SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Kedudukan akal dan wahyu dalam Islam menempati posisi yang sangat terhormat, 
melebihi agama-agama lain. karena Akal dan wahyu adalah suatu yang sangat urgen untuk 
manusia, dialah yang memberikan perbedaan manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan 
kepada Sang Kholiq, akal pun harus dibina dengan ilmu-ilmu sehingga mnghasilkan budi 
pekerti yang sangat mulia yang menjadi dasar sumber kehidupan dan juga tujuan dari 
Baginda Rasulullah SAW. Tidak hanaya itu dengan akal juga manusia bisa menjadi ciptaan 
pilihan yang Allah amanatkan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, begitu juga dengan 
wahyu yang dimana wahyu adalah pemberian Allah yang sangat luar biasa untuk 
membimbing manusia pada jalan yang lurus. 
Namun dalam menggunakan akal terbatas akan hal-hal bersifat tauhid, karena 
ketauhitan Sang pencipta tak akan terukur dalam menemukan titik akhir, begitu pula dengan 
wahyu sang Esa, karena wahyu diberikan kepada orang-orang terpilih dan semata-mata untuk 
menunjukkan kebesaran Allah. Maka dalam menangani antara wahyu dan akal harus selalu 
mengingat bahwa semua itu karna Allah semata. Dan tidak akan terjadi jika Allah tak 
mengizinkannya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kemusyrikan terhadap Allah karena 
kesombongannya. 
Akal mengandung arti daya untuk memperoleh pengetahuan, membuat seseorang dapat 
membedakan antara dirinya dengan benda lain dan antara benda yang satu dengan benda 
yang lainnya.disamping memiliki kemampuan yang konkrit, akal dapat mengabstralkan 
benda-benda yang ditangkap panca indra atau benda-benda konkrit bahkan membedakan 
antara kebaikan dan keburukan atau mempunyai fungsi moral. 
Akal dalam pengertian Islam adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia: 
daya, yang memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Pengertian 
inilah yang dikontraskan dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia. 
Wahyu berasal dari bahas Arab al-wahy, artinya suara, api dan 
kecepatan,bisikan,isyarat,dan tulisan. Juga berati pemberitahuan secara tersembunyi dan 
cepat. Pemberitahuan yang dimaksud datang dari luar diri manusia. Yaitu Tuhan. Dengan 
demikian wahyu diartikan penyampaian sabda Tuhan kepada pilihannya agar diteruskan 
kepada umat manusia untuk dijadikan pegangan hidup. Berbeda dengan akal yang memberi
pengetahuan dari luar diri, yaitu dari Tuhan. Maka dari itu kita bedakan akal dan wahyu serta 
hubungannya dengan ilmu dalam pembahasan ini. 
2 
B. Tujuan 
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena : 
1. Ingin mengetahui apa yang dimaksud Islam dan ilmu pengetahuan. 
2. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan agama Islam. 
3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 
4. Menambah kepustakaan. 
C. Rumusan Masalah 
1. Kedudukan akal dan wahyu dalam Islam. 
2. Klasifikasi ilmu dalam Islam. 
3. Kewajiban menuntut ilmu. 
D. Manfaat 
Manfaat yang dapat kami petik dalam pembuatan makalah ini : 
1. Menambah ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang Agama Islam. 
2. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran masalah Islam dan ilmu 
pengetahuan khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi.
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Kedudukan Akal dan Wahyu 
a. Pengertian Akal 
Kata akal sudah menjadi kata Indonesia, berasal dari kata Arab al-‘Aql ( ,(العـقـل 
yang dalam bentuk kata benda. Al-Qur’an hanya membawa bentuk kata kerjanya 
‘aqaluuh ( عـقـلوه ) dalam 1 ayat, ta’qiluun ( 24 (تعـقـلون ayat, na’qil ( 1 (نعـقـل ayat, 
ya’qiluha ( 1 (يعـقـلها ayat dan ya’qiluun ( 22 (يعـقـلون ayat, kata-kata itu datang dalam arti 
faham dan mengerti. Maka dapat diambil arti bahwa akal adalah peralatan manusia 
yang memiliki fungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta 
menganalisis sesuatu yang kemampuanya sangat luas. 
b. Fungsi Akal 
Akal mempunyai banyak fungsi antara lain : 
1. Sebagai tolak ukur antara kebaikan dan keburukan. 
2. Sebagai alat untuk menemukan solusi ketika permasalahan datang. 
3. Sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang benar. 
c. Kekuatan Akal 
Kekuatan akal antara lain : 
1. Mengetahui Tuhan dan sifat-sifatnya. 
2. Mengetahui adanya hidup dan akhirat. 
3. Mengetahui bahwa kebahagiaan jiwa di akherat bergantung pada mengenal 
Tuhan dan berbuat baik, sedangkan kesengsaraan di akherat adalah bergantung 
pada tidak mengenal Tuhan dan berbuat jahat. 
4. Mengetahui wajibnya manusia berbuat baik dan wajibnya ia menjahui 
perbuatan jahat untuk kebahagiaan di akherat. 
5. Membuat hukum-hukum tentang kewajiban-kewajiban itu. 
d. Pengertian Wahyu 
Kata wahyu berasal dari kata arab الوحي , dan al-wahy adalah kata asli Arab dan 
bukan pinjaman dari bahasa asing, yang berarti suara, api, dan kecepatan.[1] Dan 
ketika Al-Wahyu berbentuk masdar memiliki dua arti yaitu tersembunyi dan 
cepat. oleh sebab itu wahyu sering disebut sebuah pemberitahuan tersembunyi dan 
cepat kepada seseorang yang terpilih tanpa seorangpun yang mengetahuinya. 
Sedangkan ketika berbentuk maf’ul wahyu Allah terhada Nabi-NabiNYA ini
sering disebut Kalam Allah yang diberikan kepada Nabi. Menurut Muhammad 
Abduh dalam Risalatut Tauhid berpendapat bahwa wahyu adalah pengetahuan 
yang di dapatkan oleh seseorang dalam dirinya sendiri disertai keyakinan bahwa 
semua itu datang dari Allah SWT, baik melalui pelantara maupun tanpa pelantara. 
Baik menjelma seperti suara yang masuk dalam telinga ataupun lainya. 
4 
e. Fungsi Wahyu 
Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksud memberi 
informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima 
kasih kepada Tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang 
buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan di terima 
manusia di akhirat. 
Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan Allah 
kepada nabi-nabiNya untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman orang-orang 
yang tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah 
utusan sang pencipta yaitu Allah SWT. 
f. Kekuatan Wahyu 
Memang sulit saat ini membuktikan jika wahyu memiliki kekuatan, tetapi kita 
tidak mampu mengelak sejarah wahyu ada, oleh karna itu wahyu diyakini 
memiliki kekuatan karena beberapa faktor antara lain: 
1) Wahyu ada karena izin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah. 
2) Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. 
3) Membuat suatu keyakinan pada diri manusia. 
4) Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib. 
5) Wahyu turun melalui para ucapan nabi-nabi. 
B. Klasifikasi Ilmu dalam Islam 
Akal menjadi faktor utama yang melahirkan pengetahuan, baik yang dilahirkan 
dalam diri manusia sendiri, maupun pengetahuan yang datang dari Tuhan. 
Berdasarkan dua macam sumber tersebut, para ahli membuat klasifikasi ilmu yang 
sesuai dengan kehendak ajaran Islam. Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu dalam 
empat sistem sebagai berikut : 
1. Pembagian ilmu atas dasar teoritis dan praktis 
Ilmu teoritis adalah ilmu yang diketahui sebagaimana adanya. Sedangkan ilmu 
praktis adalah tindakan-tindakan manusia yang bertujuan untuk mencari aktifitas 
kodusif manusia untuk kesejahteraannya di dunia dan akherat.
5 
2. Pembagian atas dasar yang dihadirkan dan dicapai 
Pembagian ini didasarkan atas perbedaan paling mendasar berkenaan dengan 
cara-cara mengetahui. Pengetahuan yang dihadirkan bersifat langsung,serta 
