SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
PRESENTASI
PENGEMBANGAN PERMODALAN PERTANIAN
PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling
esensial bagi manusia untuk mempertahankan
hidup dan kehidupan. Pembangunan ketahanan
pangansesuai amanat Undang-Undang Nomor 7
tahun 1996 tentang Pangan, bertujuan untuk
mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh
rumah tangga, dalam jumlah yang
cukup, mutu, dan gizi yang layak, aman
dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap
individu.
DEFENISI
Definisi Ketahanan pangan sebagai
termuat dalam Undang-undang RI Nomor
7 Tahun 1996 adalah sebagai berikut:
“Ketahanan Pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun
mutu, aman, merata dan terjangkau”.
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Didefinisikan
Dalam Beberapa Alternatif Rumusan:
• Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan
anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu dan
beragam sesuai budaya setempat dari waktu ke
waktu agar hidup sehat.
• Kemampuan rumah tangga untuk mencukupi
pangan anggotanya dari produk sendiri dan atau
membeli dari waktu ke waktu agar dapat hidup
sehat.
• Kemampuan rumah tangga untuk memenuhi
kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu
agar hidup sehat (Usep Sobar Sudrajat, 2004).
Kerawanan Pangan
Rawan pangan didefinisikan sebagai
suatu kondisi ketidakmampuan untuk
memperoleh pangan yang cukup dan
sesuai utnuk hidup sehat dan
beraktivitas dengan baik utnuk
sementara waktu dalam jangka
panjang.
Ada tiga hal penting yang mempengaruhi
tingkat rawan pangan, yaitu :
• Kemampuan penyediaan pangan kepada
individu/rumah tangga;
• Kemampuan individu/rumah tangga
untuk mendapatkan dan pangan;
• Proses distribusi dan pertukaran pangan
yang tersedia dengan sumber daya yang
dimiliki oleh individu/rumah tangga.
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
yang selanjutnya disebut KKP-
E, adalah kredit investasi dan/atau
modal kerja yang diberikan dalam
rangka mendukung pelaksanaan
Program Ketahanan Pangan dan
Program Pengembangan Tanaman
Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.
Untuk menggerakkan pemanfaatan komoditas ubi kayu,
jagung dan tetes tebu sebagai bahan bakar nabati maka
diperlukan langkah-langkah dan upaya antara lain :
(1) mendorong penyediaan tanaman
biofuel termasuk benih dan bibitnya,
(2) melakukan penyuluhan pengembangan
biofuel,
(3) memanfaatkan lahan terlantar,
(4) melakukan sosialisasi pemanfaatan
biofuel.
Landasan Hukum KKP-E
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 / PMK.05 /
2007 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48 /
PMK.05 / 2009 dan jis Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 198 / PMK.05 / 2010 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Keuangan Tentang Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi, antara lain menetapkan
obyek pendanaan, sumber pendanaan, mekanisme
pendanaan, persyaratan kredit, suku bunga, subsidi
bunga, sanksi dan ketentuan peralihan;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/
OT.140/1/2013 tanggal 22 Januari 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaaan Kredit Ketahanan Pangan dan
Energi.
Usaha dan Komoditas yang Dibiayai KKP-E
• Petani, dalam rangka pengembangan tanaman : padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi
jalar, kacang tanah, kacang hijau, koro, sorgum, dan/atau perbenihan (padi, jagung dan/atau
kedelai);
• Petani, dalam rangka pengembangan hortikultura : tanaman bawang
