SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ASALLAMUALAIKUM
Asal Mula dan Sejarah Suku Minangkabau
Siapa yang tidak mengenal suku minang? Suku ini
merupakan salah satu suku yang terkenal dengan cerita
rakyatnya yang begitu melegenda di seluruh tanah air.
Suku Minang berada di Sumatera Barat sebagai salah
satu provinsi yang terletak di sepanjang pesisir pulau
Sumatera. Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat
dikenal dengan masakannya yang khas dan dominan
bumbu asli dari rempah-rempah Indonesia. Provinsi
dengan jumlah penduduk 4.846.909 jiwa ini memang
dominan di huni oleh masyarakat yang beretnis Minang,
karena itu wajar saja jika Sumatra Barat dikenal lewat
suku Minangkabau. Namun provinsi yang begitu elok ini
tentu memiliki sejarah tersendiri. Bagaimana asal-usul
Sumatra Barat?
Melirik sejarah singkat Minangkabau, merupakan salah satu desa yang berada di kawasan Kecamatan
Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa tersebut awalnya merupakan tanah lapang. Namun
karena adanya isu yang berkembang bahwa Kerajaan Pagaruyung akan di serang kerajaan Majapahit
dari Provinsi Jawa maka terjadilah peristiwa adu kerbau atas usul kedua belah pihak. Kerbau tersebut
mewakili peperangan kedua kerajaan. Karena kerbau Minang berhasil memenangkan perkelahian maka
muncul kata manang kabau yang selanjutnya di jadikan nama Nagari atau desa tersebut. Upaya
penduduk setempat mengenang peristiwa bersejarah tersebut, penduduk Pagaruyung mendirikan
sebuah rumah loteng (rangkiang) dimana atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau. Menurut sejarah,
rumah tersebut didirikan di batas tempat bertemunya pasukan Majapahit yang di jamu dengan hormat
oleh wanita cantik Pagaruyung. Situasi masyarakat saat itu umumnya hidup dengan cara berdagang,
bertani sawah, hasil hutan dan mulai berkembang pertambangan emas. Beberapa pernyataan timbul
bahwa alat transportasi yang digunakan untuk menelusuri dataran tinggi Minangkabau adalah kerbau.
Alasan menggunakan kerbau karena agama yang dipercaya pada waktu itu di ajarkan untuk menyayangi
binatang gajah, kerbau, dan lembu. Karena ajaran tersebut mereka menggunakan kerbau sebagai masyarakat
dengan adu kerbau.
Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi
Berdasarkan arah utara ke selatan, Provinsi Sumatra Barat adalah salah satu provinsi yang berada di wilayah
tengah pulau Sumatra. Wilayah provinsi Sumatra Barat meliputi dataran utama di sebelah barat pulau Sumatra serta
beberapa pulau yang termasuk dalam kepulauan Mentawai, antara lain pulau Siberut, pulau Sipora, pulau Pagai
Utara, dan pulau Pogai Selatan.
Provinsi Sumatra barat memiliki perbatasandarat dengan 4 provinsi. Di sebelah Selatan, Provinsi Sumatra Barat
memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Jambi dan garis perbatasan darat yang pendek dengan
Provinsi Bengkulu. Di sebelah timur,Sumatra Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan provinsi
Riau. Di sebelah Utara, Provinsi Sumatra Barat berbatasan dengan Sumatra Utara. Garis pantai terdapat di sisi Barat,
yaitu berbatasan dengan Samudra Hindia. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatra Barat terdapat di wilayah
pantai ini. Kepulauan Mentawai yang terdapat cukup jauh di lepas pantai berjajar searah dengan garis pantai daratan
utama dan menjadi penghalang terpaan ombak besar dari samudra Hindia. Ini menyebabkan perairan laut antara
kepulauan Mentawai dan daratan utama provinsi Sumatra Barat merupakan perairan laut yang cukup tenang. Kondisi
ini cukup mendukung sektor pariwisata dan perikanan di wilayah ini. Perairan tenang dapat dilayari dengan aman
serta banyak kehidupan laut menjadikan perairan di wilayah ini sebagai habitat utama.
Bentang daratan Sumatra Barat didominasi
oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah
daratan tinggi dan pegunungan, termasuk
kawasan Bukit Barisan merupakan daerah
terluas di Sumatra Barat merupakan
perbukitan dan pegunungan yang memiliki
lereng-lereng yang terjal, terutama lereng-
lereng perbukitan dan pegunungan di
sebelah Barat yang menghadap ke
samudra Hindia.
Wilayah, Suku dan Bahasa yang digunakan Sumatera Barat
Penduduk Sumatera Barat dihuni oleh mayoritas suku Minangkabau. Selain suku Minang, di wilayah Pasaman
di huni oleh suku Mandailing dan suku Batak. Awal munculnya penduduk suku tersebut pada abad ke-18 masa
Perang Paderi. Daerah Padang Gelugur, Lunang Silaut, dan Sitiung yang merupakan daerah transmigrasi terdapat
juga suku Jawa. Sebagian di daerah tersebut terdapat penduduk imigran keturunan Suriname yang kembali
memilih pulang ke Indonesia pada akhir 1950-an. Para imigran tersebut di tempatkan di daerah Sitiung. Mayoritas
penduduk suku Mentawai juga berdomisili di kepulauan Mentawai dan sangat jarang di temui penduduk suku
Minangkabau. Beberapa suku lainnya seperti etnis Tionghoa memilih menetap di kota-kota besar seperti
Bukittinggi, Padang, dan Payakumbuh. Suku Nias dan Tamil sendiri berada di daerah Pariaman dan Padang
walaupun dalam jumlah yang sedikit. Di masa PRRI, provinsi Sumatera Tengah mengalami perpecahan yang di
sebabkan adanya peraturan perundangan nomor 19 tahun 1957. Sumatera Tengah di jadikan 3 provinsi yaitu Riau,
Jambi, dan Provinsi Sumatera barat. Kerinci yang sebelumnya masuk dalam bagian Kabupaten Pesisir Selatan
Kerinci, dimasukkan ke dalam Provinsi Jambi menjadi kabupaten sendiri. Untuk wilayah Rokan Hulu, Kampar, dan
Kuantan Singingi digabungkan ke wilayah Riau. Bahasa yang umumnya di gunakan bagi penduduk Sumatera Barat
adalah bahasa Minangkabau. Bahasa tersbut dipakai dalam percakapan sehari-hari yang memiliki dialek seperti,
dialek Pariaman, dialek Payakumbuh, dialaek Pesisir Selatan, dan dialek Bukittinggi. Sementara itu bahasa
Mentawai mayoritas digunakan di kepulauan Mentawai juga. Bahasa batak yang berdialek Mandailing digunakan di
wilayah Pasaman Barat dan Pasaman perbatasan Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera
Barat tahun 1958, ibu kota Sumatera Barat yang dulunya di Bukittinggi kemudian dipindahkan ke daerah Padang.
Bahasa Minangkabau
Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa
Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat
(kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian
utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai
bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban.
Sempat terdapat pertentangan mengenai hubungan Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu.
Sebagian pakar bahasa menganggap Bahasa Minangkabau sebagai salah satu dialek Melayu, karena
banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tutur di dalamnya. Sementara yang lain justru beranggapan
bahwa bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu.
Kerancuan ini disebabkan karena Bahasa Melayu dianggap satu bahasa. Kebanyakan pakar kini
