1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan
dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu
untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju arah yang lebih baik. Pembelajaran
adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan
penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak
guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala,S.
2006 : 61 )
Pada kenyataannya pembelajaran matematika disekolah-sekolah seperti di sekolah
penulis masih menemukan beberapa masalah seperti : Siswa kurang berperan aktif dalam
belajar, Rendahnya hasil belajar siswa, Beberapa selang waktu (hari) saat di
tanyakan/dikasih soal pelajaran yang sudah dipelajari siswa sudah lupa, Siswa sering
mencontek, Saat diberikan Pekerjaan Rumah sebagian siswa ada yng tidak mengerjakan
Maasalah diatas disebabkan oleh beberapa factor antara lain : Siswa kurang
menguasai materi prasyarat, guru masih menggunakan metode ceramah serta terbatasnya
sumber belajar.
Diantara permasalahan yang penulis paparkan diatas yang paling esensial adalah Rendahnya
Hasil belajar siswa ini tentu tidak dapat dibiarkan karena berdampak pada Siswa akan tetap
tidak akan bisa menjawabkan/menyelesaikan soal yang akan diberikan setelah selang
beberapa hari/waktu, dan tidak akan meningkat hasil belajarnya.
Sebagai guru pembimbing pelajaran matematika penulis mencoba mencarikan
alternative solusi pemecahan masalah melalui penggunaan beberapa model pembelajaran
seperti : Penggunaan Metode Diskusi dan Demontrasi.
2. Pada penelitian ini penulis menggunakan Metode Diskusi dan Demontrasi. Adapun
alasan pengambilan motode ini karena memilik keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
1. 2. Rumusan Masalah
Beradasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini
adalah Apakah dengan Penggunaan Motode Diskusi dan Demontrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi fungsi kuadrat di kelas X4 SMA N 18 KAB TEBO Tahun
pelajaran 2016/2017.
1. 3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Apakah dengan Penggunaan Metode
Diskusi dan Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi kuadrat
di kelas X4 SMA N 18 KAB TEBO Tahun pelajaran 2016/2017.
1. 4. Manfaat Penelitian
Adapun Hasil yang diharapkan setelah penelitian tindakan kelas ini, akan memberi manfa’at
yang berarti bagi siswa, bagi guru, dan bagi sekolah ,sebagai suatu system pendidikan yang
mendukung peningkatan proses belajar.
1. Manfa’at bagi siswa
a. Meningkatkan minat belajar siswa .
b. Meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran.
c. Meningkatkan kemampuan belajar yang kritis dan aktif.
d. Dapat membangun dan menyusun pengetahuan baru.
2. Manfa’at bagi guru
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
b. Meningkatkan pemahaman tentang proses pembelajaran.
c. Menambah strategi belajar yang bervariasi.
3. Manfa’at bagi sekolah
Memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran matematika pada SMA N 18 Kabupaten Tebo yang mengundang siswa untuk aktif
belajar secara mandiri melalui Metode pemebelajaran Diskusi dan Demontrasi yang ditulis oleh
siswa dan guru, dan dapat meningkatkan citra sekolah pada masyarakat dan dunia pendidikan.
3. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 hakekat Pembelajaran matematika (tujuan lingkup, prinsip)
Definisi pembelajaran pada hakikatnya adalah upaya untuk membelajaran siswa. Dalam upaya
membelajaran murid/siswa dapat dirancang tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai satu-satunya
sumber belajar, melainkan berinteraksi dengan semua sumber belajar yang mungkin untuk mencapai
hasil pembelajaran. (Madjid, 2008: 11-12).
Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang berarti belajar atau hal yang
dipelajari, Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar
konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus Matemtika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran
dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika yang berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matemtika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
matematika, diagram grafik atau tabel.
Berdasarkan paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran Matematika merupakan upaya
membelajarkan murid/siswa agar siswa dapat mengembangkan cara berpikir matematika dan
kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan bahwa Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan
2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinatif, intuisi dan penemuan
dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembelajaran lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam
menjelaskan gagasan.
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai
dari SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman konsep Matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik, atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
Matematika.