merta,supra rasional,intuitif, dan kontemplatif. Ilmu semacam ini disebut ilmu 
laduuni (pengetahuan dari yang tinggi) dan ilmu mukasyafah (pengetahuan 
menangkap misteri Illahi). Pengetahuan yang dicapai atau pengetahuan perolehan 
bersifat tidak langsung, rasional, logis dan diskursif. 
Pengetahuan yang dihadirkan lebih unggul daripada pengetahuan yang dicapai 
karena terbebas dari kesalahan dan keraguan. Pengetahuan kategori ini jugfa 
memberikan kepastian tertinggi mengenai kebenaran-kebenaran spiritual. 
3. Pembagian atas dasar religius dan intelektual 
Ilmu religius adalah ilmu yang diperoleh nabi-nabi dan tidak hadir pada 
mereka melalui akal. Sedangkan ilmu-ilmu intelektual adalah ilmu yang diperoleh 
melalui itelek manusia. 
4. Pembagian atas dasar kewajiban individu (fardu ain), dan kewajiban umat (fardhu 
kiffayah). 
Topik ini mula diberi perhatian oleh Imam al-Ghazali setelah beliau mendapati 
sebagian daripada ilmuan Islam dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti ilmu kalam 
[tawhid], fiqh, tasawuf, tafsir dan hadist bercanggah pendapat tentang bidang-bidang ilmu 
yang wajib dikuasai oleh setiap individu Islam. 
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad (s.a.w) yang bermaksud “Menuntut ilmu adalah 
fardhu yang diwajibkan ke atas setiap individu Islam”. Imam al-Ghazali menimbulkan 
persoalan tentang ilmu; adakah menuntut ilmu itu fardhu ‘ain ataupun fardhu kifayah atas 
individu Islam ? 
Berpandukan persoalan tersebut Imam al-Ghazali telah mengkalsifikasikan ilmu kepada 
dua bagian utama yaitu : 
a) Ilmu Mu‘amalah. 
Ilmu mu‘amalah dimaksudkan sebagai suatu ilmu yang diperolehi manusia melalui utusan 
Allah, akal [pembelajaran], pengalaman dan pendengaran. Pada asasnya ilmu tersebut 
[mu‘amalah] tiada sebarang perbedaan melainkan menerusi nama-nama khas yang dberikan 
kepadanya seperti ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu kifayah oleh para ilmuan Islam. 
Ilmu mu‘amalah menurut beliau terbagi kepada dua bagian yaitu : 
1- Ilmu fardhu ‘ain.
Ilmu fardhu ‘ain secara ringkas dimaksudkan sebagai ilmu tentang asas-asas 
agama Islam seperti mengucap syahadah, menunaikan sembahyang, mengeluarkan 
zakat, berpuasa dan menunaikan fardhu haji bagi yang berkemampuan. Ia merupakan 
suatu ilmu yang wajib dituntut oleh setiap individu Islam kerana menerusi ilmu 
pengetahuan tersebut individu Islam dapat melaksanakan segala tuntutan yang 
ditaklifkan samada berbentuk iktikad [kepercayaan], melaksanakan perintah dan 
menjauhi laranganNya. Ilmu fardhu ‘ain hanya diperolehi menerusi utusan Allah iaitu 
para rasulNya. 
6 
2- Ilmu fardhu kifayah. 
Ilmu fardhu kifayah menurut ajaran Islam merupakan suatu ilmu yang perlu 
dikuasai oleh sebahagian manusia yang mendiami sesebuah kawasan, daerah atau 
negeri. Hukum mempelajari ilmu fardhu kifayah berubah menjadi fardhu ‘ain apabila 
tiada seseorang pun di sesebuah kawasan, daerah atau negeri mengetahui tentang 
sesuatu ilmu seperti ilmu perubatan, pertanian, pembinaan, pengiraan dan sebagainya. 
Ilmu fardhu kifayah juga dimaksudkan sebagai ilmu yang berhubung kait dengan 
kehidupan sosial. Ilmu tersebut terbahagi kepada tiga bahagian iaitu : 
i) Terpuji 
Ilmu terpuji adalah ilmu yang bermanfaat kepada kehidupan manusia di dunia 
dan di akhirat. Menurut Imam al-Ghazali ilmu terpuji merangkumi dua 
kategori iaitu : 
a) Ilmu syariah. 
Ilmu syariah hanya dapat diperolehi menerusi utusan Allah atau dalam 
kata lain ilmu yang tak tercapai oleh akal, pengalaman dan pendengaran 
untuk mengetahuinya seperti ilmu tentang hari kiamat. 
b) Ilmu umum. 
Ilmu umum pula mampu diperolehi manusia menerusi akal 
(pembelajaran), pengalaman dan pendengaran seperti ilmu bahasa dan 
ilmu perubatan. 
ii) Harus. 
Ilmu yang harus dipelajari oleh manusia adalah seperti ilmu- ilmu 
kesusasteraan, sejarah dan sebagainya. 
iii) Tercela. 
Ilmu tercela merupakan ilmu yang dilarang kepada manusia untuk 
mempelajarinya seperti ilmu sihir dan sebagainya. 
b) Ilmu Mukasyafah. 
Ilmu mukasyafah merupakan suatu ilmu yang hanya diperolehi oleh manusia menerusi 
ilham yang diberikan oleh Allah kepadanya setelah melalui peringkat-peringkat tertentu 
dalam amalannya. Ilmu ini lebih dikenali di kalangan ahli-ahli tasawuf sebagai ilmu ladunni. 
Pembagian ilmu-ilmu tersebut adalah berdasarkan kepada pemerhatian Imam al-Ghazali 
tentang : 
a) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada manusia dari segi 
penggunaanya seperti ilmu bahasa.
b) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada kehidupan beragama 
7 
manusia. 
c) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada kehidupan manusia 
di dunia seperti ilmu perobatan dan pengiraan. 
d) Sejauh manakah kesan ilmu-ilmu tersebut dalam memberi ilmu pengetahuan 
dan keseronokan kepada manusia seperti ilmu kesusasteraan dan ilmu sejarah. 
Menurut Imam al-Ghazali dasarnya sesuatu ilmu tidak tercela sehingga ilmu tersebut : 
1- Mendatangkan kemudaratan ke atas diri orang yang mempelajarinya serta orang 
lain. 
2- Mendatangkan lebih banyak kemudaratan kepada penuntutnya. 
3- Tidak memberikan sebarang faedah kepada penuntutnya maupun orang lain. 
Berdasarkan kepada klasifikasi ilmu yang diberikan oleh Imam al-Ghazali ilmu fardhu 
‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu Islam. Manakala lain-lain 
ilmu adalah berdasarkan kepada sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada 
kehidupan individu ataupun masyarakat di dunia dan di akhirat. 
C. Kewajiban Menuntut Ilmu 
Di dalam Islam, menuntut ilmu itu wajib hukumnya, sebagaimana Nabi bersabda. 
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” (HR.Bukhari). 
Ditambah lagi dalam firman Allah “Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan 
manusia juga di hadapan-Nya”.Selain itu Allah juga menegaskan bahwa akan mengangkat 
derajat orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Seperti di bawah ini ” ….Allah akan 
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu 
pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 
Al Mujaadilah [58] : 11). Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan 
orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat 
menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9). 
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa 
hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu. 
Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar 
لَ لتلرَلَلِ ملل الالفْر لا لاَلَ: بُُْاُ لُْْ رماْلَ لا للْ طرل رفَِْل اللرلَ بلالل رماْرَ الرْلُْطُ الالق لُرسَ اُِْْرعَ رُ ىلللو ل لْوُ ر لاََق 
لُبْلرلطيللال رحلل رر رماْرَ رِطلَطرلتل لحُْاُ Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu 
wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka 
kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar). 
Penjelasan Hadits:
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu 
wajib dan para malaikat turut bergembira. 
Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan 
karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu, 
ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah saw. mewajibkan 
umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. 
Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak 
mengetahui? (Az-Zumar:9). “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu 
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11). 
8 
Menuntut ilmu itu pahalanya begitu besar: 
“Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan 
menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penunutu ilmu 