menganggap Bahasa Melayu bukan satu bahasa, tetapi merupakan satu kelompok bahasa dalam rumpun
bahasa Melayik. Dimana Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang ada dalam kelompok
Bahasa Melayu tersebut.
Bahasa Minang masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau, baik yang berdomisili
di Sumatera maupun di perantauan. Namun untuk masyarakat Minangkabau yang lahir di perantauan, sebagian besar
mereka telah menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu dalam percakapan sehari-hari.
Secara historis, daerah sebar tutur Bahasa Minangkabau meliputi bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung
yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Batas-batasnya biasa dinyatakan dalam ungkapan Minang atau Tambo
Minangkabau berikut ini:
Dari Sikilang Aia Bangih
Hinggo Taratak Aia Hitam
Dari Durian Ditakuak Rajo
Hinggo Aia Babaliak Mudiak
Sistem mata pencaharian
 Mata pencaharian masyarakat Minangkabau sebagian besar sebagai petani. Bagi yang
tinggal di pinggir laut mata pencaharian utamanya menangkap ikan. Seiring dengan
perkembangan zaman, banyak masyarakat Minangkabau yang mengadu nasib ke kota-kota
besar. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.
 Masyarakat Minangkabau juga banyak yang menjadi perajin. Kerajinan yang dihasilkan
adalah kain songket. Hasil kerajinan tersebut merupakan cenderamata khas dari
Minangkabau. Kerajinan tangan: kerajinan perak bakar dari Koto Gadang, sebuah desa
dekat Bukittinggi dan kain songket dari Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.
 Bercocok tanam: bersawah, menanam sayur mayur untuk perdagangan
 Berdagang. Kehidupan perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk
Minangkabau sendiri.
Organisasi Sosial
Orang Minang terkenal sebagai penganut Islam yang taat dengan prinsip keturunannya menganut sistem
matrilineal. "Unsur tersebut berfungsi sebagai roda yang menggerakkan dan mengatur kehidupan sosial orang Minang di
daerahnya,". Selain sebagai penganut Islam dan sistem matrilineal, ada satu lagi yang menjadi kekhasan orang Minang
yaitu Budaya Merantau, walaupun ada etnik lain di Indonesia yang juga mempunyai budaya merantau seperti orang
Bugis, orang Banjar, orang Batak, dan orang Madura. "Orang Minang merantau erat kaitannya dengan sistem matrilineal
yang terjalin dalam sistem sosialnya,".
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat
istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin.
Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau
yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.
Sistem sosial masyarakat Minangkabau yang matrilineal, yaitu suatu sistem sosial yang mengikuti garis keturunan
dari pihak ibu. Suatu sistem sosial yang termasuk langka didunia ini sehingga menarik minat para ahli dan peneliti.
Sistem matrilineal menurut ahli antropologi merupakan suatu sistem sosial masyarakat tertua yang telah lahir jauh
sebelum lahirnya sistem patrilineal yang berkembang sekarang.
Sistem ini akan tetap kuat dan berlaku dalam masyarakat Minangkabau sampai sekarang, dia tidak akan mengalami
evolusi, sehingga menjadi sistem patrilineal. Sistem ini menjadi langgeng dan mapan karena sistem ini memang sejiwa
dengan adat Minangkabau yang universal, yang meliputi seluruh segi kehidupan manusia, baik kehidupan secara
individu maupun kehidupan bermasyarakat.
1.Keturunan dihitung menurut garis ibu
2.Suku dibentuk menurut garis ibu
3.Pembalasan dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku
4.Kekuasaan di dalam suku, menurut teori terletak di tangan ibu tetapi jarang dipergunakan.
5.Tiap-tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar suku
6.Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya.
7.Perkawinan bersifat matrilokal yaitu suami mengunjungi rumah istri
Garis keturunan dan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi inti dari sistem kekerabatan matrilineal ini adalah
“paruik”. Setelah masuk islam di Minangkabau disebut kaum. Kelompok sosial lainnya yang merupakan pecahan dari
paruik adalah “jurai”.
Interaksi sosial yang terjadi antara seseorang, atau seseorang dengan kelompoknya, secara umum dapat dilihat pada
sebuah kaum. Pada masa dahulu mereka pada mulanya tinggal dalam sebuah rumah gadang. Bahkan pada masa dahulu
didiami oleh berpuluh-puluh orang. Ikatan batin sesama anggota kaum besar sekali dan hal ini bukan hanya didasarkan
atas pertalian darah saja, tetapi juga di luar faktor tersebut ikut mendukungnya.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan yang berkaitan dengan perkawinan ini adalah sebagai berikut:
1.Inisiatif datang dari pihak keluarga perempuan
2.Calon menantu cenderung dicari hubungan keluarga terdekat
3.Setelah perkawinan suami tinggal di rumah isteri
Tali kekerabatan antara keluaraga istri dengan keluarga rumah gadang suami setelah perkawinan dan juga
sebaliknya.
Sistem kekerabatan di Minangkabau adalah sebagai berikut:
Dalam sistem pengerahuan masyarakat Minangkabau sangat berkaitan erat dengan pola keturunan dan pewarisan
adat, suku Minang menganut pola matrilineal, yang mana hal ini sangatlah berlainan dari mayoritas masyarakat dunia
menganut pola patrilineal. Terdapat kontradiksi antara pola matrilineal dengan pola pewarisan yang diajarkan oleh
agama Islam yang menjadi anutan hampir seluruh suku Minang. Oleh sebab itu dalam pola pewarisan suku Minang,
dikenallah harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Harta pusaka tinggi merupakan harta turun temurun yang
diwariskan berdasarkan garis keturunan ibu, sedangkan harta pusaka rendah merupakan harta pencarian yang
diwariskan secara faraidh berdasarkan hukum Islam.
Suku Minang terkenal sebagai suku yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia
bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama,
pengajar, jurnalis, dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (3% dari penduduk Indonesia),
Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus
tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke-20 merupakan orang Minang.
Sistem Pengetahuan
Kesenian
Kesenian Minangkabau bertempatan asli di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. bermacam-macam yang disesuaikan
rupanya dari berbagai daerah bahagian di Sumatra Barat. Keelokan dan kebanyakan kesenian Minangkabau ini
merupakan warisan yang dapat menyokong dan melengkapi kesenian lain yang banyak berada di Indonesia.
Kesenian-kesenian ini berupakan tari-tarian yang terdiri dari Tari Piring, Tari Randai, Tari Indang, Tari Payung, dan
lain-lain. Selain itu ada kesenian pantun dan sambah-manyambah. Ada kesenian musik dengan alat musik Talempong,
Saluang, Gandang Tabuik, Rebana, dll. Ada kebusanaan seronok, dan sebagainya.
Kesenian ini sudah menjalar ke daerah lain di Indonesia bahkan sampai ke Negeri Sembilan, Malaysia. Khazanah
