1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mendengarkan merupakan salah satu unsur penting dalam tercapainya tujuan
komunikasi antar pribadi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kemampuan mendebgarkan
dari komunikan sangat mempengaruhi apakah pesan yang disampaikan komunikator
sepenuhnya dapat diterima atau tidak. Mendengar adalah proses aktif dari menerima,
memproses dan terkait dengan perangsangan, hal-hal yang berhubungan dengan
pendengaran. Anggapan popular secara umum, mendengarkan adalah agak lebih aktif
dari proses pasif. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja. kita harus membuatnya
terjadi. Mendengarkan memerlukan energy dan komitmen untuk terlibat pada
kebanyakan waktu yang sulit.
Mendengarkan terikat erat dengan penerimaan rangsangan dan dengan demikian
dibedakan dari mendengar sebagai sebuah proses psikologis. Kata menerima
digunakan disini untuk menyatakan bahwa rangsangan dapat diterima oleh penerima
dan yang akan dipakai untuk sejumlah waktu tanda penerimaan tanda-tanda dan
keterikatan.
Dalam komunikasi antarpribadi, kita diharapkan mampu mendengar, memahami
dan merespon informasi yang diberikan, mampu menjadi pendengar yang baik serta
menjadi pendengar yang kritis.
1
2. 1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa itu mendengarkan, memahami dan merespon dalam komunikasi,
2. Bagaimana menjadi pendengar yang baik,
3. Bagaimana menjadi pendengar yang kritis,
4. Apa penyebab kegagalan mendengar.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mendengarkan, memahami dan merespon dalam
komunikasi antarpribadi,
2. Untuk mengatahui cara menjadi pendengar yang baik,
3. Untuk mengetahui cara menjadi pendengar yang kritis,
4. Untuk mengetahui penyebab kegagakan mendengar.
2
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mendengarkan, memahami dan merespon
Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan telinga, namun lebih
luas, yaitu memberikan perhatian terhadap sesuatu, bukan hanya terhadap suara
semata. Pentingnya mendengar dinyatakan dalam berbagai penelitian, salah satunya
menyatakan bahwa kemampuan mendengarkan jauh lebih penting daripada
kemampuan berbicara, kemampuan mendengarkan harus dimiliki oleh semua orang,
dalam diri pekerja, manajer, eksekutif, atau hubungan personal.
Alasan untuk mendengarkan adalah:
a. Untuk memahami dan memperoleh informasi. Orang yang menguasai
informasi akan memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses.
b. Analisis terhadap kualitas informasi. Kemampuan ini dibutuhkan agar dapat
bertindak lebih tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak
akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan
kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap
suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
c. Membangun dan memelihara hubungan. Orang yang memiliki kemampuan
mendengarkan dengan baik akan memiliki hubungan lebih baik dengan
sesamanya, dan juga sebaliknya.
d. Menolong orang lain, kemampuan mendengarkan dimiliki agar dapat
memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain.
Beberapa profesi mewajibkan kompetensi mendengarkan untuk dimiliki
dengan baik, contohnya dokter, pengacara, psikolog, guru, atau lainnya.
Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan adalah dengan cara: membuat
kontak mata dengan pembicara, hindari gerakan atau komunikasi nonverbal yang
justru mengganggu atau tidak sesuai dengan maksud kita untuk mendengarkan,
3
4. mengajukan pertanyaan, mengungkapkan kembali/konfirmasi, hindari interupsi,
jangan berbicara terlalu banyak, membuat transisi yang baik antara menjadi
pendengar yang baik dengan pembicara yang baik, empatik.
Memahami pesan menjadi isi komunikasi akan menjadikan proses komunikasi
yang lancar dan tujuan akhir dari komunikasi antar individu dapat tercapai, baik itu
dari pihak komunikan maupun dari pihak komunikator dan respon-respon yang
datang dari komunikan dapat menjadi standar keefektifan komunikasi karena semakin
baik respon yang diberikan komunikan terhadap pesan yang disampaikan
komunikator berarti semakin baik dan efektif pula proses komunikasi yang terjadi
antar individu tersebut.
