SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Laporan Seminar
                        Perancangan Arsitektur




   Studi Kasus

  Kampung Wana,
    Melinting,
  Lampung Timur
        &
Kampung Negeri Olok
     Gading,
   Teluk Betung




                       EKSPRESI BENTUK DAN
                             FUNGSI
                        DALAM ARSITEKTUR
                           VERNAKULAR

                      Pekampungan Warisan
                       Vernakular Lampung
PENDAHULUAN

Latar Belakang
   Didasari dari undang-undang Republik Indonesia no. 5 tahun 1992,
    tentang upaya perlindungan benda cagar budaya dan PERDA serta
    undang-undang tentang pelestarian bagunan, yang dianggap
    memiliki nilai-nilai sejarah pelestarian warisan arsitektur atau bangunan
    tua yang termuat dalam UUBG pasal 38.

   Efek globalisasi yang terus berdatangan (moderenisasi), menyebabkan
    jumlah bangunan vernakular tersebut sudah menjadi sedikit jumlahnya.

   Karena sedikitnya penelitian yang konprehensif menyebabkan
    peninggalan leluhur ini sulit diwariskan yang bisa terjadi tidak akan
    dapat ditemukan lagi di lingkungan masyarakatnya ,sehingga
    dikhawatirkan tradisi ini akan mengalami kepunahan dan hilang
    identitas/jati dirinya. padahal sejarah sangat penting bagi manusia saat
    ini. Setiap arus waktu yang telah berlalu tak akan dapat kembali,
    namun mengupayakan masa lalu untuk hadir di tengah-tengah
    kehidupan hari ini menjadi prestasi yang pantas dibanggakan guna
    merenungkan apa yang kita lakukan selama ini.
Lingkup Pembahasan
•   Inti pembahasan dari laporan seminar perancangan arsitektur ini adalah

    sebatas pembahasan masalah bagaimana arsitektur vernakular ini tercipta

    yang diekspresikan lewat fungsi dan bentuknya serta secara garis besar

    kaitanya pada karakteristik vernakular yaitu karakteristik proses dan produk

    yang berfokus pada studi kasus Kampung Wana, Melinting Lampung Timur

    dan Kampung Negeri Olok Gading, Teluk Betung.

•   Pada pembahasan arsitektur vernakular dibahas pada objek tradisional

    (penekanan pada rumah tinggal) yang terbagi dalam beberapa kategori

    yaitu lingkungan yang dibahas hanya sebatas pola pekampungan, fungsi

    yang dibahas sebatas struktur ruang/pembagian ruang, bentuk yang

    dibahas sebatas tipologi, dan garis besar struktur & konstruksi sedangkan

    ornamen tidak dibahas.
Tujuan
A. Untuk mendeskripsikan arsitektur vernakular Lampung secara fisik melalui
    tradisi masyarakatnya.

B. Untuk menyingkap bagaimana budaya masyarakat dan lingkungannya
    memberikan pengaruh dalam fungsi dan bentuk bangunannya.

C. Melestarikan kekayaan arsitektur vernakular Lampung sebagai identitas diri.
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian dan Istilah
•   Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam
    proses penciptaan karya seni. Ekspresi dapat diartikan pula
    pengungkapan atau proses menyatakan (maksud, gagasan,
    perasaan dan sebagainya). Bentuk adalah ujud sesuatu
    barang/model. Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Arsitektur
    adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
    bangunan, jembatan, dsb; metode dan gaya rancangan suatu
    konstruksi bangunan. Vernacular adalah bahasa daerah/setempat,
    logat asli.
•   Ekspresi Bentuk dan Fungsi dalam Arsitektur Vernacular
    adalah pengungkapan maksud/gagasan dari ujud suatu model dan
    kegunaannya dalam metode gaya rancangan suatu bangunan
    setempat.
B. Ekspresi

1. aspek ekspresi yang dapat dilihat secara obyektif

   Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni :

a. Fungsi, fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya
   kita membuat sebuah lumbung padi dengan menitik beratkan
   pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung
   yang    dapat   menghindari   terjadinya   pembusukan     padi,
   menghindari gangguan tikus dan sebagainya.

b. Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada
   sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula.

c. Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional, ekspresi yang
   dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya.



2. Teori Gestalt tentang Ekspresi

Tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa garis (line) dan
   bentuk (form) dari bangunan mengkomunikasikan makna-
   makna secara langsung melalui garis itu sendiri dan bidang.
C. Bentuk

1. Definisi Bentuk

     Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-
     permukaan dan sisi-sisi bentuk. Bentuk adalah suatu media atau alat
     komunikasi untuk menyampaikan arti yang dikandung oleh bentuk itu sendiri
     atau untuk menyampaikan pesan tertentu kepada penikmatnya.

2. Faktor yang Mewujudkan Bentuk

Ada beberapa faktor yang melahirkan suatu bentuk, antara lain :

a.   Fungsi, Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan
     terhadap aktifitas manusia, tercakup didalamnya kondisi alami. Sedangkan
     bangunan yang fungsional ialah bangunan yang dalam pemakaianya
     memenuhi kebutuhan secara tepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang
     tidak berguna. Aktifitas timbul dari kebutuhan manusia baik itu kebutuhan
   jasmani maupun rohani.
b. Symbol, Simbol yang sedikit tesamar yang menyatakan peran dari
   suatu bentuk.
            Simbol metaphor.
            Simbol sebagai unsur pengenal.

c.   Teknologi struktur dan bahan,
3. Jenis Bentuk Bangunan dan Periodedisasi Rumah Tinggal

Ada 4 tipologi atau jenis bangunan masyarakat Lampung yaitu;
     – Tempat tinggal (lamban),

     – Tempat pertemuan masyarakat adat (sesat) ,

     – Tempat ibadah (mesjid/mesigit),

     – Tempat menyimpan padi/gabah (balai/walai).

     Periode-periode bangunan vernakular Lampung
      Tahun 1900-an umumnya berbentuk segi empat dan beratap (kekopni
        lamban/pemugungan) atau bumbungan,          bubung perahu/pelana
        (pamugung tebak/bubung perahu) dan kerusut (bubung kukus) dengan
        atap rumah terbuat dari ijuk atau sabuk dari pohon aren/enau.
        Halaman. Rumah umunya luas segi empat, sedikit jendela, tidak
        memiliki beranda.
      Tahun 1930-an, atap ijuk mulai diganti dengan seng dan
        genting. Harga lada yang tinggi membuat masyarakat Lampung
        mampu membuat rumah yang lebih besar dari sebelumnya dan
        mendapatkan genting atau seng dari Jakarta. Tukang
        didatangkan dari Meranjat, Sumatera Selatan. Bubungan
        rumah pun banyak berubah menjadi limas (pamugung saying).
        Bubungan rumah limas pengaruh dari rumah panggung di
        Meranjat.
 Setelah 1930-an, yakni tahun 1960-an, bentuk rumah mengalami perubahan
     lagi, yakni berukuran lebih kecil ketimbang bangunan yang terbuat tahun
     1930-an, bertiang lebih pendek (sektar 2 meter), serta beranda rumah yang
     desainnya terpengaruh rumah gaya Eropa. Bahan baku pasir, batu, bata dan
     semen mulai dipakai terutama untuk beranda rumah.


4.   Tipologi Bangunan
a.   Tipologi rumah tinggal
1)   Tipe asli (kenali)
    Bentuk rumah bujur sangkar,
    Bentuk atap limas dengan bahan ijuk
    Jendela rumah kecil
    Tangga masuk berada disamping sebelah belakang rumah
2)   Tipe limas panjang
    Bentuk rumah persegi panjang
    Bentuk atap pelana
    Jendela rumah besar dan memiliki daun jendela diluar
    Berdiri di atas tiang yang menerus sampai ke atap
    Memiliki beranda di depan rumah
    Tangga masuk pada beranda
3) Tipe limas Palembang
                           4) Tipe limas Palembang
 Bentuk rumah persegi      Bentuk rumah persegi
   panjang
                              panjang
 Bentuk atap perisai       Bentuk atap perisai
 Tiang penyangga rumah     Tiang penyangga rumah
   tidak terlalu tinggi       tidak terlalu tinggi
 Tangga masuk ada di       Tangga masuk ada di
   depan rumah berada di      depan rumah berada di
   tengah pada beranda        tengah pada beranda
2. Teori – teori tentang fungsi :
Menurut Geofrey Broadbent
•Fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menjawab pertanyaan :
apa yang dituntut oleh bangunan ?
•Fungsi sebagai apa saja yang diekspresikan dan diinformasikan oleh arsitektur
melalui panca indera kita.
Menurut Christian Norberg-Schulz
•Fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menjawab : apa tugas
bangunan ?
•Fungsi sebagai tugas dan pekerjaan yang harus dijalankan oleh suatu
lingkungan binaan.
Menurut Larry L. Ligo
•Fungsi yang dapat dijalankan oleh arsitektur untuk menjawab fungsi sebagai
konsep.
•Fungsi sebagai tugas/pekerjaa ataupun efek-efek yang dapat ditimbulkan oleh
arsitektur.


