SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERKAWINAN
ALIKA MUTIARA MOY
NADIA CAHYA
SYFANI RIZQY
XII IPA 3
NIKAH
Munakahat merupakan bagian dari hukum islam yang
mengatur pernikahan, menetapkan syarat-syarat dan
rukun nikah dan menyebutkan kewajiban yang perlu
ditaati suami/istri untuk membentuk keluarga
Secara etimologi berarti berkumpul, bergaul, bercampur
menjadi satu yang biasa disebut kawin.
Secara terminologi berarti suatu akad (ikatan perjanjian)
yang disertai dengan ijab qabul dan menyebabkan
halalnya pergaulan seorang laki-laki dan seorang
perempuan sebagai suami istri serta timbulnya hak dan
kewajiban bagi keduanya.
TUJUAN NIKAH
Tujuan nikah yang sejati dalam Islam dengan singkat adalah
menuju kemaslahatan dalam rumah tangga,keturunan, dan
kemaslahatan masyarakat.
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َر‬‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬
Artinya: Dan segala sesuatu itu Kami (Allah) jadikan berpasang-
pasangan, agar kamu semua mau berpikir (QS.Adz-Dzariyat:
49)
َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬
ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫د‬َ‫و‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬
ِ‫ل‬‫ذ‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ِ‫إ‬
ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬ َ‫ك‬
َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َر‬‫ك‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang, Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir. (QS.Ar-Rum:21)
 Untuk menyalurkan dan memperoleh kasih sayang dari orang lain
 Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, kata sakinah berarti
diam atau tenang
 Mengikuti dan melaksanakan sunah rasul, merupakan tradisi
kemanusiaan yang diwarisi oleh para Rasul kepada generasi dan para
pengikutnya
 Mendapatkan keturunan yang sah dan baik-baik, disebut keturunan itu
sah apabila lahir dari suami istri yang menikah menurut syariat agama
 Menghindarkan diri dari perbuatan zina, dengan pernikahan dorongan
birahi dapat tersalurkan secara sehat dan halal.
ْ‫ت‬َ‫ق‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ۚ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ُ‫ز‬ْ‫ر‬َ‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ۖ ٍ‫ق‬ َ
‫َل‬ْ‫م‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ش‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬ َ
‫َل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫و‬
‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ًا‬‫ئ‬ْ‫ط‬ ِ‫خ‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S al-Isra : 32)
َ‫ل‬ ‫َى‬‫ك‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ج‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫َح‬‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ
‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُّ‫ض‬ُ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ل‬ُ‫ق‬
ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ٌ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ن‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)
 Mempererat hubungan famili, dengan pernikahan diharapkan
persaudaraan antara 2 keluarga menjadi erat silaturahim menjadi luas.
Hukum Nikah
 Jaiz
Hukum dasar yang artinya boleh, maksudnya boleh menikah atau
boleh tidak menikah
 Wajib
Bagi orang yang sudah mampu melaksanakan pernikahan dan
menafkahi pasangannya dan merasa takut terjerumus dalam
perbuatan zina karena hawa nafsunya
 Sunah
Bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan
menafkahi pasangannya serta dapat menjaga diri walaupun tidak
segera menikah.
 Makruh
Apanila orang berkeinginan menikah namun belum dapat
memenuhi nafkah baik lahir maupun batin
 Haram
Apabila ada niat menyakiti wanita yang akan dinikahi dan balas
dendam kepada keluarga wanita
Wanita yang Haram Dinikahi
Dalam Islam tidak semua wanita dapat dinikahi, karena :
Mahram Nasab : karena adanya hubungan keturunan
 Ibu kandung dan seterusnya ke atas
 Anak, cucu dan seterusnya ke bawah
 Saudara perempuan
 Bibi dari pihak ayah
 Bibi dari pihak ibu
 Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan)
 Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan)
 َ‫خ‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِ
‫ر‬ُ‫ح‬
ِ‫ت‬ْ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫اَل‬
ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬
‫ي‬
ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ُ‫َات‬‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬
ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ِ
‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬
ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬
َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬
ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َل‬َ‫ح‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫َل‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫َْل‬‫ص‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬
ْ‫األخ‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬
‫ا‬َ‫م‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫َان‬‫ك‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫د‬َ‫ق‬
(
-
 Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-
saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu
yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu
(mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari
istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya, (dan diharamkan bagimu)
istri-istri anak kandungmu (menantu), dan diharamkan mengumpulkan (dalam
pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau[18]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S an-Nisa : 23)
Mahram Radha’ah : karena adanya hubungan sesusuan
 Ibu yang menyusui
 Saudara perempuan tunggal susuan
Mahram Mushaharah : karena adanya hubungan perkawinan
 Ibu dari istri (mertua)
 Ibu tiri
 Anak tiri
 Istri anak (menantu)
 Saudara perempuan istri atau ipar
ُ‫ل‬ ِ‫ت‬‫نا‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬‫َل‬ِ‫ف‬‫غا‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬‫نا‬َ‫ص‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫ذين‬َّ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ
‫اَل‬ َ‫و‬ ‫يا‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫ع‬
ٌ‫م‬‫َظي‬‫ع‬ ٌ‫َذاب‬‫ع‬
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh-nuduh perempuan
yang terbenteng budinya dan jujur hatinya tagi beriman, dikutuk
Tuhan mereka di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka adalah
azab yang besar. (Q.S. an-Nur ayat 23)
Sementara
 Mengawini dua orang wanita bersaudara sekaligus
 Mengawini wanita sekaligus dengan bibinya
 Mengawini wanita bersama anak perempuan dari saudara laki-
laki atau perempuan sekaligus
Khitbah
Menyatakan permintaan untuk menikah dari
seorang laki-laki terhadap seorang perempuan
atau sebaliknya dengan perantara orang yang
dipercayai.
 Tidak boleh mahramnya
 Tidak boleh sudah dipinang oleh orang lain
terlebih dahulu
 Tidak boleh yang masih dalam masa iddah
Kufu’
Bahasa: sama, sederajat, sepadan, sebanding
Istilah: Laki-laki sebanding dengan calon istrinya,
sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat
sosial dan sederajat dalam akhlak dan tingkat
kekayaan.
 Agama
 Merdeka atau hamba sahaya
 Perusahaan
 Kekayaan
 Kesejahteraan
 Akhlak
Mahar
Wajib diberikan oleh suami kepada istri baik
berupa uang, barang, dll ketika hendak
melangsungkan pernikahan. Bersifat wajib bagi
laki-laki namun tidak termasuk rukun nikah jadi
jika tidak tersebut dalam akad masih bisa
dianggap sah.
Jumlah mahar tidak di tetapkan. Hanya
harus disepakati oleh pihak perempuan dan
mempelai laki-laki sanggup membayarnya
karena akan dapat menjadi hutang.
Syarat Sah Nikah
 Beragama islam
َ‫و‬ ۚ َّ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٰ
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ ِ
‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫و‬
ْ‫ش‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫م‬َ َ
‫أل‬
ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫ك‬ ِ
‫ر‬
َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ين‬ِ‫ك‬ ِ
‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫و‬ ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬
ٌ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ٌ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫و‬ ۚ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٰ
‫ى‬
ٍ‫ك‬ ِ
‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬
َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ُون‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬َٰ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬
ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ُو‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ ُ َّ
‫اَّلل‬َ‫و‬ ۖ ِ
‫ار‬
ۖ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬
َّ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ ُ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬
َ‫ون‬ُ‫ر‬
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin
lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran. (Q.S. al-Baqarah ayat 221)
 Bukan Mahramnya
َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِ
‫ر‬ُ‫ح‬
َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫اَل‬َ‫خ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬
ِ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬ْ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬
ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬
ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ُ‫ات‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬
َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ِ
‫ور‬ُ‫ج‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬
ُ‫ج‬ ‫َل‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬
ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َل‬َ‫ح‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬
َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬
ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ْ‫األخ‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫َْل‬‫ص‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
َ‫ان‬َ‫ك‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َل‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬
(
-
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu[7], anak-anakmu
yang perempuan[8], saudara-saudaramu yang perempuan[9],
saudara-saudara ayahmu yang perempuan[10], saudara-saudara
ibumu yang perempuan[11], anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang perempuan[12], ibu-ibumu yang menyusui
kamu[13], saudara-saudara perempuanmu sesusuan[14], ibu-ibu
istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri)
yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu
campuri[15], tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu
(dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
menikahinya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu)[16], dan diharamkan mengumpulkan
(dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara[17], kecuali
yang telah terjadi pada masa lampau[18]. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
 Saling mengenal dan suka sama suka
ِ‫ك‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ٰ
‫ى‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ط‬ِ‫س‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ َّ
‫َل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ ِ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬
ٰ
‫ى‬َ‫ن‬ْ‫ث‬َ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫الن‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫اب‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ح‬
َ‫ث‬ َ
‫َل‬ُ‫ث‬َ‫و‬
َ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫د‬ ِ‫اح‬َ‫و‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َّ
‫َل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ ِ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۖ َ‫ع‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ر‬َ‫و‬
ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬ ۚ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ْ‫َت‬‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫و‬
‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ت‬ َّ
‫َل‬َ‫أ‬ ٰ
‫ى‬َ‫ن‬
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. an-Nisa ayat 3)
 Ada mahar yang dikeluarkan oleh calon suami

ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ِ‫ط‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ً‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ح‬ِ‫ن‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫و‬
َ‫ه‬ ُُ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ْ‫م‬
‫ًا‬‫ئ‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫م‬ ‫ًا‬‫ئ‬‫ي‬ِ‫ن‬
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu
sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka
makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan)
yang sedap lagi baik akibatnya.
 Tidak dalam ihram
 Tidak bersuami dan tidak dalam iddah bagi calon istri
 Suami tidak memiliki empat orang istri
Syarat Dua Wali
•Beragama islam
•Baligh
•Berakal
•Merdeka
•Laki-laki
•Adil
Rukun Nikah
 2 Orang mempelai
 Wali mempelai wanita
Hadits Rasulullah:
“Barang siapa di antara perempuan yang menikah tidak
dengan izin walinya, maka pernikahannya batal.”
(Riwayat 4 ahli hadits kecuali nasa’i)
Susunan wali:
 Bapaknya
 Kakeknya
 Saudara laki-laki yang seibu sebapak
 Saudaralaki-laki sebapak
 Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak
 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
 Saudara bapak yang laki-laki
 Anak laki-laki paman dari bapak
 Hakim
 2 Orang saksi
 Sighat (akad)
Yaitu perkataan dari wali perempuan (Ijab) seperti :
“Saya nikahkan engkau dengan .....binti..... Dengan
maskawin ...... Dibayar tunai”
Dan dijawab dengan perkataan mempelai laki-laki
(qabul) seperti:
“Saya terima nikahnya ..... Binti..... Dengan
maskawin..... Dibayar tunai”
Tidak sah akad nikah kecuali dengan lafaz nikah,
tajwij atau terjemahan dari keduanya. Sabda
Rasulullah SAW.:
“Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan.
Sesungguhnya kamu ambil mereka dengan
kepercayaan Allah, dan kamu halalkan kehormatan
mereka dengan kalimat Allah.” (HR: Muslim)
Perayaan
Setelah menikah mempelai sebaiknya
melaksanakan perayaan. Sebagian ulama
berpendapat bahwa perayaan itu wajib namun
adapula yang berpendapat kalau itu sunah.
Sabda Rasulullah. SAW:
“Adakanlah perayaan meskipun hanya
memotong seekor kambing” (HR. Bukhari
Muslim)
Menghadiri undangan perayaan pernikahan
wajib bila diundang dan tidak berhalangan.
Kewajiban Suami
 Memberi Nafkah
Nafkah: semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut
keadaan dan tempat.
َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫م‬‫ا‬َّ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ
‫الر‬
َ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬َ‫و‬ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ٰ
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ‫ف‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬
ُ‫َات‬‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬
َ‫ت‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ َّ
‫الَل‬َ‫و‬ ۚ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ات‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ ٌ‫ات‬َ‫ت‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬
ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ُوز‬‫ش‬ُ‫ن‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫ا‬َ‫خ‬
ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬
ِ‫ع‬ ِ‫اج‬َ‫ض‬َ‫م‬
َ‫س‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۖ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ِ
‫ر‬ْ‫ض‬‫ا‬َ‫و‬
‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ً
‫يَل‬ِ‫ب‬
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-
cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar. (Q.S. an-Nisa ayat 34)
 Memelihara mendidik dan memimpin istri dan
anak-anaknya serta bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesejahteraan keluarga
ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫د‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ن‬
ٌ‫َة‬‫ك‬ِ‫ئ‬ َ
‫َل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬
َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ون‬ُ‫ص‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ
‫َل‬ ٌ‫د‬‫َا‬‫د‬ِ‫ش‬ ٌ‫ظ‬ َ
‫َل‬ِ‫غ‬
َ‫ون‬ُ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. at-
Tahrim ayat 6)
 Berlaku sopan
Kewajiban Istri
 Mentatati perintah suami
 Diam ketika suaminya berbicara
 Berdiri ketika suaminya datang dan keluar rumah
 Memakai wangi-wangian
 Memelihara mulutnya
 Berhias dihadapan suaminya
 Tidak berhias ketika suaminya tidak dirumah
 Tidak berkhianat kepada suaminya
 Menghormati keluarga suaminya dan kerabatnya
 Merasa puas jika diberi sedikit oleh suaminya
 Tidak menjalankan puasa sunah tanpa izin suaminya
 Tidak keluar rumah tanpa izin suaminya
 Memelihara dan mendidik anak-anak suaminya
 Mengatur dan menjaga rumah tangganya
 Memelihara dan menjaga rahasia rumah tangganya
 Menjaga kehormatan diri dan keluarganya
 Dari Kitab Uqudul Lujain
To Be Continued........
PERKAWINAN
ALIKA MUTIARA MOY
NADIA CAHYA
SYFANI RIZQY
XII IPA 3
Nusyuz
Adalah durhaka atau meninggalkan kewajiban –
kewajiban dalam pernikahan dengan tidak ada alasan
yang dapat diterima menurut hukum syara’.
Dapat diperingatkan seperti dalam QS. An-Nisa ayat
34 dengan:
1. Memberi nasihat dan peringatan pada istri yang
nusyuz. Dan bersamanya maka hilanglah haknya
untuk diberi nafkah.
2. Pisah ranjang
3. Dipukul dengan syarat: Tidak di wajah, Tidak
ditempat yang akan terlihat, dan tidak untuk tujuan
menykiti dan menimbulkan bekas.
Talaq
Bahasa: Menceraikan atau melepaskan
Istilah : Memutuskan tali perkawinan yang sah, Baik
seketika atau dimasa mendatang oleh pihak suami
dengan mengucapkan kata-kata tertentu atau cara lain
yang menggantikan kedudukan kata-kata tersebut.
Rasulullah.SAW bersabda:
“Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah. SAW bersabda,
perbuatan halal yang amat dibenci Allah adalah talaq.”
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Syarat Talaq
 Harus dijatuhkan oleh suami
 Tidak ada jalan lain untuk rukun atau damai
 Suami harus berakal, baligh, dan tidak dipaksa
 Tidak dalam keadaan marah
 Tidak dalam keadaan tidak sadar
Wanita yang Dapat Ditalaq
 Yang masih dalam hubungan suami istri yang sah
 Masih berada dalam iddah talaq raj’i atau iddah talaq
ba’in sugro
 Jika istri dalam keadaan berpisah
Wanita yang Tidak Dapat Ditalaq
 Istri sedang haid
 Istri ssedang masa iddah karena fasakh
 Ada syarat pernikahan tidak terpenuhi
Hukum talaq
 Makruh
Hukum asli talaq
 Wajib
Apabila terjadi perseliosihan antara suami dan istri dan dua hakim yang
membantu menyelesaikan permasalahan memandang tidak ada jalan lain yang
dapat ditempuh selain perceraian
 Sunnah
Apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajiban (nafkahnya) dan
apabila istri sudah tidak dapat menjaga kehormatannya
Seorang laki-laki telah datang pada Rasulullah SAW. Dia berkata, “ Istriku tidak
menolak tangan orang yang menyentuhnya.” Jawab Rasulullah SAW, “
Hendaklah engkau ceraikan saja perempuan itu.” (Muhazzab Juz II, Hlm. 78)
 Haram
Apabila mentalaq istri ketika istri sedang dalam masa haid. Dan menjatuhkan
talaq ketika dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri.
Sabda Rasulullah, SAW:
“Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada istrinya itu,
