Revisi pid klmpk 5

DASAR, HUKUM, DAN TUJUAN DAKWAH

DASAR, HUKUM, DAN TUJUAN DAKWAH 
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah 
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag. 
Disusun Oleh: 
Mita Lia Sofiana ( 131311115 ) 
Umi Dzunur Aini ( 131311125 ) 
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI 
Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) WALISONGO Semarang 
1 
2014
PENDAHULUAN 
2 
A. Latar Belakang 
Seiring perkembangan zaman, berkembang pula kebudayaan, gaya hidup, maupun 
kebiasaan yang menjadi rutinitas masyarakat modern. Dalam menanggapi berbagai 
pengaruh kebudayaan yang masuk di dalam masyarakat, diperlukan suatu kegiatan 
keagamaan sebagai sarana meningkatkan kualitas keagamaannya. Salah satu cara tersebut 
adalah kegiatan berdakwah. 
Dakwah sebagai aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dimana dakwah dapat 
tersebar dan diterima oleh masyarakat. Sebaliknya tanpa adannya dakwah, Islam akan jauh 
dari masyarakat dan selanjutnya bisa lenyap dari permukaan bumi. Keberadaan dakwah 
dapat menata kehidupan agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan 
bahagia. Karena pentingnya dakwah, maka perlu pula mempelajari secara mendalam 
mengenai dasar, hukum, dan tujuan dakwah sebagai upaya memperkaya pengetahuan. 
Pada dasarnya ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia 
dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran. 
Berkaitan dengan kewajiban umat Islam untuk berdakwah yang secara kongkrit 
telah terkodifikasi di dalam Alquran, sehingga hal ini berkolerasi dengan materi pada mata 
kuliah Pengantar Ilmu Dakwah yang menawarkan pembahasan tentang dasar, hukum dan 
tujuan dakwah. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul: Dasar, Hukum, Dan Tujuan 
Dakwah. Penyusunan makalah ini diniatkan sebagai salah satu bahan yang dapat menjadi 
tambahan literatur pengkajian ajaran Islam yang tertuang di dalam Alquran, agar dapat 
memberikan sedikit cahaya keilmuan dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini ialah 
sebagai berikut: 
a. Apakah dasar dakwah? 
b. Apakah hukum dakwah? 
c. Apakah tujuan dakwah?
PEMBAHASAN 
3 
A. Dasar Dakwah 
Dakwah sebagai aktivitas di dalam kehidupan seorang muslim, maka sudah barang 
tentu aktivitas tersebut haruslah berlandaskan pada dasar-dasar ajaran agama Islam itu 
sendiri. Adapun pokok landasan ajaran Islam pada dasarnya ialah Al-Qur’an dan al-Hadits. 
Sedangkan pelaksanaan dakwah tersebut, juga menyangkut komuikasi antar sesama 
manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula peraturan-peraturan 
yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian pelaksanaan 
dakwah tidak banyak mengalami hambatan-hambatan. 
Dalam membahas dasar dakwah, perlu dikemukakan adanya dua macam dasar, 
yaitu: 
a. Dasar keagamaan 
Merupakan dasar yang melandasi dakwah sebagai akivitas keagamaan seorang 
muslim, adapun dasar keagamaan dapat dibagi menjadi tiga: 1 
1. Al-Qur’an 
Terdapat banyak ayat yang secara implisit menunjukkan kewajiban 
melaksanakan dakwah di dalam Al-Qur’an. Baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah di 
samping menjadi pedoman pokok setiap aktivitas orang Muslim, khusus dalam 
masalah aktivitas dakwah secara kongkrit telah dijelaskan pula. Seperti contoh 
dalam Al-Qur’an disebutkan, antara lain: 
a. Q.S An-Nahl ayat 125 
ادْعُ إِلىَ سَبِيلِ رَب كَ بِا لْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجادَِلْهُمْ باِلَّتِي هِيَ اَحْسَنُ إِنَّ رَب كَ هُوَ عََْ مََُ 
) بِمَنْ ضَلً عَنْ 3سَبِي هَِِ وَهُوَ عََْ مََُ بِا لْمُهْتَدِينَ ) ٥٢١ 
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan bijaksana dan 
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. 
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang 
1 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 126.
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang 
mendapat petunjuk.” 
Kalimat ادْعُ yang dalam kaidah bahasa Arab merupakan bentuk kata 
kerja perintah yang berarti ajaklah, menurut kaidah uşul fiqh setiap kalimat 
perintah yang ada di dalam Alquran adalah perintah wajib yang harus dipatuhi 
selama tidak ada dalil lain yang mengubah atau membuat perintah tersebut 
menjadi sunnah atau ketetapan hukum yang lainnya.2 
Sedangkan kalimat بِا لْحِكْمَةِ menurut Datuk Tombak Alam berarti 
kebijaksanaan, sehingga dakwah harus dilengkapi dengan beberapa hal sebagai 
berikut:3 
1. Retorika: mempelajari ilmu seni berbicara. 
2. Didaktika: pembicaraan yang mengandung pelajaran. 
3. Mensen-kennis: ilmu pengetahuan tentang manusia yang dihadapi. 
4. Etika: tata tertib serta sopan santun dalam berdakwah. 
5. Estetika: kata-kata yang indah dalam ajakan berdakwah. 
6. Taktik: suatu taktik untuk memasukkan ide kepada orang lain. 
Dalam melaksanakan pengabdian dalam bentuk dakwah kepada 
masyarakat, diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi atau dalam arti lain 
diperlukannya metode tertentu yang tepat dalam berdakwah agar pesan yang 
disampaikan dapat diterima oleh masyarakat selaku sasaran dalam berdakwah. 
Surah an-Nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah yang 
ditujukan kepada seluruh umat Islam untuk berdakwah, juga merupakan 
tuntunan cara dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang dapat relevan dengan 
petunjuk yang terdapat di dalam Alquran. Jadi, selain memerintahkan kaum 
muslimin untuk berdakwah, ayat di tersebut sekaligus memberi tuntunan 
bagaimana cara-cara pelaksanaannnya yakni dengan cara baik yang sesuai 
petunjuk agama. 
2 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), hlm. 71. 
3Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. 
blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 
4 
2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
5 
2. Q.S Ali Imran ayat 110: 
يِِكُمْ نَارًا وَقوُدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَ يََْهَا مَلََئِكَةٌ غِلََظٌ `يَا يََُّهَا الَّذِينَ آمَنوُا قوُا نََْفسَُكُمْ وَ هََْل 
شِدَادٌ لََ يَعْصُونَ اللَََّّ مَا مَََرَهُمْ وَيَفْعَ وَُنَ مَا يؤُْمَرُونَ 
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, 
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman 
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi 
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah 
orang-orang yang fasik.” 
Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 merupakan penegasan bahwa umat 
nabi Muhammad SAW merupakan umat terbaik dari umat sebelumnya, hal 
tersebut karena umat nabi Muhammad memiliki 3 karakter yang sekaligus 
menjadi tugas pokok, 3 karakter tersebut adalah: 
1) Mengajak kepada kebaikan (Beramr ma’ruf). 
2) Mencegah kemunkaran (Bernahi munkar). 
3) Beriman kepada Allah SWT sebagai pondasi utama untuk segalanya. 
Dengan demikian manakala tiga ciri utama umat manusia di atas 
ditinggalkan, maka lepaslah predikat Khairur Ummah (umat terbaik) dari umat 
Islam. Sebaliknya, jika umat Islam memegang teguh dan mengamalkan ketiga 
karakter atau ciri dan tugas utama di atas, maka umat Islam tetap berpredikat 
Khairur Ummah. 
Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 juga menjelaskan bahwa orang-orang 
yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar akan selalu mendapatkan 
keridhaan Allah, karena dapat diartikan bahwa mereka telah menyampaikan 
ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan perbuatan yang tidak benar 
kepada akidah adan akhlaq Islamiyah. 
Pada intinya berdakwah merupakan sebuah kewajiban yang diberikan 
oleh Allah SWT, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam agar 
dapat mengembangkan ajaran-ajaran Islam sekaligus menjadi aktivitas wajib 
yang mengajarkan rasa solidaritas terhadap sesama umat Islam dengan saling
mengingatkan dan berbagi kebaikan sebagai bentuk dari keindahan ajaran 
agama Islam.4 
6 
3. Al-Hadits 
Di samping ayat-ayat Al-Qur’an, banyak pula hadits mengenai dasar 
berdakwah. Rasulullah sendiripun sebagai pembawa risalah dan hamba Allah 
yang ditunjukkan sebagai utusan Allah telah bersabda kepada umatnya untuk 
berusaha dalam bidang dakwah. 
Sabda beliau yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, berbunyi:5 
من رئ منكم منكرا ف يَغيره بيده فإن لم يستطع فب سَا نه فأن لم يستطع فبقبه, وذالك اضعف 
الأ يمان ) رؤاه مس مَ( 
Artinya: “Barang siapa melihat di antara kamu satu kemungkaran, maka 
hendaklah mencegahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka 
dengan lisannya, dan jika tidak bisa maka dengan hatinnya. Dan 
demikian itu merupakan iman yang paking lemah.” (Riwayat Bukhari 
Muslim). 
Hadits ini menunjukkan bahwa perintah kepada umat Islam untuk 
mengadakan da’wah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bahkan 
dalam hadits nabi lain juga dijelaskan: 
ب غَوا عنيه ولو يَن 
Artinya: “Sampaikanlah apa yang kamu terima dariku, walaupun hanya satu 
ayat”. ( H.R. Bukhari ) 
4Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. 
blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 
2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB. 
5 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 132-133.
Jadi, dari keterangan ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi tersebut telah 
nampak jelas bahwa kewajiban berdakwah merupakan tanggung jawab dan 
tugas setiap muslim dan muslimat diamanapun dan kapanpun ia berada. 
7 
4. Ijtihad 
Ijtihad telah dijelaskan dalam satu riwayat, dimana Rasulullah SAW. 
Pernah mengirim utusan ke Yaman untuk menyampaikan dakwah, dua oranng 
sahabat yang dikirim untuk menetap di sana ( Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa 
Al Asy’ari ) dan kepada keduanya Rasulullah memberi amanat sebagai berikut:6 
“Mudahkanlah, jangan kamu persulit, berikanlah kabar gembira jangan 
tebalkan permusuhan.” Kepada Mu’adz Rasulullah berpesan : “Di sana kau 
akan menjumpai ahli-ahli kitab, kalau kamu datang kepada mereka ajaklah 
mereka mengakui tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu Rasulullah, 
kalau mereka telah mengikutimu, ceritakanlah bahwa Allah mewajibkan 
memberi sedekah ( zakat ) kepada mereka, diambil dari orang-orang kaya, dan 
diberikan kepada orang-orang miskin, kalau mereka mematuhimu barulah 
engkau boleh menerima kedermawanan mereka. Takutlah dua orang yang 
teraniaya karena tidak ada dinding di antara mereka dengan Tuhannya.” 
Kemudian Rasulullah bertanya kepada Mu’adz: “Bagaimana engkau 
memutuskan suatu perkara?” kemudian Mu’adz menjawab: ”Saya putuskan 
menurut ketentuan kitab Allah.” “Bagaimana kalau kamu tidak mendapatinya di 
sana?”, tanya Rasulullah lagi. Mu’adz menjawab: “Saya putuskan menurut 
sunnah Rasulullah”. Rasulullah bertanya lagi: “Kalau tidak engkau dapati di 
sana?”. Mu’adz menjawab: “Saya mengambil pertimbangan sendiri, berijtihad 
tanpa melepaskan kesungguhan dengan sekuat tenaga.” Maka Rasulullah 
menepuk dadannya sambil bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah 
menunjuki utusan dari utusan Allah”. 
Ijtihat dalam satu segi dapat disebut sebagai dasar hukum Islam, akan 
tetapi dapat pula disebut sebagai sistem di dalam melahirkan huum. Kemudian, 
6 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 133-134.
di dalam hukum tersebut tidaklah bertentangan dengan dalil-dallil Al-Qur’an 
dan As-Sunnah yang sudah jelas. 
Ijtihad di dalam perkembangan berikutnya semakin mempunyai peranan 
di dalam memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang baru di 
dalam kehidupan masyarakat. Adapun cara yang dipergunakan oleh para ulama 
yaitu melalui kemampuan ilmiyahnya berusaha sekuat tenaga dan pikirannya 
mengadakan perbandingan-perbandingan atau analogi atau biasanya disebut 
dengan Qiyas, dengan berdasarkan pada dalil-dalil yang ada. 
Selain cara tersebut, ada pula dengan mengadakan kesepakatan di antara 