3. Fungsi Ruang
Pada umumnya fungsi ruang dapat dibagi kedalam empat kelompok besar,
yaitu : ruang publik, ruang individu (privasi), ruang sirkulasi dan ruang servis.
E. Arsitektur Vernakular
1.   Definisi Arsitektur Vernakular
Kata Vernakular berasal dari vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka
     vernakular arsiektur dapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun
     oleh masyarakat setempat.
•    Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, serta Romo
     Manguwijaya dalam buku Wastu Citra juga memberikan pendapat yang
     hampir senada, arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan
     berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan
     berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan
     pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta
     merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut
     berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi
•    Jadi arsitektur vernakular bukanlah semata-mata produk hasil dari ciptaan
     manusia saja, tetapi yang lebih penting adalah hubungan antara manusia
     dengan lingkungannya.
2.   Klasifkasi dan Karakteristik Arsitektur Vernakular
Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, mengklasifikasikan
     arsitektur vernakular kedalam beberapa tinjauan, yaitu :
•    Arsitektur vernakular sebagai produk,
•    Arsitektur vernakular sebagai proses,
•    Arsitektur vernakular dari tinjauan filosofis.
Amos Rapoport dalam bukunya House, Form and Culture,
     mengklasifikasikan dua jenis arsitektur vernakular, yaitu tradisional dan
     modern.
Beliau juga menyatakan bahwa karakteristik bangunan vernakular adalah
     sebagai berikut :
•    bangunannya tidak didukung oleh prinsip dan teori bangunan yang benar,
•    menyesuaikan dengan lingkungannya,
•    sesuai dengan kemampuan masyarakatnya (teknologi dan ekonomi),
•    menggambarkan budaya masyarakatnya (sebagai penanda, simbol, dll),
•    terbuka terhadap sumberdaya alam yang ada disekitarnya dan selalu dapat
     menerima perubahan-perubahan (trial & error) sehingga dapat bertahan.
3.   Konsep Arsitektur Vernakular
Tinjaunan karakteristik sebuah bangunan atau karya arsitektur sebagai arsitektur
     vernakular menurut Amos Rapoport adalah :
•    Karakteristik Proses
Karakteristik proses adalah cara lingkungan tercipta, dan bagaimana jadinya.
•    Karakteristik Produk
Karakteristik produk adalah menjelaskan seperti apa lingkungan itu, keadaan
     alamnya, kualitas dan kelengkapannya, termasuk arsitektur tradisional, dan
     aspek estetika dari lingkungan terbangun.
TINJAUAN KHUSUS

Studi Kasus Kampung Wana, Melinting
•   Secara garis besar lahan-lahan peruntukan di Kampung Wana terpilah
    menjadi 3 zona peruntukan lahan, yaitu : zona kebun/ladang, zona
    pemukiman termasuk bangunan-bangunan fisik lainnya yang merupakan
    sarana sosial budaya, serta zona sawah rawa hujan serta pemakaman.
•   Zona pemukiman dan sarana bangunan fisik lainnya berada diantara zona
    kebun/ladang dan zona sawah rawa hujan/pemakaman, dengan posisi zona
    perumahan yang lebih mendekati rawa (bawang) dengan kontur menurun.
    Jarak dari deretan rumah terpinggir ke rawa rata-rata berkisar antara 50-200
    meter. Di sekitar rawa banyak terdapat sumber air, berupa mata-mata air.
    Sehingga jalan desa serta sebaran perumahan yang berderet-deret dan
    berhadap-hadapan, menjadi nampak sealur dengan alur tepian rawa




                    Pintu masuk      Situasi        Zona
                      K. Wana         Zona       pemakaman
                      & Zona       Pemukiman     & Rawa/mata
                    Kebun/ladang                     air
Kec. Bandar
                                         Ds.
                                   sribhawono
                                         13

                Kec.           Ds.8        Ds.
               Marga                        4
                                                       Ds.1
             sekampun                                   0
                 g                                                      Keterang
                                                                        an :
                                           Ds.
                 Ds.1                       3                           Batuan           Rumah
                  4   Ds.
                       9
                                   Ds. I                                                 Penyimbang
                            Ds.7                 Ds.                    Pemakam          Sanggar
                     Ds.1
                                                  2                     an
                      1
                                     Ds.                       Desa     Sumber           Fasilitas lainnya ;
                   Ds.1
                                      5                       Tanjung   Air/rawa         Kantor camat,
                    2                                           aji     Masjid/Bal
                            Ds.6                                                         Puskesmas, F.
                                                                        ai
                                                                                         Pendidikan &
                                                                                         Polsek




                                                                                                                Zona
                                                                                                                Zona
                                                                                                               Kebun/l
                                                                                                               Kebun/l
                                                                                                                adan
                                                                                                                adan

                                                                                                                Zona
                                                                                                                Zona
                                      Tanah                                                                    Pemuki
                                                                                                               Pemuki
Keterangan                            Subur                                                                     man
                                                                                                                 man
:
    Pemuki                            Sawah, Rawa,                                                              Zona
                                                                                                                 Zona
    man                               Batuan & Rumbia                                                          Pemaka
                                                                                                               Pemaka
                                                                                                                man &
                                                                                                                man &
                                      Ketela, pisang &
    Pemaka                                                                                                     air rawa
                                                                                                               air rawa
                                      Jagung
    man

    Jalan                             Lada


    Kubang                            Kelapa
    an                                                                              Gambar 3.2
                                                                                 Pembagian Zona
                                      Tumbuhan
    Kuwaya                                                                       peruntukan Lahan
                                      Kayu
    n
3. Tinjauan Aspek Bentuk

    a. Tipologi Bangunan

    1)            Rumah        Tinggal
    Kampung Wana
   Lahan                       rumah
    (wangunan/pemapalan/                              TIPE RUMAH                         Tipe Rumah
                                                    MEWAH & RUMAH                        Sederhana/
    petegian),        adalah      satu                   BIASA                              Rakyat


    areal           lahan        yang                             Gambar 3.6. Tipologi
                                                                     Rumah pada
                                                                  Pemukiman Kampung
    dipergunakan                 untuk                                  Wana

    bagunan rumah, termasuk
    bagian          halaman      yang
    belum ada bagunannya.
                                                                                           Tanah yang di
    Areal lahan ini diolah,                                                                tinggikan

                                                                                           Batas lahan
    diratakan                kemudian                                                      Rumah
                                                                                           Garis
    ditinggikan bagian lahan                hanyu                                          imajiner
                                            kuni                                           denah
                                                                                           rumah
    untuk         berdirinya    rumah                      bang                            Galang
                                                           kok                             batu/umpak
    serta              menempatkan
                                                                                           Drainas
    umpak-umpak                   batu     Bentuk dasar
                                           Bentuk dasar
                                                                               Jalan       e
                                             massa
                                              massa
    (pematu/galang batu) pada               bangunan
                                            bangunan
                                         persegi panjang
                                         persegi panjang
                                                                              Layout
                                                                              Lahan
                                         (pesagi/mahany
                                         (pesagi/mahany                       Rumah
    titik-titik       yang       telah        ukan)
                                              ukan)


