SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 26
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT
(TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR –
DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39
JAKARTA
DI SUSUN OLEH
M. NING ISKANDAR
5215083427
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JANUARI 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai meskipun jauh
dari sempurna. Peneliti berharap proposal penelitian ini, dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan.
Proposal penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR
ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA
karena dengan penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana hasil
belajar yang dicapai dalam pemberian tugas pekerjaan rumah.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan
baik dalam penyusunan maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat
peneliti atasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, terutama :
1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun
materil.
2. Bapak Dr. Bambang Dharma Putra, M.Pd sebagai dosen pembimbing
dalam penelitian.
3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan
proposal penelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.
Jakarta, Januari 2012
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha
dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu
bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan
Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan
masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa
sebagai generasi penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka
panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun
prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat
ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik dalam hal ini yaitu
kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar
permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan
tidak tahu darimana mesti harus diawali.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri
sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab
dalam penyelenggaraan system pendidikan yang mengacu pada
perkembangan teknologi di dunia industri. Salah satu sekolah menengah
kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah
telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata
pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan
Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua sekolah wajib
menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tanpa
perkecualian, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pendidikan disekolah
berbeda-beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh mengadopsi atau
mengadopsi model KTSP yang tersedia dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan potensi peserta didik serta kondisi sumber daya pendidikan
sekolah yang bersangkutan.
SMK Negeri 39 Jakarta merupakan salah satu bagian dari
pendidikan formal yang memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu
diantaranya yaitu Audio Video. Program studi Audio Video mempunyai
beberapa kompetensi yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat. Salah
satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar Elektronika dengan Standar
Kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika. Mata diklat ini diberikan
pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan
menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa
dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu adalah penerapan model
pembelajaran Teams games Tournament (TGT).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah melalui penerapan model pembelajaran Teams games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar dasar-dasar
elektronika siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 39 Jakarta ?
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah
diidentifikasi di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam
penelitian ini, pembahasan masalah hanya mencakup:
“Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournamnet (TGT) dapat meningkatakan hasil
belajar Dasar – Dasar Elektronika”?
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR DASAR –DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X
TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) SMK NEGERI 39 JAKARTA”.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi
guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui
penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui
apakah melalui model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT).dapat meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa
kelas X TAV SMK Negeri 39 Jakarta.”
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Sekolah
1. Dalam hal ini adalah SMK Negeri 39 Jakarta dengan hasil
penelitian ini diharapkan SMK Negeri 39 Jakarta dapat lebih
meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih
baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
2. Berbagi informasi dengan sekolah lain dalam menerapkan
pembelajaran.
b. Guru
1. Guru sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan di kelasnya.
2. Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
3. Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang
dihadapi siswa.
c. Siswa
1. Menggembangkan kemmapuan berfikir, belajar mandiri, serta kerja
sama dalam kegiatan belajar dasar – dasar elektronika.
2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
3. Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran
Dasar – Dasar Elektronika.
d. Peneliti
1. Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi
materi, dan mengembangkan seleksi instrument.
2. Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang berorientasi
pada hasil belajar siswa
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Belajar
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada
saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya
bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut
Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum
bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya
mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ). Belajar dalam
penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar
mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam
hal ini adalah pelajaran Dasar Dasar Eelektronika Teknik Audio
Video.
2. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar
yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional
yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar
ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi
karena proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap,
misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa hasil dan bukti belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar.
Menurut Howard Kingsley (Sudjana, 1989), ada tiga macam
hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat
golongan, dapat diisi dengan bahan yang diterapkan dalam kurikulum
sekolah. Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan
yang hendak kita capai terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang kognitif,
bidang afektif, dan bidang psikomotorik.
Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin
mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk
mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran
dan penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui
sesuatu seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah usaha yang
bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan
kompetensi (Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran hasil
belajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status
kompetensi dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang
diukur, sedangkan penilaian adalah usaha untuk membandingkan hasil
pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.
3. Hasil Belajar Dasar – Dasar Elektronika
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian
kegiatan instruksional tertentu. Maka hasil belajar dasar – dasar
elektronika adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang erat
kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru
sebelumnya pada hal ini adalah penyesuaian pencapaian indikator
kriteria keberhasilan dalam hasil belajar atau Ketuntasan Kriteria
Minimal (KKM) yang telah di tetapkan oleh seorang guru sebelum
mengajar pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalam hal ini tentunya seorang guru hendaknya menentukan terlebih
dahulu Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar apa saja yang
akan di ajarkan dalam kegiatan pembelaran yang semuanya telah
tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus
dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika.
Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran
kejuruan teknik audio video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata
pelajaran ada yang sudah menjadi mata diklat pada kejuruan teknik
audio video. Hasil belajar yang dicapai dapat di lihat melalui hasil
belajar teori atau praktik pada saat kegiatan pembelajaran dan
tentunya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan silabus yang digunakan pada saat Kegiatan Belajar dan Mengajar
(KBM).
4. Hakikat Model Pembelajaran
Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya,
walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang
sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar
