SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Perencanaan Karier
1. Teori Perencanaan Karier
E.G Williamson (Winkel dan Sri Hastuti, 2006) menguraikan
sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling
jabatan yang berpegang pada teori Trait-Factor. Frank Parsons
menunjukkan tiga langkah yang harus diikuti dalam memilih suatu
pekerjaan yang sesuai yaitu : petama, pemahaman diri yang jelas
mengenai kemampuan otak, bakat, minat, berbagai kelebihan dan
kelemahan serta cirri-ciri lainnya. Kedua, pengetahuan tentang
keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi supaya dapat mencapai
sukses dalam berbagai pekerjaan, serta tentang balas kerja dan kesempatan
untuk maju dalam berbagai bidang pekerjaan. Ketiga, berpikir secara
rasional mengenai hubungan antara kedua kelompok fakta di atas. Jadi,
langkah yang pertama menggunakan analisis diri; langkah kedua;
memanfaatkan informasi jabatan (vocational information); langkah yang
ketiga menerapkan kemampuan untuk berfikir rasioanal guna menemukan
kecocokan antara ciri-ciri kepribadian yang memiliki relevansi terhadap
kesuksesan atau kegagalan dalam suatu pekerjaan atau jabatan dengan
tuntutan kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu
pekerjaan atau jabatan.
Williamson (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2006) merumuskan
pula sejumlah asumsi yang mendasari Trait-Factor counseling dalam
suatu karangan yang dimuat dalam Theories of counseling sebagai berikut
:
a. Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi,
seperti taraf intelegensi umum, bakat khusus, taraf kreativitas,
wujud minat serta ketrampilan yang bersama-sama membentuk
suatu pola yang khas untuk individu itu. Kemampuan dan
variasi potensi itu merupakan cirri-ciri kepribadian (traits),
yang telah agak stabil sesudah masa remaja lewat dan dapat
diidentifikasikan melalui tes-tes psikologis. Data hasil testing
memberikan gambaran deskriptif tentang individualitas
sesorang yang lebih dapat diandalkan daripada intropeksi atau
refleksi terhadap diri sendiri.
b. Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang
menunjukkan hubungan yang berlainan dengan kemampuan
dan ketrampilan yang dituntut pada seorang pekerja di berbagai
bidang pekerjaan. Juga wujud minat yang dimiliki seseorang
menunjukkan hubungan yang berlain-lainan dengan pola minat
yang ditemukan pada orang berkarir diberbagai bidang
pekerjaan. Dengan demikian dibuthkan informasi pekerjaan
(vocational information), yang tidak hanya mendeskripsikan
tugas-tugas yang dilakukan, tetapi menggambarkan pula pola
kualifikasi dalam kepribadian pekerja, yang harus dipenuhi
supaya mencapai sukses dalam suatu bidang pekerjaan.
c. Sesuai dengan pola berfikir pada butir (b), kurikulum suatu
program studi menunut sejumlah kualifikasi tertentu. Calon
(maha) siswa akan belajar lebih mudah dan dengan hasil yang
lebih memuaskan, kalau pola kemampuan dan minatnya sesuai
dengan pola kualifikasi tertentu yang dituntut dari seorang
(maha) siswa yang mengikuti program studi tertentu. Dengan
demikian informasi pendidikan (educational information) yang
dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi dari suatu
program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi
(human capacities) yang dituntut.
d. Setiap individu mampu, berkeinginan dan berkecenderungan
untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman
diri itu dengan berpikir baik-baik, sehingga dia akan
menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal
mungkin dan dengan demikian mengatur kehidupannya sndiri
secara memuaskan.
Perencanaan yang matang menurut pemikiran tentang segala tujuan yang
hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long range goals) dan
semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short
range goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan
intermediar yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu
panjang. Kegunaan dari perencanaan yang matang adalah meminimalkan
kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara
alternatif-alternatif yang tersedia. Hasil dari perencanaan adalah
keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara
sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Perencanaan bukan sekedar
langkah mengawang-awang atau tingkah laku mencoba-coba saja (Winkel
dan Sri Hastuti, 2006).
Bimbingan karir merupakan bimbingan yang juga perlu diterapkan
dalam bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan ini
diperlukan untuk masa depan siswa atau individu untuk memeprolah
pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan bakat dan minatnya. Bimbingan
karir adalah kegiatan dan layanan pemberian bantuan kepada para siswa
dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman dunia kerja dan
akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan
karir (Munandir, 1996). Sukardi (1994) bahwa berkaitan dengan sekolah,
bimbingan karir merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang
membantu siswa melalui perantara kurikuler yang dapat membantu
terutama dalam perencanaan karir, pembuatan keputusan, perkembangan
keterampilan, atau keahlian, informasi karir dan pemahaman diri.
Dari pengertian-pengertian bimbingan karir diatas maka pada
dasarnya bimbingan karir merupakan suatu bantuan yang diberikan
kepada siswa yang berkesinambungan, memberikan informasi tentang
dunia kerja, memberi pemahaman tentang kemampuan diri, membantu
menentukan tujuan karir, pemilihan karir dan perencanaan karir serta
tentang lingkungan kerja.
Bimo Walgito (2004) menyatakan bahwa tujuan dilaksanakannya
bimbingan karir di sekolah yaitu:
a. Agar siswa dapat memahami nilai dirinnya sendiri, terutama
yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya,
mengenai kemampuan minat, bakat, sikap dan cita-citannya.
b. Agar siswa menyadari dan memahami nila-nilai yang ada dalam
dirinya dan yang ada dalam masyarakat.
c. Agar siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan potensi yang ada didalam dirinya,
mengetahui jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi
suatu bidang tertentu. Memahami hubungan usah dirinya yang
sekarang dengan masa depannya.
d. Agar siswa menemukan hambatan-hambatan yang mungkin
timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor
lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi
hambatan-hambatan tersebut.
e. Agar siswa dapat merencanakan masa depannya serta
menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.
Dari uraian di atas, bimbingan karir merupakan usaha untuk
mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada didalam diri
sendiri dengan baik dan dipihak lain untuk mengetahui dengan baik
pekerjaan apa yang saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk
pekerjaan itu. Dengan demikian siswa dapat memadukan apa suatu
pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau potensi yang ada di dalam
diri siswa. Jika terdapat hambatan dan bagaimana siswa mengetahui dan
memecahakan hambatan yang berhubungan dengan karir siswa dimasa
mendatang.
2. Jenis Perencanaan Karir
Perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala
tujuan yang hendak dicapai dalam angka panjang (long-range goals) dan
semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short-range
goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediary
yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya
hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk tujuan dalam jangka panjang
misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan
dalam hidup. Sertifikat, ijasah yang dipersiapkan untuk memegang suatu
rencana pekerjaan dimasa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek.
Kegunaan dari perencanaan karir dimasa depan adalah untuk
meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih
alternatif-alternatif yang ada. Seadainya siswa hanya memikirkan tujuan
jangka pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan
jangka panjang (karirnya dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa
suatu tujuan jangka pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras
dengan tujuan jangka panjang. Kematangan perencanaan karir untuk
jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari
dalam keluarga.
Hasil dari perencanaan ialah suatu keputusan yang dipilih secara
sadar, biasanya dari antara jumlah tingkat pertama, lain juga disekolah
lanjut tingkat atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi. Namun
kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang
merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah
membuat keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu
program akademik, suatu program pendidikan latihan prajabatan atau
suatu program ekstrakurikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak dalam
program yang dipilih, bukan keputusan siswa tersebut melainkan
keputusan dari instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan
