Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

Ricky Ramadhan
Ricky RamadhanCreative Design um RK Creative
POLA PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHID DAN
      DARUL WALAD KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG


                                        Oleh:
                      Kelompok 1 Pendidikan Geografi*)


                                        Abstrak
       Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan
manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi,
perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Dengan
melakukan peralatan sederhana kami melakukan observasi di pondok pesantren
Daarut Tauhid dan Darul Walad Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Guna
mengetahui berbagai aspek pendidikan di kedua pondok pesantren tersebut dan
bagaimana keislaman di dalamnya.Pola pembelajaran di kedua pondok pesantren
merupakan pemberian materi yang lebih aplikatip dan merupakan suatu
pembiasaan hal-hal positif dalam islam, agar pembiasaan tersebut akan terus
terbawa hingga kelak setelah santri lulus pesantren. Secara tidak langsung
pondok pesantren sangat berperan di masyarakat, diantaranya mengubah citra
masyarakat mejadi lebih baik.

Kata Kunci : Pendidikan, Islam, Pondok Pesantren.

1. Pendahuluan

   Pendidikan merupakan          pilar kehidupan sebuah bangsa. Hakikatnya,
pendidikan mampu berperan sebagai modal kemajuan dan kekuatan yang besar
bagi suatu generasi. Pendidikan menjadi hak setiap individu manusia, tanpa
pandang kasta atupun ras. Tak heran jika dewasa ini, pendidikan menjadi sebuah
sektor yang sangat diperhatikan oleh setiap individu di berbagai negara dan
ajaran. Begitu pula dalam ajaran Islam. Pendidikan berkembang menjadi salah
satu urgensi yang erat dengan kehidupan suatu umat manusia. Melalui pendidikan
yang terintegrasi dengan ajaran Islam, manusia semestinya semakin tersinergikan
dengan pencipta dari segalanya. Seperti halnya dengan salah satu pernyataan
dalam hadist nabi berikut ini.
       “Allah    Mendidikku,     maka    ia   memberikan   kepadaku   sebaik-baik
       pendidikan”



                                          1
Jelas bahwa dari hadist tersebut, tercerminkan bahwa pendidikan yang
berasal dari sang pemilik segalanya, merupakan muara dari segala bentuk
pendidikan. Allah SWT menjadi pusat dari segala bentuk pendidikan yang
manusia jalani. Pendidikan yang bermuara dan berawal dari-Nya senantiasa
memiliki nuansa yang berbeda. Itulah mengapa pendidikan Islam menjadi sangat
populer di kalangan masyarakat muslim.
       Secara terminologis, beberapa ahli pendidikan Islam memiliki pengertian
yang berbeda-beda tentang apa itu Pendidikan Islam. Namun dalam hal ini,
Ahmad D. Marimba dalam Hamdani Ihsan (2001:15) menyatakan bahwa
Pendidikan Islam merupakan sebuah proses yang meliputi bimbingan jasmani dan
rohani manusia berdasarkan ajaran Islam dengan tujuan membentuk kepribadian
utama yang memiliki nilai-nilai agama Islam dan bertanggung jawab di dalamnya.
       Dewasa ini, salah satu wujud implementasi hal tersebut di masyarakat
adalah adanya proses pendidikan Islam berbasis pondok pesantren. Pondok
pesantren banyak diyakini sebagai wadah yang tepat untuk merealisasikan
bimbingan yang mencakup jasmani dan rohani secara tersinergikan hingga
membentuk kepribadian Islami yang kuat. Untuk itulah, penulis mencoba untuk
menganalisis secara sederhana tentang pola pendidikan yang diterapkan di
pesantren untuk menakar kekuatan program tersebut dalam membentuk generasi
moralis, agamis, serta sesuai dengan nilai dan norma agama.


2. Teoritis
a. Pengertian Pendidikan dalam Islam
       Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu
proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan
pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan
keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam



                                         2
sebagai suatu system keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang
secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya.
b. Karakteristik Pendidikan dalam Islam
       Islam diturunkan sebagai rahmatan lil „alamin. Untuk mengenalkan Islam
ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk
kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun
Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan.
       Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu
orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang
mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah
alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan
dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh
makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul
kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia.
       Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah
terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan
manfaat bagi alam dan seisinya. Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran
orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun
manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11). Bahkan syaithan kewalahan terhadap
orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya
oleh tipu muslihat syaithan.
c. Definisi Pesantren
       Pesantren berasal dari kata santri degan awalan pe- dan akhiran -an berarti
tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yang dikutip oleh Haidar Putra
Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar
agama Islam sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang
berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adl
suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk
mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup
keseharian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pesantren diartikan sebagai



                                         3
asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara
istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa
tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-
kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta
mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral
dalam kehidupan bermasyarakat.


3. Pembahasan
a. Profil Singkat
      Pondok Pesantren Daarut Tauhid
       Tahun ‟80-an, sekitaran Jalan Gegerkalong Girang terkenal sebagai
“gudang maksiat.” Tapi setelah datangnya seorang pemuda bernama Abdullah
Gymnastiar dengan membawa beragam aktivitas positif, justru kawasan yang
sering disebut „Gerlong‟ saja itu, kini lebih dikenal sebagai pusat dakwah.
Menyebut Gerlong pasti ingat Daarut Tauhid, begitu juga sebaliknya. Yayasan
Daarut Tauhid didirikan oleh Abdulah Gymnastiar - seorang ulama otodidak
(belajar langsung dari K.H. Choer Affandi, pimpinan Pesantren Manonjaya –
Tasikmalaya, dari seorang ulama sepuh dari Garut, serta seorang ulama sepuh dari
Demak) secara resmi pada 4 September 1990.
      Profil Singkat Pondok Pesantren Darul Walad
       Pondok pesantren ini merupakan pesantren yang berdiri sejak tahun 2000
yang dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat sekitar untuk membangun
kegiatan agama yang terorganisir dan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan
antar masyarakatnya, dengan tanah wakaf dari bapak H. Oman dan bantuan dari
masyarakat sekitar. Lokasi pondok pesantren ini cukup strategis, yakni berada di
jalan Dr.Setiabudhi, yang lokasinya berdekatan dengan kantor kepolisian polsek
Cidadap.
       Luas dari pondok pesantren ini sekitar 40 tumbak. Kemudian sarana dan
prasarana yang mendukung kegiatan kerohanian antara lain mesjid ar-rahman,
ruang kelas, perpustakaan dan gudang. Pesantren ini masih sangat sederhana
sehingga pendidikan yang berjalan tidak terlalu formal. Walaupun TKA, TPA dan



                                       4
MDA nya sudah terdaftar di derpartemen agama setempat. Para pengajar dari
podok pesantren ini juga merupakan masyarakat sekitar atau para mahasiswa yang
kebetulan bertempat tinggal dekat dengan lokasi tersebut.
b. Dasar Pendidikan Kedua Pesantren
        Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan pada dasarkan kedua
pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad memiliki dasar yang sama
yakni Al-Qur‟an dan Hadits, secara detail dasar pendidikan di kedua pesantren
tersebut antara lain adalah sebagai berikut.