kemudian hendaklah ia teruskan pernikahan itu sehingga ia suci dari haid,
kemudian ia haid kembali, kemudian suci pula dari haid yang kedua itu.
Kemudian jika ia menghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah
yang dipeerintahkan Allah supaya perempuan ditalak ketika itu.” (HR.
Mutafaqun Alaihi)
Lafaz Talaq
 Sarih (terang)
Yaitu kalimat perceraian yang diucapkan tanpa diragukan
lagi maknanya adalah memutuskan ikatan perkawinan,
seperti kata-kata “Engkau tertalak.” atau “Saya ceraikan
engkau.” Kalimat ini tidak perlu diucapkan dengan niat.
Artinya apabila terucap sengaja atau tidak sengaja
keduanya harus bercerai.
 Kinayah (sindiran)
Adalah kalimat talaq yang masih ragu-ragu. Bisa berarti
perceraian pernikahan bisa berarti yang lain bergantung
pada niat pengucapan awalnya seperti “pulanglah engkau
ke rumah keluargamu” “pergi dari sini”
Macam-macam talaq
 Talaq Munjaz
artinya perceraian kontan (sekaligus) ialah talaq yang
diucapkan tanpa syarat atau penangguhan waktu. Seperti
kata-kata “saya ceraikan kamu” atau “kamu lepas”.
 Talaq Mudhof
artinya perceraian bertangguh ialah talaq yang dikaitkan
dengan waktu dan apabila waktunya tiba maka talaq jatuh
seperti “kamu lepas besok” “kamu tertalak minggu depan”
 Talaq Mu’allaq
artinya talaq bersyarat ialah talaq yang belum jatuh ketika
talaq diucapkan namun akan jatuh apabila suatu syarat
tertentu dilakukan seperti “jika kamu pergi ke ..... Maka
kamu saya ceraikan”
Bilangan talaq
 Talaq raj’i
talaq ini tergolong talaq yang masih boleh dirujuk kembali
selama masih dalam masa iddahnya. Di dalamnya tercakup
talaq 1 dan talaq 2
 Talaq Ba’in sughro
adalah talaq 1 atau 2 namun dilakukan dengan khulu’ atau
dengan inisiatif istri dimana istri membayar kembali
mahar yang pernah diberikan oleh sang suami. Disini
suami tidak dapat rujuk kembali kecuali dengan
mengulang akad nikah
 Talaq Ba’in kubro
talaq ini bisa disebut juga talaq 3 dimana suami yang
menceraikan tidak dapat rujuk kembali kecuali sang istri
telah menikah dan digauli oleh suami keduanya dan
kemudian diceraikan kembali oleh suami keduanya dan
telah habis masa iddah keduanya.
Zhihar
Berasal dari kata zhar yang artinya punggung.
Dimana sang suami menyamakan istrinya dengan
punggung mahramnya dengan maksud menalaq.
“engkau bagiku seperti punggung ibuku”. Namun di
mata islam, zhihar tidak berarti istri tertalaq dan sang
suami harus membayar kafarat dengan
memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa 2 bulan
berturut turut atau memberi makan 60 fakir miskin
masing ¼ sa’ fitrah (3/4 L).
Fasakh
Secara bahasa berarti rusak atau batal. Menfasakh
akad nikah artinya membatalkan ikatan suami
istri.Fasakh terjadi apabila ada syarat-syarat yang tidak
terpenuhi saat akad nikah atau karena hal-hal lain
yang datang kemudian sehingga membatalkan
pernikahan.
Contoh:
 Setelah akad berlangsung diketahui bahwa ternyata
kedua mempelai merupakan saudara sepersusuan
 Setelah akad ada salah seorang mempelai yang murtad
dan tidak mau kembali lagi.
Li’an
Menurut bahasa berarti mengutuk atau melaknat.
Sedangkan menurut istilah artinya pengutukan
diri/sumpah yang diucapkan oleh suami sebagai saksi
untuk memperkuat tuduhan bahwa istrinya telah berbuat
zina, berbuat serong dengan laki-laki lain, mengotori
tempat tidurnya, dan menginjak-injak martabatnya tanpa
mendatangkan saksi.
Apabila suami menuduh istri berbuat zina dengan
bersumpah 4 kali dan diikuti sumpah ke-5 berupa Li’an
untuk melaknat dirinya apabila berdusta maka suami tidak
akan terkena hukum qadzaf (hukum menuduh zina orang
baik-baik) dan istrinya akan terkena hukum dera (hukum
zina). Namun, hukuman untuk sang sitri akan batal
apabila sang istri juga bersumpah 4 kali menolak sumpah
sang suami dan yang ke-5 dengan Li’an. Perceraian akibat
Li’an ini sama golongannya dengan cerai ba’in Kubro.
Ilaa
Artinya menolak mencmpuri istri dengan
sumpah. Suami bersumpah untuk tidak mencampuri
istri selama empat bulan. Dalam waktu empat bulan
jika suami tidak kembali pada istrinya maka jatuhlah
Talaq ba’in sughro.
Apabila suami memutuskan untuk kembali pada
istrinya maka harus membayar kafarat dengan
berpuasa tiga hari berturut-turut dan memebri makan
10 fakir miskin ¼ sa’ fitrah.
Mut’ah
Mut’ah adalah pemberian. Dalam fiqih mut’ah
artinya pemberian seorang suami kepada istrinya yang
akan diceraikan sebelum berkumpul sebagai
penggembira.
Mut’ah wajib dibayarkan kepada istri yang telah
sempat digaulinya bagi yang maharnya telah
ditentukan atau belum. Juga pada istri yang belum
sempat digaulinya dan maharnya belum ditentukan.
Untuk istri yang belum digauli dan maharnya telah
ditentukan tidak perlu diberi mut’ah namun cukup
separuh dari mahar yang telah ditentukan. Ukuran
pemberian mut’ah disesusaikan dengan keadaan sang
suami.
Hadhanah
Hadhanah adalah hak mendidik dan merawat
apabila pasangan yang bercerai memiliki anak yang
belum mumayyiz. Dalam hal ini hadhanah jatuh pada
sang istri selama sang istri belum menikah lagi.
Meskipun begitu, nafkah sang anak masih wajib
dibayarkan oleh mantan suaminya. Apabila anak
sudah mumayyiz sebaiknya ditentukan yang lebih
pantas merawat sang anak atau sang anak bisa
memilih sendiri ingin ikut siapa.
Iddah
Adalah masa menunggu yang diwajibkan atas istri
yang ditalak cerai maupun yang ditinggal mati. Gunanya
untuk mengetahui apakah sang sitri hamil atau tidak dan
memberi kesempatan mantan suami untuk rujuk kembali.
1. Wanita yang tertalak 1 atau 2 dan masih berhaid,
iddahnya tiga kali suci.
2. Wanita yang tertalak dan tidak haid lagi (menopause)
masa iddahnya 3 bulan
3. Wanita yang tertalak dan hamil masa iddahnya sampai
bayinya lahir
4. Wanita yang diceraikan namun belum semat digauli
maka tidak ada masa iddah
5. Wanita yang ditinggal mati iddahnya 4 bulan 10 hari.
Hak Perempuan dalam Iddah
 Perempuan yang menaati idaah Raj’i berhak
menerima tempat tinggal , pakaian, dan segala
keperluan hidupnya kecuali istri yang durhaka.
 Perempuan dalam iddah bain kalu mengandung
berhak pula untuk mendapat kediaman, nafkah, dan
pakaian
 Perempuan dalam iddah bain baik sughro atau kubro
hanya berhak atas tempat tinggsl
 Perempuan yang iddah wafat berhak atas pusaka
suaminya
Rujuk
Secara bahasa artinya kembali. Secara istilah
suami kembali pada istrinya yang telah diceraikan
untuk mewujudkan kembali pernikahan semula sesuai
dengan ketentuan agama. Rujuk tidak memerlukan
akad nikah kembali karena akad nikahnya belum
putus.
Hukum Rujuk
 Wajib
untuk suami yang menalak istrinya sebelum pembagian
waktunya disempurnakan
 Haram
apabila tujuannya hanya untuk menyakiti istri
 Makruh
apabila perceraian akan mendatangkan hal yang lebih baik
daripada rujuk
 Jaiz/Mubah
hukum rujuk yang asli
 Sunah
apabila suami bertujuan untuk memperbaiki keadaan
istrinya atau rujuk akan lebih berfaedah daripada cerai
Rukun rujuk
 Istri
 Sudah dicampuri
 Istri tertentu
 Talaknya talak Raj’i
 Terjadi sewaktu masih masa iddah
 Suami
Kehendak sendiri
 Saksi
2 orang
 Sigat
 Terang-terangan
 Sindiran
Hikmah Menikah
 Kesempurnaan ibadah
 Kelangsungan keturunan
 Ketenangan batin
 Meningkatkan ekonomi keluarga
 Terpelihara dari dosa dan noda (zina)
 Terjalin ukhuwah satu keluarga
Munakahat