semakin dimudahkan bila instansi tersebut yakin bahwa pilihan siswa telah
dipikir secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan
sekedar langkah yang mengawang-awang atau hanya mencoba-coba saja.
3. Faktor-Faktor Yang Menentukan dalam Perencanaan Karir
Siswa
Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang
bijaksana terletak pada pengolahan informasi tentang diri dan
pemahaman tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain siswa
memiliki gambaran tentang informasi yang relevan dan menafsirkan
makna bagi dirinya sendiri dan membuat pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu konselor sekolah harus
membantu siswa dalam memperoleh informasi yang relevan dan
memberikan informasi kepada siswa baik melalui kegiatan bimbingan
karir dalam bentuk kelompok maupun individual. Berikut ini adalah
faktor-faktor menurut Williamson yang diperlukan dalam membuat
perencanaan karir siswa (WS Winkel & Sri Hastuti, 2006) :
a) Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : (1)
kemampuan intelektual ; (2) bakat khusus di bidang studi
akademik; (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun
lebih khusus; (4) hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti;
(5) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap
suatu program studi akademik, suatu program latihan pra
jabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan
bertindak, kooperatif, sopan dapat diandalkan, bijaksana, rajin,
berpotensi, dalam bidang kepemimpinan, rapi, tekun, toleran,
tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan
berwatak baik; (6) perangkat kemahiran kognitif, seperti
kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam menghadapi
suatu permasalahan, kemampuan menguraikan secara lisan dan
tertulis, kemampuan mengatur dirinya sendiri, kemampuan
memahami dan berbicara bahasa asing dan kemampuan
menghadap orang lain; (7) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita
masa depan; (8) bekal berupa keterampilan khusus yang
dimilki dalam bidang adnistrasi/tata usaha, kesenian, olaharaga,
mekanik, serta koordinasi motorik, yang semuanya sangat
relevan bagi program perencanaan karir yang diinginkan; (9)
kesehatan fisik serta mental; (10) kematangan vokasional.
b) Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam
lingkup informasi tentang gambaran diri sendiri yang
sebenarnya termasuk data sosial. Namun, keadaan keluarga
sebagai lingkungan hidup yang paling bermakna bagi individu
yang sehari-hari bersama keluarga ikut berpengaruh besar
terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan keluarga dekat
ini meliputi tentang; (1) Posisi anak dalam keluarga; (2)
pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki
dan perempuan; (3) harapan keluarga untuk masa depan anak;
(4) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarga,; (5) gaya hidup
dan suasana keluarga; (6) taraf pendidikan orangtua; (7)
sumber konflik orang tua dan anak; (8) status perkawinan; (9)
tinggal dirumah selain orang tua sendiri dan kakak adik.
Konsep diri merupakan benang merah dalam menciptakan satu
kesatuan yang terpadu dari seluruh proses perkembangan karir,
termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan.
Penilaian siswa terhadap diri sendiri tentang kemampuan
intelektual , bakat khusus dibidang studi akademik dan berbagi
ketrampilan khusus mempunyai relevansi terhadap
perencanaan karir siswa, karena jika siswa telah menilai
gambaran tentang dirinya sendiri maka siswa cenderung
berperilaku sesuai dengan persepsinya.
c) Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karir, khususnya informasi pendidikan
(educational information) dan infomasi jabatan (vocational
information), yang bersama-sama dikenal dengan informasi
karir (career information). Pemberian informasi ini bertujuan
agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis
pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai informasi-
informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai
prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di
masa depan.
4. Tantangan-tantangan konselor sekolah dalam membantu
membuat perencanaan karir siswa
Konselor sekolah dalam membantu siswa membuat perencanaan
karir siswa tidaklah mudah, karena konselor sekolah harus
mempertimbangkan beberapa aspek yang ada didalam diri siswa. Berikut
ini beberapa tantangan konselor sekolah dalam membantu perencanaan
karir siswa (Winkel & Sri Hastuti, 2006) :
1) Harus mempertimbangkan taraf perkembangang vokasional
siswa
2) Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam
memberikan saran tetntang pilihan yang dibuat, karena
sebaiknya mungkin tidak dimengerti oleh siswa dan hanya
mengikuti saran saja.
3) Harus dihindari ramalan yang bersifat dogmatik tentang
kemungkinan konseli akan berhasil atau gagal dalam megambil
suatu jalur. Setelah siswa mendapat penjelasan tentang makna
data yang tersedia tentang diri sendiri dan tentang lingkungan
kehidupannya, dia tetap bebas memilih.
4) Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir
yang cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginya. Maka
dapat dianggap bijaksana jika seorang siwa membuat beberapa
alternatif dalam urutan prioritas; pilihan pertama, kedua dan
seterusnya.
5) Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar
keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari
sudut pandang yang diinginkan , juga harus ditinjau dari sudut
pandang apakah dimungkinkan, dan dapat membawa hasil yang
diharapkan seandainya dipilih.
B. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan
kepada sekelompok individu yang berjumlahkan 10-15 orang yang
dipimpin oleh konselor atau pemimpin kelompok dimana membahas
masalah yang bersifat umum dan aktual yang menjadi kepeduliaan para
anggota kelompok untuk mengembangkan dinamika kelompok,
pengembangan kepribadian, sosial, belajar dan karier. Bimbingan
kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam kelompok
(Prayitno, 1996).
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan untuk
membahas permasalahan siswa yang memanfaatkan dinamika kelompok
yang bertujuan menggali dan mengembangkan potensi diri individu.
Dalam kelompok ini semua anggota kelompok bebas mengeluarkan
pendapat. Semua yang dibicarakan bermanfaat bagi semua anggota
kelompok. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena
memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, permasalahan,
perasaan.
Menurut Sukardi (2002) layanan bimbingan kelompok adalah
layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing
atau konselor) yang berguna unuk menunjang kehidupan sehari-hari baik
individu sebagai pelajar, anggota kelompok, anggota keluarga dan
masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Menurut Romlah (2002) bimbingan kelompok adalah proses
pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada
siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bimbingan
kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk
memberikan bantuan kepada peserta didik atau siswa yang dilakukan oleh
seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat
berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi
anak.
2. Tahap- Tahap Bimbingan Kelompok
Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut (Prayitno, 1996)
ada empat tahapan, yaitu:
a. Tahap I Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri
atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok.
Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling
memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun
harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing,
sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan
tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota
akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa
bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan
main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika
ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti
bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga
disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak
mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.
b. Tahap II Peralihan
Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama
dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah
dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki
kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan.
Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah,
artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan
kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan
seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya
yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan
selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1)
Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;
2) menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap
menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) membahas suasana