merah, cabai, kentang, bawang putih, tomat, buncis, sawi, kubis, jamur
tiram, jahe, kunyit, kencur, temulawak, pisang, salak, nenas, buah
naga, melon, semangka, pepaya, strawberi, pemeliharaan
manggis, mangga, durian, jeruk, apel dan/atau melinjo;
• Petani, dalam rangka pengembangan perkebunan : budidaya tebu, pemeliharaan teh, kopi
robuska, kopi arabika, lada dan atau pala;
• Peternak, dalam rangka pengembangan peternakan : sapi potong, sapi
perah, kerbau, kambing/domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh, kelinci dan atau
babi;
• Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan koperasi, dalam rangka pengadaan
gabah, jagung dan/atau kedelai;
• Kelompok Tani, dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin untuk mendukung
usaha tersebut diatas meliputi : traktor, power threser, tracer (alat tebang), corn
sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper, mesin tetas, pendingin
susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler),alat tanam biji-bijian (seeder), mesin panen
(paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan padi (rice miling unit), mesin
Persyaratan Petani Penerima KKP-E
• Petani/peternak/pekebun mempunyai identitas diri.
• Petani/peternak/pekebun dapat secara individu dan /atau menjadi anggota
Kelompok Tani.
• Menggarap sendiri lahannya (petani pemilik penggarap) atau menggarap lahan
orang lain (petani penggarap).
• Apabila menggarap lahan orang lain diperlukan surat kuasa/ keterangan dari
pemilik lahan yang diketahui oleh Kepala Desa.
• Luas lahan petani yang dibiayai maksimum 4 (empat) Ha dan tidak melebihi plafon
kredit Rp. 100 juta per petani/peternak/ pekebun.
• Bagi petani/peternak/pekebun yang mengajukan plafon kredit lebih dari Rp. 50 juta
harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan persyaratan lain sesuai
ketentuan Bank Pelaksana.
• Petani peserta paling kurang berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah
menikah.
• Bersedia mengikuti petunjuk Dinas Teknis/Badan yang membidangi fungsi
penyuluhan atau Penyuluh Pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai
peserta KKP-E.
Persyaratan Kelompok Tani Penerima KKP-E
• Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri
dan/atau bekerjasama dengan mitra usaha. Apabila Kelompok
Tani bekerjasama dengan mitra usaha agar membuat
kesepatan secara tertulis dalam bentuk perjanjian kerjasama
antara pihak-pihak yang bermitra;
• Kelompok Tani telah terdaftar pada Dinas Teknis/Badan
setempat;
• Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas
yang dapat dibiayai KKP-E;
• Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling
kurang ketua, sekretaris dan bendahara;
• Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh
anggota.
Kewajiban Petani Penerima KKP-E
• Petani/peternak/pekebun secara individu menyusun RKU
(Rencana Kegiatan Usaha);
• Sebagai anggota kelompok, wajib menghadiri musyawarah
Kelompok Tani dalam penyusunan RDKK;
• Mengajukan kebutuhan kredit dalam musyawarah Kelompok
Tani;
• Menandatangani RDKK sekaligus sebagai pemohon
kebutuhan KKP-E;
• Menandatangani daftar penerimaan kredit dari pengurus
Kelompok Tani;
• Memanfaatkan KKP-E sesuai peruntukan dengan menerapkan
anjuran teknologi budidaya dari dinas teknis; dan
• Membayar kewajiban pengembalian KKP-E sesuai jadwal.
Kewajiban Kelompok Tani Penerima KKP-E
sebagai berikut:
• Menyediakan formulir RDKK;
• Menyeleksi petani anggotanya calon penerima KKP-E;