    ditetapkan untuk bangunan
                                                                    Gambar 3.5. Bentuk
                                                                    Gambar 3.5. Bentuk
                                                                  Massa Bangunan Rumah
                                                                  Massa Bangunan Rumah
    rumah.                                                        Tinggal Kampung Wana
                                                                  Tinggal Kampung Wana
   rumah-rumah tinggal Orang Melinting di Kampung Wana pada dasarnya
    masih mempertahankan bentuk arsitektur aslinya, yaitu rumah panggung
    (nowou    gacak/lamban     langgar/lambahan     ranggal),   yang    rata-rata
    mengunakan material kayu.
   Secara umum rumah vernakular di Kampung Wana ini dapat dibagi ke
    dalam tiga tipe yang dibedakan berdasarkan kualitas bahan yang
    digunakan, pengolahan bahan, unsur-unsur ornamen serta ukuran luasnya,
    yaitu tipe rumah mewah, tipe rumah biasa yang merupakan tipe
    kebanyakan, dan tipe rumah sederhana. Pada aspek ukuran luasnya serta
    kualitas bahan, tipe rumah mewah dan tipe rumah biasa sesunguhya tidak
    banyak berbeda.
   terdiri dari bagian bagian bawah (kaki), tengah (badan), serta atap (kepala).
    Bagian bawah bangunan yang dimaksud berupa tiang-tiang kayu yang
    disusun secara berderet melebar dan memanjang mengikuti denah rumah
    yang berbentuk persegi panjang, yang dalam istilah tradisi arsitektur
    Lampung disebut sebagai bentuk mahanyuk’an. Bagian yang melebar
    (bangkok) adalah bagian tampak depan dan belakang rumah, sedangkan
    yang memanjang (hanyukuni) adalah bagian tampak samping rumah.
2)       Bangunan     tempat    istirahat   di
ladang/kebun
Kedua jenis bangunan itu pada dasarnya
hampir sama yaitu berbentuk bangunan
panggung yang sangat sederhana dengan
mengunakan bahan-bahan yang ada disekitar
kebun/ladang. Denah bangunan lazimnya
berbentuk segi empat sama sisi atau persegi
panjang dengan ukuran 2 x 2 meter atau 2 x 3
meter. Perbedaannya adalah pada tinggi
                                                  Gambar 3.8.
lantai bangunan (panggung) dari permukaan        Tempat istirahat
                                                   di ladang
tanah, yaitu sekitar 60 sampai 150 cm.

3)Masjid/Balai
Menurut nara sumber setempat, bangunan
masjid yang ada saat ini di masa lalu
berbentuk bangunan panggung, yang
memakai material kayu. Namun dewasa ini
masjid tersebut telah di ganti material
dinding dan lantainya dengan tembok,
sedangkan bentuknya masih seperti yang
dulu

                                                   Gambar
                                                    3.9.
                                                   Masjid/B
                                                     alai
b. Struktur dan Konstruksi

Dalam proses membangun rumah di kampung Wana masih menggunakan
tradisi yang telah disesuaikan oleh perkembangan jaman, seperti
penentuan hari pembangunan, pola gotong royong dalam mendirikan
bangunan, serta memohon berkah atau syukuran. Proses pengawetan
kayu pula mengunakan sistem tradional dengan cara di rendam di lumpur
sawah rawa tadah hujan selama 1 tahun. Proses membangun ini yang
melatar belakangi lamanya untuk mendirikan sebuah rumah paling cepat
yaitu 5 tahun.

Sistem konstruksi rumah pada kampung Wana adalah sebagai
berikut :
 Atap, terdiri dari : Kuda-kuda yang terdapat 2 jenis atap yaitu
atap pelana & atap limasan

                            Pentup atap yang awalnya ijuk/ rumbia di ganti
menjadi genteng

                        Plafond terbuat dari papan kayu.
Rangka bangunan, terdiri dari ; Kolom, terdapat 2 jenis kolom yaitu kolom
menerus&kolom terputus

                                          Dinding, pada rumah tipe mewah
dipasang 2 lapis

                                      Lantai, perbedaan level lantai sebagai
penanda antara zona bersih , kotor.

b.Poindasi, yang berfungsi sebagai pondasi rumah adalah umpak, antara
umpak dan kolom tidak ada ikatan melainkan bahan perantara seperti ijuk.
4.Tinjauan aspek fungsi

a. Rumah Tinggal

Rumah tinggal pada pekampungan Wana ini di bagi menjadi 2 fungsi secara
fisiknya, yaitu ;

Pembagian antara bawah

Secara tradisi bagian bawah rumah ini biasa dimanfaatkan sebagai kandang
ternak (sapi, kamping, ayam), tempat menumbuk padi, serta tempat penyimpan
peralatan kebutuhan pertanian atau rumah tangga. pada awalnya di masa
lampau bagian ruang itu hanya merupakan bagian bawah rumah yang tidak
dimanfaatkan secara khusus. Sebagaimana diketahui fungsi utama konstruksi
rumah panggung pada mulanya berkaitan dengan ancaman binatang buas serta
luapan air banjir, dan kelembaban tanah.

Pembagian antara atas

Pembagian fungsi tata ruang bagian dalam rumah pada pokoknya sama
untuk semua tipe. Pembagian itu selain sebagai kebutuhan fisik
penghuninya juga mencerminkan nilai-nilai serta aturan-aturan atau
norma-norma pergaulan sosial keluarga, seperti pembagian wilayah
antara laki-laki dan perempuan, yang dimaksudkan agar tidak
bersentuhan antara laki-laki dan perrempuan yang bukan muhrimnya
serta pembagian ruang antara bersih dan kotor.
Keterangan ;;
                                                                  Keterangan

                                                                            1Garang
                                                                            1Garang
                      1
    1       9                 1       9              9                      Hadap
                                                                            Hadap
                      1
    0                         0
                                                                  2Tadahembun luar
                                                                  2Tadahembun luar
                                                                  3Pengidangan/luwah
                                                                  3Pengidangan/luwah
        8                                             1           ragah/lapang luar
                                                                  ragah/lapang luar
                                                      0           4Lapang lom
                                                                  4Lapang lom
                                                                  (Pengindangan sebay)
                                                                  (Pengindangan sebay)
                   Perubahan yang terjadi                         5Ruang makan
                                                                  5Ruang makan
    6       5      pada pawon & garang                        6   6Lembe pates
                                                                  6Lembe pates
                   dapur. Terjadi                                 7Pates
                                                                  7Pates
                   penambahan ruang yaitu            4            8geragal/jembatan/jeramb
                                                                  8geragal/jembatan/jeramb
                   tadahembun juyow.                              ah
                                                                  ah
    7       4                                                 7   9garang dapur/kudan
                                                                  9garang dapur/kudan
                                                                  1dapur/pawon/sakelak
                                                                  1dapur/pawon/sakelak
                                                                  1tadahembun juyow
                                                                  1tadahembun juyow
                   Penambahan pates
                   berpengaruh pada
    7              penambahan luas Lapang
                   lom. Awalnya daerah ini                3
                   bagian dari luwah ragah.

        3


                                                      2
        2                         2


                          1
1                                                1
                    Perubahan pada tangga yang
                    mengadopsi gaya Eropa.
                    Pengaruh dari jajahan        Denah Rumah
                    belanda.                      Tinggal Tipe
                                                   Sederhana            Gambar 3.17.
                                                                     Pembagian Ruang
                Denah Rumah                                          Dalam pada Rumah
                 Tinggal Tipe                                         Tinggal Kampung
                                                                           Wana
                Mewah/Biasa
Studi Kasus Kampung Negeri Olok Gading
•   Pola pekampungan

Pusat kegiatan atau aktivitas adat berada di tengah-tengah perkampungan yaitu
    pada bangunan Balai Adat/Sesat yang berdepanan dengan rumah kepala
    adat. Letak dari satu rumah kerumah lainnya saling berdekatan yang
    dibatasi dengan pagar dikeliling pada batas halaman rumahnya. Hal ini
    untuk menjaga peripasi pada masing-masing rumah serta untuk
    memokuskan agar memudahkan dalam melakukan aktivitas adat yang
    mana persiapan adat tidak perlu dilakukan di masing-masing rumah seperti
    pada pemukiman di kampung Wana. Pola pemukiman berbentuk linier
    mengikuti jalan poros utama dan menyebar secara klaster kearah belakang
    pada area bangunan sesat dan kepala adat.