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianputrakarno
 
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...Oswar Mungkasa
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.20002. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000Adi Kuntarto
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraIr. Zakaria, M.M
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Dedy Wiranto
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974khairu_zikri
 
Surat perjanjian kerjasama hibah resmi
Surat perjanjian kerjasama hibah resmiSurat perjanjian kerjasama hibah resmi
Surat perjanjian kerjasama hibah resmiShafwan Nizar
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Rizal Nurfalah
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaDaniel_Alfaruqi
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

Was ist angesagt? (20)

Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...
Sampah Masih Tetap Jadi Sampah. Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan '...
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.20002. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
2. uu perjanjian internasional no.24 th.2000
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
 
Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974Uu no 1 tahun 1974
Uu no 1 tahun 1974
 
Surat perjanjian kerjasama hibah resmi
Surat perjanjian kerjasama hibah resmiSurat perjanjian kerjasama hibah resmi
Surat perjanjian kerjasama hibah resmi
 
perwalian
perwalianperwalian
perwalian
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan AgamaPembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
Pembuktian dalam Hukum Acara Peradilan Agama
 
Hukum waris
Hukum warisHukum waris
Hukum waris
 
TEKNIK NEGOISASI
TEKNIK NEGOISASITEKNIK NEGOISASI
TEKNIK NEGOISASI
 
Arbitrase
ArbitraseArbitrase
Arbitrase
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 

Andere mochten auch

2000 Response Jewish Christian Dialogue Today
2000 Response Jewish Christian Dialogue Today2000 Response Jewish Christian Dialogue Today
2000 Response Jewish Christian Dialogue TodayErica R. Jenkins
 
PAF591SexEducationSexualViolence
PAF591SexEducationSexualViolencePAF591SexEducationSexualViolence
PAF591SexEducationSexualViolenceTraci Ayub
 
Calendario junio 2014
Calendario junio 2014Calendario junio 2014
Calendario junio 2014enzopacogo
 
Daylight metrics and their sensitivity
Daylight metrics and their sensitivityDaylight metrics and their sensitivity
Daylight metrics and their sensitivityKathrine Brejnrod
 
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshop
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshopCristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshop
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshopTISP Project
 
Wanita yang sementara haram dinikahi
Wanita yang sementara haram dinikahiWanita yang sementara haram dinikahi
Wanita yang sementara haram dinikahiSeptian Muna Barakati
 
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang mereka
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang merekaKitab sifat orang munafik dan hukum tentang mereka
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang merekaSeptian Muna Barakati
 
2004-2008 Order of Elders Leadership Team June_2007
2004-2008 Order of Elders Leadership Team  June_20072004-2008 Order of Elders Leadership Team  June_2007
2004-2008 Order of Elders Leadership Team June_2007Erica R. Jenkins
 
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)Cecilia Preti
 
Презентация компании Eatsmart
Презентация компании EatsmartПрезентация компании Eatsmart
Презентация компании EatsmartRoman Muliavka
 
Product design is Poo - And how to fix it!
Product design is Poo - And how to fix it!Product design is Poo - And how to fix it!
Product design is Poo - And how to fix it!Craig Sullivan
 
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowth
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowthSkyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowth
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowthDouglas Cook
 
Ecosistema digital publicitario, adsumers
Ecosistema digital publicitario, adsumersEcosistema digital publicitario, adsumers
Ecosistema digital publicitario, adsumersRaquel Ayestarán
 

Andere mochten auch (16)

2000 Response Jewish Christian Dialogue Today
2000 Response Jewish Christian Dialogue Today2000 Response Jewish Christian Dialogue Today
2000 Response Jewish Christian Dialogue Today
 
