SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Manajemen Terpadu
Balita Sakit
MODUL
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2
BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
SUGIJATI
Dwi Estuning Rahayu
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
KEGIATAN BELAJAR 2
Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak
Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Kegiatan
Belajar 2
Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak
Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun
Tujuan Pembelajaran Umum
	 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda dapat melakukan penilaian dan
klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun berdasarkan gejala yang ditemukan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menanyakan kepada ibu mengenai 4 keluhan utama pada anak
2.	 Melakukan penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan
3.	 Melakukan penilaian dan klasifikasi diare
4.	 Melakukan penilaian dan klasifikasi demam
5.	 Melakukan penilaian dan klasifikasi masalah telinga
1.	 Keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
2.	 Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan
3.	 Penilaian dan klasifikasi diare
4.	 Penilaian dan klasifikasi demam
5.	 Penilaian dan klasifikasi masalah telinga
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	 Setelah Anda memahami tentang cara menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang
dihadapi anaknya dan memeriksa tanda bahaya umum selanjutnya Anda akan mempelajari
tentang cara melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama
dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.
A.	 Keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
	 Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.
Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda
mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai
empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak :
1.	 Batuk atau sukar bernapas.
2.	 Diare.
3.	 Demam.
4.	 Masalah telinga.
	 Apabila ada keluhan utama: lakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan
keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.
B.	 Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan
1.	 Menilai batuk atau sukar bernapas.
Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai tentang:
a.	 Sudah berapa lama anak batuk atau sukar bernapas.
b.	 Napas cepat.
c.	 Tarikan dinding dada ke dalam.
d.	 Stridor.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
	 Dibawah ini adalah kotak dalam kolom “Penilaian” yang berisi langkah-langkah untuk menilai
seorang anak dengan batuk atau sukar bernapas.
TANYAKAN KELUHAN UTAMA :
APAKAH ANAK MENDERITA BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ?BILA YA..
TANYAKAN:
Berapa lama?
LIHAT, DENGAR :
•	 Hitung napas dalam 1 menit
•	 Perhatikan, adakah tarikan dinding dada ke
dalam
•	 Dengar adanya stridor	
ANAK HARUS
TENANG
2.	 Tanyakan adanya batuk atau sukar bernapas pada SEMUA anak sakit
a.	 TANYA: Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?
•	 “Sukar bernapas” adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya
dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakanbahwa anaknya bernapas “cepat”
atau “berbunyi” atau “terputus-putus.”
•	 Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Anda anak itu batuk atau
sukar bernapas.Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak
lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas.
Selanjutnya tanyakan tentang keluhan utama berikutnya. • Jika jawabnya YA, ajukan
pertanyaan berikut ini :
b.	 TANYA: Sudah berapa lama?
•	 Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita
batuk kronis.
•	 Kemungkinan ini adalah tanda TBC, asma, batuk rejan atau penyakit lain.
•	 HITUNG frekuensi napas dalam satu menit.
•	 Hitung frekuensi napas anak itu dalam satu menit
•	 untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Anda
akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap
tenang. Jika anak sedang tidur, jangan dibangunkan.Jika anak takut, menangis atau
marah, Anda tidak dapat menghitung napas anak dengan tepat.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
3.	 Menghitung frekuensi napas
	 Untuk menghitung napas dalam satu menit:
a.	 Menghitung napas dalam satu menit
Terdapat tiga cara yang benar dalam menghitung frekuensi napas:
•	 Gunakan timer yang berbunyi setelah satu menit (60 detik). Hitunglah napas anak
selama satu menit.
•	 Memakai jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa meminta bantuan orang lain
untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Anda bisa sepenuhnya mengamati
pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lainyang bisa membantu,buatlah posisi
jam sedemikian sehingga Anda bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak
pernapasan anak.
•	 Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai
ke batas napas cepat (sesuai umur), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan
anak normal, maka Anda akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit.
b.	 Amati gerakan napas pada dada atau perut anak itu.
Biasanya Anda dapat melihat gerakan napasnya meskipun pakaiannya tidak dibuka.
Jika Anda tidak dapat melihat gerakan napas dengan jelas, mintalah ibu membuka baju
anak. Jika Anda tidak yakin akan hitungan napas dalam 1 menit (misalnya jika anak terus
bergerak dan sulit untuk memperhatikan dadanya atau jika anak menangis), ulangi
penghitungan.
Batas napas cepat tergantung pada umur anak.
Jika umur anak: Anak itu dikatakan bernapas cepat jika :
2 sampai 12 bulan Frekuensi napas : 50 kali per menit atau lebih.
12 bulan sampai 5 tahun Frekuensi napas : 40 kali per menit atau lebih.
c.	 LIHAT tarikan dinding dada ke dalam.
Jika Anda tidak membuka baju anak pada saat Anda menghitung napas, ibu diminta
membukanya sekarang.Lihat apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu
MENARIK napas.Perhatikan dada bagian bawah (rusuk terbawah).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
1).	Anak dikatakan mempunyai tarikan dinding dada ke dalam jika dinding dada bagian
bawah MASUK ke dalam ketika anak MENARIK napas. Pada pernapasan normal,
seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak KELUAR ketika anak
MENARIK napas. Jika ada tarikan dinding dada ke dalam, berarti dinding dada bagian
bawah akan MASUK ke dalam apabila anak MENARIK napas.
2).	Jika Anda tidak yakin ada tarikan dinding dada ke dalam, periksa lagi.Jika tubuh
anak tertekuk di pinggangnya, ibu diminta mengganti posisi anaknya sehingga anak
berbaring lurus di pangkuannya.Jika Anda masih tetap tidak melihat dinding dada
bawah MASUK ke dalam pada saat anak MENARIK napas, maka dikatakan anak itu
tidak terdapat tarikan dinding dada ke dalam.
3).	Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar-benar ada jika terlihat dengan jelas
dan berlangsung setiap waktu.Jika Anda melihat dinding dada anak itu tertarik ke
dalam hanya pada saat anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat
tarikan dinding dada ke dalam.
4).	Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk pada saat anak
menarik napas (yang juga disebut tarikan interkostal atau retraksi interkostal), berarti
anak tidak mengalami tarikan dinding dada ke dalam.Pada pemeriksaan ini, tarikan
dinding dada ke dalam adalah tarikan dinding dada bawah. Disini tidak termasuk
tarikan interkostal.
4.	 DENGAR ADANYA STRIDOR.
Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak MENARIK napas.
	 Dekatkan telinga Anda ke mulut anak karena adakalanya stridor sulit didengar. Kadang-
kadang Anda mendengar suara basah jika hidung anak tersumbat.Bersihkan hidung dan
	 Stridor adalah bunyi yang kasar yang
terdengar pada saat anak MENARIK napas.
Stridor terjadi apabila ada pembengkakan
pada laring, trakhea atau epiglottis, sehingga
menyebabkan sumbatan yang menghalangi
masuknya udara ke dalam paru dan dapat
mengancam jiwa anak.Anak yang menderita
stridor pada saat tenang, menunjukkan suatu
keadaan yang berbahaya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
dengarkan lagi. Anda mungkin akan mendengar suara nyaring “wheezing” pada saat anak
MENGELUARKAN napas. Ini bukan stridor.
5.	 KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS.
	 Gejala dan Klasifikasi penyakit tercantum pada bagan dibawah ini Anda juga dapat
memilih dengan cepat pengobatan yang tepat.Tergantung kombinasi keluhan dan gejala,
maka anak diklasifikasikan dalam salah satu lajur. Jadi, seorang anak diklasifikasikan hanya
sekali dalam satu tabel klasifikasi.
Ada tiga kemungkinan klasifikasi bagi anak dengan batuk atau sukar bernapas:
GEJALA KLASIFIKASI
• Ada tanda bahaya umum atau
• Tarikan dinding dada ke dalam atau
• Stridor
PNEUMONIA BERAT atau
PENYAKIT SANGAT BERAT
Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda pneumonia
atau penyakit sangat berat.
BATUK :
BUKAN PNEUMONIA
6.	 Cara menggunakan tabel klasifikasi :
	 Setelah Anda menilai gejala-gejala utama dan gejala lain yang berkaitan, kemudian klasifi-
kasikan penyakit anak. Dalam tiap tabel klasifikasi, anak hanya termasuk dalam satu klasifikasi.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda yang ada pada lebih dari satu lajur, pilih selalu klasifikasi
yang lebih berat .
Berikut ini adalah contoh klasifikasi batuk atau sukar bernapas:
a.	 Seorang anak dengan batuk, hanya mempunyai gejala napas cepat, maka klasifikasi anak
ini adalah PNEUMONIA.
GEJALA KLASIFIKASI
• Ada tanda bahaya umum atau
• Tarikan dinding dada ke dalam atau
• Stridor
PNEUMONIA BERAT atau
PENYAKIT SANGAT BERAT
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda pneumonia
atau penyakit sangat berat.
BATUK :
BUKAN PNEUMONIA
b.	 Seorang anak dengan batuk, menunjukkan tanda bahaya umum dan bernapas cepat.
Klasifikasikan anak ini dalam klasifikasi yang paling berat - PNEUMONIA BERAT ATAU
PENYAKIT SANGAT BERAT
GEJALA KLASIFIKASI
•	 Ada tanda bahaya umum atau Tarikan
dinding dada ke dalam atau Stridor
PNEUMONIA BERAT atau
PENYAKIT SANGAT BERAT
Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda pneumonia
atau penyakit sangat berat.
BATUK : BUKAN PNEUMONIA
Berikut ini adalah gambaran mengenai tiap klasifikasi batuk atau sukar bernapas.
7.	 PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
Anak dengan batuk atau sukar bernapas dan mempunyai salah satu tanda-tanda berikut
ini ” tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam atau stridor” diklasifikasikan
sebagai PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT (bronkhiolitis, batuk rejan
atau asma).
Tarikan dinding dada ke dalam mungkin merupakan satu-satunya tanda pneumonia
berat.Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam mempunyai risiko kematian akibat
pneumonia yang lebih besar daripada anak yang bernapas cepat dan tidak mempunyai
tarikan dinding dada ke dalam.
a.	 PNEUMONIA
Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang bernapas cepat dan tidak ada tanda-tanda
yang ada pada lajur merah muda, diklasifikasikan sebagai menderita PNEUMONIA.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
b.	 BATUK : BUKAN PNEUMONIA
	 Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang tidak menunjukkan tanda bahaya umum,
tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada stridor dan tidak ada napas cepat,
diklasifikasikan sebagai: BATUK : BUKAN PNEUMONIA
C.	 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE
	 Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya diare, tetapi apakah Anda juga tahu
bagaimana menilai dan mengklasifikannya/ Untuk lebih jelasnya pelajari ulasan berikut.
Biasanya ibu tahu jika anaknya menderita diare.
	 Mereka dapat mengatakan bahwa berak anaknya encer atau cair.Ibu bisa saja menggunakan
istilah local untuk diare. Bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya beraknya lembek; ini bukan
diare. Ibu yang menyusui bayinya dapat mengenal diare karena konsistensi dan frekuensi berak
anaknya tidak normal.
1.	 APA SAJA JENIS DIARE ?
2.	 MENILAI DIARE
Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :
a.	 Berapa lama anak menderita diare.
b.	 Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disenteri.
c.	 Adakah tanda-tanda dehidrasi.
	 Sebagian besar diare yang menyebabkan
dehidrasi berat adalah diare karena kolera.Jika
diare berlangsung selama 14 hari atau lebih,
disebut DIARE PERSISTEN. Sekitar 20% dari
diare akan berlanjut menjadi diare persisten
yang seringkali menyebabkan kurang gizi dan
kematian. Diare dengan darah dalam tinja,
dengan atau tanpa lendir, disebut DISENTERI.
Pada umumnya disenteri disebabkan oleh
Shigela.Disenteri amuba biasanya tidak
terjadi pada anak kecil.Seorang anak bisa saja
sekaligus menderita diare cair dan disenteri.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
Apakah anak menderita diare ?
JIKA YA,
TANYAKAN :
•	 Sudah berapa lama ?
•	 Adakah darah dalam tinja ?
LIHAT dan RABA :
Lihat keadaan umum anak , Apakah :
•	 Letargis atau tidak sadar ?
•	 Gelisah dan rewel / mudah marah?
»» Lihat apakah matanya cekung ?
»» Beri anak minum. Apakah anak :
•	 Tidak bisa minum atau malasminum ?
•	 Haus, minum dengan lahap ?
•	 Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor.
Apakah kembalinya :
»» Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ?
»» Lambat ?
3.	 Tanyakan tentang diare pada SEMUA anak:
a.	 TANYA : Apakah anak menderita diare?
Gunakan istilah untuk diare yang dimengerti oleh ibu. Jika ibu menjawab TIDAK, Anda
tidak perlu memeriksa anak itu untuk gejala diare.Tanyakan keluhan utama berikutnya,
demam.Jika ibu menjawab YA, catat jawabannya.Kemudian lakukan penilaian untuk
tanda-tanda dehidrasi, diare persisten dan disentri.
b.	 TANYA : Sudah berapa lama?
Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.Beri waktu yang cukup
kepada ibu untuk menjawab pertanyaan Anda.Ia mungkin perlu waktu untuk mengingat
kembali jumlah hari yang tepat.
c.	 TANYA : Adakah darah dalam tinja?
Tanyakan apakah ibu pernah melihat darah dalam tinja anaknya selama episode diare
ini. Selanjutnya, periksa tanda-tanda dehidrasi.
d.	 LIHAT keadaan umum anak.
Apakah anak letargis atau tidak sadar? Gelisah atau rewel? Pada saat Anda memeriksa
tanda bahaya umum, Anda sudah melihat apakah anak letargis atau tidak sadar.Ingatlah
untuk menggunakan tanda bahaya umum ini apabila Anda mengklasifikasikan diare
anak itu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
e.	 LIHAT apakah matanya cekung.
	 Jika tubuh anak kehilangan cairan, mata akan kelihatan cekung. Tentukan apakah menurut
Anda mata anak cekung. Kemudian tanyakan kepada ibu apakah menurut ibu, mata anak
kelihatan lain dari biasanya. Pendapat ibu dapat membantu Anda memastikan bahwa mata
anak cekung.
Catatan :
	 Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus (yaitu, jika ia
menderita marasmus), matanya mungkin selalu kelihatan cekung, meskipun anak tidak
menderita dehidrasi. Meskipun mata cekung kurang dapat diandalkan pada anak yang sangat
kurus, tetaplah gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.
4.	 BERI anak minum.
a.	 Apakah anak tidak bisa minum atau malas minum?minum dengan lahap, haus? Mintalah
ibu untuk memberi air dari cangkir atau sendok.
b.	 Perhatikan anak ketika minum.
•	 Anak tidak bisa minum jika ia tidak dapat memasukkan cairan ke dalam mulutnya
dan menelannya,
•	 Anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu. Ia mungkin
dapat menelan apabila cairan dimasukkan ke dalam mulutnya.