dapat dipahami seb agai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran
bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala,
2005:176).
Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang
direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian,
2004:8). Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan
belajar, dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi,
ide, keterampilan, nilai, cara berfikir dan mengekspresikan dirinya
(Joyce et al, 2009:7).
5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara bekerja sama
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah
3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku,
budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok
terdapat keheterogenan tersebut.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada
perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm
tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :
Fase Indikator Aktivitas Guru
1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok-
kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien
4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mengerjakan tugas
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau
hasil belajar siswa baik individu maupun
kelompok.
6. Hakikat Model Pembelajaran TGT
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5
langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar
dalam kelompok (teams), permainan (geams),
pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team
recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model
pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
a) Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil
Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas
anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling
membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang
berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan
menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar
secara kooperatif sangat menyenangkan.
b) Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil
dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing
ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati
5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang
berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen
diusahakan setiap peserta homogen.
c) Penghargaan Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok
adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor
kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh
masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan
banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas
rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa
tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :
(1) Mengajar (teach)
Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan
tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan
memberikan motivasi.
(2) Belajar Kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6
orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras /
suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi,
dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen
menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk
memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban
dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam
menjawab.
(3) Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing –
masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini
adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok
telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan
dalam kegiatan kelompok.
(4) Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata
poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan.
B. Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika
berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang
wajar. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa
menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar
yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena
itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan
mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tuntutan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran.
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi
agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah
harus menguasai cara – cara penyajian atau biasa disebut model
pembelajaran.
Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang
direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini guru
menngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengan
tujuan agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja
sama antar tim dalam pembelajaran kooperatif
Berbagai macam-macam model pembelajaran, model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat
diharapkan siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar
– Dasar Elektronika dan dapat memberikan solusi dalam memahami
materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan
masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam
rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan
agar siswa dapat meningkatkan prestasinya.
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang akan diajukan dalam proposal penelitian ini adalah
Jika pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar Dasar – Dasar
Elektronika pada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMK NEGERI
39 Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan di ajukan dalam proposal penelitian ini adalah
SMK Negeri 39 Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan
menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Maret s/d Mei.
B. Subyek penelitian
Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMK Negeri 39 Jakarta dengan jumlah sampel siswa 40 orang.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1. Perencanaan
Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP),
materi pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup, membantu
pekerjaan siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan harian. Bagian
ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang
tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang
telah anda lakukan sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan
benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus
hanyalah bagian yang diteliti saja.
2. Tindakan ( Action )
Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :
 Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
 Siklus II ( sama dengan I )
 Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Pengamatan
Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai
instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan
saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini.
4. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut
untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.Refleksi
berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi
setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan
kembali untuk siklus berikutnya.
Alur ilustrasi pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus
selanjutnya
D. Instrument penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam pengajuan proposal ini adalah:
1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video (TAV)
Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada data hasil
belajar siswa pada mata pelajaran dasar – dasar elektronika.
2. Dokumen siswa
Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi
berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa
dilihat dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.
3. Catatan Lapangan
Catatan – catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil
refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan – perbaikanterhadap
rencana awal.
4. Wawancara dengan siswa
Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan
pemilihan siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan
refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman
wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan
belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya.
E. Teknik analisis data
Data hasil belajar siswa berupa tes akan dianalisis dengan menggunakan
skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan, dihitung berdasarkan skor
maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang diperoleh
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil
pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari
hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa
Tingkat Penguasaan Kategori
8,0-10 Sangat Tinggi
6,6-7,9 Tinggi
5,6-6,5 Sedang
40-5,5 Rendah
0-3,9 Sangat Rendah
DAFTAR PUSTAKA
Pumomo. Edy dan Munadi, Sudji. Evaluasi Hasil Belajar Dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi Di sekolah Menengah Kejuruan.2005.FT UNY.
Arikuntro,Suharsini, Donald Ary, dan Arief Furchan, Pengantar Penelitian
Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Nana Sudjana. (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda
Karya. Suharsimi Arikunto dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bambang Dharmaputra, "Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK," Jurnal 8
Pendidikan, vol.3, No.4, 1-10 (Jakarta, April 2008).
Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertian-
belajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 mei 2011.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiStr Balondero
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimStr Balondero
 
