pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum
diberikan teknik relaksasi napas dalam
setelah diklasifikasi dari sepuluh orang
responden, empat orang (40%) mengalami
nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri
sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri
rata-rata setelah pemberian teknik
relaksasi napas dalam dari sepuluh orang
responden, lima orang (50%) mengalami
nyeri ringan, dan lima orang lagi masih
nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala
nyeri masing-masing responden, semua
responden (100%) mengalami penurunan
persepsi nyeri.
Ada perbedaan hasil pengukuran skala
nyeri sebelum dan sesudah pemberian
teknik relaksasi napas dalam pada lansia
dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh
signifikan antara pemberian teknik
relaksasi napas dalam dengan penurunan
persepsi nyeri pada lansia dengan artritis
reumatoid (p = 0,005).
Berdasarkan hasil penelitian ini,
saran-saran yang peneliti dapat ajukan
disini adalah sebagai berikut : perawat
dalam memberikan pelayanan
keperawatan hendaknya dapat
menerapkan teknik relaksasi napas dalam
sebagai salah satu cara dalam mengatasi
nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid.
Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana
menggunakan teknik relaksasi napas
dalam yang efektif sehingga klien dapat
menggunakan secara langsung sewaktu-
waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini
sederhana dan bisa dilakukan secara
mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis
reumatoid dengan keluhan nyeri
persendian yang telah melakukan teknik
relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat
secara berkesinambungan melakukannya
secara mandiri sampai nyerinya hilang.
Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel
lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan
waktu lebih panjang. Selain itu dapat
dilakukan penelitian pemanfaatan teknik
relaksasi napas dalam terhadap klien
dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada
kasus-kasus lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan &
Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I.
Penerbit Salemba Medika.
Jakarta.
Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal
Bedah. Alih Bahasa Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Universitas
Pajajaran. Bandung.
Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi &
Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit
Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
Pedoman Penulisan Laporan
Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit
FKUB. Malang.
Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar
Terapi & Rehabilitasi Fisik.
Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Gosana, H Frits, 2001.Terapi Latihan Fisik
Penyakit Rematik. Penerbit
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009
53
Guyton & Hall, 1991. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedokteran: EGC. Jakarta.
Hadinoto S, 1991. Nyeri Pengenalan dan
Tatalaksana. Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Marsetio Mardiono, 1991. Kelanggengan
Usia Lanjut. Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
Notoatmojo, 2001. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Nugroho Wahyudi, 1995. Perawatan lanjut
usia. Penerbit Buku
Kedokteran:EGC. Jakarta.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktik
Metodologi Riset Keperawatan.
Penerbit CV Sagung Seto,
Jakarta.
Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Edisi Pertama.
Penerbit Salemba Medika.
Jakarta.
Robert Priharjo. 1993. Perawatan Nyeri
Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Pasien. Penerbit Buku
Kedokteran: EGC. Jakarta.
Santoso Singgih, 2005. Menguasai
Statistik di Era Informasi dengan
SPSS 12. Penerbit PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Smeltzer Suzanne C, Bare Brenda G,
2001. Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8. Vol. 1. Penerbit
Buku Kedokteran: EGC, Jakarta.
Taylor C.,1992. Fundamental Of Nursing.
The Artand Science Of Nursing
Care. JB. Lippin Colt Company.
Philadelphia. London.
Watson Roger, 2003. Perwawatan Pada
Lansia. Penerbit Buku Kedokteran:
EGC. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedur
Devy Permata Sari
 
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementerMakalah terapi-komplementer
Makalah terapi-komplementer
 
Lapsus anes
Lapsus anesLapsus anes
Lapsus anes
 
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHA...
 
Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedur
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Ppt sidang
Ppt sidangPpt sidang
Ppt sidang
 
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kek...
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
 
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nandaAsuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
Asuhan keperawatan hipertensi aplikasi nanda
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit HipertensiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
 
Chapter i 2
Chapter i 2Chapter i 2
Chapter i 2
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 

Viewers also liked

Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Ratih Aini
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Ratih Aini
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
Ratih Aini
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
Ratih Aini
 
Makalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresifMakalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresif
KANDA IZUL
 
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresifTerapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
Wenny Anugrah
 

Viewers also liked (19)

Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
 
laporan STEMI
laporan STEMIlaporan STEMI
laporan STEMI
 
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu ...
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
 
Meno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pbMeno15 11-1-pb
Meno15 11-1-pb
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Osteoartritis
OsteoartritisOsteoartritis
Osteoartritis
 
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIASTUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
STUDI PENGEMBANGAN TERAPI MUSIK ISLAMI SEBAGAI RELAKSASI UNTUK LANSIA
 
Makalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresifMakalah terapi relaksasi otot progresif
Makalah terapi relaksasi otot progresif
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Modul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendiModul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendi
 
Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7
 
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresifTerapi modalitas relaksasi otot progresif
Terapi modalitas relaksasi otot progresif
 
Arthiritis gout
Arthiritis goutArthiritis gout
Arthiritis gout
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Nyeri sendi
Nyeri sendiNyeri sendi
Nyeri sendi
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 

Similar to PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
EpaUliPangaribuan
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Monita Ningtyas
 
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiiiJhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Farmakologi FK UNS
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
Yabniel Lit Jingga
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
Yabniel Lit Jingga
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
wahyu791468
 

Similar to PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID (20)

Studi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest painStudi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest pain
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
3. appendisitis 1
3. appendisitis 13. appendisitis 1
3. appendisitis 1
 
0510156 chapter1
0510156 chapter10510156 chapter1
0510156 chapter1
 
0510156 chapter1 2
0510156 chapter1 20510156 chapter1 2
0510156 chapter1 2
 
0510156 chapter1 3
0510156 chapter1 30510156 chapter1 3
0510156 chapter1 3
 
0510156 chapter1 4
0510156 chapter1 40510156 chapter1 4
0510156 chapter1 4
 
96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
NYERI.pptx
NYERI.pptxNYERI.pptx
NYERI.pptx
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptxCONTOH PPT SEMPRO.pptx
CONTOH PPT SEMPRO.pptx
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.ppt
 
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiiiJhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
ppt jurnal stemi.pptx
ppt jurnal stemi.pptxppt jurnal stemi.pptx
ppt jurnal stemi.pptx
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
 

More from Ratih Aini

Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Ratih Aini
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
Ratih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
Ratih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
Ratih Aini
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
Ratih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
Ratih Aini
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
Ratih Aini
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK A...
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID

  • 1. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 46 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA LANSIA DENGAN ARTRITIS REUMATOID Dina Dewi SLI1,Setyoadi, 2, Ni Made Widastra3 1, 2, 3 Jurusan Keperawatan, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRACT Research was done to provide that deep relaxation technique can decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid. The aim of this research was to know the stage of pain perception before and after give relaxation technique, to know differentiation and analysis the result of differentiation. This research isquasi experimentwith Time Series Design method. Using 10 respondents, that was found with accidental sampling. Independent variable was influence of deep relaxation and dependent variable was decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid. The result shows that deep relaxation technique was significantly influence of pain perception Arthritis Rheumatoid patients. Wilcoxon Signed Rank Test show atα =0.05 (p = 0.005 with confidence interval at 95 %,). Based on these facts above, relaxation method is useful for old man to solve pain problem and for nurses can apply deep relaxation technique to decrease pain perception for old man with Arthritis Rheumatoid as independent nursing intervention. Keywords: Deep relaxation technique, pain perception, Artritis Reumatoid PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya taraf kesehatan dan kesejahteraan, maka jumlah umat manusia yang mencapai usia lanjut semakin bertambah. Demikian juga yang terjadi di Indonesia, angka harapan hidup untuk penduduk laki-laki 67 tahun dan wanita 71 tahun. Indonesia berada dalam transisi demografi, struktur berubah dari populasi muda (1971), menuju tua (2020). Berbagai gangguan fisik atau penyakit muncul pada lansia. Salah satu diantaranya adalah penyakit persendian atau artritis. Artritis menempati urutan pertama (44%) penyakit kronis yang dialami oleh lansia. Diantara artritis yang paling banyak adalah artritis reumatoid. Selanjutnya hipertensi 39%, berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan penyakit jantung 27%. Gangguan pada persendian merupakan penyakit yang sering dijumpai pada lansia, dan termasuk empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua dan respon yang sering terjadi adalah nyeri (Steglitz, 1954). Nyeri merupakan respon subyektif dimana seseorang memperlihatkan tidak nyaman secara verbal maupun non verbal atau keduanya, akut maupun kronis (Engram, 1999). Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi dan kegiatan yang biasa dilakukan (Engram, 1999). Nyeri yang dialami oleh klien artritis reumatoid didapatkan skala nyeri rata-rata enam atau nyeri sedang (National Institute of Nursing Research, 2005). Metode penanganan nyeri mencakup terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Teknik relaksasi napas dalam adalah sebuah teknik yang telah lama diperkenalkan untuk mengatasi nyeri terutama pada klien yang mengalami nyeri kronis (Priharjo Robert, 1993). Berbagai teknik relaksasi dapat dipakai untuk menciptakan ketenangan dan mengurangi tekanan supaya klien merasa nyaman dan
  • 2. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 49 Tabel 3. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sesudah diberikan teknik relaksasi napas dalam (postest 05, 06, 07, 08) No. R Postest Jumlah Rata- rata05 06 07 08 l. 4 4 3 3 14 4,00 2 5 4 4 4 17 4,00 3 3 3 3 3 12 3,00 4 5 4 3 4 16 4,00 5 3 2 2 2 9 2,00 6 5 5 4 3 17 4,00 7 5 5 4 3 17 4,00 8 3 2 2 1 8 2,00 9 2 2 3 1 8 2,00 10 3 2 2 2 9 2,00 Berdasarkan Tabel 3, seperti juga pada hasil persepsi nyeri pre-test, didapatkan persepsi nyeri yang berbeda antara satu responden dengan responden yang lain setelah empat kali pengukuran pada postest. Setelah dicari rata-rata ternyata lima orang (50%) yaitu responden 3, 5, 8, 9, 10 menunjukkan nyeri ringan (skala 1-3), dan lima orang lagi nyeri sedang (skala 4-6) yaitu responden 1, 2, 4, 6, 7. Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid Melihat pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri dengan jalan membandingkan rata- rata pretest dan rata-rata postest. Perbedaan yang diperoleh dianalisa secara statistik deskriptif dan inferensial. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Perbandingan rata rata Pretest dan Postest No R Rata-Rata Selisih Pretest Postest 1 5,00 4,00 -1,00 2 5,00 4,00 -1,00 3 4,00 3,00 -1,00 4 5,00 4,00 -1,00 5 3,00 2,00 -1,00 6 6,00 4,00 -2,00 7 6,00 4,00 -2,00 8 3,00 2,00 -1,00 9 3,00 2,00 -1,00 10 3,00 2,00 -1,00 Z Hitung (2.825) > Z tabel (1.645) Dari Tabel 4, sebelum diuji secara statistik, analisis secara deskriptif tampak bahwa dari sepuluh responden semuanya menunjukkan adanya penurunan skala nyeri. Responden 1-5 dan responden 8-10 penurunannya masing-masing satu nilai berarti nyerinya sedikit berkurang, sedangkan untuk responden 6 dan 7 penurunannya dua nilai yang berarti nyeri berkurang moderat. Perbandingan hasil