Respon terdiri dari dua fase, yaitu respon yang diberikan saat komunikator
berbicara, biasanya merupakan back-channeling cues seperti kata “ya”, atau
anggukan kepala, dan lain-lain. Fase yang kedua yaitu respon ini lebih terperinci dan
ekspresif. Agar tahapan ini berlangsung baik, cobalah untuk :
a. Memberikan respon yang bervariasi.
b. Ekspresikan dan tekankan dukungan pada komunikator pada bagian akhir dari
respon.
c. Jujur dan terbuka, sekalipunmenyatakan ketidaksetujuan pada komunikator.
d. Komunikan menempatkan dirinya sebagai subjek dari respon, sehingga tidak
menyerang atau menilai komunikator sebagai pihak diluar komunikan.
2.2. Menjadi pendengar yang baik
Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Seseorang harus dapat
bersikap obyektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan
berkomunikasinya. Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi,
pengalaman dan keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di
antaranya:
4
5. 1. Lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi.
2. Hubungan kerja akan semakin baik.
3. Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi.
4. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainnya akan lebih jelas
diterima.
Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur.
Langkah terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa
mendengarkan seseorang berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya
dengan keterampilan berkomunikasi yang lain seperti: berbicara, menulis dan
membaca.
Berikut ini disampaikan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai panduan pada
saat kita mendengarkan seseorang berbicara.
1. Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara pada saat
bersamaan. Hal ini merupakan prinsip dasar dari mendengarkan efektif.
Seseorang cenderung untuk selalu menambahkan pendapatnya pada saat ia
berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menjadi persoalan jika lawan bicara
kita belum selesai berbicara. Ia bisa saja merasa terganggu. Dari pihak
pendengar jelas konsentrasi akan terpecah.
2. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara. Seorang
pendengar yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu
pesan.
3. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar. Pendengar yang baik selalu
mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara. Mencoba mendengarkan
keluhan karyawan sebagai contoh, tanpa terpengaruh oleh dering telepon,
orang yang berlalu lalang, dan sebagainya. Oleh karena itu dianjurkan untuk
pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu diperhatikan.
5
6. 4. Mencoba untuk mengendalikan emosi. Pendengar yang baik selalu mencoba
untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat menerima pembicaraan
dengan jernih. Selalu mencoba untuk memahami pembicara tanpa membuat
penilaian pribadi atas pembicara.
5. Membuat catatan jelas dan singkat. Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi
konsentrasi kita pada saat mendengarkan. Harap diingat kita tidak dapat
mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah satu di
antaranya.
6. Mencoba untuk bersikap empati. Mencoba untuk menghargai posisi
pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar apa yang hanya mau kita
dengar saja.
7. Memperhatikan komunikasi nonverbal. Tataplah lawan bicara, dan perhatikan
bahasa tubuh mereka. Seringkali terjadi pemahaman akan suatu informasi
lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan gerak tubuh
lawan bicara. Dan sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa
tubuh yang kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala
dan sebagainya.
8. Mendengarkan dengan selektif. Seringkali dalam suatu pembicaraan,
pembicara memberikan informasi-informasi yang penting. Kadang informasi
tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan dapat
memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.
9. Bertanya pada tempatnya. Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin
disampaikan sampai pembicara selesai. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas
maksud pembicara.
10. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan. Dengan
mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami
permasalahan dengan kata kita sendiri.
11. Memberikan umpan balik. Memberikan umpan balik kepada pembicara
sehingga ia mengetahui sejauh mana kita sudah memahami pembicaraan.
6
7. Dengan memperhatikan hal-hal di atas diharapkan kita dapat menjadi pendengar
yang baik dan memperlancar proses komunikasi yang sedang berlangsung.
