Dokumen tersebut membahas tentang penyakit rabies di Kabupaten Cirebon dari tahun 2011 hingga Mei 2016. Tercatat ada 64 kasus rabies selama periode tersebut dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2012 yaitu 11 kasus. Rabies disebabkan oleh virus rhabdovirus yang menyerang sistem saraf pusat dan menyebar ke seluruh jaringan saraf, menimbulkan kelumpuhan dan kematian. Penularan terjadi melalui gigitan hewan penular se
4. Situasi Kasus Gigitan di Kab. Cirebon 2011 sd Mei 2016
GHPR : Gigitan Hewan Penular Rabies
PET : Post Exposure Treatment (cuci luka dan pemberian VAR)
Lyssa : Kematian karena rabies
2011 2012 2013 2014 2015 2016
5
11
14
11
13
10
KASUS
5. RABIES
Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan
oleh virus Rhabdovirus
Menyerang otak hewan berkembang dan
menyebar keseluruh jaringan saraf
Menimbulkan paralysis dan berakhir dengan
kematian.
Dapat menyerang manusia.
Belum ditemukan obatnya. Yang ada hanyalah
Vaksin Anti Rabies (VAR).
Penyelamat utama : Penata laksanaan luka
gigitan dan kecepatan pemberian VAR
Seksi TASKIT 5
6. RABIES
Penyakit menular akut sari SSP
yang disebabkan oleh virus
Rhabdovirus
Cara Penularan
– Melalui gigitan hewan tertular rabies
diantaranya anjing, kucing, kelelawar
dan kera.
– Melalui non gigitan : jilatan pada
luka, transplantasi, kontak dengan
bahan yang mengandung virus
rabies pada kulit yang lecet atau
mukosa.Seksi TASKIT 6
7. Semua hewan berdarah panas :
Anjing Afrika, Asia, dan Amerika Latin
kucing
kera/monyet
kelelawar.
rakun dan sigug) Amerika
Utara
rubah merah) Eropa
.
HOST
NOTE :di Indonesia Lebih dari 90% kasus rabies pada
manusia ditularkan oleh anjing
8. GEJALA KLINIS
Masa inkubasi bervariasi 2 minggu-2
tahun tergantung lokasi tempat gigitan
Gejala Klinis Yang Timbul
– Stadium Prodormal : sulit didiagnosa
– Stadium exitasi : demam, gugup, kejang
(tonus, klonus), sakit kepala berat, sulit
menelan, hipersalivasi, hiperlakrimasi,
berkeringat banyak, takut air (hidrophobi)
dan takut sinar (photophobi), aerophobi.
– Stadium paralise : Inkontinentia urine,
paralise ascendens, koma. Penderita dapat
meninggal karena kelumpuhan otot
pernafasan.
Seksi TASKIT 8
9. PERAWATAN LUKA
Tindakan pertama sedini mungkin adalah pencucian
luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen
selama 10 – 15 menit.
Diberi VAR/SAR.
Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka
gigitan, karena berarti akan menambah luka
/memperbesar pintu masuk virus.
Bila luka compang camping dan memerlukan jahitan
maka boleh dilakukan jahit situasi/jarang.
Diberi anti septik alkohol, betadin, iodium dan lain-
lain.
Dirawat dan diberi obat yang seperti luka biasa.
Bila luka pada daerah risiko tinggi maka pencucian
luka harus lebih intensif dan teliti.
Daerah risiko tinggi :daerah yang memiliki saraf
sensoris yang rapat. kepala dan leher, tapak tangan
dan genitalia
PENGOBATAN
Seksi TASKIT 9
10. PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)
JIKA PENDERITA INDIKASI DIBERI SAR (SERUM
ANTI RABIES), VAR TETAP DIBERI
INDIKASI VAR
-Hewan penggigit mati atau lari
-Hewan penggigit menderita tersangka rabies (positif)
PENGOBATAN
Hari pertama satu kali lengan kiri dan satu kali lengan kanan
Hari ketujuh satu kali lengan kiri
Hari ke 21 satu kali lengan kanan
Booster satu kali hari ke-30 bila penderita diberi SAR
Seksi TASKIT 10
11. VAKSIN ANTI RABIES (VAR)
JENIS VAKSIN DOSIS CARA & LOKASI PEMBERIAN WAKTU
VAR
ANAK DEWASA
DASAR 0,5 ml 0,5 ml Cara : IM
Lokasi : Regio Deltoideus
kanan & kiri
Anak <1 th pangkal paha
4 x pemberian
Hari ke-0, 2x
Hari ke-7, 1x
Hari ke-21, 1x
ULANGAN 0,5 ml 0,5 ml sda Hari ke-90
Seksi TASKIT 11
JENIS VAKSIN DOSIS CARA & LOKASI PEMBERIAN WAKTU
SAR
ANAK DEWASA
HEMOLOG
(HRIG)
20 IU/
kgBB
20 IU/
kgBB Infiltrasi disekitar luka gigitan
sebanyak mungkin dan
sisanya diberikan secara IM
Hari ke-0 atau
bersamaan dg
pemberian
VAR pertama
HETEROLOG
(ERIG)
40 IU/
kgBB
40 IU/
kgBB
SERUM ANTI RABIES (SAR)
12. KETENTUAN
• VAR harus diberikan pd semua
penderita GHPR yg belum pernah
mendapat VAR
• Kasus GHPR yg sebelumnya
mendapat VAR dan SAR lengkap dlm
3 bulan tidak memerlukan VAR
• 3 bln s/d 1 tahun diberikan 1 kali VAR
• >1 tahun dianggap penderita baru
Seksi TASKIT 12
13. KLB RABIES
Ditemukan satu atau lebih kasus Rabies (pada manusia) di
daerah tertular.
Langkah-langkah PE :
Petugas Puskesmas/Koordinator P2M/Petugas Peternakan setelah
menerima laporan adanya kasus GHTR segera mencatat dalam buku
catatan harian penderita rabies serta menyiapkan peralatan survei.
Petugas peternakan melacak keberadaan hewan penggigit untuk
dilakukan observasi selama 10 hari apakah hewannya menderita rabies.
Apabila hewan penggigit mati terbunuh atau menderita gejala rabies agar
diambil spesimen.
Bila hewan penggigit mati < 10 hari dalam masa observasi dengan tanda
rabies dinyatakan POSITIF RABIES.
Petugas Puskesmas melakukan PE kemungkinan kasus gigitan yang lain.
Instrumen PE harus menggambarkan : Jumlah kasus gigitan, cakupan
vaksinasi anjing, kronologi kejadian.
Spesimen yang diperlukan untuk konfirmasi kasus yaitu spesimen otak
(hipocampus) dikirim ke BPPH.
Seksi TASKIT 13