SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KEBEBASAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT
Oleh:
Itsnaini Muslimati Alwi
(14)
RABU 3-4
Universitas Negeri Malang
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra Arab
Desember 2011
KEBEBASAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Pembahasan
Bab III
Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang
mana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
Secara umum, demokrasi memiliki syarat-syarat fundamental
agar pola yang dianutnya itu dapat disebut demokrasi. Ciri
tersebut antara lain: diakuinya hak-hak mengeluarkan
pendapat, hak berserikat, hak menetapkan bentuk dan corak
pemerintahan dalam pola keterbukaan serta diakuinya hak
dari yang lemah untuk memperoleh perlindungan dari negara
agar ia tetap dalam kedudukannya untuk dapat
menggunakan hak-hak tersebut.
Kemerdekaan berpendapat adalah esensi dari sebuah
demokrasi. Dengan adanya kemerdekaan dalam
berpendapat maka akan mendorong rakyat dalam suatu
negara untuk menghargai perbedaan pendapat.
Kemerdekaan berpendapat juga akan menciptakan
masyarakat yang demokratis. Budaya demokrasi akan
tumbuh bila suasana hati rakyat bebas mengemukakan
pendapatnya. Namun kebebasan tersebut haruslah sebuah
kebebasan yang bertanggung jawab. Dengan demikian,
kemerdekaan berpendapat merupakan hal yang penting
untuk dipahami apabila negara yang dibentuk bertumpu
pada kepentingan rakyat.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimanakah hakekat kebebasan mengemukakan pendapat?
 Bagaimana landasan konstitusi kebebasan mengemukakan
pendapat?
 Apa pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab?
 Bagaimana mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan
pendapat di muka umum?
1.3 Tujuan Pembahasan
 Untuk mengetahui hakekat kebebasan mengemukakan pendapat
 Untuk memahami landasan konstitusi kebebasan mengemukakan
pendapat.
 Untuk memahami pentingnya kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
 Untuk mengetahui aktualisasi kemerdekaan mengemukakan
pendapat di muka umum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Kebebasan Mengemukakan Pendapat
Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28E ayat 4 terdapat
hubungan yang sangat erat antara kebebasan mengemukakan pendapat
dengan hak asasi manusia. Hal ini dikarenakan kebebasan berpendapat
merupakan hak dan tanggung jawab bagi setiap warganegara untuk
menyatakan gagasan ide atau buah pikirannya dalam sebuah negara
demokrasi. Dan setiap orang yang menjadi warganegara berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 9 tahun 1998 tentang
kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum terdapat cara-cara
mengemukakan pendapat. Yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:
1. lisan, yaitu disampaikan dengan suara atau mimik seperti pidato, dialog,
diskusi, atau wawancara.
2. Tulisan, contohnya gambar, poster, spanduk, saran, artikel, surat, dan
sejenisnya di media cetak.
3. Cara lain, contohnya film, demonstrasi (unjuk rasa), mogok makan.
2.2 Landasan Konstitusi Kebebasan Mengemukakan Pendapat
Dalam kehidupan berbangsa, konstitusi merupakan pilihan
terbaik dalam memberi ikatan ideologis antara yang berkuasa
dengan yang dikuasai (rakyat). Konstitusi hadir sebagai “kata
kunci” kehidupan masyarakat modern. Sebagai bagian yang
terpenting dalam kehidupan bernegara, konstitusi sekaligus
mencerminkan hubungan yang signifikan antara pemerintah dan
rakyat.
Kemerdekaan berpendapat adalah esensi dari sebuah
demokrasi. Dalam konteks ini, maka untuk menjamin bekerjanya
sistem demokrasi dalam sebuah negara hukum, kemerdekaan
kerekspresi khususnya kemerdekaan berpendapat dalam Hukum
Internasional dijamin dan diatur dalam Pasal 19 baik itu dalam
Deklarasi Universal HAM dan juga Kovenan Internasional Hak
Sipil dan Politik.
2.3 Pentingnya Kemerdekaan Mengemukakan
Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab
Dalam Undang-undang No.9 Tahun 1998 Pasal 1 tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum,
pengertian di muka umum adalah di hadapan orang banyak
atau orang lain, termasuk tempat yang dapat didatangi dan/
atau dilihat setiap orang. Bentuk penyampaian pendapat di