PAF591SexEducationSexualViolence
PAF591SexEducationSexualViolencePAF591SexEducationSexualViolence
PAF591SexEducationSexualViolence
 
Calendario junio 2014
Calendario junio 2014Calendario junio 2014
Calendario junio 2014
 
Daylight metrics and their sensitivity
Daylight metrics and their sensitivityDaylight metrics and their sensitivity
Daylight metrics and their sensitivity
 
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshop
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshopCristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshop
Cristina Mussinelli, Fondazione LIA @Frankfurt Book Fair 2015, TISP workshop
 
Minta tolong kepada allah
Minta tolong kepada allahMinta tolong kepada allah
Minta tolong kepada allah
 
Wanita yang sementara haram dinikahi
Wanita yang sementara haram dinikahiWanita yang sementara haram dinikahi
Wanita yang sementara haram dinikahi
 
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang mereka
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang merekaKitab sifat orang munafik dan hukum tentang mereka
Kitab sifat orang munafik dan hukum tentang mereka
 
2004-2008 Order of Elders Leadership Team June_2007
2004-2008 Order of Elders Leadership Team  June_20072004-2008 Order of Elders Leadership Team  June_2007
2004-2008 Order of Elders Leadership Team June_2007
 
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)
CASE HISTORY ENI CECILIA PRETI (1)
 
Презентация компании Eatsmart
Презентация компании EatsmartПрезентация компании Eatsmart
Презентация компании Eatsmart
 
Tip´s para estudiar módulo 3
Tip´s para estudiar módulo 3Tip´s para estudiar módulo 3
Tip´s para estudiar módulo 3
 
DISSERTATION
DISSERTATIONDISSERTATION
DISSERTATION
 
Product design is Poo - And how to fix it!
Product design is Poo - And how to fix it!Product design is Poo - And how to fix it!
Product design is Poo - And how to fix it!
 
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowth
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowthSkyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowth
Skyscanner: Abandoning conventional wisdom for hypergrowth
 
Ecosistema digital publicitario, adsumers
Ecosistema digital publicitario, adsumersEcosistema digital publicitario, adsumers
Ecosistema digital publicitario, adsumers
 

Ähnlich wie Munakahat

Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatikmalabas
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7Mai Hasibuan
 
makalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxmakalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxrusmanwarsit0
 
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesia
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesiaKetentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesia
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesiaEmirSyarif
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Yaya Nicky
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islamaamridwan
 
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlam
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlamPAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlam
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlamrahmaaeni667
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamArra Asri
 
Nikah dalam islam
Nikah dalam islamNikah dalam islam
Nikah dalam islamYadi Inggit
 
Bab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahatBab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahatbandongan
 
Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Ahmad Nizam
 

Ähnlich wie Munakahat (20)

Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7
 
makalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxmakalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docx
 
Nikah khitbah
Nikah khitbahNikah khitbah
Nikah khitbah
 
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesia
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesiaKetentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesia
Ketentuan pernikahan dalam perundang undangan di indonesia
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islam
 
BAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptxBAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptx
 
Training pra nikah
Training pra nikahTraining pra nikah
Training pra nikah
 
Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2
 
Perkahwinan islam
Perkahwinan islamPerkahwinan islam
Perkahwinan islam
 
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlam
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlamPAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlam
PAI - indahnya mahligai pernikahan dalam ISlam
 
Makalah munakahat
Makalah munakahatMakalah munakahat
Makalah munakahat
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
Nikah dalam islam
Nikah dalam islamNikah dalam islam
Nikah dalam islam
 
Bab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahatBab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahat
 
Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121
 
Nikah itu indah
Nikah itu indahNikah itu indah
Nikah itu indah
 

Munakahat

  • 1. PERKAWINAN ALIKA MUTIARA MOY NADIA CAHYA SYFANI RIZQY XII IPA 3
  • 2. NIKAH Munakahat merupakan bagian dari hukum islam yang mengatur pernikahan, menetapkan syarat-syarat dan rukun nikah dan menyebutkan kewajiban yang perlu ditaati suami/istri untuk membentuk keluarga Secara etimologi berarti berkumpul, bergaul, bercampur menjadi satu yang biasa disebut kawin. Secara terminologi berarti suatu akad (ikatan perjanjian) yang disertai dengan ijab qabul dan menyebabkan halalnya pergaulan seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri serta timbulnya hak dan kewajiban bagi keduanya.
  • 3. TUJUAN NIKAH Tujuan nikah yang sejati dalam Islam dengan singkat adalah menuju kemaslahatan dalam rumah tangga,keturunan, dan kemaslahatan masyarakat. َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َر‬‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫ز‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ Artinya: Dan segala sesuatu itu Kami (Allah) jadikan berpasang- pasangan, agar kamu semua mau berpikir (QS.Adz-Dzariyat: 49) َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ك‬ْ‫س‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫د‬َ‫و‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ ِ‫ل‬‫ذ‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬ِ‫إ‬ ٍ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ َ‫ك‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬ُ‫َر‬‫ك‬َ‫ف‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang, Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir. (QS.Ar-Rum:21)
  • 4.  Untuk menyalurkan dan memperoleh kasih sayang dari orang lain  Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, kata sakinah berarti diam atau tenang  Mengikuti dan melaksanakan sunah rasul, merupakan tradisi kemanusiaan yang diwarisi oleh para Rasul kepada generasi dan para pengikutnya  Mendapatkan keturunan yang sah dan baik-baik, disebut keturunan itu sah apabila lahir dari suami istri yang menikah menurut syariat agama  Menghindarkan diri dari perbuatan zina, dengan pernikahan dorongan birahi dapat tersalurkan secara sehat dan halal. ْ‫ت‬َ‫ق‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ۚ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َّ‫ي‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ُ‫ز‬ْ‫ر‬َ‫ن‬ ُ‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ۖ ٍ‫ق‬ َ ‫َل‬ْ‫م‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ش‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬ َ ‫َل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ًا‬‫ئ‬ْ‫ط‬ ِ‫خ‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S al-Isra : 32) َ‫ل‬ ‫َى‬‫ك‬ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ج‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ظ‬َ‫ف‬ْ‫َح‬‫ي‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ ِ ‫ار‬َ‫ص‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُّ‫ض‬ُ‫غ‬َ‫ي‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ‫ل‬ُ‫ق‬ ْ‫ص‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ٌ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬َ‫ن‬ “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)  Mempererat hubungan famili, dengan pernikahan diharapkan persaudaraan antara 2 keluarga menjadi erat silaturahim menjadi luas.
  • 5. Hukum Nikah  Jaiz Hukum dasar yang artinya boleh, maksudnya boleh menikah atau boleh tidak menikah  Wajib Bagi orang yang sudah mampu melaksanakan pernikahan dan menafkahi pasangannya dan merasa takut terjerumus dalam perbuatan zina karena hawa nafsunya  Sunah Bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan menafkahi pasangannya serta dapat menjaga diri walaupun tidak segera menikah.  Makruh Apanila orang berkeinginan menikah namun belum dapat memenuhi nafkah baik lahir maupun batin  Haram Apabila ada niat menyakiti wanita yang akan dinikahi dan balas dendam kepada keluarga wanita
  • 6. Wanita yang Haram Dinikahi Dalam Islam tidak semua wanita dapat dinikahi, karena : Mahram Nasab : karena adanya hubungan keturunan  Ibu kandung dan seterusnya ke atas  Anak, cucu dan seterusnya ke bawah  Saudara perempuan  Bibi dari pihak ayah  Bibi dari pihak ibu  Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan)  Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan)  َ‫خ‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِ ‫ر‬ُ‫ح‬ ِ‫ت‬ْ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫اَل‬ ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ‫ي‬ ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ُ‫َات‬‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ِ ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َل‬َ‫ح‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫َل‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫َْل‬‫ص‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ ْ‫األخ‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َل‬ِ‫إ‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫ت‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫َان‬‫ك‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ( -  Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara- saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara- saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan diharamkan mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau[18]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S an-Nisa : 23)
  • 7. Mahram Radha’ah : karena adanya hubungan sesusuan  Ibu yang menyusui  Saudara perempuan tunggal susuan Mahram Mushaharah : karena adanya hubungan perkawinan  Ibu dari istri (mertua)  Ibu tiri  Anak tiri  Istri anak (menantu)  Saudara perempuan istri atau ipar ُ‫ل‬ ِ‫ت‬‫نا‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬‫َل‬ِ‫ف‬‫غا‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ت‬‫نا‬َ‫ص‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫ذين‬َّ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ ‫اَل‬ َ‫و‬ ‫يا‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫ع‬ ٌ‫م‬‫َظي‬‫ع‬ ٌ‫َذاب‬‫ع‬ Sesungguhnya orang-orang yang menuduh-nuduh perempuan yang terbenteng budinya dan jujur hatinya tagi beriman, dikutuk Tuhan mereka di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka adalah azab yang besar. (Q.S. an-Nur ayat 23) Sementara  Mengawini dua orang wanita bersaudara sekaligus  Mengawini wanita sekaligus dengan bibinya  Mengawini wanita bersama anak perempuan dari saudara laki- laki atau perempuan sekaligus
  • 8. Khitbah Menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki terhadap seorang perempuan atau sebaliknya dengan perantara orang yang dipercayai.  Tidak boleh mahramnya  Tidak boleh sudah dipinang oleh orang lain terlebih dahulu  Tidak boleh yang masih dalam masa iddah
  • 9. Kufu’ Bahasa: sama, sederajat, sepadan, sebanding Istilah: Laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak dan tingkat kekayaan.  Agama  Merdeka atau hamba sahaya  Perusahaan  Kekayaan  Kesejahteraan  Akhlak
  • 10. Mahar Wajib diberikan oleh suami kepada istri baik berupa uang, barang, dll ketika hendak melangsungkan pernikahan. Bersifat wajib bagi laki-laki namun tidak termasuk rukun nikah jadi jika tidak tersebut dalam akad masih bisa dianggap sah. Jumlah mahar tidak di tetapkan. Hanya harus disepakati oleh pihak perempuan dan mempelai laki-laki sanggup membayarnya karena akan dapat menjadi hutang.
  • 11. Syarat Sah Nikah  Beragama islam َ‫و‬ ۚ َّ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٰ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ك‬ ِ ‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ ْ‫ش‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ٌ‫ة‬َ‫م‬َ َ ‫أل‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َ‫ك‬ ِ ‫ر‬ َّ‫ت‬َ‫ح‬ َ‫ين‬ِ‫ك‬ ِ ‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ِ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫و‬ ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ٌ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ ٌ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫و‬ ۚ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ٰ ‫ى‬ ٍ‫ك‬ ِ ‫ْر‬‫ش‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ُون‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬َٰ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ۗ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ب‬َ‫ج‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ُو‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ ُ َّ ‫اَّلل‬َ‫و‬ ۖ ِ ‫ار‬ ۖ ِ‫ه‬ِ‫ن‬ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َّ‫ك‬َ‫ذ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ي‬‫آ‬ ُ‫ن‬ِ‫ي‬َ‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah- perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Q.S. al-Baqarah ayat 221)