•	 Anak minum dengan lahap, haus jika jelas bahwa anak itu berusaha meraih cangkir
atau sendok ketika Anda memberi air kepadanya dan minum dengan rakus. Apabila
air disingkirkan, amati apakah anak akan merajuk karena ingin minum lagi.’
5.	 CUBIT kulit perut anak.
Apakah kembalinya: sangat lambat (lebih dari 2 detik)? Atau lambat?Ibu diminta meletakkan
anak di atas meja periksa pada posisi telentang dengan lengan di samping (tidak di atas
kepalanya) dan kaki lurus. Anda juga bisa meminta ibu untuk menelentangkan anak pada
pangkuannya. Cari daerah pada perut anak di tengah antara pusar dan sisi perutnya. Cubit
kulit anak dengan ibu jari dan jari telunjuk . Jangan menggunakan ujung jari, karena akan
menimbulkan rasa sakit. Lipatan kulit yang dicubit harus sejajar dengan tubuh anak dari
atas ke bawah dan tidak melintang tubuh anak.Angkat semua lapisan kulit dan jaringan
di bawahnya dengan mantap.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
Cubit kulit perut anak, kemudian lepaskan. Ketika Anda melepaskan kulit itu, amati dan lihat
apakah kulit yang dicubit itu kembali lagi dengan :
•	 Sangat lambat (lebih dari 2 detik).
•	 Lambat.
•	 Segera.
	 Jika kulit tetap terangkat tinggi dalam waktu lebih dari 2 detik setelah dilepaskan, berarti
cubitan kulit kembali sangat lambat. Jika kulit tetap terangkat tinggi, walaupun hanya sebentar
(kurang dari 2 detik) setelah dilepaskan, berarti cubitan kulit kembali dengan lambat.
Catatan:
	 Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus, cubitan kulit mungkin
akan kembali dengan lambat meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Sebaliknya, anak yang
terlalu gemuk atau anak dengan edema, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan segera
meskipun anak menderita dehidrasi. Meskipun cubitan kulit perut kurang dapat diandalkan pada
anakanak ini, tetap gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak.
6.	 KLASIFIKASI DIARE
Ada tiga klasifikasi untuk diare.
1).	Semua anak dengan diare diklasifikasikan menurut derajat dehidrasinya.
2).	Jika anak menderita diare selama 14 hari atau lebih, klasifikasikan juga anak untuk
	 diare persisten.
3).	Jika ada darah dalam tinjanya, klasifikasikan juga untuk disenteri.
Mencubit kulit dapat
membantu menunjukan bahwa
anak mengalami indikasi
kekurangan gizi/dehidras
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
a.	 Klasifikasi Dehidrasi
		 Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk dehidrasi pada anak dengan diare:
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
•	 Letargis atau tidak sadar.
•	 Mata cekung.
•	 Tidak bisa minum atau malas minum.
•	 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
DIARE
DEHIDRASI
BERAT
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
•	 Gelisah, rewel / mudah marah.
•	 Mata cekung.
•	 Haus, minum dengan lahap.
•	 Cubitan kulit perut kembali lambat.
DIARE
DEHIDRASI
RINGAN/
SEDANG
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/
sedang.
DIARE
TANPA
DEHIDRASI
1).	Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, klasifikasikan anak sebagai DIARE
DEHIDRASI BERAT.
2).	Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, lihat lajur kedua. Jika ada dua atau
lebih tanda pada lajur kedua ini, klasifikasikan anak sebagai DIARE DEHIDRASI RINGAN/
SEDANG.
3).	Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kedua, klasifikasikan anak sebagai DIARE
TANPA DEHIDRASI.
4).	Jika Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tidak
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
CONTOH :
	 Riani anak perempuan, umur 4 bulan dibawa ke klinik karena diare selama 5 hari.Ia tidak
menunjukkan tanda bahaya umum dan tidak batuk. Petugas menilai diare anak.
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
•	 Letargis atau tidak sadar.
•	 Mata cekung.
•	 Tidak bisa minum atau malas minum.
•	 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
DIARE
DEHIDRASI
BERAT
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut :
•	 Gelisah, rewel / mudah marah.
•	 Mata cekung.
•	 Haus, minum dengan lahap.
•	 Cubitan kulit perut kembali lambat.
DIARE DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai diare dehidrasi berat atau ringan /
sedang.
DIARE
TANPA
DEHIDRASI
Riani tidak menunjukkan dua tanda dari lajur pertama, berarti ia tidak menderita DIARE
DEHIDRASI BERAT. Riani menunjukkan dua tanda dari lajur kedua, sehingga klasifikasi dehidrasi
anak ini adalah : DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG.
b.	 Klasifikasi Diare Persisten
Setelah Anda mengklasifikasikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten
jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih.
Ada dua klasifikasi untuk diare persisten
Ada dehidrasi 	 DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi 	DIARE PERSISTEN
•	 DIARE PERSISTEN BERAT
Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi
berat atau ringan/sedang, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN BERAT.
•	 DIARE PERSISTEN
Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-
tanda dehidrasi, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN.
c.	 Klasifikasi Disenteri
Darah dalam tinja DISENTERI
Catatan :
Seorang anak dengan diare mungkin mempunyai satu atau lebih klasifikasi untuk diare..
Catat semua klasifikasi diare anak itu pada kolom Klasifikasi dalam Formulir Pencatatan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Misalnya, anak ini diklasifikasikan sebagai menderita DIARE TANPA DEHIDRASI dan
DISENTERI. Cara petugas kesehatan mencatat klasifikasinya sebagai berikut :
APAKAH ANAK DIARE ? Ya √ Tidak ____
•	 Sudah berapa lama? 5 hari
•	 Lihat keadaan umum anak.
Apakah anak:
Letargis atau tidak sadar
Gelisah atau rewel?
Diare
Tanpa Dehidrasi
* Adakah darah dalam tinja?
•	 Lihat apakah matanya cekung ?
•	 Beri anak minum. Apakah anak:
Disentri
Anak bisa minum atau malas minum?
* Haus, minum dengan lahap?
* Cubit kulit perut. Apakah kembalinya:
Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ?
Lambat?
D.	 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM
Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit
berat lainnya.Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi
virus lainnya.
1.	 MALARIA
	 Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum.Demam
merupakan tanda utama malaria.Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul
dengan jarak waktu yang teratur. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan
tanda-tanda penyakit lainnya.
	 Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian
utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam
waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria berat adalah malaria dengan
komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Anak dapat meninggal jika tidak
segera diobati.
a.	 Menentukan daerah risiko malaria:
	 Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak dengan demam, Anda harus mengetahui
risiko malaria di daerah Anda bekerja.Anda dapat menanyakan kepada penanggung jawab
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
program pengendalian malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat tentang
tingkat risiko malaria.Pemeriksaan darah malaria secara cepat (RDT- Rapid Diagnostic Test).
Pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnotik cepat, praktis dan tepat.
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metode imunokromatografi, dalam bentuk dipstik.Tes ini digunakan sebagai alternatif
pemeriksaan mikroskopik malaria, untuk tersangka penderita malaria di daerah endemis,
kejadian luar biasa dan daerah terpencil.Disamping itu pemeriksaan mikroskopis tetap
harus dilakukan untuk penilaian lebih lanjut pengobatan.RDT yang digunakan saat ini dapat
menentukan apakah penyebabnya Plasmodium falsiparum atau Vivax atau gabungan.
Catatan:
Pengertian bebas malaria atau tanpa risiko malaria, bukan berarti bahwa di
daerah tersebut tidak ada kasus malaria. Mungkin saja terdapat kasus malaria
import (dari daerah lain), akan tetapi bukan merupakan kasus indigenous.
2.	 CAMPAK
	 Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak.
Campak sangat menular.Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6
bulan.Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit.Pada umumnya kasus terjadi
pada anak berumur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Kepadatan penduduk dan perumahan
yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan
oleh virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit
campak.Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.
Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus, antara lain :
•	 Diare.
•	 Pneumonia.
•	 Luka di mulut.
•	 Infeksi telinga.
•	 Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan).
	 Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus.Seorang anak dengan ensefalitis
mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.
Campak ikut menyebabkan kurang gizi karena menyebabkan diare, demam tinggi dan luka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
pada mulut.Masalah-masalah ini mempengaruhi pemberian makan. Anak-anak yang kurang
gizi, khususnya yang kekurangan vitamin A, cenderung menderita komplikasi berat akibat
campak.Oleh karena itu, penting sekali menganjurkan ibu untuk terus memberi makan
kepada anaknya yang sakit campak.
3.	 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) atau DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
	 DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.DBD disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang
oleh nyamuk Aedes albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari.Demam tinggi dan perdarahan
merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 s/d 7 hari, lemah, gelisah,
nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue
Shock Syndrome).
	 Perdarahan biasanya dapat berupa bintik perdarahan di kulit (petekie) akibat pecahnya
pembuluh darah halus pada kaki dan tangan, aksila, tubuh dan wajah yang timbul pada
permulaan demam.
	 Uji Torniket yang positif atau kecenderungan untuk memar akibat tekanan bisa ditemukan
pada penderita DBD. Perdarahan dari gusi, hidung dan saluran pencernaan agak jarang
ditemui, akan tetapi merupakan tanda yang serius.
4.	 MENILAI DEMAN
Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika anak tersebut :
•	 Mempunyai riwayat demam, ATAU
•	 Teraba panas, ATAU
•	 Suhu aksilarnya 37.5 0C atau lebih.
	 Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko). Jika risiko malaria di daerah
itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan :
•	 Apakah anak berkunjung ke luar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana?
•	 Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah.
Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut :
•	 Sudah berapa lama anak itu demam.
•	 Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari
•	 Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir.
•	 Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
•	 Apakah ada kaku kuduk.
•	 Apakah ada Pilek.
•	 Lihat adanya tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah 	
satu dari: batuk, pilek atau mata merah. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau
dalam 3 bulan terakhir, periksa adanya gejala komplikasi campak, yaitu : luka di mulut,
nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari,
periksa adanya gejala kearah DBD yaitu perdarahan dari hidung, gusi, bintik perdarahan
di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu hati atau gelisah dan tanda-tanda
syok.
Kotak berikut ini berisi langkah-langkah untuk menilai anak dengan demam.
Kotak terdiri dari tiga bagian:
1.	 •Bagian atas kotak (di atas garis putus-putus pertama) menjelaskan cara memeriksa
anak untuk tanda- tanda malaria, campak, meningitis dan sebab-sebab lain dari demam.
2.	 Bagian tengah kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk komplikasi
campak jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir.
3.	 Bagian akhir kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk gejala DBD.Penilaian untuk
DBD, hanya dilakukan jika demam 2 sampai 7 hari.
1. Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi, Rendah atau Tanpa Risiko
2. Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan :
•	 Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir?
•	 Jika Ya, tentukan daerah Risiko Malaria tempat yang dikunjungi.
3. Ambil sediaan darah : (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko Malaria)
•	 Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir, ATAU
•	 Periksa mikroskopis darah, jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
KEMUDIAN TANYAKAN :
•	 Sudah berapa lama anak demam ?__ hari.
Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi
setiap hari?
•	 Apakah anak pernah mendapat Anti
Malaria dalam 2 minggu terakhir?
•	 Apakah anak menderita Campak dalam 3
•	 bulan terakhir?
LIHAT DAN RABA
•	 Lihat dan raba adanya kaku
kuduk
•	 Lihat adanya pilek lihat
adanya tanda-tanda
CAMPAK
•	 Ruam kemerahan
di kulit yang
menyeluruh dan
•	 Terdapat salah
satu gejala berikut
Batuk, pilek atau mata
merah
Jika anak sakit Campak saat ini atau dalam 3
bulan terakhir :
•	 Lihat adakah luka di mulut
•	 Jika ya, apakah dalam atau
luas? Lihat adakah nanah
keluar dari mata?
•	 Lihat adakah kekeruhan
pada kornea.
Klasifikasi Demam untuk Demam Berdarah Dengue jika demam 2 s/d 7 hari
•	 Apakah demam mendadak tinggi dan
Terus menerus ?
•	 Apakah ada bintik merah di kulit atau
•	 Perdarahan dari hidung atau gusi ?
•	 Apakah anak muntah? Jika Ya:
- Apakah sering?
- Apakah muntah dengan darah atau
seperti kopi?
•	 Apakah berak berwarna hitam?
•	 Adakah nyeri ulu hati atau anak gelisah?
•	 Perhatikan tanda-tanda
syok: Ujung ekstremitas
teraba dingin dan nadi
sangat lemah / tidak teraba.
•	 Lihat adanya perdarahan
dari hidung atau gusi.
•	 Lihat adanya bintik
perdarahan di kulit (petekie)
•	 Jika sedikit dan tak ada
gejala lain dari DBD, lakukan
uji Torniket, jika mungkin.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
5.	 Tanyakan atau ukur suhu badan semua anak sakit.
TANYA : Apakah anak demam?
	 Periksa untuk mengetahui apakah anak mempunyai riwayat demam, teraba panas atau
suhu badannya 37.5 0C atau lebih. Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita
demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam.
Gunakan istilah untuk “demam” yang dimengerti oleh ibu.Raba perut atau bawah ketiak
anak dan tentukan apakah anak demam.
	 Jika suhu badan anak belum diukur dan Anda mempunyai termometer, ukur suhu badan
anak.Anak dikatakan demam, bila suhu badan ³ 37.5°C.
	 Apabila anak tidak demam, beri tanda (√) pada kata TIDAK pada Formulir Pencatatan.
Tidak perlu memeriksa anak untuk tanda yang berhubungan dengan demam. Tanyakan
tentang keluhan utama berikutnya, masalah telinga. Jika ibu mengatakan anak demam,
meskipun saat ini suhu badannya tidak 37.5 °C atau lebih atau tidak teraba panas, lakukan
penilaian selanjutnya yang berhubungan dengan demam.
	 Riwayat demam sudah cukup untuk menilai anak untuk demam.Tiap anak dengan
demam, perlu dinilai untuk malaria dan campak.Anak-anak dengan demam 2 hari sampai
dengan 7 hari, juga harus dinilai untuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
6.	 TENTUKAN Risiko Malaria : tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria
	 Tentukan apakah risiko malarianya tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.
