Dokumen tersebut membahas tiga kebaikan berpuasa di bulan Ramadhan yaitu dosa-dosa yang lalu diampuni, dosa-dosa yang lalu diampuni bagi yang melakukan shalat tarawih, dan dosa-dosa yang lalu diampuni bagi yang melakukan shalat malam pada malam lailatul qadar. Dokumen ini juga membahas tentang orang yang rugi karena tidak mendapat ampunan dosa meskipun diperingatkan oleh Jibril."
2. 3 KEBAIKAN DI BULAN RAMADHAN
َرِفُغ ااًبَسِتْاحَو ااًنَميِإ َناَضَمَر َامَص ْنَمِهِبْنَذ ْنِم ََّمدَقَت اَم ُهَل
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan
mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti
diampuni.”-bukhari dan muslim
ُغ ااًبَسِتْاحَو ااًنَميِإ َناَضَمَر َامَق ْنَمَذ ْنِم ََّمدَقَت اَم ُهَل َرِفِهِبْن
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman
dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.
.”-bukhari dan muslim
ااًبَسِتْاحَو ااًنَميِإ ِرْدَقْلا َةَلْيَل َامَق ْنَمْنَذ ْنِم ََّمدَقَت اَم ُهَل َرِفُغِهِب
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena
iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni.”-bukhari
3. ORANG YANG RUGI DAN CELAKA
Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke mimbar, lalu
bersabda,
َيلِقَف ،َنيِآم ،َنيِآم ،َنيِآم:ِح َكَّنِإ ،َِّاَّلل َولُسَر ََيَتْلُق َرَبْنِمْلا َتْدِعَص َني:ِآم،َنيِآم ،َني
َالَق ،َنيِآم:َالَقَف ِِنَََتأ َيلِْْب ِج َّنِإ:َكَرَْدأ ْنَمُهَل ْرَفْغُي ْمَلَف َناَضَمَر َرْهَش،ََّارنال َلَخَدَف
ْلُق ،َُّاَّلل ُهَدَعَْبأَف:ُتْلُقَف ،َنيِآم:َنيِآم
“Amin.. amin.. amin..”Kemudian ditanyakan kepada beliau, “Wahai
Rasulullah, ketika Anda naik ke mimbar, Anda mengatakan, ‘Amin..
amin.. amin..’” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku
dan berkata, ‘Siapa yang mendapati bulan Ramadhan lalu tidak
diampuni baginya, maka akhirnya masuk neraka dan dijauhkan Allah
(dari surga), katakanlah: “Amin (Kabulkanlah, Ya Allah)”, maka akupun
mengucapkan: “Amin…”
Alangkah rugi dan celakanya orang yang didoakan Jibril demikian
kemudian ditambah dengan diaminkan oleh penghulu anak Adam, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baginya kecelakaan dan jauh
dari rahmat.-” HR. Ibnu Hibba dan Ibnu Khuzaimah.
4. HAUS DAN LAPAR SAJA
Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
َيِص ْنِم ُهُّظَح ٍمِائَص َّبُرَطَالعَو ُعْوُاجل ِهِامُش
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun
dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Thabrani,
sahih lighairihi)
5. NIAT YANG BENAR
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
، ِاتَّيِِّلنًِب ُالَمَْعألا اَََّّنِإٍئِرْام ِِّلُكِل اَََّّنِإَوَوَن اَم
“Sesungguhnya setiap amalan
tergantung pada niat. Dan setiap orang
akan mendapatkan apa yang ia niatkan.”