2.3. Menjadi pendengar yang kritis
Karakter mendengarkan secara efektif adalah memberikan tanggapan tanpa sikap
kritis dan acuh. Makna dari pernyataan ini adalah mendengarkan yang efektif berarti
kita dengan pikiran terbuka mencoba untuk mengerti dan mengkritisi informasi yang
diperoleh. Mendengarkan dengan pikiran terbuka akan menolong kita untuk
memahami pesan yang diterima dengan baik. Sedangkan mendengarkan dengan
pikiran kritis akan membantu kita untuk menganalisis pemahaman dan mengevaluasi
pesan yang mencurigakan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan mendengarkan secara
acuh dan kritis maka pusatkanlah aktivitas anda sesuai dengan petunjuk berikut :
a. Biarkan tetap terbuka dan hindari kecurigaan awal, tundalah pendapat sampai
memahami semua maksud dan isi dari pesan yang disampaikan.
b. Hindari membuang pesan yang dirasa sulit dan hindari pula kecenderungan
menghilangkan informasi yang lebih rinci serta menyederhanakan pesan yang
kompleks sehingga lebih mudah untuk diingat.
c. Hindari menghilangkan pesan yang tidak diinginkan, maksudnya bahwa
apapun pesan yang disampaikan harus didengarkan secara serius atau
seksama.
d. Akuilah bahwa sering membuat kesimpulan dengan mendengarkan secara
berat sebelah.
e. Pertimbangkan isi yang disampaikan dan jangan menilai komunikator yang
menyampaikan.
f. Hindari mendengarkan tanpa kekritisan ketika melakukan evaluasi dan
analisis.
7
8. 2.4. Penyebab kegagalan mendengar
Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai
macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan
membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia atau mengalami kegagalan
karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya
penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan
seorang penyampai pesan dalam:
Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya. Seorang pedagang
makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti
pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilahistilah tekniknya.
Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya. Sekelompok
remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai
permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan
seorang ibu rumah tangga. Mengerti kelas sosial para pendengarnya.
Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para
pendengarnya.
Selain hambatan dari sisi konselornya, secara umum hambatan yang sering terjadi
dalam proses KAP adalah :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan
yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih
dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima
tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
8
9. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan
media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan
sandi oleh si penerima.
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan
yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
Contoh : bunyi pengeras suara yang gaung, gambar televisj yang tidak
jelas, salah cetak pada surat kabar atau majalah.
3. Hambatan Semantik
Kata-kata
yang
dipergunakan
dalam
komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara
pemberi pesan dan penerima.
Contoh : seorang waiter kesulitan menangkap maksud pembicaraan tamu
restaurant karena bahasa yang tidak mengerti.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan
psikologis
dan
sosial
kadang-kadang
mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan.
9
10. Contoh : Jika komunikan sedang sedih, marah atau berprasangka buruk
pada komunikator maka akan terjadi miss communicant, salah sasaran
komunikasi.
5. Hambatan Antropologis
Hambatan Antropologis adalah hambatan yang disebabkan oleh
perbedaan pada diri manusia.
Contoh : Berupa perbedan budaya, adapt, norma yang berlaku.
6. Hambatan Ekologis
Hambatan
Ekologis
adalah
hambatan
yang
disebabkan
oleh
lingkungan sekitar proses komunikasi tersebut.
10
11. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan kegiatan atau aktivitas komunikasi antar pribadi
keterampilan mendengarkan juga sangat penting dibutuhkan untuk mengoptimalkan
penerimaan pesan dari komunikator dengan baik tanpa kesalahan yang dapat
menyebabkab terjadinya salah informasi atau kesalahpahaman. Untuk lebih
meningkatkan kegiatan komunikasi antar pribadi upaya-upaya juga perlu dilakukan
agar prosesi mendengarkan lebih efektif.
Mendengar sungguh-sungguh berarti menerima dan mencerna berita ketika
kata-kata itu diucapkan dengan adanya perasaan ingin mengerti, memahami apa yang
sesungguhnya dimaksud orang lain.
3.2. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat, mungkin ada tambahan-tambahan
untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Saran dari semuanya akan
kami kumpulkan untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan makalah
selanjutnya.
11
12. DAFTAR PUSTAKA
Ayouk. 2011. http://ayouk91.blogspot.com. Pentingnya Interpersonal Skill
dalam Komunikasi. sabtu, 21 Mei 2011. 21:51 .
IKKI. 2010. http://komunikan.wordpress.com. 10 Kiat Menjadi Pendengar
yang Baik.01 November 2010.
Animenekoi.
2011.
http://animenekoi.blogspot.com.
Meningkatkan
Komunikasi Antar Pribadi Melalui Keterampilan Mendengarkan. Senin, 06 Juni 2011
12