SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Learning Objective
a. Portal hypertension et Causa Cirrhosis Hepatis (Patologi dan histopatologi)
Sirosis Hepatis
Sirosis Hepatis didefinisikan sebagai proses patologis yang bersifat difus ditandai
dengan fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal menjadi struktur nodular yang
abnormal. Pada definisi tersebut ditekankan bahwa perubahan arsitektur hati bukan
bersifat lokal melainkan menyeluruh atau melibatkan hampir seluruh jaringan hati.
 Fibrosis septa, adalah pembentukan jaringan parut halus atau tebal yang mengelilingi
lobulus. Fibrosis yang sudah berjalan lama umumnya tidak reversibel selama
penyebabnya berkaitan dengan kelainan vaskular luas. Pembentukan jaringan ikat
dapat mengalami regresi apabila penyebab terjadinya kelainan hati tersebut
dihilangkan.
 Nodulus-nodulus parenkim hati yang terdiri atas sel-sel hati yang dikelilingi oleh
jaringan ikat, ukuran nodulus bervariasi dari sangat kecil (diameter kurang dari 3 mm –
mikronodulus) hingga ukuran besar (diameter lebih dari 1 cm – makronoduler).
Hepatosit yang ada didalam nodulus tersebut berasal dari dua sumber yaitu :
1) Hepatosit yang masih tersisa diantara jaringan ikat padat pada saat sirosis terjadi,
hal ini memperlihatkan bahwa sel hati yang sudah tua masih mampu bereplikasi.
2) Hepatosit yang berasal dari sel hepatosit baru yang diprakarsai oleh sel
punca/progenitor yang terdapat pada area disekitar kanal Hering dan duktus biliaris
kecil tempat sel punca hepatobilier berada.
A. Patogenesis
Tiga proses yang memiliki peran sentral pada patogenesis sirosis yaitu
kematian sel hati, penimbunan matriks ekstraseluler dan reorganisasi vaskular.
Perubahan yang terjadi pada jaringan ikat dan matriks ekstraseluler (ECM)
merupakan gambaran umum yang terlihat pada semua bentuk sirosis. Pada jaringan
hati normal ECM yang terdiri atas kolagen interstitium (terbentuk dari serat-serat
kolagen tipe I, III, V, dan IX) hanya terdapat pada simpai hati, area portal dan
sekeliling vena sentralis. Sel hepatosit sendiri tidak memiliki membran basal seperti
pada sel kelenjar umumnya namun memiliki kerangka jaringan ikat tipis yang terdiri
atas kolagen tipe IV dan beberapa jenis protein yang mengisi ruang antar sel endotel
sinusoid dan hepatosit (ruang Disse). Kondisi yang berbeda terjadi pada sirosis hati,
dimana komponen yang mengisi ruang Disse adalah kolagen tipe I dan III serta
komponen ECM yang lain.
M. Farhan Habiburrahman
04011181419066
Sel stelata yang terdapat pada perisinusoid merupakan sumber utama
pembentukan jaringan kolagen yang berlebihan pada sirosis (dulu dikenal sebagai sel
Ito). Sel tersebut terletak pada ruang Disse, yang pada keadaan normal sel tersebut
berfungsi untuk penyimpanan Vitamin A. Selama proses terjadinya fibrosis, sel stelata
tersebut teraktivasi dan berubah menjadi miofibroblas. Dipercaya bahwa stimulus yang
mengaktifkan sel stelata untuk memproduksi kolagen adalah reactive oxygen species
(ROS), faktor pertumbuhan dan sitokin yang antara lain adalah tumor nekrosis factor
(TNF), interleukin I (IL-I) dan limfotoksin. Faktor-faktor tersebut terbentuk akibat
kerusakan hepatosit atau distimulasi oleh sel Kupffer dan sel endotel sinusoid. Sel
stelata yang telah teraktifan juga menghasilkan faktor pertumbuhan, sitokin serta
kemokin yang selanjutnya akan memicu sintesis kolagen, terutama diakibatkan oleh
adanya transforming growth factor-β (TGF- β).
Fibroblas pada portal juga diduga berperan dalam terjadinya sirosis. Dalam
perjalanan penyakit hati kronik, fibrosis merupakan proses yang dinamis dan
berkelanjutan, didalamnya melibatkan proses pembentukan (sintesis), penumpukan
(deposit) dan pengurangan (resorbsi) komponen ECM, yang terjadi akibat
ketidakseimbangan antara aktivasi enzim metaloprotease dan inhibitor metaloprotease
jaringan. Dikemukakan pula bahwa pada fibrosis fase lanjut pun apabila penyebab
penyakit teratasi atau etiologi penyakit dapat dihilangkan masih dimungkinkan terjadi
perbaikan struktur hati maupun fungsi hati (sirosis mengalami regresi).
Jejas dan perubahan vaskular juga berperan penting pada perubahan struktur
jaringan hati normal menjadi sirosis. Radang dan trombosis pada vena portal, arteri