  • 3. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 47 nyeri berkurang. Selain itu teknik ini dapat menciptakan kondisi relaks seluruh tubuh. Kenyataan di lapangan menunjukkan dalam menangani nyeri pada klien dengan artritis reumatoid belum banyak menggunakan teknik relaksasi nafas dalam sebagai metode alternatif. Belum digunakan teknik relaksasi nafas dalam ini didasarkan alasan belum diketahui pengaruh dan efektivitasnya dalam mengatasi nyeri. Penelitian Sri Rahayu tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap pengendalian nyeri pada ibu post sectio caesaria hari I di RSB Muhammadiyah Malang, didapatkan 53% mengalami penurunan persepsi nyeri. Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan pada Panti Wredha Griya Asih Lawang didapatkan data dari studi dokumentasi, 29 lansia yang semuanya wanita 17 orang diantaranya pernah mengeluh nyeri pada persendian oleh karena artritis reumatoid. Namun yang ditemukan nyeri pada saat itu hanya sepuluh orang dengan sebaran dua orang mengalami nyeri berat, lima orang nyeri sedang dan tiga orang nyeri ringan. Berdasarkan hal tersebut, dan sampai saat ini belum ada ditemukan penelitian tentang,”Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid”. Peneliti terdorong untuk mengetahui hal tersebut melalui penelitian ini, mengingat tanggung jawab perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada umumnya dan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu kenyamanan pada khususnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tingkat persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan rangkaian waktu (Time Series Design). Pada design ini dilakukan pretest sebanyak empat kali yaitu pretest (01 02 03 04), kemudian diberikan perlakuan (X), dan diakhir postest juga empat kali (05 06 07 08) lagi. Pengukuran yang dimaksud adalah pengukuran persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Sedangkan perlakuan berupa pemberian teknik relaksasi nafas dalam. Penelitian ini untuk mencari hubungan atau pengaruh sebab akibat dari teknik telaksasi napas dalam (variabel independen) dan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid (variabel dependen). Tehnik pengambilan sampel dengan cara aksidental sampling Kriteria Inklusi : laKi-laki dan wanita umur 55–90 tahun yang ada di Panti Wredha, Griya Asih Lawang, klien mengalami nyeri persendian karena artritis reumatoid, klien kooperatip/kesadaran baik, klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik.. Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Griya Asih Lawang. Waktu penelitian dimulai tanggal 3 Oktober 2005 sampai dengan 31 Oktober 2005. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama satu bulan dimulai tanggal 3 Oktober 2005 sampai dengan 31 Oktober 2005 di Panti Wredha Gria Asih Lawang. Panti Wredha Griya Asih Lawang ini dipilih oleh karena masih dalam wilayah kota Malang, situasi dan kondisi panti masih alami, nyaman dan sangat tenang. Disamping juga yang lebih penting adalah jumlah sampel mengijinkan untuk dilakukan penelitian. Klien lansia yang ada di panti, yang pernah mengeluh nyeri persendian oleh karena artritis reumatoid sebanyak 17 orang. Dari 17 orang ini didapatkan sepuluh orang (58,82%) mengalami nyeri selama penelitian ini berlangsung.
  • 4. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 48 Tabel 1. Karakteristik usia responden Umur (Th) Frekuensi Persentase 55-74 1 10 75-84 5 50 85-90 4 40 Total 10 100 Berdasarkan Tabel 1, usia responden yang paling banyak adalah usia 75-84 tahun sebanyak lima orang (50%). Jadi nyeri persendian terbanyak dialami oleh lansia artritis reumatoid umur 75-84 tahun. Persepsi Nyeri Klien Sebelum Diberikan Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pretest 01, 02, 03, 04). Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi frekuensi persepsi nyeri responden sebelum diberikan teknik relaksasi napas dalam ( pretest 01, 02, 03, 04) No.R Pretest Jumlah Rata- rata0l 02 03 04 l. 6 5 5 4 20 5,00 2 6 6 5 4 21 5,00 3 5 4 4 3 16 4,00 4 6 5 5 4 20 5,00 5 4 3 3 3 13 3,00 6 7 7 6 5 25 6,00 7 7 7 6 5 25 6,00 8 3 3 3 2 11 3,00 9 4 3 3 3 13 3,00 10 3 3 3 3 12 3,00 Berdasarkan Tabel 2, sebanyak 10 responden menunjukkan persepsi nyeri yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari empat kali pengukuran (pretest 01, 02, 03, 04) skala nyeri pada responden satu dengan yang lain berbeda-beda. Namun demikian setelah dirata-ratakan dari empat kali pengukuran tersebut tampak bahwa empat orang (responden 5, 8, 9, 10) menunjukkan nyeri ringan (skala 1-3), dan enam orang (responden 1, 2, 3, 4, 6, 7) nyeri sedang (skala 4-6). Ini berarti bahwa nyeri yang paling sering muncul adalah nyeri sedang (60%). Persepsi Nyeri Klien Setelah Diberikan Teknik Relaksasi Napas Dalam (Pos test 05, 06, 07, 08) Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala nyeri 0–10 didapatkan hasil sebagai berikut :
