Dokumen tersebut membahas tentang pengertian saham dan jenis-jenis saham, serta mekanisme perdagangan saham di pasar modal Indonesia menurut pandangan Islam. Saham dijelaskan sebagai tanda kepemilikan terhadap perusahaan dan terdapat dua jenis saham yaitu saham biasa dan preferen. Ada perbedaan pendapat ulama tentang kebolehan perdagangan saham, dengan alasan utama bentuk badan usaha perusahaan terbatas yang tidak sesuai syariat Islam.
1. Pengertian Saham dan Jenis Saham
Saham sebagai salah satu alternatif media investasi memiliki potensi tingkat keuntungan
dan kerugian yang lebih besar dibandingkan media investasi lainnya dalam jangka panjang.
Untuk itu Anda perlu mempelajari seluk-beluk investasi saham ini terlebih dahulu, agar Anda
bisa terhindar dari kerugian yang tidak seharusnya terjadi. Untuk itu kita harus tau seluk
beluk saham, mulai dari pengertian sahamdan jenis-jenis saham.
Pengertian saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang
biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga
pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli
saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di
bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan bahwa
kita telah menyetor sejumlah uang. Dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip
melainkan saham.
Jenis-jenis Saham
Perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham preferen.
1. Saham Biasa
Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung risiko
dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan jelek, mereka tidak menerima
dividen. Dan sebaliknya, pada saat kondisi perusahaan baik, mereka dapat memperoleh
dividen yang lebih besar bahkan saham bonus. Pemegang saham biasa ini memiliki hak
suara dalam RUPS (rapat umum pemegang saham) dan ikut menentukan kebijakan
perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset
perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen.
Karakteristik Saham biasa adalah sebagai berikut:
Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
2. Saham Preferen
Selain saham biasa kita juga mengenal adanya saham preferen. Sesuai namanya, saham
preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa.
Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:
Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa
dalam hal pembagian dividen
dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan
pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
2. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang
saham dan organisasi penerbit terbentuk
Contoh Saham
Agar lebih mengerti tentang pengertian saham, di bawah ini anda bisa lihat contoh saham
yang dikeluarkan perusahaan. Untuk contoh saham bisa dilihat dibawah ini
Contoh surat saham
Kapan investor dapat membeli saham?
Seorang investor dapat membeli saham di pasar perdana maupun pasar sekunder. Pada
pasar perdana, emiten yang baru go public menawarkan sahamnya kepada investor melalui
para penjamin emisi dan agen penjual.
Investor dapat membeli langsung melalui para penjamin emisi penerbitan saham tersebut
atau melalui agen penjual. Kemudian saham yang dibeli pada pasar perdana dapat diperjualbelikan melalui pasar sekunder atau di bursa efek melalui perusahaan pialang.
Untuk apa membeli saham?
Membeli saham merupakan alternatif lain dalam mengamankan dan sekaligus
meningkatkan nilai kekayaan (dalam hal ini kekayaan berupa uang). Jadi mengamankan
dan meningkatkan kekayaan bisa dalam bentuk berbagai macam, misalnya: celengan,
menyimpan di bank, dibelikan emas, dibelikan tanah, dibelikan apartemen dan masih
banyak lagi.
Mengapa harus memilih saham untuk investasi?
Kalau deposito memberikan imbalan (suku bunga), yang tingginya relatif terbatas, katakan
15 % per tahun, tentu kita akan bersedia membeli saham, kalau saham itu mampu
memberikan imbalan lebih besar dari 15 %. Jadi memilih investasi pada saham, karena lebih
menguntungkan. Sebab kelebihan menabung dengan cara memiliki saham adalah
kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak ter-hingga. Tidak terhingga ini bukan
berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar dalam rupiahnya. Tetapi, tergantung
pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Apabila, perusahaan penerbit mampu
menghasilkan laba yang besar, maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan
menikmati keuntungan yang besar juga.
3. Karena, dengan laba yang besar itu, bisa diharapkan tersedia dana yang besar untuk
dibayarkan sebagai dividen. Di beragam jenis instrument investasi yang ditawarkan kepada
masyarakat. Menyimpan uang bukan hanya deposito bank karena tingkat suku bunganya
cenderung terjun bebas. Sambil menyimpan uang, bagaimana cara agar uang Anda
“bekerja” mencari laba? Sebaiknya kita pahami jenis-jenis instrumen investasi. Apakah
mekanisme transaksi (pembelian dan penjualan) instrument investasi -seperti saham biasa,
preferen, obligasi, right issue, waran, dan reksadana mudah atau sukar melakukannya?
Mekanisme perdagangan saham di Indonesia
Pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada perusahaan
efek dahulu. Investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25
juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya.Jumlah yang
disetorkan bervariasi. Pada dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham
tidak ada tapi di Bursa Efek Indonesia pembelian minimal 500 lembar atau 1 lot, misalnya
harga saham perusahaan XYZ senilai Rp 100,00 maka dana minimal yang dibutuhkan untuk
membeli satu lot sama dengan Rp 50.000,00 ( 500 lembar dikali Rp 100,00 ). Transaksi
penjualan atau pembelian dapat dilakukan pada Hari bursa.