hepatik dan atau vena sentral menyebabkan perubahan yang sifatnya berselang-
seling antara are hiperperfusi dan hipoperfusi. Pada area hipoperfusi ditemukan atrofia
parenkim hati dan pada area hiperperfusi tampak gambaran regenerasi dan
kompensasi berlebih parenkim hati. Lesi vaskular yang banyak berperan dalam proses
terjadinya gangguan fungsi hati adalah hilangnya kemampuan fenestrasi sel endotel
sinus dan terbentuknya hubungan pintas vena portal dengan vena hepatik dan antara
arteri hepatik dengan vena portal.
Pada dinding sinusoid normal terdapat fenestra sel endotel yang berfungsi
memudahkan terjadinya penebalan membran basal mengubah dinding sinusoid yang
tipis menjadi lebih tebal dan tekanan sinusoid meningkat. Tekanan sinusoid yang
meningkat menyebabkan aliran vaskular menjadi lebih cepat tanpa disertai pertukaran
material terlarut dalam plasma maupun yang terlarut di sitoplasma sel hati. Keadaan
tersebut terutama berdampak pada kegagalan pertukaran protein (contoh albumin,
faktor pembekuan, lipoprotein) antara plasma dengan sel hati. Perubahan fungsional
ini diperparahi oleh kondisi awal yang menyebabkan tekanan vaskular di hati menjadi
abnormal dan berperan pada disfungsi hati karena hilangnya mikrovili yang terdapat
pada permukaan sel hati, berikutnya akan terjadi pula hilangnya kemampuan transpor
membran.
Sinusoid
Endothel
HepatositRuang Disse
Mekanisme kerusakan sel hati yang berlanjut menjadi sirosis bervariasi dan
tergantung penyebab atau etiologinya (virus, alkohol, obat-obatan). Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa struktur parenkim hati normal akan berubah
menjadi struktur nodular yang terbentuk oleh sel-sel hati lama yang masih bertahan
hidup dan sel-sel hati baru yang berasal dari sel punca. Struktur nodular tersebut
terbentuk oleh sel hati yang mengalami regenerasi membentuk nodulus bulat lonjong
dikelilingi oleh septa jaringan ikat.
Portal Hypertension
Penyebab hipertensi portal intrahepatik yang terbanyak adalah sirosis dan
merupakan penyebab tersering dari seluruh bentuk hipertensi portal. Hipertensi portal
non sirotik jauh lebih jarang ditemukan, penyebabnya antara lain schistosomiasis,
perlemakan hati masif, penyakit granulomatosa yang bersifat difus (sarkoidosis,
tuberkulosis milier), penyakit yang mengenai sirkulasi mikro pada daerah porlat sebagai
contoh adalah hiperplasia regeneratif nodular (nodular regenerative hyperplasia).
Hipertensi portal yang terjadi pada sirosis disebabkan karena peningkatan
resistensi aliran darah ke portal pada tingkat sinusoid serta kompresi vena sentral oleh
fibrosis perivenula dan terbentuknya nodulus parenkimal yang semakin melebar.
Anastomosis yang terjadi antara sistem arterial dan portal pada area yang fibrotik juga
berperan pada terjadinya hipertensi portal, dimana terjadi tahanan terhadap tekanan
darah arterial dalam sistem vena portal yang normalnya bertekanan rendah. Faktor
penyebab lain dari hipertensi portal adalah peningkan tekanan aliran darah vena portal
yang terjadi akibat sirkulasi yang hiperdinamik. Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi
arterial pada sirkulasi splanknik, terutama merupakan hasil dari peningkatan produksi
Oksida Nitrit (NO) pada sirkulasi terminal (vascular bed).
Kejadian tersebut merupakan respons terhadap penurunan pembersihan DNA
bakteri yang diabsorbsi melalui saluran cerna, melampaui sel Kupffer. Penurunan
respons tersebut disebabkan oleh adanya aliran pintas dari portal ke dalam aliran
sistemik. DNA bakteri dapat menyebabkan peningkatan produksi NO.
b. Vaskularisasi Abdomen
Analisis Masalah
i. Bagaimana faktor resiko penyakit hepatitis B ?
Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang merupakan golongan
Hepadnaviridae. Replikasi VHB tidak melibatkan integrasi virus dengan DNA sel
penjamu, namun demikian VHB yang terintegrasi sering mengalami delesi dan
perubahan struktur sehingga sering menjadi tidak aktif. Selain itu juga terdapat Genom
VHB, yaitu molekul berupa rantai DNA sirkular yang sebagian berganda dan
mengodekan 3200 nukleotida.
 Regio precore/core nucleocapsid. Protein “core” berperan sebagai hepatitis B core
antigen (HbcAg), pre core protein berperan sebagai hepatitis Be antigen (HbeAg).
