SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Scenario
Wanita usia 32 tahun seorang sosialita datang ke klinik dengan keluhan
gigi – gigi depannya berubah warna menjadi kecoklatan. Pasien ingin melakukan
perawatan pemutihan gigi. Dari anamnesis diketahui pasien merupakan perokok
dan punya kebiasaan minum kopi dua gelas sehari.
Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, dan
24 serta gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, dan 44 berwarna kecoklatan dan pada sisi
palatal dan lingual tampak stain hampir di seluruh permukaan. Gigi 32 tampak
berwarna kehitaman dengan restorasi resin komposit pada bagian lingual.
Pemeriksaan radiograf pada gigi 32 tampak gigi pasca PSA dengan obturasi
hermetis. Dokter gigi kemudian melakukan perawatan pendahuluan untuk stain
dan peratan bleaching pada pasien.
Key word: Stain, Bleaching, Discoloration
B. Latar Belakang Masalah
1. What the etiology discoloration?
2. What is connection the pasien drink the coffee with stain?
3. What is connection after PSA with discoloration?
4. Why in scenario just in anterior teeth? why in the posterior not stain?
5. How the teeth change color (mechanism color change)?
6. Why teeth 32 change the color black?
7. What is definition of bleaching?
8. What is indication and contraindication bleaching?
9. What kind of material for bleaching?
10. What the standart operational procedur from bleaching?
11. What are preliminary treatment for stain?
12. Why the dentist do preliminary treatment stain before bleaching treatment?
13. What is different technique bleaching and labial veneer?
14. What case for bleaching and labial veneer?
BAB II
PEMBAHASAN
Stain merupakan deposit berpigmen pada permukaan gigi. Diskolorisasi
adalah secara umum merupakan perubahan warna pada gigi. Perubahan warna
yang disebabkan karena faktor ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi enamel gigi
dapat disebabkan oleh penodaan(staining), penuaan (aging), dan oleh bahan-bahan
kimia. Disamping staining, ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna gigi
setiap orang. Genetik juga berperan. Beberapa orang mempunyai enamel yang
lebih cerah daripada yang lainnya. Penyakit juga dapat menjadi faktor dan
perawatan dapat menyebabkan diskolorasi dari gigi.
Penyebab Perubahan Warna Gigi
Ada dua faktor penyebab perubahan warna gigi yaitu diskolorisasi
ekstrinsik dan diskolorisasi intrinsik. Penyebab perubahan warna gigi yang lain
adalah diskolorisasi karena proses penuaan.
Diskolorisasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya
disebabkan kebiasaan minum minuman berwarna yang berkepanjangan seperti
teh, kopi atau sirup yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai
hitam. Perawatan bleaching dapat menjadi perawatan yang efektif untuk kasus ini.
Faktor kebiasaan pasien tersebut harus dikurangi agar warna gigi yang sudah
dirawat bleaching dapat bertahan lebih lama. Perubahan warna gigi dapat juga
disebabkan penggunaan obat kumur klorheksidin, tetapi mekanisme terjadinya
sangat kompleks, bervariasi tergantung pada kepekaan setiap individu dan
konsentrsi klorheksidin yang digunakan.
Diskolorisasi intrinsik adalah perubahan warna yang mengenai bagian
dalam struktur gigi selama masa pertumbuhan gigi dan umumnya perubahan
warna terjadi di dalam dentin sehingga relatif sulit dirawat secara eksternal.
Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan noda-noda yang timbul
akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber lokal maupun sistemik.
Faktor lokal penyebab perubahan warna intrinsik sesudah gigi erupsi dapat
disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi,
dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar
dan pengaruh bahan-bahan restorasi.
Minum teh secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh.
Karena teh mengandung flour sekira 90-350 mg yang diperlukan dalam menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Namun, siapa kira ternyata teh juga bisa merusak gigi. Di
antara sekian banyak jenis minuman, teh termasuk paling banyak dikonsumsi
masyarakat, bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Namun,
meminum teh secara terus-menerus ternyata dapat menyebabkan perubahan warna
pada gigi, yaitu gigi berubah warna menjadi kekuningan.
Gigi dapat mengalami perubahan warna menjadi abu-abu, kuning atau
cokelat kehitaman dikarenakan banyak faktor, baik faktor dari luar tubuh
(ekstrinsik) maupun dari dalam tubuh (intrinsik). Penyebab umum diskolorasi
ekstrinsik ini adalah kopi, teh, pewarna makanan buatan, anggur, berri,
mengunyah tembakau, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna
kecokelatan pada gigi yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang
panjang. Sedangkan diskolorasi intrinsic, terjadi pada saat pembentukan struktur
gigi. Contoh ekstrem adalah pemakai obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi
semasa pertumbuhan gigi pada anak-anak berumur di bawah delapan tahun atau
semasa dalam kandungan ibunya. Bila terkena obat ini selama proses
pembentukan struktur gigi, maka akan menyebabkan gigi berubah warna menjadi
cokelat sampai abu-abu pada seluruh struktur gigi. Tergantung seberapa parah
efek yang terjadi akibat dari tetrasiklin tersebut.
Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas
aman, kadar fluoride yang diperbolehkan adalah 800-1.000 ppm. Akan tetapi,
pada anak sebaiknya sekira 200-300 ppm. Gigi nonvital atau gigi mati akibat
trauma, misalnya pernah jatuh atau terkena benda keras dapat menyebabkan gigi
menjadi kehitaman. Hal ini disebabkan darah yang keluar dari pembuluh darah
pulpa teroksidasi, kemudian masuk ke saluran-saluran sangat kecil pada gigi yang
disebut tubuli dentalis dan akhirnya terjadi perubahan warna pada gigi.
