Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang konsep dasar manajemen keuangan seperti pengertian suku bunga, nilai waktu uang, perencanaan dan pengendalian keuangan, serta metode-metode peramalan keuangan. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan bahwa suku bunga adalah harga penggunaan uang, nilai waktu uang penting dalam pengambilan keputusan jangka panjang, dan peramalan keuangan digunakan unt
1. 1
UNTUK MEMENUHI SYARAT ULANGAN TENGAH SEMESTER
(Manajemen Keuangan)
NAMA DOSEN :
Disusun Oleh
NAMA :
ADE FAUJI,SE,MM
REFLI HANDAYANI
KELAS : 2T MANAJEMEN
NIM : 11011700318
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
TAHUN 2018-2019
Jl. Raya Jak No.1 B, Panancangan, Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten 42124
2. 2
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, atas melimpahkan
rahmat dan karunia –Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, syalawat dan
salam dengan mengucapkan allahumma sholli ala muhammad wa ala ali
muhammad penulis sampaikan untuk jujungan kita nabi besar muhammad saw.
Makalah ini di susun untuk memenuhi kebutuhan seperti layaknya modul,maka
pwmbahasaan di mulai dengan menjelaskan tujuan yang hendak di capai dan di
sertau dengan contoh soal dan materi setiap topik. Dengan demikian makalah ini
dapat di ukur dengan tingkatan kuantitas yang di capai
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini tentu punya banyak
kekirangan, Untuk ini penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritik
dari berbagai pihak demi kesempurnaan di masa yang akan datang .
PENULIS
3. 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB 1 Teori Suku Bunga 4
a. Pengertian Suku Bunga 5
b. Teori tingkat suku bunga 5
c. Faktor –faktor yang mempengaruhi 6
BAB 2 Nilai waktu Uang 8
a. Pengertian nilai waktu uang 8
b. Konsep nilai waktu uang 8
c. Metode nilai waktu uang 9
d. Konsep anuitas 9
BAB 3 Analisa Laporan dan Peramalan
Pengertian Peramalan Keuangan 22
a. siklus arus kas 22
b. Pola pembiayaan 22
c. Perubahan penjualan 23
d. Ramalan laba oprasi 24
Langkah langkah peramalan 24
Model peramalan perencanaan 25
BAB 4 Perencanaan dan Pengendalian
a. Pengertian Perencanan Keuangan 27
b. Pengertian pengendalian Keuangan 27
c. Tujuan tujuan perencanaan dan pengendalian 27
d. Unsur –unsur penting 27
BAB 5 Kebijakan Modal Kerja dan Pengolahan kas ,sukuritas
Pengertian Manajemen modal Kerja 29
4. 4
Konsep Dalam Modal Kerja 30
Jenis jenis modal kerja 30
BAB 6 Pengelolah Kredit dan Pengelolah Persedian
Pengertian Kredit 41
1.1 komponen kebijakan kredit 42
2.2 Syarat Penjualan Secara Kredit 42
BAB 7 Pembiayan Jangka Pendek
a. Pengertian manajemen jangka pendek 43
- Jenis jenis pembiayan jangka Pendek 44
- Kredit bank 45
b. Pembiayan jangka pendek 47
c. Tipe pendanaan 47
d. Pendanan spontan 48
e. Evaluasi sumber pendanaan 48
SARAN 50
KESIMPULAN 50
DAFTAR PUSTAKA 51
5. 5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang
sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau
harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya
dinyatakan dalam persen (%).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa.
2. Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contoh: bunga
kredit.
B.Teori Tingkat Suku Bunga
Teori Klasik Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure
Theory of Interest”. Menurut teori ini, tinggi rendahnya tingkat
bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal.
Jadi modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan
penggunaan modal.
Teori Keynes
Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liqudity
Preference Theory of Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga
ditentukan oleh preference dan suplly of money. Liquidity
preference adalah keinginan memegang atau menahan uang
didasarkan tiga alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan
motif spekulasi.
6. 6
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu, seberapa
besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana,
sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank
agar dan tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatakan suku bunga
simpanan. Namun peningkatan suku bunga simpanan juga akan meningkatkan
suku bunga pinjaman.
2. Target Laba yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku
bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga
besar dan demikian sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba
dapat diturunkan seminimal mungkin.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga. Semakin likuid jaminan
(mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan demikian sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank tidak
boleh mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada
batasan maksimal dan ada batasan minimal.untuk suku bunga yang diizinkan.
Tujuannya adalah agar bank dapat bersing sacara sehat.
5. Jangka Waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka waktu
sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka semakin
tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet
dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka waktu
pendek, maka bunganya relatif rendah.
6. Reputasi Perusahaan
7. 7
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk
bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan tungkata suku bunga yang akan dibebankan nantinya,
karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet
dimasa mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan yang
kurang bonafid factor resiko kredit macet cukup besar.
7. Produk yang Kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman.
Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku di
pasaran.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan factor kepercayaan kepada
seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan
nasabahnya antara nasabah uatam (primer) dan nasabah biasa (sekunder).
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka
tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat,
maka bank harus bersaing ketat dengan bank lainnya.
8. 8
BAB 2
A. Pengertian nilai waktu uang
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan, atau
nilai waktu dari uang, di dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai
waktu memegang peranan penting. Sebuah contoh seperti kenaikan pangan yang
dikeluhkan oleh masyarakat, di mana masyarakat mengambil kesimpulan sendiri
atas kenaikan pangan. Ada yang mengatakan kenaikan dikarenakan pasokan
barang mulai langka, dan lain-lain.
B. Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil
keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan
keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih.
ISTILAH YANG DIGUNAKAN :
Pv = Present Value (Nilai Sekarang) SI = Simple interest dalam rupiah
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) An = Anuity
I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke-
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu
C. Metode-metode Nilai Waktu Uang
1. Metode average rate of return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan yang diperoleh suatu
investasi atau LABA / INVESTASI
Jika average rate of return lebih tinggi dari laba yang diharapkan → layak
Kelemahan metode ARR : Mengabaikan nilai waktu uang
9. 9
2. Metode payback period
Mengukur seberapa cepat investasi itu kembali
Kriteria penilaian investasi : Semakin cepat semakin baik
Kelemahan Metode payback period :
Mengabaikan nilai waktu uang, Mengabaikan CF setelah investasi kembali
3. Metode net present value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan kas bersih
Jika NPV + → layak
4. Metode profitability index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan
kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi Jika PI
lebih dari 1 → layak
5. Metode internal rate of return (IRR)
Tingkat discount faktor yang menyamakan nilai sekarang investasi dan
nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang Jika IRR >
tk bunga atau laba yang disyaratkan → layak .