(HR. Muslim)
7. َع َبِتُكاوُنَآم َينِذَّلا اَهَُّيأ ََيُكاَمَكُامَيِّ
ِالص ُمُكْيَلىَلَع َبِت
ْمُكَّلَعَل ْمُكِلْبَق ْنِم َينِذَّلاَنوُقَّتَت
“Wahai orang-orang yang beriman, telah
diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana
puasa juga telah diwajibkan atas umat-umat
sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang
yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183)
PERINTAH ALLAH
8. BERKATA YANG BAIK
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
ِمْوَيْلاَو ََِّّللًِب ُنِمْؤُي َناَك ْنَمَأ اارْيَخ ْلُقَيْلَف ِرِخ ْاْلْتُمْصَيِل ْو
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau
diam.” (Hadits Arbain An-Nawawiyah)
9. PUASA YANG SIA-SIA
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َمَعْلاَو ِروُّالز َلْوَق ْعَدَي ََْل ْنَمَح ََِِّّلل َسْيَلَف ِهِب َلَعَدَي ْنَأ ِِف ٌةَاج
ُهَابَرَشَو ُهَامَعَط
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan
dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak
butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR.
Bukhari no. 1903)
10. KEUTAMAAN PUASA
ُكَّلَجَو َّزَع َُّاَّلل َالَقَارَّفَك ِلَمَعْلا ُّلَّالِإ ٌة
َأَو ِِل ُمْوَّالصَو َمْوَّالصِهِب ِزَْجأ ًَن
“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya),
“Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan
kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya”.”(HR. Ahmad, shahih)
12. ُسَر َالَق َالَق عنه هللا رضي َةَرْيَرُه َِِبأ ْنَعَِّاَّلل ُول-عليه هللا صلى
وسلم-«ِدِجْسَمْلا َِلِإ ُةَأْرَمْلا ِتَجَرَخ اَذِإِيبِِّطال َنِم ْلِسَتْغَتْلَف
ِةَابَنَْاجل َنِم ُلِسَتْغَت اَمَك».
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang
wanita keluar rumah menuju masjid, hendaklah dia mandi
membersihkan minyak wangi sebagaimana dia mandi junub”.
(HR. An Nasai dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadist
Ash Shahihah, no. 1031)
TIDAK MEMAKAI PARFUM KETIKA KE IKUT
SHALAT TARAWAIH
13. َِّبَن ََّنأ عنها هللا رضي ِةَّيِفَقَّالث َبَنْيَز ْنَعَِّاَّلل-وسلم عليه هللا صلى-َالَق
«َرْقَت َالَف ِدِجْسَمْلا َِلِإ ْتَجَرَخ َّنُكُتََّيأاايبِط َّنَب».
Artinya: “Zainab Ats Tsaqafiyyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan
bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perempuan mana saja yang pergi ke masjid maka jangan sekali-
kali dia mendekati (memakai) minyak wangi”. (HR. An Nasai dan
dishahihkan di dalam kitab Shahih An Nasai, no. 5131)
TIDAK MEMAKAI PARFUM KETIKA KE IKUT
SHALAT TARAWAIH -2
14. ُسَر َالَق َالَق عنه هللا رضي َةَرْيَرُه َِِبأ ْنَعَِّاَّلل ُول-عليه هللا صلى
وسلم-«َت َالَف ااورََُب ْتَابََصأ ٍَةأَرْام اََُّميأَرِاْلخ َاءَشِعْلا اَنَعَم ْدَهْشَة
».
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perempuan
mana saja yang telah memakai minyak wangi maka tidak boleh
shalat isya’ bersama kami”. (HR. Muslim)
TIDAK MEMAKAI PARFUM KETIKA KE IKUT
SHALAT JAMAAH
15. SHALAT TIDAK DITERIMA
َِّاَّلل َولُسَر-وسلم عليه هللا صلى-ُولُقَي:«ٍَةأَرْام ِنِم اَم
َهُحيِر ُفِصْعَت ِدِجْسَمْلا َِلِإ ُجُرََْتَص اَهْنِم َُّاَّلل ُلَبْقَيَف ااَهَتَال
َتْغَتَف اَهِتْيَب َِلِإ َع ِجْرَت ََّّتَحَلِس».
