Dokumen tersebut membahas tentang standar profesi sanitarian dan kompetensi yang dimiliki oleh ahli kesehatan lingkungan. Standar profesi sanitarian merupakan pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan tugasnya untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan nasional. Kompetensi yang dimiliki meliputi pelaksanaan pemeriksaan kualitas lingkungan hidup seperti air, udara, tanah, serta makanan dan minuman
3. Standar profesi sanitarian adalah suatu standar
bagi profesi kesehatan lingkungan dalam
menjalankan tugas profesinya untuk berperan
secara aktif, terarah dan terpadu dalam
pembangunan kesehatan nasional.
4. 1. Tujuan umum
Sebagai acuan bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam
berperan aktif, terarah dan terpadu dalam pembangunan
kesehatan nasional.
2. Tujuan khusus
Sebagai pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan
dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai tenaga
kesehatan di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.
5. Peran dan fungsi sanitarian profesional
1. Peran sebagai pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan.
Fungsi :
a. Menentukan
komponen
lingkungan
mempengaruhi kesehatan manusia.
yang
b. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran
komponen lingkungan secara tepat berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan.
c. Menginformasikan hasil pemeriksaan / pengukuran
d. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan
terhadap standar baku mutu sanitasi bersih.
6. Lanjutan. . .
2. Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan
Fungsi:
a. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan lingkungan.
b. Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
c. Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
d. Mengorganisir penanggulangan masalah kesehatan
lingkungan.
e. Mengevaluasi hasil penanggulangan.
7. Lanjutan. . .
3. Peran Sebagai Pengajar, Pelatih, dan Pemberdayaan Masyarakat
Fungsi :
a. Menginventarisasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
tentang kesehatan lingkungan.
b. Menentukan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan yang perlu diintervensi.
c. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap,
dan perilaku tentang kesehatan lingkungan.
d. Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kehatan.
e. Mengevaluasi hasil intervensi.
8. Lanjutan. . .
4. Peran sebagai peneliti kesehatan lingkungan
Fungsi:
a. Menentukan masalah kesehatan lingkungan
b. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat.
9. Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan
limbah cair
a. Melakukan
pengambilan
sampel
pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan
kualitas fisik air dan limbah cair
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik
air dan limbah cair
10. Lanjutan. . .
2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan
limbah cair
a. Melakukan pengambilan sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
b. Melakukan pengiriman sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
11. Lanjutan. . .
3. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air
limbah cair
a. Melakukan pengambilan sampel mikrobiologi air
limbah cair
b. Melakukan pengiriman sampel mikrobiologi air
limbah cair
c. Melakukan pemeriksaan sampel mikrobiologi air
limbah cair
dan
dan
dan
dan
12. Lanjutan. . .
4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara / kebisingan / getaran /
kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
a. Melakukan pengambilan sampel kualitas fisik udara / kebisingan/
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
b. Melakukan pengiriman sampel kualitas fisik udara / kebisingan /
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik udara / kebisingan /
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
13. Lanjutan. . .
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan
kualitas kimia udara
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan
kualitas kimia udara
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas kimia
udara
14. Lanjutan. . .
6. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi udara
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi udara
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi
udara
15. Lanjutan. . .
7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah
padat
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
fisik tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
fisik tanah dan limbah padat
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik tanah
dan limbah padat
16. Lanjutan. . .
8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat :
a.
Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas kimia
tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan-pemeriksaan
kualitas kimia tanah dan limbah padat
c.
Melakukan pemeriksaan sampel pemeriksaan kualitas kimia
tanah dan limbah padat
d. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia tanah dan
limbah padat
17. Lanjutan. . .
9. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi tanah dan
limbah padat
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
dan parasitologi tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan
parasitologi tanah dan limbah padat
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi dan parasitologi
tanah dan limbah padat kualitas kimia tanah dan limbah padat.
18. Lanjutan. . .
10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan
minuman :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
fisik makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
fisik makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik makanan
dan minuman
19. Lanjutan. . .
11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan
minuman :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
kimia makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
kimia makanan dan minuman
c. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia
makanan dan minuman
20. Lanjutan. . .
12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi
makanan dan minuman :
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman
b.Melakukan
pengiriman
sampel
pemeriksaan
kualitas
mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi dan
parasitologi makanan dan minuman
21. Lanjutan. . .
13. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi
sampel usap alat makanan minuman rectum :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
parasiologi sampel usap alat makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi parasitologi
sampel usap alat makanan dan minuman
22. Lanjutan. . .
14. Melakukan survai vector dan binatang pengganggu
15. Melakukan pengukuran kuantitas (debit) air dan air limbah.
16. Mengidentifikasi makro dan miro bentos di badan air.
a. Melakukan pengambilan sampel makro dan mikro bentos di
badan air.
