1. D
I
S
U
S
U
N
OLeh :
Kelompok 2 (XII IPA4)
- MUNIRA
- A.SUCI AULIA ZAHRA AL-AZUS
- ADIGUNA KURNIA
- AKMALUDDIN
- FARHAN SYAHRU RAMADHAN
SMA NEGERI 1 BARRU
T.A.2012/2013
2. KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan Rahmat-Nya kami dari kelompok II mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Agama Islam.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama
empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran , keagamaan, maupun realitas sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua maupun teman-teman, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mampu memperluas pengetahuan mengenai
Etos Kerja, makalah yang kami sajikan berdasarkan dari buku, referensi maupun blog
mengenai etos kerja.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang baru kepada pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu kepada Bapak Guru maupun pembaca, kami meminta masukannya demi perbaikan
makalah ini.
Barru, 1 September 2012
Kelompok II
3. DAFTAR ISI
SAMPUL I
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 1
C. Rumusan Masalah 2
D. Ruang Lingkup 2
BAB II Pembahasan 3
A. Pengertian Etos Kerja 3
B. Surah yang membahas Etos Kerja 6
BAB III Penutup 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai manusia, kita diwajibkan untuk berusaha dalam menggapai sebuah cita-
cita. Kita tidak boleh hanya berpangku tangan dan pasrah. Ajaran agama kita
melarang orang yang hanya pasrah tanpa berusaha. Kewajiban kita hanya berusaha
dan berdoa, serta mengharap rahmat Allah swt. Namun harus diingat, Allah swt
akan memberikan karunia-Nya sesuai dengan usaha seseorang dan doa yang tulus.
Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga dan berdoalah dengan khusyuk dan
tulus.
Agama Islam yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai tuntunan dan
pegangan bagi kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam
segi ibadah saja melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam
masalah yang berkenaan dengan kerja.
Rasulullah SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup
selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.”
Dalam ungkapan lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan
di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih
baik dari pada muslim yang lemah. Allah swt.menyukai mukmin yang kuat
bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru
berlawanan dengan ungkapan-ungkapan tadi.
Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos
kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan
dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah
ditetapkan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara detail apa itu etos kerja.
2. Untuk mengetahui pentingnya etos kerja dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang etos kerja.
4. Memahami hubungan etos kerja dengan kehidupan agama.
5. C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari etos kerja ?
2. Surah apa saja yang menjelaskan etos kerja ?
3. Apa hubungan etos kerja dengan agama Islam ?
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini hanya sebatas materi etos kerja.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etos Kerja
Etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata kerja berarti
usaha,amal, dan apa yang harus dilakukan (diperbuat). Etos berasal dari bahasa
Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat . Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja
adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang
dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang
berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. (Dr.Abdul Aziz.Al Khayyath,1994
: 13) berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahamkan bahwa semua usaha manusia
baik yang dilakukan oleh akal, perasaan, maupun perbuatan adalah termasuk ke
dalam kerja. Contohnya, beribadah,berdoa,belajar,berolah raga, bekerja, bertani, dan
berdagang.
Adapun pengertian kerja secara khusus, yakni yang biasa dipakai dalam dunia
ketenagakerjaan dewasa ini, adalah setiap potensi yang dikeluarkan manusia untuk
memenuhi tuntutan hidupnya, berupa makanan, pakaian tempat tinggal, dan
peningkatan taraf hidup. (Dr. Abdul Azis, Al Khayyath,1994 : 22) Dari pengertian
kerja khusus tersebut, yang dimaksud dengan kerja hanyalah usaha-usaha untuk
kepentingan duniawi semata. Contohnya, bertani, berdagang, dan mengolah kekayaan
alam.
Dalam bahasa Arab, kerja disebut amila. Menurut Dr. Abdul Aziz, di dalam kitab
suci Alquran terdapat 620 kata‟amila (kerja) dengan segala bentuknya (menurut Ilmu
Bahasa Arab). Hal itu menunjukkan bahwa masalah “kerja” harus mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh dari setiap umat manusia, khususnya umat Islam.