       Q.S An-Nahl ayat 125.
       Q.S Ar-Ra‟du ayat 3
       Q.S Al-Imron ayat 104.
       Q.S Az-Zariat ayat 56.
       Q.S Al-Maidah ayat 40.
       Hadist yang berkenaan dengan mencari ilmu.


c. Pola Pendidikan
       Pondok Pesantren Daarut Tauhid
        Pondok pesantren Daarut Tauhid merupakan pesantren yang sudah
terkenal, dan memiliki pola pembelajaran yang sangat terorganisir. Dalam pola
pembelajarannya pondok pesantren ini membagi kedalam beberapa pola
pembelajaran santri antara lain sebagai berikut.
       Pesantren    Husnul      Khatimah.     Dengan   pola   pembelajaran   yang
        mengkhusukan pada para santri yang lanjut usia, dengan pemberian
        materi berupa Menuju husnul khotimah, Karakteristik Hamba Pecinta
        Alloh, Ma‟rifatullah, Aqidah, Rububiyah, Aqidah Uluhiyah, Aqidah
        Asma wa shifat, Materi-materi Kepesantrenan, Fiqih, ibadah praktis
        Akhlaq (MQ) Tilawah al-qur‟an. Dan materi pembiasaan lainnya.
       Santri Siap Guna (SSG). Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid, pada
        awal pendiriannya dicetuskan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
        pada tanggal 25 April 1999 yang pendekatan visinya lebih dititikberatkan



                                          5
sebagai pelayan masyarakat baik di bidang dakwah, ekonomi, maupun
    soslal kemasyarakatan. Selain itu, Santri Siap Guna juga disiapkan
    sebagai sarana pengkaderan dan pembinaan generasi muda mandiri yang
    mampu untuk menjadi motivator, stabilisator dan integrator bagi
    masyarakat. Santri Siap Guna Menuju Generasi Ahli Dzikir, Ahli Pikir,
    dan Ahli Ikhtiar. Konsep ini telah berjalan selama 10 tahun dengan
    dukungan kerja sama yang sinergis dan keberpihakan antara Santri Siap
    Guna, Aparat Pemerintahan, Ormas-Ormas dan Masyarakat yang
    senantlasa berjalan secara berjamaah. Disamping itu, adanya salah satu
    target program yaitu untuk menjadikan Kota Bandung sebagai Pilot
    Project untuk mewujudkan Kota Santri yang Bermartabat. Santri Siap
    Guna yang sudah tersebar di tiga provinsi besar, yaitu Jawa Barat
    (meliputi Bandung, Garut, Cianjur, Sumedang, Subang dan Depok),
    Banten (meliputi Tangerang dan Banten), dan DKI Jakarta.
   Santri Akhlak Plus Wirausaha. Merupakan pola pembelajaran yang di
    khususkan agar santri memiliki akhlak dan kepribadian yang islami dalam
    membangun sebuah usaha. Materi yang diberikan mencapai 3 tahap yang
    pertama adalah pembentukan karakter, pembekalan pengetahuan agama,
    leadeership dan wirausaha dan praktek di lapangan
   Pola pembelajaran tahfiz Qu‟an. Pola pembelajaran yang diterapkan
    adalah lebih terfokus pada agar santri tahfiz Qur‟an.
   Santri Mukim Dauroh Qalbiyah (1 Bulan). Dauroh Qolbiyah merupakan
    program unggulan Pesantren Daarut Tauhiid. Program ini dilaksanakan
    satu   bulan.    Dirancang     dengan     pendekatan    pelatihan   yang
    mengkombinasikan berbagai metode belajar andragogi (pembelajaran
    orang dewasa ), sehingga dengan waktu yang singkat namun tetap efektif.
    Santri mendapatkan manfaat pembelajaran baik dalam menambah
    pengetahuan, pengembangan karakter, dan peningkatan keterampilan
    tertentu. Program ini bersifat tematik, dengan tetap berpijak pada materi
    kepesantrenan sebagai bahan pokok maupun ekstrakurikuler.




                                     6
   Pondok Pesantren Darul Walad
        Berbeda dengan pondok pesantren Daarut Tauhid. Pondok pesantren ini
masih sangat sederhana. Dimana pola pendidikan yang diajarkan adalah cerama
dari ustadz kepada para santrinya, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi
pembiasaan seperti itikaf, tahajud dan lain sebagainya, pondok pesantren ini
memang tidak mengijinkan atau para santrinya tidak bermukim di kawasan
pesantren, sehingga para santrinya hanya berkisar dari anggota masyarakat sekitar
saja dikarenakan belum ada penginapan khusu untuk para santrinya.
   d. Peran di Masyarakat
       Pondok Pesantren Daarut Tauhid
        Peran pondok pesantren Daarut tauhid dapat kita lihat. Dimana para
santrinya memiliki berbagai bekal setelah lulus dari pondok pesantren, untuk
mengembangkan dirinya menjadi lebih baik di masyarakat. Selain itu berdirinya
pondok pesantren DT ini juga mengubah citra daerah geger kalong yang dulunya
terkenal dengan maksiat. Selain itu banyak masyarakat sekitar yang mengikuti
kegiatan positif yang diadakan oleh pondok pesantren. Kemudian dengan
didirikannya pasar dan supermarket di DT, masyarakat menjadi lebih mudah
dalam mendapatkan kebutuhan setiap harinya, dengan harga yang tidak terlalu
mahal. Dampak positif dari pondok pesantren ini juga dirasakan oleh banyak
masyarakat di luar Gerlong.