kesenian dan kebudayaan Minangkabau telah terkenal dan boleh sebati dalam suku-suku lain di Indonesia seperti
Melayu, Betawi, Sunda, Jawa, dll karena perantauan dan perkawinan yang bersangat-sangat semenjak dahulu yang
dianggarkan mula abad ke-15 dari Kerajaan Pagaruyung hingga termasuk ke Kerajaan Malaka.
Minangkabau memiliki alat musik khas. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari-tarian.
• Alat musik tiup :
1. Saluang
Saluang terbuat dari bambu, kira-kira panjangnya 70 meter dan
berdiameter 3 centimeter. Memiliki tiga atau empat lubang
nada. Fungsinya untuk mengiringi dendang.
2. Bansi
si juga terbuat dari bambu. Ukurannya lebih kecil dari bahan
saluang. Panjangnya sekitar 15 cm. Diameternya sekita 2 centi
meter dan memiliki sampai enam lubang nada. Ujung tanpa
buku disumbat dengan kayu. Pada sumbatan itu dibuat celah
untuk meniup sehingga menghasilkan bunyi. Nada yang
dihasilkannya sangat indah, melodius dan lagunya melankolis.
Bansi juga dapat digunakan untuk mengiringi dendang dan bisa
dimainkan secara instrumentalia.
3. Pupuik tanduak
terbuat dari tanduk kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya
dipotong rata dan berfungsi sebagai tempat meniup. Bentuknya
mengkilat dan hitam bersih. Fungsinya lebih pada alat
komunikasi. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau
tari. Dahulu digunakan untuk aba-aba pada masyarakat
misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada
pengumuman dari pemuka kampung.
• Alat musik pukul :
1. Talempong
Talempong terbuat dari bambu, kayu, dan logam. Cara
memainkannya ada dua macam. Pertama, dengan cara meneteng
atau memegang dua atau tiga talempong. Talempong ini
dinamakan Talempok Pacik. Kedua, meletakan talempong diatas
standar. Talempong ini dinamakan Talempong Duduak.
Talempong dapat, digunakan untuk mengiringi nyanyi atau
dendang dan dapat dimainkan secara instrumentalia
2. Canang dan Gong
Gong dan Canang terbuat dari logam. Ukuran gong lebih besar
dari talempong, bentuknya sama dengan talempong. Canang
lebih besar dari talempong dan lebih kecil dari gong. Fungsinya
lebih banyak sebagai alat komunikasi ketimbang alat musik.
Canang biasanya dipukul keliling kampung sebagai imbauan
kepada masyarakat jika ada acara baralek atau pernikahan dan
sebagainya.
3. Tambur 4. Rabano
• Alat musik gesek :
1. Rabab
Rabab (satu-satunya), Rebab terbuat dari tempurung kelapa yang paling besar. Tempurung tersebut ditutup dengan
kulit kambing. Batang nya dibuat dari bambu. Pada ujungnya dibuat alat peregang tali dari kayu. Antara ujung
(peregang tali) dengan pangkalnya direntang dua tali melalui permukaan kulit. Diatas kulit itu dipasang kuda-kuda,
sehinhha tali yang direntang itu menjadi tegang. Penggeseknya seperti penggesek biola. Adakalanya dibuat dari
ekor kuda dan adakalanya dari benang nilon. Pengesek dipasang pada sebatang rotan yang dibengkokkan. Untuk
mengatur nadanya digunakan tangan perebab. Rebab digunakan untuk meniringi dendang. Kadang-kadang
dikombinansikan dengan saluang
Kesenian lainnya yang ada disumatra barat ranah minang
SILAT
Silat adalah seni beladiri tradisional Minangkabau. Ada dua
macam:
1. Pencak silat, yaitu silat yang biasa digunakan untuk tari-tarian
pertunjukan. Pemainnya disebut anak silek. Pencak silat
dilakukan dua orang. Gayanya seperti gerakan silat, tapi tidak
untuk menciderai lawan, tetapi hanya sebagai hiburan.
2. Silat (silek), yaitu yang bertujuan untuk bela diri. Pesilat
disebut pandeka. Ia punya aturan sendiri, yaitu musuah indak
dicari, jikok basuo pantang diilakkan
RANDAI
Randai dilaksanakan dalam bentuk teater arena. Permainan
randai dilakukan dengan membentuk lingkaran, kemudian
melangkah kecil-kecil secara perlahan, sambil menyampaikan
cerita lewat nyanyian secara berganti-gantian. Cerita randai
biasanya diambil dari kenyataan hidup di tengah masyarakat.
Fungsinya sebagai seni pertunjukan untuk hiburan; sebagai
penyampai pesan, nasihat, dan pendidikan. Semua gerakan
randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, disebut
janang.
SEPAK RAGO
Sepak rago merupakan sebuah olahraga tradisional. Permainannya mirip sepak takraw.
Bedanya, bola sepak rago terbuat dari daun kelapa muda yang dianyam dan berbentuk kubus.
Jumlah pemain antara 5 – 10 orang.
Dalam permainan sepak rago terdapat ajaran budi yang sangat tinggi, yakni seseorang dalam
kehidupan memang harus lebih banyak berdialog dengan dirinya sendiri, berdiskusi, berbuat
sesuatu untuk kesejahteraan hidupnya, dan tidak lupa bahwa ia berada di tengah masyarakat.
TARIAN RAKYAT
Tarian tradisional yang bersifat klasik di Minangkabau umumnya memiliki
gerakan aktif dinamis, namun tetap berada dalam alur dan tatanan yang
khas. Kekhasan ini terletak pada prinsip tari Minangkabau yang belajar
kepada alam. Oleh karena itu, dinamisme gerakan tari-tari tradisi
Minangkabau selalu merupakan perlambang dari unsur alam. Pengaruh
agama Islam, keunikan adat matrilineal, dan kebiasan merantau masyarakat
juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari
GAMAT
Gamat adalah kesenian Melayu yang melibatkan seni tari, seni
suara, dan seni musik. Gamat biasanya dimainkan dalam acara
keramaian. Jenis tari gamat yang terkenal adalah tari payung, tari
selendang, dan tari saputangan
Sistem Religi
Pada prinsipnya orang Minangkabau menganut agama Islam. Disamping meyakini kebenaran ajaran-ajaran Islam,
sebagian dari mereka masih percaya adanya hal-hal bersifat takhayul dan magis, misalnya : hantu-hantu jahat, kuntilanak,
tenung (menggasing) dsb. Untuk menolak kejahatan makhluk halus itu orang biasanya pergi ke dukun.
Dahulu ada upacara selamatan yang bermacam-macam, seperti : tabuik (peringatan Hasan Husein), khitan, katam
mengaji, dan upacara dalam rangka lingkaran hidup manusia dari lahir sampai mati. Misalnya : kekah, tedak siten,
selamatan kematian pada hari ke-7 sampa dengan hari ke-100.
Karena kuatnya pengaruh adat-istiadat, maka dalam praktek kehidupan beragama di dalam masyarakat banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya. Maka timbullah gerakan kaum muda yang baru datang
dari Mekah yang membawa pengaruh wahabi untuk membersihkan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Akhirnya timbullah pertentangan yang hebat antara kaum adat yang ingin tetap bertahan pada adatnya dengan kaum
paderi yang ingin membersihkan ajaran Islam dari pengaruh adat yang menyimpang dari ajaran Islam.
Pertentangan itu kemudian pecah menjadi perang terbuka yang semakin meluas karena ditunggangi oleh penjajah
Belanda, yang kala itu mulai ingin menanamkan kekuasaannya di Sumatera Barat. itulah awal dari pecahnya Perang
Paderi yang berlangsung cukup lama, mulai tahun 1825 sampai 1837 dengan tokoh utama yang disegani, yaitu Tuanku
Imam Bonjol dari daerah Bonjo
Ppt owowo antroo

