5. Mandat Konstitusi :
• “Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, …” –
(Pembukaan UUD 1945 alinea 4)
• “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat ...,” - (Pasal 34 UUD 35 ayat 2)
UNDANG-UNDANG NO. 40/2004
TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
6. ”1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS
KESEHATAN”
UU SJSN dan UU BPJS
7. PP dan Perpres terkait BPJS Kesehatan
6
Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2012
tentang
Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013
tentang
Jaminan Kesehatan
9. II. Kepesertaan
• Kepesertaan bertahap
• Peserta didaftarkan oleh Pemberi Kerja dan Pemerintah
(PBI = fakir miskin dan tidak mampu )
• Peserta Jaminan Kesehatan yang telah membayar iuran
• Tetap dilayani s.d. 6 (enam) bulan pasca PHK
• Ketentuan lebih lanjut diatur dalam PP / Perpres
( Pasal 13, 14, 20 dan 21 UU Nomor 40 Tahun 2004 )
10. Peserta Jaminan
Kesehatan
Bukan Penerima
Bantuan Iuran (PBI)
Pekerja Penerima
Upah
Pekerja Bukan
Penerima Upah
Bukan Pekerja
Penerima Bantuan
Iuran (PBI)
Fakir Miskin
Orang Tidak Mampu
Peserta Jaminan Kesehatan
11. • Dibayar oleh
pemerintahPBI
• Dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja
Pekerja
Penerima Upah
• Dibayar oleh peserta
yang bersangkutan
Pekerja Bukan
Penerima Upah
Iuran
12. Pentahapan Kepesertaan
• PBI (Jamkesmas)
• TNI/POLRI dan
Pensiunan
• PNS &
Pensiunan
• JPK JAMSOSTEK
Tahap
pertama
mulai
tanggal 1
Januari
2014
Seluruh
penduduk yang
belum masuk
sebagai Peserta
BPJS Kesehatan
paling lambat
tanggal 1
Januari 2019
Tahap
Selanjutnya
13. III. Manfaat Jaminan Kesehatan
• Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan
berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis
habis pakai yang diperlukan.
• Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan
pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.
( Pasal 22 ayat 1 dan 2 UU Nomor 40 Tahun 2004 )
14. Manfaat Jaminan Kesehatan
Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis
habis pakai sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan
1. Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang
dibayarkan
2. Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala besaran
iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi
Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
15. Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (RJTP dan RITP)
Pelayanan Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL)
Pelayanan Kesehatan Lain yang
ditetapkan oleh Menteri
16. Peserta
Bukan
Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Pekerja
Penerima
Upah
Kelas I dan
II
Pekerja
Bukan
Penerima
Upah
Kelas I, II
dan III
Bukan
Pekerja
Kelas I, II
dan III
Penerima Bantuan Iuran
(PBI)
Fakir Miskin
Kelas III
Orang Tidak
Mampu
Kelas III
Manfaat Akomodasi
17. IV. Sistem Pelayanan Kesehatan,
Kendali Mutu dan Pembayaran
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan
sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu
pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan,
kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
( Pasal 24 Ayat 3 UU Nomor 40 Tahun 2004)
19. ❶ Sustainibilitas Operasionalisasi Manfaat
❷ Pemenuhan kebutuhan medik peserta
❸ Kehati-hatian dan transparansi pengelolaan
Sistem Pelayanan Kesehatan
(Health Care Delivery System)
Sistem Mutu Pel. Kesehatan
(Health Care Quality System)
Sistem Pembayaran
(Health Care Payment System)
• Penyempurnaan
• Pengembangan
Sasaran Pelayanan Kesehatan BPJS
BPJS
Pelayanan efisien dan efektif
20. Sehat
Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Sosial
Mental
Fisik
Spiritual
Kerangka Sistem Pel. Kesehatan BPJS
( Sesuai Pasal 22 UU No. 40/2004 )
BPJS dengan
Managed Care
Pemerintah
Model berdasarkan Referensi: Shi L, 2012
Kontribusi
APBN
*Pelayanan tertentu
21. Managed Care
Sebagai Landasan Operasional BPJS Kesehatan
Suatu sistem dimana pelayanan kesehatan dan pembiayaannya
(pelayanan kesehatan) diselenggarakan dan tersinkronisasi dalam
kerangka kendali mutu dan biaya, sehingga menghasilkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan dengan biaya yang efisien.