       Pondok Pesantren Darul Walad
        Berbeda dengan Daarut Tauhid, pondok pesantren Darul Walad ini
manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar dimana sebelum adanya pondok
pesantren ini, kegiatan agama antar masyarakatnya kurang terorganisir dengan
baik. Sehingga menyebabkan kurangnya silaturahim antar masyarakat sekitarnya.
Setelah dibangn pondok pesantren ini, kegiatan keagamaan masyarakat sekitar
lebih terorganisir dan teratur, sehingga lebih mempererat tali silaturahim antar
masyarakatnya.   Walaupun manfaat bagi masyarakatnya tidak seperti Daarut
Tauhid yang luas, namun pondok pesantren ini mulai dirintis untuk terus
berkembang menjadi lebih baik.



                                       7
e. Pembentukan Mental Santri Kedua Pondok Pesantren
       Pembagian angket kepada para santri adalah sebuah bentuk penggalian
lebih dalam mengenai muatan dan persepsi mereka terhadap pembelajaran di
pesantren. Diharapkan dengan mengisi angket tersebut kami sebagai penyusun
dapat memahami lebih dalam mengenai pola pembelajaran, aspek pembelajaran,
persepsi santri terhadap pendidikan di pesantren dan tujuan santri terhadap
pesantren. Dalam rangkaian 10 pertanyaan angket tersebut tergambar setidaknya
beberapa hal. Apa yang dikemukakan santri sebagai responden mengungkap lebih
banyak kejujuran dan hal alamiah dalam pandangan mereka terhadap pesantren.
       Kami telah siapkan 50 angket untuk setiap pesantren yang kami jadikan
bahan observasi, namun karena keterbatasan waktu dan keadaan di lapangan yang
tidak memungkinkan, maka hanya terkumpul 34 angket dengan masing-masing di
Pondok Pesantren Darul Walad sebanyak 21 buah angket dan di Pondok
Pesantren Daarut Tauhid sebanyak 13 buah angket.
       Berdasarkan statistik, diperoleh jumlah 34 responden dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 14 dan perempuan 20 orang. Usia rata-rata responden Darul
Walad (DW) adalah 11-20 tahun, sedangkan usia responden Daarut Tauhid (DT)
adalah 17-37 tahun.
       Pertanyaan pertama ingin mengungkap aktifitas pendidikan santri selain
belajar di pesantren. Ternyata didapat bahwa sebagian besar santri mengenyam
pendidikan formal. Untuk DW kecenderungannya adalah santri muda dengan usia
pendidikan menengah. Untuk DT merupakan santri dewasa dengan usia
pendidikan tinggi. Dengan demikian jelas taraf pendidikan dan kematangan santri
DW dengan DT. Hal ini juga berkaitan dengan pertanyaan selanjutnya, diketahui
bahwa kebanyakan dari mereka pernah masuk (atau mungkin sedang) mengenyam
pendidikan dulu sebelum masuk pesantren.
       Pertanyaan     ketiga   ingin mengetahui pandangan     santri   mengenai
pendidikan yang dianggapnya paling baik. Ternyata 80% responden menyatakan
bahwa pendidikan pesantren lebih baik. Namun tidak ada pertanyaan yang
mengarah pada aspek apa pendidikan pesantren itu lebih baik. Karena



                                       8
dikhawatirkan responden lebih memiliki terhadap pesantren daripada sekolah
formal.
          Pertanyaan keempat ingin mengetahui aspek pembelajaran apa yang paling
dominan di pesantren. Ternyata 95% santri menyatakan bahwa muatan belajar
paling banyak adalah ilmu agama. Disusul dengan IPS, softskill dan IPA. Dari hal
ini tergambar bahwa siswa diajarkan materi yang sama seperti pendidikan formal,
namun kadarnya berbeda. Pertanyaan kelima digunakan untuk mengetahui
mindset santri terhadap pendidikan yang dilakukan oleh pesantren. Sebanyak 95%
responden menjawab bahwa pendidikan di pesantren adalah disiplin dan tegas.
Dari hal ini kita bias mengetahui pola yang diajarkan dan aktifitas santri dalam
masa pendidikan.
          Pertanyaan keenam ingin mengungkap kemungkinan penyimpangan dalam
pendidikan di pesantren. Namun hampir seluruhnya menjawab tidak ada
penyimpangan. Dalam pertanyaan ini kami ingin menekankan pada fokus
pembahasan kami yaitu terorisme. Dikhawatirkan apabila ada suatu kejanggalan
dalam pembelajaran, akan membawa efek buruk bagi santri nantinya. Inilah yang
selama ini diberitakan media, bahwa pesantren menjadi bibit terorisme. Hal itu
dimungkinkan apabila terdapat kejanggalan dalam menyampaikan suatu materi.
Sehingga      menjadi   doktrinasi   dan   menjadi   faham   yang   fanatis   tidak
bertanggungjawab.
          Pertanyaan ketujuh digunakan untuk mengetahui muatan ekstra apa saja
yang diberikan pesantren pada santrinya agar dapat hidup mandiri kelak. Dari
hasil angket didapat bahwa pesantren bukan hanya tempat meninmba ilmu agama,
namun juga dapat mengembangkan softskill kita untuk dapat mandiri. Beberapa
softskill yang diajarkan pesantren tersebut adalah marawis, wirausaha, public
speaking, dan ma‟rifatullah. Pertanyaan kedelapan ingin mengetahui awal mula
mereka memutuskan belajar di pesantren. Kebanyakan responden menjawab
karena ingin mengetahui ilmu agama lebih dalam, lainnya adalah karena saran
orang tua dan ada hal yang bias membantunya dalam pekerjaan kelak (sehingga ia
memilih ke pesantren).