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiah
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiahArrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiah
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiahPrams Rifai
 
13 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-213 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-2Eko Wijayanto
 
Cabaran guru 1
Cabaran guru 1Cabaran guru 1
Cabaran guru 1annhairy
 
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik MalaysiaKemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik MalaysiaNorazlin Mohd Rusdin
 
Jurnal HAELKA 096
Jurnal HAELKA 096Jurnal HAELKA 096
Jurnal HAELKA 096Adhem Smith
 
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)Jurnal muhamad marzuki (5215083425)
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)Muhamad_Marzuki
 
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...Nadrah Rosman
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Str Balondero
 
Jurnal karya ilmiah
Jurnal karya ilmiahJurnal karya ilmiah
Jurnal karya ilmiahBudi Garjito
 
Makalah pemrograman cai model simulasi
Makalah pemrograman cai model simulasiMakalah pemrograman cai model simulasi
Makalah pemrograman cai model simulasiMohammad Syafa'at
 

Was ist angesagt? (17)

Proposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iiiProposal skripsi metlit tugas iii
Proposal skripsi metlit tugas iii
 
Tugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnalTugas 8 jurnal
Tugas 8 jurnal
 
Proposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakimProposal skripsi ahmad hakim
Proposal skripsi ahmad hakim
 
1 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-241 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-24
 
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiah
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiahArrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiah
Arrum pramesti.18764. tata tulis karya ilmiah
 
Artikel presentasi
Artikel presentasiArtikel presentasi
Artikel presentasi
 
13 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-213 kumpul abstrak pkj-s2-2
13 kumpul abstrak pkj-s2-2
 
Cabaran guru 1
Cabaran guru 1Cabaran guru 1
Cabaran guru 1
 
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik MalaysiaKemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
Kemahiran Kurun ke 21 dalam Kurikulum Matematik Malaysia
 
Jurnal HAELKA 096
Jurnal HAELKA 096Jurnal HAELKA 096
Jurnal HAELKA 096
 
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)Jurnal muhamad marzuki (5215083425)
Jurnal muhamad marzuki (5215083425)
 
Copy
CopyCopy
Copy
 
460 890-1-sm
460 890-1-sm460 890-1-sm
460 890-1-sm
 
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...
Kajian Tindakan (KEBERKESANAN PENGGUNAAN BAHAN VISUAL DALAM PROSES PENGAJARAN...
 
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
Jurnal metlit satrio iman p ( 5215083424)
 
Jurnal karya ilmiah
Jurnal karya ilmiahJurnal karya ilmiah
Jurnal karya ilmiah
 
Makalah pemrograman cai model simulasi
Makalah pemrograman cai model simulasiMakalah pemrograman cai model simulasi
Makalah pemrograman cai model simulasi
 

Ähnlich wie Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2muchamadningiskandar
 
(Tugas 3 Proposal tugas metlit
(Tugas 3 Proposal tugas metlit(Tugas 3 Proposal tugas metlit
(Tugas 3 Proposal tugas metlitM Iskandar
 
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Muhamad_Marzuki
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhStr Balondero
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amaliarichimaryadi
 
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfLK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfPrioDwisantosa2
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwianirsu
 
Tugas jurnal_Dwi Utami
Tugas jurnal_Dwi UtamiTugas jurnal_Dwi Utami
Tugas jurnal_Dwi Utamianirsu
 

Ähnlich wie Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3) (20)

Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
 
(Tugas 3 Proposal tugas metlit
(Tugas 3 Proposal tugas metlit(Tugas 3 Proposal tugas metlit
(Tugas 3 Proposal tugas metlit
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
 
Jurnal ka januardi
Jurnal ka januardiJurnal ka januardi
Jurnal ka januardi
 
Copy
CopyCopy
Copy
 
Proposal ptk metlit
Proposal ptk metlitProposal ptk metlit
Proposal ptk metlit
 
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhhProposal skripsi metlit nihhhhhhhh
Proposal skripsi metlit nihhhhhhhh
 
Proposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina AmaliaProposal PTK Dina Amalia
Proposal PTK Dina Amalia
 
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfLK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
 
148385648 tugas-v
148385648 tugas-v148385648 tugas-v
148385648 tugas-v
 
Jurnal metlitadeng2011baru
Jurnal metlitadeng2011baruJurnal metlitadeng2011baru
Jurnal metlitadeng2011baru
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 
ptk 2.pdf
ptk 2.pdfptk 2.pdf
ptk 2.pdf
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
 
PPT proposal.pptx
PPT proposal.pptxPPT proposal.pptx
PPT proposal.pptx
 
9432 20695-1-sm
9432 20695-1-sm9432 20695-1-sm
9432 20695-1-sm
 
Tugas jurnal_Dwi Utami
Tugas jurnal_Dwi UtamiTugas jurnal_Dwi Utami
Tugas jurnal_Dwi Utami
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
148385648 tugas-v
148385648 tugas-v148385648 tugas-v
148385648 tugas-v
 

Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

  • 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA DI SUSUN OLEH M. NING ISKANDAR 5215083427 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JANUARI 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai meskipun jauh dari sempurna. Peneliti berharap proposal penelitian ini, dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan. Proposal penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA karena dengan penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai dalam pemberian tugas pekerjaan rumah. Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan baik dalam penyusunan maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat peneliti atasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, terutama : 1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun materil. 2. Bapak Dr. Bambang Dharma Putra, M.Pd sebagai dosen pembimbing dalam penelitian. 3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
  • 3. Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan proposal penelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya. Jakarta, Januari 2012 Peneliti
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan system pendidikan yang mengacu pada perkembangan teknologi di dunia industri. Salah satu sekolah menengah kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
  • 5. Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua sekolah wajib menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tanpa perkecualian, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pendidikan disekolah berbeda-beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh mengadopsi atau mengadopsi model KTSP yang tersedia dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi peserta didik serta kondisi sumber daya pendidikan sekolah yang bersangkutan. SMK Negeri 39 Jakarta merupakan salah satu bagian dari pendidikan formal yang memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu diantaranya yaitu Audio Video. Program studi Audio Video mempunyai beberapa kompetensi yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat. Salah satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar Elektronika dengan Standar Kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika. Mata diklat ini diberikan pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu adalah penerapan model pembelajaran Teams games Tournament (TGT).
  • 6. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah : Apakah melalui penerapan model pembelajaran Teams games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar dasar-dasar elektronika siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 39 Jakarta ? C. Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, pembahasan masalah hanya mencakup: “Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamnet (TGT) dapat meningkatakan hasil belajar Dasar – Dasar Elektronika”? D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR –DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) SMK NEGERI 39 JAKARTA”.
  • 7. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).dapat meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa kelas X TAV SMK Negeri 39 Jakarta.” F. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Sekolah 1. Dalam hal ini adalah SMK Negeri 39 Jakarta dengan hasil penelitian ini diharapkan SMK Negeri 39 Jakarta dapat lebih meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain. 2. Berbagi informasi dengan sekolah lain dalam menerapkan pembelajaran.
  • 8. b. Guru 1. Guru sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. 2. Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). 3. Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang dihadapi siswa. c. Siswa 1. Menggembangkan kemmapuan berfikir, belajar mandiri, serta kerja sama dalam kegiatan belajar dasar – dasar elektronika. 2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). 3. Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran Dasar – Dasar Elektronika. d. Peneliti 1. Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi materi, dan mengembangkan seleksi instrument. 2. Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang berorientasi pada hasil belajar siswa
  • 9. BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Hakikat Belajar Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ). Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Dasar Dasar Eelektronika Teknik Audio Video. 2. Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar
  • 10. ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar. Menurut Howard Kingsley (Sudjana, 1989), ada tiga macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat golongan, dapat diisi dengan bahan yang diterapkan dalam kurikulum sekolah. Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik. Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi (Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran hasil belajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status kompetensi dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang diukur, sedangkan penilaian adalah usaha untuk membandingkan hasil pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.
  • 11. 3. Hasil Belajar Dasar – Dasar Elektronika Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Maka hasil belajar dasar – dasar elektronika adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang erat kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya pada hal ini adalah penyesuaian pencapaian indikator kriteria keberhasilan dalam hasil belajar atau Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah di tetapkan oleh seorang guru sebelum mengajar pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam hal ini tentunya seorang guru hendaknya menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar apa saja yang akan di ajarkan dalam kegiatan pembelaran yang semuanya telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika. Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran kejuruan teknik audio video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata pelajaran ada yang sudah menjadi mata diklat pada kejuruan teknik audio video. Hasil belajar yang dicapai dapat di lihat melalui hasil belajar teori atau praktik pada saat kegiatan pembelajaran dan tentunya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang digunakan pada saat Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).
  • 12. 4. Hakikat Model Pembelajaran Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami seb agai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala, 2005:176). Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian, 2004:8). Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar, dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir dan mengekspresikan dirinya (Joyce et al, 2009:7). 5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
  • 13. pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah 3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut. 4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman- temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
  • 14. 3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif : Fase Indikator Aktivitas Guru 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi efisien 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
  • 15. 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar siswa baik individu maupun kelompok. 6. Hakikat Model Pembelajaran TGT TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai berikut. a) Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan
  • 16. menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. b) Games Tournament Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. c) Penghargaan Kelompok Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu : (1) Mengajar (teach) Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi. (2) Belajar Kelompok (team study)
  • 17. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab. (3) Permainan (game tournament) Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. (4) Penghargaan kelompok (team recognition) Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. B. Kerangka Berfikir Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa
  • 18. menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah harus menguasai cara – cara penyajian atau biasa disebut model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini guru menngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengan tujuan agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja sama antar tim dalam pembelajaran kooperatif Berbagai macam-macam model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat diharapkan siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar – Dasar Elektronika dan dapat memberikan solusi dalam memahami materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan agar siswa dapat meningkatkan prestasinya.
  • 19. C. Perumusan Hipotesis Hipotesis yang akan diajukan dalam proposal penelitian ini adalah Jika pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar Dasar – Dasar Elektronika pada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMK NEGERI 39 Jakarta.
  • 20. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan di ajukan dalam proposal penelitian ini adalah SMK Negeri 39 Jakarta. 2. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Maret s/d Mei. B. Subyek penelitian Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 39 Jakarta dengan jumlah sampel siswa 40 orang. C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain : 1. Perencanaan Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP), materi pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup, membantu pekerjaan siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan harian. Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang telah anda lakukan sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan
  • 21. benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja. 2. Tindakan ( Action ) Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :  Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.  Siklus II ( sama dengan I )  Siklus III ( sama dengan I dan II ) 3. Pengamatan Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini. 4. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.Refleksi berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.
  • 22.
  • 23. Alur ilustrasi pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus selanjutnya D. Instrument penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam pengajuan proposal ini adalah: 1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video (TAV) Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada data hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar – dasar elektronika. 2. Dokumen siswa Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa dilihat dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.
  • 24. 3. Catatan Lapangan Catatan – catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan – perbaikanterhadap rencana awal. 4. Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya. E. Teknik analisis data Data hasil belajar siswa berupa tes akan dianalisis dengan menggunakan skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan, dihitung berdasarkan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang diperoleh dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar.
  • 25. Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa Tingkat Penguasaan Kategori 8,0-10 Sangat Tinggi 6,6-7,9 Tinggi 5,6-6,5 Sedang 40-5,5 Rendah 0-3,9 Sangat Rendah
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Pumomo. Edy dan Munadi, Sudji. Evaluasi Hasil Belajar Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Di sekolah Menengah Kejuruan.2005.FT UNY. Arikuntro,Suharsini, Donald Ary, dan Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982 Nana Sudjana. (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. Suharsimi Arikunto dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bambang Dharmaputra, "Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK," Jurnal 8 Pendidikan, vol.3, No.4, 1-10 (Jakarta, April 2008). Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertian- belajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 mei 2011.