• Menyusun RDKK bersama anggotanya dibantu oleh petugas pertanian dan
disahkan oleh pejabat Dinas Teknis/Badan setempat yang membidangi fungsi
penyuluhan pertanian atau Penyuluh Pertanian;
• Permohonan KKP-E yang dilakukan secara mandiri, RDKK yang sudah disahkan
langsung diajukan kredit kepada Bank Pelaksana berdasarkan kuasa dari
anggota kelompok;
• Bagi Kelompok Tani yang mengajukan kredit langsung ke Bank, Kelompok Tani
menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana;
• Menerima dan menyalurkan kredit kepada anggota kelompok;
• Melaksanakan administrasi kredit sesuai ketentuan yang berlaku;
• Mengawasi penggunaan kredit oleh anggota kelompok;
• Melakukan penagihan kepada anggota kelompok dan menyetorkan
pengembalian sesuai jadwal yang ditetapkan, serta bertanggung jawab penuh
atas pelunasan kredit petani kepada Bank Pelaksana.
Kebutuhan Indikatif
• Besarnya KKP-E maksimal untuk tanaman pangan per ha, yaitu padi sawah
irigasi Rp. 10,187 juta, padi gogo rancah/ladang Rp.12,660 juta, padi hibrida Rp.
10,750 juta, padi pasang surut/lebak Rp. 8,000 juta, jagung Rp. 8,815
juta, kedelai Rp. 7,660 juta, sorgum Rp. 9,547 juta dan kedelai Rp. 8,495 juta.
• Besarnya KKP-E maksimal untuk tanaman hortikultura per ha, yaitu cabai Rp.
60,850 juta, bawang merah Rp. 53,950 juta, kentang Rp. 53,850 juta, bawang
putih Rp. 43,900 juta, tomat Rp. 42,975 juta, sawi Rp. 22,550 juta per ha.
• Besarnya KKP-E maksimal untuk pengembangan budidaya tebu per ha Rp.
25,300 juta, pemeliharaan teh Rp. 10,314 juta, kopi robusta Rp. 22,805
juta, kopi arabika Rp. 26,703 juta, lada Rp. 16,264 juta dan pala Rp. 11.540 juta.
• Besarnya KKP-E maksimal untuk peternak, yaitu ayam buras Rp. 100 juta, ayam
ras petelur per satuan unit usaha.
• Besarnya KKP-E untuk Kelompok Tani, Gapoktan dan koperasi dalam rangka
pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) setinggi-tingginya Rp. 500 juta.
• Besarnya KKP-E untuk Kelompok Tani dalam rangka pengadaan/peremajaan
alat dan mesin untuk mendukung usaha tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan setinggi-tingginya Rp. 500
Mekanisme Pencairan dan Pengembalian
Dana KKP-E
Prosedur awal pengajuan permohonan KKP-E sama
untuk semua kegiatan usaha, baik dilaksanakan
oleh petani/ peternak/ pekebun secara individu,
Kelompok Tani secara mandiri, atau yang
bekerjasama dengan mitra usaha.
Petani/peternak/pekebun, Kelompok Tani/ koperasi
yang membutuhkan pembiayaan KKP-E, wajib
melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Usaha
(RKU) atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK) sebagai dasar perencanaan kebutuhan KKP-
E, dengan memperhatikan kebutuhan indikatif yang
telah ditetapkan.
• Permohonan KKP-E yang kegiatan usahanya mandiri
yang dilaksanakan petani/ peternak/ pekebun secara
individu atau Kelompok Tani
• Permohonan kredit diteliti oleh Bank Pelaksana dan
apabila memenuhi syarat, maka petani/ peternak/
pekebun/ Kelompok Tani melakukan akad kredit
dengan Bank Pelaksana
• Bank Pelaksana merealisasikan KKP-E pada waktu dan
jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/ peternak/
pekebun atau Kelompok Tani/ Koperasi untuk
diteruskan kepada anggotanya.
• Kelompok Tani/koperasi meneruskan KKP-E pada waktu
dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/anggota
Kelompok Tani.
• Petani/ Kelompok Tani harus mengembalikan
kewajiban KKP-E kepada Bank Pelaksana sesuai dengan
jadwal, tanpa harus menunggu saat jatuh tempo.
SEKIAN TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
irwandeni
 