yang terjadi; 4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;
5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.
c. Tahap III Kegiatan
Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka
aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan
masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang
seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus
dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur
proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak
banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta
penuh empati.
Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah
atau topik bahasan.
2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih
dahulu.
3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan
tuntas.
4. Kegiatan selingan.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat
terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan
dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya
masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut
sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam
pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran
ataupun perasaan.
d. Tahap IV Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok
perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus
bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu.
Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai
seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan
sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada
kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan
berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali
untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada
tahap ini, yaitu:
1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan
segera diakhiri.
2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan.
3. Membahas kegiatan lanjutan.
4. Mengemukakan pesan dan harapan.
Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap
pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada
pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota
kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari
(dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-
hari.
3. Teknik-Teknik Bimbingan kelompok
Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok
mempunyai banyak manfaat selain dapat untuk memfokuskan
kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai
tetapi juga dapat membuat suasana terbangun dan membuat siswa
tidak bosan dalam mengikuti kegiatan. Seperti yang dikemukakan
oleh Tatiek Romlah (2001) “Bahwa teknik merupakan bukan tujuan
tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pemilihan dan penggunaan
masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian konselor,
guru atau pemimpin kelompok.” Sehingga dapat dikatakan jika selain
sebagai alat untuk mencapai tujuan, teknik pemilihan juga harus
disesuaikan dengan karakteristik konselor atau pemimpin kelompok.
Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam bimbingan kelompok
antara lain diskusi, ceramah, psikodrama, sosiodrama, games, kerja
kelompok, karya wisata (field trip), pemberian informasi, pemecahan
masalah (problem solving), permainan peran (role playing). Dari
bermacam-macam teknik yang ada, untuk bimbingan kelompok dalam
upaya perencanaan karier pada siswa kelas X-BB SMK Islam
Sudirman 1 Ambarawa tidak semua digunakan, oleh sebab itu akan
dipilih teknik yang sekiranya memenuhi standar yang dapat membantu
perencanaan karier padsa siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1
Ambarawa. Teknik tersebut antara lain :
a. Teknik pemberian informasi
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode
ceramah yaitu pemberian penejelasan oleh seorang pembicara kepada
sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi
mencakup tiga hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian.
b. Diskusi kelompok
Teknik diskusi ini sebenarnya sering dipraktekan di kelas.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil
tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan. Diskusi
diawali dengan penguraian materi yang terkait oleh seseorang atau
beberapa orang. Setelah itu dibuka sesi tanggapan atau pertanyaan
yang berfungsi untuk memperdalam pemahaman kelompok mengenai
materi itu.
c. Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah merupakan proses kreatif
dimana individu menilai perubahan yang ada pada dirinya dan
lingkungannya dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-
keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan niali
hidupnya. Teknik ini mengajarkan pada individu bagaimana
pemecahan masalah secara sistematis.
d. Permainan peran (role play)
Bennet (Dalam Tatiek Romlah, 2001) mengemukakan
bahwa permainan peran adalah suatu alat belajar yang
menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian
tentang hungungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-
situasi yang pararel dengan yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya.
e. Games
Penyelenggaraan games ini memiliki tujuan yang berbeda-
beda. Ada yang untuk having fun saja, juga untuk penyampaian materi
tertentu. Namun, sejatinya, dalam permainan ini tentu ada pesan yang
bisa diambil. Bermain game pada intinya bersifat sosial dan
melibatkan belajar dan memenuhi peraturan, pemecahan masalah,
disiplin diri, kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin dan
pengikut dari sosialisasi.
C. Keefektifan Bimbingan Kelompok Dalam Perencanaan Karier
Menurut Sukardi Bimbingan kelompok memiliki kelebihan-kelebihan
antara lain yaitu: Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan
membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya, memiliki pemahaman
yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka
bicarakan, menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan
lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan
dalam kelompok, menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan
penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang baik,
melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil
sebagaimana yang mereka programkan semula.
Berdasarkan teori perkembangan karir Williamson (dalam Munandir,
1996) maka siswa SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa Pada fase ini anak
mengembangkan bakat, minat, kebutuhan dan potensi yang akhirnya
dipadukan dalam struktur gambaran diri. Gambaran diri ini meliputi beberapa
hal diantaranya (1) kemampuan intelektual ; (2) bakat khusus dibidang studi
akademik; (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun lebih khusus; (4)
hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti; (5) sifat-sifat kepribadian; (6)
Posisi anak dalam keluarga; (7) pandangan keluarga tentang peranan
kewajiban anak laki-laki dan perempuan; (8) harapan keluarga untuk masa
depan anak; (9) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarga; (10) gaya hidup dan
suasana keluarga; dan lain sebagainya sebagaimana dibahas dalam teori.
Perencanaan karir merupakan bagian dari perencanaan kehidupan seseorang.
Berdasarkan teori perkembangan karir yang telah dibahas sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa, siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa
yang memasuki tahap ini harus mampu menentukan arah yang jelas tentang
karir yang akan dipilih sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Berdasarkan fungsi atau kegunaan metode bimbingan kelompok maka
dalam perencanaan karir siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1
Ambarawa, bimbingan kelompok membantu siswa mengeksplorasi tentang
bakat, minat dan potensinya dan dapat merencanakan kariernya dengan sebaik
mungkin.
D. Penelitian Yang Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh oleh Afifah (2005) terhadap siswa
kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun
pelajaran 2006/2007, termasuk kategori efektif dengan persentase 79.43%.
Besarnya pengaruh tersebut yaitu 38.3%. “Ada pengaruh antara bimbingan
kelompok dengan perencanaan karier pada siswa kelas III SMK Negeri 2
Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007”
diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa,
bimbingan kelompok berpengaruh cukup signifikan terhadap peserta didik
dalam merencanakan karier sebesar 38.3%.
Penelitian Listiana (2006) meneliti tentang “ Keefektifan bimbingan
kelompok dalam perencanaan karier SMA Negeri 1 Kudus mengemukakan
bahwa bimbingan kelompok efektif untuk perencanaan karier peserta didik
yang ditunjukkan dengan nilai hitung Z = 4, 264 > nilai tabel Z = 1,94.
E. Hipotesis Penelitian
Layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan
perencanaan karir siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar SiswaPower Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswadian_meylisha4d
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaSiti Khoirunika
 
