3. 2. Pengadaan bibit, pupuk, dan pembinaan menyangkut karakteristik produksi tanaman yang standar untuk pengolahan bio energi, semisal ukuran, kadar air, umur, dan lain sebagainya.
8. 7. Membangun mitra kerjasama yang baik dengan pihak swasta.Posisi pemerintah dalam program bio energi tidaklah cukup dengan mengeluarkan Inpres maupun Perpres, tapi adanya kotribusi yang nyata dalam program ini. Pemerintah harus memfasilitasi dan memberi insentif terhadap riset-riset dalam bidang bio energi dengan bekerjasama dengan peneliti, jika perlu memfasilitasi dalam pemberian hak paten terhadap hasil penelitian. Dalam kaitanya dengan produsen maka pemerintah memfasilitasi pengadaan bio energi dari hulu sampai hilir. Dalam hal produksi maka pemerintah harus memperhatikan pemasok bahan baku bio energi (dalam hal ini petani) sampai pengolah (pemroduksi bio energi). <br />2. Sumber Daya Alam<br />Ketersedian bahan baku dalam pembuatan bioenergi merupakan bahan dasar yang harus dipenuhi. Semua bahan yang dibutuhkan dapat di temui di Alam. <br />3. Sumber Daya Manusia<br />SDM yang diharapkan mengembangkan bioenergi pedesaan adalah produk dari hasil penyuluhan yang dilakukan pemerintah.<br />Berdasarkan uraian diatas pengembangan BEP diharapkan dapat diterapkan dan dilaksanakan di wilayah pedesaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan membangun bisnis biogas, biobriket, biooil, biodiesel, dan bioetanol sehingga ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar konvensional (BBM dan LPG) dapat berkurang. Namun program ini tidak dapat berjalan jika pemerintah tidak mendukung sepenuh hati.<br />IV. KESIMPULAN DAN SARAN<br />4.1. Kesimpulan <br />Berdasarkan hasil penulisan makalah ini diketahui ada lima bioenergi yang dapat diterapkan diwilayah pedesaan Indonesia, yaitu; biogas, biobriket, bioetanol, biooil, dan biodiesel.<br />4.2. Saran <br />Penulisan makalah ini masih membutuhkan investigasi yang lebih luas sehingga didapatkan informasi-informasi yang lebih banuak tentang bisnis bioenergi yang dapat dikembangkan diwialaytah pedesaan Indonesia.<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Atmojo , Suntoro Wongso. Bioenergi, BBM alternatif ramah lingkungan .solo pos, Sabtu, 17 Desember 2005) <br />Barnawi. 2009. Bio Energi: Bukan Sekedar energi Alternatif. http:// Essay-essay%20Pemikiran%20Pendidikan%20%20Bio%20Energi%20%20Bukan%20Sekedar%20energi%20Alternatif.html.<br />Ilham, afridel. 2010. Ketika Petani, Kampus, dan Perusahaan Bermitra Dua Ekor Sapi Hasilkan 850 Watt Sehari. Padang Ekspres. Edisi 04 Oktober 2010.<br />Mulyani, Anny dan Irsal Las. 2008. Potensi sumber daya lahan dan optimalisasi pengembangan komoditas penghasil bioenergi di indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian: Bogor<br />Nainggolan, Kaman. 2007. Bioenergi Vs Ketahanan Pangan. suara pembaruan daily. <br />Sumaryono, W. 2006. Kajian Komprehensif dan Teknologi Pengembangan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN). Makalah disampaikan pada Seminar Bioenergi: Prospek bisnis dan peluang investasi. Jakarta, 6 Desember 2006. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.<br />Suwardi. 2008. Permasalahan Pengembangan Pangan dan Bioenergi di Indonesia dan Beberapa Alternatif Pemecahannya. prosiding semiloka nasional: Departem lmu Tanah dan Sumbe daya lhan, Instltut Pertanian Bogor.<br />Tusdian, Adi, Dimas Dwi Kurniawan, dan Amar Tarmansyah. 2009. Rancangan Pembuatan Bioenergi Dengan Menggunakan Jerami Sebagai Bahan Dasar Pembuatannya.http://bio_sel_blacktuke%20%20“Rancangan%20Pembuatan%20Bioenergi%20Dengan%20Menggunakan%20Jerami%20Sebagai%20Bahan%20Dasar%20Pembuatan-nya”.html.<br />Widiastuti, Safaatun, Dewi Rachmawati, dkk. 2005. langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan potensi daerah terpencil. universitas gadjah mada: yogyakarta<br />