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
NurdinUng
 
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
tiwulkulo
 
Rdkk pupuk
Rdkk pupukRdkk pupuk
Rdkk pupuk
akasia16
 
Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
Revolusi Hijau dan Dampaknya di IndonesiaRevolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
bung gunawan
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
NurdinUng
 

What's hot (18)

Proposal kbr 2011
Proposal kbr 2011Proposal kbr 2011
Proposal kbr 2011
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
 
Proposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabeProposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabe
 
Proposal hand traktor ok
Proposal hand traktor okProposal hand traktor ok
Proposal hand traktor ok
 
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
 
Rancangan korporasi petani cikedung (yuti)
Rancangan korporasi petani cikedung (yuti)Rancangan korporasi petani cikedung (yuti)
Rancangan korporasi petani cikedung (yuti)
 
Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Rancangan korporasi fe 20 okt 2020 (yuti) new
Rancangan korporasi  fe   20 okt 2020 (yuti) newRancangan korporasi  fe   20 okt 2020 (yuti) new
Rancangan korporasi fe 20 okt 2020 (yuti) new
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
Problem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plain
Problem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plainProblem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plain
Problem pupuk bersubsidi dan alternatif pemecahan masalah plain
 
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
Manajemen perbenihan krpl bhn ajar darmadi edit 1
 
Contoh Proposal Cabe
Contoh Proposal CabeContoh Proposal Cabe
Contoh Proposal Cabe
 
Agribisnis
AgribisnisAgribisnis
Agribisnis
 
Rdkk pupuk
Rdkk pupukRdkk pupuk
Rdkk pupuk
 
Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
Revolusi Hijau dan Dampaknya di IndonesiaRevolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
Revolusi Hijau dan Dampaknya di Indonesia
 
8 bab 4-pangan-executive
8 bab 4-pangan-executive8 bab 4-pangan-executive
8 bab 4-pangan-executive
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 

Similar to PENGEMBANGAN PERMODALAN PERTANIAN

2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
badunkartvomit
 
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
AnonymousfS6Znc9
 

Similar to PENGEMBANGAN PERMODALAN PERTANIAN (20)

kebunplasmapolakemitraan-ppt.pptx
kebunplasmapolakemitraan-ppt.pptxkebunplasmapolakemitraan-ppt.pptx
kebunplasmapolakemitraan-ppt.pptx
 
12. PERANAN MODAL DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN.pptx
12. PERANAN MODAL DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN.pptx12. PERANAN MODAL DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN.pptx
12. PERANAN MODAL DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN.pptx
 
Budidaya perikananr
Budidaya perikananrBudidaya perikananr
Budidaya perikananr
 
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitStrategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
 
BWI_Contoh Kegiatan Sesuai Prioritas DD 2024.pdf
BWI_Contoh Kegiatan Sesuai Prioritas DD 2024.pdfBWI_Contoh Kegiatan Sesuai Prioritas DD 2024.pdf
BWI_Contoh Kegiatan Sesuai Prioritas DD 2024.pdf
 
Project kpk pt psi
Project kpk pt psiProject kpk pt psi
Project kpk pt psi
 
KTNA Provinsi Riau
KTNA Provinsi RiauKTNA Provinsi Riau
KTNA Provinsi Riau
 
Konsep korporasi kelapa genjah satu juta batang
Konsep korporasi kelapa genjah satu juta batangKonsep korporasi kelapa genjah satu juta batang
Konsep korporasi kelapa genjah satu juta batang
 
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan PetaniUU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
 
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)Presentasi tim kep   10 des 2020 (yuti)
Presentasi tim kep 10 des 2020 (yuti)
 
Cari kredit ribet, so, jajal kemitraan terpadu occpaper
Cari kredit ribet, so, jajal kemitraan terpadu occpaperCari kredit ribet, so, jajal kemitraan terpadu occpaper
Cari kredit ribet, so, jajal kemitraan terpadu occpaper
 
Kebun plasma pola kemitraan
Kebun plasma pola kemitraanKebun plasma pola kemitraan
Kebun plasma pola kemitraan
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Uu no.19 2013
Uu no.19 2013Uu no.19 2013
Uu no.19 2013
 