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di SekolahMekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di SekolahArmadira Enno
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkNur Arifaizal Basri
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkbaiq wulan
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Abdulr0hman
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalSunawan Sunawan
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bkasm
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselingg
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselinggJadwal program tahunan bimbingan dan konselingg
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselinggAgung Prayogi
 
Materi sosialisasi dunia perkuliahan
Materi sosialisasi dunia perkuliahanMateri sosialisasi dunia perkuliahan
Materi sosialisasi dunia perkuliahanMUHAMMADRAISAKBARAKB
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraEmirita Reta
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 

Was ist angesagt? (20)

Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konselingKedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
 
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar SiswaPower Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Power Point Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
 
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di smaLaporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
 
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di SekolahMekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Mekanisme Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
 
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bkLaporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
Laporan hasil tindak lanjut analisis pelaksanaan program bk
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Angket Pilihan Karier
Angket Pilihan KarierAngket Pilihan Karier
Angket Pilihan Karier
 
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselingg
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselinggJadwal program tahunan bimbingan dan konselingg
Jadwal program tahunan bimbingan dan konselingg
 
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BKCONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
 
Materi sosialisasi dunia perkuliahan
Materi sosialisasi dunia perkuliahanMateri sosialisasi dunia perkuliahan
Materi sosialisasi dunia perkuliahan
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 

Andere mochten auch

JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
Teori holland tentang karir
Teori holland tentang karirTeori holland tentang karir
Teori holland tentang karirSeta Wicaksana
 
Liesda artikel 2
Liesda artikel 2Liesda artikel 2
Liesda artikel 2liesdakc
 
Ppkn smp 7 guru
Ppkn smp 7 guruPpkn smp 7 guru
Ppkn smp 7 guruBudhi Emha
 
Konseling keluarga
Konseling keluargaKonseling keluarga
Konseling keluargabkupstegal
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkaraktertotok aris
 
Konseling keluarga
Konseling keluargaKonseling keluarga
Konseling keluargaKrisma Irma
 
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”nessa_ti
 
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELINGPROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELINGNur Arifaizal Basri
 
Resensi Buku Karier Kedua
Resensi Buku Karier KeduaResensi Buku Karier Kedua
Resensi Buku Karier KeduaKarier Kedua
 
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)Nur Arifaizal Basri
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 
Makalah karakter mandiri
Makalah karakter mandiriMakalah karakter mandiri
Makalah karakter mandiriYeni Purwati
 
Pribadi mandiri
Pribadi mandiriPribadi mandiri
Pribadi mandiriNaya Ti
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingNur Arifaizal Basri
 