HbcAg akan dikeluarkan di dalam sirkulasi darah dan berperan penting pada
terjadinya infeksi yang menetap.
 Envelope glycoprotein. Berperan sebagai hepatitis B surface antigen (HbsAg)
protein ini diproduksi dan disekresi ke dalam darah dalam jumlah banyak. HbsAg
bersifat imunogenik, yaitu protein yang mampu memicu terbentuknya antibodi
terhadap virus.
 DNA polymerase yaitu enzim polimerase yang rawan terhadap terjadinya
kesalahan pada aktivitas reverse transcriptase sehingga dapat menyebabkan
tingginya kemungkinan mutasi genom virus yang berada dalam fase replikasi.
 Protein VHB-X, berperan sebagai transactivator transkripsi pada kebanyakan gen
virus dan pejamu melalui interaksi dengan berbagai faktor transkripsi. VHB-X
dibutuhkan oleh virus dalam kemampuannya untuk menginfeksi dan menyebabkan
keganasan sel hati melalui terjadinya degradasi terhadap regulasi dan ekspresi
p53.
ii. Bagaimana prognosis dari hepatitis B ?
iii. Apa komplikasi yang terjadi akibat dari gejala (BAB hitam dan perut terasa besar)
yang tidak didiobati selama 2 bulan ?
Pada keluhan perut yang terasa membesar, dokter memperkirakan Tn. Portal
mengalami ascites yaitu penimbunan cairan limfatik hati di dalam rongga peritoneal.
Pada ascites yang berlangsung lama dapat terjadi perembesan cairan melewati aliran
limfatik transdiafragma sehingga menyebabkan hidrotoraks yang lebih sering terjadi
pada toraks kanan.
Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada
sorosis hati adalah perdarahan akibat pecahnya varises esofagus. Sifat perdarahan
yang ditimbulkan ialah muntah darah atau hematemesis, biasanya mendadak tanpa
didahului rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan
membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. Penyebab lain adalah
tukak lambung dan tukak duodeni.
Varises sering asimtomatik, tetapi rupturnya dapat menyebabkan hematemesis
masif dan kematian. Karena itu ruptur varises dimasukkan dalam kedokteran darurat.
Meskipun diintervensi, sebanyak separuh pasien mati akibat episode pendarahan,
baik sebagai akibat pendarahan langsung, ataupun oleh karena koma hepatik yang
dipicu oleh banyaknya protein akibat pendarahan intraluminal dan syok hypovolemik.
Diantara mereka yang bertahan hidup, setiap episode pendarahan tambahan
berpotensi fatal, terjadi pada lebih dari 50% kasus. Sebagai akibat, lebih dari separuh
kematian berasosiasi dengan sirosis lanjut adalah akibat ruptur varises.
iv. Apa faktor resiko dari portal hypertension et causa cirrhosis hepatis ?
Penyebab hipertensi portal intrahepatik yang terbanyak adalah sirosis dan
merupakan penyebab tersering dari seluruh bentuk hipertensi portal. Hipertensi portal
non sirotik jauh lebih jarang ditemukan, penyebabnya antara lain schistosomiasis,
perlemakan hati masif, penyakit granulomatosa yang bersifat difus (sarkoidosis,
tuberkulosis milier), penyakit yang mengenai sirkulasi mikro pada daerah porlat
sebagai contoh adalah hiperplasia regeneratif nodular (nodular regenerative
hyperplasia).
Hipertensi portal yang terjadi pada sirosis disebabkan karena peningkatan
resistensi aliran darah ke portal pada tingkat sinusoid serta kompresi vena sentral oleh
fibrosis perivenula dan terbentuknya nodulus parenkimal yang semakin melebar.
Anastomosis yang terjadi antara sistem arterial dan portal pada area yang fibrotik juga
berperan pada terjadinya hipertensi portal, dimana terjadi tahanan terhadap tekanan
darah arterial dalam sistem vena portal yang normalnya bertekanan rendah. Faktor
penyebab lain dari hipertensi portal adalah peningkan tekanan aliran darah vena portal
yang terjadi akibat sirkulasi yang hiperdinamik. Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi
arterial pada sirkulasi splanknik, terutama merupakan hasil dari peningkatan produksi
Oksida Nitrit (NO) pada sirkulasi terminal (vascular bed).
Kejadian tersebut merupakan respons terhadap penurunan pembersihan DNA
bakteri yang diabsorbsi melalui saluran cerna, melampaui sel Kupffer. Penurunan
respons tersebut disebabkan oleh adanya aliran pintas dari portal ke dalam aliran
sistemik. DNA bakteri dapat menyebabkan peningkatan produksi NO.
v. Bagaimana hubungan dilatasi pada vena superficialis abdomen dengan penyakit yang
dialami Tn. Portal ?