Probis PSR Baru.pptx
Probis PSR Baru.pptxProbis PSR Baru.pptx
Probis PSR Baru.pptx
 
3.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 20123.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 2012
 
Proposal cabee
Proposal cabeeProposal cabee
Proposal cabee
 
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
6. Pengembangan Biogas di KPSBU Bpk. Drs, Dedi Setiadi, SP. 5.ppt
 
Bahan sosialisasi: Kebijakan Pupuk Subsidi 2024
Bahan sosialisasi: Kebijakan Pupuk Subsidi 2024Bahan sosialisasi: Kebijakan Pupuk Subsidi 2024
Bahan sosialisasi: Kebijakan Pupuk Subsidi 2024
 
PERMENTA NO.67 2016.pdf
PERMENTA NO.67 2016.pdfPERMENTA NO.67 2016.pdf
PERMENTA NO.67 2016.pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

PENGEMBANGAN PERMODALAN PERTANIAN

  • 2. PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pembangunan ketahanan pangansesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, bertujuan untuk mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu, dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu.
  • 3. DEFENISI Definisi Ketahanan pangan sebagai termuat dalam Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1996 adalah sebagai berikut: “Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata dan terjangkau”.
  • 4. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Didefinisikan Dalam Beberapa Alternatif Rumusan: • Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan anggota rumah tangga dalam jumlah, mutu dan beragam sesuai budaya setempat dari waktu ke waktu agar hidup sehat. • Kemampuan rumah tangga untuk mencukupi pangan anggotanya dari produk sendiri dan atau membeli dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat. • Kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar hidup sehat (Usep Sobar Sudrajat, 2004).
  • 5. Kerawanan Pangan Rawan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai utnuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik utnuk sementara waktu dalam jangka panjang.
  • 6. Ada tiga hal penting yang mempengaruhi tingkat rawan pangan, yaitu : • Kemampuan penyediaan pangan kepada individu/rumah tangga; • Kemampuan individu/rumah tangga untuk mendapatkan dan pangan; • Proses distribusi dan pertukaran pangan yang tersedia dengan sumber daya yang dimiliki oleh individu/rumah tangga.
  • 7. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang selanjutnya disebut KKP- E, adalah kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan Baku Bahan Bakar Nabati.
  • 8. Untuk menggerakkan pemanfaatan komoditas ubi kayu, jagung dan tetes tebu sebagai bahan bakar nabati maka diperlukan langkah-langkah dan upaya antara lain : (1) mendorong penyediaan tanaman biofuel termasuk benih dan bibitnya, (2) melakukan penyuluhan pengembangan biofuel, (3) memanfaatkan lahan terlantar, (4) melakukan sosialisasi pemanfaatan biofuel.
  • 9. Landasan Hukum KKP-E Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79 / PMK.05 / 2007 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48 / PMK.05 / 2009 dan jis Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198 / PMK.05 / 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Tentang Kredit Ketahanan Pangan dan Energi, antara lain menetapkan obyek pendanaan, sumber pendanaan, mekanisme pendanaan, persyaratan kredit, suku bunga, subsidi bunga, sanksi dan ketentuan peralihan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/ OT.140/1/2013 tanggal 22 Januari 2013 tentang Pedoman Pelaksanaaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi.