para ulama (ijma), apakah kesepakatan itu secara langsung atau kesepakatan 
tersebut tidak langsung. Dimana terdapat kesepakatan diantara sebagian besar 
ulama tentang satu permasalahan. Atau melalui cara-cara yang lain biasa 
dikenal di dalam Kitab-Kitab Ushul Fiqih. Sebagai contoh, misalnya ijtihad 
para ulama tentang Dakwah bil Hal dalam alam pembangunan sekarang.7 
Selanjutnya, terkadang ijtihad juga berbentuk pertimbangan antara 
Maslahah dan Massadah suatu permasalahan yang dihadapi, atau juga 
pertimbangan antara lebih baik mencegah muddarat yang akan terjadi dari pada 
mengambil mashlahahnya terlebih dahulu. Dan banyak lagi cara para 
Mujtahidin dalam mengistibat hukum dari sumber pokoknya, yang tidak lain 
adalah Al-Qur’an dan As Sunnah. 
b. Dasar kemasyarakatan atau kenegaraan 
Landasan ini lebih mengarah kepada pelaksanaan dan teknis operasional 
dakwah yang erat kaitannya dengan lingkungan di mana dakwah itu dilakukan. 
Peranan dakwah di dalam kehidupan bangsa kita menduduki tempat yang sangat 
penting di dalam rangka mewujudkan masyarakat pancasila, yakni masyarakat yang 
sosialistis-religius. Pancasila adalah ideologi negara yang harus menjiwai dan 
7 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 134. 
8
mewarnai kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya bangsa kita. Pancasila 
adalah pandangan hidup yang harus menjadi wujud kehidupan kita.8 
Dalam rangka mewujudkan masyarakat sosialistis religius tersebut, dakwah 
memegang peranan yang penting dalam membangun dan mengembangkan 
kehidupan keagamaan di tanah air kita. Karena membangun dan mengembangkan 
kehidupan keagamaan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka 
membangun manusia seutuhnya. 
Selain pancasila, GBHN, Keputusan Menteri Agama tentang Pedoman 
Penyiaran Agama, terdapat pula landasan lain yakni Undang-Undang Dasar 1945 
yang di dalam pasal 29 dinyatakan: 
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin 
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan 
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”9 
Landasan lain seperti peraturan perundang-undangan yang berlaku di atas, 
maupun norma masyarakat baik tertulis maupun tidak, dapat dijadikan dasar atau 
landasan selama peraturan, undang-undang, serta norma tersebut tidak bertentangan 
dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan demikian, prinsip-prinsip dakwah 
dapat dilakukan dengan tekhnis dan pelaksanaan yang tepat, sedangkan sifat 
dakwah yang jelas, tegas, lues, fleksibel, berangsur-angsur/berproses, dapat 
dijabarkan dengan cermat dan baik. 
9 
B. Hukum Dakwah 
Terdapat berbagai pendapat para ahli mengenai hukum dakwah, di antaranya 
sebagai berikut: 
a. Menurut Asmuni Syukir, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap muslim, 
karena hukum Islam tidak mengharuskan umat Islam untuk selalu memperoleh 
hasil yang maksimal. Akan tetapi usaha yang diharuskan maksimal sesuai dengan 
8 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 135. 
9 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 137.
kemampuan dan keahlian yang dimiliki, sedangkan berhasil atau tidak dakwah 
merupakan urusan Allah, hal ini berlandaskan kepada firman Allah di dalam Al- 
Qur’an surah at-Tahrîm (66) : 6, sebagai berikut:10 
يَا أَيهَُّا الذَِّينَ آمَنوُا قوُا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقوُدُهَا الناَّسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلََئِكَة غِ لََظ دَِِادٌ 
لََ يَعْصُونَ اللَََّّ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلوُنَ مَا يؤُْمَرُونَ 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu 
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya 
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa 
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang 
diperintahkan.” 
b. Ibn Taimiyah menyatakan bahwa dakwah merupakan kewajiban secara kolektif 
(fardhu kifayah), karena apabila sekelompok umat telah melaksanakan aktivitas 
dakwah, maka kewajiban dakwah sudah terlepas bagi kelompok umat yang 
lainnya. Ditambahkan oleh Muhammad Ghozali yang juga menyatakan bahwa umat 
Islam harus saling membantu untuk tercapainya tujuan dakwah.11 
Perbedaan pendapat mengenai hukum berdakwah disebabkan oleh perbedaan cara 
pemahaman mereka terhadap dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits) di samping kondisi 
sosial atau latar belakang yang berbeda beda baik pengalaman, pengetahuan, maupun 
kemampuannya. 
Akan tetapi secara ringkas dalam membahas hukum dakwah dapat dikemukakan 
10 
dua pendapat, yaitu: 
1. Hukum dakwah adalah fardlu kifayah, maksudnnya dapat dilakukan oleh 
sebagian orang saja atau sekelompok yang sudah dianggap memadahi. 
10 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm. 27. 
11 Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. 
blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 
2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
Pendapatnya bersandar pada surah Ali Imron ayat 104: 
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أمَُّة يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأمُْرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأوُلََٰئِكَ هُمُ 
الْمُفْلِحُونَ 
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru 
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang 
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104) 
Ulama yang mengatakan bahwa dakwah merupakan wajib kifayah, 
memiliki penafsiran tersendiri dengan pendapat bahwa arti Min dalam surah 
Ali Imron 104 adalah sebagian dari kamu; sebab di antara umat Islam itu ada 
beberapa oranng yang tidak mampu melaksanakan amr makruf nahi munkar 
karena berbagai sebab. Sebagian ulama lain menyatakan bahwa amr makruf 
nahi munkar itu wajib bagi orang yang berilmu (ulama) dan penguasa (umara’). 
Oleh karena itu, makna dari ayat di atas adalah hendaklah sebagian dari kamu 
ada sekelompok orang yang beramr makruf nahi munkar.12 
Mereka menetapkan persyaratan yang ketat bagi pelaku dakwah, baik 
persyaratan yang bersifat keilmuan, kualitas moral, maupun spiritual. Menurut 
mereka, orang yang tidak memiliki dan memenuhi persyaratan ini tidak 
memiliki kewajiban untuk berdakwah. Dakwah menurut mereka menjadi tugas 
orang-orang yang secara formal dinamakan ulama atau tokoh-tokoh agama (al- 
‘ulama wa rijal al-din) seperti yang dijelaskan sebelumnya yang beramr 
makruf nahi munkar, bukan masyarakat biasa atau orang awam. 
Adapun pendukung pendapat pertama ini, dakwah juga menyangkut dan 
terkait dengan soal penjelasan hukum-hukum agama, dan karenanyatidak 
semua orang memiliki kapasitas maupun kapabilitas untuk melaksanakan 
dakwah. Di sisi lain, agama melarang menyerahkan suatu urusan kepada yang 
tidak berkompeten dan menyebutnnya sebagai perbuatan yang melanggar 
amanah. 
12Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 44. 
11
2. Hukum dakwah adalah fardlu ‘ain, maksudnya bahwa dakwah itu menjadi 
kewajiban setiap individu muslim, menurut kadarnya masing-masing. Ia akan 
diganjar bila melaksanakannya sebagaimana akan berdosa bila 
meninggalkannya. Pendapat ini berdasarkan berdasarkan beberapa firman 
Allah dan hadits-hadits Nabi. Dakwah menjadi kewajiban personal, karena ia 
merupakan tuntutan iman. Dimana bagi setiap orang yang mengaku beriman, 
diharuskan mengekspresikan keimanannya, selain melalui amal saleh, 
persaksian iman juga dapat diwujudkan dalam bentuk dakwah dengan saling 
berpesan melalui kebajikan dan ketakwaan sesuai kapasitas masing-masing 
Muslim. 
Kedua pendapat di atas dapatlah dijadikan bahan perbandingan, mengapa di antara 
keduanya yang dapat diterima, untuk kemudian dapat disesuaikan dengan tuntunan dakwah 
itu sendiri semenjak awal perkembangannya hingga sekarang dan untuk mendatang. 
Sebagaimana telah disebutkan bahwa dakwah merupakan aktivitas setiap muslim, namun 
di dalam pelaksanaannya kadang-kadang dilakukan secara formal oleh orang-orang 
tertentu saja atau kelompok tertentu dengan memakai cara tertentu, misalnya pidato atau 
ceramah ( secara lisan ) atau membuat karangan naskah yang membahas masalah tertentu ( 
secara tertulis ). 
Kewajiban dakwah bagi seorang muslim dapat dilakukan menurut kemampuannya 
dan menurut kadar pengertian yang dimilliki. Hal ini memiliki makna bagi seseorang yang 
bisa berpidato atau ceramah maka dakwah disampaikan melalui pidato atau ceramah. 
Sedangkan yang lain yang tidak bisa, dapat melalui cara lain yang bisa dilakukannya, 
misalnya menulis atau juga memberikan contoh teladan tentang amal kebajikan dan 
seterusnya ( dakwah bil amal atau bil hal ). 
Dari beberapa pendapat tentang hukum dakwah yang telah diuraikan, maka dapat 
disimpulkan berdakwah hukumnya wajib secara kolektif bagi yang mempunyai 
kemampuan dalam berdakwah, dan dakwah wajib secara individu dalam menuntut ilmu 
agar mempunyai kemampuan untuk berdakwah, karena tidak dapat secara menyeluruh 
umat Islam hanya berdakwah disebabkan selain dakwah juga banyak aspek yang harus 
dipenuhi oleh umat Islam. Selain itu, tidak dapat dikatakan bahwa dakwah hanya sekedar 
12
untuk orang-orang tertentu, akan tetapi pada dasarnya kewajiban dakwah berada pada 
bagian yang menjadi prioritas untuk umat Islam secara menyeluruh 
Sebagai kesimpulan, hukum berdakwah adalah wajib bagi seluruh umat Islam yang 
mampu melaksanakannya, dan wajib hukumnya untuk berusaha memperoleh kemampuan 
untuk berdakwah, sehingga dalam berdakwah untuk mencapai keberhasilan juga 
diharuskan untuk mempunyai strategi baik berupa metode atau model yang digunakan agar 
dakwah dapat diterima oleh masyarakat. 
13 
C. Tujuan Dakwah 
Tujuan merupakan pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman 
manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan 
dalam waktu tertentu. Dalam tujuan memiliki target-target tertentu untuk dicapai dalam 
jangka waktu tertentu.13 
Dalam membahas tujuan dakwah terdapat bermacam-macam tujuan dakwah sesuai 
dengan titik peninjauannya, di antaranya ialah: 
1) Dasar tujuan dakwah 
Tujuan dakwah sebetulnya tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri yakni 
transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity transformation) atau yang dalam 
terminologi al-Q ur’an disebutkan al-ikhraj min al-zulumat ila al-nur. Menurut pakar tafsir 
Abu Zahrah, al-nur (cahaya) adalah simbol dari karakteristik asal kemanusiaan (fitrah).14 
Disebut demikian, karena hidup manusia akan bersinar hanya jika ia secara natural 
mengikuti karakter asal tersebut. Sebaliknya, al-zulm (kegelapan) adalah simbol yang 
menunjuk kepada situasi penyimpangan manusia dari karakter asalnya. 
Dakwah sebagai perpanjangan tangan dari keyakinan Islam, berkonsentrasi dalam 
mengajak manusia untuk kembali berkomitmen kepada tauhid beserta semua implikasinya. 
Melalui komitmen tauhid ini, manusia diajak untuk memilih pandangan hidup yang 
natural, senatural pengaturan Tuhan terhadap alam ini dan bersama-sama dengan alam 
tunduk dan pasrah kepada ketentuan-Nya (al-islam). 
13 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 60. 
14A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama, ( Jakarta: Kencana ), hlm. 58.
Dalam kerangka masyarakat yang egalitarian, orang diberi kebebasan untuk 
menyampaikan kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya dan berekspresi. Dari sinilah 
semua orang memiliki tanggung jawab moral atas masyarakatnya dan berpartisipasi 
membangunnya dengan saling berwasiat kebenaran dan kesabaran. 
Sementara dalam kerangka masyarakat yang dikuasai tirani, kebebasan beragama, 
berpendapat, berkreasi dan hak-hak asasi manusia dibelenggu, baik dengan mengatas 
namakan hukum (kekuasaan), maupun atas nama otoritas agama (ortodoksi). Masyarakat 