• Gatekeeper concept Pelayanan Primer
• Quality Assurances Credentialing & Recredentialing
• Manfaat komprehensif
• Fokus pada promotif dan preventif
• Sistem Rujukan berjenjang
• Formularium Obat Nasional
• Sistem Pembayaran Prospektif (Kapitasi, INA CBG’s)
• Utilization review (Prospektif, Konkuren dan retrospektif)
• Dewan Pertimbangan Medik (Medical Advisory Board)
Fitur Managed Care :
22. Lebih bersifat “Free Flow System”
❶ Peserta bebas mengakses setiap tingkatan pelayanan
❷ Tidak ada koordinasi antar tingkat layanan
❸ Rendahnya persepsi terhadap kualitas pelayanan
primer
• Peningkatan biaya pelkes
• Disparitas pelayanan
• Pelayanan kesehatan lebih berorientasi pada upaya kuratif
dan penanganan kasus akut
• Tidak tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatan Saat ini
23. Tersier
Sekunder
Primer
Gatekeeper
Pengelolaan keluhan
kesehatan, promotif,
preventif, survailans
Penanganan
spesialistik
Penanganan
subspesialistik
Equity besar (aksesibel bagi
semua golongan)
Biaya terjangkau
Biaya mahal
Biaya sgt mhl
(BERJENJANG)
Koordinasi Timbal Balik
(Dukungan IT, Regulasi)
Model Sistem Pelayanan Kesehatan BPJS
FOKUS PADA PELAYANAN PRIMER
24. Penyakit yang dapat
ditangani oleh
Puskesmas/Dokter
Layanan Primer/Dokter
Umum/Dokter Keluarga:
552 Jenis
(167-Harus Tuntas;
247-Diagnosis dan therapy
pendahuluan;
138-Diagnosis dan therapy
pendahuluan gawat
darurat)
Daftar penyakit di Indonesia (Std Komp. Dokter,
KKI,2006): 1.087 Jenis – Direvisi 2012
Sisa: 535 Jenis adalah
kompetensi Rumah
Sakit/Dokter
Spesialis/Dokter
Subspesialis
25. Tingkat layanan Tingkat Pengelolaan
Cakupan Populasi
Primer
Sekunder
Tersier
3.000 –
50.000
50.000 –
500.000
500.000 –
5.000.000
Propinsi
Kabupaten
Kecamatan
Regionalisasi Rujukan
26. Menuju Universal Coverage 2019 …
25
Sistem pelayanan kesehatan hendaknya :
Mampu mendorong terciptanya pelayanan yang berkualitas:
Aman , Efisien, Efektif, Equity, Timely (kemudahan akses setiap
saat), Patient centered (orientasi kebutuhan pasien)
Dapat mengatasi dampak transisi epidemiologi dan transisi
demografi : Pelayanan primer as leading
sector…
Meminimalisasi disparitas dan meningkatkan akses bagi
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
28. Regulasi Kendali Mutu
27
1) Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus memperhatikan
mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
2) Penerapan sistem kendali mutu pelayanan Jaminan Kesehatan dilakukan secara
menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan, memastikan
proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta
pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta.
1) Dalam rangka menjamin kendali mutu dan biaya, Menteri bertanggung jawab
untuk :
a. penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);
b. pertimbangan klinis (clinical advisory) dan Manfaat Jaminan Kesehatan;
c. perhitungan standar tarif; dan
d. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan Jaminan kesehatan.