D. Konsep Anuitas
Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya.
Beberapa contoh dari perhitungan anuitas dalam keuangan individu, misalnya
cicilan bulanan kredit mobil atau rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah
bulanan
10. 10
Mari berhitung. Disini tujuan yang ingin kita capai adalah Rp 1 miliar. Nilai ini
adalah FVA — nilai masa datang yang ingin dicapai. Kemudian tingkat suku
bunganya adalah 12% (i). dan jangka waktu (n) adalah 30 tahun, jadi berapa besar
yang harus ditabung ? Anda bisa menggunakan rumus seperti diatas, FVA = {A x
[(1+i)n-1]}/i, dimana :
– FVA = nilai masa depan yang ingin dicapai
– A = tabungan yang harus dialokasikan
– i = bunga yang dipakai sebagai perhitungan
– n = jangka waktu investasi atau tabungan.
1. FUTURE VALUE
Nilai yang akan datang (future value) adalah nilai uang diwaktu akan
datang dari sejumlah uang saat ini atau serangkaian pembayaran yang
dievaluasi pada tingkat bunga yang berlaku. Ada lima parameter yang ada
dalam fungsi fv(), yaitu :
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa per bulan ataupun
per tahun.
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya.
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode, jika
bernilai 0 pembayaran dilakukan diakhir periode.
Rumus yang digunakan:
Formula Future Value sbb:
(1) Manual : Fv = Po (1+r)^n
11. 11
Fv = nilai pada tahun ke- n
Po = nilai pada tahun ke- 0
r = tingkat bunga
n = periode
(2) Tabel : Fn = Po ( DF r,n )
DF = discount Factor – melihat tabel
Contoh :
Budi menabung selama 5 tahun berturut-turut dengan jumlah yang sama
yaitu Rp.2.000.000 / tahun. Dengan tingkat bunga 10% tahun, berapa
tabungan Budi pada tahun ke-5 ?
Jawab :
Cara Manual : FVn = X [ (1 + r)n – 1 ] / r
FVA5 = 2.000.000 [ (1 + 0,1)5-1 ]/0,1
= 2.000.000 [ 6,105] = Rp 12.210.000
2. Nilai masa mendatang untuk aliran kas tunggal
Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian
menginvestasikan pada tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang
kita 1 tahun mendatang ?.
Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus :
FV = PO + PO ( r )
12. 12
= PO + ( 1 + r )
FV = Nilai Masa Mendatang
PO = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 )
= 1.100
Jika periode investasi tidak hanya 1 tahun tapi beberapa tahun maka
rumusnya :
FVn = PVo ( 1 + 0,1 )
FVn = Nilai Masa Mendatang
PVo = Nilai Saat Ini
r = Tingkat Bunga
n = Jangka Waktu
Jadi nilai mata uang yang tadinya 1.000 5 tahun mendatang
FV5 = 1000 (1 + 0,1 )5 = 1.610,51
Sedangkan proses menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu
selama periode tertentu disebut proses pergandaan. Contoh : kita menabung awal
tahun Rp 1.000 dengan tawaran bunga 10% per tahun, dan di gandakan setiap 6
bulan,bisa di hitung dengan rumus
FVn = PVo (1 + n/k )kn
13. 13
K = frekuensi penggandaan
FV1 = 1.000 (1 + 0,1 / 2)2 .1 = 1.102,5
FV2 = 1.000 ( 1 + 0,1 / 2 ) = 1.215,51
Sedangkan bila kita secara kontinu
FVn = PVo x e r . t
E 2,71828
Jadi misal Rp 1.000 kita gandakan secara kontinu, selama 1 dan 2 tahun
maka, nilai pada akhir tahun pertama dan kedua.
FV1 = 1.000 x (2,71828)0,1 .1 = 1.105,7
FV2 = 1.000 (2,71828)0,1×2 = 1.221,4
3. .Future Value Annuity (nilai masa mendatang untuk seni
pembayaran)
Misal kita memperoleh Rp 1.000 pertahun selama 4x, uang yang diterima
pada akhir tahun, berapa nilai masa mendatang jika tingkat bunga 10% ?
FVn = X [(1 + r)n – 1] /r
X = Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode
r = Tingkat bunga
n = Jumlah periode
Jadi uang kita pada akhir tahun
FV4 = 1.000 [ ( 1 + 0,1 )4 – 1 ] / 0,1 = 4.641
14. 14
Aliran kas juga bisa di bayarkan setiap awal tahun. Contoh : Rp 1.000 yang akan
kita terima selama 4x di bayarkan setiap 4 tahun dengan tingkat bunga 10%.
Berepa nilai masa
mendatang ?
FVna = X [{( 1 + r )n – 1 }/r ] (1 + r)
FVna = Future Value Annuity Due
n = Jumlah Periode
z = Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode
FV4 = 1.000 [{(1 + 0,1)4 – 1}/r ] (1 + 0,1 ) = 5.105
4. . PRESENT VALUE (Nilai Sekarang)
Nilai sekarang (Present Value) adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang
atau satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan
suatu tingkat bunga tertentu. Suatu investasi dapat diterima hanya jika
investasi itu menghasilkan paling tidak sama dengan tingkat hasil investasi
di pasar yaitu lebih besar dari pada tingkat bunga deposito (tingkat hasil
tanpa resiko).
Keterangan :
PV = Present Value / Nilai Sekarang
Kn = Arus kas pada tahun ke-n
R = Rate / Tingkat bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
15. 15
Contoh :
Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil
berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar :
PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1
PV = 1.000.000 rupiah
1. Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal.
Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai
masa mendatang kita melakukan pergandaan, dalam present value kita
melakukan proses pendiskontoan.
FVn = PVo ( 1 + r )n
FVn = nilai kemudian
PVo = nilai sekarang
Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ]
Misalkan kita mempunyai kas Rp 1.000 satu tahun mendatang Rp 1.121
dua tahun mendatang dan 1.610,51 lima tahun mendatang. Berapa nilai
sekarang dari masing-masing kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ?