  • 10. Usaha dan Komoditas yang Dibiayai KKP-E • Petani, dalam rangka pengembangan tanaman : padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, koro, sorgum, dan/atau perbenihan (padi, jagung dan/atau kedelai); • Petani, dalam rangka pengembangan hortikultura : tanaman bawang merah, cabai, kentang, bawang putih, tomat, buncis, sawi, kubis, jamur tiram, jahe, kunyit, kencur, temulawak, pisang, salak, nenas, buah naga, melon, semangka, pepaya, strawberi, pemeliharaan manggis, mangga, durian, jeruk, apel dan/atau melinjo; • Petani, dalam rangka pengembangan perkebunan : budidaya tebu, pemeliharaan teh, kopi robuska, kopi arabika, lada dan atau pala; • Peternak, dalam rangka pengembangan peternakan : sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing/domba, ayam ras, ayam buras, itik, burung puyuh, kelinci dan atau babi; • Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani dan koperasi, dalam rangka pengadaan gabah, jagung dan/atau kedelai; • Kelompok Tani, dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin untuk mendukung usaha tersebut diatas meliputi : traktor, power threser, tracer (alat tebang), corn sheller, pompa air, dryer, vacuum fryer, chopper, mesin tetas, pendingin susu, biodigester, mesin pembibitan (seedler),alat tanam biji-bijian (seeder), mesin panen (paddy mower, reaper, combine harvester), mesin penggilingan padi (rice miling unit), mesin
  • 11. Persyaratan Petani Penerima KKP-E • Petani/peternak/pekebun mempunyai identitas diri. • Petani/peternak/pekebun dapat secara individu dan /atau menjadi anggota Kelompok Tani. • Menggarap sendiri lahannya (petani pemilik penggarap) atau menggarap lahan orang lain (petani penggarap). • Apabila menggarap lahan orang lain diperlukan surat kuasa/ keterangan dari pemilik lahan yang diketahui oleh Kepala Desa. • Luas lahan petani yang dibiayai maksimum 4 (empat) Ha dan tidak melebihi plafon kredit Rp. 100 juta per petani/peternak/ pekebun. • Bagi petani/peternak/pekebun yang mengajukan plafon kredit lebih dari Rp. 50 juta harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan persyaratan lain sesuai ketentuan Bank Pelaksana. • Petani peserta paling kurang berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah. • Bersedia mengikuti petunjuk Dinas Teknis/Badan yang membidangi fungsi penyuluhan atau Penyuluh Pertanian dan mematuhi ketentuan-ketentuan sebagai peserta KKP-E.
  • 12. Persyaratan Kelompok Tani Penerima KKP-E • Kegiatan usaha kelompok dapat dilakukan secara mandiri dan/atau bekerjasama dengan mitra usaha. Apabila Kelompok Tani bekerjasama dengan mitra usaha agar membuat kesepatan secara tertulis dalam bentuk perjanjian kerjasama antara pihak-pihak yang bermitra; • Kelompok Tani telah terdaftar pada Dinas Teknis/Badan setempat; • Mempunyai anggota yang melaksanakan budidaya komoditas yang dapat dibiayai KKP-E; • Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling kurang ketua, sekretaris dan bendahara; • Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh anggota.
  • 13. Kewajiban Petani Penerima KKP-E • Petani/peternak/pekebun secara individu menyusun RKU (Rencana Kegiatan Usaha); • Sebagai anggota kelompok, wajib menghadiri musyawarah Kelompok Tani dalam penyusunan RDKK; • Mengajukan kebutuhan kredit dalam musyawarah Kelompok Tani; • Menandatangani RDKK sekaligus sebagai pemohon kebutuhan KKP-E; • Menandatangani daftar penerimaan kredit dari pengurus Kelompok Tani; • Memanfaatkan KKP-E sesuai peruntukan dengan menerapkan anjuran teknologi budidaya dari dinas teknis; dan • Membayar kewajiban pengembalian KKP-E sesuai jadwal.