Presentation bk karier
Presentation bk karierPresentation bk karier
Presentation bk karierMela Rizkya
 

Andere mochten auch (16)

JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
JURNAL KARIER TEORI HOLLAND (REFERENSI)
 
Teori holland tentang karir
Teori holland tentang karirTeori holland tentang karir
Teori holland tentang karir
 
Liesda artikel 2
Liesda artikel 2Liesda artikel 2
Liesda artikel 2
 
Ppkn smp 7 guru
Ppkn smp 7 guruPpkn smp 7 guru
Ppkn smp 7 guru
 
Konseling keluarga
Konseling keluargaKonseling keluarga
Konseling keluarga
 
Guru berkarakter
Guru berkarakterGuru berkarakter
Guru berkarakter
 
Konseling keluarga
Konseling keluargaKonseling keluarga
Konseling keluarga
 
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
“TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG”
 
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELINGPROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PROJECT DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
 
Resensi Buku Karier Kedua
Resensi Buku Karier KeduaResensi Buku Karier Kedua
Resensi Buku Karier Kedua
 
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
JURNAL PENERAPAN KONSELING KELUARGA (REFERENSI)
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
Makalah karakter mandiri
Makalah karakter mandiriMakalah karakter mandiri
Makalah karakter mandiri
 
Pribadi mandiri
Pribadi mandiriPribadi mandiri
Pribadi mandiri
 
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konselingPermendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
Permendikbud no 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
 
Presentation bk karier
Presentation bk karierPresentation bk karier
Presentation bk karier
 

Ähnlich wie TEORI PERENCANAAN KARIR

Program pengembangan karir ptk
Program pengembangan karir ptkProgram pengembangan karir ptk
Program pengembangan karir ptkayu hutria
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirbudi1
 
Makalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanMakalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanLiseu Taqillah
 
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.doc
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.docPROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.doc
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.docSyamsulHidayaChan
 
Konseling Karir.ppt
Konseling Karir.pptKonseling Karir.ppt
Konseling Karir.pptLoisSpain
 
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karier
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karierP 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karier
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karierKaka Mahendra
 
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdfnuunaberry
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3acep bambang
 
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesBimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesSPADAIndonesia
 

Ähnlich wie TEORI PERENCANAAN KARIR (20)

Program pengembangan karir ptk
Program pengembangan karir ptkProgram pengembangan karir ptk
Program pengembangan karir ptk
 
Bimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karirBimbingan memilih karir
Bimbingan memilih karir
 
Ppt.bk karir
Ppt.bk karirPpt.bk karir
Ppt.bk karir
 
Makalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihanMakalah konsep rancangan program pelatihan
Makalah konsep rancangan program pelatihan
 
1.perencanaan karier
1.perencanaan karier1.perencanaan karier
1.perencanaan karier
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
 
Materi karir 014
Materi karir 014Materi karir 014
Materi karir 014
 
M4 kb3
M4 kb3M4 kb3
M4 kb3
 
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.doc
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.docPROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.doc
PROPOSAL METODE WAWANCARA - RAMADIO ZIKRI.doc
 
Konseling Karir.ppt
Konseling Karir.pptKonseling Karir.ppt
Konseling Karir.ppt
 
Belajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaranBelajar dan pembelajaran
Belajar dan pembelajaran
 
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karier
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karierP 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karier
P 1 - p-2 konsep dasar bimbingan karier
 
Model assure
Model assureModel assure
Model assure
 
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf
1564-Article Text-3562-1-10-20180504 (1) (2).pdf
 
Peranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karirPeranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karir
 
Peranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karirPeranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karir
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3Dinamikakelompokprajab3
Dinamikakelompokprajab3
 
Career Development
Career DevelopmentCareer Development
Career Development
 
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tesBimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
Bimbingan dan konseling modul 1 - final kb2 tanpa tes
 

Mehr von Nur Arifaizal Basri

contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdfcontoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdfNur Arifaizal Basri
 
contoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfcontoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfNur Arifaizal Basri
 
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfPermendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfNur Arifaizal Basri
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarNur Arifaizal Basri
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxNur Arifaizal Basri
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorNur Arifaizal Basri
 
Carl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultCarl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultNur Arifaizal Basri
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)Nur Arifaizal Basri
 
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)Nur Arifaizal Basri
 
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)Nur Arifaizal Basri
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993Nur Arifaizal Basri
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)Nur Arifaizal Basri
 

Mehr von Nur Arifaizal Basri (20)

CONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKALCONTOH RPL KLASIKAL
CONTOH RPL KLASIKAL
 
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdfcontoh RPL  BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
contoh RPL BIMBINGAN KELOMPOK.pdf
 
contoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdfcontoh RPL konseling individu.pdf
contoh RPL konseling individu.pdf
 
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdfPermendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
Permendikbud No 15 Tahun 2018.pdf
 
UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014
 
program kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdfprogram kerja BK 2022-2023.pdf
program kerja BK 2022-2023.pdf
 
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajarMODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
MODEL LAYANAN BK SMA guru penggerak kurikulum meredeka belajar
 
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docxFORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
FORMAT LAPORAN ALAT PERAGA BK DENGAN PANDUAN BIMBINGAN KARIER.docx
 
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorPengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factor
 
self control
self controlself control
self control
 
Carl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occultCarl gustav jung psychology and the occult
Carl gustav jung psychology and the occult
 
kepercayan diri
kepercayan dirikepercayan diri
kepercayan diri
 
self-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteemself-efficacy, and self-esteem
self-efficacy, and self-esteem
 
mengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasimengenal kecemasan komunikasi
mengenal kecemasan komunikasi
 
KECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASIKECEMASAN KOMUNIKASI
KECEMASAN KOMUNIKASI
 
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT) cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
cognitive behavioral therapy for social anxiety disorder (CBT)
 
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
EXPLORING CAREERS WITH TYPOLOGY (JOHN HOLLAND)
 