PV1 = = 1.000
PV2 = = 1.000
PV5 = = 1.000
Misalkan proses pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat
diskonto 10% per tahun berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100
16. 16
yang akan kita terima 1 tahun mendatang ? berapa nilai sekarang aliran kas
sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita terima 5 tahun mendatang?
PVo = FVn [1 + (r/k)]n . k
PV1 = 1.100 / [1 + (0,1 / 2)1 . 2 = 997,73
PV5 = 1.610,5 / [1 + (0,1 / 2)5×2 = 988,71
Dan jika pergandaanya secara kontinu
PVo = (FVn /er x T )
e = 2,71818
PV1 = 1.100 / (2,71828)0,1 x 1 = 904,84
PV5 = 1.1610,5 / (2,71828)0,1 x 5
2. Nilai sekarang untuk seni pembayaran kas (Annuity)
Nilai sekarang untuk periode terbatas.
Contoh : kita akan menerima pembayaran sebesar Rp 1.000 per
tahun mulai akhir tahun ini (tahun ke I ) selama 4x. berapa nilai
sekarang dan aliran kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ?
PV = [ C – C / (1 + r)n]r
C = aliran kas per periode
r = tingkat diskonto
n = jumlah periode
PV = PV aliran kas mendatang
17. 17
PV = [1.000 – 1.000 / (1 + 0,1)4] / 0,1
= 1.000 – 683,0135 / 0,1
= 3.169,9
Ketika kas dibayar awal periode dengan perhitungan akan menerima
Rp 1.000 per tahun selama 4 tahun maka present value aliran kas
tersebut.
PV = [{C – (C / (1 + r)n )} / r ] (1 + r)
PV = [{1.000 –1.000 (1 + 0,1)4 )} / 0,1 ] (1 + 0,1)
= 3.486,9
Jadi nilai kas 3.486,9, yang dibayar pada awal periode.
Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama besarnya.
Dalam beberapa situasi kita akan menerima kas yang besarnya tidak
sama untuk setiap periode. Misalkan kita akan menerima kas selama
4 tahun besarnya Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000 dan Rp 3.000 untuk
tahun 1,2,3 dan 4. Pembayaran kas Dilakukan pada akhir periode
berapa nilai kas tersebut saat ini ?
PV = + + +
= 5.700,4
Nilai sekarang untuk periode tidak terbatas.
PV = C / r
C = Aliran Kas
18. 18
r = Tingkat Diskonto
Nilai sekarang yang tidak terbatas, aliran kas tumbuh dengan
tingkat pertumbuhan tertentu.
3. ANNUITY ( Nilai masa datang dan masa sekarang )
ANNUITY : Suatu rangkaian pembayaran uang dalam
jumlah yang sama yang terjadi dalam periode waktu tertentu
FV = Ko
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n).
Contoh :
Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah
satu tahun kita akan mendapat :
FV = 1.000.000
FV = 1.100.000 rupiah
Nilai Majemuk Anuitas adalah Nilai anuitas yang akan diterima di
waktu yang akan datang untuk periode tertentu.
Rumus:
19. 19
Sn = a [ ( 1 + i )n-1 + … + ( 1 + i )1 + ( 1 + i )0 ]
Keterangan :
a = Jumlah modal (uang) pada awal periode
Sn = Jumlah yang diterima pada akhir periode
Nilai Tunai Anuitas adalah Nilai saat ini dari anuitas yang akan
diterima di waktu yang akan datang selama periode tertentu.
Rumus :
NT An = Amortisasi Pinjaman adalah Pembayaran tahunan untuk
mengakumulasikan sejumlah dana (uang) di waktu yang akan
datang.
Keterangan :
CVIF = Compound value interest factor atau Jumlah majemuk dari
suku bunga selama periode ke n
4. BUNGA SEDERHANA (Dibayar 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayar 1 kali dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0 (I + i )n
Keterangan :
Vn = Future value tahun ke-n
Po = Pinjaman atau tabungan pokok
20. 20
i = Tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan hanya pada pinjaman atau tabungan atau
investasi pokoknya saja.
FVn = Po [ 1 + (i) (n) ]
5. BUNGA MAJEMUK (Dibayar lebih dari 1 kali dalam setahun)
NILAI MAJEMUK dengan Bunga dibayarkan lebih dari 1 kali
dalam setahun.
Rumus :
Vn = P0
Keterangan :
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam / dipinjamkan pada periode
waktu
m = Berapa kali bunga dibayar dalam satu tahun
I = Bunga
i = interest / suku bunga
n = Jangka waktu
Bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman (investasi)
ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala.
FVn = Po ( 1 + i )n
21. 21
Dimana:
FVn = future value tahun ke-n
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat suku bunga/ keuntungan disyaratkan
n = jangka waktu
22. 22
BAB 3
Peramalan keuangan
Peramalan keuangan adalah memperkirakan kebutuhan keuangan di masa
yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat
ukur untuk melakukan peramalan. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang
akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini perlu
diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian yang akan datang
meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan harga (inflasi),
kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, atau faktor
lainnya.
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki hubungan langsung
dengan produk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran selera, gaya
hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan bahan
baku, maupun faktor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk
dari kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian, atau
pengunduran diri akibt berbagai sebab, dan lainnya.
A. Siklus Arus Kas
Siklus bisnis dimulai dari uang sebagai kapital untuk menjalankan kegiatan
bisnis, kemudian melahirkan uang (kapital) yang lebih besar lagi. Dengan
demikian, unit organisasi bisnis mendapatkan keuntungan atau laba.
Uang sebagai kapital pertama-tama dari setoran pemilik organisasi bisnis
sebagai kapital yang lazim disebut Equity (ekuitas) atau modal sendiri.
B. .Pola Pembiayaan
Yang dimaksud dengan pola pembiayaan adalah pembiayaan untuk modal
kerja dan harta tetap. Modal kerja digolongkan menjadi dua, yaitu modal kerja
23. 23
permanen dan modal kerja musiman. Modal kerja permanen harus dibiayai oleh
utang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan modal kerja musiman bisa
dibiayai oleh utang dagang, utang bank jangka pendek, atau utang wesel bayar atau
dikenal dengan commercial papers.