dibawah iklim tirani ini adalah masyarakat yang statis, beku, dan jauh dari kedinamisan 
perkembangan sejarah. Selain mewujudkan iklim masyarakat yang dinamis dan egalitarian, 
dakwah juga bertujuan melakukan pembebasan sosial (liberasi) dari tekanan-tekanan tirani. 
Inilah tugas dakwah Nabi Muhammad seperti yang dibicarakan dalam ayat berikut: 
الذَِّينَ يَت بِعوُنَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْْ ميَّ الذَِّي يَجِدوُنَه مَكْتوُبًا عِنْدَهُمْ فِي التوَّْرَاة وَالِْْنْجِيلِ يَأمُْرُهُمْ 
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّي بَاتِ وَيُحَ رمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَ نْه مْ 
إِصْرَهُمْ وَالَْْغْلََلَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالذَِّينَ آمَنوُا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوه وَاتَّبَعوُا النوُّرَ ا لذَِّي 
أُنْزِلَ مَعَهُ أوُلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 
....yaitu mereka yang mengikuti seorang Nabi, Rasul, yang ummiy, yang menyuruh mereka 
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan melepaskan beban dan belenggu yang 
telah mengikat mereka.... (QS. Al-A’raf/7: 157).15 
Selanjutnya, tujuan dakwah juga untuk menumbuhkan perhatian, kesadaran, 
penghayatan, dan pengenalan terhadap ajaran agama yang dibawa oleh para juru dakwah. 
Selain itu, dakwah turut mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama, atau 
menyadarkan manusia tentang perlunya bertauhid dan mau mengamalkan ajaran Islam, 
serta berperilaku baik ( memiliki akhlaqul karimah ).16 
15A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama, ( Jakarta: Kencana ), hlm. 59-62. 
16 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dak wah Bekal Perjuangan Para Da’i , ( Jakarta: Amzah ), 
hlm. 58-59. 
14
15 
2) Tujuan dakwah ditinjau dari aspeknya 
Tujuan dakwah dapat pula dibagi menjadi tujuan yang berkaitan dengan materi dan 
objek dakwah. Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: 
tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia 
sedunia. Sedangkan tujuan dakwah dilihat dar i aspek materi, menurut Masyhur Amin 
terdapat tiga tujuan yang meliputi : 
a. Tujuan Akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia. 
b. Tujuan Hukum, yakni aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia 
yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. 
c. Tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan 
berakhlakul karimah. 
Dari keseluruhan tujuan dakwah dilihat dari aspek tujuan objek dakwah maupun 
materi dakwah, maka dapat dirumuskan tujuan dakwah adalah untuk memperoleh 
kebahagiaan dunia dan akhirat. 
3) Tujuan dakwah ditinjau dari berbagai segi 
a. Tujuan dakwah ditinjau dari segi waktu 
Ditinjau dari segi waktu, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi: 
1. Tujuan sementara: ialah tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu 
tertentu, dan berpangkal kepada tujuan sementara itu 
kemudian akan dicapai tujuan selanjutnya. 
2. Tujuan akhir : ialah tujuan yang pokok atau utama dalam suatu usaha 
atau tujuan tersebut sebagai titik akhir dalam satu usaha 
(Ultimate Goal). 
b. Tujuan dakwah ditinjau dari segi jaraknya 
Ditinjau dari segi jaraknya, tujuan dakwah dapat terbagi menjadi: 
1. Tujuan dekat : ialah tujuan yang harus dicapai dalam waktu dekat. 
2. Tujuan jauh : ialah tujuan yang ingin dicapai dalam jarak jauh.17 
17 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), 
(Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 140.
16 
4) Tujuan dakwah dalam Al-Qur’an 
Adapun tujuan dakwah dalam Al-Qur’an, beberapa di antaranya adalah: 
a. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan kembali hati yang mati. Allah 
berfirman: 
ا أَيهَُّا الذَِّينَ آمَنوُا اسْتَجِيبوُا لِلََِّّ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَََّّ يَحُولُ بَيْنَ 
الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنهَّ إِلَيْهِ تُحْ رَُِونَ 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, patuhilah seruan Allah dan seruan Rasul 
apabila Rasul menyeru kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu...” 
(QS. Al Anfal: 24) 
b. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah. 
وَإِن ي كُلمََّا دَعَوْ تهُُمْ لِتَغْفِرَ 
Artinya: Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru kepada mereka (kepada iman) 
agar Engkau mengampuni mereka... (QS Nuh:7) 
c. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. 
وَالذَِّينَ آَتَيْنَاهُم الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ الَْْحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ بَعْضَه قُلْ إِنمََّا أمُِرْتُ أَنْ 
أَعْبدَُ اللََّّ وَلََ أُ رِِْكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآَبِ 
Artinya: Orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka, bergembira dengan 
kitab yang telah diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan Yahudi 
yang bersekutu ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah: “Sesungguhnya 
aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu 
dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku 
kembali.” (QS. Ar Ra’d: 36) 
d. Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah belah 
رََِعَ لَكُمْ مِنَ الدِ ينِ مَا وَصَّىَٰ بِهِ نوُحًا وَالذَِّي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىَٰ 
وَعِيسَىَٰ أَنْ أَقِيمُوا الدِ ينَ وَلََ تَتَفَرَّقوُا فِيهِ كَبرَُ عَلَى الْمُ رِِْكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ 
Artinya: Dia telah mensyariatkan kepada kamu tentang agama yang telah 
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: 
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat 
bagi orang-orang musyrik agama yang kau seru mereka kepadanya...” (QS. Asy 
Syura: 13).18 
Menjadi orang baik itu berarti menyelamatkan orang dari kesesatan, kebodohan, 
kemiskinan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, dakwah bukanlah kegiatan mencari dan 
menambah pengikut, tetapi kegiatan mempertemukan fitrah manusia dengan Islam atau 
menyadarkan manusia seperti yang termuat pada tujuan dakwah dalam Al-Qur’an itu 
sendiri. 
17 
5) Tujuan dakwah menurut para ahli 
Terdapat pula tujuan dakwah yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya 
adalah Muhammad Natsir yang mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah: 
1. Memanggil manusia kepada syariat untuk memecahkan persoalan hidup, baik 
persoalan hidup perorangan ataupun rumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, 
bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan bernegara. 
2. Memanggil manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt di muka 
bumi, menjadi pelopor, pengawas, pemakmur, pembesar kedamaian bagi umat 
manusia. 
3. Memanggil manusia kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah 
Swt. sebagai satu-satunya zat Pencipta.19 
Di lain pihak, menurut para ahli di antaranya yaitu Dr. Mawardi Bachtiar yang 
berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur 
serta mendapat ridhla Allah Swt. Sedangkan Prof. H.M. Arifin menjelaskan tujuan dakwah 
untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama 
yang disampaikan oleh pelaksana dakwah atau penerangan agama. Adapun menurut Prof. 
Toha Yahya Umar, M.A. menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menobatkan 
benih hidayah dalam meluruskan itiqad, memperbanyak amal secara terus-menerus, 
18 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 62-63. 
19 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 64.
membersihkan jiwa dan menolak syubhat agama. Selanjutnya M. Syafaat Habib 
mengemukakan tujuan dakwah adalah berupaya untuk melahirkan dan membentuk pribadi 
atau masyarakat yang berakhlak atau bermoral Islam. Lebih jauh lagi Syekh Ali Mahfudz 
berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mendorong manusia untuk menerapkan perintah 
agama dan meninggalkan larangan-Nya supaya manusia mampu mewujudkan kehidupan 
bahagia di dunia dan di akhirat . Sementara Didin Hafiduddin menegaskan tujuan dakwah 
adalah untuk mengubah masyarakat sebagai sasaran dakwah ke arah kehidupan yang lebih 
baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun bathiniah. 
Dari sekian banyak atau bermacam-macam tujuan dakwah, tujuan tertinggi dari 
usaha berdakwah hanya semata-mata mengharap dan mencari Ridlo Allah Swt. Hal ini 
dapat diperoleh dengan menyadai arti hidup sebenarnya sehingga tujuan dakwah dapat 
tercapai dengan maksimal. Baik dari tujuan dakwah, tujuan dakwah yang ditinjau dari 
berbagai aspek, tujuan dakwah yang ditinjau dari berbagai segi, maupun tujuan dakwah 
dalam Al-Qur’an itu sendiri. 
18
PENUTUP 
19 
A. Kesimpulan 
a. Dakwah sebagai suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi 
manusia agar selalu berpegang teguh pada ajaran Allah, guna memperoleh 
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha berdakwah tersebut adalah 
sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat, sehingga dasar bedakwah 
dapat dibagi menjadi dua, yakni dasar keagamaan ( meliputi: Al-Qur’an, Al- 
Hadits, Ijtihad ) dan dasar kemasyarakatan atau kenegaraan. 
b. Hukum dakwah dapat dikemukakan ke dalam dua pendapat. Dua pendapat 
tersebut adalah hukum dakwah adalah fardlu kifayah dan hukum dakwah 
adalah fardlu ‘ain, yang dari keduanya dapat dijadikan bahan perbandingan, 
mengapa di antara keduanya yang dapat diterima, untuk kemudian dapat 
disesuaikan dengan tuntunan dakwah itu sendiri semenjak awal 
perkembangannya hingga sekarang dan untuk mendatang. 
c. Terdapat bermacam-macam tujuan dakwah jika ditinjau dari berbagai segi 
maupun aspek. Akan tetapi berdasarkan berbagai literatur, disebutkan bahwa 
tema sentral dakwah adalah Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya 
tujuan dakwah tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri, dengan menekankan 
bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku 
manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman 
dan Islam seseorang. Jadi, tujuan tertinggi dari usaha berdakwah hanya semata-mata 
mengharap dan mencari Ridlo Allah Swt.
20 
B. Saran 
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata kuliah 
Pengantar Ilmu Dakwah dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap dengan 
adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk mahasiswa 
maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun inspirasi dalam 
mengembangkan kreativitasnya. 
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari 
kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik dan 
saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA 
An-Nabiry, Fathul Bahri. 2008. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i. 
Jakarta: Amzah. 
Anshari, Hafi. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah). 
Surabaya: Al-Ikhlas. 1993. 
Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta Timur: Prenada Media. 
Ismail, A. Ilyas. 2011. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama. Jakarta: Kencana. 
Omar, M. Toha Yahya. Islam dan Dakwah. Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2004. 
Sanwar, Amirudin.2009. Ilmu Dakwah Suatu Pengantar Studi. Semarang: Gunung Jati. 
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983. 
Mahdi, Rafiqi. Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi- 
mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , 
diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB. 
Anonim. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah. http://scholar.google.com/ 
scholar?hl=en&q=dasar%2C+hukum%2C+dan+tujuan+dakwaah&btnG diakses pada 
tanggal 18 Maret 2013 pukul 22.15 WIB. 
Al-Sumantri, Ismail Damanik. Dasar Hukum Dakwah. http://damanikblok.blogspot.com/ 
2011/10/dasar-hukum-dakwah.html diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:24 WIB. 
21