Jika Anda bekerja di daerah risiko rendah malaria atau tanpa risiko malaria, tanyakan :
Apakah anak itu pergi keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, kemana?
Tentukan kembali daerah risiko malaria sebagai rendah atau tinggi.
Lingkari risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria) pada Formulir Pencatatan.
Anda akan menggunakan informasi ini untuk mengklasifikasikan demam anak.
a.	 TANYA : Sudah berapa lama? Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap
hari?
	 Tanyakan kepada ibu berapa lama anaknya demam.Jika demam sudah lebih dari
7 hari, tanyakan apakah demam terus menerus setiap hari. Sebagian besar demam
yang disebabkan oleh virus, akan menghilang dalam beberapa hari. Demam tiap
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
hari selama lebih dari 7 hari dapat berarti bahwa anak menderita penyakit yang
lebih berat, seperti demam tifoid.Rujuk anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.
b.	 TANYA : Apakah anak pernah mendapat obat anti-malaria dalam 2 minggu terakhir?
	 Perlu ditanyakan riwayat pemberian obat anti-malaria selama 2 minggu terakhir.Jika
sudah pernah, maka penanganan anak dengan demam untuk malaria, dilakukan seperti
kunjungan ulang.
c.	 TANYA : Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir?
	 Campak merusak sistim kekebalan anak sehingga anak mempunyai risiko terhadap
infeksi lain selama beberapa minggu. Anak dengan demam dan riwayat campak dalam 3
bulan terakhir mungkin menderita infeksi karena komplikasi campak seperti infeksi mata.
d.	 AMATI dan / atau RABA adanya kaku kuduk.
	 Anak dengan demam dan kaku kuduk mungkin menderita meningitis.Seorang anak
dengan meningitis membutuhkan pengobatan segera dengan suntikan antibiotik dan
rujukan ke Rumah Sakit. Ketika Anda sedang berbicara dengan ibu selama pemeriksaan,
amati apakah anak menggerakkan dan menundukkan lehernya dengan mudah pada saat
ia melihat sekelilingnya. Jika anak bisa menggerakkan dan menundukkan lehernya, berarti
tidak ada kaku kuduk.
e.	 AMATI apakah anak pilek
	 Pilek pada seorang anak dengan demam dapat berarti bahwa anak itu selesma.Jika anak
pilek, tanyakan kepada ibu apakah anak pilek karena penyakitnya sekarang ini.Bila ibu tidak
yakin, tanyakan untuk mengetahui apakah ini pilek yang akut atau kronis.Apabila risiko
malaria rendah, anak demam dan pilek tidak membutuhkan obat antimalaria.Demam anak
ini mungkin karena selesma biasa.
f.	 AMATI gejala yang mengarah ke CAMPAK.
	 Periksa anak dengan demam untuk melihat apakah ada gejala yang mengarah ke campak.
Cari apakah ada ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari gejala berikut ini:
batuk, pilek atau mata merah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
7.	 Ruam kemerahan yang menyeluruh (rash).
	 Pada campak, ruam kemerahan mulai di belakang telinga dan di leher dan menyebar
ke wajah.Hari berikutnya, menyebar ke bagian lain dari tubuh, lengan dan kaki.Setelah 4
sampai 5 hari, ruam mulai menghilang dan kulit mungkin terkelupas.Pada anak dengan
infeksi berat mungkin lebih banyak ruam yang tersebar di seluruh tubuhnya.Ruam ini makin
gelap warnanya (coklat tua atau kehitam-hitaman) dan makin banyak kulit terkelupas.
Ruam campak tidak mempunyai vesikel atau pustul dan tidak gatal.Jangan kacaukan ruam
campak dengan ruam lainnya yang biasa terjadi pada anak-anak seperti cacar air, kudis atau
biang keringat.Ruam cacar air adalah ruam yang menyeluruh dengan vesikel.
Kudis terjadi pada tangan, kaki, pergelangan, siku, pantat dan ketiak dan terasa gatal.Biang
keringat bisa menyeluruh dengan bisul atau vesikel kecil yang gatal.Anak dengan ruam biang
keringat tidak tampak sakit.Anda dapat mengenali campak dengan mudah jika banyak kasus
campak sedang terjadi di masyarakat.
8.	 Batuk, pilek atau mata merah.
	 Untuk mengklasifikasikan seorang anak menderita campak, anak yang demam harus
mempunyai ruam yang menyeluruh DAN salah satu dari tanda-tanda berikut ini: batuk,
pilek atau mata merah. Anak “merah matanya” jika ada warna merah pada bagian putih
matanya.
Pada mata yang sehat, bagian putih matanya putih bening dan tidak berwarna. Jika seorang
anak menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir.
Amati apakah anak mempunyai komplikasi pada mulut atau mata. Komplikasi lain dari
campak seperti pneumonia dan diare telah diperiksa lebih dulu, sedangkan komplikasi
untuk status gizi anak dan sakit telinga akan diperiksa kemudian.
Selanjutnya lakukan penilaian terhadap gejala-gejala DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD).
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
a.	 TANYA : Apakah anak mengalami bintik merah di kulit atau perdarahan?
	 DBD sering menyebabkan perdarahan pada berbagai sistim tubuh akibat trombositopeni.
Perdarahan dapat berasal dari hidung, gusi, saluran pencernaan dan lain-lain.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Tanyakan apakah anak pernah mengeluarkan darah dari hidung atau gusinya selama sakit
ini.Perdarahan dari hidung atau gusi yang cukup berat, sangat mungkin disebabkan oleh
Demam Berdarah Dengue (DBD).
b.	 TANYA : Apakah anak sering muntah, muntah bercampur darah atau berwarna
hitam seperti kopi.
Tanyakan apakah anak muntah. Jika Ya, apakah sering (muntah terus menerus). Apakah
muntah bercampur darah atau berwarna hitam seperti kopi.
c.	 TANYA : Apakah berak berwarna hitam.
Tanyakan apakah berak anak berwarna hitam seperti ter.
d.	 TANYA : Apakah ada nyeri ulu hati atau gelisah.
Nyeri pada ulu hati merupakan keluhan yang sering dijumpai pada penderita DBD yang
lebih besar, sedangkan anak yang lebih kecil biasanya terlihat gelisah.
9.	 PERIKSA : Tanda-tanda syok.
Syok merupakan salah satu gejala yang sangat berbahaya pada DBD dan jika tidak segera
ditangani, sering menimbulkan kematian.
Tanda-tanda syok adalah:
•	 Ujung ekstremitas teraba dingin dan
•	 Nadi teraba lemah atau tidak teraba.
10.	CARI: Bintik perdarahan di kulit (petekie)
Bintik ini biasanya kecil dan dapat dijumpai pada hampir seluruh tubuh.Carilah di wajah,
lengan dan buka bajunya untuk dapat melihat di daerah dada, perut dan sebagainya.
Jika ditemukan petekie, tetapi tidak banyak dan tidak ada tanda-tanda DBD yang lain, lakukan
uji Torniket, jika mungkin. Jika jumlah petekie cukup banyak, apalagi disertai gejala DBD
yang lain, tidak perlu melakukan uji Torniket.
Cara melakukan uji Torniket (Rumple Leede)
1.	 Aliran darah pada lengan atas dibendung dengan manset anak, selama 5 menit pada
tekanan antara sistolik dan diastolik.
2.	 Lihat pada bagian depan lengan bawah, apakah timbul bintik-bintik merah tanda
perdarahan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
3.	 Hasil uji Torniket dianggap positif (+) apabila ditemukan sebanyak 10 atau lebih petekie
pada daerah seluas diameter 2,8 cm (1 inchi). (Jika sebelum 5 menit sudah didapat
10 petekie, uji torniket dihentikan). Yang perlu diketahui adalah membedakan antara
petekie dan gigitan nyamuk. Caranya: renggangkan kulit yang ada bintik perdarahan
tersebut. Jika tanda kemerahan menghilang, berarti bukan petekie
E.	 KLASIFIKASI DEMAM
Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria.
1.	 Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak.
2.	 Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam
Berdarah Dengue (DBD).
1. Klasifikasi demam untuk malaria
	 Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI:
a.	 Bagian PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria.
b.	 Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria.
c.	 Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke
daerah dengan risiko malaria.
	 Untuk mengklasifikasikan malaria, Anda harus tahu apakah daerah tersebut termasuk
risiko yang tinggi, rendah atau tanpa risiko.Dinas Kesehatan setempat biasanya mengetahui
nama-nama daerah yang merupakan daerah risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria.
Kemudian Anda memilih tabel klasifikasi yang sesuai.Semua anak yang dinyatakan tinggal di
daerah risiko tinggi dan rendah malaria yang demam pada kunjungan pertama, dilakukan
pemeriksaan darah secara cepat (RDT).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
a.	 DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA :
Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi.
•	 Ada tanda bahaya umum ATAU
•	 Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
•	 Demam (pada anamnesa atau teraba panas
atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN
•	 RDT positif
MALARIA
•	 Demam (pada anamnesa atau teraba panas
atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN
•	 RDT negatif
DEMAM :
MUNGKIN BUKAN
MALARIA
b.	 PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
		 Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku
kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.Anak ini mungkin
menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang
membutuhkan pengobatan segera dan rujukan.
1).	MALARIA
		 Jika tidak ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, lihat ke lajur kuning.Anak yang
demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena
besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria.
2).	DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA
		 Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM atau MALARIA, lihat lajur hijau. Jika risiko malarianya tinggi, anak demam pada
anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C dan RDT negatif, klasifikasikan anak
DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA.
C.	 DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA :
	 Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan
ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria.
Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk demam pada anak di daerah risiko rendah malaria.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
• TIDAK ada pilek DAN
• TIDAK ada Campak DAN
• TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN
• RDT Positif
MALARIA
• ADA pilek ATAU
• ADA campak ATAU
• ADA penyebab lain dari demam ATAU
• RDT Negatif
DEMAM :
MUNGKIN BUKAN
MALARIA
F.	 PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya
rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
1.	 MALARIA
Jika anak tidak menunjukkan gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat ke lajur
berikutnya. Apabila risiko malarianya rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA
campak dan tidak ada penyebab lain dari demam dan RDT positif, diklasifikasikan
sebagai MALARIA.
PENTING!
	 Jika risiko malaria rendah, kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan oleh malaria,
apalagi jika anak menunjukkan gejala infeksi lain yang dapat menyebabkan demam, misalnya
akibat selesma (ada pilek), campak atau penyebab lain seperti selulitis, tonsilitis, infeksi saluran
kencing, demam tifoid, abses, pneumonia, disenteri, DBD atau infeksi telinga. Jika tidak ada
tanda-tanda infeksi lain, klasifikasikan dan obati penyakitnya sebagai MALARIA meskipun
risiko malarianya rendah.
	Jika Anda belum menemukan penyebab lain dari demam, tuliskan tanda (?) pada kolom
klasifikasi untuk malaria. Setelah Anda menyelesaikan seluruh penilaian penyakit, tentukan
apakah ada penyebab lain dari demam. Selanjutnya tuliskan klasifikasinya berdasarkan hasil
penilaian Anda.
2.	 DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA
Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
atau MALARIA, lihat ketiga. Jika risiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada
campak atau ada penyebab demam lainnya atau RDT negatif, klasifikasikan DEMAM :
MUNGKIN BUKAN MALARIA. Sangat kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan
oleh malaria.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Contoh:
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
• TIDAK ada pilek DAN
• TIDAK ada Campak DAN
• TIDAK ada penyebab lain dari demam
DAN
• RDT Positif
MALARIA
• ADA pilek ATAU
• ADA campak ATAU
• ADA penyebab lain dari demam ATAU
• RDT Negatif
D E M A M :
MUNGKIN BUKAN
MALARIA
G.	 DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN
RISIKO MALARIA.
Ada 2 kemungkinan klasifikasi anak demam di daerah tanpa risiko malaria :
Ada tanda bahaya umum ATAU
Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum DAN
Tidak ada kaku kuduk
DEMAM :
BUKAN MALARIA
1.	 PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko
malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
2.	 DEMAM : BUKAN MALARIA
Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM,
lihat pada lajur hijau. Jadi untuk anak yang tinggal di daerah tanpa risiko malaria, seorang
anak dengan demam diklasifikasikan DEMAM : BUKAN MALARIA. Demamnya disebabkan
oleh penyakit lain
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
h.	 Klasifikasi Demam Untuk Campak.
	 Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan campak saat ini ( atau dalam 3 bulan
terakhir ) harus diklasifikasikan untuk malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala
yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, tidak perlu
diklasifikasikan campak.
	 Lanjutkan dengan penilaian DBD jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk campak :
•	 Ada tanda bahaya umum ATAU
•	 Kekeruhan pada kornea mata ATAU
•	 Luka dimulut yang dalam atau luas
CAMPAK DENGAN
KOMPLIKASI BERAT
•	 Mata bernanah ATAU
•	 Luka di mulut
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI
PADA MATA DAN/ ATAU MULUT
• Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK
1.	 CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
	Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea atau luka di
mulut yang dalam atau luas, klasifikasikan anak sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI
BERAT. Anak ini perlu di rujuk. Komplikasi Campak lain yang serius, misalnya pneumonia
berat, dehidrasi berat atau sangat kurus. Kekurangan vitamin A berpengaruh pada
beberapa komplikasi seperti ulkus kornea.Komplikasi campak dapat menyebabkan
penyakit yang berat dan kematian.
2.	 CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN / ATAU MULUT
	Jika ada nanah pada mata atau luka di mulut yang tidak dalam atau tidak luas, diklasifikasikan
sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT.
	Anak dengan klasifikasi ini tidak memerlukan rujukan. Cara penulisan klasifikasi tergantung
pada komplikasi yang ada misalnya ”Campak dengan komplikasi pada mata”, apabila
hanya ada komplikasi pada mata saja. Demikian pula bila hanya ada komplikasi pada
mulut saja, cukup di tulis “Campak dengan komplikasi pada mulut“.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
CAMPAK
	 Anak yang menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir tanpa komplikasi seperti
yang tertulis pada lajur merah muda atau kuning,diklasifikasikan sebagai CAMPAK.
CONTOH :
	 Antono, anak laki-laki umur 10 bulan, berat badan 8,2 kg. Panjang badan 78 cm. Suhu
37.5°C.Ibu berkata bahwa Antono menderita ruam kemerahan (rash) dan batuk selama 5 hari.
Ini adalah kunjungan pertama ke Puskesmas.Petugas kesehatan memeriksa Antono untuk
tanda bahaya umum.Ia bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak
letargis.
	 Petugas menghitung napas : 43 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke
dalam, dan tidak mendengar stridor ketika Antono sedang tenang. Antono tidak menderita
diare.Risiko malaria di daerah itu tinggi.Ibu berkata bahwa Antono demam selama 2 hari.
Lehernya tidak kaku.Menurut ibu, saat ini Antono pilek.Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif.