C. . Perubahan Penjualan
Perubahan penjualan mengakibatkan perubahan harta dan utang jangka
pendek, karena untuk memenuhi kenaikan penjualan harus membutuhkan tambahan
harta dan utang jangka pendek, khususnya utang dagang.
D. Ramalan Laba Operasi
Setelah unit penjualan dan harga diramal dan biaya diklasifikasikan menjadi
biaya tetap dan biaya variabel, kemudian dibuat peramalan laba, dalam berbagai
kondisi ekonomi, misalnya kondisi ekonomi buruk jumlah penjualan 600 unit,
normal 900 unit, dan baik 1.200 unit.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan jenis peramalan, hal ini
tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Jenis-jenis peramalan dimaksud
antara lain:
1. Jika dilihat dari segi penyusunnya:
a. Peramalan subjektif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan atau
feeling dari yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dan pengalaman masa
lalu dari orang yang menyusunnya sangat menentukan hasil ramalan.
b. Peramalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi
yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu.
Data yang digunakan biasanya data masa lalu untuk beberapa metode.
2. Dilihat dari segi sifat ramalan:
a. Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar data
kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil penyelidikan
sebelumnya.
b. Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar data
kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
3. Dilihat dari segi jangka waktu;
24. 24
a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu
kurang 1 tahun.
b. Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu
rentang dari 1 tahun sampai 3 tahun.
c. Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan pada kurun
waktu lebih dari 3 tahun.
Langkah-Langkah Peramalan
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang
dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan
selengkap mungkin untuk beberapa priode
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian
akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan
peramalan melalui metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok
untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan.
Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang
paling kecil penyimpangannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti
perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan kemasyarakatan lainnya
perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil peramalan.
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan
untuk bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi,
keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka
pendek maupun perencanaan jangka panjang . berkaitan dengan keuangan adalah
jumlah dana yang harus di dediakan dan kapan .
25. 25
Model Peramalan dan Perencanaan Keuangan
Setiap orang atau lembaga selalu mengharapkan bahwa hasil ramalannya
berhasil dan tidak meleset di masa yang akan datang agar hasil peramalan tepat,
maka perlu di gunakan model peramalan yang sesuai dengan kebutuhan. Ada dua
model yang sering digunakan oleh berbagai perusahaan yaitu:
1. Metode persentase penjualan (percent of sales method)
2. Metode regresi (regression method)
Metode persentase penjualan, merupakan metode peramalan yang relatif
mudah jika dibandingkan dengan metode lainnya, terutama untuk melihat
kebutuhan permodalan. Caranya dengan melihat presentase penjualan tahunan pada
setiap pos dalam neraca. Peramalan penjualan ini biasanya didasarkan pada:
1. Peramalan eksternal
2. Peramalan internal
3. Kombinasi dari peramalan di atas
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang
dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Hendaknya data yang dikumpulkan
selengkap mungkin untuk beberapa priode. Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder
maksudnya adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti: perpustakaan,
koran, serta laporan lainnya adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan observasi, wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian
akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan
peramalan melalui metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok
untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam melakukan peramalan.
Hendaknya metode yang dipilih adalah metode yang paling tepat atau metode yang
paling kecil penyimpangannya. Pemilihan metode peramalan adalah dengan
26. 26
mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya,
ketepatan dan kemudahan penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti
perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan kemasyarakatan lainnya
perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat
meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi
data dengan pertimbangan faktor perubahan tersebut untuk beberapa perubahan
tersebut untuk beberapa periode .
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil keputusan
untuk bidak membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi,
keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka
pendek maupun perencanaan jangka panjang . berkaitan dengan keuangan adalah
jumlah dana yang harus di dediakan dan kapan .
Contoh :
PT Marras, Tbk. Bergerak dalam bidang elektronik, memiliki data sebagai
berikut:
a. Penjualan tahun 2008 adalah Rp 400.000.000,-
b. Proyeksi penjualan tahun 2009 adalah Rp 500.000.000,-
c. Laba bersih adalah 5% dari penjualan.
d. Kebijakan dividen 40% dari lab bersih.
Dari data di atas dapat dihitung sebagai berikut :
Proyeksi laba bersih adalah : 5% x Rp 500.000.000,- = Rp 25.000.000,-
Pembagian dividen 40% x Rp 25.000.000,- = Rp 10.000.000,-
Rp 15.000.000,-
Sehingga hasil dri kebutuhan dana adalah:
Selisih neraca performa adalah Rp 150.000.000,- – 145.000.000,- = Rp 5.000.000,-
. Hal ini berarti kebutuhan perusahaan tahun 2009 adalah sebesar Rp 5.000.000,-.
27. 27
BAB 4
A. Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan, laba,
dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan
juga panda penentuan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai proyeksi
tersebut.
B. Pengendalian keuangan (financial control) adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau
untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai
perubahan dalam lingkungan operasi.
C. Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang
membuat impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume
produksi, dan keuntungan
Kegunaan titik impas :
1. Menentukan kuantitas dari produk yang harus dijual untuk menutupi seluruh
biaya operasi yang dibedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat dicapai pada tingkat produksi yang berbeda-
beda.
D. Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang diasumsikan
Untuk menerapkan model titik impas haurs dipisahkan biaya produksi perusahaan
menjadi dua kategori, yaitu:
Biaya tetap (biaya tidak langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak
mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh: Gaji
administratif, penyusutan, asuransi, sewa.
Biaya variabel (biaya langsung), yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah
karena perubahan operasi perusahaan. Contoh: buruh langsung, bahan langsung,
komisi penjualan.
28. 28
2. Hal-hal lain menyangkut perilaku biaya
Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu, kemudian meningkat
tajam ketika output bertambah, sampai pertambahan tertentu tetap, dan kemudian
naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya
seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.
3. total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per
unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacupada tingkat
operasi perusahaan dan dinyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
4. Keterbatasan dalam analisis titik impas
1. Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara linear dan hal ini
hanya berlaku di dalam kondisi di mana produksi hanya berjumlah sedikit.
2. Kurva penjualan diasumsikan bergerak secara linear sesuai dengan jumlah
produksi. Hal ini berarti bahwa produksi dijual dengan asumsi harga tetap.