muka umum dapat dilaksanakan dengan unjuk rasa atau
demonstrasi, pawai, rapat umum, atau mimbar bebas.
Warga negara yang menyampaikan pendapatnya di muka
umum berhak untuk mengeluarkan pikiran secara bebas dan
memperoleh perlindungan hukum (Pasal 5 UU No. 9 Tahun
1998). Dengan demikian, orang bebas mengeluarkan pendapat
tetapi juga perlu pengaturan dalam mengeluarkan pendapat
tersebut agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan
antar anggota masyarakat.
Pembatasan kemerdekaan mengemukakan
pendapat secara bebas dan bertanggung jawab tertulis
dalam Pasal 6 UU No. 9 Tahun 1998 tentang batasan
mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggungjawab, yaitu:
a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;
b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum;
c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban
umum; dan
e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
2.4 Mengaktualisasikan Kebebasan
Mengemukakan Pendapat di Muka Umum
Mengemukakan pendapat di muka umum yang
merupakan hak bagi setiap warga negara dapat dilakukan
melalui berbagai saluran. Pada prinsipnya saluran itu
dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran tradisional dan
saluran moderen. Saluran tradisional adalah saluran yang
sejak dahulu sudah merupakan sarana komunikasi antar
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Sedangkan saluran atau sarana komunikasi moderen
adalah saluran komunikasi yang menggunakan media
dengan teknologi moderen. Saluran komunikasi moderen
ini dapat dilakukan antar pribadi, tetapi dapat juga
dilakukan secara bersama (menjangkau banyak orang).
Penggunaan saluran komunikasi merupakan
salah satu perwujudan pelaksanaan hak asasi
manusia. Hal itu sesuai dengan apa yang
dinyatakan dalam Pasal 28E (3) UUD 1945,
bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat”. Dalam ketentuan tersebut berarti
setiap orang memiliki hak kebebasan
mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sejalan
dengan jaminan setiap orang untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi (Pasal 28F UUD
1945).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hakekat kebebasan mengeluarkan pendapat adalah hak
atau kebebasan warganegara dalam mengeluarkan atau
menyampaikan buah gagasan atau fikiran yang dimilikinya
sebagai warganegara yang demokrasi.
2. Landasan konstitusi kebebasan mengemukakan pendapat
adalah UUD 1945 yang termuat dalam:
a. Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
b. Pasal 28E Ayat (3): “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
3. Pentingnya mengemukakan pendapat secara bebas dan
bertanggungjawab adalah agar tidak menimbulkan konflik yang
berkepanjangan antar anggota masyarakat. Apabila warga
negara berpendapat secara bebas tanpa ada pertanggung
jawaban, maka hal ini akan menimbulkan hal-hal yang bersifat
negatif dalam masyarakat. Oleh karena itu, kemerdekaan
mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung
jawab merupakan hak dan sekaligus juga kewajiban setiap
warga negara di Indonesia.
4. Mengaktualisasikan kebebasan mengemukakan pendapat di
muka umum dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu cara
tradisional dan cara moderen. Cara tradisional adalah cara
yang sejak dahulu sudah merupakan sarana komunikasi antar
manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Sedangkan
cara atau sarana komunikasi moderen adalah cara komunikasi
yang menggunakan media dengan peralatan atau teknologi
moderen
3.2 Saran
o Warga negara:
Negara sudah menjamin tentang adanya kebebasan
dalam berpendapat, sehingga rakyat Indonesia bisa
mengeluarkan gagasan ide atau buah pikirannya dengan
bebas. Walaupun sudah ada jaminan untuk bebas
mengeluarkan pendapat, tetapi warga negara juga harus
menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku, sehinga
keamanan dan ketertiban umum masih tetap terjaga.
o Aparatur pemerintah:
Selain warga negara, pemerintah juga mempunyai
kewajiban guna mendukung pelaksanaan kemerdekaan
berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab.
Hendaknya aparatur pemerintah memberikan perlindungan
terhadap warga negara sesuai peraturan yang telah
ditetapkan.
KEMERDEKAAN PENDAPAT