23. Lanjutan. . .
17. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring.
a. Melakukan pengambilan sampel toksikan dan biomonitoring.
b. Melakukan pengiriman sampel toksikan dan biomonitoring.
c. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring.
18. Melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan.
19.Mengelola
program
keselamatan kerja.
hygiene
industri,
kesehatan,
dan
24. Lanjutan. . .
20. Mengoperasikan alat pengeboran air tanah.
21.Melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan
sarana air bersih.
22. Melakukan pendugaan air tanah.
23. Mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor.
24. Mengelola alat-alat pengambil sampel udara.
26. Lanjutan. . .
30. Mengawasi
sanitasi
pengelolaan
limbah
bahan
berbahaya dan beracun.
31. Melakukan surveilence penyakit berbasis lingkungan.
32. Berwirausaha di bidang kesehatan pelayanan kesehatan
lingkungan.
33. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan.
27. Lanjutan. . .
34. Menilai kondisi kesehatan perumahaan (kepadatan
hunian, lantai, dinding, atap, ventilasi, jendela, dan
penataan ruangan/bangunan).
35. Menerapkan prinsip sanitasi pengelolaan makanan.
36. Mengawasi sanitasi tempat pembuatan, penjualan,
penyimpanan, pengangkutan & penggunaan pestisida.
28. Lanjutan. . .
37.Mengawasi Sanitasi Tempat-tempat Umum, Industri, Pariwisata,
Pemukiman dan Sarana Transportasi.
38.Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
39.Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air,
tanah, udara, limbah makanan dan minuman, vektor dan binatang
pengganggu.
40.Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah,
udara, limbah makanan dan minuman, vektor, dan binatang
pengganggu.
29. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
• Pengertian:
Hakli adalah organisasi profesi sebagai wadah pemersatu dan
pembina profesional kesehatan lingkungan yang secara khas
beragam dan berjenjang dari latar belakang pendidikan,
lapangan kerja, posisi, peran dan jalur peminatan menjadi satu
kesatuan jejaring fungsional dengan keahlian kesehatan
lingkungan. Dibentuk dan didirikan di Bandung Jawa Barat pada
tanggal 12 April 1980
30. Lanjutan. . .
• Tujuan:
Meningkatkan daya dan hasil guna para anggotanya dalam
mengabdikan keprofesionalannya serta meningkatkan dan
mengembangkan kesehatan lingkungan agar lebih berdaya
bagi peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan
lingkungan untuk kesejahteraan.
31. Anggaran Dasar HAKLI
Keputusan
Musyawarah
Nasional
V
Himpunan
Kesehatan
Lingkungan Tahun 2005 Nomor : 05 / Munas V / Hakli / 2005
Tentang Anggaran Dasar Himpunan Kesehatan Lingkungan(hakli)
Keanggotaan
Anggota terdiri dari para Ahli Kesehatan Lingkungan maupun sanitarian.
Keanggotaan organisasi terdiri dari tiga macam, yaitu anggota biasa,
anggota luar biasa dan anggota kehormatan
32. Lanjutan. . .
Susunan Dan Tata Kerja Organisasi, Kekuasaan
Organisasi Tugas Dan Wewenang Pengurus Organisasi
• Ditingkat Nasional dibentuk Pengurus Pusat HAKLI
• Ditingkat Provinsi dibentuk Pengurus Daerah HAKLI
• Ditingkat Kabupaten / Kota dibentuk Pengurus Cabang HAKLI
33. Lanjutan. . .
KEKUASAAN ORGANISASI
• Kekuasaaan tertinggi di tingkat Nasional adalah Musyawarah
Nasiomnal ( MUNAS ) yang diadakan setiap empat tahun
• Kekuasaan tertinggi di tingkat daerah adalah Musyawarah
daerah ( MUSDA ) yang diadakan setiap empat tahun sekali
• Kekuasaan tertinggi di tingkat cabang adalah Musyawarah
Cabang ( MUSCAB ) yang diadakan setiap empat tahun
34. Lanjutan. . .
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS ORGANISASI
• Pengurus Pusat menentukan arah , kebijakan dan strategi organisasi
serta pokok – pokok program secara Nasional
• Pengurus Pusat membentuk Lembaga – lembaga dan unit – unit strategi,
sesuai dengan tantangan peluang dn kebutuhan organisasi
• Lembaga atau Unit strategi dapat di bentuk sekalian dengan kebutuhan
untuk
• Pengkajian dan Pengembangan IPTEK dan keprofesian Kesehatan
Lingkungan
35. Lanjutan. . .
• Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan
Lingkungan
• Pengembangan
kewirausahaan
dan
penggalangan
kemitraan
• Pengurus daerah dan cabang menyusun dan melaksanakan
program kerja dan kegiatan berdasarkan arah, kebijakan
dan strategi serta program Nasional yang disesuaikan
dengan karakteristik dan masalah spesifik setempat.