Pasal 42 PerPres Nomor 12/2013
Pasal 42 PerPres Nomor 12/2013
29. DIMENSI MENJAGA MUTU PELAYANAN BPJS
STRUCTURE PROCESS OUTCOME
• Sistem gate keeper
• Sistem Rujuk Balik
• Seleksi Provider (
Kredensialing &
Rekredensialing )
• Asosiasi Faskes
• Pola pentarifan
• Risk Sharing
• Health Technology
Assesment ( HTA )
• Formularium
Nasional
• Disease
management
Program
• Utilization Review
• Peer Review
• Standart Pelayanan
Non Medis
• Monitoring Evaluasi
program
• Costumer
Satisfaction Index
• Provider
Satisfaction Index
31. Pola pembayaran provider masih didominasi oleh pola pembayaran
Retrospektif yakni FFS
FFS Prospektif
(Kapitasi, Paket) Salary
Sumber: Indonesia Health Financing, A Reform Road Map, World Bank,2009
• Prospektif : Kapitasi, DRG
• Pay For Performance
Utilization Review
Selective Contracting
Pola Pembayaran Saat Ini dan Ke Depan
BPJS
32. 31
No Jenis
Penjaminan
Pola Pembayaran
Primer Sekunder Tersier
1 Askes
Kapitasi
Per-Diem, Paket,
Scheduled FFS
Paket
2 Jamsostek Kapitasi, FFS FFS FFS
3 Jamkesmas Kapitasi INA-CBG’s INA-CBG’s
4 TNI Polri Budget Budget Budget
Pola Pembayaran Saat ini
33. • Pelayanan Primer: dokter dan dokter gigi di
puskesmas, tempat praktik perorangan, klinik
pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan
kesehatan
• Pelayanan Sekunder: pelayanan kesehatan
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau
dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik
• Pelayanan Tersier: pelayanan kesehatan sub
spesialistik yangdilakukan oleh dokter sub spesialis
atau dokter gigi sub spesialis yangmenggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub
spesialistik
Kapitasi,
Pay for
Performance
DRG/INA CBG’S
DRG/INA CBG’S
Pola Pembayaran BPJS
PERPRES No 12 Tahun 2013 Pasal 39
34. Standar Waktu Pembayaran
33
Pasal 38 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 :
BPJS wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas
pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling
lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim
diterima lengkap.
38. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
• memenuhi persyaratan
(credentialing)
• wajib bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan
milik
Pemerintah
• memenuhi persyaratan
(credentialing)
• dapat menjalin kerjasama
dengan BPJS Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan
milik swasta
39. Regulasi PerPres Nomor 12 Tahun 2013
Pasal 35 (Ketersediaan)
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab
atas ketersediaan fasilitas kesehatan
Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
• Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan
Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
• Faskes swasta yang memenuhi persyaratan
dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
• Kerja sama membuat perjanjian tertulis.
• Persyaratan Faskes BPJS PERATURAN MENTERI.
Pasal 42 (Kinerja Faskes)
• Memperhatikan mutu pelayanan
• Orientasi aspek keamanan pasien
• Efektifitas tindakan
• Kesesuaian kebutuhan pasien
• Efisiensi biaya
SELEKSI
Faskes
(credentialing)
PENILAIAN
KINERJA
Faskes
(komponen utama
recredentialing)
40. Kesepakatan Tarif dan Kontrak
Pasal 37 PerPres Nomor 12 Tahun 2013 :
• Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah
tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
• Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Menteri memutuskan besaran pembayaran atas program Jaminan
Kesehatan yang diberikan.
• Asosiasi Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri.
Pasal 39 PerPres Nomor 12 Tahun 2013 :
• BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar
di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
• Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan
pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS
Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan
mekanisme lain yang lebih berhasil guna.