  • 14. Kewajiban Kelompok Tani Penerima KKP-E sebagai berikut: • Menyediakan formulir RDKK; • Menyeleksi petani anggotanya calon penerima KKP-E; • Menyusun RDKK bersama anggotanya dibantu oleh petugas pertanian dan disahkan oleh pejabat Dinas Teknis/Badan setempat yang membidangi fungsi penyuluhan pertanian atau Penyuluh Pertanian; • Permohonan KKP-E yang dilakukan secara mandiri, RDKK yang sudah disahkan langsung diajukan kredit kepada Bank Pelaksana berdasarkan kuasa dari anggota kelompok; • Bagi Kelompok Tani yang mengajukan kredit langsung ke Bank, Kelompok Tani menandatangani akad kredit dengan Bank Pelaksana; • Menerima dan menyalurkan kredit kepada anggota kelompok; • Melaksanakan administrasi kredit sesuai ketentuan yang berlaku; • Mengawasi penggunaan kredit oleh anggota kelompok; • Melakukan penagihan kepada anggota kelompok dan menyetorkan pengembalian sesuai jadwal yang ditetapkan, serta bertanggung jawab penuh atas pelunasan kredit petani kepada Bank Pelaksana.
  • 15. Kebutuhan Indikatif • Besarnya KKP-E maksimal untuk tanaman pangan per ha, yaitu padi sawah irigasi Rp. 10,187 juta, padi gogo rancah/ladang Rp.12,660 juta, padi hibrida Rp. 10,750 juta, padi pasang surut/lebak Rp. 8,000 juta, jagung Rp. 8,815 juta, kedelai Rp. 7,660 juta, sorgum Rp. 9,547 juta dan kedelai Rp. 8,495 juta. • Besarnya KKP-E maksimal untuk tanaman hortikultura per ha, yaitu cabai Rp. 60,850 juta, bawang merah Rp. 53,950 juta, kentang Rp. 53,850 juta, bawang putih Rp. 43,900 juta, tomat Rp. 42,975 juta, sawi Rp. 22,550 juta per ha. • Besarnya KKP-E maksimal untuk pengembangan budidaya tebu per ha Rp. 25,300 juta, pemeliharaan teh Rp. 10,314 juta, kopi robusta Rp. 22,805 juta, kopi arabika Rp. 26,703 juta, lada Rp. 16,264 juta dan pala Rp. 11.540 juta. • Besarnya KKP-E maksimal untuk peternak, yaitu ayam buras Rp. 100 juta, ayam ras petelur per satuan unit usaha. • Besarnya KKP-E untuk Kelompok Tani, Gapoktan dan koperasi dalam rangka pengadaan pangan (gabah, jagung dan kedelai) setinggi-tingginya Rp. 500 juta. • Besarnya KKP-E untuk Kelompok Tani dalam rangka pengadaan/peremajaan alat dan mesin untuk mendukung usaha tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan setinggi-tingginya Rp. 500
  • 16. Mekanisme Pencairan dan Pengembalian Dana KKP-E Prosedur awal pengajuan permohonan KKP-E sama untuk semua kegiatan usaha, baik dilaksanakan oleh petani/ peternak/ pekebun secara individu, Kelompok Tani secara mandiri, atau yang bekerjasama dengan mitra usaha. Petani/peternak/pekebun, Kelompok Tani/ koperasi yang membutuhkan pembiayaan KKP-E, wajib melakukan penyusunan Rencana Kebutuhan Usaha (RKU) atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebagai dasar perencanaan kebutuhan KKP- E, dengan memperhatikan kebutuhan indikatif yang telah ditetapkan.
  • 17. • Permohonan KKP-E yang kegiatan usahanya mandiri yang dilaksanakan petani/ peternak/ pekebun secara individu atau Kelompok Tani • Permohonan kredit diteliti oleh Bank Pelaksana dan apabila memenuhi syarat, maka petani/ peternak/ pekebun/ Kelompok Tani melakukan akad kredit dengan Bank Pelaksana • Bank Pelaksana merealisasikan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/ peternak/ pekebun atau Kelompok Tani/ Koperasi untuk diteruskan kepada anggotanya. • Kelompok Tani/koperasi meneruskan KKP-E pada waktu dan jumlah sesuai kebutuhan kepada petani/anggota Kelompok Tani. • Petani/ Kelompok Tani harus mengembalikan kewajiban KKP-E kepada Bank Pelaksana sesuai dengan jadwal, tanpa harus menunggu saat jatuh tempo.