More Related Content

What's hot

PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERO
PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTEROPENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERO
PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERORetnowati Retnowati
 
Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali Naila N. K
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifRoyadi Nusa
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiAminah Rahmat
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Selyuliartiramli
 
Warta basa Sunda televisi
Warta basa Sunda televisiWarta basa Sunda televisi
Warta basa Sunda televisiIwan Ridwan
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XINurul Abidah
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) fifinfadriah
 
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013Dhea Rizky
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Egha Rhiyanti Putri
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaIra Chumairoh
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranRezza Adzmi
 

What's hot (20)

PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERO
PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTEROPENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERO
PENGELOLAAN REFERENSI MENGGUNAKAN ZOTERO
 
Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Warta basa Sunda televisi
Warta basa Sunda televisiWarta basa Sunda televisi
Warta basa Sunda televisi
 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
 
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
PRESENTASI BIOLOGI BAB Pembelahan sel SMA KELAS 12 KURIKULUM 2013
 
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
Keanekaragaman Budaya Indonesia (34 Provinsi)
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Playboy
PlayboyPlayboy
Playboy
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
SWOT Sawahlunto
SWOT SawahluntoSWOT Sawahlunto
SWOT Sawahlunto
 
Phobia disorder
Phobia disorderPhobia disorder
Phobia disorder
 
POLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPTPOLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPT
 
Ppt kls 3
Ppt kls 3Ppt kls 3
Ppt kls 3
 
Tentang persahabatan
Tentang persahabatanTentang persahabatan
Tentang persahabatan
 
Sahabat
SahabatSahabat
Sahabat
 
Ppt tentang perasaan
Ppt tentang perasaanPpt tentang perasaan
Ppt tentang perasaan
 
Kebudayaan Minangkabau (ppt)
Kebudayaan Minangkabau (ppt)Kebudayaan Minangkabau (ppt)
Kebudayaan Minangkabau (ppt)
 
Who am I
Who am IWho am I
Who am I
 
Ppt pemahaman diri
Ppt pemahaman diriPpt pemahaman diri
Ppt pemahaman diri
 
TIK PPT KELAS 9 SEMESTER 1
TIK PPT KELAS 9 SEMESTER 1TIK PPT KELAS 9 SEMESTER 1
TIK PPT KELAS 9 SEMESTER 1
 
power point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planetpower point "Geografi" tentang Planet
power point "Geografi" tentang Planet
 
Proses terbentuknya bumi
Proses terbentuknya bumiProses terbentuknya bumi
Proses terbentuknya bumi
 
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
Ppt geografi (berwawasan lingkungan)
 
Presentase potensi diri
Presentase potensi diriPresentase potensi diri
Presentase potensi diri
 
Mengenal Potensi Diri
Mengenal Potensi DiriMengenal Potensi Diri
Mengenal Potensi Diri
 
Phobia Presentation
Phobia PresentationPhobia Presentation
Phobia Presentation
 
Zimbabwe in Crisis
Zimbabwe in CrisisZimbabwe in Crisis
Zimbabwe in Crisis
 

Similar to Ppt owowo antroo

Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasardika31des
 
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku Koto
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku KotoMinangkabau dan Agam Cendekia Suku Koto
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku KotoSMAN Agam Cendekia
 
