Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Nusantara sejak abad ke-7, meliputi pulau-pulau seperti Madura, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Penyebaran dilakukan oleh para da'i dan pedagang melalui interaksi antar kerajaan dan perdagangan. Beberapa tokoh yang berperan dalam penyebaran antara lain Syekh Arsyad al-Banjari di Kalimantan dan Syekh Yusuf Tajul Khalwati
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Penyebaran agama Islam di Nusantara
1. 1
PENYEBARAN ISLAM DI NUSANTARA: DARI PULAU
MADURA HINGGA PAPUA
Oleh: Fadh Ahmad Arifan1
Islam telah hadir di Nusantara sejak abad 7-8 M. Penyebaran Islam di Nusantara tak
terbatas hanya di Sumatera dan Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauan telah
tersentuh oleh keluhuran ajaran Islam. Islam tersebar melalui: pengiriman
Muballigh/Da’i oleh kerajaan-kerajaan Islam dan jalur Perdagangan (interaksi antar
saudagar). Artikel ini akan mengulas secara singkat bagaimana Islam menyebar ke
pulau Madura, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa tenggara dan Papua.
1. Madura
Menurut buya Hamka, usia Islam di Madura setua masuknya Islam ke Jawa, bahkan
sebelum Majapahit runtuh. Semangat tauhid yang dibawa Islam merubah sikap orang
Madura menjadi bebas dan merdeka dari tekanan dan ajaran mendewakan raja yang
telah mengakar di pulau Jawa, khususnya sejak zaman Mataram pertama, Singosari
sampai kepada Majapahit.2
Islam yang ada dan berkembang di Madura adalah Islam kultural, yang berbasis
pada tradisi masyarakat. Tradisi-tradisi lokal Madura yang sudah ada sejak zaman pra-
Islam, dimodifikasi, dan kemudian disisipi nilai dan spirit Islam agar menjadi budaya
yang Islami.3
Di Madura itu mayoritas pengikut Nahdlatul ulama (NU). Tetapi ada juga
Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, Jamaah tabligh dan Salafi. Sisanya adalah Syiah
(Sampang).
1
Penulis adalah alumni Jurusan Studi Islam, Pascasarjana UIN Malang dan kini menjadi Guru Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) di MTs-MA Muhammadiyah 2, kota Malang
2
Hamka, Dari Perbendaharaan Lama, (Pustaka panjimas, 1994), hal 14-15
3
Paisun, “Dinamika Islam Kultural: Studi atas Dialektika Islam dan budaya Lokal Madura”, (ACIS ke 10, tahun
2010), hal 228
2. 2
NU, bagi masyarakat Madura diyakini sebagai paham keagamaan itu sendiri. Bahkan
masyararakat awam, sulit membedakan antara Islam dan NU. Mengakarnya NU di
pulau garam ini dikarenakan kultur orang Madura yang sangat menghormati guru
dalam hal ini Kiai. Rata-rata kiai sekarang menjadi kepala daerah, pasca menjabat 2
periode biasanya akan dilanjutkan kepada kerabatnya terutama anak.
Sedikit mengulas Salafi, gerakan ini dalam beberapa tahun belakangan cukup pesat
di Madura. Misalnya di Pamekasan, di kota ini masyarakatnya mengenal Salafi melalui
radio Rodja’ dan majalah. Tidak sedikit diantara mereka khususnya kaula muda yang
tertarik dengan materi pengajian Salafi melalui radio tersebut. Kaula muda ini pada
umumnya tidak memiliki dasar ilmu agama yang kuat. Selain itu, di Pamekasan
ditemukan tokoh atau fungsionaris NU yang tidak secara frontal menyebarkan ajaran
Salafi kepada masyarakat dan keluarganya sendiri.4
2. Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke 15 Masehi. Masuk melalui jalur Malaka.
Dari sana para Da’i membuat komunitas Islam dan mendiami pesisir barat Kalimantan.
Jalur lain dari Demak. Kerajaan Demak mengirim Da’i ke Kalimantan. Dari sinilah
sampai akhirnya terbentuk Kerajaan Islam Banjar. Di Kalimantan ada ulama terkenal
bernama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari 5
Syekh Arsyad Lahir pada 17 Maret 1710 Masehi. Syeikh menghabiskan waktu 30 tahun
di Makkah dan 5 tahun di Madinah untuk menyempurnakan ilmu agamanya. Sepulang
dari Tanah Suci, Syekh al-Banjari kemudian pulang ke tanah kelahirannya di
Martapura. Dari sana, ia kemudian membangun pendidikan Islam di Kalimantan.
4
Nor Hasan, Dinamika Kehidupan Beragama kaum Nahdliyin-Salafi di Pamekasan Madura, (Surabaya: Jurnal
Islamica, Vol 8 Nomer 1, September 2013), hal 100
5
Majalah Sabili, Sejarah Emas Muslim Indonesia, edisi khusus, No 9 tahun 2003, hal 17
3. 3
Syeikh Arsyad berdakwah di Nusantara lebih 40 tahun. Kitabnya yang paling
Monumental, yakni Sabil al-Muhtadin.6
3. Sulawesi
Menurut catatan Company dagang Portugis, pada tahun 1540, di Sulawesi sudah
ditemukan pemukiman Muslim. Agama Islam baru mengalami perkembangan pesat
pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Raja
Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan
Alaidin Al Awwal pada tahun 1603 M.7
Sedangkan Raja Tallo yang pertama masuk Islam
bergelar Sultan Abdullah. Terdapat para Da’i yang berjasa menyebarkan Islam
diantaranya: Katib Tunggal, Datuk Patimang & Syekh Yusuf Tajul Khalwati.