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
VOCATIONAL INDECISION (JOHN HOLLAND)
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
PERSONALITY AND VOCATIONAL John holland 1993
 
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)
PERSONALITY AND VOCATIONAL IN AN ADULT SAMPLE (JOHN HOLLAND'S)
 

Kürzlich hochgeladen

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 

TEORI PERENCANAAN KARIR

  • 1. BAB II LANDASAN TEORITIK A. Perencanaan Karier 1. Teori Perencanaan Karier E.G Williamson (Winkel dan Sri Hastuti, 2006) menguraikan sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling jabatan yang berpegang pada teori Trait-Factor. Frank Parsons menunjukkan tiga langkah yang harus diikuti dalam memilih suatu pekerjaan yang sesuai yaitu : petama, pemahaman diri yang jelas mengenai kemampuan otak, bakat, minat, berbagai kelebihan dan kelemahan serta cirri-ciri lainnya. Kedua, pengetahuan tentang keseluruhan persyaratan yang harus dipenuhi supaya dapat mencapai sukses dalam berbagai pekerjaan, serta tentang balas kerja dan kesempatan untuk maju dalam berbagai bidang pekerjaan. Ketiga, berpikir secara rasional mengenai hubungan antara kedua kelompok fakta di atas. Jadi, langkah yang pertama menggunakan analisis diri; langkah kedua; memanfaatkan informasi jabatan (vocational information); langkah yang ketiga menerapkan kemampuan untuk berfikir rasioanal guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri kepribadian yang memiliki relevansi terhadap kesuksesan atau kegagalan dalam suatu pekerjaan atau jabatan dengan
  • 2. tuntutan kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan. Williamson (dalam Winkel dan Sri Hastuti, 2006) merumuskan pula sejumlah asumsi yang mendasari Trait-Factor counseling dalam suatu karangan yang dimuat dalam Theories of counseling sebagai berikut : a. Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan potensi, seperti taraf intelegensi umum, bakat khusus, taraf kreativitas, wujud minat serta ketrampilan yang bersama-sama membentuk suatu pola yang khas untuk individu itu. Kemampuan dan variasi potensi itu merupakan cirri-ciri kepribadian (traits), yang telah agak stabil sesudah masa remaja lewat dan dapat diidentifikasikan melalui tes-tes psikologis. Data hasil testing memberikan gambaran deskriptif tentang individualitas sesorang yang lebih dapat diandalkan daripada intropeksi atau refleksi terhadap diri sendiri. b. Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukkan hubungan yang berlainan dengan kemampuan dan ketrampilan yang dituntut pada seorang pekerja di berbagai bidang pekerjaan. Juga wujud minat yang dimiliki seseorang menunjukkan hubungan yang berlain-lainan dengan pola minat yang ditemukan pada orang berkarir diberbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian dibuthkan informasi pekerjaan
  • 3. (vocational information), yang tidak hanya mendeskripsikan tugas-tugas yang dilakukan, tetapi menggambarkan pula pola kualifikasi dalam kepribadian pekerja, yang harus dipenuhi supaya mencapai sukses dalam suatu bidang pekerjaan. c. Sesuai dengan pola berfikir pada butir (b), kurikulum suatu program studi menunut sejumlah kualifikasi tertentu. Calon (maha) siswa akan belajar lebih mudah dan dengan hasil yang lebih memuaskan, kalau pola kemampuan dan minatnya sesuai dengan pola kualifikasi tertentu yang dituntut dari seorang (maha) siswa yang mengikuti program studi tertentu. Dengan demikian informasi pendidikan (educational information) yang dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi dari suatu program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi (human capacities) yang dituntut. d. Setiap individu mampu, berkeinginan dan berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman diri itu dengan berpikir baik-baik, sehingga dia akan menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin dan dengan demikian mengatur kehidupannya sndiri secara memuaskan. Perencanaan yang matang menurut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short
  • 4. range goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu panjang. Kegunaan dari perencanaan yang matang adalah meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatif-alternatif yang tersedia. Hasil dari perencanaan adalah keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Perencanaan bukan sekedar langkah mengawang-awang atau tingkah laku mencoba-coba saja (Winkel dan Sri Hastuti, 2006). Bimbingan karir merupakan bimbingan yang juga perlu diterapkan dalam bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan ini diperlukan untuk masa depan siswa atau individu untuk memeprolah pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan bakat dan minatnya. Bimbingan karir adalah kegiatan dan layanan pemberian bantuan kepada para siswa dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman dunia kerja dan akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir (Munandir, 1996). Sukardi (1994) bahwa berkaitan dengan sekolah, bimbingan karir merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang membantu siswa melalui perantara kurikuler yang dapat membantu terutama dalam perencanaan karir, pembuatan keputusan, perkembangan keterampilan, atau keahlian, informasi karir dan pemahaman diri. Dari pengertian-pengertian bimbingan karir diatas maka pada dasarnya bimbingan karir merupakan suatu bantuan yang diberikan
  • 5. kepada siswa yang berkesinambungan, memberikan informasi tentang dunia kerja, memberi pemahaman tentang kemampuan diri, membantu menentukan tujuan karir, pemilihan karir dan perencanaan karir serta tentang lingkungan kerja. Bimo Walgito (2004) menyatakan bahwa tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di sekolah yaitu: a. Agar siswa dapat memahami nilai dirinnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan minat, bakat, sikap dan cita-citannya. b. Agar siswa menyadari dan memahami nila-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat. c. Agar siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada didalam dirinya, mengetahui jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu. Memahami hubungan usah dirinya yang sekarang dengan masa depannya. d. Agar siswa menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. e. Agar siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi.
  • 6. Dari uraian di atas, bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada didalam diri sendiri dengan baik dan dipihak lain untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa yang saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu. Dengan demikian siswa dapat memadukan apa suatu pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau potensi yang ada di dalam diri siswa. Jika terdapat hambatan dan bagaimana siswa mengetahui dan memecahakan hambatan yang berhubungan dengan karir siswa dimasa mendatang. 2. Jenis Perencanaan Karir Perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam angka panjang (long-range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (short-range goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediary yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk tujuan dalam jangka panjang misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijasah yang dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan dimasa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek. Kegunaan dari perencanaan karir dimasa depan adalah untuk meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih alternatif-alternatif yang ada. Seadainya siswa hanya memikirkan tujuan