Antropologi budaya padang
Antropologi budaya padangAntropologi budaya padang
Antropologi budaya padangannisasoraya
 
PROVINSI SUMATERA BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT Annisa Monitha
 
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)RezaWahyuni5
 
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]Lydia Nurkumalawati
 
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUSAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUdesliana_korea
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauSelvia Sari
 
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Pensil Dan Pemadam
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxKomingBlank
 
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahHistory (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahDirective255
 
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiProfil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiFitri Indra Wardhono
 

Similar to Ppt owowo antroo (20)

Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku Koto
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku KotoMinangkabau dan Agam Cendekia Suku Koto
Minangkabau dan Agam Cendekia Suku Koto
 
Sumatera utara 2
Sumatera utara 2Sumatera utara 2
Sumatera utara 2
 
Antropologi budaya padang
Antropologi budaya padangAntropologi budaya padang
Antropologi budaya padang
 
Pesisir Selatan
Pesisir SelatanPesisir Selatan
Pesisir Selatan
 
PROVINSI SUMATERA BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT
 
Sumatera utara
Sumatera utaraSumatera utara
Sumatera utara
 
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)
Kearifan Lokal (Fasya and Sabrina)
 
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]
Kisah Bersejarah Padang [Seni Budaya dan Sejarah]
 
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAUSAJIAN KELOMPOK 6  ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
SAJIAN KELOMPOK 6 ANTROPOLOGI SISTEM MATA PENCAHARIAN MINANGKABAU
 
Pulau sumatera utara
Pulau sumatera utaraPulau sumatera utara
Pulau sumatera utara
 
Pulau sumatera utara
Pulau sumatera utaraPulau sumatera utara
Pulau sumatera utara
 
Pulau sumatera utara
Pulau sumatera utaraPulau sumatera utara
Pulau sumatera utara
 
Suku melayu
Suku melayuSuku melayu
Suku melayu
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik Riau
 
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
Eseimen budaya dan pembelajaran 2012
 
Gambaran umum filipina
Gambaran umum filipinaGambaran umum filipina
Gambaran umum filipina
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
 
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 SabahHistory (Sejarah) Bab 11 Sabah
History (Sejarah) Bab 11 Sabah
 
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiProfil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
 