4. Menunjukkan Kemampuan strategi dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan
menyelesaikan model Matematika dalam pemecahan masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan (Depdiknas, 2008:
22-23).
Selain dari kegiatan belajar, dalam proses pembelajaran terdapat pula kegiatan mengajar yang dilakukan
oleh guru terhadap siswanya, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Ibrahim (2003:27) bahwa “Mengajar
merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar”. Di dalam mengajar guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbuat dan berpikir aktif lebih banyak sehingga proses belajar
mengajar yang berlangsung tidak terpusat pada guru tetapi terpusat kepada siswa
4. 2.2 Materi Fungsi Kuadrat
Grafik/Fungsi Kuadrat
Jika digambarkan pada koordinat Cartesius, grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola.
Parabola nya terbuka ke atas jika dan terbuka ke bawah jika .
Berikut ini langkah-langkah dalam menggambarkan grafik/kurva nya:
Pertama, tentukan titik potong terhadap sumbu , yaitu nilai
saat . Dengan demikian, nilai titik potong ini merupakan akar-akar dari persamaan
kuadrat .
Kemudian, tentukan titik potong terhadap sumbu , yaitu nilai saat .
Setelah itu, tentukan sumbu simetri nya. Sumbu simetri merupakan garis yang membagi
dua parabola menjadi sama besar. Titik potong sumbu simetri terhadap sumbu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
atau .
Terakhir, tentukan titik puncak (titik balik maksimum atau minimum) grafiknya. Titik puncak
merupakan titik di mana nilai mencapai nilai maksimum atau minimum, sehingga
parabola nya akan berbalik arah.
Koordinat titik puncak parabola adalah:
.
Di mana D adalah diskriminan, yaitu .
Setelah mendapatkan titik-titik di atas, maka kita dapat menggambar grafik fungsi kuadrat
dengan menghubungkan titik-titik diatas dengan garis yang berbentuk parabola.
Agar parabolanya terlihat lebih halus (smooth), kita dapat menghitung/menentukan titik-titik
lain yang dilewati oleh kurva/fungsi .
Berikut ini merupakan contoh grafik fungsi kuadrat :
Contoh Soal:
Jika mempunyai nilai minimum , tentukanlah nilai .
Jawab:
Nilai minimum tersebut merupakan titik puncak .
Dengan demikian, dengan menggunakan rumus titik puncak kita dapat:
5. Titik puncak = .
.
Dengan demikian, .
Hubungan Diskriminan Grafik Fungsi Kuadrat
Jika pada persamaan kuadrat nilai diskriminan dapat kita gunakan untuk mengetahui
apakah akar-akarnya riil, kembar, atau tidak mempunyai akar-akar riil, pada fungsi kuadrat
kita dapat menggunakan nilai diskriminan untuk mengetahui apakah grafiknya memotong
sumbu di dua titik yang berlainan, menyinggung sumbu , atau tidak menyinggung
ataupun memotong sumbu .
Berikut ini sifat-sifatnya:
Jika merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat , maka:
Jika , maka grafik memotong sumbu pada dua titik yang berbeda
Jika , maka grafik menyinggung sumbu x pada satu titik.
Jika , maka grafik tidak memotong sumbu .
2.3 Metode Pembelajaran Matematika
Secara umum metode di artikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat di artikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai
prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pembelajaran matematika sekolah adalah pembelajaran yang mengacu pada ketiga fungsi mata
pelajaran matematika, yaitu sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Dua hal penting
yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika di SMA menurut Suherman (2001:
60) adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif. Dengan berlandaskan kepada
prinsip pembelajaran matematika yang tidak sekedar learning to know, melainkan juga harus
meliputi learning to do, learning to be, hingga learning to live together, maka pembelajaran
matematika harus bersandarkan pada pemikiran bahwa peserta didik harus belajar dan
semestinya dilakukan secara komperhensif dan terpadu.
Metode mengajar matematika adalah suatu cara atau teknik yang disusun secara sistematik dan
logic ditinjau dari segi hakikat matematika dan segi psikologinya. Penyelesaian masalah dalam
matematika selalu menggunkan metode deduktif. Penalarannya adalah logic-deduktif yang pada
dasarnya mengandung kalimat “jika……, maka…………”. Suatu kebenaran matematika
dikembangkan berdasarkan alas an logic. Model terbaik untuk berfikir matematika yaitu
memanfatkan logika simbolik.