tanda ridha dengan yang dia perbuat. (Dari hadits yang panjang riwayat Muslim) 
“Barangsiapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam 
sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi, hasan) 
“Barangsiap menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan 
menuju surga.” (HR.Muslim) 
“Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia dalam 
(masalah) dan (agama).” (HR.Bukhari) 
Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu yang 
bermanfaat. Yang bukan hanya benar, tapi juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah 
SWT dan dapat memberi kebahagiaan bagi kita, keluarga, dan masyarakat baik di dunia mau 
pun di akhirat. 
Rasulullah saw bersabda: “Apabila anak cucu adam itu wafat, maka terputuslah 
amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang 
mendoakan orangtuanya.” (HR.Muslim, dari Abu Hurairah ra) 
Allah berfirman, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut 
(menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak 
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat (ilmu dan hikmah) Allah. Sesungguhnya Allah 
Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS Lukman [31] : 27) 
Bagaimana dengan orang yang selalu mengamalkan ilmunya? 
“Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya, serta penghuni langit dan bumi, 
hingga semut yang ada pada lubangnya, dan ikan hiu yang ada di lautan akan membacakan 
shalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (Merupakan bagian dari 
hadits Abu Umamah di atas.). 
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengajar orang lain kepada suatu petunjuk, 
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakan petunjuk itu, 
tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali.”Nabi bersabda, ”Barangsiapa mengamalkan 
apa-apa yang ia ketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum 
diketahuinya, dan Allah akan menolong dia dalam amalan nya sehingga ia mendapatkan 
surga. Dan barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka ia tersesat oleh ilmunya itu. 
Dan Allah tidak menolong dia dalam amalannya sehingga ia akan mendapatkan neraka“.
Banyak to keutamaan mencari ilmu dengan manfaat mengamalkan ilmu. Terus bagaimana 
selengekan pada awal notes ini? Bagaimana seharusnya niat yang ada didalam hati dalam 
mencari ilmu? 
Dalam Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali menulis sebagai berikut : “Wahai, 
hamba Allah yang rajin menuntut ilmu.Jika kalian menuntut ilmu, hendaknya dengan niat 
yang ikhlas karena Allah semata-mata. Di samping itu, juga dengan niat karena 
melaksanakan kewajiban karena menuntut ilmu wajib hukumnya, sebagaimana Rasulullah 
SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki maupun 
perempuan” [HR Ibnu Abdul barr]. Janganlah sekali-kali engkau menuntut ilmu dengan 
maksud untuk bermegah-megahan, sombong, berbantah-bantahan, menandingi dan 
mengalahkan orang lain (lawan bicara), atau supaya orang mengagumimu. Jangan pula 
engkau menuntut ilmu untuk dijadikan sarana mengumpulkan harta benda kekayaan duniawi. 
Yang demikian itu berarti merusak agama dan mudah membinasakan dirimu sendiri. 
Nabi SAW mencegah hal seperti itu dengan sabdanya. “Barangsiapa menuntut ilmu 
yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya, 
kecuali hanya untuk Mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh 
bau harumnya surga pada hari kiamat. ” [HR Abu Dawud]. Rasulullah SAW bersabda, 
“Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk 
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut 
ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian 
orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu, maka baginya neraka…neraka.” [HR 
Tirmidzi & Ibnu Majah]. 
Terkait dengan harta : 
Jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang mana yang lebih 
utama antara Ilmu dengan harta : 
” Ilmu lebih utama daripada harta, Ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah pusaka 
Karun, Sadad, Fir’aun, dan lain-lain.” 
” Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu itu menjagamu sedangkan harta malah engkau 
yang harus menjaganya.” 
” Harta itu bila engkau tasarrufkan (berikan) menjadi berkurang, sebaliknya ilmu jika engkau 
tasarrufkan malahan bertambah.” 
” Pemilik harta disebut dengan nama bakhil (kikir) dan buruk, tetapi pemilik ilmu disebut 
dengan nama keagungan dan kemuliaan. 
” Pemilik harta itu musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak.” 
” Ilmu lebih utama daripada harta, karena diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab, 
sedangkan orang berilmu akan memperoleh safa’at.” 
” Harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tidak akan rusak 
dan musnah walau ditimbun zaman.” 
” Harta membuat hati seseorang menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati menjadi 
bercahaya.” 
” Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat 
harta yang dimilikinya, sedang orang yang berilmu justru mengaku sebagai hamba karena 
ilmunya.” 
Lalu, apakah semua ilmu akan mendapatkan balasan luar biasa seperti diatas? Tidak. 
Hanyalah ilmu yang bermanfaatlah yang mendapatkan ini semua. Apa sih ilmu yang 
bermanfaat? 
“Ya, Rabbi. apakah ilmu yang bermanfaat itu ? ” tanya Nabi Daud. 
9
“Ialah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui keluhuran, keagungan, kebesaran, dan 
kesempurnaan kekuasaan-Ku atas segala sesuatu.Inilah yang mendekatkan engkau kepada- 
Ku.” 
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ar Rabi-i’, Rasulullah SAW bersabda, 
“Tuntutlah ilmu. Sesungguhnya, menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza 
wa Jalla, sedangkan Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah 
shadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya didunia dan 
akhirat.”Oleh karena itu, Rasulullah SAW pernah memohon dalam doanya, “Allaahumma 
inni a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’u”.‘Ya, Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu 
yang tidak bermanfaat.’ 
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah SWT Memberi wahyu kepada Nabi 
Dawud a.s. Firman-Nya, “Wahai, Dawud. Pelajarilah olehmu ilmu yang bermanfaat.” 
Itulah sedikit hal yang perlu diperhatikan dalam menjadi pencari ilmu. Baik sebagai 
penyemangat dan menjadi ilmu buat kedepan. 
10
11 
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Itulah sedikit hal yang perlu diperhatikan dalam menjadi pencari ilmu. Baik sebagai 
penyemangat dan menjadi ilmu buat kedepan. Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang 
menyebabkan kita semakin dapat mengenal Allah, yang dapat kita amalkan, yang membuat 
kita rendah hati serta terhindar dari sifat takabur. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang 
haus akan ilmu yang bermanfaat yang akan berguna bagi kita di dunia dan di akhirat. Amin. 
B. Saran 
Sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang baik dan berbudi luhur, maka kita sebagai para 
pencari ilmu hendaknya mencari ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk di dunia maupun di 
akhirat. Dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan hendaknya disertai dengan niat 
yang baik semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT.
12 
DAFTAR PUSTAKA 
Ali, Muhammad Daud, Prof, S.H., Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 1997 
Suryana, Toto, Drs, M.Pd., Pendidikan Agama Islam, Bandung, Tiga Mutiara, 1997 
Asa-2009.blogspot.com 
Galuhe.wordpress.com 
Pendiislami.tripod.com 
Hikmah-kata.blogspot.com/2012/09/hadist-tentang- ilmu-pengetahuan.html