Seperti sudah disinggung di atas bahwa diskolorasi yang disebabkan asap
rokok, makanan, ataupun minuman dapat mudah dibersihkan. Alasannya, hanya
terdapat permukaan gigi dan tidak sampai mempengaruhi struktur dentin. Pada
kasus tersebut dapat diatasi dengan aplikasi TSR atau tooth stain remover.
Namun, pada kasus yang sudah melibatkan jaringan di dalam gigi (dentin dan
email), maka perawatannya harus dilakukan dengan bahan-bahan kimia tertentu.
Perubahan Warna menurut Grossman
Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan
sebagai ekstrinsik atau intrinsik.
Perubahan Warna Ekstrinsik
Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan
biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi
menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan
dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda
logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran
Nasmyth pada anak-anak.
Perubahan Warna Intrinsik
Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh
noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan
atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin,
yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email.
Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi
misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi
yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.
Penyebab Perubahan Warna Gigi menurut Walton
Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahn warna dapat terjadi
pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna
gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan
pewarnaan iatrogenik.
Penyebab Noda Alamiah
Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan
gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau
berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau
karena cedera trauma.
Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut :
1. Pulpa nekrosis
Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin
dan mewarnai dentin di sekitarnya.
2. Perdarahan intrapulpa
Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan
lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke
dalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin
lama makin meningkat.
3. Metamorfosis kalsium
Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar
pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi
berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan.
Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai
akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan
optik dalam email.
4. Defek perkembangan
Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.
1) Fluorosis endemik
Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan
kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan
terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan
menyerap warna di dalam rongga mulut.
2) Obat-obatan sistemik
Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi
dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang
menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin,
menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua.
Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur
pasien saat meminum obat.
3) Defek dalam pembentukan gigi
Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa
hipoplasia atau hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan.
4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain:
a. Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas.
Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan
mewarnai gigi.
b. Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan
perubahan warna beebentuk pita pada email.
c. Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi
susu atau gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan
atau kecoklatan.
d. Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan,
merupakan kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi.
Penyebab Perubahan Warna Iatrogenik
Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat
disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang
kedokteran gigi.
Perubahan Warna Gigi karena Perawatan Endodontik
Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh
beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :
1. Bahan obturasi
Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah
semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan
komponen logam.
2. Sisa-sisa jaringan pulpa
Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam
tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.
3. Obat-obatan intra kanal
Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi,
misalnya obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam
waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan
menyebabkan
perubahan warna gigi.
Perubahan Warna Gigi karena Restorasi Korona
Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton &
Torabinejab,1996):
1. Restorasi logam
Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap
dapat
mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.
2. Restorasi komposit
Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan
warna gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan
kimia yang mewarnai dentin
Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya local
seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan
diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email/
dentin seperti stain tetracyclin yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat
ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses
nekrosis dapat dihilangkan.
Pada nekrosis pulpa, noda yang terjadi secara alamiah atau terjadi saat atau
setelah email/ dentin terbentuk kadang akibat cedera traumatik. Adanya iritasi
mekanis, bakteri maupun kimiawi yang menyebabkan penumpukan produk