                                          Zona Pemakaman
                                          Zona Pemakaman
                                          masyarakat
                                          masyarakat
                                          Negeri Olok
                                          Negeri Olok
                                          Gading
                                          Gading

                                          Zona pusat kegiatan
                                          Zona pusat kegiatan
                                          adat ditandai adanya
                                          adat ditandai adanya
                                          bangunan sesat &
                                          bangunan sesat &
                                          rumah kepala adat yang
                                          rumah kepala adat yang
                                          saling berhadapan
                                          saling berhadapan



                                          Zona sumber air,
                                          Zona sumber air,
                                          sumber kehidupan,
                                          sumber kehidupan,
                                          sebagai penanda
                                          sebagai penanda
                                          pintu masuk
                                          pintu masuk
                                          kampung
                                          kampung
                        Gambar. 3.21
                        Pembagian Zona
                        Perkampungan
Kepal
  a


  Bada
  n



  Kaki




Gambar 3.22.
   Anatomi
  Bangunan
Rumah Tinggal




 Gambar.
  3.23.
 Lamban
  Balak
•   Struktur dan Konstruksi
Sistem konstruksi pada kampung Negeri Olok Gading Sebagai berikut :
•   Atap, Secara garis besar atap pada rumah tinggal dan sesat di kampung
    Negeri Olok Gading adalah atap perisai/pelana dengan penambahan atap di
    depan dan belakangnya. Atap seperti ini memiliki konstruksi yang sama
    dengan rumah tradisional Sumatera Selatan.
•   Rangka bangunan, Pada kampung ini tipe kolom rata-rata tipe kolom
    menerus. Kolom yang digunakan kolom berbentuk segi empat ataupun
    gelondongan pada tiang panggungnya sedangkan untuk bagian atas
    memakai kolom persegi.
•   Dinding rumah disusun tidak rata dengan kolom, melainkan di luar kolom
    struktur dipasang bagian luarnya saja secara vertikal tetapi ada juga rumah
    yang pemasangan dindingnya rata dengan kolom struktur.
•   Lantai pada rumah tinggal ini memakai material bambu maupun kayu.
    Terdapat perbedaan lantai pada daerah dapur.
•   Pondasi, Pondasi pada kampung Negeri Olok Gading Ini sama halnya
    degan Kampung Wana, Melinting. Tidak ada perbedaan yang mendasar
    dari material ataupun secara strukturnya.
Bagian ini pada awalnya
                            tidak ada penambahan
                            pada bilik sanak


                 Hubunga
                 n atas




                 Hubungan
                  tengah


                 Hubunga
                 n bawah



 Gambar. 3.25.
  Pembagian
rumah Lampung
  Berdasarkan
   Kosmologi




                                  Gambar. 3.26
                               Denah Rumah pada
                                 Lamban Balak
ANALISA
Kesimpulan
•   Dilihat dari klasifikasi arsitektur vernakular secara tradisonal, pada
    pekampungan Wana, Melinting termasuk karakteristik arsitektur vernakular
    secara proses dan produk, sedangkan pada pekampungan Negeri Olok
    Gading termasuk karakteristik Produk.
Bentuk
Tipologi bangunan
•   Pada    mulanya      sama–sama     mengekspresikan     pola    kehidupan
    masyarakatnya sebagai akibat pengaruh aktivitas dan kebudayaan
    masyarakatnya terhadap faktor lingkungan sekitarnya.
•   Pada perkembangan dewasa ini ekspresi tipologi bentuk bangunan yang
    ada telah banyak berubah karena pengaruh kebudayaan luar seperti;
    Banten, Bugis dan Meranjat serta pengaruh ajaran islam. Sedangkan
    ekspresi dari karakter fisik tipologi bangunannya masih berpengaruh
    terhadap aktivitas dan karakter lingkungan sekitarnya terutama pada objek
    pekampungan Wana sedangkan pada Objek pekampungan Negeri Olok
    Gading ekspresi karakter terhadap lingkungan sekitar telah terpengaruh
    pada moderenisasi.
Tipologi rumah tinggal
•   Pada rumah tinggal kampung Wana, Melinting tergolong pada tipologi limas
    Melayu, tipe ini sudah mencirikan adanya budaya luar terutama Melayu,
    Banten, dan Bugis dan tidak menekankan penggunaan ornamen yang
    terlalu banyak.
•   Pada rumah tinggal kampung Negeri Olok Gading, tergolong pada tipologi
    limas Palembang, tipe ini pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tipe
    rumah masyarakat Kudus dan Meranjat, Sumatera Selatan.


Struktur dan konstruksi
•   Struktur dan konstruksi pada arsitektur vernakular Lampung di kedua studi
    kasus masih menggunakan metode teknologi lama yaitu; sambungan kayu
    mengunakan pasak dan ikatan dari bahan rotan serta pondasi
    menggunakan umpak dari batu yang di teruskan dengan kolom-kolom
    struktur. Teknologi tersebut tahan terhadap gempa.
Fungsi
• Pada arsitektur vernakular Lampung di kedua objek penelitian
   fungsi yang ada telah memenuhi apa yang dituntut oleh bangunan,
   apa tugas bangunan dan fungsi sebagai konsep.
• Pada rumah tinggal di masing-masing objek penelitian ruang-ruang
   yang ada fungsinya berpengaruh pada aktivitas manusia di
   dalamnya serta tingkat sosialnya.
• Fungsi pada rumah tinggal di kampung Wana telah banyak berubah
   sesuai dengan kebutuhan manusianya. Sedangkan pada kampung
   Negeri Olok gading hanya beberapa saja yang berubah seperti;
   penambahan kamar tidur anak, namun bangunan rumah tinggalnya
   telah banyak yang tergusur oleh arus moderenisasi.

•   Pola perkampungan
•   Pola perkampungan vernakular Lampung menghadap jalan poros
    utama secara linier dan menyebar membentuk pola grid maupun
    cluster.
•   Pembagian zona peruntukan lahan terbagi tiga; zona depan
    perkebunan/ sumber air, zona tengah pemukiman, dan belakang
    Pemakaman.
Saran
Dalam rangka pelestarian arsitektur Lampung untuk mempertahankan
    idenitas/jati dirinya dan keberlanjutan budaya, fungsi, keragaman arsitektur
    vernakular pada kedua objek studi kasus dapat disarankan sebagai berikut :


Pada perkampungan Wana, Melinting :
•   Harus dibuatkan fasilitas usaha seperti; pasar tradisional pada dusun satu
    dekat zona fasilitas publik, sehingga fungsi rumah tinggal pada bah lamban
    (kolong rumah) tidak lagi berfungsi sebagai tempat usaha.
•   Konservasi pada zona tadah air hujan seperti; pemulihan mata air dan
    fungsi tempat mandi/kuwayan serta pemugaran pemakaman yang tidak
    terawat pada saat ini.
•   Perawatan pada material bangunan rumah tinggal dikarenakan kondisi yang
    ada tidak pernah mengalami perawatan sehingga material yang ada rusak
    termakan usia.
Pada perkampungan Negeri Olok Gading :
•   Bila ingin di pertahankan identitas arsitekturnya, harus diadakan
    rekonstruksi kembali pemukiman yang telah berganti dengan bangunan
    modern sesuai dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat dan
    lingkungannya pada saat ini dengan mereferensi dari karakter arsitektur
    vernakular yang ada.
•   Perawatan pada material bangunan rumah tinggal dikarenakan kondisi yang
    ada tidak pernah mengalami perawatan sehingga material yang ada rusak
    termakan usia.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Studi Kasus
                 Kampung Wana                                    Kampung Negeri Olok Gading




                                                     fasilitas public
Fasilitas public
Arah perkembangan
                                                     arah perkembangan

Terbagi tiga; zona kebun/lading,zona pemukiman,      Terbagi tiga; zona sumber air,zona pemukiman dan
zona rawa hujan dan pemakaman.                       pusat kegiatan, pemakaman.
Pemukiman yang ada menghadap ke jalan poros          Pemukiman yang ada menghadap ke jalan poros
utama secara linier dan menyebar ke belakang         utama secara linier dan berkembang ke belakang
dengan membentuk pola grid.                          dengan membentuk pola cluster.
Pada zona perkebunan sudah banyak dibangun           Pada zona sumber air masih di fungsikan sebagai
pemukiman karena adanya pendatang yang tinggal       tempat mencuci dan mandi anak-anak, sedangkan
di sana (penambahan jumlah penduduk).                untuk konsumsi tidak lagi digunakan.

                                                     Pada zona pemukiman dan pusat kegiatan
Pada zona pemukiman Pekampungan kampung
                                                     pemukiman yang ada sudah berkembang menjadi
wana berkembang kearah barat mengikuti poros
                                                     kampung kota. Pusat kegiatan berada di tengah
jalan utama, sedangkan pada pemukiman awal/
                                                     pemukiman.
dusun 1 sebagian di bangun fasilitas publik seperti;
sekolahan, puskesmas, kantor camat dan polsek.