More Related Content

What's hot

Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaran
Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaranSistem Sirkulasi dengan video pembelajaran
Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaranWahyu PM
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaMifta Tessey
 
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahFungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahGian Angelo
 
8 5. sistem peredaran darah
8 5. sistem peredaran darah8 5. sistem peredaran darah
8 5. sistem peredaran darahAlfie Kesturi
 
Pathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaPathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaNadia Nurulhuda
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1SMKTA
 
Sistem transportasi manusia
Sistem transportasi manusiaSistem transportasi manusia
Sistem transportasi manusiaWiduri Aja
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiahatmaja
 
Reaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideraReaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideradimar aji
 
Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5diya303
 

What's hot (20)

Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaran
Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaranSistem Sirkulasi dengan video pembelajaran
Sistem Sirkulasi dengan video pembelajaran
 
Pembuluh Darah Kapiler
Pembuluh Darah KapilerPembuluh Darah Kapiler
Pembuluh Darah Kapiler
 
Infark
InfarkInfark
Infark
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Biologi f5-c1
Biologi f5-c1Biologi f5-c1
Biologi f5-c1
 
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahFungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
 
8 5. sistem peredaran darah
8 5. sistem peredaran darah8 5. sistem peredaran darah
8 5. sistem peredaran darah
 
Topik 1 nota pengangkutan
Topik 1  nota pengangkutanTopik 1  nota pengangkutan
Topik 1 nota pengangkutan
 
05.darah
05.darah05.darah
05.darah
 
Pathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietikaPathologi sistem hematopoietika
Pathologi sistem hematopoietika
 
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasiSistem sirkulasi
Sistem sirkulasi
 
Pengenalan hematologi pdf
Pengenalan hematologi pdfPengenalan hematologi pdf
Pengenalan hematologi pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Sistem transportasi manusia
Sistem transportasi manusiaSistem transportasi manusia
Sistem transportasi manusia
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Reaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideraReaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cidera
 
INFLAMASI
INFLAMASIINFLAMASI
INFLAMASI
 
Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5
 
Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5Modul 2 kb 5
Modul 2 kb 5
 
Makalah trombosit
Makalah trombositMakalah trombosit
Makalah trombosit
 

Viewers also liked

Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Amanda Putri Utami
 
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Amanda Putri Utami
 
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Amanda Putri Utami
 
Amiodaron kelompok2 mfk 2013
Amiodaron kelompok2 mfk 2013Amiodaron kelompok2 mfk 2013
Amiodaron kelompok2 mfk 2013Nevada Farahiyah
 
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Amanda Putri Utami
 
FATTY LIVER
FATTY LIVERFATTY LIVER
FATTY LIVERYESANNA
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Dayat Dacil
 

Viewers also liked (9)

Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
 
Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7Laporan skenario a blok 7
Laporan skenario a blok 7
 
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
Laporan skenario b blok 7 (Hipoksia)
 
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
Laporan Tutorial Skenario A Blok 4 (Sindrom Turner)
 
Amiodaron kelompok2 mfk 2013
Amiodaron kelompok2 mfk 2013Amiodaron kelompok2 mfk 2013
Amiodaron kelompok2 mfk 2013
 