nekrosis di dalam tubulus dentin dan perubahan warna ini dapat diputihkan secara
bleaching internal dengan hasil yang baik. Perdarahan Intrapulpa, akibat trauma
pada gigi dapat menyebabkan terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi
lisis sel darah merah.
Defek perkembangan dapat mengakibatkan perubahan warna gigi karena
adanya kerusakan saat perkembangan gigi atau bahan yang berikatan dengan
email/dentin saat pembentukan gigi, misal adanya fluorosis endemik. Pada gigi
yang porous dan terjadi perubahan warna, pemutihan gigi dapat dilakukan secara
eksternal.
Perubahan warna Iatrogenik merupakan perubahan warna akibat
penggunaan bahan-bahan kimia untuk perawatan gigi, misalnya material obturasi
pada kamar pulpa yang tidak bersih, sisa jaringan pulpa saat ekstirpasi, obat-obat
intrakanal golongan fenol dapat penetrasi ke dentin secara perlahan, adanya
restorasi korona, adanya tumpatan amalgam sulit diputihkan dan pada komposit
dapat dilakukan restorasi ulang.
Perawatan diskolorisasi
Bleaching
Bleaching adalah suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi pada gigi
yang telah mengalami perubahan warna (diskolorisasi) dengan menggunakan
bahan oksidator atau reduktor yang bertujuan untuk mengembalikan faktor
estetika. Kandungan bahan pemutih gigi diantaranya hidrogen peroksida, piroson
(H 2 O2 30% dalam eter), natrium perborat, karbamid peroksida serta natrium
peroksiborat monohidrat.
Perubahan warna yang terjadi dapat diakibatkan oleh perdarahan karena
trauma, preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik, obat-obatan sterilisasi
saluran akar, bahan pengisi saluran akar, maupun penggunaan bahan tumpatan.
Teknik Bleaching
1. Teknik gigi non vital (internal)
Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik
termokatalitik atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan
mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin.
a. Teknik Walking Bleach
Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta
campuran superoxol dan sodium perborat dalam kamar pulpa.
Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan
permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingiva dan
pemasangan rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari
iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar,
keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa
dibersihkan, beri basis 2 mm diatas guttap, menghilangkan
smearlayer dengan menggunakan EDTA, pembilasan dengan
sodium hipoklorit & air, mengeringkan kavitas, masukkan
pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang mengandung
superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement/ IRM, pasien
kembali 3 sampai 7 hari.
b. Teknik Termokatalitik
Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas.
Caranya dengan meletakkan bahan oksidator Hidrogen
Peroksida dalam kamar pulpa dan dipanaskan dengan
menggunakan lampu atau alat yang dipanaskan atau alat
pemanas listrik hingga menghasilkan oksigen bebas yang aktif.
Prosedur yang dilakukan meliputi, persiapan sama dengan
teknik walking bleach, sepotong kapas diletakkan pada labial
dan lainnya pada kamar pulpa, kapas dibasahi superoxol, diberi
pencahayaan hingga 6,5 menit, larutan ditambahkan lagi kapas
dengan Superoxol / Sodium Perborat, ditumpat sampai
kunjungan lagi.
Labial Veneer
Labial veneer merupakan suatu perawatan untuk melapisi bagian labial saja.
digunakan pada gigi anterior. Secara umum ada 2 teknik, yaitu :
1. Direct
Bahannya dari composit, keuntungannya mudah dimanipulasi
2. Indirect
Bahan yang biasa digunakan adalah porcelein, keuntungannya
dilakukan pengasaran pada permukaan
Kedua teknik diatas meupakan kontraindikasi yang memiliki kebiasaan merokok,
minum kopi, teh dan kebiasaan lainnya seperti bruxism.
Indikasi penggunaan labial veneer:
1. Restorasi fasial estetik pada gigi yang mengalami perubahan warna
2. Restorasi gigi pada karies luas
3. Restorasi gigi akibat fraktur
4. Restorasi gigi karena malformasi gigi
5. Splinting
Kontraindikasi penggunaan labial veneer:
1. Celah interdental yang besar
2. OH buruk
3. Bruxism
KESIMPULAN
Diskolorisasi gigi merupakan suatu masalah estetik yang tidak
mengakibatkan suatu peradangan pada gingival. diskolorisasi gigi secara umum
dibedakan menjadi 2 (dua) menurut penyebabnya, yaitu diskolorisasi intrinsik dan
ekstrinsik.
Diskolorisasi ektrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya
berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi
cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan
minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda
logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran
Nasmyth pada anak-anak. sedangkan diskolorisasi intrinsik pewarnaan gigi yang
diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya
adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi
misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar
karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan
periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah
selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.
Perawatan untuk mengembalikan warna gigi kembali natural dapat
dilakukan dengan bleaching ataupun labial veneer. dimana dokter gigi harus
mengetahui etiologi dari diskolorisasi gigi pada pasien untuk menentukan
perawatan selanjutnya.
Konsep Mapping
labial veneer
extrinsic
preliminary
treatment
bleaching
intrinsic
mechanism
discoloration
Daftar Isi
1. Anusavice, K.J., DeFreest, C.F., Ferracane, J., Mackert, J.R., Marek, M., et
all. 2004. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, edisi 10. Jakarta
: EGC.
2. Ingle. J.L.,Bakland.L.2008. Endodontic.ed 6. BC Decker
3. Sundoro, edi hartini. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
4. www.usu.ac.id
5. www.ui.ac.id