Recomendados

Al hijr ayat 94 - 96 dan hadits tentang perintah berdakwah (yudy, yulian) von
Al hijr ayat 94 - 96 dan hadits tentang perintah berdakwah (yudy, yulian)Al hijr ayat 94 - 96 dan hadits tentang perintah berdakwah (yudy, yulian)
Al hijr ayat 94 - 96 dan hadits tentang perintah berdakwah (yudy, yulian)Yulian Hadi
20.6K views11 Folien
Revisi pid klmpk 2 von
Revisi pid klmpk 2Revisi pid klmpk 2
Revisi pid klmpk 2muhammadfaridfaizal
461 views12 Folien
Dalil dalil hadis dan al-quran tentang dakwah dalam pendidikan von
Dalil dalil hadis dan al-quran tentang dakwah dalam pendidikanDalil dalil hadis dan al-quran tentang dakwah dalam pendidikan
Dalil dalil hadis dan al-quran tentang dakwah dalam pendidikanUstajah ILa AzieLa
48.6K views29 Folien
Khutbah,tabligh,dakwah. von
Khutbah,tabligh,dakwah.Khutbah,tabligh,dakwah.
Khutbah,tabligh,dakwah.Febby Fitriyani
35.7K views16 Folien
Dakwah khotbah tabligh von
Dakwah khotbah tablighDakwah khotbah tabligh
Dakwah khotbah tablighRieka Haris
1.1K views8 Folien
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat von
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatArifah Fajrina
18K views38 Folien

Más contenido relacionado

Was ist angesagt?

Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks von
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksAkram Atjeh
15.5K views8 Folien
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits) von
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)Resti Amin
29K views24 Folien
Adab khutbah von
Adab khutbahAdab khutbah
Adab khutbahHam Zah
694 views15 Folien
Nota dakwah von
Nota dakwahNota dakwah
Nota dakwahMuhd Mu'izuddin
11.1K views52 Folien
Khutbah tabligh dan_dakwah von
Khutbah tabligh dan_dakwahKhutbah tabligh dan_dakwah
Khutbah tabligh dan_dakwahawalsepta84
17.2K views10 Folien
Materi hadits menuntut ilmu von
Materi hadits menuntut ilmuMateri hadits menuntut ilmu
Materi hadits menuntut ilmuilmupendidikan
2.6K views28 Folien

Was ist angesagt?(20)

Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks von Akram Atjeh
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Akram Atjeh15.5K views
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits) von Resti Amin
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)
Kewajiban menuntut ilmu (quran hadits)
Resti Amin29K views
Adab khutbah von Ham Zah
Adab khutbahAdab khutbah
Adab khutbah
Ham Zah694 views
Khutbah tabligh dan_dakwah von awalsepta84
Khutbah tabligh dan_dakwahKhutbah tabligh dan_dakwah
Khutbah tabligh dan_dakwah
awalsepta8417.2K views
Materi hadits menuntut ilmu von ilmupendidikan
Materi hadits menuntut ilmuMateri hadits menuntut ilmu
Materi hadits menuntut ilmu
ilmupendidikan2.6K views
Tujuan dan manfaat dakwah von LBB. Mr. Q
Tujuan dan manfaat dakwahTujuan dan manfaat dakwah
Tujuan dan manfaat dakwah
LBB. Mr. Q11.1K views
Khutbah von mea_ascha
Khutbah Khutbah
Khutbah
mea_ascha327 views
Keawajian menuntut ilmu von Dodyk Fallen
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmu
Dodyk Fallen7.3K views
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat von Putri Aisyah
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khotbah, tablig dan dakwah di masyarakat
Putri Aisyah 4.6K views
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia von Firdhaus Sakaff
Bab 2 Fenomena Dakwah di MalaysiaBab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Firdhaus Sakaff17.6K views
PERNGETIAN tabligh,khutbah,dakwah von xnuexer
PERNGETIAN tabligh,khutbah,dakwahPERNGETIAN tabligh,khutbah,dakwah
PERNGETIAN tabligh,khutbah,dakwah
xnuexer657 views
Ibadah pada bulan ramadhan von JihanFuraidaa
Ibadah pada bulan ramadhanIbadah pada bulan ramadhan
Ibadah pada bulan ramadhan
JihanFuraidaa198 views
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1 von Afdhal M
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Powerpoint slide master. oleh afdal kelas x mia 1
Afdhal M4.7K views
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2 von ikbar ghifari
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
ikbar ghifari1.2K views