Selain itu, di dalam Alquran kata amila(kerja) sering didahului dengan kata‟amanuu
atau „amanuu (beriman). Ini menunjukkan bahwa seseorang yang beriman (mukmin)
harus membuktikan imannya dengan amal (kerja), yakni perbuatan-perbuatan yang
baik yang diridai Allah. Allah swr berfirman yang berarti, “Dan Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
bumi.”(Q.S.An Nur,24 : 55)
7. Suruhan Allah untuk bekerja sesuai dengan fitrah manusia karena menurut fitrahnya
manusia adalah makhluk kerja. Manusia bekerja karena adanya dorongan berbagai
macam kebutuhan, misalnya kebutuhan terhadap makanan, pakaian, tempat tinggal.
Apakah hewan juga merupakan makhluk kerja ? Hewan juga termasuk makhluk
kerja. Bedanya dengan manusia, hewan bekerja berdasarkan naluriah semata, tanpa
etos, kode etik, dan pertimbangan akal. Sementara itu, manusia bekerja berdasrkan
etos, kode etik, moral, dan pertimbangan akal.
Setiap muslim/muslimah di dalam melakukan segala kegiatan kerjanya hendaklah
berlandaskan etos kerja yang Islami, yakni etos kerja yang bersumber pada nilai-nilai
Islam, yang apabila dilaksanakan tentu akan mendatangkan manfaat, baik duniawi
maupun ukhrawi. Termasuk ke dalam etos kerja yang Islami antara lain sikap kerja
keras, produktif, dan memacu perubahan social untuk kemajuan.
Dalam bekerja, setiap pekerja muslim (muslimah), hendaknya sesuai dengan etika
Islam, yaitu :
Melandasi setiap kegiatan kerja semata-mata ikhlas karena Allah serta untuk
memperoleh rida-Nya. Pekerjaan yang halal bila dilandasi dengan niat ikhlas
karena Allah tentu akan mendapatkan pahala ibadah.
Rasulullah saw bersabda , yang artinya : Allah swt tidak akan menerima amalan,
melainkan amalan yang ikhlas dan yang karena untuk mencari keridaan-
Nya(H.R.Ibnu Majah )
Mencintai pekerjaannya. Karena pekerja yang mencinta pekerjaanya, biasanya
dalam bekerja akan tenang, senang, bijaksana, dan akan meraih hasil kerja yang
optimal.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya Sesungguhnya Allah cinta kepada
seseorang di antara kamu yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan maka ia
rapihkan pekerjaan itu.
Mengawali setiap kegiatan kerjanya dengan ucapan basmalah.
Nabi saw bersabda yang artinya :Setiap urusan yang baik (bermanfaat, yang
tidfak dimulai dengan ucapan basmalah (bismillahirrahmanirrahim,maka
terputus berkahnya.(H.R.Abdul Qahir dari Abu Hurairah)
Melaksanakan setiap kegiatan kerjanya dengan cara yang halal.
Nabi saw bersabda, yang artinya :Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang
baik,mencintai yang baik (halal), dan tidak menerima (sesuatu) kecuali yang
baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
sesuatu yang diperintahkan kepada para utusan-Nya (H.R.Muslim dan Tirmidzi)
8. Tidak (Haram) melakukan kegiatan kerja yang bersifat mendurhakai Allah.
Misalnya bekerja sebagai germo, pencatat riba (renten), dan pelayan bar.
Artinya :“Tidak ada ketaatan terhadap makhluk untuk mendurhakai sang
pencipta”.(H.R.Ahmad bin Hambai dalam musnadnya, dan hakim dalan Al-
Mustadrokanya, kategori hadis shahih)
Tidak membebani diri, alat-alat produksi, dan hewan pekerja dengan pekerjaan-
pekerjaan di luar batas kemampuan.
Memiliki sifat-sifat terpuji seperti jujur, dapat dipercaya, suka tolong menolong
dalam kebaikan, dan professional dalam kerjanya
Bersabar apabila menghadapi hambatan-hambatan dalam kerjanya. Sebaliknya,
bersyukur apabila memperoleh keberhasilan.
Menjaga keseimbangan antara kerja yang manfaatnya untuk kehidupan di dunia
dan yang manfaatnya untuk kehidupan di akhirat. Seseorang yang sibuk bekerja
sehingga meninggalkan shalat lima waktu, tidak sesuai dengan Islam.