3. Produksi dan paduan penjualan dilakukan dengan konstan. Bila perusahaan
ingin memproduksi lebih terhadap satu jenis barang atau mengurangi
jumlah produksinya, maka titik impas yang baru harus dicari.
4. Penghitungan titik impas secara matematis dan dengan grafik merupakan
analisis yang statis. Adanya perubahan di dalam biaya maupun harga
mengharuskan penghitungan titik impas dilakukan kembali.
5. Lavarage Oprasi
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating
leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Pengaruh perubahan
volume penjualan terhadap profitabilitas tersebut diukur dengan derajat leverage
operasi (degree of operating leverage /DOL), yaitu sebagai rasio persentase
perubahan EBIT terhadap persentase perubahan penjualan.
29. 29
BAB 5
A. Pengertian Manajemen Modal Kerja. Manajemen Modal Kerja (working
capital management) adalah manajemen yang terdiri dari unsur-unsur aktiva
lancar dan hutang lancar. Tujuan dari Manajemen Modal Kerja adalah
mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dan menjamin tingkat likuiditas atau
daya kekuatan perusahaan.
B. Konsep dalam modal kerja
Konsep kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan dari aktiva
lancar. Unsur-unsur dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, sekuritas, piutang
dan persediaan.
Konsep kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar di atas
hutang lancar. Modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancer yang
harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar yang dipergunakan adalah hutang dagang,
hutang wesel, hutang pajak dan sebagian yang digunakan untuk membelanjai
kegiatan operasi perusahaan.
Konsep fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional adalah modal kerja yang terdiri dari
modal kerja riil dan modal kerja potensial. Modal yang digunakan untuk
menghasilkan current income atau konsep yang berdasarkan pada fungsi dana
yang digunakan untuk memperoleh pendapatan baik pendapatan saat ini maupun
pendapatan pada masa yang datang.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai tujuannya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam pengelolaan Manajemen
30. 30
Modal Kerja juga berbeda. Menurut Martono dan D. Agus Harjito, ada tiga tipe
kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh perusahaan, yaitu:
C. Manajemen Modal Kerja
Kebijakan konservatif
Kebijakan konservatif merupakan kebijakan modal kerja yang dilakukan secara
hati-hati. Pada kebijakan ini, modal kerja permanen dan sebagian modal kerja
variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan agresif
Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang sebagian modal kerja permanen
dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang sedangkan sebagian modal kerja
permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan moderat
Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang mencerminkan manajemen modal
kerja yang konservatif dan agresif. Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa
kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal yang
permanen (saham) atau sumber dana yang berjangka panjang (obligasi).
D. jenis-Jenis Modal Kerja
1. Modal Asing/Utang
Modal asing adalah modal yang berasl dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan
modal tersebut merupakan “utang”, yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Mengenai penggolongan utang ada yang hanya membaginya dalam dua
golongan, yaitu utang jangka pendek (yaitu kurang dari satu tahun), dan utang
jangka panjang (lebih dari satu tahun). Tetapi banyak penulis bidang
pembelanjaan yang membagi modal asing atau utang dalam tiga golongan.
31. 31
1. Modal Asing/Utang Jangka pendek (Short-Tem Debt)
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa modal asing jangka pendek adalah
modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar
utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis
daripada modal asing (utang atau kredit) jangka pendek yaitu terutama :
a. Kredit Rekening Koran
Kredit rekening Koran adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada
perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya
tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan
kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang telah
diambil saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari
jumlah tersebut.
Bank dalam memberikan kredit rekening Koran dapat mengikat perusahaan
yang bersangkutan dengan berbagai syarat atau klausul (clausule) yaitu
antara lain :
1. Klausul pembatalan
Bank mempunyai hak untuk membatalkan pemberian kreditnya setiap waktu.
Meskipun demikian Bank jarang sekali menggunakan hak tersebut demi
kebaikan namanya serta untuk mempertahankan hubungan baik atau
kepercayaan para nasabah (langganan) dan masyarakat kepadanya.
2. Klausul likuiditas darurat
Klausul atau syarat ini memungkinkan untuk Bank mengubah kredit
Rekening Koran ke dalam bentuk Kredit Wesel, dengan tujuan untuk
mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.
3. Klausul pemeriksaan
Klausul ini memungkinkan Bank untuk memeriksa, meneliti dan mengawasi
cara menggunakan kredit yang diberikan oleh Bank kepada suatu
perusahaan, agar kredittersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
4. Klausul penerimaan dan pembayaran melalui Bank
Klusul ini memungkinkan Bank untuk mengikat keuangan perusahaan
32. 32
dengan syarat bahwa semua transaksi finansiil perusahaan harus dijalankan
melalui Bank yang bersangkutan.
5. Klausul jaminan
Klausul perusahaan hendak memperbesar junlah kreditnya (melebihi
plafound yang telah ditentukan sebelumnya) maka Bank berdasarkan klausul
ini berhak untuk meminta jaminan yang lebih besar lagi misalnya dengan
penyerahan efek, dan berdasarkan nilai dari efek tersebut, Bank menentukan
beberapa % (dari nilai efek) kredit akan diperbesar.
b. Kredit dari penjual
Kredit penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini
terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjuala
dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjualan baru menerima pembayaran
harga dari barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang
diserahkan.
Selama ini pembelian atau langganan dapat dikatakan menerima “kredit
penjual” dari penjual atau produsen. Selama waktu itupun beraarti
penjual/produsen memberikan “kredit penjual” kepada pembeli atau
langganan.
c. Kredit atau pembeli
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahan sebagai pembeli
kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang
lainnya.
Disini pembeli membayar harga yang dibelinya lebih dahulu, dan setelah
beberapa waktu barulah pembeli menerima barnag yang diberinya. Selama
waktu itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan “kredit pembeli”
kepada penjual/pemasok bahan mentah atau barang dagangan.
d. Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahan mengeluarkan “surat
pengakuan utang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada sat tertentu (surat
Promes/Notes Payables). Dan setelah ditanda-tangani surat tersebut dapat
33. 33
dijual atau diuangkan pada Bank. Daripadanya diiperoleh uang sebesar apa
yang tercantum dalam surat utang tersebut dengan bunga samapi hari
jatuhnya.
2. Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate-Term Debt)
Sebagaimana diuraikan di muka, modal asing atau jangka menengah adalah
utang yang jangka waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan
kurang dari 10 tahun.
Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah :
a. Term Loan
Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang
dari 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran
tetap selama satu periode tertentu(amortization payments)
b. Leasing
Bentuk lain dari “intermediate-term debt” adalah “Leasing”. Apabila kita
tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan “service” dari
aktiva tersebut, kita dapat memperoleh “hak penggunaan” atas suatu aktiva
itu tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara mengadakan kontrak
“leasing” untuk aktiva tersebut.
“lease” adalah persetujuan atas dasar kontrak dimana pemilik dari aktiva
(leassor) menginginkan pihak lain (leassee) untuk menggunakan jasa dari
aktiva tersebut selama suatu periode. Hak milik atas aktiva tersebut tetap
pada “leassor”. Kadang-kadang leassee juga diberi
Ada 3 bentuk utama leasing yaitu :
1. Sale and Leaseback
2. Service Leases atau Operating Leases
3. Financial Leasing
3. Modal Asing/Utang jangka panjang (Long-Term Debt)
Sebagaimana disebutkan di muka, modal asing/utang jangka panjang adalah
utang yang jangka waktunya digunakan adalah panjang, umumnya lebih dari
10 tahun.
34. 34
Utang jangka panjang ini umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan
perusahaaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Karena kebutuhan
modal untuk keperluan tersebut meliptui jumlah yang besar.
Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang antara
lain:
a. Pinjaman obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu panjang untuk
mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai
nominal tertentu.
Jangka waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan kepada pertimbangan
–pertimbangan sebagai berikut :
1. Jangka waktu pinjaman kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka
waktu penggunaannya di dalam perusahaan.
2. Jumlah angsuran harus disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari
aktiva tetap yang akan dibelanjai dengan kredit obligasi tersebut.
Pembayaran kembali pinjaman obligsi dapat dijalankan sekaligus pada hari
jatuh temponya atau secara berangsur setiap tahunnya. Apabila sistem
pelunasan sekaligus itu namanya “sinking Found System” sedangkan kalau
secara berangsur-angsur pembayarannya kembali disebut “Amortization
System”.
Peluansan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari
peyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan
keuntungan.
Macam-macam obligasi adalah :
a. Obligasi biasa (Bonds)
Adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-
waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah debitur memperoleh
keuntungan atau tidak. Biasanya caupon (bunga obligasi) dibayar dua kali
setiap tahunnya.
b. Obligasi pendapatan (Income Bonds)
Adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada
35. 35
waktu-waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi
tersebut mendapatkan keuntungan, tetapi disini kreditur mempunyai “hak
kumulaitf” artinya apabila pada suatu tahun perushaa menderita kerugian
sehingga tidak dibayarkan bunganya dan apabila di tahun berikutnya
perusahaan mendapatkan keuntungan maka kreditur tersebut berhak untuk
menuntut bungan dari tahun yang tidak dibayar itu.
c. Obligasi yang dapat ditukarkkan (Convortible-Bond)
Adalah obligasi yang memeberikan kesempatan pada pemegang surat
obligasi tersebut untuk pada suatu saat tertntu menukarkannya dengan saham
dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian maka jenis obligasi ini memungkinkan pemegangnya
untuk mengubah statusnya yaitu kreditur menjadi pemilik.
b. Pinjaman Hipotik(Mortgage)
Adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditu) diberi hak
hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak debitur tidak
memnuhi kewajiban, barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut
dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
2. Modal Sendiri
Pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang
tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut lukuiditas merupakan
“Dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya”.
Modal sendiri selain berasal dari sumber intern adalah dalam bentuk
keuntungan yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.
Modal sendiri yang berasal dari sumber inten ialah dalam bentuk keuntungan
yang dihasilkan perusahaan.
Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
(PT) terdiri dari :
a. Modal saham
Saham adalah suatu bukti pengambilaan bagaian atau peserta dalam suatu
36. 36
P.T. bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan
sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama
hidupnya, meskipun saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang
permanent, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnyya.
Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai berikut :
1. Saham biasa (Commond Stock)
Pemegang saham bisa akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan,
hanya saja kalu perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Fungsi saham
biasa di dalam perusahaan adalah :
a. sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b. Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.
c. Sebagai alat untuk menentukan fusi ataua kombinasi dari perusahaan-
3. Saham kumulatif preferent (Cummulative Preferred Stock)
Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen.
Perbedaannya hanya pada hak kumulatif pada saham preferen kumulatif.
Dengan demikian pemegang saham preferen komulatif apabila tidak
menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak
mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini
dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk
menuntut dividen dari saham preferen kumulatifpun dinyatakan dalam
persentasi tertentu dari nilai nominalnya.
b. Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang
lampau atau dari tahun yang berjalan (Reserve that are surplus). Cadangan
yang termasuk dalam modal sendiri adalah :
1. Cadangan ekspansi,
2. Cadangan modal kerja,
3. Cadangan selisih kurs,
4. Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadianyang tidak
37. 37
diduga sebelumnya
Selain itu ada pula yang disebut dengan cadangan rahasia yaitu cadangan
yang bentuknya tidak nampak pada neraca dan besar jumlahnya sangat
rahasia.
Cadangan diam yaitu cadangan yang bentuknya tidak nampak pada neraca
tetapi jumlah besarannya dapat diperkirakan nilainya dalam perusahaan.
c. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat dibayarkan sebagai
deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan cadangan
tersebut sudah dengan tujua tertentu, maka dibentuklah cadangan
sebagaimana diuraikan di atas.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan
keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang
ditahan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Menurut Hampton (1989:180) perusahaan membutuhkan modal kerja ditentukan
oleh 4 faktor:
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional
pada saat terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam Teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses
produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
38. 38
D. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya
proses produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan
piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan
mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1. Jumlah pengeluaran kas setiap hari tetap, periode perputaran lama
2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
E. Unsur-Unsur Modal Kerja
Berdasarkan pengertian modal kerja tersebut di atas, bahwa modal kerja
merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yang dapat segera
dijadikan uang kas. Modal kerja tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. Kas (Cash)
Menurut S. Munawir (1995 : 158), kas merupakan salah satu modal kerja yang
paling tinggi likuiditasnya, suatu perusahaan dengan kas dalam jumlah yang besar
berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over
investment dalam kas berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam
mengelola kas. Sedangkan jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat
perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi
suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa
memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan illikuid
apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Karena kas sangat berperan dalam
menentukan kelancaran kegiatan perusahaan maka kas itu harus direncanakan dan
diawasi dengan baik.Jadi kas sangat diperlukan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva
39. 39
tetap.