                                           9
Pertanyaan kesembilan ingin mengetahui tujuan hidup mereka setelah
dapat lulus di pesantren. Didapat data bahwa kebanyakan santri ingin bekerja
setelah lulus. Hasil lainnya adalah, mereka ingin berdakwah, ada yang ingin
menikah dan sisanya berjihad.     Ada satu lagi pertanyaan sebagai pelengkap
angket. Ada sebuah pertanyaan essay tentang pandangan santri terhadap tudingan
bahwa pesantren merupakan bibit terorisme. Dari keseluruhan responden
berpendapat bahwa anggapan tersebut salah. Tentunya dengan kapasitas mereka
sebagai santri yang mengetahui pola pendidikan pesantren, mereka dapat
memberikan pandangan dan pengalaman yang riil mengenai pola pendidikan
pesantren kaitannya dengan tudingan tersebut.
       Mereka berpendapat bahwa justru pendidikan pesantren merupakan
pendidikan yang membentuk karakter manusia yang lebih baik. Tempat
pendidikan yang penuh disiplin dan ketegasan, tempat belajar agama lebih dalam.
Tentunya dengan ilmu agama yang mantap, akan memberikan kebijaksanaan
kepada mereka bagaimana bersikap dan berperilaku di masyarakat. Islam
mengajarkan perdamaian, islam itu indah. Mereka berpendapat bahwa selama ini
dunia barat telah banyak mempropagandakan hal yang salah dari dunia pesantren
dan islam pada umumnya.


4. Kesimpulan
       Berdasarkan uraian di diatas, pondok pesantren pada berbeda dasar
pendidikannya dengan pendidikan formal pada umumnya. dari sana kita melihat
bahwa pondok pesantren dasar atau latar belakang pendidikannya adalah
merupakan Al-Qur‟an dan Hadist, berbeda dengan pendidikan formal yang juga
mencantumkan peraturan atau dasar hukum yang berlaku di negaranya.
       Dilihat dari pola pembelajarannya baik pondok pesantren Daarut Tauhid
maupun pondok pesantren Darul Walad masing masing memiliki pola
pembelajaran yang berbeda, walaupun di DT sudah lebih sedikit terorganisir. Pola
pembelajaran tersebut didasarkan atas materi-materi yang penting untuk di kuasi
pasara santrinya, selain itu materi tersebut juga merupakan pembiasaan, agar




                                       10
ketika para santri setelah lulus dari pesantren akan terbiasa dengan kebiaan-
kebiasaan positif di pesantrennya.
       Peran pesantren di masyarakat juga sangat penting, sebagai wadah untuk
mengorganisir kegiatan keagamaan masyarakat. Juga sebagai wadah pendidikan
masyarakat secara informal. Banyak dampak positif bagi masyarakat akan
keberadaan pesantren, yang diantaranya adalah baiknya pencitraan suatu daerah,
masyarakat menjadi lebih terpacu untuk melakukan kegiatan keagamaan dan lain
sebagainya. Materi yang diberikan lebih bersifat aplikatif dan sangat berperan
dalam pembentukan mental siswa nya. Materi lainnya yang diberikan juga
merupakan pembiasaan pada diri santri sehingga akan membentuk karakter santri
yang islami. Dengan demikian pondok pesantren sangat berperan dalam
membentuk santri nya memiliki mental yang baik dan islami, terbukti dari hasill
survey para siswa nya memilih berbagai hal positif untuk kelangsungan hidupnya.


5. Saran
       Dari berbagai uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan
pesantren sangat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Sehingga secara
tidak disadari bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan informal yang
tetap harus di jaga keberadaannya. Walaupun pesantren merupakan lembaga
informal, namun pola pendidikannya tidak bisa di remehkan dalam membentuk
mental dan karakter para santrinya. Mari kita jaga keberadaan pesantren
diantaranya dengan tidak meremehkan dan menjaga citra dari pondok pesantren
kepada orang-orang yang kita kenal.




                                      11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Digital
Ahmad. (2001). Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Islam. Bandung: PT. Remaja
     Rosdakarya.
Ahnadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
      CV. Pustaka Setia.

Arifin, Muzayyin. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Gulo, W. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo, 2004.

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ahmad. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung :
       CV Pustaka Setia.

Nizar, Syamsul. (2002). Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis
       dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press.
Rohman, Antoir. (2012). Pendidikan Agama Islam. Makalah.
Uhbiyati, Nur. (1997). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Zakiya Daradjat. (1991). Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Bambomoeda. (24 Juni 2011). Aplikasi Sejarah Pesantren di Indonesia. [Online]
     Tersedia:         http://bambumoeda.wordpress.com/2011/06/24/sejarah-
     pesantren-di-indonesia/ [14 September 2012 12:03 WIB].

Rahmat. (2010). Aplikasi Pondok Pesantren Sebagai lembaga Pendidikan Islam.
      [Online] Tersedia: http://blog.re.or.id/pondok-pesantren-sebagai-lembaga-
      pendidikan-islam.htm [14 September 2012 12:03 WIB].




                                      12

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?(17)

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptxKONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptx
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADITS.pptx
Achmad Nurjadid Akmal571 views
Peran pendidikan bagi peserta didikPeran pendidikan bagi peserta didik
Peran pendidikan bagi peserta didik
Operator Warnet Vast Raha 5.8K views
RPS/Rencana Pembelajaran Semester Hadist TarbawiRPS/Rencana Pembelajaran Semester Hadist Tarbawi
RPS/Rencana Pembelajaran Semester Hadist Tarbawi
Syarifatul Marwiyah1.4K views
PPT HADIST 3.pptxPPT HADIST 3.pptx
PPT HADIST 3.pptx
BahrulCKurniawan127 views
Institusi pendidikanInstitusi pendidikan
Institusi pendidikan
SharifahNurAbu1.7K views
Pendidikan masa nabi sawPendidikan masa nabi saw
Pendidikan masa nabi saw
Dodyk Fallen3.4K views
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Fitri Nofiati7.9K views
Institusi Pendidikan IslamInstitusi Pendidikan Islam
Institusi Pendidikan Islam
guest42e8c421.6K views
Pengertian Ilmu Pendidikan IslamPengertian Ilmu Pendidikan Islam
Pengertian Ilmu Pendidikan Islam
ST_Nurlelasari1.8K views
KURIKULUM PENDIDIKANKURIKULUM PENDIDIKAN
KURIKULUM PENDIDIKAN
safyah11.3K views
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
ridwan muhamad saputra1.9K views
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Safitrisymsr199 views
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPTTujuan Proses Pendidikan Islam PPT
Tujuan Proses Pendidikan Islam PPT
aidadwiinizuka.blogspot.com5.3K views