Destacado

Objek Dakwah von
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek DakwahZainuddin Muza
20.7K views8 Folien
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили von
Презентация  видео-диагностики по методу АнуашвилиПрезентация  видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвилиbonitarium
863 views19 Folien
Cupcakes! von
Cupcakes!Cupcakes!
Cupcakes!AgatinaLeone
402 views10 Folien
5 Ways to Increase Rentention - 4/18/16 von
5 Ways to Increase Rentention - 4/18/165 Ways to Increase Rentention - 4/18/16
5 Ways to Increase Rentention - 4/18/16Millennium Systems International
897 views61 Folien
Karla Vohra Resume_v16 von
Karla Vohra Resume_v16Karla Vohra Resume_v16
Karla Vohra Resume_v16Kruti Vohra
637 views4 Folien
Library sources for MU 5423: Music Education Research von
Library sources for MU 5423:  Music Education ResearchLibrary sources for MU 5423:  Music Education Research
Library sources for MU 5423: Music Education ResearchSusan Whitmer
248 views5 Folien

Destacado(18)

Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили von bonitarium
Презентация  видео-диагностики по методу АнуашвилиПрезентация  видео-диагностики по методу Ануашвили
Презентация видео-диагностики по методу Ануашвили
bonitarium863 views
Karla Vohra Resume_v16 von Kruti Vohra
Karla Vohra Resume_v16Karla Vohra Resume_v16
Karla Vohra Resume_v16
Kruti Vohra637 views
Library sources for MU 5423: Music Education Research von Susan Whitmer
Library sources for MU 5423:  Music Education ResearchLibrary sources for MU 5423:  Music Education Research
Library sources for MU 5423: Music Education Research
Susan Whitmer248 views
Blog von medu96
BlogBlog
Blog
medu96374 views
Procesal constitucional von Neft Tel
Procesal constitucionalProcesal constitucional
Procesal constitucional
Neft Tel894 views
Eng1023 library instruction_sp2016 von Susan Whitmer
Eng1023 library instruction_sp2016Eng1023 library instruction_sp2016
Eng1023 library instruction_sp2016
Susan Whitmer350 views
Antikythera mechanism UCLDH seminar von UCLDH
Antikythera mechanism UCLDH seminarAntikythera mechanism UCLDH seminar
Antikythera mechanism UCLDH seminar
UCLDH2.2K views
Решение задачи на нахождение von FadeevDanil
Решение задачи на нахождениеРешение задачи на нахождение
Решение задачи на нахождение
FadeevDanil211 views

Similar a Revisi pid klmpk 5

Da'wah dan methodenya von
Da'wah dan methodenyaDa'wah dan methodenya
Da'wah dan methodenyaRizaldy Rosmawaty
619 views9 Folien
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2) von
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)BahRum Subagia
3.8K views30 Folien
pengajian islam von
pengajian islampengajian islam
pengajian islamSoFfAeHa
1.7K views17 Folien
Revisi pid klmpk 3 von
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3muhammadfaridfaizal
683 views16 Folien
Makalah von
MakalahMakalah
MakalahNurul Fahmi
5.4K views12 Folien
Tabligh, dakwah, dan khutbah von
Tabligh, dakwah, dan khutbahTabligh, dakwah, dan khutbah
Tabligh, dakwah, dan khutbahMuhammad Ananta
11K views13 Folien

Similar a Revisi pid klmpk 5(20)

Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2) von BahRum Subagia
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
Fikih dakwah dan pemikiran dakwah di indonesia (2)
BahRum Subagia3.8K views
pengajian islam von SoFfAeHa
pengajian islampengajian islam
pengajian islam
SoFfAeHa1.7K views
Sumber dan Karakteristik Islam von hepiayunita
Sumber dan Karakteristik IslamSumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik Islam
hepiayunita1.5K views
Tujuan dan dasar hukum dakwah von Romi Alfariz
Tujuan dan dasar hukum dakwahTujuan dan dasar hukum dakwah
Tujuan dan dasar hukum dakwah
Romi Alfariz6.4K views
Fiqh dakwah dalam_al-quran von Srz Basha
Fiqh dakwah dalam_al-quranFiqh dakwah dalam_al-quran
Fiqh dakwah dalam_al-quran
Srz Basha1.9K views
Kerangka dasar-ajaran-islam h von jay fajar
Kerangka dasar-ajaran-islam hKerangka dasar-ajaran-islam h
Kerangka dasar-ajaran-islam h
jay fajar911 views
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM von Sarah Nadhila
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
Sarah Nadhila2.2K views
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah von Muhammad Habibi
Kelompok 4 makalah ilmu dakwahKelompok 4 makalah ilmu dakwah
Kelompok 4 makalah ilmu dakwah
Muhammad Habibi17.8K views
PROPOSAL SEKRIPSI ZAKI.docx von Faturozaky
PROPOSAL SEKRIPSI ZAKI.docxPROPOSAL SEKRIPSI ZAKI.docx
PROPOSAL SEKRIPSI ZAKI.docx
Faturozaky56 views
Bab v-sumber-hukum-islam von haris budi
Bab v-sumber-hukum-islamBab v-sumber-hukum-islam
Bab v-sumber-hukum-islam
haris budi7.5K views

Más de muhammadfaridfaizal

Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah von
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahmuhammadfaridfaizal
31.8K views10 Folien
Revisi pid klmpk 14 von
Revisi pid klmpk 14Revisi pid klmpk 14
Revisi pid klmpk 14muhammadfaridfaizal
314 views9 Folien
Revisi pid klmpk 13 von
Revisi pid klmpk 13Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13muhammadfaridfaizal
769 views8 Folien
Revisi pid klmpk 12 von
Revisi pid klmpk 12Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12muhammadfaridfaizal
1.1K views11 Folien
Revisi pid klmpk 11 von
Revisi pid klmpk 11Revisi pid klmpk 11
Revisi pid klmpk 11muhammadfaridfaizal
386 views9 Folien
Revisi pid klmpk 10 von
Revisi pid klmpk 10Revisi pid klmpk 10
Revisi pid klmpk 10muhammadfaridfaizal
325 views13 Folien

Último

Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas... von
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...NoviKasari25
13 views40 Folien
Katalog Penerbit Baca von
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Bacapenerbitbaca
53 views91 Folien
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx von
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxAzizahRaiza1
51 views17 Folien
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx von
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxDelviaAndrini1
19 views32 Folien
SK Satgas PPKS.pdf von
SK Satgas PPKS.pdfSK Satgas PPKS.pdf
SK Satgas PPKS.pdfIrawan Setyabudi
36 views3 Folien

Último(20)

Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas... von NoviKasari25
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Kami Adalah Kesatria Lingkungan - Fas...
NoviKasari2513 views
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx von AzizahRaiza1
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptxstrategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
strategi pembelajaran modul 12 (2).pptx
AzizahRaiza151 views
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx von DelviaAndrini1
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptxSISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
SISTEM KOMPUTER_DELVIA ANDRINI.pptx
DelviaAndrini119 views
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf von Irawan Setyabudi
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Irawan Setyabudi33 views
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN... von Kanaidi ken
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
PELAKSANAAN & Link2 MATERI Training_"Effective INVENTORY CONTROL & WAREHOUSIN...
Kanaidi ken25 views
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx von chitaputrir30
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptxtugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
tugas PPT_Chita putri_E1G022007.pptx
chitaputrir3017 views
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ... von Kanaidi ken
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Link2 MATERI & RENCANA Training _"Effective LEADERSHIP"di OMAZAKI BSD City - ...
Kanaidi ken18 views
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2 von I Putu Hariyadi
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 2
I Putu Hariyadi19 views
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx von RenataRoseria
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptxLATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx
LATIHAN7_RENATA ROSERIA SARAGIH_E1G022041.pptx
RenataRoseria18 views
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)". von Kanaidi ken
Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Siklus  PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Siklus PDCA pada TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".
Kanaidi ken11 views
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf von Irawan Setyabudi
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdfBimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Bimtek Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.pdf
Irawan Setyabudi27 views