J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1997 : 248) mengemukakan ada 4 motif
yang menyebabkan perusahaan menahan kas yaitu:
a. Motif Transaksi
Motif ini adalah motif utama menahan kas agar perusahaan mampu menjalankan
usahanya sehari-hari yaitu membeli dan menjual. Pada bidang usaha tertentu
dimana saat pemasukan tagihan bisa diramalkan (seperti PLN, PAM), arus kas
masuk bisa dijadwalkan dan diselaraskan dengan kebutuhan arus kas keluar.
Biasanya rasio kas terhadap penghasilan dan kas
b. Motif berjaga-jaga
Motif berjaga-jaga (precautionary) untuk menahan kas terutama berkaitan dengan
bisa tidaknya arus kas masuk dan keluar diperkirakan. Makin mudah estimasi arus
kas, makin sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tak
terduga. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada motif berjaga-jaga adalah
kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak. Fleksibilitas meminjam
sangat tergantung pada kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam berhubungan
dengan instansi Perbankan atau sumber-sumber dana lainnya. Kebutuhan
menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat
segera dicairkan atau ditunaikan, seperti surat berharga jangka pendek, promes
(promissory notes) dan sebagainya.
c. Kebutuhan masa depan
Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena
dana dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dimasa yang akan datang.
Kas dan surat berharga juga mencerminkan himpunan dana dari mana perusahaan
dapat cepat melakukan penarikan untuk mengisi peluang jangka pendek, termasuk
akuisisi. Ini adakalanya disebut sebagai motif spekulatif untuk menyimpan kas.
d. Kebutuhan saldo kompensasi
Sistem Perbankan memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia usaha.
Perusahaan membayar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara membayar
40. 40
langsung, dan terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan sejumlah dana
minimum di bank yang disebut saldo kompensasi.
2. Surat-surat Berharga (Marketable Securities)
Menurut S. Munawir (1995 : 122) “Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk
jangka pendek (Marketable Securities atau Efek) adalah salah satu elemen aktiva
lancar yang segera dapat dijual dan dapat menimbulkan keuntungan bagi
perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya
perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah
menjadi uang kas.” Jadi surat berharga merupakan kekayaan, aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan.
J. Fred. Weston dan Thomas E Copeland (1997:262) mengemukakan ada 6
kriteria yang diterapkan untuk memilih surat-surat berharga tersebut yaitu :
a. Risiko Keuangan
b. Risiko Suku Bunga
c. Risiko Daya Beli
d. Risiko Likuiditas (Kemudahan pencairan atau kemudahan untuk dijual
kembali)
e. Beban Pajak
f. Hasil Pengembalian dari surat berharga
3. Piutang (Account Receivable)
Menurut Sarwoko dan Abdul Halim (1989:105) : “Piutang adalah aktiva yang
menunjukkan tagihan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan
barang dan atau jasa di dalam kegiatan usahanya.” Jadi piutang adalah kekayaan
yang dimiliki perusahaan dari kegiatan operasional perusahaan yang berupa
tagihan atas hasil penjualan barang dan jasa.
Menurut Bambang Riyanto (1997:85): “Penjualan kredit tidak segera
menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan
barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang
berasal dari pengumpulan piutang tersebut.
Menurut Bambang Riyanto (1997:85) faktor-faktor yang mempengaruhi besar
41. 41
kecilnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut :
a. Volume Penjualan Kredit
b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
d. Kebijaksanaan dalam Mengumpulkan Piutang
e. Kebiasaan membayar dari Para Langganan.
4. Persediaan (Inventory)
Menurut Sarwoko dan Abdul Halim (1989 : 91) : “Persediaan adalah barang-
barang yang disimpan untuk dijual lagi oleh perusahaan. Persediaan sebagai salah
satu elemen penting di dalam usaha-usaha perusahaan untuk memperoleh tingkat
penjualan yang diinginkan. Pengertian persediaan lebih luas dari sekedar barang
dagangan. dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Hutang lancar meliputi antara lain:
· Hutang Dagang
· Hutang yang timbul karena adanya pembelian barang secara kredit.
· Hutang Wesel
· Hutang yang disertai dengan janji tertulis
· Hutang Pajak.
· Biaya yang Masih Harus Dibayar.
· Hutang Jangka Panjang yang Segera Jatuh Tempo.
· Penghasilan yang Diterima Dimuka (Deferred Revenue).
BAB 6
Pengertian Kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti
kata “ kredit”yang berasal dari bahasa Yunani “ credere” yang berarti kepercayaan
akan kebenaran dalam praktek sehari – hari .
“ Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian
atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan
dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati “. (Astiko, Manajemen
Perkreditan ( Yogyakarta : andi Offset, 1996 ), hal 5)
42. 42
11. Komponen Kebijakan Kredit
Jika perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit kepada pelangganya,
perusahaan harus menentukan prosedur untuk memperoleh kredit dan pelunasannya
yang dituangkan dalam kebijakan kredit, yang meliputi hal berikut :
a Syarat penjualan
Syarat penjualan menentukan bagaiman perusahaan menjual barang atau jasanya.
Apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan secara kredit, syarat
penjualan harus menentukan secara spesifik jangka waktu kredit, potongan tunai
dan periode potongan, serta jenis kredit.
b Analisis kredit
Dalam pemberian kredit, perusahaan menentukan berapa banyak upaya yang
dilakukan untuk dapat membedakan antara pelanggan yang akan membayar dan
pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis biasanya berdasarkan pada
five C’s of credit yaitu character, capacity, capital, colleteral, dan condition.
c Kebijakan penagihan piutang
Setelah kredit diberikan, perusahaan mempunyai masalah yang potensial dalam
pengumpulan kas. Untuk itu, perusahaan harus menentukan kebijakan penagihan
piutang.