More Related Content

What's hot

Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanOki Ma'arif
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamMuzay Iena
 
Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Konsep Ketuhanan Dalam IslamKonsep Ketuhanan Dalam Islam
Konsep Ketuhanan Dalam Islamherlena sari
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanRia Widia
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamAbdul Hadi
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisHidayatullah Hidayatullah
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamShollana
 
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHAN
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHANIDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHAN
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHANKhanifah Nur Rahmah
 
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamTokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islambulan purnama
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 

What's hot (20)

Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Jawaban mid
Jawaban midJawaban mid
Jawaban mid
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Konsep Ketuhanan Dalam IslamKonsep Ketuhanan Dalam Islam
Konsep Ketuhanan Dalam Islam
 
Dinul Islam
Dinul IslamDinul Islam
Dinul Islam
 
Ruang Lingkup Agama
Ruang Lingkup AgamaRuang Lingkup Agama
Ruang Lingkup Agama
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
 
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHAN
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHANIDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHAN
IDENTITAS PERJUANGAN MUHAMMADIYAH > KEMUHAMMADIYAHAN
 
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia IslamTokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
Tokoh-tokoh Pembaharuan dan Modernisasi Dunia Islam
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 

Viewers also liked

Agama akal dan wahyu
Agama akal dan wahyuAgama akal dan wahyu
Agama akal dan wahyuZainal Abidin
 
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniLandasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniagusindro
 
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasa
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasaPerkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasa
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasaYusri Mohamad Ramli
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerari3s2482
 
Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul FiqihKaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul FiqihUNIB
 
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Puji Winarni
 

Viewers also liked (11)

Agama akal dan wahyu
Agama akal dan wahyuAgama akal dan wahyu
Agama akal dan wahyu
 
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai IlmuMATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
 
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniLandasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
 
Kedudukan Ilmu Tauhid
Kedudukan Ilmu TauhidKedudukan Ilmu Tauhid
Kedudukan Ilmu Tauhid
 
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasa
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasaPerkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasa
Perkembangan, faktor dan aliran pemikiran islam semasa
 
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporerTokoh dan pemikiran islam kontemporer
Tokoh dan pemikiran islam kontemporer
 
Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul FiqihKaidah-Kaidah Ushul Fiqih
Kaidah-Kaidah Ushul Fiqih
 
Definisi akal
Definisi  akalDefinisi  akal
Definisi akal
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
 

Similar to Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu

Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanDUNIS RESTU
 
Nota pendidikan islam
Nota pendidikan islamNota pendidikan islam
Nota pendidikan islamAfshan Mbo
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...DitiTriAriputry
 
Filsafat hukum islam
Filsafat hukum islamFilsafat hukum islam
Filsafat hukum islamAzah Cobra
 
Tugas makalah pendidikan agama islam
Tugas makalah pendidikan agama islamTugas makalah pendidikan agama islam
Tugas makalah pendidikan agama islamaqilul ghazir
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab Iarvant
 
Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Aina Sofieyah
 
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxMAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxAsriLadjagang
 
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptxPRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptxssuser4c4874
 
Tafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanTafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanAyu Kharisma
 
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptxNabilaZaid1
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuAbdul Khaliq
 

Similar to Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu (20)

Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Islam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu PengetahuanIslam dan ilmu Pengetahuan
Islam dan ilmu Pengetahuan
 
Nota pendidikan islam
Nota pendidikan islamNota pendidikan islam
Nota pendidikan islam
 
Akidah
AkidahAkidah
Akidah
 
Konsep ilmu
Konsep ilmuKonsep ilmu
Konsep ilmu
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
 
Filsafat hukum islam
Filsafat hukum islamFilsafat hukum islam
Filsafat hukum islam
 
KELOMPOK 7.pptx
KELOMPOK 7.pptxKELOMPOK 7.pptx
KELOMPOK 7.pptx
 
Tugas makalah pendidikan agama islam
Tugas makalah pendidikan agama islamTugas makalah pendidikan agama islam
Tugas makalah pendidikan agama islam
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab I
 
Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama Keperluan manusia kepada agama
Keperluan manusia kepada agama
 
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docxMAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
MAKALAH AIK V_KELOMPOK 3.docx
 
Bab 1.konsep ilmu
Bab 1.konsep ilmuBab 1.konsep ilmu
Bab 1.konsep ilmu
 
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptxPRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
 
04 agama dan pst
04 agama dan pst 04 agama dan pst
04 agama dan pst
 
Tafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanTafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuan
 
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx
8. BAB 7- PENGHAYATAN BUDAYA ILMU DAN PENDIDIKAN.pptx
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
 
Tauhid
TauhidTauhid
Tauhid
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Pembahasan makalah agama islam tentang kedudukan akal dan wahyu