Similar a Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

Ipi2.rtfIpi2.rtf
Ipi2.rtfiwan Alit
369 views15 Folien
AgamaAgama
AgamaRetnoAsriani
11 views12 Folien
Agama IslamAgama Islam
Agama IslamSafitrisymsr
62 views12 Folien
AgamaAgama
Agamaratnadilamjd
11 views12 Folien

Similar a Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal(20)

Ipi2.rtfIpi2.rtf
Ipi2.rtf
iwan Alit369 views
AgamaAgama
Agama
RetnoAsriani11 views
 pendidikan Agama islam pendidikan Agama islam
pendidikan Agama islam
Safitrisymsr60 views
Agama IslamAgama Islam
Agama Islam
Safitrisymsr62 views
AgamaAgama
Agama
ratnadilamjd11 views
Sumber Dasar Pendidikan IslamSumber Dasar Pendidikan Islam
Sumber Dasar Pendidikan Islam
Ameilya P P9.3K views
Terminologi pendidikan dalam islamTerminologi pendidikan dalam islam
Terminologi pendidikan dalam islam
MuktarIsnanHasibuan58 views
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdfFILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
FILSAFAT PENDIDIKAN (2).pdf
NurTasya917 views
IpiIpi
Ipi
iwan Alit561 views
DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM.pptxDASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM.pptx
DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM.pptx
AabAbdullah480 views
Tugas Makalah TIK - Sri Wahyuni 2ATugas Makalah TIK - Sri Wahyuni 2A
Tugas Makalah TIK - Sri Wahyuni 2A
Universitas Pakuan Bogor80 views
Makalah Pendidikan Agama IslamMakalah Pendidikan Agama Islam
Makalah Pendidikan Agama Islam
DeaApriliyanti19548 views
Dinamika pesantren11 55-1-pbDinamika pesantren11 55-1-pb
Dinamika pesantren11 55-1-pb
ahmad al haris56 views

Más de Ricky Ramadhan(20)

LPJ DPM Geografi 2014LPJ DPM Geografi 2014
LPJ DPM Geografi 2014
Ricky Ramadhan3.2K views
Eksplorasi himpunanEksplorasi himpunan
Eksplorasi himpunan
Ricky Ramadhan430 views
PPT Geografi Politik KanadaPPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik Kanada
Ricky Ramadhan3.1K views
Geografi politik negara kanadaGeografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanada
Ricky Ramadhan3.9K views
Curriculum VitaeCurriculum Vitae
Curriculum Vitae
Ricky Ramadhan406 views
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGFisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Ricky Ramadhan21.6K views
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Ricky Ramadhan3.9K views
Makalah Seminar Pendidikan Agama IslamMakalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Ricky Ramadhan13.2K views
Surat undanganSurat undangan
Surat undangan
Ricky Ramadhan5.3K views
Serba-Serbi OLGENAS UPISerba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Ricky Ramadhan1.6K views
Rundown Putaran Final OLGENASRundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENAS
Ricky Ramadhan1.7K views
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahKelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Ricky Ramadhan1.5K views
Resume bimbingan dan konseling 6Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6
Ricky Ramadhan1.2K views
Resume bimbingan dan konseling 5Resume bimbingan dan konseling 5
Resume bimbingan dan konseling 5
Ricky Ramadhan2.4K views
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3
Ricky Ramadhan1.9K views
Resume bimbingan dan konseling 1Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1
Ricky Ramadhan826 views
Resume bimbingan dan konseling 2Resume bimbingan dan konseling 2
Resume bimbingan dan konseling 2
Ricky Ramadhan790 views

Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal

  • 1. POLA PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHID DAN DARUL WALAD KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG Oleh: Kelompok 1 Pendidikan Geografi*) Abstrak Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Dengan melakukan peralatan sederhana kami melakukan observasi di pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Guna mengetahui berbagai aspek pendidikan di kedua pondok pesantren tersebut dan bagaimana keislaman di dalamnya.Pola pembelajaran di kedua pondok pesantren merupakan pemberian materi yang lebih aplikatip dan merupakan suatu pembiasaan hal-hal positif dalam islam, agar pembiasaan tersebut akan terus terbawa hingga kelak setelah santri lulus pesantren. Secara tidak langsung pondok pesantren sangat berperan di masyarakat, diantaranya mengubah citra masyarakat mejadi lebih baik. Kata Kunci : Pendidikan, Islam, Pondok Pesantren. 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan pilar kehidupan sebuah bangsa. Hakikatnya, pendidikan mampu berperan sebagai modal kemajuan dan kekuatan yang besar bagi suatu generasi. Pendidikan menjadi hak setiap individu manusia, tanpa pandang kasta atupun ras. Tak heran jika dewasa ini, pendidikan menjadi sebuah sektor yang sangat diperhatikan oleh setiap individu di berbagai negara dan ajaran. Begitu pula dalam ajaran Islam. Pendidikan berkembang menjadi salah satu urgensi yang erat dengan kehidupan suatu umat manusia. Melalui pendidikan yang terintegrasi dengan ajaran Islam, manusia semestinya semakin tersinergikan dengan pencipta dari segalanya. Seperti halnya dengan salah satu pernyataan dalam hadist nabi berikut ini. “Allah Mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan” 1
  • 2. Jelas bahwa dari hadist tersebut, tercerminkan bahwa pendidikan yang berasal dari sang pemilik segalanya, merupakan muara dari segala bentuk pendidikan. Allah SWT menjadi pusat dari segala bentuk pendidikan yang manusia jalani. Pendidikan yang bermuara dan berawal dari-Nya senantiasa memiliki nuansa yang berbeda. Itulah mengapa pendidikan Islam menjadi sangat populer di kalangan masyarakat muslim. Secara terminologis, beberapa ahli pendidikan Islam memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang apa itu Pendidikan Islam. Namun dalam hal ini, Ahmad D. Marimba dalam Hamdani Ihsan (2001:15) menyatakan bahwa Pendidikan Islam merupakan sebuah proses yang meliputi bimbingan jasmani dan rohani manusia berdasarkan ajaran Islam dengan tujuan membentuk kepribadian utama yang memiliki nilai-nilai agama Islam dan bertanggung jawab di dalamnya. Dewasa ini, salah satu wujud implementasi hal tersebut di masyarakat adalah adanya proses pendidikan Islam berbasis pondok pesantren. Pondok pesantren banyak diyakini sebagai wadah yang tepat untuk merealisasikan bimbingan yang mencakup jasmani dan rohani secara tersinergikan hingga membentuk kepribadian Islami yang kuat. Untuk itulah, penulis mencoba untuk menganalisis secara sederhana tentang pola pendidikan yang diterapkan di pesantren untuk menakar kekuatan program tersebut dalam membentuk generasi moralis, agamis, serta sesuai dengan nilai dan norma agama. 2. Teoritis a. Pengertian Pendidikan dalam Islam Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam 2
  • 3. sebagai suatu system keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. b. Karakteristik Pendidikan dalam Islam Islam diturunkan sebagai rahmatan lil „alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya. Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11). Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan. c. Definisi Pesantren Pesantren berasal dari kata santri degan awalan pe- dan akhiran -an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama Islam sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren adl suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pesantren diartikan sebagai 3
  • 4. asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab- kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Pembahasan a. Profil Singkat  Pondok Pesantren Daarut Tauhid Tahun ‟80-an, sekitaran Jalan Gegerkalong Girang terkenal sebagai “gudang maksiat.” Tapi setelah datangnya seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar dengan membawa beragam aktivitas positif, justru kawasan yang sering disebut „Gerlong‟ saja itu, kini lebih dikenal sebagai pusat dakwah. Menyebut Gerlong pasti ingat Daarut Tauhid, begitu juga sebaliknya. Yayasan Daarut Tauhid didirikan oleh Abdulah Gymnastiar - seorang ulama otodidak (belajar langsung dari K.H. Choer Affandi, pimpinan Pesantren Manonjaya – Tasikmalaya, dari seorang ulama sepuh dari Garut, serta seorang ulama sepuh dari Demak) secara resmi pada 4 September 1990.  Profil Singkat Pondok Pesantren Darul Walad Pondok pesantren ini merupakan pesantren yang berdiri sejak tahun 2000 yang dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat sekitar untuk membangun kegiatan agama yang terorganisir dan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan antar masyarakatnya, dengan tanah wakaf dari bapak H. Oman dan bantuan dari masyarakat sekitar. Lokasi pondok pesantren ini cukup strategis, yakni berada di jalan Dr.Setiabudhi, yang lokasinya berdekatan dengan kantor kepolisian polsek Cidadap. Luas dari pondok pesantren ini sekitar 40 tumbak. Kemudian sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kerohanian antara lain mesjid ar-rahman, ruang kelas, perpustakaan dan gudang. Pesantren ini masih sangat sederhana sehingga pendidikan yang berjalan tidak terlalu formal. Walaupun TKA, TPA dan 4
  • 5. MDA nya sudah terdaftar di derpartemen agama setempat. Para pengajar dari podok pesantren ini juga merupakan masyarakat sekitar atau para mahasiswa yang kebetulan bertempat tinggal dekat dengan lokasi tersebut. b. Dasar Pendidikan Kedua Pesantren Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan pada dasarkan kedua pondok pesantren Daarut Tauhid dan Darul Walad memiliki dasar yang sama yakni Al-Qur‟an dan Hadits, secara detail dasar pendidikan di kedua pesantren tersebut antara lain adalah sebagai berikut.  Q.S An-Nahl ayat 125.  Q.S Ar-Ra‟du ayat 3  Q.S Al-Imron ayat 104.  Q.S Az-Zariat ayat 56.  Q.S Al-Maidah ayat 40.  Hadist yang berkenaan dengan mencari ilmu. c. Pola Pendidikan  Pondok Pesantren Daarut Tauhid Pondok pesantren Daarut Tauhid merupakan pesantren yang sudah terkenal, dan memiliki pola pembelajaran yang sangat terorganisir. Dalam pola pembelajarannya pondok pesantren ini membagi kedalam beberapa pola pembelajaran santri antara lain sebagai berikut.  Pesantren Husnul Khatimah. Dengan pola pembelajaran yang mengkhusukan pada para santri yang lanjut usia, dengan pemberian materi berupa Menuju husnul khotimah, Karakteristik Hamba Pecinta Alloh, Ma‟rifatullah, Aqidah, Rububiyah, Aqidah Uluhiyah, Aqidah Asma wa shifat, Materi-materi Kepesantrenan, Fiqih, ibadah praktis Akhlaq (MQ) Tilawah al-qur‟an. Dan materi pembiasaan lainnya.  Santri Siap Guna (SSG). Santri Siap Guna (SSG) Daarut Tauhiid, pada awal pendiriannya dicetuskan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pada tanggal 25 April 1999 yang pendekatan visinya lebih dititikberatkan 5
