SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MOHAMAD AMSANUDIN
11140583
5V-MANAJEMEN
Pengertian Penanaman Modal Asing dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan
bahwa Pengertian penanaman modal asing di
dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara langsung yang
dilakukan menurut atau berdasarkan
ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini dan
yang digunakan untuk menjalankan
perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung
risiko dari penanaman modal tersebut.
Alat pembayaran luar negeri yang tidak
merupakan bagian dari kekayaan devisa
Indonesia, yang dengan persetujuan
Pemerintah digunakan untuk pembiayaan
perusahaan di Indonesia.Alat-alat untuk
perusahaan, termasuk penemuan-penemuan
baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang
dimasukkan dari luar ke dalam wilayah
Indonesia, selama alat-alat terse-but tidak
dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
1) Portofolio Investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk
investasi aset-aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan
commercial papers. Arus portofolio inilah yang saat ini paling banyak dan
cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar
modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London,
Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura.
2) Direct Investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen
perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. Direct
investment ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau
pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Dalam konteks
internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
multinasional (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri
pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya.
 Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara
penerima modal itu sendiri yang mendukung
keamanan berusaha (risk country), yang ditunjukkan
oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan
ekonomi dinegara penerima modal.
 Prospek perkembangan usaha di negara penerima
modal.
 Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan.
 Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif
murah serta potensi pasar dalam negara penerima
modal.
 Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir
kepada negara-negara yang tingkat pendapatan
nasionalnya per kapita relatif tinggi
Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan
ketidakseimbangan antara negara maju sebagai
pembawa modal dengan negara berkembang sebagai
penerima modal. Hubungan tidak seimbang tersebut
disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten,
1980:251), yaitu:
 Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit
oriented), sedangkan negara penerima modal
mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat
membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional
atau sebagai pelengkap dana pembangunan.
 Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat,
sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha
dan kemampuan berunding yang lebih baik.
 Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang
kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional
Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih
mengutamakan melayani kepentingan negara dan
pemilik saham di negara asal daripada kepentingan
negara penerima modal.
Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi
negara-negara penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu
bagaimana mengatasi ketidakseimbangan yang dimaksud dalam
rangka usaha menarik investor asing. Dalam menghadapi
tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada
umumnya dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan
melalui hal-hal sebagai berikut:
 Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal asing
dengan sebaik-baiknya, sehingga filosofi sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan bahwa masuknya
modal asing hanyalah bersifat pelengkap dana pembangunan
tidak menjadi suatu kendala yang menghambat arus masuknya
investasi modal asing tersebut.
 Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing dengan
penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan yang dapat
saling membangun, sehingga sumber luar negeri dari pinjaman
luar negeri tetap dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi
secara optimal.
 Negara penerima modal harus dapat mengembangkan potensi
ekonominya secara akurat, serta mampu menjaring informasi
mengenai kegiatan usaha penanaman modal dalam rangka
peningkatan kemampuan dan posisi bargaining-nya dalam
menghadapi pemilik modal asing.
Utang luar negeri Indonesia lebih
didominasi oleh utang swasta. Berdasarkan
data di Bank Indonesia, posisi utang luar
negeri pada Maret 2006 tercatat US$ 134 miliar,
pada Juni 2006 tercatat US$ 129 miliar dan
Desember 2006 tercatat US$ 125,25 miliar.
Sedangkan untuk utang swasta tercatat
meningkat dari US$ 50,05 miliar pada
September 2006 menjadi US$ 51,13 miliar pada
Desember 2006.
1) Jepang merupakan kreditur terbesar dengan USD
15,58 miliar.
2) Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar USS 9,106
miliar
3) Bank Dunia (World Bank) sebesar USD 8,103
miliar.
4) Jerman dengan USD 3,808 miliar, Amerika Serikat
USD 3,545 miliar
5) Pihak lain, baik bilateral maupun multilateral
sebesar USD 16,388 miliar.
Utang luar negeri pemerintah memakan porsi
anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam satu
dekade terakhir. Jumlah pembayaran pokok dan
bunga utang hampir dua kali lipat anggaran
pembangunan, dan memakan lebih dari separuh
penerimaan pajak. Pembayaran cicilan utang
sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan
pajak yang dibayarkan rakyat sebesar Rp 219,4
triliun. Jumlah utang negara Indonesia kepada
sejumlah negara asing (negara donor)di luar
negeri pada posisi finansial 2006, mengalami
penurunan sejak 2004 lalu sehingga utang luar
negeri Indonesia kini 'tinggal' USD 125.258 juta
atau sekitar Rp1250 triliun lebih.
Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia
melakukan pelunasan utang kepada IMF.
Pelunasan sebesar 3,181,742,918 dolar AS
merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh
tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang
dikemukakan atas pembayaran utang tersebut,
adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF
sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen menjadi
4,58 persen; kemampuan Bank Indonesia (BI)
membayar cicilan utang kepada IMF; dan
masalah cadangan devisa dan kemampuan kita
(Indonesia) untuk menciptakan ketahanan.
Ppt 13 modal asing dan utang luar negri