41. 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN
FASKES, NAKES,
SISTEM RUJUKAN
DAN
INFRASTRUKTUR
Kajian berkala tahunan elijibilitas Faskes, kredensialing, kualitas layanan dan
penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian
Implementasi, pemantauan dan penyempurnaan sistem rujukan
dan telaah utilisasi
• Distribusi belum
merata
• Kualitas bervariasi
• Sistem rujukan
belum optimal
• cara Pembayaran
belum optimal
-Perluasan dan
Pengembangan
faskes dan nakes
secara
komprehensif
-Evaluasi dan
penetapan
pembayaran
•Jumlah mencukupi
• Distribusi merata
• Sistem rujukan
berfungsi optimal
• Pembayaran
dengan cara
prospektif dan harga
keekonomian untuk
semua penduduk
KEGIATAN-KEGIATAN:
Implementasi roadmap: pengembangan faskes, nakes, sistem
rujukan dan infrastruktur lainnya.
Penyusunan
Standar,
prosedur dan
pembayaran
faskes Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta
penyesuaian besaran biaya dua tahunan dengan harga
keekonomian
PETA JALAN ASPEK PELAYANAN KESEHATAN
Sumber : Peta Jalan Menuju JKN 2012-2019, 2012
43. Tantangan
1. Ketersediaan jumlah dan pemerataan distribusi fasilitas
kesehatan ( Dokter & Rumah Sakit )
2. Standarisasi fasilitas kesehatan.
3. Kelengkapan dan mutu data Rekam Medik
4. Perbaikan pola koordinasi antara dokter pelayanan dasar
dengan dokter spesialis dalam sistem rujukan timbal-balik.
5. Standar pelayanan medik yang berlaku sama di seluruh
Indonesia.
6. Pemahaman terhadap pola pembayaran prospektif
( kapitasi dan INA CBG’s ).
44. 1. Dukungan profesi untuk secara konsisten menerapkan
pelayanan yang efisien, efektif dan berkualitas melalui
penerapan kaidah-kaidah evidence based
2. Partisipasi aktif profesi dalam menyusun standarisasi
pelayanan
3. Kesediaan untuk meningkatkan kompetensi
4. Kesiapan untuk mengisi kebutuhan Profesi diseluruh
wilayah
Harapan pada Profesi
45. BPJS Kesehatan .., Wujudkan Gotong Royong untuk Generasi yang Lebih Baik
Editor's Notes
Agenda dapat disesuaikan dengan Target Audiens
UU No. 24 Th 2011 ttg BPJSPasal 60(1) BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014
UU no. 40 tahun 2004 ttg SJSN3 Azas Pasal 25 Program Pasal 189 Prinsip Pasal 4
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 2Peserta Jaminan Kesehatan meliputi:a. PBI Jaminan Kesehatan; danb. bukan PBI Jaminan Kesehatan.Pasal 3(1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.Pasal 4Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya;b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya; danc. bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 16Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.(2) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PekerjaPenerima Upah dibayar olehPemberi Kerja dan Pekerja.(3) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran Iuran Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diaturdenganPeraturan Presiden.
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 6Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk.(2) Pentahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai berikut: a. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :1. PBI Jaminan Kesehatan;2. Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya;3. Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya;4. Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya; dan5. Peserta Jaminan Pemeliharaan KesehatanPerusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya;b. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatanpaling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 20Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat Jaminan Kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.(2) Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Manfaat medis dan Manfaat non medis.(3) Manfaat medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan.(4) Manfaat non medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi Manfaat akomodasi dan ambulans.(5) Manfaat akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan.(6) Ambulans sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 22(1) Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas:a. pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup ...b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup...c. pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Perpres No. 12 Th. 2013 ttg Jaminan KesehatanPasal 23Manfaat akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (5) berupa layanan rawat inap sebagai berikut:a. ruang perawatan kelas III bagi...b. ruang perawatan kelas II bagi...c. ruang perawatan kelas I bagi...