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
Skenario B blok 12 tahun 2013 (Decompensatio cordis)
 
FATTY LIVER
FATTY LIVERFATTY LIVER
FATTY LIVER
 
Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2Kasus skenario 1 modul 2
Kasus skenario 1 modul 2
 
Fatty liver
Fatty liverFatty liver
Fatty liver
 

Similar to Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario A Blok 6 2015 Beta PDU FK Unsri

Laporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisLaporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisNurhadijahgaffar
 
Sirosis hepatis
Sirosis hepatisSirosis hepatis
Sirosis hepatisIrwan Syah
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisKANDA IZUL
 
NAQIA FEBRIANI (3).docx
NAQIA FEBRIANI (3).docxNAQIA FEBRIANI (3).docx
NAQIA FEBRIANI (3).docxSaniaJunianti
 
Asuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan PolisitemiaAsuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan PolisitemiaSinta Sari
 
Makalah ginjal
Makalah ginjalMakalah ginjal
Makalah ginjalDek Libra
 
86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatisamiracatri
 
CSS sirosis hepatis.pptx
CSS sirosis hepatis.pptxCSS sirosis hepatis.pptx
CSS sirosis hepatis.pptxSitiHawa416858
 
Bab 2 portal hipertension
Bab 2 portal hipertensionBab 2 portal hipertension
Bab 2 portal hipertensionLilik Supianti
 
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptxzuhrahgiatamah
 
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptxANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptxIstiKhomah14
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumNugroho Tristyanto
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)KANDA IZUL
 

Similar to Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario A Blok 6 2015 Beta PDU FK Unsri (20)

Laporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatisLaporan pendahuluan sirosis hepatis
Laporan pendahuluan sirosis hepatis
 
Patologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan SelPatologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan Sel
 
Sirosis hepatis
Sirosis hepatisSirosis hepatis
Sirosis hepatis
 
Serosis hepatis
Serosis hepatisSerosis hepatis
Serosis hepatis
 
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
Serosis hepatis AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatis
 
NAQIA FEBRIANI (3).docx
NAQIA FEBRIANI (3).docxNAQIA FEBRIANI (3).docx
NAQIA FEBRIANI (3).docx
 
Asuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan PolisitemiaAsuhan Keperawatan Polisitemia
Asuhan Keperawatan Polisitemia
 
Makalah pk
Makalah pkMakalah pk
Makalah pk
 
Makalah ginjal
Makalah ginjalMakalah ginjal
Makalah ginjal
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis86960608 referat-sirosis-hepatis
86960608 referat-sirosis-hepatis
 
darah
darahdarah
darah
 
CSS sirosis hepatis.pptx
CSS sirosis hepatis.pptxCSS sirosis hepatis.pptx
CSS sirosis hepatis.pptx
 
Bab 2 portal hipertension
Bab 2 portal hipertensionBab 2 portal hipertension
Bab 2 portal hipertension
 
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx
437313358-PPT-HEMATOPOIESIS.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptxANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
ANATOMI FISIOLOGI_ANATOMI HEPAR KANDUNG EMPEDU.pptx
 
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serumPola hubungan antara kadar bilirubin serum
Pola hubungan antara kadar bilirubin serum
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 

Recently uploaded

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaYosuaNatanael1
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 

Recently uploaded (20)

leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannyaleaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
leaflet IKM, gastritis dan pencegahannya
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 