  • 6. sebagai pelayan masyarakat baik di bidang dakwah, ekonomi, maupun soslal kemasyarakatan. Selain itu, Santri Siap Guna juga disiapkan sebagai sarana pengkaderan dan pembinaan generasi muda mandiri yang mampu untuk menjadi motivator, stabilisator dan integrator bagi masyarakat. Santri Siap Guna Menuju Generasi Ahli Dzikir, Ahli Pikir, dan Ahli Ikhtiar. Konsep ini telah berjalan selama 10 tahun dengan dukungan kerja sama yang sinergis dan keberpihakan antara Santri Siap Guna, Aparat Pemerintahan, Ormas-Ormas dan Masyarakat yang senantlasa berjalan secara berjamaah. Disamping itu, adanya salah satu target program yaitu untuk menjadikan Kota Bandung sebagai Pilot Project untuk mewujudkan Kota Santri yang Bermartabat. Santri Siap Guna yang sudah tersebar di tiga provinsi besar, yaitu Jawa Barat (meliputi Bandung, Garut, Cianjur, Sumedang, Subang dan Depok), Banten (meliputi Tangerang dan Banten), dan DKI Jakarta.  Santri Akhlak Plus Wirausaha. Merupakan pola pembelajaran yang di khususkan agar santri memiliki akhlak dan kepribadian yang islami dalam membangun sebuah usaha. Materi yang diberikan mencapai 3 tahap yang pertama adalah pembentukan karakter, pembekalan pengetahuan agama, leadeership dan wirausaha dan praktek di lapangan  Pola pembelajaran tahfiz Qu‟an. Pola pembelajaran yang diterapkan adalah lebih terfokus pada agar santri tahfiz Qur‟an.  Santri Mukim Dauroh Qalbiyah (1 Bulan). Dauroh Qolbiyah merupakan program unggulan Pesantren Daarut Tauhiid. Program ini dilaksanakan satu bulan. Dirancang dengan pendekatan pelatihan yang mengkombinasikan berbagai metode belajar andragogi (pembelajaran orang dewasa ), sehingga dengan waktu yang singkat namun tetap efektif. Santri mendapatkan manfaat pembelajaran baik dalam menambah pengetahuan, pengembangan karakter, dan peningkatan keterampilan tertentu. Program ini bersifat tematik, dengan tetap berpijak pada materi kepesantrenan sebagai bahan pokok maupun ekstrakurikuler. 6
  • 7. Pondok Pesantren Darul Walad Berbeda dengan pondok pesantren Daarut Tauhid. Pondok pesantren ini masih sangat sederhana. Dimana pola pendidikan yang diajarkan adalah cerama dari ustadz kepada para santrinya, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi pembiasaan seperti itikaf, tahajud dan lain sebagainya, pondok pesantren ini memang tidak mengijinkan atau para santrinya tidak bermukim di kawasan pesantren, sehingga para santrinya hanya berkisar dari anggota masyarakat sekitar saja dikarenakan belum ada penginapan khusu untuk para santrinya. d. Peran di Masyarakat  Pondok Pesantren Daarut Tauhid Peran pondok pesantren Daarut tauhid dapat kita lihat. Dimana para santrinya memiliki berbagai bekal setelah lulus dari pondok pesantren, untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik di masyarakat. Selain itu berdirinya pondok pesantren DT ini juga mengubah citra daerah geger kalong yang dulunya terkenal dengan maksiat. Selain itu banyak masyarakat sekitar yang mengikuti kegiatan positif yang diadakan oleh pondok pesantren. Kemudian dengan didirikannya pasar dan supermarket di DT, masyarakat menjadi lebih mudah dalam mendapatkan kebutuhan setiap harinya, dengan harga yang tidak terlalu mahal. Dampak positif dari pondok pesantren ini juga dirasakan oleh banyak masyarakat di luar Gerlong.  Pondok Pesantren Darul Walad Berbeda dengan Daarut Tauhid, pondok pesantren Darul Walad ini manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar dimana sebelum adanya pondok pesantren ini, kegiatan agama antar masyarakatnya kurang terorganisir dengan baik. Sehingga menyebabkan kurangnya silaturahim antar masyarakat sekitarnya. Setelah dibangn pondok pesantren ini, kegiatan keagamaan masyarakat sekitar lebih terorganisir dan teratur, sehingga lebih mempererat tali silaturahim antar masyarakatnya. Walaupun manfaat bagi masyarakatnya tidak seperti Daarut Tauhid yang luas, namun pondok pesantren ini mulai dirintis untuk terus berkembang menjadi lebih baik. 7
  • 8. e. Pembentukan Mental Santri Kedua Pondok Pesantren Pembagian angket kepada para santri adalah sebuah bentuk penggalian lebih dalam mengenai muatan dan persepsi mereka terhadap pembelajaran di pesantren. Diharapkan dengan mengisi angket tersebut kami sebagai penyusun dapat memahami lebih dalam mengenai pola pembelajaran, aspek pembelajaran, persepsi santri terhadap pendidikan di pesantren dan tujuan santri terhadap pesantren. Dalam rangkaian 10 pertanyaan angket tersebut tergambar setidaknya beberapa hal. Apa yang dikemukakan santri sebagai responden mengungkap lebih banyak kejujuran dan hal alamiah dalam pandangan mereka terhadap pesantren. Kami telah siapkan 50 angket untuk setiap pesantren yang kami jadikan bahan observasi, namun karena keterbatasan waktu dan keadaan di lapangan yang tidak memungkinkan, maka hanya terkumpul 34 angket dengan masing-masing di Pondok Pesantren Darul Walad sebanyak 21 buah angket dan di Pondok Pesantren Daarut Tauhid sebanyak 13 buah angket. Berdasarkan statistik, diperoleh jumlah 34 responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 14 dan perempuan 20 orang. Usia rata-rata responden Darul Walad (DW) adalah 11-20 tahun, sedangkan usia responden Daarut Tauhid (DT) adalah 17-37 tahun. Pertanyaan pertama ingin mengungkap aktifitas pendidikan santri selain belajar di pesantren. Ternyata didapat bahwa sebagian besar santri mengenyam pendidikan formal. Untuk DW kecenderungannya adalah santri muda dengan usia pendidikan menengah. Untuk DT merupakan santri dewasa dengan usia pendidikan tinggi. Dengan demikian jelas taraf pendidikan dan kematangan santri DW dengan DT. Hal ini juga berkaitan dengan pertanyaan selanjutnya, diketahui bahwa kebanyakan dari mereka pernah masuk (atau mungkin sedang) mengenyam pendidikan dulu sebelum masuk pesantren. Pertanyaan ketiga ingin mengetahui pandangan santri mengenai pendidikan yang dianggapnya paling baik. Ternyata 80% responden menyatakan bahwa pendidikan pesantren lebih baik. Namun tidak ada pertanyaan yang mengarah pada aspek apa pendidikan pesantren itu lebih baik. Karena 8