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan akal dan wahyu dalam Islam menempati posisi yang sangat terhormat, melebihi agama-agama lain. karena Akal dan wahyu adalah suatu yang sangat urgen untuk manusia, dialah yang memberikan perbedaan manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan kepada Sang Kholiq, akal pun harus dibina dengan ilmu-ilmu sehingga mnghasilkan budi pekerti yang sangat mulia yang menjadi dasar sumber kehidupan dan juga tujuan dari Baginda Rasulullah SAW. Tidak hanaya itu dengan akal juga manusia bisa menjadi ciptaan pilihan yang Allah amanatkan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, begitu juga dengan wahyu yang dimana wahyu adalah pemberian Allah yang sangat luar biasa untuk membimbing manusia pada jalan yang lurus. Namun dalam menggunakan akal terbatas akan hal-hal bersifat tauhid, karena ketauhitan Sang pencipta tak akan terukur dalam menemukan titik akhir, begitu pula dengan wahyu sang Esa, karena wahyu diberikan kepada orang-orang terpilih dan semata-mata untuk menunjukkan kebesaran Allah. Maka dalam menangani antara wahyu dan akal harus selalu mengingat bahwa semua itu karna Allah semata. Dan tidak akan terjadi jika Allah tak mengizinkannya. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kemusyrikan terhadap Allah karena kesombongannya. Akal mengandung arti daya untuk memperoleh pengetahuan, membuat seseorang dapat membedakan antara dirinya dengan benda lain dan antara benda yang satu dengan benda yang lainnya.disamping memiliki kemampuan yang konkrit, akal dapat mengabstralkan benda-benda yang ditangkap panca indra atau benda-benda konkrit bahkan membedakan antara kebaikan dan keburukan atau mempunyai fungsi moral. Akal dalam pengertian Islam adalah daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia: daya, yang memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Pengertian inilah yang dikontraskan dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia. Wahyu berasal dari bahas Arab al-wahy, artinya suara, api dan kecepatan,bisikan,isyarat,dan tulisan. Juga berati pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat. Pemberitahuan yang dimaksud datang dari luar diri manusia. Yaitu Tuhan. Dengan demikian wahyu diartikan penyampaian sabda Tuhan kepada pilihannya agar diteruskan kepada umat manusia untuk dijadikan pegangan hidup. Berbeda dengan akal yang memberi
  • 2. pengetahuan dari luar diri, yaitu dari Tuhan. Maka dari itu kita bedakan akal dan wahyu serta hubungannya dengan ilmu dalam pembahasan ini. 2 B. Tujuan Adapun tujuan dibuatnya makalah ini karena : 1. Ingin mengetahui apa yang dimaksud Islam dan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan agama Islam. 3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 4. Menambah kepustakaan. C. Rumusan Masalah 1. Kedudukan akal dan wahyu dalam Islam. 2. Klasifikasi ilmu dalam Islam. 3. Kewajiban menuntut ilmu. D. Manfaat Manfaat yang dapat kami petik dalam pembuatan makalah ini : 1. Menambah ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang Agama Islam. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran masalah Islam dan ilmu pengetahuan khususnya untuk mahasiswa dan mahasiswi.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Kedudukan Akal dan Wahyu a. Pengertian Akal Kata akal sudah menjadi kata Indonesia, berasal dari kata Arab al-‘Aql ( ,(العـقـل yang dalam bentuk kata benda. Al-Qur’an hanya membawa bentuk kata kerjanya ‘aqaluuh ( عـقـلوه ) dalam 1 ayat, ta’qiluun ( 24 (تعـقـلون ayat, na’qil ( 1 (نعـقـل ayat, ya’qiluha ( 1 (يعـقـلها ayat dan ya’qiluun ( 22 (يعـقـلون ayat, kata-kata itu datang dalam arti faham dan mengerti. Maka dapat diambil arti bahwa akal adalah peralatan manusia yang memiliki fungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuanya sangat luas. b. Fungsi Akal Akal mempunyai banyak fungsi antara lain : 1. Sebagai tolak ukur antara kebaikan dan keburukan. 2. Sebagai alat untuk menemukan solusi ketika permasalahan datang. 3. Sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan cara tingkah laku yang benar. c. Kekuatan Akal Kekuatan akal antara lain : 1. Mengetahui Tuhan dan sifat-sifatnya. 2. Mengetahui adanya hidup dan akhirat. 3. Mengetahui bahwa kebahagiaan jiwa di akherat bergantung pada mengenal Tuhan dan berbuat baik, sedangkan kesengsaraan di akherat adalah bergantung pada tidak mengenal Tuhan dan berbuat jahat. 4. Mengetahui wajibnya manusia berbuat baik dan wajibnya ia menjahui perbuatan jahat untuk kebahagiaan di akherat. 5. Membuat hukum-hukum tentang kewajiban-kewajiban itu. d. Pengertian Wahyu Kata wahyu berasal dari kata arab الوحي , dan al-wahy adalah kata asli Arab dan bukan pinjaman dari bahasa asing, yang berarti suara, api, dan kecepatan.[1] Dan ketika Al-Wahyu berbentuk masdar memiliki dua arti yaitu tersembunyi dan cepat. oleh sebab itu wahyu sering disebut sebuah pemberitahuan tersembunyi dan cepat kepada seseorang yang terpilih tanpa seorangpun yang mengetahuinya. Sedangkan ketika berbentuk maf’ul wahyu Allah terhada Nabi-NabiNYA ini
  • 4. sering disebut Kalam Allah yang diberikan kepada Nabi. Menurut Muhammad Abduh dalam Risalatut Tauhid berpendapat bahwa wahyu adalah pengetahuan yang di dapatkan oleh seseorang dalam dirinya sendiri disertai keyakinan bahwa semua itu datang dari Allah SWT, baik melalui pelantara maupun tanpa pelantara. Baik menjelma seperti suara yang masuk dalam telinga ataupun lainya. 4 e. Fungsi Wahyu Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksud memberi informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima kasih kepada Tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan di terima manusia di akhirat. Sebenarnya wahyu secara tidak langsung adalah senjata yang diberikan Allah kepada nabi-nabiNya untuk melindungi diri dan pengikutnya dari ancaman orang-orang yang tak menyukai keberadaanya. Dan sebagai bukti bahwa beliau adalah utusan sang pencipta yaitu Allah SWT. f. Kekuatan Wahyu Memang sulit saat ini membuktikan jika wahyu memiliki kekuatan, tetapi kita tidak mampu mengelak sejarah wahyu ada, oleh karna itu wahyu diyakini memiliki kekuatan karena beberapa faktor antara lain: 1) Wahyu ada karena izin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah. 2) Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. 3) Membuat suatu keyakinan pada diri manusia. 4) Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib. 5) Wahyu turun melalui para ucapan nabi-nabi. B. Klasifikasi Ilmu dalam Islam Akal menjadi faktor utama yang melahirkan pengetahuan, baik yang dilahirkan dalam diri manusia sendiri, maupun pengetahuan yang datang dari Tuhan. Berdasarkan dua macam sumber tersebut, para ahli membuat klasifikasi ilmu yang sesuai dengan kehendak ajaran Islam. Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu dalam empat sistem sebagai berikut : 1. Pembagian ilmu atas dasar teoritis dan praktis Ilmu teoritis adalah ilmu yang diketahui sebagaimana adanya. Sedangkan ilmu praktis adalah tindakan-tindakan manusia yang bertujuan untuk mencari aktifitas kodusif manusia untuk kesejahteraannya di dunia dan akherat.