Rasulullah saw bersabda yang artinya,”Kerjakanlah untuk kepentingan duniamu
seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, tetapi kerjakanlah untuk
kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.”(H.R.Ibnu Asakin)
Adapun hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Adanya keterkaitan individu terhadap Allah, kesadaran bahwa Allah melihat,
mengontrol dalam kondisi apapun dan akan menghisab seluruh amal perbuatan
secara adil kelak di akhirat. Kesadaran inilah yang menuntut individu untuk
bersikap cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras
memperoleh keridhaan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya.
Dalam sebuah hadis rasulullah bersabda, “sebaik-baiknya pekerjaan adalah usaha
seorang pekerja yang dilakukannya secara tulus.” (HR Hambali)
2. Berusaha dengan cara yang halal dalam seluruh jenis pekerjaan. Firman Allah
SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang
kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar
kepada-Nya kamu menyembah.” (al-Baqarah: 172)
9. B. Surah yang membahas Etos Kerja
1. Al-Quran Surah Al-Mujadilah,58:11
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu:
„Berlapang-lapanglah dalam majelis‟, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : „Berdirilah kamu‟, maka
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S.Al-Mujadilah,58:11)
Ayat Al-Quran Surah Al-Mujadilah ayat 11 isinya antara lain berkaitan dengan adab
atau tata krama yang harus diterapkan dalam majelis-majelis yang baik dan diridai
Allah swt. Adab atau tata karma yang dimaksud yaitu memberikan kelapangan dada
kepada orang-orang yang akan mengunjungi dan berada dalam majelis-majelis
tersebut dengan cara, seperti : mempersilahkan orang lain yang datang belakangan
untuk duduk di samping kita, sekiranya masih kosong,menciptakan suasana nyaman,
mewujudkan rasa persaudaraan,saling menghormati dan saling menyayangi, serta
tidak boleh menyuruh orang lain yang lebih dulu menempati tempat duduknya untuk
pindah ke tempat lain tanpa alasan yang dibenarkan oleh syara‟
Mukmin/Mukminah apabila diperintahkan Allah dan rasul-Nya untuk bangun
melaksanakan hal-hal yang baik yang diridai-Nya, seperti shalat, menuntut ilmu,
berjuang di jalan Allah, dan membiasakan diri dengan akhlak terpuji, maka perintah
tersebut hendaknya segera dilaksanakan dengan niat ikhlas dan sesuai dengan
ketentuan syara‟
Ilmu pengetahuan mempunyai banyak keutamaan. Perbuatan ibadah yang tidak
dikerjakan sesuai dengan ilmu tentang ibadah tersebut, tentu tidak akan diterima
Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(H.R.Muslim)
10. Asbabun Nuzul (sebab turunnya) ayat 11 surat Al Mujadalah:
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa apabila ada orang yang baru datang ke
majlis Rosululloh, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di sisi
Rosululloh. Maka turunlah ayat ini (58:11) sebagai perintah untuk memberikan
tempat kepada orang yang baru datang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qotadah)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat 11 ini turun pada hari Jum‟at, di saat
pahlawan-pahlawan Badr datang ke tempat pertemuan yg penuh sesak. Orang-orang
tidak memberi tempat kepada yagn baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri.
Rosululloh menyuruh berdiri kepada pribumi, dan tamu-tamu itu (Pahlawan Badar)
disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat itu merasa
tersinggung perasaannya. Ayat ini (ayat 11) turun sebagai perintah kepada kaum
mu‟minin untuk menaati perintah Rosululloh dan memberikan kesempatan duduk
kepada. sesama mu‟min.
2. Al-Quran Surah Al-Jumu‟ah: 9-10
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk
melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah
dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di
bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu
beruntung.”(Q.S.Al-Jumu‟ah 62:9-10)
Surah Al-Jumu‟ah :9-10 berisi,seruan Allah SWT terhadap orang-orang beriman atau
umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukalaf untuk melaksanakan
shalat Jumat. Agar dapat melaksanakan shalat Jumat umat Islam diwajibkan untuk
meninggalkan segala pekerjaannya, seperti menuntut ilmu dan berjual-beli. Umat
Islam yang memenuhi seruan Allah SWT tersebut tentu akan memperoleh banyak
hikmah.
Umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintah Allah SWT untuk
berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya. Karunia Allah SWT itu antara
lain : ilmu pengetahuan, harta benda, jabatan, kesehatan, kekuatan, kedamaian, dan
11. kesejahteraan. Di mana pun dan kapan pun kaum Muslimin berada serta apapun yang
mereka kerjakan, mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah SWT.
Insya Allah dengan cara-cara seperti itu umat Islam akan meraih keberuntungan.
Mengacu kepada Q.S. Al-Jumu‟ah: 9-10, umat Islam diperintah oleh agamanya agar
senantiasa berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib, seperti shalat, dan selalu giat
berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam (etos kerja yang Islami).
Termasuk ke dalam kerja yang Islami antara lain: belajar secara sungguh-sungguh,
bekerja keras, dan berkarya secara produktif sehingga dapat mendorong keadaan
kearah yang lebih maju.
Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surah Al-Jumu‟ah :9-10
Pada saat Rasulullah SAW berkhutbah pada hari Jum‟at maka datanglah kafilah
membawa barang dagangan dari Syam. Kemudian orang-orang yang sedang
mendengarkan khutbah dari Rasulullah SAW pada saat itu mereka keluar untuk
menjemput rombongan kafilah itu sehingga hanya tinggal 12 orang saja yang duduk
mendengarkan khutbah dari Rasulullah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka
turunlah ayat yang selanjutnya ( ayat 11) yang menegaskan bahwa apa yang ada pada
sisi Allah SWT jauh lebih baik dari pada apa yang ada pada perniagaan. (Munajb
Mahali,2002: 816)
12. BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat . Dalam kamus besar bahasa
Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok.
2. Setiap muslim (muslimah) di dalam melakukan segala kegiatan kerjanya hendaklah
berlandaskan etos kerja yang Islami, yakni etos kerja yang bersumber pada nilai-nilai
Islam, yang apabila dilaksanakan tentu akan mendatangkan manfaat, baik duniawi
maupun ukhrawi. Termasuk ke dalam etos kerja yang Islami antara lain sikap kerja
keras, produktif, dan memacu perubahan sosial untuk kemajuan.
3. Surah Al-Mujadalah ayat 11 menganjurkan kepada kita semua untuk memerhatikan
kesopanan atau tata karma, baik dalam majelis zikir, pengajian kitab, maupun dalam
pertemuan-pertemuan yang sifatnya menjalankan perintah Allah dan mengharap
Ridha-Nya.
4. Surah Al-Jumu‟ah ayat 9, Allah menjelaskan bahwa ketika ada atau terdengar
seruan untuk ibadah Jum‟at, maka seharusnya untuk bersegera memenuhi seruan
tersebut.
5. Etos kerja sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian juga
kesuksesan dalam pendidikan. Dengan etos kerja yang tinggi diharapkan seseorang
menjadi cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab, terutama pada dirinya
sendiri.
6. Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya agar bekerja dan berkarya dengan
kemampuan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidup, mencari ilmu/belajar untuk
meningkatkan kualitas diri, dan mengajarkan ketrampilan pada anak-anak.
B.Saran
Agama Islam memerintahkan para pemeluknya untuk menjaga etos kerja dengan
baik. Khususnya para pembaca yang masih duduk di bangku sekolah, penulis
menyarankan agar tetap menjaga etos kerja.
13. DAFTAR PUSTAKA
Lutfi Ubaidillah Muhammad, Rozak Fathur. 2011.Pendidikan Agama Islam untuk
SMA/SMK kelas XII.Jakarta: CV Arya Duta.
Syamsuri, Yunus Mohamad. 2003. Agama Islam SMU untuk kelas
3.Jakarta:Erlangga.
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
From.http://teghitsugaya.blogspot.com/2011/06/bab-i-pendahuluan.html.diakses pada
28 Agustus 2012
From.http://pedomanku.wordpress.com/?s=2.%09Al-Quran+Surah+Al-
Jumu%E2%80%99ah%3A+9-10 diakses pada 1 September 2012
From.http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5027 diakses pada 1 September 2012