Revisi pid klmpk 5

  • 1. DASAR, HUKUM, DAN TUJUAN DAKWAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah Dosen Pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag. Disusun Oleh: Mita Lia Sofiana ( 131311115 ) Umi Dzunur Aini ( 131311125 ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) WALISONGO Semarang 1 2014
  • 2. PENDAHULUAN 2 A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, berkembang pula kebudayaan, gaya hidup, maupun kebiasaan yang menjadi rutinitas masyarakat modern. Dalam menanggapi berbagai pengaruh kebudayaan yang masuk di dalam masyarakat, diperlukan suatu kegiatan keagamaan sebagai sarana meningkatkan kualitas keagamaannya. Salah satu cara tersebut adalah kegiatan berdakwah. Dakwah sebagai aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dimana dakwah dapat tersebar dan diterima oleh masyarakat. Sebaliknya tanpa adannya dakwah, Islam akan jauh dari masyarakat dan selanjutnya bisa lenyap dari permukaan bumi. Keberadaan dakwah dapat menata kehidupan agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan bahagia. Karena pentingnya dakwah, maka perlu pula mempelajari secara mendalam mengenai dasar, hukum, dan tujuan dakwah sebagai upaya memperkaya pengetahuan. Pada dasarnya ajaran Islam yang disiarkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dari hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran. Berkaitan dengan kewajiban umat Islam untuk berdakwah yang secara kongkrit telah terkodifikasi di dalam Alquran, sehingga hal ini berkolerasi dengan materi pada mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah yang menawarkan pembahasan tentang dasar, hukum dan tujuan dakwah. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul: Dasar, Hukum, Dan Tujuan Dakwah. Penyusunan makalah ini diniatkan sebagai salah satu bahan yang dapat menjadi tambahan literatur pengkajian ajaran Islam yang tertuang di dalam Alquran, agar dapat memberikan sedikit cahaya keilmuan dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini ialah sebagai berikut: a. Apakah dasar dakwah? b. Apakah hukum dakwah? c. Apakah tujuan dakwah?
  • 3. PEMBAHASAN 3 A. Dasar Dakwah Dakwah sebagai aktivitas di dalam kehidupan seorang muslim, maka sudah barang tentu aktivitas tersebut haruslah berlandaskan pada dasar-dasar ajaran agama Islam itu sendiri. Adapun pokok landasan ajaran Islam pada dasarnya ialah Al-Qur’an dan al-Hadits. Sedangkan pelaksanaan dakwah tersebut, juga menyangkut komuikasi antar sesama manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula peraturan-peraturan yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Sehingga dengan demikian pelaksanaan dakwah tidak banyak mengalami hambatan-hambatan. Dalam membahas dasar dakwah, perlu dikemukakan adanya dua macam dasar, yaitu: a. Dasar keagamaan Merupakan dasar yang melandasi dakwah sebagai akivitas keagamaan seorang muslim, adapun dasar keagamaan dapat dibagi menjadi tiga: 1 1. Al-Qur’an Terdapat banyak ayat yang secara implisit menunjukkan kewajiban melaksanakan dakwah di dalam Al-Qur’an. Baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah di samping menjadi pedoman pokok setiap aktivitas orang Muslim, khusus dalam masalah aktivitas dakwah secara kongkrit telah dijelaskan pula. Seperti contoh dalam Al-Qur’an disebutkan, antara lain: a. Q.S An-Nahl ayat 125 ادْعُ إِلىَ سَبِيلِ رَب كَ بِا لْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجادَِلْهُمْ باِلَّتِي هِيَ اَحْسَنُ إِنَّ رَب كَ هُوَ عََْ مََُ ) بِمَنْ ضَلً عَنْ 3سَبِي هَِِ وَهُوَ عََْ مََُ بِا لْمُهْتَدِينَ ) ٥٢١ Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan bijaksana dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang 1 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 126.
  • 4. tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Kalimat ادْعُ yang dalam kaidah bahasa Arab merupakan bentuk kata kerja perintah yang berarti ajaklah, menurut kaidah uşul fiqh setiap kalimat perintah yang ada di dalam Alquran adalah perintah wajib yang harus dipatuhi selama tidak ada dalil lain yang mengubah atau membuat perintah tersebut menjadi sunnah atau ketetapan hukum yang lainnya.2 Sedangkan kalimat بِا لْحِكْمَةِ menurut Datuk Tombak Alam berarti kebijaksanaan, sehingga dakwah harus dilengkapi dengan beberapa hal sebagai berikut:3 1. Retorika: mempelajari ilmu seni berbicara. 2. Didaktika: pembicaraan yang mengandung pelajaran. 3. Mensen-kennis: ilmu pengetahuan tentang manusia yang dihadapi. 4. Etika: tata tertib serta sopan santun dalam berdakwah. 5. Estetika: kata-kata yang indah dalam ajakan berdakwah. 6. Taktik: suatu taktik untuk memasukkan ide kepada orang lain. Dalam melaksanakan pengabdian dalam bentuk dakwah kepada masyarakat, diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi atau dalam arti lain diperlukannya metode tertentu yang tepat dalam berdakwah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh masyarakat selaku sasaran dalam berdakwah. Surah an-Nahl ayat 125 tersebut, selain merupakan bentuk perintah yang ditujukan kepada seluruh umat Islam untuk berdakwah, juga merupakan tuntunan cara dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang dapat relevan dengan petunjuk yang terdapat di dalam Alquran. Jadi, selain memerintahkan kaum muslimin untuk berdakwah, ayat di tersebut sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara-cara pelaksanaannnya yakni dengan cara baik yang sesuai petunjuk agama. 2 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2004), hlm. 71. 3Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 4 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
  • 5. 5 2. Q.S Ali Imran ayat 110: يِِكُمْ نَارًا وَقوُدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَ يََْهَا مَلََئِكَةٌ غِلََظٌ `يَا يََُّهَا الَّذِينَ آمَنوُا قوُا نََْفسَُكُمْ وَ هََْل شِدَادٌ لََ يَعْصُونَ اللَََّّ مَا مَََرَهُمْ وَيَفْعَ وَُنَ مَا يؤُْمَرُونَ Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 merupakan penegasan bahwa umat nabi Muhammad SAW merupakan umat terbaik dari umat sebelumnya, hal tersebut karena umat nabi Muhammad memiliki 3 karakter yang sekaligus menjadi tugas pokok, 3 karakter tersebut adalah: 1) Mengajak kepada kebaikan (Beramr ma’ruf). 2) Mencegah kemunkaran (Bernahi munkar). 3) Beriman kepada Allah SWT sebagai pondasi utama untuk segalanya. Dengan demikian manakala tiga ciri utama umat manusia di atas ditinggalkan, maka lepaslah predikat Khairur Ummah (umat terbaik) dari umat Islam. Sebaliknya, jika umat Islam memegang teguh dan mengamalkan ketiga karakter atau ciri dan tugas utama di atas, maka umat Islam tetap berpredikat Khairur Ummah. Al-Quran surah Ali Imrân ayat 110 juga menjelaskan bahwa orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar akan selalu mendapatkan keridhaan Allah, karena dapat diartikan bahwa mereka telah menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan perbuatan yang tidak benar kepada akidah adan akhlaq Islamiyah. Pada intinya berdakwah merupakan sebuah kewajiban yang diberikan oleh Allah SWT, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam agar dapat mengembangkan ajaran-ajaran Islam sekaligus menjadi aktivitas wajib yang mengajarkan rasa solidaritas terhadap sesama umat Islam dengan saling
  • 6. mengingatkan dan berbagi kebaikan sebagai bentuk dari keindahan ajaran agama Islam.4 6 3. Al-Hadits Di samping ayat-ayat Al-Qur’an, banyak pula hadits mengenai dasar berdakwah. Rasulullah sendiripun sebagai pembawa risalah dan hamba Allah yang ditunjukkan sebagai utusan Allah telah bersabda kepada umatnya untuk berusaha dalam bidang dakwah. Sabda beliau yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, berbunyi:5 من رئ منكم منكرا ف يَغيره بيده فإن لم يستطع فب سَا نه فأن لم يستطع فبقبه, وذالك اضعف الأ يمان ) رؤاه مس مَ( Artinya: “Barang siapa melihat di antara kamu satu kemungkaran, maka hendaklah mencegahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, dan jika tidak bisa maka dengan hatinnya. Dan demikian itu merupakan iman yang paking lemah.” (Riwayat Bukhari Muslim). Hadits ini menunjukkan bahwa perintah kepada umat Islam untuk mengadakan da’wah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bahkan dalam hadits nabi lain juga dijelaskan: ب غَوا عنيه ولو يَن Artinya: “Sampaikanlah apa yang kamu terima dariku, walaupun hanya satu ayat”. ( H.R. Bukhari ) 4Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB. 5 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 132-133.
  • 7. Jadi, dari keterangan ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi tersebut telah nampak jelas bahwa kewajiban berdakwah merupakan tanggung jawab dan tugas setiap muslim dan muslimat diamanapun dan kapanpun ia berada. 7 4. Ijtihad Ijtihad telah dijelaskan dalam satu riwayat, dimana Rasulullah SAW. Pernah mengirim utusan ke Yaman untuk menyampaikan dakwah, dua oranng sahabat yang dikirim untuk menetap di sana ( Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari ) dan kepada keduanya Rasulullah memberi amanat sebagai berikut:6 “Mudahkanlah, jangan kamu persulit, berikanlah kabar gembira jangan tebalkan permusuhan.” Kepada Mu’adz Rasulullah berpesan : “Di sana kau akan menjumpai ahli-ahli kitab, kalau kamu datang kepada mereka ajaklah mereka mengakui tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu Rasulullah, kalau mereka telah mengikutimu, ceritakanlah bahwa Allah mewajibkan memberi sedekah ( zakat ) kepada mereka, diambil dari orang-orang kaya, dan diberikan kepada orang-orang miskin, kalau mereka mematuhimu barulah engkau boleh menerima kedermawanan mereka. Takutlah dua orang yang teraniaya karena tidak ada dinding di antara mereka dengan Tuhannya.” Kemudian Rasulullah bertanya kepada Mu’adz: “Bagaimana engkau memutuskan suatu perkara?” kemudian Mu’adz menjawab: ”Saya putuskan menurut ketentuan kitab Allah.” “Bagaimana kalau kamu tidak mendapatinya di sana?”, tanya Rasulullah lagi. Mu’adz menjawab: “Saya putuskan menurut sunnah Rasulullah”. Rasulullah bertanya lagi: “Kalau tidak engkau dapati di sana?”. Mu’adz menjawab: “Saya mengambil pertimbangan sendiri, berijtihad tanpa melepaskan kesungguhan dengan sekuat tenaga.” Maka Rasulullah menepuk dadannya sambil bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki utusan dari utusan Allah”. Ijtihat dalam satu segi dapat disebut sebagai dasar hukum Islam, akan tetapi dapat pula disebut sebagai sistem di dalam melahirkan huum. Kemudian, 6 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 133-134.