Hasil Belajar Mandiri Tutorial Skenario A Blok 6 2015 Beta PDU FK Unsri

  • 1. Learning Objective a. Portal hypertension et Causa Cirrhosis Hepatis (Patologi dan histopatologi) Sirosis Hepatis Sirosis Hepatis didefinisikan sebagai proses patologis yang bersifat difus ditandai dengan fibrosis dan perubahan arsitektur hati normal menjadi struktur nodular yang abnormal. Pada definisi tersebut ditekankan bahwa perubahan arsitektur hati bukan bersifat lokal melainkan menyeluruh atau melibatkan hampir seluruh jaringan hati.  Fibrosis septa, adalah pembentukan jaringan parut halus atau tebal yang mengelilingi lobulus. Fibrosis yang sudah berjalan lama umumnya tidak reversibel selama penyebabnya berkaitan dengan kelainan vaskular luas. Pembentukan jaringan ikat dapat mengalami regresi apabila penyebab terjadinya kelainan hati tersebut dihilangkan.  Nodulus-nodulus parenkim hati yang terdiri atas sel-sel hati yang dikelilingi oleh jaringan ikat, ukuran nodulus bervariasi dari sangat kecil (diameter kurang dari 3 mm – mikronodulus) hingga ukuran besar (diameter lebih dari 1 cm – makronoduler). Hepatosit yang ada didalam nodulus tersebut berasal dari dua sumber yaitu : 1) Hepatosit yang masih tersisa diantara jaringan ikat padat pada saat sirosis terjadi, hal ini memperlihatkan bahwa sel hati yang sudah tua masih mampu bereplikasi. 2) Hepatosit yang berasal dari sel hepatosit baru yang diprakarsai oleh sel punca/progenitor yang terdapat pada area disekitar kanal Hering dan duktus biliaris kecil tempat sel punca hepatobilier berada. A. Patogenesis Tiga proses yang memiliki peran sentral pada patogenesis sirosis yaitu kematian sel hati, penimbunan matriks ekstraseluler dan reorganisasi vaskular. Perubahan yang terjadi pada jaringan ikat dan matriks ekstraseluler (ECM) merupakan gambaran umum yang terlihat pada semua bentuk sirosis. Pada jaringan hati normal ECM yang terdiri atas kolagen interstitium (terbentuk dari serat-serat kolagen tipe I, III, V, dan IX) hanya terdapat pada simpai hati, area portal dan sekeliling vena sentralis. Sel hepatosit sendiri tidak memiliki membran basal seperti pada sel kelenjar umumnya namun memiliki kerangka jaringan ikat tipis yang terdiri atas kolagen tipe IV dan beberapa jenis protein yang mengisi ruang antar sel endotel sinusoid dan hepatosit (ruang Disse). Kondisi yang berbeda terjadi pada sirosis hati, dimana komponen yang mengisi ruang Disse adalah kolagen tipe I dan III serta komponen ECM yang lain. M. Farhan Habiburrahman 04011181419066
  • 2. Sel stelata yang terdapat pada perisinusoid merupakan sumber utama pembentukan jaringan kolagen yang berlebihan pada sirosis (dulu dikenal sebagai sel Ito). Sel tersebut terletak pada ruang Disse, yang pada keadaan normal sel tersebut berfungsi untuk penyimpanan Vitamin A. Selama proses terjadinya fibrosis, sel stelata tersebut teraktivasi dan berubah menjadi miofibroblas. Dipercaya bahwa stimulus yang mengaktifkan sel stelata untuk memproduksi kolagen adalah reactive oxygen species (ROS), faktor pertumbuhan dan sitokin yang antara lain adalah tumor nekrosis factor (TNF), interleukin I (IL-I) dan limfotoksin. Faktor-faktor tersebut terbentuk akibat kerusakan hepatosit atau distimulasi oleh sel Kupffer dan sel endotel sinusoid. Sel stelata yang telah teraktifan juga menghasilkan faktor pertumbuhan, sitokin serta kemokin yang selanjutnya akan memicu sintesis kolagen, terutama diakibatkan oleh adanya transforming growth factor-β (TGF- β). Fibroblas pada portal juga diduga berperan dalam terjadinya sirosis. Dalam perjalanan penyakit hati kronik, fibrosis merupakan proses yang dinamis dan berkelanjutan, didalamnya melibatkan proses pembentukan (sintesis), penumpukan (deposit) dan pengurangan (resorbsi) komponen ECM, yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara aktivasi enzim metaloprotease dan inhibitor metaloprotease jaringan. Dikemukakan pula bahwa pada fibrosis fase lanjut pun apabila penyebab penyakit teratasi atau etiologi penyakit dapat dihilangkan masih dimungkinkan terjadi perbaikan struktur hati maupun fungsi hati (sirosis mengalami regresi). Jejas dan perubahan vaskular juga berperan penting pada perubahan struktur jaringan hati normal menjadi sirosis. Radang dan trombosis pada vena portal, arteri hepatik dan atau vena sentral menyebabkan perubahan yang sifatnya berselang- seling antara are hiperperfusi dan hipoperfusi. Pada area hipoperfusi ditemukan atrofia parenkim hati dan pada area hiperperfusi tampak gambaran regenerasi dan kompensasi berlebih parenkim hati. Lesi vaskular yang banyak berperan dalam proses terjadinya gangguan fungsi hati adalah hilangnya kemampuan fenestrasi sel endotel sinus dan terbentuknya hubungan pintas vena portal dengan vena hepatik dan antara arteri hepatik dengan vena portal.