Syekh Yusuf Tajul Khalwati atau yang populer dengan nama Yusuf al Makasari
adalah seorang ulama, sufi dan Pejuang anti-kolonial. Pada usia 38 tahun mengajar di
Masjid Nabawi, murid-muridnya terdiri dari berbagai bangsa. Pernah juga menjadi
Mufti di Kerajaan Banten. Syekh Yusuf bukan hanya menyebarkan Islam di Sulawesi,
tetapi beliau juga menyebarkan Islam di Cape town, Afrika Selatan. Beliau wafat pada
23 Mei 1699 M di desa Macassar, 40 Km dari Cape town dan dimakamkan di bukit desa
yang terletak di Teluk false.8
4. Maluku
Islam telah dianut oleh masyarakat di Ternate, Banda, Hitu, Makian dan Bacan sejak
kira-kira 50 tahun sebelum Portugis tiba ke Maluku pada 1521 M. Tokoh Penyebar islam
di Maluku adalah Jafar Shadik. Dari perkawinannya dengan puteri lokal, Ia
menurunkan empat orang putera yang kemudian menjadi raja-raja di empat kerajaan
itu. Sejak saat itu empat kerajaan tersebut diberi label dengan istilah “Maloko Bacan,
6
“Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sang Matahari Agama dari Kalimantan”, Republika online, 18 Juli 2013
7
Majalah Sabili, edisi khusus…, hal 17
8
Kata Pengantar Taufik Abdullah dalam Abu Hamid, Syekh Yusuf Makasar: Seorang Ulama, Sufi dan Pejuang,
(Yayasan Obor, 2005), hal xvi-xviii
4. 4
Maloko Jailolo, Maloko Tidore dan Maloko Ternate”. Islam di Maluku di anut oleh
kalangan kerajaan, yakni Ternate, Tidore, Bacan dan kerajaan Jailolo.9
5. Nusa Tenggara
Islam masuk ke Nusa tenggara sejak abad ke 16 M. Islam masuk ke wilayah ini
dalam dua gelombang. Pertama, terjadi tahun 1540-1550 M, Islam dibawa pedagang dari
Demak ke pesisir pulau Sumbawa. Kedua, tahun 1620 M dibawa oleh pedagang dan Da’i
dari Bugis, Luwu dan Bone. 10
Terdapat jejak makam seorang Da’i asal Makasar yang
terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali
memeluk Islam. Bisa disimpulkan, seluruh penduduk Bima sedari awal adalah pemeluk
agama Islam.11
6. Papua
Bagaimana awal mulanya Islam
hadir di tanah Papua? Islam di
Papua tersebar karena ekspansi
Kerajaan Bacan (abad 15 M).
Banyak kepala suku yang memeluk
Islam. Orang Papua yang pertama
masuk Islam adalah Kalawen yang
kemudian menikah dengan siti
hawa farouk yakni seorang
mublighat asal Cirebon. Kalawen
setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid, peristiwa tersebut terjadi pada
tahun 1600 M.12
9
Usman Thalib, Sejarah Masuknya Islam di Maluku, (BPSNT Ambon, 2012)
10
Nina M. Armando (et, al), Ensiklopedi Islam, jilid 2,(PT Ichtiar baru van Hoeve, 2005) , hal 24-25
11
Majalah Sabili, edisi khusus…, hal 18
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Papua
5. 5
Tahun ini, Papua amat menyita perhatian umat Islam di Indonesia. Bermula dari
tragedi pembakaran Masjid di Tolikara. Tragedi keji yang dilancarkan teroris GIDI
justru membuat persepsi umat terhadap Papua berubah. Dari awalnya mengira Papua
itu Muslimnya sedikit, menjadi sadar bahwa jumlah Muslim di sana sudah mencapai
angka 900.000 jiwa dari total jumlah penduduk sekitar 2.4 juta jiwa, atau mencapai 40
% dari keseluruhan jumlah penduduk Papua. 60% sisanya merupakan gabungan
pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Animisme, dan mayoritas dari 60%
ini adalah pemeluk animisme di pedalaman.13
Kini di Jayapura saja, Jumlah Muslimnya sekitar 600 orang atau sekitar 84 kepala
keluarga (KK). Muslim di Jayapura adalah muslim asli Papua sudah ada sejak tahun
1981 lalu. Komunitas muslim asli Papua ini kebanyakan dari Kampung Walesi di
Kabupaten Jayawijaya yang hijrah ke Kota Jayapura. Rata-rata datang ke Kota Jayapura
untuk bersekolah dan bekerja, baik sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta. Juga
ada yang melakukan aktifitas berkebun dan berdagang.14
Demikianlah ulasan tentang Penyebaran Islam di Nusantara, dari pulau Madura
hingga ke tanah Papua. Diharapkan artikel ini dapat menambah wawasan Pengetahuan
para Pembaca. Tentunya masih ada kekurangan seperti belum diulas bagaimana Islam
masuk dan berkembang di Bali dan Pulau Nias. Biarlah penulis lain yang akan
melengkapinya dimasa yang akan datang. Wallahu’allam bishowab
13
“Bagaimana Popularitas Islam di Papua?” Tabayyunnews.com, 25 Juli 2015
14
Cunding levi, “Saat Ramadan, Muslim Asli Papua Gelar Ritual Bakar Batu”, Tempo.co, 18 Juni 2015