More Related Content

What's hot

Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
RSIGM
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
rizkyautama
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
RSIGM
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
RSIGM
 

What's hot (20)

Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Pulp capping fix
Pulp capping fixPulp capping fix
Pulp capping fix
 
Resorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis GigiResorbsi Fisiologis Gigi
Resorbsi Fisiologis Gigi
 
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
Klasifikasi Mount dan Hume -Sidang-
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
Resorpsi akar
Resorpsi akar Resorpsi akar
Resorpsi akar
 
perawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akutperawatan penyakit gingiva akut
perawatan penyakit gingiva akut
 
Intrakoronal (tugas gtc)
Intrakoronal (tugas gtc)Intrakoronal (tugas gtc)
Intrakoronal (tugas gtc)
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Pulpitis
PulpitisPulpitis
Pulpitis
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 

Viewers also liked (11)

Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children) Displacement tooth (traumatic injury on children)
Displacement tooth (traumatic injury on children)
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 
Ceramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sdCeramah gigi untuk murid sd
Ceramah gigi untuk murid sd
 
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remajaPenyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
Penyuluhan kesehatan gigi & mulut utk remaja
 
Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan Gigi dan MulutKesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan Gigi dan Mulut
 
Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]Power point -gigi[1]
Power point -gigi[1]
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Bab i

Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Pebrian Prestya
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
askep33
 

Similar to Bab i (20)

Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptxTEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
TEKNIK MODIFIKASI UNTUK PEMUTIHAN GIGI NONVITAL PPT.pptx
 
Makalah Karies Gigi
Makalah Karies GigiMakalah Karies Gigi
Makalah Karies Gigi
 
ppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptxppt-pelatihan-kader.pptx
ppt-pelatihan-kader.pptx
 
Karies dan gingivitis
Karies dan gingivitisKaries dan gingivitis
Karies dan gingivitis
 
Penyuluhan gigi.pptx
Penyuluhan gigi.pptxPenyuluhan gigi.pptx
Penyuluhan gigi.pptx
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
 
Laeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulutLaeflet perawatan gigi dan mulut
Laeflet perawatan gigi dan mulut
 
DESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docxDESENSITASI new.docx
DESENSITASI new.docx
 
Penyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan MulutPenyakit Gigi dan Mulut
Penyakit Gigi dan Mulut
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.pptpenyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
penyakit gigi dan mulut prolanis.ppt
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Scenario Wanita usia 32 tahun seorang sosialita datang ke klinik dengan keluhan gigi – gigi depannya berubah warna menjadi kecoklatan. Pasien ingin melakukan perawatan pemutihan gigi. Dari anamnesis diketahui pasien merupakan perokok dan punya kebiasaan minum kopi dua gelas sehari. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, dan 24 serta gigi 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, dan 44 berwarna kecoklatan dan pada sisi palatal dan lingual tampak stain hampir di seluruh permukaan. Gigi 32 tampak berwarna kehitaman dengan restorasi resin komposit pada bagian lingual. Pemeriksaan radiograf pada gigi 32 tampak gigi pasca PSA dengan obturasi hermetis. Dokter gigi kemudian melakukan perawatan pendahuluan untuk stain dan peratan bleaching pada pasien. Key word: Stain, Bleaching, Discoloration B. Latar Belakang Masalah 1. What the etiology discoloration? 2. What is connection the pasien drink the coffee with stain? 3. What is connection after PSA with discoloration? 4. Why in scenario just in anterior teeth? why in the posterior not stain? 5. How the teeth change color (mechanism color change)? 6. Why teeth 32 change the color black? 7. What is definition of bleaching? 8. What is indication and contraindication bleaching? 9. What kind of material for bleaching?
  • 2. 10. What the standart operational procedur from bleaching? 11. What are preliminary treatment for stain? 12. Why the dentist do preliminary treatment stain before bleaching treatment? 13. What is different technique bleaching and labial veneer? 14. What case for bleaching and labial veneer?
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Stain merupakan deposit berpigmen pada permukaan gigi. Diskolorisasi adalah secara umum merupakan perubahan warna pada gigi. Perubahan warna yang disebabkan karena faktor ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi enamel gigi dapat disebabkan oleh penodaan(staining), penuaan (aging), dan oleh bahan-bahan kimia. Disamping staining, ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna gigi setiap orang. Genetik juga berperan. Beberapa orang mempunyai enamel yang lebih cerah daripada yang lainnya. Penyakit juga dapat menjadi faktor dan perawatan dapat menyebabkan diskolorasi dari gigi. Penyebab Perubahan Warna Gigi Ada dua faktor penyebab perubahan warna gigi yaitu diskolorisasi ekstrinsik dan diskolorisasi intrinsik. Penyebab perubahan warna gigi yang lain adalah diskolorisasi karena proses penuaan. Diskolorisasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya disebabkan kebiasaan minum minuman berwarna yang berkepanjangan seperti teh, kopi atau sirup yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai hitam. Perawatan bleaching dapat menjadi perawatan yang efektif untuk kasus ini. Faktor kebiasaan pasien tersebut harus dikurangi agar warna gigi yang sudah dirawat bleaching dapat bertahan lebih lama. Perubahan warna gigi dapat juga disebabkan penggunaan obat kumur klorheksidin, tetapi mekanisme terjadinya sangat kompleks, bervariasi tergantung pada kepekaan setiap individu dan konsentrsi klorheksidin yang digunakan.
  • 4. Diskolorisasi intrinsik adalah perubahan warna yang mengenai bagian dalam struktur gigi selama masa pertumbuhan gigi dan umumnya perubahan warna terjadi di dalam dentin sehingga relatif sulit dirawat secara eksternal. Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan noda-noda yang timbul akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber lokal maupun sistemik. Faktor lokal penyebab perubahan warna intrinsik sesudah gigi erupsi dapat disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi, dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar dan pengaruh bahan-bahan restorasi. Minum teh secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Karena teh mengandung flour sekira 90-350 mg yang diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Namun, siapa kira ternyata teh juga bisa merusak gigi. Di antara sekian banyak jenis minuman, teh termasuk paling banyak dikonsumsi masyarakat, bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Namun, meminum teh secara terus-menerus ternyata dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, yaitu gigi berubah warna menjadi kekuningan. Gigi dapat mengalami perubahan warna menjadi abu-abu, kuning atau cokelat kehitaman dikarenakan banyak faktor, baik faktor dari luar tubuh (ekstrinsik) maupun dari dalam tubuh (intrinsik). Penyebab umum diskolorasi