Seluruh tubuh Antono tertutup ruam kemerahan, matanya merah.Petugas kesehatan tidak
menemukan luka di mulut, tidak ada nanah pada mata dan tak ada kekeruhan pada kornea.
Berikut ini catatan petugas kesehatan untuk informasi kasus Antono dan gejala-gejala
penyakitnya.
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal kunjungan : _______________
Nama anak : Antono L / P Umur : 10 bl BB 8,2 kg PB/TB : 78 cm Suhu 37,5 oC
Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?ruam merah dan batuk Kunjungan pertama? √ Kunjungan
ulang? ____
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM
•	 Tidak bisa minum atau menyusu.
*Letargis atau tidak sadar.
•	 Memuntahkan semuanya.
•	 Kejang.
Ada tanda
bahaya umum?
Ya___Tidak_√_
Ingatlah adanya
tanda bahaya
umum dalam
menentukan
klasifikasi
Ingatlah
untuk merujuk
setiap
anak yang
mempunyai
tanda bahaya
umum
APAKAH ANAK BATUK ATAU
SUKARBERNAPAS? Ya √ Tidak --
Batuk :
bukan
pneumonia
• Sudah berapa
lama? 5 hari
*Hitung nafas
dalam 1 menit
43 kali/menit
• Napas cepat ?
Lihat tarikan
dinding dada
•Dengar adanya
stridor
APAKAH ANAK DIARE ? Ya Tidak √
• Sudah berapa
lama? hari
•Adakah darah
dalam tinja?
*Lihat keadaan
umum anak
Apakah anak:
Letargis atau tidak
sadar
Gelisah atau rewel?
*lihat apakah
matanya cekung ?
Beri anak minum.
Apakah anak:
Tidak bisa minum
atau malas minum ?
* Haus, minum
dengan lahap?
Cubit kulit perut
Apakah kembalinya:
* Sangat lambat
(lebih dari 2 detik) ?
* Lambat?
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___
Malaria
Lakukan
pemeriksaan RDT
Hasil: RDT (+) / (- )
Falsiparum
Lakukan
pemeriksaan
SDM
(mikroskopis)
(menurut anamnesis atau teraba panas
atau suhu 37,5oC atau lebih)
Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi,
Rendah atau Tanpa Risiko
Jika daerah Risiko Rendah atau Tanpa
Risiko Malaria, tanyakan :
Apakah anak dibawa berkunjung keluar
dari daerah ini dalam 2 minggu
terakhir?
Jika Ya, tentukan daerah Risiko tempat
yang dikunjungi.
Ambil sediaan darah (tidak dilakukan
untuk daerah tanpa risiko) Periksa RDT,
jika belum pernah dilakukan dalam 28
hari terakhir ATAU Periksa mikroskopis
darah jika sudah pernah dilakukan RDT
dalam 28 hari terakhir
• Sudah berapa lama
anak demam? 2 hari
Jika lebih dari 7 hari
* apakah demam
terjadi setiap hari?
• Apakah anak
pernah mendapat
anti Malaria dalam 2
minggu terakhir?
• Apakah anak
menderita campak
dalam 3 bulan
terakhir?
• Lihat dan
raba adanya
kaku kuduk
•Lihat adakah
pilek
• Lihat tanda-
tanda
CAMPAK:
-Ruam
kemerahan di
kulit yang
menyeluruh dan
- Salah satu dari:
batuk, pilek atau
mata merah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
Jika anak sakit
campak saat ini
atau dalam 3 bulan
terakhir :
• Lihat adanya
luka di mulut.
Jika ya, apakah
dalam atau luas?
• Lihat adakah
nanah keluar
dari mata
- Lihat adakah
kekeruhan pada
kornea
Campak
Untuk mengklasifikasikan demam Antono, petugas melihat pada tabel klasifikasi demam
untuk daerah risiko tinggi malaria.
1.	 Petugas kesehatan melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya
umum dan tidak ada kaku kuduk. Antono tidak menunjukkan gejala-gejala untuk PENYAKIT
BERAT DENGAN DEMAM.
2.	 Selanjutnya, petugas melihat pada lajur kedua. Antono demam. Suhu badan 37.5oC. Ia
juga mempunyai riwayat demam karena ibu berkata bahwa Antono demam selama 2
hari. Ia mengklasifikasikan Antono sebagai “MALARIA”. Karena hasil pemeriksaan RDT
positif maka jenis malarianya adalah falsiparum
DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA
Ada tanda bahaya umum ATAU
Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
Demam (pada anamnesis atau pada
perabaan, atau suhu 37,5 °C atau lebih)
MALARIA
3.	 Karena Antono mempunyai ruam yang menyeluruh dan mata merah, ia menunjukkan
gejala yang mengarah pada campak. Untuk mengklasifikasikan campak Antono, petugas
melihat tabel klasifikasi untuk campak.
4.	 Petugas melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya umum, kornea
tidak keruh dan tidak ada luka yang dalam atau luas pada mulutnya.Antono tidak
menderita CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
5.	 Selanjutnya petugas melihat lajur kedua. Matanya tidak bernanah.Tidak ada luka pada
mulut.Antono tidak diklasifikasikan CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI MATA ATAU MULUT
6.	 Akhirnyapetugasmelihatlajurketiga.Antonomenderitacampaktetapiiatidakmenunjukkan
gejala-gejala dari lajur pertama dan kedua. Petugas mengklasifikasikan Antono sebagai
CAMPAK.
• Ada tanda bahaya umum ATAU
• Kekeruhan pada kornea mata ATAU
• Luka dimulut yang dalam atau luas
CAMPAK DENGAN
KOMPLIKASI BERAT
• Mata bernanah ATAU
• Luka di mulut
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI
PADA MATA DAN/ ATAU MULUT
Terdapat campak saat ini atau dalam
3 bulan terakhir
CAMPAK
I.	 Klasifikasi Demam Untuk Demam Berdarah Dengue (DBD)
	 Semua anak dengan demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan untuk
Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak).
Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD:
• Ada tanda-tanda syok atau gelisah
ATAU
• Muntah bercampur darah/seperti kopi
ATAU
• Berak berwarna hitam
ATAU
• Perdarahan dari hidung atau gusi ATAU
• Bintik-bintik perdarahan di kulit
(petekie) dan uji Torniket positif (*) ATAU
• Sering muntah.
DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
• Demam mendadak tinggi dan terus
menerus ATAU
• Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
• Bintik perdarahan di kulit dan uji
Torniket negatif
MUNGKIN DEMAM
BERDARAH DENGUE
• Tidak ada satupun gejala di atas DEMAM: MUNGKIN
BUKAN DEMAM BERDARAH
(*) Jika ada sedikit petekie, tanpa tanda lain dari DBD dan uji Torniket tidak dapat
dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
1.	 DEMAM BERDARAH DENGUE
	 Bahaya utama dari DBD adalah perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan
selanjutnya dapat menyebabkan kematian.Oleh karena itu pada DBD, yang terpenting
adalah mencegah atau menangani syok. Jika seorang anak menunjukkan gejala syok seperti:
ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah atau tak teraba atau ada tanda lain seperti
muntah bercampur darah atau berwarna seperti kopi atau beraknya kehitaman, perdarahan
yang berat dari hidung atau gusi, bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif
atau sering muntah tanpa diare, klasifikasikan anak tersebut sebagai DEMAM BERDARAH
DENGUE atau pada lajur pertama
2.	 MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
	 Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini : nyeri ulu hati
atau bintik perdarahan di kulit tapi uji Torniketnya negatif, Klasifikasikan anak itu sebagai
MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD).
	 Kadang-kadang gejala tersebut diatas juga dapat dijumpai pada penyakit lain seperti
campak, infeksi virus lainnya, sepsis, dll. Meskipun demikian, hingga suatu diagnosis yang
pasti dapat dibuat, anak yang menunjukkan salah satu dari gejala-gejala tersebut harus
diklasifikasikan sebagai : Mungkin DBD atau pada lajur kedua.
3.	 DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD
	 Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala DBD atau Mungkin DBD, maka kecil kemungkinan
bahwa demam anak itu disebabkan oleh DBD. Anak ini diklasifikasikan sebagai menderita
DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD atau pada lajur ketiga. Cari penyebab lain demam, misalnya:
faringitis, tonsilitis, abses, dll.
J.	 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
	 Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telinga.Jika seorang anak menderita
infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan
seringkali demam.
	 Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya
berlubang.
	 Kadang-kadang infeksi menyebar dari telinga ke tulang di belakang telinga (mastoid)
menyebabkan mastoiditis.Infeksi dapat juga menyebar dari telinga ke otak dan menyebabkan
meningitis (radang selaput otak).Kedua penyakit berat ini memerlukan perhatian mendesak
dan rujukan.
1.	 MENILAI MASALAH TELINGA
Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk:
•	 Nyeri telinga.
•	 Adanya nanah/cairan dari telinga.
•	 Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah.
•	 Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis.
Di bawah ini adalah kotak dari kolom “Penilaian” yang menunjukkan cara menilai anak untuk
masalah telinga
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA?
JIKA YA, TANYAKAN :
• Apakah telinganya sakit?
• Adakah nanah/cairan keluar dari
telinga? Jika Ya, berapa lama?
LIHAT DAN RABA :
• Lihat, adakah cairan/nanah keluar
dari telinga?
• Raba, adakah pembengkakan yang
nyeri di belakang telinga?
Tanyakan tentang masalah telinga kepada SEMUA anak sakit.
TANYA : Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Jika ibu menjawab TIDAK, jangan menilai anak itu untuk masalah telinga.
Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya yaitu memeriksa status gizi dan anemia.
Jika ibu menjawab YA, ajukan pertanyaan berikut:
TANYA: Apakah telinganya sakit?
Telinga sakit dapat berarti bahwa anak mempunyai infeksi telinga. Jika ibu
tidak pasti apakah ada sakit telinga, tanyakan apakah anak rewel dan sering
menggosok telinganya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
TANYA: Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika ya, sudah berapa lama?
Cairan/nanah juga merupakan tanda infeksi. Ketika bertanya tentang cairan/nanah dari
telinga, gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika anak mengeluarkan cairan/nanah dari
telinganya, tanyakan sudah berapa lama. Ibu mungkin perlu
LIHAT: Adanya cairan/nanah keluar dari telinga
	 Cairan/nanah yang keluar dari telinga merupakan suatu tanda infeksi,
meskipun anak sudah tidak merasa sakit lagi. Lihat ke dalam telinga anak
untuk memeriksa apakah ada cairan/nanah yang keluar dari telinga.mengingat kapan cairan/
nanah mulai keluar.
RABA: Adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
	 Raba bagian belakang kedua telinga.Bandingkan keduanya dan tentukan apakah ada
pembengkakan yang nyeri pada tulang mastoid.Pada bayi, pembengkakan mungkin ada di
atas telinga.
Untuk mengklasifikasikan mastoiditis, rasa nyeri dan pembengkakan harus ada kedua-duanya.
Mastoiditis adalah suatu infeksi di dalam tulang mastoid. Jangan kacaukan pembengkakan
tulang ini dengan pembesaran kelenjar getah bening.
2.	 KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga:
a.	 MASTOIDITIS
	 Jika anak mempunyai pembengkakan yang nyeri di belakang telinga, klasifikasikan sebagai
MASTOIDITIS.
b.	 INFEKSI TELINGA AKUT
	 Jika ada nyeri telinga atau,Anda melihat cairan/nanah keluar dari telinga dan dilaporkan
sudah berlangsung selama kurang dari 14 hari klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA AKUT.
c.	 INFEKSI TELINGA KRONIS
	 Jika Anda melihat cairan/nanah keIuar dari telinga dan sudah berlangsung selama 14
hari atau lebih, klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA KRONIS.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
d.	 TIDAK ADA INFEKSI TELINGA
	 Jika tak ada nyeri telinga dan tidak ada cairan/nanah yang keluar dari telinga diklasifikasikan
sebagai TAK ADA INFEKSI TELINGA.
Pembengkakan yang nyeri di belakang
telinga
MASTOIDITIS
Tampak cairan / nanah keluar dari telinga
dan telah terjadi kurang dari 14 hari ATAU
Nyeri telinga
INFEKSI TELINGA
AKUT
Tampak cairan/nanah keluar dari telinga
dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih
INFEKSI TELINGA
KRONIS
Tidak ada sakit telinga DAN tidak ada
cairan / nanah keluar dari telinga
TIDAK ADA INFEKSI
TELINGA
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
Rangkuman
1. 	Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus.
	 Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda
	 mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai
	 empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak :
a. Batuk atau sukar bernapas.
b. Diare.
c. Demam.
d. Masalah telinga.
2. 	Apabila ada keluhan utama, Anda dapat melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang
	 berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan
	 gejala yang ditemukan
3. 	Klasifikasi anak dengan batuk terdiri dari: pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan
	puneumonia.
4.	 Klasifikasi diare terdiri dari : klasifikasi dehidrasi, klasifikasi diare persisten dan klasifikasi
	disentri
	 a. Klasifikasi dehidrasi terdiri dari: diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang dan
	 diare tanpa dehidrasi.
	 b. Klasifikasi diare pesisten terdiri dari: diare persisten berat dan diare persisten
	 c. klasifikasi disentri yaitu bila ada darah dalam tinja.
5. Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, dan demam berdarah
	 a.	 Klasifikasi demam untuk malaria terdiri dari: penyakit berat dengan demam, malaria, dan
		 demam mungkin bukan malaria.
	 b.	 Klasifikasi demam untuk campak terdiri dari: campak dengan komplikasi berat, campak
		 dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut, dan campak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
c. Klasifikasi demam untu demam berdarah dengue (DBD) : demam berdarah dengue,
	 mungkin demam berdarah, dan demam mungkin bukan demam berdarah.
6. Klasifikasi masalah telinga ada 4 yaitu:
•	 Mastoiditis,
•	 Infeksi telingan akut,
•	 Infeksi telinga kronis dan
•	 Tidak ada infeksi telinga.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
Evaluasi
Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar
1.	 Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
a.	 Batuk atau sukar bernafas
b.	Kejang
c.	 Tidak sadar
d.	Mimisan
2.	 Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan disaat:
a.	Tenang
b.	Batuk
c.	Bermain
d.	Diperiksa
3.	 Di klasifikasikan sebagai Pneumonia bila:
a.	 Ada tanda bahaya umum
b.	 Ada tarikan dinding dada
c.	 Ada stridor
d.	 Nafas cepat
4.	 Pertanyaan yang penting bila anaknya diare antara lain:
a.	 Sudah berapa lama
b.	 Apakah perutnya mules
c.	 Apakah matanya cekung
d.	 Apakah beratnya turun
5.	 Klasifikasi diare dehidrasi berat bila ditandai:
a.	 Gelisah dan rewel
b.	 Mata cekung
c.	 Tidak bisa minum dan mata cekung
d.	 Cubitan kulit perut kembali lambat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
Tugas
Mandiri
Bacalah studi kasus berikut ini. Catat gejala dari masing-masing anak dan klasifikasikan
Kasus
	 Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86 cm. suhu
badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena anak demam selama 2 hari terakhir.
Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya sakit.
	 Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang malam anak
menangis karena telinganya sakit.Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari
telinga anak.Ia meraba bagian belakang telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri
di belakang salah satu telinga.
Catat gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir pencatatan berikut
ini:
PENILAIAN (lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI
APAKAH ANAK MEMPUNYAI
MASALAH TELINGA?
• Apakah ada nyeri telinga?
• Adakah cairan/nanah keluar
dari telinga? Jika Ya, sudah
berapa lama?_______hari
Ya Tidak ____
•Lihat adanya cairan/nanah
keluar dari telinga.
• Raba adanya pembengkakan
yang nyeri di belakang
telinga
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
Joni Iswanto
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
Zakiah dr
 