More Related Content

What's hot

PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptMuhamad Yogi
 
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptx
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptxPPKN Kelas 7 BAB 3.pptx
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptxSarnidasari
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...Abdiera
 
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahan
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahanRpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahan
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahanmubarok wahyudi
 
Modul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongModul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongsman 2 mataram
 
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptxKelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptxEmailRidwanSyarif
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasila
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasilaHak asasi manusia dalam prespektif pancasila
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasilayantowiyulyanto
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesiarezekysholikhah
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaratomy setya
 

What's hot (20)

Makalah konsep dasar paud 1
Makalah konsep dasar paud 1Makalah konsep dasar paud 1
Makalah konsep dasar paud 1
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
 
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptx
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptxPPKN Kelas 7 BAB 3.pptx
PPKN Kelas 7 BAB 3.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 8 Fase D Bab 5 Jati Diri Bangsa Dan Bud...
 
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahan
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahanRpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahan
Rpp k13 pkn smp ; perumusan & pengesahan
 
Modul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongModul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royong
 
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptxKelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
 
PKN BAB II Kelas XI
PKN BAB II  Kelas XIPKN BAB II  Kelas XI
PKN BAB II Kelas XI
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasila
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasilaHak asasi manusia dalam prespektif pancasila
Hak asasi manusia dalam prespektif pancasila
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
Pp kn kelas 8 bab 3 upload
Pp kn kelas 8 bab 3   uploadPp kn kelas 8 bab 3   upload
Pp kn kelas 8 bab 3 upload
 
Integrasi nasional
Integrasi nasionalIntegrasi nasional
Integrasi nasional
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negaraProses perumusan pancasila sebagai dasar negara
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 
Lks
LksLks
Lks
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 

Viewers also liked

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Kemerdekaan Mengemukakan PendapatKemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapatdwinandatsania
 
Pkn tentang Ham
Pkn tentang HamPkn tentang Ham
Pkn tentang HamFikram_72
 
Bentuk bentuk mengemukakan pendapat
Bentuk bentuk mengemukakan pendapatBentuk bentuk mengemukakan pendapat
Bentuk bentuk mengemukakan pendapatsitizaharajamil
 
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIPengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIAndhika Pratama
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RISomcivics
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Vivi Silvia
 
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab v
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab vRPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab v
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab vKaYo Ko
 
Materi PKn kelas VII semester I
Materi PKn kelas VII semester IMateri PKn kelas VII semester I
Materi PKn kelas VII semester Idedyluqmanulhakim
 
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi Diri
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi DiriPKN kelas 9 BAB IV Prestasi Diri
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi DiriFahmi Ismail
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Yunita Dwi Jayanti
 

Viewers also liked (18)

Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Kemerdekaan Mengemukakan PendapatKemerdekaan Mengemukakan Pendapat
Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat
 
Pkn 7 smp
Pkn 7 smpPkn 7 smp
Pkn 7 smp
 
Pkn tentang Ham
Pkn tentang HamPkn tentang Ham
Pkn tentang Ham
 
Hak asasi manusia pkn kls vii
Hak asasi manusia pkn kls viiHak asasi manusia pkn kls vii
Hak asasi manusia pkn kls vii
 
Bentuk bentuk mengemukakan pendapat
Bentuk bentuk mengemukakan pendapatBentuk bentuk mengemukakan pendapat
Bentuk bentuk mengemukakan pendapat
 
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VIIPengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
Pengembangan materi pembelajaran PPKn kelas VII
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PKn Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Putri jevon tesa ppkn..
Putri jevon tesa ppkn..Putri jevon tesa ppkn..
Putri jevon tesa ppkn..
 
NILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASINILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASI
 
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
 
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab v
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab vRPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab v
RPP PKN Kelas VII Kurikulum 2013 Bab v
 
Materi PKn kelas VII semester I
Materi PKn kelas VII semester IMateri PKn kelas VII semester I
Materi PKn kelas VII semester I
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Materi PKn Kelas VII
Materi PKn Kelas VIIMateri PKn Kelas VII
Materi PKn Kelas VII
 
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi Diri
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi DiriPKN kelas 9 BAB IV Prestasi Diri
PKN kelas 9 BAB IV Prestasi Diri
 
Presentasi pkn HAM
Presentasi pkn HAMPresentasi pkn HAM
Presentasi pkn HAM
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)
 

Similar to KEMERDEKAAN PENDAPAT

GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAgarrytokai
 
riyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptxriyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptxAhlunNaza4
 
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptPPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptRommy Patra
 
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptPPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptNurulyDybala1
 
Budaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSBudaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSTifanny Ellies
 
Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi) Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi) Rietz Wiguna
 
Hakikat budaya demokrasi
Hakikat budaya demokrasiHakikat budaya demokrasi
Hakikat budaya demokrasiMuhammad Ridwan
 
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Elna Mayang kasumah
 
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Elna Mayang kasumah
 
Tugas makalah (budaya demokrasi) harits
Tugas makalah (budaya demokrasi) haritsTugas makalah (budaya demokrasi) harits
Tugas makalah (budaya demokrasi) haritsRietz Wiguna
 
Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)Rietz Wiguna
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...VJ Asenk
 
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xisistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xiAuliaFarisHumam
 

Similar to KEMERDEKAAN PENDAPAT (20)

GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
riyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptxriyandita pagestuti.pptx
riyandita pagestuti.pptx
 
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptPPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
 
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.pptPPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
PPT_Kewarganegaraan_Hak_Kebebasan_Berpendapat_SK-2.ppt
 
Budaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPSBudaya Demokrasi - XI IPS
Budaya Demokrasi - XI IPS
 
Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi) Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
Kwn bab 4
Kwn bab 4Kwn bab 4
Kwn bab 4
 
Hukum Ditaati Orang
Hukum Ditaati OrangHukum Ditaati Orang
Hukum Ditaati Orang
 
Hakikat budaya demokrasi
Hakikat budaya demokrasiHakikat budaya demokrasi
Hakikat budaya demokrasi
 
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
 
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
Menelusuri Dinamika Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan B...
 
Makalah Demokrasi
Makalah DemokrasiMakalah Demokrasi
Makalah Demokrasi
 
Tugas makalah (budaya demokrasi) harits
Tugas makalah (budaya demokrasi) haritsTugas makalah (budaya demokrasi) harits
Tugas makalah (budaya demokrasi) harits
 
Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)Tugas makalah (budaya demokrasi)
Tugas makalah (budaya demokrasi)
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 
Pers & Konflik
Pers & Konflik Pers & Konflik
Pers & Konflik
 
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xisistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
sistem dan dinamika demokrasi pancasila kelas xi
 