Jual Beli Saham dalam Pasar Modal Menurut Islam
Para ahli fikih kontemporer sepakat, bahwa haram hukumnya memperdagangkan saham di
pasar modal dari perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang haram. Misalnya,
perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman keras, bisnis babi dan apa saja
yang terkait dengan babi, jasa keuangan konvensional seperti bank dan asuransi, dan
industri hiburan, seperti kasino, perjudian, prostitusi, media porno, dan sebagainya. Dalil
yang mengharamkan jual beli saham perusahaan seperti ini adalah semua dalil yang
mengharamkan segala aktivitas tersebut. (Syahatah dan Fayyadh, Bursa Efek : Tuntunan
Islam dalam Transaksi di Pasar Modal, hal. 18; Yusuf As-Sabatin, Al-Buyu’ Al-Qadimah wa
al-Mu’ashirah wa Al-Burshat al-Mahalliyyah wa Ad-Duwaliyyah, hal. 109).
Namun mereka berbeda pendapat jika saham yang diperdagangkan di pasar modal itu
adalah dari perusahaan yang bergerak di bidang usaha halal, misalnya di bidang
transportasi, telekomunikasi, produksi tekstil, dan sebagainya. Syahatah dan Fayyadh
berkata,”Menanam saham dalam perusahaan seperti ini adalah boleh secara syar’i…Dalil
yang menunjukkan kebolehannya adalah semua dalil yang menunjukkan bolehnya aktivitas
tersebut.” (Syahatah dan Fayyadh, ibid., hal. 17).
Tapi ada fukaha yang tetap mengharamkan jual beli saham walau dari perusahaan yang
bidang usahanya halal. Mereka ini misalnya Taqiyuddin an-Nabhani (2004), Yusuf asSabatin (ibid., hal. 109) dan Ali As-Salus (Mausu’ah Al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Mu’ashirah,
hal. 465). Ketiganya sama-sama menyoroti bentuk badan usaha (PT) yang sesungguhnya
tidak Islami. Jadi sebelum melihat bidang usaha perusahaannya, seharusnya yang dilihat
lebih dulu adalah bentuk badan usahanya, apakah ia memenuhi syarat sebagai perusahaan
Islami (syirkah Islamiyah) atau tidak.
4. Aspek inilah yang nampaknya betul-betul diabaikan oleh sebagian besar ahli fikih dan pakar
ekonomi Islam saat ini, terbukti mereka tidak menyinggung sama sekali aspek krusial ini.
Perhatian mereka lebih banyak terfokus pada identifikasi bidang usaha (halal/haram), dan
berbagai mekanisme transaksi yang ada, seperti transaksi spot (kontan di tempat),
transaksioption, transaksi trading on margin, dan sebagainya (Junaedi, 1990; Zuhdi, 1993;
Hasan, 1996; Az-Zuhaili, 1996; Al-Mushlih & Ash-Shawi, 2004; Syahatah & Fayyadh, 2004).
Taqiyuddin an-Nabhani dalam An-Nizham al-Iqtishadi (2004) menegaskan bahwa perseroan
terbatas (PT, syirkah musahamah) adalah bentuk syirkah yang batil (tidak sah), karena
bertentangan dengan hukum-hukum syirkah dalam Islam. Kebatilannya antara lain
dikarenakan dalam PT tidak terdapat ijab dan kabul sebagaimana dalam akad syirkah. Yang
ada hanyalah transaksi sepihak dari para investor yang menyertakan modalnya dengan cara
membeli saham dari perusahaan atau dari pihak lain di pasar modal, tanpa ada perundingan
atau negosiasi apa pun baik dengan pihak perusahaan maupun pesero (investor) lainnya.
Tidak adanya ijab kabul dalam PT ini sangatlah fatal, sama fatalnya dengan pasangan lakilaki dan perempuan yang hanya mencatatkan pernikahan di Kantor Catatan Sipil, tanpa
adanya ijab dan kabul secara syar’i. Sangat fatal, bukan?
Maka dari itu, pendapat kedua yang mengharamkan bisnis saham ini (walau bidang
usahanya halal) adalah lebih kuat (rajih), karena lebih teliti dan jeli dalam memahami fakta,
khususnya yang menyangkut bentuk badan usaha (PT). Apalagi, sandaran pihak pertama
yang membolehkan bisnis saham asalkan bidang usaha perusahaannya halal, adalah dalil
al-Mashalih Al-Mursalah, sebagaimana analisis Yusuf As-Sabatin (ibid., hal. 53). Padahal
menurut Taqiyuddin An-Nabhani, al-Mashalih Al-Mursalah adalah sumber hukum yang
lemah, karena kehujjahannya tidak dilandaskan pada dalil yang qath’i (Asy-Syakhshiyah AlIslamiyah, Juz III (Ushul Fiqih), hal. 437)
Kesimpulan
Menjual belikan saham dalam pasar modal hukumnya adalah haram, walau pun bidang
usaha perusahaan adalah halal. Maka dari itu, dengan sendirinya keberadaan pasar modal
itu sendiri hukumnya juga haram. Hal itu dikarenakan beberapa alasan, utamanya karena
bentuk badan usaha berupa PT adalah tidak sah dalam pandangan syariah, karena
bertentangan dengan hukum-hukum syirkah dalam Islam. Wallahu a’lam