2.4 Metode Diskusi dan Demontrasi (pengertian, tujuan, perinsip, langkah, kelemahan, dan
kekuatan metode)
Metode Pembelajaran Diskusi
Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat
tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.
Dengan demikian, Metode Diskusi adalah metode pembelajaran berbentuk tukar menukar
informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
6. pengertian yang sama, lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukanlah debat, karena debat adalah
perang mulut orang beradu argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi untuk
memenangkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.
a. Kelebihan metode diskusi
Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan
terobosan baru dalam pemecahan masalah.
Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Memperluas wawasan.
Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kelemahan metode diskusi
Membutuhkan waktu yang panjang.
Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
Peserta mendapat informasi yang terbatas.
Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang
benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para
siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
a. Kelebihan metode demonstrasi
Menghindari verbalisme.
Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
Proses pengajaran lebih menarik.
Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan
dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kelemahan metode demonstrasi
Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
Kurangnya fasilitas.
Membutuhkan waktu yang lama.
2.5 Hasil Belajar (Pengertian, domain)
Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli
1. Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentukangka-
angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai
yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima
materi pelajaran.
7. 2. Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan
aktifitas belajar.
3. Hamalik (2008) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan
yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
4. Mulyasa (2008) hasil belajar merupakanprestasi belajar siswa secara keseluruhan yang
menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan.
Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat
dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalamanlangsung.
5. Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
6. Sudjana (2010) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
7. Suprijono (2009) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses
pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.2 perubahan perilaku dalam domain hasil belajar
INPUT PROSES HASIL
Siswa:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Proses belajar mengajar Siswa:
1. Kognitif
2. Afektif
Psikomotorik
Potensi perilaku yang dapat
diubah
Usaha mengubah perilaku Prilaku yang telah berubah:
1. Efek pengajaran
2. Efek pengiring
Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan
oleh usaha pendidikan. Kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama
pengajaran maupun hasil sampingan pengiring. Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil
belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Sedang hasil pengiring adalah hasil belajar yang dicapai namun tidak
direncanakan untuk dicapai. Misalnya setelah mengikuti pelajaran siswa menyukai pelajaran
matematika yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara mengajar guru
(Purwanto, 2009 :48-49).
2.6 Penelitian yang relevan (jika ada)
8. BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas X4 SMA N 18 Kabupaten Tebo dengan jumlah 30 orang
dengan rinician laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan 14 orang. (Karakteristik subjek, latar
belakang ekonomi dan pendidikan orang tua subjek).
3.2 Setting Penelitian(Tempat dan Waktu)
3.2.1 Tempat Penelitian (Profil sekolah da prestasi sekolah)
Penelitian dilakukan di SMA N 18 KAB TEBO yang beralamat di kelurahan pulau temiang
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Januari – April 2017 dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
N
O
Urain Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Perencanaan
Siklus I
v v
2 Pelaksanaan
Siklus I
v V
3 Observasi Siklus I v V
4 Refleksi Siklus I v
5 Perencanaan
Siklus II
v v
6 Pelaksanaan
Siklus II
v v
7 Observasi Siklus
II
v v
9. 8 Refleksi Siklus I v
9 Penyusunan
Laporan Peneltian
v v
10 Seminar Hasil
Penelitian PTK
V
11. Revisi Laporan
PTK
v v
3.3 Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Untuk melaksanakan penelitian ini penulis menyiapkan beberapa perencanaan sebagai
berikut :
a. Mengembangkan Silabus
b. Membuat RPP
c. Menyiapkan Media
d. Menyiapkan Instrumen
e. Menyiapkan Jadwal
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, satu siklus dilaksanakan untuk kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut : (Copas di
RPP)
3. Observasi
4. Refleksi
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
1.Anket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan
tanggapan atas angket yang diajukan.
10. 2.Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh
pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
dengan alat perekam.
3.Observasi
Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran,
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengjukan
pertanyaan-pertanyaan.