  • 5. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 52 pengaruh yang signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini mendukung teori yang diungkapkan oleh Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif untuk mengatasi nyeri, termasuk klien lansia dengan artritis reumatoid. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik deskriptif dan inferensial dapat diambil kesimpulan sebagai berikut hasil pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi napas dalam setelah diklasifikasi dari sepuluh orang responden, empat orang (40%) mengalami nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri rata-rata setelah pemberian teknik relaksasi napas dalam dari sepuluh orang responden, lima orang (50%) mengalami nyeri ringan, dan lima orang lagi masih nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala nyeri masing-masing responden, semua responden (100%) mengalami penurunan persepsi nyeri. Ada perbedaan hasil pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi napas dalam pada lansia dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam dengan penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid (p = 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang peneliti dapat ajukan disini adalah sebagai berikut : perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan hendaknya dapat menerapkan teknik relaksasi napas dalam sebagai salah satu cara dalam mengatasi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana menggunakan teknik relaksasi napas dalam yang efektif sehingga klien dapat menggunakan secara langsung sewaktu- waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis reumatoid dengan keluhan nyeri persendian yang telah melakukan teknik relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat secara berkesinambungan melakukannya secara mandiri sampai nyerinya hilang. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan waktu lebih panjang. Selain itu dapat dilakukan penelitian pemanfaatan teknik relaksasi napas dalam terhadap klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada kasus-kasus lainnya. DAFTAR PUSTAKA Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Universitas Pajajaran. Bandung. Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi & Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit FKUB. Malang. Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitasi Fisik. Penerbit Hipokrates. Jakarta. Gosana, H Frits, 2001.Terapi Latihan Fisik Penyakit Rematik. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
  • 6. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 50 rata-rata pretest dan postest untuk kesepuluh responden dapat dikatakan bahwa responden tiga mengalami penurunan persepsi nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan, sedangkan yang lainnya tetap. Analisa statistik dengan menggunakan program SPSS for windows 12, dari penghitungan tabel di atas didapatkan Z hitung (2,825) > Z tabel (1,645), dengan taraf signifikansi (α) 0,5%. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis rheumatoid HASIL DAN BAHASAN Karakteristik Responden Dari hasil penelitian didapatkan nyeri persendian karena artritis reumatoid dialami oleh responden dengan katagori usia: 55-74 tahun sebanyak satu orang, 75-84 tahun lima orang, dan 84-90 tahun empat orang. Priharjo Robert (1993) menyebutkan bahwa toleransi terhadap nyeri meningkat sesuai dengan pertambahan usia, misalnya semakin bertambah usia seseorang, maka semakin bertambah pula pemahaman terhadap nyeri dan usaha untuk mengatasinya. Jadi bila dikaitkan dengan teori yang dikemukakan oleh Priharjo Robert itu, cendrung menunjang teori tersebut, hanya saja untuk lebih pastinya perlu responden yang lebih banyak. Berbagai faktor dapat mempengaruhi tingkat nyeri diantaranya usia seseorang. Pada orang tua dikatakan bahwa toleransi nyeri umumnya meningkat, disamping itu kemampuan untuk mengerti dan mengontrol nyeri berkembang sesuai dengan perkembangan usia (Priharjo R, 1993). Pada penelitian ini, dari tabel 5.2.0.2 dibandingkan dengan tabel 5.3.0.3 dalam hal