  • 5. 5 2. Pembagian atas dasar yang dihadirkan dan dicapai Pembagian ini didasarkan atas perbedaan paling mendasar berkenaan dengan cara-cara mengetahui. Pengetahuan yang dihadirkan bersifat langsung,serta merta,supra rasional,intuitif, dan kontemplatif. Ilmu semacam ini disebut ilmu laduuni (pengetahuan dari yang tinggi) dan ilmu mukasyafah (pengetahuan menangkap misteri Illahi). Pengetahuan yang dicapai atau pengetahuan perolehan bersifat tidak langsung, rasional, logis dan diskursif. Pengetahuan yang dihadirkan lebih unggul daripada pengetahuan yang dicapai karena terbebas dari kesalahan dan keraguan. Pengetahuan kategori ini jugfa memberikan kepastian tertinggi mengenai kebenaran-kebenaran spiritual. 3. Pembagian atas dasar religius dan intelektual Ilmu religius adalah ilmu yang diperoleh nabi-nabi dan tidak hadir pada mereka melalui akal. Sedangkan ilmu-ilmu intelektual adalah ilmu yang diperoleh melalui itelek manusia. 4. Pembagian atas dasar kewajiban individu (fardu ain), dan kewajiban umat (fardhu kiffayah). Topik ini mula diberi perhatian oleh Imam al-Ghazali setelah beliau mendapati sebagian daripada ilmuan Islam dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti ilmu kalam [tawhid], fiqh, tasawuf, tafsir dan hadist bercanggah pendapat tentang bidang-bidang ilmu yang wajib dikuasai oleh setiap individu Islam. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad (s.a.w) yang bermaksud “Menuntut ilmu adalah fardhu yang diwajibkan ke atas setiap individu Islam”. Imam al-Ghazali menimbulkan persoalan tentang ilmu; adakah menuntut ilmu itu fardhu ‘ain ataupun fardhu kifayah atas individu Islam ? Berpandukan persoalan tersebut Imam al-Ghazali telah mengkalsifikasikan ilmu kepada dua bagian utama yaitu : a) Ilmu Mu‘amalah. Ilmu mu‘amalah dimaksudkan sebagai suatu ilmu yang diperolehi manusia melalui utusan Allah, akal [pembelajaran], pengalaman dan pendengaran. Pada asasnya ilmu tersebut [mu‘amalah] tiada sebarang perbedaan melainkan menerusi nama-nama khas yang dberikan kepadanya seperti ilmu fardhu ‘ain dan ilmu fardhu kifayah oleh para ilmuan Islam. Ilmu mu‘amalah menurut beliau terbagi kepada dua bagian yaitu : 1- Ilmu fardhu ‘ain.
  • 6. Ilmu fardhu ‘ain secara ringkas dimaksudkan sebagai ilmu tentang asas-asas agama Islam seperti mengucap syahadah, menunaikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa dan menunaikan fardhu haji bagi yang berkemampuan. Ia merupakan suatu ilmu yang wajib dituntut oleh setiap individu Islam kerana menerusi ilmu pengetahuan tersebut individu Islam dapat melaksanakan segala tuntutan yang ditaklifkan samada berbentuk iktikad [kepercayaan], melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya. Ilmu fardhu ‘ain hanya diperolehi menerusi utusan Allah iaitu para rasulNya. 6 2- Ilmu fardhu kifayah. Ilmu fardhu kifayah menurut ajaran Islam merupakan suatu ilmu yang perlu dikuasai oleh sebahagian manusia yang mendiami sesebuah kawasan, daerah atau negeri. Hukum mempelajari ilmu fardhu kifayah berubah menjadi fardhu ‘ain apabila tiada seseorang pun di sesebuah kawasan, daerah atau negeri mengetahui tentang sesuatu ilmu seperti ilmu perubatan, pertanian, pembinaan, pengiraan dan sebagainya. Ilmu fardhu kifayah juga dimaksudkan sebagai ilmu yang berhubung kait dengan kehidupan sosial. Ilmu tersebut terbahagi kepada tiga bahagian iaitu : i) Terpuji Ilmu terpuji adalah ilmu yang bermanfaat kepada kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Menurut Imam al-Ghazali ilmu terpuji merangkumi dua kategori iaitu : a) Ilmu syariah. Ilmu syariah hanya dapat diperolehi menerusi utusan Allah atau dalam kata lain ilmu yang tak tercapai oleh akal, pengalaman dan pendengaran untuk mengetahuinya seperti ilmu tentang hari kiamat. b) Ilmu umum. Ilmu umum pula mampu diperolehi manusia menerusi akal (pembelajaran), pengalaman dan pendengaran seperti ilmu bahasa dan ilmu perubatan. ii) Harus. Ilmu yang harus dipelajari oleh manusia adalah seperti ilmu- ilmu kesusasteraan, sejarah dan sebagainya. iii) Tercela. Ilmu tercela merupakan ilmu yang dilarang kepada manusia untuk mempelajarinya seperti ilmu sihir dan sebagainya. b) Ilmu Mukasyafah. Ilmu mukasyafah merupakan suatu ilmu yang hanya diperolehi oleh manusia menerusi ilham yang diberikan oleh Allah kepadanya setelah melalui peringkat-peringkat tertentu dalam amalannya. Ilmu ini lebih dikenali di kalangan ahli-ahli tasawuf sebagai ilmu ladunni. Pembagian ilmu-ilmu tersebut adalah berdasarkan kepada pemerhatian Imam al-Ghazali tentang : a) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada manusia dari segi penggunaanya seperti ilmu bahasa.
  • 7. b) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada kehidupan beragama 7 manusia. c) Sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada kehidupan manusia di dunia seperti ilmu perobatan dan pengiraan. d) Sejauh manakah kesan ilmu-ilmu tersebut dalam memberi ilmu pengetahuan dan keseronokan kepada manusia seperti ilmu kesusasteraan dan ilmu sejarah. Menurut Imam al-Ghazali dasarnya sesuatu ilmu tidak tercela sehingga ilmu tersebut : 1- Mendatangkan kemudaratan ke atas diri orang yang mempelajarinya serta orang lain. 2- Mendatangkan lebih banyak kemudaratan kepada penuntutnya. 3- Tidak memberikan sebarang faedah kepada penuntutnya maupun orang lain. Berdasarkan kepada klasifikasi ilmu yang diberikan oleh Imam al-Ghazali ilmu fardhu ‘ain merupakan ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu Islam. Manakala lain-lain ilmu adalah berdasarkan kepada sejauh manakah ilmu-ilmu tersebut bermanfaat kepada kehidupan individu ataupun masyarakat di dunia dan di akhirat. C. Kewajiban Menuntut Ilmu Di dalam Islam, menuntut ilmu itu wajib hukumnya, sebagaimana Nabi bersabda. “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.” (HR.Bukhari). Ditambah lagi dalam firman Allah “Ilmu membuat seseorang jadi mulia, baik di hadapan manusia juga di hadapan-Nya”.Selain itu Allah juga menegaskan bahwa akan mengangkat derajat orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Seperti di bawah ini ” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11). Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9). Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits yang berhubungan dengan menuntut ilmu. Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar لَ لتلرَلَلِ ملل الالفْر لا لاَلَ: بُُْاُ لُْْ رماْلَ لا للْ طرل رفَِْل اللرلَ بلالل رماْرَ الرْلُْطُ الالق لُرسَ اُِْْرعَ رُ ىلللو ل لْوُ ر لاََق لُبْلرلطيللال رحلل رر رماْرَ رِطلَطرلتل لحُْاُ Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar). Penjelasan Hadits:
  • 8. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan para malaikat turut bergembira. Agama Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu, ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah saw. mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar:9). “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11). 8 Menuntut ilmu itu pahalanya begitu besar: “Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penunutu ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat. (Dari hadits yang panjang riwayat Muslim) “Barangsiapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam sabilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi, hasan) “Barangsiap menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim) “Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia dalam (masalah) dan (agama).” (HR.Bukhari) Dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu yang bermanfaat. Yang bukan hanya benar, tapi juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan dapat memberi kebahagiaan bagi kita, keluarga, dan masyarakat baik di dunia mau pun di akhirat. Rasulullah saw bersabda: “Apabila anak cucu adam itu wafat, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakan orangtuanya.” (HR.Muslim, dari Abu Hurairah ra) Allah berfirman, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat (ilmu dan hikmah) Allah. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (QS Lukman [31] : 27) Bagaimana dengan orang yang selalu mengamalkan ilmunya? “Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya, serta penghuni langit dan bumi, hingga semut yang ada pada lubangnya, dan ikan hiu yang ada di lautan akan membacakan shalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (Merupakan bagian dari hadits Abu Umamah di atas.). Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengajar orang lain kepada suatu petunjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melaksanakan petunjuk itu, tanpa mengurangi pahala mereka sama sekali.”Nabi bersabda, ”Barangsiapa mengamalkan apa-apa yang ia ketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya, dan Allah akan menolong dia dalam amalan nya sehingga ia mendapatkan surga. Dan barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka ia tersesat oleh ilmunya itu. Dan Allah tidak menolong dia dalam amalannya sehingga ia akan mendapatkan neraka“.
  • 9. Banyak to keutamaan mencari ilmu dengan manfaat mengamalkan ilmu. Terus bagaimana selengekan pada awal notes ini? Bagaimana seharusnya niat yang ada didalam hati dalam mencari ilmu? Dalam Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al Ghazali menulis sebagai berikut : “Wahai, hamba Allah yang rajin menuntut ilmu.Jika kalian menuntut ilmu, hendaknya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata-mata. Di samping itu, juga dengan niat karena melaksanakan kewajiban karena menuntut ilmu wajib hukumnya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki maupun perempuan” [HR Ibnu Abdul barr]. Janganlah sekali-kali engkau menuntut ilmu dengan maksud untuk bermegah-megahan, sombong, berbantah-bantahan, menandingi dan mengalahkan orang lain (lawan bicara), atau supaya orang mengagumimu. Jangan pula engkau menuntut ilmu untuk dijadikan sarana mengumpulkan harta benda kekayaan duniawi. Yang demikian itu berarti merusak agama dan mudah membinasakan dirimu sendiri. Nabi SAW mencegah hal seperti itu dengan sabdanya. “Barangsiapa menuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya, kecuali hanya untuk Mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya surga pada hari kiamat. ” [HR Abu Dawud]. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu, maka baginya neraka…neraka.” [HR Tirmidzi & Ibnu Majah]. Terkait dengan harta : Jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang mana yang lebih utama antara Ilmu dengan harta : ” Ilmu lebih utama daripada harta, Ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah pusaka Karun, Sadad, Fir’aun, dan lain-lain.” ” Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu itu menjagamu sedangkan harta malah engkau yang harus menjaganya.” ” Harta itu bila engkau tasarrufkan (berikan) menjadi berkurang, sebaliknya ilmu jika engkau tasarrufkan malahan bertambah.” ” Pemilik harta disebut dengan nama bakhil (kikir) dan buruk, tetapi pemilik ilmu disebut dengan nama keagungan dan kemuliaan. ” Pemilik harta itu musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak.” ” Ilmu lebih utama daripada harta, karena diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab, sedangkan orang berilmu akan memperoleh safa’at.” ” Harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tidak akan rusak dan musnah walau ditimbun zaman.” ” Harta membuat hati seseorang menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya.” ” Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat harta yang dimilikinya, sedang orang yang berilmu justru mengaku sebagai hamba karena ilmunya.” Lalu, apakah semua ilmu akan mendapatkan balasan luar biasa seperti diatas? Tidak. Hanyalah ilmu yang bermanfaatlah yang mendapatkan ini semua. Apa sih ilmu yang bermanfaat? “Ya, Rabbi. apakah ilmu yang bermanfaat itu ? ” tanya Nabi Daud. 9
  • 10. “Ialah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui keluhuran, keagungan, kebesaran, dan kesempurnaan kekuasaan-Ku atas segala sesuatu.Inilah yang mendekatkan engkau kepada- Ku.” Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ar Rabi-i’, Rasulullah SAW bersabda, “Tuntutlah ilmu. Sesungguhnya, menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla, sedangkan Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya didunia dan akhirat.”Oleh karena itu, Rasulullah SAW pernah memohon dalam doanya, “Allaahumma inni a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’u”.‘Ya, Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.’ Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah SWT Memberi wahyu kepada Nabi Dawud a.s. Firman-Nya, “Wahai, Dawud. Pelajarilah olehmu ilmu yang bermanfaat.” Itulah sedikit hal yang perlu diperhatikan dalam menjadi pencari ilmu. Baik sebagai penyemangat dan menjadi ilmu buat kedepan. 10
  • 11. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Itulah sedikit hal yang perlu diperhatikan dalam menjadi pencari ilmu. Baik sebagai penyemangat dan menjadi ilmu buat kedepan. Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang menyebabkan kita semakin dapat mengenal Allah, yang dapat kita amalkan, yang membuat kita rendah hati serta terhindar dari sifat takabur. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang haus akan ilmu yang bermanfaat yang akan berguna bagi kita di dunia dan di akhirat. Amin. B. Saran Sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang baik dan berbudi luhur, maka kita sebagai para pencari ilmu hendaknya mencari ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk di dunia maupun di akhirat. Dimanapun kita berada, apapun yang kita kerjakan hendaknya disertai dengan niat yang baik semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad Daud, Prof, S.H., Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 1997 Suryana, Toto, Drs, M.Pd., Pendidikan Agama Islam, Bandung, Tiga Mutiara, 1997 Asa-2009.blogspot.com Galuhe.wordpress.com Pendiislami.tripod.com Hikmah-kata.blogspot.com/2012/09/hadist-tentang- ilmu-pengetahuan.html