2. Investasi dalam Piutang
Investasi dalam piutang bagi suatu perusahaan tergantung pada jumlah
penjualan kredit dan rata-rata periode pengumpulan piutang (average collection
period atau APC). Sebagai contoh, jika ACP perusahaan adalah 30 hari, dan
penjualan secara kredit Rp. 1.000.000 per hari, maka piutang perusahaan adalah :
30 x Rp. 1.000.000 = Rp. 30.000.000 secara rata-rata.
Account receivable = average daily sales x ACP
Dengan demikian investasi perusahaan dalam piutang tergantung pada faktor-
faktor yang memengaruhi penjualan secara kredit dan jangka waktu pengumpulan
piutang.
43. 43
2.2 Syarat Penjualan Secara Kredit
1. 2/10, n/30 artinya jangka waktu pembayaran selama 30 hari dan jika pembayaran
dilakukan dalam jangka waktu 10 hari akan mendapatkan potongan 2% terhitung
setelah tanggal transaksi.
2. n/20 artinya jangka waktu pembayaran 20 hari dan tidak mendapatkan potongan.
3. Rabat (Potongan Langsung) artinya pembelian atau penjualan tunai dan kredit
misalnya pembelian barang dagang Rp. 1000.000 dengan rabat 5%, syarat 2/10,
n/30
4. Rabat 5%, 10% artinya mendapat potongan dua kali setelah dikurang potongan
yang pertama.
Sebagai contoh, syarat penjualan adalah 2/10 net 60. Hal ini berarti pelanggan
mempunyai jangka waktu 60 hari sejak tanggal transaksi dilakukan untuk melunasi
semua utangnya, akan tetapi jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari,
pelanggan mendapat potongan tunai sebesar 2%. Apabila pelanggan membeli
barang senilai Rp. 1.000.000 dan syarat penjualan 2/10, net 60, pelanggan
mempunyai pilihan untuk membayar dalam 10 hari sebesar Rp. 1.000.000 x (1-
0,02) = Rp. 980.000 atau membayar Rp. 1.000.000 dalam waktu 60 hari.
BAB 7
A. Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial
management)
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan)
dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih
harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam
jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat
jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek
Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang
harus di lunasi dalam jangka waktu < 1tahun.
44. 44
- Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade
credit, short term bank loans, dan commercial paper :
1. Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah
diterima, tetapi belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak.
Perusahaan biasanya membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau
bulanan, sehingga neraca perusahaan akan memperlihatkan utang gaji atau gaji
terhutang.
2. Accounts payable / trade credit / utang dagang, yaitu utang antar perusahaan yang
timbul dari penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan sebagai
utang usaha oleh pembeli.
Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena
perusahaan kecil relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan
sehingga terpaksa tergantung pada hutang dagang.[1]
Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda pembayaran utang
secara di sengaja.
Komponen utang dagang :
a. Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon.
b. Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen yang
gratis yang biayanya berupa diskon yang tidak diambil.
3. Short Term Bank Loans / hutang bank
Sifat/ciri kredit bank adalah :
a. Jatuh tempo
b. Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari
pinjaman,suku bunga,jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain
yang telah di sepakati pihak bank dan peminjam.
c. Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro.
d. Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan
bank kepada nasabahnya untuk periode tertentu.
45. 45
e. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan
oleh bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon
kredit,bedanya yaitu kredit revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi.
C. Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut :
a. Simple interest
Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini
dibayar pada saat kredit jatuh tempo.
b. Discount interest
Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar
dimuka sehingga jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai
nominal kredit.
c. Add-on interest
Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke
jumlah kredit tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar
secara cicilan.
Terkait dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank yang
akan di pilih sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam memilih bank antara lain sebagai berikut :
a. Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri
akan mengakibatkan risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya
menangani suatu industri.
b. Nasihat dan penyuluhan
Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga nantinya
dapat menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.
c. Loyalti kepada nasabah
Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya, jika
nasabahnya dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha mencarikan jalan
keluar untuk memperbaiki keadaan nasabah.
d. Spesialisasi
46. 46
Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan
hubungan yang erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank
untuk bekerja sama secara lebih kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif
bagi perusahaan di bidang tersebut.
e. Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya
modal bank yang bersangkutan.
f. Merchant banking
Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai
penyertaan modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang
bersangkutan.
g. Jasa-jasa lainnya
Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit
4. Commercial Paper
Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan
besar untuk dijual guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek.
Sumber dana jangka pendek :
a. Tanpa jaminan : kredit dagang
b. Dengan jaminan : kredit bank
Bentuk jaminan :
a. Surat berharga
b. Piutang
c. Persediaan
a. Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang
dimiliki perusahaan kepada lembaga keuangan nonbank (faktor).
Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with recourse) yaitu si pembeli surat
piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar seandainya factor tidak
dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang , tanpa hak regres (without
47. 47
recourse) yaitu risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya
menjadi tanggung jawab si faktor.
b. Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat
memperoleh dana dari lembaga keuangan nonbank dengan hak regres.
Perusahaan yang menggadaikan piutangnya diminta untuk mengikat perjanjian
dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai.
c. Banker’s acceptance facility
Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran
dalam bentuk banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan
adalah blanket inventory lien, trust receipts, dan field warehouse financing.
B. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan
(spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal
perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account
payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa
yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan
Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan
jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
C. Tipe Pendanaan Jangka Pendek :
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis
dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan
perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang
diperoleh dari bank.
48. 48
D. Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka
sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber
dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya
pembayaran upah atau gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena
perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak
terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit
E. Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah
maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau
perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara
lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90)
hari tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke
investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial
paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non
bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang
ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini,
peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi
plafon (batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi
perusahaan yang mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena
perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh
kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative
investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah
menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan
alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman
49. 49
tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi
pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan
barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama
dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan,
kemudian akan memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai
persediaan yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
7. Report
F. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa
mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
50. 50
KESIMPULAN : Manajemen keuanagan merupakan hal yang paling penting dari
suatu lingkup perusahaan dalam menghadapi keuangan,dalam mengambil prinsip
dan keputusan manajemen keuangan kita harus mengetahui langkah langkah dan
teori yang baik
SARAN : Sebaiknya harus mengambil keputusan dan tindakan dalam manajemen
keuangan dan memperhatikan ketentuan ketentuan