ekstrinsik ini adalah kopi, teh, pewarna makanan buatan, anggur, berri, mengunyah tembakau, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna kecokelatan pada gigi yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan diskolorasi intrinsic, terjadi pada saat pembentukan struktur gigi. Contoh ekstrem adalah pemakai obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi semasa pertumbuhan gigi pada anak-anak berumur di bawah delapan tahun atau semasa dalam kandungan ibunya. Bila terkena obat ini selama proses pembentukan struktur gigi, maka akan menyebabkan gigi berubah warna menjadi cokelat sampai abu-abu pada seluruh struktur gigi. Tergantung seberapa parah efek yang terjadi akibat dari tetrasiklin tersebut. Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas aman, kadar fluoride yang diperbolehkan adalah 800-1.000 ppm. Akan tetapi,
  • 5. pada anak sebaiknya sekira 200-300 ppm. Gigi nonvital atau gigi mati akibat trauma, misalnya pernah jatuh atau terkena benda keras dapat menyebabkan gigi menjadi kehitaman. Hal ini disebabkan darah yang keluar dari pembuluh darah pulpa teroksidasi, kemudian masuk ke saluran-saluran sangat kecil pada gigi yang disebut tubuli dentalis dan akhirnya terjadi perubahan warna pada gigi. Seperti sudah disinggung di atas bahwa diskolorasi yang disebabkan asap rokok, makanan, ataupun minuman dapat mudah dibersihkan. Alasannya, hanya terdapat permukaan gigi dan tidak sampai mempengaruhi struktur dentin. Pada kasus tersebut dapat diatasi dengan aplikasi TSR atau tooth stain remover. Namun, pada kasus yang sudah melibatkan jaringan di dalam gigi (dentin dan email), maka perawatannya harus dilakukan dengan bahan-bahan kimia tertentu. Perubahan Warna menurut Grossman Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik atau intrinsik. Perubahan Warna Ekstrinsik Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak. Perubahan Warna Intrinsik Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.
  • 6. Penyebab Perubahan Warna Gigi menurut Walton Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahn warna dapat terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik. Penyebab Noda Alamiah Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cedera trauma. Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut : 1. Pulpa nekrosis Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin dan mewarnai dentin di sekitarnya. 2. Perdarahan intrapulpa Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama makin meningkat. 3. Metamorfosis kalsium Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam email. 4. Defek perkembangan Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi. 1) Fluorosis endemik Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan
  • 7. terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut. 2) Obat-obatan sistemik Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat. 3) Defek dalam pembentukan gigi Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia atau hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan. 4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain: a. Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan mewarnai gigi. b. Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna beebentuk pita pada email. c. Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi susu atau gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. d. Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, merupakan kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi. Penyebab Perubahan Warna Iatrogenik Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi. Perubahan Warna Gigi karena Perawatan Endodontik Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :
  • 8. 1. Bahan obturasi Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam. 2. Sisa-sisa jaringan pulpa Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan. 3. Obat-obatan intra kanal Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi. Perubahan Warna Gigi karena Restorasi Korona Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton & Torabinejab,1996): 1. Restorasi logam Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap. 2. Restorasi komposit Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya local seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email/ dentin seperti stain tetracyclin yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses nekrosis dapat dihilangkan.