“Tidaklah seorang wanita keluar pergi menuju masjid
dan menyebar bau wanginya akan diterima oleh Allah
dari shalatnya sampai dia kembali ke rumahnya dan
mandi”. (HR. Al Baihaqi dan dishahihkan di dalam
kitab Jilbab Al Mar-ah Al Muslimah, karya Al Albani)
16. LARANGAN KERAS UNTUK MEMAKAI
MINYAK WANGI KELUAR RUMAH
ِ
ِّ
َِّبنال ِنَع عنه هللا رضي ىَوسُم َِِبأ ْنَع-عليه هللا صلى
وسلم-َالَق«ْرَمْلاَو ٌةَيِانَز ٍْنيَع ُّلُكَمَف ْتَرَطْعَتْاس اَذِإ ُةَأْتَّر
َز ِِنْعَي اَذَكَو اَذَك َىِهَف ِسِلْجَمْلًِباةَيِان».
Artinya: “Abu Musa radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap mata berzina dan seorang wanita jika memakai
minyak wangi lalu lewat di sebuah majelis (perkumpulan),
maka dia adalah wanita yang begini, begini, yaitu seorang
wanita pezina”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam
kitab Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 2019)
17. MENJAGA WAKTU
ٌيِثَكاَمِهيِف ٌنوُبْغَم ِانَتَمْعِنَفْلاَو ُةَّحِ
ِّالص َِّاسنال َنِمُُاَر
Ada dua nikmat yang banyak sekali
orang tertipu dengannya, nikmat
sehat dan waktu luang.
Riwayat al-Bukhâri
18. TUNDUKKAN PANDANGAN
Allah Ta’ala berfirman,
َْبأ ْنِم اوُّضُغَي َنيِنِمْؤُمْلِل ْلُقُف اوُظَفَْحيَو ْمِهِراَصَكِلَذ ْمُهَوجُر
َِب ٌيِبَخ ََّاَّلل َّنِإ ْمََُل ىَكَْزأَنوُعَنْصَي ا
”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] :
30).
19. MENJAUHI MUSIK
Allah Ta’ala berfirman,
يََِتْشَي ْنَم َِّاسنال َنِمَوِيثِدَْاْل َوََْلُيِلِْيَغِب َِّاَّلل ِيلِبَس ْنَع َّلِضاَهَذَِّختَيَو ٍمْلِع
َلْتُت اَذِإَو ٌنيِهُم ٌابَذَع ْمََُل َكِئَلوُأ ااوُزُهَتْسُم َِّلَو اَنُتَآَي ِهْيَلَع ىََْل ْنَأَكاا
ِْبْك
ِِّشَبَف اارْقَو ِهْيَنُذُأ ِِف ََّنأَكاَهْعَمْسَيٍميَِلأ ٍابَذَعِب ُهْر
“Dan di antara manusia (ada) orang yang
mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh
azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-
ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia
belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya;
maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS.
Luqman: 6-7
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu salah satu sahabat senior Nabi berkata ketika ditanya
tentang maksud ayat ini, maka beliau menjawab bahwa itu adalah musik, seraya beliau
bersumpah dan mengulangi perkataannya sebanyak tiga kali.
20. MENJAUHI MUSIK
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ِْاْل َنوُّلِحَتْسَي ٌامَوَْقأ َِّتَُّمأ ْنِم َّنَنوُكَيَلَفِزاَعَمْلاَو َرْمَْاْلَو َيرِرَْاْلَو َرٌامَوَْقأ َّنَلِزْنَيَلَو ،َِلِإ
َْي ، ْمََُل ٍةَحِراَسِب ْمِهْيَلَع ُوحُرَي ٍمَلَع ِبْنَجْمِهيِت–َيِقَفْلا ِِنْعَي–َ
ِْلْع ِجْار اوُلوُقَيَف ٍةَاج
اادَغ اَنْيَلِإ.َعْلا ُعَضَيَو َُّاَّلل ُمُهُتِِّيَبُيَفَنَخَو اةَدَرِق َينِرَآخ َُُسَْميَو ، َمَلِةَامَيِقْلا ِمْوَي َِلِإ َيرِزا
“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang
menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok
orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka.
Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka
berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan
siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah
mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.”
Jika dikatakan menghalalkan musik, berarti musik itu haram