More Related Content

What's hot

HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
Visky Thesophomore
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Arief Anzarullah
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
Juni Effendi
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
manajemenmagister
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
Hayy
 

What's hot (20)

HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURANHUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN
 
Utang luar negeri
Utang luar negeriUtang luar negeri
Utang luar negeri
 
Studi kelayakan bisnis skb
Studi kelayakan bisnis skbStudi kelayakan bisnis skb
Studi kelayakan bisnis skb
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
Ppt The Foreign Exchange Market, Exchange Rate Determination, and Currency De...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
(2) SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Modul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneterModul ekonomi moneter
Modul ekonomi moneter
 
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
2 peranan dan pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Ekonomi: Kurs Valuta Asing
Ekonomi: Kurs Valuta AsingEkonomi: Kurs Valuta Asing
Ekonomi: Kurs Valuta Asing
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
 
Penilaian Saham
Penilaian SahamPenilaian Saham
Penilaian Saham
 
Presentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasionalPresentasi pendapatannasional
Presentasi pendapatannasional
 

Viewers also liked

Chiaroscuro Techniques in Renaissance Art
Chiaroscuro Techniques in Renaissance ArtChiaroscuro Techniques in Renaissance Art
Chiaroscuro Techniques in Renaissance Art
Phaedra Powell-Zecher
 
Identity Verification System Based on Gait Recognition
Identity Verification System Based on Gait RecognitionIdentity Verification System Based on Gait Recognition
Identity Verification System Based on Gait Recognition
Mingyang Zheng
 
B WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUMEB WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUME
Brent warling
 
B WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUMEB WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUME
Brent warling
 

Viewers also liked (20)

Dental Drill bearings
Dental Drill bearingsDental Drill bearings
Dental Drill bearings
 
Chiaroscuro Techniques in Renaissance Art
Chiaroscuro Techniques in Renaissance ArtChiaroscuro Techniques in Renaissance Art
Chiaroscuro Techniques in Renaissance Art
 
Tema 3 estructura_sintáctica_del_texto
Tema 3 estructura_sintáctica_del_textoTema 3 estructura_sintáctica_del_texto
Tema 3 estructura_sintáctica_del_texto
 
Paella de marisc
Paella de mariscPaella de marisc
Paella de marisc
 
CRISELDA_GULINAO
CRISELDA_GULINAOCRISELDA_GULINAO
CRISELDA_GULINAO
 
Identity Verification System Based on Gait Recognition
Identity Verification System Based on Gait RecognitionIdentity Verification System Based on Gait Recognition
Identity Verification System Based on Gait Recognition
 
Agc wp-onloadtapchangerfiltsys
Agc wp-onloadtapchangerfiltsysAgc wp-onloadtapchangerfiltsys
Agc wp-onloadtapchangerfiltsys
 
Interview Dr Patrick BOUET
Interview Dr Patrick BOUETInterview Dr Patrick BOUET
Interview Dr Patrick BOUET
 
B WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUMEB WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUME
 
Louve e adore
Louve e adoreLouve e adore
Louve e adore
 
Directeur, mon nom est Directeur d’hôpital
Directeur, mon nom est Directeur d’hôpitalDirecteur, mon nom est Directeur d’hôpital
Directeur, mon nom est Directeur d’hôpital
 
B WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUMEB WARLING NEW RESUME
B WARLING NEW RESUME
 
Correspondencia entre grupos de procesos y áreas de conocimiento de la direcc...
Correspondencia entre grupos de procesos y áreas de conocimiento de la direcc...Correspondencia entre grupos de procesos y áreas de conocimiento de la direcc...
Correspondencia entre grupos de procesos y áreas de conocimiento de la direcc...
 
Presentación, curso1
Presentación, curso1Presentación, curso1
Presentación, curso1
 
สงครามโลกครั้งที่1
สงครามโลกครั้งที่1 สงครามโลกครั้งที่1
สงครามโลกครั้งที่1
 
Pub cours succession collaboratrices
Pub cours succession collaboratricesPub cours succession collaboratrices
Pub cours succession collaboratrices
 
Secondary 1 CCA Briefing 2017 LEAPS 2.0 slides
Secondary 1 CCA Briefing 2017 LEAPS 2.0 slides Secondary 1 CCA Briefing 2017 LEAPS 2.0 slides
Secondary 1 CCA Briefing 2017 LEAPS 2.0 slides
 
Agc wp-magicmedia1
Agc wp-magicmedia1Agc wp-magicmedia1
Agc wp-magicmedia1
 
Agc wp-coalescer separator filter system
Agc wp-coalescer separator filter systemAgc wp-coalescer separator filter system
Agc wp-coalescer separator filter system
 
Mental Health Presentation
Mental Health PresentationMental Health Presentation
Mental Health Presentation
 

More from mohamad amsanudin

Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
mohamad amsanudin
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
mohamad amsanudin
 
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
mohamad amsanudin
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 11
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi  11Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi  11
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 11
mohamad amsanudin
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
mohamad amsanudin
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
mohamad amsanudin
 
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
mohamad amsanudin
 

More from mohamad amsanudin (9)

Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
Usaha kecil menengah (ukm) materi 10
 
Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
Sistem perekonomian indonesia tugas ke 3
 
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerahPpt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Ppt tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Pertumbuhan ekonomi materi 4
Pertumbuhan ekonomi materi 4Pertumbuhan ekonomi materi 4
Pertumbuhan ekonomi materi 4
 
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
Mohamad amsanudin,11140583,5 v man,psp materi 8
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 11
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi  11Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi  11
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 11
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
Mohamad amsanudin,11140583,5v ma,materi 12
 
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
Mohamad amsanudin,11140583,5v materi 1
 
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
Mohamad amsanudin 11140583 5v man materi 2
 

Ppt 13 modal asing dan utang luar negri

  • 2. Pengertian Penanaman Modal Asing dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.
  • 3. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat terse-but tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
  • 4. 1) Portofolio Investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial papers. Arus portofolio inilah yang saat ini paling banyak dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura. 2) Direct Investment, yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan di mana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. Direct investment ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya.
  • 5.  Adanya iklim penanaman modal dinegara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha (risk country), yang ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara penerima modal.  Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal.  Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan.  Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal.  Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi
  • 6. Secara umum dapat dikatakan terdapat hubungan ketidakseimbangan antara negara maju sebagai pembawa modal dengan negara berkembang sebagai penerima modal. Hubungan tidak seimbang tersebut disebabkan oleh beberapa hal utama (Streeten, 1980:251), yaitu:  Pemodal asing selalu mencari keuntungan (profit oriented), sedangkan negara penerima modal mengharapkan bahwa modal asing tersebut dapat membantu tujuan pembangunan ekonomi nasional atau sebagai pelengkap dana pembangunan.  Pemodal asing memiliki posisi yang lebih kuat, sehingga mereka mempunyai kemampuan berusaha dan kemampuan berunding yang lebih baik.  Pemodal asing biasanya memiliki jaringan usaha yang kuat dan luas, yaitu dalam bentuk Multinasional Corporation. Perusahaan ini pada dasarnya lebih mengutamakan melayani kepentingan negara dan pemilik saham di negara asal daripada kepentingan negara penerima modal.
  • 7. Tentunya ketidakseimbangan tersebut menjadi tantangan bagi negara-negara penerima modal asing termasuk Indonesia, yaitu bagaimana mengatasi ketidakseimbangan yang dimaksud dalam rangka usaha menarik investor asing. Dalam menghadapi tantangan yang dimaksud negara penerima modal asing pada umumnya dan Indonesia khususnya harus dapat mengupayakan melalui hal-hal sebagai berikut:  Dapat mengakomodasi motif profit oriented dari pemodal asing dengan sebaik-baiknya, sehingga filosofi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang PMA yang mengatakan bahwa masuknya modal asing hanyalah bersifat pelengkap dana pembangunan tidak menjadi suatu kendala yang menghambat arus masuknya investasi modal asing tersebut.  Mengupayakan agar hubungan antara pemodal asing dengan penerima modal tetap diarahkan pada kemitraan yang dapat saling membangun, sehingga sumber luar negeri dari pinjaman luar negeri tetap dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi secara optimal.  Negara penerima modal harus dapat mengembangkan potensi ekonominya secara akurat, serta mampu menjaring informasi mengenai kegiatan usaha penanaman modal dalam rangka peningkatan kemampuan dan posisi bargaining-nya dalam menghadapi pemilik modal asing.
  • 8. Utang luar negeri Indonesia lebih didominasi oleh utang swasta. Berdasarkan data di Bank Indonesia, posisi utang luar negeri pada Maret 2006 tercatat US$ 134 miliar, pada Juni 2006 tercatat US$ 129 miliar dan Desember 2006 tercatat US$ 125,25 miliar. Sedangkan untuk utang swasta tercatat meningkat dari US$ 50,05 miliar pada September 2006 menjadi US$ 51,13 miliar pada Desember 2006.
  • 9. 1) Jepang merupakan kreditur terbesar dengan USD 15,58 miliar. 2) Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar USS 9,106 miliar 3) Bank Dunia (World Bank) sebesar USD 8,103 miliar. 4) Jerman dengan USD 3,808 miliar, Amerika Serikat USD 3,545 miliar 5) Pihak lain, baik bilateral maupun multilateral sebesar USD 16,388 miliar.
  • 10. Utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Jumlah pembayaran pokok dan bunga utang hampir dua kali lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak. Pembayaran cicilan utang sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat sebesar Rp 219,4 triliun. Jumlah utang negara Indonesia kepada sejumlah negara asing (negara donor)di luar negeri pada posisi finansial 2006, mengalami penurunan sejak 2004 lalu sehingga utang luar negeri Indonesia kini 'tinggal' USD 125.258 juta atau sekitar Rp1250 triliun lebih.
  • 11. Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang kepada IMF. Pelunasan sebesar 3,181,742,918 dolar AS merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut, adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen; kemampuan Bank Indonesia (BI) membayar cicilan utang kepada IMF; dan masalah cadangan devisa dan kemampuan kita (Indonesia) untuk menciptakan ketahanan.