Ppt owowo antroo

  • 2.
  • 3. Asal Mula dan Sejarah Suku Minangkabau Siapa yang tidak mengenal suku minang? Suku ini merupakan salah satu suku yang terkenal dengan cerita rakyatnya yang begitu melegenda di seluruh tanah air. Suku Minang berada di Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang terletak di sepanjang pesisir pulau Sumatera. Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat dikenal dengan masakannya yang khas dan dominan bumbu asli dari rempah-rempah Indonesia. Provinsi dengan jumlah penduduk 4.846.909 jiwa ini memang dominan di huni oleh masyarakat yang beretnis Minang, karena itu wajar saja jika Sumatra Barat dikenal lewat suku Minangkabau. Namun provinsi yang begitu elok ini tentu memiliki sejarah tersendiri. Bagaimana asal-usul Sumatra Barat?
  • 4. Melirik sejarah singkat Minangkabau, merupakan salah satu desa yang berada di kawasan Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa tersebut awalnya merupakan tanah lapang. Namun karena adanya isu yang berkembang bahwa Kerajaan Pagaruyung akan di serang kerajaan Majapahit dari Provinsi Jawa maka terjadilah peristiwa adu kerbau atas usul kedua belah pihak. Kerbau tersebut mewakili peperangan kedua kerajaan. Karena kerbau Minang berhasil memenangkan perkelahian maka muncul kata manang kabau yang selanjutnya di jadikan nama Nagari atau desa tersebut. Upaya penduduk setempat mengenang peristiwa bersejarah tersebut, penduduk Pagaruyung mendirikan sebuah rumah loteng (rangkiang) dimana atapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau. Menurut sejarah, rumah tersebut didirikan di batas tempat bertemunya pasukan Majapahit yang di jamu dengan hormat oleh wanita cantik Pagaruyung. Situasi masyarakat saat itu umumnya hidup dengan cara berdagang, bertani sawah, hasil hutan dan mulai berkembang pertambangan emas. Beberapa pernyataan timbul bahwa alat transportasi yang digunakan untuk menelusuri dataran tinggi Minangkabau adalah kerbau. Alasan menggunakan kerbau karena agama yang dipercaya pada waktu itu di ajarkan untuk menyayangi binatang gajah, kerbau, dan lembu. Karena ajaran tersebut mereka menggunakan kerbau sebagai masyarakat dengan adu kerbau.
  • 5. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi Berdasarkan arah utara ke selatan, Provinsi Sumatra Barat adalah salah satu provinsi yang berada di wilayah tengah pulau Sumatra. Wilayah provinsi Sumatra Barat meliputi dataran utama di sebelah barat pulau Sumatra serta beberapa pulau yang termasuk dalam kepulauan Mentawai, antara lain pulau Siberut, pulau Sipora, pulau Pagai Utara, dan pulau Pogai Selatan. Provinsi Sumatra barat memiliki perbatasandarat dengan 4 provinsi. Di sebelah Selatan, Provinsi Sumatra Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Jambi dan garis perbatasan darat yang pendek dengan Provinsi Bengkulu. Di sebelah timur,Sumatra Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan provinsi Riau. Di sebelah Utara, Provinsi Sumatra Barat berbatasan dengan Sumatra Utara. Garis pantai terdapat di sisi Barat, yaitu berbatasan dengan Samudra Hindia. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi Sumatra Barat terdapat di wilayah pantai ini. Kepulauan Mentawai yang terdapat cukup jauh di lepas pantai berjajar searah dengan garis pantai daratan utama dan menjadi penghalang terpaan ombak besar dari samudra Hindia. Ini menyebabkan perairan laut antara kepulauan Mentawai dan daratan utama provinsi Sumatra Barat merupakan perairan laut yang cukup tenang. Kondisi ini cukup mendukung sektor pariwisata dan perikanan di wilayah ini. Perairan tenang dapat dilayari dengan aman serta banyak kehidupan laut menjadikan perairan di wilayah ini sebagai habitat utama.
  • 6. Bentang daratan Sumatra Barat didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah daratan tinggi dan pegunungan, termasuk kawasan Bukit Barisan merupakan daerah terluas di Sumatra Barat merupakan perbukitan dan pegunungan yang memiliki lereng-lereng yang terjal, terutama lereng- lereng perbukitan dan pegunungan di sebelah Barat yang menghadap ke samudra Hindia.
  • 7. Wilayah, Suku dan Bahasa yang digunakan Sumatera Barat Penduduk Sumatera Barat dihuni oleh mayoritas suku Minangkabau. Selain suku Minang, di wilayah Pasaman di huni oleh suku Mandailing dan suku Batak. Awal munculnya penduduk suku tersebut pada abad ke-18 masa Perang Paderi. Daerah Padang Gelugur, Lunang Silaut, dan Sitiung yang merupakan daerah transmigrasi terdapat juga suku Jawa. Sebagian di daerah tersebut terdapat penduduk imigran keturunan Suriname yang kembali memilih pulang ke Indonesia pada akhir 1950-an. Para imigran tersebut di tempatkan di daerah Sitiung. Mayoritas penduduk suku Mentawai juga berdomisili di kepulauan Mentawai dan sangat jarang di temui penduduk suku Minangkabau. Beberapa suku lainnya seperti etnis Tionghoa memilih menetap di kota-kota besar seperti Bukittinggi, Padang, dan Payakumbuh. Suku Nias dan Tamil sendiri berada di daerah Pariaman dan Padang walaupun dalam jumlah yang sedikit. Di masa PRRI, provinsi Sumatera Tengah mengalami perpecahan yang di sebabkan adanya peraturan perundangan nomor 19 tahun 1957. Sumatera Tengah di jadikan 3 provinsi yaitu Riau, Jambi, dan Provinsi Sumatera barat. Kerinci yang sebelumnya masuk dalam bagian Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, dimasukkan ke dalam Provinsi Jambi menjadi kabupaten sendiri. Untuk wilayah Rokan Hulu, Kampar, dan Kuantan Singingi digabungkan ke wilayah Riau. Bahasa yang umumnya di gunakan bagi penduduk Sumatera Barat adalah bahasa Minangkabau. Bahasa tersbut dipakai dalam percakapan sehari-hari yang memiliki dialek seperti, dialek Pariaman, dialek Payakumbuh, dialaek Pesisir Selatan, dan dialek Bukittinggi. Sementara itu bahasa Mentawai mayoritas digunakan di kepulauan Mentawai juga. Bahasa batak yang berdialek Mandailing digunakan di wilayah Pasaman Barat dan Pasaman perbatasan Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Barat tahun 1958, ibu kota Sumatera Barat yang dulunya di Bukittinggi kemudian dipindahkan ke daerah Padang.
  • 8. Bahasa Minangkabau Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatera Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban. Sempat terdapat pertentangan mengenai hubungan Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap Bahasa Minangkabau sebagai salah satu dialek Melayu, karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tutur di dalamnya. Sementara yang lain justru beranggapan bahwa bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu. Kerancuan ini disebabkan karena Bahasa Melayu dianggap satu bahasa. Kebanyakan pakar kini menganggap Bahasa Melayu bukan satu bahasa, tetapi merupakan satu kelompok bahasa dalam rumpun bahasa Melayik. Dimana Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang ada dalam kelompok Bahasa Melayu tersebut.