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifasKb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
Uwes Chaeruman
 
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
Kersih Yuliana
 
Macam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidananMacam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidanan
Via Dewi Syahara
 
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamilPemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
risdiana21
 

What's hot (20)

24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Standard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidanStandard kompetensi bidan
Standard kompetensi bidan
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 
Prosedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGTProsedur Melepaskan NGT
Prosedur Melepaskan NGT
 
Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan
Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi KehamilanFaktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan
Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan
 
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio PlasentaPenatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & KematianAsuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematian
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Kuesioner pengetahuan anemia bumil
Kuesioner pengetahuan anemia bumilKuesioner pengetahuan anemia bumil
Kuesioner pengetahuan anemia bumil
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
 
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifasKb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kb 1 kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
KB Metode Amenore Laktasi (MAL)
 
Gizi dan Fertilitas
Gizi dan FertilitasGizi dan Fertilitas
Gizi dan Fertilitas
 
Macam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidananMacam macam asuhan kebidanan
Macam macam asuhan kebidanan
 
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannyaGizi pada ibu hamil dan permasalahannya
Gizi pada ibu hamil dan permasalahannya
 
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamilPemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 

Viewers also liked (8)

144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
144 Penyakit Yang Tidak Boleh Dirujuk
 
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi MudaKB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
KB 2 Manajemen Terpadu Balita Sakit / Manajemen Terpadu Bayi Muda
 
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
Modul 4 kb1 pengkajian mtbsModul 4 kb1 pengkajian mtbs
Modul 4 kb1 pengkajian mtbs
 
Modul 3 2 persiapan anak yang akan
Modul 3 2 persiapan anak yang akanModul 3 2 persiapan anak yang akan
Modul 3 2 persiapan anak yang akan
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
144 penyakit yang tidak boleh di rujuk (Wajib dilayani di tingkat Pelayanan P...
 
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikanKb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
Kb 3 memeriksa dan mengklasifikasikan
 
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbsModul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
Modul 4 kb2 praktik pengkajian mtbs
 

Similar to Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2
falissa625
 
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedakLeaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
askep33
 
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptxPPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
RizkyPratiwi19
 

Similar to Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun (20)

Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 1 penilaian dan klasifikasi bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 
Modul 6 kb 1
Modul 6    kb 1Modul 6    kb 1
Modul 6 kb 1
 
Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2Pertolongan cemas 2
Pertolongan cemas 2
 
Modul 6 kb 2
Modul 6    kb 2Modul 6    kb 2
Modul 6 kb 2
 
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasanKb 1 asuhan  asfiksia neonatrum dan pernafasan
Kb 1 asuhan asfiksia neonatrum dan pernafasan
 
Kb 3 konseling bagi ibu
Kb 3 konseling bagi ibuKb 3 konseling bagi ibu
Kb 3 konseling bagi ibu
 
Kb 2 rujukan pada anak dan menentukan tindakan pengobatanuntuk anak yang tida...
Kb 2 rujukan pada anak dan menentukan tindakan pengobatanuntuk anak yang tida...Kb 2 rujukan pada anak dan menentukan tindakan pengobatanuntuk anak yang tida...
Kb 2 rujukan pada anak dan menentukan tindakan pengobatanuntuk anak yang tida...
 
Modul 6 kb 4
Modul 6    kb 4Modul 6    kb 4
Modul 6 kb 4
 
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedakLeaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
 
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedakLeaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
Leaflet pertolongan pertama pada anak tersedak
 
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMASMANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SEHAT PUSKESMAS
 
Muntah Pada Bayi
Muntah Pada BayiMuntah Pada Bayi
Muntah Pada Bayi
 
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahirKb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
Kb 1 resusitasi pada bayi baru lahir
 
Askeb bbl 2 6 minggu
Askeb bbl 2 6 mingguAskeb bbl 2 6 minggu
Askeb bbl 2 6 minggu
 
Kb 2 asuhan dengan bblr dan perdarahan tali pusat
Kb 2 asuhan  dengan bblr dan perdarahan tali pusatKb 2 asuhan  dengan bblr dan perdarahan tali pusat
Kb 2 asuhan dengan bblr dan perdarahan tali pusat
 
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptxPPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
PPT PENYULUHAN TERSEDAK PADA ANAK.pptx
 
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.pptASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
ASUHAN_BAYI_BARU_LAHIR_ppt.ppt
 
Askep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAskep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru Lahir
 
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBLPenatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
 

More from pjj_kemenkes

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
cels17082019
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
haslinahaslina3
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
csooyoung073
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
anangkuniawan
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
Safrina Ramadhani
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
germanaaprianineno
 

Recently uploaded (17)

Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptxMekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
Mekanisme Persalinan Presentasi Oksiput Posteroir (1).pptx
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 

Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Manajemen Terpadu Balita Sakit MODUL PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 SUGIJATI Dwi Estuning Rahayu Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7 KEGIATAN BELAJAR 2 Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Kegiatan Belajar 2 Penilaian Dan Klasifikasi Penyakit Pada Anak Usia 2 Bulan Sampai 5 Tahun Tujuan Pembelajaran Umum Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda dapat melakukan penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun berdasarkan gejala yang ditemukan Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat : 1. Menanyakan kepada ibu mengenai 4 keluhan utama pada anak 2. Melakukan penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan 3. Melakukan penilaian dan klasifikasi diare 4. Melakukan penilaian dan klasifikasi demam 5. Melakukan penilaian dan klasifikasi masalah telinga 1. Keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun 2. Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan 3. Penilaian dan klasifikasi diare 4. Penilaian dan klasifikasi demam 5. Penilaian dan klasifikasi masalah telinga Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Setelah Anda memahami tentang cara menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya dan memeriksa tanda bahaya umum selanjutnya Anda akan mempelajari tentang cara melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan. A. Keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus. Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak : 1. Batuk atau sukar bernapas. 2. Diare. 3. Demam. 4. Masalah telinga. Apabila ada keluhan utama: lakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan. B. Penilaian dan klasifikasi batuk atau sukar pernafasan 1. Menilai batuk atau sukar bernapas. Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai tentang: a. Sudah berapa lama anak batuk atau sukar bernapas. b. Napas cepat. c. Tarikan dinding dada ke dalam. d. Stridor. Uraian Materi
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 Dibawah ini adalah kotak dalam kolom “Penilaian” yang berisi langkah-langkah untuk menilai seorang anak dengan batuk atau sukar bernapas. TANYAKAN KELUHAN UTAMA : APAKAH ANAK MENDERITA BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ?BILA YA.. TANYAKAN: Berapa lama? LIHAT, DENGAR : • Hitung napas dalam 1 menit • Perhatikan, adakah tarikan dinding dada ke dalam • Dengar adanya stridor ANAK HARUS TENANG 2. Tanyakan adanya batuk atau sukar bernapas pada SEMUA anak sakit a. TANYA: Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas? • “Sukar bernapas” adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakanbahwa anaknya bernapas “cepat” atau “berbunyi” atau “terputus-putus.” • Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Anda anak itu batuk atau sukar bernapas.Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas. Selanjutnya tanyakan tentang keluhan utama berikutnya. • Jika jawabnya YA, ajukan pertanyaan berikut ini : b. TANYA: Sudah berapa lama? • Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita batuk kronis. • Kemungkinan ini adalah tanda TBC, asma, batuk rejan atau penyakit lain. • HITUNG frekuensi napas dalam satu menit. • Hitung frekuensi napas anak itu dalam satu menit • untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Anda akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap tenang. Jika anak sedang tidur, jangan dibangunkan.Jika anak takut, menangis atau marah, Anda tidak dapat menghitung napas anak dengan tepat.
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 3. Menghitung frekuensi napas Untuk menghitung napas dalam satu menit: a. Menghitung napas dalam satu menit Terdapat tiga cara yang benar dalam menghitung frekuensi napas: • Gunakan timer yang berbunyi setelah satu menit (60 detik). Hitunglah napas anak selama satu menit. • Memakai jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa meminta bantuan orang lain untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Anda bisa sepenuhnya mengamati pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lainyang bisa membantu,buatlah posisi jam sedemikian sehingga Anda bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak pernapasan anak. • Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai ke batas napas cepat (sesuai umur), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan anak normal, maka Anda akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit. b. Amati gerakan napas pada dada atau perut anak itu. Biasanya Anda dapat melihat gerakan napasnya meskipun pakaiannya tidak dibuka. Jika Anda tidak dapat melihat gerakan napas dengan jelas, mintalah ibu membuka baju anak. Jika Anda tidak yakin akan hitungan napas dalam 1 menit (misalnya jika anak terus bergerak dan sulit untuk memperhatikan dadanya atau jika anak menangis), ulangi penghitungan. Batas napas cepat tergantung pada umur anak. Jika umur anak: Anak itu dikatakan bernapas cepat jika : 2 sampai 12 bulan Frekuensi napas : 50 kali per menit atau lebih. 12 bulan sampai 5 tahun Frekuensi napas : 40 kali per menit atau lebih. c. LIHAT tarikan dinding dada ke dalam. Jika Anda tidak membuka baju anak pada saat Anda menghitung napas, ibu diminta membukanya sekarang.Lihat apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu MENARIK napas.Perhatikan dada bagian bawah (rusuk terbawah).
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 1). Anak dikatakan mempunyai tarikan dinding dada ke dalam jika dinding dada bagian bawah MASUK ke dalam ketika anak MENARIK napas. Pada pernapasan normal, seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak KELUAR ketika anak MENARIK napas. Jika ada tarikan dinding dada ke dalam, berarti dinding dada bagian bawah akan MASUK ke dalam apabila anak MENARIK napas. 2). Jika Anda tidak yakin ada tarikan dinding dada ke dalam, periksa lagi.Jika tubuh anak tertekuk di pinggangnya, ibu diminta mengganti posisi anaknya sehingga anak berbaring lurus di pangkuannya.Jika Anda masih tetap tidak melihat dinding dada bawah MASUK ke dalam pada saat anak MENARIK napas, maka dikatakan anak itu tidak terdapat tarikan dinding dada ke dalam. 3). Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar-benar ada jika terlihat dengan jelas dan berlangsung setiap waktu.Jika Anda melihat dinding dada anak itu tertarik ke dalam hanya pada saat anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat tarikan dinding dada ke dalam. 4). Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk pada saat anak menarik napas (yang juga disebut tarikan interkostal atau retraksi interkostal), berarti anak tidak mengalami tarikan dinding dada ke dalam.Pada pemeriksaan ini, tarikan dinding dada ke dalam adalah tarikan dinding dada bawah. Disini tidak termasuk tarikan interkostal. 4. DENGAR ADANYA STRIDOR. Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak MENARIK napas. Dekatkan telinga Anda ke mulut anak karena adakalanya stridor sulit didengar. Kadang- kadang Anda mendengar suara basah jika hidung anak tersumbat.Bersihkan hidung dan Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak MENARIK napas. Stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakhea atau epiglottis, sehingga menyebabkan sumbatan yang menghalangi masuknya udara ke dalam paru dan dapat mengancam jiwa anak.Anak yang menderita stridor pada saat tenang, menunjukkan suatu keadaan yang berbahaya.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 dengarkan lagi. Anda mungkin akan mendengar suara nyaring “wheezing” pada saat anak MENGELUARKAN napas. Ini bukan stridor. 5. KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS. Gejala dan Klasifikasi penyakit tercantum pada bagan dibawah ini Anda juga dapat memilih dengan cepat pengobatan yang tepat.Tergantung kombinasi keluhan dan gejala, maka anak diklasifikasikan dalam salah satu lajur. Jadi, seorang anak diklasifikasikan hanya sekali dalam satu tabel klasifikasi. Ada tiga kemungkinan klasifikasi bagi anak dengan batuk atau sukar bernapas: GEJALA KLASIFIKASI • Ada tanda bahaya umum atau • Tarikan dinding dada ke dalam atau • Stridor PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT Napas cepat PNEUMONIA Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat. BATUK : BUKAN PNEUMONIA 6. Cara menggunakan tabel klasifikasi : Setelah Anda menilai gejala-gejala utama dan gejala lain yang berkaitan, kemudian klasifi- kasikan penyakit anak. Dalam tiap tabel klasifikasi, anak hanya termasuk dalam satu klasifikasi. Jika anak menunjukkan tanda-tanda yang ada pada lebih dari satu lajur, pilih selalu klasifikasi yang lebih berat . Berikut ini adalah contoh klasifikasi batuk atau sukar bernapas: a. Seorang anak dengan batuk, hanya mempunyai gejala napas cepat, maka klasifikasi anak ini adalah PNEUMONIA. GEJALA KLASIFIKASI • Ada tanda bahaya umum atau • Tarikan dinding dada ke dalam atau • Stridor PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 Napas cepat PNEUMONIA Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat. BATUK : BUKAN PNEUMONIA b. Seorang anak dengan batuk, menunjukkan tanda bahaya umum dan bernapas cepat. Klasifikasikan anak ini dalam klasifikasi yang paling berat - PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT GEJALA KLASIFIKASI • Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada ke dalam atau Stridor PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT Napas cepat PNEUMONIA Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat. BATUK : BUKAN PNEUMONIA Berikut ini adalah gambaran mengenai tiap klasifikasi batuk atau sukar bernapas. 7. PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT Anak dengan batuk atau sukar bernapas dan mempunyai salah satu tanda-tanda berikut ini ” tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam atau stridor” diklasifikasikan sebagai PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT (bronkhiolitis, batuk rejan atau asma). Tarikan dinding dada ke dalam mungkin merupakan satu-satunya tanda pneumonia berat.Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam mempunyai risiko kematian akibat pneumonia yang lebih besar daripada anak yang bernapas cepat dan tidak mempunyai tarikan dinding dada ke dalam. a. PNEUMONIA Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang bernapas cepat dan tidak ada tanda-tanda yang ada pada lajur merah muda, diklasifikasikan sebagai menderita PNEUMONIA.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 b. BATUK : BUKAN PNEUMONIA Anak dengan batuk atau sukar bernapas yang tidak menunjukkan tanda bahaya umum, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada stridor dan tidak ada napas cepat, diklasifikasikan sebagai: BATUK : BUKAN PNEUMONIA C. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya diare, tetapi apakah Anda juga tahu bagaimana menilai dan mengklasifikannya/ Untuk lebih jelasnya pelajari ulasan berikut. Biasanya ibu tahu jika anaknya menderita diare. Mereka dapat mengatakan bahwa berak anaknya encer atau cair.Ibu bisa saja menggunakan istilah local untuk diare. Bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya beraknya lembek; ini bukan diare. Ibu yang menyusui bayinya dapat mengenal diare karena konsistensi dan frekuensi berak anaknya tidak normal. 1. APA SAJA JENIS DIARE ? 2. MENILAI DIARE Anak yang menderita diare dinilai dalam hal : a. Berapa lama anak menderita diare. b. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disenteri. c. Adakah tanda-tanda dehidrasi. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera.Jika diare berlangsung selama 14 hari atau lebih, disebut DIARE PERSISTEN. Sekitar 20% dari diare akan berlanjut menjadi diare persisten yang seringkali menyebabkan kurang gizi dan kematian. Diare dengan darah dalam tinja, dengan atau tanpa lendir, disebut DISENTERI. Pada umumnya disenteri disebabkan oleh Shigela.Disenteri amuba biasanya tidak terjadi pada anak kecil.Seorang anak bisa saja sekaligus menderita diare cair dan disenteri.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 Apakah anak menderita diare ? JIKA YA, TANYAKAN : • Sudah berapa lama ? • Adakah darah dalam tinja ? LIHAT dan RABA : Lihat keadaan umum anak , Apakah : • Letargis atau tidak sadar ? • Gelisah dan rewel / mudah marah? »» Lihat apakah matanya cekung ? »» Beri anak minum. Apakah anak : • Tidak bisa minum atau malasminum ? • Haus, minum dengan lahap ? • Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah kembalinya : »» Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? »» Lambat ? 3. Tanyakan tentang diare pada SEMUA anak: a. TANYA : Apakah anak menderita diare? Gunakan istilah untuk diare yang dimengerti oleh ibu. Jika ibu menjawab TIDAK, Anda tidak perlu memeriksa anak itu untuk gejala diare.Tanyakan keluhan utama berikutnya, demam.Jika ibu menjawab YA, catat jawabannya.Kemudian lakukan penilaian untuk tanda-tanda dehidrasi, diare persisten dan disentri. b. TANYA : Sudah berapa lama? Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih adalah diare persisten.Beri waktu yang cukup kepada ibu untuk menjawab pertanyaan Anda.Ia mungkin perlu waktu untuk mengingat kembali jumlah hari yang tepat. c. TANYA : Adakah darah dalam tinja? Tanyakan apakah ibu pernah melihat darah dalam tinja anaknya selama episode diare ini. Selanjutnya, periksa tanda-tanda dehidrasi. d. LIHAT keadaan umum anak. Apakah anak letargis atau tidak sadar? Gelisah atau rewel? Pada saat Anda memeriksa tanda bahaya umum, Anda sudah melihat apakah anak letargis atau tidak sadar.Ingatlah untuk menggunakan tanda bahaya umum ini apabila Anda mengklasifikasikan diare anak itu.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 e. LIHAT apakah matanya cekung. Jika tubuh anak kehilangan cairan, mata akan kelihatan cekung. Tentukan apakah menurut Anda mata anak cekung. Kemudian tanyakan kepada ibu apakah menurut ibu, mata anak kelihatan lain dari biasanya. Pendapat ibu dapat membantu Anda memastikan bahwa mata anak cekung. Catatan : Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus (yaitu, jika ia menderita marasmus), matanya mungkin selalu kelihatan cekung, meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Meskipun mata cekung kurang dapat diandalkan pada anak yang sangat kurus, tetaplah gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak. 4. BERI anak minum. a. Apakah anak tidak bisa minum atau malas minum?minum dengan lahap, haus? Mintalah ibu untuk memberi air dari cangkir atau sendok. b. Perhatikan anak ketika minum. • Anak tidak bisa minum jika ia tidak dapat memasukkan cairan ke dalam mulutnya dan menelannya, • Anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu. Ia mungkin dapat menelan apabila cairan dimasukkan ke dalam mulutnya. • Anak minum dengan lahap, haus jika jelas bahwa anak itu berusaha meraih cangkir atau sendok ketika Anda memberi air kepadanya dan minum dengan rakus. Apabila air disingkirkan, amati apakah anak akan merajuk karena ingin minum lagi.’ 5. CUBIT kulit perut anak. Apakah kembalinya: sangat lambat (lebih dari 2 detik)? Atau lambat?Ibu diminta meletakkan anak di atas meja periksa pada posisi telentang dengan lengan di samping (tidak di atas kepalanya) dan kaki lurus. Anda juga bisa meminta ibu untuk menelentangkan anak pada pangkuannya. Cari daerah pada perut anak di tengah antara pusar dan sisi perutnya. Cubit kulit anak dengan ibu jari dan jari telunjuk . Jangan menggunakan ujung jari, karena akan menimbulkan rasa sakit. Lipatan kulit yang dicubit harus sejajar dengan tubuh anak dari atas ke bawah dan tidak melintang tubuh anak.Angkat semua lapisan kulit dan jaringan di bawahnya dengan mantap.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 Cubit kulit perut anak, kemudian lepaskan. Ketika Anda melepaskan kulit itu, amati dan lihat apakah kulit yang dicubit itu kembali lagi dengan : • Sangat lambat (lebih dari 2 detik). • Lambat. • Segera. Jika kulit tetap terangkat tinggi dalam waktu lebih dari 2 detik setelah dilepaskan, berarti cubitan kulit kembali sangat lambat. Jika kulit tetap terangkat tinggi, walaupun hanya sebentar (kurang dari 2 detik) setelah dilepaskan, berarti cubitan kulit kembali dengan lambat. Catatan: Pada anak dengan kurang gizi berat yang kelihatan sangat kurus, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan lambat meskipun anak tidak menderita dehidrasi. Sebaliknya, anak yang terlalu gemuk atau anak dengan edema, cubitan kulit mungkin akan kembali dengan segera meskipun anak menderita dehidrasi. Meskipun cubitan kulit perut kurang dapat diandalkan pada anakanak ini, tetap gunakan gejala tersebut untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak. 6. KLASIFIKASI DIARE Ada tiga klasifikasi untuk diare. 1). Semua anak dengan diare diklasifikasikan menurut derajat dehidrasinya. 2). Jika anak menderita diare selama 14 hari atau lebih, klasifikasikan juga anak untuk diare persisten. 3). Jika ada darah dalam tinjanya, klasifikasikan juga untuk disenteri. Mencubit kulit dapat membantu menunjukan bahwa anak mengalami indikasi kekurangan gizi/dehidras “ “
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 a. Klasifikasi Dehidrasi Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk dehidrasi pada anak dengan diare: Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : • Letargis atau tidak sadar. • Mata cekung. • Tidak bisa minum atau malas minum. • Cubitan kulit perut kembali sangat lambat. DIARE DEHIDRASI BERAT Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : • Gelisah, rewel / mudah marah. • Mata cekung. • Haus, minum dengan lahap. • Cubitan kulit perut kembali lambat. DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/ sedang. DIARE TANPA DEHIDRASI 1). Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, klasifikasikan anak sebagai DIARE DEHIDRASI BERAT. 2). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur pertama, lihat lajur kedua. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur kedua ini, klasifikasikan anak sebagai DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG. 3). Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kedua, klasifikasikan anak sebagai DIARE TANPA DEHIDRASI. 4). Jika Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. CONTOH : Riani anak perempuan, umur 4 bulan dibawa ke klinik karena diare selama 5 hari.Ia tidak menunjukkan tanda bahaya umum dan tidak batuk. Petugas menilai diare anak. Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : • Letargis atau tidak sadar. • Mata cekung. • Tidak bisa minum atau malas minum. • Cubitan kulit perut kembali sangat lambat. DIARE DEHIDRASI BERAT
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : • Gelisah, rewel / mudah marah. • Mata cekung. • Haus, minum dengan lahap. • Cubitan kulit perut kembali lambat. DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan / sedang. DIARE TANPA DEHIDRASI Riani tidak menunjukkan dua tanda dari lajur pertama, berarti ia tidak menderita DIARE DEHIDRASI BERAT. Riani menunjukkan dua tanda dari lajur kedua, sehingga klasifikasi dehidrasi anak ini adalah : DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG. b. Klasifikasi Diare Persisten Setelah Anda mengklasifikasikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih. Ada dua klasifikasi untuk diare persisten Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN • DIARE PERSISTEN BERAT Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi berat atau ringan/sedang, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN BERAT. • DIARE PERSISTEN Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda- tanda dehidrasi, klasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN. c. Klasifikasi Disenteri Darah dalam tinja DISENTERI Catatan : Seorang anak dengan diare mungkin mempunyai satu atau lebih klasifikasi untuk diare.. Catat semua klasifikasi diare anak itu pada kolom Klasifikasi dalam Formulir Pencatatan.