  • 7. jangka pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan jangka panjang (karirnya dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras dengan tujuan jangka panjang. Kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga. Hasil dari perencanaan ialah suatu keputusan yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara jumlah tingkat pertama, lain juga disekolah lanjut tingkat atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi. Namun kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program akademik, suatu program pendidikan latihan prajabatan atau suatu program ekstrakurikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak dalam program yang dipilih, bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin dimudahkan bila instansi tersebut yakin bahwa pilihan siswa telah dipikir secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar langkah yang mengawang-awang atau hanya mencoba-coba saja.
  • 8. 3. Faktor-Faktor Yang Menentukan dalam Perencanaan Karir Siswa Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak pada pengolahan informasi tentang diri dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain siswa memiliki gambaran tentang informasi yang relevan dan menafsirkan makna bagi dirinya sendiri dan membuat pilihan-pilihan yang dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu konselor sekolah harus membantu siswa dalam memperoleh informasi yang relevan dan memberikan informasi kepada siswa baik melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk kelompok maupun individual. Berikut ini adalah faktor-faktor menurut Williamson yang diperlukan dalam membuat perencanaan karir siswa (WS Winkel & Sri Hastuti, 2006) : a) Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : (1) kemampuan intelektual ; (2) bakat khusus di bidang studi akademik; (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun lebih khusus; (4) hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti; (5) sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap suatu program studi akademik, suatu program latihan pra jabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani berbicara dan bertindak, kooperatif, sopan dapat diandalkan, bijaksana, rajin, berpotensi, dalam bidang kepemimpinan, rapi, tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan
  • 9. berwatak baik; (6) perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, kemampuan menguraikan secara lisan dan tertulis, kemampuan mengatur dirinya sendiri, kemampuan memahami dan berbicara bahasa asing dan kemampuan menghadap orang lain; (7) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan; (8) bekal berupa keterampilan khusus yang dimilki dalam bidang adnistrasi/tata usaha, kesenian, olaharaga, mekanik, serta koordinasi motorik, yang semuanya sangat relevan bagi program perencanaan karir yang diinginkan; (9) kesehatan fisik serta mental; (10) kematangan vokasional. b) Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk data sosial. Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungan hidup yang paling bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan keluarga dekat ini meliputi tentang; (1) Posisi anak dalam keluarga; (2) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan perempuan; (3) harapan keluarga untuk masa depan anak; (4) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarga,; (5) gaya hidup dan suasana keluarga; (6) taraf pendidikan orangtua; (7)
  • 10. sumber konflik orang tua dan anak; (8) status perkawinan; (9) tinggal dirumah selain orang tua sendiri dan kakak adik. Konsep diri merupakan benang merah dalam menciptakan satu kesatuan yang terpadu dari seluruh proses perkembangan karir, termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan. Penilaian siswa terhadap diri sendiri tentang kemampuan intelektual , bakat khusus dibidang studi akademik dan berbagi ketrampilan khusus mempunyai relevansi terhadap perencanaan karir siswa, karena jika siswa telah menilai gambaran tentang dirinya sendiri maka siswa cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya. c) Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir, khususnya informasi pendidikan (educational information) dan infomasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama dikenal dengan informasi karir (career information). Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai informasi- informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat di masa depan.
  • 11. 4. Tantangan-tantangan konselor sekolah dalam membantu membuat perencanaan karir siswa Konselor sekolah dalam membantu siswa membuat perencanaan karir siswa tidaklah mudah, karena konselor sekolah harus mempertimbangkan beberapa aspek yang ada didalam diri siswa. Berikut ini beberapa tantangan konselor sekolah dalam membantu perencanaan karir siswa (Winkel & Sri Hastuti, 2006) : 1) Harus mempertimbangkan taraf perkembangang vokasional siswa 2) Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam memberikan saran tetntang pilihan yang dibuat, karena sebaiknya mungkin tidak dimengerti oleh siswa dan hanya mengikuti saran saja. 3) Harus dihindari ramalan yang bersifat dogmatik tentang kemungkinan konseli akan berhasil atau gagal dalam megambil suatu jalur. Setelah siswa mendapat penjelasan tentang makna data yang tersedia tentang diri sendiri dan tentang lingkungan kehidupannya, dia tetap bebas memilih. 4) Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir yang cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginya. Maka dapat dianggap bijaksana jika seorang siwa membuat beberapa alternatif dalam urutan prioritas; pilihan pertama, kedua dan seterusnya.
  • 12. 5) Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari sudut pandang yang diinginkan , juga harus ditinjau dari sudut pandang apakah dimungkinkan, dan dapat membawa hasil yang diharapkan seandainya dipilih. B. Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sekelompok individu yang berjumlahkan 10-15 orang yang dipimpin oleh konselor atau pemimpin kelompok dimana membahas masalah yang bersifat umum dan aktual yang menjadi kepeduliaan para anggota kelompok untuk mengembangkan dinamika kelompok, pengembangan kepribadian, sosial, belajar dan karier. Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam kelompok (Prayitno, 1996). Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan untuk membahas permasalahan siswa yang memanfaatkan dinamika kelompok yang bertujuan menggali dan mengembangkan potensi diri individu. Dalam kelompok ini semua anggota kelompok bebas mengeluarkan pendapat. Semua yang dibicarakan bermanfaat bagi semua anggota kelompok. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena
  • 13. memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, permasalahan, perasaan. Menurut Sukardi (2002) layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna unuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota kelompok, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Menurut Romlah (2002) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta didik atau siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak. 2. Tahap- Tahap Bimbingan Kelompok Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut (Prayitno, 1996) ada empat tahapan, yaitu: a. Tahap I Pembentukan