  • 9. Bahasa Minang masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau, baik yang berdomisili di Sumatera maupun di perantauan. Namun untuk masyarakat Minangkabau yang lahir di perantauan, sebagian besar mereka telah menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu dalam percakapan sehari-hari. Secara historis, daerah sebar tutur Bahasa Minangkabau meliputi bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Batas-batasnya biasa dinyatakan dalam ungkapan Minang atau Tambo Minangkabau berikut ini: Dari Sikilang Aia Bangih Hinggo Taratak Aia Hitam Dari Durian Ditakuak Rajo Hinggo Aia Babaliak Mudiak
  • 10. Sistem mata pencaharian  Mata pencaharian masyarakat Minangkabau sebagian besar sebagai petani. Bagi yang tinggal di pinggir laut mata pencaharian utamanya menangkap ikan. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat Minangkabau yang mengadu nasib ke kota-kota besar. Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.  Masyarakat Minangkabau juga banyak yang menjadi perajin. Kerajinan yang dihasilkan adalah kain songket. Hasil kerajinan tersebut merupakan cenderamata khas dari Minangkabau. Kerajinan tangan: kerajinan perak bakar dari Koto Gadang, sebuah desa dekat Bukittinggi dan kain songket dari Silukang, sebuah desa dekat Sawah Lunto.  Bercocok tanam: bersawah, menanam sayur mayur untuk perdagangan  Berdagang. Kehidupan perdagangan di Minangkabau kebanyakan dikuasai oleh penduduk Minangkabau sendiri.
  • 11. Organisasi Sosial Orang Minang terkenal sebagai penganut Islam yang taat dengan prinsip keturunannya menganut sistem matrilineal. "Unsur tersebut berfungsi sebagai roda yang menggerakkan dan mengatur kehidupan sosial orang Minang di daerahnya,". Selain sebagai penganut Islam dan sistem matrilineal, ada satu lagi yang menjadi kekhasan orang Minang yaitu Budaya Merantau, walaupun ada etnik lain di Indonesia yang juga mempunyai budaya merantau seperti orang Bugis, orang Banjar, orang Batak, dan orang Madura. "Orang Minang merantau erat kaitannya dengan sistem matrilineal yang terjalin dalam sistem sosialnya,". Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat. Sistem sosial masyarakat Minangkabau yang matrilineal, yaitu suatu sistem sosial yang mengikuti garis keturunan dari pihak ibu. Suatu sistem sosial yang termasuk langka didunia ini sehingga menarik minat para ahli dan peneliti. Sistem matrilineal menurut ahli antropologi merupakan suatu sistem sosial masyarakat tertua yang telah lahir jauh sebelum lahirnya sistem patrilineal yang berkembang sekarang. Sistem ini akan tetap kuat dan berlaku dalam masyarakat Minangkabau sampai sekarang, dia tidak akan mengalami evolusi, sehingga menjadi sistem patrilineal. Sistem ini menjadi langgeng dan mapan karena sistem ini memang sejiwa dengan adat Minangkabau yang universal, yang meliputi seluruh segi kehidupan manusia, baik kehidupan secara individu maupun kehidupan bermasyarakat.
  • 12. 1.Keturunan dihitung menurut garis ibu 2.Suku dibentuk menurut garis ibu 3.Pembalasan dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku 4.Kekuasaan di dalam suku, menurut teori terletak di tangan ibu tetapi jarang dipergunakan. 5.Tiap-tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar suku 6.Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya. 7.Perkawinan bersifat matrilokal yaitu suami mengunjungi rumah istri Garis keturunan dan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi inti dari sistem kekerabatan matrilineal ini adalah “paruik”. Setelah masuk islam di Minangkabau disebut kaum. Kelompok sosial lainnya yang merupakan pecahan dari paruik adalah “jurai”. Interaksi sosial yang terjadi antara seseorang, atau seseorang dengan kelompoknya, secara umum dapat dilihat pada sebuah kaum. Pada masa dahulu mereka pada mulanya tinggal dalam sebuah rumah gadang. Bahkan pada masa dahulu didiami oleh berpuluh-puluh orang. Ikatan batin sesama anggota kaum besar sekali dan hal ini bukan hanya didasarkan atas pertalian darah saja, tetapi juga di luar faktor tersebut ikut mendukungnya. Beberapa hal yang perlu dikemukakan yang berkaitan dengan perkawinan ini adalah sebagai berikut: 1.Inisiatif datang dari pihak keluarga perempuan 2.Calon menantu cenderung dicari hubungan keluarga terdekat 3.Setelah perkawinan suami tinggal di rumah isteri Tali kekerabatan antara keluaraga istri dengan keluarga rumah gadang suami setelah perkawinan dan juga sebaliknya. Sistem kekerabatan di Minangkabau adalah sebagai berikut:
  • 13. Dalam sistem pengerahuan masyarakat Minangkabau sangat berkaitan erat dengan pola keturunan dan pewarisan adat, suku Minang menganut pola matrilineal, yang mana hal ini sangatlah berlainan dari mayoritas masyarakat dunia menganut pola patrilineal. Terdapat kontradiksi antara pola matrilineal dengan pola pewarisan yang diajarkan oleh agama Islam yang menjadi anutan hampir seluruh suku Minang. Oleh sebab itu dalam pola pewarisan suku Minang, dikenallah harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah. Harta pusaka tinggi merupakan harta turun temurun yang diwariskan berdasarkan garis keturunan ibu, sedangkan harta pusaka rendah merupakan harta pencarian yang diwariskan secara faraidh berdasarkan hukum Islam. Suku Minang terkenal sebagai suku yang terpelajar, oleh sebab itu pula mereka menyebar di seluruh Indonesia bahkan manca-negara dalam berbagai macam profesi dan keahlian, antara lain sebagai politisi, penulis, ulama, pengajar, jurnalis, dan pedagang. Berdasarkan jumlah populasi yang relatif kecil (3% dari penduduk Indonesia), Minangkabau merupakan salah satu suku tersukses dengan banyak pencapaian. Majalah Tempo dalam edisi khusus tahun 2000 mencatat bahwa 6 dari 10 tokoh penting Indonesia di abad ke-20 merupakan orang Minang. Sistem Pengetahuan
  • 14. Kesenian Kesenian Minangkabau bertempatan asli di Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. bermacam-macam yang disesuaikan rupanya dari berbagai daerah bahagian di Sumatra Barat. Keelokan dan kebanyakan kesenian Minangkabau ini merupakan warisan yang dapat menyokong dan melengkapi kesenian lain yang banyak berada di Indonesia. Kesenian-kesenian ini berupakan tari-tarian yang terdiri dari Tari Piring, Tari Randai, Tari Indang, Tari Payung, dan lain-lain. Selain itu ada kesenian pantun dan sambah-manyambah. Ada kesenian musik dengan alat musik Talempong, Saluang, Gandang Tabuik, Rebana, dll. Ada kebusanaan seronok, dan sebagainya. Kesenian ini sudah menjalar ke daerah lain di Indonesia bahkan sampai ke Negeri Sembilan, Malaysia. Khazanah kesenian dan kebudayaan Minangkabau telah terkenal dan boleh sebati dalam suku-suku lain di Indonesia seperti Melayu, Betawi, Sunda, Jawa, dll karena perantauan dan perkawinan yang bersangat-sangat semenjak dahulu yang dianggarkan mula abad ke-15 dari Kerajaan Pagaruyung hingga termasuk ke Kerajaan Malaka. Minangkabau memiliki alat musik khas. Alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari-tarian.