Pada zona rawa hujan dan pemakaman fungsi yang       Pada zona pemakaman fungsi yang ada masih di
ada tidak lagi digunakan karena mata air tertutup,   gunakan dan kondisi terawatt tetapi bentuk
sedangkan pada pemakaman masi di fungsikan           vernakularnya berubah karena telah dibikin gapura
tetapi kondisi memperhatinkan (tidak terurus).       dan pagar keliling dinding bata.
                                                     Perkembangan pola perkampungan sudah sesuai
Perkembangan pola perkampungan tidak sesuai
                                                     memenuhi kebutuhan masyarkatnya ditandai fungsi
dengan kebutuhan masyarakat sehingga
                                                     yang ada pada bangunan rumah tidak berubah
berpengaruh pada fungsi bangunan rumah.
                                                     karena adanya pasar dan fasilitas publik lain
Contoh; tidak ada fasilitas untuk kegiatan usaha,
                                                     didekat area perkampungan.
pasar/pusat berbelanja sehingga masyarakat di
sana mengubah fungsi bah lamban menjadi tempat
usaha.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie EKSPRESI BENTUK DAN FUNGSI

Definisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirDefinisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirharianti26
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraFebrue Arya
 
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014Rangga Firmansyah
 
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdf
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdfpeggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdf
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdfmibnu924sabil
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Haidar Bashofi
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitekturKhaerul Busur
 
Arsitektur rumah melayu kayong
Arsitektur rumah melayu kayongArsitektur rumah melayu kayong
Arsitektur rumah melayu kayongMuhammadMansyur11
 
Descriptive_Text.pptx
Descriptive_Text.pptxDescriptive_Text.pptx
Descriptive_Text.pptxssuserc3e3a8
 
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...Vijar Galax Putra Jagat Paryoko
 
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI Diva Pendidikan
 
Problem seeking furniture design-ran-sept2014
Problem seeking furniture design-ran-sept2014Problem seeking furniture design-ran-sept2014
Problem seeking furniture design-ran-sept2014Rangga Firmansyah
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recount
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recountRencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recount
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recountCucu Nuraida
 
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015Saiful Bakhri
 
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).doc
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).docRPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).doc
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).docDwiAyuWahyuni3
 

Ähnlich wie EKSPRESI BENTUK DAN FUNGSI (20)

Definisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirDefinisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisir
 
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta UtaraPerancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
Perancangan Perumahan dan Permukiman - Muara Angke, Jakarta Utara
 
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014
Nilai vernakular kampung ulu-palembang-rangga-2014
 
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdf
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdfpeggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdf
peggy,+(2)+Indriani_Laloma_Vol+3_No+1.pdf
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
Sejarah dan-perkembangan-arsitektur-dunia 2
 
Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitektur
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Arsitektur rumah melayu kayong
Arsitektur rumah melayu kayongArsitektur rumah melayu kayong
Arsitektur rumah melayu kayong
 
Descriptive_Text.pptx
Descriptive_Text.pptxDescriptive_Text.pptx
Descriptive_Text.pptx
 
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RA...
 
Rps sdi
Rps sdiRps sdi
Rps sdi
 
Teori arsitektur
Teori arsitektur Teori arsitektur
Teori arsitektur
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
 
Problem seeking furniture design-ran-sept2014
Problem seeking furniture design-ran-sept2014Problem seeking furniture design-ran-sept2014
Problem seeking furniture design-ran-sept2014
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recount
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recountRencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recount
Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas x text recount
 
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015
Saiful Bakhri-Skripsi-FIB-Naskah Ringkas-2015
 
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).doc
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).docRPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).doc
RPS PERUMAHAN PERMUKIMAN OBE_edit (Repaired) (Repaired).doc
 