  • 14. Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka. b. Tahap II Peralihan Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya
  • 15. yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1) Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya; 2) menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) membahas suasana yang terjadi; 4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota; 5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama. c. Tahap III Kegiatan Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu: 1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan. 2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu. 3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan tuntas.
  • 16. 4. Kegiatan selingan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan. d. Tahap IV Pengakhiran Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. 2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
  • 17. 3. Membahas kegiatan lanjutan. 4. Mengemukakan pesan dan harapan. Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari- hari. 3. Teknik-Teknik Bimbingan kelompok Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak manfaat selain dapat untuk memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat suasana terbangun dan membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001) “Bahwa teknik merupakan bukan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pemilihan dan penggunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian konselor, guru atau pemimpin kelompok.” Sehingga dapat dikatakan jika selain sebagai alat untuk mencapai tujuan, teknik pemilihan juga harus disesuaikan dengan karakteristik konselor atau pemimpin kelompok. Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam bimbingan kelompok antara lain diskusi, ceramah, psikodrama, sosiodrama, games, kerja kelompok, karya wisata (field trip), pemberian informasi, pemecahan
  • 18. masalah (problem solving), permainan peran (role playing). Dari bermacam-macam teknik yang ada, untuk bimbingan kelompok dalam upaya perencanaan karier pada siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa tidak semua digunakan, oleh sebab itu akan dipilih teknik yang sekiranya memenuhi standar yang dapat membantu perencanaan karier padsa siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa. Teknik tersebut antara lain : a. Teknik pemberian informasi Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah yaitu pemberian penejelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian. b. Diskusi kelompok Teknik diskusi ini sebenarnya sering dipraktekan di kelas. Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan. Diskusi diawali dengan penguraian materi yang terkait oleh seseorang atau beberapa orang. Setelah itu dibuka sesi tanggapan atau pertanyaan yang berfungsi untuk memperdalam pemahaman kelompok mengenai materi itu. c. Teknik pemecahan masalah (problem solving)
  • 19. Teknik pemecahan masalah merupakan proses kreatif dimana individu menilai perubahan yang ada pada dirinya dan lingkungannya dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan- keputusan atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan niali hidupnya. Teknik ini mengajarkan pada individu bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. d. Permainan peran (role play) Bennet (Dalam Tatiek Romlah, 2001) mengemukakan bahwa permainan peran adalah suatu alat belajar yang menggambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian tentang hungungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi- situasi yang pararel dengan yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. e. Games Penyelenggaraan games ini memiliki tujuan yang berbeda- beda. Ada yang untuk having fun saja, juga untuk penyampaian materi tertentu. Namun, sejatinya, dalam permainan ini tentu ada pesan yang bisa diambil. Bermain game pada intinya bersifat sosial dan melibatkan belajar dan memenuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, kontrol emosional dan adopsi peran-peran pemimpin dan pengikut dari sosialisasi. C. Keefektifan Bimbingan Kelompok Dalam Perencanaan Karier Menurut Sukardi Bimbingan kelompok memiliki kelebihan-kelebihan antara lain yaitu: Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan
  • 20. membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya, memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan, menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok, menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang baik, melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana yang mereka programkan semula. Berdasarkan teori perkembangan karir Williamson (dalam Munandir, 1996) maka siswa SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa Pada fase ini anak mengembangkan bakat, minat, kebutuhan dan potensi yang akhirnya dipadukan dalam struktur gambaran diri. Gambaran diri ini meliputi beberapa hal diantaranya (1) kemampuan intelektual ; (2) bakat khusus dibidang studi akademik; (3) minat-minat baik yang bersifat luas maupun lebih khusus; (4) hasil belajar dalam berbagai bidang studi inti; (5) sifat-sifat kepribadian; (6) Posisi anak dalam keluarga; (7) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan perempuan; (8) harapan keluarga untuk masa depan anak; (9) taraf sosial ekonomi kehidupan keluarga; (10) gaya hidup dan suasana keluarga; dan lain sebagainya sebagaimana dibahas dalam teori. Perencanaan karir merupakan bagian dari perencanaan kehidupan seseorang. Berdasarkan teori perkembangan karir yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa
  • 21. yang memasuki tahap ini harus mampu menentukan arah yang jelas tentang karir yang akan dipilih sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Berdasarkan fungsi atau kegunaan metode bimbingan kelompok maka dalam perencanaan karir siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa, bimbingan kelompok membantu siswa mengeksplorasi tentang bakat, minat dan potensinya dan dapat merencanakan kariernya dengan sebaik mungkin. D. Penelitian Yang Terkait Penelitian yang dilakukan oleh oleh Afifah (2005) terhadap siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007, termasuk kategori efektif dengan persentase 79.43%. Besarnya pengaruh tersebut yaitu 38.3%. “Ada pengaruh antara bimbingan kelompok dengan perencanaan karier pada siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) tahun pelajaran 2006/2007” diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa, bimbingan kelompok berpengaruh cukup signifikan terhadap peserta didik dalam merencanakan karier sebesar 38.3%. Penelitian Listiana (2006) meneliti tentang “ Keefektifan bimbingan kelompok dalam perencanaan karier SMA Negeri 1 Kudus mengemukakan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk perencanaan karier peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai hitung Z = 4, 264 > nilai tabel Z = 1,94.
  • 22. E. Hipotesis Penelitian Layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan perencanaan karir siswa kelas X-BB SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa.