3. DEFINISI
Retensio urin postpartum merupakan tidak
adanya proses berkemih spontan setelah
kateter menetap dilepaskan, atau dapat
berkemih spontan dengan urin sisa kurang
dari 150 ml.
4. ETIOLOGI
RETENSIO URIN AKUT
- berlangsung ≤ 24 jam
post partum.
- terjadi akibat
kerusakan yang
permanen khususnya
gangguan pada otot
detrusor
- post operasi dan
post partum
merupakan penyebab
terbanyak retensi
urine akut
RETENSIO URIN KRONIK
- Berlangsung > 24 jam
post partum
5. KLASIFIKASI
Retensi urin covert
(volume residu urin>150 ml
pada hari pertama post
partum tanpa gejala klinis)
Wanita dengan volume
residu setelah buang air
kecil ≥ 150 ml dan tidak
terdapat gejala klinis
retensi urin, termasuk pada
kategori ini.
Retensi urin overt
(retensi urin akut post
partum dengan gejala
klinis) adalah
ketidakmampuan berkemih
secara spontan setelah
proses persalinan
tidak dapat berkemih
spontan dalam 6 jam
setelah persalinan
6. PATOFISIOLOGI
peningkatan elastisitas pada saluran kemih hormon progesteron yang
menurunkan tonus otot detrusor
otot detrusor kehilangan tonusnya dan kapasitas vesika urinaria
meningkat perlahan-lahan
Ketika wanita hamil berdiri, uterus yang membesar menekan vesika
urinaria
Tekanan ini menghilang setelah bayi dilahirkan, menyebabkan vesika
urinaria tidak lagi dibatasi kapasitasnya oleh uterus
Akibatnya vesika urinaria menjadi hipotonik dan cenderung
berlangsung beberapa lama.
7. Retensi urin post partum paling sering terjadi akibat dissinergis dari otot
detrusor dan sfingter uretra
relaksasi sfingter uretra yang tidak sempurna menyebabkan nyeri dan
edema
Sehingga ibu post partum tidak dapat mengosongkan kandung
kemihnya dengan baik
8. MIKSI PADA MASA
NIFAS
I. Berkemih 3-4 liter
II. Cairan tubuh yang selama masa kehamilan sangat
banyak terdapat didalam jaringan, sekarang via ginjal
kembali dikeluarkan dari dalam tubuh (entedeminasi).
III. Untuk pertama kalinya berkemih spontan post partum
harus sudah terlaksana 6 jam sesudah melahirkan
9. FAKTOR RESIKO
Riwayat kesulitan berkemih
Primipara
Pasca anestesi blok epidural, spinal, atau pudenda
Persalinan yang lama dan/ atau distosia bahu
Kala II lama
Trauma perineal
Kateterisasi selama atau setelah kelahiran
Perubahan sensasi setelah berkemih
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
11. GEJALA KLINIS
1. Kesulitan buang air kecil
2. Pancaran kencing lemah, lambat, dan terputus-putus
3. Keinginan untuk mengedan atau memberikan tekanan pada
suprapubik saat berkemih ,Rasa tidak puas setelah berkemih
4. Kandung kemih terasa penuh ( distensi abdomen)
5. Kencing menetes setelah berkemih
6. Sering berkemih dengan volume yang kecil
7. Keterlambatan berkemih lebih dari 6 jam setelah persalinan
8. Kesulitan dalam memulai berkemih setelah persalinan
9. Letak fundus uteri tinggi
12. PENATALAKSANAAN
BLADDER TRAINING
kandung kemih
mengembang kateter Foley
selama 24-48 jam untuk
menjaga kandung kemih
tetap kosong.
kateter dilepas, pasien
harus dapat berkemih
secara spontan dalam
waktu 2-6 jam.
Setelah berkemih secara
spontan, kandung kemih
harus dikateter kembali
HIDROTERAPI
untuk memperbaiki
sirkulasi darah sehingga
dapat memperbaiki fungsi
jaringan dan organ
A. Rasionalisasi
hidroterapi dengan air
hangat
B. Rasionalisasi
hidroterapi dengan air
dingin
13. KESIMPULAN
Retensio urin postpartum merupakan tidak
adanya proses berkemih spontan setelah
kateter menetap dilepaskan, atau dapat
berkemih spontan dengan urin sisa kurang dari
150 ml. Retensi urin merupakan masalah yang
perlu diperhatikan pada masa intrapartum
maupun post partum