EKSPRESI BENTUK DAN FUNGSI

  • 1. Laporan Seminar Perancangan Arsitektur Studi Kasus Kampung Wana, Melinting, Lampung Timur & Kampung Negeri Olok Gading, Teluk Betung EKSPRESI BENTUK DAN FUNGSI DALAM ARSITEKTUR VERNAKULAR Pekampungan Warisan Vernakular Lampung
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang  Didasari dari undang-undang Republik Indonesia no. 5 tahun 1992, tentang upaya perlindungan benda cagar budaya dan PERDA serta undang-undang tentang pelestarian bagunan, yang dianggap memiliki nilai-nilai sejarah pelestarian warisan arsitektur atau bangunan tua yang termuat dalam UUBG pasal 38.  Efek globalisasi yang terus berdatangan (moderenisasi), menyebabkan jumlah bangunan vernakular tersebut sudah menjadi sedikit jumlahnya.  Karena sedikitnya penelitian yang konprehensif menyebabkan peninggalan leluhur ini sulit diwariskan yang bisa terjadi tidak akan dapat ditemukan lagi di lingkungan masyarakatnya ,sehingga dikhawatirkan tradisi ini akan mengalami kepunahan dan hilang identitas/jati dirinya. padahal sejarah sangat penting bagi manusia saat ini. Setiap arus waktu yang telah berlalu tak akan dapat kembali, namun mengupayakan masa lalu untuk hadir di tengah-tengah kehidupan hari ini menjadi prestasi yang pantas dibanggakan guna merenungkan apa yang kita lakukan selama ini.
  • 3. Lingkup Pembahasan • Inti pembahasan dari laporan seminar perancangan arsitektur ini adalah sebatas pembahasan masalah bagaimana arsitektur vernakular ini tercipta yang diekspresikan lewat fungsi dan bentuknya serta secara garis besar kaitanya pada karakteristik vernakular yaitu karakteristik proses dan produk yang berfokus pada studi kasus Kampung Wana, Melinting Lampung Timur dan Kampung Negeri Olok Gading, Teluk Betung. • Pada pembahasan arsitektur vernakular dibahas pada objek tradisional (penekanan pada rumah tinggal) yang terbagi dalam beberapa kategori yaitu lingkungan yang dibahas hanya sebatas pola pekampungan, fungsi yang dibahas sebatas struktur ruang/pembagian ruang, bentuk yang dibahas sebatas tipologi, dan garis besar struktur & konstruksi sedangkan ornamen tidak dibahas.
  • 4. Tujuan A. Untuk mendeskripsikan arsitektur vernakular Lampung secara fisik melalui tradisi masyarakatnya. B. Untuk menyingkap bagaimana budaya masyarakat dan lingkungannya memberikan pengaruh dalam fungsi dan bentuk bangunannya. C. Melestarikan kekayaan arsitektur vernakular Lampung sebagai identitas diri.
  • 5. TINJAUAN TEORI A. Pengertian dan Istilah • Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni. Ekspresi dapat diartikan pula pengungkapan atau proses menyatakan (maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya). Bentuk adalah ujud sesuatu barang/model. Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dsb; metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Vernacular adalah bahasa daerah/setempat, logat asli. • Ekspresi Bentuk dan Fungsi dalam Arsitektur Vernacular adalah pengungkapan maksud/gagasan dari ujud suatu model dan kegunaannya dalam metode gaya rancangan suatu bangunan setempat.
  • 6. B. Ekspresi 1. aspek ekspresi yang dapat dilihat secara obyektif Ekspresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni : a. Fungsi, fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya kita membuat sebuah lumbung padi dengan menitik beratkan pada pemenuhan fungsi, maka akan muncul bentuk lumbung yang dapat menghindari terjadinya pembusukan padi, menghindari gangguan tikus dan sebagainya. b. Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan bentuk yang ekspresif pula. c. Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional, ekspresi yang dimunculkan merupakan hasil tampilan budaya. 2. Teori Gestalt tentang Ekspresi Tentang proses persepsi visual, menyatakan bahwa garis (line) dan bentuk (form) dari bangunan mengkomunikasikan makna- makna secara langsung melalui garis itu sendiri dan bidang.
  • 7. C. Bentuk 1. Definisi Bentuk Wujud/ujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan- permukaan dan sisi-sisi bentuk. Bentuk adalah suatu media atau alat komunikasi untuk menyampaikan arti yang dikandung oleh bentuk itu sendiri atau untuk menyampaikan pesan tertentu kepada penikmatnya. 2. Faktor yang Mewujudkan Bentuk Ada beberapa faktor yang melahirkan suatu bentuk, antara lain : a. Fungsi, Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan terhadap aktifitas manusia, tercakup didalamnya kondisi alami. Sedangkan bangunan yang fungsional ialah bangunan yang dalam pemakaianya memenuhi kebutuhan secara tepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang tidak berguna. Aktifitas timbul dari kebutuhan manusia baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani. b. Symbol, Simbol yang sedikit tesamar yang menyatakan peran dari suatu bentuk. Simbol metaphor. Simbol sebagai unsur pengenal. c. Teknologi struktur dan bahan,
  • 8. 3. Jenis Bentuk Bangunan dan Periodedisasi Rumah Tinggal Ada 4 tipologi atau jenis bangunan masyarakat Lampung yaitu; – Tempat tinggal (lamban), – Tempat pertemuan masyarakat adat (sesat) , – Tempat ibadah (mesjid/mesigit), – Tempat menyimpan padi/gabah (balai/walai). Periode-periode bangunan vernakular Lampung  Tahun 1900-an umumnya berbentuk segi empat dan beratap (kekopni lamban/pemugungan) atau bumbungan, bubung perahu/pelana (pamugung tebak/bubung perahu) dan kerusut (bubung kukus) dengan atap rumah terbuat dari ijuk atau sabuk dari pohon aren/enau. Halaman. Rumah umunya luas segi empat, sedikit jendela, tidak memiliki beranda.  Tahun 1930-an, atap ijuk mulai diganti dengan seng dan genting. Harga lada yang tinggi membuat masyarakat Lampung mampu membuat rumah yang lebih besar dari sebelumnya dan mendapatkan genting atau seng dari Jakarta. Tukang didatangkan dari Meranjat, Sumatera Selatan. Bubungan rumah pun banyak berubah menjadi limas (pamugung saying). Bubungan rumah limas pengaruh dari rumah panggung di Meranjat.
  • 9.  Setelah 1930-an, yakni tahun 1960-an, bentuk rumah mengalami perubahan lagi, yakni berukuran lebih kecil ketimbang bangunan yang terbuat tahun 1930-an, bertiang lebih pendek (sektar 2 meter), serta beranda rumah yang desainnya terpengaruh rumah gaya Eropa. Bahan baku pasir, batu, bata dan semen mulai dipakai terutama untuk beranda rumah. 4. Tipologi Bangunan a. Tipologi rumah tinggal 1) Tipe asli (kenali)  Bentuk rumah bujur sangkar,  Bentuk atap limas dengan bahan ijuk  Jendela rumah kecil  Tangga masuk berada disamping sebelah belakang rumah 2) Tipe limas panjang  Bentuk rumah persegi panjang  Bentuk atap pelana  Jendela rumah besar dan memiliki daun jendela diluar  Berdiri di atas tiang yang menerus sampai ke atap  Memiliki beranda di depan rumah  Tangga masuk pada beranda
  • 10. 3) Tipe limas Palembang 4) Tipe limas Palembang  Bentuk rumah persegi  Bentuk rumah persegi panjang panjang  Bentuk atap perisai  Bentuk atap perisai  Tiang penyangga rumah  Tiang penyangga rumah tidak terlalu tinggi tidak terlalu tinggi  Tangga masuk ada di  Tangga masuk ada di depan rumah berada di depan rumah berada di tengah pada beranda tengah pada beranda
  • 11.
  • 12.
  • 13. 2. Teori – teori tentang fungsi : Menurut Geofrey Broadbent •Fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menjawab pertanyaan : apa yang dituntut oleh bangunan ? •Fungsi sebagai apa saja yang diekspresikan dan diinformasikan oleh arsitektur melalui panca indera kita. Menurut Christian Norberg-Schulz •Fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menjawab : apa tugas bangunan ? •Fungsi sebagai tugas dan pekerjaan yang harus dijalankan oleh suatu lingkungan binaan. Menurut Larry L. Ligo •Fungsi yang dapat dijalankan oleh arsitektur untuk menjawab fungsi sebagai konsep. •Fungsi sebagai tugas/pekerjaa ataupun efek-efek yang dapat ditimbulkan oleh arsitektur. 3. Fungsi Ruang Pada umumnya fungsi ruang dapat dibagi kedalam empat kelompok besar, yaitu : ruang publik, ruang individu (privasi), ruang sirkulasi dan ruang servis.
  • 14. E. Arsitektur Vernakular 1. Definisi Arsitektur Vernakular Kata Vernakular berasal dari vernaculus (latin) berarti asli (native). Maka vernakular arsiektur dapat diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat. • Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, serta Romo Manguwijaya dalam buku Wastu Citra juga memberikan pendapat yang hampir senada, arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi • Jadi arsitektur vernakular bukanlah semata-mata produk hasil dari ciptaan manusia saja, tetapi yang lebih penting adalah hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