jumlah pretest dan postest responden 1, 6, 7, dan 9 yang berusia 85-90 tahun toleransi nyerinya meningkat dibanding dengan kelompok usia dibawahnya setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam. Karena penurunan skala nyeri berturut- turut 6, 8, 8, dan 5. Persepsi Nyeri Klien Sebelum Diberikan Teknik Relaksasi Napas Dalam Dalam kasus artritis reumatoid akan mengalami gangguan rasa nyaman nyeri oleh karena adanya proses pembengkakan atau peradangan pada daerah persendian. Sehingga akan terjadi kerusakan jaringan sendi, dan pada akhirnya supply oksigen terganggu ke atau pada daerah tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadi metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri (Suddart, 2002). Responden yang mengeluh nyeri persendian karena artritis reumatoid yang didapatkan di Panti Wredha Griya Asih Lawang, 60% responden merasakan nyeri sedang (skala 4-6), hal ini dimungkinkan karena artritis reumatoid tersebut termasuk nyeri kronis dimana klien sudah pernah merasakan nyeri sebelumnya atau kumat- kumatan. Disamping itu respon seseorang terhadap nyeri satu dengan yang lain tidak sama atau berbeda-beda karena nyeri bersifat kompleks, dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan. Pada penelitian ini pengukuran persepsi nyeri dilakukan dengan menggunakan skala nyeri 0-10 , dan memberikan hasil yang berbeda-beda antar individu. Hal ini kemungkinan karena perbedaan respon masing-masing individu terhadap stimulus nyeri yang ada, yang dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengertian dan pengalaman masa lalu tentang nyeri (Engram, 1999). Dari rata-rata hasil pengukuran skala nyeri responden yang paling sering muncul adalah nyeri sedang (skala 4-6). Hasil ini dapat mendukung
  • 7. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 51 teori dimana dikatakan rata-rata nyeri klien dengan artritis reumatoid adalah skala 6 atau nyeri sedang (National Institute of Nursing Research, 2005). Persepsi Nyeri Setelah Diberikan Teknik Relaksasi Napas Dalam Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Tapi pada penelitian ini yang digunakan adalah teknik relaksasi nafas dalam dan pada pelaksanaannya dilakukan dengan posisi yang nyaman, dengan lingkungan yang tenang. Dari hasil penelitian dalam tabel 5.3.0.3, setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam 50% responden mengalami nyeri ringan (skala 1-3), hal ini dimungkinkan karena pengaruh relaksasi yang dapat menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan oksigenasi ke jaringan. Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri Pada Klien Dengan Artritis Reumatoid Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan (Suddarth, 2002). Atau dapat dikatakan bahwa nyeri adalah suatu rasa tidak nyaman atau tidak mengenakkan (Priharjo, 1993). Oleh karena itu setiap orang yang mendapatkannya menginginkan rasa nyeri yang mereka rasakan berkurang bahkan hilang. Dalam penelitian ini responden juga menginginkan nyeri yang mereka rasakan bisa berkurang atau hilang sehingga mereka bisa merasa nyaman dan dapat melakukan aktivitas dengan normal. Oleh karena itu tujuan yang diinginkan dari asuhan keperawatan klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri adalah klien merasa nyerinya berkurang atau hilang. Priharjo Robert (1993) mengungkapkan bahwa teknik relaksasi napas dalam merupakan metode yang efektif untuk menghilangkan nyeri terutama pada klien yang mengalami nyeri yang sifatnya kronis. Dengan cara mengistirahatkan atau relaksasi otot-otot tubuh maka kebutuhan oksigen kejaringan lebih baik. Dengan demikian kebutuhan penggunaan oksigen di daerah tersebut lebih optimal, maka metabolisme sel berubah dari anaerob menjadi aerob sehingga penimbunan asam laktat tidak terjadi. Dengan relaksasi nafas dalam diharapkan ventilasi paru bertambah baik, tubuh kaya akan oksigen, maka diharapkan metabolisme dapat berjalan baik dan otak akan relaksasi, sehingga impuls nyeri yang diterima akan diolah dengan baik dan diinterpretasikan sehingga nyeri berkurang atau hilang (Priharjo Robert, 1993). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan semua responden nyerinya berkurang, hal ini dimungkinkan karena setiap responden berespon bagus terhadap relaksasi, sehingga dia dapat merasakan manfaat relaksasi uintuk menurunkan nyeri. Dan juga teknik relaksasi napas dalam ini baru pertama kali dilakukan. Barbara C. Long (1991), juga mengatakan bahwa relaks yang sempurna dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan yang biasanya menyertai nyeri. Relaksasi juga membantu mengurangi cemas sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri. Pengujian hipotesa dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan derajat kemaknaan α < 0,05, p < 0,05 Setelah dilakukan penghitungan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid dimana Z hitung (2,825) > Z tabel (1,654),p (0,005) < α (0,05). Jadi Ho ditolak yang berarti ada