  • 8. di dalam hukum tersebut tidaklah bertentangan dengan dalil-dallil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sudah jelas. Ijtihad di dalam perkembangan berikutnya semakin mempunyai peranan di dalam memberikan jawaban dari permasalahan-permasalahan yang baru di dalam kehidupan masyarakat. Adapun cara yang dipergunakan oleh para ulama yaitu melalui kemampuan ilmiyahnya berusaha sekuat tenaga dan pikirannya mengadakan perbandingan-perbandingan atau analogi atau biasanya disebut dengan Qiyas, dengan berdasarkan pada dalil-dalil yang ada. Selain cara tersebut, ada pula dengan mengadakan kesepakatan di antara para ulama (ijma), apakah kesepakatan itu secara langsung atau kesepakatan tersebut tidak langsung. Dimana terdapat kesepakatan diantara sebagian besar ulama tentang satu permasalahan. Atau melalui cara-cara yang lain biasa dikenal di dalam Kitab-Kitab Ushul Fiqih. Sebagai contoh, misalnya ijtihad para ulama tentang Dakwah bil Hal dalam alam pembangunan sekarang.7 Selanjutnya, terkadang ijtihad juga berbentuk pertimbangan antara Maslahah dan Massadah suatu permasalahan yang dihadapi, atau juga pertimbangan antara lebih baik mencegah muddarat yang akan terjadi dari pada mengambil mashlahahnya terlebih dahulu. Dan banyak lagi cara para Mujtahidin dalam mengistibat hukum dari sumber pokoknya, yang tidak lain adalah Al-Qur’an dan As Sunnah. b. Dasar kemasyarakatan atau kenegaraan Landasan ini lebih mengarah kepada pelaksanaan dan teknis operasional dakwah yang erat kaitannya dengan lingkungan di mana dakwah itu dilakukan. Peranan dakwah di dalam kehidupan bangsa kita menduduki tempat yang sangat penting di dalam rangka mewujudkan masyarakat pancasila, yakni masyarakat yang sosialistis-religius. Pancasila adalah ideologi negara yang harus menjiwai dan 7 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 134. 8
  • 9. mewarnai kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya bangsa kita. Pancasila adalah pandangan hidup yang harus menjadi wujud kehidupan kita.8 Dalam rangka mewujudkan masyarakat sosialistis religius tersebut, dakwah memegang peranan yang penting dalam membangun dan mengembangkan kehidupan keagamaan di tanah air kita. Karena membangun dan mengembangkan kehidupan keagamaan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Selain pancasila, GBHN, Keputusan Menteri Agama tentang Pedoman Penyiaran Agama, terdapat pula landasan lain yakni Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalam pasal 29 dinyatakan: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”9 Landasan lain seperti peraturan perundang-undangan yang berlaku di atas, maupun norma masyarakat baik tertulis maupun tidak, dapat dijadikan dasar atau landasan selama peraturan, undang-undang, serta norma tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Dengan demikian, prinsip-prinsip dakwah dapat dilakukan dengan tekhnis dan pelaksanaan yang tepat, sedangkan sifat dakwah yang jelas, tegas, lues, fleksibel, berangsur-angsur/berproses, dapat dijabarkan dengan cermat dan baik. 9 B. Hukum Dakwah Terdapat berbagai pendapat para ahli mengenai hukum dakwah, di antaranya sebagai berikut: a. Menurut Asmuni Syukir, hukum dakwah adalah wajib bagi setiap muslim, karena hukum Islam tidak mengharuskan umat Islam untuk selalu memperoleh hasil yang maksimal. Akan tetapi usaha yang diharuskan maksimal sesuai dengan 8 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 135. 9 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 137.
  • 10. kemampuan dan keahlian yang dimiliki, sedangkan berhasil atau tidak dakwah merupakan urusan Allah, hal ini berlandaskan kepada firman Allah di dalam Al- Qur’an surah at-Tahrîm (66) : 6, sebagai berikut:10 يَا أَيهَُّا الذَِّينَ آمَنوُا قوُا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقوُدُهَا الناَّسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلََئِكَة غِ لََظ دَِِادٌ لََ يَعْصُونَ اللَََّّ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلوُنَ مَا يؤُْمَرُونَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” b. Ibn Taimiyah menyatakan bahwa dakwah merupakan kewajiban secara kolektif (fardhu kifayah), karena apabila sekelompok umat telah melaksanakan aktivitas dakwah, maka kewajiban dakwah sudah terlepas bagi kelompok umat yang lainnya. Ditambahkan oleh Muhammad Ghozali yang juga menyatakan bahwa umat Islam harus saling membantu untuk tercapainya tujuan dakwah.11 Perbedaan pendapat mengenai hukum berdakwah disebabkan oleh perbedaan cara pemahaman mereka terhadap dalil-dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits) di samping kondisi sosial atau latar belakang yang berbeda beda baik pengalaman, pengetahuan, maupun kemampuannya. Akan tetapi secara ringkas dalam membahas hukum dakwah dapat dikemukakan 10 dua pendapat, yaitu: 1. Hukum dakwah adalah fardlu kifayah, maksudnnya dapat dilakukan oleh sebagian orang saja atau sekelompok yang sudah dianggap memadahi. 10 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm. 27. 11 Rafiqi Mahdi, Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi-mahdi. blogspot.com/2012/03/ ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB.
  • 11. Pendapatnya bersandar pada surah Ali Imron ayat 104: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أمَُّة يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأمُْرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأوُلََٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104) Ulama yang mengatakan bahwa dakwah merupakan wajib kifayah, memiliki penafsiran tersendiri dengan pendapat bahwa arti Min dalam surah Ali Imron 104 adalah sebagian dari kamu; sebab di antara umat Islam itu ada beberapa oranng yang tidak mampu melaksanakan amr makruf nahi munkar karena berbagai sebab. Sebagian ulama lain menyatakan bahwa amr makruf nahi munkar itu wajib bagi orang yang berilmu (ulama) dan penguasa (umara’). Oleh karena itu, makna dari ayat di atas adalah hendaklah sebagian dari kamu ada sekelompok orang yang beramr makruf nahi munkar.12 Mereka menetapkan persyaratan yang ketat bagi pelaku dakwah, baik persyaratan yang bersifat keilmuan, kualitas moral, maupun spiritual. Menurut mereka, orang yang tidak memiliki dan memenuhi persyaratan ini tidak memiliki kewajiban untuk berdakwah. Dakwah menurut mereka menjadi tugas orang-orang yang secara formal dinamakan ulama atau tokoh-tokoh agama (al- ‘ulama wa rijal al-din) seperti yang dijelaskan sebelumnya yang beramr makruf nahi munkar, bukan masyarakat biasa atau orang awam. Adapun pendukung pendapat pertama ini, dakwah juga menyangkut dan terkait dengan soal penjelasan hukum-hukum agama, dan karenanyatidak semua orang memiliki kapasitas maupun kapabilitas untuk melaksanakan dakwah. Di sisi lain, agama melarang menyerahkan suatu urusan kepada yang tidak berkompeten dan menyebutnnya sebagai perbuatan yang melanggar amanah. 12Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 44. 11
  • 12. 2. Hukum dakwah adalah fardlu ‘ain, maksudnya bahwa dakwah itu menjadi kewajiban setiap individu muslim, menurut kadarnya masing-masing. Ia akan diganjar bila melaksanakannya sebagaimana akan berdosa bila meninggalkannya. Pendapat ini berdasarkan berdasarkan beberapa firman Allah dan hadits-hadits Nabi. Dakwah menjadi kewajiban personal, karena ia merupakan tuntutan iman. Dimana bagi setiap orang yang mengaku beriman, diharuskan mengekspresikan keimanannya, selain melalui amal saleh, persaksian iman juga dapat diwujudkan dalam bentuk dakwah dengan saling berpesan melalui kebajikan dan ketakwaan sesuai kapasitas masing-masing Muslim. Kedua pendapat di atas dapatlah dijadikan bahan perbandingan, mengapa di antara keduanya yang dapat diterima, untuk kemudian dapat disesuaikan dengan tuntunan dakwah itu sendiri semenjak awal perkembangannya hingga sekarang dan untuk mendatang. Sebagaimana telah disebutkan bahwa dakwah merupakan aktivitas setiap muslim, namun di dalam pelaksanaannya kadang-kadang dilakukan secara formal oleh orang-orang tertentu saja atau kelompok tertentu dengan memakai cara tertentu, misalnya pidato atau ceramah ( secara lisan ) atau membuat karangan naskah yang membahas masalah tertentu ( secara tertulis ). Kewajiban dakwah bagi seorang muslim dapat dilakukan menurut kemampuannya dan menurut kadar pengertian yang dimilliki. Hal ini memiliki makna bagi seseorang yang bisa berpidato atau ceramah maka dakwah disampaikan melalui pidato atau ceramah. Sedangkan yang lain yang tidak bisa, dapat melalui cara lain yang bisa dilakukannya, misalnya menulis atau juga memberikan contoh teladan tentang amal kebajikan dan seterusnya ( dakwah bil amal atau bil hal ). Dari beberapa pendapat tentang hukum dakwah yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan berdakwah hukumnya wajib secara kolektif bagi yang mempunyai kemampuan dalam berdakwah, dan dakwah wajib secara individu dalam menuntut ilmu agar mempunyai kemampuan untuk berdakwah, karena tidak dapat secara menyeluruh umat Islam hanya berdakwah disebabkan selain dakwah juga banyak aspek yang harus dipenuhi oleh umat Islam. Selain itu, tidak dapat dikatakan bahwa dakwah hanya sekedar 12
  • 13. untuk orang-orang tertentu, akan tetapi pada dasarnya kewajiban dakwah berada pada bagian yang menjadi prioritas untuk umat Islam secara menyeluruh Sebagai kesimpulan, hukum berdakwah adalah wajib bagi seluruh umat Islam yang mampu melaksanakannya, dan wajib hukumnya untuk berusaha memperoleh kemampuan untuk berdakwah, sehingga dalam berdakwah untuk mencapai keberhasilan juga diharuskan untuk mempunyai strategi baik berupa metode atau model yang digunakan agar dakwah dapat diterima oleh masyarakat. 13 C. Tujuan Dakwah Tujuan merupakan pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam waktu tertentu. Dalam tujuan memiliki target-target tertentu untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu.13 Dalam membahas tujuan dakwah terdapat bermacam-macam tujuan dakwah sesuai dengan titik peninjauannya, di antaranya ialah: 1) Dasar tujuan dakwah Tujuan dakwah sebetulnya tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri yakni transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity transformation) atau yang dalam terminologi al-Q ur’an disebutkan al-ikhraj min al-zulumat ila al-nur. Menurut pakar tafsir Abu Zahrah, al-nur (cahaya) adalah simbol dari karakteristik asal kemanusiaan (fitrah).14 Disebut demikian, karena hidup manusia akan bersinar hanya jika ia secara natural mengikuti karakter asal tersebut. Sebaliknya, al-zulm (kegelapan) adalah simbol yang menunjuk kepada situasi penyimpangan manusia dari karakter asalnya. Dakwah sebagai perpanjangan tangan dari keyakinan Islam, berkonsentrasi dalam mengajak manusia untuk kembali berkomitmen kepada tauhid beserta semua implikasinya. Melalui komitmen tauhid ini, manusia diajak untuk memilih pandangan hidup yang natural, senatural pengaturan Tuhan terhadap alam ini dan bersama-sama dengan alam tunduk dan pasrah kepada ketentuan-Nya (al-islam). 13 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 60. 14A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama, ( Jakarta: Kencana ), hlm. 58.