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Misalnya, anak ini diklasifikasikan sebagai menderita DIARE TANPA DEHIDRASI dan DISENTERI. Cara petugas kesehatan mencatat klasifikasinya sebagai berikut : APAKAH ANAK DIARE ? Ya √ Tidak ____ • Sudah berapa lama? 5 hari • Lihat keadaan umum anak. Apakah anak: Letargis atau tidak sadar Gelisah atau rewel? Diare Tanpa Dehidrasi * Adakah darah dalam tinja? • Lihat apakah matanya cekung ? • Beri anak minum. Apakah anak: Disentri Anak bisa minum atau malas minum? * Haus, minum dengan lahap? * Cubit kulit perut. Apakah kembalinya: Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? Lambat? D. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya.Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya. 1. MALARIA Malaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum.Demam merupakan tanda utama malaria.Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati. a. Menentukan daerah risiko malaria: Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak dengan demam, Anda harus mengetahui risiko malaria di daerah Anda bekerja.Anda dapat menanyakan kepada penanggung jawab
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 program pengendalian malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat tentang tingkat risiko malaria.Pemeriksaan darah malaria secara cepat (RDT- Rapid Diagnostic Test). Pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnotik cepat, praktis dan tepat. Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metode imunokromatografi, dalam bentuk dipstik.Tes ini digunakan sebagai alternatif pemeriksaan mikroskopik malaria, untuk tersangka penderita malaria di daerah endemis, kejadian luar biasa dan daerah terpencil.Disamping itu pemeriksaan mikroskopis tetap harus dilakukan untuk penilaian lebih lanjut pengobatan.RDT yang digunakan saat ini dapat menentukan apakah penyebabnya Plasmodium falsiparum atau Vivax atau gabungan. Catatan: Pengertian bebas malaria atau tanpa risiko malaria, bukan berarti bahwa di daerah tersebut tidak ada kasus malaria. Mungkin saja terdapat kasus malaria import (dari daerah lain), akan tetapi bukan merupakan kasus indigenous. 2. CAMPAK Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak. Campak sangat menular.Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6 bulan.Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit.Pada umumnya kasus terjadi pada anak berumur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Kepadatan penduduk dan perumahan yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak.Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya. Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus, antara lain : • Diare. • Pneumonia. • Luka di mulut. • Infeksi telinga. • Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan). Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus.Seorang anak dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar. Campak ikut menyebabkan kurang gizi karena menyebabkan diare, demam tinggi dan luka
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 pada mulut.Masalah-masalah ini mempengaruhi pemberian makan. Anak-anak yang kurang gizi, khususnya yang kekurangan vitamin A, cenderung menderita komplikasi berat akibat campak.Oleh karena itu, penting sekali menganjurkan ibu untuk terus memberi makan kepada anaknya yang sakit campak. 3. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) atau DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari.Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD. Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 s/d 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock Syndrome). Perdarahan biasanya dapat berupa bintik perdarahan di kulit (petekie) akibat pecahnya pembuluh darah halus pada kaki dan tangan, aksila, tubuh dan wajah yang timbul pada permulaan demam. Uji Torniket yang positif atau kecenderungan untuk memar akibat tekanan bisa ditemukan pada penderita DBD. Perdarahan dari gusi, hidung dan saluran pencernaan agak jarang ditemui, akan tetapi merupakan tanda yang serius. 4. MENILAI DEMAN Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika anak tersebut : • Mempunyai riwayat demam, ATAU • Teraba panas, ATAU • Suhu aksilarnya 37.5 0C atau lebih. Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko). Jika risiko malaria di daerah itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan : • Apakah anak berkunjung ke luar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika ya, ke mana? • Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah. Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut : • Sudah berapa lama anak itu demam. • Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari • Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir. • Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir • Apakah ada kaku kuduk. • Apakah ada Pilek. • Lihat adanya tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah. Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir, periksa adanya gejala komplikasi campak, yaitu : luka di mulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari, periksa adanya gejala kearah DBD yaitu perdarahan dari hidung, gusi, bintik perdarahan di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu hati atau gelisah dan tanda-tanda syok. Kotak berikut ini berisi langkah-langkah untuk menilai anak dengan demam. Kotak terdiri dari tiga bagian: 1. •Bagian atas kotak (di atas garis putus-putus pertama) menjelaskan cara memeriksa anak untuk tanda- tanda malaria, campak, meningitis dan sebab-sebab lain dari demam. 2. Bagian tengah kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk komplikasi campak jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir. 3. Bagian akhir kotak menjelaskan cara memeriksa anak untuk gejala DBD.Penilaian untuk DBD, hanya dilakukan jika demam 2 sampai 7 hari. 1. Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi, Rendah atau Tanpa Risiko 2. Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan : • Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? • Jika Ya, tentukan daerah Risiko Malaria tempat yang dikunjungi. 3. Ambil sediaan darah : (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko Malaria) • Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir, ATAU • Periksa mikroskopis darah, jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir.
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 KEMUDIAN TANYAKAN : • Sudah berapa lama anak demam ?__ hari. Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari? • Apakah anak pernah mendapat Anti Malaria dalam 2 minggu terakhir? • Apakah anak menderita Campak dalam 3 • bulan terakhir? LIHAT DAN RABA • Lihat dan raba adanya kaku kuduk • Lihat adanya pilek lihat adanya tanda-tanda CAMPAK • Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan • Terdapat salah satu gejala berikut Batuk, pilek atau mata merah Jika anak sakit Campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir : • Lihat adakah luka di mulut • Jika ya, apakah dalam atau luas? Lihat adakah nanah keluar dari mata? • Lihat adakah kekeruhan pada kornea. Klasifikasi Demam untuk Demam Berdarah Dengue jika demam 2 s/d 7 hari • Apakah demam mendadak tinggi dan Terus menerus ? • Apakah ada bintik merah di kulit atau • Perdarahan dari hidung atau gusi ? • Apakah anak muntah? Jika Ya: - Apakah sering? - Apakah muntah dengan darah atau seperti kopi? • Apakah berak berwarna hitam? • Adakah nyeri ulu hati atau anak gelisah? • Perhatikan tanda-tanda syok: Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi sangat lemah / tidak teraba. • Lihat adanya perdarahan dari hidung atau gusi. • Lihat adanya bintik perdarahan di kulit (petekie) • Jika sedikit dan tak ada gejala lain dari DBD, lakukan uji Torniket, jika mungkin.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 5. Tanyakan atau ukur suhu badan semua anak sakit. TANYA : Apakah anak demam? Periksa untuk mengetahui apakah anak mempunyai riwayat demam, teraba panas atau suhu badannya 37.5 0C atau lebih. Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam. Gunakan istilah untuk “demam” yang dimengerti oleh ibu.Raba perut atau bawah ketiak anak dan tentukan apakah anak demam. Jika suhu badan anak belum diukur dan Anda mempunyai termometer, ukur suhu badan anak.Anak dikatakan demam, bila suhu badan ³ 37.5°C. Apabila anak tidak demam, beri tanda (√) pada kata TIDAK pada Formulir Pencatatan. Tidak perlu memeriksa anak untuk tanda yang berhubungan dengan demam. Tanyakan tentang keluhan utama berikutnya, masalah telinga. Jika ibu mengatakan anak demam, meskipun saat ini suhu badannya tidak 37.5 °C atau lebih atau tidak teraba panas, lakukan penilaian selanjutnya yang berhubungan dengan demam. Riwayat demam sudah cukup untuk menilai anak untuk demam.Tiap anak dengan demam, perlu dinilai untuk malaria dan campak.Anak-anak dengan demam 2 hari sampai dengan 7 hari, juga harus dinilai untuk Demam Berdarah Dengue (DBD). 6. TENTUKAN Risiko Malaria : tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria Tentukan apakah risiko malarianya tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria. Jika Anda bekerja di daerah risiko rendah malaria atau tanpa risiko malaria, tanyakan : Apakah anak itu pergi keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, kemana? Tentukan kembali daerah risiko malaria sebagai rendah atau tinggi. Lingkari risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria) pada Formulir Pencatatan. Anda akan menggunakan informasi ini untuk mengklasifikasikan demam anak. a. TANYA : Sudah berapa lama? Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari? Tanyakan kepada ibu berapa lama anaknya demam.Jika demam sudah lebih dari 7 hari, tanyakan apakah demam terus menerus setiap hari. Sebagian besar demam yang disebabkan oleh virus, akan menghilang dalam beberapa hari. Demam tiap
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 hari selama lebih dari 7 hari dapat berarti bahwa anak menderita penyakit yang lebih berat, seperti demam tifoid.Rujuk anak untuk pemeriksaan lebih lanjut. b. TANYA : Apakah anak pernah mendapat obat anti-malaria dalam 2 minggu terakhir? Perlu ditanyakan riwayat pemberian obat anti-malaria selama 2 minggu terakhir.Jika sudah pernah, maka penanganan anak dengan demam untuk malaria, dilakukan seperti kunjungan ulang. c. TANYA : Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir? Campak merusak sistim kekebalan anak sehingga anak mempunyai risiko terhadap infeksi lain selama beberapa minggu. Anak dengan demam dan riwayat campak dalam 3 bulan terakhir mungkin menderita infeksi karena komplikasi campak seperti infeksi mata. d. AMATI dan / atau RABA adanya kaku kuduk. Anak dengan demam dan kaku kuduk mungkin menderita meningitis.Seorang anak dengan meningitis membutuhkan pengobatan segera dengan suntikan antibiotik dan rujukan ke Rumah Sakit. Ketika Anda sedang berbicara dengan ibu selama pemeriksaan, amati apakah anak menggerakkan dan menundukkan lehernya dengan mudah pada saat ia melihat sekelilingnya. Jika anak bisa menggerakkan dan menundukkan lehernya, berarti tidak ada kaku kuduk. e. AMATI apakah anak pilek Pilek pada seorang anak dengan demam dapat berarti bahwa anak itu selesma.Jika anak pilek, tanyakan kepada ibu apakah anak pilek karena penyakitnya sekarang ini.Bila ibu tidak yakin, tanyakan untuk mengetahui apakah ini pilek yang akut atau kronis.Apabila risiko malaria rendah, anak demam dan pilek tidak membutuhkan obat antimalaria.Demam anak ini mungkin karena selesma biasa. f. AMATI gejala yang mengarah ke CAMPAK. Periksa anak dengan demam untuk melihat apakah ada gejala yang mengarah ke campak. Cari apakah ada ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari gejala berikut ini: batuk, pilek atau mata merah.
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 7. Ruam kemerahan yang menyeluruh (rash). Pada campak, ruam kemerahan mulai di belakang telinga dan di leher dan menyebar ke wajah.Hari berikutnya, menyebar ke bagian lain dari tubuh, lengan dan kaki.Setelah 4 sampai 5 hari, ruam mulai menghilang dan kulit mungkin terkelupas.Pada anak dengan infeksi berat mungkin lebih banyak ruam yang tersebar di seluruh tubuhnya.Ruam ini makin gelap warnanya (coklat tua atau kehitam-hitaman) dan makin banyak kulit terkelupas. Ruam campak tidak mempunyai vesikel atau pustul dan tidak gatal.Jangan kacaukan ruam campak dengan ruam lainnya yang biasa terjadi pada anak-anak seperti cacar air, kudis atau biang keringat.Ruam cacar air adalah ruam yang menyeluruh dengan vesikel. Kudis terjadi pada tangan, kaki, pergelangan, siku, pantat dan ketiak dan terasa gatal.Biang keringat bisa menyeluruh dengan bisul atau vesikel kecil yang gatal.Anak dengan ruam biang keringat tidak tampak sakit.Anda dapat mengenali campak dengan mudah jika banyak kasus campak sedang terjadi di masyarakat. 8. Batuk, pilek atau mata merah. Untuk mengklasifikasikan seorang anak menderita campak, anak yang demam harus mempunyai ruam yang menyeluruh DAN salah satu dari tanda-tanda berikut ini: batuk, pilek atau mata merah. Anak “merah matanya” jika ada warna merah pada bagian putih matanya. Pada mata yang sehat, bagian putih matanya putih bening dan tidak berwarna. Jika seorang anak menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir. Amati apakah anak mempunyai komplikasi pada mulut atau mata. Komplikasi lain dari campak seperti pneumonia dan diare telah diperiksa lebih dulu, sedangkan komplikasi untuk status gizi anak dan sakit telinga akan diperiksa kemudian. Selanjutnya lakukan penilaian terhadap gejala-gejala DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari. a. TANYA : Apakah anak mengalami bintik merah di kulit atau perdarahan? DBD sering menyebabkan perdarahan pada berbagai sistim tubuh akibat trombositopeni. Perdarahan dapat berasal dari hidung, gusi, saluran pencernaan dan lain-lain.
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 Tanyakan apakah anak pernah mengeluarkan darah dari hidung atau gusinya selama sakit ini.Perdarahan dari hidung atau gusi yang cukup berat, sangat mungkin disebabkan oleh Demam Berdarah Dengue (DBD). b. TANYA : Apakah anak sering muntah, muntah bercampur darah atau berwarna hitam seperti kopi. Tanyakan apakah anak muntah. Jika Ya, apakah sering (muntah terus menerus). Apakah muntah bercampur darah atau berwarna hitam seperti kopi. c. TANYA : Apakah berak berwarna hitam. Tanyakan apakah berak anak berwarna hitam seperti ter. d. TANYA : Apakah ada nyeri ulu hati atau gelisah. Nyeri pada ulu hati merupakan keluhan yang sering dijumpai pada penderita DBD yang lebih besar, sedangkan anak yang lebih kecil biasanya terlihat gelisah. 9. PERIKSA : Tanda-tanda syok. Syok merupakan salah satu gejala yang sangat berbahaya pada DBD dan jika tidak segera ditangani, sering menimbulkan kematian. Tanda-tanda syok adalah: • Ujung ekstremitas teraba dingin dan • Nadi teraba lemah atau tidak teraba. 10. CARI: Bintik perdarahan di kulit (petekie) Bintik ini biasanya kecil dan dapat dijumpai pada hampir seluruh tubuh.Carilah di wajah, lengan dan buka bajunya untuk dapat melihat di daerah dada, perut dan sebagainya. Jika ditemukan petekie, tetapi tidak banyak dan tidak ada tanda-tanda DBD yang lain, lakukan uji Torniket, jika mungkin. Jika jumlah petekie cukup banyak, apalagi disertai gejala DBD yang lain, tidak perlu melakukan uji Torniket. Cara melakukan uji Torniket (Rumple Leede) 1. Aliran darah pada lengan atas dibendung dengan manset anak, selama 5 menit pada tekanan antara sistolik dan diastolik. 2. Lihat pada bagian depan lengan bawah, apakah timbul bintik-bintik merah tanda perdarahan.
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 3. Hasil uji Torniket dianggap positif (+) apabila ditemukan sebanyak 10 atau lebih petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm (1 inchi). (Jika sebelum 5 menit sudah didapat 10 petekie, uji torniket dihentikan). Yang perlu diketahui adalah membedakan antara petekie dan gigitan nyamuk. Caranya: renggangkan kulit yang ada bintik perdarahan tersebut. Jika tanda kemerahan menghilang, berarti bukan petekie E. KLASIFIKASI DEMAM Semua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria. 1. Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak. 2. Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD). 1. Klasifikasi demam untuk malaria Ada tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI: a. Bagian PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria. b. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria. c. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah dengan risiko malaria. Untuk mengklasifikasikan malaria, Anda harus tahu apakah daerah tersebut termasuk risiko yang tinggi, rendah atau tanpa risiko.Dinas Kesehatan setempat biasanya mengetahui nama-nama daerah yang merupakan daerah risiko tinggi, rendah atau tanpa risiko malaria. Kemudian Anda memilih tabel klasifikasi yang sesuai.Semua anak yang dinyatakan tinggal di daerah risiko tinggi dan rendah malaria yang demam pada kunjungan pertama, dilakukan pemeriksaan darah secara cepat (RDT).
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 a. DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA : Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan tiga kemungkinan klasifikasi. • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN • RDT positif MALARIA • Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C) DAN • RDT negatif DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA b. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.Anak ini mungkin menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang membutuhkan pengobatan segera dan rujukan. 1). MALARIA Jika tidak ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, lihat ke lajur kuning.Anak yang demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria. 2). DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM atau MALARIA, lihat lajur hijau. Jika risiko malarianya tinggi, anak demam pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5 °C dan RDT negatif, klasifikasikan anak DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA. C. DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA : Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria. Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk demam pada anak di daerah risiko rendah malaria.
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • TIDAK ada pilek DAN • TIDAK ada Campak DAN • TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN • RDT Positif MALARIA • ADA pilek ATAU • ADA campak ATAU • ADA penyebab lain dari demam ATAU • RDT Negatif DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA F. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. 1. MALARIA Jika anak tidak menunjukkan gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat ke lajur berikutnya. Apabila risiko malarianya rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA campak dan tidak ada penyebab lain dari demam dan RDT positif, diklasifikasikan sebagai MALARIA. PENTING! Jika risiko malaria rendah, kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan oleh malaria, apalagi jika anak menunjukkan gejala infeksi lain yang dapat menyebabkan demam, misalnya akibat selesma (ada pilek), campak atau penyebab lain seperti selulitis, tonsilitis, infeksi saluran kencing, demam tifoid, abses, pneumonia, disenteri, DBD atau infeksi telinga. Jika tidak ada tanda-tanda infeksi lain, klasifikasikan dan obati penyakitnya sebagai MALARIA meskipun risiko malarianya rendah. Jika Anda belum menemukan penyebab lain dari demam, tuliskan tanda (?) pada kolom klasifikasi untuk malaria. Setelah Anda menyelesaikan seluruh penilaian penyakit, tentukan apakah ada penyebab lain dari demam. Selanjutnya tuliskan klasifikasinya berdasarkan hasil penilaian Anda. 2. DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM atau MALARIA, lihat ketiga. Jika risiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada campak atau ada penyebab demam lainnya atau RDT negatif, klasifikasikan DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA. Sangat kecil kemungkinan demam anak itu disebabkan oleh malaria.