  • 9. Pada nekrosis pulpa, noda yang terjadi secara alamiah atau terjadi saat atau setelah email/ dentin terbentuk kadang akibat cedera traumatik. Adanya iritasi mekanis, bakteri maupun kimiawi yang menyebabkan penumpukan produk nekrosis di dalam tubulus dentin dan perubahan warna ini dapat diputihkan secara bleaching internal dengan hasil yang baik. Perdarahan Intrapulpa, akibat trauma pada gigi dapat menyebabkan terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi lisis sel darah merah. Defek perkembangan dapat mengakibatkan perubahan warna gigi karena adanya kerusakan saat perkembangan gigi atau bahan yang berikatan dengan email/dentin saat pembentukan gigi, misal adanya fluorosis endemik. Pada gigi yang porous dan terjadi perubahan warna, pemutihan gigi dapat dilakukan secara eksternal. Perubahan warna Iatrogenik merupakan perubahan warna akibat penggunaan bahan-bahan kimia untuk perawatan gigi, misalnya material obturasi pada kamar pulpa yang tidak bersih, sisa jaringan pulpa saat ekstirpasi, obat-obat intrakanal golongan fenol dapat penetrasi ke dentin secara perlahan, adanya restorasi korona, adanya tumpatan amalgam sulit diputihkan dan pada komposit dapat dilakukan restorasi ulang. Perawatan diskolorisasi Bleaching Bleaching adalah suatu tindakan perawatan gigi secara kimiawi pada gigi yang telah mengalami perubahan warna (diskolorisasi) dengan menggunakan bahan oksidator atau reduktor yang bertujuan untuk mengembalikan faktor estetika. Kandungan bahan pemutih gigi diantaranya hidrogen peroksida, piroson (H 2 O2 30% dalam eter), natrium perborat, karbamid peroksida serta natrium peroksiborat monohidrat.
  • 10. Perubahan warna yang terjadi dapat diakibatkan oleh perdarahan karena trauma, preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik, obat-obatan sterilisasi saluran akar, bahan pengisi saluran akar, maupun penggunaan bahan tumpatan. Teknik Bleaching 1. Teknik gigi non vital (internal) Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik termokatalitik atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin. a. Teknik Walking Bleach Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta campuran superoxol dan sodium perborat dalam kamar pulpa. Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingiva dan pemasangan rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar, keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa dibersihkan, beri basis 2 mm diatas guttap, menghilangkan smearlayer dengan menggunakan EDTA, pembilasan dengan sodium hipoklorit & air, mengeringkan kavitas, masukkan pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang mengandung superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement/ IRM, pasien kembali 3 sampai 7 hari. b. Teknik Termokatalitik Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas. Caranya dengan meletakkan bahan oksidator Hidrogen Peroksida dalam kamar pulpa dan dipanaskan dengan menggunakan lampu atau alat yang dipanaskan atau alat pemanas listrik hingga menghasilkan oksigen bebas yang aktif. Prosedur yang dilakukan meliputi, persiapan sama dengan teknik walking bleach, sepotong kapas diletakkan pada labial
  • 11. dan lainnya pada kamar pulpa, kapas dibasahi superoxol, diberi pencahayaan hingga 6,5 menit, larutan ditambahkan lagi kapas dengan Superoxol / Sodium Perborat, ditumpat sampai kunjungan lagi. Labial Veneer Labial veneer merupakan suatu perawatan untuk melapisi bagian labial saja. digunakan pada gigi anterior. Secara umum ada 2 teknik, yaitu : 1. Direct Bahannya dari composit, keuntungannya mudah dimanipulasi 2. Indirect Bahan yang biasa digunakan adalah porcelein, keuntungannya dilakukan pengasaran pada permukaan Kedua teknik diatas meupakan kontraindikasi yang memiliki kebiasaan merokok, minum kopi, teh dan kebiasaan lainnya seperti bruxism. Indikasi penggunaan labial veneer: 1. Restorasi fasial estetik pada gigi yang mengalami perubahan warna 2. Restorasi gigi pada karies luas 3. Restorasi gigi akibat fraktur 4. Restorasi gigi karena malformasi gigi 5. Splinting Kontraindikasi penggunaan labial veneer: 1. Celah interdental yang besar 2. OH buruk 3. Bruxism
  • 12. KESIMPULAN Diskolorisasi gigi merupakan suatu masalah estetik yang tidak mengakibatkan suatu peradangan pada gingival. diskolorisasi gigi secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) menurut penyebabnya, yaitu diskolorisasi intrinsik dan ekstrinsik. Diskolorisasi ektrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak. sedangkan diskolorisasi intrinsik pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis. Perawatan untuk mengembalikan warna gigi kembali natural dapat dilakukan dengan bleaching ataupun labial veneer. dimana dokter gigi harus mengetahui etiologi dari diskolorisasi gigi pada pasien untuk menentukan perawatan selanjutnya.
  • 14. Daftar Isi 1. Anusavice, K.J., DeFreest, C.F., Ferracane, J., Mackert, J.R., Marek, M., et all. 2004. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, edisi 10. Jakarta : EGC. 2. Ingle. J.L.,Bakland.L.2008. Endodontic.ed 6. BC Decker 3. Sundoro, edi hartini. 2005. Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 4. www.usu.ac.id 5. www.ui.ac.id