2. • Pengertian Lahan Kritis
Lahan kritis dapat didefinisikan sebagai lahan yang telah
mengalami kerusakan sehingga berkurang fungsinya sampai
pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Fungsi yang
dimaksud pada defenisi tersebut adalah fungsi produksi dan
fungsi tata airnya. Fungsi produksi berkaitan dengan fungsi
tanah sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan fungsi
tata air berkaitan dengan fungsi tanah sebagai tempat
berjangkarnya akar dan menyimpan air tanah .
3. • Penyebab Lahan Kritis
Adapun faktor–faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis
adalah :
• Terjadinya longsor dan letusan gunung berapi.
• Penebangan liar (illegal logging).
• Kebakaran hutan.
• Pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan
kelestarian.
• Penataan zonasi kawasan belum berjalan.
• Pola pengelolaan lahan tidak konservatif.
• Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan).
4. • Proses terjadi
Lahan kritis di Indonesia pada akhir Pelita VI (awal tahun
1999/2000) cukup luas yaitu sekitar 23,2 juta ha, yang terdapat
dalam kawasan hutan 8,1 juta ha dan di luar kawasan hutan
15,1 juta ha. Lahan kritis umumnya terdapat di daerah
pegunungan atau di daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu,
dengan ciri utama antara lain lahan berlereng terjal, tanpa atau
sedikit vegetasi penutup tanah (gundul), adanya tanda-tanda
lahan telah tererosi, dan tanah berwarna merah karena lapisan
atasnya telah tererosi.
5. AKIBAT LAHAN KRITIS
* Daya resap tanah terhadap air menurun sehingga kandungan air tanah
berkurang yang mengakibatkan kekeringan pada waktu musim kemarau
.* Terjadinya arus permukaan tanah pada waktu musim hujan yang
mengakibatkan bahaya banjir dan longsor.
* Menurunnya kesuburan tanah, dan daya dukung lahan serta
keanekaragaman hayati
6. • Upaya mengatasi lahan kritis ;
1. Upaya mengatasi lahan–lahan kritis dapat dilakukan dengan
penanaman tanaman penghijauan, yaitu secara teknis lahan kritis
tidak dapat diolah untuk tujuan usaha pertanian tanaman semusim
dan harus dikelola dengan melakukan penghijauan dengan
menanam tanaman tahunan. Lahan kritis digunakan sebagai lahan
tangkapan air dan digunakan sebagai perlindungan mata air.
2. Upaya reklamasi lainnya yang dapat dilakukan dengan sistem
penanaman jalur penyekat yaitu guna mempersiapkan suatu
kondisi awal dalam usaha pengembangan pertanian ataupun usaha
perkebunan di lahan yang bervegatasi alang – alang.
7. • Upaya pencegahan
1. . Melakukan kampanye besar-besaran pelestarian lingkungan.
2. Harus ada sanksi tegas bagi masyarakat yang membuang sampah
di sungai-sungai.
3. Menghindari meluasnya alih fungsi lahan untuk perkebunan
kelapa sawit
4. Tindakan yang tegas terhadap pembukaan area untuk kegiatan
apapun di kawasan hutan lindung.
5. Mengambil tindakan yang tegas terhadap perusahaan tambang
batubara yang mengabaikan reklamasi dan revegetasi.
9. kesimpulan
• Faktor-faktor penyebab terjadinya banjir dan kekeringan/
kebakaran di masing–masing daerah berdasarkan analisis data
perubahan penutupan lahan dan iklim disebabkan oleh
semakin luasnya lahan kritis akibat pembalakan hutan secara
besar-besaran dan pembukaan lahan untuk perkebunan dan
pertambangan, yang berakibat semakin luasnya padang alang-alang
dan semak belukar. Lahan seperti ini sangat kecil
resistensinya dalam menahan air pada musim hujan dan
kekeringan pada saat musim kemarau panjang yang
berdampak pada kebakaran hutan.
• Terjadinya lahan kritis dapat menyebabkan kerusakan fisik,
kimia, dan biologi tanah.
• Perlu adanya upaya dan solusi untuk mengurangi lahan kritis
pada masing–masing daerah yaitu melakukan reklamasi
dengan membuat tanaman penghijauan, penanaman tanaman
semusim, dan pembuatan teras