36. Lanjutan. . .
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Keputusan diambil dengan Musyawarah untuk
mufakat
• Apabila tidak dapat dicapai secara mufakat
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
37. Anggaran Rumah Tangga
Keputusan Musyawarah Nasional V Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia Tahun 2005 Nomor : 06/ Munas V / Hakli/ 2005 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia ( Hakli )
KEANGGOTAAN
• Keanggotaan terdiri dari :
1. Anggota biasa
para ahli di bidang kesehatan lingkungan atau sanitarian, warga Negara
Indonesia yang berpendidikan tinggi dan atau bekerja / menekuni di
bidang kesehatan lingkungan atau saitarian
2. Anggaran luar biasa
mereka yang bekerja di bidang kesehatn lingkungan atau sanitasi yang di
tetapka oleh pengurus
3. Anggota kehormatan
mereka yang diangkat pengurus
38. Lanjutan. . .
Anggota biasa memiliki hak :
• Mempunyai hak satu suara
• Mempunyai hak memilih dan dipilih
• Mempunyai hak membela diri
Anggota biasa mempunyai kewajiban:
• Wajib membayar iuran
• Wajib membina hubungan baik dan jiwa korps di antara para anggota
• Wajib mentaati keputusan organisasi dan melaksanakan usaha – usaha untuk
mencapai tujuan organisasi
39. Lanjutan. . .
Anggota luar biasa dan anggota kehormatan memiliki hak dan
kewajiban
• Anggota Luar biasa dan kehormatan memiliki hak bicara
• Anggota luar biasa dan kehormatan wajib mendukung usaha –
usaha untuk mencapai tujuan organisasi
40. Lanjutan. . .
KRITERIA PENGURUS
• Para Fungsionair Pengurus Pusat, Daerah dan Cabang harus minimal memenuhi
kriteria sebagai berikut :
• Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Jujur dan mempunyai integritas tinggi
• Sehat Jasmani dan Rohani
• Sekurang – kurangnya telah 3 (tiga) tahun menjadi anggota HAKLI
• Belum pernah tercela selama bekerja baik politis maupun administrative
• Anggota biasa HAKLI
41. Lanjutan. . .
Ketentuan Musyawarah Nasional
1. Peserta musyawarah Nasional adalah:
a. Seluruh Pengurus Pusat
b. Seluruh Dewan pertimbangan Organisasi
c. Seluruh pengurus daerah dengan sebanyak – banyaknya 4 (empat)
pengurus Daerah
d. Seluruh Pengurus Cabang dengan sebanyak – banyaknya 2 (dua)
orang pengurus Cabang
e. Peninjau
42. Lanjutan. . .
2. MUNAS dianggap sah apabila dihadiri sekurang – kurangnya
setyengah ditambah satu daru jumlah peserta MUNAS. Apabila
jumlah tersebut tidak tercapai maka munas ditunda selama 1
(satu) jam, apabila setelah waktu penundaan tersebut jumlah
peserta masih belum tercapai maka dengan persetujuan forum
yang ada MUNAS dapat dianggap sah untuk dilaksanakan.
43. Lanjutan. . .
PENGELOLAAN IURAN ANGGOTA
1. Untuk Kelancaran program organisasi besarnya iuran di tetapkan sebagai berikut :
a. Uang pangkal sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) untuk setiap
anggota 25% untuk pengurus Pusat dan 75% untuk Pengurus Daerah
b. Uang Iuran ditentukan oleh masing – masing pengurus daerah dan Cabang
25 % untuk Pengurus daerah dan 75% untuk pengurus cabang
2. Pengiriman uang iuran ditujukan kepada Bendahara Pengurus yang lebih tinggi
selambat – lambatnya 10 bulan berikutnya
44. DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes RI No. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian
Nurjanah, Anita Dwi.2012.Kompetensi Ahli Madya
Kesehatan.http://anitadwinurjanah.blogspot.com/2012/01/kompetensi-ahlimadya-kesehatan.html.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2010.Hakli.http://www.webhakli.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=103.Diund
uh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2009.Mengenal Lebih Dekat
Hakli.http://hakliindonesia.blogspot.com/2009/10/mengenal-lebih-dekathakli.html.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2011.Fungsional
Sanitarian.http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2011/04/fungsio
nal-sanitarian/.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013