  • 12.  Bukan Mahramnya َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِ ‫ر‬ُ‫ح‬ َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫اَل‬َ‫خ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬ ِ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬ْ‫األخ‬ ُ‫ات‬َ‫ن‬َ‫ب‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ت‬‫ا‬َ‫و‬َ‫خ‬َ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ب‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ُ‫ات‬َ‫ه‬َّ‫م‬ُ‫أ‬َ‫و‬ َ‫خ‬َ‫د‬ ‫ي‬ِ‫ت‬‫الَل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ِ ‫ور‬ُ‫ج‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬ ُ‫ج‬ ‫َل‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َل‬َ‫ح‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ح‬‫ا‬َ‫ن‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬ْ‫األخ‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬‫َْل‬‫ص‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ف‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َل‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِ‫ح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ً‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ ( - Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu[7], anak-anakmu yang perempuan[8], saudara-saudaramu yang perempuan[9], saudara-saudara ayahmu yang perempuan[10], saudara-saudara ibumu yang perempuan[11], anak-anak perempuan dari saudara- saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara- saudaramu yang perempuan[12], ibu-ibumu yang menyusui kamu[13], saudara-saudara perempuanmu sesusuan[14], ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri[15], tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu)[16], dan diharamkan mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara[17], kecuali yang telah terjadi pada masa lampau[18]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
  • 13.  Saling mengenal dan suka sama suka ِ‫ك‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ ٰ ‫ى‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ط‬ِ‫س‬ْ‫ق‬ُ‫ت‬ َّ ‫َل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ ِ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ٰ ‫ى‬َ‫ن‬ْ‫ث‬َ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫الن‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫اب‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ح‬ َ‫ث‬ َ ‫َل‬ُ‫ث‬َ‫و‬ َ‫أ‬ ً‫ة‬َ‫د‬ ِ‫اح‬َ‫و‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َّ ‫َل‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ف‬ ِ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۖ َ‫ع‬‫ا‬َ‫ب‬ُ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫د‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬ ۚ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ْ‫َت‬‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ت‬ َّ ‫َل‬َ‫أ‬ ٰ ‫ى‬َ‫ن‬ Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. an-Nisa ayat 3)  Ada mahar yang dikeluarkan oleh calon suami  ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫ب‬ِ‫ط‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۚ ً‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ح‬ِ‫ن‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬َ‫و‬ َ‫ه‬ ُُ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ْ‫م‬ ‫ًا‬‫ئ‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫م‬ ‫ًا‬‫ئ‬‫ي‬ِ‫ن‬ Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
  • 14.  Tidak dalam ihram  Tidak bersuami dan tidak dalam iddah bagi calon istri  Suami tidak memiliki empat orang istri Syarat Dua Wali •Beragama islam •Baligh •Berakal •Merdeka •Laki-laki •Adil
  • 15. Rukun Nikah  2 Orang mempelai  Wali mempelai wanita Hadits Rasulullah: “Barang siapa di antara perempuan yang menikah tidak dengan izin walinya, maka pernikahannya batal.” (Riwayat 4 ahli hadits kecuali nasa’i) Susunan wali:  Bapaknya  Kakeknya  Saudara laki-laki yang seibu sebapak  Saudaralaki-laki sebapak  Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak  Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak  Saudara bapak yang laki-laki  Anak laki-laki paman dari bapak  Hakim
  • 16.  2 Orang saksi  Sighat (akad) Yaitu perkataan dari wali perempuan (Ijab) seperti : “Saya nikahkan engkau dengan .....binti..... Dengan maskawin ...... Dibayar tunai” Dan dijawab dengan perkataan mempelai laki-laki (qabul) seperti: “Saya terima nikahnya ..... Binti..... Dengan maskawin..... Dibayar tunai” Tidak sah akad nikah kecuali dengan lafaz nikah, tajwij atau terjemahan dari keduanya. Sabda Rasulullah SAW.: “Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan. Sesungguhnya kamu ambil mereka dengan kepercayaan Allah, dan kamu halalkan kehormatan mereka dengan kalimat Allah.” (HR: Muslim)
  • 17. Perayaan Setelah menikah mempelai sebaiknya melaksanakan perayaan. Sebagian ulama berpendapat bahwa perayaan itu wajib namun adapula yang berpendapat kalau itu sunah. Sabda Rasulullah. SAW: “Adakanlah perayaan meskipun hanya memotong seekor kambing” (HR. Bukhari Muslim) Menghadiri undangan perayaan pernikahan wajib bila diundang dan tidak berhalangan.
  • 18. Kewajiban Suami  Memberi Nafkah Nafkah: semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat. َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ِ‫الن‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫م‬‫ا‬َّ‫و‬َ‫ق‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِ ‫الر‬ َ‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬َ‫و‬ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ٰ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ف‬ ۚ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬ ُ‫َات‬‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ت‬ ‫ي‬ِ‫ت‬ َّ ‫الَل‬َ‫و‬ ۚ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ظ‬ِ‫ف‬َ‫ح‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ٌ‫ات‬َ‫ظ‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ ٌ‫ات‬َ‫ت‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ظ‬ِ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ُوز‬‫ش‬ُ‫ن‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫ا‬َ‫خ‬ ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ن‬ ِ‫ع‬ ِ‫اج‬َ‫ض‬َ‫م‬ َ‫س‬ َّ‫ن‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ۖ َّ‫ن‬ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ب‬ ِ ‫ر‬ْ‫ض‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ‫ا‬ًّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ً ‫يَل‬ِ‫ب‬ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari- cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. an-Nisa ayat 34)
  • 19.  Memelihara mendidik dan memimpin istri dan anak-anaknya serta bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan keluarga ْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ار‬َ‫ج‬ ِ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫د‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ار‬َ‫ن‬ ٌ‫َة‬‫ك‬ِ‫ئ‬ َ ‫َل‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬ َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ون‬ُ‫ص‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ ‫َل‬ ٌ‫د‬‫َا‬‫د‬ِ‫ش‬ ٌ‫ظ‬ َ ‫َل‬ِ‫غ‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. at- Tahrim ayat 6)  Berlaku sopan
  • 20. Kewajiban Istri  Mentatati perintah suami  Diam ketika suaminya berbicara  Berdiri ketika suaminya datang dan keluar rumah  Memakai wangi-wangian  Memelihara mulutnya  Berhias dihadapan suaminya  Tidak berhias ketika suaminya tidak dirumah  Tidak berkhianat kepada suaminya  Menghormati keluarga suaminya dan kerabatnya  Merasa puas jika diberi sedikit oleh suaminya  Tidak menjalankan puasa sunah tanpa izin suaminya  Tidak keluar rumah tanpa izin suaminya  Memelihara dan mendidik anak-anak suaminya  Mengatur dan menjaga rumah tangganya  Memelihara dan menjaga rahasia rumah tangganya  Menjaga kehormatan diri dan keluarganya  Dari Kitab Uqudul Lujain
  • 22. PERKAWINAN ALIKA MUTIARA MOY NADIA CAHYA SYFANI RIZQY XII IPA 3
  • 23. Nusyuz Adalah durhaka atau meninggalkan kewajiban – kewajiban dalam pernikahan dengan tidak ada alasan yang dapat diterima menurut hukum syara’. Dapat diperingatkan seperti dalam QS. An-Nisa ayat 34 dengan: 1. Memberi nasihat dan peringatan pada istri yang nusyuz. Dan bersamanya maka hilanglah haknya untuk diberi nafkah. 2. Pisah ranjang 3. Dipukul dengan syarat: Tidak di wajah, Tidak ditempat yang akan terlihat, dan tidak untuk tujuan menykiti dan menimbulkan bekas.
  • 24. Talaq Bahasa: Menceraikan atau melepaskan Istilah : Memutuskan tali perkawinan yang sah, Baik seketika atau dimasa mendatang oleh pihak suami dengan mengucapkan kata-kata tertentu atau cara lain yang menggantikan kedudukan kata-kata tersebut. Rasulullah.SAW bersabda: “Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah. SAW bersabda, perbuatan halal yang amat dibenci Allah adalah talaq.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