  • 15. 2. Klasifkasi dan Karakteristik Arsitektur Vernakular Menurut Turan dalam buku Vernacular Architecture, mengklasifikasikan arsitektur vernakular kedalam beberapa tinjauan, yaitu : • Arsitektur vernakular sebagai produk, • Arsitektur vernakular sebagai proses, • Arsitektur vernakular dari tinjauan filosofis. Amos Rapoport dalam bukunya House, Form and Culture, mengklasifikasikan dua jenis arsitektur vernakular, yaitu tradisional dan modern. Beliau juga menyatakan bahwa karakteristik bangunan vernakular adalah sebagai berikut : • bangunannya tidak didukung oleh prinsip dan teori bangunan yang benar, • menyesuaikan dengan lingkungannya, • sesuai dengan kemampuan masyarakatnya (teknologi dan ekonomi), • menggambarkan budaya masyarakatnya (sebagai penanda, simbol, dll), • terbuka terhadap sumberdaya alam yang ada disekitarnya dan selalu dapat menerima perubahan-perubahan (trial & error) sehingga dapat bertahan.
  • 16. 3. Konsep Arsitektur Vernakular Tinjaunan karakteristik sebuah bangunan atau karya arsitektur sebagai arsitektur vernakular menurut Amos Rapoport adalah : • Karakteristik Proses Karakteristik proses adalah cara lingkungan tercipta, dan bagaimana jadinya. • Karakteristik Produk Karakteristik produk adalah menjelaskan seperti apa lingkungan itu, keadaan alamnya, kualitas dan kelengkapannya, termasuk arsitektur tradisional, dan aspek estetika dari lingkungan terbangun.
  • 17. TINJAUAN KHUSUS Studi Kasus Kampung Wana, Melinting • Secara garis besar lahan-lahan peruntukan di Kampung Wana terpilah menjadi 3 zona peruntukan lahan, yaitu : zona kebun/ladang, zona pemukiman termasuk bangunan-bangunan fisik lainnya yang merupakan sarana sosial budaya, serta zona sawah rawa hujan serta pemakaman. • Zona pemukiman dan sarana bangunan fisik lainnya berada diantara zona kebun/ladang dan zona sawah rawa hujan/pemakaman, dengan posisi zona perumahan yang lebih mendekati rawa (bawang) dengan kontur menurun. Jarak dari deretan rumah terpinggir ke rawa rata-rata berkisar antara 50-200 meter. Di sekitar rawa banyak terdapat sumber air, berupa mata-mata air. Sehingga jalan desa serta sebaran perumahan yang berderet-deret dan berhadap-hadapan, menjadi nampak sealur dengan alur tepian rawa Pintu masuk Situasi Zona K. Wana Zona pemakaman & Zona Pemukiman & Rawa/mata Kebun/ladang air
  • 18. Kec. Bandar Ds. sribhawono 13 Kec. Ds.8 Ds. Marga 4 Ds.1 sekampun 0 g Keterang an : Ds. Ds.1 3 Batuan Rumah 4 Ds. 9 Ds. I Penyimbang Ds.7 Ds. Pemakam Sanggar Ds.1 2 an 1 Ds. Desa Sumber Fasilitas lainnya ; Ds.1 5 Tanjung Air/rawa Kantor camat, 2 aji Masjid/Bal Ds.6 Puskesmas, F. ai Pendidikan & Polsek Zona Zona Kebun/l Kebun/l adan adan Zona Zona Tanah Pemuki Pemuki Keterangan Subur man man : Pemuki Sawah, Rawa, Zona Zona man Batuan & Rumbia Pemaka Pemaka man & man & Ketela, pisang & Pemaka air rawa air rawa Jagung man Jalan Lada Kubang Kelapa an Gambar 3.2 Pembagian Zona Tumbuhan Kuwaya peruntukan Lahan Kayu n
  • 19. 3. Tinjauan Aspek Bentuk a. Tipologi Bangunan 1) Rumah Tinggal Kampung Wana  Lahan rumah (wangunan/pemapalan/ TIPE RUMAH Tipe Rumah MEWAH & RUMAH Sederhana/ petegian), adalah satu BIASA Rakyat areal lahan yang Gambar 3.6. Tipologi Rumah pada Pemukiman Kampung dipergunakan untuk Wana bagunan rumah, termasuk bagian halaman yang belum ada bagunannya. Tanah yang di Areal lahan ini diolah, tinggikan Batas lahan diratakan kemudian Rumah Garis ditinggikan bagian lahan hanyu imajiner kuni denah rumah untuk berdirinya rumah bang Galang kok batu/umpak serta menempatkan Drainas umpak-umpak batu Bentuk dasar Bentuk dasar Jalan e massa massa (pematu/galang batu) pada bangunan bangunan persegi panjang persegi panjang Layout Lahan (pesagi/mahany (pesagi/mahany Rumah titik-titik yang telah ukan) ukan) ditetapkan untuk bangunan Gambar 3.5. Bentuk Gambar 3.5. Bentuk Massa Bangunan Rumah Massa Bangunan Rumah rumah. Tinggal Kampung Wana Tinggal Kampung Wana
  • 20. rumah-rumah tinggal Orang Melinting di Kampung Wana pada dasarnya masih mempertahankan bentuk arsitektur aslinya, yaitu rumah panggung (nowou gacak/lamban langgar/lambahan ranggal), yang rata-rata mengunakan material kayu.  Secara umum rumah vernakular di Kampung Wana ini dapat dibagi ke dalam tiga tipe yang dibedakan berdasarkan kualitas bahan yang digunakan, pengolahan bahan, unsur-unsur ornamen serta ukuran luasnya, yaitu tipe rumah mewah, tipe rumah biasa yang merupakan tipe kebanyakan, dan tipe rumah sederhana. Pada aspek ukuran luasnya serta kualitas bahan, tipe rumah mewah dan tipe rumah biasa sesunguhya tidak banyak berbeda.  terdiri dari bagian bagian bawah (kaki), tengah (badan), serta atap (kepala). Bagian bawah bangunan yang dimaksud berupa tiang-tiang kayu yang disusun secara berderet melebar dan memanjang mengikuti denah rumah yang berbentuk persegi panjang, yang dalam istilah tradisi arsitektur Lampung disebut sebagai bentuk mahanyuk’an. Bagian yang melebar (bangkok) adalah bagian tampak depan dan belakang rumah, sedangkan yang memanjang (hanyukuni) adalah bagian tampak samping rumah.
  • 21. 2) Bangunan tempat istirahat di ladang/kebun Kedua jenis bangunan itu pada dasarnya hampir sama yaitu berbentuk bangunan panggung yang sangat sederhana dengan mengunakan bahan-bahan yang ada disekitar kebun/ladang. Denah bangunan lazimnya berbentuk segi empat sama sisi atau persegi panjang dengan ukuran 2 x 2 meter atau 2 x 3 meter. Perbedaannya adalah pada tinggi Gambar 3.8. lantai bangunan (panggung) dari permukaan Tempat istirahat di ladang tanah, yaitu sekitar 60 sampai 150 cm. 3)Masjid/Balai Menurut nara sumber setempat, bangunan masjid yang ada saat ini di masa lalu berbentuk bangunan panggung, yang memakai material kayu. Namun dewasa ini masjid tersebut telah di ganti material dinding dan lantainya dengan tembok, sedangkan bentuknya masih seperti yang dulu Gambar 3.9. Masjid/B alai
  • 22. b. Struktur dan Konstruksi Dalam proses membangun rumah di kampung Wana masih menggunakan tradisi yang telah disesuaikan oleh perkembangan jaman, seperti penentuan hari pembangunan, pola gotong royong dalam mendirikan bangunan, serta memohon berkah atau syukuran. Proses pengawetan kayu pula mengunakan sistem tradional dengan cara di rendam di lumpur sawah rawa tadah hujan selama 1 tahun. Proses membangun ini yang melatar belakangi lamanya untuk mendirikan sebuah rumah paling cepat yaitu 5 tahun. Sistem konstruksi rumah pada kampung Wana adalah sebagai berikut :  Atap, terdiri dari : Kuda-kuda yang terdapat 2 jenis atap yaitu atap pelana & atap limasan Pentup atap yang awalnya ijuk/ rumbia di ganti menjadi genteng Plafond terbuat dari papan kayu. Rangka bangunan, terdiri dari ; Kolom, terdapat 2 jenis kolom yaitu kolom menerus&kolom terputus Dinding, pada rumah tipe mewah dipasang 2 lapis Lantai, perbedaan level lantai sebagai penanda antara zona bersih , kotor. b.Poindasi, yang berfungsi sebagai pondasi rumah adalah umpak, antara umpak dan kolom tidak ada ikatan melainkan bahan perantara seperti ijuk.
  • 23. 4.Tinjauan aspek fungsi a. Rumah Tinggal Rumah tinggal pada pekampungan Wana ini di bagi menjadi 2 fungsi secara fisiknya, yaitu ; Pembagian antara bawah Secara tradisi bagian bawah rumah ini biasa dimanfaatkan sebagai kandang ternak (sapi, kamping, ayam), tempat menumbuk padi, serta tempat penyimpan peralatan kebutuhan pertanian atau rumah tangga. pada awalnya di masa lampau bagian ruang itu hanya merupakan bagian bawah rumah yang tidak dimanfaatkan secara khusus. Sebagaimana diketahui fungsi utama konstruksi rumah panggung pada mulanya berkaitan dengan ancaman binatang buas serta luapan air banjir, dan kelembaban tanah. Pembagian antara atas Pembagian fungsi tata ruang bagian dalam rumah pada pokoknya sama untuk semua tipe. Pembagian itu selain sebagai kebutuhan fisik penghuninya juga mencerminkan nilai-nilai serta aturan-aturan atau norma-norma pergaulan sosial keluarga, seperti pembagian wilayah antara laki-laki dan perempuan, yang dimaksudkan agar tidak bersentuhan antara laki-laki dan perrempuan yang bukan muhrimnya serta pembagian ruang antara bersih dan kotor.
  • 24. Keterangan ;; Keterangan 1Garang 1Garang 1 1 9 1 9 9 Hadap Hadap 1 0 0 2Tadahembun luar 2Tadahembun luar 3Pengidangan/luwah 3Pengidangan/luwah 8 1 ragah/lapang luar ragah/lapang luar 0 4Lapang lom 4Lapang lom (Pengindangan sebay) (Pengindangan sebay) Perubahan yang terjadi 5Ruang makan 5Ruang makan 6 5 pada pawon & garang 6 6Lembe pates 6Lembe pates dapur. Terjadi 7Pates 7Pates penambahan ruang yaitu 4 8geragal/jembatan/jeramb 8geragal/jembatan/jeramb tadahembun juyow. ah ah 7 4 7 9garang dapur/kudan 9garang dapur/kudan 1dapur/pawon/sakelak 1dapur/pawon/sakelak 1tadahembun juyow 1tadahembun juyow Penambahan pates berpengaruh pada 7 penambahan luas Lapang lom. Awalnya daerah ini 3 bagian dari luwah ragah. 3 2 2 2 1 1 1 Perubahan pada tangga yang mengadopsi gaya Eropa. Pengaruh dari jajahan Denah Rumah belanda. Tinggal Tipe Sederhana Gambar 3.17. Pembagian Ruang Denah Rumah Dalam pada Rumah Tinggal Tipe Tinggal Kampung Wana Mewah/Biasa