  • 9. dikhawatirkan responden lebih memiliki terhadap pesantren daripada sekolah formal. Pertanyaan keempat ingin mengetahui aspek pembelajaran apa yang paling dominan di pesantren. Ternyata 95% santri menyatakan bahwa muatan belajar paling banyak adalah ilmu agama. Disusul dengan IPS, softskill dan IPA. Dari hal ini tergambar bahwa siswa diajarkan materi yang sama seperti pendidikan formal, namun kadarnya berbeda. Pertanyaan kelima digunakan untuk mengetahui mindset santri terhadap pendidikan yang dilakukan oleh pesantren. Sebanyak 95% responden menjawab bahwa pendidikan di pesantren adalah disiplin dan tegas. Dari hal ini kita bias mengetahui pola yang diajarkan dan aktifitas santri dalam masa pendidikan. Pertanyaan keenam ingin mengungkap kemungkinan penyimpangan dalam pendidikan di pesantren. Namun hampir seluruhnya menjawab tidak ada penyimpangan. Dalam pertanyaan ini kami ingin menekankan pada fokus pembahasan kami yaitu terorisme. Dikhawatirkan apabila ada suatu kejanggalan dalam pembelajaran, akan membawa efek buruk bagi santri nantinya. Inilah yang selama ini diberitakan media, bahwa pesantren menjadi bibit terorisme. Hal itu dimungkinkan apabila terdapat kejanggalan dalam menyampaikan suatu materi. Sehingga menjadi doktrinasi dan menjadi faham yang fanatis tidak bertanggungjawab. Pertanyaan ketujuh digunakan untuk mengetahui muatan ekstra apa saja yang diberikan pesantren pada santrinya agar dapat hidup mandiri kelak. Dari hasil angket didapat bahwa pesantren bukan hanya tempat meninmba ilmu agama, namun juga dapat mengembangkan softskill kita untuk dapat mandiri. Beberapa softskill yang diajarkan pesantren tersebut adalah marawis, wirausaha, public speaking, dan ma‟rifatullah. Pertanyaan kedelapan ingin mengetahui awal mula mereka memutuskan belajar di pesantren. Kebanyakan responden menjawab karena ingin mengetahui ilmu agama lebih dalam, lainnya adalah karena saran orang tua dan ada hal yang bias membantunya dalam pekerjaan kelak (sehingga ia memilih ke pesantren). 9
  • 10. Pertanyaan kesembilan ingin mengetahui tujuan hidup mereka setelah dapat lulus di pesantren. Didapat data bahwa kebanyakan santri ingin bekerja setelah lulus. Hasil lainnya adalah, mereka ingin berdakwah, ada yang ingin menikah dan sisanya berjihad. Ada satu lagi pertanyaan sebagai pelengkap angket. Ada sebuah pertanyaan essay tentang pandangan santri terhadap tudingan bahwa pesantren merupakan bibit terorisme. Dari keseluruhan responden berpendapat bahwa anggapan tersebut salah. Tentunya dengan kapasitas mereka sebagai santri yang mengetahui pola pendidikan pesantren, mereka dapat memberikan pandangan dan pengalaman yang riil mengenai pola pendidikan pesantren kaitannya dengan tudingan tersebut. Mereka berpendapat bahwa justru pendidikan pesantren merupakan pendidikan yang membentuk karakter manusia yang lebih baik. Tempat pendidikan yang penuh disiplin dan ketegasan, tempat belajar agama lebih dalam. Tentunya dengan ilmu agama yang mantap, akan memberikan kebijaksanaan kepada mereka bagaimana bersikap dan berperilaku di masyarakat. Islam mengajarkan perdamaian, islam itu indah. Mereka berpendapat bahwa selama ini dunia barat telah banyak mempropagandakan hal yang salah dari dunia pesantren dan islam pada umumnya. 4. Kesimpulan Berdasarkan uraian di diatas, pondok pesantren pada berbeda dasar pendidikannya dengan pendidikan formal pada umumnya. dari sana kita melihat bahwa pondok pesantren dasar atau latar belakang pendidikannya adalah merupakan Al-Qur‟an dan Hadist, berbeda dengan pendidikan formal yang juga mencantumkan peraturan atau dasar hukum yang berlaku di negaranya. Dilihat dari pola pembelajarannya baik pondok pesantren Daarut Tauhid maupun pondok pesantren Darul Walad masing masing memiliki pola pembelajaran yang berbeda, walaupun di DT sudah lebih sedikit terorganisir. Pola pembelajaran tersebut didasarkan atas materi-materi yang penting untuk di kuasi pasara santrinya, selain itu materi tersebut juga merupakan pembiasaan, agar 10
  • 11. ketika para santri setelah lulus dari pesantren akan terbiasa dengan kebiaan- kebiasaan positif di pesantrennya. Peran pesantren di masyarakat juga sangat penting, sebagai wadah untuk mengorganisir kegiatan keagamaan masyarakat. Juga sebagai wadah pendidikan masyarakat secara informal. Banyak dampak positif bagi masyarakat akan keberadaan pesantren, yang diantaranya adalah baiknya pencitraan suatu daerah, masyarakat menjadi lebih terpacu untuk melakukan kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Materi yang diberikan lebih bersifat aplikatif dan sangat berperan dalam pembentukan mental siswa nya. Materi lainnya yang diberikan juga merupakan pembiasaan pada diri santri sehingga akan membentuk karakter santri yang islami. Dengan demikian pondok pesantren sangat berperan dalam membentuk santri nya memiliki mental yang baik dan islami, terbukti dari hasill survey para siswa nya memilih berbagai hal positif untuk kelangsungan hidupnya. 5. Saran Dari berbagai uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan pesantren sangat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Sehingga secara tidak disadari bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan informal yang tetap harus di jaga keberadaannya. Walaupun pesantren merupakan lembaga informal, namun pola pendidikannya tidak bisa di remehkan dalam membentuk mental dan karakter para santrinya. Mari kita jaga keberadaan pesantren diantaranya dengan tidak meremehkan dan menjaga citra dari pondok pesantren kepada orang-orang yang kita kenal. 11
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Digital Ahmad. (2001). Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ahnadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Arifin, Muzayyin. (2010). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara. Gulo, W. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo, 2004. Ihsan, Hamdani dan Fuad Ahmad. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia. Nizar, Syamsul. (2002). Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press. Rohman, Antoir. (2012). Pendidikan Agama Islam. Makalah. Uhbiyati, Nur. (1997). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. Zakiya Daradjat. (1991). Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara. Bambomoeda. (24 Juni 2011). Aplikasi Sejarah Pesantren di Indonesia. [Online] Tersedia: http://bambumoeda.wordpress.com/2011/06/24/sejarah- pesantren-di-indonesia/ [14 September 2012 12:03 WIB]. Rahmat. (2010). Aplikasi Pondok Pesantren Sebagai lembaga Pendidikan Islam. [Online] Tersedia: http://blog.re.or.id/pondok-pesantren-sebagai-lembaga- pendidikan-islam.htm [14 September 2012 12:03 WIB]. 12