  • 3. Pada dinding sinusoid normal terdapat fenestra sel endotel yang berfungsi memudahkan terjadinya penebalan membran basal mengubah dinding sinusoid yang tipis menjadi lebih tebal dan tekanan sinusoid meningkat. Tekanan sinusoid yang meningkat menyebabkan aliran vaskular menjadi lebih cepat tanpa disertai pertukaran material terlarut dalam plasma maupun yang terlarut di sitoplasma sel hati. Keadaan tersebut terutama berdampak pada kegagalan pertukaran protein (contoh albumin, faktor pembekuan, lipoprotein) antara plasma dengan sel hati. Perubahan fungsional ini diperparahi oleh kondisi awal yang menyebabkan tekanan vaskular di hati menjadi abnormal dan berperan pada disfungsi hati karena hilangnya mikrovili yang terdapat pada permukaan sel hati, berikutnya akan terjadi pula hilangnya kemampuan transpor membran. Sinusoid Endothel HepatositRuang Disse
  • 4. Mekanisme kerusakan sel hati yang berlanjut menjadi sirosis bervariasi dan tergantung penyebab atau etiologinya (virus, alkohol, obat-obatan). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa struktur parenkim hati normal akan berubah menjadi struktur nodular yang terbentuk oleh sel-sel hati lama yang masih bertahan hidup dan sel-sel hati baru yang berasal dari sel punca. Struktur nodular tersebut terbentuk oleh sel hati yang mengalami regenerasi membentuk nodulus bulat lonjong dikelilingi oleh septa jaringan ikat. Portal Hypertension Penyebab hipertensi portal intrahepatik yang terbanyak adalah sirosis dan merupakan penyebab tersering dari seluruh bentuk hipertensi portal. Hipertensi portal non sirotik jauh lebih jarang ditemukan, penyebabnya antara lain schistosomiasis, perlemakan hati masif, penyakit granulomatosa yang bersifat difus (sarkoidosis, tuberkulosis milier), penyakit yang mengenai sirkulasi mikro pada daerah porlat sebagai contoh adalah hiperplasia regeneratif nodular (nodular regenerative hyperplasia). Hipertensi portal yang terjadi pada sirosis disebabkan karena peningkatan resistensi aliran darah ke portal pada tingkat sinusoid serta kompresi vena sentral oleh fibrosis perivenula dan terbentuknya nodulus parenkimal yang semakin melebar. Anastomosis yang terjadi antara sistem arterial dan portal pada area yang fibrotik juga berperan pada terjadinya hipertensi portal, dimana terjadi tahanan terhadap tekanan darah arterial dalam sistem vena portal yang normalnya bertekanan rendah. Faktor penyebab lain dari hipertensi portal adalah peningkan tekanan aliran darah vena portal yang terjadi akibat sirkulasi yang hiperdinamik. Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi
  • 5. arterial pada sirkulasi splanknik, terutama merupakan hasil dari peningkatan produksi Oksida Nitrit (NO) pada sirkulasi terminal (vascular bed). Kejadian tersebut merupakan respons terhadap penurunan pembersihan DNA bakteri yang diabsorbsi melalui saluran cerna, melampaui sel Kupffer. Penurunan respons tersebut disebabkan oleh adanya aliran pintas dari portal ke dalam aliran sistemik. DNA bakteri dapat menyebabkan peningkatan produksi NO. b. Vaskularisasi Abdomen Analisis Masalah i. Bagaimana faktor resiko penyakit hepatitis B ? Hepatitis B disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang merupakan golongan Hepadnaviridae. Replikasi VHB tidak melibatkan integrasi virus dengan DNA sel penjamu, namun demikian VHB yang terintegrasi sering mengalami delesi dan perubahan struktur sehingga sering menjadi tidak aktif. Selain itu juga terdapat Genom VHB, yaitu molekul berupa rantai DNA sirkular yang sebagian berganda dan mengodekan 3200 nukleotida.  Regio precore/core nucleocapsid. Protein “core” berperan sebagai hepatitis B core antigen (HbcAg), pre core protein berperan sebagai hepatitis Be antigen (HbeAg). HbcAg akan dikeluarkan di dalam sirkulasi darah dan berperan penting pada terjadinya infeksi yang menetap.  