  • 8. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 52 pengaruh yang signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Hal ini mendukung teori yang diungkapkan oleh Robert Priharjo (1993) dan Suddart (2002), bahwa teknik relaksasi napas dalam efektif untuk mengatasi nyeri, termasuk klien lansia dengan artritis reumatoid. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik deskriptif dan inferensial dapat diambil kesimpulan sebagai berikut hasil pengukuran rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi napas dalam setelah diklasifikasi dari sepuluh orang responden, empat orang (40%) mengalami nyeri ringan, dan enam orang (60%) nyeri sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri rata-rata setelah pemberian teknik relaksasi napas dalam dari sepuluh orang responden, lima orang (50%) mengalami nyeri ringan, dan lima orang lagi masih nyeri sedang. Namun bila dilihat dari skala nyeri masing-masing responden, semua responden (100%) mengalami penurunan persepsi nyeri. Ada perbedaan hasil pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi napas dalam pada lansia dengan artritis reumatoid. Ada pengaruh signifikan antara pemberian teknik relaksasi napas dalam dengan penurunan persepsi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid (p = 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang peneliti dapat ajukan disini adalah sebagai berikut : perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan hendaknya dapat menerapkan teknik relaksasi napas dalam sebagai salah satu cara dalam mengatasi nyeri pada lansia dengan artritis reumatoid. Selanjutnya klien dapat dilatih bagaimana menggunakan teknik relaksasi napas dalam yang efektif sehingga klien dapat menggunakan secara langsung sewaktu- waktu jika nyeri muncul. Karena teknik ini sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri. Pada lansia dengan riwayat artritis reumatoid dengan keluhan nyeri persendian yang telah melakukan teknik relaksasi napas dalam ini hendaknya dapat secara berkesinambungan melakukannya secara mandiri sampai nyerinya hilang. Penelitian ini dapat diteruskan bila sampel lebih banyak, ada kelompok kontrol, dan waktu lebih panjang. Selain itu dapat dilakukan penelitian pemanfaatan teknik relaksasi napas dalam terhadap klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri pada kasus-kasus lainnya. DAFTAR PUSTAKA Alimul H Azis, 2003. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi I. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Arikunto Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Barbara C Long, 1991. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Universitas Pajajaran. Bandung. Darmojo R.B, Martono H.H, 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Davis Marta, 1995. Panduan Relaksasi & Reduksi Stres. Edisi III . Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir. Edisi Kedua. Penerbit FKUB. Malang. Garrison Susan J., 2001. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitasi Fisik. Penerbit Hipokrates. Jakarta. Gosana, H Frits, 2001.Terapi Latihan Fisik Penyakit Rematik. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
  • 9. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.2 Juli 2009 53 Guyton & Hall, 1991. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Hadinoto S, 1991. Nyeri Pengenalan dan Tatalaksana. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Marsetio Mardiono, 1991. Kelanggengan Usia Lanjut. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Notoatmojo, 2001. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Nugroho Wahyudi, 1995. Perawatan lanjut usia. Penerbit Buku Kedokteran:EGC. Jakarta. Nursalam. 2001. Pendekatan Praktik Metodologi Riset Keperawatan. Penerbit CV Sagung Seto, Jakarta. Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Robert Priharjo. 1993. Perawatan Nyeri Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta. Santoso Singgih, 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Smeltzer Suzanne C, Bare Brenda G, 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Vol. 1. Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Jakarta. Taylor C.,1992. Fundamental Of Nursing. The Artand Science Of Nursing Care. JB. Lippin Colt Company. Philadelphia. London. Watson Roger, 2003. Perwawatan Pada Lansia. Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Jakarta.