2. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara Definisi :
Ilmu dan Seni pemilihan alternatif solusi atau alternatif
tindakan dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan
guna menyelesaikan masalah.
Secara Fungsi :
Pemahaman secara komprehensif terhadap
masalah,pemberian kerangka berpikir secara
sistematis,membimbing dalam penerapan teknik –
teknik pengambilan keputusan dan meningkatkan
kualitas keputusan.
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dengan resiko; merupakan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan dinamika atau ketidakpastian.
Dimana hasil yang diperoleh harus ditanggung sebagai
konsekuensi.
Resiko, berarti: kesempatan timbulnya kerugian; kemungkinan
timbulnya kerugian; ketidakpastian; penyimpangan hasil aktual;
perbedaan hasil dari harapan.
Akibatnya: timbul kerugian; adanya uncertainty.
Resiko hanya dapat diminimalisir, sangat sulit untuk
dihilangkan 100%.
Jenis Resiko: resiko dinamis (berhubungan dengan perubahan
keadaan ekonomi), wujudnya dapat berupa resiko manajemen
(pasar, keuangan, produksi); resiko politik (akibat pemerintah);
resiko inovasi ( re-engineering, diversification)
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Resiko statis; terdiri dari resiko fundamental (menyangkut
rakyat banyak); resiko khusus (menyangkut orang
perorangan; resiko murni ( sifatnya alami); resiko
spekulatif( sifatnya untung-untungan); resiko perorangan; dan
resiko kebendaan,
Sumber-sumber resiko:
Masyarakat (resiko sosial; penyimpangan); fisik (force-
majeur; fenomena alam atau kesalahan manusia); ekonomi
(resiko ekonomi)
Penanganan: pencegahan, pengendalian; pemindahan
(asuransi)
5. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pada pengambilan keputusan dengan kondisi tidak pasti
terdapat hal-hal dimana,
si-pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas;
tidak dapat membuat prediksi berapa besar probabilitas hasil;
tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan,
belum pernah mengalami hal tersebut sebelumnya.
Cara mereduksi ketidakpastian,
riset atau penelitian;
penggunaan probabilitas subyektif.
6. 6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengertian Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh :
Ralp C.Davis ,Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil
pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati
tujuan yang telah ditetapkan.
Mary Follet,Seorang pengambil keputusan haruslah
memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan
pragmatis.
Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah,
teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan
masalah.
7. 7
FUNGSI DAN TUJUAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Fungsi Pengambilan Keputusan
individual atau kelompok baik secara institusional ataupun
organisasional, sifatnya futuristik.
Tujuan Pengambilan Keputusan :
Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain)
Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat
bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
8. 8
UNSUR- UNSUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tujuan dan pengambilan keputusan
Identifikasi alternatif-alternatif, keputusan untuk
pemecahan masalah
Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak
dapat diketahui,
Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur
hasil
9. 9
DASAR – DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
George R. Terry, menjelaskan dasar-dasar dari
pengambilan keputusan yang berlaku :
Intuisi
Pengalaman
Fakta
Wewenang
Rasional
John D.Miller, menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan :
Pria dan Wanita,
Peranan Pengambilan Keputusan,
Keterbatasan kemampuan
10. 10
Menurut sir Francis Bacon :
merumusakan/mendefinisikan masalah;
pengumpulan informasi yang relevan;
mencari alternatif tindakan;
analisis alternatif;
memilih alternatif terbaik;
melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.
DASAR – DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
11. DECISION MAKING :
SCIENTIFIC AND ART
Pengambilan keputusan sebagai ilmu ( scientific ).
Aktivitas pengambilan keputusan dilakukan
dengan pendekatan sistematis,teratur dan terarah.
Pendekatan ilmiah dengan mengunakan teknik –
teknik pengambilan keputusan atas dasar
perhitungan matematis dan statistik.
Kajian pengambilan keputusan dapat dipelajari
12. DECISION MAKING :
SCIENTIFIC AND ART
Pengambilan keputusan sebagai seni( art ).
Pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada
karekteristik yang unik dari faktor internal maupun faktor
eksternal ,diantaranya :
Faktor internal perusahaan : struktur perhs/orang,budaya
perusahaan,dsb.
Karekteristik decision maker
:personality,kecerdasan,pengalaman,preferensi terhadap
masalah,feeling/intuisi.
Faktor eksternal perusahaan : masyarakat,kondisi
ekonomi,sospol.
13. DECISION MAKING
COMPONENT
1. Tujuan ( objectives )
2. Keterbatasan atau kelangkaan ( scarcity )
3. Ketidakpastian ( uncertainty )
4. Alternatif – alternatif pilihan ( a list of
alternatives )
5. Nilai manfaat ( benefit ) dari setiap pilihan
6. Trade off dari setiap pilihan
7. Model Pengambilan keputusan
14. PENGERTIAN RESIKO
Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik
yang sudah diperhitungkan maupun yang belum
diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat
dari suatu tindakan atau kegiatan
15. Risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian di masa
depan. Beberapa definisi tentang risiko, sebagai berikut:
Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai
peluang akan terjadinya kerugian,
Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian,
Risk is the dispersion of actual from expected result,
risiko merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang
diharapkan,
Risk is the probability of any outcome different from the
one expected, risiko adalah probabilitas atas sesuatu
outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
PENGERTIAN RESIKO
16. Menentukan sumber risiko adalah penting
karena mempengaruhi cara penanganannya.
Sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai
risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
PENGERTIAN RESIKO
17. MANAJEMEN RESIKO
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau
penilaian resiko serta pengembangan strategi
pengelolaannya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
1. memindahkan resiko kepada pihak lain,
2. menghindari resiko,
3. mengurangi efek negatif resiko, dan
4. menampung sebagian atau semua konsekuensi
resiko tertentu
18. 18
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
KONDISI BERESIKO
Konsepsi Resiko :
Resiko adalah kesempatan timbulnya kerugian;
Resiko adalah ketidakpastian;
Resiko adalah penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan;
Resiko adalah hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan;
Jenis - jenis Resiko :
Resiko Dinamis (manajemen, politik, inovasi)
Resiko Statis (fundamental, khusus, murni, spekulatif,
perorangan, kebendaan)
19. SEJARAH
Rekaman tertua terkait pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam
Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100 sebelum masehi.[1]
Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana pemilik kapal dapat meminjam
uang untuk membeli kargo; namun bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau
hilang, ia tidak perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut
sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan hanya melihat
risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya keamanan).
Tahun 1970-an dan 1980-an disebut sebagai zaman kedua manajemen risiko di
mana perusahaan-perusahaan asuransi mulai berusaha mendorong pengusaha
untuk benar-benar menjaga barang yang diasuransikan.[1]
Pada masa ini juga lahir
konsep jaminan mutu (quality assurance) yang menjamin setiap produk memenuhi
spesifikasi standarnya. Konsep ini dipopulerkan oleh British Standards Institution
yang meluncurkan standar kualitas BS 5750 pada tahun 1979.
Pada tahun 1993, James Lam diangkat menjadi Chief Risk Office, yang
merupakan jabatan CRO pertama di dunia.[1]
Zaman ketiga manajemen risiko dimulai tahun 1995 dengan diterbitkannya
AS/NZS 4360:1995 oleh Standards Australia of the World's Risk management
Standard.
20. Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu suatu peristiwa
yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard, yaitu keadaan
dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
Physical Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik
dari obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
Moral Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan
sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya peril.
Morale Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh
jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya
peril.
Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-
undangan yang bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-
jadinya peril.
SEJARAH
21. MENGIDENTIFIKASI RISIKO
Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk
menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas risiko
(kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan.
Karenanya diperlukan checklist untuk pendekatan yang
sistematik dalam menentukan kerugian potensial.
Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam
suatu checklist adalah; kerugian hak milik (property losses),
kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan
kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang dibangun
sebelumnya untuk menemukan risiko dan menjelaskan jenis-
jenis kerugian yang dihadapi oleh sesuatu perusahaan.
22. Perusahaan yang sifat operasinya kompleks,
berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode
yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi.
Metode yang dianjurkan adalah;
Questioner analisis risiko (risk analysis questionnaire).
Metode laporan Keuangan (financial statement method).
Metode peta-aliran (flow-chart).
Inspeksi langsung pada objek.
Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian
perusahaan.
Catatan statistik dari kerugian masa lalu.
Analisis lingkungan.
MENGIDENTIFIKASI RISIKO
23. KRITERIA RESIKO
Resiko Tinggi
Keberhasilannya sangat kecil dibandingkan dengan
kegagalannya (sering gagal)
Resiko Rendah
Keberhasilan lebih besar dibandingkan dengan
kegagalannya (sering berhasil)
Resiko Sedang
Keberhasilan relatif lebih besar dibandingkan dengan
kegagalannya
25. PROSES MANAJEMEN
RESIKO
Langkah-langkah umum dikenal dengan proses manajemen risiko
adalah terdiri dari:
(1)Identifikasi Risiko. Tujuan identifikasi risiko adalah untuk
mengenal secara pasti ancaman ketidakpastian yang dihadapi
organisasi.
(2)Evaluasi/Analisis Risiko. Pada tahap ini, risiko dapat dikategorikan
berdasarkan frekuensi atau berdasarkan seringnya kerugian terjadi.
Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau tingkat kerugian
risiko. Harus dipertimbangkan kerugian maksimum yang mungkin
terjadi.
Di dalam mengevaluasi risiko secara menyeluruh perlu dikaji
derajat risiko dengan cara yang akurat.
26. (3) Pengelolaan Risiko. Hasil analisis pada langkah kedua digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan cara-cara yang akan
digunakan menangani suatu risiko. Untuk situasi tertentu mungkin
tidak dibutuhkan tindakan yang lebih lanjut. Tetapi pada situasi
lain, harus digunakan cara-cara canggih untuk mendanai potensi
kerugian yang sangat mungkin terjadi.
(4) Implementasi dan kaji ulang keputusan manajemen risiko.
Langkah berikutnya adalah keputusan tentang metode optimal
untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi, organisasi atau
seseorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih.
(5). Monitoring resiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor
proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran
resiko untuk mengetahui keefektifitas respon yang telah dipilih dan
untuk mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah.
PROSES MANAJEMEN
RESIKO
27. PENGELOLAAN RESIKO
1. Risk Avoidance yaitu memutuskan untuk tidak
melakukan aktivitas yang mengandung resiko sama
sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka
harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan
potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu
merupakan metode yang mengurangi kemungkinan
terjadinya suatu resiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu resiko
3. Risk Transfer, yaitu memindahkan resiko pada pihak
lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun
hedging
28. 4. Risk Deferral. Dampak suatu resiko tidak selalu
konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
suatu proyek hingga saat dimana probabilitas
terjadinya resiko tersebut kecil.
5. Risk Retention: Walaupun resiko tertentu dapat
dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa resiko harus
tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas.
PENGELOLAAN RESIKO
29. DAFTAR PUSTAKA
Imam Murtono Soenhadji ( ppt ).
Askolani,SE,MM dan Rofi
Rofaida,SP,M.Si.( Jurnal Nasional,ppt )