  • 25. Studi Kasus Kampung Negeri Olok Gading • Pola pekampungan Pusat kegiatan atau aktivitas adat berada di tengah-tengah perkampungan yaitu pada bangunan Balai Adat/Sesat yang berdepanan dengan rumah kepala adat. Letak dari satu rumah kerumah lainnya saling berdekatan yang dibatasi dengan pagar dikeliling pada batas halaman rumahnya. Hal ini untuk menjaga peripasi pada masing-masing rumah serta untuk memokuskan agar memudahkan dalam melakukan aktivitas adat yang mana persiapan adat tidak perlu dilakukan di masing-masing rumah seperti pada pemukiman di kampung Wana. Pola pemukiman berbentuk linier mengikuti jalan poros utama dan menyebar secara klaster kearah belakang pada area bangunan sesat dan kepala adat. Zona Pemakaman Zona Pemakaman masyarakat masyarakat Negeri Olok Negeri Olok Gading Gading Zona pusat kegiatan Zona pusat kegiatan adat ditandai adanya adat ditandai adanya bangunan sesat & bangunan sesat & rumah kepala adat yang rumah kepala adat yang saling berhadapan saling berhadapan Zona sumber air, Zona sumber air, sumber kehidupan, sumber kehidupan, sebagai penanda sebagai penanda pintu masuk pintu masuk kampung kampung Gambar. 3.21 Pembagian Zona Perkampungan
  • 26. Kepal a Bada n Kaki Gambar 3.22. Anatomi Bangunan Rumah Tinggal Gambar. 3.23. Lamban Balak
  • 27.
  • 28. Struktur dan Konstruksi Sistem konstruksi pada kampung Negeri Olok Gading Sebagai berikut : • Atap, Secara garis besar atap pada rumah tinggal dan sesat di kampung Negeri Olok Gading adalah atap perisai/pelana dengan penambahan atap di depan dan belakangnya. Atap seperti ini memiliki konstruksi yang sama dengan rumah tradisional Sumatera Selatan. • Rangka bangunan, Pada kampung ini tipe kolom rata-rata tipe kolom menerus. Kolom yang digunakan kolom berbentuk segi empat ataupun gelondongan pada tiang panggungnya sedangkan untuk bagian atas memakai kolom persegi. • Dinding rumah disusun tidak rata dengan kolom, melainkan di luar kolom struktur dipasang bagian luarnya saja secara vertikal tetapi ada juga rumah yang pemasangan dindingnya rata dengan kolom struktur. • Lantai pada rumah tinggal ini memakai material bambu maupun kayu. Terdapat perbedaan lantai pada daerah dapur. • Pondasi, Pondasi pada kampung Negeri Olok Gading Ini sama halnya degan Kampung Wana, Melinting. Tidak ada perbedaan yang mendasar dari material ataupun secara strukturnya.
  • 29. Bagian ini pada awalnya tidak ada penambahan pada bilik sanak Hubunga n atas Hubungan tengah Hubunga n bawah Gambar. 3.25. Pembagian rumah Lampung Berdasarkan Kosmologi Gambar. 3.26 Denah Rumah pada Lamban Balak
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Kesimpulan • Dilihat dari klasifikasi arsitektur vernakular secara tradisonal, pada pekampungan Wana, Melinting termasuk karakteristik arsitektur vernakular secara proses dan produk, sedangkan pada pekampungan Negeri Olok Gading termasuk karakteristik Produk. Bentuk Tipologi bangunan • Pada mulanya sama–sama mengekspresikan pola kehidupan masyarakatnya sebagai akibat pengaruh aktivitas dan kebudayaan masyarakatnya terhadap faktor lingkungan sekitarnya. • Pada perkembangan dewasa ini ekspresi tipologi bentuk bangunan yang ada telah banyak berubah karena pengaruh kebudayaan luar seperti; Banten, Bugis dan Meranjat serta pengaruh ajaran islam. Sedangkan ekspresi dari karakter fisik tipologi bangunannya masih berpengaruh terhadap aktivitas dan karakter lingkungan sekitarnya terutama pada objek pekampungan Wana sedangkan pada Objek pekampungan Negeri Olok Gading ekspresi karakter terhadap lingkungan sekitar telah terpengaruh pada moderenisasi.
  • 39. Tipologi rumah tinggal • Pada rumah tinggal kampung Wana, Melinting tergolong pada tipologi limas Melayu, tipe ini sudah mencirikan adanya budaya luar terutama Melayu, Banten, dan Bugis dan tidak menekankan penggunaan ornamen yang terlalu banyak. • Pada rumah tinggal kampung Negeri Olok Gading, tergolong pada tipologi limas Palembang, tipe ini pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tipe rumah masyarakat Kudus dan Meranjat, Sumatera Selatan. Struktur dan konstruksi • Struktur dan konstruksi pada arsitektur vernakular Lampung di kedua studi kasus masih menggunakan metode teknologi lama yaitu; sambungan kayu mengunakan pasak dan ikatan dari bahan rotan serta pondasi menggunakan umpak dari batu yang di teruskan dengan kolom-kolom struktur. Teknologi tersebut tahan terhadap gempa.
  • 40. Fungsi • Pada arsitektur vernakular Lampung di kedua objek penelitian fungsi yang ada telah memenuhi apa yang dituntut oleh bangunan, apa tugas bangunan dan fungsi sebagai konsep. • Pada rumah tinggal di masing-masing objek penelitian ruang-ruang yang ada fungsinya berpengaruh pada aktivitas manusia di dalamnya serta tingkat sosialnya. • Fungsi pada rumah tinggal di kampung Wana telah banyak berubah sesuai dengan kebutuhan manusianya. Sedangkan pada kampung Negeri Olok gading hanya beberapa saja yang berubah seperti; penambahan kamar tidur anak, namun bangunan rumah tinggalnya telah banyak yang tergusur oleh arus moderenisasi. • Pola perkampungan • Pola perkampungan vernakular Lampung menghadap jalan poros utama secara linier dan menyebar membentuk pola grid maupun cluster. • Pembagian zona peruntukan lahan terbagi tiga; zona depan perkebunan/ sumber air, zona tengah pemukiman, dan belakang Pemakaman.
  • 41. Saran Dalam rangka pelestarian arsitektur Lampung untuk mempertahankan idenitas/jati dirinya dan keberlanjutan budaya, fungsi, keragaman arsitektur vernakular pada kedua objek studi kasus dapat disarankan sebagai berikut : Pada perkampungan Wana, Melinting : • Harus dibuatkan fasilitas usaha seperti; pasar tradisional pada dusun satu dekat zona fasilitas publik, sehingga fungsi rumah tinggal pada bah lamban (kolong rumah) tidak lagi berfungsi sebagai tempat usaha. • Konservasi pada zona tadah air hujan seperti; pemulihan mata air dan fungsi tempat mandi/kuwayan serta pemugaran pemakaman yang tidak terawat pada saat ini. • Perawatan pada material bangunan rumah tinggal dikarenakan kondisi yang ada tidak pernah mengalami perawatan sehingga material yang ada rusak termakan usia.
  • 42. Pada perkampungan Negeri Olok Gading : • Bila ingin di pertahankan identitas arsitekturnya, harus diadakan rekonstruksi kembali pemukiman yang telah berganti dengan bangunan modern sesuai dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat dan lingkungannya pada saat ini dengan mereferensi dari karakter arsitektur vernakular yang ada. • Perawatan pada material bangunan rumah tinggal dikarenakan kondisi yang ada tidak pernah mengalami perawatan sehingga material yang ada rusak termakan usia.
  • 44.
  • 45. Studi Kasus Kampung Wana Kampung Negeri Olok Gading fasilitas public Fasilitas public Arah perkembangan arah perkembangan Terbagi tiga; zona kebun/lading,zona pemukiman, Terbagi tiga; zona sumber air,zona pemukiman dan zona rawa hujan dan pemakaman. pusat kegiatan, pemakaman. Pemukiman yang ada menghadap ke jalan poros Pemukiman yang ada menghadap ke jalan poros utama secara linier dan menyebar ke belakang utama secara linier dan berkembang ke belakang dengan membentuk pola grid. dengan membentuk pola cluster. Pada zona perkebunan sudah banyak dibangun Pada zona sumber air masih di fungsikan sebagai pemukiman karena adanya pendatang yang tinggal tempat mencuci dan mandi anak-anak, sedangkan di sana (penambahan jumlah penduduk). untuk konsumsi tidak lagi digunakan. Pada zona pemukiman dan pusat kegiatan Pada zona pemukiman Pekampungan kampung pemukiman yang ada sudah berkembang menjadi wana berkembang kearah barat mengikuti poros kampung kota. Pusat kegiatan berada di tengah jalan utama, sedangkan pada pemukiman awal/ pemukiman. dusun 1 sebagian di bangun fasilitas publik seperti; sekolahan, puskesmas, kantor camat dan polsek. Pada zona rawa hujan dan pemakaman fungsi yang Pada zona pemakaman fungsi yang ada masih di ada tidak lagi digunakan karena mata air tertutup, gunakan dan kondisi terawatt tetapi bentuk sedangkan pada pemakaman masi di fungsikan vernakularnya berubah karena telah dibikin gapura tetapi kondisi memperhatinkan (tidak terurus). dan pagar keliling dinding bata. Perkembangan pola perkampungan sudah sesuai Perkembangan pola perkampungan tidak sesuai memenuhi kebutuhan masyarkatnya ditandai fungsi dengan kebutuhan masyarakat sehingga yang ada pada bangunan rumah tidak berubah berpengaruh pada fungsi bangunan rumah. karena adanya pasar dan fasilitas publik lain Contoh; tidak ada fasilitas untuk kegiatan usaha, didekat area perkampungan. pasar/pusat berbelanja sehingga masyarakat di sana mengubah fungsi bah lamban menjadi tempat usaha.