Semua bentuk pinjaman (piutang) mengandung resiko, terutama terhadap jaminan akan ketepatan jumlah dan waktu pengembaliannya. Bagi pemberi pinjaman perlu memperhatikan dan mewaspadai adanya critical area munculnya pinjaman bermasalah
3. TAHAP PERSIAPAN.
1. Penyusunan Rencana Keuangan keluarga:
– Dalam penetapan prioritas kebutuhan.
– Praktek Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga.
2. Penulisan permohonan pinjaman.
– Penulisan tujuan penggunaan dana pinjaman.
– Jumlah dana yang diajukan.
– Informasi Usaha.
– Informasi Keuangan keluarga.
– Perencanaan Usaha.
4. 3. Kegiatan Analisa Pinjaman.
– Pola Kebijakan Pinjaman yang kurang jelas.
– Kecermatan dalam membaca dan memahami data/ informasi
– Melakukan analisa kuantitatif dan analisa kualitatif secara sambil lalu.
– Kurang peka dalam membaca karakter.
– Petugas takut dengan sikap peminjam.
– Terpengaruh sikap dan perasaan peminjam.
– Lemahnya data lingkungan.
– Penafsiran harga barang jaminan yang kurat akurat.
4. Pengambilan Keputusan.
– Mengejar kuantitas meninggalkan kualitas.
– Terlalu kompromis.
TAHAP PERSIAPAN.
5. TAHAP PELAKSANAAN.
1. Penulisan Surat Perjanjian Pinjaman.
– Kelengkapan dan ketegasan aturan dan sangsi atas kelalaian dan tunggakan.
– Spesifikiasi barang jaminan yang tidak jelas.
– Kebenaran tanda tangan suami/ isteri.
– Meterai dipandang sebagai beban yang memberatkan.
2. Penerimaan dana Pinjaman.
– Penerimaan dana yang tidak tepat waktu.
– Dana diterima oleh peminjam, tetapi kemudian dipinjam oleh orang lain
(unsur penipuan).
3. Penggunaan Dana Pinjaman.
– Penggunaan dana tidak sesuai dengan tujuan pinjaman.
– Penggunaan dana yang tidak efektif.
6. TAHAP MONITORING DAN
PENGENDALIAN.
1. Pembayaran angsuran dan bunga pinjaman.
– Tidak dilakukan monitoring.
– Jadual Penagihan yang tidak efektif dan disiplin.
– Hubungan peminjam dengan petugas kurang baik.
– Tidak tegasnya pelaksanaan pola kebijakan atas kelalaian.
– Ingkar janji.
– Kegagalan usaha.
– Peminjam mengalami musibah.
2. Jatuh tempo pinjaman.
– Tidak efektifnya tim penyelesai pinjaman bermasalah
– Barang jaminan sulit dilikudiasi.
– Tidak dilakukannya penyerahan barang jaminan
– Tidak adanya system insentif.
7. TAHAP MONITORING DAN
PENGENDALIAN.
1. Pembayaran angsuran dan bunga pinjaman.
– Tidak dilakukan monitoring.
– Jadual Penagihan yang tidak efektif dan disiplin.
– Hubungan peminjam dengan petugas kurang baik.
– Tidak tegasnya pelaksanaan pola kebijakan atas kelalaian.
– Ingkar janji.
– Kegagalan usaha.
– Peminjam mengalami musibah.
2. Jatuh tempo pinjaman.
– Tidak efektifnya tim penyelesai pinjaman bermasalah
– Barang jaminan sulit dilikudiasi.
– Tidak dilakukannya penyerahan barang jaminan
– Tidak adanya system insentif.