  • 14. Dalam kerangka masyarakat yang egalitarian, orang diberi kebebasan untuk menyampaikan kebebasan dalam menyampaikan pendapatnya dan berekspresi. Dari sinilah semua orang memiliki tanggung jawab moral atas masyarakatnya dan berpartisipasi membangunnya dengan saling berwasiat kebenaran dan kesabaran. Sementara dalam kerangka masyarakat yang dikuasai tirani, kebebasan beragama, berpendapat, berkreasi dan hak-hak asasi manusia dibelenggu, baik dengan mengatas namakan hukum (kekuasaan), maupun atas nama otoritas agama (ortodoksi). Masyarakat dibawah iklim tirani ini adalah masyarakat yang statis, beku, dan jauh dari kedinamisan perkembangan sejarah. Selain mewujudkan iklim masyarakat yang dinamis dan egalitarian, dakwah juga bertujuan melakukan pembebasan sosial (liberasi) dari tekanan-tekanan tirani. Inilah tugas dakwah Nabi Muhammad seperti yang dibicarakan dalam ayat berikut: الذَِّينَ يَت بِعوُنَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْْ ميَّ الذَِّي يَجِدوُنَه مَكْتوُبًا عِنْدَهُمْ فِي التوَّْرَاة وَالِْْنْجِيلِ يَأمُْرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّي بَاتِ وَيُحَ رمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَ نْه مْ إِصْرَهُمْ وَالَْْغْلََلَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالذَِّينَ آمَنوُا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوه وَاتَّبَعوُا النوُّرَ ا لذَِّي أُنْزِلَ مَعَهُ أوُلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ....yaitu mereka yang mengikuti seorang Nabi, Rasul, yang ummiy, yang menyuruh mereka yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan melepaskan beban dan belenggu yang telah mengikat mereka.... (QS. Al-A’raf/7: 157).15 Selanjutnya, tujuan dakwah juga untuk menumbuhkan perhatian, kesadaran, penghayatan, dan pengenalan terhadap ajaran agama yang dibawa oleh para juru dakwah. Selain itu, dakwah turut mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama, atau menyadarkan manusia tentang perlunya bertauhid dan mau mengamalkan ajaran Islam, serta berperilaku baik ( memiliki akhlaqul karimah ).16 15A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama, ( Jakarta: Kencana ), hlm. 59-62. 16 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dak wah Bekal Perjuangan Para Da’i , ( Jakarta: Amzah ), hlm. 58-59. 14
  • 15. 15 2) Tujuan dakwah ditinjau dari aspeknya Tujuan dakwah dapat pula dibagi menjadi tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah. Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia. Sedangkan tujuan dakwah dilihat dar i aspek materi, menurut Masyhur Amin terdapat tiga tujuan yang meliputi : a. Tujuan Akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia. b. Tujuan Hukum, yakni aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. c. Tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah. Dari keseluruhan tujuan dakwah dilihat dari aspek tujuan objek dakwah maupun materi dakwah, maka dapat dirumuskan tujuan dakwah adalah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 3) Tujuan dakwah ditinjau dari berbagai segi a. Tujuan dakwah ditinjau dari segi waktu Ditinjau dari segi waktu, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi: 1. Tujuan sementara: ialah tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu, dan berpangkal kepada tujuan sementara itu kemudian akan dicapai tujuan selanjutnya. 2. Tujuan akhir : ialah tujuan yang pokok atau utama dalam suatu usaha atau tujuan tersebut sebagai titik akhir dalam satu usaha (Ultimate Goal). b. Tujuan dakwah ditinjau dari segi jaraknya Ditinjau dari segi jaraknya, tujuan dakwah dapat terbagi menjadi: 1. Tujuan dekat : ialah tujuan yang harus dicapai dalam waktu dekat. 2. Tujuan jauh : ialah tujuan yang ingin dicapai dalam jarak jauh.17 17 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah ), (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm. 140.
  • 16. 16 4) Tujuan dakwah dalam Al-Qur’an Adapun tujuan dakwah dalam Al-Qur’an, beberapa di antaranya adalah: a. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan kembali hati yang mati. Allah berfirman: ا أَيهَُّا الذَِّينَ آمَنوُا اسْتَجِيبوُا لِلََِّّ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَََّّ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنهَّ إِلَيْهِ تُحْ رَُِونَ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, patuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu...” (QS. Al Anfal: 24) b. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah. وَإِن ي كُلمََّا دَعَوْ تهُُمْ لِتَغْفِرَ Artinya: Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru kepada mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka... (QS Nuh:7) c. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. وَالذَِّينَ آَتَيْنَاهُم الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ الَْْحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ بَعْضَه قُلْ إِنمََّا أمُِرْتُ أَنْ أَعْبدَُ اللََّّ وَلََ أُ رِِْكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآَبِ Artinya: Orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka, bergembira dengan kitab yang telah diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan Yahudi yang bersekutu ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (QS. Ar Ra’d: 36) d. Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah belah رََِعَ لَكُمْ مِنَ الدِ ينِ مَا وَصَّىَٰ بِهِ نوُحًا وَالذَِّي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىَٰ وَعِيسَىَٰ أَنْ أَقِيمُوا الدِ ينَ وَلََ تَتَفَرَّقوُا فِيهِ كَبرَُ عَلَى الْمُ رِِْكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ Artinya: Dia telah mensyariatkan kepada kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
  • 17. apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kau seru mereka kepadanya...” (QS. Asy Syura: 13).18 Menjadi orang baik itu berarti menyelamatkan orang dari kesesatan, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Oleh karena itu, dakwah bukanlah kegiatan mencari dan menambah pengikut, tetapi kegiatan mempertemukan fitrah manusia dengan Islam atau menyadarkan manusia seperti yang termuat pada tujuan dakwah dalam Al-Qur’an itu sendiri. 17 5) Tujuan dakwah menurut para ahli Terdapat pula tujuan dakwah yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah Muhammad Natsir yang mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah: 1. Memanggil manusia kepada syariat untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perorangan ataupun rumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan bernegara. 2. Memanggil manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt di muka bumi, menjadi pelopor, pengawas, pemakmur, pembesar kedamaian bagi umat manusia. 3. Memanggil manusia kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah Swt. sebagai satu-satunya zat Pencipta.19 Di lain pihak, menurut para ahli di antaranya yaitu Dr. Mawardi Bachtiar yang berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridhla Allah Swt. Sedangkan Prof. H.M. Arifin menjelaskan tujuan dakwah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang disampaikan oleh pelaksana dakwah atau penerangan agama. Adapun menurut Prof. Toha Yahya Umar, M.A. menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menobatkan benih hidayah dalam meluruskan itiqad, memperbanyak amal secara terus-menerus, 18 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 62-63. 19 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, ( Jakarta Timur: Prenada Media ), hlm. 64.
  • 18. membersihkan jiwa dan menolak syubhat agama. Selanjutnya M. Syafaat Habib mengemukakan tujuan dakwah adalah berupaya untuk melahirkan dan membentuk pribadi atau masyarakat yang berakhlak atau bermoral Islam. Lebih jauh lagi Syekh Ali Mahfudz berpendapat bahwa tujuan dakwah adalah mendorong manusia untuk menerapkan perintah agama dan meninggalkan larangan-Nya supaya manusia mampu mewujudkan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat . Sementara Didin Hafiduddin menegaskan tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat sebagai sasaran dakwah ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera lahiriah maupun bathiniah. Dari sekian banyak atau bermacam-macam tujuan dakwah, tujuan tertinggi dari usaha berdakwah hanya semata-mata mengharap dan mencari Ridlo Allah Swt. Hal ini dapat diperoleh dengan menyadai arti hidup sebenarnya sehingga tujuan dakwah dapat tercapai dengan maksimal. Baik dari tujuan dakwah, tujuan dakwah yang ditinjau dari berbagai aspek, tujuan dakwah yang ditinjau dari berbagai segi, maupun tujuan dakwah dalam Al-Qur’an itu sendiri. 18
  • 19. PENUTUP 19 A. Kesimpulan a. Dakwah sebagai suatu usaha untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang teguh pada ajaran Allah, guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha berdakwah tersebut adalah sebuah kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat, sehingga dasar bedakwah dapat dibagi menjadi dua, yakni dasar keagamaan ( meliputi: Al-Qur’an, Al- Hadits, Ijtihad ) dan dasar kemasyarakatan atau kenegaraan. b. Hukum dakwah dapat dikemukakan ke dalam dua pendapat. Dua pendapat tersebut adalah hukum dakwah adalah fardlu kifayah dan hukum dakwah adalah fardlu ‘ain, yang dari keduanya dapat dijadikan bahan perbandingan, mengapa di antara keduanya yang dapat diterima, untuk kemudian dapat disesuaikan dengan tuntunan dakwah itu sendiri semenjak awal perkembangannya hingga sekarang dan untuk mendatang. c. Terdapat bermacam-macam tujuan dakwah jika ditinjau dari berbagai segi maupun aspek. Akan tetapi berdasarkan berbagai literatur, disebutkan bahwa tema sentral dakwah adalah Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tujuan dakwah tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri, dengan menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang. Jadi, tujuan tertinggi dari usaha berdakwah hanya semata-mata mengharap dan mencari Ridlo Allah Swt.
  • 20. 20 B. Saran Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Dakwah dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap dengan adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun inspirasi dalam mengembangkan kreativitasnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA An-Nabiry, Fathul Bahri. 2008. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i. Jakarta: Amzah. Anshari, Hafi. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Pedoman untuk Mujtahid Dakwah). Surabaya: Al-Ikhlas. 1993. Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta Timur: Prenada Media. Ismail, A. Ilyas. 2011. Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama. Jakarta: Kencana. Omar, M. Toha Yahya. Islam dan Dakwah. Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2004. Sanwar, Amirudin.2009. Ilmu Dakwah Suatu Pengantar Studi. Semarang: Gunung Jati. Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 1983. Mahdi, Rafiqi. Ilmu Dakwah Dasar-Dasar Hukum Dakwah Islam, http://kumpulan-tulisan-rafiqi- mahdi.blogspot.com/2012/03/ilmu-dakwah-dasar-hukum-dakwah-islam.html , diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:00 WIB. Anonim. Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah. http://scholar.google.com/ scholar?hl=en&q=dasar%2C+hukum%2C+dan+tujuan+dakwaah&btnG diakses pada tanggal 18 Maret 2013 pukul 22.15 WIB. Al-Sumantri, Ismail Damanik. Dasar Hukum Dakwah. http://damanikblok.blogspot.com/ 2011/10/dasar-hukum-dakwah.html diakses pada tanggal 2 Juni 2014 pukul 13:24 WIB. 21