  • 15. • Alat musik tiup : 1. Saluang Saluang terbuat dari bambu, kira-kira panjangnya 70 meter dan berdiameter 3 centimeter. Memiliki tiga atau empat lubang nada. Fungsinya untuk mengiringi dendang. 2. Bansi si juga terbuat dari bambu. Ukurannya lebih kecil dari bahan saluang. Panjangnya sekitar 15 cm. Diameternya sekita 2 centi meter dan memiliki sampai enam lubang nada. Ujung tanpa buku disumbat dengan kayu. Pada sumbatan itu dibuat celah untuk meniup sehingga menghasilkan bunyi. Nada yang dihasilkannya sangat indah, melodius dan lagunya melankolis. Bansi juga dapat digunakan untuk mengiringi dendang dan bisa dimainkan secara instrumentalia.
  • 16. 3. Pupuik tanduak terbuat dari tanduk kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya dipotong rata dan berfungsi sebagai tempat meniup. Bentuknya mengkilat dan hitam bersih. Fungsinya lebih pada alat komunikasi. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau tari. Dahulu digunakan untuk aba-aba pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada pengumuman dari pemuka kampung. • Alat musik pukul : 1. Talempong Talempong terbuat dari bambu, kayu, dan logam. Cara memainkannya ada dua macam. Pertama, dengan cara meneteng atau memegang dua atau tiga talempong. Talempong ini dinamakan Talempok Pacik. Kedua, meletakan talempong diatas standar. Talempong ini dinamakan Talempong Duduak. Talempong dapat, digunakan untuk mengiringi nyanyi atau dendang dan dapat dimainkan secara instrumentalia
  • 17. 2. Canang dan Gong Gong dan Canang terbuat dari logam. Ukuran gong lebih besar dari talempong, bentuknya sama dengan talempong. Canang lebih besar dari talempong dan lebih kecil dari gong. Fungsinya lebih banyak sebagai alat komunikasi ketimbang alat musik. Canang biasanya dipukul keliling kampung sebagai imbauan kepada masyarakat jika ada acara baralek atau pernikahan dan sebagainya. 3. Tambur 4. Rabano
  • 18. • Alat musik gesek : 1. Rabab Rabab (satu-satunya), Rebab terbuat dari tempurung kelapa yang paling besar. Tempurung tersebut ditutup dengan kulit kambing. Batang nya dibuat dari bambu. Pada ujungnya dibuat alat peregang tali dari kayu. Antara ujung (peregang tali) dengan pangkalnya direntang dua tali melalui permukaan kulit. Diatas kulit itu dipasang kuda-kuda, sehinhha tali yang direntang itu menjadi tegang. Penggeseknya seperti penggesek biola. Adakalanya dibuat dari ekor kuda dan adakalanya dari benang nilon. Pengesek dipasang pada sebatang rotan yang dibengkokkan. Untuk mengatur nadanya digunakan tangan perebab. Rebab digunakan untuk meniringi dendang. Kadang-kadang dikombinansikan dengan saluang
  • 19. Kesenian lainnya yang ada disumatra barat ranah minang SILAT Silat adalah seni beladiri tradisional Minangkabau. Ada dua macam: 1. Pencak silat, yaitu silat yang biasa digunakan untuk tari-tarian pertunjukan. Pemainnya disebut anak silek. Pencak silat dilakukan dua orang. Gayanya seperti gerakan silat, tapi tidak untuk menciderai lawan, tetapi hanya sebagai hiburan. 2. Silat (silek), yaitu yang bertujuan untuk bela diri. Pesilat disebut pandeka. Ia punya aturan sendiri, yaitu musuah indak dicari, jikok basuo pantang diilakkan
  • 20. RANDAI Randai dilaksanakan dalam bentuk teater arena. Permainan randai dilakukan dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkah kecil-kecil secara perlahan, sambil menyampaikan cerita lewat nyanyian secara berganti-gantian. Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup di tengah masyarakat. Fungsinya sebagai seni pertunjukan untuk hiburan; sebagai penyampai pesan, nasihat, dan pendidikan. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, disebut janang. SEPAK RAGO Sepak rago merupakan sebuah olahraga tradisional. Permainannya mirip sepak takraw. Bedanya, bola sepak rago terbuat dari daun kelapa muda yang dianyam dan berbentuk kubus. Jumlah pemain antara 5 – 10 orang. Dalam permainan sepak rago terdapat ajaran budi yang sangat tinggi, yakni seseorang dalam kehidupan memang harus lebih banyak berdialog dengan dirinya sendiri, berdiskusi, berbuat sesuatu untuk kesejahteraan hidupnya, dan tidak lupa bahwa ia berada di tengah masyarakat.
  • 21. TARIAN RAKYAT Tarian tradisional yang bersifat klasik di Minangkabau umumnya memiliki gerakan aktif dinamis, namun tetap berada dalam alur dan tatanan yang khas. Kekhasan ini terletak pada prinsip tari Minangkabau yang belajar kepada alam. Oleh karena itu, dinamisme gerakan tari-tari tradisi Minangkabau selalu merupakan perlambang dari unsur alam. Pengaruh agama Islam, keunikan adat matrilineal, dan kebiasan merantau masyarakat juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari GAMAT Gamat adalah kesenian Melayu yang melibatkan seni tari, seni suara, dan seni musik. Gamat biasanya dimainkan dalam acara keramaian. Jenis tari gamat yang terkenal adalah tari payung, tari selendang, dan tari saputangan
  • 22. Sistem Religi Pada prinsipnya orang Minangkabau menganut agama Islam. Disamping meyakini kebenaran ajaran-ajaran Islam, sebagian dari mereka masih percaya adanya hal-hal bersifat takhayul dan magis, misalnya : hantu-hantu jahat, kuntilanak, tenung (menggasing) dsb. Untuk menolak kejahatan makhluk halus itu orang biasanya pergi ke dukun. Dahulu ada upacara selamatan yang bermacam-macam, seperti : tabuik (peringatan Hasan Husein), khitan, katam mengaji, dan upacara dalam rangka lingkaran hidup manusia dari lahir sampai mati. Misalnya : kekah, tedak siten, selamatan kematian pada hari ke-7 sampa dengan hari ke-100. Karena kuatnya pengaruh adat-istiadat, maka dalam praktek kehidupan beragama di dalam masyarakat banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya. Maka timbullah gerakan kaum muda yang baru datang dari Mekah yang membawa pengaruh wahabi untuk membersihkan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Akhirnya timbullah pertentangan yang hebat antara kaum adat yang ingin tetap bertahan pada adatnya dengan kaum paderi yang ingin membersihkan ajaran Islam dari pengaruh adat yang menyimpang dari ajaran Islam. Pertentangan itu kemudian pecah menjadi perang terbuka yang semakin meluas karena ditunggangi oleh penjajah Belanda, yang kala itu mulai ingin menanamkan kekuasaannya di Sumatera Barat. itulah awal dari pecahnya Perang Paderi yang berlangsung cukup lama, mulai tahun 1825 sampai 1837 dengan tokoh utama yang disegani, yaitu Tuanku Imam Bonjol dari daerah Bonjo

Editor's Notes

  1. Asal Mula dan Sejarah Suku Minangkabau   Sumatera Barat adalah Propinsi yang mempunyai sejarah panjang, dimana setiap sejarahnya mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.    Asal Usul Sumatera Barat        Siapa yang tidak mengenal suku minang? Suku ini merupakan salah satu suku yang terkenal dengan cerita rakyatnya yang begitu melegenda di seluruh tanah air. Suku Minang berada di Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang terletak di sepanjang pesisir pulau Sumatera. Padang sebagai ibu kota Sumatera Barat dikenal dengan masakannya yang khas dan dominan bumbu asli dari rempah-rempah Indonesia. Provinsi dengan jumlah penduduk 4.846.909 jiwa ini memang dominan di huni oleh masyarakat yang beretnis Minang, karena itu wajar saja jika Sumatra Barat dikenal lewat suku Minangkabau. Namun provinsi yang begitu elok ini tentu memiliki sejarah tersendiri. Bagaimana asal-usul Sumatra Barat?