  • 25. Syarat Talaq  Harus dijatuhkan oleh suami  Tidak ada jalan lain untuk rukun atau damai  Suami harus berakal, baligh, dan tidak dipaksa  Tidak dalam keadaan marah  Tidak dalam keadaan tidak sadar
  • 26. Wanita yang Dapat Ditalaq  Yang masih dalam hubungan suami istri yang sah  Masih berada dalam iddah talaq raj’i atau iddah talaq ba’in sugro  Jika istri dalam keadaan berpisah Wanita yang Tidak Dapat Ditalaq  Istri sedang haid  Istri ssedang masa iddah karena fasakh  Ada syarat pernikahan tidak terpenuhi
  • 27. Hukum talaq  Makruh Hukum asli talaq  Wajib Apabila terjadi perseliosihan antara suami dan istri dan dua hakim yang membantu menyelesaikan permasalahan memandang tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh selain perceraian  Sunnah Apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajiban (nafkahnya) dan apabila istri sudah tidak dapat menjaga kehormatannya Seorang laki-laki telah datang pada Rasulullah SAW. Dia berkata, “ Istriku tidak menolak tangan orang yang menyentuhnya.” Jawab Rasulullah SAW, “ Hendaklah engkau ceraikan saja perempuan itu.” (Muhazzab Juz II, Hlm. 78)  Haram Apabila mentalaq istri ketika istri sedang dalam masa haid. Dan menjatuhkan talaq ketika dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri. Sabda Rasulullah, SAW: “Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada istrinya itu, kemudian hendaklah ia teruskan pernikahan itu sehingga ia suci dari haid, kemudian ia haid kembali, kemudian suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika ia menghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah yang dipeerintahkan Allah supaya perempuan ditalak ketika itu.” (HR. Mutafaqun Alaihi)
  • 28. Lafaz Talaq  Sarih (terang) Yaitu kalimat perceraian yang diucapkan tanpa diragukan lagi maknanya adalah memutuskan ikatan perkawinan, seperti kata-kata “Engkau tertalak.” atau “Saya ceraikan engkau.” Kalimat ini tidak perlu diucapkan dengan niat. Artinya apabila terucap sengaja atau tidak sengaja keduanya harus bercerai.  Kinayah (sindiran) Adalah kalimat talaq yang masih ragu-ragu. Bisa berarti perceraian pernikahan bisa berarti yang lain bergantung pada niat pengucapan awalnya seperti “pulanglah engkau ke rumah keluargamu” “pergi dari sini”
  • 29. Macam-macam talaq  Talaq Munjaz artinya perceraian kontan (sekaligus) ialah talaq yang diucapkan tanpa syarat atau penangguhan waktu. Seperti kata-kata “saya ceraikan kamu” atau “kamu lepas”.  Talaq Mudhof artinya perceraian bertangguh ialah talaq yang dikaitkan dengan waktu dan apabila waktunya tiba maka talaq jatuh seperti “kamu lepas besok” “kamu tertalak minggu depan”  Talaq Mu’allaq artinya talaq bersyarat ialah talaq yang belum jatuh ketika talaq diucapkan namun akan jatuh apabila suatu syarat tertentu dilakukan seperti “jika kamu pergi ke ..... Maka kamu saya ceraikan”
  • 30. Bilangan talaq  Talaq raj’i talaq ini tergolong talaq yang masih boleh dirujuk kembali selama masih dalam masa iddahnya. Di dalamnya tercakup talaq 1 dan talaq 2  Talaq Ba’in sughro adalah talaq 1 atau 2 namun dilakukan dengan khulu’ atau dengan inisiatif istri dimana istri membayar kembali mahar yang pernah diberikan oleh sang suami. Disini suami tidak dapat rujuk kembali kecuali dengan mengulang akad nikah  Talaq Ba’in kubro talaq ini bisa disebut juga talaq 3 dimana suami yang menceraikan tidak dapat rujuk kembali kecuali sang istri telah menikah dan digauli oleh suami keduanya dan kemudian diceraikan kembali oleh suami keduanya dan telah habis masa iddah keduanya.
  • 31. Zhihar Berasal dari kata zhar yang artinya punggung. Dimana sang suami menyamakan istrinya dengan punggung mahramnya dengan maksud menalaq. “engkau bagiku seperti punggung ibuku”. Namun di mata islam, zhihar tidak berarti istri tertalaq dan sang suami harus membayar kafarat dengan memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa 2 bulan berturut turut atau memberi makan 60 fakir miskin masing ¼ sa’ fitrah (3/4 L).
  • 32. Fasakh Secara bahasa berarti rusak atau batal. Menfasakh akad nikah artinya membatalkan ikatan suami istri.Fasakh terjadi apabila ada syarat-syarat yang tidak terpenuhi saat akad nikah atau karena hal-hal lain yang datang kemudian sehingga membatalkan pernikahan. Contoh:  Setelah akad berlangsung diketahui bahwa ternyata kedua mempelai merupakan saudara sepersusuan  Setelah akad ada salah seorang mempelai yang murtad dan tidak mau kembali lagi.
  • 33. Li’an Menurut bahasa berarti mengutuk atau melaknat. Sedangkan menurut istilah artinya pengutukan diri/sumpah yang diucapkan oleh suami sebagai saksi untuk memperkuat tuduhan bahwa istrinya telah berbuat zina, berbuat serong dengan laki-laki lain, mengotori tempat tidurnya, dan menginjak-injak martabatnya tanpa mendatangkan saksi. Apabila suami menuduh istri berbuat zina dengan bersumpah 4 kali dan diikuti sumpah ke-5 berupa Li’an untuk melaknat dirinya apabila berdusta maka suami tidak akan terkena hukum qadzaf (hukum menuduh zina orang baik-baik) dan istrinya akan terkena hukum dera (hukum zina). Namun, hukuman untuk sang sitri akan batal apabila sang istri juga bersumpah 4 kali menolak sumpah sang suami dan yang ke-5 dengan Li’an. Perceraian akibat Li’an ini sama golongannya dengan cerai ba’in Kubro.
  • 34. Ilaa Artinya menolak mencmpuri istri dengan sumpah. Suami bersumpah untuk tidak mencampuri istri selama empat bulan. Dalam waktu empat bulan jika suami tidak kembali pada istrinya maka jatuhlah Talaq ba’in sughro. Apabila suami memutuskan untuk kembali pada istrinya maka harus membayar kafarat dengan berpuasa tiga hari berturut-turut dan memebri makan 10 fakir miskin ¼ sa’ fitrah.
  • 35. Mut’ah Mut’ah adalah pemberian. Dalam fiqih mut’ah artinya pemberian seorang suami kepada istrinya yang akan diceraikan sebelum berkumpul sebagai penggembira. Mut’ah wajib dibayarkan kepada istri yang telah sempat digaulinya bagi yang maharnya telah ditentukan atau belum. Juga pada istri yang belum sempat digaulinya dan maharnya belum ditentukan. Untuk istri yang belum digauli dan maharnya telah ditentukan tidak perlu diberi mut’ah namun cukup separuh dari mahar yang telah ditentukan. Ukuran pemberian mut’ah disesusaikan dengan keadaan sang suami.
  • 36. Hadhanah Hadhanah adalah hak mendidik dan merawat apabila pasangan yang bercerai memiliki anak yang belum mumayyiz. Dalam hal ini hadhanah jatuh pada sang istri selama sang istri belum menikah lagi. Meskipun begitu, nafkah sang anak masih wajib dibayarkan oleh mantan suaminya. Apabila anak sudah mumayyiz sebaiknya ditentukan yang lebih pantas merawat sang anak atau sang anak bisa memilih sendiri ingin ikut siapa.
  • 37. Iddah Adalah masa menunggu yang diwajibkan atas istri yang ditalak cerai maupun yang ditinggal mati. Gunanya untuk mengetahui apakah sang sitri hamil atau tidak dan memberi kesempatan mantan suami untuk rujuk kembali. 1. Wanita yang tertalak 1 atau 2 dan masih berhaid, iddahnya tiga kali suci. 2. Wanita yang tertalak dan tidak haid lagi (menopause) masa iddahnya 3 bulan 3. Wanita yang tertalak dan hamil masa iddahnya sampai bayinya lahir 4. Wanita yang diceraikan namun belum semat digauli maka tidak ada masa iddah 5. Wanita yang ditinggal mati iddahnya 4 bulan 10 hari.
  • 38. Hak Perempuan dalam Iddah  Perempuan yang menaati idaah Raj’i berhak menerima tempat tinggal , pakaian, dan segala keperluan hidupnya kecuali istri yang durhaka.  Perempuan dalam iddah bain kalu mengandung berhak pula untuk mendapat kediaman, nafkah, dan pakaian  Perempuan dalam iddah bain baik sughro atau kubro hanya berhak atas tempat tinggsl  Perempuan yang iddah wafat berhak atas pusaka suaminya
  • 39. Rujuk Secara bahasa artinya kembali. Secara istilah suami kembali pada istrinya yang telah diceraikan untuk mewujudkan kembali pernikahan semula sesuai dengan ketentuan agama. Rujuk tidak memerlukan akad nikah kembali karena akad nikahnya belum putus.
  • 40. Hukum Rujuk  Wajib untuk suami yang menalak istrinya sebelum pembagian waktunya disempurnakan  Haram apabila tujuannya hanya untuk menyakiti istri  Makruh apabila perceraian akan mendatangkan hal yang lebih baik daripada rujuk  Jaiz/Mubah hukum rujuk yang asli  Sunah apabila suami bertujuan untuk memperbaiki keadaan istrinya atau rujuk akan lebih berfaedah daripada cerai
  • 41. Rukun rujuk  Istri  Sudah dicampuri  Istri tertentu  Talaknya talak Raj’i  Terjadi sewaktu masih masa iddah  Suami Kehendak sendiri  Saksi 2 orang  Sigat  Terang-terangan  Sindiran
  • 42. Hikmah Menikah  Kesempurnaan ibadah  Kelangsungan keturunan  Ketenangan batin  Meningkatkan ekonomi keluarga  Terpelihara dari dosa dan noda (zina)  Terjalin ukhuwah satu keluarga