KEMERDEKAAN PENDAPAT

  • 1. KEBEBASAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT Oleh: Itsnaini Muslimati Alwi (14) RABU 3-4 Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Jurusan Sastra Arab Desember 2011
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang mana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945). Secara umum, demokrasi memiliki syarat-syarat fundamental agar pola yang dianutnya itu dapat disebut demokrasi. Ciri tersebut antara lain: diakuinya hak-hak mengeluarkan pendapat, hak berserikat, hak menetapkan bentuk dan corak pemerintahan dalam pola keterbukaan serta diakuinya hak dari yang lemah untuk memperoleh perlindungan dari negara agar ia tetap dalam kedudukannya untuk dapat menggunakan hak-hak tersebut.
  • 4. Kemerdekaan berpendapat adalah esensi dari sebuah demokrasi. Dengan adanya kemerdekaan dalam berpendapat maka akan mendorong rakyat dalam suatu negara untuk menghargai perbedaan pendapat. Kemerdekaan berpendapat juga akan menciptakan masyarakat yang demokratis. Budaya demokrasi akan tumbuh bila suasana hati rakyat bebas mengemukakan pendapatnya. Namun kebebasan tersebut haruslah sebuah kebebasan yang bertanggung jawab. Dengan demikian, kemerdekaan berpendapat merupakan hal yang penting untuk dipahami apabila negara yang dibentuk bertumpu pada kepentingan rakyat.
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah  Bagaimanakah hakekat kebebasan mengemukakan pendapat?  Bagaimana landasan konstitusi kebebasan mengemukakan pendapat?  Apa pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab?  Bagaimana mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum? 1.3 Tujuan Pembahasan  Untuk mengetahui hakekat kebebasan mengemukakan pendapat  Untuk memahami landasan konstitusi kebebasan mengemukakan pendapat.  Untuk memahami pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab.  Untuk mengetahui aktualisasi kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakekat Kebebasan Mengemukakan Pendapat Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28E ayat 4 terdapat hubungan yang sangat erat antara kebebasan mengemukakan pendapat dengan hak asasi manusia. Hal ini dikarenakan kebebasan berpendapat merupakan hak dan tanggung jawab bagi setiap warganegara untuk menyatakan gagasan ide atau buah pikirannya dalam sebuah negara demokrasi. Dan setiap orang yang menjadi warganegara berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum terdapat cara-cara mengemukakan pendapat. Yaitu dengan cara-cara sebagai berikut: 1. lisan, yaitu disampaikan dengan suara atau mimik seperti pidato, dialog, diskusi, atau wawancara. 2. Tulisan, contohnya gambar, poster, spanduk, saran, artikel, surat, dan sejenisnya di media cetak. 3. Cara lain, contohnya film, demonstrasi (unjuk rasa), mogok makan.
  • 7. 2.2 Landasan Konstitusi Kebebasan Mengemukakan Pendapat Dalam kehidupan berbangsa, konstitusi merupakan pilihan terbaik dalam memberi ikatan ideologis antara yang berkuasa dengan yang dikuasai (rakyat). Konstitusi hadir sebagai “kata kunci” kehidupan masyarakat modern. Sebagai bagian yang terpenting dalam kehidupan bernegara, konstitusi sekaligus mencerminkan hubungan yang signifikan antara pemerintah dan rakyat. Kemerdekaan berpendapat adalah esensi dari sebuah demokrasi. Dalam konteks ini, maka untuk menjamin bekerjanya sistem demokrasi dalam sebuah negara hukum, kemerdekaan kerekspresi khususnya kemerdekaan berpendapat dalam Hukum Internasional dijamin dan diatur dalam Pasal 19 baik itu dalam Deklarasi Universal HAM dan juga Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik.
  • 8. 2.3 Pentingnya Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab Dalam Undang-undang No.9 Tahun 1998 Pasal 1 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, pengertian di muka umum adalah di hadapan orang banyak atau orang lain, termasuk tempat yang dapat didatangi dan/ atau dilihat setiap orang. Bentuk penyampaian pendapat di muka umum dapat dilaksanakan dengan unjuk rasa atau demonstrasi, pawai, rapat umum, atau mimbar bebas. Warga negara yang menyampaikan pendapatnya di muka umum berhak untuk mengeluarkan pikiran secara bebas dan memperoleh perlindungan hukum (Pasal 5 UU No. 9 Tahun 1998). Dengan demikian, orang bebas mengeluarkan pendapat tetapi juga perlu pengaturan dalam mengeluarkan pendapat tersebut agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan antar anggota masyarakat.
  • 9. Pembatasan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab tertulis dalam Pasal 6 UU No. 9 Tahun 1998 tentang batasan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab, yaitu: a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain; b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum; c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku; d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum; dan e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • 10. 2.4 Mengaktualisasikan Kebebasan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum Mengemukakan pendapat di muka umum yang merupakan hak bagi setiap warga negara dapat dilakukan melalui berbagai saluran. Pada prinsipnya saluran itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran tradisional dan saluran moderen. Saluran tradisional adalah saluran yang sejak dahulu sudah merupakan sarana komunikasi antar manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Sedangkan saluran atau sarana komunikasi moderen adalah saluran komunikasi yang menggunakan media dengan teknologi moderen. Saluran komunikasi moderen ini dapat dilakukan antar pribadi, tetapi dapat juga dilakukan secara bersama (menjangkau banyak orang).
  • 11. Penggunaan saluran komunikasi merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan hak asasi manusia. Hal itu sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Pasal 28E (3) UUD 1945, bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Dalam ketentuan tersebut berarti setiap orang memiliki hak kebebasan mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sejalan dengan jaminan setiap orang untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi (Pasal 28F UUD 1945).
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Hakekat kebebasan mengeluarkan pendapat adalah hak atau kebebasan warganegara dalam mengeluarkan atau menyampaikan buah gagasan atau fikiran yang dimilikinya sebagai warganegara yang demokrasi. 2. Landasan konstitusi kebebasan mengemukakan pendapat adalah UUD 1945 yang termuat dalam: a. Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.” b. Pasal 28E Ayat (3): “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
  • 13. 3. Pentingnya mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggungjawab adalah agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan antar anggota masyarakat. Apabila warga negara berpendapat secara bebas tanpa ada pertanggung jawaban, maka hal ini akan menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif dalam masyarakat. Oleh karena itu, kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab merupakan hak dan sekaligus juga kewajiban setiap warga negara di Indonesia. 4. Mengaktualisasikan kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu cara tradisional dan cara moderen. Cara tradisional adalah cara yang sejak dahulu sudah merupakan sarana komunikasi antar manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Sedangkan cara atau sarana komunikasi moderen adalah cara komunikasi yang menggunakan media dengan peralatan atau teknologi moderen
  • 14. 3.2 Saran o Warga negara: Negara sudah menjamin tentang adanya kebebasan dalam berpendapat, sehingga rakyat Indonesia bisa mengeluarkan gagasan ide atau buah pikirannya dengan bebas. Walaupun sudah ada jaminan untuk bebas mengeluarkan pendapat, tetapi warga negara juga harus menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku, sehinga keamanan dan ketertiban umum masih tetap terjaga. o Aparatur pemerintah: Selain warga negara, pemerintah juga mempunyai kewajiban guna mendukung pelaksanaan kemerdekaan berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Hendaknya aparatur pemerintah memberikan perlindungan terhadap warga negara sesuai peraturan yang telah ditetapkan.