Envelope glycoprotein. Berperan sebagai hepatitis B surface antigen (HbsAg) protein ini diproduksi dan disekresi ke dalam darah dalam jumlah banyak. HbsAg bersifat imunogenik, yaitu protein yang mampu memicu terbentuknya antibodi terhadap virus.  DNA polymerase yaitu enzim polimerase yang rawan terhadap terjadinya kesalahan pada aktivitas reverse transcriptase sehingga dapat menyebabkan tingginya kemungkinan mutasi genom virus yang berada dalam fase replikasi.  Protein VHB-X, berperan sebagai transactivator transkripsi pada kebanyakan gen virus dan pejamu melalui interaksi dengan berbagai faktor transkripsi. VHB-X dibutuhkan oleh virus dalam kemampuannya untuk menginfeksi dan menyebabkan keganasan sel hati melalui terjadinya degradasi terhadap regulasi dan ekspresi p53. ii. Bagaimana prognosis dari hepatitis B ?
  • 6. iii. Apa komplikasi yang terjadi akibat dari gejala (BAB hitam dan perut terasa besar) yang tidak didiobati selama 2 bulan ? Pada keluhan perut yang terasa membesar, dokter memperkirakan Tn. Portal mengalami ascites yaitu penimbunan cairan limfatik hati di dalam rongga peritoneal. Pada ascites yang berlangsung lama dapat terjadi perembesan cairan melewati aliran limfatik transdiafragma sehingga menyebabkan hidrotoraks yang lebih sering terjadi pada toraks kanan. Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berbahaya pada sorosis hati adalah perdarahan akibat pecahnya varises esofagus. Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah muntah darah atau hematemesis, biasanya mendadak tanpa didahului rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna kehitam-hitaman dan tidak akan membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. Penyebab lain adalah tukak lambung dan tukak duodeni. Varises sering asimtomatik, tetapi rupturnya dapat menyebabkan hematemesis masif dan kematian. Karena itu ruptur varises dimasukkan dalam kedokteran darurat. Meskipun diintervensi, sebanyak separuh pasien mati akibat episode pendarahan, baik sebagai akibat pendarahan langsung, ataupun oleh karena koma hepatik yang dipicu oleh banyaknya protein akibat pendarahan intraluminal dan syok hypovolemik. Diantara mereka yang bertahan hidup, setiap episode pendarahan tambahan berpotensi fatal, terjadi pada lebih dari 50% kasus. Sebagai akibat, lebih dari separuh kematian berasosiasi dengan sirosis lanjut adalah akibat ruptur varises. iv. Apa faktor resiko dari portal hypertension et causa cirrhosis hepatis ? Penyebab hipertensi portal intrahepatik yang terbanyak adalah sirosis dan merupakan penyebab tersering dari seluruh bentuk hipertensi portal. Hipertensi portal non sirotik jauh lebih jarang ditemukan, penyebabnya antara lain schistosomiasis, perlemakan hati masif, penyakit granulomatosa yang bersifat difus (sarkoidosis, tuberkulosis milier), penyakit yang mengenai sirkulasi mikro pada daerah porlat sebagai contoh adalah hiperplasia regeneratif nodular (nodular regenerative hyperplasia). Hipertensi portal yang terjadi pada sirosis disebabkan karena peningkatan resistensi aliran darah ke portal pada tingkat sinusoid serta kompresi vena sentral oleh
  • 7. fibrosis perivenula dan terbentuknya nodulus parenkimal yang semakin melebar. Anastomosis yang terjadi antara sistem arterial dan portal pada area yang fibrotik juga berperan pada terjadinya hipertensi portal, dimana terjadi tahanan terhadap tekanan darah arterial dalam sistem vena portal yang normalnya bertekanan rendah. Faktor penyebab lain dari hipertensi portal adalah peningkan tekanan aliran darah vena portal yang terjadi akibat sirkulasi yang hiperdinamik. Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi arterial pada sirkulasi splanknik, terutama merupakan hasil dari peningkatan produksi Oksida Nitrit (NO) pada sirkulasi terminal (vascular bed). Kejadian tersebut merupakan respons terhadap penurunan pembersihan DNA bakteri yang diabsorbsi melalui saluran cerna, melampaui sel Kupffer. Penurunan respons tersebut disebabkan oleh adanya aliran pintas dari portal ke dalam aliran sistemik. DNA bakteri dapat menyebabkan peningkatan produksi NO. v. Bagaimana hubungan dilatasi pada vena superficialis abdomen dengan penyakit yang dialami Tn. Portal ?