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Contoh: • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • TIDAK ada pilek DAN • TIDAK ada Campak DAN • TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN • RDT Positif MALARIA • ADA pilek ATAU • ADA campak ATAU • ADA penyebab lain dari demam ATAU • RDT Negatif D E M A M : MUNGKIN BUKAN MALARIA G. DAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN RISIKO MALARIA. Ada 2 kemungkinan klasifikasi anak demam di daerah tanpa risiko malaria : Ada tanda bahaya umum ATAU Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Tidak ada tanda bahaya umum DAN Tidak ada kaku kuduk DEMAM : BUKAN MALARIA 1. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. 2. DEMAM : BUKAN MALARIA Jika anak tidak mempunyai gejala untuk klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat pada lajur hijau. Jadi untuk anak yang tinggal di daerah tanpa risiko malaria, seorang anak dengan demam diklasifikasikan DEMAM : BUKAN MALARIA. Demamnya disebabkan oleh penyakit lain
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 h. Klasifikasi Demam Untuk Campak. Anak yang menunjukkan gejala utama “demam” dan campak saat ini ( atau dalam 3 bulan terakhir ) harus diklasifikasikan untuk malaria dan campak. Jika anak tidak mempunyai gejala yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, tidak perlu diklasifikasikan campak. Lanjutkan dengan penilaian DBD jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari. Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk campak : • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kekeruhan pada kornea mata ATAU • Luka dimulut yang dalam atau luas CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT • Mata bernanah ATAU • Luka di mulut CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ ATAU MULUT • Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK 1. CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea atau luka di mulut yang dalam atau luas, klasifikasikan anak sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT. Anak ini perlu di rujuk. Komplikasi Campak lain yang serius, misalnya pneumonia berat, dehidrasi berat atau sangat kurus. Kekurangan vitamin A berpengaruh pada beberapa komplikasi seperti ulkus kornea.Komplikasi campak dapat menyebabkan penyakit yang berat dan kematian. 2. CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN / ATAU MULUT Jika ada nanah pada mata atau luka di mulut yang tidak dalam atau tidak luas, diklasifikasikan sebagai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUT. Anak dengan klasifikasi ini tidak memerlukan rujukan. Cara penulisan klasifikasi tergantung pada komplikasi yang ada misalnya ”Campak dengan komplikasi pada mata”, apabila hanya ada komplikasi pada mata saja. Demikian pula bila hanya ada komplikasi pada mulut saja, cukup di tulis “Campak dengan komplikasi pada mulut“.
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 CAMPAK Anak yang menderita campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir tanpa komplikasi seperti yang tertulis pada lajur merah muda atau kuning,diklasifikasikan sebagai CAMPAK. CONTOH : Antono, anak laki-laki umur 10 bulan, berat badan 8,2 kg. Panjang badan 78 cm. Suhu 37.5°C.Ibu berkata bahwa Antono menderita ruam kemerahan (rash) dan batuk selama 5 hari. Ini adalah kunjungan pertama ke Puskesmas.Petugas kesehatan memeriksa Antono untuk tanda bahaya umum.Ia bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis. Petugas menghitung napas : 43 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam, dan tidak mendengar stridor ketika Antono sedang tenang. Antono tidak menderita diare.Risiko malaria di daerah itu tinggi.Ibu berkata bahwa Antono demam selama 2 hari. Lehernya tidak kaku.Menurut ibu, saat ini Antono pilek.Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif. Seluruh tubuh Antono tertutup ruam kemerahan, matanya merah.Petugas kesehatan tidak menemukan luka di mulut, tidak ada nanah pada mata dan tak ada kekeruhan pada kornea. Berikut ini catatan petugas kesehatan untuk informasi kasus Antono dan gejala-gejala penyakitnya. TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Tanggal kunjungan : _______________ Nama anak : Antono L / P Umur : 10 bl BB 8,2 kg PB/TB : 78 cm Suhu 37,5 oC Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?ruam merah dan batuk Kunjungan pertama? √ Kunjungan ulang? ____
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 PENILAIAN (Lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM • Tidak bisa minum atau menyusu. *Letargis atau tidak sadar. • Memuntahkan semuanya. • Kejang. Ada tanda bahaya umum? Ya___Tidak_√_ Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalam menentukan klasifikasi Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKARBERNAPAS? Ya √ Tidak -- Batuk : bukan pneumonia • Sudah berapa lama? 5 hari *Hitung nafas dalam 1 menit 43 kali/menit • Napas cepat ? Lihat tarikan dinding dada •Dengar adanya stridor APAKAH ANAK DIARE ? Ya Tidak √ • Sudah berapa lama? hari •Adakah darah dalam tinja? *Lihat keadaan umum anak Apakah anak: Letargis atau tidak sadar Gelisah atau rewel? *lihat apakah matanya cekung ? Beri anak minum. Apakah anak: Tidak bisa minum atau malas minum ? * Haus, minum dengan lahap? Cubit kulit perut Apakah kembalinya: * Sangat lambat (lebih dari 2 detik) ? * Lambat?
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___ Malaria Lakukan pemeriksaan RDT Hasil: RDT (+) / (- ) Falsiparum Lakukan pemeriksaan SDM (mikroskopis) (menurut anamnesis atau teraba panas atau suhu 37,5oC atau lebih) Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi, Rendah atau Tanpa Risiko Jika daerah Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan : Apakah anak dibawa berkunjung keluar dari daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, tentukan daerah Risiko tempat yang dikunjungi. Ambil sediaan darah (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko) Periksa RDT, jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir ATAU Periksa mikroskopis darah jika sudah pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir • Sudah berapa lama anak demam? 2 hari Jika lebih dari 7 hari * apakah demam terjadi setiap hari? • Apakah anak pernah mendapat anti Malaria dalam 2 minggu terakhir? • Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir? • Lihat dan raba adanya kaku kuduk •Lihat adakah pilek • Lihat tanda- tanda CAMPAK: -Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan - Salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir : • Lihat adanya luka di mulut. Jika ya, apakah dalam atau luas? • Lihat adakah nanah keluar dari mata - Lihat adakah kekeruhan pada kornea Campak Untuk mengklasifikasikan demam Antono, petugas melihat pada tabel klasifikasi demam untuk daerah risiko tinggi malaria. 1. Petugas kesehatan melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk. Antono tidak menunjukkan gejala-gejala untuk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. 2. Selanjutnya, petugas melihat pada lajur kedua. Antono demam. Suhu badan 37.5oC. Ia juga mempunyai riwayat demam karena ibu berkata bahwa Antono demam selama 2 hari. Ia mengklasifikasikan Antono sebagai “MALARIA”. Karena hasil pemeriksaan RDT positif maka jenis malarianya adalah falsiparum DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA Ada tanda bahaya umum ATAU Kaku kuduk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM Demam (pada anamnesis atau pada perabaan, atau suhu 37,5 °C atau lebih) MALARIA 3. Karena Antono mempunyai ruam yang menyeluruh dan mata merah, ia menunjukkan gejala yang mengarah pada campak. Untuk mengklasifikasikan campak Antono, petugas melihat tabel klasifikasi untuk campak. 4. Petugas melihat lajur pertama. Antono tidak menunjukkan tanda bahaya umum, kornea tidak keruh dan tidak ada luka yang dalam atau luas pada mulutnya.Antono tidak menderita CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT.
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 5. Selanjutnya petugas melihat lajur kedua. Matanya tidak bernanah.Tidak ada luka pada mulut.Antono tidak diklasifikasikan CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI MATA ATAU MULUT 6. Akhirnyapetugasmelihatlajurketiga.Antonomenderitacampaktetapiiatidakmenunjukkan gejala-gejala dari lajur pertama dan kedua. Petugas mengklasifikasikan Antono sebagai CAMPAK. • Ada tanda bahaya umum ATAU • Kekeruhan pada kornea mata ATAU • Luka dimulut yang dalam atau luas CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT • Mata bernanah ATAU • Luka di mulut CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ ATAU MULUT Terdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir CAMPAK I. Klasifikasi Demam Untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Semua anak dengan demam 2 hari sampai dengan 7 hari harus diklasifikasikan untuk Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak). Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD: • Ada tanda-tanda syok atau gelisah ATAU • Muntah bercampur darah/seperti kopi ATAU • Berak berwarna hitam ATAU • Perdarahan dari hidung atau gusi ATAU • Bintik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif (*) ATAU • Sering muntah. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) • Demam mendadak tinggi dan terus menerus ATAU • Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU • Bintik perdarahan di kulit dan uji Torniket negatif MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE • Tidak ada satupun gejala di atas DEMAM: MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH (*) Jika ada sedikit petekie, tanpa tanda lain dari DBD dan uji Torniket tidak dapat dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 1. DEMAM BERDARAH DENGUE Bahaya utama dari DBD adalah perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian.Oleh karena itu pada DBD, yang terpenting adalah mencegah atau menangani syok. Jika seorang anak menunjukkan gejala syok seperti: ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah atau tak teraba atau ada tanda lain seperti muntah bercampur darah atau berwarna seperti kopi atau beraknya kehitaman, perdarahan yang berat dari hidung atau gusi, bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji Torniket positif atau sering muntah tanpa diare, klasifikasikan anak tersebut sebagai DEMAM BERDARAH DENGUE atau pada lajur pertama 2. MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini : nyeri ulu hati atau bintik perdarahan di kulit tapi uji Torniketnya negatif, Klasifikasikan anak itu sebagai MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). Kadang-kadang gejala tersebut diatas juga dapat dijumpai pada penyakit lain seperti campak, infeksi virus lainnya, sepsis, dll. Meskipun demikian, hingga suatu diagnosis yang pasti dapat dibuat, anak yang menunjukkan salah satu dari gejala-gejala tersebut harus diklasifikasikan sebagai : Mungkin DBD atau pada lajur kedua. 3. DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala DBD atau Mungkin DBD, maka kecil kemungkinan bahwa demam anak itu disebabkan oleh DBD. Anak ini diklasifikasikan sebagai menderita DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD atau pada lajur ketiga. Cari penyebab lain demam, misalnya: faringitis, tonsilitis, abses, dll. J. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Salah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telinga.Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya berlubang. Kadang-kadang infeksi menyebar dari telinga ke tulang di belakang telinga (mastoid) menyebabkan mastoiditis.Infeksi dapat juga menyebar dari telinga ke otak dan menyebabkan meningitis (radang selaput otak).Kedua penyakit berat ini memerlukan perhatian mendesak dan rujukan. 1. MENILAI MASALAH TELINGA Seorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk: • Nyeri telinga. • Adanya nanah/cairan dari telinga. • Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanah. • Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis. Di bawah ini adalah kotak dari kolom “Penilaian” yang menunjukkan cara menilai anak untuk masalah telinga APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA? JIKA YA, TANYAKAN : • Apakah telinganya sakit? • Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika Ya, berapa lama? LIHAT DAN RABA : • Lihat, adakah cairan/nanah keluar dari telinga? • Raba, adakah pembengkakan yang nyeri di belakang telinga? Tanyakan tentang masalah telinga kepada SEMUA anak sakit. TANYA : Apakah anak mempunyai masalah telinga? Jika ibu menjawab TIDAK, jangan menilai anak itu untuk masalah telinga. Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya yaitu memeriksa status gizi dan anemia. Jika ibu menjawab YA, ajukan pertanyaan berikut: TANYA: Apakah telinganya sakit? Telinga sakit dapat berarti bahwa anak mempunyai infeksi telinga. Jika ibu tidak pasti apakah ada sakit telinga, tanyakan apakah anak rewel dan sering menggosok telinganya.
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 TANYA: Adakah nanah/cairan keluar dari telinga? Jika ya, sudah berapa lama? Cairan/nanah juga merupakan tanda infeksi. Ketika bertanya tentang cairan/nanah dari telinga, gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika anak mengeluarkan cairan/nanah dari telinganya, tanyakan sudah berapa lama. Ibu mungkin perlu LIHAT: Adanya cairan/nanah keluar dari telinga Cairan/nanah yang keluar dari telinga merupakan suatu tanda infeksi, meskipun anak sudah tidak merasa sakit lagi. Lihat ke dalam telinga anak untuk memeriksa apakah ada cairan/nanah yang keluar dari telinga.mengingat kapan cairan/ nanah mulai keluar. RABA: Adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga Raba bagian belakang kedua telinga.Bandingkan keduanya dan tentukan apakah ada pembengkakan yang nyeri pada tulang mastoid.Pada bayi, pembengkakan mungkin ada di atas telinga. Untuk mengklasifikasikan mastoiditis, rasa nyeri dan pembengkakan harus ada kedua-duanya. Mastoiditis adalah suatu infeksi di dalam tulang mastoid. Jangan kacaukan pembengkakan tulang ini dengan pembesaran kelenjar getah bening. 2. KLASIFIKASI MASALAH TELINGA Ada empat klasifikasi untuk masalah telinga: a. MASTOIDITIS Jika anak mempunyai pembengkakan yang nyeri di belakang telinga, klasifikasikan sebagai MASTOIDITIS. b. INFEKSI TELINGA AKUT Jika ada nyeri telinga atau,Anda melihat cairan/nanah keluar dari telinga dan dilaporkan sudah berlangsung selama kurang dari 14 hari klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA AKUT. c. INFEKSI TELINGA KRONIS Jika Anda melihat cairan/nanah keIuar dari telinga dan sudah berlangsung selama 14 hari atau lebih, klasifikasikan sebagai INFEKSI TELINGA KRONIS.
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 d. TIDAK ADA INFEKSI TELINGA Jika tak ada nyeri telinga dan tidak ada cairan/nanah yang keluar dari telinga diklasifikasikan sebagai TAK ADA INFEKSI TELINGA. Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga MASTOIDITIS Tampak cairan / nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari ATAU Nyeri telinga INFEKSI TELINGA AKUT Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebih INFEKSI TELINGA KRONIS Tidak ada sakit telinga DAN tidak ada cairan / nanah keluar dari telinga TIDAK ADA INFEKSI TELINGA
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 37 Rangkuman 1. Seorang ibu akan membawa anaknya ke klinik jika ada suatu masalah atau gejala khusus. Jika Anda hanya memeriksa anak itu untuk masalah atau gejala khusus tersebut, maka Anda mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit yang lain. Tanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama yang sering terjadi pada anak : a. Batuk atau sukar bernapas. b. Diare. c. Demam. d. Masalah telinga. 2. Apabila ada keluhan utama, Anda dapat melakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan dengan keluhan utama dan membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan 3. Klasifikasi anak dengan batuk terdiri dari: pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan puneumonia. 4. Klasifikasi diare terdiri dari : klasifikasi dehidrasi, klasifikasi diare persisten dan klasifikasi disentri a. Klasifikasi dehidrasi terdiri dari: diare dehidrasi berat, diare dehidrasi ringan/sedang dan diare tanpa dehidrasi. b. Klasifikasi diare pesisten terdiri dari: diare persisten berat dan diare persisten c. klasifikasi disentri yaitu bila ada darah dalam tinja. 5. Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, dan demam berdarah a. Klasifikasi demam untuk malaria terdiri dari: penyakit berat dengan demam, malaria, dan demam mungkin bukan malaria. b. Klasifikasi demam untuk campak terdiri dari: campak dengan komplikasi berat, campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut, dan campak.
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 c. Klasifikasi demam untu demam berdarah dengue (DBD) : demam berdarah dengue, mungkin demam berdarah, dan demam mungkin bukan demam berdarah. 6. Klasifikasi masalah telinga ada 4 yaitu: • Mastoiditis, • Infeksi telingan akut, • Infeksi telinga kronis dan • Tidak ada infeksi telinga.
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 39 Evaluasi Formatif Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar 1. Salah satu keluhan utama pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah: a. Batuk atau sukar bernafas b. Kejang c. Tidak sadar d. Mimisan 2. Tanda stridor/bunyi nafas kasar pada anak dikatakan sudah bahaya apabila ditemukan disaat: a. Tenang b. Batuk c. Bermain d. Diperiksa 3. Di klasifikasikan sebagai Pneumonia bila: a. Ada tanda bahaya umum b. Ada tarikan dinding dada c. Ada stridor d. Nafas cepat 4. Pertanyaan yang penting bila anaknya diare antara lain: a. Sudah berapa lama b. Apakah perutnya mules c. Apakah matanya cekung d. Apakah beratnya turun 5. Klasifikasi diare dehidrasi berat bila ditandai: a. Gelisah dan rewel b. Mata cekung c. Tidak bisa minum dan mata cekung d. Cubitan kulit perut kembali lambat
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Tugas Mandiri Bacalah studi kasus berikut ini. Catat gejala dari masing-masing anak dan klasifikasikan Kasus Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86 cm. suhu badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena anak demam selama 2 hari terakhir. Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya sakit. Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang malam anak menangis karena telinganya sakit.Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari telinga anak.Ia meraba bagian belakang telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri di belakang salah satu telinga. Catat gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir pencatatan berikut ini: PENILAIAN (lingkari semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA? • Apakah ada nyeri telinga? • Adakah cairan/nanah keluar dari telinga? Jika Ya, sudah berapa lama?_______hari Ya Tidak ____ •Lihat adanya cairan/nanah keluar dari telinga. • Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 41 Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS) 2015